rekayasa ecoteknologi desain biokeramba danau
TRANSCRIPT
1
Perjanjian No:III/LPPM/2018-01/05-P
LAPORAN PENELITIAN HIBAH MONODISIPLIN
REKAYASA ECOTEKNOLOGI
DESAIN BIOKERAMBA DANAU STUDI KASUS: DANAU SAGULING-JATILUHUR JAWABARAT
Pengusul:
Peneliti Utama: Dr. Ir. Karyadi Kusliansjah,MT,IAI
NIK: 19890058 NIDN: 0420125401
Anggota Peneliti 1: Doddi Yudianto, ST., MSC., Ph.D.
NIK: 20030217 NIDN: 0419077701
Anggota Peneliti 2: Yenny Gunawan, ST., MA.
NIK: 20100004 NIDN: 0430117602
Anggota Peneliti 3: Ir.Lydia Tjong, MT
NIK: 19921491 NIDN: 0411036501
+Tim Mahasiswa Arsitektur
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Universitas Katolik Parahyangan
Bandung, November 2018
2
3
4
DAFTAR ISI
Halaman Bukti Pelaksanaan Seminar 2
Daftar Isi 4
Abstrak 5
Bab I. Pendahuluan 6
Bab II. Tinjauan Pustaka 10
Bab III. Metode Penelitian 20
Bab IV. Jadwal Pelaksanaan 22
Bab V. Hasil dan Pembahasan 24
Bab VI. Kesimpulan dan Saran 42
Daftar Pustaka 45
Lampiran-Lampiran vii
Lampiran 1. Renstra dan Peta Jalan Penelitian Perguruan Tinggi vii
Lampiran 2. Dukungan Sarana dan Prasarana Penelitian x
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas xi
Lampiran 4. Biodata Ketua dan Anggota Tim Pengusul xii
Lampiran 5.Bukti Penyelesaian Kegiatan Penelitian (F09) xxxii
5
Judul Penelitian : REKAYASA ECOTEKNOLOGI DESAIN BIOKERAMBA DANAU
Studi Kasus: Danau Saguling-Jatiluhur Jawabarat
ABSTRAK Perkembangan keramba jaring apung oleh masyarakat petani budidaya ikan sangat pesat ditemukan pada
perairan danau, sungai dan laut di Indonesia. Kenyataan penggunaan jaring keramba ini bersifat tidak ramah
lingkungan, Hal ini menyisakan limbah akibat adanya timbunan sisa pakan ikan yang mencemari kolom air
hingga sedimentasi dasar yang dapat menimbulkan ancaman bencana non-alam yang menimbulkan pencemaran
lingkungan perairan danau. dan rusaknya lingkungan sekitarnya. Tujuan penelitian ini mencarikan solusi
penanggulangan pencemaran lingkungan perairan danau dengan mengusulkan Rekayasa Eco-teknologi Desain-
Biokeramba yang mampu meminimalisasi pencemaran lingkungan perairan dan sedimentasi danau;
menggunakan teknologi mikrobakteri organik pengurai limbah yang dikembangkan dalam sub-based apung.
Jadi bidang fokus riset ini adalah „kebencanaan‟ yang bertema riset „teknologi dan manajemen lingkungan‟,
khususnya untuk topik riset „restorasi kerusakan lingkungan‟. Riset ini mengeksplorasi konsepsi Tingkat
Kesiapan Teknologi (TKT) mendukung budidaya Jenis Perikanan yang ramah lingkungan air, Manfaatnya akan
mengedukasi kegiatan masyarakat petani budidaya ikan agar beradaptasi ramah tata lingkungan air, guna
mendukung kebijakan pemerintah menjadikan danau sebagai daerah prioritas kantong perairan bagi air baku,
irigasi pelistrikan dan wisata lokal,yang memenuhi standar lingkungan Unesco-Global-Geopark berkriteria
sinergitas Geo-Bio-Cultural-Deversity. Penelitian ini direncanakan 1 tahun, dengan contectual-interpretative-
design methods pada lokasi sampel penelitian danau Saguling dan Jatiluhur di Jawa Barat. Diharapkan keluaran
penelitian ini menghasilkan kerangka konsep Rekayasa Eco-teknologi Desain-Biokeramba Danau. Penelitian
inipun sesuai dengan Renstra Unpar 2015-2019 dan RIP Unpar 2016-2019; serta secara umum diharapkan
bermanfaat bagi masyarakat petani budidaya ikan di Indonesia dan pengembangan ilmu teknik arsitektur
maupun tata lingkungan air.
Kata Kunci: Pencemaran, Eco-teknologi, Desain-Biokeramba, Danau-Saguling,Jatiluhur–Jawa Barat
6
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Fenomena berkembangnya jaringan keramba apung (KJA) oleh petani budidaya ikan di
banyak perairan sungai, danau maupun laut, telah membawa satu sisi peningkatan hasil nilai
ekonomi PAD maupun penghasilan masyarakat petani sektor perikanan. Tetapi hal ini di sisi
lain berdampak terhadap kualitas ekosistem dan tata ruang lingkungan perairan, khususnya di
perairan danau yang tidak memiliki daerah aliran/runoff. Pemasokan pakan ikan yang
berlangsung terus menerus hampir ratusan ton/hari ke danau oleh para petaninya, telah
menyisakan limbah yang mencemari kolom air hingga sedimentasi dasar danau. Selain
pencemaran, sisa pakan juga dapat menyebabkan tingginya kekeruhan air yang mengakibat
cahaya matahari akan susah menembus kolom air. Ahli lingkungan menggolongkannya
sebagai permasalahan bencana non alam berupa pencemaran air danau dan rusaknya
lingkungan alam sekitar. Banyak pemerintah daerah yang telah menerbitkan peraturan daerah
atau kebijakan yang melarang digunakannya keramba jaring apung pada perairan danau; dan
hal itu menimbulkan pertentangan yang menyangkut kelangsungan kehidupan petani
budidaya ikan danau. Untuk menetralisasinya diperlukan sejumlah upaya akademik dan
strategi pembangunan daerah yang bersifat kontekstual bagi perairan lingkungan danau.
Salah satu penelitian terkait akan dilakukan oleh para dosen Fakultas Teknik Unpar dari
Program Studi Arsitektur-Teknik Sipil bersama mahasiswanya, dibawah koordinasi oleh Tim
CAREDs1 LPPM UNPAR, untuk menggali Rekayasa Eco-teknologi Desain Biokeramba
Danau untuk menghasilkan konsep model keramba jaring apung yang ramah lingkungan
berbasis Geo-Bio-Cultural-Deversity sebagai kekhasan lokal yang dapat merekam adaptasi
lingkungan perairan danau dan resilensi masyarakat dalam budidaya ikan. Penelitian ini
dilaksanakan pada danau Saguling dan danau JatiLuhur. Kedua danau di Jawa Barat ini
mengalami fenomena di atas, yang bertentangan dengan peran penting danau untuk
mendukung irigasi, PLTA, tersedianya air baku Lingkungan dan distinasi wisata.
1.2. Permasalahan Penelitian
Pencemaran kualitas air dan lingkungan danau akibat budidaya ikan sistem Keramba Jaring
Apung (KJA) ini menjadi hal serius, perlu segera ditanggulangi oleh Pemerintah daerah.
Pentingnya melakukan pendekatan berbasis ketangguhan-berkesinambungan (resiliency-
sustainability) yang memenuhi standar Unesco Global Networks bagi lingkungan
1 Centre for Adaptation and Resilience Environment Design Studies
7
alam/Geopark dalam kriteria sinergitas Geo-Bio-Cultural-Deversity. Solusi penanggulangan
dampak tersebut guna mengurangi pencemaran kualitas air danau, sangat diharapkan menjadi
tantangan bagi penelitian akademik.
1.3. Pertanyaan Penelitian
Lingkungan air ( sungai, waduk, danau, laut) tercemar haruskah budidaya ikan lokal di danau
dilarang? Pencemaran lingkungan ini menjadi hal serius, yang perlu segera ditanggulangi
oleh Pemerintah Daerah setempat. Perlu dipertanyakan:
1.Apa upaya yang dilakukan masyarakat petani budidaya ikan dan pemerintah setempat
menanggulangi pencemaran lingkungan air?
2.Apa persyaratan standar lingkungan Unesco-Global-Network mengarahkan keberlanjutan
local-diversity bagi lingkungan air?
3.Bagaimana model inovasi teknologi Bio-Keramba yang ramah tata lingkungan air dan
memenuhi persyaratan standar lingkungan Unesco-Global-Networks secara berkelanjutan?
1.4.Urgensi Penelitian
Sejalan dengan Peta Jalan Penelitian Unpar 2016-2019 dan capaian Renstra Unggulan bidang
sustainable resiliensi infrastruktur lingkungan (lihat lampiran1 Renstra dan Peta Jalan
Penelitian Perguruan Tinggi), state of the art penelitian ini menggagas rekayasa
ecoteknologi desain bio-keramba danau, hasil dari kajian kasus pada waduk /danau
Saguling dan Jatiluhur maupun lingkungan air lainnya. Inovasi penelitian ini miliki
keterbaharuan (novelty), berupa penerapan Eco-teknologi pengurai limbah pakan ikan.
Hal ini membedakannya dari tipe keramba jala apung lainnya dan cara berternak ikan secara
tradisional umumnya pada era sekarang, yang kebanyakan dipraktekan oleh para petani
budidaya ikan di Indonesia, yang potensial mencemari lingkungan-lingkungan air.
1.5.Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini mencarikan solusi penanggulangan pencemaran air danau dengan
menghasilkan rekayasa bio-keramba danau yang ramah tata lingkungan air, yang mampu
meminimalisasi pencemaran air dan sedimentasi danau; melalui penerapan bio-teknologi
menggunakan mikro-bakteri organik pengurai limbah yang dikembangkan dalam sub-based
apung melalui kajian awal literature maupun presedents. hasil penelitian sejenis yang sudah
di lakukan sebelumnya, sebagai landasan penyusunan konsepsi Pra-Model BKARTLA.
8
Manfaat penelitian untuk mengedukasi kegiatan masyarakat petani budidaya ikan danau
khususnya, agar beradaptasi ramah tata lingkungan air, guna mendukung kebijakan
pemerintah pusat maupun daerah menjadikan danau sebagai daerah prioritas wisata, yang
memenuhi standar lingkungan Unesco-Global-Networks dalam kriteria sinergitas Geo-Bio-
Cultural-Deversity; disamping bagi masyarakat petani budidaya ikan lain di Indonesia serta
pengembangan ilmu teknik arsitektur dan tata lingkungan air.
1.6. Konsep penelitian
Penelitian ini memperhatikan tiga pilar penelitian yaitu 1). aspek lingkungan ekologis
(sustainaquality), 2). aspek sosial perubahan mindset kegiatan masyarakat dalam memanfaat
lingkungan air danau dan 3). aspek ekonomi, yang produktif-efektif-efisien bagi pemerintah
daerah setempat dan diharapkan bermanfaat bagi masyarakat petani ikan budidaya di danau
yang memenuhi standar Unesco-Global-Networks, berkriteria sinergitas geo-bio-cultural
diversity,dalam kebijakan pemerintahan sebagai kawasan destinasi wisata; maupun di banyak
lingkungan air Indonesia serta pengembangan ilmu teknik arsitektur dan tata lingkungan air.
Gambar 1.3Konsep Penelitian Rekayasa EcoTeknologi Bio-Keramba Danau
9
1.7 Rencana Capaian Luaran
Rencana capaian luaran penelitian ini berupa tersusunnya konsep pemodelan Bio-keramba
danau ramah lingkungan berbasis Eco-teknologi akan dilanjutkan kepenelitian Unggulan
Perguruan Tinggi. Untuk itu capaian luaran penelitian monodisiplin LPPM tahun 2018 ini
berupaya menyusun proposal penelitian berlanjutan; yaitu pada tahun 2019 berupaya meraih
hibah PTUPT pada Simlitabmas.ristekdikti dan target HaKI Hak Cipta hingga uji
Laboratorium dan Paten Sederhana pada tahun 2020, serta penerapan model prototipe di
lapangan pada tahun 2021. Untuk itu temuan konsep Bio-Keramba yang dituliskan berbentuk
artikel untuk diterbitkan pada jurnal sesuai persyaratan setelah usulan HaKI Hak Cipta atas
konsep Biokeramba ini didaftarkan ke Lembaga Paten.
10
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. State of The Art.
State of the art bidang penelitian ini mengacu pada renstra penelitian Unpar 2016-2019 dan
sesuai dengan peta jalan bidang unggulan Sustainable and Resilient Infrastructure for cities
untuk mengatasi lingkungan air Danau Saguling dan Jatiluhur yang terancam oleh
permasalahan bencana non alami,oleh berkembangnya budidaya ikan berbasis Keramba Jala
Apung. State of the art penelitian ini berkontribusi mencari solusi terhadap permasalahan
tersebut, dengan mengagas menggagas Rekayasa Ecoteknologi Desain Bio-Keramba
Danau, dengan keterbaharuan (novelty) berupa Bio-Teknologi Keramba yang relevan
diterapkan dan mampu mengurai limbah pakan ikan sehingga terbangun kondisi tata
lingkungan air danau Saguling dan Jatiluhur, yang berkesinambungan (sustainaquality).
Gagasan inovasi Bio-Keramba Danau ini berbeda dari tipe keramba jala apung pada
umumnya maupun cara budidaya ikan secara tradisional oleh kebanyakan petani ikan di
Indonesia era sekarang, yang sangat potensial berdampak mencemari tata lingkungan air.
Uraian kajian literatur berikut menguraikan landasan teoritikal yang menjadi pertimbangan
gagasan ini; dan dirumuskan dari berbagai aspek seperti: lingkungan, sosial-ekonomi, hukum
tata ruang, eco-teknologi, adaptasi dan resiliensi kultural,serta desain bio-keramba.
2.2. Keramba Jaring Apung (KJA)
Keramba jaring apung merupakan sarana pemeliharaan ikan yang menggunakan jaring
sebagai bagian utamanya. Dengan menggunakan jaring apung, pemeliharaan ikan bisa
dilakukan di laut atau pun media air tawar seperti danau atau waduk, yang memiliki
kedalaman lebih dibandingkan sungai atau tambak (Aditya Permadi,2016).
Penerapan KJA untuk budidaya ikan di Indonesia dimulai dari konstruksi bangunan keramba
yang sederhana. Di era modern sekarang ini, budidaya ikan tidak lagi membutuhkan tempat
yang luas untuk dijadikan kolam pemeliharaan. Selain dipergunakan untuk budidaya ikan,
KJA juga dapat dimanfaatkan untuk budidaya udang vanamae dan udang lobster.
Gambar 3.1 Keramba Jaring Apung Kotak
Sumber: Aditya Permadi,2016
11
2.2.1 Konstruksi Keramba Jaring Apung (KJA)
Keramba jaring apung yang ada saat ini kebanyakan berupa jaring yang diikatkan pada
pelampung yang terbuat dari drum atau gentong bekas. Komponen konstruksi keramba
jaring apung sendiri terdiri dari kerangka, pelampung, kurungan atau kantong jaring,
bangunan pendukung, pemberat jaring, dan jangkar.
Tabel. 2.1. Konstruksi Keramba Jaring Apung
No. Komponen Spesifikasi Teknis
1. Kerangka atau
rakit
berfungsi untuk menempatkan kurungan atau jaring pembesaran, sekaligus merupakan
pondasi, tempat pemasangan kantong jaring dan sarana pendukung budidaya. Kerangka
jaring apung konvensional terbuat dari balok kayu, papan serta bambu, yang
berkembang dari besi (pipa atau siku). Saat ini konstruksi KJA sudah berkembang
dengan manggunakan bahan HDPE (High Density Polyethylene) yang diperkirakan
dapat bertahan hingga 20 tahun.
2. Kantong
jaring
merupakan komponen penting dalam satu rangkaian KJA. Ukuran mata jaring yang
digunakan disesuaikan dengan ukuran ikan yang dipelihara. Jenis bahan yang
digunakan untuk pembuatan kantong jaring, yakni hapa dan waring, masing-masing
memiliki ukuran mata berbeda. Hapa adalah anyaman senar plastik monofilamen kecil
tanpa simpul dengan ukuran mata 2 cm. Sementara benang waring berukuran lebih
besar dengan ukuran mata 5 cm. Kantong hapa dan waring dibuat dengan cara dijahit
dan keduanyadigunakan untuk pendederan. Hapa juga bisa untuk pembenihan.
4. Pelampung berfungsi untuk mengapungkan keseluruhan sarana budidaya, sebagai tempat peletakan
kerangka dan juga ponton penyeberangan. Pelampung yang digunakan kebanyakan
adalah drum-drum plastik dengan kapasitas 200 liter. Dalam satu petak keramba
diperlukan minimal 4 buah pelampung. Gubuk kecil juga didirikan untuk berbagai
fungsi mulai dari penyimpan pakan, tempat istirahat, hingga berteduh. Hal yang harus
diperhatian, fasilitas pendukung seperti rumah penjaga, gudang, serta ponton
penyeberangan.
5. Pemberat
jaring
dimaksudkan untuk merentangkan jaring ke arah vertikal dan horizontal. Pemberat
jaring biasanya memeiliki berat kurang-lebih 5 kg dan digantung di bagian luar jaring,
di setiap pojok dan tengah dengan jarak sekitar 1,5 meter.
6. Jangkar dilengkapi dengan pemberat sekitar 2 x 50 kg dipasang sebanyak kebutuhan untuk
menjaga posisi jaring apung di perairan. Jangkar dan pemberat dihubungkan dengan
tali plastik berdiameter sekitar 2 cm, panjang berkisar 1,5 meter kedalaman air. Jangkar
dilabuh agak miring pada setiap pojok.
Sumber:Syafitrianto, Irmawan, 2015
2.2.2 Ragam jenis Keramba Jaring Apung
Secara prinsip, semua bahan pembuatan KJA hampir sama. Namun, bentuk dan ukurannya
saja yang berbeda karena disesuaikan dengan kebutuhan. Ada beberapa tipe atau jenis
keramba jaring apung yang saat ini digunakan para pembudidaya, yaitu keramba jaring apung
bundar, kotak, dan oktagonal.
Gambar 2.2
Keramba Jaring Apung Bundar
Sumber: PTGani ArtaDG, 2015
Gambar 2.3
Keramba Jaring Apung Kotak
Sumber: Aditya Permadi, 2016
Gambar 2.4
Keramba Jaring Apung Oktagonal
Sumber: PTGani Arta DG, 2015
12
Tabel. 2.2. Ragam Bentuk Keramba Jaring Apung
Keramba Jaring Apung Bulat Keramba Jaring Kotak Keramba Jaring Apung Oktagonal
Keramba ini berbentuk bulat
dengan diameter 10 hingga 50
meter, Biasa digunakan pembudi
daya di laut. Namun, ada beberapa
pembudidaya yang menggunakan-
nya di waduk atau danau karena
memiliki kedalaman yang cukup
dan area yang luas. Keramba
berukuran 20 meter ke atas
dirancang khusus untuk budidaya
berskala besar. Jenis ikan yang
biasa dipelihara pada keramba
ukuran ini seperti ikan kakap putih
atau barramundi, kerapu, dan
berbagai jenis ikan tuna. Adapula
keramba jaring apung bulat dengan
diameter berkisar 8-15 meter, yang
dirancang untuk budidaya industri
kecil dan menengah, digunakan
untuk budidaya ikan laut seperti
ikan kakap putih dan ikan bawal
bintang. Selain itu juga digunakan
untuk budidaya ikan air tawar
seperti ikan mas (carp) dan ikan
nila (nile tilapia).
Keramba jenis ini banyak
digunakan di danau atau waduk.
Bentuknya berupa kotak berpe-
tak-petak untuk pembudi daya
memelihara berbagai jenis ikan
dalam satu blok keramba,
seperti: ikan nila, ikan mas, ikan
lele, ikan bandeng, dan jenis
lainnya.
Keramba jaring apung oktagonal
memberikan volume budidaya ikan
yang jauh lebih besar dibanding
keramba jaring apung bulat dan kotak
sehingga cocok digunakan untuk
memelihara ikan-ikan perenang cepat
seperti ikan bandeng, ikan bawal
bintang, dan kakap putih. KJA jenis
ini didesain kuat dan lentur sehingga
mampu menghadapi ombak laut
hingga ketinggian 2 hingga 3 meter.
Alat apung dan komponen-komponen
KJA Oktagonal biasa-nya terbuat dari
bahan Prime Grade Polyethylene
(PE) dengan anti-UV yang ramah
lingkungan, menggunakan sistem
Completely Knock Down, terdiri dari
alat apung dan komponen-komponen
yang dapat dirangkai menjadi
keramba yang utuh dan dapat
dibongkar kembali dengan mudah
tanpa merusak keramba. Dengan
begitu, pembudidaya dimudahkan
saat ingin memindahkan lokasi
budidayanya.
Sumber : Aditya Permadi, 2016, PTGani ArtaDG, 2015
2.2.3 Persyaratan Teknis Keramba Jaring Apung
Sebelum membuat konstruksi wadah keramba jaring terapung pemilihan lokasi yang tepat
dari aspek sosial ekonomis dan teknis benar. Aspek sosial ekonomis yang sangat umum yang
harus dipertimbangkan adalah lokasi tersebut dekat dengan pusat kegiatan yang mendukung
operasionalisasi suatu usaha seperti tempat penjualan pakan, pembeli ikan dan lokasi yang
dipilih merupakan daerah pengembangan budidaya ikan sehingga mempunyai prasarana jalan
yang baik serta keamanan terjamin. Persyaratan teknis yang harus diperhatikan dalam
memilih lokasi usaha budidaya ikan di keramba jaring terapung antara lain adalah :
Tabel. 2.3. Persyaratan Teknis Budidaya Keramba Jaring Apung
No Persyaratan Keterangan Teknis Lokasi
1 Arus air Arus air pada lokasi dipilih diusahakan tidak terlalu kuat namun tetap ada arusnya agar
tetap terjadi pergantian air dengan baik dan kandungan oksigen terlarut dalam wadah
budidaya ikan tercukupi, selain itu dengan adanya arus maka dapat menghanyutkan sisa-
sisa pakan dan kotoran ikan yang terjatuh di dasar perairan. Dengan tidak terlalu kuatnya
arus juga berpengaruh terhadap keamanan jaring dari kerusakan sehingga masa pakai
jaring lebih lama. Bila pada perairan yang akan dipilih ternyata tidak ada arusnya (kondisi
air tidak mengalir), disarankan agar unit budidaya atau jaring dapat diusahakan di perairan
tersebut, tetapi jumlahnya tidak boleh lebih dari 1% dari luas perairan. Pada kondisi
perairan yang idak mengalir, unit budidaya sebaiknya diletakkan di tengah perairan sejajar
dengan garis pantai.
2. Kedalaman
perairan
Kedalaman perairan sangat berpengaruh terhadap kualitas air pada lokasi tersebut. Lokasi
yang dangkal akan lebih mudah terjadinya pengadukan dasar akibat dari pengaruh
gelombang yang pada akhirnya menimbulkan kekeruhan. Sebagai dasar patokan saat surut
terendah sebaiknya kedalaman perairan lebih 3 meter dari dasar jaring.
13
3. Tingkat
kesuburan
Pada perairan umum dan waduk ditinjau dari tingkat kesuburannya dapat dikelompokkan
menjadi perairan dengan tingkat kesuburan rendah (oligotropik), sedang (mesotropik) dan
tinggi (eutropik). Jenis perairan yang sangat baik untuk digunakan dalam budidaya ikan di
jaring terapung dengan sistem intensif adalah perairan dengan tingkat kesuburan rendah
hingga sedang. Jika perairan dengan tingkat kesuburan tinggi digunakan dalam budidaya
ikan di jaring terapung, maka hal ini sangat beresiko tinggi karena pada perairan eutropik
kandungan oksigen terlarut pada malam hari sangat rendah dan berpengaruh buruk
terhadap ikan yang dipelihara dengan kepadatan tinggi
4. Bebas dari
pencemaran
Dalam dunia perikanan, yang dimaksud dengan pencemaran perairan adalah penambahan
sesuatu berupa bahan atau energi ke dalam perairan yang menyebabkan perubahan kualitas
air sehingga mengurangi atau merusak nilai guna air dan sumber air perairan tersebut.
Bahan pencemar yang biasa masuk ke dalam suatu badan perairan pada prinsipnya dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan pencemar yang sulit terurai dan bahan pencemar
yang mudah terurai. Contoh bahan pencemar yang sulit terurai berupa persenyawaan
logam berat, sianida, DDT atau bahan organik sintetis. Contoh bahan pencemar yang
mudah terurai berupa limbah rumah tangga, bakteri, limbah panas atau limbah organik.
Kedua jenis bahan pencemar tersebut umumnya disebabkan oleh kegiatan manusia, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Penyebab kedua adalah keadaan alam seperti
banjir atau gunung meletus. Jika lokasi budidaya mengandung bahan pencemar maka akan
berpengaruh terhadap kehidupan ikan yang dipelihara di dalam wadah tersebut.
5. Kualitas air Dalam budidaya ikan, secara umum kualitas air dapat diartikan sebagai setiap perubahan
(variabel) yang mempengaruhi pengelolaan, kelangsungan hidup dan produktivitas ikan
yang dibudidayakan. Jadi perairan yang dipilih kualitas airnya harus memenuhi
persyaratan bagi kehidupan dan pertumbuhan ikan yang akan dibudidayakan. Kualitas air
meliputi sifat fisika, kimia dan biologi.
6 Lokasi
keramba
jaring apung
bukan
daerah up-
welling
Lokasi ini terhindar dari proses perputaran air dasar kepermukaan (up-welling). Pada
daerah yang sering terjadi up-welling sangat membahayakan kehidupan organisme yang
dipelihara, di mana air bawah dengan kandungan oksigen yang sangat rendah serta gas-gas
beracun akan kepermukaan, yang dapat menimbulkan kematian secara massal. Lokasi
seperti ini sebaiknya dihindari, kecuali sistem keramba dipasok oksigennya dengan suatu
mekanisme tertentu.
Sumber : Aditya Permadi, 2016,
2.3. Keunggulan Ekonomi Budidaya Ikan berbasis Keramba Jaring Apung
Para petani ikan menebarkan benih ikan pada awal masa pemeliharaan hingga saat panen
tiba. Para pembudidaya lebih memilih menggunakan keramba jaring apung daripada
memelihara dengan cara konvensional, karena sistem budidaya ini secara teknis maupun
ekonomis terbukti intensif produktif, efisien,dan efektif.
Tabel. 2.4.Komparasi Keunggulan Ekonomi Budi Daya Ikan
Keunggulan ekonomis usaha budidaya ikan
Dalam keramba Dalam kolam tanah liat
1).Menambah efisiensi penggunaan sumber daya;
2).Prinsip kerja usaha keramba, melakukan
pengurungan pada suatu badan perairan yang dapat
memberi makan dan meningkatkan produksi ikan;
3).Memberikan pendapatan yang lebih teratur kepada
nelayan dibandingkan dengan hanya bergantung
pada usaha penangkapan
1).Pembudidaya harus terus menjaga kandungan
oksigen agar tetap tersedia pada air.
2).Kolam tanah liat cukup rentan terhadap berbagai
macam serangan penyakit.
3). Pemanenan ikan secara manual lebih sulit karena
perlu menggiring ikan dengan alat bambu yang
dilakukan minimal oleh dua orang.
Sumber: Syafitrianto, Irmawan, 2015
Pembudidaya dapat memanfaatkan luasan media yang sempit dengan hasil panen ikan bisa dilipat
gandakan, tanpa harus berbiaya besar. Meskipun berbiaya investasi tinggi dari keramba konvensional,
keuntungan yang diperoleh pun lebih tinggi. Alasan sederhana pembudidaya memilih keramba jaring
apung karena sirkulasi air yang tetap terhubung langsung dengan laut, danau, atau waduk sebagai
14
media pemeliharaannya. Kegiatan membersihkan jaring tidak terlalu sulit dan sangat praktis hingga
urusan memanen ikan. Beberapa keunggulan ekonomis usaha budidaya ikan dalam keramba
jaring apung, yaitu:
1. Menambah efisiensi penggunaan sumberdaya;
2. Prinsip kerja usaha keramba dengan melakukan pengurungan pada suatu badan perairan
dan memberi makan dapat meningkatkan produksi ikan;
3. Memberikan pendapatan yang lebih teratur kepada nelayan dibandingkan dengan hanya
bergantung pada usaha penangkapan.
2.4. Keramba Jaring Apung Mencemari Lingkungan.
Yang menjadi permasalahan pada budidaya ikan di keramba jaring apung adalah sisa pakan.
Sisa pakan menurut Irmawan Syafitrianto,(2015), yang tidak terkonsumsi dan metabolik
berupa senyawa nitrogen dan fosfor, apabila terbuang di kolom air dan tidak dimanfaatkan
oleh organisme di sekitar danau (ikan, organisme bentik), maka akan menjadi partikel
tersuspensi dalam bentuk partikel koloid di dasar perairan. Partikel tersebut akan
dimanfaatkan oleh mikro-organisme khususnya bakteri untuk pertumbuhan dan perkembang
biakannya.Selain pencemaran akibat nitrogen dan fosfor, sisa pakan juga dapat menyebabkan
tingginya kekeruhan. Akibatnya, cahaya matahari akan susah menembus kolom air.(lihat
gambar2.5)
Gambar 2.5. Aplikasi budidaya ikan dengan keramba dan limbah serta sedimentasi dan kekeruhan air.
Sumber: BP Geopark Toba Kaldera, 2017
15
2.5. Aspek Hukum Lingkungan
Tabel 2.5 Aspek Hukum Lingkungan
Undang-Undang No. 32/2009 RPPLH
1 Pasal 12. Pemanfaatan sumber daya alam dilakukan berdasarkan RPPLH. Dalam hal RPPLH belum
tersusun, pemanfaatan sumber daya alam dilaksanakan berdasarkan daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup
2 Pasal 17. 2.b Segala usaha dan atau kegiatan yang telah melampaui daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup tidak diperbolehkan lagi.
3 Pasal 98, (1) Setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan yang mengakibatkan dilampauinya
baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan
lingkungan hidup, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling
lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling sedikit Rp3.000.000.000,- (tiga miliar rupiah)
dan paling banyak Rp10.000.000.000,- (sepuluh miliar rupiah).
4 Pasal 99, (1) Setiap orang yang karena kelalaiannya mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara
ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup,
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun
dan denda paling sedikit Rp1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) dan paling banyak
Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
5 Pasal100,(1). Setiap orang yang melanggar baku mutu air limbah, baku mutu emisi, atau baku mutu
gangguan dipidana, dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling
banyak Rp3.000.000.000,- (tiga miliar rupiah) .
6 Perpres 81/
2014, Pasal 6
Pengembangan kawasan pariwisata berskala dunia yang terintegrasi dengan pengendalian
kawasan budidaya sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup serta
adaptif terhadap bancana alam.
Sumber: BP. Geopark Toba Kaldera ,Wilayah Kabupaten Samosir, 2017
Tabel 2.6 Sinerginitas Penataan Ruang Kawasan pada kasus Danau Toba
Tujuan Penataan Ruang
Kawasan kasus Danau Toba
Kasus Pelestarian Danau Toba
sebagai:
Air kehidupan masyarakat
Ekosistem
Kawasan Kampung Masyarakat
Batak
Kasus pengembangan pariwisata
berskala dunia, terintegrasi dengan
kawasan budidaya:
Perikanan
Perternakan
Perkebunan
Hortikultura
Sumber: BP.Geopark Toba Kaldera ,Wilayah Kabupaten Samosir, 2017
2.6. Upaya Penanggulangan Pencemaran Lingkungan Air akibat Budidaya Ikan
Keramba Jaring Apung
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak pencemaran akibat budidaya ikan
sistem Keramba Jaring Apung antara lain: 1). Menggunakan dosis yang tepat dalam
pemberian pakan, 2). Menggunakan bahan pakan dengan tingkat kecernaan yang tinggi, 3).
Jika memungkinkan maka dapat menggunakan bakteri probiotik untuk meningkatkan daya
cerna, 4). Menggunakan komposisi nutrisi yang sesuai dengan organisme yang dipelihara, 5).
16
Dilakukan treatmen terhadap limbah, 6). Perlu dilakukan analisa kesesuaian lahan sebelum
dilakukan kegiatan budidaya.
Sumber : BP. Geopark Toba Kaldera ,Wilayah Kabupaten Samosir, 2017
2.7. Sistem pengolahan limbah secara biologi
Pada dasarnya badan air memiliki kemampuan secara alami untuk mengembalikan daya
dukungnya atas suatu kejadian penurunan kualitas air terutama yang disebabkan oleh limbah
organik. Namun demikian proses restorasi ini sangat dipengaruhi oleh konsentrasi beban
limbah organik yang mencemari badan air tersebut. Badan air yang menerima beban limbah
dalam jumlah besar akan memerlukan waktu yang lebih lama untuk dapat mengembalikan
daya dukungnya mengingat bahwa proses ini melibatkan peran mikroorganisme khususnya
bakteri untuk menguraikan limbah organik tersebut. Pada suatu kondisi yang sangat buruk,
Tabel 2.7.Alternatif Penanganan Keramba Jaring Apung (KJA)
ASPEK TANPA KJA KJA TERTATA
Keberadaan
KJA
Semua KJA di kawasan Danau Toba
ditutup
-Sebagian KJA ditutup (Jumlah produksi disesuaikan
dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan)
- KJA ditempatkan pada zona tertentu
- Produksi dapat berubah sewaktu-waktu
Lingkungan 1.Jauh lebih aman (sumber pencemar
utama parameter hilang)
2.Sumber pencemar lain harus tetap
dikelola
1.Aman (beban pencemaran sesuai dengan daya
dukung)
2.Sumber pencemar lain harus tetap dikelola
Ekonomi Kehilangan mata pencaharian Kehilangan mata pencaharian (sebagian)
Ketenaga
kerjaan
1. Kehilangan pekerjaan
2. Penyediaan lapangan kerja baru
1. Kehilangan pekerjaan (sebagian)
2. Penyediaan lapangan kerja baru
Sosial 1. Lebih adil
2.Masalah timbul satu kali (pada
saat penutupan
1. Kurang adil
2. Masalah timbul berulang kali (setiap penyesuaian
daya dukung dan daya tampung lingkungan)
Hukum
PMA (arbiterase?) PMA (arbiterase-pengurangan kapasitas?)
Pariwisata
Lebih Natural Tetap ada ganjalan estetika dan ketidak nyamanan
berinteraksi dengan air danau
Pengawasan
Lebih mudah Sulit (potensi pelanggaran sangat tinggi)
Air baku
air minum
Lebih terjamin Terancam (penyediaan air baku air minum
Membutuhkan biaya besar)
Aplikasi pada communal septic tank Aplikasi pada instalasi pengolahan limbah industri di
Kota Taixing (Agustus 2006 – Januari 2007)
Gambar 2.6 Aplikasi teknologi bakteri pada communal septic tank and instalasi pengolahan limbah
Sumber: Liao et al, 2008 dan Nie et al, 2008
17
bukan tidak mungkin badan air kehilangan kemampuannya untuk pulih kembali. Seiring
dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang mikrobiologi,
pemanfaatan bakteri dalam rangka restorasi badan air tercemar telah menjadi pusat perhatian
di sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Tiongkok. Khususnya di Tiongkok,
pemanfaatan teknologi bakteri ini telah diterapkan tidak hanya pada instalasi pengolahan
limbah (Liao et al, 2008), namun juga communal septic tank, danau (Nie et al, 2008), dan
sungai (Yudianto dan Xie, 2011). Upaya restorasi dengan memanfaatkan teknologi bakteri ini
telah meraih kesuksesan. Selain menghasilkan kondisi air yang jernih, pada akhir masa
restorasi sungai teridentifikasi memenuhi kriteria kualitas air yang disyaratkan, terutama
oksigen terlarut atau dikenal sebagai Dissolved Oxygen(DO), Biochemical Oxygen Demand
(BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD). Lihat Gambar 2.7
Meskipun sejumlah ilustrasi di atas ini menggambarkan keberhasilan dari aplikasi teknologi
bakteri dalam upaya baik peningkatan kinerja instalasi pengolahan limbah maupun restorasi
badan air tercemar, namun praktis di dalam penerapannya metode ini memerlukan
pengkondisian tertentu. Khususnya sungai, mengingat bakteri yang diinjeksikan akan ikut
bersama aliran sungai, sangat dimungkinkan alur sungai perlu dimodifikasi untuk
mengendalikan kecepatan aliran dan menghindari terbilasnya bakteri secara percuma. Selain
itu, kinerja bakteri itu sendiri pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh beberapa hal seperti
konsentrasi oksigen terlarut, jumlah kandungan nutrien, suhu udara, kandungan unsur limbah
yang bersifat toxic, dan sebagainya. Sedangkan pada waduk atau danau, dimana secara umum
air berada pada kondisi statis, upaya aerasi dan mixing menjadi sangat penting dalam proses
restorasi. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah kedalaman danau yang membagi
kondisi air di danau atau waduk menjadi beberapa lapis sistem. Kasus Danau Toba sebagai
salah satu tampungan air alami yang memiliki peran vital serta kandungan budaya dan
keindahan yang luar biasa, saat ini terancam mengalami pencemaran.
Deskripsi kondisi kasus Sungai Gankeng sebelum dan sesudah aplikasi teknologi bakteri
Gambar2.7 Aplikasi teknologi bakteri pada kasus Sungai Gankeng dan Sungai Xuxi
Sumber: Yudianto dan Xie, 2011
18
Selain limbah organik yang berasal dari kegiatan domestik rumah tangga warga, salah satu
aktivitas yang juga ikut menjadi sorotan publik adalah kegiatan pertanian ikan menggunakan
keramba jaring apung. Sebagaimana yang dialami pada sejumlah waduk besar yaitu Waduk
Saguling,Waduk Cirata,Waduk Jatiluhur,Waduk Karang Kates,dan sebagainya. Nutrien
pakan ikan secara berlebihan merupakan salah satu sumber pencemar air yang dapat
menyebabkan air mengalami kondisi eutrofikasi yang pada akhirnya berdampak pada
kematian ekosistem akuatik. Pemerintah sejauh ini berupaya untuk mengendalikan atau
membatasi jumlah keramba jaring apung yang kini kian marak berkembang di banyak waduk
dan danau. Namun demikian tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan pertanian ikan berbasis
keramba jaring apung ini telah menjadi sumber pendapatan bagi warga setempat yang
tentunya akan berdampak serius jika dihilangkan begitu saja. Perlu kajian akademik mencari
solusi terhadap kasus pencemaran akibat KJA ini agar budidaya ikan tetap dapat
berlangsung tanpa mencemari badan air danau.
Gambar2.8. Ragam container Bio-Septic dan kapasitas yang dapat dimanfaatkan menetralisir
limbah pakan ikan bagi lingkungan air
Sumber:Produsen Biosong,2018
Rekayasa Rekayasa Ecoteknologi-Biokeramba Danau dapat dirumuskan berdasarkan prinsip
inovasi sustainaquality sebagai berikut:
Gambar 2.9. Bagan alir Inovasi Sustainaquality Rekayasa Ecoteknologi-Biokeramba Danau
Sumber: penelitian,2018
Proses perubahan budidaya ikan di KJA yang bersifat tradisional direkayasa dengan budidaya
Tata
Lingkungan
Air Danau
Tercemar
Tata
Lingkungan
Air Danau
Bersih Alami
KJA
Pakan ikan
Sedimentasi +
air Keruh
BIO-KERAMBA
Pakan ikan
KJA Bio
Septic
Microbakteri
Organik
Air Alami
19
ikan berbasis Eco-Teknologi menggunakan Bio-Keramba menggunakan mickrobakteri tentu
tidak dapat dilepaskan dari permasalahan social paradikma, yang secara edukasi perlu
disesuaikan melalui proses adaptasi tekno kultural dan berupaya untuk memelihara kebiasaan
atau budaya yang baik (resilience ) dalam masyarakat petani ikan dan masyarakat lingkungan
air. Upaya ini perlu memahami dan menerapkan pemahaman tentang adaptasi dan resilience
sebagai berikut.
2.8. Adaptasi dan Resiliensi Lingkungan
Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
hidupnya. Ada beberapa cara penyesuaian diri yang dapat dilakukan, yaitu dengan cara
penyesuaian bentuk organ tubuh, penyesuaian kerja organ tubuh, dan tingkah laku dalam
menanggapi perubahan lingkungan. Dari pengertian adaptasi tersebut, ada tiga macam bentuk
adaptasi, yaitu: a. adaptasi fisiologi; b. adaptasi tingkah laku; c. adaptasi morfologi.Resiliensi
merupakan pendekatan proaktif dalam mempersiapkan guna menghadapi bencana alam / non
alam secara lebih baik yang melalui perencanaan yang tepat akan membantu suatu komunitas
mempercepat pemulihannya. Resiliensi adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan keadaan dan mempertahankan atau mendapatkan kembali fungsionalitas dan
vitalitas dalam menghadapi tekanan atau gangguan. Hal ini merupakan kemampuan untuk
bangkit kembali setelah ada ganggu-an atau rintangan. Pada ber-bagai tingkat individu, ke-
luarga, masyarakat, dan wila-yah melalui resiliensi, kita dapat menjaga kondisi yang dapat
dihuni jika terjadi bencana alam maupun non alam, atau gangguan lainnya dalam sumber
daya yang tersedia. (Resilient Design Institute).
Gambar 2.10. Kluster-kluslter Resiliensi
Sumber: Careds,2017
20
Bab 3. METODE PENELITIAN
3.1 Metodologi
Metodologi penelitian ini menerapkan pendekatan Ketangguhan-Berkelanjutan (resiliency-
sustainaquaility) berbasis sinergitas Geo-Bio-Cultural-Deversity untuk waduk/danau
Saguling dan Jatiluhur, yang direncanakan 1 tahun, dengan pendekatan contectual-
interpretative-design development methods, yang secara sistematik dapat dipahami pada
bagan Kerangka Penelitian Berkelanjutan (Bagan 3.1)
3.2. Strategi untuk mencapai hasil (output).
Strategi penelitian berkelanjutan terdiri dari 5 (lima) tahap yang terkait dengan proses
perancangan arsitektur bio-keramba. Tahapan proses prancangan tersebut akan dicapai dari
perioda 2018-2019-2020-2021, sebagai berikut:
Tabel 3.1 Tahapan Perancangan,Luaran dan Indikator Periode 2018-2019-2020-2021
Tahapan Luaran: Indikator:
Tahap1. Orientasi; (tahun 2018)
Perumusan problem statement, khususnya terkait dengan
signifikansi lingkungan dan budaya bermukim masyarakat di
Kawasan Danau
Data Fisik,Eko,Sosio
Kultural dan Analisis
kualitas, resilien, bio dan
budaya Lingkungan air.
Data
tersedia;
Ada hasil
analisis data.
Tahap2. Konseptualisasi;(tahun 2018-2019)
Proses pemahaman gagasan konsep yang terkait problem statement
yang harus dicari solusinya (design as problem solving). Dalam
tahap ini dikaji bagaimana penyelesaian gagasan Bio-keramba,
terkait dengan lingkungan dan budaya kegiatan masyarakat petani
budidaya ikan di kawasan danau, sehingga dapat dikonseptuali-
sasikan menjadi rancangan awal Bio Keramba Danau.
Kriteria desain model
Biokeramba Danau;
Konsep desain model
Biokeramba Danau
Tersusunnya
Kriteria
desain;
Tersusunnya
Konsep
Biokeramba
Danau
Tahap3: Investigasi (tahun 2019) Proses explorasi, experimentasi, pengumpulan dan analisa data
melalui uji laboratorium. Proses pencarian informasi dan
pengumpulan data primer, data sekunder dan data instansional.
Investigasi penelaahan dan perumusan kriteria perancangan model
Biokeramba; untuk uji laboratorium.
Pembangunan model, uji
laboratorium
Model tes
tersedia;
Hasil uji
laboratorium
berhasil.
Tahap4: Design and Development (tahun 2020) Pembuatan relasi dan perumusan ataupun pembuatan anlisis-
sintesis yang memunculkan awal pengetahuan baru. Penelitian ini
menghasilkan ide-ide baru dalam rancangan dan pengembangan
model Biokeramba Danau
DED desain model
Biokeramba Danau,
Gambar DED
desain model
Biokeramba
Danau
Tahap5: Implementasi (tahun 2021)
Pilot project model percontohan penerapan di lapangan, Hak Cipta
Konsep dan Model Desain Bio Keramba Danau.
Penerapan dan Sosialisasi
Tersosialisasi
Sumber: Karyadi, 2018
21
Tahun 2018= studi Kasus di Danau Saguling dan Jatiluhur
Tahun 2019=studikasus di Danau Toba
Data Fisik,Eko,SosKul.
Analisis kualitas,
resilien, bio & budaya
Kriteria desain model Biokeramba
Konsep desain model Biokeramba
Pembangunan model
Uji laboratorium
model
DED desain model Biokeramba
Pendaftaran Hak Cipta Desain Biokeramba Penerapan & Sosialisasi
Data tersedia
Ada hasil analisis data
Tersusunnya Kriteria desain
Tersusunnya Konsep Biokeramba Model tes tersedia
Hasil uji lab berhasil
Gambar DED desain model Biokeramba siap
Tersosialisasi
Gambar 3.1. Kerangka Penelitian Berkelanjutan
Pengembang
-an Konsep
& Model
Desain Bio
Keramba
Danau
Danau Jatiluhur&Saguling
ORIENTASI KONSEPTUALISASI DESIGN & DEVELOPMENT IMPLEMENTASI
TAHUN 2020 TAHUN 2021
INVESTIGASI
TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV TAHAP V
Hak Cipta Konsep
& Model Desain
Bio Keramba Danau
Contoh Bio Keramba
Danau
Penerapan
Lapangan
Pendaftaran
Hak Cipta Konsep
& Model Desain Bio
Keramba Danau
Penetapan Lokasi
Lapangan
Koord.Sosialisasi
dengan stakeholder
terkait
Uji Coba:
Tata Ruang
Struktur
Konstruksi
Material
Utilitas
Fabrikasi
Uji Bakteri
Perakitan
Perumusan Kriteria:
Resiliensi Tata Ruang
lingkungan Air
Bio Bakteria Organik
Bio Keramba Apung
Analisis Adaptasi Kultural
masyarakat petani ikan
keramba jala apung
Analisis Kualitas
Lingkungan Air
Analisis Resiliensi Tata
Lingkungan Air
Analisis Bio
Lingkungan Air
Data: Lingkungan Fisik-
Ekonomi-Sosial-Kultural
Konsep &
PraModel Desain
Bio- Keramba
Danau
LUARAN
INDIKA
TOR
INPUT PROSES OUTPUT
Konsep
& Desain
Pra model
Proses Explorasi,
Experimentasi, analisis
uji Laboratorium
Desian
pengembangan
Model
Pilot Project
Model percontohan
di lapangan
Sosialisasi Model & pendaftaran paten
HKI,Hak Cipta
Problem
Solving
Problem
Statement
Studi Fenomena &
Pendataan
Lingkungan
TAHUN 2018 TAHUN 2019
22
1
BAB 4. JADWAL PELAKSANAAN
4.1 Jadwal Pelaksanaan
Penelitian pada tahun 2018 ini dilaksanakan, seperti Tabel 2 Bar Chart Penelitian.
Tabel 4.1 .Bar Chart Penelitian
Kegiatan penelitian Tahun penelitian 2018
J F M A M J J A S O N D TAHAP PERTAMA
TAHAP KEDUA
TAHAP KETIGA TAHAP KE EMPAT
TAHAP KELIMA Sumber: Karyadi, 2017
Tahap Pertama: merupakan Tahapan Orientasi berupa; melakukan studi fenomena dan Pendataan
Lingkungan Fisik, menghimpun data ekonomi, sosial, budaya lingkungan danau;
Tahap Kedua: merupakan Tahapan Orientasi berupa; perumusan problem statement analisis kualitas
lingkungan air, analisis resiliensi lingkungan air, analisis bio lingkungan air, analisis adaptasi kultural
masyarakat petani budidaya ikan keramba jala apung di danau;
Tahap Ketiga: merupakan Tahapan Konseptualisasi berupa; problem solving, perumusan kriteria:
resiliensi tata ruang lingkungan air, Bio bakteria organik pengurai limbah pakan ikan, bio-keramba
apung;
Tahap Keempat: merupakan Tahapan Lanjutan Konseptualisasi berupa; inovasi konsep dan desain
pra model bio-keramba Danau: dan
Tahap Kelima: Pelaporan, dan Penulisan draf- artikel jurnal.
24
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. TAHAP ORIENTASI
5.1.1. Studi Fenomena dan Pendataan Lingkungan
Budidaya ikan keramba jaring apung menjadi sumber kehidupan bagi petani ikan yang
menggunakan perairan danau sebagai wadah budidaya ikan. Cara tradisional membiak ikan
dalam KJA dengan memberi makan ikan secara menabur pakan ikan ke keramba. Yang
menjadi permasalahan adalah pakan tersebut tidak habis dimakan ikan dan jatuh ke dasar
danau sebagai limbah. Limbah pakan ikan yang tertimbun sebagai sedimentasi di dasar danau
dan membusuk yang pada periode tertentu gas metan berbalik meracun air danau hingga
mematikan biodiversity di danau termasuk ikan keramba apung secara massal.
Gambar 5.1 Budidaya ikan lokal keramba jaring apung tradisional
Sumber : Tim Peneliti,2018
5.1.2. Data Lingkungan Fisik-Ekonomi-Sosial-Kultural
5.1.2.1. Kajian presedent Budidaya ikan KJA di danau Saguling dan Jatiluhur
Kecenderungan sifat perairan umum masih dianggap sebagai milik bersama (common
property) dan sifat terbuka (open access) hingga menyebabkan KJA tumbuh dan berkembang
sangat pesat di berbagai tempat hingga tidak terkendali. Pendataan ini mempelajari penelitian
presedent yang dilakukan pada danau Saguling dan danau Jatiluhur dan beberapa danau di
Sumatera. Kedua danau di Jawa Barat ini mengalami fenomena pencemaran di atas, akibat
meningkatnya perkembangan budidaya ikan keramba jaring apung (KJA) di perairan kedua
danau tersebut. Perkembangan ini berdampak pada fungsi penting danau sebagai bendung
pendukung bagi pembangkit listrik tenaga air (PLTA), sebagai sumber air irigasi bagi
persawahan di kawasan sekitarnya, penyedia air baku bagi lingkungan maupun sebagai
distinasi wisata.
25
Gambar 5.2 Budidaya ikan KJA di Danau Jatiluhur
Sumber: Tim peneliti Lab hidrolika Unpar,2012
5.1.2.2. Budidaya ikan KJA sumber kehidupan dan ekonomi petani ikan lokal2
Pemeliharaan ikan dalam keramba jaring apung (KJA) di perairan umum seperti danau dan
waduk merupakan salah satu bentuk pemanfaatan sumberdaya perairan yang tersedia. Usaha
budidaya ikan tersebut telah memberikan dampak yang positif terhadap perkembangan
ekonomi masyarakat setempat. Beberapa kelebihan budidaya ikan sistem KJA seperti, faktor
pemeliharaan yang relatif mudah dan faktor produksi yang tinggi menyebabkan tingginya
minat masyarakat untuk berusaha pada bidang ini. Fenomena ini dapat menyebabkan
permasalahan pada lingkungan perairan setempat
Gambar 5.3 Budidaya ikan KJA sebagai sumber ekonomi petani ikan lokal
Sumber: Tim peneliti 2018
2 Triyanto, Lukman,Ami A. Meutia, LIMNOTEK, 2005, Vol, XII, No, 2, p. 61-67
26
5.1.2.3. Tercemarnya Lingkungan Air dan Ancaman Fungsi Waduk Saguling-Jatiluhur
Kartmihardja (1998) menyatakan perkembangan KJA yang pesat dan kurang terkendali telah
menyebabkan berbagai permasalahan yang mengganggu kelestarian sumberdaya perairan dan
usaha perikanan itu sendiri. Permasalahan yang terjadi antara lain seperti dampak pemberian
pakan berlebih, jumlah keramba yang melebihi daya dukung perairan, penurunan kualitas air
serta pada akhirnya menyebabkan kematian ikan yang dipelihara dalam keramba. Pemanfaatan
perairan danau sebagai tempat pemeliharaan ikan dalam KJA merupakan salah satu bentuk
pemanfaatan perairan umum untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun demikian,
perkembangan yang tidak terkendali telah menimbulkan dampak negatif bagi kegiatan
budidaya itu sendiri, yaitu terjadinya kematian massal ikan pada sistem KJA, sebagai akibat
dari meningkatnya akumulasi bahan organik baik pada dasar perairan maupun pada kolom air.
Pemberian nutrien pakan ikan pada budidaya KJA secara berlebihan menjadi salah satu
sumber pencemar air yang dapat menyebabkan air mengalami kondisi eutrofikasi dan akhirnya
berdampak pada kematian ekosistem akuatik. Sebagaimana yang dialami pada sejumlah
waduk besar yaitu Bendungan Karang Kates, Bendungan Cirata, Bendungan Saguling,dan
Bendungan Jatiluhur, terjadi pencemaran yang mengganggu kualitas lingkungan air. Untuk itu
perlu dipikirkan suatu bentuk pengelolaan KJA yang sesuai dengan daya dukung lingkungan
perairan dan danau dengan mempertimbangkan seluruh aspek lingkungan tata ruang dan social
ekonomi masyarakat setempat.
Gambar 5.4 Ratusan ton ikan budidaya KJA mati keracunan gas metan
Sumber: Penelitian Lab Hidrolika Unpar Dan ,2012
5.1.2.4. Kesadaran Masyarakat dan Pemerintah Setempat Terhadap Bencana Non Alam
Tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan budidaya ikan berbasis KJA ini telah menjadi sumber
pendapatan bagi warga setempat. Pemerintah sejauh ini berupaya untuk mengendalikan atau
membatasi jumlah KJA yang kini kian marak berkembang di banyak waduk dan danau.
27
Namun demikian hal ini tentunya akan berdampak serius jika dihilangkan begitu saja. Studi
penelitian ini dimaksudkan untuk merancang KJA berbasis ekoteknologi menggunakan
mikrobakteri untuk menetralisir dampak limbah akibat KJA, temuan penelitian ini diharapkan
dapat dimanfaatkan oleh para petani untuk mengembangkan budidaya ikan tanpa mencemari
badan air lingkungan air danau, sungai maupun laut.
Gambar 5.5 Kesadaran Masyarakat Terhadap Bencana
Non Alam
Sumber: Penelitian , 2012
Gambar 5.6 Kesadaran Pemerintah Setempat Terhadap
Bencana Non Alam
Sumber: Penelitian , 2012
5.1.3. Analisis Lingkungan Danau dan Masyarakatnya
Danau Ir.H.Djuanda Jatiluhur seluas : 8.300.ha dengan isi waduk sebanyak 3 milyar m3,
tinggi muka air (TMA) normal 107 m dan TMA maksimum + 115,5 m, yang bersifat
multiguna (multi purpose), dan bermanfaat untuk kepentingan hajat hidup orang banyak,
antara lain: prasarana irigasi; pengendali banjir; energi listrik PLTA,penyedia air baku
industri (Pabrik), air mnum (PDAM), pariwisata (kebersihan dan keindahan), pertanian
perikanan. Keberadaan KJA memanfaatkan potensi SDA Danau Jatiluhur; memberdayakan
SDM Masyarakat setempat yang terkena dampak proyek pembangunan Jatiluhur (Sosial,
Ekonomi, Lapangan kerja); mensejahterakan masyarakat; teknologi budidaya ikan KJA
mulai diuji cobakan pada tahun 1974 dan mulai diusahakan pada tahun 1988. Populasi KJA
petani / pengusaha bervariasi dari pribumi (lokal), pribumi Purwakarta, pendatang, investor
(yang di lokasi hanya pekerja). Dari pendataan dapat dicatat:
1. Pada umumnya mereka mentaati peraturan. Namun beberapa kendala yang
mempengaruhi tertib / tidak tertib administrasi :
o Kondisi musim yang mengakibatkan kematian ikan masal;
o Daya dukung perairan mengalami perubahan;
o Harga pakan tinggi, harga jual ikan fluktuatif.
2. Beberapa kondisi kolam di waduk /danau:
28
o Kondisi baik/ rusak;
o Kondisi tanam/ kosong;
o Kondisi tertib administrasi & aturan/ tidak tertib.
`
Gambar 5.7. Peta lokasi KJA pada waduk Saguling
Sumber Penelitian ,2012
Gambar 5.8. Lokasi KJA pada waduk Saguling
Sumber Penelitian ,2012
Pengaruh dan dampak dari adanya KJA:
1. Keberadaan KJA memberikan dampak Positif
Peningkatan produksi ikan;
Sosial, ekonomi;
Lapangan kerja;
Kesejahteraan masayarakat;
Pendapatan PAD;
2. Keberadaan KJA menimbulkan dampak permasalahan lingkungan:
Mengganggu pelestarian SDA di waduk;
Rusaknya kualitas air wduk/danau Jatiluhur yang dapat merugikan petani KJA sendiri
( kematian ikan masal)
3. Permasalahan akibat KJA:
Bertambahnya populasi KJA (luar zonase)
Peruntukan rumah jaga menjadi tempat pemukiman (kampung air)
Pencemaran lingkungan perairan air danau Jatiluhur (kotor dan bau)
Adanya kandungan logam berat Pb pada ikan dan lumpur yang dapat merusak
kesehatan dan mengakibatkan dampak pelapukan beton korosi metal terhadap
peralatan PLTA sehingga mudah rusak, kropos (berdasarkan analisa hasil study KJA
tahun 2006 dan 2007);
Tabel .1
29
Menurunnya produksi ikan para petani KJA;
4. Faktor yang mengakibatkan pencemaran perairan akibat kegiatan KJA:
Limbah pakan ikan;
Sampah domestik dari rumah tangga petani KJA;
Limbah ekoli ( dari buang air besar /Tinja ) para pemukim / penjaga para petani KJA;
Sampah KJA ( drum,bambu bekas dan bangkai ikan).
5.1.3.1. Analisis Adaptasi Kultural masyarakat petani ikan keramba jala apung
Sistem KJA berlapis ini telah diterapkan di waduk Cirata, waduk Saguling dan waduk
Jatiluhur; salah satunya adalah bentuk pengelolaan KJA berlapis dengan melakukan
pemeliharaan bersama antara ikan mas dan nila. Sistim keramba tersebut sebagai sistem
pemeliharaan ikan dalam keramba yang ramah lingkungan, dapat meningkatkan efisiensi
pemberian pakan, dan lebih jauh dapat mengurangi dampak dari pemberian pelet yang
berlebih. (Pratiwi, et al. 1998).
Gambar 5.11 Konsep KJA
Sumber : pribadi,2018
Gambar 5.12 Konsep KJA
Sumber: Bumi Sinar Laut, 2017
5.1.3.2. Analisis Resiliensi Tata Lingkungan Air
Waduk Saguling merupakan salah satu lingkungan perairan yang sangat mungkin tercemar
oleh logam berat. Proses perpindahan logam berat dari air ke dalam tubuh ikan sangat
mungkin terjadi, yang pada akhirnya akan berdampak buruk bagi ikan tersebut dan manusia
yang mengkonsumsinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan logam berat
Pb, Cu, dan Zn dalam air, dalam tubuh ikan nila, dan ikan mas yang dibudidayakan dalam
30
keramba jaring apung di Waduk Saguling. Selain itu juga mengetahui kisaran nilai dari
parameter suhu, pH, alkalinitas, dan oksigen terlarut pada bulan Juni dan Juli.
Upaya-upaya untuk mengurangi limbah organik dari aktivitas KJA, baik dari feses maupun
dari sisa pakan, adalah sangat penting untuk meminimumkan akumulasi organik yang tinggi
di dasar perairan. Proses penumpukan bahan organik di dasar perairan memungkinkan
terbentuknya lapisan anaerobik yang makin besar yang diikuti oleh terbentuknya senyawaan
beracun seperti H2S dan NH3.
Menurut UNESCO, keberlangsungan lingkungan bagi masa depan untuk generasi
mendatang, perlu memperhatikan keberlangsungan resiliensi tata lingkungan air yang di
tunjukan oleh terbangunnya sinergitas Geo-Bio-Cultural Diversity.
Tabel 5.1 Alternatif Penanganan Keramba Jaring Apung (KJA)
Sumber: BP. Toba Kaldera, Wilayah Samosir, 2017
5.1.3.3.Analisis Kualitas Lingkungan Air
Berdasarkan hasil penelitian Lukman dan Hidayat (2002) di waduk Cirata, yang merupakan
waduk yang sangat ekstensif digunakan sebagai lahan pengembangan KJA, Pengukuran
kualitas air dilakukan secara intensif pada kegiatan introduksi tahap kedua. kadar oksigen
pada kedalaman 15 meter berkisar antara 1,2 – 1,8 mg.l-1. Sedangkan kadar bahan organik
yang terakumulasi pada sedimen antara 15,2 -18,9% berat kering sedimen. Kondisi parameter
kualitas air selama kegiatan berlangsung masih berada pada kisaran normal dan mendukung
31
untuk kehidupan ikan. Namun demikian ada kecenderungan kenaikan pH sampai di atas
ambang untuk perikanan (>9), sementara untuk kehidupan ikan antara 7,02—8,02 (Alabaster
dan Lloyd,1982).
Gambar 5.9. Penelitian kualitas air pada waduk Saguling
Sumber Penelitian ,2012
Hal ini diduga ada kaitannya dengan masuknya air dari sungai-sungai kecil dari arah gunung
ke danau akibat curah hujan yang meningkat di bulan Desember. Air yang berasal dari
gunung ini membawa berbagai material ataupun partikel yang bersifat basa ke dalam danau.
Kandungan bahan organik total (TOM) juga meningkat tajam, dari rata-rata kisaran 2,25 mg.
l-1 pada bulan September meningkat menjadi 22,71 mg.l-1 pada bulan November dan turun
menjadi 4,63 mg. l-1 pada bulan Desember. Kisaran organik pada kolom air di danau
Maninjau, hampir menyamai kadar organik pada kolom air di waduk Cirata yang berkisar
antara 13,9 – 22,7 mg.l-1 (Lukman dan Hidayat, 2002). Parameter lainnya seperti kandungan
oksigen terlarut, nitrit dan amoniak serta suhu air masih berada dalam batas toleransi untuk
kehidupan biota air kususnya ikan. Hasil pengukuran oksigen terlarut berkisar antara 4,4 –
6,3 mg. l-1, sedangkan batas minimum oksigen terlarut untuk kehidupan. ikan adalah 3 mg.l-
1 (Schimittou, 1991). Kandungan nitrit berkisar antara 0,002- 0,012 mg. l-1 dan kadar
ammonia berkisar antara 0,004-0,043 mg.l-1, sementara nilai batas ambang kedua parameter
tersebut untuk kehidupan ikan adalah 0,1 mg.l-1 untuk nitrit dan untuk ammonia adalah 0,6
mg.l-1 (Spotte,1979).
32
5.1.3.4.Analisis Bio Lingkungan Air
Pada penelitian presedent3 digunakan KJA berlapis/tumpangsari. KJA berukuran 5 x 5 x 3 m
untuk jaring lapis dalam (dua buah jaring) dan ukuran 12,5 x 6 x 5 m untuk jaring lapis luar
(satu buah jaring) (Gambar 5.13). Ukuran KJA 5 x 5 x 3 m ini merupakan ukuran umum yang
banyak digunakan oleh para pembudidaya ikan KJA di Danau Maninjau. Penelitian dilakukan
dalam dua tahapan.
Tahap pertama: ditebarkan benih ikan mas sebanyak 200 kg (dalam dua jaring) pada jaring
lapis dalam dan benih nila pada jaring lapis luar sebanyak 50 kg. Benih ikan mas dan nila
yang ditebar 20 ekor berukuran kg.-1
Tahap kedua dilakukan dengan dua periode pemeliharaan. Pada periode pertama ditebar
benih ikan mas sebanyak 250 kg dan pada periode ke dua adalah 240 kg, masing-masing
dalam dua jaring, sedangkan benih nila yang ditebarkan pada jaring lapis luar sebanyak 150
kg. Ukuran benih ikan mas yang ditebar 20 ekor.kg-1 dan benih ikan nila 50 ekor.kg-1.
Ukuran benih ikan mas dan jumlah yang ditebar merupakan ukuran dan jumlah yang banyak
diterapkan oleh pembudidaya ikan jaring apung di Danau Maninjau. Pemberian pakan hanya
untuk ikan mas pada jaring lapis dalam, sedangkan untuk ikan nila tidak diberikan pakan.
Pakan diberikan sebanyak 4-5 kali per hari dengan teknik ad libitum (pemberian pakan sesuai
dengan kebutuhan). Pakan yang digunakan merupakan pakan komersil, dengan kadar protein
26 – 28%, yaitu berupa pelet tenggelam.
Masa pemeliharaan ikan untuk tahap pertama, periode I dan periode II untuk tahap kedua,
masing-masing + 3 bulan. Pada tahap pertama, karena benih ikan mas dan benih ikan nila
berukuran sama, maka panen kedua jenis ikan bersamaan. Sedangkan pada tahap kedua,
periode panen ikan nila dua kali periode panen ikan mas, karena benih benih nila yang ditebar
lebih kecil dari benih ikan mas. Perhitungan-perhitungan konversi pakan (FCR; Food
Convertion Ratio) dari pemeliharaan ikan adalah sebagai berikut:
FCR ikan = Hasil panen – Jumlah benih yang ditebar x 100%
Total pakan yang diberikan
FCR total = Hasil panen total (mas+nila)–Jumlah benih total (mas+nila) x100%
Total pakan yang diberikan
Tambahan produksi = FCR total – FCR ikan mas
Gambar 5.10 Rumus Konversi Pakan
Sumber Peneliti, 2012
3 Triyanto, Lukman, Ami A. Meutia,2015
33
Parameter penelitian kualitas air yang diukur sebagai penunjang meliputi meliputi
pengukuran kandungan oksigen terlarut (DO), suhu air, pH, konduktifitas, kecerahan,
ammonia (NH4-N) dan nitrit (N02-N). Analisa kualitas air dilakukan di Laboratorium
Hidrokimia Pusat Penelitian Limnologi LIPI. Introduksi KJA berlapis yang dilakukan pada
tahap pertama merupakan kegiatan pendahuluan di Danau Maninjau, dicobanya KJA berlapis
oleh pembudidaya ikan (Nasirwan 2002).
Hasil yang diperoleh dari tahap awal ini adalah, keramba berlapis yang dicoba tidak
mengalami masalah kerusakan jaring. Jaring apung lapis kedua menghasilkan ikan nila 150
kg, atau 14,56% dari produksi ikan mas (1.030 kg). Nilai FCR untuk ikan mas sendiri adalah
1,87, sedangkan untuk hasil total ikan (ikan mas dan ikan nila) yaitu 1,67. Hasil produksi
ikan pada tahap dua, tidak jauh berbeda antara periode pertama dan kedua yaitu pada kisaran
1300 kg (1,3 ton) ikan mas, dengan FCR antara 1,95 – 2,19 (Gambar5.10).
Pada kegiatan KJA di Waduk Cirata,Jawa Barat nilai FCR berada pada kisaran 1,25 – 1,93
dengan rata-rata FCR 1,51 (Garno dan Adibroto, 1999). Sedangkan pada penelitian ini, dari
dua tahap kegiatan, angka FCR memiliki nilai yang tinggi, yang menunjukkan pemberian
pakan kurang efisien. Mengingat pemberian pakan dilakukan dengan teknik ad libitum, ada
dugaan bahwa pakan ikan yang diberikan memiliki kualitas yang rendah.
Pada periode pertama ikan nila belum bisa dipanen mengingat ukurannya belum memenuhi
ukuran pasar (4 - 5 ekor.kg-1). Ikan nila baru dapat dipanen pada akhir pemeliharaan kedua,
yaitu sebesar 350 kg (Tabel 5.2).
Tabel 5.2. Hasil introduksi keramba jaring apung berlapis di Danau Maninjau
Hasil Introduksi Tahap I Tahap II
Periode I Periode II
Tebar ikan mas (kg)
Berat rataan individu (gr)
Tebar ikan nila (kg)
Berat rataan individu (gr
Hasil panen ikan mas (kg)
Hasil panen ikan nila (kg)
Masa pemeliharaan (bulan)
Jumlah pakan total (kg) FCR
ikan mas
FCR total (ikan mas + nila)
Tambahan Produksi Nila
200
50
50
50
1030
150
2,7
1550
1,87
1,67
6,46%
250
50
150
20
1330
350
3
2108
1,95
1,79
4,75%
240
50
1300
3,25
2320
2,19
2,0
4,31% Sumber Peneliti, 2012
Terdapat penambahan produksi yang dihasilkan dari ikan nila yang dipelihara dalam jaring
lapis luar. Untuk tahap pertama dihasilkan nila sebesar 6,46%, sehingga FCR total produksi
ikan mas dan nila menjadi 1,67. Sedangkan pada tahap kedua, dari dua periode pemeliharaan,
34
terdapat penambahan produksi nila sebesar 4,31%, dengan FCR produksi total sebesar 2,00.
Mengingat selama pemeliharaan ikan nila pada jaring luar tidak diberi pakan, maka tambahan
produksi dari ikan nila hanya tergantung dari sisa pakan yang diberikan pada ikan mas di
jaring lapis dalam. Penelitian Pratiwi, et al (1998) dengan menggunakan KJA ganda ukuran
kecil (1 x 1 x 1,3 m3 untuk jaring lapis dalam dan 1,5 x 1,5 x 1,8 m3 untuk jaring lapis luar )
mendapatkan tambahan produksi dari ikan nila sebesar 32,24% (49,48% - 17,24%). Adanya
perbedaan hasil konversi pakan untuk produksi ikan nila yang sangat beragam ini dapat
disebabkan dari beberapa faktor yang berpengaruh seperti ukuran, jumlah, kualitas benih
yang ditebar, teknik pemberian pakan dan ukuran keramba serta faktor lingkungan seperti
kondisi kualitas air dan tingkat kesuburan perairan. Namun demikian dapat disimpulkan
bahwa ikan nila yang dipelihara dalam jaring lapis luar dan hanya mengandalkan makanan
dari sisa-sisa pakan ikan yang dipelihara dalam jaring lapis dalam, terbukti mampu
memanfaatkan pakan sisa tersebut untuk proses pertumbuhannya.
Dengan demikian upaya untuk mengurangi sisa pakan yang tidak termanfaatkan oleh ikan
mas dapat ditanggulangi dengan menerapkan sistim keramba jaring apung berlapis. Dengan
sistim ini diharapkan beban limbah organik yang masuk ke perairan danau dapat dikurangi.
Upaya-upaya untuk mengurangi limbah organik dari aktivitas KJA, baik dari feses maupun
dari sisa pakan, adalah sangat penting untuk meminimumkan akumulasi organik yang tinggi
di dasar perairan. Proses penumpukan bahan organik di dasar perairan memungkinkan
terbentuknya lapisan anaerobik yang makin besar yang diikuti oleh terbentuknya senyawaan
beracun seperti H2S dan NH3. Berdasarkan hasil penelitian Lukman dan Hidayat (2002) di
waduk Cirata, yang merupakan waduk yang sangat ekstensif digunakan sebagai lahan
pengembangan KJA, kadar oksigen. pada kedalaman 15 meter berkisar antara 1,2– 1,8 mg.l-
1. Sedangkan kadar bahan organik yang terakumulasi pada sedimen antara 15,2 -18,9% berat
kering sedimen.
5.1.4. Problem Statement
Lingkungan air tercemar akibat feses maupun dari sisa pakan limbah pakan ikan yang
bertimbun di dasar danau yang membusuk, pada periode tertentu gas metan meracun air
danau yang mematikan biodiversity di danau termasuk ikan keramba apung. Pencemaran
lingkungan ini menjadi hal serius, yang perlu segera ditanggulangi oleh Pemerintah Daerah
setempat. Dengan lingkungan air tercemar haruskah budidaya ikan lokal di danau dilarang?.
Untuk itu perlu diketahui upaya-upaya yang dilakukan masyarakat petani budidaya ikan dan
pemerintah setempat menanggulangi pencemaran lingkungan air. Untuk mengarahkan
35
keberlanjutan local-diversity bagi lingkungan air perlu diketahui persyaratan standar
lingkungan Unesco-Global-Network; serta model inovasi teknologi Bio-Keramba yang ramah
tata lingkungan air dan memenuhi persyaratan tersebut secara berkelanjutan.
5.2. TAHAP KONSEPTUALISASI
Perlunya kerjasama Triple Helix Pemerintah-Masyarakat-Akademisi untuk menanggulangi
pencemaran lingkungan air, guna memberi pemahaman tentang sisi negatif dari hasil kegiatan
keramba tradisional akibat pencemaran danau akibat tidak berimbangnya nutrien pakan ke
lingkungan danau. Perlu memperkenalkan alternatif pemecahan masalah tersebut melalui
pengembangan bio-keramba tumpangsari / berlapis. Salah satu gagasan penelitian ini
mengusulkan naskah akademik berupa konsep model bio-keramba jaring apung yang
ramah lingkungan berbasis Geo-Bio-Cultural-Deversity lokal yang dari adaptasi dan
resilensi lingkungan perairan danau dalam budidaya ikan masyarakat lokal, sebagai
berikut:
5.2.1. Perumusan Kriteria Budidaya Keramba Jaring Apung
5.2.1.1. Resiliensi Tata Ruang lingkungan Air
Resiliensi tata ruang lingkungan air terjaga jika keseimbangan kualitas lingkungan air dan
kesinambungan kehidupan biota lokal yang menjadi keunikan lokasi tersebut tetap bertahan
hadir bagi kebutuhan generasi mendatang. Dalam prinsip demikian tata ruang lingkungan air
36
haruslah terjaga, baik kualitas air bakunya untuk menjaga keseimbangan kandungan oksigen
dalam air. Terpelihara ruang kehidupan biota air di lingkungan air tersebut. Tidak
mengganggu kecukupan air operasional dari fungsi waduk atau danau, bagi pembangkit
listrik tenaga air, kebutuhan irigasi, kualitas air baku.
5.2.1.2. Eco-Teknologi Bio Bakteria Organik
Upaya restorasi dengan memanfaatkan teknologi bakteri organik ini telah meraih kesuksesan.
Selain menghasilkan kondisi air yang jernih, pada akhir masa restorasi air sungai
teridentifikasi memenuhi kriteria kualitas air yang disyaratkan, terutama oksigen terlarut atau
dikenal sebagai Dissolved Oxygen (DO), Biochemical Oxygen Demand (BOD) dan Chemical
Oxygen Demand (COD). Pereseden penelitian terhadap mikroba starter dan bakteri antagonis
dapat menjelaskan hasilnya meliputi karakter dan manfaatnya sebagai berikut:
Mikroba starter.adalah inokulum yang ditambahkan pada suatu substrat sehingga substrat
tersebut akan berubah atau mengalami fermentasi. Starter merupakan media berisi mikroba
tertentu dan digunakan untuk memacu tumbuhnya mikroba yang diharapkan. Starter dapat
dibuat dengan mengendalikan lingkungan hidup mikroba sehingga mikroba yang diharapkan
tetap hidup dan mikroba lain tidak dapat tumbuh dan berkembang. Secara sederhana/ proses
biokimia fermentasi dapat dijelaskan bahwa hasil fermentasi diperoleh sebagai akibat
metabolisme mikroba pada suatu bahan pangan dalam keadaan anaerob. Mikroba yang
melakukan fermentasi membutuhkan energi yang umumnya diperoleh dari glukosa. Dalam
keadaan aerob/ mikroba mengubah glukosa menjadi air/ CO2 dan energi (ATP); yang
digunakan untuk kegiatan pertumbuhan. Beberapa mikroba hanya dapat melangsungkan
metabolisme dalam keadaan anaerob dan hasilnya adalah substrat setengah terurai. (Muchtadi
/2010). Bakteri antagonis adalah bakteri yang memiliki sifat berlawanan menghambat dan
membunuh; dikernakan bakteri pembusukan dan patogen atau yang tidak diharapkan
Keuntungan menggunakan mikroba antagonis;
Aman bagi manusia dan lingkungan;
Dapat mencegah timbulnya bakteri yang merugikan karena lawan dari bakteri yang
merugikan;
Produksi yang dihasilkan bebas residu;
Menghilangkan ketergantungan bahan sintesis
Biayanya murah
37
Kegagalan pengendalian lingkungan dapat menyebabkan populasi mikroba yang diharapkan
menjadi menurun atau aktifitasnya menurun. Wujud starter beragam/ tergantung dari mikroba
yang dikandungnya. Mikroba yang terkandung di dalam starter sudah non aktif immobile.
Dalam keadaan non aktif/ kebutuhan mikroba terhadap energi relatif rendah.
Meskipun sejumlah ilustrasi di atas ini menggambarkan keberhasilan dari aplikasi teknologi
bakteri dalam upaya baik peningkatan kinerja instalasi pengolahan limbah maupun restorasi
badan air tercemar, namun praktis di dalam penerapannya metode ini memerlukan
pengkondisian tertentu. Khususnya sungai, mengingat bakteri yang diinjeksikan akan ikut
bersama aliran sungai, sangat dimungkinkan alur sungai perlu dimodifikasi untuk
mengendalikan kecepatan aliran dan menghindari terbilasnya bakteri secara percuma. Selain
itu, kinerja bakteri itu sendiri pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh beberapa hal seperti
konsentrasi oksigen terlarut, jumlah kandungan nutrien, suhu udara, kandungan unsur limbah
yang bersifat toxic, dan sebagainya. Sedangkan pada waduk atau danau, dimana secara umum
air berada pada kondisi statis, upaya aerasi dan mixing menjadi sangat penting dalam proses
restorasi. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah kedalaman danau/waduk yang
membagi kondisi air di danau atau waduk menjadi beberapa lapis sistem.
5.2.1.3. Bio Keramba Apung
Keramba jaring apung tumpangsari / berlapis
digunakan terdiri dari dua buah jaring dalam
dan satu buah jaring luar. Biasanya ikan mas
dipelihara pada jaring dalam dan ikan nila pada
jaring luar, sementara pemberian pakan hanya
diberikan pada ikan mas. Hasil penelitian4 di
Danau Maninjau Sumatera Barat, intoduksi
kegiatan budidaya ikan sistem KJA
tumpangsari/ berlapis menunjukan dapat
mengurangi beban limbah sisa pakan pada
lingkungan danau.
Gambar. 5.13 KJA tumpangsari/ berlapis di danau
Maninjau, SumateraBarat
Sumber: Triyanto, Lukman, Ami A. Meutia,2015
4 Triyanto, Lukman, Ami A. Meutia, 2005
38
5.2.2. Konsep Desain Pra model Bio-Keramba Ramah Tata Lingkungan Air
(BKARTLA)
Konsep desain pra-model Bio-Keramba Ramah Tata Lingkungan Air (BKARTLA)
dirumuskan dengan memperhatikan, pertama aspek ekonomi yang berupaya meningkatkan
produktifitas petani budidaya ikan secara effektif dan effisien; kedua aspek tata ruang
lingkungan air yang berkelanjutan (sustainaquality) mengem-
bangkan desain arsitektur dinamik dan menerapkan eko-teknologi
berdasarkan prinsip daur ulang menggunakan mickrobakteri (Eko-
Teknologi) tentu yang tidak dapat dilepaskan dari aspek ketiga
paradigm sosial, yang ramah lingkungan dan perlu diedukasikan
pentingnya (resilience) pada proses adaptasi tekno kultural untuk
upaya memelihara kebiasaan lokal atau budaya yang baik dalam
masyarakat petani ikan dan masyarakat lingkungan air.
Gambar 5.14 Konsep Triple
Helix BKARTLA
Sumber: Tim Peneliti, 2018
5.2.2.1 Konsep Pra model Bio-Keramba Ramah Tata Lingkungan Air (BKARTLA)
Gambar 5.15 Prinsip kerja BioKeramba Apung
Sumber: Tim Peneliti 2018
1. Tipe BKARTLA
` Gambar 5.16 Bio Keramba BKARTLA
Sumber: tim peneliti, 2018
Gambar 5.17. Model Bioseptik penetralisir sisia Pakan ikan
Sumber: Produsen Biosong,2018
Tata
Lingkungan
Air Danau
Toba
Tercemar
Tata
Lingkungan
Air Danau
Toba Bersih
Alami
KJA
Pakan ikan
Sedimentasi +
air Keruh
BIO-KARAMBA(BKARTLA)
Pakan ikan
KJA Bio
Septic
Microbakteri
Organik
Air Alami
39
2. Pola Perpetakan BKARTLA
Gambar 5.18 Penempatan rumah jaga dan petak kja sesuai kondisi yang ada di lapangan
Sumber: Penelitian, 2012
Gambar 5.19 Penempatan tata letak rumah jaga / gudang dan petak KJA
Sesuai SK BUPATI PWK Nomor . 523.32/Kep,234-Diskan/2000Tgl.7 September 2000
Sumber: Penelitian, 2012
3. Sistem BKARTLA
Secara keseluruhan fisik BKARTLA terbangun menggunakan sistem rakitan / knockdown
untuk sejumlah komponen pembentuknya. Komponen pembentuk BKARTLA terdiri dari 4
bagian komponen yaitu 1).komponen pembentuk keramba lapis dalam; 2). komponen
keramba lapis luar; 3). kompenen kantung bawah penangkap sisa limbah, dan 4). keramba
bioseptik penetralisir sisa pakan ikan. Sedangkan sistem penetralisir sisa limbah pakan ikan
menggunakan sistem proses penguraian limbah oleh mickro bakteri yang dikembangkan
secara lokal. agar dapat beradaptasi dengan lingkungan setempat. Microbakteri akan
40
menetralisir sisa limbah menjadi zerowaste yang tidak membahayakan lingkungan.
Mikrobackteri di ganti sesuai per umur produktifnya.
5.2.2.2 Komponen dan Perakitan Pramodel Bio-Keramba Ramah Tata Lingkungan Air
(BKARTLA)
1. Komponen Pra model Bio-Keramba Ramah Tata Lingkungan Air (BKARTLA)
Komponen Pra model BKARTLA terdiri dari
- Komponen kerangka keramba yang terbuat dari bamboo atau pipa PVC
- Komponen pengapung
- Komponen jaring apung atau jaring apung tumpang sari
Gambar.5.20 Keramba tumpang sari/ Berlapis dan kantung penangkap limbah pakan ikan.
Sumber Triyanto, Lukman, Ami A. Meutia,2015+ tim peneliti 2018
-Komponen kantung bawah penangkap
limbah sisa pakan ikan;
-Komponen pipa penyalur limbah
pakan;
- Komponen bioseptik pengurai limbah
pakan ikan;
- Komponen rantai dan jangkar
Gambar 5.21 Model Bioseptik penetralisir sisia Pakan ikan
Sumber: Produsen Biosong,2018
41
2. Perakitan Pra model Bio-Keramba Ramah Tata Lingkungan Air (BKARTLA)
Perakitan komponen Pra-model BKARTLA mulai dengan:
- mempersiapkan lokasi;
- mempersiapkan semua komponen BKARTLA;
- memasang komponen kerangka BKARLA;
- memasang komponen pengapung;
- memasang komponen jaring apung atau jaring apung tumpang sari;
- memasang komponen kantung bawah penangkap limbah sisa pakan ikan;
- memasang komponen pipa penyalur limbah pakan;
- memasang komponen bioseptik pengurai limbah pakan ikan;
42
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
Pencemaran lingkungan ini menjadi hal serius, yang perlu segera ditanggulangi oleh
Pemerintah Daerah setempat. Lingkungan air (sungai, waduk, danau, laut) tercemar haruskah
budidaya ikan lokal di danau dilarang?. Tentulah harus bijak menjawabnya. Berada dimana
lokasi budidaya ikan tersebut. Jika pada tempat yang kritis atau lokasi lingkungan air yang di
lindungi karena adanya infrastruktur vital, seperti pembangkit listrik, sumber air baku, dan
lain sebagainya baik milik pemerintah atau instansi khusus, haruslah dihindari, agar tidak
mengganggu oprasional infrastruktur tersebut. Tetapi budidaya ikan local perlu
dikembangkan untuk menjaga kesinambungan bio-diversity kekayaan lokal setempat, secara
terjaga keseimbangan lingkungan air dan berkelanjutan (sustainaquality). Atas pendekatan
pembangunan demikian maka pertanyaan penelitian yang dirumuskan oleh penelitian ini
dapat dijawab sebagai berikut:
1.Apa upaya yang dilakukan masyarakat petani budidaya ikan dan pemerintah
setempat menanggulangi pencemaran lingkungan air?
Upaya masyarakat petani budidaya ikan dalam menanggulangi pencemaran lingkungan air
kecenderungan baru melakukan tindakan pencegahan setelah menerima akibat musibah ikan
dalam KJA mati masal akibat terjadinya ketidak seimbangan kualitas air oleh kandungan
racun dampak meningkatnya kandungan gas metan dari pembusukan limbah pakan ikan di
dasar waduk sedimentasi terutama pada musim kemarau. Upaya yang dilakukan dengan
memindahkan KJA dan menguburkan bangkai ikan ke tepi waduk/ danau.
Menenggulangi pencemaran lingkungan air, Pemerintah setempat cenderung melaksanakan
kebijakan pelarangan terhadap KJA untuk bertumbuh kembang di lingkungan perairan
sungai,waduk atau danau. Hal ini mengakibatkan petani budidaya ikan KJA menjadi
kehilangan lahan produktifnya, Fakta ini terjadi pada waduk Jatiluhur, di mana pihak
berwajib melakukan sidak pada lingkungan budidaya ikan KJA dan melakukan penertiban
dan pembongkaran keramba. Kebijakan ini berdampak reduksi secara sosial –ekonomi bagi
masyarakat khususnya petani budidaya ikan KJA.
2.Apa persyaratan standar lingkungan Unesco-Global-Network mengarahkan
keberlanjutan local-diversity bagi lingkungan air?
Siklus keseimbang triple helix menjadi dasar pemikiran persyaratan standar lingkungan
menanggulangi pencemaran lingkungan air yang memenuhi standar lingkungan Unesco-
43
Global-Networks, berkriteria sinergitas geo-bio-cultural diversity. Siklus keseimbang triple
helix ini perlu memperhatikan tiga pilar penelitian yaitu
1). Aspek lingkungan ekologis (yang perlu menjaga kesimbangan dan keberlanjutan
sustainaquality);
2). Aspek sosial perubahan mindset kegiatan masyarakat dalam memanfaat lingkungan air
danau dengan melakukan edukasi melalui penyuluhan pentingnya lingkungan air yang
sustainaquality dan sosialisasi melakukan budidaya ikan secara ramah lingkungan, dan
3). Aspek ekonomi, yang produktif-efektif-efisien meningkatnya hasil budidaya ikan dengan
menerapkan system budidaya ikan tumpangsari.
Ketigapilar yang menjadi persyaratan ini jika dipatuhi memberi manfaat bagi masyarakat
petani ikan budidaya di danau maupun bagi pemerintah daerah setempat dalam kebijakannya
menjadikan lingkungan air sebagai kawasan destinasi wisata.
3.Bagaimana model inovasi teknologi Bio-Keramba yang ramah tata lingkungan air
dan memenuhi persyaratan standar lingkungan Unesco-Global-Networks secara
berkelanjutan?
Model inovasi teknologi Bio-Keramba yang ramah tata lingkungan air (BKARTLA), secara
prinsip melakukan perbaikan terhadap KJA dan mengembangkan desain Bio-Keramba
Apung lingkungan Danau dengan rekayasa Eko-teknologi.
Prinsipnya menerapkan keramba tumpang sari / berlapis (double layer), dimana ikan mas
yang dipelihara dalam keramba apung dalam, yang diberi makan dan kotoran limbah dan
feses ikan tersebut dimakan oleh ikan nila yang dipelihara di keramba lapis luar; dimana
keramba lapis luar alasnya ditadah oleh kantung penampung limbah pakan ikan. Selanjutnya
limbah dan feses pakan ikan nila yang tertampung dalam kantong akan diproses
menggunakan countainer bioseptic yang digantung dan ditempatkan pada dasar keramba jala
apung. Dalam countainer bio-septic ditempatkan microbakteri senyawa lokal, yang akan
memakan limbah yang masuk. Buangan microbakteri di lepas ke lingkungan air sekitarnya
setelah melalui lapisan filter yang melepaskan buangan prosesnya menjadi H2O/ air
sekualitas air hujan sehingga tidak akan mencemari lingkungan air sekitarnya. Microbackteri
akan berkembang produktif dalam filter hingga mati dalam usia siklus produktifnya berakhir
untuk diperbaharui/ diganti dengan microbakteri baru. Temuan bio-keramba ini untuk
memberi solusi bagi petani budidaya ikan pada waduk/ sungai yang ramah tata lingkungan
air. Sangat disarankan penelitian akademik ini dapat berlanjut untuk proses pengembangan
rekayasa eco-teknologi dalam uji laboratorium dan penerapan model prototipe di lapangan.
44
Saran Rencana Keberlanjutan Penelitian
Hasil kajian awal dan gagasan penelitian ini disarankan dapat dilanjutkan dalam model yang
diuji pada laboratorium dan dikembangkan menjadai model prototipe BKARTLA pada tahun
mendatang. Laporan hasil penelitian ini sudah dapat mengusulkan rencana keberlanjutan
untuk tahun 2019-2020-2021, sebagai berikut:
1. Proposal Skema Hibah:
Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi- PTUPT Simlitabmas Ristek.Dikti
Tahun 2019-2020-2021
2. Lokasi: Danau Toba, Sumatera Utara
3. Judul: Inovasi Bio-karamba Apung Ramah Tata Ling-kungan Air Mendukung
Danau Toba Wilayah Kabupaten Samosir Menuju Geopark-Global-Networks.
4. Luaran: Tahun 2019 Konsep desain model BKARTLA dan HaKI Hak Cipta Konsep
Model BKARTLA;
Tahun 2020 DED Desain Model Prototipe BKARTLA dan HaKI Paten
Sederhana Model Prototipe BKARTLA;
Tahun 2021 Penerapan Uji Model Prototipe di Lapangan dan Publikasi di
Jurnal Internasional.
45
DAFTAR PUSTAKA
Adaptasi dan Resiliensi
Kusliansjah,Karyadi, Widaya, Pele, 2017, Sustainability and Resiliency, Centre for Adaptation and
Resilience Environmental Design Studies (Careds) LPPM Unpar.
Tata Lingkungan Air
Simandjorang, Wilmar, 2017, Menuju Danau Toba Lestari, BP. Geopark Toba,Kaldera
Sitanggang,Laksana Umanda ,Wahyuni,2012 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Danau
Toba 2012,Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara
Soeholet,2008 Membina Tata air Jabotabek : Seratus Tahun dari banjir,
Wilson,E.L. 2002, “Three Dymensional Static and Dynamic Analysis of Structures”,
Computers and Structures,Inc,Berkeley,California,USA.
Teknologi Biologi Bakteri
Liao,J.,Xie,Y.B.,Zong,X.C.,Cao, G.J.,2008 Pilot Study on Treatment of Complicated
Chemical Industrial Effluent with CABRM Process.Pollution Control
Technology,21(1),11-15.
Nie,Q.Y.,Xie,Y.B.,Zhuang,J.,She,L.L.,2008, Cyanobacteria Control Using Microorganism.
World Sci-Tech Research and Development, 30(4), 430-432.
Yudianto, D. and Xie, Y.B. ,2011,The Numerical Modelling and Practical Experience of
Xuxi River’s Natural Restoration Using Biological Treatment. Water
Environment Research (SCI), Vol. 83, Number 11, 2087 – 2098, Nov.2011.
Internet
Syafitrianto, Irmawan, 2015, Keramba Jaring Apung (Peluang, Masalah, dan Solusi),
http://m.kompasiana.com/syafitrianto/keramba-jaring-apung-peluang-masalah-
dan-solusi_ 54f8059ca3331169638b4930#sidr-main
Permadi, Aditya,2015, Penerapan Keramba Jaring Apung dalam Budidaya, Infoakuakultur ,
Posted on March 21, 2015
Permadi,Aditya,2016, Mengenal Ragam Jenis Keramba Jaring Apung (KJA),
Infoakuakultur , Posted on 29 Januari 2016
Shindu, Shita Femala, 2015, Kandungan Logam Berat Cu, Zn, dan Pb Dalam Air, Ikan Nila
(Oreochromis Niloticus) dan Ikan Mas (Cyprinus Carpio) dalam Keramba
Jaring Apung, Waduk Saguling, UT - Living Aquatic Resources
Management, http:// repository.ipb.ac.id/ handle/123456789/11884
Triyanto, Lukman, Ami A. Meutia, 2005, Introduksi Keramba Jaring Apung Berlapis
Sebagai Alternatif Sistem Pemeliharaan Ikan DalamKeramba Ramah
Lingkungan Di Danau Maninjau Sumatera Barat, LIMNOTEK, Vol, XII, No, 2,
p. 61-67.
vii
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. RENSTRA DAN PETA JALAN PENELITIAN PERGURUAN TINGGI
1. Renstra 2015- 2019 dan Rencana Induk Penelitian 2016-2019 Universitas Katolik
Parahyangan
Renstra dan Peta Jalan Penelitian Perguruan Tinggi tertuang dalam Dokumen Rencana Induk
Penelitian Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) Tahun 2016-2019. Renstra Penelitian
UNPAR 2015- 2019, merupakan turunan dari visi dan misi UNPAR. Unpar terus berkarya
dengan visinya melaksanakan sesantinya ―Bakuning Hyang Mrih Guna Santyaya Bhakti‖,
yang bermakna Berdasarkan keTuhanan, menuntut ilmu untuk dibaktikan kepada masyarakat,
untuk mencerdaskan generasi muda Indonesia, menjadi komunitas akademik humanum yang
mengembangkan potensi lokal hingga ke tataran global demi peningkatan martabat manusia
dan keutuhan alam ciptaan. Rencana Strategis Unpar 2015-2019 ditetapkan untuk
peningkatan kualitas tatakelola universitas dan proses penyelenggaraan pendidikan tinggi
sesuai prinsip good university governance dan tradisi baik Unpar. Sasaran tersebut dijabarkan
dalam 5 Program Strategis penelitian dan publikasi, yaitu:
Tabel 1.1. Program Strategis penelitian dan publikasi Unpar
No. 5 Program Strategis penelitian dan publikasi Unpar
1 Secara regular menyempurnakan dan mensosialisasikan regulasi dan peta jalan penelitian;
2 Secara terus menerus mengupayakan fasilitasi (dana/hibah, akses dan insentif) bagi penelitian
dan publikasi baik di jurnal nasional terakreditasi maupun jurnal internasional yang tersitasi;
3 Secara berkelanjutan mendorong penelitian yang bersifat multi-/inter-disipliner dan pelibatan
mahasiswa;
4 Secara konsisten mendukung penelitian yang menghasilkan pengembangan keilmuan dan
rekomendasi kebijakan (bagi pemerintah kota, provinsi, maupun nasional maupun masyarakat)
untuk mengatasi persoalan dan tantangan pembangunan; dan
5 Secara regular melakukan monitoring dan evaluasi, dokumentasi dan pelaporan kegiatan
penelitian dan publikasi. Sumber: Rencana Induk penelitian Unpar 2016-2019
Unpar memiliki statuta yang mengandung prinsip spiritualitas dan 8 nilai dasar, yaitu: (1).
Nirlaba; (2).Akuntabilitas; (3).Peningkatan mutu secara berkelanjutan; (4).Transparansi;
(5).Keadilan; (6).Keberpihakan kepada pihak yang lemah; (7).Kolegialitas; (8).Subsidiaritas.
Terdapat matriks bidang unggulan UNPAR yang diacu-silangkan dengan Agenda Riset
Nasional dan tujuan agenda Sustainable Development Goals (SDGs), yang diturunkan
menjadi 28 sub bidang unggulan UNPAR. Sebanyak 11 diantaranya terkait dan bersinergi
viii
dengan usulan penelitian ini, yaitu: (1) Aksi terhadap perubahan lingkungan; (2) Air dan
sanitasi bersih; (3) Infrastruktur air dan sanitasi bersih; (4) Industri, inovasi dan infrastruktur;
(5) Material yang terbarukan (bio-material); (6) Perancangan produk yang kreatif; (7)
Resilient infrastructure and technology; (8) Green technology; (9) Tata kelola dan pendidikan
berkualitas; (10),Kota kreatif, komunitas kreatif, industri kreatif; dan (11) Perencanaan dan
tata kota, komunitas, /lingkungan hidup yang berkelanjutan.
2. Peta jalan penelitian bidang unggulan Universitas Katolik Parahyangan
Selain itu, kebijakan Unpar dalam penentuan program prioritas penelitian juga dijadikan
dasar untuk pembuatan peta jalan penelitian yang diunggulkan oleh Unpar. Adapun peta jalan
penelitian yang tercantum pada Rencana Induk Penelitian UNPAR 2016-2019, terkait
masalah kota dan transportasi berkelanjutan adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1. Peta Penelitian terkait masalah kota dan transportasi berkelanjutan
3. Bidang Fokus SBK dan Usulan Penelitian
Pada peta jalan yang disajikan secara garis besar tersebut menunjukkan kesesuaian penelitian
akademik ini dengan bidang fokus Teknologi Manajemen Penanggulangan Kebencanaan non
alam antara pengembangan iptek melalui riset Teknik Arsitektur dan multi disiplin lainnya,
menggagas rekayasa ecoteknologi desain bio-keramba danau.
Hasil penelitian ini berkontibusi untuk penyelesaian permasalahan riset yang berkait
pencemaran kualitas lingkungan air pada danau Saguling dan Jatiluhur; merekomendasikan
solusi yang memungkinkan lingkungan air danau tersebut memiliki ketangguhan-
berkesinambungan (resiliency-sustainability) yang memenuhi standar bagi Lingkungan
Unesco dalam kriteria sinergitas Geo-Bio-Cultural-Deversity.
Road Safety
Transportation
Risk Management &
Impact Assesments
Social Inclusiveness
Appropriate and pro poor
technology
Economic, Environment and
Social Impact Assesement
Sustainable & Resilient
Infrastructure for cities
Sustainable & Resilient
Transportation
Penelitian Yang dikembangkan - Bidang Unggulan - Target 2030
ix
4. Bagaimana sinergi antar kelompok penelitian dibangun untuk menghasilkan inovasi
yang ditargetkan
Berikut adalah skema keterkaitan antara bidang unggulan UNPAR dengan substansi
penelitian yang diusulkan, yang memperlihatkan posisi penelitian ini dalam bidang unggulan
UNPAR yaitu masalah kota dan transportasi berkelanjutan, dengan target road map tahun
2030 adalah tercapainya sustainable and resilient infrastructure for cities serta sustainable
and resilient transportation.
Gambar 2.2. Kesinergian dan keterkaitan bidang unggulan penelitian Unpar menghasilkan Inovasi BKARTLA
Topik Unggulan
Universitas Katolik Parahyangan
Hakekat Ketangguhan Berkesinambungan
Tata Lingkungan Air Danau Toba
Aksi terhadap perubahan lingkungan
Air dan sanitasi bersih
Infrastruktur air dan sanitasi bersih
Industri, inovasi dan infrastruktur
Material yang terbarukan (bio-material)
Perancangan produk yang kreatif
Resilient infrastructure and technology
Green technology
Tata kelola dan pendidikan berkualitas
Kota kreatif, komunitas kreatif, industri
kreatif
Perencanaan dan tata kota, komunitas,
/lingkungan hidup yang berkelanjutan
BIO-KERAMBA APUNG RAMAH TATA
LINGKUNGAN AIR (BKARTLA)
Toba Kaldera GeoPark Global Networks
Danau Toba Destinasi Wisata Prioritas
Geo-Diversity
BioDiversity
Cultural Diversity
ASPEK LINGKUNGAN /Sustainaquality
ASPEK EKONOMI /Produktif-Efektif-Efisien
ASPEK SOSIAL /Ramah Lingkungan
TATA RUANG LINGKUNGAN AIR
ARSITEKTUR DINAMIK
BIO-TEKNOLOGI
x
Lampiran 2. DUKUNGAN SARANA DAN PRASARANA PENELITIAN
Sarana Penelitian
1. Laboratorium Arsitektur Kota dan Desain Perkotaan (ARKODEKO) dan
Laboratorium Hidrolika Jurusan Arsitektur dan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Katolik Parahyangan;
2. Perpustakaan Universitas Katolik Parahyangan berupa fasilitas pinjaman buku dan
literatur;
3. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan,
berupa perijian survey, fasilitas administrasi penelitian; dan
4. Kantor Biro Keuangan Universitas Katolik Parahyangan, untuk akunting administrasi
perpajakan.
Prasarana Penelitian
1. Peralatan Utama, didukung sejumlah fasilitas peralatan Fakultas Teknik Universitas
Katolik Parahyangan yang dapat dimanfaatkan oleh peneliti:
No Peralatan Jumlah Lokasi Kegunaan Kemampuan
1 Notebook 1 peneliti Penyusunan dokumentasi, laporan Memadai
2 Computer 1 peneliti memidai Memadai
3 Printer deskjet 1 peneliti Print dokumen memadai
4 LCD projector 1 Jur.Arsitektur presentasi memadai
2. Fasilitas Kerja untuk dosen Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan seperti:
No. Sarana Pendukung Lokasi Status
1 Ruang kerja Jurusan Arsitektur Fasilitas pinjam
2 Internet BITEK INFO Unpar Fasilitas pinjam
3 Korespondensi Lembaga Penelitian Unpar Fasilitas pinjam
xi
Lampiran 3. SUSUNAN ORGANISASI TIM PENELITI DAN PEMBAGIAN TUGAS
No Nama Instansi Asal Bidang
Tugas Uraian Tugas Alokasi
Waktu)
1 Dr. Ir.Y.Karyadi
Kusliansjah,MT.,
IAI
Prodi Arsitektur
FT.UNPAR
Ketua Tim
Pengusul/
Peneliti
Utama
Memimpin tim penelitian
Mengatur manajemen kerja
Bertanggung jawab atas hasil kualitas
kerja
Menetapkan arah,lingkup dan subtansi
penelitian
10 bulan
/pertahun
2 Doddi Yudianto,
ST., MSC., Ph.D.
Prodi Teknik Sipil
FT.UNPAR
Anggota Tim
Pengusul1 Studi literature, studi lapangan, studi
material, penyusunan konsep dan desain
development model,
blueprint rancangan, pembuatan dummy
model, unit dan komponen,
pembuatan mockup,
pengujian model di Laboratorium,
,
Penyusunan laporan penelitian ,
Penulisan laporan
Makalah publikasi ilmiah,
Persiapan promosi dan pemasaran,
Studi pemodelan Struktur
Perhitungan Struktur dan Konstruksi
Penggambaran Gaya
Pelacakan internet
Pengetikan laporan
Penggambaran Model
10 bulan
/pertahun
3
4
5
Yenny Gunawan,
ST.,MA
Lidya Fransisca
Tjong, Ir., M.T
Amanda CS.
Prodi Arsitektur
FT.UNPAR
Prodi Teknik Sipil
FT UNPAR
Mahasiswa Prodi
Arsitektur
Anggota Tim
Pengusul2
Anggota
Tim
Pengusul 3
Anggota
Mahasiswa
10 bulan
/pertahun
10 bulan
Pertahun
10 bulan
Pertahun
bergantian
xii
Lampiran 4. BIODATA KETUA DAN ANGGOTA TIM PENGUSUL
1. Biodata Ketua Tim Pengusul 1 N a m a Lengkap Dr.Ir. Y.Karyadi Kusliansjah, MT., IAI
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Jabatan Fungsional Lektor
4 Jabatan Struktural Dosen Tetap
5 NIP/ NIK Identitas Lainnya 410619890058
6 NIDN/Serdos 0420125401 /120020010345
7 Tempat,Tanggal Lahir Banjarmasin, 20 Desember 1954
8 Alamat Rumah Jalan Venus Barat I No. 7, Bandung 40295
9 Nomor Telepon/Faks/Hp Telepon: (022) 7562101/ Faks: - / HP: 08122127169
10 Alamat Kantor Fakultas Teknik – Universitas Katolik Parahyangan
11 Alamat Kantor Jalan Ciumbuleuit No. 94, Bandung 40141
12 Nomor Telepon/Faks Telepon: (022) 2033691, Fax: (022) 2033692
13 Alamat E-Mail E-mail: karyadi@ unpar.ac.id E-mail:
14 Lulusan Yang Telah Dihasilkan S1: 94 Orang, S2: 4 orang, S3 : - Orang
15 Mata Kuliah Yang Diampu 1. Arsitektur Kota
2. Arsitektur Kawasan Pusat Kota
3. Metodologi Riset Arsitektur
4. Studio Perancangan Arsitektur 5 dan 6
5. Studio Akhir Arsitektur
6. Skripsi Sarjana Arsitektur
7. Studio SPPA Magister Desain
8. Morfologi dan Arsitektur Kota Magister Arsitektur
9. Perancangan Lingkungan Kota Magister Arsitektur
10. Proposal Tesis
11. Tesis Magister Arsitektur
A. RIWAYAT PENDIDIKAN S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi
Universitas Katolik
Parahyangan-
Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik
Parahyangan- Program
Pascasarjana Magister
Arsitektur
Universitas Katolik Parahyangan-
Sekolah Pascasarjana Doktor
Arsitektur
Bidang Ilmu Arsitektur Arsitektur dan
Arsitektur Kota
Arsitektur dan
Arsitektur Kota
Tahun Masuk-Lulus 1975 - 1981 1996 - 1997 2008 - 2015
Judul skripsi/Thesis/
Disertasi
Kompleks Gedung
Kesenian Bandung
Rasionalitas Muatan dan
Tataan Ruang Kota – Kawasan
Fungsi Komersial- Pusat Kota
Bandung,
Konsep Arsitektur Kawasan
Sungai Pasang Surut pada Era Pra
Kolonial dan Kolonial
di Kota Lama Banjarmasin
Nama
Pembimbing/Promotor
Ir. Ardiman
Setiamihardja/
Ir. Suarli Salam
Prof.Dr.John Nimpoeno / Dr.
Ir. Johannes Widodo, MArch
Prof. Dr.Ing.Ir.Uras Siahaan,
lic,rer.reg.
Dr. Ir.Rumiati R.Tobing,MT
B. PENGALAMAN PENELITIAN DALAM 12TAHUN TERAKHIR
No. Tahun Judul Penelitian
Pendanaan
Sumber Jml
juta Rp.
1 2017 Model Konseptual Arsitektur Kota Tepi Air
Kalimantan
Penelitian Hibah Monodisiplin
LPPM UNPAR
15
2
2016
Prospek Arsitektur Kota Tepi Air Kalimantan
Kasus: Kota –Kota Sungai Ibu Kota Kalimantan
Timur, dan Kalimantan Utara, Indonesia**
Penelitian Hibah Bersaing
DP2M 2016, DIKTI,
Kementerian Pendidikan
Nasional/ Kopertis IV
50
3
2015
Prospek Arsitektur Kota Tepi Air Kalimantan
Kasus: Kota –Kota Sungai Ibu Kota Kalimantan
Tengah, dan Kalimantan Barat, Indonesia**
Penelitian Hibah Bersaing
DP2M 2015, DIKTI,
Kementerian Pendidikan
Nasional/ Kopertis IV
75
4
2014
Konsep Perancangan Infra Struktur Kolam Pakar
Tahura Ir. H. Djuanda Sebagai Arena Ruang Publik
LPPM UNPAR + Jurusan
Arsitektur UNPAR -15
xiii
Kota Bandung (Eco Learning Water Park)** Laboratorium Arkodeko
(Arsitektur Kota dan Desain
Perkotaan)
5 2013
Morfologi Arsitektur Kota Tepi Air
Kasus: Struktur Kota –Kota Sungai Ibu Kota Propinsi
di Kalimantan.Indonesia*
Penelitian Hibah Disertasi
DP2M 2013, DIKTI,
Kementerian Pendidikan
Nasional/ Kopertis IV
40
6 2013 Adaptasi Kolam Pakar Tahura Ir. H. Djuanda Sebagai
Arena Ruang Publik Kota Bandung**
LPPM UNPAR + Jurusan
Arsitektur UNPAR -
Laboratorium Arkodeko
(Arsitektur Kota dan Desain
Perkotaan)
15
7 2012
Struktur Pesisir (Waterfront) Kota Cirebon - Jawa
Barat
Studi Kasus: Telaah Morfologi Kawasan Pesisir
Kelurahan Panjunan, Lemahwungkuk, Kasepuhan,
Kasunean - Kota Cirebon**
LPPM UNPAR + Jurusan
Arsitektur UNPAR -
Laboratorium Arkodeko
(Arsitektur Kota dan Desain
Perkotaan)
12
8 2012 Pembentukan Jalan Sebagai Elemen Struktur Kota
Sungai Banjarmasin - Kalimantan Selatan*
LPPM UNPAR + Jurusan
Arsitektur UNPAR -
Laboratorium Arkodeko
(Arsitektur Kota dan Desain
Perkotaan)
12
9 2011
Inovasi Perancangan Arsitektur Model Rumah Apung
Fabrikasi Pada Tepi Air, Dalam Menghadapi Global
Warming – Banjir - Gempa Di Indonesia ( Tahun
ketiga/ Terakhir) **
Penelitian Hibah Bersaing
DP2M 2011, DIKTI,
Kementerian Pendidikan
Nasional/ Kopertis IV
45
10 2011 Transformasi Arsitektur Kota Pada Elemen Kanal
Kota Banjarmasin - Kalimantan Selatan* LPPM UNPAR 12 12
11 2010
Inovasi Perancangan Arsitektur Model Rumah Apung
Fabrikasi Pada Tepi Air, Dalam Menghadapi Global
Warming – Banjir - Gempa Di Indonesia (tahun ke
dua)**
Penelitian Hibah Bersaing
DP2M 2010, DIKTI,
Kementerian Pendidikan Nasional
32
13 2009
Inovasi Perancangan Arsitektur Model Rumah Apung
Fabrikasi Pada Tepi Air, Dalam Menghadapi Global
Warming – Banjir - Gempa Di Indonesia (tahun
pertama)**
Penelitian Hibah Bersaing
DP2M 2009, DIKTI,
Kementerian Pendidikan Nasional
22
14 2006
Rumah Susun Hemat Energi Untuk Daerah Perkotaan
di Indonesia ,pelaksanaan -2007-2008-2009***
Program Hibah Kompetisi A3
Tingkat Nasional - DIKTI
Jurusan Arsitektur UNPAR
3x800
15 2006 Tipologi Bangunan Rumah Toko (Ruko) Kota
Bandung ***
Laboratorium Arkodeko
(Arsitektur Kota dan Desain
Perkotaan) - Jurusan Arsitektur
UNPAR
10
16 2006 Transformasi Kota-kota Menengah Jawa Barat Jurusan
Arsitektur Unpar***
Laboratorium Arkodeko
(Arsitektur Kota dan Desain
Perkotaan) - Jurusan Arsitektur
UNPAR
10
17 2005
Gagasan Formatif ‗New CBD’ Kota Bandung,
Identifikasi Potensi Urban Spatial Form Kawasan
Perdagangan Pusat Kota Bandung **
Laboratorium ARKODEKO
(Arsitektur Kota dan Desain
Perkotaan) - LPPM Unpar
+Jurusan Arsitektur UNPAR.
10
* = sebagai peneliti ; ** = sebagai ketua peneliti; *** = sebagai anggota tim peneliti
C. PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DALAM 8 TAHUN
TERAKHIR
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pendanaan
Sumber Jml
Juta Rp 1 2017 PIC Pengabdian Masyarakat Kabupaten Samosir
mendukung Toba Kaldera Geopark meraih Unesco
Geopark Network
Pengabdian Careds LPPM Unpar
Kerjasama Unpar-Kab. Samosir-
Sumatera Utara
2 2015-
2016
PICTim Arsitektur Fakultas Teknik Unpar dalam
Restorasi Sungai Cikapundung Pemberdayaan
Masyarakat Kampung Tebing Kota RW11- RW12
Kerjasama antara Yayasan Jubit
International dan Universitas
Katolik Parahyangan
-
xiv
Kecamatan Coblong dan Kecamatan Cidadap**
3 2015-
2016
Arsitek Koordinator Perancangan Pelaksanaan
Pekerjaan Swakelola Penerapan Teknologi Sistem
Risha Dalam Pembangunan Gedung Living Bandung
Korean Project (LBKP) Di Bandung, Jawa Barat**
Kerjasama antara Yayasan Jubit
International Dan Pusat Penelitian
dan Pengembangan Perumahan dan
Permukiman Badan Penelitian dan
Pengembangan Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat dan Fakultas Teknik
Universitas Katolik Parahyangan
-
4 2012-
2014
PIC Tim pengabdian kemasyarakatan Unpar
Penyusunan Konsep masterplan Tahura Ir.H. Djuanda,
Jawa Barat**
Kerjasama Tripartiet; Dinas
Kehutanan Jawa Barat/Balai Tahura
Ir. H. Djuanda- Unpar- Yayasan
sahabat lingkungan Hidup
50
5 2012 -
2009
Tim Teknis Perancangan Pembangunan Gereja Gede
Bage Bandung Timur - Keuskupan Bandung **
Paroki HTBSPM+Paroki Odilia +
Keuskupan Bandung+ Dana Sosial
Masyarakat
-
6 2012-
2008
Tim Komsos Paroki HTBSPM Keuskupan Bandung* DPP Paroki HTBSPM -
7 2010 -
2009
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Pasca
Gempa,Kecamatan Takokak Kabupaten Cianjur Jawa
Barat,**
Jurusan Arsitektur dan Teknik Sipil
Unpar – Jesuit Refugee Service
[JRS]
125
* = sebagai pelaksana (tunggal) pengabdian kepada masyarakat
** = sebagai ketua tim pengabdian kepada masyarakat
*** = sebagai anggota tim pengabdian kepada masyarakat
D. PUBLIKASI ARTIKEL ILMIAH JURNAL DALAM 5 TAHUN TERAKHIR
No Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor/
Tahun
Nama Jurnal
1 REINTERPRETATION OF
ARCHITECTURAL IDENTITY IN A TIDAL
WATERFRONT CITY
Case Study: Transformation of Riverbank
Area in Banjarmasin Old City Center
Authors:1)KaryadiKusliansjah;2)
UrasSiahaan;3) Rumiati R Tobing
2014-2015 International Journal of Architecture and
Urban Development (IJAUD )
OnlineISSN : 2345-2331
Print ISSN : 2228-7396
www.ijaud.srbiau.ac.ir
2 ―RAFTA2011, The Innovation Of The
Manufactured Floating House Model: A New
Concept Of Waterfront Settlements For Flood
Risk Reduction In Indonesia‖
2013 The International Journal of Engineering
and Science (THE IJES)
e-ISSN: 2319-1813, p-ISSN: 2319-1805
www.theijes.com, has indexed in ANED
(American National Engineering Database)
number is 09.1913/0282018029
3 Inovasi Model RAFTA 2011
Perancangan Arsitektur Tepian Sungai Rawan
Banjir di Indonesia
Volume 9 Nomor
2, edisi Desember
2011
Jurnal TESA ARSITEKTUR ISSN 1410-
6094
4 Mengembangkan Tatanan ‗Ruang Publik‘
Dalam Arsitektur Kota Di Indonesia
Volume 1, No 1,
edisi Jan 2012
Klipping PURA – lab ARKODEKO
Jur.Arsitektur UNPAR
E. PUBLIKASI ARTIKEL ILMIAH DALAM PROSIDING SEMINAR / MAJALAH
10 TAHUN TERAKHIR
No Judul Artikel Ilmiah Tahun Nama Proceeding Seminar 1 THE URBAN ARCHITECTURAL
CONCEPT OF THE TIDAL RIVER AREA
IN BANJARMASIN‘S OLD TOWN IN THE
PRE-COLONIAL AND COLONIAL ERAS
1.Kusliansjah, Karyadi, 2, Siahaan, Uras
3.Tobing, Rumiati R
24-26 November
2015
Proceeding International Joint-Conference of
SENVAR-iNTA-AVAN 2015
Wisdom of the Tropics : Past, Present &
Future
Universiti Teknologi Malaysia, Johor
2. KONSEP 5A SEBAGAI PRINSIP DASAR
ARSITEKTUR KOTA SUNGAI PASANG
SURUT
Kasus Kota Lama Banjarmasin Kalimantan
Selatan
18-19 September
2015
Prosiding Seminar Nasional
ECO-LOGIC CITY 2015
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik
Universitas Tarumanagara
Jakarta
3 MORFOLOGI ARSITEKTUR KOTA TEPI
AIR Kasus: Struktur Kota Banjarmasin -
Kalimantan Selatan Indonesia
2014 Seminar Nasional Hasil Penelitian Hibah
Bersaing SIMLITABMAS DIKTI, Februari
2014
xv
4 REINTERPRETASI IDENTITAS
ARSITEKTUR KOTA AIRPASANG-SURUT
Studi Kasus:Transformasi
KawasanTepianSungai Pusat Kota Lama
Banjarmasin
November 2013 Prosiding Seminar Nasional
Reinterpretasi IdentitasArsitektur Nusantara,
Bali-2013, ISBN No. 1234-5678
Jurusan Arsitektur Universitas Udayana
Denpasar Bali
5 Keberlanjutan Arsitektur Kota Air Pasang
Surut Menghadapi Pengaruh Transformasi
Kota dan Peningkatan Permukaan Air Laut.
Studi Kasus: Kawasan Tepian Sungai Pusat
Kota Lama Banjarmasin
September 2013 Prosiding Seminar Nasional ‗ Kota Hijau
Pesisir Tropis ‗dan Kongres VII Asosiasi
Sekolah Perencanaan Indonesia
Jurusan Arsitektur Sam Ratulangi ,Manado,
Sulawesi Utara,
6 RAFTA 2011, Model Inovasi Perancangan
Arsitektur Pada Daerah Kritis Banjir Tepian
Sungai Di Indonesia
22-23 November
2011 Bandung.
ISBN 978-979-
95595-8-6
Prosiding seminar nasional dan pameran
Kebijakan dan Strategi Pengadaan
Perumahan Berkelanjutan Di Indonesia
Kementerian Pekerjaan Umum Pusat
Penelitian dan Pengembangan Pusat
Penelitian dan Pengembangan Permukiman
dan Universitas Katolik Parahyangan Jurusan
Arsitektur FT dan Magister Arsitektur
7 Model Rumah Apung Fabrikasi
Inovasi Perancangan Arsitektur Waterfront
untuk Daerah Kritis Banjir dan Gempa pada
Kasus Pesisir di Indonesia.
22 November
2008
Prosiding Seni Rupa & Desain Dalam
Transformasi Budaya Indonesia, Universitas
Kristen Maranatha, Bandung
8 Posisi Ideal Bangunan Gereja di Wilayah Kota September 2005 Majalah BerBuah P. HTBSPM- Bandung-/
dipublikasi
9 PENYUSUNAN KURIKULUM INTI
PENDIDIKAN ARSITEKTUR INDONESIA
Salah satu upaya menunjang penyiapan dasar
Arsitek Profesional di Era Globalisasi
LUSTRUM II
STT Musi
Palembang,
1 Juni 2002
Bertema : Berubah untuk Semakin
Berkualitas
F. PEMAKALAH SEMINAR ILMIAH (ORAL PRESENTATION) DALAM 9TAHUN
TERAKHIR
No Nama Pertemuan Ilmiah/ Seminar Judul Artikel ilmiah Waktu
&Tempat 1 PemakalahWorkshop Sustainable Urban
Development of CostalAreas Studi Kasus
Peremajaan Kampung Nelayan Di Muara
Angke Jakarta,
PERMUKIMAN SUNGAI PASANG-
SURUT KOTA BANJARMASIN
19-20 Oktober
2016 Universitas
Kristen Indonesia,
Jakarta- Cawang,
2 Speaker on International Joint-Conference of
SENVAR-iNTA-AVAN 2015
Wisdom of the Tropics : Past, Present & Future
Universiti Teknologi Malaysia, Johor
THE URBAN ARCHITECTURAL
CONCEPT OF THE TIDAL RIVER AREA
IN BANJARMASIN‘S OLD TOWN IN
THE PRE-COLONIAL AND COLONIAL
ERAS
24-26 November
2015
UTM,Johor,
Malaysia
3 Pemakalah Seminar Nasional ECO-LOGIC
CITY 2015,-Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik
Universitas Tarumanagara ,Jakarta
KONSEP 5A SEBAGAI PRINSIP DASAR
ARSITEKTUR KOTA SUNGAI PASANG
SURUT
Kasus Kota Lama Banjarmasin Kalimantan
Selatan
18-19 September
2015 FT Jurusan
Arsitektur
UniversitasTarum
anegara, Jakarta
4 Pemakalah Seminar dan Forum Diskusi (Fordis
3) Architecture as a Language, Kerjasama
Program Doktor Arsitektur - Pascasarjana
Universitas Katolik Parahyangan dengan
Program Pascasarjana Universitas Atmadjaya,
IDENTIFIKASI DAN INTERPRETASI
ARSITEKTUR PUSAT KOTA LAMA
BANJARMASIN
DALAM KONTEKS KAWASAN SUNGAI
PASANG-SURUT
27 November
2014- Program
Pascasarjana
Universitas
Atmadjaya,
Yogyakarta,
5 Pemakalah Seminar Nasional Hasil Penelitian
Hibah Bersaing DIKTI
MORFOLOGI ARSITEKTUR KOTA TEPI
AIR Kasus: Struktur Kota Banjarmasin -
Kalimantan Selatan Indonesia
Februari 2014
Universitas
Achmad Yan,
Cimahi
6 Pemakalah Seminar Nasional
Reinterpretasi IdentitasArsitektur Nusantara,
Bali-2013, ISBN No. 1234-5678
REINTERPRETASI IDENTITAS
ARSITEKTUR KOTA AIRPASANG-
SURUT Studi Kasus:Transformasi
KawasanTepianSungai Pusat Kota Lama
Banjarmasin
November 2013
Jurusan Arsitektur
Univ.Udayana
Denpasar Bali
7 Pemakalah Seminar Nasional ‗ Kota Hijau
Pesisir Tropis ‗dan Kongres VII Asosiasi
Sekolah Perencanaan Indonesia
Keberlanjutan Arsitektur Kota Air Pasang
Surut Menghadapi Pengaruh Transformasi
Kota dan Peningkatan Permukaan Air Laut.
Studi Kasus: Kawasan Tepian Sungai Pusat
September 2013
Jurusan Arsitektur
Sam Ratulangi
,Manado,
xvi
Kota Lama Banjarmasin Sulawesi Utara,
8 FGD I-II dan Seminar Nasional penyusunan
konsep masterplan Tahura Ir. H. Djuanda –
Kerjasama Tripartiet Pemda Jabar-Dinas
Kehutanan-Balai Tahura Ir. H. Djuanda-
Yayasan Sahabat Lingkungan Hidup-
Universitas katolik Parahyangan
Konsep Masterplan Tahura Ir. H. Djuanda
2014-2044
Februari, Juni,
Oktober 2013
Unpar , Bandung
9 Seminar Nasional dan Pameran Kebijakan &
Strategi Pengadaan Perumahan Berkelanjutan
Di Indonesia Kementerian Pekerjaan Umum
Pusat
RAFTA 2011, Model Inovasi Perancangan
Arsitektur Pada Daerah Kritis Banjir Tepian
Sungai Di Indonesia
22-23 November
2011, Hotel Aston
Bandung
10 Lokakarya Pengembangan Kurikulum FPTK-
UPI, Bandung
Kurikulum pendidikan sarjana Arsitektur,
2010
18-19 Nopember
2010
11 Seminar Seni Rupa & Desain Dalam
Transformasi Budaya Indonesia, Universitas
Kristen Maranatha, Bandung
Model Rumah Apung Fabrikasi
Inovasi Perancangan Arsitektur Waterfront
untuk Daerah Kritis Banjir dan Gempa pada
Kasus Pesisir di Indonesia.
22 November
2008, Universitas
Kristen
Maranatha,
Bandung
G. KARYA BUKU DALAM 15 TAHUN TERAKHIR
No Judul Buku Tahun Jlh
hal Penerbit
1 Buku Direktori Alumni Magister dan Doktor
Arsitektur Sekolah Pascasarjana Universitas
Katolik Parahyangan
2015 48 Panitia Temu Alumni I Dan Forum Diskusi
Sekolah Pascasarjana Universitas Katolik
Parahyangan
2 Buku Prosiding dan buku Acara Seminar
Nasional FengShui
2014 120 Panitia Seminar Nasional FengShui Program
Pascasarjana Universitas Katolik
Parahyangan
3 Buku Konsep Masterplan Tahura Ir. H.
Djuanda 2014-2044 kerjasama Tripartiet
Pemda Jabar-Dinas Kehutanan-Balai Tahura Ir.
H. Djuanda-Yayasan Sahabat Lingkungan
Hidup- Universitas katolik Parahyangan
2013 120 Tripartiet – LPPM Unpar
4 Buku, Penyusunan kurikulum berbasis
kompetensi jurusan Arsitektur Unpar 2012.
2012 96 jurusan Arsitektur Unpar
5 Penerbitan Buku SAA AWARD – I Final
Dummy
Pebruari
2005
96 Jurusan Arsitektur Unpar-IAI
6. Prosiding SIMLOK Nasional 2004 Program Pascasarjana Arsitektur Unpar
Jurusan Arsitektur Unpar, LSAI, REI,
Simposium Nasional Arsitektur Perumahan
dan LNPSA IX di Bandung
7 Tatanan Ruang Antara Bangunan di Kota,
Bacaan Keilmuan Arsitektur Kota –
Laboratorium Arkodeko-
Septem-
ber 2004
dipublikasi terbatas Jurusan Arsitektur Unpar
8 Tatanan Ruang Antara Bangunan Di Kota –
Problem Kota Krusial Untuk Perancangan
Arsitektur-Bacaan Keilmuan Arsitektur Kota
2004 dipublikasi terbatas, Jurusan Arsitektur
Unpar
9 Proceeding Sarasehaan Nasional Pendidikan
Doktor Arsitektur di Indonesia
2003 Program Pascasarjana Arsitektur Unpar
10 Buku Petunjuk Pelaksanaan Konsorsium Studio
Perancangan Arsitektur
2001-
2002,
Jurusan Arsitektur Unpar
11 Buku Lustrum - Berubah untuk semakin
berkualitas/ ―Penyusunan Kurikulum Inti
Pendidikan Arsitektur-Perguruan Tinggi
Indonesia, perlu bercermin diri untuk
menentukan kompetensi‖
2002 STT MUSI Palembang
H. Perolehan HKI dalam 5-10 Tahun Terakhir No Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID
I. PENGALAMAN MERUMUSKAN KEBIJAKAN PUBLIK / REKAYASA SOSIAL
LAINNYA DALAM 5 TAHUN TERAKHIR
No Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Tahun Tempat Respons masyarakat
xvii
Lainnya yang telah Diterapkan Penerapan 1 PIC Pengabdian Masyarakat LPPM-Unpar
dalam Tim Tripartiet Dinas Kehutanan/Balai
Tahura ir H.Djuanda- Yayasan Sahabat
lingkungan Hidup- Universitas katolik
Parahyangan dalam penyusunan Masterplan
Tahura 2014-2044
2012-
2013
Tahura Ir, H.
Djuanda
Memotivas Masyarakat sadar
lingkungan hutan lindung Tahura ir.
H. Djuanda; Memperjuangkan
lahirnya PIKA Tahura Ir. H.
Djuanda, Mendukung lahirnya
EcoCamp.
2 Juri Indocement Award Better Shelter For A
Better Life – Inspiring Innovation - Semen Tiga
Roda Architectural Designwork Competition
Award
2010, Jakarta
Lingkup
nasional
Memotivasi inovasi para mahasiswa
seni / arsitektur dan perancang muda
menciptakan sarana untuk
lingkungannya.
3 ARSAPEX 2010,International Seminar
‖Architecture Education‖ and Student‘s Project
Exhibition
Maret
2010
Universitas
Katolik
Parahyangan,
Bandung
Indonesia.
Menggalang kerjasama antara
perguruan tinggi pendidikan
arsitektur (anggota APTARI) + IAI
(ikatan Arsitek Indonesia),
menunjukan kekhasan yang setara
internasional, dan berhasil merebut
pengakuan internasional (UIA +
ARCASIA)
4 Penerapan kembali konstruksi rumah bambu
pada Masyarakat Pasca Gempa 2009,kerjasama
Jurusan Arsitektur dan Teknik Sipil Unpar –
Jesuit Refugee Service [JRS]
2009 Kecamatan
Takokak
Kabupaten
Cianjur Jawa
Barat,
Sadar akan bahaya tinggal di
lingkungan kristis gempa, dan
tanggap bahaya, serta membangun
kembali kepercayaaan masyarakat
untuk mau memanfaatkan
konstruksi rumah bambu aman
terhadap gempa.
5 Advisor of Organizing Exhibition Werner Sobek
– Designing The Future – Triple Zero-
Architectural Travelling Exhibition, Goethe
Institute Indonesian-Werner Sobek-UPH,
Septem
ber
2009
Kampus
Universitas
Katolik
Parahyangan
Menarik dan membuka wawasan
mahasiswa arsitektur untuk
berinovasi dengan teknologi dalam
perancangan arsitektur dan punya
sikap terhadap lingkungan alam.
6 Juri Indocement Award, Better Shelter For A
Better Life - Innovation for Improvement -
Semen Tiga Roda Architectural Artwork
Competition Award.
2008 Jakarta
Lingkup
nasional
Memotivasi inovasi para mahasiswa
seni / arsitektur dan perancang muda
memperhatikan lingkungannya.
J . PENGHARGAAN YANG PERNAH DIRAIH DALAM 10 TAHUN TERAKHIR
(DARI PEMERINTAH, ASOSIASI ATAU INSTITUSI LAINNYA) No Jenis penghargaan Institusi Pemberi
penghargaan
Tahun
1 Pemenang pertama Sayembara Nasional Konsep dan Skematik
Perancangan ―Future Campus Surya University‖- (Ketua Tim
perancang)
Ikatan Arsitek Indonesia
(IAI)- universitas Surya
2013-2014
2 Penyaji Makalah Penelitian terbaik DIKTI –DP2M 2012
3 The Special Award: Excellent Design.–Sekolah Busana Indonesia
Pembimbing SAA –angkatan 23 an. Peserta : Elfan Kedmon
Nrp.20022008
SAA AWARD 10
Jurusan Arsitektur
UNPAR & IAI JAWA
BARAT
2007-2008
4 The Special Award: Excellent Design. –Hotel Bisnis Bintang Empat
Bandung Pembimbing SAA –angkatan 22 an. Peserta : Welly
Yogatama Nrp.2001200
SAA AWARD 9
Jurusan Arsitektur
UNPAR & IAI JAWA
BARAT
2006-2007
5 The Special Award: Excellent Design. –Sekolah Musik Bandung
Pembimbing SAA –angkatan 22 an. Peserta : Luki Nrp.2001200...
SAA AWARD 9
Jurusan Arsitektur
UNPAR & IAI JAWA
BARAT
2006-2007
6 The Special Award: Excellent Design. -Sony Distribution Office
Bandung Pembimbing SAA –angkatan 16 an. Peserta : Hendra
Rahman Nrp.199420087
SAA AWARD 3
Jurusan Arsitektur
UNPAR & IAI JAWA
BARAT
2003-2004
7 Karya terbaik / The First Best Design (Three) Family and Leisure
Hotel,Bandung Pembimbing SAA –angkatan 15 an. Peserta :
Rekotomo Prasetyo Nrp.199420087
SAA AWARD 2 Jurusan
Arsitektur UNPAR &
IAI JAWA BARAT
2003-2004
8 Karya terbaik Kategori Inovatif teknologi- Showroom Mercedesbens
Bandung Pembimbing peserta SAA –angkatan 14 an. Jimmy Sutomi
SAA AWARD 1 Jurusan
Arsitektur UNPAR &
2002-2003
xviii
Nrp IAI JAWA BARAT
9 Certificate of Appreciation Perancangan Renovasi / Pengembangan
Sekolah Yos Sudarso-Subang dan Sekolah Ign Slamet Riyadi –
Bandung
Yayasan Salib Suci 2005
10 Certificate for Lecturer Participation Workshop and StudyTour in
Singapore, Malaysia and Thailand ,August 2nd-10th 2004
JURUSAN
ARSITEKTUR FAK.
TEKNIK UNPAR
2004
11 Certificate of Appreciation Perancangan Renovasi / Pengembangan
Sekolah Yos Sudarso- Karawang
Yayasan Salib Suci 2004
K. JABATAN STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL
L. KEANGGOTAAN ASOSIASI No Keanggotaan Asoiasi Nomor
1 Sertifikat PendidikDosen Profesional Bidang Ilmu Teknik
Arsitektur
(No.Reg.12104100607944)
NIDN 0420125401
2 Sertifikasi Keahlian Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi
(LPJK)
3 Anggota Profesional Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) 1381 831 200
4 Anggota Persatuan Sarjana Arsitektur Indonesia (PSAI)
5 Anggota dan Pengurus Ikatan Alumni UNPAR (IKA UNPAR)
6 Anggota Ikatan Alumni Arsitektur UNPAR (IAAU)
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan
secara hokum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup
menerima resikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah stu persyaratan dalam pengajuan
Program Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi
Bandung, 09 Juni 2017
( Dr.Ir. Y.Karyadi Kusliansjah, MT, IAI)
No Jabatan Struktural/Fungsional Masa Bakti
1 Wakil Dekan Bidang Sumberdaya Fakultas Teknik Universitas
Katolik Parahyangan
2017-2019
2 Ketua Jurusan Arsitektur ,Fakultas Teknik Universitas katolik
Parahyangan
2008-2010
3 Asisten Direktur Bidang Sumber Daya, Program Pascasarjana
Unversitas Katolik Parahyangan,
2005-2007
4 Wakil Kepala Program Magister dan Doktor Arsitektur -
Pascasarjana Universitas Katolik Parahyangan
2003-2007
5 Anggota Senat Fakultas Teknik Unpar 2017-2019
2003-2007
6 Dosen Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Unpar, 1992-kini
7 Dosen Pembina Jurusan Arsitektur STT.Musi Palembang,
kerjasama Program APTIK.
1999-2009
8 Dosen Program Pascasarjana Unpar, 2016- kini
2000-2007
9 Ketua KBI Arsitektur Kota dan Desain Perkotaan (ARKODEKO)
Prodi Arsitektur Unversitas Katolik Parahyangan
2015-kini
10 Ketua Pusat Studi Adaptasi dan Resilien Desain Lingkungan /
Centre for Adaptataion and Resilience Environmental Design
Studies (CAREDs)– LPPM Unpar.
2017-2018
xix
2. Biodata Anggota Tim Pengusul 1
1 N a m a Lengkap Doddi Yudianto, ST., MSC., Ph.D.
2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 Jabatan Fungsional Lektor
4 Jabatan Struktural Dosen Tetap
5 NIP/ NIK Identitas Lainnya 20030217
6 NIDN/Serdos 0419077701
7 Tempat,Tanggal Lahir Lampung, 19 Jul 1977
8 Alamat Rumah Jalan Banyak Endah 9, Kota Baru Parahyangan
9 Nomor Telepon/Faks/Hp -
10 Alamat Kantor Fakultas Teknik – Universitas Katolik Parahyangan
11 Alamat Kantor Jalan Ciumbuleuit No. 94, Bandung 40141
12 Nomor Telepon/Faks Telepon: (022) 2033691, Fax: (022) 2033692
13 Alamat E-Mail E-mail: [email protected], [email protected]
14 Lulusan Yang Telah Dihasilkan S1: -
15 Mata Kuliah Yang Diampu Sarjana (S1):
Mekanika Fluida
Hidraulika
Hidrologi
Praktikum Hidraulika
Irigasi dan Bangunan Air
Drainase Perkotaan
Pengembangan Sumber Daya Air
Perancangan Sistem Polder
Analisis Hidrologi Terapan
Analisis Hidraulika Terapan
Pasca Sarjana (S2 dan S3):
Tropical Hydrology and Streamflow Forecasting
Urban Flood Modelling and Disaster Management
Urban Water Management
Research Methodology
Surface Water Quality Modelling
Integrated Water Resources Management (S3)
Applied Modeling in Water Resources (S3)
A. RIWAYAT PENDIDIKAN S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan
Tinggi
Universitas Katolik
Parahyangan-Prodi Teknik
Sipil
University of Surrey,
Guildford, Inggris
Hohai University, Nanjing,
China
Bidang Ilmu Teknik Sipil Water and Environmental
Engineering
Hydrology and Water
Resources
Tahun Masuk-Lulus 1995 - 1999 2001 - 2002 2006-2009
Judul skripsi/Thesis/
Disertasi
Analisis Kualitas Air Sungai
Cikapundung Menggunakan
Model SWMM
Hydrological Characteristics
of the Upper Citarum
Catchment
Kinetics Equilibrium of
Bacteria Employed in the
Treatment of Urban
Polluted River
Nama
Pembimbing/Promotor
Salahudin Gozali, Ph.D. dan
Ir. Bambang Adi Riyanto,
M.Eng
Prof. Y. Ramsis Fares Prof. Xie Yuebo
B. PELATIHAN DAN SEMINAR 1. Peserta pelatihan tentang Pengujian Kualitas Air yang diselenggarakan oleh University of Surrey di Kota
Guildford pada tahun 2002.
2. Peserta seminar tentang Permasalahan Air Minum di Negara Berkembang yang diselenggarakan oleh
Thames Water di kota London, Inggris pada tahun 2002.
3. Peserta workshop tentang Pengelolaan Sampah Padat dan Banjir yang diselenggarakan oleh UNESCO-IHE
Delft-Universitas Katolik Parahyangan di Bandung, pada bulan Desember 2002.
4. Peserta workshop nasional tentang Pengembangan Kapasitas dan Jejaring dalam rangka Pengelolaan
Sumber Daya Air yang diselenggarakan oleh CIWEMS- UNESCO-IHE Delft di Bandung pada tanggal 3-5
xx
Juni 2003.
5. Peserta seminar tentang Identifikasi Air Bersih di Jawa Barat yang diselenggarakan oleh Dinas Permukiman
dan Tata Kota di Bandung pada tanggal 2 Oktober 2003.
6. Peserta seminar tentang Teknologi Keairan yang diselenggarakan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan
Sumber Daya Air di Bandung pada tanggal 14-15 Oktober 2003.
7. Peserta pelatihan tentang Logical Framework yang diselenggarakan oleh UNESCO-IHE Delft di Bandung
pada tanggal 25 Oktober 2003.
8. Peserta pelatihan tentang Pengembangan Jaringan Komputer yang diselenggarakan oleh Universitas Katolik
Parahyangan di Bandung pada tanggal 12 November 2003.
9. Peserta pelatihan tentang Analisis Kualitas Data Menggunakan N-Vivo yang diselenggarakan oleh
Universitas Katolik Parahyangan di Bandung pada tanggal 15-16 Desember 2003.
10. Peserta pelatihan tentang Konseling dan Pengembangan Pendidikan yang diselenggarakan oleh
PUSDIKTEK di Bandung pada tanggal 13-14 Januari 2004.
11. Peserta pelatihan tentang Pengembangan Keterampilan Kepemimpinan yang diselenggarakan oleh
Universitas Katolik Parahyangan bekerjasama dengan Indogement dan LPA FIA UNIBRAW bertempat di
Bandung pada tahun 2004.
12. Pembicara pada Pertemuan Ilmiah Tahunan HATHI yang diselenggarakan oleh HATHI bertempat di
Denpasar, Bali pada tanggal 30 September – 2 Oktober 2004.
13. Peserta pelatihan tentang Pengembangan Metode Pembelajaran Kreatif dan Inovatif yang diselenggarakan
oleh UNESCO-IHE bekerjasama dengan Universitas Katolik Parahyangan di Bandung pada tanggal 5
October 2004.
14. Peserta pelatihan tentang Pengelolaan Strategis Perkotaan yang diselenggarakan oleh UNESCO-IHE
bekerjasama dengan Universitas Katolik Parahyangan di Bandung pada tanggal 6 October 2004.
15. Peserta workshop tentang Pengelolaan Terpadu Sumber Daya Air yang diselenggarakan di Radin Hotel,
Jakarta pada tanggal 13-14Desember 2004.
16. Pembicara seminar sehari Aplikasi GIS dalam Pengelolaan Sumber Daya Air yang diselenggarakan oleh
Universitas Bina Nusantara di Jakarta pada tanggal 16 Desember 2004.
17. Peserta seminar sehari tentang Dampak Tsunami yang diselenggarakan oleh Universitas Katolik
Parahyangan di Bandung pada tahun 2004.
18. Peserta workshop tentang Penulisan Esai di Jurnal Nasional yang diselenggarakan oleh Universitas Katolik
Parahyangan di Bandung pada tahun 2005.
19. Peserta workshop tentang Concrete Faced Rockfill Dam (CFRD) bertempat di Sahid Hotel, Jakarta, pada
tanggal 15 - 16 Maret 2005.
20. Peserta pelatihan internasional tentang Pengelolaan Terpadu Daerah Aliran Sungai yang diselenggarakan
oleh UNESCO-IHE pada tanggal 1 Maret – 1 Juli 2005.
21. Peserta workshop tentang Metode Pembelajaran Kreatif yang diselenggarakan oleh PoWER – UNESCO
IHE dan Universitas Katolik Parahyangan bertempat di Lembang, Bandung pada tanggal 14-20 Mei 2005.
22. Peserta pelatihan tentang MapInfo dan Arcview yang diselenggarakan oleh Direktorat Geologi di Bandung
pada tanggal 1 - 5 Agustus 2005.
23. Pelatihan wokshop internasional tentang Pembelajaran Secara Online di Bidang Pengelolaan Sumber Daya
Air yang diselenggarakan oleh CapNet, PoWER, dan UNPAR bertempat di Bandung pada tanggal 21 – 25
November 2005.
24. Peserta workshop tentang Penilaian Kebutuhan Pengelolaan Sumber Daya Air yang diselenggarakan oleh
PT. IHE-Indonesia bertempat di Surabaya pada tanggal 1 – 5 Juni 2006.
25. Peserta pelatihan tentang Pendidikan Inovatif yang diselenggarakan oleh PoWER UNESCO-IHE, Delft,
Belanda pada tanggal 26 Maret – 3 April 2007.
26. Peserta workshop tentang Pengelolaan Terpadu Banjir yang diselenggarakan oleh PT. IHE Indonesia
bertempat di Bandung pada tanggal 6 – 9 Juli 2009.
27. Peserta workshop internasional tentang Metode dan Alat Untuk Beradaptasi Terhadap Perubahan Iklim
yang diselenggarakan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air di Bandung pada tanggal
8 – 9 Maret 2010.
28. Pembicara pada konferensi nasional tentang Teknologi Inovatif Untuk Mendukung Pengelolaan Sumber
Daya Air dan Peningkatan Kesejahteraan Komunitas yang diselenggarakan oleh Pusat Penelitian dan
Pengembangan Sumber Daya Air bertempat di Bandung pada tanggal 10 – 11 Maret 2010.
29. Pembicara di workshop akademik tentang Restorasi Sungai Citarum Menggunakan Teknologi Alternatif
yang diselenggarakan oleh BAPPENAS bertempat di Bandung pada tanggal 24 Mei 2010.
30. Penilai makalah Seminar Internasional tentang Pengelolaan Risiko Untuk Sumber Daya Air yang
diselenggarakan oleh HATHI bertempat di Hotel Borobudur pada tanggal 15 – 17 Juli 2011.
31. Penilai makalah Pertemuan Ilmiah HATHI yang diselenggarakan oleh HATHI bertempat di Ambon pada
tanggal 28 – 30 Oktober 2011.
xxi
32. Pembicara tamu pada Master‘s Summer School Program of Environmental Science yang diselenggarakan
oleh Hiroshima University pada tanggal 3 – 9 Agustus 2012.
33. Pembicara pada Konferensi Internasional tentang Pengelolaan Air dan Lingkungan Berkelanjutan yang
diselenggarakan oleh Universitas Katolik Parahyangan pada tanggal 17 – 24 Januari 2013.
34. Pembicara tamu pada Master‘s Summer School Program of Environmental Science yang diselenggarakan
oleh Hiroshima University pada tanggal 3 – 9 Agustus 2013.
35. Penilai makalah seminar Internasional tentang Solusi Bencana Keairan yang diselenggarakan oleh HATHI
bertempat di Hotel Sheraton, Yogyakarta, Indonesia pada tanggal 6 – 8 September 2013.
36. Penilai makalah Pertemuan Ilmiah Tahunan HATHI yang diselenggarakan di Jakarta pada bulan Oktober
2013.
37. Fasilitator pada Konferensi Internasional tentang Pengelolaan Bencana yang diselenggarakan oleh
Universitas Katolik Parahyangan pada tanggal 17 – 25 Januari 2014.
38. Pembicara tamu tentang Pengelolaan Banjir Perkotaan di Kyunghee University di Korea Selatan yang
diselenggarakan pada tanggal 8 Mei 2014.
39. Pembicara tamu pada Master‘s Summer School Program of Environmental Science yang diselenggarakan
oleh Hiroshima University pada tanggal 3 – 9 Agustus 2014.
40. Penilai makalah Pertemuan Ilmiah Tahunan HATHI yang diselenggarakan di Padang pada tanggal 22 – 24
Agustus 2014.
41. Narasumber pada workshop nasional tentang Pengelolaan Risiko Bencana Kekeringan dan Banjir yang
diselenggarakan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air pada tanggal 4 – 5 September
2014 yang diselenggarakan di Hotel Gumaya Tower, Semarang.
42. Penguji siding tesis program master yang diselenggarakan oleh Hohai University, Nanjing, China pada
tanggal 25 – 26 Mei 2015
43. Pembicara tamu pada Master‘s Summer School Program of Environmental Science yang diselenggarakan
oleh Hiroshima University pada tanggal 3 – 10Agustus 2015.
44. Narasumber pada Kolokium Hasil Penelitian dan Pengembangan Teknologi yang diselenggarakan di
Jakarta oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan pada
tanggal 1 – 3 Maret 2016.
C. PENGALAMAN PROFESIONAL 1999 - 2000
1. Asisten ahli hidrologi pada pekerjaan Studi Kelayakan Pembangunan Bendungan Muara Sungai Gong
Batam, Indonesia (Juli 1999 – Januari 2000)
2. Supervisor pekerjaan Rehabilitasi Bendungan Pacal dan Bendungan Prijetan, Jawa Timur, Indonesia
(Februari – Agustus 2000)
3. Ahli hidraulika pada pekerjaan Perencanaan Sistem Drainase Kota Batam, Indonesia (Agustus – Oktober
2000)
4. Asisten ahli hidrologi pada pekerjaan Studi Konservasi Sumber Daya Air di 15 Provinsi di Indonesia
(Agustus 2000 – Februari 2001)
5. Ahli hidraulika pada pekerjaan Perencanaan Sistem Drainase Desa Semarang, Jawa Tengah, Indonesia
(Oktober 2000 – Januari 2001)
6. Asisten ahli hidrologi pada pekerjaan Perencanaan Dermaga Nipah Panjang, Bengkulu, Indonesia
(Desember 2000 – Maret 2001)
2002 - 2004
1. Ahli hidraulika pada pekerjaan Desain Detail dan Pengendalian Banjir Sungai Landak, Kalimantan Barat,
Indonesia (November 2002 – Januari 2003)
2. Ahli hidraulika pada pekerjaan Desain Detail dan Pengendalian Banjir Sungai Roambak, Papua, Indonesia
(November 2002 – Januari 2003)
3. Ahli hidrologi dan hidraulika pada pekerjaan Desain Detail Sistem Drainase Desa Bangka, Bangka,
Indonesia (Desember 2002 – Februari 2003)
4. Supervisor pada pekerjaan Pembangunan Sistem Distribusi Air Bersih Perumahaan Pinus Regency Village,
Bandung, Jawa Barat, Indonesia (Juni – Agustus 2003)
5. Ahli hidrologi dan hidraulika pada pekerjaan Pengendalian Banjir Sungai Kalijaga, Cirebon, Jawa Barat,
Indonesia (Agustus – Oktober 2003)
6. Ahli hidrologi dan hidraulika pada pekerjaan Perencanaan Sistem Distribusi Air Kawah Gunung
Galunggung, Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia (Agustus – Desember 2003)
7. Asisten ahli sumber daya air pada pekerjaan Identifikasi Daerah Kekeringan Di Jawa Barat, Indonesia
(Agustus – Desember 2003)
8. Ahli hidraulika pada pekerjaan Review Desain Sistem Irigasi Rentang, Jawa Barat, Indonesia. (Agustus
2003 – Agustus 2004)
xxii
2005 - 2006
1. Ahli hidrologi pada pekerjaan Perencanaan Sistem Drainase Kawasan Pabrik PT. Adira-Honda, Cibeureum,
Jawa Barat, Indonesia (Maret – April 2005)
2. Ahli hidrologi dan hidraulika pada pekerjaan Review Desain Sistem Drainase Universitas Katolik
Parahyangan, Bandung, Jawa Barat, Indonesia (April - Mei 2005)
3. Ahli hidrologi dan hidraulika pada pekerjaan Perencanaan Sistem Drainase Perumahan Parongpong, Jawa
Barat, Indonesia (April – Juni 2005)
4. Ahli sumber daya air pada pekerjaan Desain Detail Infrastruktur Sistem Air Bersih Pada Kawasan Rawan Air
di Jawa Barat (Agustus – Desember 2005)
5. Ahli hidrologi dan hidraulika pada pekerjaan Modifikasi Saluran Pada Sungai Cibeureum, Bandung, Jawa
Barat, Indonesia (Juni 2006 – Agustus 2006)
2010 - 2011
1. Ahli hidrologi pada pekerjaan Evaluasi Kapasitas Kolam Retensi dan Pengendalian Banjir Sungai Batakan
Kecil, Balik Papan, Kalimantan Timur, Indonesia. (Januari – Juli 2010)
2. Team Leader pada pekerjaan Perencanaan Sistem Drainase Perumahan the Marakesh, Bandung, Jawa Barat,
Indonesia (Maret – Desember 2010)
3. Co-Team Leader pada pekerjaan Review Desain Sistem Drainase Kawasan Industri MM2100, Cibitung,
Jawa Barat, Indonesia (Juli 2010 – Juni 2011)
2012 – Sekarang
1. Ahli hidrologi pada pekerjaan Studi Kelayakan dan Desain Detail Sistem Pengendalian Banjir Sungai
Tenggarong, Kalimantan Timur, Indonesia (Mei 2011 – Juni 2012)
2. Team Leader pada pekerjaan Investigasi Kejadian dan Muka Air Banjir Sungai Barito (Mei – Agustus
2012)
3. Ahli sumber daya air pada pekerjaan Pengembangan Kerangka Kerja Kerjasama Pemerintah Swasta (Maret
– Agustus 2012)
4. Ahli hidrologi pada pekerjaan Desain Detail Bendungan Bontojaya, Selayar, Sulawesi Selatan (Mei –
Desember 2012)
5. Ahli hidrologi pada pekerjaan Desain Detail Bendungan Pelosika, Sulawesi Tenggara (Mei – Desember
2012)
6. Team Leader pada pekerjaan Review Kapasitas Kolam Retensi Pada Perumahan Citra Garden, Lampung
(Januari – April 2013)
7. Ahli hidrologi pada pekerjaan Review Risiko Banjir Pembangunan Kawasan Permukiman Jakarta Jakarta
International School, Jakarta (Mei – Agustus 2013)
8. Team leader pada pekerjaan Perencanaan Sistem Drainase Berkelanjutan Kawasan Industri Cikande
Millenium, Banten, Jawa Barat (Februari – September 2014)
9. Team leader pada pekerjaan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Terpadu Sampah Padat di Desa
Sindang Pakuon, pembiayaan sepenuhnya oleh KOICA melalui Yayasan Jubit International (Oktober 2014
– Februari 2015)
10. Anggota tim perencana pada pekerjaan Pembangunan MCK Berbasis Teknologi Tepat Guna di Desa
Sindang Pakuon, pembiayaan sepenuhnya oleh KOICA melalui Yayasan Jubit International (Oktober 2014
– Februari 2015)
11. Anggota tim perencana pada pekerjaan Pengembangan Instalasi Pengolahan Limbah Industri tekstil
Berbasis Daur Ulang di Solokan Jeruk, Majalaya, pembiayaan sepenuhnya oleh KEITI (Oktober 2014 –
Februari 2015)
12. Anggota tim pada pekerjaan Perencanaan Perencanaan dan Pengelolaan Strategi Alokasi Air, bekerjasama
dengan Kyung Hee University (April 2015 – Sekarang)
13. Team leader pada pekerjaan Perencanaan Sistem Drainase Kawasan Permukiman Komersial Pesona Square
Depok, Depok (Mei 2015 – Sekarang)
14. Team leader pada pekerjaan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Rangka Restorasi Sungai Cikapundung,
sepenuhnya dibiayai oleh Jubit International (Mei 2015 – Sekarang)
D. PUBLIKASI ARTIKEL ILMIAH JURNAL DALAM 5 TAHUN TERAKHIR
No Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor/
Tahun Nama Jurnal
1 Estimasi Dinamik Jangka Panjang Terhadap
Kualitas Air Untuk Pengendalian Eutrofikasi
Pada Waduk Jatiluhur
Vol. 3(1), Juni 2012 Jurnal Teknik Hidraulik, ISSN 2087-
3611 (terakreditasi LIPI).
2 Sistem Pendukung Keputusan Untuk
Perencanaan Alokasi Air Secara Partisipatoris
Pada Suatu Wilayah Sungai
Vol. 3(1), Juni 2012 Jurnal Teknik Hidraulik, ISSN 2087-
3611 (terakreditasi LIPI).
xxiii
3 Extended Activated Sludge Model No. 1
(ASM1) for Simulating Biodegradation Process
Using Bacterial Technology
Vol. 5(3): 278-
290/2012
Water Science and Engineering (SCI
Expanded)
4 Optimal System Operation of the Drops-
Cascading Konto System, Indonesia
2015 Journal of Applied Water Engineering
and Research (online) http://dx.doi.org/10.1080/23249676.2015
.1033657
5 Effects of Temporal Variability on HBV Model
Calibration
Vol 8(4), pp. 291-300 Water Science and Engineering (EI SCI
Journal)
E.PUBLIKASI PADA SEMINAR NASIONAL 1. Triweko, R.W., Riyanto, B.A, Karya, G., dan Yudianto, D., 2004, Pengembangan Sistem Informasi
Geografis Untuk Mengevaluasi Kinerja Sistem Irigasi Rentang, Jawa Barat, Indonesia. Pertemuan Ilmiah
HATHI tanggal 30 September – 2 October 2004, Denpasar, Bali, Indonesia.
2. Irianto, E.W., Triweko, R.W., dan Yudianto, D., 2010, Status Mutu Ekosistem Waduk Sebagai Indikator
Keberhasilan Pengelolaan Terpadu Wilayah Sungai, disajikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan HATHI
tanggal 29 Juli – 1 Agustus 2010, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia.
3. Hatmoko, W., Triweko, R.W., dan Yudianto, D., 2010, Penyusunan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air
di Tingkat Wilayah Sungai, disajikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan HATHI tanggal 29 Juli – 1 Agustus
2010, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia.
4. Sulaiman, D.M., Triweko, R.W., dan Yudianto, D., 2010, Pengelolaan Pantai Secara Terpadu Untuk Pulau
Bali, disajikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan HATHI tanggal 29 Juli – 1 Agustus 2010, Surabaya, Jawa
Timur, Indonesia.
5. Sulaiman, D.M., Triweko, R.W., dan Yudianto, D., 2011, Dampak peningkatan badai tropis terhadap erosi
pantai di Pulau Bali, disajikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan HATHI tanggal 28 – 30 Oktober 2011,
Ambon, Indonesia.
6. Wicaksono, A., Yudianto, D., dan Gandwinatan, J., 2012. Penerapan Sistem Semi Polder Sebagai Upaya
Manajemen Limpasan Permukaan di Kota Bandung, disajikan pada Seminar Nasional Aplikasi Teknologi
Prasarana Wilayah (ATPW), Surabaya, 11 Juli 2012, ISSN 2301-6752.
7. Wicaksono, A., Yudianto, D., Riyanto, B.A., dan Graha, G.S., 2013. Penerapan Kolam Retensi Dalam
Pengendalian Debit Banjir Akibat Pengembangan Wilayah Kawasan Industri, disajikan pada Seminar
Nasional IX - 2013Teknik Sipil ITS - Peran Industri Konstruksi dalam Menunjang MP3EI, Surabaya.
8. Aryansyah, R., Yudianto, D., dan Wicaksono, A., Evaluasi Perubahan Intensitas Curah Hujan dan
Dampaknya Terhadap Kapasitas Saluran Drainase di Kampus Universitas Katolik Parahyangan, disajikan
pada Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air pada tanggal 20 September 2014, Universitas Katolik
Parahyangan, Bandung, Indonesia.
9. Wardhana, M.S., Yudianto, D., dan Wicaksono, A., Aplikasi Model NAM pada DAS Cikapundung Hulu
dengan Outlet Maribaya, disajikan pada Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air pada tanggal 20
September 2014, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, Indonesia.
10. Rusli, S.R., Liu, J.T., and Yudianto, D., 2015, Implementasi Model Xinanjiang yang Berbasis Sistem
Informasi Geografis dalam Analisis Neraca Air DAS Jiangwan, disajikan pada Seminar Nasional Teknik
Sumber Daya Air, Bandung, 12 September 2015.
11. Wijaya, O.T., Yudianto, D., dan Guan, Y.Q., 2015, Analisis Sistem Cluster Sebagai Upaya Pengendalian
Banjir Pada Kawasan Industri, disajikan pada Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air, Bandung, 12
September 2015.
12. Fajar, S.F. dan Yudianto, D., 2015, Evaluasi Kapasitas Saluran Drainase Pada Kawasan Permukiman
Mandiri Berwawasan Pendidikan, disajikan pada Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air, Bandung, 12
September 2015.
13. Saputra, A. dan Yudianto, D., 2015, Evaluasi Dampak Pembangunan Gedung PPAG Terhadap Sistem
Drainase Kampus Unpar, disajikan pada Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air, Bandung, 12
September 2015.
14. Saktina, M. dan Yudianto, D., 2015, Evaluasi Kinerja Sistem Drainase Pada Kawasan Permukiman di
Bandung Timur, , disajikan pada Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air, Bandung, 12 September
2015.
15. Rusli, S.R., dan Yudianto, D. 2015, Studi Kecenderungan Perubahan Tinggi Curah Hujan Terhadap
Kejadian Banjir DKI Jakarta, disajikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan HATHI, 6 – 8 November 2015,
Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur.
16. Wijaya, O.T., Yudianto, D., dan Guan, Y.Q. 2015, Pemanfaatan Sistem Cluster dalam Upaya Penyediaan
Air Baku pada Kawasan Industri, disajikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan HATHI, 6 – 8 November 2015,
Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur.
xxiv
F.PUBLIKASI PADA SEMINAR INTERNASIONAL
1. Fares, Y. R., dan Yudianto, D., 2003, Hydrological Characteristics of the Upper Citarum Catchment in West
Java, Indonesia, disajikan pada River Basin Management 2003 in Gran Canaria, Canary Island.
2. Gao, C., Liu, J., Cui, H., dan Yudianto, D., 2008, An Applicable Method to Calculate Drainage Modulus in
Urbanized Lowlying Area, disajikan pada International Workshop on Education Technology and Training
& 2008 International Workshop on Geoscience and Remote Sensing, Shanghai, China, 21-22 Desember
2008.
3. Irianto, E.W., Triweko, R.W., dan Yudianto, D., 2011, Long Term Simulation of Phytoplankton Dynamics
by Object Oriented Model to Control Euttrophication in Jatiluhur Reservoir, disajikan pada seminar
internasional HATHI tentang Water Related Risk Management pada tanggal 15 – 17 Juli 2011, Hotel
Borobudur, Jakarta, Indonesia.
4. Sulaiman, D.M., Triweko, R.W., dan Yudianto, D., 2011, Integrated Coastal Vulnerability Assessment
Model for Bali Island, disajikan pada seminar internasional HATHI tentang water related risk management
pada tanggal 15 – 17 Juli 2011, Hotel Borobudur, Jakarta, Indonesia.
5. Yudianto, D. dan Rusli, S.R., 2013. Consideration in Choosing the Appropriate Flood Control System for
Tenggarong River, disajikan pada seminar internasional HATHI tentang water related disaster solutions, 6 –
8 September 2013, Hotel Sheraton, Yogyakarta, Indonesia.
6. Wicaksono, A., dan Yudianto, D. The Evaluation of Retention Pond Capacity Under a Series of Rainfall
Occurrence and Land Development, disajikan pada seminar internasional HATHI tentang water related
disaster solutions, 6 – 8 September 2013, Hotel Sheraton, Yogyakarta, Indonesia
7. Wuysang, J.E. dan Yudianto, D., The Application of Retention Pond System to Control Flooding in
Southern Pontianak City, disajikan pada seminar internasional HATHI tentang water related disaster
solutions, 6 – 8 September 2013, Hotel Sheraton, Yogyakarta, Indonesia.
8. Yudianto, D. 2014. Opportunities and Challenges in Implementing Smart Water Management in Citarum
River Basin, disajikan pada Smart Water Grid International Conference, 25 – 27 November 2014, Incheon,
Korea Selatan.
9. Riyanto, B.A. dan Yudianto, D., 2015, Flood Management Challenges in the Citarum River Basin, disajikan
pada Chuncheon Global Water Forum 2015, Korea Selatan, 17 – 18 September 2015.
10. Yudianto, D. dan Barus, A., 2015, Study in Hydrological Characteristics of the Upper Catchment of
Selorejo Reservoir, disajikan pada International Conference of Civil Engineering and Infrastructure, 7-8
October 2015 in Grand Clarion Hotel and Convention, Makassar, Sulawesi Selatan.
11. Wijaya, O.T., Yudianto, D., dan Guan, Y.Q., 2015, Optimization of Pumping Operation System in
Massively Developed Industrial City of Cikande, disajikan pada International Conference of Civil
Engineering and Infrastructure, 7-8 Oktober 2015 in Grand Clarion Hotel and Convention, Makassar,
Sulawesi Selatan.
12. Rusli, S. R., Yudianto, D., dan Liu, J.T., 2015, Significance of Conceptual Rainfall Runoff Model Over
Synthetic Unit Hydrograph in Simulating High Flow, disajikan pada International Conference of Civil
Engineering and Infrastructure, 7-8 Oktober 2015 in Grand Clarion Hotel and Convention, Makassar,
Sulawesi Selatan.
G.BAHAN AJAR 1. Modul pelatihan Hydrological Modelling With HEC-HMS: Computer Exercises on Flood Modelling,
bidang pemodelan dan manajemen banjir. Desember 2005. UNESCO-IHE, Institute for Water Education,
Delft, Belanda, disusun oleh Biswa Bhattacharya, Doddi Yudianto, dan Fransisca Mulyantari.
2. Bahan ajar matakuliah Hidraulika Saluran Terbuka, Desember 2005
3. Bahan ajar matakuliah Hidraulika Terapan, Desember 2005
4. Bahan ajar matakuliah Hidrologi Terapan, Desember 2005
5. Bahan ajar matakuliah Drainase Perkotaan, Desember 2005
6. Bahan ajar matakuliah Pengembangan Sumber Daya Air, Desember 2005
7. Bahan ajar matakuliah Collection of Hydrological Information and Data Processing, November 2006, Hohai
University, Nanjing, disusun oleh Xie Yuebo dan Doddi Yudianto
H. KARYA BUKU DALAM 15 TAHUN TERAKHIR No Judul Buku Tahun Jlh hal Penerbit
I. Perolehan HKI dalam 5-10 Tahun Terakhir No Judul/Tema HKI T Jenis Nomor P/ID
xxv
J. PENGALAMAN MERUMUSKAN KEBIJAKAN PUBLIK / REKAYASA SOSIAL
LAINNYA DALAM 5 TAHUN TERAKHIR
No Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial
Lainnya yang telah Diterapkan Tahun T Respons masyarakat
K . PENGHARGAAN YANG PERNAH DIRAIH DALAM 10 TAHUN TERAKHIR
(DARI PEMERINTAH, ASOSIASI ATAU INSTITUSI LAINNYA) No Jenis penghargaan Institusi Pemberi
penghargaan
Tahun
L. JABATAN STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL
M. KEANGGOTAAN ASOSIASI No Keanggotaan Asoiasi Nomor
1 Anggota Pengurus Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia (HATHI)
2 Anggota Komisi Teknis Sistem Nasional Indonesia Bidang Teknik
Sumber Daya Air
3 Anggota International Network Universities (INU)
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan
secara hokum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup
menerima resikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan
Program Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi
Bandung, 20 Juni 2017
(Doddi Yudianto, ST., MSC., Ph.D.)
No Jabatan Struktural/Fungsional Masa Bakti
1 Kepala Laboratorium Hidraulika Unpar 2017-2019
2 Wakil Dekan 1 Bidang Akademik Fakultas Teknik Unpar 2014-2017
3 Kaprodi Teknik Sipil Unpar 2012-2014
4 Sekretaris Prodi Teknik Sipil Unpar 2011-2012
5 Dosen Prodi Teknik Sipil Fakultas Teknik Unpar 2003-kini
xxvi
3. Biodata Anggota Tim Pengusul 2
1 N a m a Lengkap Yenny Gunawan, ST., MA.
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli
4 Jabatan Struktural Dosen Tetap
5 NIP/ NIK Identitas Lainnya 20100004
6 NIDN/Serdos 0430117602
7 Tempat,Tanggal Lahir Bandung, 30 November 1976
8 Alamat Rumah Jalan Pasirwangi II no 3
9 Nomor Telepon/Faks/Hp -
10 Alamat Kantor Fakultas Teknik – Universitas Katolik Parahyangan
11 Alamat Kantor Jalan Ciumbuleuit No. 94, Bandung 40141
12 Nomor Telepon/Faks Telepon: (022) 2033691, Fax: (022) 2033692
13 Alamat E-Mail E-mail: [email protected]
14 Lulusan Yang Telah Dihasilkan S1: -
15 Mata Kuliah Yang Diampu Pengantar Arsitektur
Teori Bentuk Arsitektur
Pengantar Teori Perancangan Arsitektur
Arsitektur Vernakular
Metodologi Riset Arsitektur
Studio Perancangan Arsitektur 2
Studio Akhir Arsitektur
Skripsi Sarjana Arsitektur
A. RIWAYAT PENDIDIKAN S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi
Universitas Katolik
Parahyangan-Jurusan
Arsitektur
Oxford Brookes University,
Oxford, United Kingdom -
Bidang Ilmu Arsitektur Arsitektur
Vernakular -
Tahun Masuk-Lulus 1995 - 2000 2002 - 2004 -
Judul skripsi/Thesis/
Disertasi
Symbiosis: Motivation
in Designing
Architecture
Adaptation of Bugis Vernacular
Architecture, a semiotic approach -
Nama
Pembimbing/Promotor Dr. Purnama Salura Prof. Dr. Paul Oliver -
B. PENGALAMAN PENELITIAN DALAM 12TAHUN TERAKHIR
No. Tahun Judul Penelitian
Pendanaan
Sumber Jml
juta Rp
1 2017 Joglo’s Knock Down Tectonic Culture** Penelitian Dosen Muda LPPM 10
2 2016 Discourse on phenomenology and vernacular
architecture **
Penelitian Dosen Muda LPPM 10
3 2015
Changing architectural design studio pedagogy
for digital generation.* Penelitian Mandiri -
4 2013 Bugis‘ Tectonic Culture ** Penelitian Dosen Muda LPPM 12
5 2010 Tamkesi‘s Tectonic Culture ** Penelitian Dosen Muda LPPM 12
* = sebagai peneliti ; ** = sebagai ketua peneliti; *** = sebagai anggota tim peneliti
C. PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DALAM 8 TAHUN
TERAKHIR
No Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Pendanaan
Sumber Jml
JutaRp
xxvii
1 2017 Tim Arsitektur Pengabdian Masyarakat
Kabupaten Samosir mendukung Toba Kaldera
Geopark meraih Unesco Geopark Network***
Pengabdian Careds LPPM Unpar
Kerjasama Unpar-Kab. Samosir-Sumatera
Utara -
2 2017 Pengabdian Masyarakat Perencanaan dan
Perancangan Master Plan Sekolah Tinggi
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Sumba Barat
**
Pengabdian LPPM Unpar
-
3 2015-
2016
Tim Arsitektur Fakultas Teknik Unpar dalam
Restorasi Sungai Cikapundung Pemberdayaan
Masyarakat Kampung Tebing Kota RW11-
RW12 Kecamatan Coblong dan Kecamatan
Cidadap***
Kerjasama antara Yayasan Jubit
International dan Universitas Katolik
Parahyangan -
4 2014-
2015
Tim Arsitektur Pengabdian Masyarakat
Rehabilitasi Goa Maria Bukit Kanada,
Rangkasbitung, Banten***
Pengabdian LPPM Unpar
-
5 2014 Pengabdian Masyarakat Perancangan Sekolah
Santo Josef Freinadementz**
Pengabdian LPPM Unpar -
6 2012-
2013
Tim Arsitektur Pengabdian Masyarakat Sekolah
Bestari Utami, Garut, Jawa Barat ***
Pengabdian LPPM Unpar
* = sebagai pelaksana (tunggal) pengabdian kepada masyarakat
** = sebagai ketua tim pengabdian kepada masyarakat
*** = sebagai anggota tim pengabdian kepada masyarakat
D. PUBLIKASI ARTIKEL ILMIAH JURNAL DALAM 5 TAHUN TERAKHIR
No
Judul Artikel Ilmiah
Volume/
Nomor/
Tahun
Nama Jurnal
E. PUBLIKASI ARTIKEL ILMIAH DALAM PROSIDING SEMINAR / MAJALAH
10 TAHUN TERAKHIR
No Judul Artikel Ilmiah Tahun Nama Proceeding Seminar 1 UNDAGI‘S SUSTAINABLE
ARCHITECTURE
17-19 May 2012 Proceeding of International Conference Surveys on
Vernacular Architecture: Their Signigicance in 20th
century architectural culture, CEAA, Oporto,
Portugal
2. ACCOMODATING TEMPORALITY 21-22 Januari
2011
Proceeding of CIB International Conference Local
Wisdom in Glocal Era, Duta WAcana Christian
University, Yogyakarta, Indonesia
3 UNDERSTANDING
MANGUNWIJAYA‘S SPACE
9 Oktober 2009
Prosiding Seminar Nasional Jelajah Ruang
Nusantara, Institut Teknologi Sepuluh November,
Surabaya.
F. PEMAKALAH SEMINAR ILMIAH (ORAL PRESENTATION) DALAM 9TAHUN
TERAKHIR
No Nama Pertemuan Ilmiah/ Seminar Judul Artikel ilmiah Waktu &Tempat 1 Pemakalah the 11th International Symposium
on Architectural Interchanges in Asia
Resilience and Diversity: Rethinking Asian
Architecture for the Next Generation
DISCONTINUED PILLAR: THE
ADAPTABILITY OF WATER
STILT HOUSE AT KUIN RIVER,
BANJARMASIN
20-23 September 2016
Tohoku University, Sendai,
Japan
2 Speaker on Bamboo as Resilient Building
Material: proceedings of Parahyangan Bamboo
Nation 2: International Construction Workshop
and Conference
FOLDED FRAME BAMBOO
SHELTER
5-6 April 2015
Obi Eco Campus, Jatiluhur
3 Pembicara pada 2nd National Simposium of
Vernacular Architecture
Comparative Study between
Chinese, Javanese and Colonial
houses in Lasem
November 2008,
Universitas Katolik
Parahyangan Bandung
G. KARYA BUKU DALAM 15 TAHUN TERAKHIR No Judul Buku Tahun Jlh hal Penerbit 1 Sumba‘s Traditional Ecological Knowledge in
Rumah Adat, dalam Buku Vernacular Buildings:
a New World Survey.
2017 Thames and Hudson, United Kingdom
xxviii
2 Trilogi Ekspedisi Arsitektur Hijau: Arsitektur
Timor (Uarau, Fohoterin dan Kamanasa)
2016 200 UNPAR PRESS, Bandung
3 Toi Doi: Sekilas Pandang Arsitektur Hanoi 2016 209 UNPAR PRESS, Bandung
4 Architecture for Humanities: URBANE‘s CSR
Projects
2014-
2015
177 URBANE, Bandung
5 Surau Bambu 2015 160 UNPAR PRESS, Bandung
6. Vocabulary of Architecture: DESIGN 2010 88 UPH PRESS, Tangerang
7 DESIGN FEVER: 25 competition entries of
URBANE
2009 URBANE, Bandung
8 Celebration of Civil Society dalam Buku
Rebuilding Community in Kosovo
2003 160 Center for Alternative Technology, UK
9 Naga Village: Heritage from Ancestor 2002 60 FORIS, Bandung
H. Perolehan HKI dalam 5-10 Tahun Terakhir No Judul/Tema HKI T Jenis Nomor P/ID
I. PENGALAMAN MERUMUSKAN KEBIJAKAN PUBLIK / REKAYASA SOSIAL
LAINNYA DALAM 5 TAHUN TERAKHIR No Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial
Lainnya yang telah Diterapkan
Tahun T Respons masyarakat
J . PENGHARGAAN YANG PERNAH DIRAIH DALAM 10 TAHUN TERAKHIR
(DARI PEMERINTAH, ASOSIASI ATAU INSTITUSI LAINNYA) No Jenis penghargaan Institusi Pemberi
penghargaan
Tahun
K. JABATAN STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL
L. KEANGGOTAAN ASOSIASI
No Keanggotaan Asoiasi Nomor
1 Anggota Lembaga Sejarah Arsitektur Indonesia (LSAI)
2 Anggota Vernacular Architecture Group and Asian Vernacular
Architecture Network (AVAN)
3 Anggota International Network on Traditional Building,
Architecture and Urbanism (INTBAU)
4 Anggota Ikatan Alumni Arsitektur UNPAR (IAAU)
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan
secara hokum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup
menerima resikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah stu persyaratan dalam pengajuan
Program Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi
Bandung, 13 Juni 2017
( Yenny Gunawan, ST., MA)
No Jabatan Struktural/Fungsional Masa Bakti
1 Ketua Divisi Riset dan Pengembangan Desain pada Centre for
Adaptataion and Resilience Environmental Design Studies
(CAREDs)– LPPM Unpar.
2017-2018
2 Dosen Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Unpar 2010-kini
3 Dosen Jurusan Arsitektur UPH 2008-2010
xxix
4. Biodata Anggota Tim Pengusul 3 Nama : Lidya Fransisca Tjong, Ir., M.T.
NIK
NIDN
SKA
:
:
:
19921491
0411036501
1.2.201.2.025.09.1161027
Tempat dan Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 11 Maret 1965
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Golongan / Pangkat : III/C
Jabatan Akademik : Lektor
Perguruan Tinggi : Universitas Katolik Parahyangan
Alamat : Jl. Ciumbuleuit No. 94 Bandung 40141
Telp./Faks. : 022 2042004 / 022 2033692
Alamat Rumah : Jl. Wira Angun-angun No. 13 Bandung 40115
Telp./Faks. : 022 4217163
Alamat e-mail : [email protected] / [email protected]
Tahun
Lulus
Program Pendidikan(diploma, sarjana, magister,
spesialis, dan doktor) Perguruan Tinggi
Jurusan/
Program Studi
1991 Sarjana Universitas Katolik
Parahyangan
Teknik Sipil
1996 Magister Institut Teknologi
Bandung
Teknik Sipil
Tahun Jenis Pelatihan( Dalam/ Luar Negeri) Penyelenggara Jangka waktu
2015 Pembuatan Materi Ajar Berbasis Multimedia
dengan Screencast-O-Matic dan iSpring
Pusat Inovasi
Pembelajaran Universitas
Katolik Parahyangan
± 4 jam
2014 Pelatihan Dasar E-Learning Pusat Inovasi
Pembelajaran Universitas
Katolik Parahyangan
± 4 jam
2013 Shortcourse Design Bangunan Tahan Gempa Himpunan Ahli
Konstruksi Indonesia
1 hari
2012 Training Quantitative Risk Analysis with @Risk Jurusan Teknik Sipil
Universitas Katolik
Parahyangan
2 hari
2011 Shortcourse Perancangan Struktur Tahan Gempa Himpunan Ahli
Konstruksi Indonesia
1 hari
2010 Shortcourse Mengapa Gedung-gedung Kita
Runtuh Saat Gempa
Himpunan Ahli
Konstruksi Indonesia
1 hari
2004 Pelatihan ―Kepemimpinan Eksekutif bagi
Perguruan Tinggi‖
Universitas Katolik
Parahyangan
2 hari
2004 Pelatihan ―Peningkatan Kemampuan dan
Ketrampilan Dosen Dalam Mengelola Proses
Pembelajaran‖
UPT – Pendidikan
Berkelanjutan Universitas
Katolik Parahyangan
3 hari
Mata Kuliah Program Pendidikan Institusi/Jurusan/Program
Studi
Sem/Tahun
Akademik.
Statika Sarjana Program Studi Teknik Sipil Universitas
Katolik Parahyangan
Ganjil/1998-
1999 sampai
sekarang
Analisis Struktur 1 Sarjana Program Studi Teknik Sipil Universitas
Katolik Parahyangan
Ganjil/2006-
2007 sampai
sekarang
Analisis Struktur 2 Sarjana Program Studi Teknik Sipil Universitas Genap/2002-
A. RIWAYAT PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI
B. PELATIHAN PROFESIONAL
C. PENGALAMAN MENGAJAR
xxx
Katolik Parahyangan 2003 sampai
sekarang
Struktur Baja 1 Sarjana Program Studi Teknik Sipil Universitas
Katolik Parahyangan
Ganjil/2014-
2015
Struktur Beton
Bertulang 1
Sarjana Program Studi Teknik Sipil Universitas
Katolik Parahyangan
Ganjil/2015-
2016 sampai
sekarang
Struktur Beton
Bertulang 2
Sarjana Program Studi Teknik Sipil Universitas
Katolik Parahyangan
Genap/2014-
2015 sampai
sekarang
Skripsi Sarjana Program Studi Teknik Sipil Universitas
Katolik Parahyangan
Ganjil/1999-
2000 sampai
sekarang
Tahun Judul Penelitian Ketua/anggota Tim Sumber Dana
2008 Inovasi Perancangan Arsitektur Model
Rumah Apung Fabrikasi Pada Tepi Air
dalam menghadapi global warming-
banjir-gempa di Indonesia
Anggota Penelitian Hibah
Bersaing
1997/1998 Faktor Aksi Kelompok Sambungan
Batang Tarik Kayu Dengan Baut Baris
Tunggal Berpelat Sisi Baja
Anggota LPPM Universitas
Katolik
Parahyangan
Buku/Bab Buku/Jurnal
Tahun Judul Penerbit/Jurnal
2008 The Tension Strength Experiment Of Thread Connection Based
On The Depth Of Thread Penetration
Jurnal Keilmuan dan
Penerapan Teknik Sipil-
Dimensi Teknik Sipil,
Vol.10, No.1,
Universitas Kristen
Petra, Surabaya,
*termasuk karya ilmiah dalam bidang ilmu pengetahuan/teknologi/seni/desain/olahraga
Tahun Jenis/Nama Kegiatan Tempat
2015-sekarang Pembangunan gedung gereja tahap 2 Bandung
2008-2013 Perencanaan struktur dan pembangunan gedung gereja
tahap 1
Bandung
2004 Presenter Public Expose SMU Stella Duce Yogyakarta;
SMU Santa Maria Yogyakarta
dan SMU Loyola Semarang
Tahun Jenis/ Nama Organisasi Jabatan/jenjang keanggotaan
2013 -
sekarang
Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia
Komda Jawa Barat
Bendahara
2001 -
sekarang
Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia Anggota Biasa
1993 - 2000 Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia Anggota Muda
D. PENGALAMAN PENELITIAN
E. KARYA ILMIAH*
F. KEGIATAN PROFESIONAL/PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
G. ORGANISASI PROFESI/ILMIAH
xxxi
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan
secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup
menerima resikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan
Program Penelitian Perguruan Tinggi
Bandung, 13 Juni 2017
(Lidya Fransisca Tjong, Ir., M.T)
xxxii
LAMPIRAN 4: BUKTI PENYELESAIAN KEGIATAN PENELITIAN ( F-09)
xxxiii