repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2175/4/skripsi rieski dwi... · web...
TRANSCRIPT
PENGARUH PEMBERIAN TERAPI MINUMAN CURCUMA LONGA (KUNYIT) TERHADAP PENURUNAN NYERI HAID PADA REMAJA
PUTRI
(Di MA Mambaul Ulum Corogo Jogoroto Jombang)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Insan Cendekia Medika Jombang
RIESKI DWI MAHARANI 153210076
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKAJOMBANG
2019
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
MOTTO
“Hidup ini seperti sepeda, agar tetap seimbang kau harus terus bergerak “
viii
PERSEMBAHAN
Alhamdulilah ... Alhamdulilah... Alhamdulilah Sujud syukurku kupersembahkan kepada Allah SWT yang Maha Agung, Maha Tinggi , Maha Adil dan Maha Penyayang , atas Takdirmu skripsi ini dapat terselesaikan dan kau jadikan aku senantiasa sebagai manusia yang berfikir, berilmu, beriman, dan besabar dalam menjalani kehidupan ini. Semoga keberhasilan ini adalah salah satu langkah awal bagiku untuk meraih cita-cita besarku. Dan penuh keikhlasan dan serta kerendahan hatiku kupersembahkan skripsi ini untuk berterima kasih kepada :
1. Mama tercinta, yang tiada pernah hentinya selama ini memberiku
semangat, doa, dukungan, nasehat dan kasih sayang serta pengorbanan dan
kerja keras yang tidak akan tergantikan,hingga aku selalu kuat menjalani
rintangan yang ada didepanku. Terima bukti kecil sebagai kado
keseriusanku dalam 4 tahun menempuh ilmu di Kota orang untuk
membalas semua pengorbanan mama selama ini. Yang selalu mengorban
kehidupanmu untuk kehidupanku dan selalu berjuang separuh nyawa
untuk memberikan yang terbaik untukku.
2. Untuk kakak ku Arieska Pradana Surya yang selalu memberi
nasehat,masukan, dan dukungan, semangat dalam pengerjaan skripsi ini.
3. Dosen-dosen S1 Keperawatan Stikes ICMe Jombang yang telah
memberikan ilmunya selama 4 tahun saya menempuh ilmu. Khususnya
kepada Dr.H.M.Zainul Arifin, Drs.,M.Kes dan Ibu Nining Mustika
Ningrum, SST.,M.Kes yang telah sabar membimbing skripsi ini dan
memberikan ilmunya mulai dari awal hingga akhir.
4. Kepada kepala sekolah, gru, serta siswi MA Mambaul Ulum Corogo
Jogoroto Jombang yang telah berkenan dan Membantu saya dalam proses
penelitian serta dukungan, motifasi, dan semangat untuk mengerjakan
ix
tugas akhir ini semoga kebaikan bapak,ibu,adik-adik menjadi tambahan
amal kebaikan di hadapan Allah, amin yarobal a’lamin.
5. Kepada keluarga kakek, tante, om , adek dan semuanya terima kasih atas
doa-doa nya , semangat dan dukungan hingga aku dapat menyelesaikan
tugas akhirku.
6. Untuk sahabat – sahabatku tercinta , kak Anita (Ndolo), kak Ica, dan kak
Bella dan Geng Srondeng, terima kasih motifasinya,kritiknya, doanya ,
semangatnya dan terima kasih menjadi sahabt sekaligus saudara terbaik
selama kita pisah dari keluarga masing – masing. Empat tahun kita lalui
bersama suka duka. Setelah ini kita akan meraih mimpi yang pernah kita
rangkai masin-masing dan semoga apa yang kita inginkan dan cita-citakan
akan terwujud. Kalian memang terbaik .
7. Teman-teman seperjuanganku khususnya Kelas B, terimakasih untuk
kekompakannya kerjasamanya selama 4 tahun kita bersama.
x
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh pemberian terapi minuman curcuma longa (kunyit) terhadap penurunan nyeri haid pada remaja putri (di MA Mambaul Ulum Corogo Jogoroto Jombang)”.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah banyak mendapat bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhomat Bapak Imam Fatoni, SKM,MM selaku ketua STIKes ICMe Jombang, Ibu Inayatur Rosyidah, S.Kep.,Ns,.M.Kep selaku Kaprodi S1 Keperawatan, Dr.H.M.Zainul Arifin, Drs.,M.Kes selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan serta motivasi kepada penulis sehingga tercapainya penulisan proposal ini, Ibu Nining Mustika Ningrum, M.Kes selaku pembimbing II yang telah rela meluangkan waktu, tenaga, serta pikirannya demi terselesaikannya proposal ini, Kepala Sekolah MA Mambaul Ulum Corogo Jogoroto Jombang yang telah memberikan ijin penelitian, kedua orang tua yang selalu memberi dukungan baik moril maupun materiil selama menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang hingga terselesaikannya skripsi ini, dan teman-teman yang ikut serta memberikan kritik dan saran sehingga penelitian ini dapat selesai tepat waktu.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca, Amin.
Jombang, Maret 2019
Penulis
xi
ABSTRAK
PENGARUH PEMBERIAN TERAPI MINUMAN KUNYIT TERHADAP PENURUNAN NYERI HAID PADA REMAJA PUTRI
(Studi di MA Mambaul Ulum Corogo Jogoroto Jombang)
Oleh :RIESKI DWI MAHARANI
15.321.0076
Nyeri haid atau disminore merupakan salah satu keluhan yang sering dialami hampir seluruh wanita saat menstruasi, tidak memandang usia namun prosentase terbanyak wanita yang sering mengalami hal ini yaitu kelompok usia remaja yang awal baru saja mengalami menarche. Adapun gejala – gejala yang sering muncul saat nyeri haid atau disminore yaitu nyeri perut bagian bawah yang menjalar sampai ke pinggang yang dirasakan mulai 2-3 hari sebelum menstruasi, sedangkan saat menstruasi selama 1-2 hari dengan karakteristik nyeri yang seperti tertusuk – tusuk, ngilu ataupun mulas-mulas disekitar perut bagian bawah. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis adanya pengaruh pemberian terapi minuman curcuma longa (kunyit) terhadap penurunan nyeri haid pada remaja di MA Mambaul Ulum Corogo Jogoroto Jombang.
Desain penelitian Quasi eksperimen dengan one group pre test – post test desain jumlah populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas XI usia 14-15 tahun di MA Mambaul Ulum Corogo Jogoroto Jombang sejumlah 50 responden, sampel 20 responden, menggunakan purposive sampling. Variabel independent minuman curcuma longa (kunyit) dan variabel dependen penurunan nyeri haid pada remaja, pengumpulan data menggunakan lembar kuisoner. Uji statistiknya menggunakan uji statistic Wilcoxon.
Hasil penelitian tingkat intensitas nyeri haid sebelum diberikan minuman curcuma longa (kunyit) adalah sebagian besar nyeri sangat hebat sejumlah 12 responden (60%) . Tingkat intensitas sesudah diberikan terapi minuman curcuma longa (kunyit) adalah setengahnya lebih Nyeri sejumlah 10 responden (50%). Berdasarkan uji Wilcoxon menunjukkan bahwa nilai signifikansi p=0,000 < α (0,05) , sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.
Kesimpulan ada pengaruh pemberian terapi minuman curcuma longa (kunyit) terhadap penurunan nyeri haid pada remaja di MA Mambaul Ulum Corogo Jogoroto Jombang .
Kata Kunci : Disminorea, Minuman Kunyit
xii
ABSTRACT
THE EFFECT OF GIVING YELLOW BEVERAGE THERAPY TOWARDS DECREASE OF LAYER PAIN IN ADOLESCENTS
(Study at MA Mambaul Ulum Corogo Jogoroto Jombang)
By:RIESKI DWI MAHARANI
15,321,0076
Menstrual pain or disminore is one of the complaints that is experienced by almost all women during menstruation, regardless of age, but the highest percentage of women who experience this is the early age group of teens who have just experienced menarche. As for the symptoms that often arise when menstrual pain or disminore, namely lower abdominal pain that radiates up to the waist which is felt starting 2-3 days before menstruation, while during menstruation for 1-2 days with characteristics of pain such as puncturing, stiffness or heartburn around the lower abdomen. The purpose of this study was to analyze the effect of therapeutic treatment of curcuma longa (turmeric) on reducing menstrual pain in adolescents in MA Mambaul Ulum Corogo Jogoroto Jombang Research design Quasi experiment with one group pre test - post test design population number in this study were all students of class XI aged 14-15 years in MA Mambaul Ulum Corogo Jogoroto Jombang with 50 respondents, a sample of 20 respondents, using purposive sampling. The independent variable curcuma longa (turmeric) drinks and the dependent variable decreases menstrual pain in adolescents, data collection using questionnaire sheets. Test the statistics using the Wilcoxon statistical test.
The results of the study the level of intensity of menstrual pain before being given curcuma longa (turmeric) drink was the most severe pain in a number of 12 respondents (60%). The level of intensity after being given curcuma longa (turmeric) therapy was half the pain more than 10 respondents (50%). Based on the Wilcoxon test shows that the significance value is p = 0,000 <α (0.05), so H0 is rejected and H1 is accepted.
Conclusion there is the effect of therapeutic treatment of curcuma longa (turmeric) drinks on decreasing menstrual pain in adolescents in MA Mambaul Ulum Corogo Jogoroto Jombang.
Keywords: Disminorea, Turmeric Drink
xiii
DAFTAR ISI
SAMPUL LUARSAMPUL DALAM........................................................................................ iLEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... iiLEMBAR PENGESAHAN............................................................................ iiiRIWAYAT HIDUP........................................................................................ ivMOTTO.......................................................................................................... vPERSEMBAHAN.......................................................................................... vi KATA PENGANTAR.................................................................................... viiiABSTRAK..................................................................................................... ixABSTRAC....................................................................................................... xDAFTAR ISI.................................................................................................. xiDAFTAR TABEL.......................................................................................... xivDAFTAR GAMBAR..................................................................................... xvDAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xviDAFTAR LAMBANG................................................................................... xviiDAFTAR SINGKATAN................................................................................ xviii
BAB 1 PENDAHULUAN1.1 Latar belakang.................................................................................... 11.2 Rumusan masalah............................................................................... 41.3 Tujuan penelitian................................................................................ 51.4 Manfaat penelitian.............................................................................. 5
BAB 2 TINJAUN PUSTAKA2.1 Konsep Remaja................................................................................... 62.2 Konsep Menstruasi............................................................................. 92.3 Konsep Disminorea............................................................................ 152.4 Konsep Nyeri ..................................................................................... 19 2.5 Profil Kunyit....................................................................................... 24
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN3.1 Kerangka konseptual.......................................................................... 273.2 Hipotesis penelitian............................................................................ 28
BAB 4 METODE PENELITIAN4.1 Jenis penelitian atau Rancangan penelitian........................................ 294.2 Waktu dan tempat penelitian.............................................................. 304.3 Populasi, sampel, dan sampling......................................................... 304.4 Kerangka kerja................................................................................... 324.5 Identifikasi variabel............................................................................ 334.6 Definisi operasional............................................................................ 334.7 Pengumpulan data dan analisa data.................................................... 344.8 Etika penelitian................................................................................... 384.9 Keterbatasan Penelitian...................................................................... 43
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
xiv
5.1 Hasil Penelitian .................................................................................. 44 5.2 Pembasan............................................................................................ 47
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan......................................................................................... 52 6.2 Saran................................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 54 LAMPIRAN ................................................................................................. 55
xv
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman4.1 Definisi Operasional Pengaruh Pemberian Terapi
Minuman Kunyit Terhadap Penurunan Nyeri Haid Pada remaja di MA Mambaul Ulum Corogo Jogoroto Jogoroto jombang........................................ 37
5.1 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan umur di MA Mambaul Ulum Corogo Jogoroto Jombang....... 43
5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan rasa tidak nyaman saat nyeri haid di MA Mambaul Ulum Corogo Jogoroto Jombang ......................................... 44
5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat nyeri haid sebelum pemberian terapi minuman curcuma longa (kunyit) pada remaja MA Mambaul Ulum Coroho Jogoroto Jombang................................ 44
5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat intensitas nyeri haid sesudah pemberian terapi minuman curcuma longa (kunyit) pada remaja MA Mambaul Ulum Coroho Jogoroto Jombang............... 45
5.5 Tabulasi silang tingkat intensitas nyeri haid sebelum dan sesudah dilakukan pemberian terapi minuman curcuma longa (kunyit) pada remaja di MA Mambaul Ulum Corogo Jogoroto Jombang............... 46
xvi
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Gambar Halaman
2.1 Visual Analog Scale (VAS)............................................................22
2.2 Numeral Ranting Scale (NRS).......................................................23
2.3 Verbal Ranting Scale (VRS)...........................................................23
2.4 Faces Pain Scale – Revised (FPS-R).............................................23
2.5 Keragka Konseptual ......................................................................27
2.6 Desain one group post test Design................................................29
2.7 Kerangka kerja penelitian .............................................................32
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Jadwal Penelitian........................................................................ 56Lampiran 2 Permohonan Responden............................................................. 57Lampiran 3 Persetujuan Responden............................................................... 58Lampiran 4 Kuesioner.................................................................................... 59Lampiran 5 SOP............................................................................................. 60Lampiran 6 Surat pre survey studi pendahuluan dan ijin penelitian.................. 61Lampiran 7 Surat pernyataan pengecekan judul................................................ 62Lampiran 8 lembar Konsultasi ...................................................................... 63 Lampiran 9 Lembar Etik................................................................................ 67 Lampiran 10 Lembar Balasan Surat Penelitian ............................................. 68Lampiran 11 Lembar Plagscan ...................................................................... 69Lampiran 12 tabulasi Data............................................................................. 70
xviii
DAFTAR LAMBANG
1. H1 : Hipotesis alternatif
2. H0 : Hipotesis nul
3. % : Persentase
4. α : Alfa (Tingkat Signifikasi)
5. N : Jumlah populasi
6. n : Jumlah Sampel
7. S : Total Sampel
8. > : Lebih besar
9. < : Lebih kecil
10. , : Koma
11. : : Titik dua
12. ( : Kurung buka
13. ) : Kurung tutup
14. + : Tambah
15. - : Kurang
16. ° : Derajat
17. / : Atau
18. = : Sama dengan
xix
DAFTAR SINGKATAN
1. WHO : World Health Organization
2. RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar
3. STIKes : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
4. ICMe : Insan Cendekia Medika
5. COX-2 : Cyclooxgenase
6. PMS : Pre Menstrual Syndrome
7. LH : Leutenzing Hoemone
8. GnRH : Gonadotropin relasing hormon
9. FSH : Follicle Stimullating Harmone
xx
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa pubertas menjadi ke
dewasa atau salah satu proses tumbuh ke arah kematangan yang mencangkup
kematangan emosional, sosial, mental, dan fisik. Tanda dan ciri dari pubertas
seorang wanita adalah terjadinya mestruasi pertama (Menarche). Setiap dari
wanita memiliki pengalaman haid yang berbeda-beda, ada dari beberapa wanita
yang mengalami menstruasi tanpa ada keluhan, tetapi tidak sedikit dari wanita
yang mendapatkan menstruasi yang disertai dengan keluhan yang berupa nyeri
haid atau disminore (Janiwarti dan Pieter, 2013).
Nyeri haid atau disminore merupakan salah satu keluhan yang sering dialami
hampir seluruh wanita saat menstruasi, tidak memandang usia namun prosentase
terbanyak wanita yang sering mengalami hal ini yaitu kelompok usia remaja yang
awal baru saja mengalami menarche. Adapun gejala – gejala yang sering muncul
saat nyeri haid atau disminore yaitu nyeri perut bagian bawah yang menjalar
sampai ke pinggang yang dirasakan mulai 2-3 hari sebelum menstruasi,
sedangkan saat menstruasi selama 1-2 hari dengan karakteristik nyeri yang seperti
tertusuk – tusuk, ngilu ataupun mulas-mulas disekitar perut bagian bawah (Gant &
Cunningham, 2016).
Angka kejadian nyeri haid atau disminore di dunia sangat besar. Rata – rata
lebih dari 50% wanita disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian di
Amerika Serikat presentase kejadian disminore sekitar 60%, Swedia 72%, dan
sementara di Indonesia 55%. Penelitian di Amerikat Serikat menyebutkan bahwa
nyeri haid atau disminore dialami oleh 30-50 % wanita usia reproduktif dan 10-
1
2
15% diantaranya mengganggu kegiatan belajar disekolah dan aktifitas sehari-hari
(Menurut Paramita, 2010).
WHO menunjukkan lebih dari 80% wanita usia subur mengalami disminore
ketika menstruasi, 67,2 % nya terjadi pada kelompok umur 13-21 tahun (WHO,
2013). Sementara di Indonesia sendiri pun prevalensi nyeri disminorea atau
menstruasi berkisar 45-95 % dikalangan usia produktif (Properawati dan Misaroh,
2015). Insiden di Jawa Timur angka kejadian disminore sebesar 64,25% yang
terdiri dari 54,89% disminore primer dan 9,36% disminore sekunder, Kota
Jombang penderita disminore dengan prevelensi 9,37% (Nadliroh, 2013).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang diperoleh dari hasil wawancara MA
Mambaul Ulum Corogo Jogoroto didapatkan 15 siswa mempunyai riwayat
disminore dengan kategori nyeri ringan 45% , nyeri sedang 40%, 15% nyeri berat
dan sedikit dari remaja yang belum mengetahui manfaat kunyit untuk pereda rasa
nyeri saat haid. Responden biasa melakukan penanganan disminore dengan cara
istirahat di tempat tidur, ada juga yang tidak melakukan apa-apa dan
menggunakan minyak kayu putih dan sebagian dari pelajar di MA Mambaul
Ulum Corogo Jogoroto belum tahu bahwa minuman kunyit bisa meredakan nyeri
haid.
Penyebab disminorea adalah tidak adanya pembuahan saat menstruasi, ovum
setelah ovulasi hormon reproduksi wanita menurun sangat cepat yang dikarenakan
corpus luteum berinvolusi. Hal ini mengakibatkan endometrium untuk implantasi
hasil fertilisasi menjadi luruh. Semua kelenjar dan dapat mengakibatkan
menurunnya nutrisi pada vasospasme pembuluh darah di endometrium.
Vasospasme akan mengakibatkan reaksi inflamasi pada asam arakhidonat dan
3
kemudian akan melepaskan prostaglandin (PG). Terutama PGF-2 yang
menyebabkan vasokonstriksi dan hipertonus pada miometrium. Hipertonus akan
menyebabkan terjadinya disminorea primer (Guyton dan Hall 2007). Banyak
remaja yang mengalami gangguan nyeri pada saat menstruasi, dan salah satunya
yaitu nyeri haid (disminorea).
Penderita dismenorea membutuhkan perhatian cukup serius. Apabila
gangguan disminorea tidak ditangani, akan mengakibatkan kondisi yang sangat
memperhatikan seperti nyeri yang begitu hebat di perut bagian bawah yang dapat
menimbulkan atau menyebabkan kemandulan atau endometriosis, mengganggu
aktifitas sehari-hari, terutama bagi para pelajar yang mengganggu proses
belajarnya (Parwiroharjo & Wiknjastro, 2010). Tidak hanya aktifitas yang akan
terganggu terkadang penderita juga akan mengalami nyeri yang sangat kuat dan
hingga menjalar sampai ke kaki. Pusing, nyeri otot, payuradra bengkak keluhan
yang sering dialami oleh beberapa penderita dysmenorrhea. Secara psikologi
penderita dysmenorrhea sulit untuk tidur, mudah marah, konsentrasi terganggu,
mudah tersinggung, depresi hingga rendah diri dan lelah (Laila, 2011).
Penatalaksanaan karakteristis nyeri haid atau disminore adalah farmakologis
dan non farmalogis. Farmalogis menggunakan obat-obatan kimia anti nyeri atau
analgesik sedangkan secara non farmalogis ada berbagai macam seperti kompres
air hangat, istirahat dan mengkonsumsi minuman herbal atau jamu (Purwanto,
2013). Untuk mengatasi nyeri haid (disminore) dapat dilakukan dengan pemberian
obat analgesik dan anti inflamasi dan terapi minuman herbal yang telah dipercaya
khasiatnya yang berasal dari bahan – bahan tanaman. Beberapa tanaman
4
dipercayai dapat mengurangi rasa nyeri yaitu kunyit, asam jawa, cengkeh dan jahe
(Anuraga, 2011).
Produk herbal untuk saat ini memang sedang menjadi salah satu alternatif
terutama bagi remaja putri yang ingin mengurangi rasa nyeri tanpa mendapatkan
efek samping (Viva medika, 2018). Salah satu dari produk herbal yang familiar
untuk mengurangi rasa nyeri haid adalah minuman kunyit. Masyarakat Indonesia
percaya bahwa memiliki kebiasaan minum kunyit untuk mengurangi rasa nyeri
haid atau disminore saat menstruasi. Masyarakat belum mengetahui kandungan
dari kunyit itu sendiri.
Kunyit memiliki beberapa kandungan yaitu curcumin dan minyak atsiri yang
mempunyai efek yang sama dengan obat – obatan golongan analgesik yamg dapat
menurunkan nyeri haid atau disminore (McPhee & Ganong, 2013). Curcumine
akan bekerja dalam menghambat reaksi cyclooxygenase (COX-2) sehingga dapat
menghambat atau mengurangi terjadinya inflamasi sehingga dapat mengurangi
kontraksi uterus. Curcumenol sebagai analgetik yang akan menghambat pelepasan
prostaglandin yeng berlebihan melalui jaringan epitel uterus yang akan
menghambat kontraksi uterus sehingga dapat mengurangi kejadian nyeri haid
atau disminore (Viva Medika, 2018).
Dari permasalahan diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “pengaruh pemberian terapi minuman kunyit terhadap
penurunan nyeri haid pada remaja”.
1.2 Rumusan Masalah
Adakah pengaruh pemberian terapi minuman kunyit terhadap penurunan nyeri
haid pada remaja di MA Mambaul Ulum Corogo Jogoroto Jombang?
5
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis adanya pengaruh
pemberian terapi minuman curcuma longa terhadap penurunan nyeri haid
(dismenorea) pada remaja di MA Mambaul Ulum Corogo Jogoroto
Jombang .
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi gambaran tingkat nyeri haid sebelum diberikan
minuman kunyit pada remaja di MA Mambaul Ulum Corogo Jogoroto
Jombang.
2. Mengidentifikasi gambaran tingkat nyeri haid setelah diberikan
minuman kunyit pada remaja MA mambaul Ulum Corogo Jogoroto
Jombang.
3. Menganalisis Pengaruh pemberian terapi minuman kunyit terhadap
penurunan nyeri haid pada remaja di MA Mambaul Ulum Corogo
Jogoroto Jombang.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya yang
berkaitan dengan penanganan nyeri haid menggunakan minuman herbal.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Memberikan tambahan pengetahuan tentang manfaat kunyit dibidang
kesehatan dalam mengurangi nyeri haid.
2. Memberikan pengetahuan dan solusi bagi masyarakat yang mengalami
nyeri haid dalam mengurangi dan mencegah nyeri saat menstruasi.
BAB 2TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Remaja
2.1.1 Pengertian
Remaja atau yang dikenal dengan istilah adolescence yaitu
masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa pada rentang usia
12- 22 tahun yang diikuti dengan proses pematangan fisik dan
psikologis (Sri Rumini, 2004).
Menurut WHO, remaja merupakan suatu masa di mana
individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda
seksual sekundernya sampai ia mencapai kematangan seksual.
2.1.2 Tahap – tahap remaja
Terdapat 3 tahap perkembangan remaja menurut Sarwono
(2006), yaitu:
a) Remaja Awal (Early Adolescence)
Saat berumur 10 - 12 tahun, remaja mulai mengalami
beberapa perubahan fisik dan masih merasa heran dengan
perubahan yang terjadi pada dirinya. Pada tahap ini, mereka
mulai tertarik pada hal baru dan juga lawan jenis.
b) Remaja Madya (Middle Adolescence)
Pada usia 13 – 15 tahun, remaja mulai bisa beradaptasi
dengan perubahan yang terjadi pada dirinya. Dalam masa ini,
mereka mulai memilih teman bermain yang kecenderungan
memiliki sifat yang hampir sama dengan dirinya.
6
c) Remaja Akhir (Late Adolescence)
Remaja akhir (16 – 19 tahun) adalah proses masa transisi
menuju dewasa. Pada tahap ini, remaja mulai merasakan ingin
mempunyai kebebasan dan hak untuk mengambil keputusannya
sendiri
2.1.3 Ciri – ciri Remaja
1. Pertumbuhan Fisik
Pada masa remaja pertumbuhan fisik mengalami perubahan
dengan cepat, lebih cepat dibandingkan dengan masa anak –
anak dan masa dewasa.
2. Perkembangan Seksual
Seksual mengalami perkembangan yang kadang – kadang
menimbulkan masalah dan menjadi penyebab timbulnya
perkelahian, bunuh diri dan lain sebagainya.
3. Cara Berfikir
Cara berpikir causatif adalah menyangkut hubungan sebab
dan akibat. Contohnya, remaja duduk didepan pintu, lalu orang
tua melarangnya sambil berkata “pantang“. Jika yang dilarang
itu anak kecil, maka ia akan langsung menuruti perintah orang
tuanya. Namum, jika remaja yang dilarang melakukan hal
tersebut, maka ia akan mempertanyakan mengapa ia tidak
boleh duduk didepan pintu.
4. Emosi yang Meluap – Luap
Keadaan emosi remaja pada masa itu masih labil karena
erat hubungannya dengan keadaan hormon. Suatu saat ia bisa
sedih sekali, dilain waktu ia bisa marah sekali.
5. Mulai Tertarik pada Lawan Jenis
Dalam kehidupan sosial remaja, mereka lebih tertarik pada
lawan jenisnya dan mulai berpacaran.
6. Menarik Perhatian Lingkungan
Remaja akan mulai mencari perhatian lingkungannya,
berusaha mendapatkan status dan peran seperti melalui
kegiatan remaja di kampung – kampung.
7. Terikat dengan Kelompok
Remaja dalam kehidupan sosialnya tertarik pada kelompok
sebayanya sehingga tidak jarang orang tua berada dinomor
dua, sedangkan kelompoknya menjadi nomor satu. (Zulkifli L.
2003 : 65– 67).
2.1.4 Tugas Perkembangan Remaja
1. Memperoleh sejumlah norma – norma dan nilai – nilai.
2. Belajar memiliki peran sosial sesuai dengan jenis kelamin
masing – masing.
3. Menerima kenyataan jasmaniah serta dapat menggunakannya
secara efektif dan merasa puas terhadap keadaan tersebut.
4. Mencapai kebebasan dari kebergantungan terhadap orang tua
dan orang dewasa lainnya.
5. Mencapai kebebasan ekonomi.
6. Mempersiapkan diri untuk menentukan suatu pekerjaan yang
sesuai dengan bakat dan kesanggupannya.
7. Memperoleh informasi tentang perkawinan dan
mempersiapkannya.
8. Mengembangkan kecakapan intelektual dan konsep – konsep
tentang kehidupan bermasyarakat. dan ;
9. Memiliki konsep – konsep tentang tingkah laku sosial yang
perlu untuk kehidupan bermasyarakat. (Sofyan S. Willis. 2005:
8 – 15).
2.2 Menstruasi
2.2.1 Pengertian
Menstruasi adalah perdarahan secara periodic dan siklik
dari rahim, diikuti dengan pelepasan endometrium (Sarwono,
2007)
Sindrom sebelum haid atau Pre Menstrual Syndrome (PMS)
sering berhubungan dengan naik turunnya kadar esterogen dan
progesteron yang terjadi selama siklus haid. Esterogen berfungsi
untuk menahan cairan yang dapat menyebabkan bertambahnya
berat badan, pembengkakan jaringan, nyeri payudara, hingga perut
kembung. Penyebab terjadinya sindrom ini belum pasti namun
sering dikaitkan dengan unsur budaya, sosial, biologis, dan
masalah psikis emosional. PMS terjadi pada wanita usia subur
dengan jenis dan gejala yang berbeda-beda tergantung pada kondisi
kesehatan masing-masing (Anurogo dan Wulandari, 2011).
2.2.2 Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi yang terjadi dinilai dari tiga hal pertama
yairu siklus menstruasi yang berkisar antara 28 hari, kedua lama
menstruasi yaitu 3-6 hari, ketiga yaitu jumlah darah yang keluar
selama siklus menstruasi 20-80 ml. Proses ini diawali dengan
terangsangnya hipotlamus yang akan diteruskan ke hipofisis
anterio, sehingga dapat muncul hormon gonadotropik/ GnRH
(gonadotropin relasing hormon) yang akan merangsang FSH
(Follicle Stimullating Hormone) dan kemudian akan diteruskan
oleh folikel primordial (folikel primer yang merangsang hormon
estogen sehingga akan ditandai denganmunculnya swks sekunder).
Ketika hormon estrogen meningkat, akan menekan FSH dan
merangsang hormon GnRH dan mengeluarkan LH (Leutenzing
Hoemone) kemudian akan merangsang folikel de graff guna
melepas sel telur. Telur yang dilepas kemudian ditangkap oleh
rumbai tuba fallopi dan setelah itu, telur dibungkus oleh korona
radiata dan dan mendapatkan nutrisi selama 48jam. Kemudian telur
akan berubah menjadi rubrum (merah) yang disebabkan karena
pendarahan. Folikel yang pecah kemudian akan menutup kembali
dan membentuk korpus luetum (kuning). Korpus letum akan
mengeluarkan hormon progreston.
Hormon ini yang mempersiapkan uretus agar siap ditempati
oleh embrio. Jika sperma telah memfertilisasi sel telur (proses
pembuahan) , maka teluryang dibuahi akan melewati tuba fallopi
kemudian turun ke uretusuntuk melakukan proses implantasi. Pada
tahap ini seorang perempuan sudah dianggap hamil. Tetapi jika
pembuahan tidak terjadi, sel telur akan melewati uretus, mengering
dan meninggalkan tubuh sekitar 2 minggu kemudian melalui
vagina. Oleh karena dinding uretus tidak dibutuhkan untuk
menompang kehamilan maka lapisan akan rusak dan luruh. Darah
dan jaringa dari dinding uretus (endometrium) bergabung untuk
membentuk menstruasi yang umumnya berlangsung selama 3-7
hari (Perry, 2010).
2.2.3 Fase siklus Menstruasi
1. Fase Menstruasi
Merupakan fase pertama yaitu luruhnya sel ovum matang
yang tidak dibuahi bersamaan dendan dinding endometrium
yang robek. Dapat diakibatkan juga oleh berhentinya sekresi
hormone estrogen dan progresteron sehingga produksi hormon
hormone estrogen dan progresteron menurun.
2. Fase Ploriferasi
Ditandai dengan menurunnya hormone progresteron
sehingga memacu kelenjar hipofisis untuk mensekresikan FSH
dan merangsang follikel dalam ovarium, serta dapat membuat
hormone esterogen diproduksi kembali. Sel follikel
berkembang menjadi follikel de graaf yang masak dan
menghasilkan hormone estrogen yang merangsang keluarnya
LH dari hipofisis.
3. Fase Luteal/sekresi
Ditandai dengan sekresi LH yang memacu matangnya sel
ovum pada hari ke 14 sesudah menstruasi pertama. Sel ovum
yang matang akan meninggalkan follikel dan follikel akan
mengkerut dan berubah menjadi corpus leutum. Dimana corpus
luetum berfungsi menghasilkan hormone progresteron yang
berfungsi untuk mempertebal dinding endometrium yang kaya
akan pembuluh darah.
4. Fase Iskemik
Ditandai dengan corpus luetum yang mengecil dan rigit dan
berubah menjadi yang berfungsi untuk menghambat sekresi
hormone estrogen dan progesteron sehingga hipofisis aktif
mensekresi FSH dan LH. Dengan berhentinya sekresi
progesteron maka penebalan dinding endometrium akan
berhenti sehingga menyebabkan endometrium mengering dan
robek. Sehingga terjadilah fase pendarahan.
2.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Menstruasi
1. Stres
Stres menyebabkan perubahan sistemik dalam tubuh,
khusunya sistem persyarafan dalam hipotalamus melalui
perubahan hormon reproduksi.
2. Keseimbangan Hormon
Dimana kerja hormon ovarium ( esterogen dan progesteron)
bila tidak seimbang akan mempengaruhi siklus menstruasi.
3. Penyakit kronis
Penyakit kronis seperti Diabetes. Gula darah yang tidak
stabil berkaitan erat dengan perubahan hormonal, sehingga bila
gula darah tidak terkontrol akan mempengaruhi siklus
menstruasi dengan terpengaruhnya hormon reproduksi.
2.2.5 Gangguan Siklus Menstruasi
Gangguan siklus menstruasi disebabkan oleh
ketidakseimbangan FSH dan LH sehingga kadar estrogen dan
progesteron tidak normal. Biasanya gangguan siklus menstruasi
yang terjadi adalah siklus menstruasi yang tidak teratur atau
jarang dan perdarahan yang lama atau abnormal, termasuk efek
samping yang di timbulkannya seperti nyeri perut, pusing, mual
atau muntah.
Gangguan siklus menstruasi yang berhubungan dengan
siklus menstruasi digolongkan menjadi 3 macam yaitu :
1) Polymenorrhea
Pada Polymenorrhea siklus menstruasi lebih pendek dari
biasanya (kurang dari 21 hari).
2) Oligomenorrhea
Siklus menstruasi lebih dari 35 hari. Perdarahan pada
oligomenorrhea biasanya berkurang.
3) Amenorrhea
Amenorrhea adalah tidak terjadinya menstruasi palin
sedikit selama tiga bulan berturut-turut.
Gangguan siklus menstruasi berdasarkan lama perdarahan
menstruasinya dapat digolongkan menjadi 2 yaitu:
1) Hypomenorrhea
Hypomenorrhea adalah perdarahan yang keluar kurang dari
volume normal dan lamanya kurang dari 3 hari.
2) Hypermenorrhea (Menorrhagia)
Hypermenorrhea adalah perdarahan yang melebihi
volume normal dan atau lebih dari 8 hari.
Gangguan lain pada saat menstruasi yaitu :
1) Dysmenorrhea
Dysmenorrhea nyeri yang dirasakan pada saat menstruasi
yang biasanya mengganggu kegiatan sehari-hari.
2) Premenstrual tension
Keluhan-keluhan seperti : irritabilitas, gelisah, insomnia,
sakit kepala, mual, perut kembung dan lain-lain yang biasa
terjadi beberapa hari menjelang menstruasi.
3) Mastalgia
Mastalgia adalah nyeri pada payudara (payudara terasa
keras) sebelum masa menstruasi.
2.3 Konsep Disminorea
2.3.1 Pengertian Disminorea
Dysmenorrhea sendiri berasal dari bahasa Yunani
adalah dys yang berarti sulit, nyeri, abnormal, meno yaitu
bulan, dan rrhea yang berarti aliran. Secara singkat
dysmenorrhea dapat diartikan sebagai aliran menstruasi
yang sulit atau menstruasi yang mengalami nyeri (Anurogo,
2011). Nyeri haid dapat disebut juga dengan dismenore
(Sari, 2012). Disminore atau dysmenorrhea dalam bahasa
Indonesia berarti nyeri pada saat menstruasi (Icemi &
Wahyu, 2013).
Disminorea yaitu nyeri pada saat haid, biasanya dengan
rasa nyeri kram yang terpusat pada abdomen bagian bawah.
Keluhan nyeri haid dapat bervariasi mulai dari yang ringan
sampai yang berat (Sarwono, 2011). Nyeri yang timbul
tidak lama sebelum atau bersama – sama dengan datangnya
haid yang berlangsung untuk beberapa waktu.
2.3.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Disminorea
Menurut Wiknjosastro (2005) dalam Dianika (2011)
faktor penyebab disminorea adalah :
a. Faktor Psikis
Pada perempuan yang emosional, apabila tidak
mendapatkan pengetahuan yang lebih jelas tentang
disminore akan mudah terjadi disminorea.
b. Faktor Konstitusional
Faktor konstitusional merupakan faktor yang
memiliki hubungan eratdengan faktor psikis.
Faktor – faktor tersebut anemia, penyakit yang
menahun dan dapat mempengaruhi timbulnya
disminorea.
c. Faktor obstruksi kanalis servikalis
Stenosus kanalis servikalis merupakan salah satu
faktor yang paling tua yang menerangkan terjadinya
disminorea. Pada perempuan uterus hiperantefleksi
akan dapat terjadi stenosus kanalis servikalis, tetapi
hal tersebut tidak dianggap sebagai faktor yang
penting sebagai terjadinya disminorea.
d. Faktor endokrin
Umumnya ada yang beranggapan bahwa kejang
yang terjadi pada saat disminorea primer disebabkan
oleh kontraksi uterus yang berlebihan. Faktor ini
memiliki hubungan dengan tonus dan kontraktilitas
otot uterus.
2.3.3 Klasifikasi Disminorea
Karim (2013) menjelaskan bahwa disminorea dibedakan
menjadi dua yaitu :
a. Disminorea Primer
Merupakan nyeri yang sering banyak dialami oleh remaja
putri tanpa kelainan pada alat genital (Lestari, 2013). Wanita
yang berusia 15 tqhun sampai 25 tahun akan mengalami
disminorea primer dan akan menghilang setelah usia 30 tahun
(Yustianingsih, 2004).
b. Disminorea Sekunder
Disminorea yang terjadi karena adanya masalah penyakit
fisik yang diakibatkan polip uteri, endometritis, stenosis
serviks atau penyakit radang punggung (Bickley, 2009).
2.3.4 Tanda dan gejala Disminorea
a. Disminorea Primer
Tanda gejala umumnya seperti lelah, mual, pusing, nyeri
punggung bagian bawah, perasaan cemas dan gelisah,
hingga dapat juga sampai pingsan (Anugroho, 2011).
Ciri – ciri atau gejala disminore primer antara lain :
Nyeri pinggang, nyeri yang berupa kram dan tegang pada
perut bagian bawah, pegal pada mulut vagina, pegal pegal
pada bagian kaki atau paha dan ada beberapa wanita yang
disertai dengan rasa mual,nyeri kepala dan diare (Sari,
2012).
b. Disminorea Sekunder
Menurut Sari (2012) ciri-ciri atau gejala disminorea
sekunder seperti nyeri saat berhubungan seksual, nyeri
tekan pada panggul, darah keluar dalam jumlah banyak dan
nyeri perut bagian bawah.
2.3.5 Penatalaksanaan Dismenorea
Penanganan untuk mengatasi disminorea ada dengan dua
cara yaitu penanganan farmalogidan penanganan non farmalogi.
Penanganan farmalogi meliputi obat-obatan analgesik untuk
meredakan rasa nyeri. Sedangkan cara penanganan non farmalogi
bisa dilakukan dengan cara kompres air hangat, istirahat dan
mengkonsumsi minuman tradisional atau jamu herbal untuk
mengurangi rasa nyeri (Asmadi, 2008).
2.3.6 Tingkat disminorea
Setiap menstruasi akan menyebabkan rasa nyeri, terutama
saat awal menstruasi tetapi dengan kadar nyeri yang berbeda-
beda. Secara siklik disminorea dibagi menjadi tiga tingkat
keparahaan, meliputi :
1. Disminorea Ringan
Rasa nyeri yang berlangsung untuk beberapa saat dan
klien masih dapat melaksanakan aktifitas sehari – harinya.
2. Disminorea Sedang
Rasa nyeri ini bisa membuat klien memerlukan obat
penghilang rasa nyeri dan kondisi penderita masih bisa
beraktivitas. Disminorea Berat
Disminorea atau nyeri haid berat ini membuat klien
memerlukan istirahat beberapa hari dan dapat disertai mual,
muntah, nyeri kepala, sakit di perut bagian bawah bawah
bahkan bisa sampai pingsan ( Manuba, 2009).
2.4 Konsep Nyeri
2.4.1 Definis nyeri
Nyeri adalah sensasi tidak nyaman akibat dari kerusakan atau
gangguan jaringan yang potensial atau actual (Smeltzer, 2001).
2.4.2 Faktor- faktor yang mempengaruhi respon nyeri
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi respon nyeri pada
seseorang diantaranya :
a. Usia
Usia seorang wanita saat hamil sebaiknya tidak terlalu
muda dan tidak terlalu tua. Umur yang kurang dari 20 tahun atau
lebih dari 35 tahun, berisiko tinggi untuk melahirkan. Kesiapan
seorang perempuan untuk hamil harus siap fisik, emosi,
psikologi, sosial dan ekonomi (Ruswana, 2006)
b. Kebudayaan
Faktor budaya terdiri dari makna nyeri dan suku bangsa.
Makna nyeri adalah sesuatu yang diartikan seseorang sebagai
nyeri akan mempengaruhi pengalaman nyeri dan bagaimana
seseorang beradaptasi terhadap kondisi tersebut. Seseorang
merasakan sakit yang berbeda apabila terkait dengan ancaman,
kehilangan, hukuman, atau tantangan. Suku bangsa berkaitan
dengan budaya.
Budaya mempengaruhi ekspresi nyeri. Beberapa budaya
percaya bahwa menunjukkan rasa sakit adalah suatu hal yang
wajar. Sementara yang lain cenderung untuk lebih introvert
(Potter & Perry, 2010). Budaya juga mempengaruhi cara
pengobatan, seperti pemilihan pengobatan dan cara
mengekspresikan nyeri sehingga dibutuhkan pengkajian lebih
dalam terkait dengan budaya (Robbins, 2011).
c. Ansietas
Dalam beberapa hal, kecemasan dapat mempengaruhi
respon nyeri klien tergantung pada persepsi yang diyakini oleh
klien sendiri. Meningkatnya kecemasan pasien juga dapat
menyebabkan terjadinya penurunan kadar serotonin
(nueutrotransmitter yang menghambat nyeri pada susunan syaraf
pusat).
d. Faktor psikologis
Faktor psikologis dapat juga mempengaruhi tingkat nyeri.
Faktor tersebut terdiri dari kecemasan dan teknik koping.
Kecemasan dapat meningkatkan persepsi terhadap nyeri. Teknik
koping memengaruhi kemampuan untuk mengatasi nyeri.
Seseorang yang belum pernah mendapatkan teknik koping yang
baik tentu respon nyerinya buruk (Potter & Perry, 2010).
e. Faktor Sosial
Faktor sosial yang dapat mempengaruhi nyeri terdiri dari
perhatian, pengalaman sebelumnya, dukungan keluarga dan
sosial. Perhatian adalah tingkat dimana pasien memfokukan
perhatian terhadap nyeri yang dirasakan (Potter & Perry, 2010).
Frekuensi terjadinya nyeri di masa lampau tanpa adanya
penanganan yang adekuat akan membuat seseorang salah
menginterpretasikan nyeri sehingga menyebabkan ketakutan.
Pasien yang tidak memiliki pengalaman terhadap kondisi yang
menyakitkan (nyeri), persepsi pertama terhadap nyeri dapat
merusak kemampuan seseorang untuk mengatasi masalah. Sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Linton dan Shaw (2011)
bahwa dukungan dan perhatian dari keluarga dan orang terdekat
pasien sangat mempengaruhi presepsi nyeri pasien.
Smith et al. (2014) mengatakan bahwa pendidikan formal
mempengaruhi persepsi seseorang terhadap nyeri. Seseorang
dengan level pendidikan formal yang rendah mengalami kesulitan
dalam mengakses sumber belajar khususnya pengetahuan tentang
nyeri. Pendidikan kesehatan juga berpengaruh terhadap presepsi
nyeri pasien. Pendidikan kesehatan dapat membantu pasien untuk
beradaptasi dengan nyerinya dan menjadi patuh terhadap
pengobatan. Sehingga pendidikan kesehatan juga dapat
mengurangi dampak dari pengalaman nyeri yang buruk karena
pasien.
2.4.1. Pengukuran Nyeri
Tingkat nyeri setiap individu dapat diukur dengan
menggunakan skala nyeri (Potter & Perri, 2005 dalam Fauziah,
2015), skala nyeri tersebut adalah :
a. Visual Analog Scale (VAS)
Visual Analog Scale yaitu skala nyeri yang berupa garis
lurus yang menggambarkan tingkat nyeri dan terdapat deskripsi
verbal pada ujungnya. Penggunaannya adalah dengan cara klien
memilih salah satu angka untuk mewakili tingkat nyeri klien.
Gambar 2.2 Visual Analog Scale (VAS)
b. Numerical Rating Scale (NRS)
Numerical Rating Scale adalah skala ukur yang digunakan
dengan meminta klien memilih angka 0 – 10 sesuai nyeri yang
dirasakan. Angka 0 berarti “no pain” atau tidak nyeri dan 10
berarti “severe pain” atau nyeri hebat (Potter & Perri, 2005 dalam
Fauziah, 2015).
Gambar 2.3 Numeral Rating Scale (NRS)
c. Verbal Rating Scale (VRS)
Verbal Rating Scale adalah Alat ukur tingkat nyeri dengan
menggunakan kata sifat untuk mengungkapkan level nyeri yang
berbeda dimulai dari “no pain” (tidak nyeri) sampai “extreme
pain”(nyeri hebat) (Potter & Perri, 2005 dalam Fauziah, 2015).
Gambar 2.4 Verbal Rating Scale (VRS)
d. Faces Pain Scale – Revised
Faces Pain Scale – Revised adalah pengukuran skala nyeri
yang terdiri dari 6 gambar wajah kartun yang bertingkat dari wajah
yang tersenyum untuk “tidak ada nyeri” sampai wajah yang
nerlinang air mata untuk “nyeri sangat hebat”. (Potter & Perri,
2005 dalam Fauziah, 2015).
Gambar 2.5 Faces Pain Scale – Revised (FPS-R)
2.5 Kunyit
2.5.1. Profil Kunyit
Kunyit (Curcumae domesticae rhizoma) adalah suatu
tanaman yang sudah dikenal di berbagai belahan dunia. Nama lain
tanaman ini antara lain saffron (Inggris), kurkuma (Belanda), kunir
(Jawa), konyet (Sunda), dan lain-lain. Kunyit memiliki ciri warna
kuning yang bentuknya berbentuk umbi-umbian. Warna kulit
rimpang jingga kecoklatan atau agak kuning sampai kuning
kehitaman, sedangkan warna daging rimpang jingga kekuningan
dengan bau yang khas. Kunyit termasuk dalam kingdom plantae
(tumbuh-tumbuhan), divisi spermatophyta (tumbuhan berbiji), sub
divisi angiospermae (berbiji tertutup), kelas monocotyledonae (biji
berkeping satu), spesies curcuma domestica valet (Anurogo dan
Wulandari, 2011).
2.5.2. Kandungan kunyit
Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang
disebut kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin, desmetoksikumin
dan bisdesmetoksi kurkumin dan zat-zat manfaat lainnya.
Kandungan Zat kurkumin : R1 = R2 = OCH3 10 %,
Demetoksikurkumin : R1 = OCH3, R2 = H 1-5 %
Bisdemetoksikurkumin: R1 = R2 = H, sisanya minyak atsiri atau
volatil oil (Keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%, Zingiberen
25%, felandren, sabinen, borneol dan sineil), lemak 13%,
karbohidrat 3%, protein 30%, pati 8%, vitamin C 45-55%, Mineral
(Zat besi, fosfor, dan kalsium) (Sharma et al., 2005).
Kunyit mengandung protein (6,3%), lemak (5,1%), mineral
(3,5%), karbohidrat (69,4%), dan moisture (13,1%). Terdapat
minyak esensial (5,8%) yang diperoleh melalui distilasi uap dari
rhizome/rimpang tanaman kunyit yang mengandung phellandrene
(1%), sabinene (0.6%), cineol (1%), borneol (0.5%), zingiberene
(25%) dan sesquiterpenes (53%). Curcumin (diferuloylmethane)
(3–4%) membuat warna rhizoma kunyit menjadi kuning dan terdiri
dari curcumin I (94%), curcumin II (6%) dan curcumin III (0.3%).
Derivat dari curcumine, berupa demethoxy, bisdemethoxy, dan
curcumenol juga diperoleh melalui distilasi uap rhizomanya
(Sharma et al., 2005).
2.5.3. Manfaat kunyit
Di Indonesia, khususnya untuk daerah Jawa, kunyit banyak
digunakan untuk ramuan jamu tradisional karena kunyit berkhasiat
menyejukkan, membersihkan, mengeringkan, dan menyembuhkan
kesemutan. Manfaat utama dari tanaman kunyit, adalah sebagai
bahan obat tradisional, bahan baku industri jamu dan kosmetik,
bahan bumbu masak dan lain lain. Di samping itu rimpang
tanaman kunyit juga bermanfaat sebagai analgetika, antiinflamasi,
antioksidan, antimikroba, pencegah kanker, antitumor, dan
menurunkan kadar lemak darah dan kolesterol (Olivia et al, 2006).
Curcumin atau diferuloymethane, merupakan suatu pigmen
kuning dari kunyit, digunakan sebagai bumbu dan pewarna alami
makanan. Selain itu juga memiliki agen antiinflamasi dan
antioksidan.
Salah satu manfaat dari kunyit yang cukup terkenal adalah
baik untuk kesehatan wanita terutama pada saat menstruasi. Rasa
nyeri dan sakit serta pegal kerap kali juga melanda wanita yang
sedang menstruasi. Untuk membantu menyembuhkan rasa sakit
akibat menstruasi dan melancarkan menstruasi anda bisa
mengonsumsi jamu kunyit ketika sebelum, sedang dan setelah
menstruasi. Sudah banyak wanita yang mendapatkan manfaat dari
kunyit ini untuk meredakan rasa sakit akibat menstruasi dan
melancarkan menstruasi.
2.6 Hasil Penelitian Dahulu
Hasil survei World Health Organization (WHO) pada
tahun 2013 menunjukkan lebih dari 80 % wanita usia subur
mengalami dysmenorrhea ketika haid, dan 67,2 % nya terjadi pada
kelompok umur 13 – 21 tahun. Cara mengatasi nyeri haid dengan
mengkonsumsi bahan herbal seperti minuman kunyit . Minuman
kunyit asam mengandung curcumin, minyak atsiri, anthocyanin
dan tanin yang dapat menurunkan tingkat nyeri. Peneliti bertujuan
menganalisis pengaruh pemberian minuman kunyit terhadap
penurunan tingkat nyeri menstruasi (dysmenorrhea) primer pada
remaja putri di MTS. Nurul Hikmah Kota Surabaya Tahun 2018.
Desain penelitian yang digunakan adalah pra
eksperimental dengan pendekatan one group pre test post test.
Jumlah sampel sebanyak 26 reponden didapatkan dengan metode
purposive sampling. Analisis yang digunakan untuk mengetahui
adanya pengaruh pemberian minuman kunyit terhadap penurunan
tingkat nyeri menstruasi (dysmenorrhea) menggunakan Uji
Wilcoxon Sign Rank Test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat
nyeri menstruasi sebelum diberikan minuman kunyit asam yaitu
sebesar 3.50, sedangkan ratarata tingkat nyeri menstruasi sesudah
diberikan minuman kunyit asam yaitu sebesar 1.46. Hasil analisis
p-value 0.000 < 0,05 dapat disimpulkan H0 ditolak. Kesimpulan
dalam penelitian ini yaitu ada perbedaan sebelum dan sesudah
pemberian minuman kunyit asam terhadap penurunan tingkat nyeri
menstruasi (dysmenorrhea) pada remaja putri di MTS. Nurul
Hikmah kota Surabaya tahun 2018. Peneliti harapkan bagi remaja
putri untuk mengkonsumsi minuman kunyit asam pada saat
dysmenorrhea sebagai salah satu obat tradisional yang dapat
menurunkan nyeri menstruasi, disamping itu efek samping yang
mungkin terjadi sangat minimal.
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HEPOTESIS
3.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah model konseptual yang berkaitan dengan
bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis
beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah (Hidayat, 2014). Kerangka
konseptual pada penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut :
Keterangan :
: Variabel yang tidak diteliti
: Variabel yang diteliti
: mempengaruhi
Gambar 3.1 Kerangka konseptual penelitian pengaruh pemberian terapi minuman
kunyit terhadap penurunan nyeri haid pada remaja.
29
Pemberian Terapi Minuman Kunyit
Tidak Nyeri
(Skala 0)
Penurunan Nyeri Haid
Sedikit Nyeri
(Skala 1)
Sedikit lebih Nyeri ( Skala 2)
Penanganan Nyeri Haid :1. Farmakologi
Sangat Nyeri
(Skala 4)
Nyeri sangat hebat
(Skala 5 )
2. Non Farmalogi
Lebih Nyeri
(Skala 3)
Faktor Yang mempengaruhi Nyeri Haid :1. Faktor Psikis 2. Faktor konstitusional 3. Faktor obstruksi kanalis srvikalis 4. Faktor endokrin
3.2 Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara dari 2 kemungkinan jawaban yang
disimbolkan dengan H. Kemungkinan jawaban tersebut dipilih berdasarkan teori
dan penelitian terdahulu (Sujarweni, 2014). Adapun hipotesis dari penelitian ini
adalah
H0 : Tidak ada pengaruh pemberian terapi minuman Curcuma Longa (Kunyit)
terhadap penurunan nyeri haid pada remaja
H1 : Ada pengaruh pemberian terapi minuman Curcuma Longa (kunyit) terhadap
penurunan nyeri haid pada remaja.
BAB 4
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah suatu cara yang sangat penting dalam penelitian,
memungkinkan pengontrolan maksimal beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi akurasi suatu hasil. (Nursalam, 2016)
4.1 Rencana Penelitian atau Desain Penelitian
Rencana penelitian yang digunakan adalah Quasi eksperimen dan
menggunakan pendekatan one-group pre test - post test design, pra eksperimental
merupakan adalah suatu rencana penelitian yang menggunakan untuk mencari
hubungan sebab akibat adanya keterlibatan penelitian dalam melakukan
manipulasi terhadap variabel bebas. One-grop pre test - post test design adalah
suatu ungkapan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok
subjek. Kelompok subjek dilakukan observasi sebelum dilakukan intervensi,
kemudian dilakukan observasi lagi setelah di intervensi.
Penelitian ini, peneliti ingin menganalisis pengaruh pemberian minuman
kunir asam dan jahe merah terhadap penurunan nyeri haid pada remaja
RA X 01Gambar 4.1 : Desain one group Post test Design
Keterangan :
RA : Responden dengan pemberian minuman kunyit
X : perlakuan pemberian kunyit
01 : observasi setelah perlakuan
31
32
4.2 Waktu dan Tempat penelitian
4.2.1 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai dari perencanaan (penyusunan
proposal) sampai dengan penyusunan laporan akhir sejak bulan Mei
sampai dengan Juni 2019.
4.2.2 Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di MA Mambaul Ulum Corogo Jogoroto
Jombang.
4.3 Populasi, Sampel, dan Sampling
4.3.1 Populasi
Populasi merupakan subyek yang memenuhi kriteria yang telah
ditetapkan (Nursalam, 2016). Populasi dalam penelitian ini adalah siswi
remaja kelas X dan XI di MA Mambaul Ulum Corogo Jogoroto Jombang
yang mengalami nyeri pada saat haid berjumlah berjumlah 60 Siswi.
4.3.2 Sampel
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diteliti atau
sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (hidayat
2015). Penelitian ini sampelnya adalah sebagian Siswi remaja yang
biasanya mengalami nyeri haid di MA Mambaul Ulum Corogo Jogoroto
Jombang sejumlah 20 siswi.
Kriteria sampel meliputi kriteria inklusi dan eksklusi , dimana
kriteria tersebut menentukan dapat tidaknya sampel digunakan (Hidayat,
2010). Kriteria inklusi dan kreteria eksklusi dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Kriteria Inklusi
a. Siswi yang terbiasa mengalami nyeri haid (disminore).
b. Siswi yang mengalami nyeri haid (disminore) pada menstruasi
yang lalu.
c. Bersedia untuk tidak menggunakan baik terapi farmakologi
maupun non farmakologi (Metode hemeopati,akupuntur,
biofeedback, massase, olahraga khususnya senam disminore,
aromatherapi sebagai relaksasi, dan kompres air hangat) selama
penelitian berlangsung.
d. Siswi yang sudah mengetahui perkiraan siklus menstruasi ditinjau
dari tanggal menstruasi selama 3 bulan terakhir.
e. Siswi yang bersedia menjadi responden (bersedia mengkonsumsi
jamu kunyit sesuai ketentuan untuk kelompok perlakuan).
2. Kriteria Eksklusi
a. Terdiagnosis menderita penyakit ginekologis tertentu / disminore
sekunder.
b. Siswi yang tidak mengikuti prosedur penelitian secara lengkap
(mulai dari pretest, pemberian intervensi dan posttest).
4.3.3 Teknik Sampling
Sampling penelitian adalah suatu proses seleksi sampel yang
digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah
sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2014).
Teknik dalam penelitian ini adalah probability sampling dengan jenis
purposive sampling adalah dengan cara pengambilan sampel bertujuan
tertentu yang didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat
oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat – sifat populasi yang sudah
diketahui sebelumnya (Notoadmodjo,2010).
4.4 Kerangka Kerja Penelitian (Frame Work)
Kerangka kerja merupakan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam
penelitian yang berbentuk kerangka atau alur penelitian, mulai dari desain hingga
analisis (alimul, 2007).
Gambar 4.2 kerangka kerja penelitian pengaruh pemberian terapi minuman kunyit terhadap penurunan nyeri haid pada remaja di MA Mambaul Ulum Corogo Jogoroto Jombang.
Perumusan masalah
Desain PenelitianPra ekperimen dengan one-group pre test- post test desaign
PopulasiSeluruh remaja yang biasanya mengalami nyeri haid di MA Mambaul Ulum Corogo Jogoroto Jombang
yang berjumlah 60 orang
SampelSebagian remaja yang mengalami nyeri haid di MA Mambaul Ulum Corogo Jogoroto Jombang sejumlah 20 orang
SamplingPurposive sampling
Pengumpulan data :Dengan pengukuran nyeri haid reponden
Pengelolahan data dan analisa data :Editing , cording, scoring, tabulating,
Penyusunan Laporan Akhir
4.5 Identifikasi Variabel
Variabel adalah sesuatu ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-
anggota suatu kelompok yang berbeda yang memiliki oleh kelompok lain
(Notoadmodjo, 2010).
4.5.1 Variabel independen (variabel bebas)
Variabel indenpenden adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel (terikat) (Sugiyono,
2010). Variabel independen pada penelitian ini adalah minuman kunyit.
4.5.2 Variabel dependen (variabel terikat)
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat
karena variabel bebas (independen) (Sugioyono, 2010). Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah penurunan nyeri haid pada remaja.
4.6 Definisi Operasional
Definisi oprasional adalah uraian tentang batasan variabel yang
dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan
(Notoatmodjo, 2010).
37
Tabel 4.1 Definisi oprasional pengaruh pemberian minum kunyit terhadap penurunan nyeri haid pada remaja MA Mambaul Ulum Corogo Jogoroto Jombang.
Variabel Definisi Oprasional
Indikator Alat ukur
Skala Kriteria
Variabel independen :Minuman kunyit
Minuman Kunyit asam yang terbuat dari kunyit mengandung kandungan aktif yang berfungsi sebagai analgesik (meredakan nyeri).
Kandungan zat yang terkandung dalam kunyit
Variabel dependen :Penurunan nyeri haid pada remaja
Penurunan skala nyeri , nyeri yang dirasakan didaerah perut dan pinggang.
Dilakukan pengukuran intensitas nyeri
Ordinal Skala Faces Pain Scale – Revised dengan kreteria
1. Skala 0 tidak nyeri
2. Skala 1 sedikit nyeri
3. Skala 2 sedikit lebih nyeri
4. Skala 3 lebih nyeri
5. Skala 4 sangat nyeri.
6. Skala 5 nyeri sangat hebat .(Potter & Perri,2005).
4.7 Pengumpulan dan Analisa Data
4.7.1 Instrumen pengumpulan data
Instrumen pengumpulan data merupakan alat bantu bagi
peneliti dalam mengumpulkan data (Arikunto, 2007). Instrumen
minuman kunyit terdiri dari potongan kunyit , air 100 ml, blender, dan
gelas, sedangkan instrumen nyeri haid meliputi adalah lembar observasi
berupa Face Pain Scale Revised (FPS-R). Face Pain Scale Revised
(FPS-R) menggunakan gambar wajah yang tersenyum untuk angka 0
38
yang menunjukkan tidak terasa nyeri sampai wajah berlinangair mata
untuk angka 5 yang menunjukkan nyeri hebat (Pauzizah, 2015).
Untuk mengisi pengukuran Faced Pain Scale-Revised (FPS-R)
responden diminta untuk memberikan tanda pada salah satu wajah yang
dianggap menggambarkan tingkat nyeri yang sedang dirasakan.
4.7.2 Prosedur Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti melakukan pengumpulan
data terlebih dahulu dengan cara :
1. Peneliti mengurus perizinan surat pengantar penelitian kepada institusi
STIKES ICME JOMBANG.
2. Mengajukan penelitian kepada Kepala sekolah MA Mambaul Ulum
Corogo Jogoroto Jombang
3. Menjelaskan kepada calon responden tentang penelitian dan bila bersedia
menjadi responden dipersilahkan untuk menandatangani infrom cosent.
4. Responden diukur skala nyeri haid satu kali pemeriksaan.
5. Responden diobservasi kembali skala nyeri haid setelah terapi
mengkonsumsi minuman kunyit selama 2x/hari kemudian dievaluasi
setelah itu di intervensikan.
6. Setelah semua sampel di evaluasi selama 7 hari kemudian data ditabulasi
untuk mencari apakah ada pengaruh pemberian minuman kunyit terhadap
penurunan nyeri haid.
7. Dana dalam penelitian ini bersumber dari peneliti sendiri.
4.7.3 Pengolahan Data
39
Pengolahan data setelah data terkumpul, maka dilakukan pengolahan data
melalui tahapan editing, coding, scoring dan tabulating.
a. Editing
Editing adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan
oleh para pengumpul data. Tujuan adalah mengurangi kesalahan atau
kekurangan yang ada di daftar pertanyaan. Secara umum editing
adalah suatu kegiatan untuk pengecekan data (lembar observasi) dan
perbaikan isian formulir tersebut (Notoatmodjo, 2010).
b. Coding
Coding data didasarkan pada kategori yang dibuat berdasarkan
pertimbangan penulisan sendiri (Notoatmodjo, 2012).
1. Data umum
1) Responden
a. Responden ke satu diberi kode (R1)
b. Responden kedua diberi (R2) dan seterusnya.
2) Umur
a. Umur 12 - 13 tahun diberi kode (1)
b. Umur 14 – 15 tahun diberi kode (2)
c. Umur 16 – 17 tahun diberi kode (3)
3) Kelas
a. Kelas XI di beri kode (1)
4) Rasa tidak Nyaman saat mengalami Nyeri Haid(Disminorea) a. Ya diberi kode (1) b. Tidak diberi kode (2)
40
c. Scoring
Scoring adalah penentuan jumlah skor, dalam penelitian ini
menggunakan skala ordinal (Nasir, 2005).
a. Intensitas nyeri
1) Jawaban tidak nyeri dengan nilai 0
2) Jawaban sedikit nyeri dengan nilai 1
3) Jawaban sedikit lebih nyeri dengan nilai 2
4) Jawaban lebih nyeri dengan nilai 3
5) Jawaban sangat nyeri dengan nilai 4
6) Jawaban nyeri sangat hebat dengan nilai 5
d. Tabulating
Tabulating merupakan penyusunan data dalam tabel distribusi
frekuensi (Notoatmodjo, 2010). Adapun pengelolahan data tersebut di
interpresentasikan menggunakan skala kumulatif :
100% : Seluruhnya
76-99% : Hampir seluruhnya
51-75 : Sebagian besar dari responden
50% : Setengah responden
26-49% : Hampir dari setengahnya
1-25% : Sebagian kecil dari responden
0% : Tidak ada satupun responden (Arikunto, 2010)
41
4.7.4 Analisa data
1. Analisa Univariat
Analisa univariat adalah analisis yang dilakukan terhadap tiap
variabel dari hasil penelitian, dan pada umumnya dalam analisis ini hanya
menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel tanpa membuat
kesimpulan yang berlaku secara umum (Ghozali,2011). Analisis univariat
dalam penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan distribusi dan
presentasi dari variabel sebelum diberikan minuman kunyit asam dan jahe
merah dan sesudah diberikan minuman kunyit asam dan jahe merah.
Masing-masing variabel dianalisa univariat dilakukan dengan menggunakan
rumus sebagai berikut (arikunto,2007).
P = FN x 1000
Keterangan :
P : presentasi katagori
F : Frekuensi katagori
N : jumlah responden
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap dua
variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi yang dapat dilakukan
dengan pengujian stastistik (Notoatmodjo,2010). Analisi bivariat dalam
penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian minuman
kunyit terhadap penurunan nyeri haid pada remaja.
42
Analisis bivariat menggunakan sebelum dan sesudah perlakuan
menggunakan uji wilcoxon dengan bantuan salah satu software dari
komputer.
4.8 Etika Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip etika
penelitian (Hidayat,2011).
1. Informed consent ( lembar persetujuan )
Sebelum melakukan penelitian, peneliti memberikan penjelasan
kepada responden tentang penelitian yang akan dilakukan untuk
mengetahui tujuan penelitian secara jelas. Jika responden setuju maka
diminta untuk mengisi lembar persetujuan dan menandatanganinya, dan
sebaliknya jika responden tidak bersedia, maka peneliti tetap menghormati
hak-hak responden.
2. Anonimity ( tanpa nama )
Responden tidak perlu mengisi identitas diri dengan tujuan untuk
menjaga kerahasian responden.
3. Confidentiality ( kerahasian )
Artinya bahwa informasi yang telah dikumpulkan dijamin
kerahasiaannya oleh peneliti. Responden diberi jaminan bahwa ada data
yang diberikan tidak akan berdampak terhadap kondisi dan pekerjaan.
Data yang sudah diperoleh oleh peneliti disimpan dan dipergunakan hanya
untuk pelaporan penelitian ini serta selanjutnya dimusnahkan.
43
4.9 Keterbatasan Penelitian
1. Kendala yang dialami peneliti yaitu saat mengumpulkan responden
dengan jumlah yang begitu banyak .
2. Pembuatan minuman curcuma longa (kunyit) masih membuat sendiri
dengan alat dan bahan yang tradisional.
3. Penelitian yang cukup memakan waktu karena adanya kendala
koordinasi dengan kepala sekolah, guru, dan responden.
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
Pada bab ini diuraikan hasil penelitian tentang pengaruh pemberian terapi
minuman curcuma longa (kunyit) terhadap penurunan nyeri haid pada remaja di
MA Mambaul Ulum Corogo Jogoroto Jombang yang dilaksanakan pada tanggal
17– 22 Juni 2019 .
5.1.1 Gambaran Wilayah Penelitian
Pengambilan data penelitian dilakukan di MA Mambaul Ulum Corogo
Jogoroto Jombang yang beralamat Jl. Masjid Sholihin Corogo Jogoroto
Jombang Telp. 08510238558 kode pos 61485. Ma Mambaul Ulum
Corogo Jogoroto adalah Sekolah Menengah Kejuruan yang berakreditasi
A yang terdiri dari dua jurusan yaitu IPA Dan IPS dengan jumlah 50 Siswi
IPS dan 70 siswi IPA.
5.1.2 Data Umum
Data umum menggambarkan karakteristik remaja putri di MA Mambaul
Ulum Corogo Jogoroto Jombang.
1. Karakteristik responden berdasarkan umur
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur di MA Mambaul Ulum Corogo Jogoroto Jombang tahun 2019.
44
No Umur Remaja Frekuensi Presentase (%)1 12-13 tahun 2 10,02 14-15 tahun 12 60,03 16-17 tahun 6 30,0
Total 20 100,0Sumber : Data Primer 2019
Berdasarkan Tabel 5.1 dapat diketahui bahwa sebagian
responden berusia 14-15 tahun sebanya 12 responden (60%).
2. Karakteristik responden berdasarkan Informasi
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan rasa tidak nyaman saat nyeri haih di MA Mambaul Ulum Corogo Jogoroto Jombang tahun 2019.
No. Rasa tidak nyaman Frekuensi Presentase (%)1 Ya 15 75,02 Tidak pernah 5 25,0
Total 20 100,0 Sumber : Data Primer 2019
Berdasarkan tabel 5.2 dapat dikatahui sebagian responden merasa
tidak nyaman saat nyeri haid sejumlah 15 responden (75%).
5.1.3 Data Khusus
1. Tingkat intensitas nyeri haid sebelum pemberian minuman curcuma
longa (kunyit)
Tabel 5.3 Distribusi responden berdasarkan tingkat nyeri haid sebelum pemberian terapi minuman curcuma longa (kunyit) pada remaja MA Mambaul Ulum Corogo Jogoroto Jombang tahun 2019 .
No. Tingkat Nyeri Frekuensi Presentase (%)1 Tidak nyeri 0 02 Sedikit nyeri 0 03 Sedikit lebih nyeri 0 04 Lebih nyeri 2 10,05 Sangat nyeri 6 30,06 Nyeri Sangat Hebat 12 60,0
Total 20 100,0 Sumber: Data Primer 2019
Berdasarkan Tabel 5.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden sebelum pemberian terapiminuman curcuma longa
(kunyit) mengalami nyeri sangat hebat sebanyak 12 responden
(60%).
2. Tingkat Intensitas nyeri haid setelah dilakukan pemberian terapi
minuman Curcuma Longa (kunyit).
Tabel 5.4 Distribusi Responden berdasarkan tingkat intensitas nyeri haid setelah dilakukan pemberian terapi minuman curcuma longa (kunyit) pada remaja putri MA Mambaul Ulum Corogo Jogoroto Jombang tahun 2019.
No. Tingkat Nyeri Frekuensi Presentase (%)1 Tidak nyeri 0 02 Sedikit Nyeri 2 10,03 Sedikit Lebih Nyeri 8 40,04 Lebih nyeri 10 50,05 Sangat Nyeri 0 06 Nyeri sangat hebat 0 0
Total 20 100,0Sumber : Data Primer 2019
Berdasarkan Tabel 5.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden setelah dilakukan pemberian terapi minuman curcuma
longa (kunyit) mengalami lebih Nyeri sebanyak 10 responden
(50%) .
3. Tabulasi Silang tingkat intensitas nyeri haid sebelum dan sesudah
dilakukan pemberian terapi minuman curcuma longa (kunyit) pada
remaja putri MA Mambaul Ulum Corogo Jogoroto Jombang tahun
2019.
Tabel 5.5 Distribusi responden berdasarkan pengaruh pemberianterapi minuman curcuma longa(kunyit) terhadap penurunan nyeri haid pada remaja putri di MA Mambaul Ulum Corogo Jogoroto Jombang tahun 2019.
Pemberian terapi
minuman curcuma
longa (kunyit)
Tingkat Intensitas nyeri haid
Sedikit Nyeri
Sedikit lebih Nyeri Lebih Nyeri Sangat
NyeriNyeri sangat
Hebat Total
F % F % F % F % F % F %Sebelum 0 0 0 0 2 10,0 6 30,0 12 60,0 20 100,0Sesudah 2 10,0 8 40,0 10 50,0 0 0 0 0 20 100,0
Wilcoxon ρ value = 0,000
Sumber : Data Primer 2019
Berdasarkan Tabel 5.5 dapat diketahui setelah dilakukan pemberian terapi
minuman curcuma longa terdapat penurunan dari yang sebelumnya nyeri haid dari
Nyeri sangat hebat 12 responden (60%) menjadi Lebih Nyeri sejumlah 10
responden (50%).
Berdasarkan data diatas hasil perhitungan data dengan menggunakan uji
wilxocon didapatkan ρ value = 0,000 dimana α = 0,05. Hal itu berarti bahwa h1
diterima dan h0 ditolak yang berarti ada pengaruh pemberian terapi minuman
curcuma longa (kunyit) terhadap penurunan nyeri haid pada remaja di MA
Mambaul Ulum Corogo Jogoroto Jombang tahun 2019.
5.2 Pembahasan
5.2.1 Tingkat Intensitas Nyeri haid sebelum dilakukan pemberian terapi
minuman Curcuma Longa (kunyit) terhadap penurunan nyeri haid
Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa hampir setengahnya
responden mengalami nyeri sangat hebat sebanyak 12 responden (60%).
Nyeri haid(disminore) merupakan suatu kondisi yang dihadapi oleh
sebagian wanita setiap akan dan mengalami haid. Hal ini menimbulkan
rasa nyeri yang ringan sampai nyeri yang berat. Kondisi ini menyebabkan
berbagai masalah jika tidak ditangani dengan benar.
Hal ini didukung oleh teori Gant & Cunningham (2016)
Disminore membuat wanita tidak bisa beraktifitas secara normal dan
memerlukan obat pereda nyeri. Keadaan tersebut menyebabkan
menurunnya kualitas hidup wanita, sebagai siswi yang mengalami nyeri
haid (disminorea) tidak dapat berkonsetrasi dalam belajar dan motivasi
belajar menurun karena nyeri yang dirasakan.
Menurut peneliti dari hasil penelitian nyeri haid pada remaja putri
di MA Mambaul Ulum Corogo Jogoroto Jombang paling banyak
mengalami Nyeri sangat hebat , karena nyeri haid terdapat gangguan
terhadap aktivitas dan ketidak nyamanan remaja putri dalam proses
belajar, tidur untuk istirahat , serta aktivitas lainnya. Selain itu, beberapa
faktor seperti stress,ansietas,usia, lingkungan yang bising dan pengalaman
nyeri haid sebelumnya juga mempengauhi tingkat nyeri haid pada remaja
putri. Dimana persepsi tiap orang terhadap nyeri juga sangat bersifat
subyektif sehingga dapat mempengaruhi respon nyeri yang bervariasi juga.
5.2.2 Tingkat Intensitas Nyeri haid Sesudah dilakukan pemberian terapi
minuman Curcuma Longa (kunyit) terhadap penurunan nyeri haid
Berdasarkan tabel 5.4 setelah dilakukan pemberian terapi
minuman curcuma longa (kunyit) hampir sebagian responden dari nyeri
sangat hebat berubah menjadi lebih nyeri sebanyak 10 responden (50%).
Produk herbal untuk saat ini memang sedang menjadi salah satu
alternatif terutama bagi remaja putri yang ingin mengurangi rasa nyeri
tanpa mendapatkan efek samping (Viva medika, 2018). Salah satu dari
produk herbal yang familiar untuk mengurangi rasa nyeri haid adalah
minuman kunyit. Masyarakat Indonesia percaya bahwa memiliki
kebiasaan minum kunyit untuk mengurangi rasa nyeri haid atau disminore
saat menstruasi. Masyarakat belum mengetahui kandungan dari kunyit itu
sendiri.
Kunyit memiliki beberapa kandungan yaitu curcumin dan minyak
atsiri yang mempunyai efek yang sama dengan obat – obatan golongan
analgesik yamg dapat menurunkan nyeri haid atau disminore (McPhee &
Ganong, 2013). Curcumine akan bekerja dalam menghambat reaksi
cyclooxygenase (COX-2) sehingga dapat menghambat atau mengurangi
terjadinya inflamasi sehingga dapat mengurangi kontraksi uterus.
Curcumenol sebagai analgetik yang akan menghambat pelepasan
prostaglandin yeng berlebihan melalui jaringan epitel uterus yang akan
menghambat kontraksi uterus sehingga dapat mengurangi kejadian nyeri
haid atau disminore (Viva Medika, 2018).
Hasil penelitian ini didukung oleh Marlina (2018) tentang
pengaruh pemberian terapi minuman kunyit terhadap penurunan nyeri
disminore primer yang menunjukkan bahwa ada penurunan skala nyeri
pada responden setelah meminum ramuan tersebut. Nilai p yang diperoleh
adalah 0,000 yang berarti p<0,05 atau terdapat pengaruh minuman kunyit
terhadap penurunan skala nyeri pada nyeri haid (disminore). Skala nyeri
berat menjadi sedang . ramuan yang diberikan mampu mengurangi nyeri
responden sehingga mereka dapat melanjutkan aktivitas sehari hari
Menurut peneliti dari hasil penelitian dengan diberikan terapi
minuman kunyit terbukti dapat mengurangi tingkat nyeri haid pada remaja
putri, dikarenakan kunyit mengandung berbagai zat aktif alami yang dapat
menurunkan aktivitas enzim siklooksiganase (COX) sehingga dapat
menurunkan reaksi inflamasi, mengurangi pelepasan prostagladin saat
menstruasi, menekan aktivitas sistem saraf otonom sehingga menekan
terjadinya kontraksi dan vasospasme uterus yang berlebihan, dan
mengurangi stress emosional yang bekerja melalui sistem saraf otonom.
Selain itu, setelah diberikan minuman kunyit remaja putri dapat
melakukan kegiatannya kembali, seperti mengikuti proses belajar.
5.2.3 Pengaruh Pemberian Terapi Minuman Curcuma Longa (Kunyit)
terhadap Penurunan Nyeri pada Remaja
Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui hampir sebagian responden
mengalami nyeri sangat hebat sebanyak 12 orang menjadi lebih nyeri 10
responden.
Berdasarkan data diatas hasil perhitungan data dengan
menggunakan uji wilcoxon diapatkan nilai p<0,05 yaitu p<=0,000 hasil
dimana a<0,05 yaitu 0,000<0,05 yaitu berarti ada pengaruh pemberian
terapi minuman Curcuma Longa (kunyit) terhadap penurunan nyeri haid
pada remaja di MA Mambaul Ulum Corogo Jogoroto Jombang tahun
2019.
Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh Marlina (2012) dan
Anindita (2010), menunjukkan bahwa ada pengaruh minuman kunyit
terhadap penurunan nyeri menstruasi. Secara alamiah memang kunyit
dipercaya memiliki kandungan bahan aktif yang dapat berfungsi sebagai
analgetika, antipiretika, dan antiinflamasi. Senyawa aktif atau bahan kimia
yang terkandung dalam kunyit adalah kurkumin. Curcumine akan bekerja
dalam menghambat reaksi cyclooxgygenase (COX-2) sehingga
menghambat atau mengurangi terjadinya inflamasi sehingga akan
mengurangi atau bahkan menghambat kontraksi uterus. Dan curcumenol
sebagai analgetik akan menghambat pelepasan prostaglandin yang
berlebihan melalui jaringan epitel uterus dan akan menghambat kontraksi
uterus sehingga akan mengurangi terjadinya nyeri haid (disminorea)
(Wieser et al., 2007).
Menurut peneliti dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
minuman kunyit dapat menurunkan tingkat nyeri haid pada remaja putri.
Dengan demikian minuman kunyit dapat dijadikan sebagai alternatif
pengobatan secara nonfarmakologi pada remaja putri yang untuk
mengurangi rasa nyeri saat menstruasi. Didalam kunyit tersebut memiliki
kandungan seperti kurkuminoid, astsiri, flavonoid dan lainnya yang
bermanfaat sebagai analgetik (penghilang rasa nyeri), antiinflamasi dan
sebagainya, sehingga nyeri yang dirasakan pada saat menstruasi dapat
berkurang dengan mengkonsumsi minuman kunyit. Hal ini menunjukkan
bahwa minuman kunyit berpengaruh dalam mengurangi nyeri haid.
Dengan demikian terdapat pengaruh minuman kunyit terhadap penurunan
nyeri haid pada remaja putri kelas XI di MA Mambaul Ulum Corogo
Jogoroto Jombang pada Tahun 2019.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan disajikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian
dalam penelitian yang berjudul “ Pengaruh Pemberian Terapi Minuman Curcuma
Longa (Kunyit) terhadap Penurunan Nyeri haid Pada Remaja di MA Mambaul
Ulum Corogo Jogoroto Jombang “ penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 17-
22 Juni 2019.
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa :
1. Tingkat Intensitas nyeri haid sebelum dilakukan pemberian terapi
minuman curcuma longa (kunyit) di MA Mambaul Ulum Corogo Jogoroto
Jombang adalah sebagian besar nyeri sangat hebat .
2. Tingkat Intensitas nyeri haid sesudah dilakukan pemberian terapi
minuman Curcuma Longa (kunyit) di MA Mambaul Ulum Corogo
Jogoroto Jombang adalah setengahnya lebih nyeri.
3. Ada pengaruh pemberian terapi minuman Curcuma longa (kunyit)
terhadap penurunan nyeri haid pada remaja di MA Mambaul Ulum Corogo
Jogoroto Jombang.
52
6.2 Saran
1. Bagi Responden
Bagi responden agar dapat memanfaatkan minuman curcuma longa
(kunyit) untuk mengurangi nyeri haid sebagai salah satu cara
nonfarmakologi yang aman dan mudah untuk didapatkan di rumah dan
juga dapat mendukung serta memfasilitasi teman dan anggota keluarga
dalam mengkonsumsi minuman kunyit untuk mengurangi nyeri haid.
2. Bagi Dosen
Bagi institusi pendidikan (sekolah) agar dapat memberikan informasi
kepada siswi tentang pemanfaatan kunyit sebagai salah satu pengobatan
secara non farkologi dalam menurunkan nyeri haid, sehingga dapat
mengurangi pemakaian obat analgesik bagi siswi yang mengalami nyeri
haid.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan penelitian ini dapat membuka wawasan yang lebih luas.
Dihrapkan untuk pelaksanaan penelitian selanjutnya untuk menambah
jumlah responden, dapat menemukan obat herbal atau non farmakologi
lainnya yang dapat mengurangi nyeri menstruasi .
55
DAFTAR PUSTAKA
Anuraga, D., & Wulandari, A. 2011. Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Yogyakarta: ANDI
Arikunto, S., (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT Rinaka Cipta, Jakarta
Gant, Norman dan Cunningham, Gary. 2016. Dasar – Dasar Ginekologi & Obstetri. Jakarta : EGC
Guyton A.C and Hall J.E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (Irawati, et.al., trans., L.Y. Rachman, et.al., eds.). 11thed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Laila, N. N. (2011). Buku Pintar Menstruasi. Yogyakarta: Buku Biru.Manuaba, 2009. Buku Ajar Patologi Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan.
EGC :Jakarta
Manuaba, 2009. Edisi 2 : Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. EGC : Jakarta
McPhee, Stephen dan Ganong, William. 2013. Patofisiologi Pemyakit Pengantar Menuju Kedokteran Klinis. Jakarta : EGC.
Nadliroh, Umi. 2013. Kecemasan Remaja Putri Dalam Menghadapi Nyeri Haid (Dysmenorrhea) Pada Siswi Kelas VII Di SMPN 1 Mojoanyar Kabupaten Mojokerto. Jurnal Volume 5 Nomor 1. Politeknik Kesehatan Majapahit.
Ning Harmanto. 2008. Jenis Tanaman Obat Tradisional. PT. Agro Media Pustaka. Jakarta.
Nursalam. 2016. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan,Pendekatan Praktis,Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika.
Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :Rineka Cipta.
Paramita, D.P. 2010. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Disminorea dengan Perilaku Penanganan Disminorea Pada Siswi SMK YPKK I Sleman Yogyakarta. Surakarta: Universitas 11 Maret. Website:
54
http://digilib.Unisem.ac.id. Diakses tanggal 19 Maret 2016, pukul 19.05.
Potter and Perry. (2010). Fundamentals of Nursing. Buku 2. Edisi 7. Alih bahasa: Yasmin, dkk. Singapore: Elsevier pte ltd.
Purwanto, Budhi. 2013. Herbal dan Keperatan Komplementer (Teori, Praktik, Hukum dalam Asuhan Keperawatan). Yogyakarta : Nuha Medika
Prawirohardjo, S & Wiknjosastro, H. (2010). Ilmu Kandungan. Edisi 2. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Srwono Prawirohardjo.
Sarwono Prawirohardjo, 2006. Ilmu Kebidanan. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta
Wulandari, Ayu; Rodiyani; Sari, Ratna Dewi. 2018. Pengaruh Pemberian Ekstrak Kunyit (Curcuma longa linn) dalam Mengatasi Dismenorea. Lampung. Jurnal. Volume 7. Nomor 2. Universitas Lampung.
56
Lampiran 1
Jadwal
No. Jadwal Bulan
Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pembuatan judul
2. Konsul judul
3. Studi pendahuluan
4. Penyusunan proposal
5. Bimbingan proposal
6. Ujian proposal
7. Revisi proposal
8. Pengambilan dan pengolahan data
9. Penyusunan skripsi
10. Bimbingan skripsi
11. Ujian skripsi
12. Revisi skripsi
57
Lampiran 2
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
PENGARUH PEMBERIAN TERAPIMINUMAN CURCUMA LONGA
(KUNYIT) TERHADAP PENURUNAN NYERI HAID PADA REMAJA
(Di MA Mambaul Ulum Corogo Jogoroto Jombang)
Oleh :
RIESKI DWI MAHARANI
Dengan Hormat,
Dalam rangka pelaksanaan tugas akhir yang merupakan salah satu syarat
untuk menyelesaikan pendidikan di Program S1 Keperawatan STIKes ICME
Jombang, saya selaku mahasiswa bermaksud untuk melakukan penelitian tentang
pengaruh pemberian terapi minuman curcuma longa (kunyit) terhadap penurunan
nyeri haid pada remaja di MA Mambaul Ulum Corogo Jogoroto Jombang Tahun
2019.
Untuk keperluan tersebut, saya mohon kesediaan adik-adik menjadi
responden dalam penelitian ini.
Demikian permohonan dari saya, atas bantuan dan partisipasinya saya
ucapkan terimakasih.
Jombang, April 2019
Hormat saya,
Rieski Dwi Maharani
58
Lampiran 3
PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI RESPONDEN
Judul : PENGARUH PEMBERIAN TERAPI MINUMAN CURCUMA
LONGA (KUNYIT) TERHADAP PENURUNAN NYERI HAID
PADA REMAJA (Di MA Mambaul Ulum Corogo Jogoroto
Jombang)
Peneliti : Rieski Dwi Maharani
NIM : 153210076
Bahwa saya diminta untuk berperan serta dalam penelitian ini sebagai
responden. Sebelumnya saya telah diberi penjelasan tentang tujuan penelitian ini
dan saya telah mengerti bahwa peneliti akan merahasiakan identitas, data ataupun
hal yang membuat ketidaknyamanan bagi saya, peneliti akan berhenti dan saya
berhak untuk mengundurkan diri.
Demikian persetujuan ini saya buat secara sadar dan sukarela, tanpa unsur
paksaan dari siapapun, saya nyatakan.
Bersedia
Menjadi Responden dalam penelitian ini
Jombang, April 2019
Peneliti Responden
(Rieski Dwi Maharani) (........................................)
59
Lampiran 4
KUESIONER PENELITIAN
I. Berilah tanda (√) pada kotak yang telah disediakan sesuai jawaban anda.
1. Nomor Responden2. Umur 3. Alamat Lengkap4. No. Telp5. Tanggal pengumpulan data6. Tanggal mulai menstruasi7. Rasa tidak nyaman seperti mengalami nyeri saat disminore
a. Yab. Tidak
8. Riwayat nyeri saat disminorea dalam keluarga a. Ya b. Tidak
9. Tindakan anda saat mengalami nyeri disminorea a.Ya b. Tidak
10. Nyeri saat disminorea mengganggu aktifitas sehari – hari a. Ya b. Tidak
11. Pernah tidak masuk sekolah akibat disminorea a. Ya b. Tidak
Lembar pengukuran skala nyeri haid (disminorea) :
1. Faces Pain Scale – Revised
Keterangan dari skala nyeri :
a. Tidak nyeri : 0b. Sedikit nyeri : 1c. Sedikit lebih nyeri : 2d. Lebih nyeri : 3 e. Sangat nyeri : 4f. Nyeri Sangat Hebat : 5
60
SOP ( STANDARD OPERATING PROCEDURE )
MINUMAN CURCUMA LONGA (KUNYIT)
Pengertian Minuman kunyit yag terbuat dari kunyit yang memiliki kaandungan curcumin dan minyak atsiri yang mempunyai efek hampir sama dengan obat-obatan golongan analgesik yang dapat menurunkan nyerihaid (disminorea) .
Tujuan Sebagai terapi penurunan nyeri haid (disminorea)Prosedure 1. Alat dan bahan
a. Kunyit 10 grb. Blenderc. Air matang 300 ccd. Gelas ukur
2. Pelaksanaana. Potong kecil – kecil kunyit sesuai takaran (10 gr, 20
gr, 30 gr)b. Campur dengan air matang 300 cc.c. Blender sampai halus, lalu saring .d. Tuangkan kedalam gelas sesuai takaran yang
ditentukan.e. Setelah siap peneliti mendatangi masing-masing
responden.f. Memberikan penjelasan kepada calon responden
tentang tujuan penelitian.g. Bila responden bersedia dan dipersilakan untuk
menandatangani informed consent.h. Setelah itu responden di berikan minuman kunyit 2x
sehari pagi dan sore.i. Pada hari ke 4 , responden dilakukan pengukuran
penurunan nyeri haid untuk melihat perubahan yang terjadi.
61
Lampiran 6 Surat pre survey studi pendahuluan dan ijin penelitian
62
Lampiran 7Surat pernyataan pengecekan judul
63
Lampiran 8Lembar konsultasi
64
65
66
67
Lampiran 9Kode Etik
68
Lampiran 10Surat Balasan Penelitian
69
Lampiran 11 Lembar Plagscan
70
Lampiran 12Tabulasi Data
No. Resp
DATA UMUM
Umur Kelas Informasi Rasa Tdk Nyaman
Riwayat Nyeri Tindakan Nyeri Mengganggu Tidak Masuk
Sekolah
1 2 1 1 Ya Ya Tidak Ya Tidak2 2 1 2 Ya Ya Tidak Ya Ya3 1 1 2 Tidak Tidak Tidak Ya Ya4 2 1 2 Ya Ya Tidak Ya Tidak5 2 1 1 Ya Tidak Tidak Ya Tidak6 1 1 2 Ya Ya Tidak Ya Ya7 2 1 1 Tidak Tidak Tidak Ya Tidak8 2 1 1 Ya Ya Ya Ya Tidak9 3 1 1 Ya Ya Tidak Ya Tidak
10 2 1 1 Ya Ya Tidak Ya Ya11 3 1 1 Ya Tidak Tidak Ya Tidak12 2 1 2 Tidak Tidak Tidak Ya Tidak13 3 1 1 Ya Ya Ya Ya Tidak14 2 1 1 Tidak Tidak Tidak Ya Tidak15 3 1 1 Ya Ya Ya Ya Ya16 2 1 2 Ya Tidak Tidak Ya Tidak17 3 1 1 Ya Ya Tidak Ya Tidak18 2 1 1 Tidak Tidak Tidak Ya Ya19 2 1 2 Ya Tidak Tidak Ya Tidak20 3 1 1 Ya Ya Tidak Ya Tidak
DATA KHUSUSPRE POST PerubahanFaces Pain Scale Kriteria Nyeri Faces Pain Scale Kriteria Nyeri
5 Nyeri sangat hebat 2 Sedikit lebih nyeri Penurunan5 Nyeri sangat hebat 3 Lebih nyeri Penurunan3 Lebih nyeri 1 Sedikit nyeri Penurunan4 Sangat nyeri 2 Sedikit lebih nyeri Penurunan5 Nyeri sangat hebat 3 Lebih nyeri Penurunan4 Sangat nyeri 2 Sedikit lebih nyeri Penurunan3 Lebih nyeri 1 Sedikit nyeri Penurunan5 Nyeri sangat hebat 3 Lebih nyeri Penurunan4 Sangat nyeri 2 Sedikit lebih nyeri Penurunan5 Nyeri sangat hebat 3 Lebih nyeri Penurunan5 Nyeri sangat hebat 3 Lebih nyeri Penurunan4 Sangat nyeri 2 Sedikit lebih nyeri Penurunan5 Nyeri sangat hebat 3 Lebih nyeri Penurunan4 Sangat nyeri 2 Sedikit lebih nyeri Penurunan5 Nyeri sangat hebat 3 Lebih nyeri Penurunan5 Nyeri sangat hebat 3 Lebih nyeri Penurunan5 Nyeri sangat hebat 2 Sedikit lebih nyeri Penurunan4 Sangat nyeri 2 Sedikit lebih nyeri Penurunan5 Nyeri sangat hebat 3 Lebih nyeri Penurunan5 Nyeri sangat hebat 3 Lebih nyeri Penurunan
71
72
frequency Table
UsiaFrequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
12-13 th 2 10,0 10,0 10,014-15 th 12 60,0 60,0 70,016-17 th 6 30,0 30,0 100,0Total 20 100,0 100,0
KelasFrequency Percent Valid Percent Cumulative
PercentValid Kels IX 20 100,0 100,0 100,0
InformasiFrequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
ValidYa 13 65,0 65,0 65,0Tidak 7 35,0 35,0 100,0Total 20 100,0 100,0
Rasa tdk nyamanFrequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
ValidTidak 5 25,0 25,0 25,0Ya 15 75,0 75,0 100,0Total 20 100,0 100,0
Riwayat nyeriFrequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
ValidTidak 9 45,0 45,0 45,0Ya 11 55,0 55,0 100,0Total 20 100,0 100,0
TindakanFrequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
ValidTidak 17 85,0 85,0 85,0Ya 3 15,0 15,0 100,0Total 20 100,0 100,0
73
Nyeri yg mengganguFrequency Percent Valid Percent Cumulative
PercentValid Ya 20 100,0 100,0 100,0
Tdk masuk sekolahFrequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
ValidTidak 14 70,0 70,0 70,0Ya 6 30,0 30,0 100,0Total 20 100,0 100,0
PreFrequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Lebih nyeri 2 10,0 10,0 10,0Sangat nyeri 6 30,0 30,0 40,0Nyeri sangat hebat 12 60,0 60,0 100,0Total 20 100,0 100,0
PostFrequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Sedikit nyeri 2 10,0 10,0 10,0Sedikit lebih nyeri 8 40,0 40,0 50,0Lebih nyeri 10 50,0 50,0 100,0Total 20 100,0 100,0
74
Crosstabs
Pre * Post CrosstabulationPost Total
Sedikit nyeri Sedikit lebih nyeri Lebih nyeri
Pre
Lebih nyeriCount 2 0 0 2% within Pre 100,0% 0,0% 0,0% 100,0%% of Total 10,0% 0,0% 0,0% 10,0%
Sangat nyeriCount 0 6 0 6% within Pre 0,0% 100,0% 0,0% 100,0%% of Total 0,0% 30,0% 0,0% 30,0%
Nyeri sangat hebat
Count 0 2 10 12% within Pre 0,0% 16,7% 83,3% 100,0%% of Total 0,0% 10,0% 50,0% 60,0%
TotalCount 2 8 10 20% within Pre 10,0% 40,0% 50,0% 100,0%% of Total 10,0% 40,0% 50,0% 100,0%
75
NPar Tests
Wilcoxon Signed Ranks Test
RanksN Mean Rank Sum of Ranks
Post - Pre
Negative Ranks 20a 10,50 210,00Positive Ranks 0b ,00 ,00Ties 0c
Total 20a. Post < Preb. Post > Prec. Post = Pre
Test Statisticsa
Post - PreZ -4,300b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000a. Wilcoxon Signed Ranks Testb. Based on positive ranks.