relationship between, the ability to develop learning

20
RELATIONSHIP BETWEEN, THE ABILITY TO DEVELOP LEARNING DESIGN AND INTERPERSONAL COMMUNICATION WITH THE PPL RESULTS , PPG BC-3T PARTICIPANTS IN UNJ Corry yohana Universitas Negeri Jakarta [email protected] ABSTRACT The objective of the research is for study the relationship between , the ability to develop learning design and communication interpersonal with PPL result, independdently and simultaneously. The research method was the survey’s method with correlational analysis approached. The research was carried out at universitas negeri jakarta, with a sample of 30 participants of PPG the SM-3T as respondents selected by purposive. The techniques of data collection are questionnaire and document. The result of research revealed that are positive correlation between: (1) ability to develop learning with PPL result; (2) communication interpersonal with PPL result. Further also shown simultaneously there is a positive correlation between the ability of Design Develop Learning, and Interpersonal communication with the results of PPL Based on the result of this research, it is concluded that PPL result is effected by the ability to develop learning and communication interpersonal to conduct research. Keywords: PPL result, ability to develop learning design and communication interpersonal

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

RELATIONSHIP BETWEEN, THE ABILITY TO DEVELOP LEARNING DESIGN

AND INTERPERSONAL COMMUNICATION WITH THE PPL RESULTS , PPG

BC-3T PARTICIPANTS IN UNJ

Corry yohana

Universitas Negeri Jakarta

[email protected]

ABSTRACT

The objective of the research is for study the relationship between , the ability to develop learning design and communication interpersonal with PPL result, independdently and simultaneously.

The research method was the survey’s method with correlational analysis approached. The research was carried out at universitas negeri jakarta, with a sample of 30 participants of PPG the SM-3T as respondents selected by purposive. The techniques of data collection are questionnaire and document.

The result of research revealed that are positive correlation between: (1) ability to develop learning with PPL result; (2) communication interpersonal with PPL result. Further also shown simultaneously there is a positive correlation between the ability of Design Develop Learning, and Interpersonal communication with the results of PPL

Based on the result of this research, it is concluded that PPL result is effected by the ability to develop learning and communication interpersonal to conduct research.

Keywords: PPL result, ability to develop learning design and communication interpersonal

PENDAHULUAN

Guru merupakan jabatan profesional yang memberikan layanan ahli dan menuntut

persyaratan kemampuan akademik dan paedagogik.Selama ini adaa anggapan bahwa lulusan

Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang bergelar Sarjana Pemdidikan

(S.Pd) adalah guru professional, anggapan ini kurang tepat sebab S.Pd. adalah gelar

akademik, bukan gelar profesi. (M Nuh, Mendikbud, 12/2/2014).

Agar lulusan LPTK dapat memperoleh gelar guru professional dan sekaligus untuk

meningkatkan profesionalisme guru, pemerintah menyelenggarakan program untuk

meningkatkan mutu guru yang disebut Pendidikan Profesi Guru (PPG).

Program PPG berlangsung selama dua semester (satu tahun). Pada semester satu,

peserta PPG diberi pelatihan yang menghasilkan perangkat pembelajara yaitu silabus, RPP,

LKS, lembar penilaian dan media pembelajaran serta proposal PTK. Pada semester kedua

peserta diharuskan untuk melakukan PPL (program pengalaman lapangan) selama satu

semester dimana peserta diharuskan mengajar pada sekolah mitra dari program PPG.

Sebelum terjun melakukan PPL, peserta harus menyusun perancangan pembelajaran terlebih

dahulu.

Selain kemampuan menyusun perancangan pembelajaran, terdapat factor lain yang

mempengaruhi hasil PPL antara lain; sikap terhadap profesi, sikap interpersonal,

komunikasi interpersonal, profesionalitas guru dan iklim sekolah mitra tempat PPL

berlangsung

Perumusan Masalah

1. Apakah terdapat hubungan antara kemampuan menyusun perancanga pembelajaran dengan

hasil PPL?

2. apakah terdapat hubungan antara komunikasi Interpersonal dengan hasil PPL

3. apakah terdapat hubungan antara kemampuan menyusun perancangan pembelajaran,

komunikasi Interpersonal secara bersama-sama dengan hasil PPL?

TINJAUAN PUSTAKA

Hasil PPL

Program Pengalaman Lapangan (PPL) pada dasarnya adalah praktek dari teori yang

kita miliki.Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 892) menyatakan praktek adalah

pelaksanaan secara nyata apa yang disebut dalam teori. Sedangkan menurut Komaruddin

(2006: 200) “Praktek merupakan cara melaksanakan dalam keadaan nyata apa yang

dikemukakan dalam teori”. Dari dua definisi tersebut dapat kita lihat bahwa praktek

merupakan suatu pelaksanaan dari teori dalam keadaan nyata.

Dengan demikian Program Pengalaman lapangan (PPL) merupakan muara dari

program studi mahasiswa LPTK yang bersifat intra-kurikuler dan wajib diikuti oleh semua

mahasiswa LPTK (Effendi,1995:3) . Program ini dipersiapkan untuk memantapkan dan

meningkatkan kemampuan profesional kependidikan mahasiswa melalui pengalaman nyata

di sekolah.Dengan demikian program PPL dapat diklasifikasikan sebagai program pelatihan

pra-jabatan guru.Oleh karena itu konten program PPL harus relevan dengan fungsi dan tugas

guru di sekolah.

Adapun tujuan penyelenggaraan program PPL adalah agar mahasiswa menjadi

pendidik profesional yang memiliki seperangkat pengetahuan, sikap dan keterampilan yang

dapat menunjang tercapainya penguasaan kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

kompetensi sosial, dan kompetensi profesional secara utuh. Pemjabaran dari tujuan ini adalah

sebagai berikut.

1. Melakukan pemantapan kemampuan profesional guru.

2. Mendemonstrasikan kompetensi dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai hasil

pembelajaran.

3. Melakukan perbaikan pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan potensi peserta

didik.

4. Mendalami karakteristik peserta didik dalam rangka memotivasi belajarnya.

5. Mengidentifikasi permasalahan pembelajaran di kelas dan mengatasi permasalahan

pembelajaran tersebut secara individu maupun kelompok.

6. Menerapkan pembelajaran inovatif yang bertolak dari suatu permasalahan pembelajaran.

7. Menindaklanjuti hasil penilaian dengan melakukan pembimbingan dan pelatihan peserta

didik.

8. Melakukan penelitian dan mengembangkan profesionalitas

Hasil pelaksanaan PPL berkaitan dengan penilaian.Penilaianini bertujuan untuk

mengetahui tingkat kemampuan mahasiswaterhadap penguasaan pengetahuan, emosional

dan ketrampilan calon guru dalam tugasnya di sekolah (Sadikoen, 1998: 1).

Hal ini berarti Hasil PPL adalah nilai yang diperolehmahasiswa PPL dalam

pelaksanaan PPL yang terdiri dari Penilaian praktik mengajar, Penilaian social dan

Kepribadiaan, dan Partisipasi dalam kegiatan non teaching

Kegiatan praktek mengajar meliputi tiga kegiatan yaitu ;

1. Kegiatan Pembukaan yang terdiri dari: mempersiapkan siswa untuk belajar, melakukan

kegiatan apersepsi, Menjelaskan relevansi materi dengan tuntutan dunia kerja dan/atau

materi selanjutnya, Menyampaikan garis besar tujuan pembelajaran, Menyampaikan

Advance Organizer (garis besar lingkup materi yang akan dibahas),

2. Kegiataninti pembelajaran yang terdiri dari: (a) Penguasaan materi pelajaran;(b) Pendekatan

strategi pembelajaran, (c) Pemanfaatan sumber belajar /media pembelajaran (d)

Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa, (e) Penilaian proses dan hasil

belajar, (f) Penggunaan bahasa;

3. Kegiatan penutup

Penilaian social dan Kepribadiaan , terdiri dari: (1) Memberikan keteladanan yang

baik dalam bersikap dan bertindak, (2) Memiliki kematangan emosional dalam bersikap dan

bertindak, (3) Bersikap toleransi terhadap orang lain, (4) Terbuka terhadap kritik orang lain,

(5) Memenfaatkan sumber belajar.

Partisipasi dalam kegiatan non teaching yang terdiri dari: partisipasi dalam kelas, partisipasi

di sekolah, partisipasi dalam pertemuan, dan partisipasi dalam bidang kependidikan.

Kemampuan Penyusunan Perancangan Pembelajaran

Kemampuan didefinisikan sebagai kapasitas untuk melakukan sesuatu yang

dihasilkan dari proses belajar. Selama proses belajar stimulus bergabung dengan isi memori

dan menyebabkan terjadinya perubahan kapasitas untuk melakukan sesuatu. Dengan

demikian bisa diartikan bahwa kemampuan berlangsung lama yang menyebabkan individu

mampu melakukan kinerja tertentu.

Sementara itu Reigeluth (1998:3) mengemukakan bahwa perancangan pembelajaran merupakan suatu

proses untuk menentukan metode instruksional manakah yang lebih baik dipakai guna memperoleh perubahan

yang diinginkan pada pengetahuan dan tingkah laku serta ketrampilan siswa dengan dengan materi dan

karakteristik siswa tertentu.

Seels danRichey (1994:33) mendefinisikan desain sistem pembelajaran adalah prosedur yang

terorganisasi yang meliputi langkah-langkah penganalisisan, perancangan, pengembangan, pengaplikasian dan

penilaian pembelajaran.

Dari rumusan diatas maka kemampuan dalam perancangan pembelajarandapat diartikan sebagai

kemampuan seorang guru dalam menyusun perancangan pembelajaran. Perancanganpembelajaran itu sendiri

berisi hal-hal yang harus dilakukan oleh pembelajar (guru) dan pemelajar (siswa) dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran yang antara lain meliputi perumusan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar, pemilihan

materi pelajaran, metode, media dan dan sumber belajar serta alat evaluasi yang mengacupada silabus suatu mata

pelajaran. Perancangan pembelajaran merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Kemampuan guru dalam membuat perancangan untuk mengelola kegiatan pembelajaran

yang akan dilakukannya merupakan salah satu faktor yang turut menentukan pencapaian

tujuan. .

Kemampuan merancang pembelajaran merupakan langkah awal yang harus dimiliki guru

dan sekaligus sebagai muara dari pengetahuan teori, keterampilan dasar dan pemahaman

yang mendalam tentang objek belajar dan situasi pembelajaran. Kemampuan membuat

perancangan pembelajaran dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan

kecakapanmelakukan proses atau menetapkan langkah-langkah yang sistematis dan logis

dalam menentukan kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, memilih dan menata

bahan pelajaran, menentukan alokasi waktu, menetapkan metode pembelajaran, menentukan

langkah-langkah kegiatan pembelajaran, menentukan media dan sumber belajar, menentukan

prosedur dan jenis penilaian serta membuat alat penilaian pembelajaran yang kemudian

menyusunnya ke dalam suatu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

Komunikasi Interpersonal

Daft (2006: 414) menyatakan komunikasi sebagai proses di mana informasi

ditukarkan dan dipahami oleh dua orang atau lebih, biasanya denganmaksud untuk

memotivasi atau mempengaruhi perilaku.

Greenberg dan Baron (2001: 290) mengemukakan bahwa di dalam suatuorganisasi,

komunikasi mengalir dari satu individu ke individu

lainnya dalam bentuk tatap muka dan kelompok tertentu. Aliran komunikasi

semacam ini diistilahkan dengan komunikasi interpersonal Tujuan komunikasi

interpersonal adalah untuk mempengaruhi, membantu dan menjawab, juga untuk

kebersamaan.Ada beberapa hal yang mempengaruhi efektifitas komunikasi

interpersonal yaitu umpan balik, kepercayaan, pengharapan, nilai-nilai, kedudukan

dan kecocokan. Apabila factor-faktor tersebut berjalan positif maka komunikasi

interpersonal akan berjalan efektif demikian pula sebaliknya.

Dari pendapat diatas jelas bahwa komunikasi interpersonal sangat diperlukan oleh

guru ketika ia menghadapi murid atau siswanya khususnya ketika berada dalam kelas.

Guru harus memilki komunikasi interpersonal positif sehingga ia dapat segera

mengetahui reaksi siswa dan memberikan umpan balik.

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal adalah dua

orang atau lebih yang memungkinkan setiap pesertanya manangkap reaksi orang lain secara

langsung, baik secara verbal maupun nonverbal. Untuk dapat terciptanya

komunikasi interpersonal yang efektif, diperlukan: 1) keterbukaan (harus terbuka kepada

orang yang diajak berinteraksi; 2)empati (mampu memahami motivasi dan

pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka

untuk masa mendatang). 3)sikap mendukung (memperlihatkan sikap mendukung dengan

bersikap deskriptif, spontan dan profesional; 4)sikap positif (secara positif mendorong orang

untuk berinteraksi); dan5)kesetaraan (harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua

pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai

sesuatu yang penting untuk disumbangkan).

METODE DAN SAMPLING

Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan analisis korelasional.

Model hubungan antara tiga variabel dapat digambarkan dalam bentuk konstelasi

permasalahan sebagai berikut:

Gambar 1: Konstelasi Permasalahan Penelituian

X1

Y

X2

Keterangan

X1=Kemampuan Menyusun Perancangan Pembelajaran

X2= Komunikasi Interpersonal

Y = Hasil PPL

Populasi target penelitian ini adalah seluruh peserta PPG SM-3T di Universitas

Negeri Jakarta, sedangkan populasi terjangkau adalah peserta Ekonomi PPG SM-3T tahun

akademik 2015/2016 sebanyak 30 orang calon guru. Pengambilan sampel dengan cara

purposive sampling yaitu penarikan sampel dengan pertimbangan tertentu yang didasarkan

pada kepentingan / tujuan penelitian

Tabel 1. Sumber, Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

No Sumber Data Jenis Data Teknik

Pengumpulan Data

Keterangan

1 Guru Pamong Hasil PPLpeserta PPG

SM-3T

Instrumen

Penilaian

Lembaran

Penilaian

2 Instruktur/Dosen Kemampuan Menyusun

Perancangan Pembelajaran

Instrumen

Penilaian

Lembaran

Penilaian

3 Mahasiswa Komunikasi Interpersonal Kuesioner Lembaran

kuesioner

Analisis data penelitian menggunakan teknik analisis analisis korelasional. dengan

program SPSS. Analisis memakai metode statistik deskriptif dan inferensial, dan juga

menggunakan uji persyaratan analisis.

HASIL

Beberapa persyaratan uji statistik, yaitu: (1) uji normalitas, (2) uji signifikansi dan

linearitas koefisien regresi,dlakukan sebelum analisis korelasional dilaksanakan Rangkuman

data dasar penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Rangkuman Statistik Data Dasar Penelitian

Nilai Tendensi

Sentral

Kemampuan Menyusun

Perancangan

Pembelajaran (X1)

Komunikasi Interpersonal

(X2)

Hasil PPL

(Y)

n 30 30 30

Mean 88,38 106,67 88,19

Median 88,50 107,00 87,97

Mode 87,73 107,00 87,53

Std. Deviation 1,70 4,13 3,91

Variance 2,89 17,06 15,34

Pengujian Persyaratan Analisis

Uji Normalitas

Untuk pengujian normalitas, digunakan uji Lilliefors. Diajukan hipotesis sebagai

berikut:

Ho : Data berdistribusi normal, jika nilai Lhitung ≤ nilai Ltabel

H1 : Data tidak berdistribusi normal, jika nilai Lhitung> nilai Ltabel

Rangkuman uji normalitas dari semua hubungan kausal berdistribusi normal. Hasil

ringkasannya seperti dalam tabel dibawah ini.

Tabel 3. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

PPL ,379 30 ,090 ,483 30 ,070

KEMAMPUAN ,128 30 ,200* ,898 30 ,080

KOMUNIKASI ,181 30 ,131 ,924 30 ,330

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Dalam uji normalitas peneliti menggunakan Sig. dibagian Shapiro-Wilk karena data

yang diuji lebih kecil daripada 50. Angka signifikansi uji Shapiro-Wilk Sig. > 0,05

menunjukan data berdistribusi normal

Uji Signifikansi dan LinieritasRegresi

Selanjutnya pengujian linieritas dan signifikansi dilakukan dengan menggunakan uji F

.Kriteria pengujian linieritas dan signifikansi model regresi ditetapkan sebagai berikut :

Regresi signifikan : Fhitung ≥ Ftabel, Regresi linier : Fhitung< Ftabel .Hasil analisis menunjukan

pola hubungan antara variabel bebas dan terikat adalah linear dan signifikan, sebagaimana

terlihat pada tabel berikut:

Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Signifikansi dan Uji Linieritas Regresi

Regresi Persamaan

Uji Signifikansi Uji Linieritas

Kesimpulan Fhitung

Ftabel Fhitung

Ftabel

0,05 0,05

Y atas X1

Ŷ = 105,737+0,199X1 6,669** 4,17 0,860ns 2,49

Signifikan/

Regresi Linier

Y atas X2

Ŷ = 113,994+0,241X1 5,142 ** 4,17 0,840ns 2,49

Signifikan/

Regresi

Linier

X2atasX1

2X̂ = 71.031+0,161X2 5,016 ** 4,17 2,041 2,49

Signifikan/

Regresi

Linier

Keterangan :

** : Sangat signifikan

ns : Non signifikan (regresi linier)

Pengujian Hipotesis

Hasil perhitungan uji hipotesis secara statistik dapat dirangkum sebagai berikut:

Tabel 5 Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis

N

o Hipotesis Penelitian

Hipotesis

Statistik

Koef.

korelasi

R

Squ

are

thitung

ttabel

Keterangan α=0,0

5

α=0,0

1

1 Kemampuan

Menyusun

Perancangan

Pembelajaran

berpengaruh langsung

terhadap hasil PPL

Ho : ρy1 =

0

H 1: ρ y1 >

0

0,569 0,32

3 3,66 1, 70 2,47

Berpengaruh

langsung

positif

2 Komuniksi

Interpersonal

berpengaruh langsung

terhadap Hasil PPL

Ho : ρ y2= 0

H1 : ρ y2> 0 0,385

0,14

8

2,21 1, 70 2,47

Berpengaruh

langsung

positif

3 Kemampuan

Menyusun

Perancangan

Pembelajaran dan

Komunikasi

Interpersonal

berpengaruh langsung

terhadap Hasil PPL

Ho : ρ y3= 0

H1 : ρ y3> 0 0,567 0,32 3,64 1, 70 2,47

Berpengaruh

langsung

positif

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

Hubungan antara kemampuan menyusun perancangan pembelajaran dengan Hasil

PPL peserta PPG SM-3T

Hasil perhitungan menunjukan Kemampuan Menyusun Perancangan Pembelajaran

berpengaruh langsung positif terhadap hasil PPL Hal ini terlihat pada nilai koefisien korelasi

sebesar 0,569 Besarnya R Square adalah 0,323 yang berarti bahwa 32,3%. Hasil PPL

dapat dipengaruhi kemampuan menyusun perancangan pembelajaran untuk sisanya

67,7% dipengaruhi variabel. Berdasarkan tabel 6, nilai thitung sebesar 3,66 > ttabel 1, 70 .

Temuan ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara kemampuan menyusun

perancangan pembelajaran dengan hasil PPL. Hal ini berarti semakin tinggi kemampuan

menyusun perancangan pembelajaran seseorang, maka semakin tinggi pula hasil PPL

yang dicapainya.

Apabila dilakukan pengontrolan terhadap variabel bebas lainnya yaitu komunikasi

interpersonal maka diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,286 dengan nilai sinqnifikannya

adalah 0,476> 0,05 yang berarti tidak signifikan. Hal ini menggambarkan bahwa ada atau

tidak adanya variabel kontrol untuk variabel komunikasi interpersonal tidak mempengaruhi

hubungan antara kemampuan menyusun perancangan pembelajaran dan hasil PPL.

Kondisi ini menunjukan bahwa kemampuan menyusun perancangan

pembelajaran memang telah ada dalam diri setiap guru dalam kerangka mereka menjalankan

profesinya. Dan hal ini menurut Longman berarti para guru tersebut telah bertingkah laku

sesuai dengan keahlian atau kualitas dari seorang professional

Temuan ini mendukung pernyataan dari Gagne, (1979:50). Kemampuan guru dalam

membuat perancangan untuk mengelola kegiatan pembelajaran yang akan dilakukannya

merupakan salah satu faktor yang turut menentukan pencapaian tujuan. Oleh karena itu dapat

dipahami bahwa setiap calon guru, diharapkan dapat memahami bagaimana membuat

perancangan pembelajaran dan menguasai keterampilan yang terkandung di dalamnya.

Kemampuan merancang pembelajaran merupakan langkah awal yang harus dimiliki guru

dan sekaligus sebagai muara dari pengetahuan teori, keterampilan dasar dan pemahaman

yang mendalam tentang objek belajar dan situasi pembelajaran Hasil ini menunjukan bahwa

kemampuan menyusun perancangan pembelajaran akan berdampak terhadap peningkatan

Hasil PPL peserta PPG SM-3T

Penelitian sebelumnya yang dilakukan Riyanto dan kawan-kawan(2009:12)juga

menemukan bahwa perencanaan pembelajaran berpengaruh positif terhadap hasil

belajar.Jadi temuan dalam penelitian ini semakin mempertegas temuan-temuan terdahulu

mengenai adanya pengaruh positif kemampuan menyusun perancanaan peningkatan hasil

PPLpeserta PPG SM-3T

Hubungan antara komunikasi interpersonal dengan Hasil PPL

Hasil perhitungan menunjukan komunikasi interpersona berpengaruh langsung

positif terhadap hasil PPL Hal ini terlihat pada nilai koefisien korelasi sebesar 0,385 dan

besarnya R Square adalah 0,148 yang berarti bahwa 14,8%. Hasil PPL dapat dipengaruhi

komunikasi interpersonal untuk sisanya 85,2% dipengaruhi variabel lain. Berdasarkan

tabel 6, nilai thitung sebesar 2,21 > ttabel 1, 70. Temuan ini menyimpulkan bahwa terdapat

hubungan positif antara komunikasi Interpersonal dengan hasil PPL. Hal ini berarti

semakin tinggi komunikasi Interpersonal seseorang, maka semakin tinggi pula hasil

PPL yang dicapainya.

Apabila dilakukan pengontrolan terhadap variabel bebas lainnya yaitu kemampuan

menyusun perancangan pembelajaran maka diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,306

dengan nilai sinqnifikannya adalah 0,677> 0,05 yang berarti tidak signifikan. Hal ini

menggambarkan bahwa ada atau tidak adanya variabel kontrol untuk variabel kemampuan

menyusun perancangan pembelajaran tidak mempengaruhi hubungan antara komunikasi

interpersonal dan hasil PPL.

Keberhasilan seorang mahasiswa dalam menjalani PPL tidak terlepas dari bagaimana

mahasiswa tersebut menjaga hubungan dengan semua pihak seperti hubungan dengan siswa

baik dalam kelas maupun diluar kelas, hubngan dengan staf administrasi sekolah, hubungan

dengan kepala sekolah dan guru, khususnya guru pamong disekolah tempat PPL

dilaksanakan.Untuk menjaga semua hubungan ini diperlukan adamya komunikasi

interpersonal yang baik.

Tujuan komunikasi interpersonal adalah untuk mempengaruhi, membantu dan

menjawab, juga untuk tumbuhnya kebersamaan.Mahasiswa PPL memerlukan banyak

bantuan dan informasi untuk keberhasilannya dalam menjalani PPL oleh sebab itu

mahasiswa haruslah memperhatikan berbagai aspek yang dapat membuat komunikasi

interpersonal berjalan dengan efektif..

Untuk dapat terciptanya komunikasi interpersonal yang efektif, diperlukan: 1)

keterbukaan (harus terbuka kepada orang yang diajak berinteraksi; 2)empati (mampu

memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan

dan keinginan mereka untuk masa mendatang). 3)sikap mendukung (memperlihatkan sikap

mendukung dengan bersikap deskriptif, spontan dan profesional; 4)sikap positif (secara

positif mendorong orang untuk berinteraksi); dan5)kesetaraan (harus ada pengakuan secara

diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing

pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan).

Komunikasi interpersonal dapat dipergunakan untuk berbagai tujuan. Ada enam tujuan

komunukasi interpersonal yang dianggap penting(Widjaja, 2000), antara lain :

a. Mengenal diri sendiri dan orang lain. b. Mengetahui dunia luar.c. Menciptakan dan

memelihara hubungan menjadi bermakna. d. Mengubah sikap dan Perilaku. e. Bermain dan

mencari hiburan. f. Membantu orang lain.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan Dr M.Cowell (2011:12) dan Awaluddin Tjalla

(2010:45) dan juga menemukan bahwa komunikasi interpersonal berpengaruh positif

terhadap hasil belajar.Jadi temuan dalam penelitian ini semakin mempertegas temuan-

temuan terdahulu mengenai adanya pengaruh positif komunikasi Interpersonal peningkatan

hasil PPLpeserta PPG SM-3T

Hubungan antara kemampuan menyusun perancangan pembelajaran dan

komunikasi Interpersonal dengan Hasil PPL

Hasil perhitungan menunjukan kemampuan menyusun perancangan pembelajaran dan

komunikasi interpersona berpengaruh langsung positif terhadap hasil PPL Hal ini terlihat

pada nilai koefisien korelasi sebesar 0,567. Angka ini menunjukan hubungan yang cukup

kuat. Besarnya R Square adalah 0,321 yang berarti bahwa 32,1%. Hasil PPL dapat

dipengaruhi kemampuan menyusun perancangan pembelajaran dan komunikasi

interpersona untuk sisanya 67,9% dipengaruhi variabel lain. Berdasarkan tabel 6, nilai

thitung sebesar 3,64 > ttabel 1, 70. Temuan ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan positif

antara kemampuan menyusun perancangan pembelajaran dan komunikasi Interpersonal

dengan hasil PPL. Hal ini berarti semakin tinggi kemampuan menyusun perancangan

pembelajaran dan komunikasi Interpersonal seseorang, maka semakin tinggi pula hasil

PPL yang dicapainya.

Temuan ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan positif secara bersama-sama antara

kemampuan menyusun perancangan pembelajaran (Xi), dan komunikasi interpersonal

(X2) dengan hasil PPL(Y). Ketika seorang mahasiswa berhasil dalam pengajaran maka

berarti dia telah berhasil dalam mencapai tujuan dari PPL..

Terdapat beragam aktivitas dalam PPL dimana aktivitas tersebut mengharuskan

mahasiswa PPL berhubungan dengan banyak pihak di sekolah tempat dilaksanakannya PPL

tersebut. Untuk dapat berhubungan dengan baik dan efektif mahasiswa PPL, harus

memperhatikan berbagai aspek yang dapat membuat komunikasi interpersonal berjalan

dengan efektif sehingga dapat menumbuhkan kebersamaan yang akan berdampak positif bagi

keberhasilan pelaksanaan program PPL disekolah tersebut dan memberikan hasil PPl yang

baik bagi mahasiswa.

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis statistik yang dilakukan, maka diperoleh temuan penelitian

sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan positif antara kemampuan menyusun perancangan pembelajaran

dengan hasil PPL artinya bahwa apabila kemampuan menyusun perancangan

pembelajaran ditingkatkan maka kecenderungan hasil PPL meningkat

2. Terdapat hubungan positif antara Komunikasi Interpersonal dengan hasil PPL artinya

bahwa apabila Komunikasi Interpersonal ditingkatkan maka kecenderungan hasil PPL

meningkat

3. Terdapat hubungan positif antarakemampuan menyusun perancangan pembelajaran

dan Komunikasi Interpersonal secara bersama-sama dengan hasil PPLartinya bahwa

apabila secara bersama-sama kemampuan menyusun perancangan pembelajaran dan

komunikasi interpersonal ditingkatkan maka akan terjadi kecenderungan

peningkatan hasil PPL

Implikasi

Berdasarkan hasil temuan penelitian,maka upaya peningkatkan hasil PPL dapat

dilakukan dengan meningkatkan kemampuan menyusun perancangan pembelajaran dan

komunikasi interpersonal.

1. Upaya peningkatan kemampuan menyusun perancangan pembelajaran

Berdasarkankesimpulan dalam penelitian ini tampak bahwa kemampuan menyusun

perancangan pembelajaran belum memuaskan mahasiswa. Upaya-upaya yang dapat

dilakukan untuk meningkatkan kemampuan menyusun perancangan pembelajaran antara

lain yaitu

Pertama, pada saat diadakan pelatihan/workshop peserta haruslah benar-benar mengikuti

pelatihan tersebut. jangan sampai hanya ikutan saja ketemannya dalam membuat perangkat

pembelajara yaitu silabus, RPP, LKS, lembar penilaian dan media pembelajaran. Peserta

haruslah aktip bertanya kepada dosen/ instruktur apa yang tidak dipahami.dengan demikian

tidak ada keraguan dalam membuat perangkat pembelajara

Kedua, mengikuti pelatihan atau seminar, baik yang diselenggarakan didalam kampus,diluar

kampus,baik tingkat nasional yang berhubungan dengan penyusun perancangan

pembelajaran .

Ketiga, pemanfaatan teknologi informasi dalam proses pembelajaran di perguruan tinggi guna

mendorong penguasaan teknologi terkini. Hal ini perlu ditingkatkan agar pendidikan keguruan

dapat mengikutiperkembangan teknologi komunikasi untuk kepentingan

pembelajaran. Peningkatan penggunaan teknologi komunikasi yang semakin tinggi dapat

mempermudah pembuatan perangkat pembelajara karena pendidikan keguruan tidak tertinggal

dari pendidikan lainnya dalam penguasaan teknologi.

Keempat, peningkatan kompetensi dosen /instruktur PPG Agar memiliki keahlian untuk

mendidik, mengajar dan melatih peserta dalam mengembangkan diri agar dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Untuk itu, seorang dosen/dosen harus mempunyai

kompetensi yang meliputi : (a) kompetensi mengembangkan kepribadian; (b) berinteraksi dan

berkomunikasi; (c) melaksanakan bimbingan dan penyuluhan; (d) melaksanakan

administrasi pelatihan; (e) melaksanakan penelitian untuk kepentingan pelatihan, (f)

menguasai landasan kependidikan (g) menguasai bahan pelatihan (h) melaksanakan program

pelatihan (i) menilai hasil dan proses pelatihan yang telah dilaksanakan. Dengan

peningkatan kompetensi dosen diharapkan dapat meningkatkankemampuan menyusun

perancangan pembelajaran untuk peserta PPG

2. Upaya peningkatan komunikasi interpersonal

Komunikasi interpersonal dapat ditingkatkan melalui beberapa upaya antara lain:

pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka kepada orang

yang diajaknya berinteraksi. Ini berarti peserta PPG haruslah terbuka pada siswanya

misalnya tentang peraturan yang harus di patuhi oleh siswa selama dalam kelas. Aspek

keterbukaan yang kedua mengacu kepada kesediaan komunikator untuk bereaksi

secara jujur terhadap stimulus yang datang. Hal ini berarti peserta PPG tidak boleh

diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada apa yang dinyatakan siswa. peserta PPG

memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan terhadap orang lain.

Kedua,memiliki rasa empati, mengerti dan peka tentang perasaan orang lain,

dapat menghargain dan berperilaku etis terhadap orang lain. Peserta PPL yang empati

harus mampu memahami motivasi dan pengalaman siswanya, perasaan dan sikap

mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang

Ketiga, Sikap mendukung (supportiveness). Peserta PPG harus memperlihatkan

sikap mendukung dengan bersikap (1) deskriptif, bukan evaluatif, (2) spontan, bukan

strategik, dan (3) proposional, bukan sangat yakin.

Keempat, Sikap positif (positiveness).. Hal ini berarti peserta PPG haruslah

bersikap positif tentang dirinya sendiri dan dengan hal tersebut ia dapat mengajak

siswaya untuk terlibat dalam interaksi.

Kelima, Kesetaraan (Equality). Dalam hal ini peserta PPG harus menciptakan

situasi yang tidak membeda-bedakan diatara siswanya walaupun dalam kenyataan ada

ketidaksetaraan.

Saran

Mengacu pada hasil penelitian dan implikasi seperti diuraikan diatas maka untuk

meningkatkan hasil PPL disarankan

1) Bagi pengambil keputusan dalam mengembangkan program PPG SM-3T untuk

peserta PPG khususnya di UNJ

Memberdayakan seluruh potensi yang dimiliki dosen/instruktur agar dapat memberikan

pelayanan optimal selaku pengajar maupun pendidik dengan memperhatikan faktor-faktor

kemampuan menyusun perancangan pembelajaran dan komunikasi

Interpersona.Pengembangan kedua faktor ini dilakukan secara bersama-sama dengan peserta.

2) Bagi Para Peserta PPG

a. Peserta PPG hendaknya harus selalu berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan

kemampuannya sesuai dengan perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi

untuk mendukung pelaksanaan tugasnya sehari-hari

b. Peserta PPG hendaknya harus selalu berusaha untuk meningkatkan komunikasi

interpersonal dengan cara Openness, empathy, supportiveness, positiveness.

3) Bagi Fakultas Ekonomi

Bagi Fakultas Ekonomi Penelitian ini akan memperkaya kajian nyata dalam mata

kuliah Sumber Daya Manusia yang diberikan pada mahasiswa jurusan pendidikan Ekonomi

dan Administrasi

4) Bagi Peneliti

Untuk penelitian lebih lanjut dengan permasalahan yang sama dengan aspek yang

berbeda, seperti kemampuan awal , sikap terhadap profesi guru, intensitas bimbingan PPl

dan lain-lain.

REFFRENSI

Agus M.Hardjana. Komunikasi Intrapersonal dan Komunikasi Interpersonal.Yogyakarta: Kanisius, 2003.

Azizah Rajab dan Atirah. Jurnal Self-Concept And Communication Skills: A FocusAmong UTM Final Year Tesl Students. Malaysia: UTM, 2009.

De Vito , Joseph A. Komunikasi antarpribadi My Communication Lab Seri Pearso,edisi internasional. Pearson / Allyn dan Bacon, 2007

Degeng Sudana, I Nyoman Ilmu Pembelajaran Taksonomi Variabel, Jakarta: Depdikbud, 1993

Digest, Eric. Supervision of Student Teachers. Erict Digest.2001

Direktorat Tenaga Pendidik Ditjen PMPTK ,Standar Kompetensi Guru, Jakarta: Ditendik, 2004

Effendi H.R. Relevansi Program praktek Pengalaman Lapangan ( PPL) UPPT PPL,1995

Febrina. Pengertian KIP/K (Komunikasi Inter Personal/ Konseling),2008. (diposting tanggal 6 Juni 2011).

http://www.unl.edu/buros/articvle3.html

Isnarmi. Sistem Evaluasi dan Pemberian Nilai Mahasiswa PPL, UNP Padang, 1998

Jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/komunikasi-interpersonal-definisi.html (diakses 6juni 2011).

Liliweri, Alo. Komunikasi Antar Pribadi. Edisi RevisiJakarta: Citra Aditya Bakti,2001

Mulyana Ahmad, Modul 7 Teori Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi. Pusat pengembangan Bahan Ajar Univ.Mercu Buana.(diakses 24 Desember 2011)

Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Kaufman dan Dagmar. Supervision of student Teacher. Washinton DC.ERIC Clearinghouseon Teacher Education, 2000

Lefrancois, Guy. R, Theories of Human Learning, USA: Kros Report, 1995

M Nuh, Mendikbud, diakses 12/2/2014

Romiszowski. Producing Instructional System: Lesson Planning for Individualized ang Group Learning Activites, London: Kagon Page, 1984

Rusyid, Rusdi. Penilaian Program Pengalaman Lapangan. Padang: Unit PPL UNP, 2001llyas,

Sadikoen, Imam. Penilaian Program pengalaman Lapangan. Disampaikan dalam seminar PPL, Juni 1998

Schriever, Anna K.I Am So Exited Mentoro. Ing Teacher. Union ST Liberty: The Asosiation for Supervision and Curriculum Development, 1999.

Silas, Faaye A. Teacher Training, CPS U: Three Models For Improving Training and Instruction, May 2003 Teacher Training

Sudjana, Nana. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar , Bandung: Sinar Baru,2004

Suparno, A. Suhaenah dan I.G.A.K. Wardani, Program Pengalaman Lapangan (PPL). Jakarta Dirjendikti, Depdikbud,1992

Wandra. Sistem Evaluasi dan pemberian Nilai Praktikan. UPT PPL UNP Padang, 1998

Williams, Debra UIC Offers Training For Student Teacher Mentors. 200