refrat defense mechanism--puri--fk unsri

35
Referat DEFENSE MECHANISM Oleh: Fiona widyasari (040531000 ) Uli Martha Manurung ( 04061001006) Try Merdeka Puri (04061001047) Pembimbing: Dr. H. Abdullah Sahab. Sp. KJ Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya / RS Dr. Ernaldi Bahar 1

Upload: pooh

Post on 01-Jul-2015

304 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

job bareng uli plus kak Fifi,,,bahas tentang defense mechanism yang sering dipake individu..:)

TRANSCRIPT

Page 1: REFRAT DEFENSE MECHANISM--PURI--FK UNSRI

Referat

DEFENSE MECHANISM

Oleh:

Fiona widyasari (040531000 )

Uli Martha Manurung ( 04061001006)

Try Merdeka Puri (04061001047)

Pembimbing:

Dr. H. Abdullah Sahab. Sp. KJ

Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa

Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya /

RS Dr. Ernaldi Bahar

Palembang

2011

1

Page 2: REFRAT DEFENSE MECHANISM--PURI--FK UNSRI

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat, petunjuk dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga penyusun

mendapatkan kesempatan untuk mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu

Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya / RS Dr. Ernaldi Bahar

Palembang.

Referat ini merupakan salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior

di Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya / RS Dr. Ernaldi

Bahar Palembang.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa referat ini masih jauh dari sempurna, baik isi

maupun susunan tata bahasanya. Walaupun demikian penyusun berharap kiranya referat ini

dapat menambah perbendaharaan bahan bacaan, khususnya mengenai skizofrenia.

Penyusun berharap semoga referat ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat

memberikan masukan untuk perbaikan di masa akan datang.

Palembang, Februari 2011

Penyusun

2

Page 3: REFRAT DEFENSE MECHANISM--PURI--FK UNSRI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................. i

KATA PENGANTAR............................................................................... ii

DAFTAR ISI.............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

BAB II DEFENSE MECHANISM.......................................................... 2

A Sigmund Freud dan Teori ………………………….. 2

B Id, Ego dan Superego ………………......………........ 6

C Penggunaan Ego Sebagai Mekanisme Pertahanan ..... 9

D Pengertian Mekanisme Pertahanan ....…......……….. 10

E Perkembangan sejarah Mekanisme Pertahanan ...…... 10

F Fungsi Mekanisme Pertahanan .................................. 11

BAB III KESIMPULAN .......................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 19

3

Page 4: REFRAT DEFENSE MECHANISM--PURI--FK UNSRI

BAB I

PENDAHULUAN

Tiap makhluk dalam evolusinya akan mengembangkan dirinya dengan

berbagai cara dan mekansime dalam upaya menyesuaikan diri terhadap kondisi

kehidupan yang mungkin akan mengancamnya. Penyesuaian diri atau adaptasi sangat

penting bagi kehidupan manusia sebagai makhluk yang tertinggi tingkat

perkembangannya. Manusia telah mengadakan evolusi dalam penyesuaian anatomis

yang bermaksud untuk melindunginya secara structural dan fisiologis. Hal ini untuk

membantu kebutuhan bagi afeksi, keamanan pribadi, makna pribadi dan pertahanan

terhadap afek yang mungkin akan mengganggu.

Melalui periode proses perkembangan, seseorang memerlukan berbagai teknik

psikologis guna mempertahankan dirinya. Seseorang membangun rencana pertahanan

untuk menangani baik anxietas, impuls, agresif, permusuhan, kebencian maupun

frustasi yang akan dihadapinya. Dengan demikian mekanisme atau dinamisme mental

berfungsi untuk melindungi seseorang terhadap bahaya yang berasal dari impuls atau

afeknya.

Istilah mekanisme pertahanan umum digunakan dalam usaha penyisihan dan

ditujukan terhadap dorongan naluri. Dorongan naluri disishkan karena sesungguhnya

setiap penyisihan merupakan defense terhadap afek.

4

Page 5: REFRAT DEFENSE MECHANISM--PURI--FK UNSRI

BAB II

Mekanisme Pertahanan Diri

A. Sigmund Freud Dan Teorinya

Sigmund Freud (1856 - 1939) yang dikenal sebagai Bapak Ilmu Psikiatri/

Psikologi adalah dokter Austria, lulusan Universitas Wina pada tahun 1881. Setelah

bekerja di laboratorium Ilmu Faal di Institut Brucke dan mendalami histologi syaraf,

beliau merasa tidak puas dalam menangani kasus-kasus neurotik yang dihadapinya

dalam praktek. Selanjutnya ia memutuskan untuk menimba ilmu di Paris pada Institut

Saltpetiere yang sangat terkenal itu dibawah bimbingan Charcot. Ia mendalami tehnik

hipnotis untuk penyembuhan dan kemudian kembali ke Wina untuk bergabung dengan

Joseph Breuer (penemu Hering-Breuer reflex).

Untuk mempercepat dan menyempurnakan proses penyembuhan, khususnya

dalam menangani kasus neurosis, Freud selalu mempergunakan keterangan/ cerita

yang diperoleh di bawah pengaruh hipnosis dan membandingkannya dengan cerita

yang diperoleh pada waktu melakukan wawancara bebas selama melakukan

pemeriksaan anamnestik.

Kenyataannya, Freud menemukan bahwa banyak keinginan yang terpendam

dan rumit dalam diri masing-masing pasien tersebut yang berwujud suatu keinginan

seksual alami, di mana kadang-kadang keinginan ini bertentangan dengan norma

masyarakat. Freud juga menyadari bahwa dengan menganalisa seseorang lewat

wawancara bebas; dapat dijumpai banyak cerita khayalan atau karangan dari pasien

sendiri dan bukan merupakan kenyataan sebenarnya. Hal ini tentunya merupakan

kendala tersendiri.

Topografi Pikiran

Freud membagi pikiran menjadi 3 bagian, yaitu :

5

Page 6: REFRAT DEFENSE MECHANISM--PURI--FK UNSRI

a. Unconscious (bawah sadar), meliputi segala masalah yang terkena represi.

Dengan kata lain, isi dan proses mental dari bawah sadar dijauhkan dari

kesadaran melalui kekuatan per’sensor’an

b. pre-conscious (alam pra-sadar), meliputi apa yang dilupakan, tetapi dapat

diingat kembali tanpa melalui proses psikoanalisa.

c. conscious (sadar), ditandai sebagai bagian dari pikiran di mana persepsi yang

berasal dari dunia luar atau dari dalam tubuh atau pikiran dibawa ke alam sadar

yang masing-masing memiliki karakter khusus.

Freud menekankan bahwa unconscious dan pre-conscious termasuk dua sistem

yang berbeda. Sebetulnya pre-conscious membentuk satu sistem dengan conscious.

Pre-conscious bersama kesadaran merupakan Ego. Antara sistem unconscious dan

sistem conscious terdapat peran yang disebut sistem “sensor”. Setiap unsur

unconscious yang mau masuk unsur conscious, lebih dahulu melewati sensor tersebut.

Teori “Libido”Freud mendefinisikan libido sebagai “tenaga dengan mana instink seksual

ditampilkan dalam pikiran”. Dalam perkembangannya, libido dapat disalurkan melalui

berbagai variasi hidup, dan sampai saat ini dikenal tiga tingkatan yang berbeda pada

manusia. Ketiga tingkatan tersebut dikenal sebagai: animal, logika/ rasional serta

moral.

Libido sebagai naluri merupakan salah satu landasan yang dianut oleh Freud

dalam mengembangkan teorinya. Menurut Freud terdapat dua naluri utama manusia :

1) Naluri kehidupan yang disebut Libido atau Eros

Tujuan dari naluri kehidupan ialah “pengikatan” (binding), artinya

mengadakan kesatuan yang semakin erat dan karena itu semakin mantap.

2) Naluri kematian atau nama lainnya Thanatos.

Tujuan dari naluri kematian ialah untuk “menghancurkan” dan “menceraikan”

apa yang sudah bersatu, karena tujuan akhir setiap mahluk hidup ialah kembali

ke keadaan anorganik. Sejak kecil sampai dewasa, motivasi manusia selalu

dipengaruhi oleh libido.

Perkembangan Psiko-seksual

6

Page 7: REFRAT DEFENSE MECHANISM--PURI--FK UNSRI

a. Fase oral (0-1 tahun)Masa oral ini merupakan tahap pertama perkembangan psikoseksual.

Pada masa ini, bayi memperoleh dan merasakan kenikmatan yang bersumber pada

daerah mulutnya. Kepuasan dan kenikmatan ini timbul oleh adanya hubungan

antara perasaan lapar, atau tidak nyaman, yang kemudian dapat ditenangkan bila

bayi tadi memperoleh minuman atau makanan (air susu ibu) yang diberikan

kepada bayi.

Gangguan yang menimbulkan perasaan tidak/ kurang puas pada daerah

mulut ini, akan menyebabkan perkembangan terhenti. Keterpakuan pada tahap ini

dapat menimbulkan masalah yang berhubungan dengan kepuasan oral seperti

terjadinya kebiasaan menggigit kuku, kebiasaan merokok, peminum minman

keras, berciuman secara berlebihan dan sebagainya.-

Menurut teori Psikoanalisa masa oral ini terdiri lagi dari dua sub-masa,

yakni sub-masa pertama ketika bayi tergantung sepenuhnya dari orang lain, yang

disebut masa ketergantungan-oral. Sub-masa kedua disebut dengan agresivitas-

oral akan mengakibatkan timbulnya ucapan-ucapan yang agresif ketika sudah

besar, termasuk ucapan yang terbuka maupun terselubung.

b. Fase anal (1-3 tahun) Setelah masa oral, anak memindahkan pusat kenikmatan dari daerah

mulut ke daerah anus (dubur). Rangsangan pada daerah anus ini berkaitan erat

dengan kegiatan buang air-besar, karena keduanya merupakan sumber kenikmatan

secara libidinal. Masa anal ini berhubungan pula dengan soal kebersihan,

keteraturan atau kerapian yang ingin diterapkan oleh orang tua kepada anak.

Dari sudut perkembangan sosialnya, anak mulai bisa melakukan sendiri

beberapa aktivitas yang tadinya harus dilakukan orang lain baginya. Sikap yang

terlalu keras dan kaku dari orang tua akan menimbulkan sikap-sikap menentang

(negativisme). Bila orangtua selalu membiarkan anak tadi dalam fase ini mengatur

sendiri masalah yang berkenaan dengan ‘kebersihan-diri’, akan menimbulkan

sikap yang selalu ragu-ragu terhadap diri sendiri dan apa yang akan diperbuatnya.

Masa anal ini terbagi menjadi dua sub-masa, yakni :

1) Bagian pertama yang disebut sub-masa pengeluaran kotoran.

7

Page 8: REFRAT DEFENSE MECHANISM--PURI--FK UNSRI

Pengeluaran kotoran merupakan kegiatan otot-otot pada daerah anus dan

merupakan sumber kepuasan bagi anak untuk “mengotori” lingkungannya

sebagai reaksi terhadap sikap orang lain yang dianggap tidak menyenangkan.

Bila terjadi hambatan dalam fase ini, seseorang akan mengekspresikan dirinya

dengan cara menentang peraturan; misalnya: sifat tidak rapi, serampangan,

sikap masa bodoh.

2) Bagian kedua sub-masa penahanan kotoran

Kegiatan menahan kotoran merupakan kepuasan lain untuk menunjukkan

bahwa ia tidak mau “diatur” oleh orang lain.

Fiksasi dalam fase ini menimbulkan sikap kaku, keras kepala, kerapian

yang berlebihan.

c. Fase Falik (3-5 tahun)Pada fase ini, sumber kenikmatan berpindah ke daerah kelamin.

1) Masa falik pada anak laki-lakiFreud percaya bahwa ibu bagi anak laki-laki pada masa ini adalah

obyek khusus. Pada masa tersebut, secara disadari maupun tanpa disadari anak

laki-laki ini ingin memiliki/ melakukan hubungan seks. Oleh Freud cinta

terhadap ibunya ini disebut Oedipus Complex. Tokoh Oedipus ini sebenarnya

diambil dari mitologi Yunani kuno, yang menceritakan seorang putera raja dari

Thebes, yang di kemudian hari akan membunuh ayahnya dan mengawini

ibunya. Tokoh ayah menjadi saingan dalam memperebutkan ibunya dan karena

itu timbul sikap-sikap negatif terhadap ayah. Pada anak laki - mulai timbul

perasaan takut bila dihukum oleh ayahnya. Perasaan takut akan dihukum oleh

ayahnya ini, dapat juga timbul akibat cinta incest-nya itu.

Ketakutan ini dalam terminologi Psikoanalisa dikenal dengan “cemas

kastrasi” (Castration-anxiety). Kemudian timbul sikap menyerah dari anak dan

mengidentifikasikan dirinya pada tokoh ayah. Ayah juga menjadi “figur-

manusia” yang diingini, yakni menjadi “ego-ideal”-nya. Bila masa ini tidak

berjalan dengan baik maka dapat menimbulkan kekeliruan dalam mencari

tokoh indentifikasi. Tidak jarang, pada anak ini dapat timbul kecenderungan

homoseksual, karena di satu pihak ia menginginkan pria ideal sebagai

pelindung, namun mempunyai kasih sayang seperti sang ibu.

8

Page 9: REFRAT DEFENSE MECHANISM--PURI--FK UNSRI

2) Masa falik pada anak perempuanPada anak perempuan perkembangannya lebih sulit. Selain itu pada

anak perempuan juga timbul keinginan untuk mengadakan hubungan seks

dengan ayahnya. Tokoh ibu menjadi penghalang akan cintanya pada ayahnya.

Anak perempuan menyadari bahwa alat kelaminnya kecil sehingga ia merasa

bahwa ia sudah terhukum oleh ibunya. Selain itu ia merasa iri hati terhadap

anak lelaki karena struktur alat kelamin yang berbeda/ tidak punya burung.

Keadaan ini dikenal sebagai : penis-envy. Bila pada masa ini anak perempuan

mengalami masalah maka akan timbul sifat-sifat patologis seperti

kecenderungan lesbianistik yang diperlihatkan ketika anak itu meningkat

dewasa. Masa ini cukup penting untuk disimak, karena proses identifikasi

maupun proses yang terjadi ketika seorang wanita melakukan penilaian

terhadap pria di kemudian hari, dipengaruhi oleh fase ini.

d. Fase Laten (6-12 tahun)Dibandingkan dengan perkembangan yang sangat bergejolak pada

masa falik; anak dalam periode ini akan mengalami periode yang jauh lebih teduh

dan aman. Walaupun dijumpai beberapa masalah majemuk apabila ditinjau dari

berbagai aspek; masa ini perlu dihadapi dengan lebih tenang. Fase ini diperlukan

untuk menumbuhkan dan mengembangkan ketrampilan dasar, memperoleh dan

menghayati sistem nilai dalam kehidupannya. Ia juga mempelajari landasan dasar

agar dapat menyesuaikan diri dalam lingkungan sosial.

e. Fase Genital (12 tahun – dewasa muda)Dorongan seks dalam arti sebenarnya mulai muncul. Obyek cinta

berpindah dari cinta-incest ke cinta heteroseksual yang tidak incest, dan ini

merupakan pengulangan dan kelanjutan dari apa yang terjadi dari masa falik. Pada

masa genital ini terjadi perkembangan pada arah cinta yang lebih dewasa. Kalau

sebelumnya, cinta berpusat pada satu arah, yakni pada diri sendiri, maka sekarang

cintanya bisa dua arah. Perbedaan norma dalam keluarga dengan kejadian yang

diperhatikannya dalam masyarakat (film dan media cetak), sering menimbulkan

ketegangan yang berkaitan dengan masalah seks remaja.

9

Page 10: REFRAT DEFENSE MECHANISM--PURI--FK UNSRI

B. Id, Ego dan Super Ego

Status internal manusia selalu diselimuti dengan kecemasan sebagai produk

dari konflik antar struktur kepribadian yaitu Id, Ego dan Super ego. Kemudian status

internal tersebut bermanifestasi ke dalam perilaku kongkrit yang tercermin dalam

suatu mekansime pertahanan diri atau mekanisme pertahanan ego.

a. The Id (Das Es)

Adalah instansi kepribadian yang paling mendasar, orisinil, bersifat

impulsif dan paling primitif; aspek biologis dan merupakan system original, yaitu

suatu realitas psikis yang sesungguhnya, dunia batin atau subyektif manusia dan

tidak memiliki koneksi secara langsung dengan realitas obyektif. Pada mulanya,

yang ada adalah Id. Id terletak di ketidaksadaran, sehingga tidak bersentuhan

langsung dengan realitas. Oleh karena itu, Id dikenal dengan istilah pleasure

principal. Pleasure principal berprinsip pada kesenangan dan berusaha

menghindari rasa sakit.

Setiap bayi yang baru lahir hanya mempunyai naluri hewani saja, di

mana individu tadi mempunyai kecenderungan untuk hidup terus atau mati. Hidup

terus berarti membangun, mencari prestasi, dan keinginan untuk mengalahkan

musuh-musuhnya. Hidup psikis janin sebelum lahir dan bayi yang baru dilahirkan

terdiri dari Id saja. Dan Id itu menjadi bahan dasar bagi pembentukan hidup psikis

lebih lanjut. Di dalam Id inilah, prinsip kesenangan/ pleasure principle masih

sangat berkuasa. Inti utama dari kecenderungan Id adalah menuntut agar apa yang

diinginkannya dapat diperoleh dengan segera. Id berisi hal-hal yang dibawa sejak

lahir seprti libido seksualitas dan termasuk juga instink-instink organisme.

b. The Igo (Das Ich)

Adalah aspek psikologis karena adanya kebutuhan sinkronisasi antara

kebutuhan Id dengan realitas dunia eksternal. Ego merupakan komponen

kepribadian yang bertugas sebagai eksekutor. Ego terbentuk melalui diferensiasi

dari Id karena setiap manusia selalu mempunyai kontak dengan dunia luar. Sistem

kerjanya memakai prinsip realistic karena struktur keperibadian ini memang

10

Page 11: REFRAT DEFENSE MECHANISM--PURI--FK UNSRI

bersentuhan langsung dengan realitas eksternal . Ego mengatur interaksi dan

transaksi antara dunia internal individu dengan realiitas eksternal. Untuk

melaksanakan tugas itu. Ego memiliki tiga fungsi, yaitu reality testing, identify

dan defense mechanism. Reality testing adalah kemampuan utama Ego, yaitu

untuk mempersepsi realitas. Kemudian Ego akan menyesuaikan diri sedemikian

rupa agar dapat menguasai realitas tersebut. Identify adalah fondasi kepribadian.

Identitas terbentuk sejak awal kehidupan, mengalami krisis di masa remaja, dan

terus berkembang dalam perjalanan hidupnya. Pembentukan identitas terjadi

melalui interaksi individu dengan orang - orang yang penting dalam

kehidupannya.

Ego bertugas untuk mempertahankan kepribadian manusia itu sendiri

untuk menjamin penyesuaian dengan alam sekitarnya. Selain itu, Ego dapat

dipakai dalam memecahkan masalah pribadi orang tersebut, khususnya bila terjadi

konflik dengan dunia realitas atau bila terdapat ketidak-sesuaian antara keinginan

yang tidak sinkron secara internal. Ego juga berfungsi mengadakan sintesa dan

selalu menyesuaikan diri dengan realitas hidup (reality principle).

c. Super ego (Das Ueber Ich)

Adalah aspek sosiologis yang dibentuk melalui jalan internalisasi

dalam upaya menekan dorongan Id. Superego artinya larangan-larangan atau

norma-norma yang berasal dari luar (khususnya melalui aturan yang diperoleh dari

orang tua, pengasuh, guru, ulama dan mereka yang dihormati dalam masyarakat)

diolah sedemikian rupa sehingga akhirnya terpancar dan seolah-olah dihayati dari

dalam.

Superego merupakan kekuatan moral dan etik dari kepribadian.

Superego merupakan struktur kepribadian (bagian dari dunia internal) yang

mewakili nilai - nilai realitas eksternal. Superego memakai prinsipidealistic

(idealistic principle) , yakni mengejar hal- hal yang bersifat moralitas. Superego

mendorong individu untuk mematuhi nilai - nilai yang berlaku di realitas eksternal.

Hal ini dilakukan untuk menghindari konflik antara individu dengan realitas

eksternal. Superego diibaratkan sebagai polisi internal yang mendorong kita untuk

11

Page 12: REFRAT DEFENSE MECHANISM--PURI--FK UNSRI

tidak melanggar nila i dan norma yang berlaku dalam realitas eksternal, dengan

atau tanpa orang lain yang mengawasi

Superego merupakan dasar hati nurani/ moril, dan memainkan peran

sensor/ Censoring principle dalam hidup kita. Apabila terjadi konflik antara

keinginan seseorang (yang umumnya menginginkan pemuasan segera, akibat

dorongan dari id) dengan norma yang ada dalam masyarakat, maka superego akan

berusaha untuk memberi peringatan. Dengan demikian, suatu saat seornag individu

dapat saja merasakan emosi-emosi seperti rasa bersalah, rasa menyesal, cemas dan

lain-lain. Misalnya: apabila ia mencontek, ia merasakan sesuatu yang tidak

nyaman dan merasa bersalah.

Dalam pembentukan Superego, menurut Freud: Proses terbentuknya

‘Oedipus-Complex’ memainkan peranan yang besar.

C. Penggunaan Ego Sebagai Mekanisme Pertahanan

Energi Id akan meningkat karena rangsangan sehingga menimbulkan

ketegangan atau pengalaman yang tidak menyenangkan dan menguasai ego agar

bertindak secara konkrit dalam memenuhi rangsangan tersebut sesegera mungkin. Di

sisi lain super ego berusaha untuk menentang dan menguasai ego agar tidak memenuhi

hasrat dari id karena tidak sesuai dengan konsep ideal. Dorongan Id yang primitive

tersebut bersifat laten pada alam bawah sadar sehingga tidak akan mengendor selama

tidak memiliki objek pemuas. Pada taraf-taraf tertentu dorongan ini bisa menjadi

destruktif dengan penyimpangan-penyimpangan perilaku.

Ego berada di tengah-tengah antara kebutuhan biologis dan norma. Ketika

terjadi konflik ego menjadi terjepit dan terancam. Perasaan ini disebut kecemasan,

sebagai tanda bagi ego bahwa sedang berada dalam bahaya dan berusaha untuk terus

bertahan

Ada tiga jenis kecemasan tersebut :

a. Kecemasan realistic, contohnya melihat ular berbisa di hadapan

b. Kecemasan moral, ancaman yang dating dari dunia super ego yang telah

terinternalisasi. Contohnya rasa malu, rasa takut mendapat sanksi dan rasa berdosa

c. Kecemasan neurotic, perasaan takut yang muncul karena pangaruh dari Id.

12

Page 13: REFRAT DEFENSE MECHANISM--PURI--FK UNSRI

Ego berusaha sekuat mungkin menjaga kestabilan hubungannya dengan Id dan

super ego, namun ketika kecemasan begitu menguasai, ego harus berusaha

mempertahankan diri. Secara tidak sadar, seseorang akan bertahan dengan cara

memblokir seluruh dorongan-dorongan tersebut menjadi wujud yang lebih dapat

diterima dan tidak terlalu mengancam. Cara inilah yang disebut dengan mekanisme

pertahanan diri atau mekansime pertahanan ego.

D. Pengertian Mekanisme Pertahanan

Menurut Sigmund Freud, mekanisme pertahanan ego bersumber dari bawah

sadar yang digunakan ego untuk mengurangi konflik antara dunia internal seseorang

dengan realitas eksternal. Freud menggunakan istilah mekanisme pertahanan ego

untuk menunjukkan proses tidak sadar yang melindungi individu dari kecemasan

pemutarbalikkan kenyataan.

Pada dasarnya strategi-strategi ini tidak mengubah kondisi objektif bahaya.

Mekanisme pertahanan ego hanya mengubah cara individu mempersepsi atau

memikirkan masalah itu. Dalam istilah psikoanalitik yang dikemukankan Freud, istilah

mekanisme pertahanan ego cenderung dikonotasikan negatif. Mekanisme ini dianggap

maladaptis dan patologis. Namun setelah berkembangny ego psychology, konsepsi

mengenai mekanisme pertahanan ego telah berubah. Menurut teori ini, ego defense

merupakan mekanisme psikis yang kita perlukan untuk adaptif dengan relaitas

eksternal. Bila individu menggunakan mekanisme pertahanan sesuai dengan tahapan

perkembangannya, maka dikatakan individu tersebut menggunakan mekanisme

perthanan yang matang. Bila individu menggunakan mekanisme pertahanan yang

tidak efektif dan tidak sesuai dengan tahapan perkembangannya, dikatakan individu

tersebut menggunakan mekanisme pertahanan yang tidak matang.

E. Perkembangan Sejarah Mekanisme Pertahanan

Penelitian pertama yang menyeluruh tentang mekanisme pertahanan ditulis

oleh Anna Freud dalam bukunya The Ego and The Mechanism of Defense, ia

menyatakan bahwa setiap orang normal atau neurotik, menggunakan mekanisme

pertahanan yang karakteristik dan berulang. Ditekankan juga bahwa ego harus

merupakan pusat terapi psikoanalisis, disamping menggunakan derivate dorongan

yang direpresi.

13

Page 14: REFRAT DEFENSE MECHANISM--PURI--FK UNSRI

Dari pengamatannya……………………………………

F. Fungsi Mekanisme Pertahanan

Mekanisme pertahanan digunakan sebagai pertahanan diri dalam menghadapi

realitas eksterna yang penuh tantangan. Jika realitas eksterna menuntut terlalu banyak,

melebihi kapasitas diri untuk mengatasinya, maka kepribadian akan mengaktifkan

defense mechanism. Begitu pula sebaliknya, bila hasrat dan dorongan dari dalam diri

terlalu kuat, dan bila dorongan itu akan mengancam keharmonisan relasi individu

dengan realitas eksternal, maka defense mechanism akan diaktifkan untuk

meredamnya.

G. Klasifikasi Mekanisme Pertahanan

Berdasarkan buku Dinamika Kepribadian (Arif, 2006), mekanisme pertahanan

ego dikelompokkan menjadi tiga, yakni:

a. Mekanisme Pertahanan Ego yang Tergolong Matang(Mature)

1) Sublimasi

Sublimasi adalah mekanisme yang mengubah atau mentrasformasikan dorongan

- dorongan primitif, baik dorongan seksual dan agresi, menjadi dorongan yang

sesuai dengan norma dan budaya yang berlaku di realitas eksternal. Misalnya:

dorongan seksual diubah menjadi dorongan kreatif untuk menghasilkan karya

seni; dorongan agresi diubah menjadi daya juang untuk mencapai suatu tujuan.

2) Kompensasi

Kompensasi merupakan upaya untuk mengatasi suatu kekurangan dalam suatu

bidang dengan cara mengupayakan kelebihan di bidang lain. Misalnya:

seseorang yang tidak memiliki prestasi akademik yang baik memiliki prestasi

olahraga yang sangat baik.

3) Supresi

Supresi merupakan satu - satunya mekanisme pertahana n ego yang dilakukan

secara sadar. Supresi merupakan upaya peredaman kembali suatu dorongan

libidinal (dorongan Id) yang berpotensi konflik dengan realitas eksternal.

Peredaman dorongan ini dianggap telah melalui suatu pertimbangan rasional.

Contoh: salah seorang teman Anto menyinggung dan membangkitkan amarah

14

Page 15: REFRAT DEFENSE MECHANISM--PURI--FK UNSRI

dan dorongan agresinya. Namun, Anto meredam kembali dorongan untuk

bertindak agresi secara impulsif karena akan mengakibatkan dampak yang serius

pada relasi saya dengannya. Kemudian, Anto memilih un tuk mengungkapkan

perasaan secara asertif di waktu yang lebih tepat.

4) Humor

Melalui humor, seseorang dapat mengubah penghayatan akan suatu peristiwa

yang tidak menyenangkan menjadi menyenangkan. Humor juga dapat berfungsi

menyalurkan agresivitas tanpa be rsifat destruktif. Misalnya: menertawakan diri

sendiri ketika apa yang dikehendaki tidak tercapai.

b. Mekanisme Pertahanan Ego yang Tergolong Tidak Matang (Immature)

1) Represi

Represi adalah upaya meredam suatu dorongan libidinal yang berpotensi konflik

dengan realitas eksternal. Yang membedakannya dengan supresi adalah represi

dilakukan tanpa membiarkannya sadar terlebih dahulu. Oleh karena dorongan

yang diredam ini tidak melalui kesadaran, orang yang bersangkutan tidak

mungkin mengolahnya secara rasional.

Contoh: seseorang yang kurang asertif mungkin akan lebih sering

mengggunakan represi untuk meredam kemarahan dan agresivitanya ketika ia

tidak berani menolak hal- hal yang tidak disukainya. Dari luar kelihatan sabar,

tetapi diketidaksadarannya dipenuhi gejolak amarah.

Dibutuhkan energi psikis yang lebih besar untuk melakukan represi

dibandingkan dengan supresi. Hal ini dapat menyebabkan kepribadian melemah.

Saat kepribadian semakin lemah, represi yang dilakukan semakin tidak efektif.

Dorongan yang hen dak diredam seringkali lolos dengan berbagai cara.

Misalnya: fenomaslip of the tongue , yaitu ketika suatu ucapan yang netral

menjadi agresif ataupun porno. Fenomena latah juga termasuk di dalamnya.

Orang yang sungguh - sungguh latah akan mengucapkan kata - kata porno saat

ia latah.

15

Page 16: REFRAT DEFENSE MECHANISM--PURI--FK UNSRI

2) Proyeksi

Proyeksi merupakan mekanisme di mana seseorang secara psikis menolak dan

mengeluarkan bagian diri yang tidak dikehendakinya. Bagian yang tidak

dikehendaki ini tampil pada orang lain. O rang yang melakukan proyeksi tidak

dapat mengenali tampilan yang dilihatnya pada orang lain sebagai bagian dari

dirinya. Contoh: seseorang yang tidak mengenal hasrat seksual yang bergejolak

dalam dirinya akan melihat kebanyakan orang lain berpikir dan bertingkah laku

porno.

3) Introyeksi

Mekanisme ini dilakukan dengan cara mengambil alih suatu ciri kepribadian

yang ditemukannya pada orang lain. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan

struktur kepribadian pada orang yang bersangkutan.

Contoh: dalam beberapa organisasi tertentu, senior seri ng memberikan tekanan

psikis yang sangat berat kepada anggota baru. Dalam kondisi stress berat,

anggota baru tersebut akan lebih mudah mengintroyeksikan tindakan seniornya

ini. Untuk perlindungan diri, para anggota baru tersebut mengubah salah satu

struktur kepribadiannya, serupa dengan senior yang menyiksanya.

4) Reaksi Formasi

Reaksi formasi merupakan suatu upaya melakukan hal yang sebaliknya untuk

melawan suatu dorongan internal yang dapat menimbulkan konflik.

Contoh: seorang yang memiliki hasrat seksual yang tinggi berlaku seolah-olah

dia sangat membenci segala sesuatu yang berbau seks.

5) Undoing

Undoing adalah upaya simbolik untuk membatalkan suatu impuls yang telah

terwujud menjadi tingkah laku. Hal ini biasanya dilakukan dengan melakukan

ritual tertentu.Contoh: seseorang tidak dapat menahan diri untuk melakukan

masturbasi. Kemudian dia menyesal dan melakukan upaya untuk membersihkan

pelanggaran yang dia lakukan dengan suatu ritual, misalnya mandi dan mencuci

16

Page 17: REFRAT DEFENSE MECHANISM--PURI--FK UNSRI

tangan. Hal ini akan berulang kali dilakukannya bila dia mengulang perbuatan

masturbasi.

6) Rasionalisasi

Rasionalisasi adalah upaya mendistorsika n persepsinya akan suatu realitas.

Pikiran akan memberikan alasan- alasan yang kelihatannya masuk akal. Hal ini

dilakukan agar suatu kenyataan yang semula berbahaya dan dapat mengguncang

kepribadiannya, menjadi lebih mudah diterima.

Misalnya: bagi seorang yang self-esteem nya rapuh, penolakan cinta dari lawan

jenis akan mengguncang kepribadiannya. Orang yang bersangkutan kemudian

melakukan rasionalisasi dengan mendistorsikan kenyataan. Dia beranggapan

bahwa lawan jenis tersebut menolaknya karena merasa tidak layak untuk

menjadi kekasihnya.

7) Isolasi

Isolasi merupakan suatu cara untuk meredam suatu aspek yang dianggap paling

berbahaya. Akibatnya, kepribadian menghayati pengalaman tersebut secara

parsial tidak utuh. Seorang yang harmonis dengan realitas eksternal dapat

menghayati pengalaman hidupnya secara utuh. Keutuhan itu dapat dilihat dari

aspek kognitif (pikiran), afektif (perasaan) dan konatif (tingkah laku). Misalnya:

ketika seorang mendapat bonus gaji, orang tersebut akan memikirkan hal - hal

yang menyenangkan. Perasaan akan gembira dan wajahnya berseri- seri pada

hari itu. Pada orang yang melakukan isolasi, contoh: seseorang yang tidak

sanggup menerima kenyataan bahwa orang yang paling dikasihinya meninggal

tidak merasa sedih dan tidak menunjukkan kesedihan. Yang ada hanyalah

perasaan hampa. Sesungguhnya kesedihan yang dialami orang tersebut sangat

besar, lebih besar dari yang sanggup ditanggungnya sehingga ia memendamnya.

Hal ini tidak sehat karena akan mengganggu kepribadian di masa yang akan

datang.

8) Intelektualisasi

17

Page 18: REFRAT DEFENSE MECHANISM--PURI--FK UNSRI

Mekanisme ini terlalu menonjolkan aspek inteleknya secara berlebihan.

Tujuannya untuk mengkompensasi bagian kepribadian lain yang kurang.

Contoh: seorang yang kurang terampil menjalin relasi sosial yang hangat dengan

orang lain, memperlihatkan upaya yang terlalu besar untuk menonjolkan

kepintarannya.

9) Displacement

Displacement dilakukan dengan cara mengganti objek yang menjadi sasaran

kemarahan. Misal: seseorang sangat marah terhadap atasannya karena

penghinaan yang dilakukan sang atasan. Namun, karena tidak mungkin

melampiaskan ke marahannya, dia mengalihkan dorongan tersebut kepada orang

lain. Misalnya kepada bawahannya yang mungkin hanya melakukan kesalahan

kecil.

10) Denial

Denial merupakan suatu mekanisme dengan menyangkal bahwa suatu peristiwa

sungguh-sungguh terjadi. Hal ini dilakukan karena tidak sang gup menerima

kenyataan tersebut.

11) Regresi

Regresi artinya mundur secara mental dari suatu tahap perkembangan. Hal ini

dilakukan karena seseorang tidak sanggup atau mengalami kesulitan untuk maju

ke tahap perkembangan selanjutnya.

Misalnya: seorang bapak paruh baya yang tidak merasa dengan dirinya yang

semakin tua, kembali ke fase phallic. Sehingga ia akan menunjukkan kegenitan

dan seductiveness.

c. Mekanisme Pertahanan Ego yang Tergolong Primitif (Archaic)

1) Splitting

Splitting adalah mekanisme yang dilakukan bayi untuk memudahkannya

menangani berbagai pengalaman yang dialaminya. Splitting membagi suatu

18

Page 19: REFRAT DEFENSE MECHANISM--PURI--FK UNSRI

objek atau pengalaman menjadi dua, yakni baik dan buruk. Mekanisme ini tidak

mampu melihat daerah ³abu- abu´ di antaranya. Secara primitif, hal yang

menyenangkan akan dihayati baik sedangkan yang tidak menyenangkan akan

dihayati tidak baik. Semakin tumbuh dan kepribadian semakin matang, spiltting

jarang dilakukan. Mekanisme pertahanan ini biasanya dilakukan oleh orang

dengan gan gguan mental yang berat.

2) Projective Identification

Defense mechanism ini jarang ditemui pada kepribadian yang cukup matang.

Mekanisme ini akan lebih sering ditemukan dalam kepribadian yang sangat

terganggu, misalnya pada pasien skizofrenia.

3) Primitive Idealization

Mekanisme ini dilakukan untuk mempertahankan harga diri mendasarnya (basic

self-esteem) ketika mengalami ancaman. Hal ini dilakukan dengan

mengidealisasikan orang lain dan kemudian mengembangkan kesatuan dengan

orang tersebut. Orang yang diidealisasikan akan dipandang sepenuhnya memiliki

nilai - nilai positif dan tidak memiliki nilai - nilai negatif sama sekali. Fantasi

kesatuan dengan orang tersebut akan membantu menambal harga diri yang

terluka. Contoh: seseorang perempuan yang semasa keciln ya tidak pernah

mendapat kasih sayang dari orangtua, kemudian mengidealisasikan suaminya.

Suaminya dianggap sangat sempurna walaupun kenyataannya sangat kontras

dengan idealisasinya tersebut.

4) Omnipotence

Arti omnipotence adalah maha kuasa. Orang yang menggunakan mekanisme ini

menganggap dirinya maha kuasa dan mampu melakukan apapun juga, tidak takut

atau kuatir pada apapun juga. Mekanisme ini biasanya dilakukan oleh bayi pada

fase oral.

5) Manic Defense

Mekanisme pertahanan ego ini dikembangkan oleh Mela nie Klein. Menurut

Klein, setiap orang memiliki dua posisi mental. Pertama adalahparanoid- schizoid

position, di mana seseorang merasa terpisah dari orang lain. Dia tida dapat

menghargai sepenuhnya keberadaan orang lain. Orang lain dipandang sebagai

19

Page 20: REFRAT DEFENSE MECHANISM--PURI--FK UNSRI

objek - bukan subjek. Orang lain dipandang sebagai ancaman bagi diri atau

sarana pemuas kebutuhan semata. Posisi kedua adalahdepressive position, yaitu

ketika seorang sepenuhnya menyadari keberadaan orang lain dan memiliki

ketergantungan terhadap mereka. Memandang orang lain sebagai subjek yang

juga memilikperasaan dan pengalaman - pengalaman manusiawi yang serupa.

Menurut Klein, kita beralih dari satu posisi ke posisi yang lain. Saat berada dalam

posisi paranoid -skizoid kita cenderung menyakiti orang, baik den gan tindakan

aktual maupun khayalan. Saat berada dalam posisi depresi, kita menyadari bahwa

kita telah menyakiti orang lain. Kesadaran ini menimbulkan perasaan bersalah

dan takut kehilangan orang tersebut. Pada manic defense, seseorang menyangkal

bahwa ia sangat tergantung pada orang yang dilukainya. Ia menyangkal takut

kehilangan orang tersebut atau menyangkal telah melakukan hal yang merugikan

orang tersebut. mekanisme manic defense bersikukuh pada fantasi bahwa ia akan

tetap bahagia seorang diri dan tidak membutuhkan orang lain.

20

Page 21: REFRAT DEFENSE MECHANISM--PURI--FK UNSRI

BAB III

KESIMPULAN

Manusia merupakan makhluk yang tertinggi tingkat perkembangannya

sehingga suatu pendekatan terhadap manusia harus menyangkut semua unsur baik

organik, psikologik dan sosial. Begitu pula halnya dengan mekansime pertahanan diri,

manusia memiliki berbagai macam bentuk. Semua mekansime pertahanan ini

dimaksudkan untuk mempertahankan keutuhan pribadi dan digunakan dalam berbagai

tingkat dengan bermacam-macam cara.

Status internal manusia selalu diselimuti dengan kecemasan sebagai produk

dari konflik antar struktur kepribadian yaitu Id, Ego dan Super ego. Kemudian status

internal tersebut bermanifestasi ke dalam perilaku kongkrit yang tercermin dalam

suatu mekansime pertahanan diri atau mekanisme pertahanan ego. Ego berusaha

sekuat mungkin menjaga kestabilan hubungannya dengan Id dan super ego, namun

ketika kecemasan begitu menguasai, ego harus berusaha mempertahankan diri. Secara

tidak sadar, seseorang akan bertahan dengan cara memblokir seluruh dorongan-

dorongan tersebut menjadi wujud yang lebih dapat diterima dan tidak terlalu

mengancam. Cara inilah yang disebut dengan mekanisme pertahanan diri atau

mekansime pertahanan ego.

Mekanisme pertahanan dapat dianggap normal dan diperlukan, kecuali bila

digunakan secara sangat berlebihan sehingga mengorbankan efisiensi penyesuaian diri

dan kebahagiaan individu dan kelompok. Perlu diwaspadai bahwa dengan hanya

mengamati satu macam tindakaan belum berarti bahwa perilaku tersebut sudah

merupakan suatu jenis pembelaan ego. Tindakan tersebut perlu dipertimbangkan juga

kepribadian orang tersebut dan memotivasinya.

21

Page 22: REFRAT DEFENSE MECHANISM--PURI--FK UNSRI

DAFTAR PUSTAKA

Arif I S. Pandangan Topografis dan Pandangan Struktural Tentang Kepribadian. Dalam: Rose Herlina, Eds. Dinamika Kepribadian. Bandung: Refika Aditama; 2006:13 -24.

Arif I S.Defense Mechanism. Dalam: Rose Herlina, Eds. Dinamika Kepribadian. Bandung: Refika Aditama; 2006:31 -44.

Durand V M, Barlow D H. Gangguan Kepribadian . In: Heppy El Rais, eds. Psikologi Abnormal Edisi IV Buku 2. Jakarta: Pustaka Pelajar Inc; 2007: 176 -220.

Kaplan H I,Sadock B J,Grebb J A.Gangguan Kepribadian . In: I Made Wiguna S,eds. Sinopsis Psikiatri Jilid 2. Tangerang: Bina Rupa Aksara Inc; 2010:258 -290.

Maramis, W F. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa . Airlangga University Press; Surabaya 1998:37-38,65-84

Mekanisme Pertahanan Ego diunduh dari http://id.wikipedia.org/wiki/Mekanisme_pertahanan_ego tanggal 13 Februari 2011

Mekanisme Pertahanan Diri diunduh dari http:/rizky13.multiply.com/journal/item/71/Mekanisme_Pertahanan_Diri tanggal 13 Februari 2011

Pertahanan Ego diunduh dari http:/trescent.wordpress.com/2007/08/15/pertahanan_ego tanggal 13 Februari 2011

Sistem Pertahanan Ego diunduh dari http://psikologiupi.blogspot.com/2008/09/system _pertahanan_ego tanggal 13 Februari 2011

22