refka impetigo krustosa (autosaved).docx

13
STATUS PASIEN BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN RSUD UNDATA PALU I. IDENTITAS PASIEN 1) Nama Pasien : An. K 2) Umur : 10 bulan 3) Jenis Kelamin : Perempuan 4) Alamat : Palupi 5) Agama : Islam 6) Tanggal Pemeriksaan : 16 Februari 2015 II. ANAMNESIS 1) Keluhan Utama : Gatal pada bagian leher dan dada serta demam 2) Riwayat penyakit sekarang : Seorang anak perempuan berumur 10 bulan datang ke poli kulit dan kelamin RSUD Undata dengan keluhan gatal pada bagian leher dan dada disertai demam yang dialami sejak 2 minggu yang lalu. Awal timbul gejala di area leher yang terasa gatal, disertai demam dan anak tersebut gelisah saat tidur. Lesi tersebut kemudian menjalar hingga ke bagian dada, punggung, hingga ke lipatan siku. Pada bagian leher dan dada tampak lesi berwarna kekuningan yang di sekitarnya berwarna merah,

Upload: ydha-dzy

Post on 17-Dec-2015

258 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

STATUS PASIEN BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN RSUD UNDATA PALU

I. IDENTITAS PASIEN1) Nama Pasien : An. K2) Umur : 10 bulan 3) Jenis Kelamin : Perempuan 4) Alamat : Palupi 5) Agama : Islam 6) Tanggal Pemeriksaan : 16 Februari 2015

II. ANAMNESIS 1) Keluhan Utama : Gatal pada bagian leher dan dada serta demam 2) Riwayat penyakit sekarang : Seorang anak perempuan berumur 10 bulan datang ke poli kulit dan kelamin RSUD Undata dengan keluhan gatal pada bagian leher dan dada disertai demam yang dialami sejak 2 minggu yang lalu. Awal timbul gejala di area leher yang terasa gatal, disertai demam dan anak tersebut gelisah saat tidur. Lesi tersebut kemudian menjalar hingga ke bagian dada, punggung, hingga ke lipatan siku. Pada bagian leher dan dada tampak lesi berwarna kekuningan yang di sekitarnya berwarna merah, tampak beberapa lesi yg berisi cairan. Sebelumnya ibu tersebut belum pernah memberikan pengobatan apapun selama anak tersebuk sakit. Ibu-nya hanya memberikan bedak tabur dan minyak telon ketika anak tersebut sehabis mandi. 3) Riwayat penyakit dahulu: Pasien tidak pernah mengalami riwayat yang sama sebelumnya 4) Riwayat penyakit keluarga: Tidak ada keluarga pasien yang mengalami penyakit serupa dengan pasien.

III. PEMERIKSAAN FISIK Status Generalis1. Keadaan umum : Sakit ringan2. Status Gizi : Baik 3. Kesadaran : Komposmentis Tanda-tanda Vital TD : -Nadi : 122 x/menit Respirasi: 30 x/menitBerat badan : 7 kgStatus DermatologisUjud Kelainan Kulit : Krusta kekuningan, makula eritema, vesikel, erosi. 1. Kepala : tidak terdapat ujud kelainan kulit 2. Leher : Krusta kekuningan, makula eritema, vesikel, erosi.3. Dada : Krusta kekuningan, makula eritema, vesikel, erosi4. Punggung : Krusta kekuningan, makula eritema, vesikel, erosi5. Perut : Krusta kekuningan, makula eritema, vesikel, erosi.6. Selangkangan: tidak terdapat ujud kelainan kulit7. Ekstremitas Atas: Krusta kekuningan, makula eritema, vesikel, erosi. 8. Ekstremitas bawah : tidak terdapat ujud kelainan kulit

IV. GAMBAR

Gambar 1: pada bagian ekstremitas atas

Gambar 2: pada bagian dada dan perut Gambar 3: Pada bagian punggung

V. RESUME Seorang anak perempuan berumur 10 bulan datang ke poli kulit dan kelamin RSUD Undata dengan keluhan gatal pada bagian leher dan dada disertai demam yang dialami sejak 2 minggu yang lalu. Awal timbul gejala di area leher yang terasa gatal, disertai demam dan anak tersebut gelisah saat tidur. Lesi tersebut kemudian menjalar hingga ke bagian dada, punggung, hingga ke lipatan siku. Pada bagian leher dan dada tampak lesi berwarna kekuningan yang di sekitarnya berwarna merah, tampak beberapa lesi yg berisi cairan. Ibu-nya hanya memberikan bedak tabur dan minyak telon ketika anak tersebut sehabis mandi. Hasil pemeriksaan fisik :Krusta kekuningan, makula eritema, vesikel, erosi. .

VI. DIAGNOSIS BANDING1. Impetigo krustosa 2. Impetigo bulosa3. ektima4. Varicela

VII. ANJURAN PEMERIKSAAN Pemeriksaan histopatologi

VIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pewarnaan Gram Biakan bakteri Tes tzanck Darah lengkap

IX. DIAGNOSIS KERJA Impetigo krustosa

X. PENATALAKSANAAN Non medikamentosa: Tetap Menjaga kebersihan diri (mandi 2-3 kali sehari jika anak mulai tidak demam) Tidak saling tukar menukar dalam menggunakan peralatan pribadi seperti: sabun, handuk. Memotong kuku anak untuk menghindari kerusakan kulit akibat menggaruk area yang terinfeksi Menjaga anak agar tetap dirumah Kompres larutan Nacl pada area luka yang basah. Medikamentosa: Topikal: Salep mupirocin 2%, 10 gr (Bactroban) diberikan 3 kali dalam sehari. Sistemik : Sirup amoksisilin 125 mg; 3x sendok makan/ hari Interhistin 100 mg Sirup Cetirizine HCL 2,5 mg 1x sentok teh.

XI. PROGNOSIS Quo ad vitam : bonam Quo ad fungtionam : bonamQuo ad sanationam : bonam Quo ad Cosmetikam : bonam

PEMBAHASAN Seorang anak perempuan berumur 10 bulan datang ke poli kulit dan kelamin RSUD Undata dengan keluhan gatal pada bagian leher dan dada disertai demam yang dialami sejak 2 minggu yang lalu. Awal timbul gejala di area leher yang terasa gatal, disertai demam dan anak tersebut gelisah saat tidur. Lesi tersebut kemudian menjalar hingga ke bagian dada, punggung, hingga ke lipatan siku. Pada bagian leher dan dada tampak lesi berwarna kekuningan yang di sekitarnya berwarna merah, tampak beberapa lesi yg berisi cairan. Ibu-nya hanya memberikan bedak tabur dan minyak telon ketika anak tersebut sehabis mandi. Dari pemeriksaan fisik didapatkan Pada bagian leher terdapat Krusta kekuningan, makula eritema, vesikel, erosi. Pada bagian dada Krusta kekuningan, makula eritema, vesikel, erosi. Pada bagian punggung terdapat Krusta kekuningan, makula eritema. Pada bagian perut terdapat Krusta kekuningan, makula eritema, vesikel, erosi. Pada bagian ekstremitas atas dan ekstremitas bawah terdapat Krusta kekuningan, makula eritema, vesikel, erosi. Impetigo merupakan Impetigo adalah pioderma superfisial (terbatas pada epidermis). Pioderma adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh Staphylococcus, Streptococcus, atau oleh kedua-duanya. Impetigo terbagi atas 2: Impetigo krustosa Impetigo vesikobulosa[1]

Impetigo bulosa disebabkan oleh Staphylococcus aureus sedangkan impetigo nonbulosa (krustosa) disebabkan oleh Staphylococcus aureus dan Group A -hemolyticus Streptococci. [1]Impetigo Bulosa Manifestasi klinis impetigo bulosa sebagai berikut:a) Bula dengan atap tipis dan mudah pecah.b) Predileksi biasanya di muka, badan, ekstremitas, bokong, dan perineal.c) Eritema minimal atau tidak ada sama sekali.d) tidak ditemukan pembesaran kelenjar limfe regional.Impetigo NonbulosaManifestasi klinis impetigo nonbulosa sebagai berikut (Lewis dkk, 2010) : Lesi dimulai dengan vesikel atau pustula kecil, bila pecah akan terbentuk krusta berwarna kuning, biasanya diameter < 2 cm. Predileksi didaerah terbuka seperti muka dan ekstremitas. Cepat menyebar. Lesi biasanya asimptomatik, terkadang pruritus. Biasanya datang dengan vesikel yang sudah pecah dan menyebabkan krusta kekuningan. Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Berdasarkan anamnesis dapat digali keluhan dan riwayat penyakit. Berdasarkan pemeriksaan fisik yang paling mudah membedakan impetigo bulosa dan impetigo nonbulosa adalah bila impetigo bulosa biasanya lesi berupa bula, sedangkan impetigo nonbulosa lesi berupa vesikel atau pustule dan biasanya lesi sudah pecah membentuk krusta berwarna kuning. Berdasarkan pemeriksaan penunjang dapat dilakukan pemeriksaan darah rutin (biasanya terjadi lekositosis) dan kultur jaringan. [2]Penatalaksanaan impetigo adalah sebagai berikut :a) Perawatan lesi : membersihkan lesi, menyingkirkan krusta yang sudah terbentuk, mengompres lesi dan sekitarnya.b) Pemberian antibiotik topikal : antibiotik yang direkomendasikan adalah mupirosin dan retapamulin. Antibiotik lainnya yang dapat digunakan adalah klindamisin, gentamisin, hidrogen peroksida 1%, dan tetrasiklin.c) Pemberian antibiotik sistemik : antibiotik yang direkomendasikan antibiotik yang resisten terhadap beta-laktamase seperti golongan cefalosporin, amoxicillin-clavulanat, cloxacillin, dan dicloxacillin. Bila sudah terjadi Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) dapat menggunakan antibiotik alternatif seperti vancomisin, trimetropim/sulfametoxason, dan klindamisin. Eritromisin dan klindamisin juga dapat digunakan bila alergi terhadap penisilinPenyembuhan spontan jarang terjadi. Bila tidak diobati, beberapa lesi mungkin sembuh spontan, sementara lesi baru muncul di tempat lain pada tubuh. Resolusi lesi biasanya terjadi setelah 7-10 hari perawatan. Bila lesi tidak sembuh dalam waktu 7-10 hari dengan terapi antibiotik, maka harus dilakukankultur jaringan untuk mencari organisme yang resisten [3]

DAFTAR PUSTAKA [1]Djuanda, A. 2013. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi keenam. Fakultas Kedokteran. Jakarta: Universitas Indonesia. [2]Siregar, RS. Saripati. 2009. Penyakit Kulit 2th ed. Jakarta :EGC[3]Harahap, Marwali Dr. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Cetakan I. Jakarta: Hipokrates. [4]Fitzpatricks. 2009. Dermatology in general medicine 6th edition. New York: McGraw-Hill.