rencana pelaksanaan pembelajaran

34

Click here to load reader

Upload: wenny-amalia

Post on 01-Dec-2015

90 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

RENCANA PEMBELAJARAN

TRANSCRIPT

Page 1: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRAKTIK

Program Studi : Diploma III Kebidanan.

Mata Kuliah : ASKEB IV (Patologi Kebidanan).

Kegiatan : Melakukan Persalinan Kembar Presentasi Kepala-Kepala

Secara Pervaginam.

TIU : Setelah didemonstrasikan dan berlatih di laboratorium

mahasiswa mampu melakukan simulasi persalinan kembar

prentasi kepala-kepala secara pervaginam, sesuai prosedur

yang berlaku dengan benar dan tepat tanpa melihat ceklist.

TIK : Setelah perkuliahan mahasiswa diharapkan mampu

melakukan simulasi persalinan kembar presentasi kepala-

kepala secara pervaginam, sesuai prosedur yang berlaku

dengan benar dan tepat tanpa melihat ceklist:

1. Melakukan pemeriksaan untuk pemantauan

perkembangan persalinan

2. Memimpin meneran

3. Melakukan bantuan pengeluaran janin

4. Melakukan pengeluaran plasenta

5. Mengobservasi kondisi setelah persalinan

Peralatan & Perlengkapan : Peralatan :

Perangkat untuk persalinan Perangkat untuk resusitasi bayi Obat-obatan :

Uterotonika (Ergometrin maleat,Oksitosin) Anestesi Lokal (Lidokain 2%) Aquabidest

Semprit 10 cc 1 buah Semprit 3 cc 1 buah Alat-alat infuse Perangkat episiotomi dan penjahitan luka episiotom

Perlengkapan :

1. Celemek plastik 1 Buah

2. Masker 1 Buah

3. Sarung tangan/Handscound 1 Pasang

Metode : Metode yang digunakan dengan menggunakan 4 langkah

demonstrasi :

1. Live

2. Step by step

3. Penerapan (Aplikasi)

4. Penilaian (Evaluasi)

Page 2: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

PENUNTUN BELAJARPERSALINAN KEMBAR

Beri nilai untuk setiap langkah yang telah dilakukan, dengan kriteria sebagai berikut :

1 : Apabila langkah klinik tidak dilaksanakan

2 : Apabila langkah klinik telah dilaksanakan tetapi salah

3 : Apabila langkah klinik telah dilaksanakan dengan baik dan benar

4 : Apabila langkah klinik telah dilaksanakan dengan baik dan benar serta dikerjakan dengan sistematis

Page 3: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

ASPEK YANG DINILAI KASUS

1 2 3 4I. PERSIAPAN ALAT DAN PASIEN1.Persiapan Alat :

Persiapan diri :a. 1 buah kaca matab. Maskerc. Avron/celemekd. Sepatu/sandal tertutup  Partus set :a. 4 pasang hanscoenb. 1 kateter nelatonc. 4 buah klem koherd. 1 buah ½ kohere. 1 gunting episiotomyf. 1 buah gunting tali pusatg. Kain has secukupnyah. Pengikat tali pusat 2 buah Alat resusitasia. Meja yang bersih, datar dan kerasb. 2 buah kain untuk mengalas mejac. 2 buah kain untuk mengganjal bahu bayid. 2 buah kain di gelar di atas perut ibue. Lampu sorot 60 watt 2 buahf. Alat penghisap lendir (bola-bola karet/ de lee) 2 buahg. Balon dengan sungkupnya 2 buahh. Jam dinding

1. Persiapan Pasien: 1 2 buah handuk

b. 2 Alas bokongc. 2 Selimut untuk menggantid. Softes dan celana dalame. Pakaian ibu Kain/sarung yang bersih dan kering (±5 buah)

g. 2 Pakaian bayi, topinyah. 2 buah washlap

Pada kala I pantau pasien dengan patograf. Pasien dipasang dengan infus.

MELIHAT TANDA DAN GEJALA KALA DUA

Page 4: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

ASPEK YANG DINILAI KASUS

1 2 3 4

2. Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua: Ibu mempunyai keinginan untuk meneran Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan/atau vaginanya. Perineum menonjol. Vulva-vagina dan sfingter anal membuka.

MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN1. Pastikan kelengkaan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk

menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir.Untuk asfiksia : tempat datar dan keras, 2 kain dan 1 handuk bersih dan kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi.

Mengelar kain diatas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal bahu bayi Menyiapkan oksitoksin 10 unit dan alat suntik sterl sekali pakai di dalam partus

set2. Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih.

3. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai di bawah siku. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk satu kali pakai/pribadi yang bersih.

4. Memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi. Memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk semua pemeriksaan dalam.

5. Menghisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan lidokain dalam spuit untuk anastesli local, meletakkannya kembali di partus set/wadah disinfeksi tingkat tinggi atau steril tanpa mengkontaminasi tabung suntik.

MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN JANIN BAIK

7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah dibasahi air disinfeksi tingkat tinggi. Jika mulut vagina, perineum atau anus terkontaminasi oleh kotoran ibu,

membersihkannya dengan seksama dengan cara menyeka dari depan ke belakang.

Membuang kapas atau kasa yang terkontaminasi dalam wadah yang benar. Mengganti sarung tangan jika terkontaminasi (meletakkan kedua sarung tangan

tersebut dengan benar di dalam larutan dekontaminasi, langkah # 9).

8. Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap. Bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan sudah lengkap, lakukan

amniotomi

9. Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5% dan kemudian melepaskannya dalam keadaan terbalik serta merendamnya di dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua tangan (seperti di atas).

Page 5: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

ASPEK YANG DINILAI KASUS

1 2 3 410. Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir untuk memastikan

bahwa DJJ dalam batas normal (100-180 kali per menit). Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal. Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua hasil-hasil

penilaian serta asuhan lainnya pada partograf.MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES PIMPINAN MENERAN 11. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik. Membantu ibu

berada dalam posisi yang nyaman sesuai keinginannya. Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk meneran. Melanjutkan

pemantauan kesehatan dan kenyamanan ibu serta janin sesuai dengan pedoman persalinan aktif dan mendokumentasikan temuan-temuan.

Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka dapat mendukung dan memberi semangat kepada ibu saat ibu mulai meneran.

12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran. (Pada saat ada his, Bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman).

13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk

meneran:

Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinginan untuk meneran. Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk meneran. Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (tidak meminta ibu

berbaring terlentang). Menganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi. Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu Menganjurkan hidrasi per oral. Menilai DJJ setiap lima menit. Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera dalam waktu

120 menit (2 jam) meneran untuk ibu primipara atau 60 menit (1 jam) untuk ibu multipara, merujuk segera.

14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman, jika ibu

belum merasa ada dorongan meneran dalam 60 menit

PERSIAPAN PETOLONGAN KELAHIRAN BAYI 15. Jika kepala bayi telah terlihat di vulva 5-6 cm, meletakkan handuk bersih di atas perut

ibu untuk mengeringkan bayi.

16. Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, di bawah bokong ibu.

17. Membuka partus set.

18. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.

Page 6: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

MENOLONG KELAHIRAN BAYI

Lahirnya kepala19. Saat kepala bayi terlihat di vulva 5-6 cm, melindungi perineum dengan satu tangan

yang dilapisi kain tadi, meletakkan tangan yang lain di kepala bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada kepala bayi, membiarkan kepala keluar perlahan-lahan. Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan atau bernafas cepat saat kepala lahir.

pertimbangkan episiotomi pada bayi prematur jika diperlukan episiotomi, lakukan anastesi lokal terlebih dahulu

jika kepala lahir ada mekonium dalam cairan ketuban, segera hisap mulut dan hidung bayi setelah kepala lahir menggunakan penghisap lendir De Lee disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau bola karet penghisap yang baru dan bersih.

20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi,

dan kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi:

Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi.

Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya di dua tempat, dan memotongnya.

21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.

Lahirnya Bahu

22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di masing-masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut menariknya ke arah bawah dan ke arah luar hingga bahu anterior muncul di bawah arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar untuk melahirkan bahu posterior.

Lahirnya Badan dan Tungkai 23. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang berada di

bagian bawah ke arah perineum tangan, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir

ke tangan tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati

perineum, gunakan lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan.

Menggunakan tangan anterior (bagian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan

anterior bayi saat keduanya lahir.

24. Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas (anterior) dari

punggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya saat punggung dan kaki lahir.

Memegang kedua mata kaki bayi dan dengan hati-hati membantu kelahiran kaki.

25. Melakukan penilaian selintas :

Page 7: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

a. Apakah bayi menangis kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan?

b. Apa warna kulit bayi tampak kemerahan?

c. Apakah bayi cukup bulan?

d. Apakah bayi bergerak aktif ?

jika ada salah satu tidak bayi memerlukan resusitasi26. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali

bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain

yang kering. Membiarkan bayi atas perut ibu.

27. Memeriksa kembali uterus untuk mencek adanya janin kedua. . Memberitahu ibu bahwa

ada janin kedua.

28. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat

bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm

distal dari klem pertama.

29. Dengan satu tangan. Pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan

lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut.

30. Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian

melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada

sisi lainnya.

31. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di kepala bayi.

MENOLONG KELAHIRAN BAYI KEDUA32. Jika presentasi kepala lakukan persalinan pervaginam. Lakukan fiksasi Kepala pada rongga panggul. Jika presentasi bokong lanjutkan persalinan pervaginam dengan sungsang. Jika lintang lakukan versi luar/versi ekstraksi (tindakan dilakukan oleh tenaga Kesehatan dokter yang kompeten).33. Pasang kedua sarung tangan lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan Presentasi dan kondisi ketuban, (jika ketuban postif pecahkan ketuban)34. Lepaskan sarung tangan secara terbalik dan celupkan pada larutan DTT.35. Periksa DJJ.36. Beritahu ibu untuk mengedan pada saat his sambil menunggu his lakukan stimulasi putting susu untuk merangsang timbulnya his berikutnya.

Page 8: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

37. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik. Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai keinginannya. Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk meneran. Melanjutkan

pemantauan kesehatan dan kenyamanan ibu serta janin sesuai dengan pedoman persalinan aktif dan mendokumentasikan temuan-temuan.

Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka dapat mendukung dan memberi semangat kepada ibu saat ibu mulai meneran.

38. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran. (Pada saat ada his, Bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman).

39. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk

meneran:

Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinginan untuk meneran. Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk meneran. Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (tidak meminta ibu

berbaring terlentang). Menganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi. Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu Menganjurkan hidrasi per oral. Menilai DJJ setiap lima menit. Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera dalam waktu

120 menit (2 jam) meneran untuk ibu primipara atau 60 menit (1 jam) untuk ibu multipara, merujuk segera.

40. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman, jika ibu

belum merasa ada dorongan meneran dalam 60 menit

PERSIAPAN PETOLONGAN KELAHIRAN BAYI 41. Jika kepala bayi telah terlihat di vulva 5-6 cm, meletakkan handuk bersih di atas perut

ibu untuk mengeringkan bayi.

16. Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, di bawah bokong ibu.

17. Membuka partus set.

18. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.

VI. MENOLONG KELAHIRAN BAYI

Page 9: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Lahirnya kepala37. Saat kepala bayi terlihat di vulva 5-6 cm, melindungi perineum dengan satu tangan

yang dilapisi kain tadi, meletakkan tangan yang lain di kepala bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada kepala bayi, membiarkan kepala keluar perlahan-lahan. Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan atau bernafas cepat saat kepala lahir.

PERTIMBANGkAN EPISIOTOMI PaDa BaYi PeRaMaTUR JiKa DiPeRLuKaN EPiSioTOMI, LaKUKaN ANAsTESI LOKAL TERLeBiH DaHULU

JIKA KePaLA LaHIR ada mekonium dalam cairan ketuban, segera hisap mulut dan hidung bayi setelah kepala lahir menggunakan penghisap lendir De Lee disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau bola karet penghisap yang baru dan bersih.

38. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi,

dan kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi:

Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi.

Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya di dua tempat, dan memotongnya.

39. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.

Lahirnya Bahu

22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di masing-masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut menariknya ke arah bawah dan ke arah luar hingga bahu anterior muncul di bawah arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar untuk melahirkan bahu posterior.

Lahirnya Badan dan Tungkai 23. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang berada di

bagian bawah ke arah perineum tangan, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir

ke tangan tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati

perineum, gunakan lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan.

Menggunakan tangan anterior (bagian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan

anterior bayi saat keduanya lahir.

24. Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas (anterior) dari

punggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya saat punggung dan kaki lahir.

Memegang kedua mata kaki bayi dan dengan hati-hati membantu kelahiran kaki.

25. Melakukan penilaian selintas :

a. Apakah bayi menangis kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan?

Page 10: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

b. Apa warna kulit bayi tampak kemerahan?

c. Apakah bayi cukup bulan?

d. Apakah bayi bergerak aktif ?

jika ada salah satu tidak bayi memerlukan resusitasi26. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali

bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain

yang kering. Membiarkan bayi atas perut ibu.

47. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik.

48. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM (intramaskuler) di

1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin)+

drip oxy k/p.

49. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat

bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm

distal dari klem pertama.

50. Dengan satu tangan. Pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan

lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut.

51. Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian

melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi

lainnya.

52. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di kepala bayi.

53. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10 cm dari vulva54. Meletakan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk

mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.55. Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kanan,

sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kearah doroskrainal. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur.

Page 11: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mengeluarkan plasenta56. Lakukan peneganangan dan dorongan dorso kranial hingga plasenta terlepas minta

ibu meneran sambil penolong menarik rali pusat denagn arah sejajar lantau dan kemudian ke arah atas, mengikuti prpos jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial).

57. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva.

58. Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat selama 15 menit:

o Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IMo Menilai kandung kemih dan mengkateterisasi kandung kemih dengan

menggunakan teknik aseptik jika perlu. o Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan. o Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit berikutnya.o Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak kelahiran

bayi.

59. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan dan dengan hati-hati memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut dan perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut.

Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril dan memeriksa vagina dan serviks ibu dengan seksama. Menggunakan jari-jari tangan atau klem atau forsep disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk melepaskan bagian selaput yang tertinggal.

42 Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, di bawah bokong ibu.

43. Membuka partus set.

44. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.

MENOLONG KELAHIRAN BAYI

Lahirnya kepala45. Saat kepala bayi terlihat di vulva 5-6 cm, melindungi perineum dengan satu tangan

yang dilapisi kain tadi, meletakkan tangan yang lain di kepala bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada kepala bayi, membiarkan kepala keluar perlahan-lahan. Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan atau bernafas cepat saat kepala lahir.

pertimbangkan episiotomi pada bayi peramatur jika diperlukan episiotomi, lakukan anastesi lokal terlebih dahulu

jika kepala lahir ada mekonium dalam cairan ketuban, segera hisap mulut dan hidung bayi setelah kepala lahir menggunakan penghisap lendir De Lee disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau bola karet penghisap yang baru dan bersih.

Page 12: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

46. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan kemudian

meneruskan segera proses kelahiran bayi:

Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi. Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya di dua tempat, dan memotongnya.

47. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.

Lahirnya Bahu

48. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di masing-masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut menariknya ke arah bawah dan ke arah luar hingga bahu anterior muncul di bawah arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar untuk melahirkan bahu posterior.

Lahirnya Badan dan Tungkai

49. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang berada

di bagian bawah ke arah perineum tangan, membiarkan bahu dan lengan posterior

lahir ke tangan tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat

melewati perineum, gunakan lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi

saat dilahirkan. Menggunakan tangan anterior (bagian atas) untuk mengendalikan

siku dan tangan anterior bayi saat keduanya lahir.

50. Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas (anterior) dari

punggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya saat punggung dan kaki lahir.

Memegang kedua mata kaki bayi dan dengan hati-hati membantu kelahiran kaki.

51. Melakukan penilaian selintas :

a. Apakah bayi menangis kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan?

b. Apa warna kulit bayi tampak kemerahan?

c. Apakah bayi cukup bulan?

d. Apakah bayi bergerak aktif ?

jika ada salah satu tidak bayi memerlukan resusitasi52. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali

bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan

handuk/kain yang kering. Membiarkan bayi atas perut ibu.

53. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitasin agar uterus berkontraksi baik.

Page 13: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

54. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM (intramaskuler)

di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan

oksitosin).

55. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari

pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat

pada 2 cm distal dari klem pertama.

56. Dengan satu tangan. Pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan

lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut.

57. Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian

melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada

sisi lainnya.

58. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di kepala bayi.

59. Memindahkan kedua klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10 cm dari vulva60. Meletakan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk

mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.61. Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kanan,

sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kearah doroskrainal. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur.

Mengeluarkan plasenta

Page 14: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

62. Lakukan peneganangan dan dorongan dorso kranial hingga plasenta terlepas minta ibu meneran sambil penolong menarik rali pusat dengan arah sejajar lantau dan kemudian ke arah atas, mengikuti prpos jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial).

63. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm.

a.b.c.d.e.f.g.h.i.j.k. ya.

64. Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak kelahiran bayi

65. Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat selama 15 menit:

l. Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IMm. Menilai kandung kemih dan mengkateterisasi kandung kemih dengan

menggunakan teknik aseptik jika perlu. n. Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan. o. Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit berikutnya.p. Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak kelahiran

bayi.

38. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan dan dengan hati-hati memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut dan perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut.

Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril dan memeriksa vagina dan serviks ibu dengan seksama. Menggunakan jari-jari tangan atau klem atau forsep disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk melepaskan bagian selaput yang tertinggal.

Page 15: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Masase Uterus39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan masase uterus,

meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras).

IX. MENILAI PERDARAHAN 40. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dan selaput

ketuban untuk memastikan bahwa selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan plasenta di dalam kantung plastik atau tempat khusus. Jika uterus tidak berkontraksi setelah melakukan masase selama 15 detik mengambil tindakan yang sesuai.

41. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif.Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif segera lakukan penjaitan.

X. MELAKUKAN PROSEDUR PASCA PERSALINAN 42. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik. Mengevaluasi

perdarahan per vaginam.43. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam44. Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotik

profilaksis, dan vitamin K1 1 mg intramaskuler di paha kiri anterolateral.45. Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di paha

kanan anterolateral46. Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.

47. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.Evaluasi

48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.49. Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam

pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.50. Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik.Kebersihan dan Keamanan

51. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasi..

52. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah yang sesuai.53. Membersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi tingkat tinggi. Membersihkan

cairan ketuban, lendir dan darah. Membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.

54. Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI. Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman dan makanan yang diinginkannya.

55. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan larutan klorin 0,5% dan membilasnya dengan air bersih.

56. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, membalikkan bagian dalam ke luar dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.

57. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.Dokumentasi

Page 16: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

58. Melengkapi partograf (bagian depan dan belakang). 66. Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat selama 15 menit:

a. Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IMb. Menilai kandung kemih dan mengkateterisasi kandung kemih

dengan menggunakan teknik aseptik jika perlu. c. Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan. d. Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit berikutnya.

Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak kelahiran bayi.

64. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan dan dengan hati-hati memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut dan perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut.Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril dan memeriksa vagina dan serviks ibu dengan seksama. Menggunakan jari-jari tangan atau klem atau forsep disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk melepaskan bagian selaput yang tertinggal.

Masase Uterus65. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan masase uterus,

meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras).

Menilai Perdarahan 66. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dan

selaput ketuban untuk memastikan bahwa selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan plasenta di dalam kantung plastik atau tempat khusus. Jika uterus tidak berkontraksi setelah melakukan masase selama 15 detik mengambil tindakan yang sesuai.

67. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif. Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif segera lakukan penjaitan.

45. Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.

Page 17: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

X. MELAKUKAN PROSEDUR PASCA PERSALINAN 68. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik. Mengevaluasi perdarahan per vaginam.69. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam70. Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotik

profilaksis, dan vitamin K1 1 mg intramaskuler di paha kiri anterolateral.71. Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di paha

kanan anterolateral72. Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.

73. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.Evaluasi

74. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.75. Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.76. Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik.Kebersihan dan Keamanan

77. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasi..78. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah yang sesuai.79. Membersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi tingkat tinggi. Membersihkan cairan ketuban, lendir dan darah. Membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering. 80. Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI. Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman dan makanan yang diinginkannya.81. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan larutan klorin 0,5% dan membilasnya dengan air bersih. 82. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, membalikkan bagian dalam ke luar dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. 83. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.Dokumentasi

84. Melengkapi partograf (bagian depan dan belakang).

APLIKASI (60’)

1. Mahasiswa mempraktekkan keterampilan pertolongan persalinan kembar normal

presentasi kepala-kepala mulai dari persiapan sampai pelaksanaan dibawah bimbingan

Page 18: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

dosen dan job sheet.

2. Meminta mahasiswa lain yang melakukan penilaian dengan menggunakan daftar tilik.

3. Dosen memonitor jalannya peragaan pertolongan persalinan kembar normal presentasi

kepala-kepala yang dilakukan mahasiswa.

EVALUASI (15’)

Dosen mengevaluasi mahasiswa satu persatu dengan membagi empat kelompok

menggunakan daftar tilik.