rencana penelitian - pelaksanaan metode bermain pada anggota pramuka golongan penggalang di gudep...
DESCRIPTION
Rencana Penelitian - Pelaksanaan Metode Bermain Pada Anggota Pramuka Golongan Penggalang Di GUDEP 01067-01068 Ibunda Fatmawati Dalam Pembinaan Keterampilan Menyimak Tahun Ajaran 2008-2009 Kota PontianakTRANSCRIPT
RENCANA PENELITIAN
A. Judul Penelitian
Pelaksanaan Metode Bermain pada Anggota Pramuka Golongan
Penggalang di GUDEP 01067-01068 Ibunda Fatmawati dalam Pembinaan
Keterampilan Menyimak Tahun Ajaran 2008/2009 Kota Pontianak
B. Latar Belakang
Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk mempersiapkan
atau memberikan bekal pada peserta didik agar dikemudian hari mereka mandiri
dan tanggap akan lingkunganya untuk menghadapi tantangan hidup. Pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa kini dan masa
mendatang dapat mengakibatkan kita menghadapi kesulitan untuk mengamalkan
pengetahuan, sikap dan keterampilan apa yang diperlukan oleh para siswa kala
dikemudian hari. Guru perlu melakukan upaya agar pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang diperoleh siswa disekolah dapat diterapkan pada situasi nyata
dalam kehidupan sehari-hari maupun situasi lain.
Untuk itu siswa perlu diberikan kesempatan belajar seluas-luasnya dengan
berbagai metode pembelajaran, agar dapat menciptakan suasana belajar yang lebih
menyenangkan, sehingga dapat merangsang siswa untuk lebih tertarik dalam
pembelajaran, serta dapat menemukan cara-cara dalam pemecahan masalah yang
ditemukan dalam pembelajaran keterampilan berbahasa indonesia suatu hal yang
sangat penting di dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
2
Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal
yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Satu diantara pendidikan tersebut
ialah pramuka sebagai organisasi yang bersifat nasional di Negara Republik
Indonesia, merupakan oraganisasi besar yang memerlukan pengelolaan secara
profesional.
Gerakan pramuka mempunyai andil dalam mencerdaskan serta mendidik
anak bangsa. Hal ini sesuai dengan keputusan Presiden Republik Indonesia nomor
238 tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka dan no 57 tahun 1988 tentang
pengesahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Tujuan gerakan
pramuka adalah mendidik anak-anak dan pemuda Indonesia agar mereka menjadi
manusia yang berkepribadian berwatak dan berbudi pekerti luhur yang:
a. kuat mental, tinggi moral, beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan yangMahaesa;
b. warga Negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, serta patuhpada Negara kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggotamasyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiriserta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa danNegara (Kwarnas, 1988: 6).
Pembinaaan keterampilan bahasa Indonesia terhadap anggota pramuka
khususnya tingkat golongan penggalang rakit dapat dilaksanakan pada waktu
pertemuan-pertemuan sesama anggota pramuka. Sejalan dengan hal tersebut,
dalam politik bahasa nasional seri dua dikatakan sebagi berikut: “ kehadiran
pengajaran bahasa Indonesia di tengah masyarakat Indonesia pada dasarnya
berwajah ganda, yaitu sebagai bagian atau alat pendidikan nasional suatu pihak,
dan satu diantara pembinaan bahasa Indonesia di pihak lain (I. Gusti Ngurah Oka,
1977: 49).”
3
Keterampilan berbahasa memiliki empat aspek yaitu keterampilan
menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan
menulis. Keempat keerampilan ini tidak dapat dipisahkan karena merupakan satu
kesatuan yang utuh. Hubungan itu terjadi karena pada hakekatnya keempat
keterampilan berbahasa itu sama-sama bersumber dari kemampuan berbahasa
(language competencies) dan kemampuan komunikasi (communicative
competencies). Dari keempat keterampilan di atas, keterampilan menyimak
merupakan keterampilan paling utama, karena digunakan dalam proses interaksi
dan komunikasi. Keterampilan menyimak bertujuan untuk menangkap dan
memahami pesan, ide, serta gagasan yang terdapat pada materi dan bahan
simakan, dengan melakukan proses menyimak. Keempat proses langkah
menyimak itu adalah (1) mendengarkan, (2) mengerti, (3) mengevaluasi, (4)
menanggapi (Greene dan Petty dalam Suhendar dan Supinah). Para ahli bahasa
pada umumnya berpendapat bahwa kemampuan mendengarkan adalah
kemampuan yang sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar Sebagian besar
dalam proses belajar mengajar adalah memanfaatkan proses mendengarkan.
Kegiatan mendengarkan sering terjadi dari pada kegiatan berbicara,
membaca, menulis. Berkenaan dengan pentingnya keterampilan menyimak dalam
belajar mengajar maka penulis mengambil metode bermain dalam pembinaan
keterampilan menyimak agar proses belajar mengajar menarik bagi siswa atau
anak didik. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dicantumkan bahwa
pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan
benar, baik secara lisan maupun tulisan.
4
Penulis memilih metode bermain atau permainan bahasa agar dalam
proses belajar dan pembelajaran yang dilakukan pendidik terhadap siswa dalam
proses pemberian materi yang disampaikan menarik perhatian mereka dengan
cara yang menggembirakan untuk memperoleh suatu keterampilan dan
pengetahuan dalam suatu permainan sesuai jenis serta tingkat usia masing-masing
peserta. Di dalam metode bermain terdapat prinsif Dasar Metodik Kepramukaan
yang tidak hanya siswa memperoleh pendidikan dari materi yang didapat tetapi
bagaimana materi yang didapat dapat dipahami dan berkesan dari pengalaman
bermain. Pelaksanaan metode bermain dalam pembinaan barbahasa Indonesia
sangat diperlukan suatu pendekatan yang sesuai dengan kondisi di gugus depan
tersebut. Pembinaan keterampilan berbahasa Indonesia terhadap anggota
pramuka golongan penggalang harus mengacu pada syarat-syarat kecakapan
umum (SKU), sehingga pembinaan keterampilan berbahasa pada anggota rakit
berhasil.
Pada hakikatnya permainan suatu aktivitas untuk memperoleh suatu
keterampilan dengan cara menggembirakan. Dalam suatu permainan jenisnya
berbeda-beda, sesuai dengan tingkat usia yang membuat kesenangan tersendiri
bagi tiap usia. Permainan dapat memberikan kerampilan dan pengetahuan.
Pelaksanaan metode bermain dalam pembinanaan berbahasa Indonesia pada
anggota penggalang. Dapat menambah pengalaman sehingga tercapainya tujuan
gerakan pramuka agar tujuan itu tercapai, Pembina pramuka harus berpedoman
pada Prinsip Dasar Metodik Pendidikan Kepramukaan (PDMPK).
5
Penulis memilih penggalang untuk memudahkan pelaksanaan metode
bermain dalam pembinaan keterampilan bahasa Indonesia pada anggota pramuka,
dikhususkan pada golongan penggalang yang diklasifikasikan menjadi tiga
tingkat, yaitu “ tingkat ramu, tingakat rakit, dan tingkat terap
(Kwarnas, 1988: 72) “ yang mempunyai syarat-syarat kecakapan umum. Terhadap
anggota pramuka tingkat rakit diwajibkan menempuh ujian yang terdapat dalam
SKU” bisa berbahasa Indonesia pada saat pertemuan penggalan (Kwarnas, 1974:
1-20)” pendapat lain mengatakan “ apabila keterampilan yang diperoleh dalam
permainan itu berupa permainan bahasa maka permainan tersebut dinamakan
permainan bahasa (Soeparno, 1988: 6 ).”
Penelitian ini adalah Pelaksanaan Metode Bermain pada Anggota Pramuka
Golongan Penggalang di Gugus Depan 01067-01068 Ibunda Fatmawati dalam
Pembinaan Keterampilan Menyimak Tahun Ajaran 2008/2009. Alasan gugus
depan tersebut dijadikan objek penelitian karena banyak memperoleh prestasi
serta penghargaan dalam kegiatan pramuka di lingkungan Kwartir antara lain:
Juara Umum 1 Putra pada Perkemahan Gabungan SE Kota Pontianak Tingkat
Penggalang, Tahun 2006. Juara Umum 2 Putri pada Perkemahan Gabungan SE
Kota Pontianak Tingkat Penggalang Tahun 2006. Juara Umum 3 Putra pada
Perkemahan Gabungan SE Kota Pontianak Tingkat Penggalang Tahun 2006. dan
juga pernah mengikuti JAMDA di Sintang serta JAMBORE Nasional Tahun
2006.
Berdasarkan uraian di atas penulis berkeinginan mengetahui lebih lanjut
tentang pelaksanaan metode bermain dalam pembinaan keterampilan berbahasa
Indonesia
6
C. Masalah Penelitian
Paparan latar belakang di atas, masalah umumnya adalah ”Bagaimanakah
pelaksanaan metode bermain pada anggota pramuka golongan penggalang di
gugus depan 01067-01068 Ibunda Fatmawati dalam pembinaan keterampilan
menyimak kota Pontianak tahun ajaran 2008 / 2009.” Masalah umum tersebut
peneliti batasi dalam beberapa sub masalah sebagai berikut.
a. Bagaimanakah persiapan pelaksanaan metode bermain pada anggota
pramuka golongan penggalang di gudep 01067-01068 Ibunda Famawati
dalam pembinaan keterampilan menyimak
b. Apakah Pembina dapat melaksanakan langkah-langkah pembelajaran
dengan menggunakan metode bermain pada anggota paramuka
penggalang di gudep 01067-01068 Ibunda Fatmawati dalam pembinaan
keterampilan menyimak.
c. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar dengan metode bermain pada
anggota pramuka golongan penggalang di gudep 01067-01068 Ibunda
Fatmawati dalam pembinaan keterampilan menyimak
d. Seberapa besar efektifitas penerapan metode bermain dalam pembinaan
keterampilan menyimak terhadap hasil belajar siswa?
D. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini sebagai berikut.
1. mengetahui pelaksanaan metode bermain dalam pembinaan keterampilan
bahasa indonesia pada anggota pramuka golongan penggalang tingkat
rakit.
7
2. mengetahui hasil kemampuan pelaksanaan metode bermain dalam
pembinaan keterampilan bahasa indonesia pada anggota pramuka
golongan penggalang tingkat rakit.
E. Penjelasan istilah
Penjelasan ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahpahaman dalam
istilah yang digunakan dalam penelitian ini, sehingga maksud yang diinginkan
tidak kabur.
1. Pelaksanaan metode bermain yaitu “ cara di dalam memberikan materi
dengan permainan yang mengandung pendidikan “(Kwarnas, 1989 : 49).
2. metode, “cara menyampaikan “(Hamalik. 1989 : 166).
3. Pembinaan keterampilan berbahasa Indonesia yaitu cara kita dalam
membimbing dan memberikan pengetahuan agar terampil dalam
berbahasa Indonesia.
4. Anggota pramuka yaitu” anak-anak didik dan pemuda Indonesia dari umur
7 sampai 25 tahun” (Kwarnas, 1988: 55).
5. Gudep yaitu tempat menghimpun anggota pramuka yang terkecil
“ (Kwarnas, 1988 : 1-25).”
6. PDMPK yaitu, prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan
“(Kwarnas, 1988: 49).”
7. SKU yaitu, syarat kecakapan umum “(Kwarnas, 1974 : 37).”
8. TKU yaitu tanda kecakapan umum “ (Kwarnas, 1972 : 38).”
9. Kwarnas, yaitu Kwartir nasional “ ( Kwarnas, 1974 : 38).
8
10. Penggalang yaitu anak-anak didik yanag berusia 10 sampai 15 tahun
“(Kwarnas, 1989 : 55).”
11. Golongan yaitu jenjang ( Kwarnas, 1989 : 55 )
12. 01067-01068 yaitu urutan nomor gugus depan” (Kwarnas, 1989: 25).”
13. Menyimak adalah proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan
dan penuh perhatian, pemahaman, dan apresiasi, serta interprestasi untuk
memperoleh informasi, menanggkap isi dan pesan, serta memahami
makana komunikasi yang telah disampaikan pembicara melalui ujaran atau
bahasa lisan (Tarigan, 1986: 28).
Berdasarkan penjelasan istilah diatas, penulis simpulkan bahwa Pelaksanaan
metode bermain anggota pramuka golongan penggalang GUDEP 01067-
01068 Ibunda Fatmawati dalam pembinaan keterampilan menyimak tahun
ajaran 2008/2009 adalah cara meningkatkan proses belajar dan pembelajaran
dari materi yang disampaikan kepada peserta didik supaya menarik , mudah
dipahami, dan menyenangkan melalui metodik pendidikan kepramukaan
dengan cara bermain sesuai dengan jenjang anak-anak didik golongan
penggalang yang berusia 10 sampai 15 tahun
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini ialah:
1. Penelitian ini dapat dijadikan bahan untuk menunjang bagaimana sebuah
metode dapat menumbuhkan semangat,kreativitas serta pemahaman bagi
siswa.
2. Penulis dapat menerapkan ilmu yang didapat selama berkuliah.
9
3. Penelitian ini diharapkan mampu menumbuhkan bahwa bahasa Indonesia
itu penting penggunaanya.
4. Penelitian ini dilakukan agar dalam pelaksanaan metode bermain yang
digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam keterampilan
berbahasa Indonesia.
G. Kerangka Teori
1. Pengertian Belajar
Pada dasarnya pembelajaran adalah bagian dari pengembangan kurikulum
di sekolah dasar dalam konteks mikro, yaitu pembelajaran disekolah atau dikelas
( Asep, 2003: 8.18 ) keberhasilan proses pembelajaran di kelas bergantung pada
interaksi antara guru dan siswa dalam kegiatan belajar dan mengajar.
Sedangkan pengertian belajar itu sendiri menurut S. Winata Putra
(1997:2.3), adalah proses mental dan emosional dalam proses berpikir dan
merasakan. Sementara menurut Moh. Uzar Usman (2005: 5) belajar adalah proses
tingkah laku pada individu berkat adanya interaksi antar individu, individu dengan
lingkungannya.
Disimpulkan Bahwa belajar adalah proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh sesuatu yang baru dalam merubah seluruh tingkah
lakunya sebagai hasil dari pengalaman belajar yang meliputi asfek kognitif,
efektif, dan fisikomotor.
2. Pelaksanaan Metode Bermain
Bermain ialah suatu penomena yang sangat menarik perhatian para
pendidik yang dikaitkan dengan tingkah laku manusia. Bermain bukan hanya
10
tampak pada tingkah laku anak tetapi pada usia dewasa bahkan bukan hanya
manusia. Metode bermain ialah sistem perencanaan yang dilakukan pendidik
untuk memilih, mengorganasasikan, dan menyajikan materi bermain secara teratur
dalam pembinanan keterampilan berbahasa ,sebagai hasil dari pengalaman.
Batasan bermain yang dikemukakan oleh Schwartman (1979) dalam Soemiarti
(2003) batasan bermain sebagai berikut.
Bermain dalam tatanan sekolah dapat digambarkan sebagai suatu rentang
rangkaian kesatuan yang berujung pada bermaian bebas, bermain dengan
bimbingan dan berakhir pada bermain dengan di arahkan Dalam bermain bebas
dapat di definisikan sebagai suatu kegiatan bermain dimana anak mendapatkan
kesempatan melakukan berbagai pilihan alat dan mereka dapat memilih
bagaimana menggunakan alat-alat tersebut. Sedangkan bermain dengan
bimbingan, guru memilih alat permainan dan diharapkan anak-anak dapat
memilih guna menemukan suatu konsep tertentu. Dalam bermain yang diarahkan
guru mengajarkan bagaimana menyelesaikan suatu tugas yang khusus.
3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Bermain
Setiap metode memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing guru
dalam menerapkan suatu metode harus memperhatikan kelebihan dan kekurangan
suatu metode dengan situasi dan kondisi yang disampaikan.
Guru dapat memanfaatkan kelemahan dan kelebihan suatu metode serta
dapat mengatasi kelemahan dari metode yang digunakan, maka akan lebih mudah
bagi guru tersebut melaksanakan pembelajaran yang direncanakannya.
11
Dada Handana (2004:23) mengemukakan beberapa kelebihan dan
kelemahan metode bermain.
a. Kelebihannya
1. Siswa diransang untuk aktif, berfikir logis, sportif ,dan merasa senang
dalam proses belajar mengajar.
2. Konsep-konsep bahasa Indonesia dapat lebih cepat dipahami
3. Kemauan memecahkan masalah pada siswa dapat meningkat.
b. Kelemahan
1. Tidak semua topik disajikan dengan metode permainan.
2. Dapat memakan waktu yang banyak dalam proses pembelajaran
3. Permainan dapat mengakibatkan kelas gaduh sehingga dapat
mengganggu kelas sekitarnya.
4. Materi, Metode, dan Teknik Pembelajaran Bahasa Indonesia
Materi yang disampaikan kepada anak didik menarik perhatiaan mereka
supaya mereka dapat memahami materi.
“Menurut Tarigan (dalam Solchan, dkk, 2001:642), ada tiga jenis yang dipakaidalam pembelajaran bahasa dengan pendekatan komunikatif, yakni materiberdasarkan teks, materi berdasarkan tugas, seperti buklet yang berisi pelatihaninteraksi antar siswa, materi berdasarkan realita,seperti peta gambar, majalah , danmodel tiruan, selain itu ada beberapa prinsip yang harus kita ketahui, yakni (a)materi harus menunjang tujuan yang dirumuskan dalam kurikulum, (b) materiharus autentik, (c) materi harus menstimulasi terjadinya interaksi antar gurudengan siswa serta siswa antar siswa yang lain, (d) materi memberikankesempatan siswa untuk memperhatikan bentuk-bentuk bahasa, (e) materi harusmampu mendorong siswa mengembangkan keterampilan belajar yang lain, dan (f)materi harus mampu mendorong pembelajaran menerapakan keterampilanberbahasa”
Teknik diartikan sebagai metode atau sistem mengajar sesuatu
(KBBI,2005:1158).
12
5. Pembelajaran Menyimak
a. Pengertian Keterampilan Menyimak
Keterampilan berbahasa dikenal dengan empat keterampilan, yaitu
keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan
menyimak adalah keterampilan yang pertama dari keempat keterampilan
berbahasa. Tarigan (1986:28) menyatakan bahwa menyimak adalah proses
kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian ,
pemahaman, apresiasi serta interprestasi untuk memperoleh informasi,
menangkap isi pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan
oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
Syafi’ie (1993: 27) menyatakan bahwa menyimak adalah kegiatan
mendengar yang dilakukan dengan penuh sengaja, penuh perhatian terhadap apa
yang disimak atau didengar. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan
bunyi bahasa, mengindentifikasi, menginterfrestasi, dan menilai atas makna yang
terkandung di dalamnya. Menyimak melibatkan pendengaran, pengelihatan,
penghayatan, ingatan, pengertian, dan situasi. Peristiwa menyimak selalu diawali
dengan mendengarkan bunyi bahasa baik secara langsung ataupun rekaman radio
atau televisi.
Dalam pengertian menyimak di atas, ada beberapa yang perlu kita ketahui,
antara lain hakikat menyimak, tujuan menyimak, dan menyimak sebagai
keterampilan berbahasa.
13
b.Hakikat Menyimak
Pada hakikatnya, menyimak terdiri dari dua bagian, yaitu proses
menyimak dan hasil menyimak.
1) Proses Menyimak
Menyimak adalah kegiatan yang merupakan suatu proses. Dalam suatu
proses menyimak, terdapat beberapa tahap yang harus dtempuh oleh seorang
penyimak. Seperti yang dikemukakan oleh Logan dan Loban (dalam Tarigan,
1986:58) sebagai berikut.
a) Tahap Mendengar
Tahap ini, pendengar baru mendengar segala yang dikemukakan oleh si
pembicara.
b) Tahap Memahami
Tahap ini pendengar ada keinginan untuk mengerti dan memahami dengan
baik isi pembicaran yang disampaikan oleh sang pembicara.
c) Tahap Menginterpretasi
Dalam tahap ini penyimak belum merasa puas kalau hanya mendengar dan
memahami saja isi ujaran sang pembicara, dia ingin menafsirkan atau
menginterprestasi butir-butir yang terdapat dan tersirat dalam ujaran.
d) Tahap Mengevaluasi
Tahap ini penyimak menilai atau mengevaluasi pendapat serta gagasan
atau ide yang dikemukakan oleh pembicara.
e) Tahap Menanggapi
Hasil penilaian dinyatakan dalam bentuk tanggapan penyimak terhadap
apa yang disimakkan.
14
2) Hasil Menyimak
Hasil menyimak akan tercapai apabila penyimak mampu memahami apa
yang disimak. Meliputi proses yang terjadi dalam menyimak, dapat diketahui
bahwa masing-masing urutan itu dilalui secara cepat. Bila salah satu proses itu
macet, maka perbuatan menyimak itu tidak berlangsung secara utuh dan akhirnya
tidak ada pemahaman yang diperoleh dan tidak ada respon yang terjadi. oleh
karena itu, agar proses menyimak maksimal, penyimak harus menguasai kegiatan-
kegiatan dalm proses menyimak.
Setiap orang kemampuan menyimaknya tidak sama. Artinya, mampu atau
tidaknya seseorang dalam menyimak tergantung beberapa faktor. Menurut
Tarigan ( 1994 : 38 ), faktor keberhasilan menyimak antara lain bergantung pada:
1) pembicara, 2) pembicaraan, 3) situasi, dan 4) penyimak.
Pembicara adalah orang yang menyampaikan pesan, ide, dan informasi
kepada pendengar melalui bahasa lisan. Seorang pembicara harus menguasai
materi, berbahasa yang baik dan benar, percaya diri, berbicara sistematis, gaya
bicaranya harus menarik, dan pembicara harus menjalani kontak dengan
pendengarnya. Pembicaraan adalah materi, isi, pesan, atau informasi yang hendak
disampaikan oleh seorang pembicara kepada pendengarnya. Pembicaraan dapat
dikatakan baik, jika memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
a) harus berkaitan dengan pendengar.
b) Pembicaraan harus berarti, berguna, atau bermakna bagi
pendengarnya.
c ) Pembicaraan harus sesuatu yang baru, hangat, dan aktual.
15
c) Pembicaraan harus tersusun sistematis, sehingga mudah untuk diikuti
dan dipamahi oleh pendengar.
d) Taraf kesukaran pembicaran harus sesuai dan seimbang dengan taraf
kemampuan pendengar.
Situasi menyimak ialah segala sesuatu yang menyertai peristiwa
menyimak diluar pembicara, pembicaraan, dan menyimak Ada hal-hal yang harus
diperhatikan dalam situasi menyimak yaitu ruangan, waktu, suasana, lingkungan
yang tenang, dan peralatan. Peristiwa menyimak yang berlangsung dalam ruangan
yang baik, waktu yang tepat, suasana yang tenang, nyaman, dan menyenangkan
serta dilengkapi dengan peralatan fungsional diharapkan hasilnya secara efektif.
Penyimak adalah orang yang mendengar dan memahami isi bahan
simakkan yang disampaikan oleh pembicara dalam suatu peristiwa menyimak.
Dibandingkan dengan faktor pembicara, pembicaraan, dan situasi faktor penyimak
adalah yang terpenting dan paling menentukan keefektifan dalam peristiwa
menyimak.
c. Tujuan Menyimak
Tujuan utama menyimak adalah menangkap, memahami atau menghayati
pesan, ide, serta gagasan yang tersirat dalam simakan. Tujuan menyimak adalah
untuk meningkatkan kemampuan berbicara. Tujuan orang menyimak menurut
tarigan (1986:56) sebagai berikut.
1) Menyimak untuk belajar atau memperoleh pengetahuan.
2) Menyimak untuk menikmati materi yang dipagelarkan atau diajarkan.
3) Menyimak untuk mempersiapkan bahan simakan.
4) Menyimak untuk menilai bahan simakan.
16
5) Menyimak agar dapat mengkomunikasikan ide, gagasan, perasaan kepada
orang lain dengan lancar dan tepat.
6) Menyimak agar dapat membedakan arti bunyi-bunyi dengan tepat.
7) Menyimak agar dapat memecahkan masalah secara kreatif dan analisis
sebab dari sang pembicara mungkin memperoleh masukan berkarya.
8) Menyimak untuk dapat memungkinkan diri sendiri terhadap masalah atau
pendapat yang selama ini diragukan.
e. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan
Menyimak sebagai suatu keterampilan dengan empat langkah proses, yaitu
(1) mendengar, (2) mengevaluasi, (3) mengevaluasi, dan (4) menanggapi. Proses
penangkapan bunyi dan pemahaman merupakan dua proses yang berlangsung
secara hampir bersamaan. Pada saat penyimak mendengarkan, pada saat itu
mentalnya bekerja secara aktif.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan untuk dapat menyimak dengan baik
menurut Suhendar dan Supinah (1992:5) adalah sebagai berikut.
1) Alat dengar si pendengar (penyimak) harus baik. Artinya, alat pendengar
sebagai alat penerima bunyi, dan alat bicara sebagai sumber bunyi itu
harus baik.
2) Situasi dan lingkungan pembicara harus baik.
3) Konsentrasi penyimak kepada pembicara
4) Pengenalan tujuan pembicaraan.
5) Pengenalan paragraf atau bagian pembicaraan dengan pengenalan kalimat-
kalimat inti pembicaraan.
6) Kesanggupan menarik kesimpulan dengan tepat.
17
7) Keseluruhan.
8) Faktor latihan.
f. Tujuan Pengajaran Menyimak
Keterampilan menyimak senantiasa berpasangan dengan keterampilan
berbicara. Artinya, keterampilan menyimak selalu muncul bersama-sama dengan
keterampilan berbicara dalam setiap peristiwa komunikasi dengan menggunakan
bahasa secara lisan. Hubungan antara pembicara dengan pendengar bisa terjadi
secara bertatap muka dan bisa juga secara tidak langsung (melalui telepon, radio,
TV, dan sebagainya ).
Tujuan pokok pengajaran keterampilan menyimak adalah agar siswa
mahir atau terampil menyimak sebagai bentuk pemakaian bahasa lisan, sehingga
mereka mampu menangkap secra cermat bentuk kebahasaan, mampu isi berbagai
bentuk tuturan secar cepat dan tepat, mampu menilainya, serta mampu
mengemukakan respon terhadap apa yang didengar.
Menurut keraf (1993 :29) ada beberapa hal yang perlu kita dikerjakan
untuk mencapai tujuan pengajaran menyimak. Antara lain sebagai berikut.
(1) Meningkatkan kesadaran siswa akan pentingnya keterampilan
mendengarkan dalam berkomunikasi pada umumnya dan khususnya
dalam belajar.
(2) Mengembangkan keterampilan dasar, konsep, dan sikap yang baik
untuk memperoleh kebiasaan mendengarkan yang efektif.
(3) Mengembangkan kesenangan dalam berperan sebagai pembicaraan dan
pendengar dalam berbagai peristiwa komunikasi.
18
(4) Menghilangkan kebiasaan – kebiasaan yang tidak baik dalam
mendengarkan.
(5) Melatihkan berbagai macam teknik mendengarkan.
Menurut Tarigan ( 1994 : 190 ), pokok-pokok yang disajikan dalam bahan
pembelajaran menyimak sebagai berikut. ”(1) Tema harus up-to date, (2) Tema
terarah dan sederhana, (3) Tema dapat menambah pengalaman dan pengamat (4)
Tema bersifat sugesti dan evaluatif, (5) Tema bersifat motivatif, (6) Pembicaraan
harus dapat menghibur, (7) Bahasa sederhana dan mudah dimengerti.”
6. Pengajaran Bahasa Indonesia dalam Gerakan Pramuka
Gerakan pramuka berfungsi sebagai lembaga pendidikan luar sekolah dan
sebagai wadah pembinaan pengembangan generasi muda, menggunakan prinsip
dasar metodik kepramukaan, yang pelaksanaanya sesuai dengan keadaan,
kepentingan perkembangan bangsa serta masyarakat Indonesia. Untuk mencapai
tujuan pembinaan keterampilan berbahasa pada anggota pramuka golongan
penggalang, tentu tidak terlepas dari peranan pembina pramuka. Hal tersebut
sejalan dengan prinsip dasar metodik kepramukaan ( PDMPK ),” Permainan yang
mendukung pendidikan ( Kwaranas,1989 : 54 )”.
Supaya pelaksanaan metode bermain dalam pembinaan keterampilan
berbahasa tercapai Pembina pramuka harus memahami metode yang digunakan.
I. Metode Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,
yakni suatu prosedur pemecahan masalah dengan mengungkapkan fakta
19
sebagaimana adanya. Pertimbangan menggunakan metode ini didasari masalah
tersebut bersifat aktual yang terjadi saat berlangsungnya penelitian.
2. Bentuk Penelitian
Sesuai dengan metode deskriptif, bentuk yang digunakan ialah
Eksperimen. Eksperimen merupakan desain penelitian ilmiah yang paling teliti
dan tepat untuk menyelidiki pengaruh suatu variable yang lain (Borg dan Gall,
1979). Dalam eksperimen peneliti melakukan manipulasi kondisi sehingga dapat
diyakini bahwa variasi kondisi tersebut menyebabkan timbulnya pengaruh
terhadap variable yang menjadi konsen penelitian.
3. Populasi dan Sampel
Populasi ialah sekelompok orang, benda atau hak yang menjadi sumber
pengambilan sampel, sekumpulan yang menjadi syarat tertentu yang berkaitan
dengan masalah penelitian (KBBI, 1984 : 689). Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh anggota pramuka penggalang Gudep 01067-01068 Ibunda
Fatmawati atau siswa kelas VII SMP Negeri 17 Pontianak Tahun Ajaran
2008 / 2009 yang berjumlah 252 Orang.
Berdasarkan karakteristik yang diperoleh populasi berikut.
a. kelas VII A berjumlah 42 orang
b. kelas VII B berjumlah 42 orang
c. kelas VII C berjumlah 42 orang
d. kelas VII D berjumlah 42 orang
e. kelas VII E berjumlah 42 orang
f. kelas VII F berjumlah 42 orang
20
Penelitian merujuk pendapat untuk sekadar ancer-ancer maka apabila
subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi, jika subjeknya besar dapat diambil antara
10-15 %, atau 20-25 % atau lebih ( Arikunto, 1997 : 120 ). Penulis mengambil
12 % dari jumlah populasi yang tersedia. Populasi berjumlah 252 siswa,
pengambilan sampel sebanyak 12 % dari 252 orang berarti 30 siswa. Penelitian
sampel digunakan secara acak karena semua objek dianggap sama dan
memperoleh kesempatan yang sama untuk di pilih menjadi sampel
( Arikunto,1997:107 ).
Jumlah sampel perkelas sebagai berikut .
Kelas VII A berjumlah 42 Orang X 12 % = 5,04 dibulatkan menjadi 5
Kelas VII B berjumlah 42 Orang X 12 % = 5,04 dibulatkan menjadi 5
Kelas VII C berjumlah 42 Orang X 12 % = 5,04 dibulatkan menjadi 5
Kelas VII D berjumlah 42 Orang X 12 % = 5,04 dibulatkan menjadi 5
Kelas VII E berjumlah 42 Orang X 12 % = 5,04 dibulatkan menjadi 5
Kelas VII F berjumlah 42 Orang X 12 % = 5,04 dibulatkan menjadi 5
Pengambilan sample dilakukan dengan cara random atau melalui langkah-
langkah berikut.
1) Pengambilan sample dilakukan acak pada masing-masing kelas
2) Peneliti membuat gulungan kertas yang didalamnya telah tercantum nama-
nama siswa pada kertas itu.
3) Gulungan kertas dimasukan kedalam suatu tempat kemudian dikocok dan
dikeluarkan sebanyak jumlah sampel yang diperlukan pada tiap kelas
4) Nama-nama yang keluar itulah yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
21
4.Teknik dan Alat Pengumpulan Data
a.Teknik Pengumpul Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan di dalam penelitian ini
yakni teknik observasi langsung yaitu dengan cara melakukan pengamatan secara
langsung terhadap terhadap persiapan dan langkah pelaksanaan metode bermain
oleh Pembina pramuka.Teknik pengukuran yakni teknik pengumpulan data
dengan cara menggunakan tes sebagai alat utama yang ditunjukan kepada
responden adapun bentuk tes adalah menyimak kalimat yang di dengar dari teman
secara berantai kemudian di tulis pada kertas yang telah disediakan.
b. Alat Pengumpul Data
Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes yang
disusun secara tertulis pada lembaran soal tes dan juga observasi adalah alat
pengumpul data dengan cara mengadakan pengamatan langsung. Untuk observasi
Persiapan pelaksanaan metode bermain sesuai dengan format yang ada.Untuk
observasi langkah-kangkah pelaksanaan metode bermain sesuai dengan format
yang ada.
5. Teknik Analisis Data
Format tentang persiapan dan langkah-langkah pelaksanaan metode
bermain serta data hasil tes yang diberikan kepada anggota pramuka dianalisis
secara kualitatif yang di ambil dari data kuantitatif untuk menghitung persentase
sesuai dengan aspek yang diteliti. Mengetahui pelaksanaan metode bermain
dilihat dari observasi langsung berdasarkan pedoman observasi.
22
Sedangkan untuk menganalisis hasil tes, dilakukan langkah berikut.
Untuk mengetahui kemampuan persentase siswa maka digunakan rumus:
JN
JSa X N
Keterangan
a. JN =Jumlah keseluruahn nilai tes
b. N = Rentang Nilai.(0-10)
c. JSa = Jumlah sampel
d. X = Hasil persentase kemampuan seluruh anggota pramuka golongan
penggalang rakit.
Karakteristik yang digunakan untuk mengukur keberhasilan metode
bermain golongan penggalang tingkat rakit sebagai berikut:” 76 % sampai 100 %
baik, 56 % sampai 75 % cukup, 40 % sampai 55 % kurang baik, Teknik ini
disebut teknik diskriptif kualitatif dengan persentase. ( Arikunto,1986:196 )”.
23
DAFTAR PUSTAKA
Asmara, Husnah.1988. Metode Penelitian. Pontianak.
Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.
Ahsin, Amir. 1981. Pengajaran Menyimak. Departemen P dan K.
Asep Hery Herawan. (2003) . Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran.
Jakarta : Pusat Penerbit Universitas Terbuka.
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Putaka.
Dadan Hendana. (2004). Pendidikan Matematik di SD Program Pokok MateriPenataran Tertulis Sistem Belajar Mandiri Tipe B Kompetensi TerakditasiGuru SD. Bandung : Pusat pengembangan Penataran Guru Tertulis –Dirjen Diknas
Engkoswara. 1984. Dasar Metodelogi Pengajaran. Jakarta: PT Bina Aksara.
Hamalik, Oemar. 1990. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan PendekatanSistem. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Keraf, Gorys. 1996. Terampil Berbahasa Indonesia I. Jakarta. Balai Pustaka.
Nawawi, Hadari. 2002. Metode Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah MadaUniversity Prees.
Sekretaris Presiden RI.1988. Anggaran Dasar Gerakan Pramuka. Jakarta:Kwarnas.
Soeharto, G.1988. Metodelogi peneltian Dalam Pendidikan Bahasa. Jakarta:P2IPTK.
Soeparno. 1988. Media Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: PT. Intan Pariwara
Tarigan.H .G.1986. Pengajaran Ejaan Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa.
Padmodewo, Soemantri. 2003. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta:Dekdikbud Kerjasama Dengan PT Reneka Cipta.
24
Format Observasi Persiapan Pelaksanaan Metode Bermain
No.Aspek yang dinilai
Tes
1 2 3 4 5
1.
2.
Pembina Mempersiapkan materi
Pembina mempersiapkan bahanlatihan
Keterangan :
A = Ada
TA = Tidak ada
25
Lampiran : 1
Format Observasi
Gudep 01067-01068
No. Aspek yang dinilaiPenilaian 1
Ada Tidak ada1
2.
3.
4.
5.
6.
Guru /Pembina menjelaskan peraturan.
Kelas /pasukan dbagi beberapakelompok.
Pembina memberikan soal simakankepada tiap-tiap perwakilan kelompokuntuk disimak dan dipahami denganbatas waktu yang ditentukan.
Pembina mempersilahkan tiap-tiapperwakilan kelompok untuk kembali kebarisannya. Pada hitungan ketigaperwakilan kelompok menyampaikansoal simakan secara berantai kepadaanggotanya.
Pada batas waktu yang telah ditentukansemua anggota kelompok menuliskankembali pesan yang diterima tadi padakertas yang telah disediakan.waktu yangditentukan semua pekerjaan harusdihentikan.
Guru /Pembina memberikan nilai..
26
Format Observasi
Gudep 01067-01068
No. Aspek yang dinilaiPenilaian 1
Ada Tidak ada1
2.
3.
4.
5.
6.
Guru /Pembina menjelaskan peraturan.
Kelas /pasukan dbagi beberapakelompok.
Pembina memberikan soal simakankepada tiap-tiap perwakilan kelompokuntuk disimak dan dipahami denganbatas waktu yang ditentukan.
Pembina mempersilahkan tiap-tiapperwakilan kelompok untuk kembali kebarisannya. Pada hitungan ketigaperwakilan kelompok menyampaikansoal simakan secara berantai kepadaanggotanya.
Pada batas waktu yang telah ditentukansemua anggota kelompok menuliskankembali pesan yang diterima tadi padakertas yang telah disediakan.waktu yangditentukan semua pekerjaan harusdihentikan.
Guru /Pembina memberikan nilai..
27
Format Observasi
Gudep 01067-01068
No. Aspek yang dinilaiPenilaian 1
Ada Tidak ada1
2.
3.
4.
5.
6.
Guru /Pembina menjelaskan peraturan.
Kelas /pasukan dbagi beberapakelompok.
Pembina memberikan soal simakankepada tiap-tiap perwakilan kelompokuntuk disimak dan dipahami denganbatas waktu yang ditentukan.
Pembina mempersilahkan tiap-tiapperwakilan kelompok untuk kembali kebarisannya. Pada hitungan ketigaperwakilan kelompok menyampaikansoal simakan secara berantai kepadaanggotanya.
Pada batas waktu yang telah ditentukansemua anggota kelompok menuliskankembali pesan yang diterima tadi padakertas yang telah disediakan.waktu yangditentukan semua pekerjaan harusdihentikan.
Guru /Pembina memberikan nilai..
28
Format Observasi
Gudep 01067-01068
No. Aspek yang dinilaiPenilaian 1
Ada Tidak ada
1
2.
3.
4.
5.
6.
Guru /Pembina menjelaskan peraturan.
Kelas /pasukan dbagi beberapakelompok.
Pembina memberikan soal simakankepada tiap-tiap perwakilan kelompokuntuk disimak dan dipahami denganbatas waktu yang ditentukan.
Pembina mempersilahkan tiap-tiapperwakilan kelompok untuk kembali kebarisannya. Pada hitungan ketigaperwakilan kelompok menyampaikansoal simakan secara berantai kepadaanggotanya.
Pada batas waktu yang telah ditentukansemua anggota kelompok menuliskankembali pesan yang diterima tadi padakertas yang telah disediakan.waktu yangditentukan semua pekerjaan harusdihentikan.
Guru /Pembina memberikan nilai..
29
Format Observasi
Gudep 01067-01068
No. Aspek yang dinilai Penilaian 1
Ada Tidak ada1
2.
3.
4.
5.
6.
Guru /Pembina menjelaskan peraturan.
Kelas /pasukan dbagi beberapakelompok.
Pembina memberikan soal simakankepada tiap-tiap perwakilan kelompokuntuk disimak dan dipahami denganbatas waktu yang ditentukan.
Pembina mempersilahkan tiap-tiapperwakilan kelompok untuk kembali kebarisannya. Pada hitungan ketigaperwakilan kelompok menyampaikansoal simakan secara berantai kepadaanggotanya.
Pada batas waktu yang telah ditentukansemua anggota kelompok menuliskankembali pesan yang diterima tadi padakertas yang telah disediakan.waktu yangditentukan semua pekerjaan harusdihentikan.
Guru /Pembina memberikan nilai..
30
Lampiran: II
Tabel 1
Hasil penilaian tes pertama
No. NAMA NILAI
BENAR SALAH
31
Tabel 2
Hasil penilaian Kedua
No. NAMA NILAI
BENAR SALAH
32
Tabel 3
Hasil penilaian tes ketiga
No. NAMA NILAI
BENAR SALAH
33
Tabel 4
Hasil penilaian tes keempat
No. NAMANILAI
BENAR SALAH
34
Tabel 5
Hasil penilaian tes kelima
No. NAMANILAI
BENAR SALAH
35
FORMAT PENGESAHAN RENCANA PENELITIANTanggung Jawab Yuridis Material Pada :
Penulis,
EMILIANIM. F11105016
Distujui OlehDosen Pembimbing Akademik
Drs. Djon Lasmono, M.Pd.NIP. 131683672
Ketua Jurusan Bahasa Ketua Prodi Bahasa dan Sastradan Sastra Indonesia Indonesia
Dr. Martono Dra. Sesilia Seli,M.Pd.NIP 132086446 NIP 131876690
36
FORMAT PENGESAHAN RENCANA PENELITIANTanggung Jawab Yuridis Material Pada :
Penulis,
NIA MAYASARINIM. F11105024
Disetujui Oleh
Dosen Pembimbing Akademik
Drs. Ahadi Sulissusiawan, M.PdNIP.
Ketua Jurusan Bahasa Ketua Prodi Bahasa IndonesiaIndonesia
Dr. Martono Dra. Sesilia Seli, M.Pd.NIP 132086446 NIP 131876690
37
Soal test 1
Simaklah kalimat berikut ini, kemudian pahami dalam waktu kurang lebih 1menit.
1. Alat untuk menentukan arah mata angin disebut kompas.
2. Hancur badan dikandung tanah, budi baik dikenang orang.
3. Ular melingkar-lingkar sangat melingkar di atas akar di balik
rumah pak Bakar.
4. Pencipta kata kepanduan adalah bapak Haji Agus Salim
bertempat di banjarnegara.
5. Burung merpati terbang tinggi di tembak langsung mati di
bawa sukuriti.
Catatan :Peserta yang sudah selesai supaya memindahkan kalimat pada kertas yangtelah disediakan.
38
Soal test 2
Simaklah kalimat berikut ini, kemudian pahami dalam waktu kurang lebih 1menit.
1. Tanda kecakapan khusus merupakan tanda bahwa pemakai
memiliki kecakapan dalam bidang tertentu.
2. Ular terbelit-belit sangat terbelit di kamar pak ulit yang sangat
pelit pailit.
3. Sepandai-pandai tupai melompat, sekali waktu jatuh juga.
4. Pasukan penggalang ialah remaja yang berusia antara 11
sampai dengan 15 tahun.
5. Anak kancil yang terkecil sangat terkucil yang mungil
menggeligil.
Catatan :Peserta yang sudah selesai supaya memindahkan kalimat pada kertas yangtelah disediakan.
39
Soal test 3
Simaklah kalimat berikut ini, kemudian pahami dalam waktu kurang lebih 1menit.
1. Hurup-hurup dan angka-angka Morse itu terdiri atas garis dan titik.
2. Anak ayam terkokok-kokok, dibalik mangkok sambil merokok
terjongkok-jongkok.
3. Asam digunung, garam dilaut dalam belanga bertemu juga.
4. Bentuk barisan upacara disatuan pramuka penggalang ialah bentuk
angkare.
5. Buaya putih dipukul mati,di masukan ke dalam peti yang terkunci-
kunci.
Catatan :Peserta yang sudah selesai supaya memindahkan kalimat pada kertas yangtelah disediakan.
40
Soal test 4
Simaklah kalimat berikut ini, kemudian pahami dalam waktu kurang lebih 1menit.
1. Nama kecil bapak pandu sedunia OBERT STEPHENSON
SMYTH BADEN POWELL.
2. Pak Umar mencari dammar di dalam kamar yang menggemar-
gemar sangat tergemar.
3. Sedikit bicara banyak bekerja akan memperoleh hasil yang
memuaskan.
4. Pramuka Indonesia baik putra maupun putri menggunakan
lambang yang sama “Tunas Kelapa”
5. Anak ikan melompat-lompat sangat terlompat dibalik lepat yang
melekat-lekat.
Catatan :Peserta yang sudah selesai supaya memindahkan kalimat pada kertas yangtelah disediakan.
41
Soal test 5
Simaklah kalimat berikut ini, kemudian pahami dalam waktu kurang lebih 1menit.
1. Kemana angin bertiup, ke situlah arah condongnya.
2. Anak kumbang menebok jenang ku tendang langsung berenang
terkenang.
3. Gajah besak di balik bambu, ada rusa jangan diganggu dulu punya
pak Abu.
4. Istilah CIKAL BAKAL di Indonesia berarti “ penduduk asli yang
pertama.”
5. kedua belah tangan dikepalkan dan diacungkan keatas dinamakan
bentuk barisan angkare.
Catatan :Peserta yang sudah selesai supaya memindahkan kalimat pada kertas yangtelah disediakan.
42
Soal test 2
RENCANA PENELITIAN
A. Judul Penelitian
Pelaksanaan Metode Bermain pada Anggota Pramuka Golongan
Penggalang di GUDEP 01067-01068 Ibunda Fatmawati dalam Pembinaan
Keterampilan Berbahasa Indonesia Tahun Ajaran 2008/2009 Kota Pontianak
B. Latar Belakang
43
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting di dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan yang kita peroleh dapat membuat
orang berpikir kreativ dalam menjalani hidup. Kita menginginkan kemajuan yang
sangat pesat dan berarti di dalam dunia pendidikan tidak hanya duduk, diam,
dengar, catat, dan menghapal tetapi bagaimana kita memahami proses belajar-
mengajar agar siswa dan anak didik kita dapat berkreativitas dan bergairah dalam
memperoleh pendidikan.Undang-undang RI nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional yang terbagi di dalam beberapa Bab, satu diantara. Bab V
Pasal 12 yang isinya’’Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak
mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuanya.’’.Bab VI 13” Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal,
nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Satu
diantara pendidikan tersebut ialah pramuka sebagai organisasi yang bersifat
nasional di Negara Republik Indonesia, merupakan oraganisasi besar yang
memerlukan pengelolaan secara profesional.
Gerakan pramuka mempunyai andil dalam mencerdaskan serata mendidik
anak bangsa. Hal ini sesuai dengan keputusan Republik Indonesia nomor 238
tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka dan no 57 tahun 1988 tentang pengesahan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Tujuan gerakan pramuka adalah
mendidik anak-anak dan pemuda Indonesia dengan tujuan agar mereka menjadi
manusia yang berkepribadian berwatak dan berbudi pekerti luhur yang:
c. kuat mental, tinggi moral, beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan YangMaha Esa;
d. warga Negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, serta patu padaNegara kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakatyang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri serta
44
bersaman-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan Negara(Kwarnas, 1988: 6).
Pembinaaan keterampilan bahasa Indonesia terhadap anggota pramuka
khususnya tingkat golongan penggalang rakit dapat dilaksanakan pada waktu
pertemuan-pertemuan sesama anggota pramuka. Sejalan dengan hal tersebut,
dalam politik bahasa nasional seri dua dikatakan sebagi berikut: “ kehadiran
pengajaran bahasa Indonesia di tengah masyarakat Indonesia pada dasarnya
berwajah ganda, yaitu sebagi bagian atau alat pendidikan nasional suatu pihak,
dan satu diantara pembinaan bahasa Indonesia di pihak lain (I. Gusti Ngurah Oka,
1977: 49).”
Keterampilan berbahasa memiliki empat aspek yaitu keterampilan
menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan
menulis.keempat keerampilan ini tidak dapat dipisahkan karena merupakan satu
kesatuan yang utuh. Satu kegiatan berbahasa dalam komunukasi ialah
menulis.Menulis merupakan suatu proses bgi seseorang untuk dapat
mengekspresiakan perasaan dan keinginan sesuai dengan kemampuan
bahasanya.kemampuan menulis dapat diperoleh melalui belajar dan berlatih.
Diharapkan siswa mampu mengungkapkan ide, pikiran, dan perasaan. Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dicantumkan bahwa pembelajaran bahasa
Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk
berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan
maupun tulisan. Penulis memilih metode bermain atau permainan bahasa agar
dalam proses belajar dan pembelajaran yang dilakukan pendidik terhadap
terhadap siswa dalam proses pemberian materi yang yang disampaikan menarik
perhatian mereka dengan cara yang menggembirakan untuk memperoleh suatu
45
keterampilan dan pengetahuan dalam suatu permainan sesuai jenis serta tingkat
usia masing-masing peserta. Di dalam metode bermain terdapat prinsif Dasar
Metodik Kepramukaan yang tidak hanya siswa memperoleh pendidikan dari
materi yang didapat tetapi bagaimana materi yang didapat dapat dipahami dan
berkesan dari pengalaman bermain. Pelaksanaan metode bermain dalam
pembinaan barbahasa Indonesia sangat diperlukan suatu pendekatan yang sesuai
dengan kondisi di gugus depan tersebut. Pembinaan keterampilan berbahasa
Indonesia terhadap anggota pramuka golongan penggalang harus mengacu pada
syarat-syarat kecakapan umum (SKU), sehingga pembinaan keterampilan
berbahasa pada anggota rakit berhasil.
Pada hakikatnya permainan suatu aktivitas untuk memperoleh suatu
keterampilan dengan cara menggembirakan. Dalam suatu permainan jenisnya
berbeda-beda, sesuai dengan tingkat usia yang membuat kesenangan tersendiri
bagi tiap usia. Permainan dapat memberikan kerampilan dan pengetahuan.
Pelaksanaan metode bermain dalam pembinanaan berbahasa Indonesia pada
anggota penggalang. Dapat menambah pengalaman sehingga tercapainya tujuan
gerakan pramuka agara tujuan itu tercapai, Pembina pramuka harus berpedoman
pada prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan (PDMPK). Penulis memilih
penggalang agar memudahkan pelakasanaan metode bermain mereka dapat
memahami materi yang diberikan dalam aturan bermain serta mereka harus
menempuh ujian yang terdapat dalm SKU yakni bisa berbahasa Indonesia pada
saat pertemuan penggalang.
Agar memudahkan pelaksanaan metode bermain dalam pembinaan
keterampilan bahasa Indonesia pada anggota pramuka, dikhususkan pada
46
golongan penggalang yang diklasifikasikan menjadi tiga tingkat, yaitu “ tingkat
ramu, tingakat rakit, dan tingkat terap (Kwarnas, 1988: 72) “ yang mempunyai
syarat-syarat kecakapan umum. Terhadap anggota pramuka tingkat rakit
diwajibkan menempuh ujian yang terdapat dalam SKU” bisa berbahasa Indonesia
pada saat pertemuan penggalang (Kwarnas, 1974: 1-20)” pendapat lain
mengatakan “ apabila keterampilan yang diperoleh dalam permainan itu berupa
permainan bahasa maka permaianan tersebut dinamakan permainan bahasa
(Soeparno, 1988: 61).”
Penelitian ini adalah Pelaksanaan Metode Bermain pada Anggota Pramuka
Golongan Penggalang di Gugus Depan 01067-01068 Ibunda Fatmawati dalam
Pembinaan Keterampilan Berbahasa Indonesia Tahun Ajaran 2008/2009. Alasan
gugus depan tersebut dijadikan objek penelitian karena banyak memperoleh
prestasi serta penghargaan dalam kegiatan pramuka di lingkungan Kwartir antara
lain: Juara Umum 1 Putra pada Perkemahan Gabungan SE Kota Pontianak
Tingkat Penggalang, Tahun 2006. Juara Umum 2 Putripada Perkemahan
Gabungan SE Kota Pontianak Tingkat Penggalang Tahun 2006. Juara Umum 3
Putra pada Perkemahan Gabungan SE Kota Pontianak Tingkat Penggalang Tahun
2006. dan juga pernah mengikuti JAMDA di Sintang serta JAMBORE Nasional
Tahun 2006.
Berdasarkan uraian di atas penulis berkeinginan mengetahui lebih lanjut tentang
pelaksanaan metode bermain dalam pembinaan keterampilan berbahasa Indonesia.
C. Masalah Penelitian
47
Paparan latar belakang di atas, masalah umumnya adalah ”Bagaimanakah
pelaksanaan metode bermain pada anggota pramuka golongan penggalang di
gugus depan 01067-01068 Ibunda Fatmawati dalam pembinaan keterampilan
berbahasa Indonesia kota Pontianak tahun ajaran 2008/2009.” Masalah umum
tersebut peneliti batasi dalam beberapa sub masalah sebagai berikut.
g. Bagaimanakah persiapan pelaksanaan metode bermain pada anggota
pramuka golongan penggalang di gudep 01067-01068 Ibunda Famawati
dalam pembinaan keterampilan berbahasa indonesia
h. Bagaimanakah langkah-langkah pelaksanaan metode bermain pada
anggota pramuka golongan penggalang di gudep -01067-01068 Ibunda
Fatmawati dalam pembinaan keterampilan berbahasa Indonesia
i. Bagaimanakah hasil belajar dengan metode bermain pada anggota
pramuka golongan penggalang di gudep 01067-01068 Ibunda Fatmawati
dalam pembinaan keterampilan berbahsa Indonesia
D. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini sebagai berikut.
3. mengetahui pelaksanaan metode bermaian dalam pembinaan keterampilan
bahasa Indonesia pada anggota pramuka golongan penggalang tingkat
rakit.
4. mengetahui hasil kemampuan pelaksanaan metode bermain dalam
pembinaan keterampilan bahasa indonesia pada anggota pramuka
golongan penggalang tingkat rakit.
E. Penjelasan istilah
48
Penjelasan ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahpahaman dalam
istilah yang digunakan dalam penelitian ini,sehingga maksud yang diinginkan
tidak kabur.
14. Pelaksanaan metode bermain yaitu “ cara di dalam memberikan materi
dengan permainan yang mengandung pendidikan “(Kwarnas, 1989: 49).
15. metode, “cara menyampaikan “(Hamalik.. 1989: 166).
16. Pembinaan keterampilan berbahasa Indonesia yaitu cara kita dalam
membimbing dan memberikan pengetahuan agar terampil dalam
berbahasa Indonesia.
17. Anggota pramuka yaitu” anak-anak didik dan pemuda Indonesia dari umur
7 sampai 25 tahun” (Kwarnas, 1988: 55).
18. Gudep yaitu tempat menghimpun anggoata pramuka yang terkecil “
(Kwarnas, 19880: 1-25).”
19. PDMPK yaitu, prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan “(Kwarnas,
1988: 49).”
20. SKU yaitu, syarat kecakapan umum “(Kwarnasa, 1974: 37).”
21. TKU yaitu tanda kecakapan umum “ (Kwarnas, 1972: 38).”
22. Kwarnas, yaitu Kwartir nasional “ (Kwarnas, 1974: 38).
23. Penggalang yaitu anak-anak didik yanag berusia 10 sampai 15 tahun “(
Kwarnas, 1989: 55).”
24. Golongan yaitu jenjang (Kwarnas, 1989: 55)
25. 01067-01068 yaitu urutan nomor gugus depan” (Kwarnas, 1989: 25).”
49
Berdasarkan penjelasan istilah diatas, penulis simpulkan bahwa Pelaksanaan
metode bermain anggota pramuka golongan penggalang GUDEP 01067-
01068 Ibunda Fatmawati dalm pembinaan keterampilan berbahasa indonesia
tahun ajaran 2008/2009 adalah cara meningkatkan proses belajar dan
pembelajaran dari materi yang disampaikan kepada peserta didik supaya
menarik , mudah dipahami, dan menyenangkan melalui metodik pendidikan
kepramukaan dengan cara bermain sesuai dengan jenjang anak-anak didik
golongan penggalang yang berusia 10 sampai 15 tahun.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini ialah:
1. Penelitian ini dapat dijadikan bahan untuk menunjang bagaimana sebuah
metode dapat menumbuhkan semangat,kreativitas serta pemahaman bagi
siswa.
2. Penulis dapat menerapkan ilmu yang didapat selama berkuliah.
3. Penelitian ini diharapkan mampu menumbuhkan bahwa bahasa Indonesia
itu penting penggunaanya.
4. Penelitian ini dilakukan agar dalam pelaksanaan metode bermain yang
digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam keterampilan
berbahasa Indonesia.
G. Kerangka Teori
1.Pelaksanaan Metode Bermain
50
Bermain ialah suatu penomena yang sangat menarik perhatian para
pendidik yang dikaitkan dengan tingkah laku manusia. Bermain bukan hanya
tampak pada tingkah laku anak tetapi pada usia dewasa bahkan bukan hanya
manusia. Metode bermain ialah sistem perencanaan yang dilakukan pendidik
untuk memilih, mengorganasasikan, dan menyajikan materi bermain secara teratur
dalam pembinanan keterampilan berbahasa ,
sebagai hasil dari pengalaman. Batasan bermain yang dikemukakan oleh
Schwartman (1979) dalam Soemiarti (2003) batasan bermain sebagai berikut.
Bermain dalam tatanan sekolah dapat digambarkan sebagai suatu rentang
rangkaian kesatuan yang berujung pada bermaian bebas, bermain dengan
bimbingan dan berakhir pada bermain dengan di arahkan.Dalam bermain bebas
dapat di definisikan sebagai suatu kegiatan bermain dimana anak mendapatkan
kesempatan melakukan berbagai pilihan alat dan mereka dapat memilih
bagaimana menggunakan alat-alat tersebut. Sedangkan bermain dengan
bimbingan, guru memilih alat permainan dan diharapkan anak-anak dapat
memilih guna menemukan suatu konsep tertentu. Dalam bermain yang diarahkan
guru mengajarkan bagaimana menyelesaikan suatu tugas yang khusus.
2. Materi, Metode, dan Teknik Pembelajaran Bahasa Indonesia
Materi yang disampampaikan kepada anak didik menarik perhatiaan
mereka supaya mereka dapat memahami materi.
“Menurut Tarigan (dalam Solchan, dkk, 2001:642), ada tiga jenis yang dipakaidalam pembelajaran bahasa dengan pendekatan komunikatif, yakni materiberdasarkan teks, materi berdasarkan tugas, seperti buklet yang berisi pelatihaninteraksi antar siswa, materi berdasarkan realita,seperti peta gambar, majalah , danmodel tiruan,selain itu ada beberapa prinsip yang harus kita ketahui, yakni(a)materi harus menunjang tujuan yang dirumuskan dalam kurikulum,(b) materiharus autentik,(c) materi harus menstimulasi terjadinya interaksi antar gurudengan siswa serta siswa antar siswa yang lain,(d) materi memberikan
51
kesempatan siswa untuk memperhatikan bentuk-bentuk bahasa,(e) materi harusmampu mendorong siswa mengembangkan keterampilan belajar yang lain,da,(f)materi harus mampu mendorong pembelajaran menerapakan keterampilanberbahasa”
Teknik diartikan sebagai metode atau sistem mengajar sesuatu
(KBBI,2005:1158).
3.Menulis
Menulis ialah menemukan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang ini
dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa
dan gambaran grafik itu (Tarigan,1994:21). Menulis ialah kegiatan seseorang
dalam rangka mengungkapkan gagasan dan penyampaiannya melalui bahasa tulis
kepada orang lain agar mudah dipahami.
Tujuan menulis menurut tarigan(1994:23) ialah (a) memberitahukan atau
mengajar,(b) meyakinkan atau mendesak, (c) menghibur dan menyenangkan,(d)
mengutarakan dan mengekspresikan perasaan emosi yang berapi-api.Menulis
merupakan suatu keterampilan berbahasa dan dipergunakan untuk berkomunikasi
secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.
4. Pengajaran Bahasa Indonesia dalam Gerakan Pramuka
Gerakan pramuka berfungsi sebagai lembaga pendidikan luar sekolah dan
sebagai wadah pembinaan pengembangan generasi muda, menggunakan prinsip
dasar metodik kepramukaan, yang pelaksanaanya sesuai dengan keadaan,
kepentingan perkembangan bangsa serta masyarakat Indonesia. Untuk mencapai
tujuan pembinaan keterampilan berbahasa pada anggota pramuka golongan
penggalang, tentu tidak terlepas dari peranan pebina paramuka. Hal tersebut
52
sejalan dengan prinsip dasar metodik kepramukaan (PDMPK),” Permainan yang
mendukung pendidikan (Kwaranas,1989:54)”.
Supaya pelaksanaan metode bermain dalam pembinanan keterampilan
berbahasa tercapai Pembina pramuka harus memahami metode yang digunakan.
I. Metode Penelitian
1. Metode Penelatian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,
yakni suatu prosedur pemecahan masalah dengan mengungkapkan fakta
sebagaimana adanya. Pertimbangan menggunakan metode ini didasari masalah
tersebut bersifat aktual yang terjadi saat berlangsungnya penelitian.
2. Bentuk Penelitian
Sesuai dengan metode deskriptif, bentuk yang digunakan ialah
Eksperimen. Eksperimen merupakan desain penelitian ilmiah yang paling teliti
dan tepat unuk menyelidiki pengaruh suatu variable yang lain (Borg dan Gall,
1979). Dalam eksperimen peneliti melakukan manipulasi kondisi sehingga dapat
diyakini bahwa variasi kondisi tersebut menyebabkan timbulnya pengaruh
terhadap variable yang menjadi konsen penelitian.
3. Populasi dan Sampel
Populasi ialah sekelompok orang, benda atau hak yang menjadi sumber
pengambilan sampel, sekumpulan yang menjadi syarat tertentu yang berkaitan
dengan masalah penelitian (KBBI,1984:689). Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh anggota pramuka penggalang Gudep 01067-01068 Ibunda Fatmawati
atau siswa kelas VII SMP Negeri 17 Pontianak Tahun Ajaran 2008/2009 yang
berjumlah 252 Orang.
53
Berdasarkan karakteristik yang diperoleh populasi berikut.
g. kelas VII A berjumlah 42 orang
h. kelas VII B berjumlah 42 orang
i. kelas VII C berjumlah 42 orang
j. kelas VII D berjumlah 42 orang
k. kelas VII E berjumlah 42 orang
l. kelas VII F berjumlah 42 orang
Penelitian merujuk pendapat untuk sekadar ancer-ancer maka apabila subjeknya
kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi, jika subjeknya besar dapat diambil antara 10-15%, atau 20-
25% atau lebih(Arikunto,1997:120). Penulis mengambil 12% dari jumlah
populasi yang tersedia. Populasi berjumlah 252 siswa, pengambilan sampel
sebanyak 12% dari 252 orang berarti 30 siswa. Penelitian sampel digunakan
secara acak karena semua objek dianggap sama dan memperoleh kesempatan
yang sama untuk di pilih menjadi sampel (Arikunto,1997:107).
Jumlah sample perkelas sebagai berikut .
Kelas VII A berjumlah 42 Orang X 12 % = 5,04 dibulatkan menjadi 5
Kelas VII B berjumlah 42 Orang X 12 % = 5,04 dibulatkan menjadi 5
Kelas VII C berjumlah 42 Orang X 12 % = 5,04 dibulatkan menjadi 5
Kelas VII D berjumlah 42 Orang X 12 % = 5,04 dibulatkan menjadi 5
Kelas VII E berjumlah 42 Orang X 12 % = 5,04 dibulatkan menjadi 5
Kelas VII F berjumlah 42 Orang X 12 % = 5,04 dibulatkan menjadi 5
Pengambilan sample dilakukan dengan cara random atau melalui langkah-langkah
berikut.
54
1) Pengambilan sample dilakukan acak pada masing-masing kelas
2) Peneliti membuat gulungan kertas yang didalamnya telah tercantum nama-
nama siswa pada kertas itu.
3) Gulungan kertas dimasukan kedalam suatu tempat kemudian dikocok dan
dikeluarkan sebanya jumlah sampel yang diperlukan pada tiap kelas
4) Nama-nama yang keluar itulah yang menjadi sample dalm penelitian ini
4.Teknik dan Alat Pengumpulan Data
a.Teknik Pengumpul Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan didalam penelitian ini
yakni teknik observasi langsung yaitu dengan cara melakukan pengamatan secara
langsung terhadap terhadap persiapan dan langkah pelaksanaan metode bermain
oleh Pembina pramuka.Teknik pengukuran yakni teknik pengumpulan data
dengan cara menggunakan tes sebagai alat utama yang ditunjukan kepada
responden adapun bentuk tes adalah menyimak kalimat yang di dengar dari teman
secara berantai kemudian di tulis pada kertas yang telah disediakan.
b. Alat Pengumpul Data
Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes yang
disusun secara tertulis pada lembaran soal tes dan juga observasi adalah alat
pengumpul data dengan cara mengadakan pengamatan langsung. Untuk observasi
Persiapan pelaksanaan metode bermain sesuai dengana format yang ada.Untuk
observasi langkah-kangkah pelaksanaan metode bermaian sesuai dengan format
yang ada.
5. Teknik Analisis Data
55
Format tentang persiapan dan langkah-langkah pelaksanaan metode
bermaian serta data hasil tes yang diberikan kepada anggota pramuka dianalisis
secara kualitatif yang di ambil dari data kuantitatif untuk menghitung persentase
sesuai dengan aspek yang diteliti. Mengetahui pelaksanaan metode bermain
dilihat dari observasi langsung berdasarkan pedoman observasi. Sedangkan untuk
menganalisis hasil tes, dilakukan langkah berikut. Untuk mengetahui kemampuan
persentase siswa maka digunakan rumus:
JN =X
---------------------------
JSa X N
Keterangan
a. JN =Jumlah keseluruahn nilai tes
b. N = Rentang Nilai.(0-10)
c. JSa = Jumlah sampel
d. X = Hasil persentase kemampuan seluruh anggota pramuka golongan
penggalang rakit.
Karakteristik yang digunakan untuk mengukur keberhasilan metode
bermain golongan penggalang tingkat rakit sebagai berikut:” 76% sampai 100%
baik, 56% sampai 75% cukup, 40% sampai 55% kurang baik,Teknik ini disebut
teknik diskriptif kualitatif dengan persentase.(Arikunto,1986:196)”.
56
DAFTAR PUSTAKA
Asmara, Husnah.1988. Metode Penelitian. Pontianak.
Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta:Balai Putaka.
Engkoswara. 1984. Dasar Metodelogi Pengajaran. Jakarta: PT Bina Aksara
Nawawi, Hadari. 1989. Metode Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada
University Prees.
Sekretaris Presiden RI.1988. Anggaran Dasar Gerakan Pramuka. Jakarta:
Kwarnas.
Soeharto, G.1988. Metodelogi peneltian Dalam Pendidikan Bahasa. Jakarta:
P2IPTK.
Soeparno. 1988. Media Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: PT. Intan Pariwara
Tarigan.H .G.1986. Pengajaran Ejaan Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa.
Padmodewo, Soemantri. 2003. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta:
Dekdikbud Kerjasama Dengan PT Reneka Cipta.
57
Format Observasi Persiapan Pelaksanaan Metode Bermain
No.
Aspek yang dinilai
Tes
1 2 3 4 5
1. Pembina Mempersiapkan materi
Pembina mempersiapkan bahan latihan
58
Format Observasi
No. Aspek yang dinilai Penilaian
Ada Tidak ada
59
1. Guru /Pembina menjelaskan peraturan.
Kelas /pasukan dbagi beberapakelompok.
Menuliskan kata-kata di kertas yangtelah disediakan
Mebuat kalimat dengan kata-kata yangtelah disediakan
Pada batas waktu yang telah ditentukansemua pekerjaan harus dihentikan.
Guru /Pembina memberikan nilai...
60
Hasil penilaian tes pertama
No. NAMA NILAI
BENAR SALAH
61
FORMAT PENGESAHAN RENCANA PENELITIANTanggung Jawab Yuridis Material Pada :
Penulis,
EMILIANIM. F11105016
Distujui OlehDosen Pembimbing Akademik
Drs. Djon Lasmono, M.Pd.NIP.
Ketua Jurusan Bahasa Ketua Prodi Bahasa dan Sastradan Sastra Indonesia Indonesia
62
Dr. Martono Dra. Sesilia Seli,M.Pd.NIP 132086446 NIP 131876690