rekavasn'i7mr?frtfrrffi l,f;#f ffi - unib scholar...
TRANSCRIPT
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL AGRIBISNIS
Jambi, 11 Februari ZOL?
REKAYASA MODEL PENGEMBANGAN AGRIBISNIS
DALAM UPAYA MENINGI{ATI{AN DAYA SAING KOMODITAS PERTANIAN
Peny'unting:
zurkifTi, DMT Napitupulu, Fuad Muchlis, Arsyad Lubis, zakV Fathoni
LtrMBAGA PENtrRBIT FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS JAMBI
i:I
PROSIDING SEMINAR NASIONAL AGRIBISNIS
REI(AYASA MODEL PENGEMBANGAN AGRIBISNISMENINGI(ATI{AN DAYA SAING KOMODITAS PERTANIAN
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia:
Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Zulkifl| DMT Napitupulu, Fuad Muchlis, Arsyad Lubis,
ISBN : 978-602-9705L-5-7
Tata Letak Isi :
M. Yudha Ramdhani, Deny Kusuma, Eko Setianto
LEMBAGA PENERBIT FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS
l lu,
m.
DAFTAR ISI
HALAMAN
L{TA PENGANTAR
DAFTAR ISI ........
}IAKALAH UTAMA
3.i. Three-Five Model Sebagai Alternatif Tolok ukur DavaSaing AgribisnisSoetriono
MAI(ALAH PESERTA
4.1. Analisis l(etersediaan pangan Beras di provinsiJambiAdlaida Matik dan A. Rahman 13
4.2. Dampak Perkebunan Besar Kelapa SawitTerhadap Perekonomia Desa Di provinsi JambiArmen Mara dan yanuar Fitri 25
ru.
4.3. Strategi Pengembangan pasar Talang BanjarKecamatan Jambi Timur Kota JambiArnoldy Arby
4.4. Analisis Hubungan Faktor yang MempengaruhiMotivasi Petani Dengan program RehabilitasiLahan Tidur padi Sawah di Desa MuaroSingoan Kecamatan Muara Bulian KabupatenBatang HariArsyad Lubis, Nurzalia Ramdani
4.5. Analisis Kebutuhan Input pertanian TanamanPangan Di Kabupaten Tanjung Jabung TimurDompak Napitupulu, Elwamendri, yanuar Fitri,Sarman, Zulndir ltang /
4.6. Analisis Respon penawaran padi TerhadapRisiko di Provinsi JambiSaad Murdy dan Edison
36
50
57
I
f
I
f '
65
4.7. Analisis Sosial Ekonomi Tentang PengelolaanDaerah Irigasi Sri Agung Kabupaten TanjungJabung Barat Provinsi Jambi
. Elwamendri, Saidin Nainggolan, Saad Murdy
4.8. lmplementasi Kemitraan Agribisnis KelapaSawit Di Provinsi Jambi
, Ernawati HD
4.l2.Pengembangan Agribisnis dan Kaitannyadengan Pertimbangan Lingkungan Di KawasanRenah Masurai (Kabupaten Merangin ProvinsiJambi)Rosyani, Dwi Sri Nurchaini dan Elwamendri
7 2
86
4.9. Analisis Sumber Informasi Pada Kegiatan UrbanAgrianlture di Kota Jambi 95Fuad Muchlis
4.10.Studi Pengembangan Jamur Tiram SebagaiBahan Pangan di Kota Jambi (Tinjauan Aspek 103Usahatani dan Pemasaran)Emy Kernalis, Elwamendri, R.ozaina Ningsih
Kajian Efisiensi Ekonomi Usahatani PadiSawah Di Kecamatan Air Hangat KabupatenKerinci 113Mirawati Yanita, Melli Suryanty, Aulia Farida
r23
4.l3.Hubungan Modal Sosial Dengan KetahananPangan dan Kesejahteraan Keluarga di DaerahPerdesaan Kabupaten Tanjung Jabung Timur 139Suandi, dan Dompak MT Napitupulu
4.I4.Kebijakan PerlindunganPembangunan KetahananJambiWilyus, Ratnawati Siata,Adlaida Malik
415. Dampak Inflasi TerhadapMinyak Sawit IndonesiaYULISMI
Tanaman DalamPangan Di Propinsi
Saad Murdy dan 151
Penawaran Eksrror
162
l6.Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga petaniMelalui Usaha penangkapan Belut Sawah(Monopterus Albus zuiew) Di Kabupaten Kerinci 169Yusma Damayanti
4.l7.Analysis Of MarketingPrice Along Rubber,sJambi ProvinceZakky Fathoni
Margin And Farm GateMarketing Channel In
177
4.18.Ana1isis Ekonomi pengembangan padi SawahDengan Metode Sgstem Of Rice Intensifi.cationDi
1BgProvinsi JambiZulkifli, Adlaida Malik dan Zakky Fathoni
Seminar Nasional Agribisnis, Jambi 11 Februari 2012 | 113
KAJIAN EFISIENSI EKONOMI USAHATANI PADI
SAWAH DI KECAMATAN AIR HANGAT
KABUPATEN KERINCI
Mirawati Yanita1, Melli Suryanty2, Aulia Farida3
Abstrak
Peranan penting dalam upaya meningkatkan produktivitas usahatani adalah dengan
dilaksanakannya pengelolaan yang tepat. Pengelolaan di sini mencakup bagaimana kemampuan petani
mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi yang dikuasai sebaik-baiknya dan juga mampu
memberikan produksi pertanian sebagaimana yang diharapkan. Pengukuran efisiensi dan
produktivitas serta aktivitas ekonomi sangatlah penting sebagai tolak ukur antara selisih input yang
digunakan dengan output yang dihasilkan. Proses mengalokasikan input (faktor produksi) untuk
memaksimumkan produksi, dapat diupayakan melalui langkah-langkah apakah yang akan diambil guna
memperoleh efisiensi ekonomi yang optimal, yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan
petani
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor produksi usaha tani padi
sawah terhadap tingkat produksinya dan mengetahui capaian nilai efisiensi ekonomi pada usahatani
padi sawah di Kecamatan Air Hangat Kabupaten Kerinci. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan
persentase pengukuran efisiensi, produktivitas dan aktivitas ekonomi pada usahatani padi sawah di
Kecamatan Air Hangat Kabupaten Kerinci sehingga proses pengalokasian input (faktor produksi) dapat
optimal dalam memaksimumkan hasil produksi.
Dari hasil perhitungan untuk mengetahui pengaruh penggunaan faktor-faktor produksi
terhadap tingkat produksi, terlihat bahwa variabel luas lahan (x1), variabel jumlah tenaga kerja (x2) ,
dan variabel jumlah pupuk (x3) secara parsial memberikan pengaruh terhadap tingkat produksi
usahatani padi sawah (Y). Hasil analisis fungsi produksi menunjukkan nilai koefisien determinasi (R2)
adalah 0,9272649 yang artinya bahwa variasi jumlah produksi padi sawah di daerah penelitian dapat
dijelaskan oleh variasi lahan, tenaga kerja dan pupuk sebesar 92,73%. Berdasarkan perhitungan
diperoleh bahwa 62,9 % petani di lokasi penelitian belum mencapai kondisi efisiensi secara ekonomi.
Persentase ini cukup besar sehingga dapat disimpulkan bahwa umumnya para petani padi sawah di
Kecamatan Air Hangat belum berproduksi pada tingkatan nilai efisiensi ekonominya. Kondisi ini
dikarenakan kesulitan petani dalam hal mendapatkan faktor produksi yang ada. Selain sulitnya untuk
memperoleh input tersebut, petani juga memiliki keterbatasan manajemen dalam mengelola usahatani
padi sawah mereka.
Kata kunci : efisiensi ekonomi, usahatani, padi sawah
PENDAHULUAN
Sub sektor tanaman pangan merupakan salah satu bagian dari sektor pertanian dan
merupakan penghasil komoditi strategis berupa beras yang menjadi makanan pokok sebagian
1 Dosen tetap pada Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Jambi
2 Dosen tetap pada Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Jambi
3 Dosen tetap pada Jurusan Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Jambi
Seminar Nasional Agribisnis, Jambi 11 Februari 2012 | 114
besar penduduk Indonesia. Kebutuhan bahan pangan padi tidak pernah surut, melainkan
selalu bertambah sesuai dengan pertumbuhan penduduk selaku faktor yang paling
menentukan besarnya permintaan padi. Padi merupakan bahan pangan yang memberikan
energi berupa karbohidrat. Tidak dapat dipungkiri bahwa padi menempati posisi yang sangat
strategis bagi kehidupan masyarakat, disatu sisi padi merupakan komoditi ekonomi yang
menjadi sumber penghasilan petani, serta pemenuhan kebutuhan bagi masyarakat lainnya.
Keberadaan padi sulit digantikan dan harus dalam jumlah yang memadai.
Bagi pemerintah daerah Propinsi Jambi, tanaman padi merupakan salah satu tanaman
pertanian yang memiliki arti ekonomi, karena selain sebagai sumber devisa juga merupakan
sumber pendapatan bagi petani. Hal ini dibuktikan dengan luas panen padi sawah di Propinsi
Jambi mencapai 119.486 Ha dengan produksi 514.941 Ton dan produktivitas sebesar 43,12
Ton/ Ha (Badan Pusat Statistik, Jambi Dalam Angka Tahun 2008). Salah satu kabupaten yang
banyak menopang peningkatan produksi padi di Propinsi Jambi adalah Kabupaten Kerinci
dengan total luas panen 28.911 Ha, produksi 162.679 Ton dan produktivitas 5,62 Ton/ Ha
(Badan Pusat Statistik, Jambi Dalam Angka Tahun 2008).
Kecamatan Air Hangat adalah salah satu daerah yang memiliki produktivitas tinggi dalam
produksi padi sawah. Bagi masyarakat setempat, tanaman padi sawah menjadi sumber mata
pencaharian dan pendapatan pokok. Hal ini dikarenakan tanaman padi sawah memiliki
potensi yang layak dikembangkan dan memiliki nilai jual yang cukup tinggi. Data yang tersedia
menunjukkan bahwa pengusahaannya luas panen padi sawah di daerah tersebut mencapai
3.997 Ha dengan produksi 21.948 Ton dan rata-rata produksi 5,5 Ton/ Ha (Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Kabupaten Kerinci, 2008).
Pengusahaan padi sawah di Kecamatan Air Hangat baru dapat dilakukan dua kali musim
tanam dalam satu tahun karena sebagian besar lahannya ada yang menggunakan irigasi teknis
dan irigasi setengah teknis. Lahan padi sawah memerlukan penguasaan teknogi (bibit, pupuk
dan pestisida) yang tepat dalam menghadapi kendala alam di lahan sawah. Petani padi sawah
di Kecamatan Air Hangat dalam mengusahakan usahatani padi sawah pengelolaannya masih
dilakukan secara tradisional dan luas lahan yang di usahakan cukup beragam. Ada yang
mengusahakan secara luas dan ada juga sebagian dari mereka yang mengusahakan dalam
skala kecil. Sehingga dengan adanya perbedaan luas lahan tersebut otomatis jumlah produksi
untuk masing – masing luas lahan akan berbeda.
Faktor – faktor produksi di perlukan untuk menghasilkan produksi padi sawah dengan
produktivitas yang tertinggi. Hal ini sejalan dengan pendapat Soekartawi (1994) yang
menyatakan bahwa selain faktor produksi lahan, faktor yang mempengaruhi tingginya
produksi adalah tenaga kerja, modal dan manajemen. Keempat faktor produksi ini saling
berkaitan satu sama lain dalam mempengaruhi produksi dan pendapatan petani.
Peranan penting dalam upaya meningkatkan produktivitas usahatani adalah dengan
dilaksanakannya pengelolaan yang tepat. Pengelolaan di sini mencakup bagaimana
kemampuan petani mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi yang dikuasai
sebaik-baiknya dan juga mampu memberikan produksi pertanian sebagaimana yang
diharapkan.
Pengukuran efisiensi dan produktivitas serta aktivitas ekonomi sangatlah penting
sebagai tolak ukur antara selisih input yang digunakan dengan output yang dihasilkan. Proses
Seminar Nasional Agribisnis, Jambi 11 Februari 2012 | 115
mengalokasikan input (faktor produksi) untuk memaksimumkan produksi, dapat diupayakan
melalui langkah-langkah apakah yang akan diambil guna memperoleh efisiensi ekonomi yang
optimal, yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan petani.
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui pengaruh faktor-faktor produksi
usahatani padi sawah terhadap produksinya di Kecamatan Air Hangat Kabupaten Kerinci, dan
(2) mengetahui tingkat pencapaian efisiensi ekonomi pada usahatani padi sawah di Kecamatan
Air Hangat Kabupaten Kerinci.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan persentase pengukuran efisiensi,
produktivitas dan aktivitas ekonomi pada usahatani padi sawah di Kecamatan Air Hangat
Kabupaten Kerinci sehingga proses pengalokasian input (faktor produksi) dapat optimal dalam
memaksimumkan hasil produksi.
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Air Hangat Kabupaten Kerinci mulai bulan Juli
sampai dengan November 2011
Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data yang dikumpulkan dari petani padi sawah di daerah penelitian.
Sedangkan data sekunder adalah data yang bersumber dari instansi-instansi pemerintah
seperti Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Kantor Camat Air Hangat, dan juga dari literatur-
literatur yang berhubungan dengan penelitian ini
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data primer dilakukan dengan metode wawancara dengan
menggunakan kuisioner yang telah disiapkan. Selain itu juga peneliti juga melakukan observasi
langsung di daerah penelitian untuk melihat aktivitas usahatani padi sawah yang dilaksanakan
oleh petani. Sedangkan untuk data sekunder dikumpulkan dengan menggunakan metode
dokumentasi dari laporan-laporan, literature, serta hasil penelitian yang terkait dengan
penelitian yang dilaksanakan.
Metode Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini, sampel yang diambil berjumlah 35 orang petani yang
mengusahakan padi sawah di Kecamatan Air Hangat Kabupaten Kerinci. Dari 22 desa yang ada
di Kecamatan tersebut maka dipilih tiga desa sebagai sampel yang mewakili keseluruhan desa
yang ada. Desa-desa tersebut adalah Desa Koto Majidin Hilir, Desa Koto Duo Lama dan Desa
Pedung Mudik. Penetapan ketiga desa tersebut dengan pertimbangan bahwa para petani di
ketiga desa tersebut dapat mewakili variasi luasan pengusahaan lahan padi sawah.
Pengambilan sampel dari masing-masing desa dilakukan dengan metode sampel acak
Seminar Nasional Agribisnis, Jambi 11 Februari 2012 | 116
sederhana (Simple random sampling) dengan bantuan tabel acak dan penomoran sampel
berdasarkan petani yang memiliki lahan sawah.
Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini metode yang digunakan menggunakan metode analisis deskriptif
dan analisis inferensial. Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan kondisi dan
situasi dalam penelitian yang berbentuk pernyataan-pernyataan, yang dilukiskan dengan
perkataan serta untuk melihat gambaran umum dan karakteristik responden dalam penelitian
ini (petani sampel). Analisis Inferensial, yaitu dengan menggunakan alat analisis ekonometrika
dan regresi berganda. Analisis ini digunakan untuk menjawab tujuan pertama dan kedua, yaitu
untuk mengetahui pengaruh pengunaan faktor produksi terhadap produksi padi sawah di
Kecamatan Air Hangat dan untuk menghitung tingkat efisiensi ekonomi penggunaan faktor-
faktor produksi pada usahatani padi sawah dan non padi sawah. Sebagai alat bantu dalam
menganalisis, peneliti mengunakan SOFTWARE NLOGIT 3.0/ LIMDEP (Tasman, 2008).
Dipilihnya program ini karena dengan program ini dapat diketahui nilai dari y optimal setiap
responden, sehingga di dapat nilai dari efisiensi perindividu, sehingga informasi yang didapat
lebih akurat.
Untuk mengetahui hubungan penggunaan faktor – faktor produksi dalam hal melihat
tingkat efisiensi digunakan alat analisis dengan model fungsi produksi Cobb Douglass guna
memperoleh koefisien masing – masing faktor produksi. Bentuk matematis fungsi produksi
usahatani padi sawah sebagai berikut :
Y = aXibieu
Y = aX1b1X2b2X3b3eu
Untuk memudahkan pendugaan analisis dinyatakan dengan mengubah persamaan
diatas menjadi bentuk linear berganda dengan cara melogaritmakan menjadi:
Log Y = log a + b1 log X1 + b2 log X2 + b3 log X3 + u
keterangan :
Y = produksi padi sawah (kg)
X1 = penggunaan lahan (ha)
X2 = penggunaan tenaga kerja (HKSP)
X3 = penggunaan pupuk (kg)
a = intercept
u = faktor kesalahan
b1 – b3 = parameter variabel penduga
Selain melakukan analisis terhadap faktor produksi dengan menggunakan regresi
berganda dalam penelitian ini juga di analisis tingkat efisiensi ekonomis, sementara itu untuk
mendapatkan efisiensi ekonomis diperlukan nilai dari efisiensi teknis dan alokatif (harga)
(Tasman, A. 2008). Alat analisis yang digunakan untuk efisiensi teknis, yakni:
Y
YET
*
Dimana:
ET = Efisiensi Teknis
Y* = Produksi Aktual
Y = Produksi Maksimum
Seminar Nasional Agribisnis, Jambi 11 Februari 2012 | 117
Dan analisis tingkat efisiensi harga (Efisiensi alokatif) dari pengunaan faktor- faktor
produksi (Tasman, A. 2008), digunakan rumus sebagai berikut:
Y
PyYbNPMPx
.. , dan 1
.
..
x
ybEA
Dimana:
Px = Harga faktor produksi
Py = Harga output
EA = Efisiensi Alokatif
Y = Output/ produksi
b = Elastisitas
X = Faktor produksi
NPM = Nilai produk marginal
Jika x
yb
.
..> 1, artinya penggunaan faktor produksi X belum efisien.
Jika 1.
..
x
yb, artinya penggunaan faktor produksi X sudah efisien.
Jika x
yb
.
.. < 1, artinya penggunaan faktor produksi X tidak efisien.
Dan analisis untuk efisiensi ekonomi (Tasman, A. 2008), digunakan rumus sebagai
berikut:
EAETEE
Dimana :
EE = efisiensi Ekonomi
ET = efisiensi Teknis
EA = efisiensi Alokatif
Dalam penelitian ini efisiensi di klasifikasikan menjadi tiga tingkatan, baik itu untuk
efisiensi teknis, alokatif dan ekonomis. Klasifikasi efisiensi tersebut adalah:
1. Sangat efisien, dikatakan sangat efisien apabila nilai dari efisiensi yang dicapai 96
sampai 100 persen. Dalam kategori ini petani dikatakan sangat efisien dalam hal
penggunaan faktor produksi.
2. Efisiensi sedang, efisiensi dikatakan sedang apabila nilai dari efisiensi yang dicapai 91
sampai 95 persen. Dalam kategori ini petani dikatakan cukup efisien dalam hal
penggunaan faktor produksi.
3. Efisiensi rendah, efisiensi dikatakan rendah apabila nilai dari efisiensi yang dicapai
dibawah 90 persen. Dalam kategori ini petani dikatakan kurang efisien dalam hal
penggunaan faktor produksi.
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Produksi Pada Usaha Tani Padi Sawah
Analisis ini bertujuan untuk melihat pengaruh secara menyeluruh atau simultan dari
variabel-variabel luas lahan (x1), curahan tenaga kerja (x2), jumlah pupuk (x3) terhadap
produksi padi sawah (Y). Dari hasil perhitungan terlihat bahwa luas lahan, curahan tenaga
Seminar Nasional Agribisnis, Jambi 11 Februari 2012 | 118
kerja dan jumlah pemakaian pupuk secara parsial berpengaruh nyata terhadap tingkat
produksi padi sawah. Hasil analisis fungsi produksi menunjukkan nilai koefisien determinasi
(R2) adalah 0,9272649 yang artinya bahwa variasi jumlah produksi padi sawah di daerah
penelitian dapat dijelaskan oleh variasi lahan, tenaga kerja dan pupuk sebesar 92,73%.
Untuk melihat hasil regresi dari faktor produksi usahatani padi sawah pada daerah
penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Regresi Faktor Produksi Usahatani Padi Sawah Di Kecamatan Air Hangat
Variabel
Bebas
Koefisien Regresi
Nilai t-hitung
Signifikansi
Ket
Constanta
LX1
LX2
LX3
3.60544548
0.97424734
0.05451549
0.80379924
13.431
1.159
1.013
5.751
0.0000
0.0000
0.0000
0.0000
***
**
**
***
Keterangan :
** = Berbeda nyata pada taraf Signifikansi pada 5 %
*** = Berbeda nyata pada taraf Signifikansi pada 1 %
Variabel luas lahan (x1) berpengaruh terhadap tingkat produksi (Y) dapat dilihat pada
usahatani padi sawah nilai koefisien regresi untuk luas lahan adalah sebesar 3.60544548. Ini
berarti bahwa setiap terjadi peningkatan pada variabel luas lahan sebesar 10 persen maka
tingkat produksi akan meningkat sebesar 36,054 persen. Hal ini sesuai dengan pendapat
Soekartawi (1994) yang menyatakan bahwa luas tanah mempunyai hubungan yang positif,
artinya bila lahan diperluas maka produksi akan meningkat. Dengan meningkatnya produksi
maka penerimaan petani bertambah sehingga keuntungan yang diperoleh akan meningkat.
Nilai t-hitung untuk produksi padi sawah adalah 13,431 dengan tingkat signifikansi sebesar
0,000 atau signifikan sebesar 100 persen, dan tidak signifikan pada 00,00 persen. Hal ini
berarti variabel luas lahan untuk usahatani padi sawah berpengaruh signifikan terhadap
produksi padi sawah pada wilayah penelitian.
Variabel jumlah tenaga kerja (x2) berpengaruh terhadap tingkat produksi (Y) padi
sawah sebesar 0.0545. Hal ini berarti bahwa apabila terjadi peningkatan pada variabel jumlah
tenaga kerja sebesar 10 persen maka produksi padi sawah akan meningkat sebesar 0,5 persen.
Rendahnya nilai koefisien ini dikarenakan masih kecilnya produktivitas tenaga kerja yang
dapat dicurahkan oleh petani. Selanjutnya untuk melihat signifikan tidaknya pengaruh
variabel jumlah tenaga kerja terhadap jumlah produksi padi sawah wilayah sampel dapat
dilihat pada Tabel 1 dimana nilai t-hitungnya adalah sebesar 1.013 dengan tingkat signifikansi
100 persen. Hal ini menunjukkan bahwa variabel jumlah tenaga kerja berpengaruh signifikan
terhadap jumlah produksi padi sawah wilayah penelitian.
Variabel jumlah pupuk (x3) berpengaruh terhadap tingkat produksi (Y) padi sawah
sebesar 0,8037. Ini berarti apabila terjadi peningkatan sebesar 10 persen pada variabel jumlah
pupuk maka jumlah produksi padi sawah wilayah sampel akan meningkat sebesar 8,03 persen.
Pemupukan pada tanaman padi sawah di daerah penelitian pada umumnya menggunakan
pupuk buatan/anorganik seperti NPK, Urea dan KCl. Dilihat dari jenis pupuk yang digunakan,
bahwa masih terbatasnya jenis pupuk yang digunakan oleh petani dalam pemupukan tanaman
padi sawah mereka. Hal ini dikarenakan petani sangat mengandalkan dari kemampuan mereka
Seminar Nasional Agribisnis, Jambi 11 Februari 2012 | 119
sendiri, yakni segala upaya dalam pengelolaan usahataninya dilakukan secara swadaya
(mandiri). Oleh sebab itu penggunaan pupuk yang dilakukan oleh petani masih dalam kategori
tidak sesuai dengan anjuran. Sehingga hasil peningkatan produksi tanaman pun tidak optimal
diperoleh. Selanjutnya untuk melihat signifikan tidaknya pengaruh variabel jumlah pupuk
terhadap produksi padi sawah pada wilayah penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 dimana t-
hitung adalah 5,751 dengan signifikansinya 0,0000 atau signifikan sebesar 100 persen. Hal ini
berarti bahwa variabel jumlah pupuk berpengaruh signifikan terhadap produksi padi sawah
pada wilayah penelitian
Analisis Efisiensi Teknis Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Air Hangat Kabupaten
Kerinci
Untuk melihat tingkat efisiensi secara teknis dari usahatani padi sawah dapat dilihat
pada Tabel 2 sebagai berikut:
Tabel 2. Tingkat Efisiensi Teknis Pengunaan Faktor Produksi Usahatani Padi Sawah Kecamatan
Air Hangat Kabupaten Kerinci
Klasifikasi Efisiensi Jumlah Petani (orang) %
< 90 7 20,0
91 – 95 28 80,0
96 – 100 0 0
Jumlah 35 100
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa pada usahatani padi sawah tidak ada atau 0 persen
yang sangat efisien secara teknis dengan tingkat efisiensi 96-100 persen. Ini berarti bahwa
penggunaan input belum efisien dan pencapaian output dapat dikatakan belum maksimal.
Selanjutnya untuk tingkat efisiensi teknis sedang wilayah penelitian sebanyak 28 orang atau 80
persen dengan tingkat efisiensi 91-95 persen. Untuk tingkat efisiensi antara <90 persen
diwilayah penelitian sebanyak 7 orang atau sebesar 20 persen.Efisiensi ini dikatakan efisien
rendah (belum efisien) secara teknis.
Dari hasil analisis untuk tingkat efisiensi teknis dapat dilihat bahwa tingkat efisiensi
secara teknis yang lebih kecil ini dimungkinkan karena petani mengusahakan sendiri dalam hal
penyediaan faktor produksi. Dan secara rata-rata petani kesulitan dalam memenuhi kebutuhan
input dikarenakan jumlah input yang terbatas. Dimana usahatani padi sawah adalah yang
pengusahaannya dilakukan sendiri oleh petani dari mulai persiapan lahan, penanaman,
pemeliharaan hingga pemanenan. Sehingga dengan adanya keterbatasan tersebut menjadikan
usahatani petani menjadi tidak efisien secara teknis.
Selain itu, selama ini masalah yang sering dihadapi oleh para petani adalah bahwa
komoditas pangan mempunyai tingkat produktivitas yang rendah. Kemudian diikuti dengan
tingkat efisiensi yang rendah. Secara empiris, petani tidak selalu dapat mencapai tingkat
efisiensi yang tinggi. Hasil yang dicapai merupakan resultante dari pengaruh faktor-faktor yang
sifatnya eksternal (tidak dapat dikendalikan oleh petani) dan faktor-faktor yang sifatnya
Seminar Nasional Agribisnis, Jambi 11 Februari 2012 | 120
internal (dapat dikendalikan oleh petani, sehingga karenaya dapat diperbaiki). Secara garis
besar, proses produksi tidak efisien karena dua hal tersebut.
Analisis Efisiensi Alokatif Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Air Hangat Kabupaten
Kerinci
Untuk melihat tingkat efisiensi secara alokatif pada usahatani padi sawah dapat dilihat
pada tabel 3.
Tabel 3. Tingkat Efisiensi Alokatif Penggunaan Faktor-Faktor Produksi pada Usahatani Padi
Sawah Kecamatan Air Hangat Kabupaten Kerinci
Klasifikasi Efisiensi Jumlah Petani (orang) %
< 90 12 34,3
91 – 95 10 28,6
96 – 100 13 37,1
Jumlah 35 100
Untuk tingkat efisiensi <90 persen usahatani padi sawah pada daerah penelitian adalah
sebanyak 12 orang atau 34,3 persen. Untuk usahatani padi sawah pada daerah penelitian
tingkat efisiensi alokatif sedang antara 91-95 persen sebanyak 10 orang atau sebanyak 28,6
persen. Sedangkan untuk tingkat efisiensi alokatif antara 96-100 persen adalah sebanyak 13
orang atau sebanyak 37,1 persen. Dari hasil diatas terlihat bahwa secara alokatif usahatani
padi sawah cukup efisien (Efisien sedang), dimana pada wilayah penelitian yang seluruh upaya
untuk menyediakan faktor produksi diusahakan sendiri, tanpa ada campur tangan pemerintah.
Analisis Efisiensi Ekonomi Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Air Hangat Kabupaten
Kerinci
Untuk melihat tingkat efisiensi secara ekonomi pada usahatani padi sawah pada wilayah
penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Tingkat Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi pada Usahatani Padi
Sawah Kecamatan Air Hangat Kabupaten Kerinci
Klasifikasi Efisiensi Jumlah Petani (orang) %
<90 22 62,9
91 – 95 3 8,6
96 – 100 10 28,5
Jumlah 35 100
Hasil pada tabel 4 diketahui bahwa usahatani padi sawah telah efisien sebanyak 10
orang atau 28,5 persen. Usahatani padi sawah yang memiliki tingkat efisien ekonomi 91-95
persen (efisiensi ekonomi sedang) adalah sebanyak 3 orang atau 8,6 persen. Sedangkan
Seminar Nasional Agribisnis, Jambi 11 Februari 2012 | 121
tingkat efisiensi ekonomis rendah untuk usahatani padi sawah sebanyak 22 orang atau 62,9
persen dari total sampel.
Berdasarkan data yang telah diolah bahwa diketahui dari tingkat efisiensi usahatani
padi sawah masih rendah secara ekonomis. Hal ini terlihat dari tingkat efisiensi ekonomi untuk
kategori rendah pada usahatani padi sawah di Kecamatan Air Hangat sebesar 62,9 persen.
Persentase ini cukup besar sehingga dapat disimpulkan bahwa umumnya para petani padi
sawah di Kecamatan Air Hangat belum berproduksi pada tingkatan nilai efisiensi ekonominya.
Hal ini disebabkan karena petani kesulitan dalam hal penyediaan input khususnya jumlah
tenaga kerja, dan pupuk . Adapun tenaga kerja yang ada memiliki keterampilan dan tingkat
pengetahuan yang masih kurang dan jumlah pupuk yang ada dipasaran sangatlah terbatas dan
harganya jauh dari jangkauan.
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka perlu diketahui bahwa pada usahatani padi
sawah pada daerah penelitian perlu melakukan perbaikan alokasi penggunaan faktor-faktor
produksi atau biaya. Dikarenakan masih banyak dari para petani sampel pada daerah
penelitian yang tingkat efisiensi secara ekonomi masih sangat rendah dalam penggunaan
faktor-faktor produksi. Penyebab nilai efisiensi faktor produksi yang rendah pada wilayah
sampel ini disebabkan karena kesulitan petani dalam hal mendapatkan faktor produksi yang
langka. Selain sulitnya untuk memperoleh input tersebut. Petani juga memiliki keterbatasan
dalam mengelolah usahatani padi sawah mereka. Sehingga dengan adanya permasalahan
tersebut menjadikan para petani padi sawah melakukan proses usahataninya dengan
kemampuan yang mereka miliki dengan kata lain tidak sesuai dengan anjuran menurut Dinas-
Dinas yang terkait. Akibatnya adalah hasil yang diperoleh pun kurang memuaskan.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
1. Faktor produksi untuk variabel luas lahan (x1), jumlah tenaga kerja (x2) , dan jumlah
pupuk (x3) berpengaruh nyata secara parsial terhadap tingkat produksi usahatani padi
sawah (Y). Hal ini terlihat pada nilai koefisien regresi untuk luas lahan adalah sebesar
3.60544548; tenaga kerja sebesar 0,0545 dan jumlah pupuk sebesar 0,8037. Hasil
analisis fungsi produksi menunjukkan nilai koefisien determinasi (R2) adalah
0,9272649 yang artinya bahwa variasi jumlah produksi padi sawah di daerah penelitian
dapat dijelaskan oleh variasi lahan, tenaga kerja dan pupuk sebesar 92,73%.
2. Umumnya para petani padi sawah di Kecamatan Air Hangat belum berproduksi pada
tingkatan nilai efisiensi ekonominya karena tingkat efisiensi usahatani padi sawah
masih rendah secara ekonomis. Hal ini terlihat dari persentase tingkat efisiensi
ekonomi untuk kategori rendah sebesar 62,9 persen. Kondisi ini dikarenakan kesulitan
petani dalam hal mendapatkan faktor produksi yang ada. Selain sulitnya untuk
memperoleh input tersebut, petani juga memiliki keterbatasan manajemen dalam
mengelola usahatani padi sawah mereka.
Saran
Dalam melihat pengaruh faktor produksi terhadap tingkat produksi usahatani padi
sawah, perlu dipertimbangkan penambahan variabel bebas yang diamati, seperti penggunaan
teknologi, bibit/benih, obat-obatan dan sebagainya, agar diperoleh hasil yang lebih baik. Selain
Seminar Nasional Agribisnis, Jambi 11 Februari 2012 | 122
itu, dalam mengukur curahan tenaga kerja, faktor produktivitas tenaga kerja patut
diperhitungkan.
DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. 2008. Jambi Dalam Angka Propinsi Jambi. Badan Pusat Statistik. 2008. Kerinci Dalam Angka. Badan Pusat Statistik. Jambi. Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Air Hangat. 2009. Kelompok Tani Yang Bergerak
Dalam Bidang Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Air Hangat Kabupaten Kerinci. Kabupaten Kerinci.
Daniel, M. 2002. Pengantar Ilmu Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Propinsi Jambi. 2004. Laporan Tahunan
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Propinsi Jambi. Hernanto, F. 1996. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta. Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta. Nicholson, W. 1991. Micro Economics Theory : Basic Principle and Ekstentions. 4th Edition.
The Dryden Press Hindsdale, Illinois-USA. Singarimbun, M. 1995. Metode Penelitian Survey. LP3ES. Jakarta Soeharjo, A dan Patong. 1973. Sendi-sendi Pokok Usahatani. Departemen Ilmu-ilmu Sosial
Ekonomi. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor. Soekartawi. 1990. Teori Ekonomi Produksi. PT. Rajawali Grafindo Persada. Jakarta. _________. 1991. Teori Agribisnis dan Aplikasinya. PT. Rajawali Grafindo Persada. Jakarta. _________. 1994. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb-Douglas .
PT. Rajawali Grafindo Persada. Jakarta. _________. 2002. Analisis Usahatani . Universitas Indonesia Pers. Jakarta. Soekirno, Sadono. 2002. Pengantar Teori Ekonomi Makro, Edisi Kedua. LPFE-UI. Jakarta. Sumaryanto. 2001. Estimasi Tingkat Effisiensi Usahatani Padi Dengan Fungsi
Produksi Frontir Stokastik. Jurnal Agro Ekonomi. Volume 19. Nomor 1. http://Ejournal.unud.ac.id.
Sumodiningrat, G. 1987. Ekonomi Produksi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Terbuka. Jakarta.
Supranto, J. 1995. Ekonometrika, Buku Satu. LPFEUI. Jakarta. Suratiyah, Ken. 2006. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta. Tasman, Aulia. 2008. Analisis Efisiensi dan Produktivitas, Edisi Pertama. Chandra Pratama.
Jakarta