refraktometer

2
Refraktometer Refraktometer merupakan suatu instrument yang digunakan untuk mengukur pembengkokan dari cahaya yang dilewatkan dari satu medium ke medium lainnya. Satuan yang digunakan dalam instrument refractometer ini adalah refractive index (RI). Aldof Brix, ilmuan dari jerman kemudian membuat konversi dari nilai refractive index tersebut ke satuan brix yang diambil dari namanya. Brix sendiri didefinisikan sebagai banyaknya sucrose murni per 100 gram air. Sebagai contoh : 10 gram sucrose murni di dalam 90 gram air akan menghasilkan nilai 10 % brix. Pada praktek analisa di laboratorium, pengukuran % brix sangat dipengaruhi oleh suhu lingkungan, sehingga hal ini teramat sangat penting untuk diperhatikan. Tabel conversi nilai temperature tersebut bisa didapatkan dari ICUMSA, Appendix 2, SPS – 3 (1998) halaman 8. Dimana dalam tabel tersebut digambarkan pengaruh perubahan suhu dari 15 derajat celcius s/d 40 derajat celsius untuk nilai brix dari 0 – 85 % brix untuk setiap perubahan 5 % brix. Sebagai contoh Nilai brix dari sucrosa 10 % adalah 10 % pada suhu 20 derajat celsius tetapi nilai tersebut akan bertambah 0.36 % jika analisa dilakukan pada suhu 25 derajat celsius sehingga menjadi 10.36 % brix.

Upload: odilia-steffany-indriyani

Post on 19-Jul-2016

56 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Pengertian mengenai alat refraktometer

TRANSCRIPT

Page 1: Refraktometer

Refraktometer

Refraktometer merupakan suatu instrument yang digunakan untuk mengukur pembengkokan dari cahaya yang dilewatkan dari satu medium ke medium lainnya. Satuan yang digunakan dalam instrument refractometer ini adalah refractive index (RI).

Aldof Brix, ilmuan dari jerman kemudian membuat konversi dari nilai refractive index tersebut ke satuan brix yang diambil dari namanya. Brix sendiri didefinisikan sebagai banyaknya sucrose murni per 100 gram air.

Sebagai contoh : 10 gram sucrose murni di dalam 90 gram air akan menghasilkan nilai 10 % brix.

Pada praktek analisa di laboratorium, pengukuran % brix sangat dipengaruhi oleh suhu lingkungan, sehingga hal ini teramat sangat penting untuk diperhatikan. Tabel conversi nilai temperature tersebut bisa didapatkan dari ICUMSA, Appendix 2, SPS – 3 (1998) halaman 8. Dimana dalam tabel tersebut digambarkan pengaruh perubahan suhu dari 15 derajat celcius s/d 40 derajat celsius untuk nilai brix dari 0 – 85 % brix untuk setiap perubahan 5 % brix.

Sebagai contoh Nilai brix dari sucrosa 10 % adalah 10 % pada suhu 20 derajat celsius tetapi nilai tersebut akan bertambah 0.36 % jika analisa dilakukan pada suhu 25 derajat celsius sehingga menjadi 10.36 % brix.

Demikian signifikannya pengaruh perubahan suhu pada pengukuran refraktometer sehingga hal ini sangat penting untuk diperhatikan.

Dalam melakukan verivikasi refractometer dapat menggunakan air yang tentunya bebas dari pengotor di suhu 20 dimana hasilnya harus menunjukkan nilai 0% brix plus minus nilai akurasi alat yang biasanya bisa kita dapatkan dari manual book alat bersangkutan.

Jika kita menginginkan untuk melakukan verivikasi refraktometer di beberapa titik (hal ini sangat disarankan) kita bisa membeli standar sukrosa bersangkutan yang biasanya dijual di agen bersangkutan.

Page 2: Refraktometer

Meskipun untuk standar sukrosa ini tergolong mahal (kisaran harga sekitar Rp. 700.000,- untuk volume sekitar 5 ml). Standar sukrosa tersebut biasanya tersedia untuk nilai brix 5, 10, 20, 30, dst.

Pembuatan larutan sukrosa sendiripun sebenarnya bisa dilakukan tetapi sangat tidak disarankan karena mengingat larutan sukrosa ini mudah sekali rusak dan harus segera digunakan, dari dari pengalaman saya sendiri sukrosa tersebut juga sangat tidak stabil pada saat dilakukan penimbangan. Sehingga sampai saat ini banyak yang lebih suka menggunakan larutan standar pabrikan untuk menjamin ketelusurannya.

Satu hal yang juga harus diperhatikan dalam operasional brix ini adalah pastikan bahwa lensa untuk tetap dijaga agar tidak tergores karena hal ini akan mempengaruhi nilai pembacaan.

Refractometer saat ini hadir dengan berbagai macam model dari yang sederhana yang bisa dibawa kemana mana, sampai dengan model yang canggih. Begitu pentingnya pengukuran nilai brix pada sebuah industri (karena hal ini berhubungan dengan kuantitas sukrosa yang ada di dalam larutan) terutama dalam sebuah industri makanan, maka saat ini muncul refractometer yang bersifat in line. Dimana pengukuran brix dilakukan di setiap prosesnya. Hal ini sangat berbeda dengan refractometer yang selama ini digunakan sebagai control dari produk akhir semata