rencana pelaksanaan pembelajaran -...

98
UNTUK SMA SEDERAJAT RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Dalam Perspektif HAM dan Gender BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEJARAH Jakarta, Desember 2017 Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan

Upload: trankhuong

Post on 03-Mar-2019

248 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

UNTUK SMA SEDERAJAT

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekt i f HAM dan Gender

BIMBINGAN KONSELINGPENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAMSEJARAH

Jakarta, Desember 2017

Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan

Page 2: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

iiPenasehatAzriana Manalu, SHKetua Komnas Perempuan

Dr.H.Sopan Adrianto, M.Pd.Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta

PengarahDr. Budi Wahyuni Wakil Ketua Komnas Perempuan

Dr. Muhammad Husin, M.Pd Kepala Seksi Kurikulum dan Penilaian, Bidang SMP dan SMA Dinas Pendidikan DKI Jakarta

Tim Diskusi dan SubstansiProf. Nina Numila, PhD Ketua Subkomisi Pendidikan Komnas PerempuanDr. Indraswari Anggota Subkomisi Pendidikan Komnas PerempuanDra. Masruchah -Anggota Subkomisi Pendidikan Komnas PerempuanNgatini, SS Koordinator Divisi Pendidikan Komnas PerempuanNur Qamariyah, S.Sos Asisten Divisi Pendidikan Komnas Perempuan

Tim Penulis:Bimbingan KonselingDra. Yeni Suryani, MM. Guru BK SMA Negeri 112 JakartaDrs. Kukuh Hadi Sasmito, MM. Guru BK SMA Negeri 32 JakartaUnad Junadi, S.Pd. Guru BK SMA Negeri 86 Jakarta

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Dra. Nur Khoiriah, MM. Guru PPKn SMA Negeri 95 JakartaHerawati, M.Pd. Guru PPKn SMA Negeri 26 JakartaIrna Anita, M.Pd. Guru PPKn SMA Negeri 31 JakartaTintin Suprihatin, M.Pd. Guru PPKn SMA Negeri 92 Jakarta

Pendidikan Agama Islam Drs. Ali Asyikin, M.Pd. Guru PAI SMA Negeri 66 JakartaDrs. Ubaidillah, M.Pd. Guru PAI SMA Negeri 83 JakartaDra. Latifah Mahmudy, MA. Guru PAI SMA Negeri 74 Jakarta

SejarahDra. Sri Yarti, M.Pd Guru Sejarah SMA Negeri 67 JakartaDra. Lily Purnama Saulina Guru Sejarah SMA Islam Al Azhar JakartaE. Susilowati, S.Pd Guru Sejarah SMA Negeri 58 JakartaDra. Sri Damayanti Guru Sejarah SMA Negeri 99 Jakarta

Penyunting Naskah:Prof. Nina Nurmila, PhD Dr. IndraswariNgatini, S.S

Penyelaras Akhir:Nur Qamariyah, S.Sos

Diterbitkan oleh Komnas Perempuan bekerjasama dengan Program Maju Perempuan Indonesia untuk Penanggulangan Kemiskinan (MAMPU)Jl. Latuharhari 4B Jakarta 10310 IndonesiaTelpon +62-21-3903963, Fax. +62-21-3903922Website: www.komnasperempuan.go.id

Publikasi ini disusun dan dicetak oleh Komnas Perempuan dengan dukungan dari Program Maju Perempuan Indonesia untuk Penanggulangan Kemiskinan (MAMPU). Program MAMPU merupakan inisiatif bersama antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Australia dalam upaya pengentasan kemiskinan melalui pemberdayaan perempuan. Informasi yang disampaikan dalam publikasi ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab tim penyusun dan tidak serta merta mewakili pandangan Pemerintah Indonesia maupun Pemerintah Australia

Page 3: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

iiiKata Pengantar Komnas Perempuan

Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) merupakan lembaga Hak Asasi Manusia nasional yang memiliki mandat untuk menciptakan kondisi yang kondusif bagi penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan. Kekerasan terhadap perempuan yang berkaitan dengan isu pendidikan cukup marak terjadi akhir-akhir ini, baik dalam relasi tenaga pendidik dengan peserta didik, dalam relasi sesama tenaga pendidik dan relasi sesama peserta didik, atau relasi antar tenaga pendidik, peserta didik dengan pihak-pihak lainnya di institusi pendidikan. Catatan Tahunan Kekerasan terhadap Perempuan (CATAHU) yang diterbitkan Komnas Perempuan setiap tahunnya menunjukkan, kekerasan yang berkaitan dengan isu pendidikan ini mengalami peningkatan dari sisi angka dan pola.

Sejak tahun 2006 Komnas Perempuan telah mengembangkan sebuah konsep pendidikan yang berperspektif HAM dan gender, sebagai respon atas terjadinya kekerasan dan diskriminasi terhadap perempuan di institusi pendidikan. Konsep ini telah diturunkan dalam sebuah Modul Pendidikan HAM Berperspektif Gender dan telah digunakan untuk melatih para tokoh agama, penegak hukum, akademisi dan juga pengambil kebijakan di tingkat daerah. Pada tahun 2013 Komnas Perempuan mulai intensif membicarakan penggunaan modul ini dengan tenaga pendidik di tingkat Sekolah Lanjutan Atas/SLTA, untuk menyikapi tingginya tingginya tindakan bullying (perundukan) dan kekerasan seksual antar siswa, serta merespon beberapa kasus siswi hamil yang dikeluarkan dari sekolah.

Selain itu, penggunaan modul ini juga untuk membantu Guru di tingkat Sekolah Lanjutan Atas/SLTA dalam menyikapi masuknya faham fundamentalisme, extrimisme dan ekslusivisme di kalangan siswa, yang berpotensi melahirkan tindakan intoleransi dan diskriminasi. Guru sebagai pendidik memiliki peran yang sangat penting dalam upaya pembentukan manusia yang berkarakter. Seseorang yang berkarakter ditandai di antaranya dengan bersikap jujur, bijaksana, mandiri, bertanggung jawab, hormat kepada sesama, suka menolong, toleran dan mendukung perdamaian dan persatuan. Untuk membentuk manusia yang berkarakter tersebut, penting bagi guru untuk memiliki perspektif Hak Asasi Manusia yang Berkeadilan Gender (HAMBG), yaitu sebuah perspektif yang menekankan bahwa kita memiliki kesamaan sebagai manusia, terlepas dari perbedaan ras, jenis kelamin, agama, status sosial ataupun latar belakang lainnya. Guru yang berperspektif HAM dan gender menyadari bahwa laki-laki dan perempuan dapat mengenali kerentanan perempuan terhadap tindak ketidak adilan dan kekerasan karena dirinya berjenis kelamin perempuan, di tengah budaya patriarkhal yang diskriminatif. Dengan dimilikinya perspektif HAMBG di kalangan para guru, terutama guru pada empat mata pelajaran yaitu Bimbingan Konseling, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Pendidikan Agama Islam dan Sejarah, diharapkan para guru dapat mengintegrasikan perspektif ini dalam mata pelajaran yang diampunya sehingga para siswa dan siswinya juga dapat memiliki perspektif yang sama. Perspektif ini juga diharapkan akan diejawantahkan dalam sikap menghormati hak asasi perempuan dalam kehidupan sehari-hari para guru dan siswa, dan prilaku yang adil dalam memperlakukan laki-laki dan perempuan, serta tidak merendahkan apalagi melakukan kekerasan baik secara fisik, psikologis dan seksual kepada perempuan.

Page 4: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

iv RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) memegang peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan pembelajaran. RPP didesain oleh guru dengan merujuk pada kurikulum yang ada sebagai arahan untuk pencapaian tujuan nasional yang dalam prakteknya disesuaikan dengan konteks siswa dan fasilitas yang ada di sekolah masing-masing. RPP merupakan kreativitas guru, yang di dalamnya dapat diintegrasikan nilai-nilai dan perspektif guru tentang hasil pembelajaran yang diinginkan di setiap akhir pembelajaran, termasuk di dalamnya adalah perspektif Hak Asasi Manusia yang Berkeadilan Gender (HAMBG), sebagai upaya untuk mencegah terjadinya kekerasan terhadap perempuan.

Buku ini merupakan upaya awal yang telah dilakukan oleh para guru Bimbingan Konseling, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Pendidikan Agama Islam dan Sejarah, dalam mengintegrasikan perspektif HAMBG ke dalam mata pelajaran yang mereka ampu. Diharapkan, dari karya ini akan lahir juga RPP-RPP lain yang dapat dibuat guru dengan mengintegrasikan perspektif HAMBG. Terima kasih kami haturkan kepada semua pihak yang telah berkontribusi pada lahirnya buku ini, semoga inisiatif baik ini memberi manfaat bagi penciptaan situasi yang kondusif penghapusan tindak kekerasan terhadap perempuan di institusi pendidikan.

Akhirnya, Komnas Perempuan sangat berterima kasih pada Dinas Pendidikan DKI Jakarta yang telah memberikan dukungan dengan sungguh-sungguh dan bekerja sama dalam proses integrasi materi HAMBG dalam RPP, sampai diluncurkannya buku RPP ini. Tanpa keterlibatan Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Komnas Perempuan tidak akan leluasa melibatkan guru-guru MGMP untuk turut serta dalam berproses dalam penyusunan RPP ini. Komnas Perempuan juga sangat berterima kasih dan memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para guru MGMP mata pelajaran Bimbingan Konseling PPKn, PAI, dan Sejarah yang telah meluangkan waktunya di sela-sela kesibukannya mengajar untuk berkontribusi, baik pemikiran dan waktunya sehingga buku RPP dalam Berperspektif HAM dan Gender ini bisa diterbitkan.

Jakarta, 22 November 2017

AzrianaKetua Komnas Perempuan

Page 5: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

vKata Pengantar Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta

Saya menyambut gembira inisiatif Komnas Perempuan yang telah memfasilitasi para guru SLTA yang mengampu mata pelajaran Bimbingan Konseling, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Pendidikan Agama Islam dan Sejarah untuk dapat memahami apa yang dimaksud dengan perspektif HAMBG dan dapat mengintegrasikan perspektif ini ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Khusus dalam mata pelajaran Bimbingan dan Konseling, RPP ini dinamakan Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL). RPP/RPL merupakan salah satu bentuk kreativitas guru dalam upaya mengejawantahkan dan mengimplementasikan tujuan pendidikan nasional dengan menuliskan tujuan, materi, metode, proses pembelajaran dan teknik evaluasi pembelajaran dalam satu atau beberapa pertemuan pembelajaran yang disesuaikan dengan konteks pembelajaran masing-masing, baik dari segi ketersediaan fasilitas, kemampuan guru atau kondisi awal siswa. RPP/RPL menjadi rujukan bagi setiap guru dalam melaksanakan pembelajaran/pelayanan terhadap siswa. Semakin baik dan matang persiapan yang dilakukan oleh para guru, yang dimulai dengan penulisan RPP/RPL, akan semakin maksimal proses pencapaian tujuan pembelajaran, yang merupakan proses dari pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Buku ini menyajikan contoh integrasi perspektif Hak Asasi Manusia Berperspektif Gender (HAMBG) ke dalam RPP/RPL dalam empat mata pelajaran, yaitu Bimbingan Konseling, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Pendidikan Agama Islam dan Sejarah yang telah dilakukan oleh para guru yang merupakan para pengurus MGMP. Diharapkan RPP/RPL ini dapat menjadi model atau contoh bagi para guru lainnya dalam mengintegrasikan perspektif HAMBG dalam mata pelajaran yang diampunya. Integrasi HAMBG ke dalam mata pelajaran tersebut dianggap penting sebagai upaya mencegah kekerasan terhadap sesama manusia atas dasar apa pun, baik itu atas dasar perbedaan agama ataupun perbedaan jenis kelamin.

Buku ini merupakan langkah awal dan pertama kali dilakukan sehingga tidak menutup kemungkinan adanya kekurangan, yang nanti bisa kita perbaiki bersama setelah pelaksanaannya dalam pembelajaran. Diharapkan langkah awal ini dapat berkontribusi dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional. Yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Jakarta, 22 November 2017

Kepala Dinas Pendidikan DKI JakartaDr.H.Sopan Adrianto, M.Pd.

Page 6: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

vi RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

Daftar Isi

Kata Pengantar (Komnas Perempuan) ...................................................................................................

Kata Pengantar (Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta) ..................................................................

Daftar Isi ...........................................................................................................................................................

Pendahuluan ...................................................................................................................................................

Bagian 1:Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan Konseling .....................................................................

Bagian 2:Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ............

Bagian 3:Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ...................................................

Bagian 4: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sejarah .....................................................................................

iii

v

vi

7

13

31

51

73

Page 7: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

7Pendahuluan

Diskriminasi terhadap perempuan dalam praktik tradisi budaya, pandangan tafsir agama yang misoginis (membenci perempuan), dan substansi bacaan yang merendahkan martabat perempuan berdampak pada peminggiran (marginalisasi), pandangan negatif (stereotype), beban ganda/banyak (double/multiple burdens), penomor duaan (subordinasi) dan kekerasan pada perempuan dalam kehidupan di ranah privat dan publik. Hal ini juga turut memperburuk kondisi kehidupan perempuan dalam segala sektor kehidupan. Oleh karenanya, secara global telah terjadi pembahasan yang serius untuk mengakhiri kekerasan dan diskriminasi terhadap perempuan dan kelompok rentan lainnya.

Pada Konferensi PBB tahun 1992 tentang Lingkungan dan Pembangunan (United Nations Conference on Environment and Development – UNCED 1992) di Rio de Jeneiro yang dikenal dengan The Earth Summit secara eksplisit isu gender dimasukan dalam agenda aksi. Kemudian Konferensi Dunia tentang Hak Asasi Manusia (The World Conference on Human Rights) di Winna tahun 1993 menuai hasil lebih maju dan signifikan dalam mengenali hak-hak perempuan dan anak perempuan yang dinyatakan sebagai “bagian yang tak dapat dipisahkan, tak dapat diasingkan, dan integral dalam hak asasi manusia universal”. Ini berarti bahwa capaian berbagai kemajuan tentang pengakuan, pemenuhan, dan perlindungan hak asasi manusia bersifat universal. Persoalan-persoalan pelanggaran hak asasi manusia yang dialami oleh perempuan karena keperempuanannya – baik dalam lingkup kehidupan pribadi, rumah tangga, maupun kehidupan publik – terartikulasi, diakui, dan diagendakan. Prinsip dan putusan dalam Konferensi di Winna tersebut ditekankan lagi pada Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan (International Conference on Population and Development) di Kairo 1994. Pada konferensi di Kairo ini bahkan terjadi diskusi terfokus tentang isu gender dengan menekankan pada pemberdayaan perempuan. Tujuannya adalah untuk mempromosikan kesetaraan gender pada seluruh aspek kehidupan, termasuk kehidupan bermasyarakat dan dalam dunia pendidikan.

Selanjutnya, World Summit for Social Development di Copenhagen tahun 1995 mengangkat isu kesetaraan gender sebagai strategi inti untuk pembangunan sosial ekonomi dan perlindungan lingkungan dan pada tahun 1995 pula dalam Konferensi Pembangunan IV tentang Perempuan di Beijing Cina mengungkap ulang tentang pentingnya memperkuat status perempuan dan mengadopsi sebuah deklarasi dan landasan kerja yang membidik untuk mengatasi hambatan-hambatan guna mencapai kesetaraan gender dan menjamin partisipasi aktif perempuan dalam segala aspek kehidupan. Pemerintah, komunitas internasional dan masyarakat sipil termasuk LSM dan sektor swasta harus terlibat untuk mengambil langkah kerja strategis dalam area-area kritis diantaranya adalah terkait ketidaksetaraan dan minimnya akses pendidikan dan pelatihan bagi perempuan, tingginya kekerasan terhadap perempuan, diskriminasi dan pelanggaran hak-hak anak perempuan, dan masih minimnya perlindungan terhadap hak-hak asasi perempuan.

Untuk mengatasi ketimpangan gender secara massal, Indonesia pada tahun 2000 menerbitkan kebijakan tentang Pengarus utamaan Gender dalam Pembangunan melalui Inpres No 9 Tahun 2000,setelah 16 tahun sebelumnya memiliki UU No 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Ratifikasi Konvensi Penghapusan Seluruh Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan. Dalam Undang-Undang tersebut Indonesia memiliki komitmen untuk menghapus segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan baik dalam substansi kebijakan, struktur dan tata kelola negara serta

Page 8: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

8 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

praktik budaya yang mendiskriminasikan perempuan. Kedua kebijakan ini ( UU No 7 Tahun 1984 dan Inpres No 9 Tahun 2000) kemudian dielaborasi dengan terbitnya beberapa kebijakan lainnya seperti UU No.23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga, UU No. 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang dan UU No. 13 tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban.

Namun demikian, menurut J Cook (1994), hukum internasional tentang hak asasi manusia belum diaplikasikan secara efektif dalam penanganan ketidakadilan yang dialami oleh perempuan hanya karena mereka (korbannya) adalah perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa universalitas HAM belum mewujud danmasih gagal dalam melingkupi keberadaan perempuan. Ada banyak hal yang melatarbelakangi kegagalan ini, sebab-sebab yang kompleks dan berbeda antara satu negara dengan negara lainnya. Beberapa di antara sebab itu adalah: (1) kurangnya pemahaman tentang akar subordinasi perempuan yang sistemik, (2) subordinasi perempuan tidak diakui sebagai pelanggaran HAM, dan (3) masih sedikit negara yang mengutuk praktik diskriminasi terhadap perempuan. Bahkan masih banyak kelompok yang merasa sebagai pembela HAM yang enggan memberi perhatian pada masalah pelanggaran hak asasi perempuan, sementara kelompok-kelompok perempuan kurang memahami potensi hukum internasional bagi pemenuhan/pemulihan hak-hak perempuan.

Deklarasi Wina dan Program Aksi yang direncanakannya untuk penegakan hak asasi perempuan adalah tonggak yang menandai perjalanan perjuangan panjang di belakang dan perjalanan perjuangan panjang di muka. Tonggak ini menegaskan prinsip-prinsip kunci yang teramat penting bagi penegakan hak asasi perempuan, yaitu : UNIVERSALITY, EQUALITY dan NON DISCRIMINATION. Dengan tiga kunci ini konsep HAM dan instrumen-instrumen penegakan atau perlindungan HAM tidak dapat tidak harus memiliki kepekaan persoalan yang dihadapi oleh laki-laki dan perempuan tanpa kecuali, harus memberi tempat yang setara pada laki-laki dan perempuan, harus menghapuskan dikotomi jenis kelamin yang bersifat merendahkan (subordinasi) dan membedakan secara negatif (diskriminatif). Dengan kata lain, ini adalah HAM berperspektif keadilan gender.

HAM berperspektif keadilan gender sebagai sebuah pendekatan dan arus utama artinya adalah: (1) semua program, kebijakan, hingga bantuan teknis, hendaknya meningkatkan perwujudan HAM yang ditentukan dalam Deklarasi Universal HAM (DUHAM) dan instrumen internasional tentang HAM lainnya, misalnya kovenan Internasional Hak sipil, Kovenan International Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, Konvensi Penghapusan Segala bentuk Diskriminasi terhadap Wanita (CEDAW), Konvensi anti Penyiksaan (CAT), Konvensi Penyandang Disabilitas, dst. Program atau kegiatan yang hanya kebetulan atau sepintas membantu realisasi HAM, belum merupakan program dengan pendekatan berbasis HAM, (2) standar HAM atau prinsip-prinsip HAM menjadi pijakan perencanaan di semua sektor dan terintegrasi (3) program-program kerjasama harus memberikan kontribusi pada Pengembangan Kapasitas Pengemban-Kewajiban (duty-bearers) untuk memenuhi kewajibannya dan kapasitas pemegang hak untuk menuntut haknya. HAM berperspektif Gender mengatur hubungan antara pribadi dan kelompok dengan pemegang hak. Artinya, baik negara maupun pelaku bukan negara, seperti masyarakat/kelompok sama-sama memiliki kewajiban terhadap korbanpelanggaran HAM, terutama hak asasi perempuan.

Implementasi prinsip-prinsip HAM berperspektif Gender idealnya dapat dilakukan di semua sektor kehidupan tanpa kecuali. Namun dalam realitanya, perempuan, kelompok disabilitas,

Page 9: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

9RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

kelompok penganut kepercayaan, dan kelompok minoritas lainnya terus mengalami kekerasan dan diskriminasi di segala bidang kehidupannya, karena mereka dipandang sebagai makhluk kelas dua dan bahkan mendapati diskriminasi dalam kebijakan negara.

Catatan Tahunan (CATAHU) Komnas Perempuan tahun 2017 mendokumentasikan bahwa sepanjang tahun 2016 terdapat 259.150 kasus kekerasan terhadap perempuan, 421 kebijakan diskriminatif (dari hasil kajian dan analisis pada Agustus 2016) dan menguatnya radikalisme akhir-akhir ini. Kebijakan diskriminatif dan menguatnya radikalisme ini dapat turut memicu meningkatnya kekerasan terhadap perempuan dan kelompok rentan lainnya.

Pentingnya Integrasi HAMBG dalam KurikulumHAM berperspektif Gender sebagai sebuah konsep yang terintegrasi dalam kurikulum, dalam hal ini Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dipandang Komnas Perempuan sebagai metode yang strategis untuk pencapaian keadilan gender. Alasannya, guru memiliki kompetensi untuk mengajak peserta didik berpikir kritis, kreatif, berkomunikasi dengan menghargai dan menghormati sesama termasuk tidak merendahkan martabat kelompok yang memiliki identitas gender berbeda.

Pada konteks kebijakan otonomi daerah, Dinas Pendidikan memiliki kewenangan untuk turut memastikan bahwa HAM berperspektif Gender dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum melalui RPP, yang dilakukan oleh para guru yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Dinas Pendidikan Daerah Khusus Istimewa (DKI) Jakarta sebagai teman strategis Komnas Perempuan diharapkan menjadi pionir dalam memastikan terintegrasinya HAM berperspektif Gender ke dalam RPP melalui guru-guru SLTA se-DKI Jakarta, yang untuk selanjutnya diharapkan dapat diikuti oleh Dinas Pendidikan di provinsi lainnya di Indonesia sehingga kita dapat menciptakan kondisi yang kondusif bagi pemenuhan HAM, terutama hak asasi perempuan dan kelompok rentan lainnya, untuk terbebas dari kekerasan dan diskriminasi atas dasar apa pun.

Integrasi HAM Berperspektif Gender dalam RPP: Sebuah ProsesHadirnya buku RPP untuk mata pelajaran Bimbingan Konseling (BK), Pendidikan Pancasila dan kewarganegraraan (PPKn), Pendidikan Agama Islam (PAI), dan Sejarah merupakan proses panjang Komnas Perempuan dalam upaya mengintegrasikan HAMBG dalam kurikulum pendidikan, yang melibatkan berbagai pihak terkait, seperti Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, khususnya Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Agama, guru-guru SLTA dari berbagai wilayah Indonesia, serta beberapa organisasi masyarakat/LSM yang memiliki perhatian terhadap isu pendidikan HAMBG, seperti Rahima, PKBI, dan Cahaya Guru.

Diawali dengan diskusi-diskusi pengembangan HAMBG sejak 2006 maka lahirlah Modul Pendidikan HAM Berperspektif Gender pada 2010 sebagai pegangan dalam melakukan pendidikan HAMBG kepada berbagai stakeholder, tak terkecuali kepada sejumlah perwakilan guru seluruh Indonesia, baik region Barat, Tengah dan Timur. Dari pertemuan dengan para guru ini muncullah beberapa rekomendasi untuk mengembangkan sebuah panduan untuk guru SLTA. Setelah berproses kurang lebih selam 2 (dua) tahun, pada 2014 Komnas Perempuan menerbitkan Modul Pendidikan HAMBG untuk Guru SLTA yang selanjutnya diperkenalkan kepada perwakilan guru dari berbagai wilayah Indonesia, seperti Aceh, Medan, Padang, Lampung, Bengkulu, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jogjakarta, Jawa Timur, Banjarmasin, Balikpapan, Bali, Lombok, Kupang, Makasar, Menado dan Papua.

Page 10: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

10 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

Rekomendasi lain dari para guru adalah bagaimana Komnas Perempuan turut mendesak kepada Kementerian dan lembaga terkait untuk menyediakan kebijakan level nasional yang dapat menjadi panduan bagi guru dalam menghadapi kasus-kasus kekerasan berbasis gender di lembaga pendidikan. Pada 2015 dunia pendidikan mendapat angin segar dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 82 tahun 2015 tentang Penanggulangan dan Perlindungan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan yang diharapkan mampu menjadi dasar kebijakan sekolah dalam pencegahan dan perlindungan korban kekerasan di sekolah, khususnya kekerasan berbasis gender.

Namun penguasaan materi HAMBG oleh sejumlah guru dan kehadiran Permen tersebut dipandang belum lengkap apabila kurikulum- sebagai bentuk kebijakan nasional dalam sistem pendidikan - belum memiliki perspektif HAM dan Gender. Dengan adanya kurikulum yang mengintegrasikan materi ajar HAMBG, diharapkan para guru memiliki panduan yang baku dalam melaksanakan pembelajaran HAMBG dalam masing-masing mata pelajarn yang diampunya. Memahami hal ini, Komnas Perempuan telah melakukan lobi-lobi kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kemenag, dan Pusat Kurikulum dalam upaya mengintegrasikan perspektif HAMBG ke dalam kurikulum.

Dalam sebuah evaluasi bersama terkait upaya integrasi HAMBG dalam kurikulum pendidikan pada 2016 yang melibatkan sejumlah guru, Kemdiknas, Kemenag, Pusat Kurikulum dan perbukuan, serta Dinas Pendidikan DKI Jakarta, menghasilkan rekomendasi penting agar Komnas Perempuan melibatkan Musyawarah Guru Mata pelajaran (MGMP) dalam upaya integrasi HAMBG dalam kurikulum. Hal ini mengingat Kurikulum Pendidikan yang berlaku secara nasional sudah baku dan akan membutuhkan proses panjang untuk memberikan masukan-masukan. Strategi yang bisa ditempuh adalah memberikan indikator-indikator dalam Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang terkait dengan materi HAMBG. Strategi ini sangat tepat dengan melibatkan guru karena setiap guru memiliki kewenangan untuk menjabarkan kurikulum dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Gambaran Isi BukuBuku ini merupakan sebuah rintisan untuk mengintegrasikan perspektif HAMBG ke dalam semua mata pelajaran. Hadirnya RPP mata pelajaran Bimbingan Konseling PPKn, PAI, dan Sejarah merupakan langkah awal yang diharapkan akan diikuti oleh mata pelajaran lain. RPP dalam buku ini juga belum mencakup seluruh jenjang kelas X, XI, dan XII, serta belum mencakup seluruh semester. RPP dalam buku ini dimaksudkan menjadi contoh atau model untuk para guru dalam mengintegrasikan perspektif HAMBG dalam KD dan KI yang relevan pada semua jenjang kelas dan semester.

Buku ini diawali dengan Pendahuluan yang mengantarkan kepada pembaca tentang latar belakang pentingnya hadirnya RPP yang berperspektif HAM dan Gender. Setelah itu, disajikan berturut-turut RPP/RPL dalam empat mata pelajaran berikut, yaitu:

BAGIAN 1: RPL untuk Bimbingan Konseling

BAGIAN 2: RPP Untuk Mata Pelajaran PPKn Untuk Kelas XI Semester I

BAGIAN 3: RPP Untuk Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Untuk Kelas XI Semester Genap

BAGIAN 4: RPP Untuk Mata Pelajaran Sejarah Untuk Kelas XII Semester Genap.

Page 11: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

11

Bagian 1

fentifs.wordpress.com

Page 12: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

12 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

Page 13: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

13RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)

Komponen Layanan Dasar, Layanan Responsif

Bidang Layanan Sosial

Topik / Tema Layanan Etika pergaulan dengan teman sebaya berkeadilan gender

Fungsi Layanan Pemahaman

Tujuan Umum

Melalui layanan BK peserta didik/konseli mampu memahami norma-norma dalam masyarakat serta dapat bersosialisasi dan bergaul dengan teman sebaya sesuai dengan etika yang baik, menjunjung tinggi nilai-nilai kesetaraan antara laki-laki dan perempuan.

Tujuan Khusus

1. Peserta didik/konseli dapat memahami pengertian etika.2. Peserta didik/konseli dapat memahami cara untuk

membina persahabatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kesetaraan antara laki-laki dan perempuan.

3. Peserta didik/konseli dapat memahami etika yang harus diperhatikan dalam pergaulan.

4. Peserta didik/konseli dapat menerapkan etika dalam pergaulan, saling menghargai terutama menghargai kaum perempuan dalam pergaulan.

5. Peserta didik/konseli perempuan mendapatkan haknya sebagai perempuan di mata masyarakat, khususnya di mata peserta didik/konseli laki-laki.

6. Peserta didik/konseli baik laki-laki maupun perempuan dihargai haknya.

Sasaran Layanan Kelas 10

Materi Layanan

1. Etika pergaulan berkeadilan gender.2. Mengapa ketidaksetaraan gender terjadi di masyarakat3. Membangun kesetaraan gender di masyarakat, khususnya

di sekolah.

Mata Pelajaran : Bimbingan Konseling

Topik Layanan : Etika Pergaulan dengan Teman Sebaya Berkeadilan Gender

Page 14: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

14 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

Waktu

2 x 45 Menit (untuk Layanan Klasikal)• Sesuai kebutuhan untuk Bimbingan Kelompok• Sesuai kebutuhan untuk Konseling kelompok dan/atau

konseling individual

Sumber Materi

1. Film Pendek tentang Kesetaraan Gender di Kalangan Remaja, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (http://www.youtube.com/whatch?v=btxUqpbgfY), atau film lain yang sejenis.

2. Film pendek: Imposible Dream (https://www.youtube.com/watch?v=t2JBPBIFR2Y), atau film lain yang sejenis.

3. Mengapa ada diskriminasi terhadap perempuan di Indonesia (http://www.konde.co/2016/06/mengapa-ada-diskriminasi-terhadap.html), atau materi lain yang sejenis.

Pendekatan/Model/ Metode Pelayanan

Pendekatan : Saintifik dengan langkah-langkah: mengamati, menanya, mengeksplorasi, menganalisis dan mengkomunikasikan.

Model : Problem Based Learning (Belajar dengan pemecahan masalah)

Metode : Diskusi, games, tanya jawab dan penugasan

dewwidewi.blogspot.co.id

Media/Alat LCD, Laptop

Page 15: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

15RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

1. Tahap Awal/Pendahuluan (10 menit)

1.1. Pernyataan Tujuan1. Guru BK/Konselor membuka dengan salam dan berdoa.

2. Membina hubungan baik dengan peserta didik/konseli (menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya, ice breaking). Ice Breaking yang dipergunakan:

Membentuk kelompok kecil, 1 kelompok terdiri dari 6 orang, tidak membedakan jenis kelamin. Diawali dengan Guru BK membentuk kelompok 3, 7, 5, sampai akhirnya terbentuk 1 kelompok 6 orang tanpa membedakan jenis kelamin. Jumlah peserta didik/konseli di dalam 1 kelas berdasarkan K13 adalah 36, jadi dalam 1 kelas ada 6 kelompok diskusi.

Permainan “Badai Berhembus (The Great Wind Blows)”. Peserta didik/konseli duduk melingkar sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Guru BK menyampaikan kalimat “Angin berhembus kepada peserta didik/konseli yang …. Misal memakai kacamata”, maka peserta didik/konseli harus miring ke arah peserta didik/konseli yang memakai kacamata, dan seterusnya sampai akhirnya peserta didik/konseli dapat akrab tanpa membedakan jenis kelamin.

3. Menyampaikan tujuan-tujuan khusus yang akan dicapai.

1.2. Penjelasan tentang langkah-langkah kegiatan (3 menit) Guru BK menyampaikan langkah-langkah kegiatan, tugas dan tanggung jawab

peserta didik/konseli.

Kontrak layanan (kesepakatan layanan), hari ini kita akan melakukan kegiatan selama 2 jam pelayanan, kita sepakat akan melakukannya dengan baik.

Guru BK menjelaskan kegiatan akan dilanjutkan dengan layanan bimbingan kelompok, konseling kelompok dan/atau konseling individual untuk peserta didik/konseli yang membutuhkan.

1.3. Mengarahkan Kegiatan (Konsolidasi) (1 menit)Guru BK/Konselor memberikan penjelasan tentang topik yang akan dibicarakan

1.4. Tahap Peralihan (Transisi) (1 menit) Guru BK/Konselor menanyakan kesiapan peserta didik/konseli melaksanakan

kegiatan, dan memulai ketahap inti.

2. Tahap Inti (65 menit)

2.1. Mengamati tayangan film pendek tentang Kesetaraan Gender di Kalangan Remaja yang diambil dari youtube http://www.youtube.com/whatch?v=btxUqpbgfY dan Film Pendek Imposible Dream https://www.youtube.com/watch?v=t2JBPBIFR2Y

Pelaksanaan Layanan Klasikal

Page 16: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

16 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

2.2. Melakukan brainstorming/curah pendapat.Setelah pemutaran film pendek peserta didik/konseli diminta untuk memberikan pendapat tentang tentang substansi/isi 2 film pendek tersebut.

2.3. Mendiskusikan isi film dengan kelompok masing-masing.Peserta didik/konseli melakukan diskusi di dalam kelompok masing-masing. Materi diskusi merupakan:

a. Kesimpulan dari substansi/isi 2 film pendek yang sudah ditayangkan.

b. Faktor penyebab terjadinya ketidaksetaraan gender terutama terhadap perempuan.

c. Kebiasaan dalam hubungan pertemanan yang terjadi di sekolah, khususnya perlakuan terkadap peserta didik/konseli perempuan.

d. Etika yang sebaiknya/selayaknya dilakukan dalam pertemanan khususnya peserta didik/konseli perempuan.

3. Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya dan kelompok lain menanggapi. Presentasi dimulai dari kelompok 1, kelompok 2, 3, 4, 5, dan 6 menanggapi. Setelah kelompok 1 presentasi dilanjutkan dengan presentasi kelompok 2, ditanggapi oleh kelompok 1, 3, 4, 5, 6. Presentasi dilakukan bergantian oleh semua kelompok.

4. Penguatan konsep oleh Guru BK pada materi yang belum terungkap dari hasil presentasi peserta didik/konseli.

3. Tahap Akhir (Penutup)

3.1. Guru BK bersama-sama dengan peserta didik/konseli mengambil kesimpulan dan keputusan bagaimana sebaiknya etika dalam pergaulan khususnya dalam pertemanan, terutama perlakuan terhadap teman perempuan yang sesuai dengan nilai-nilai kesetaraan dan berkeadilan gender.

3.2. Peserta didik merefleksikan kegiatan dengan mengungkapkan kemanfaatan dan kebermaknaan kegiatan secara lisan.

3.3. Guru BK menyampaikan peran moral yang terkandung dari materi layanan.

3.3. Guru BK memberi penguatan dan rencana tindak lanjut.

3.4. Guru BK menutup kegiatan layanan dengan mengajak peserta didik bersyukur/berdoa dan mengakhiri dengan salam.

Page 17: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

17RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

Evaluasi (10 menit)

1. Evaluasi Proses

Guru BK / konselor melakukan evaluasi dengan memperhatikan proses yang terjadi:

Melakukan refleksi hasil, setiap peserta didik/konseli menuliskan di kertas tentang manfaat dan tindak lanjut yang akan dilakukan oleh dirinya dari hasil pelayanan Bimbingan Konseling yang sudah dilaksanakan.

Guru BK mengamati sikap atau antusiasme peserta didik/konseli dalam mengikuti kegiatan.

Guru BK mengamati cara peserta didik/konseli dalam menyampaikan pendapat atau bertanya.

Guru BK mengamati cara peserta didik/konseli dalam memberikan penjelasan terhadap pertanyaan guru BK.

2. Evaluasi Hasil

Evaluasi dengan instrumen yang sudah disiapkan, antara lain: Evaluasi tentang suasana pertemuan dengan instrumen: menyenangkan/

kurang menyenangkan/tidak menyenangkan.

Evaluasi terhadap topik yang dibahas: sangat penting/kurang penting/tidak penting.

Evaluasi terhadap cara Guru BK dalam menyampaikan materi: mudah dipahami/tidak mudah/sulit dipahami.

Evaluasi terhadap kegiatan yang diikuti: menarik/kurang menarik/tidak menarik untuk diikuti.

http://guruindonesia.id/2017/05/9-aktivitas-yang-sia-siakan-waktu-mengajar/

Page 18: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

18 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

Page 19: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

19RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

LAMPIRAN-LAMPIRAN1. Uraian Materi

2 . Lembar Kerja S iswa3. Inst rumen Peni la ian

Page 20: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

20 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

Page 21: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

21RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

ETIKA PERGAULAN DENGAN TEMAN SEBAYABERPERSPEKTIF HAM DAN KEADILAN GENDER

Definisi EtikaEtika pergaulan yaitu sopan santun atau tata krama dalam pergaulan yang sesuai dengan situasi dan keadaan serta tidak melanggar norma-norma yang berlaku baik norma agama, kesopanan, adat, hukum dan lain-lain. Etika mengatur hubungan antara kelompok manusia yang beradab dalam pergaulan. Sebagai makhluk sosial kita membutuhkan dan memerlukan orang lain, untuk mengantar ke tujuan yang kita butuhkan.

Etika Versus BudayaPada kenyataan di Indonesia, diskriminasi sering dialami perempuan dalam kehidupan sehari-hari, dalam perlakuan di dalam rumah, dalam pekerjaan, pendidikan dan lingkungan tempat ia hidup. Dari kecil, anak laki-laki diidealkan untuk bersekolah tinggi dan perempuan tidak usah terlalu tinggi sekolahnya karena toh nanti jika besar, ia akan menjadi ibu rumah tangga. Atau perempuan tak usah sekolah tinggi karena ia bukan penerus keturunan, jadi anak laki-lakilah yang boleh sekolah tinggi karena ia adalah penerus keturunan keluarga. Begitu juga dalam keluarga, laki-laki sering dianggap sebagai orang yang mengatur, dan perempuan adalah orang yang diatur. Padahal dalam konsep rumah tangga, harusnya terjadi relasi yang saling, yaitu saling menghormati, menghargai dan memberikan ruang pada yang lain.

Maggie Humm (2002) dalam buku berjudul Dictionary of Feminist Theories menyebutkan bahwa diskriminasi mempunyai arti sebagai perlakuan yang tidak menyenangkan terhadap perempuan yang didasarkan pada keyakinan patriarkal bahwa perempuan memiliki atribut yang tidak dikehendaki.

Maggie Humm juga menyatakan bahwa diskriminasi secara statistik berarti bahwa setiap perempuan bisa ditolak dalam sebuah pekerjaan bukan hanya karena dia adalah seorang perempuan, namun karena dia dianggap secara statistik lebih cenderung memperhatikan keluarga dibandingkan dengan laki-laki.

Feminis, Heidi Hartman dalam artikelnya “Mengapa ada diskriminasi terhadap perempuan di Indonesia” (http://www.konde.co/2016/06/mengapa-ada-diskriminasi-terhadap.html) menambahkan bahwa diskriminasi adalah sebuah proses panjang

Lampiran 1 Uraian Materi 1. Film Pendek Imposible Dream (https://www.youtube.com/watch?v=t2JBPBIFR2Y)

2. Kesetaraan Gender di Kalangan Remaja (http://www.youtube.com/whatch?v=btxUqpbgfY)

3. Artikel : Mengapa ada diskriminasi terhadap perempuan di Indonesia (http://www.konde.co/2016/06/mengapa-ada-diskriminasi-terhadap.html)(Materi pedoman untuk Guru BK/Konselor)

Page 22: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

22 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

yang terjadi dalam interaksi antara patriarki dan kapitalisme. Hartman percaya bahwa diskriminasi tak akan berakhir jika tanpa penghapusan pembagian kerja secara seksual. Solidaritas Perempuan juga menyebutkan bahwa ada sebuah budaya patrilinial yang mengatur kehidupan anak-anak perempuan. Banyaknya kasus pernikahan di bawah umur bagi anak-anak perempuan di Indonesia misalnya dilakukan atas alasan norma-norma budaya yang cukup kental. Tradisi atau budaya yang sudah turun-temurun menganggap perkawinan usia anak-anak sebagai sesuatu yang wajar. Dalam masyarakat Indonesia, jika anak perempuan tak segera mendapatkan jodohnya, maka orangtua merasa malu karena anaknya belum menikah dan akan mendapatkan stigma terlambat menikah dari masyarakat sekitar.  Yang lain, dengan alasan kepentingan ekonomi keluarga, anak perempuan juga sering dianggap sebagai aset orangtua sehingga mereka dipaksa menikah atau dijodohkan oleh orangtunya tanpa melihat bahwa orang yang dijodohkannya sudah menikah atau belum. 

Budaya masyarakat Indonesia juga sering masih menganggap bahwa pendidikan tinggi bagi anak perempuan dianggap tidak penting sehingga ketika orangtua tidak mampu menyekolahkan anaknya, maka anak perempuan terpaksa mengalah untuk tidak sekolah dan harus mau dijodohkan oleh orangtuanya. Walau kemudian banyak juga nilai-nilai di masyarakat yang juga lahir untuk menyelesaikan persoalan perempuan, yaitu dengan kebajikan-kebijakan dan kearifan lokal. Misalnya dengan memberikan ruang pada perempuan untuk berbicara, juga memberikan ruang bagi perempuan untuk memilih. 

Kelompok-kelompok perempuan tertentu selain menderita diskriminasi yang diarahkan pada mereka karena mereka adalah perempuan, mungkin juga menderita berbagai bentuk diskriminasi karena ras, identitas kesukuan, usia, kelas, kasta, perempuan diffable dan sejumlah faktor lainnya.

Dalam pekerjaan, kita juga mendapatkan data bahwa laki-laki pekerja akan mendapatkan tunjangan dan fasilitas, namun perempuan pekerja dianggap bukan sebagai kepala keluarga. Hal inilah yang menyebabkan para perempuan janda pekerja misalnya tidak punya akses yang sama dengan laki-laki pekerja, padahal mereka adalah para kepala rumah tangga. Dalam identitas di lingkungan mereka, perempuan juga harus bekerja keras untuk menunjukkan kemampuannya, maka perempuan kemudian mati-matian membagi waktu dan melakukan tugas publik maupun domestik, agar diakui keberadaannya. Contoh kejadian lain, karena telah dibebani pekerjaan publik dan domestik, maka banyak perempuan yang kemudian habis waktunya mengurus semua ini. Maka ketika harus menjadi pemimpin, banyak perempuan yang dianggap tidak percaya diri, tak pantas memimpin dan selalu dianggap sebagai orang yang terlalu sibuk mengurus pekerjaan rumah. Konstruksi ini kemudian membesar di dalam lingkungan masyarakat dan menjadi norma maupun peraturan yang mendiskriminasi perempuan atau menempatkan perempuan sebagai kelas kedua di dunia ini. Solidaritas Perempuan juga menuliskan bahwa hal lain yang sering terjadi yaitu adanya nilai-nilai yang terjadi di masyarakat yang seringkali menghambat aktivitas perempuan. 

Dalam peraturan yang dibuat pemerintah misalnya, diskriminasi tersebut  terus berkembang dan kemudian mewujud di beberapa kebijakan negara seperti semakin banyak munculnya Peraturan Daerah (Perda) yang diskriminatif terhadap perempuan. Komnas Perempuan di tahun 2016 mencatat adanya 421 Perda yang mendiskriminasi perempuan. Hal ini juga menunjukkan menguatnya nilai-nilai fundamentalisme yang berkembang pesat di tengah masyarakat.

Page 23: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

23RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

Pergaulan remaja adalah kontak sosial di antara remaja, atau dalam kelompok sebaya (peer group). Kelompok sebaya ini, di samping dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap perkembangan remaja sebagai anggota kelompok tersebut, juga menimbulkan pengaruh yang negatif. Untuk itu penanaman nilai-nilai pergaulan berkeadilan gender harus diterapkan sejak dini, terutama terhadap peserta didik tingkat remaja.

Cara untuk Membina PersahabatanBeberapa cara untuk membina hubungan persahabatan yang baik dalam pergaulan teman sebaya, antara lain:

1. Belajar menghargai

Pada dasarnya semua orang ingin dihargai. Menghargai orang lain bukan berarti memberikan sesuatu yang besar nilainya. Misalnya saja menghargai pendapat orang lain. Hal ini sangat penting dilakukan dalam membina hubungan yang baik. Kalau kita tidak mau menghargai orang lain, jangan berharap orang lain akan mau menghargai kita.

2. Belajar menghormati

Setiap orang selalu ingin dihormati, kita perlu menghormati orang lain apabila kita ingin dihormati orang lain, baik laki-laki maupun perempuan. Dengan kata lain, ciptakan suasana saling menghormati di antara kita tanpa membedakan jenis kelamin.

3. Mempunyai sikap mau mengerti

Sikap mau mengerti keadaan orang lain pada dasarnya merupakan perbuatan sangat terpuji. Sebab, orang mempunyai sikap mau mengerti keadaan orang lain ini membutuhkan kesadaran yang harus ditumbuhkan dari dalam hati nurani yang terdalam. Oleh karena itu dalam membina hubungan yang baik, sudah seharusnya kita mau mengerti keadaan orang lain tanpa pandang bulu. Artinya kita harus menghindari sikap acuh tak acuh atau tidak peduli terhadap orang-orang yang ada di sekitar kita

4. Mau memberikan pujian

Bila kita melihat teman kita berprestasi dalam suatu bidang apapun karena hasil kerja keras dan jujur, maka sebaiknya kita mau memberikan pujian terhadap teman kita tadi dengan penuh keihklasan. Sebab, pemberian pujian yang sesuai dengan keadaannya, artinya tanpa dibuat-buat, akan memberikan pengaruh positif bagi teman kita, meskipun pujian yang kita berikan itu dalam bentuk sekecil apapun. Oleh karena itu, dalam rangka membina hubungan yang baik antar sesama teman, baik laki-laki maupun perempuan, sebaiknya kita jangan pelit memberikan pujian.

5. Mau memberikan motivasi

Perjalanan hidup seseorang tidak selamanya berjalan mulus, artinya ada kalanya ia mengalami masalah, seperti patah semangat atau putus asa dan lain sebagainya, sehingga ia kehilangan semangat, malas, tidak bergairah. Bila kita mempunyai teman yang mengalami demikian itu, maka sebagai teman yang baik tentunya akan memberikan motivasi (dorongan), sehingga teman kita tadi tumbuh kembali rasa percaya dirinya. Oleh karena itu dalam membina hubungan yang baik, sebaiknya kita harus pandai-pandai memberikan motivasi, khususnya terhadap teman yang sedang mengalami suatu masalah.

Page 24: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

24 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

6. Tidak bercanda keterlaluan.

Kalau kita bersenda gurau hal-hal yang kecil mungkin tidak masalah, tetapi kalau sudah di luar batas, maka hubungan itu bisa langsung retak.

7. Hal yang dapat menjaga persabahatan adalah menjadi pendengar baik dan saling menghormati satu sama lain.

Hormati saran teman dan dengarkan apa yang sahabat ungkapkan, ambil sisi positifnya sebagai kritik yang membangun. Kepribadian yang berbeda antara kita dan sahabat, akan dapat menjadi pelengkap satu sama lain. Tetapi bukan berarti kita harus menceritakan segala hal kepada sahabat.

8. Jangan pernah mengkhianati kepercayaan sahabat kita.

Percayalah, ketika kita mengkhianati sebuah persahabatan, maka tidak akan mendapatkan sahabat terbaik lagi. Beri dukungan ketika sahabat kita sukses dan selalu mengagumi prestasinya. Ketika ada konflik di antara persahabatan dapat diselesaikan dengan saling terbuka satu sama lain. Memaafkan memang tidak gampang, tapi memaklumi bahwa setiap orang dapat membuat suatu kesalahan dan demi kebaikan serta menjaga persahabatan agar tetap utuh.

Etika yang Perlu Diperhatikan dalam PergaulanDiantara beberapa unsur etika yang perlu diperhatikan dalam pergaulan dengan teman sebaya itu, adalah:

1. Pilihlah teman yang berakhlak baik.

2. Bertemanlah dengan yang memiliki semangat belajar yang tinggi.

3. Kembangkanlah sikap saling membantu, dan memberi saran, dalam kelompok Anda.

4. Kembangkanlah sikap saling menghormati, dan menghargai diantara teman kelompok.

5. Bangun solidaritas antar teman dalam hal yang positif, bukan solidaritas (buta) dalam hal negatif seperti mendukung teman yang melakukan tawuran.

6. Hindarkan pola perilaku yang melanggar norma agama.

7. Jadikanlah kelompok Anda itu sebagai wahana untuk belajar bersama, seperti mendiskusikan pelajaran, tugas-tugas, atau pemecahan masalah-masalah yang dihadapi, baik oleh pribadi masing-masing, maupun oleh bersama.

Page 25: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

25RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa

Nama Peserta Didik/Konseli : …………………………………….

Kelas :…………………………………………………………

Kegiatan 1

1. Jelaskan secara singkat pengertian etika, pergaulan, dan teman sebaya!

...........................................................................................................................................................................

...........................................................................................................................................................................

..................................................................................................................

2. Menurut Anda, apakah perlakuan terhadap perempuan harus dibedakan dengan laki-laki?

Jelaskan jawaban Anda?

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

3. Apa yang akan Anda lakukan apabila melihat ada teman perempuan yang diperlakukan secara tidak adil di sekitar Anda?

...........................................................................................................................................................................

...........................................................................................................................................................................

.................................................................................................................

4. Bagaimana cara untuk membina persahabatan agar menjadi persahabatan sejati?

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

............................................................................................................................................

5. Sebutkan unsur etika yang harus diperhatikan dalam pergaulan dengan teman sebaya!

...........................................................................................................................................................................

...........................................................................................................................................................................

..........................................................................................................

6. Menurut Anda apakah layak seorang perempuan menjadi ketua kelas di kelasmu?

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Page 26: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

26 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

Lampiran 3 .Instrumen PenilaianKEPUASAN KONSELI TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Nama peserta didik/konseli :

Kelas :

Nama Konselor :

Petunjuk1. Bacalah secara teliti

2. Berilah tanda centang (√) pada kelompok jawaban yang tersedia

No Aspek yang dinilai Sangat Memuaskan Memuaskan Kurang

Memuaskan

1Penerimaan konselor terhadap kehadiran peserta didik

2 Waktu yang disediakan untuk layanan Bimbingan Klasikal

3

Kesempatan yang diberikan konselor kepada peserta didik/konseli untuk menyampaikan pendapat/ide

4Kepercayaan Anda terhadap konselor dalam layanan Bimbingan Klasikal

5 Hasil yang diperoleh dari Layanan Bimbingan Klasikal.

6Kenyamanan dalam pelaksanaan Layanan Bimbingan Klasikal

Jakarta ,.........................................

Peserta didik,

......................................................

Page 27: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

27RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

Lampiran 4 .Pedoman ObservasiPEDOMAN OBSERVASI Kelas : ...................................

Materi : ......................................................................................................................................

......................................................................................................................................

.........................................................................................................

Petunjuk :Beri tanda centang (√) pada kolom skor sesuai dengan hasil penilaian Anda.

PertanyaanSkor

1 2 3 4

1 Peserta didik terlibat aktif

2 Peserta didik antusias dalam mengikuti kegiatan

3 Peserta didik kreatif

4 Peserta didik saling menghargai antar sesamanya

5 Peserta didik saling mengeluarkan pendapat

6 Peserta didik beragumentasi mempertahankan pendapat masing-masing

7 Layanan terselenggara dengan menyenangkan

8 Layanan sesuai alokasi waktu

Total Skor

Skor 4 : Sangat baikSkor 3 : Baik Skor 2 : Cukup baikSkor 1 : Kurang baik

Keterangan :1. Skor minimal yang dicapai adalah 1 x 8 = 82. Skor maksimal yang dicapai adalah 4 x 8 = 323. Kategori hasil:

a. Sangat baik = 28 – 32b. Baik = 23 – 27c. Cukup = 22 – 26d. Kurang C = ... – 21

Jakarta , ............................... Guru BK/Konselor

……………………………

Page 28: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

28 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

Page 29: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

29

Bagian 2

radioidola.com

Page 30: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

30 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

Page 31: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

31RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : PPKn

Kelas/Semester : XI/1

Materi Pokok : Kasus-kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia Berbasis Gender

Alokasi Waktu “ 8 x 45 Menit (4 x pertemuan)

A. Kompetensi Inti (KI)

No. Kompetensi Inti (K I)

K . I . 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

K. I. 2

Menghayati dan mengamalkan perilaku a. jujur, b. disiplin, c. santun, d. peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), e. bertanggung jawab, f. responsif, dan g. pro-aktif,

dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional.

http://pusatinformasi212.blogspot.co.id

Page 32: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

32 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

K . I . 3

Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa ingin tahunya tentang

a. ilmu pengetahuan, b. teknologi, c. seni, d. budaya, dan e. humaniora

dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

K. I. 4

Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara: a. efektif, b. kreatif, c. produktif, d. kritis, e. mandiri, f. kolaboratif, g. komunikatif, dan h. solutif,

dalam ranah kongkrit dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi ( IPK)

No Kompetensi Dasar ( KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

1.

1.1 Menghargai HAM berdasarkan perspektif Pancasila sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa

1.1.1 Menerima dengan penuh rasa syukur HAM, terutama Hak Asasi Perempuan/HAP, berdasarkan perspektif Pancasila sebagai anugerah Tuhan YME

1.1.2 Menghormati dan menghargai HAM, terutama HAP, dalam perspektif Pancasila, sebagai anugerah Tuhan YME

Page 33: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

33RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

2.

2.1 Menghargai nilai nilai praksis dalam kasus kasus pelanggaran hak dan kewajiban asasi manusia berdasarkan Pancasila untuk mewujudkan harmoni kehidupan berbangsa dan bernegara

2.1.1 Memiliki sikap tanggung jawab atas penegakkan HAM, terutama HAP, berdasarkan perspektif Pancasila untuk mewujudkan harmoni kehidupan berbangsa dan bernegara

2.1.2 Memiliki sikap tanggung jawab untuk melaksanakan kewajiban asasi manusia, terutama HAP, berdasarkan perspektif Pancasila, untuk mewujudkan harmoni kehidupan berbangsa dan bernegara

2.1.3 Bersikap peduli dan pro aktif terhadap kasus-kasus pelanggaran HAM, terutama HAP, yang terjadi di berbagai lingkungan baik sekolah masyarakat dan negara

2.1.4 Menghargai HAM, terutama HAP, dan melaksanakan kewajiban asasi manusia dalam perspektif Pancasila untuk mewujudkan harmoni kehidupan berbangsa dan bernegara

3.

3.1. Menganalisis kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia dalam perspektif Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

3.1.1 Menemukan konsep hak dan kewajiban asasi manusia dalam perspektif Pancasila.

3.1.2 Menelaah konsep HAM berkeadilan gender

3.1.3 Membandingkan konsep pelanggaran HAM secara umum dan pelanggaran HAM berbasis gender.

3.1.4 Mengklasifikasi jenis-jenis pelanggaran HAM, terutama pelanggaran terhadap HAP.

3.1.5 Merinci faktor penyebab terjadinya berbagai kasus pelanggaran HAM, terutama pelanggaran terhadap HAP.

3.1.6 Menganalisis kasus-kasus pelanggaran HAM secara umum.

3.1.7 Menganalisis kasus-kasus HAM berbasis gender.

3.1.8 Menganalisis upaya-upaya penegakkan HAM, terutama HAP, di Indonesia.

3.1.9 Menyimpulkan peran masyarakat dalam penegakkan HAM, terutama HAP, di Indonesia.

Page 34: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

34 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

4.

4.1 Menyaji hasil analisis kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia dalam perspektif Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

4.1.1 Membuat laporan diskusi kelompok hasil analisis hak asasi manusia, termasuk HAP, dalam perspektif Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

4.1.2 Menyajikan hasil diskusi tentang hak asasi manusia, termasuk HAP, dalam perspektif Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

4.1.3 Membuat naskah sosio drama tentang kasus pelanggaran HAM secara umum.

4.1.4 Membuat naskah sosio drama tentang kasus pelanggaran HAM berbasis gender.

4.1.5 Menampilkan praktik kewarganegaraan dalam bentuk sosio drama tentang pelanggaran HAM secara umum.

4.1.6 Menampilkan praktik kewarganegaraan dalam bentuk sosio drama tentang pelanggaran HAM berbasis gender.

C. Tujuan PembelajaranMelalui diskusi, tanya jawab, penugasan dan bermain peran, peserta didik dapat menghargai HAM, termasuk Hak Asasi Perempuan, sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa, bertanggung jawab dan bersikap peduli terhadap penegakkan HAM, termasuk HAP, memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam menganalisis kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia dalam perspektif Pancasila dan gender untuk mewujudkan harmoni kehidupan berbangsa dan bernegara.

komunitasgurupkn.blogspot.com

Page 35: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

35RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

D. Materi Pembelajaran 1. Fakta

a. HAM dalam Pancasilab. Kewajiban asasi manusia dalam Pancasila.c. Kasus-kasus pelanggaran HAM secara umumd. Kasus-kasus pelanggaran HAM berbasis gender

2. Konsep dan Prinsipa. Hak dan kewajiban asasi manusia dalam perspektif Pancasilab. HAM berkeadilan gender dalam perspektif Pancasilac. Pelanggaran HAM umum dan Pelanggaran HAM berbasis genderd. Faktor penyebab pelanggaran HAM, terutama HAPe. Upaya mengatasi pelanggaran HAM, termasuk HAPf. Membangun harmonisasi hak dan kewajiban asasi manusia dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara

3. Prosedura. Alur dan mekanisme pengaduan dan perlindungan saksi dan korbanb. Tata cara mendapatkan perlindungan terhadap pelanggaran HAM secara umum.c. Tata cara mendapatkan perlindungan terhadap pelanggaran HAM berbasis

gender.

4. MetakognitifPenegakkan HAM, termasuk HAP, dalam perspektif Pancasila agar tidak terjadi kasus-kasus pelanggaran HAM di berbagai lingkungan untuk mewujudkan harmoni kehidupan berbangsa dan bernegara

E. Metode pembelajaran1. Pendekatan : Saintifik dengan menggunakan 5 M 2. Metode pembelajaran : Diskusi, Tanya Jawab ,Penugasan3. Model pembelajaran : Bermain peran

F. Media Pembelajaran1. LCD2. Video 3. Gambar4. Perlengkapan sosio drama

G. Sumber Belajar1. Republik Indonesia. 2013. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Jakarta: Majelis

Permusyawaratan Rakyat2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan, Kelas XI. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.3. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Buku Guru Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan, Kelas XI. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 4. http://www.academia.edu/11342275/KasusKasus_Pelanggaran_Hak_Asasi_

Manusia_dalam_Perspektif_Pancasila

Page 36: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

36 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

U r a i a n K e g i a t a n

Pendahuluan (10 menit)Kegiatan pendahuluan sangat penting artinya bagi keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran selanjutnya. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam kegiatan pendahuluan antara lain adalah sebagai berikut:

Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif dan menyenangkan untuk proses belajar; kerapian dan kebersihan ruang kelas, presensi (kehadiran, agenda kegiatan, menyiapkan media dan alat serta buku yang diperlukan).

Peserta didik bersama guru mengawali pembelajaran dengan berdoa dan mensyukuri atas nikmat yang Tuhan berikan terhadap kita semua (sesuai konteks pembelajaran)

Peserta didik menyajikan lagu bangun Pemuda Pemudi

Guru menyampaikan kompetensi dan tujuan yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.

Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan.

Guru menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan.

Kegiatan Inti ( 70 menit)

Peserta didik dibagi menjadi 6 kelompok yang beranggotakan masing-masing berjumlah 5 – 6 orang.

Peserta didik mengamati tayangan video tentang pelanggaran HAM dengan menggunakan format pengamatan yang disiapkan oleh guru.

Masing masing kelompok diberi tugas sesuai kajian materi (melalui undian), yang hasilnya sebagai berikut:

1. Hak dan kewajiban asasi manusia, HAM berkeadilan gender dalam perspektif Pancasila

2. Pelanggaran HAM secara umum dan pelanggaran HAM berbasis gender dan jenis-jenis pelanggaran HAM

3. Faktor penyebab terjadinya berbagai kasus pelanggaran HAM, termasuk kasus pelanggaran terhadap HAP

4. Kasus-kasus pelanggaran HAM secara umum dan kasus-kasus pelanggaran HAM berbasis gender

5. Upaya-upaya penegakkan HAM, termasuk HAP, di Indonesia6. Peran masyarakat dalam penegakkan HAM termasuk HAP, di Indonesia.

H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Per temuan Kesatu (2 x 45 menit)

Page 37: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

37RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

Peserta didik secara kelompok melakukan diskusi dan menggali informasi dari berbagai sumber seperti buku paket, internet atas tugas yang telah diberikan dalam waktu yang telah ditentukan.

Dalam tahapan ini guru membimbing dan terus mendorong peserta didik untuk terus menggali rasa ingin tahu tentang materi atau tugas yang diberikan sesuai kompetensi yang diharapkan.

Guru mengamati peserta didik dalam berdiskusi dengan kelompoknya sambil menilai secara langsung sikap para peserta didik dan mencatat peserta didik yang tidak aktif dalam tugas kelompoknya, pada tahapan ini guru juga memberikan arahan dan bimbingan kepada peserta didik dalam melaksanakan tugasnya agar tugas peserta didik sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.

Guru memberikan informasi bahwa waktu mengerjakan tugas kelompok tinggal beberapa menit lagi dan setelah itu harus segera dikumpulkan (boleh dalam bentuk Soft copy/flasdisk, bagi sekolah yang belum ada sarana tehnologinya boleh dalam bentuk laporan tertulis di kertas folio).

Seluruh kelompok mengumpulkan tugasnya sesuai waktu yang telah ditentukan.

Kegiatan Penutup ( 10 menit) Peserta didik dan guru menyimpulkan materi yang telah dibahas pada pertemuan ini.

Peserta didik dengan bimbingan guru melakukan refleksi tentang nilai-nilai yang dapat diperoleh dari kegiatan belajar pada pertemuan hari ini.

Guru memberikan umpan balik atas proses belajar hari ini dengan memberikan pertanyaan/pendapat kepada peserta didik.

Guru menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

Guru dan peserta didik menutup pelajaran dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena pembelajaran berlangsung aman dan tertib.

@ekamachrudi

Page 38: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

38 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

U r a i a n K e g i a t a n

Pendahuluan (10 menit) Guru menyampaikan pentingnya rasa syukur atas nikmat yang telah Allah berikan

terutama nikmat sehat sehingga dapat bertemu kembali dalam kegiatan belajar.

Dipimpin oleh ketua kelas atau siswa yang ditunjuk, seluruh peserta didik berdoa sesuai ajaran agama masing masing.

Guru memotivasi peserta didik, dengan menginformasikan kepada peserta didik untuk berkelompok sesuai kelompok yang telah terbentuk pada pertemuan pertama.

Peserta didik dengan semangat membuat yel yel singkat yang bernuasa nasionalis (salam kebanggaan dari masing masing kelompok).

Kegiatan Inti ( 70 menit)

Peserta didik diberi informasi tentang aturan main yang harus dilakukan tiap kelompok saat mempresentasikan hasil kelompoknya, diantaranya tentang waktu/lamanya masing masing kelompok saat tampil dan informasi tentang penilaiannya bagi peserta didik baik secara individu atau pun kelompok.

Pada pertemuan kedua ini yang akan tampil mempresentasikan hanya 3 kelompok saja sehubungan dengan waktu yang ada yaitu kelompok 1, 2 dan 3.

Presentasi kelompok 1, diawali dengan penyampaian yel yel/salam kebanggaan dilanjutkan pemaparan materi.

Seluruh peserta didik mengamati dan menyimak presentasi kelompok 1 dilanjutkan dengan tanya jawab dari kelompok lain.

Presentasi kelompok 2, diawali penyampaian yel yel/salam kebanggaan dilanjutkan dengan pemaparan materi.

Seluruh peserta didik mengamati dan menyimak, dilanjutkan dengan tanya jawab dari kelompok lain.

Presentasi kelompok 3, diawali penyampaian yel yel/salam kebanggaan dilanjutkan dengan pemaparan materi.

Peran guru pada tahap ini adalah:

a. Guru menjadi sumber belajar bagi peserta didik dengan memberikan konfirmasi atas jawaban peserta didik, atau menjelaskan jawaban pertanyaan kelompok yang tidak terjawab.

b. Guru memberikan konfirmasi/penguatan atas jawaban peserta didik.

Per temuan Kedua (2 x 45 menit)

Page 39: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

39RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

U r a i a n K e g i a t a n

Kegiatan Pendahuluan (10 menit)Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru dalam kegiatan pendahuluan antara lain adalah sebagai berikut::

Guru menyampaikan pentingnya rasa syukur atas nikmat yang telah Allah berikan terutama nikmat sehat sehingga dapat bertemu kembali dalam kegiatan belajar.

Dipimpin oleh ketua kelas atau siswa yang ditunjuk, seluruh peserta didik berdoa sesuai ajaran agama masing masing.

Guru memotivasi peserta didik diantaranya dengan menyampaikan pertanyaan terkait materi pada pembelajaran sebelumnya dan tujuan yang akan dicapai pada pembelajaran hari ini.

Peserta didik menghubungkan berbagai informasi yang diperoleh atas materi yang disampaikan oleh kelompok 1,2 dan 3.

Peserta didik membuat laporan tertulis atas proses jalannya diskusi. Laporan disusun secara individu dan menjadi tugas peserta didik serta dikumpulkan pada akhir pertemuan ini.

Kegiatan Penutup ( 10 menit) Peserta didik bersama guru membuat kesimpulan atas kompetensi yang telah dipelajari

dalam bentuk laporan individu secara tertulis atas proses berjalannya diskusi.

Guru dan peserta didik melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan, tentang nilai-nilai apa yang dapat diperoleh dari kegiatan yang telah dilakukan pada pertemuan hari ini dan mengevaluasinya sebagai masukan.

Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil belajar, dengan mengajukan pertanyaan secara lisan atas kompetensi yang dipelajari.

Guru dan peserta didik menutup pelajaran dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena pembelajaran berlangsung aman dan tertib.

Per temuan Ketiga (2 x 45 menit)

Page 40: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

40 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

Kegiatan Inti (70 menit)

Peserta didik diberi informasi tentang aturan main yang harus dilakukan tiap kelompok saat mempresentasikan hasil kelompoknya, diantaranya tentang waktu/lamanya masing masing kelompok saat tampil dan informasi tentang penilaiannya bagi peserta didik baik secara individu atau pun kelompok.

Pada pertemuan kedua ini yang akan tampil mempresentasikan hanya 3 kelompok saja sehubungan dengan waktu yang ada yaitu kelompok 4, 5 dan 6.

Presentasi kelompok 4, diawali dengan penyampaian yel yel/salam kebanggaan dilanjutkan pemaparan materi.

Seluruh peserta didik mengamati dan menyimak presentasi kelompok 4 dilanjutkan dengan tanya jawab dari kelompok lain.

Presentasi kelompok 5, diawali penyampaian yel yel/salam kebanggaan dilanjutkan dengan pemaparan materi.

Seluruh peserta didik mengamati dan menyimak, dilanjutkan dengan tanya jawab dari kelompok lain.

Presentasi kelompok 6, diawali penyampaian yel yel/salam kebanggaan dilanjutkan dengan pemaparan materi.

Peran guru pada tahap ini adalah:

a. Guru menjadi sumber belajar bagi peserta didik dengan memberikan konfirmasi atas jawaban peserta didik, atau menjelaskan jawaban pertanyaan kelompok yang tidak terjawab.

b. Guru memberikan konfirmasi/penguatan atas jawaban peserta didik.

Peserta didik menghubungkan berbagai informasi yang diperoleh atas materi yang disampaikan oleh kelompok 4,5 dan 6.

Peserta didik membuat laporan tertulis atas proses jalannya diskusi. Laporan disusun secara individu dan menjadi tugas peserta didik dan dikumpulkan pada akhir pertemuan ini

Kegiatan Penutup (10 menit)

Peserta didik bersama guru membuat rangkuman atau simpulan kompetensi yang telah dipelajari.

Guru dan peserta didik melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan tentang nilai-nilai apa yang dapat diperoleh dari kegiatan belajar pada pertemuan ini dan mengevaluasinya sebagai masukan.

Page 41: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

41RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil belajar, dengan mengajukan pertanyaan.

Guru memberikan tugas penyusunan naskah bermain peran kepada 2 kelompok besar yaitu kelompok A terdiri dari kelompok 1, 2 dan 3 dan kelompok B terdiri dari kelompok 4, 5 dan 6.

a. Guru menentukan tema/bentuk permainan tentang pelanggaran HAM secara umum dan pelanggaran HAM berbasis gender.

b. Peserta didik mencari referensi tentang perilaku pelanggaran HAM secara umum dan HAM berbasis gender.

c. Peserta didik membuat skenario dan menentukan peran masing dari anggota kelompok

Guru dan peserta didik menutup pelajaran dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena pembelajaran berlangsung lancar dan tertib.

http://preindo.com

Page 42: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

42 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

U r a i a n K e g i a t a n

Kegiatan Pendahuluan (10 menit)Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru dalam kegiatan pendahuluan antara lain adalah sebagai berikut:

Guru menyampaikan pentingnya rasa syukur atas nikmat yang telah Allah berikan terutama nikmat sehat sehingga dapat bertemu kembali dalam kegiatan belajar.

Dipimpin oleh ketua kelas atau siswa yang ditunjuk, seluruh peserta didik berdoa sesuai ajaran agama masing masing.

Guru memotivasi peserta didik tampil yang terbaik sesuai naskah bermain peran yang telah disiapkan.

Guru dan peserta didik bersama-sama melakukan ice breaking.

Kegiatan Inti ( 70 menit)

Pada pertemuan keempat ini peserta didik akan menampilkan kegiatan bermain peran dalam kelompok besar: kelompok A dan kelompok B

Peserta didik yang bergabung di kelompok A/kelompok B menampilkan peran masing-masing sesuai naskah skenario yang dibuat dan peserta didik lain menjadi pengamat.

Guru memberikan konfirmasi/penguatan atas tanggapan peserta didik.

Peserta didik melakukan refleksi penguatan tentang pelanggaran HAM secara umum dan HAM berbasis gender yang harus dihindari.

Peserta didik menyusun laporan hasil telaah/analisisnya. Laporan disusun secara individu dan menjadi tugas peserta didik dan dikumpulkan pada akhir pertemuan ini.

Kegiatan Inti ( 45 menit)

Peserta didik bersama guru membuat rangkuman atau simpulan kompetensi yang telah dipelajari.

Guru dan peserta didik melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil belajar.

Peserta didik mengerjakan uji kompetensi Bab 1.

Guru dan peserta didik menutup pelajaran dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena pembelajaran berlangsung aman dan tertib.

Per temuan Keempat (2 x 45 menit)

Page 43: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

43RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

I. PENILAIAN

a. Teknik Penilaian Sikap:

Pada pertemuan pertama s/d keempat menilai sikap spiritual dan sikap sosial peserta didik melalui observasi/jurnal terhadap kegiatan peserta didik dalam proses kegiatan belajar mengajar (Lampiran 1).

b. Teknik Penilaian Pengetahuan:

Menilai kemampuan peserta didik dengan:1. Tes tertulis dalam bentuk soal tes uraian untuk pengetahuan baik yang sifatnya

fakta maupun konseptual (Lampiran 2).

2. Tugas mandiri secara kelompok menyusun skenario.

c. Teknik Penilaian Keterampilan:

1. Kemampuan peserta didik dalam presentasi, kemampuan bertanya, kemampuan menjawab pertanyaan atau mempertahankan argumentasi kelompok, kemampuan dalam memberikan masukan/saran pada saat menyampaikan hasil telaah/analisis tentang materi kasus-kasus pelanggaran HAM (Lampiran 3).

2. Kemampuan Peserta didik dalam bermain peran sesuai dengan skenario/naskah.

Page 44: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

44 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

Lampiran 1 : Penilaian SIkap

a. Pertemuan pertama s/d keempatPenilaian sikap terhadap peserta didik dapat dilakukan selama proses belajar berlangsung. Penilaian dapat dilakukan dengan observasi. Dalam observasi ini misalnya dilihat aktifitas dan tingkat perhatian peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Format penilaian sikap dapat menggunakan contoh jurnal perkembangan sikap sebagai berikut:

Jurnal Perkembangan Sikap

Kelas : ...............................................

Semester : ...............................................

No Tanggal NamaSiswa

Indikatorperilaku

CatatanPerilaku Pos/Neg Butir Sikap

Page 45: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

45RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

Lampiran 2 : Penilaian PengetahuanBentuk test : tertulis/essay

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang benar !

1. Bagaimanakah konsep hak dan kewajiban asasi manusia dalam perspektif Pancasila?

2. Tunjukkan konsep HAM berkeadilan gender!

3. Bandingkan konsep pelanggaran HAM secara umum dan pelanggaran HAM berbasis gender!

4. Klasifikasikan jenis-jenis pelanggaran HAM!

5. Uraikan faktor penyebab terjadinya berbagai kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran terhadap Hak Asasi Perempuan!

6. Ungkapkan kasus-kasus pelanggaran HAM secara umum!

7. Buatlah analisis kasus-kasus pelanggaran HAM berbasis gender!

8. Rincilah upaya-upaya penegakkan HAM, termasuk HAP, di Indonesia!

9. Buatlah kesimpulkan peran masyarakat dalam penegakkan HAM, termasuk HAP, di Indonesia!

10. Bagaimana tanggapan kalian tentang kasus yang berkembang di masyarakat bahwa perempuan itu lemah?

Page 46: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

46 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

Pedoman Penskoran untuk penilaian tes dalam bentuk essay :

No Soal Skor

1Bagaimanakah konsep hak dan kewajiban asasi manusia dalam perspektif Pancasila ?

5

2 Tunjukkan konsep HAM berkeadilan gender! 8

3Bandingkan konsep pelanggaran HAM secara umum dan pelanggaran HAM berbasis gender!

10

4 Klasifikasikan jenis-jenis pelanggaran HAM! 5

5Uraikan faktor penyebab terjadinya berbagai kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran terhadap Hak Asasi Perempuan!

10

6 Ungkapkan kasus-kasus pelanggaran HAM secara umum! 10

7 Buatlah analisis kasus-kasus HAM berbasis gender! 15

8Rincilah upaya-upaya penegakkan HAM, termasuk HAP, di Indonesia!

15

9Buatlah kesimpulkan peran masyarakat dalam penegakkan HAM, termasuk HAP, di Indonesia!

10

10Bagaimana tanggapan kalian tentang kasus yang berkembang di masyarakat bahwa perempuan itu lemah?

12

Jumlah Total 100

Total Skor 100 untuk semua soal

Perolehan Nilai : Skor yang diperoleh

Skor Maksimalx 100

Page 47: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

47RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

Lampiran 3: Penilaian Keterampilan

b. Pertemuan Kedua dan KetigaPenilaian Keterampilan dilakukan guru dengan melihat kemampuan peserta didik dalam presentasi, kemampuan bertanya, kemampuan menjawab pertanyaan atau mempertahankan argumentasi kelompok, kemampuan dalam memberikan masukan/saran pada saat menyampaikan hasil analisis Pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran terhadap HAP. Penyajian dan laporan hasil telaah dapat menggunakan format di bawah ini:

PetunjukLembar ini diisi oleh guru atau teman selama proses penyusunan laporan oleh kelompok. Lembar ini mencatat perilaku peserta didik secara perorangan. Pada kolom Aspek Penilaian yang terdiri dari bertanya, berpendapat dan bahasa, tuliskan skor angka 0 – 100 pada kolom penilaian, tuliskan rata-rata skor angka dan predikat.

Kelas : ...................................................Kelompok : ...................................................Topik : ...................................................

NoNama

Peserta didik

Aspek Penilaian Penilaian

Bertanya Berpendapat BahasaRata-

rata Skor Angka

Predikat

12345

Dst

Keterangan:1. Bertanya: kemampuan menyampaikan pertanyaan sesuai konten materi2. Berpendapat: beragumentasi secara benar dan menghargai pendapat orang lain.3. Bahasa: menggunakan bahasa yang sopan dan santun.

Keterangan pengisian skor

Interval Nilai Kualitatif

81 – 100 A (SangatBaik)

61 – 80 B (Baik)

50 – 60 C (Cukup)

< 60 K (Kurang)

Page 48: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

48 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

Bentuk prakt ik dalam pembelajaran PPKn melalui sos io drama

Lembar Pengamatan Bermain Peran

Kelas : ...................................................Kegiatan : Bermain peranTema : ...................................................

NamaAspek Penilaian

Rata-Rata NilaiPartisipasi Penghayatan Peran Kerjasama

Pedoman Penskoran:

Aspek Penilaian Deskripsi Nilai

Partisipasi • Keterlibatan dalam bermain peran• Peran dari tokoh yang diperankan 60 – 100

Penghayatan Peran• Penjiwaan terhadap tokoh• Kesesuaian kostum tokoh• Semangat bermain peran

60 – 100

Kerjasama • Membantu teman• Tenggang rasa dengan teman 60– 100

Page 49: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

49

Bagian 3

http://jadianakpintar.blogspot.co.id

Page 50: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

50 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

Page 51: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

51RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

A.KOMPETENSI INTI (KI) :

Kompetensi Inti 1(Sikap Spiritual)

Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

Kompetensi Inti 2(Sikap Sosial)

Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan)

Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)

Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajari-nya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Kelas/Semester XI/ Genap

Materi Pokok Toleransi, kerukunan dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan Q.S. Yunus/10 : 40-41 dan Q.S. al-Maidah/5: 32

Aspek Al-Qur’an

Alokasi Waktu 5 x 3 Jam Pelajaran (JP)

Page 52: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

52 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK) :

1.2 Meyakini bahwa agama mengajarkan toleransi, kerukunan, dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan.• Membenarkan bahwa agama mengajarkan toleransi, kerukunan, dan menghindarkan diri

dari tindak kekerasan• Mematuhi bahwa agama mengajarkan toleransi, kerukunan, dan menghindarkan diri dari

tindak kekerasan

2.2 Bersikap toleran, rukun dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Yunus/10 : 40-41 dan Q.S. al-Maidah/5: 32, serta hadis terkait• Berperilaku toleran, rukun dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan sebagai

implementasi dari pemahaman Q.S. Yunus/10 : 40-41 dan Q.S. al-Maidah/5: 32, serta hadis terkait dalam kehidupan sosial

• Mengajak kepada sesama untuk bersikap toleran, rukun dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Yunus/10 : 40-41 dan Q.S. al-Maidah/5: 32, serta hadis terkait dalam kehidupan bermasyarakat

3.2 Menganalisis makna Q.S. Yunus/10 : 40-41 dan Q.S. al-Maidah/5: 32, serta hadis tentang toleransi, rukun, dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan• Menuliskan Q.S. Yunus/10 : 40-41 dan Q.S. al-Maidah/5: 32, serta hadis tentang toleransi,

rukun, dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan• baik kepada laki-laki ataupun perempuan dengan baik dan benar• Menjelaskan arti Q.S. Yunus/10: 40-41 dan Q.S. al-Maidah/5: 32, serta hadis tentang

toleransi, rukun, dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan baik kepada laki-laki ataupun perempuan dengan tepat.

• Menyimpulkan isi kandungan Q.S. Yunus/10: 40-41 dan Q.S. al-Maidah/5: 32, serta hadis tentang toleransi, rukun, dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan baik kepada laki-laki ataupun perempuan

4.2.1 Membaca Q.S. Yunus/10: 40-41 dan Q.S. al-Maidah/5: 32 sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul huruf.• Mengidentifikasi bacaan tajwid Q.S. Yunus/10 : 40-41 dan Q.S. al-Maidah/5: 32, • Membaca Q.S. Yunus/10: 40-41 dan Q.S. al-Maidah/5: 32, secara klasikal • Membaca Q.S. Yunus/10: 40-41 dan Q.S. al-Maidah/5: 32, secara individual

4.2.2 Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Yunus/10: 40-41 dan Q.S. al-Maidah/5: 32 dengan fasih dan lancar.• Mendemonstrasikan halafan Q.S. Yunus/10: 40-41 dengan fasih dan lancar secara

bergantian, laki-laki dan perempuan• Mendemonstrasikan halafan Q.S. al-Maidah/5: 32 dengan fasih dan lancar secara

bergantian, perempuan dan laki-laki

4.2.3 Menyajikan keterkaitan antara kerukunan dan toleransi sesuai pesan Q.S. Yunus/10: 40-41 dengan menghindari tindak kekerasan sesuai pesan Q.S. al-Maidah/5: 32• Menyajikan melalui studi kasus contoh kehidupan yang didasari kerukunan dan toleransi

sesuai pesan Q.S. Yunus/10: 40-41 dengan menghindari tindak kekerasan sesuai pesan Q.S. al-Maidah/5: 32 di masyarakat

• Mengimplementasikan perilaku menghindari tindak kekerasan sesuai pesan Q.S. al-Maidah/5: 32 dalam kehidupan sehari-hari

Page 53: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

53RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

C. TUJUAN PEMBELAJARAN :Melalui metode ceramah, diskusi, tanya jawab, resitasi, drill serta teknik/model pembelajaran think pairs and share, demonstration, dan group investigation, peserta didik diharapkan mampu:

3.2 Menganalisis makna Q.S. Yunus/10: 40-41 dan Q.S. al-Maidah/5: 32, serta hadis tentang toleransi, rukun, dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan;

4.2.1 Membaca Q.S. Yunus/10: 40-41 dan Q.S. al-Maidah/5: 32 sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul huruf;

4.2.2 Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Yunus/10: 40-41 dan Q.S. al-Maidah/5: 32 dengan fasih dan lancar;

4.2.3 Menyajikan keterkaitan antara kerukunan dan toleransi sesuai pesan Q.S. Yunus/10: 40-41 dengan menghindari tindak kekerasan sesuai pesan Q.S. al-Maidah/5: 32;

1.2 Meyakini bahwa agama mengajarkan toleransi, kerukunan, dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan;

2.2 Bersikap toleran, rukun dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Yunus/10 : 40-41 dan Q.S. al-Maidah/5: 32, serta hadis terkait; dengan baik dan benar.

google.co.id

Page 54: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

54 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

D. MATERI PEMBELAJARAN:Dimensi Materi pembelajaran

1 Factual

• Q.S. Yunus/10 : 40-41 dan Q.S. al-Maidah/5: 32, serta hadis tentang toleransi, rukun, dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan

• Arti Q.S. Yunus/10: 40-41 dan Q.S. al-Maidah/5: 32, serta hadis tentang toleransi, rukun, dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan

2 Konseptual

• Isi kandungan Q.S. Yunus/10 : 40-41 dan Q.S. al-Maidah/5: 32, serta hadis tentang toleransi, rukun, dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan

• Bacaan tajwid Q.S. Yunus/10 : 40-41 dan Q.S. al-Maidah/5: 32 tentang toleransi, rukun, dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan

• Contoh kehidupan yang didasari kerukunan dan toleransi sesuai pesan Q.S. Yunus/10: 40-41 dengan menghindari tindak kekerasan sesuai pesan Q.S. al-Maidah/5: 32 di masyarakat

3 Procedural • Prosedur/tata cara hafalan Q.S. Yunus/10: 40-41 dengan menghindari tindak kekerasan sesuai pesan Q.S. al-Maidah/5: 32

4 Metakognitif• Strategi/cara memahami pesan Q.S. Yunus/10: 40-41 dengan

menghindari tindak kekerasan sesuai pesan Q.S. al-Maidah/5: 32 di masyarakat dalam kehidupan

E. METODE PEMBELAJARAN:1) Pendekatan

No Macam Pendekatan Check List (v)1 Textual learning

2 Kontekstual learning √

3 Scientific approach √

4 Student centered approach √

5 Teacher centered approach

2) Strategi

No Macam Strategi Check List (v)1 Exposition

2 Discovery √

3 Group or individual learning √

3) Metode

No Macam Metode Check List No Macam Metode Check List

1 Ceramah √ 8 Kerja kelompok

2 Tanya jawab √ 9 Karya wisata

3 Diskusi √ 10 Latihan (drill) √

4 Eksperimen 11 Brain storming

5 Resitasi √ 12 Laboratorium

6 Moral reasoning 13 Symposium

7 Demonstrasi √ 14 Pengamatan lapangan

Page 55: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

55RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

4) Teknik

No Macam Metode Check List No Macam Metode Check

List

1 Pembelajaran Langsung (direct learning) 22 Kepala bernomor struktur

2 Inquiry learning 23 Student teams-achievement divisions

3 Project Based Learning (PBL) 24 Problem based instruction

4 PBL 25 Artikulasi

5 Belanja materi (market place activity) 26 Mind mapping

6 Mencari pasangan (make a match) 27 Debate

7 Berpikir, berpasangan dan berbagi (think, pair and share) √ 28 Bermain peran (role playing)

8 Kelompok ahli (expert team/ jigsaw) 29 Group investigation √

9 Melempar bola salju (snowball throwing) 30 Talking stick

10 Discovery 31 Bertukar pasangan

11 Team teaching 32 Student facilitator and explaining

12 Example non example 33 Course review horay

13 Picture and picture 34 Demonstration √

14 Number heads together 35 Explicit instruction

15 Cooperative script 36 Cooperative integrated reading and composition (CIRC)

16 Tebak kata 37 Inside-outside circle (lingkaran kecil-lingkaran besar)

17 Word square 38 Scramble

18 Take and give 39 Concept sentence

19 Complete sentence 40 Time token

20 Keliling kelompok 41 Tari bambu

21 Dua tinggal dua tamu (two stay two stray) 42 ………………..

F. MEDIA PEMBELAJARAN:• Laptop dan LCD Projector

• Power point dan media audio visual lainnya sesuai materi pembelajaran

Page 56: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

56 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

G. SUMBER BELAJAR: • Al-Qur’an dan terjemahnya, Depag RI

• Buku tajwid

• Buku teks siswa PAI dan Budi Pekerti SMA Kelas XI

• Kitab Tafsir (al-Maraghi, Jalalain, dll).

• Buku lain yang relevan.

• Lingkungan

• Perpustakaan

• Tokoh

H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN:

Pertemuan ke 1:Melalui metode ceramah, diskusi, tanya jawab, resitasi, drill serta teknik/ model pembelajaran think pairs and share, peserta didik diharapkan mampu:

• Menuliskan/menayangkan Q.S. Yunus/10 : 40-41 dan Q.S. al-Maidah/5: 32, serta hadis tentang toleransi, rukun, dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan terutama kepada perempuan dengan baik dan benar.

• Menjelaskan arti Q.S. Yunus/10 : 40-41 dan Q.S. al-Maidah/5: 32, serta hadis tentang toleransi, rukun, dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan terutama terhadap perempuan dengan tepat.

untukharmoni.com

Page 57: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

57RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

No Kegiatan Pembelajaran HOTS/4C/Karakter/

Literasi

Alokasi Waktu

1 Pendahuluan1) Memberi salam2) Mengabsen, mengecek kerapihan berpakaian,

kebersihan kelas.3) Meminta siswa memimpin doa4) Membaca ayat Alquran/ tadarus5) Menyampaikan penjelasan tentang tujuan

pembelajaran yang akan dicapai6) Memberikan penjelasan tentang tahapan

kegiatan pembelajaran7) Melakukan appersepsi:

Pembinaan karakter, komunikasi

Pembinaan Karakter,Literasi Komunikasi

Literasi

15 Menit

2 Kegiatan Inti: Think Pairs and Share1) Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi

yang ingin dicapai; Peserta didik memperhatikan dan merespon dengan baik;

2) Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru; Secara berkelompok (terdiri dari laki-laki dan perempuan), peserta didik memperhatikan dan merespon dengan baik;

3) Siswa diminta berpasangan dengan teman lainnya (kelompok terdiri dari laki-laki dan perempuan) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing; Secara berkelompok, peserta didik berdiskusi tentang materi pembelajaran dengan aktif;

4) Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya; Secara bergantian, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan disempurnakan dengan sesi Tanya jawab;

5) Berawal dari kegiatan tersebut guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diuangkapkan para siswa; Peserta didik memperhatikan, bertanya jawab serta mencatat materi pembelajaran yang tidak dibahas dalam diskusi kelompok;

6) Guru memberi kesimpulan dan penguatan; Bersama guru, peserta didik membuat kesimpulan dan penguatan hasil pembelajaran;

7) Penutup

Komunikasi, kolaborasi

Komunikasi, kreatif, berfikir kritis, problem solving,

Komunikasi, kreatif, berfikir kritis, problem solving,

Literasi, komunikasi, kolaborasi

Komunikasi, literasi

Komunikasi, kreatif, berfikir kritis, problem solving,

105 Menit

Page 58: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

58 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

No Kegiatan Pembelajaran HOTS/4C/Karakter/

Literasi

Alokasi Waktu

3 Kegiatan Penutup

1) Refleksi2) Menutup pembelajaran dan berpesan kepada

siswa untuk mempelajari materi selanjutnya.

3) Post test4) Pemberian tugas5) Doa dan penutup

Komunikasi, kreatif, berfikir kritis, problem solving,

Pembinaan karakter

15 Menit

Pertemuan ke 2:Melalui metode ceramah, diskusi, tanya jawab, resitasi, drill serta teknik/ model pembelajaran think pairs and share, peserta didik diharapkan mampu:

• Menyimpulkan isi kandungan Q.S. Yunus/10: 40-41 dan Q.S. al-Maidah/5: 32, serta hadis tentang toleransi, rukun, dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan baik kepada laki-laki ataupun perempuan dengan tepat.

• Mengidentifikasi bacaan tajwid Q.S. Yunus/10 : 40-41 dan Q.S. al-Maidah/5: 32 dengan benar

No Kegiatan Pembelajaran HOTS/4C/Karakter/

Literasi

Alokasi Waktu

1 Pendahuluan

1) Memberi salam2) Mengabsen, mengecek kerapihan berpakaian,

kebersihan kelas.3) Meminta siswa memimpin doa4) Membaca ayat alquran/ tadarus5) Menyampaikan penjelasan tentang tujuan

pembelajaran yang akan dicapai6) Memberikan penjelasan tentang tahapan

kegiatan pembelajaran7) Melakukan apersepsi

Pembinaan karakter, komunikasi

Pembinaan Karakter,Literasi

Komunikasi

Literasi

15 Menit

Page 59: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

59RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

No Kegiatan Pembelajaran HOTS/4C/Karakter/

Literasi

Alokasi Waktu

2 Kegiatan Inti: Think Pairs and Share

1) Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai; peserta didik memperhatikan dan merespon dengan baik;

2) Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru; Secara berkelompok (terdiri dari laki-laki dan perempuan), peserta didik memperhatikan dan merespon dengan baik;

3) Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok terdiri dari laki-laki dan perempuan) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing; Secara berkelompok, peserta didik berdiskusi tentang materi pembelajaran dengan aktif;

4) Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya; Secara bergantian, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan disempurnakan dengan sesi tanya jawab;

5) Berawal dari kegiatan tersebut guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diuangkapkan para siswa; Peserta didik memperhatikan, bertanya jawab serta mencatat materi pembelajaran yang tidak dibahas dalam diskusi kelompok;

6) Guru memberi kesimpulan dan penguatan; Bersama guru, peserta didik membuat kesimpulan dan penguatan hasil pembelajaran;

7) Penutup

Komunikasi, kolaborasi

Komunikasi, kreatif, berpikir kritis, problem solving,

Komunikasi, kreatif, berfikir kritis, problem solving,

Literasi, komunikasi, kolaborasi

Komunikasi, literasi

Komunikasi, kreatif, berpikir kritis, problem solving,

105 Menit

3 Kegiatan Penutup

1) Refleksi2) Menutup pembelajaran dan berpesan kepada

siswa untuk mempelajari materi selanjutnya.

3) Post test4) Pemberian tugas5) Doa dan penutup

Komunikasi, kreatif, berfikir kritis, problem solving,

Pembinaan karakter

15 Menit

Page 60: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

60 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

Pertemuan ke 3 dan 4 :Melalui metode ceramah, diskusi, tanya jawab, resitasi, drill serta teknik/ model pembelajaran demonstrasi, peserta didik diharapkan mampu:

• Membaca Q.S. Yunus/10 : 40-41 dan Q.S. al-Maidah/5: 32, secara klasikal dengan baik dan benar

• Membaca Q.S. Yunus/10 : 40-41 dan Q.S. al-Maidah/5: 32, secara individual dengan baik dan benar

• Mendemonstrasikan halafan Q.S. Yunus/10 : 40-41 dengan fasih dan lancar secara individual dengan baik dan benar

• Mendemonstrasikan halafan Q.S. al-Maidah/5: 32 dengan fasih dan lancar secara individual dengan baik dan benar

No Kegiatan Pembelajaran HOTS/4C/Karakter/

Literasi

Alokasi Waktu

1 Pendahuluan1) Memberi salam2) Mengabsen, mengecek kerapihan berpakaian,

kebersihan kelas.3) Meminta siswa memimpin doa4) Membaca ayat alquran/ tadarus5) Menyampaikan penjelasan tentang tujuan

pembelajaran yang akan dicapai6) Memberikan penjelasan tentang tahapan

kegiatan pembelajaran7) Melakukan appersepsi:

Pembinaan karakter, komunikasi

Pembinaan. Karakter,Literasi Komunikasi

Literasi

15 menit

Page 61: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

61RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

No Kegiatan Pembelajaran HOTS/4C/Karakter/

Literasi

Alokasi Waktu

2 Kegiatan Inti: Demonstrasi

1) Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai; Peserta didik memperhatikan dan merespon dengan baik;

2) Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru; Secara berkelompok (terdiri dari laki-laki dan perempuan), peserta didik memperhatikan dan merespon dengan baik;

3) Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok terdiri dari laki-laki dan perempuan) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing; Secara berkelompok, peserta didik berdiskusi tentang materi pembelajaran dengan aktif;

4) Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya; Secara bergantian, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan disempurnakan dengan sesi tanya jawab;

5) Berawal dari kegiatan tersebut guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diuangkapkan para siswa; Peserta didik memperhatikan, bertanya jawab serta mencatat materi pembelajaran yang tidak dibahas dalam diskusi kelompok;

6) Guru memberi kesimpulan dan penguatan; Bersama guru, peserta didik membuat kesimpulan dan penguatan hasil pembelajaran;

7) Penutup

Komunikasi, kolaborasi

Komunikasi, kreatif, berfikir kritis, problem solving,

Komunikasi, kreatif, berfikir kritis, problem solving,

Komunikasi, literasi

Komunikasi, kreatif, berfikir kritis, problem solving,

Komunikasi, kreatif, berfikir kritis, problem solving,

105 Menit

3 Kegiatan Penutup

1) Refleksi2) Menutup pembelajaran dan berpesan kepada

siswa untuk mempelajari materi selanjutnya.3) Post test4) Pemberian tugas5) Doa dan penutup

Komunikasi, kreatif, berfikir kritis, problem solving,

Pembinaan karakter

15 Menit

Page 62: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

62 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

Pertemuan ke 5 :Melalui metode ceramah, diskusi, tanya jawab, resitasi, drill serta teknik/ model pembelajaran group investigation, peserta didik diharapkan mampu:

• Mengidentifikasi contoh kehidupan yang didasari kerukunan dan toleransi sesuai pesan Q.S. Yunus/10: 40-41 dengan menghindari tindak kekerasan sesuai pesan Q.S. al-Maidah/5: 32 di masyarakat dengan tepat

• Mengimplementasikan perilaku menghindari tindak kekerasan sesuai pesan Q.S. al-Maidah/5: 32 dalam kehidupan sehari-hari dengan konsisten

No Kegiatan Pembelajaran HOTS/4C/Karakter/

Literasi

Alokasi Waktu

1 Pendahuluan

1) Memberi salam2) Mengabsen, mengecek kerapihan berpakaian,

kebersihan kelas.3) Meminta siswa memimpin doa4) Membaca ayat alquran/ tadarus5) Menyampaikan penjelasan tentang tujuan

pembelajaran yang akan dicapai6) Memberikan penjelasan tentang tahapan

kegiatan pembelajaran7) Melakukan appersepsi:

Pembinaan karakter, komunikasi

Pembinaan Karakter,Literasi

Komunikasi

Literasi

15 Menit

Page 63: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

63RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

No Kegiatan Pembelajaran HOTS/4C/Karakter/

Literasi

Alokasi Waktu

2 Kegiatan Inti: Group Investigation

1) Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen; Peserta didik memperhatikan dan merespon instruksi guru untuk berkelompok;

2) Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok; Masing-masing anggota kelompok (terdiri dari laki-laki dan perempuan) memperhatikan dan merespon apa yang dinstruksikan guru;

3) Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain; Ketua kelompok (dipilih secara demokratis) menerima materi tugas dan meneruskannya ke anggota kelompok lainnya;

4) Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif berisi penemuan; Secara aktif, masing-masing anggota kelompok membaca, memahami, bertanya jawab, menemukan dan menganalisis materi;

5) Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan hasil pembahasan kelompok; Masing-masing mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya secara bergantian dilengkapi dengan sesi tanya jawab;

6) Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan; Peserta didik memperhatikan penguatan dan bersama guru membuat kesimpulan hasil pembelajaran;

7) Evaluasi; Guru dan peserta didik mengevaluasi jalannya pembelajaran untuk perbaikan waktu yang akan datang;

8) Penutup

Komunikasi, kolaborasi

Komunikasi, kreatif, berpikir kritis, problem solving,

Komunikasi, kreatif, berpikir kritis, problem solving,

Literasi, komunikasi, kolaborasi

Komunikasi, literasi

Komunikasi, kreatif, berpikir kritis, problem solving,

Komunikasi, literasi

105 Menit

3 Kegiatan Penutup

1) Refleksi2) Menutup pembelajaran dan berpesan kepada

siswa untuk mempelajari materi selanjutnya.3) Post test4) Pemberian tugas5) Doa dan penutup

Komunikasi, kreatif, berpikir kritis, problem solving,

Pembinaan karakter

15 Menit

Page 64: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

64 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

I. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN:

No Aspek Teknik Penilaian Bentuk Penilaian Check List (V)

1 Sikap observasi Lembar pengamatan

Wawancara Daftar pertanyaan

Catatan anekdot (anecdotal record) Buku/ lembar catatan

Catatan kejadian tertentu (incidental record) Buku/ lembar catatan

Penilaian diri Instrumen penilaian diri √

Penilaian antar teman Instrumen penilaian antar teman √

2 Pengetahuan Tes Tulis Pilihan ganda

Isian

Benar-salah

Menjodohkan

Uraian √

Tes lisan Daftar pertanyaan lisan/ perintah/ kuis

Penugasan Lembar penugasan

3 Keterampilan Kinerja/ praktik ---- √

Proyek ----

Portofolio ----

Produk ---* Berilah tanda (V) untuk teknik maupun bentuk penilaian yang dipergunakan dalam

pembelajaran

suzieitaco.wordpress.com

Page 65: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

65RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

LAMPIRAN I : MATERI PEMBELAJARAN

a. Surat Yunus/10 : 40-41

40. Dan di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepadanya (Al-Qur’an), dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Sedangkan Tuhanmu

lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan.

41. Dan jika mereka (tetap) mendustakan-mu (Muhammad), maka katakanlah, “Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu tidak bertanggung jawab terhadap apa yang

aku kerjakan dan aku pun tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan.”

b. Surat Al-Maidah/5 : 32

32. Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa barang siapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena

berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Barang siapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah

memelihara kehidupan semua manusia. Sesungguhnya Rasul Kami telah datang kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Tetapi kemudian banyak di

antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi.

Page 66: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

66 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

c. Surat Ali Imran/3 : 159 (Tambahan utk model)

159. Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri

dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah

membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

d. Surat Al- Hujurat ayat 11. (model)

اوُنوُكَي نَأ ىَسَع ٍمْوَق نِّم ٌمْوَق ْرَخْسَيَال اوُنَماَء َنيِذّلا اَهُّيّأاَي َّنُهْنِّم اًرْيَخ َّنُكَي نَأ ىَسَع ٍءآَسِّن نِّم ٌءآَسِنَالَو ْمُهْنِّم اًرْيَخ ُمْسِإلْا َسْئِب ِباَقْلَألْاِب اوُزَباَنَتَالَو ْمُكَسُفنَأ اوُزِمْلَتَالَو

{11} َنوُمِلاَّظلا ُمُه َكِئَالْوُأَف ْبُتَي ْمَّل نَمَو ِناَميِإلْا َدْعَب ُقوُسُفْلاArtinya : Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang

mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan-perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan-perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu

sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak

bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang dzalim.

e. QS. Al-Hujurat 13 :

13. Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah

ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.

Page 67: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

67RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

LAMPIRAN II: PENILAIAN

A.LAMPIRAN PENILAIAN SIKAP:

1. Lembar Penilaian Diri

Nama : ..............................................................

Kelas : ..............................................................

Semester : ..............................................................

Petunjuk: Berilah tanda centang (√) pada kolom “selalu, sering, kadang-kadang atau tidak pernah” sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

No. PernyataanSL SR KD TP4 3 2 1

1. Saya dan teman-teman, laki-laki maupun perempuan, selalu berdoa sebelum pelajaran dimulai.

2. Saya salat dhuhur berjamaah dengan teman-teman di masjid sekolah.

3. Saya suka belajar kelompok dengan teman-teman, baik laki-laki maupun perempuan.

4.Saya menyelesaikan tugas kelompok bersama teman-teman, baik laki-laki maupun perempuan. baik laki-laki maupun perempuan.

5. Saya meminjamkan alat-alat tulis kepada teman laki-laki maupun perempuan.

6. Saya meminta maaf jika saya melakukan kesalahan baik kepada teman laki-laki maupun perempuan.

7. Saya suka membantu teman yang membutuhkan baik laki-laki maupun perempuan.

8. Saya menghargai teman saya, baik yang laki-laki ataupun perempuan.

9. Saya menghormati teman saya, baik yang laki-laki ataupun perempuan.

10. Saya menghormati teman yang berbeda agama untuk menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinannya.

Keterangan:

Pernyataan dapat diubah atau ditambah sesuai dengan butir-butir sikap yang dinilai. Format tabel di atas hanya sebagai contoh, satuan pendidikan dapat mengembangkan sesuai kebutuhan.

Page 68: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

68 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

2. Lembar Penilaian Antar teman

Nama teman yang dinilai : ..............................................................

Nama Penilai : ..............................................................

Kelas : ..............................................................

Semester : ..............................................................

Petunjuk: Berilah tanda centang (√) pada kolom “selalu, sering, kadang-kadang atau tidak pernah” sesuai dengan keadaan kalian yang sebenarnya.

No. PernyataanSL SR KD TP4 3 2 1

1.Teman saya menawarkan tumpangan kepada teman lainnya ketika pergi ataupun pulang sekolah tanpa memandang perbedaan agamanya.

2.Teman saya selalu salat duhur berjamaah di masjid sekolah dengan teman-temannya, baik laki-laki maupun perempuan.

3. Teman saya bersikap ramah dengan senyum, salam dan sapa kepada teman, baik laki-laki maupun perempuan.

4. Teman saya berbicara dengan cara lemah lembut kepada teman saya, baik laki-laki maupun perempuan.

5.Teman saya berusaha untuk mediskusikan berbagai persoalan untuk mencari solusi bersama dari pendapat yang berbeda.

6.Teman saya berusaha untuk saling mengingatkan dengan sesame, baik laki-laki maupun perempuan, untuk berbuat kebajikan.

7. Teman saya memaafkan kesalahan yang dilakukan orang lain termasuk kepada saya.

8.

Teman saya bergotong royong untuk membersihkan kelas bersama teman-teman sekelas baik laki-laki ataupun perempuan tanpa membedakan latar belakang keyakinan mereka.

9. Teman saya berusaha mengendalikan diri jika ada yang berupaya memancing kemarahan.

10. Teman saya berusaha mendamaikan teman yang sedang berselisih.

Keterangan:Pernyataan dapat diubah atau ditambah sesuai dengan butir-butir sikap yang dinilai. Format tabel di atas hanya sebagai contoh, satuan pendidikan dapat mengembangkan sesuai kebutuhan.

Page 69: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

69RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

B. LAMPIRAN PENILAIAN PENGETAHUAN :1. Amati dan perhatikan QS. Yunus 40 dan 41 berikut ini!

Carilah hukum bacaan idhar, idghom, dan ikhfa yang ada dalam surat Yunus 40 dan 41 dan jelaskan alasannya!

2. Apa yang dapat Anda simpulkan dari QS. Yunus 40? Jelaskan!

3. Setelah memahami QS. Al-Maidah 32, bagaimana cara mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari? Jelaskan!

4. Mengapa kita harus menerapkan sikap toleransi dalam kehidupan sehari-hari?

5. Menurut Anda, apa yang menyebabkan marak terjadi tindak perilaku kekerasan akhir-akhir ini? Jelaskan!

6. Sebutkan dan jelaskan cara-cara menghindari tindak kekerasan yang Anda ketahui baik kepada laki-laki maupun perempuan!

7. Bagaimana sikap perilaku yang baik yang harus kita lakukan dan yang tidak baik yang harus kita hindari terhadap teman baik laki-laki maupun perempuan agar tercipta toleransi dan kerukunan di tengah masyarakat? Sebutkan 5 contoh dari masing-masingnya!

8. Sebagai pengguna aktif sosmed, bagaimana analisa Anda terhadap dampak positif dan negatif adanya sosmed? Sebutkan!

9. Apa yang harus Anda lakukan ketika Anda menjadi korban dari sikap intoleransi atau tindak kekerasan yang dilakukan orang lain!

10. Mengapa Islam sangat memperhatikan prinsip hidup toleransi dan rukun? Jelaskan!

11. Tuliskan dalil naqli (Al-Qur’an atau Al-Hadits) yang menunjukkan pentingnya sikap toleransi, kerukunan atau cara menghindarkan diri dari tindak kekerasan!

Page 70: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

70 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

C. LAMPIRAN PENILAIAN KETERAMPILAN :1. Bacalah QS. Yunus 40-41 dan QS. Al-Maidah ayat 32 secara bergantian antara peserta

laki-laki dan perempuan.

2. Demonstrasikan hafalan QS. Yunus 40-41 dan QS. Al-Maidah ayat 32 secara bergantian antara peserta perempuan dan laki-laki!

3. Buatlah laporan pengamatan tentang toleransi, kerukunan atan menghindari tindak kekerasan yang ada di lingkungan kehidupan masyarakat (tugas kelompok 4 orang yang terdiri dari: 2 laki-laki, 2 perempuan)!

Page 71: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

71

Bagian 4

ferizalramli.wordpress.com

Page 72: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

72 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

Page 73: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

73

Mata Pelajaran SEJARAH INDONESIA

Kelas/Semester XII / Genap

Pokok BahasanPerkembangan kehidupan politik dan ekonomi, budaya bangsa Indonesia pada masa awal dan pasca reformasi

Sub Pokok BahasanKehidupan politik, ekonomi dan sosial budaya pada masa awal dan pasca reformasi

Alokasi Waktu 6 X 45 Menit ( 3 X pertemuan)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KI, KD DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

A. KOMPETENSI INTI (KI)KI.1.dan KI.2 memiliki sikap jujur, disiplin, kerjasama, responsif, dan proaktif dalam mencari solusi permasalahan, sehingga dapat menyadari dirinya sebagai mahluk ciptaan yang Maha Kuasa serta menjalankan kewajibannya sesuai dengan agama yang dianutnya.

KI.3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI.4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B.KD DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK)

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

KD. 3.6Mengidentifikasi perkembangan kehidupan politik dan ekonomi, sosial budaya bangsa Indonesia pada masa awal reformasi

IPK PERTEMUAN 1

3.6.1. Menjelaskan pengertian reformasi

3.6.2. Mengidentifikasi faktor pendorong munculnya reformasi di bidang politik

3.6.3. Mengidentifikasi faktor pendorong munculnya reformasi di bidang ekonomi

3.6.4. Mengidentifikasi faktor pendorong munculnya reformasi di bidang hukum

3.6.5. Mengidentifikasi faktor pendorong munculnya reformasi dalam hal krisis kepercayaan terhadap pemerintah

3.6.6. Mengidentifikasi bentuk-bentuk kekerasan berbasis gender di bidang sosial budaya pada saat menjelang reformasi

3.6.7. Menganalisis dampak kekerasan berbasis gender pasca reformasi

3.6.8. Menganalisis tuntutan rakyat terhadap pemerintah dengan adanya berbagai peristiwa yang telah terjadi

Page 74: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

74 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

KD. 4.6Melakukan penelitian sederhana tentang kehidupan politik, ekonomi, dan sosial budaya bangsa Indonesia pada masa awal reformasi dan menyajikannya dalam bentuk laporan tertulis

IPK PERTEMUAN KE 2 s/d 34.6.1 Membuat laporan dalam bentuk video/film tentang dampak kekerasan

berbasis gender pasca reformasi melalui hasil observasi ke situs ingatan tragedi Mei 1998.

4.6.2. Menyajikan hasil laporan video/film melalui presentasi tentang dampak kekerasan berbasis gender pasca reformasi melalui observasi ke situs ingatan tragedi Mei 1998.

C. TUJUAN PEMBELAJARANMelalui pembelajaran Problem Based Learning, peserta didik dapat menjelaskan pengertian reformasi dan perkembangannya, mengidentiifikasikan faktor pendorong munculnya reformasi di bidang politik, ekonomi, hukum dan sosial budaya, mampu menganalisis bentuk kekerasan berbasis gender dan dampaknya, memiliki sikap responsif (berpikir kritis), empati, dan proaktif (kreatif), mampu mencari dan memecahkan masalah serta mengembangkan dan menyajikan hasil analisis dengan baik

D. MATERI PEMBELAJARAN  Kehidupan Bangsa Indonesia Pada Masa Orde Baru Sampai Reformasi

• Faktual : Kehidupan politik, ekonomi,hukum, dan sosial budaya menjelang reformasi

• Konseptual :

1. Faktor pendorong munculnya reformasi di bidang politik , ekonomi, sosial budaya

2. Faktor pendorong munculnya reformasi dalam hal krisis kepercayaan terhadap pemerintah

3. Bentuk-bentuk kekerasan berbasis gender di bidang budaya pada saat menjelang reformasi

4. Dampak kekerasan berbasis gender pasca reformasi

5. Tuntutan rakyat terhadap pemerintah dengan adanya berbagai peristiwa yang telah terjadi

6. Situs ingatan tragedi Mei 1998

• Prosedural : Menganalisis secara kronologis kondisi masyarakat Indonesia menjelang sampai pasca reformasi

• Metakognitif : Pelajaran yang dapat diambil hikmahnya (refleksi) dari peristiwa- peristiwa yang terjadi pada saat menjelang dan pasca reformasi

Page 75: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

75RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

E. PENDEKATAN/MODEL/METODE PEMBELAJARAN • Pendekatan : Saintifik dengan langkah-langkah : mengamati, menanya,

mengeksplorasi, mengasosiasikan dan mengomunikasikan

• Model : 1. Problem Based Learning (Belajar dengan pemecahan masalah) 2. Project Based Learning (Belajar berbasis penugasan)

• Metode : Diskusi, ceramah, tanya jawab dan penugasan

F. ALAT/MEDIA, BAHAN/SUMBER BELAJAR1. Media/Alat:

ο Power point : Kehidupan politik,ekonomi,hukum, dan sosial budaya menjelang reformasi

ο Gambar ο Info Grafik ο Papan tulis ο LCD ο Film: Tragedi reformasi 98

2. Bahan : ο LKS (Lembar Kerja Siswa)

3. Sumber Belajar ο Sejarah Indonesia,Jakarta,Kemendikbud (Buku Guru Kelas XII), 2013 ο Kemdikbud RI, sejarah Indonesia untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas XII untuk siswa, Pusat

Kurikulum dan Perbukuan, balitbang, Kemendikbud, Jakarta, 2016 ο Buku referensi:

- Modul Pelatihan HAM Berbasis Gender untuk SMA- Napak Reformasi Tragedi Mei 1998- Leaflet 15 Bentuk kekerasan seksual

ο INTERNET :

- http://reformasidiindonesia.com ( Kamis ,27 Juli 2017: pk 14.30 ) - www.Youtube.com:(Wonders Of Women Tragedi Mei 1998)- www.youtube.com/watch?v=0qbya4us77m Peringatan Tragedi Mei 98- www.youtube.com/watch?v=eghycythipw Kekerasan Seksual Mei 98 Berkaitan Politik- www.youtube.com/watch?v=wq_foym6ii4 The Fall Of Suharto, My 1998 [1 of 4]

Page 76: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

76 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

PERTEMUAN 1

KEGIATAN PEMBELAJARANWAKTU : 10 Menit

A. Pendahuluan (KI.1 dan KI.2) Indirect Teaching1. Pengelolaan kelas : kelas dipersiapkan agar kondusif

` Guru memberi sapa salam ` Guru mengajak siswa untuk berdoa ` Guru dan siswa menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya ` Guru mengecek kerapian seragam siswa ` Guru mengajak siswa membersihkan laci meja dan sampah di kelas

untuk dibuang ke tempat sampah ` Guru mengecek absen/kehadiran siswa

2. Refreshing : siswa melakukan gerakan senam penguin

3. Apersepsi : Guru mengingatkan materi sebelumnya dan menghantarkan materi yang akan dipelajari dengan cara ( memberi per-tanyaan, bercerita, ilustrasi tayangan gambar, atau film dll, setelah melihat gambar siswa memberi tanggapan.

Perhatikan Gambar Berikut:

Gambar 1

Gambar 2.

Pada gambar 1 dan 2 siswa bisa memberi tanggapan tentang gambar tersebut.

Page 77: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

77RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

4. Motivasi : • Menjelaskan kepada peserta didik akan kebermanfaatan pentingnya kita mempelajari

materi tentang kehidupan politik, ekonomi, hukum, dan sosial budaya menjelang reformasi.

• Guru perlu mengingatkan bahwa yang terpenting dalam mempelajari materi ini adalah bagaimana memaknai dari berbagai peritiwa kehidupan masa lalu dan pencapaian kompetensi yang diharapkan

5. Mekanisme Pelaksanaan Pembelajaran: • Disampaikan kepada siswa tujuan pembelajaran melalui PPT dalam pertemuan ini

adalah peserta didik dapat menganalisis Kehidupan politik, ekonomi, hukum, dan sosial budaya menjelang reformasi

• Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan bentuk learning community dengan model Prablem Based Learning (PBL)

• Guru membagi kelas dalam 6 kelompok diskusi yang terdiri 6 orang.

KEGIATAN INTI

Waktu : 70 Menit

A. MENGAMATI

Fase 1. Orientasi peserta didik kepada masalah ` Guru memperlihatkan gambar

` Perhatikan Gambar 1 dan 2

` Siswa diminta menanggapi, bertanya atau berkomentar pada gambar 1 dan 2

gambar 1 gambar 2

Page 78: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

78 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

Perhatikan gambar 3.

` Siswa diminta menanggapi, bertanya atau berkomentar pada gambar

Guru menayangkan Film

` Siswa diminta mengamati tayangan film tersebut dan saling menanggapi serta memberikan komentar.

FILM TRAGEDI REFORMASI 98

Gambar 3

Page 79: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

79RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

B. MENANYAGuru meminta peserta didik untuk:

1. Bertanya / menanggapi berkaitan dengan tayangan gambar no 1 2. Memberi komentar berkaitan dengan film yang ditayangkan

Peserta didik diberi kesempatan untuk mengidentifikasi tentang:

• Peristiwa reformasi • Peristiwa apa saja yang melatarbelakangi reformasi• Dampak apa saja yang terjadi dengan munculnya bebrbagai peristiwa di berbagai

bidang

3. Guru memberikan penjelasan singkat kepada peserta didik tentang: Kehidupan politik, ekonomi, hukum, dan sosial budaya (kekerasan berbasis gender) menjelang reformasi.

C. MENGEKSPLORASI

Fase 2. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajarPeserta didik mulai diskusi berkelompok untuk mengumpulkan berbagai informasi/data yang relevan untuk menjawab permasalahan yang telah diidentifikasi melalui berbagai sumber (internet, buku, koran dll), sehingga memperoleh data yang variatif.

Adapun permasalahan yang dibagikan pada kelompok diskusi sebagai berikut :

Kelompok 1 : Pengertian reformasi dan perkembangannya

Kelompok 2 : Faktor pendorong munculnya reformasi di bidang politik

Kelompok 3 : Faktor pendorong munculnya reformasi di bidang ekonomi

Kelompok 4 : Faktor pendorong munculnya reformasi di bidang hukum

Kelompok 5 : Faktor pendorong munculnya reformasi dalam hal krisis kepercayaan terhadap pemerintah

Kelompok 6 : Bentuk-bentuk kekerasan berbasis gender di bidang sosial budaya pada saat menjelang reformasi

Kelompok 7 : Dampak kekerasan berbasis gender pasca reformasi

Kelompok 8 : Tuntutan rakyat terhadap pemerintah dengan adanya berbagai peristiwa yang telah terjadi

Fase 3. Membimbing penyelidikan individu dan kelompokSetelah data diperoleh, siswa menganalisis/mengolah hasil informasi yang didapat dari sumber tersebut, belajar dari berbagai permasalahan dan selanjutnya untuk memecahkan beberapa pertanyaan/permasalahan tentang kehidupan politik, ekonomi, hukum dan sosial budaya menjelang reformasi, dengan dikuatkan variatif data tersebut.

Page 80: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

80 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

Fase 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karyaPada tahap ini peserta didik dapat mengasosiasikan fakta-fakta peristiwa yang menjadi permasalahan dan dirumuskan melalui diskusi kelompok dan memverifikasi hasil pengolahan dengan data-data pada sumber pembelajaran terkait materi yang disajikan.

Misalnya hasil verifikasi dalam bentuk benar atau tidak bahwa berbagai peristiwa terjadi menjelang reformasi

D. MENGASOSIASIKAN

Fase 5. Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalahPeserta didik menarik sebuah kesimpulan yang dijadikan prinsip umum yang berlaku yang terkait untuk mendapatkan kesimpulan: tentang berbagai peristiwa terjadi menjelang reformasi.

E. MENGKOMUNIKASIKAN

Fase 6. Komunikasi (Menyajikan Hasil Diskusi)Peserta didik diminta membuat laporan tertulis dari hasil diskusi kelompok sesuai tugasnya masing-masing. Selanjutnya hasil kesimpulan pemecahan masalah yang telah didiskusikan bersama kemudian dipresentasikan oleh masing-masing kelompok, selanjutnya untuk ditanggapi oleh kelompok lain.

Page 81: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

81RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

PENUTUP

Waktu : 10 Menit

A. MenyimpulkanBersama-sama dengan siswa, guru memberikan penekanan-penekanan dalam bentuk kesimpulan termasuk dalam penguatan konsep dari materi pembelajaran yang belum dipelajari tentang fakta-fakta berbagai peristiwa terjadi menjelang reformasi.

B. Refleksi• Guru mengajak siswa, sebagai refleksi tentang nilai-nilai apa yang didapat dari

pembelajaran dalam pembahasan materi ini, salah satunya hikmah/pelajaran yang diperoleh misalnya dalam materi HAMBG, kita tidak boleh memarginalkan perempuan, mendiskriminasi, dan melakukan berbagai bentuk kekerasan terhadap perempuan, sehingga kalian tidak mudah terprovokasi di dalam kehidupan sehari hari.

• Memberikan evaluasi pada saat diskusi: terutama hal-hal yang kurang berkenan sebagai masukan untuk perbaikan dalam pertemuan berikutnya.

• Kelompok diskusi terbaik dapat diberi hadiah.

C. Umpan Balik• Guru melakukan umpan balik dengan bertanya : “Bagaimana tanggapan kalian

tentang kasus kekerasan berbasis gender?”

D. Penugasan• Tugas: Siswa dibagi 6 kelompok kerja untuk melakukan kunjungan/observasi ke lokasi

situs Tragedi Reformasi Mei 1998 di wilayah sekitarnya.

Page 82: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

82 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

PERTEMUAN KE 2

KEGIATAN PEMBELAJARAN

WAKTU : 10 MENIT

A. Pendahuluan 1. Pengelolaan kelas:

Kelas dipersiapkan agar kondusif

` Guru memberi sapa salam ` Guru mengajak siswa untuk berdoa ` Guru dan siswa menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya ` Guru mengecek kerapihan seragam siswa ` Guru mengajak siswa membersihkan laci meja dan sampah dikelas untuk

dibuang ke tempat sampah ` Guru mengecek absen/kehadiran siswa

2. Ice Breaking : Diperdengarkan lagu/musik orkestra

3. Apersepsi : Perwakilan siswa diberi kesempatan untuk menceritakan pengalamanya ketika mengunjungi/observasi ke situs Napak Tilas Tragedi Mei 1998.

4. Motivasi : Guru perlu mengingatkan bahwa yang terpenting dalam observasi ke situs tersebut adalah bagaimana memaknai dari berbagai peritiwa Tragedi Mei 1998 ini merupakan peristiwa kelam yang semoga tidak akan terulang kembali.

5. Mekanisme Pelaksanaan Pembelajaran: Disampaikan kepada siswa masing-masing kelompok kerja untuk mempresentasikan laporan hasil kunjungan/observasinya ke situs napak Reformasi Tragedi Mei 1998, berupa media video/film/vlog hasil kerja kelompoknya.

Page 83: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

83RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

KEGIATAN INTI

WAKTU : 70 MENIT

A. MENGAMATI

Fase 1.

Orientasi peserta didik kepada masalah

Kelompok 1 menayangkan salah satu gambar hasil kunjunganya.

` Pada gambar tersebut siswa memberi tanggapan

B. MENANYASiswa dari kelompok lain menanggapi salah satu gambar tersebut terkait salah satu situs tragedi reformasi Mei 1998 yang dikunjunginya.

C. MENGEKSPLORASIPada sesi ini siswa dalam kelompok diskusi lain mencari data pendukung dari informasi yang telah diperolehnya sebagai bahan konfirmasi selanjutnya.

Berikut ini adalah fase-fase yang sudah dilalui dengan pembelajaran model PJBL (Project Based Learning) :

Fase 2• Pada minggu sebelumnya telah dijelaskan oleh guru fase-fase selanjutnya yang harus

dilakukan siswa dalam melaksanakan pembelajaran berbasis PJBL (proyek/project based learning)

• Peserta didik sesuai yang telah dijadwalkan melakukan kunjungan/observasi ke situs tragedi reformasi Mei 1998. Masing-masing kelompok berkunjung ke situs sesuai tugas yang diterimanya.

gambar 1

Page 84: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

84 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

Fase 3• Mendesain perencanaan proyek dengan membagi tugas kelompok.

• Pada pertemuan ke 1 telah dilakukan pembagian tugas kelompok untuk observasi ke situs ingatan tragedi Mei 1998.

Adapun pembagian kelompok diskusi sebagai berikut :

Kelompok 1 : Melakukan observasi di situs ingatan tragedi Mei 1998 di Prasasti Jarum Mei 1998

Kelompok 2 : Melakukan observasi di situs ingatan tragedi Mei 1998 di Pertokoan Glodok

Kelompok 3 : Melakukan observasi di situs ingatan tragedi Mei 1998 di TPU Pondok Rangoon

Kelompok 4 : Melakukan observasi di situs ingatan tragedi Mei 1998 di Plaza Yogya Kelender

Kelompok 5 : Melakukan observasi di situs ingatan tragedi Mei 1998 di Monumen Trisakti dan Museum Trisakti

Kelompok 6 : Melakukan observasi di situs ingatan tragedi Mei 1998 di Komnas Perempuan

Fase 4• Menyusun jadwal dan selanjutnya mencari data sesuai tugasnya

• Setelah data diperoleh, siswa menganalisis/mengolah hasil informasi yang didapat dari sumber tersebut, belajar dari hasil observasi dan selanjutnya untuk melaporkan dari tugas observasinya tentang kunjunganya dari situs ingatan Tragedi Mei 1998.

Pada tahap ini peserta didik dapat mengasosiasikan fakta-fakta peristiwa yang menjadi permasalahan dan dirumuskan melalui diskusi kelompok dan memverifikasi hasil pengolahan dengan data-data pada sumber pembelajaran terkait materi yang disajikan.

Misalnya hasil verifikasi dalam bentuk benar atau tidak, bahwa berbagai peristiwa itu terjadi menjelang reformasi

D. MENGASOSIASIKAN

Fase 5

Generalization (menarik kesimpulan umum)• Peserta didik menarik sebuah kesimpulan yang dijadikan prinsip umum yang berlaku

yang terkait untuk mendapatkan kesimpulan: tentang berbagai peristiwa yang terjadi menjelang reformasi.

• Peserta didik diminta membuat laporan tertulis dari hasil kunjungan ke Situs Ingatan Tragedi Mei 1998 sesuai tugasnya masing-masing. Selanjutnya hasil kunjungan tersebut yang telah didiskusikan bersama kemudian dipresentasikan oleh masing-masing kelompok,selanjutnya untuk ditanggapi oleh kelompok lain.

• Setelah semua siap dan dirasa lengkap maka hasil kunjungan tersebut dibuat dalam bentuk video/film/vlog.

Page 85: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

85RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

E. MENGKOMUNIKASIKAN

Fase 6

Komunikasi (menyajikan hasil kerja/performance)Pada pertemuan ke 2 ini masing-masing kelompok diskusi siswa menyajikan hasil kerja kunjungan ke situs napak Reformasi Tragedi Mei 1998 oleh 6 kelompok tersebut sampai selesai pada minggu berikutnya.

Adapun teknis presentasinya sebagai berikut :

1. Kelompok 1 tampil dengan menayangkan video hasil kerja kunjungan ke situs ingatan tragedi Mei 1998 di Prasasti Jarum Mei 1998

2. Kelompok lain menyimak dan menanggapi dari materi yang telah disampaikan kelompok 1 sehingga proses terjadi interaksi (kreativitas, critical thingking, collaboration dan communication terealisasi)

3. Setelah selesai guru memberikan evaluasi, dan penguatan konsep

4. Guru melakukan pengamatan dan penilaian dari unjuk kerja kelompok diskusi

5. Selanjutnya giliran kelompok diskusi berikutnya sampai selesai.

Page 86: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

86 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

PENUTUP

WAKTU : 10 MENIT

A. MenyimpulkanBersama-sama dengan siswa, guru memberikan penekanan-penekanan dalam bentuk kesimpulan termasuk dalam penguatan konsep dari materi pembelajaran yang belum dipelajari tentang fakta-fakta berbagai peristiwa terjadi menjelang reformasi.

B. Refleksi• Guru mengajak siswa, sebagai refleksi tentang nilai-nilai apa yang didapat dari

pembelajaran dalam pembahasan materi ini, salah satunya hikmah/pelajaran yang diperoleh misalnya dalam materi HAMBG, kita tidak boleh memarginalkan perempuan, mendiskriminasi dan melakukan berbagai bentuk kekerasan terhadap perempuan, sehingga kalian tidak mudah terprovokasi didalam kehidupan sehari hari.

• Memberikan evaluasi pada saat diskusi: terutama hal-hal yang kurang berkenan sebagai masukan untuk perbaikan dalam pertemuan berikutnya.

• Kelompok diskusi terbaik dapat diberi hadiah.

C. Umpan Balik• Guru melakukan umpan balik dengan bertanya : “Bagaimana tanggapan kalian

terhadap kasus-kasus kekerasan berbasis gender?”

D. Penugasan• Tugas: Siswa ditugaskan melakukan revisi bagi kelompok diskusi yang laporan hasil

kerja berupa video/film dari hasil kunjungan/observasi ke lokasi situs Tragedi Reformasi Mei 1998 di wilayah sekitarnya.

A. PENILAIAN PEMBELAJARAN, REMEDIAL DAN PENGAYAANTeknik Dan Bentuk penilaian : Test dan Non Test

Bentuk : Observasi, Test Uraian dan unjuk kerja

1. Instrumen penilaian :

• Sikap : Jurnal, daftar pertanyaan dan daftar ceklist (terlampir)

• Pengetahuan : Soal tes Uraian

• Keterampilan : hasil laporan diskusi dan presentasi

2. Pembelajaran remedial : dilaksanakan bagi indikator yang belum tuntas (terlampir)

• Diberikan pembelajaran ulang dan soal tes baru.

• Pengayaan : Bagi siswa yang sudah tuntas dan dilakukan untuk pendalaman konsep (terlampir)

3. Kunci dan Pedoman Penskoran (terlampir)

Page 87: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

87RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

II. LAMPIRAN 1.

PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN

1. PENILAIAN SIKAP UNTUK GURU

Jurnal Penilaian Sikap Kelas : ................................................

Tahun Pelajaran : 2016/2017

Wali Kelas : ................................................

No Tanggal Nama Siswa Catatan Perilaku Butir Sikap Keterangan Tindak

Lanjut

1 12/01/2017 AlvinMenemukan HP di laci meja dan menyerahkanya kepada guru

kejujuran positif

2 15/02/2017 Billy

Melaksanakan perintah guru sebagai siswa tutor sebaya untuk menjelaskan di depan teman-temanya pada materi pengayaan

kepedulian positif

3 2/13/2017 Cyntia

3 kali tidak masuk kelas setiap jam pelajaran sejarah dan terlihat nongkrong di kantin

kedisiplinan negatif dinasehati

Catatan : Siswa yang keterangan negatif dilakukan pembinaan

2. PENILAIAN PENGETAHUAN

Tes Tulis Uraian

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan jelas dan tepat!

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan reformasi?

2. Identifikasikan faktor pendorong munculnya reformasi di bidang politik!

3. Identifikasikan bentuk-bentuk kekerasan berbasis gender di bidang sosial budaya pada saat menjelang reformasi !

4. Perhatikan gambar berikut!

Page 88: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

88 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

NAPAK REFORMASI

• Berdasarkan gambar tersebut, tentang petunjuk arah makam massal korban Mei 1998, bahwa bangsa kita pernah terjadi peristiwa tragedi Mei 98 yang tidak terlupakan dalam perjalanan sejarah bangsa kita.

• Dari sajian teks tersebut, berikan analisa secara metodologis mengapa muncul petunjuk makam massal korban Mei 1998?

5. Berikan analisa dan contoh dampak kekerasan berbasis gender pasca reformasi!

3. PENILAIAN KETERAMPILAN Hasil laporan diskusi

Penilaian untuk kegiatan hasil laporan diskusi kelompok mengenai fakta peristiwa reformasi

No Nama Relevansi Kelengkapan Kebahasaan Nilai Rata-rata

1 KELOMPOK 1 80 80 80 80

2 KELOMPOK 2 90 88 92 90

3 KELOMPOK 3 95 92 93 95

4 KELOMPOK 4 88 90 86 88

5 KELOMPOK 5 78 75 80 78

6 KELOMPOK 6 80 80 80 80

85

Keterangan:Relevansi, kelengkapan, dan kebahasaan diperlakukan sebagai indikator penilaian kegiatan mengamati.

Page 89: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

89RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

• Relevansi merujuk pada ketepatan atau keterhubungan fakta yang diamati dengan informasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan Kompetensi Dasar/Tujuan Pembelajaran (TP).

• Kelengkapan dalam arti semakin banyak komponen fakta yang terliput atau semakin sedikit sisa (residu) fakta yang tertinggal.

• Kebahasaan menunjukan bagaimana peserta didik mendeskripsikan fakta-fakta yang dikumpulkan dalam bahasa tulis yang efektif (tata kata atau tata kalimat yang benar dan mudah dipahami).

Keterangan Skor Penilaian dan Skor Ketrampilan

Skor rentang antara 0-100

• Kurang ( 50 – 65 )

• Cukup (66 – 75 )

• Baik ( 76 – 85 )

• Amat Baik. ( 86 – 100 )

Nilai = Jumlah skor dibagi 3

4. PENILAIAN PRESENTASI ( Unjuk Kerja )Penilaian untuk penyajian presertasi diskusi kelompok melalui tayangan video/film hasil kerja masing-masing kelompok dari hasil kunjungannya ke Situs Napak Reformasi Tragedi 1998.

No KELOMPOK

Relevansi&

Kebahaaan

Visualisasi &

Kreatifitas

Komunikatif Responsif Nilai

Rata-rata

1 KELOMPOK 1 85 90 80 85

2 KELOMPOK 2 90 90 90 90

3 KELOMPOK 3 95 95 95 95

4 KELOMPOK 4 88 90 86 95

5 KELOMPOK 5 85 80 90 85

6 KELOMPOK 6 90 95 85 90

90

Keterangan:a. Keterampilan menjelaskan adalah kemampuan menyampaikan hasil observasi dan

diskusi secara meyakinkan.

b. Keterampilan memvisualisasikan gambar video/film berkaitan dengan kemampuan peserta didik untuk membuat atau mengemas informasi seunik mungkin, semenarik

Page 90: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

90 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

mungkin, atau sekreatif mungkin.

c. Keterampilan merespon adalah kemampuan peserta didik menyampaikan tanggapan atas pertanyaan, bantahan, sanggahan dari pihak lain secara empatik.

d. Keterangan Skor Penilaian unjuk kerja

Skor rentang antara 0-100

•Kurang(50–65)

•Cukup(66–75)

•Baik(76–85)

•AmatBaik.(86–100)

Nilai = Jumlah skor dibagi 3

KUNCI JAWABAN URAIAN DAN SKOR NILAI

No Jawaban Skor Nilai

1

Reformasi merupakan suatu perubahan perikehidupan lama dengan tatanan perikehidupan baru yang secara hukum menuju ke arah perbaikan. Gerakan reformasi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998 merupakan suatu gerakan untuk mengadakan pembaharuan dan prubahan terutama perbaikan dalam bldang politik, sosial, ekonomi, hukum, dan pendidikan

20

2 Krisis politik yang terjadi pada tahun 1998 merupakan puncak dari berbagai kebijakan politik pemerintahan Orde Baru. Berbagai kebijakan politik yang dikeluarkan pemerintahan Orde Baru selalu dengan alasan dalam kerangka pelaksanaan demokrasi Pancasila.

20

3

Identifikasikan bentuk-bentuk kekerasan berbasis gender di bidang sosial budaya. Dalam kategori ini, kekerasan berakibat pada penelantaran ekonomi dan pemiskinan korban. Contoh yang bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari adalah penelantaran ekonomi yang dilakukan oleh suami terhadap istri atau anak. Tapi tidak hanya itu. Kita juga bisa melihat dalam relasi di luar rumah tangga. Misalnya, tindakan seorang pacar terhadap pasangannya yang dipaksan untuk terus mengeluarkan uang untuk menghidupi disertai ancamanal budaya pada saat menjelang reformasi !

20

4

Berdasarkan gambar tersebut, tentang petunjuk arah makam massal korban Mei 1998, bahwa bangsa kita pernah terjadi peristiwa tragedi Mei 98 yang tidak terlupakan dalam perjalanan sejarah bangsa kita.Dari sajian teks tersebut, berikan analisa secara metodologis mengapa muncul petunjuk makam massal korban Mei 1998? Jadi petunjuk makam korban kekerasan perempuan itu dimaksudkan untuk mengenang bahwa pernah ada suatu tindakan kekerasan terhadap perempuan.

20

5

Krisis politik, hukum, dan ekonomi merupakan penyebab terjadinya krisis sosial. Pelaksanaan politik yang represif dan tidak demokratis menyebabkan terjadinya konflik politik maupun konflik antar etnis dan agama. Semua itu berakhir pada meletusnya berbagai kerusuhan di beberapa daerah

20

TOTAL SKOR 100

Page 91: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

91RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

LAMPIRAN 2

REMEDIAL DAN PENGAYAAN

Analisis Hasil Penilaian

No. Nama Peserta Didik Nilai (PH) IPK

Belum Tuntas IPK

Sudah Tuntas Tindak Lanjut

1 ALVIN 90 3.2.1, 3.2.2,

3.2.3, 3.2.4, 3.2.5 3.2.6

Pengayaan

2 BILLY 70 3.2.4, 3.2.5 3.2.6

3.2.1, 3.2.2, 3.2.3, Remedial

3 CINTYA 853.2.1, 3.2.2,

3.2.3, 3.2.4, 3.2.5 3.2.6

Pengayaan

4 ERNITA 70 3.2.5 3.2.6 3.2.1, 3.2.2, 3.2.3, 3.2.4 Remedial

SOAL REMEDIAL 1. Jelaskan apa yang dimaksud reformasi?

2. Identifikasikan faktor pendorong munculnya reformasi di sosial budaya !

3. Identifikasikan bentuk-bentuk kekerasan berbasis gender di bidang ekonomi pada saat menjelang reformasi !

4. Menjelaskan mengapa korban kekerasan berbasis gender pasca korban Mei 1998?

5. Berikan analisa mengapa kita perlu peduli pada korban kekerasan berbasis gender pasca reformasi lebih mengarah ke kaum perempuan sebagai korbanya!

Page 92: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

92 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

KUNCI JAWABAN DAN SKOR NILAI REMDIAL

No Jawaban Skor

1Jelaskan apa yang dimaksud kekerasan berbasis Gender?Kekerasan Berbasis Gender adalah : Segala bentuk kekerasan yang terjadi dan diberlakukan pada perempuan 10

2Dalam penjelasan dikatakan bahwa praktek ini menyangkut praktek seperti sunat perempuan (female genital mutilation), perkawinan paksa (forced or arranged marriage) dan perkawinan di usia dini (early marriage).

20

3

Dalam kategori ini, kekerasan berakibat pada penelantaran ekonomi dan pemiskinan korban. Contoh yang bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari adalah penelantaran ekonomi yang dilakukan oleh suami terhadap istri atau anak. Tapi tidak hanya itu. Kita juga bisa melihat dalam relasi di luar rumah tangga. Misalnya, tindakan seorang pacar terhadap pasangannya yang dipaksan untuk terus mengeluarkan uang untuk menghidupi disertai ancaman. Efek ketidaknyamanan, ketidakbebasan dan pemiskinan dapat muncul di sini. Jika itu yang terjadi, maka sudah bisa masuk dalam kategori kekerasan ekonomi

25

4Karena perempuan sebagai makluk yang dianggap lemah tak berdaya disamping juga si pelaku tidak hanya sekedar melakukan tindakan kriminal namun juga sengaja membuat kerusuhan, dengan begitu akan tercipta situasi yang tidak kondusif.

20

5

Berikan analisa mengapa kita perlu peduli pada korban kekerasan berbasis gender pasca. Tahun 2003, Komnas Perempuan bersama IKa menginisiasi lahirnya Pundi Perempuan sebagai wadah penggalangan dana publik guna mendukung kerja-kerja pendampingan korban kekerasan di seluruh Indonesia. #saveoursisters merupakan kampanye penggalangan dana yang dilakukan selama 16 hari untuk korban kekerasan

25

TOTAL SKOR 100

B.PENGAYAANKD : 4.2 Menyajikan hasil telaah tentang upaya pemeintah dalam rangka mengingatkan melalui memorialisasi mei 98 berupa monumen.di TPU Pondok Rangon Jakarta Timur

Indikator : 4.2.1 Menceritakan peran generasi muda dalam mengingatkan melalui memorialisasi Tragedi mei 98

Metode : Ceramah dan Tanya jawab

Tehnik : Tutor Sebaya (Memilih salah satu siswa terbaik untuk menyajikan materi)

Sumber : www.komnasperempuan.go.id

Page 93: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

93RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

LAMPIRAN 3. MATERI.

REFORMASI 1998https://anisamerdeka.wordpress.com/2015/11/17/latar-belakang-peristiwa-mei-1998/

pukul 11.30.05 menit

Peristiwa ini diawali oleh krisis finansial Asia dan dipicu oleh tragedi Trisakti di mana empat mahasiswa Universitas Trisakti ditembak dan terbunuh dalam demonstrasi 12 Mei 1998. Dan penurunan jabatan Presiden Soeharto.Peristiwa Mei 1998 yang merupakan suatu gerakan reformasi di Indonesia ini dilatarbelakangi oleh berbagai faktor, baik politik, sosial, dan ekonomi. Dari faktor politik, dipicu oleh pengangkatan kembali Soeharto menjadi Presiden RI setelah hasil pemilu 1997 menunjukkan bahwa Golkar sebagai pemenang mutlak. Hal ini berarti dukungan mutlak kepada Soeharto makin besar untuk menjadi presiden lagi di Indonesia dalam sidang MPR 1998. Terpilihnya kembali Soeharto menjadi Presiden RI kemudian Ia membentuk Kabinet Pembangunan VII yang penuh dengan ciri nepotisme dan kolusi.

Secara garis besar, kronologi gerakan reformasi ini diawali dengan adanya sidang Umum MPR (Maret 1998) memilih Suharto dan B.J. Habibie sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI untuk masa jabatan 1998 2003. Presiden Suharto kemudian membentuk dan melantik Kabinet Pembangunan VII. Kabinet yang sarat akan kolusi dan nepotisme ini kemudian membuat mahasiswa bergerak. Ditambah dengan terjadinya krisis moneter, maka pada bulan Mei 1998, para mahasiswa dari berbagai daerah mulai bergerak menggelar demonstrasi dan aksi keprihatinan yang menuntut penurunan harga barang barang kebutuhan (sembako), penghapusan KKN, dan mundurnya Suharto dari kursi kepresidenan.

Pada tanggal 12 Mei 1998, dalam aksi unjuk rasa mahasiswa Universitas Trisakti Jakarta telah terjadi bentrokan dengan aparat keamanan yang menyebabkan empat orang mahasiswa (Elang Mulia Lesmana, Hery Hartanto, Hafidhin A. Royan, dan Hendriawan Sie) tertembak hingga tewas dan puluhan mahasiswa lainnya mengalami luka luka. Kematian empat mahasiswa tersebut mengobarkan semangat para mahasiswa dan kalangan kampus untuk menggelar demonstrasi secara besarbesaran.

Hal ini berlanjut pada tanggal 13 dan 14 Mei 1998, di Jakarta dan sekitarnya terjadi kerusuhan massal dan penjarahan sehingga kegiatan masyarakat mengalami kelumpuhan. Dalam peristiwa itu, puluhan toko dibakar dan isinya dijarah, bahkan ratusan orang mati terbakar.

Page 94: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

94 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

Pada tanggal 19 Mei 1998, para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jakarta dan sekitarnya berhasil menduduki gedung MPR/DPR.

Pemerintahan Orde Baru dinilai tidak mampu menciptakan kehidupan masyarakat yang adil dalam kemakmuran dan makmur dalam keadilan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pemerintahan Orde Baru yang dipimpin Presiden Suharto selama 32 tahun, ternyata tidak konsisten dan konsekuen dalam melaksanakan cita-cita Orde Baru. Pada awal kelahirannya tahun 1966, Orde Baru bertekad untuk menata kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Namun dalam pelaksanaannya, pemerintahan Orde Baru banyak melakukan penyimpangan terhadap nilai-nilai Pancasila dan ketentuan-ketentuan yang tertuang dalam UUD 1945 yang sangat merugikan rakyat kecil. Bahkan, Pancasila dan UUD 1945 hanya dijadikan legitimasi untuk mempertahankan kekuasaan. Penyimpangan-penyimpangan itu melahirkan krisis multidimensional yang menjadi penyebab umum lahirnya gerakan reformasi, seperti berikut ini:

Krisis PolitikKrisis politik yang terjadi pada tahun 1998 merupakan puncak dari berbagai kebijakan politik pemerintahan Orde Baru. Berbagai kebijakan politik yang dikeluarkan pemerintahan Orde Baru selalu dengan alasan dalam kerangka pelaksanaan demokrasi Pancasila. Namun yang sebenarnya terjadi adalah dalam rangka mempertahankan kekuasaan Presiden Suharto dan kroni-kroninya. Artinya, demokrasi yang dilaksanakan pemerintahan Orde Baru bukan demokrasi yang semestinya,

Krisis HukumRekayasa-rekayasa yang dibangun pemerintahan Orde Baru tidak terbatas pada bidang politik. Dalam bidang hukumpun, pemerintah melakukan intervensi. Artinya, kekuasaan peradilan harus dilaksanakan untuk melayani kepentingan para penguasa dan bukan untuk melayani masyarakat dengan penuh keadilan. Bahkan, hukum sering dijadikan alat pembenaran para penguasa. Kenyataan itu bertentangan dengan ketentuan pasa 24 UUD 1945 yanf menyatakan bahwa‘kehakiman memiliki kekuasaan yang merdeka dan terlepas dari kekuasaan pemerintah (eksekutif).

Krisis EkonomiKrisis moneter yang melanda negara-negara Asia Tenggara sejak Juli 1996 mempengaruhi perkembangan perekonomian Indonesia. Ternyata, ekonomi Indonesia tidak mampu menghadapi krisis global yang melanda dunia. Krisis ekonomi Indonesia diawali dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Pada bulan Maret 1998, nilai tukar rupiah terus melemah dan mencapai titik terendah, yaitu Rp 16,000.00 per dollar Krisis ekonomi yang melanda Indonesia tidak dapat dipisahkan dari berbagai kondisi, seperti: hutang luar negeri Indonesia yang sangat

Krisis SosialKrisis politik, hukum, dan ekonomi merupakan penyebab terjadinya krisis sosial. Pelaksanaan politik yang represif dan tidak demokratis menyebabkan terjadinya konflik politik maupun konflik antar etnis dan agama. Semua itu berakhir pada meletusnya berbagai kerusuhan di beberapa daerah.

Page 95: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

95RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

Krisis KepercayaanKrisis multidimensional yang melanda bangsa Indonesia telah mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan Presiden Suharto. Ketidakmampuan pemerintah dalam membangun kehidupan politik yang demokratis, menegakkan pelaksanaan hukum dan sistem peradilan, dan pelaksanaan pembangunan ekonomi yang berpihak kepada rakyat banyak telah melahirkan krisis kepercayaan.

Melihat aksi aksi tersebut, akhirnya pada tanggal 19 Mei 1998, Harmoko sebagai pimpinan MPR/DPR mengeluarkan pernyataan berisi ‘anjuran agar Presiden Suharto mengundurkan diri’. Pada tanggal 20 Mei 1998, Presiden Suharto mengundang tokoh tokoh agama dan tokoh-tokoh masyarakat untuk dimintai pertimbangan dalam rangka membentuk Dewan Reformasi yang akan diketuai oleh Presiden Suharto.

Dan puncaknya, pada tanggal 21 Mei 1998, pukul 10.00 di Istana Negara, Presiden Suharto meletakkan jabatannya sebagai Presiden RI di hadapan Ketua dan beberapa anggota Mahkamah Agung. Berdasarkan pasal 8 UUD 1945, kemudian Suharto menyerahkan jabatannya kepada Wakil Presiden B.J. Habibie sebagai Presiden RI. Pada waktu itu juga B.J. Habibie dilantik menjadi Presiden RI oleh Ketua MA.

Dampak yang ditimbulkan dari peristiwa ini tentu saja adalah turunnya Soeharto dari kursi Presiden. Selain berdampak pada turunnya Soeharto dari kursi Kepresidenan, peristiwa Mei 1998 ini juga berdampak pada:

Banyak yang hilang pekerjaan akibat tempat tepat bekerja dirusak ataupun di bakar.

Kerugian materil yang tidak dapat dihitung lagi. Banyak korban yang menderita fisik dan psikis, apalagi korban dari tindak kekerasan seksual.

Permasalahan ekonomi yang berkepanjangan sejak Tahun 1997, membuat Indonesia mengalami krisis. Terjadi PHK di mana mana, banyaknya pengangguran dan harga BBM dinaikkan membuat keadaan semakin memburuk. Aksi aksi mahasiswa yang telah bergulir sejak awal 1998 semakin marak dan menular ke banyak kampus di seluruh Indonesia. Aksi mahasiswa yang terjadi sepanjang Mei 1998 menemukan momentumnya pada tanggal 12 Mei 1998 di kampus Universitas Trisakti di Jalan Kyai Tapa, Grogol, Jakarta. Peristiwa ini telah merenggut nyawa empat orang mahasiswa Trisakti akibat tembakan peluru tajam oleh aparat kepolisian.

Kerusuhan Mei 1998 terjadi pada tanggal 13 sampai 15. Ketiadaannya aparat membuat kerusuhan Mei 1998 ini mencapai klimaksnya pada 14 Mei 1998. Perspektif Politik terjadinya Kerusuhan Mei 1998 tidak lepas dari aspek politik yang terjadi saat itu. Isu rivalitas antara Wiranto dan Prabowo menjadi pembicaraan kalangan elite khususnya elite tentara sejak awal 1998. Sebagian pegamat menganalisa bahwa “konflik” yang terjadi antara Wiranto dan Prabowo sengaja diciptakan Soeharto agar terjadi keseimbangan sehingga tidak ada yang terlalu dominan.

DAMPAK PERISTIWA MEI 1998

Dampak NegatifAgenda reformasi telah ditetapkan melalui berbagai ketetapan MPR dan berbagai produk perundang-udangan yang baru, tetapi setelah berlangsung lebih dari 12 tahun lamanya, terasa bahwa reformasi berjalan secara belum terarah.

Page 96: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

96 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

Bila dinilai kembali kepada kondisi sebelum reformasi maka tampak bahwa kekuasaan yang pada wkatu dulu bersifat otoriter, sekarang harus bersifat demoratis, pemerintahan yang terpusat harus menjadi desentralisasi. Pemerintahan yang bersifat tertutup dan penuh larangan serta pengawasan seharusnya lebih terbuka, transparan, serta kebebasan.

Rasionalitas dan objektivitas telah tersisihkan sehingga muncul egoism, perseorangan maupun kelompok tanpa mengidahan etika, moral, norma, dan hukum yang ada. Politik kekerasanbanyak bermunculan dan berkembang mewarnai kehidupan baru dalam masyarakat sehingga sulit mengatasi maupun kehidupan bermasyarakat bangsa dan bernegara. Oleh karena itu, hal-hal seperti ini harus segera diatasi dan dihapuskan.

Dampak PositifDampak positif reformasi dapat kita rasakan dan kita saksikan melalui berita-berita media massa, serta surat kabar dan internet maupun pendapat-pendapat pengamat bidangnya. Munculnya suasana baru yang bisa kita saksikan diantaranya terdapatnya kebebasan pers, kebebasan akademis, kebabasan berorganisasi dan lain-lain yang selama ini belum pernah ada, termasuk kebebasan pemikiran dalam memperjuangkan pembebasan tahanan politik maupun narapidana politik, hal ini bisa dinilai sebagai lambang dari suatu kebebasan berpolitik di Indonesia.

Timbulnya kesadaran baru masyarakat bisa bertindak dan berbuat sesuatu serta melakukan perubahan-perubahan diantaranya pendobrakan atas rasa ketakutan berpolitik, terhadap proses pembodohan yang telah berlangsung hampir lebih dari tiga puluh tahun.

Memang, sebelum gerakan reformasi dimulai maka semua orang merasakan kelemahan tidak bisa berbuat apa pun tanpa daya dan takut berpolitik, berpendapat, dan berbicara. Namum, dengan pengalaman baru bereformasi, masyarakat Indonesia, khususnya para mahasiswa, mulai sadar dan memiliki serta dapat memperjuangkan politik mereka yang benar-benar dapat membawa ke arah perubahan yang positif, kesadaran baru ini penting sekali artinya dalam rangka perjuangan selanjutnya menuju reformasi yang total dan menyeluruh.

BENTUK-BENTUK KEKERASAN BERBASIS GENDERMenurut data Catatan Tahunan Komnas Perempuan, pada tahun 2014 terjadi 293.220 kasus Kekerasan terhadap perempuan 1/4 di antaranya adalah kekerasan seksual.

“Berdasarkan laporan yang kami dapat, telah terjadi 15 jenis kekerasan seksual. Kami berharap adanya kesadaran dari korban lainnya untuk melaporkan kekerasan yang dialaminya. Karena kekerasan di Indonesia seperti fenomena gunung es, kejadiannya cukup banyak namun hanya sedikit yang melaporkannya,” ujar Azriana selaku Ketua Komnas Perempuan.

Keberadaan organisasi layanan seperti WCC (Woman Crisis Center) dinilai penting untuk mendampingi korban kekerasan karena korban lebih nyaman melaporkan kasusnya ke WCC dibandingkan kepolisian.

https://www.google.co.id/search?q=bentuk+kepedulian+korban+kekerasan+perem-puan&tbm=isch&source=iu:

Jika sudah memahami apa pengertian KBG, coba kita lihat kejadian-kejadian KBG yang sering terjadi di sekitar kita dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memahami pengertian dan dapat mendeteksi kejadian KBG, kita jadi lebih paham dan bisa mencegah sejak dini.

Page 97: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

97RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender

PERTAMA KEKERASAN SEKSUAL. Kita bisa melihat banyak kejadian yang masuk dalam jenis kekerasan seksual. Lihat contoh di bawah ini : Perkosaan Perdagangan perempuan untuk tujuan seksual Pelecehan seksual Penyiksaan seksual Eksploitasi Seksual Perbudakan Seksual Intimidasi/serangan bernuansa seksual, termasuk ancaman/percobaan perkosaan Kontrol seksual, termasuk pemaksaan busana dan kriminalisasi perempuan lewat aturan diskriminatif beralasan moralitas dan agama Pemaksaan Aborsi Penghukuman tidak manusiawi dan bernuansa seksual Pemaksaan perkawinan, termasuk kawin paksa dan kawin gantung Prostitusi paksa Pemaksaan kehamilan Praktik tradisi bernuansa seksual yang membahayakan atau mendiskriminasi perempuan Ingat, bahwa KBG dalam jenis kekersan seksual terjadai sudah bermula sejak adanya ANCAMAN. Maka dalam 14 contoh tindakan kekerasan seksual di atas, semua bentuk ANCAMAN atas tindakan-tindakan tersebut adalah juga

KEKERASAN SEKSUAL. KEDUA, KEKERASAN FISIK Ini yang paling mudah untuk dideteksi dalam kehidupan sehari-hari. Ada rasa sakit dan atau bekas /luka yang dapat ditengarai sebagai tanda telah terjadinya jenis kekerasan fisik. Tapi, sebagai KBG, maka harus ada motiv atau asumsi bias gender/seksualnya. Jadi, tindakan yang mengakibatkan perlukaan atau rasa sakit di anggota tubuh tertentu dengan motiv dan asumsi bias gender atau seksual adalah KBG dalam jenis kekerasan fisik

KETIGA, KEKERASAN SOSIAL DAN EKONOMI Dalam kategori ini, kekerasan berakibat pada penelantaran ekonomi dan pemiskinan korban. Contoh yang bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari adalah penelantaran ekonomi yang dilakukan oleh suami terhadap istri atau anak. Tapi tidak hanya itu. Kita juga bisa melihat dalam relasi di luar rumah tangga. Misalnya, tindakan seorang pacar terhadap pasangannya yang dipaksan untuk terus mengeluarkan uang untuk menghidupi disertai ancaman. Efek ketidaknyamanan, ketidakbebasan dan pemiskinan dapat muncul di sini. Jika itu yang terjadi, maka sudah bisa masuk dalam kategori kekerasan ekonomi.

KEEMPAT, KEKERASAN PSIKIS ATAU MENTAL Jika kekerasan fisik paling mudah dideteksi, maka kekerasan psikis paling mudah dilihat tapi susah dideteksi efeknya.

KELIMA, PRAKTEK SOSIAL/BUDAYA YANG MEMBAHAYAKAN. Dalam penjelasan dikatakan bahwa praktek ini menyangkut praktek seperti sunat perempuan (female genital mutilation), perkawinan paksa (forced or arranged marriage) dan perkawinan di usia dini (early marriage).

Cek: https://komunita.id/?p=65555https://komunita.id/2016/12/13/kenali-bentuk-bentuk-kekerasan-berbasis-gender-kbg-di-sekitar-kita/

Tahun 2003, Komnas Perempuan bersama IKa menginisiasi lahirnya Pundi Perempuan sebagai wadah penggalangan dana publik guna mendukung kerja-kerja pendampingan korban kekerasan di seluruh Indonesia. #saveoursisters merupakan kampanye penggalangan dana yang dilakukan selama 16 hari untuk korban kekerasan.

“Gerakan ini melibatkan semua kalangan baik pemerhati perempuan, professional, seniman, dan anak muda. Mereka menjadi fundraiser dan dibuatkan laman khusus di kitabisa.com untuk menggalang dana. Akan ada update tentang donatur dan jumlah donasi setiap harinya selama 16 hari,” ujar Program Planner IKa, Virlian.

Page 98: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN - …komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/Publikasi/Rencana... · BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN AGAMA

98 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANDalam Perspekti f HAM dan Gender