referensi media massa pada konsumen dlm memutuskan pembelian blackberry sebagai alat komunikasi

31
REFERENSI MEDIA MASSA PADA KONSUMEN DALAM MEMUTUSKAN PEMBELIAN BLACKBERRY SEBAGAI ALAT KOMUNIKASI Introduction to Coorporate Communication EVRY JELITA PURBA 212121 003 CORPORATE COMMUNICATION PARAMADINA GRADUATE SCHOOL

Upload: evry-purrba

Post on 14-May-2015

394 views

Category:

Education


0 download

DESCRIPTION

Berbagai media massa seperti koran, majalah, pamflet, leaflet, tabloid, radio, televisi, hingga media online menjadi bahan referensi yang digunakan masyarakat dalam mencari informasi akan ponsel Blackberry yang akan mereka beli. Perkembangan zaman dan kondisi waktu yang digunakan para konsumen menjadi dasar yang menarik untuk dikaji terutama ketika mereka memilih media massa yang efisien sebagai bahan referensi sebelum membeli telepon berlambang buah berri tersebut. Melalui riset dengan sampel acak, akan diketahui perilaku konsumen pencinta Blackberry di Indonesia yang cenderung selalu mengikuti perkembangan telepon pintar ini walau memiliki banyak kekurangan, sehingga pertanyaan penelitian yang akan dibahas adalah : Bagaimana analisa pemilihan media massa sebagai bahan referensi konsumen sebelum membeli produk Blackberry di Indonesia?

TRANSCRIPT

Page 1: Referensi Media Massa Pada Konsumen Dlm Memutuskan Pembelian Blackberry Sebagai Alat KOmunikasi

REFERENSI MEDIA MASSA PADA KONSUMEN

DALAM MEMUTUSKAN PEMBELIAN

BLACKBERRY SEBAGAI ALAT KOMUNIKASI

Introduction to Coorporate Communication

EVRY JELITA PURBA

212121 003

CORPORATE COMMUNICATION

PARAMADINA GRADUATE SCHOOL

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PARAMADINA

2013

Page 2: Referensi Media Massa Pada Konsumen Dlm Memutuskan Pembelian Blackberry Sebagai Alat KOmunikasi

I. LATAR BELAKANG

Berdasarkan media massa atau pers dalam UU No. 40 tahun 1999 merupakan lembaga sosial

dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik yang meliputi

mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik

dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam

bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran

yang tersedia.

Media massa di Indonesia melalui perjalanan panjang sejak zaman kolonial Belanda sekitar

tahun 1615, dimana media cetak atau surat kabar sangat berjaya untuk memberitakan keadaan

politik, hukum, dan sosial Batavia kala itu. Misalnya, tahun 1619 saat Jenderal VOC,

menerbitkan “Memories der Nouvelles”, yang masih ditulis dengan tangan.

Bentuk surat kabar lain seperti “Dai Toa Senso” atau Perang Asia Timur Raya, juga

digunakan sebagai alat Jepang. Berbagai manipulasi berita yang dimuat hanyalah pro-Jepang

semata.

Tak hanya berita beberapa produk kesehatan seperti pasta gigi, minyak kayu putih, berjualan

buku cerita hingga iklan klinik bersalin menjadi pundi-pundi yang menguntungkan bagi

redaksi Belanda dan Jepang sebagai penghasilan tambahan untuk ongkos produksi surat

kabar tersebut.

Perkembangan media massa juga merambah melalui gelombang suara di tahun 1925, seperti

radio NIROM milik pemerintah Hindia Belanda, yang berjaya dan memiliki 1,2 juta saluran

telepon untuk memberi modulasi kepada pemancar-pemancar di sekitar kota se-antero Jawa.

Sayangnya, kekalahan Belanda akan Jepang 1942 di Bandung saat itu, mengharuskan

penjajah terlama Indonesia ini, harus menyerahkan radionya ke sekutu dan berganti nama

menjadi Hoso Kyoku.

Selain berkembangnya radio, surat kabar juga masih menunjukkan eksistensi untuk terus

berkembang dari zaman kemerdekaan di tahun 1945 lalu di masa Orde Lama, Orde Baru,

hingga masa Reformasi seperti saat ini.

Tak hanya itu, munculnya TVRI sebagai stasiun televisi pertama Indonesia yang disusul

dengan RCTI dan SCTV yang mulai menayangkan iklan menjadi media massa yang menarik

minat masyarakat dalam menggunakannya sebagai acuan sebelum membeli barang yang

Page 3: Referensi Media Massa Pada Konsumen Dlm Memutuskan Pembelian Blackberry Sebagai Alat KOmunikasi

diinginkan. Selain itu, adanya majalah, tabloid bertema khusus, hingga media online

(website) juga menjadi referensi bagi masyarakat.

Salah satu produk telepon seluler atau smartphone yang diminati masyarakat adalah

BlackBerry. Keberhasilan BlackBerry di Indonesia diklaim karena fitur rumpi atau gosip

yang mereka miliki yaitu Blackberry Messenger (BBM).

Berdasarkan data Kementrian Komunikasi dan Informatika (Menkoinfo) dalam situs

detik.com, terdapat 77 juta pengguna Blackberry diseluruh dunia per tahun 2012.

http://inet.detik.com/read/2012/04/24/162357/1900435/317/rim-blackberry-paling-laku-di-

indonesia

Termasuk Indonesia, sebagai negara terbesar ketiga seAsia Pasifik, dimana pengguna

handphone berlambang buah berry ini mencapai 7 juta pelanggan.

Persebaran Blackberry di semua kalangan berawal dari temuan Mike Lazaridis, visioner asal

Kanada di tahun 1995. Berbekal 515.000 U$ dollar Amerika dan beberapa ilmu selama

bekerja di perusahaan ponsel Ericsson, mahasiswa drop out ini mulai berwirausaha dengan

mendirikan Research In Motion (RIM).

Mike melihat bahwa manusia sangat membutuhkan pertukaran informasi dan data di masa

depan, pembuatan Blackberry berbentuk pager dilengkapi dengan keyboard OWERTY, lalu

berubah menjadi wujub handphone monochrome (tanpa warna) hingga menjelma menjadi

smartphone dengan berbagaiaplikasi seperti Facebook, Twitter, Push-Mail, dan Blackberry

Messenger yang menjadi favorit konsumen.

Media massa di era millenium ini pun menjadi acuan bagi masyarakat dalam memilih telepon

seluler yang akan digunakan untuk berkomunikasi.

II. IDENTIFIKASI MASALAH

Berbagai media massa seperti koran, majalah, pamflet, leaflet, tabloid, radio, televisi, hingga

media online menjadi bahan referensi yang digunakan masyarakat dalam mencari informasi

akan ponsel Blackberry yang akan mereka beli.

Page 4: Referensi Media Massa Pada Konsumen Dlm Memutuskan Pembelian Blackberry Sebagai Alat KOmunikasi

Perkembangan zaman dan kondisi waktu yang digunakan para konsumen menjadi dasar yang

menarik untuk dikaji terutama ketika mereka memilih media massa yang efisien sebagai

bahan referensi sebelum membeli telepon berlambang buah berri tersebut.

Melalui riset dengan sampel acak, akan diketahui perilaku konsumen pencinta Blackberry di

Indonesia yang cenderung selalu mengikuti perkembangan telepon pintar ini walau memiliki

banyak kekurangan, sehingga pertanyaan penelitian yang akan dibahas adalah :

Bagaimana analisa pemilihan media massa sebagai bahan referensi konsumen sebelum

membeli produk Blackberry di Indonesia?

III. SEJARAH BLACKBERRY

BlackBerry awalnya ditemukan Mike Lazaridis, peneliti kelahiran 14 Maret 1961, di

Istambul Turki. Sebagai mahasiswa drop out dari University of Waterloo, Ontario, Kanada,

Mike mulai merintis bisnisnya dengan modal 515.000 U$ dollar melalui lomba pengontrol

jaringan komputer perusahaan raksasa otomotif General Motors dan orang tuanya,

membangun perusahaan RIM (Research In Motion Limited).

Sebelum mengembangkan BlackBerry, pada tahun 1999 RIM bekerja sama dengan RAM

Mobile Data dan perusahaan ponsel Ericsson yang lebih dahulu terkenal, mengembangkan

Mobitex dengan meluncurkan Inter@ctive Pager 950. Agustus tahun 2000 produk ini mulai

dipasarkan. Ukurannya kira-kira sebesar sabun mandi. Di pasar ia bersaing dengan SkyTel,

produk sejenis pager dua arah milik Motorola. Sayangnya, produk ini tak berhasil di pasar.

Sebagai seorang inovator, Mike melihat manusia masa depan membutuhkan alat pertukaran

informasi dan data masa depan, hingga akhirnya ia berhasil menciptakan telepon pintar yang

dapat memenuhi kebutuhan tersebut.

Muncullah Blackberry, telepon pintar dengan kemampuan pengiriman teks, suara, chatting

melalui Blackberry messeger (BBM) bahkan pengiriman surat eletronik otomatis atau push

mail. Namun, belum adanya brandmark atau nama pasaran produk ketika produk akan

diluncurkan menjadi kendala bagi RIM.

Setelah lama berpikir dan melihat bentuk serta logo pada ponsel tersebut, tercetuslah nama

"Blackberry" di tahun 1999. Mike melihat keyboard QWERTY ponsel ini, mirip dengan

Page 5: Referensi Media Massa Pada Konsumen Dlm Memutuskan Pembelian Blackberry Sebagai Alat KOmunikasi

kumpul buah beri yang hitam dan kecil. Nama ini pun terdengar lebih enak di telinga dan

mudah diingat.

BlackBerry pun tersebar cepat di Kanada, Amerika Serikat, negara-negara Eropa, hingga ke

Indonesia. Pertama kali smartphone ini diperkenalkan pada pertengahan Desember 2004 oleh

operator Indosat dan perusahaan Starhub.

Perusahaan Starhub merupakan pengejewantahan dari RIM yang merupakan rekan utama

BlackBerry. Pasar BlackBerry kemudian diramaikan oleh dua operator besar lainnya di tanah

air yakni Excelcom dan Telkomsel.

Beberapa aplikasi ini menjadi andalan utama yang membuat BlackBerry digemari di pasar

adalah fitur surat eletronik cepat (push e-mail) dan chatting Blackberry Messenger (BBM).

Produk ini mendapat sebutan surat-e cepat karena seluruh surat elektronik baru, daftar

kontak, dan informasi jadwal (calendar) ditampilkan langsung ke dalam BlackBerry secara

otomatis.

E-mail yang masuk pun sudah mengalami proses kompresi dan scan di server BlackBerry

sehingga aman dari virus. Lampiran berkas berupa dokumen Microsoft Office dan PDF dapat

dibuka dengan mudah. Contohnya, sebuah surat-e berukuran 1 MB dapat terkompres hingga

10 KB dengan isi yang tetap dan sampai dalam hitungan kurang dari 2 menit.

IV. PERILAKU KONSUMEN BLACKBERRY DI INDONESIA

Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan

pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi

memenuhi kebutuhan dan keinginan.

Perilaku ini menjadi dasar untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual

rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah,

sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan

keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.

Berikut adalah teori-teori perilaku konsumen yang digunakan untuk menganalisan konsumen

di Indonesia, sehingga penurunan tingkat kepercayaan konsumen dan tingkat penjualan

Blackberry yang akhirnya mempengaruhi konsumen terhadap smartphone ini, yaitu :

Page 6: Referensi Media Massa Pada Konsumen Dlm Memutuskan Pembelian Blackberry Sebagai Alat KOmunikasi

a. TEORI KEBUTUHAN MARSLOW

Teori ini ditemukan Abraham Maslow, yang lebih dikenal sebagai pelopor aliran psikologi

humanistik. Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan menerima

dirinya sebisa mungkin.

Maslow menggunakan piramida sebagai peraga untuk memvisualisasi gagasannya mengenai

teori hirarki kebutuhan. Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-

kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai

dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri).

Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Kebutuhan dasar seperti udara, air, makanan, pakaian, istirahat dan kebutuhan dasar

lainnya.

2. Rasa aman- jaminan kerja, jaminan kesehatan, jaminan keamanan dari pencurian, dan

jaminan keamanan lainnya.

3. Kebutuhan Sosial, misalnya dengan memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan

cinta dari lawan jenis, dan lain-lain.

4. Esteem, yaitu harga diri, rasa percaya diri, penghargaan dari orang lain atas prestasi

yang dicapai.

5. Aktualisasi diri, yaitu kondisi di mana orang bisa berkreasi, memecahkan masalah,

menerima fakta apa adanya, dan menerima kondisi orang lain.

Terkait teori ini, Blackberry masuk dalam tiga

kategori kebutuhan Marslow, yaitu kebutuhan

dasar sosial, rasa aman dan, harga diri.

Awalnya Blackberry hanyalah kebutuhan dasar

yang digunakan untuk berkomunikasi antar sesama

manusia.

Namun dengan padatnya jadwal kerja terutama para

konsumen di Indonesia membuat Blackberry menjadi alat potensial untuk memecahkan

masalah tersebut. Adanya Blackberry messenger memudahkan kerabat yang tinggal

berjauhan untuk dapat berkomunikasi dengan murah dan cepat (artinya Blackberry dapat

Page 7: Referensi Media Massa Pada Konsumen Dlm Memutuskan Pembelian Blackberry Sebagai Alat KOmunikasi

memenuhi kriteria ketiga akan Kebutuhan Sosial yang diungkapkan peneliti aliran psikologi

humanistik ini.

Selain itu, rasa aman juga dirasakan para penggunanya dimana dengan adanya Personal

Indetification Number / Nomor Identitas Pribadi atau PIN yang ada di Blackberry messenger,

para pengguna lebih merasa aman untuk berkenal dengan lingkungan baru melalui PIN

tersebut. Investigasi kecil-kecilan melalui foto ataupun status orang tersebut dapat menjadi

acuan bagi para pengguna untuk melanjutkan hubungan pertemanan itu.

Selanjutnya, lingkungan sekitar membuat para pengguna selalu ingin update akan produk-

produk baru keluaran Blackberry. Misalnya kalangan pebisnis yang tidak pernah ketinggalan

akan setiap seri smartphone yang dikeluarkan Blackberry, walaupun banyak aplikasi yang

tidak terpakai.

Bagi mereka produk baru Blackberry memberi kepercayaan diri ketika digenggam dan

dilihat oleh kolega bisnisnya.

b. Teori Motivasi

Menurut Hawkins et. al. (2007) motivasi adalah kekuatan yang menggerakan seseorang

untuk melakukan suatu aktivitas atau kegiatan yang mengarah pada perilaku yang

diinginkan oleh seseorang tersebut.

Mowen dan Minor (2002) mengatakan bahwa motivasi digerakkan oleh:

Rangsangan, baik dari dalam maupun luar konsumen untuk mengubah

suasana dan selanjutnya karena terjadinya perbedaan antara keadaan yang

diinginkan

dengan keadaan aktual maka akan menimbulkan kebutuhan;

pengenalan kebutuhan, yang terdiri dari kebutuhan ekspresif yaitu keinginan

untuk memenuhi persyaratan sosial dan estetika dalam rangka pemeliharaan

konsep diri seseorang dan kebutuhan utilitarian yaitu keinginan untuk

menyelesaikan masalah yang mendasar;

dorongan, yaitu faktor yang membentuk keadaan afektif (emosi dan psikologis

lainnya) yang mempengaruhi tingkat keterlibatan seseorang;

perilaku berdasarkan-tujuan, yaitu tindakan yang dilakukan untuk meringankan

keadaan kebutuhan seseorang;

insentif konsumen misalnya produk, jasa, informasi, dan bahkan orang lain yang

Page 8: Referensi Media Massa Pada Konsumen Dlm Memutuskan Pembelian Blackberry Sebagai Alat KOmunikasi

diperkirakan oleh konsumen akan memuaskan kebutuhan.

Terkait teori ini, terlihat bahwa

konsumen termotivasi memiliki

Blackberry karena adanya pengaruh

lingkungannya.

Ketika hampir semua karyawan di

kantor menggunakan Blackberry

dalam bergosip atau menyelesaikan perkerjaan, akan sulit bagi seseorang untuk tidak

mengikutinya.

Terlebih ketika worm of mouth akan serunya menggunakan Backberry, terutama ketika para

pengguna saling pamer kehebatan smartphone asal Kanada ini. Maka orang lain akan

terpengaruh dan mencari tahu handphone apa yang dimaksud dan mempengaruhi keputusan

pembelian.

c. Teori Perseptif

Persepsi adalah suatu proses dimana seseorang memilih, mengatur, dan menafsirkan

stimulus menjadi informasi yang dapat memberikan suatu gambaran mengenai sesuatu

yang bermakna (Schiffman dan Kanuk, (2007).

Persepsi adalah sesuatu yang berasal dari interaksi antara dua jenis faktor yaitu:

stimulus factors, yaitu karakteristik objek secara fisik seperti ukuran, warna, bentuk,

dan berat. Tampilan suatu produk baik kemasan maupun karakteristiknya mampu

menciptakan rangsangan pada indra seseorang, sehingga mampu menciptakan suatu

persepsi mengenai produk yang dilihatnya;

individual factors, yaitu karakteristik yang termasuk di dalamnya tidak hanya terjadi

proses pada panca indera tetapi juga pengalaman yang serupa dan dorongan utama

suatu harapan dari individu itu sendiri.

Pada teori ini Blackberry mampu membentuk persepsi masyarakat Indonesia sebagai

telepon pintar yang dapat memenuhi kebutuhan informasi di era modern.

Uniknya, telepon asal Kanada ini jarang memasang iklan di media eletronik atau online

yang terputar setiap harinya seperti para kompetitornya.

Page 9: Referensi Media Massa Pada Konsumen Dlm Memutuskan Pembelian Blackberry Sebagai Alat KOmunikasi

Walaupun sesekali dilakukan ketika ada launching besah-besaran seperti Blackberry

Dakota atau Z10 di media cetak.

Stimulus factors ditunjukkan Blackberry kepada penggunanya disetiap jenis baru yang

dikeluarkan. Berbagai unsur seperti ukuran, bentuk, dan berat yang terasa lebih ringan

sehingga memudahkan konsumen dalam menggunakannya. Sementara untuk warna,

Blackberry tetap pada pendirian terhadap warna-warna elegan seperti hitam, silver, dan

putih. Adapun permainan warna seperti ungu, merah marun, biru muda pernah dilakukan

pada tipe Gemini Curve 8520, dengan target kawula muda sebagai penggunanya.

Sayangnya, Blackbery kurang cepat dalam memperbaiki beberapa sistem yang telah

lama menjadi keluhan para konsumen seperti lama loading telepon, baterai, serta

jaringan yang membuat pengiriman pesan BBM menjadi lebih lama diterima.

Di sisi lain, para kompetitor, seperti Android dan iOS mulai menawarkan Whatapps dan

Line sebagai pengganti BBM, dan menawarkan operating system lebih cepat dan baterai

tahan lama dibanding Blackberry sehingga memudahkan konsumen dalam

menggunakan beberapa aplikasi sekaligus.

Secara individual factors, terlihat bahwa proses panca indera diberikan Blackberry

secara masif, karena makin banyaknya pengguna di Indonesia, ditambah faktor worm of

mouth dari para pengguna sebelumnya sehingga memberikan dorongan kepada

konsumen baru untuk mencoba menggunakannya.

Apalagi banyaknya informasi yang lebih cepat sampai melalui BBM antara para

pengguna, sehingga memberikan wacana eksklusif bagi mereka, yang akhirnya

memberikan ketertarikan pengalaman bagi para calon konsumen.

d. Teori Sikap

Sikap adalah evaluasi menyeluruh seseorang terhadap suatu objek yang dilihat atau yang

dirasakan, yang kemudian memberikan sebuah kesimpulan mengenai objek tersebut

(Solomon, 2009).

Kesimpulan yang umum diberikan adalah baik atau buruk, menguntungkan atau tidak

menguntungkan, dan positif atau negatif terhadap objek yang dievaluasi. Berdasarkan

Page 10: Referensi Media Massa Pada Konsumen Dlm Memutuskan Pembelian Blackberry Sebagai Alat KOmunikasi

salah satu model sikap yaitu tricomponent attitude model, sikap terdiri dari tiga

komponen utama yaitu komponen kognitif, afektif, dan konatif.

Bagian pertama dari model ini terdiri dari kognisi seseorang, yaitu pengetahuan dan

persepsi yang diperoleh dari kombinasi pengalaman langsung dengan obyek sikap dan

informasi terkait dari berbagai sumber. Komponen kedua adalah afektif yang terbentuk

dari emosi dan perasaan seseorang tentang objek tertentu.

Komponen terakhir dari model ini (konatif) berkaitan dengan besarnya kemungkinan

atau kecenderungan seseorang untuk berperilaku tertentu.

Blackberry dapat mempengaruhi sikap masyarakat Indonesia untuk tetap setia pada

telepon berpapan ketik QWERTY ini hingga tahun 2010. Kebutuhan yang terbentuk

secara tiba-tiba akan keinginan mengetahui lingkungan sekitar melalui Blackberry

messenger group, dimana seluruh pemilik Blackberry dapat saling bertukar informasi

baik gambar atau teks.

Kondisi afektif yang terbentuk dari emosi dan perasaan pemilik Blackbery merasa

dilibatkan akan setiap peristiwa atau informasi yang sedang bergulir.

Misalnya, ketika banjir besar di Jakarta ketika Januari 2013, saat itu berita akan

macetnya jalan disekitar pusat kota, matinya alat transportasi, hingga lelucon libur

nasional yang dikemukan Jokowi dalam hitungan menit cepat sampai ke masyarakat.

Selanjutnya, sikap konatif ini berimbas akan perilaku masyarakat (pengguna Blackberry)

yang selalu mengandalan BBM dibandingkan teks SMS atau telepon karena harganya

yang lebih murah. Selain itu hadirnya BBM juga menjadi fenomena baru untuk dapat

mengecek status dan keadaan terkini kerabat atau teman (melalui foto), selain melalui

Facebook, Twitter, dan media sosial lainnya.

Alhasil perilaku ini membawa konsumen lama dan baru untuk tetap setia dan mengikuti

setiap perkembangan jenis produk atau aplikasi Blackberry yang ada.

Page 11: Referensi Media Massa Pada Konsumen Dlm Memutuskan Pembelian Blackberry Sebagai Alat KOmunikasi

V. HASIL SURVEY

Survei kecil-kecilan secara acak dilakukan kepada 5 orang konsumen Blackberry, terdiri atas

3 pria dan 2 wanita yang tinggal di Jakarta.

Kelima pencinta Blackberry ini umumnya telah menggunakan ponsel pintar pengusung push

mail pertama ini dalam kurung waktu 2 sampai 5 tahun. Sebelumnya, Nokia merupakan merk

ponsel dominan yang menjadi alat komunikasi mereka sebelum akhirnya mereka jatuh hati

pada telepon berkeyboard QWERTY ini.

Seiring perkembangan zaman, terutama di tahun 2010, dimana telepon berbasis Android

mulai merajai, kelima nya memiliki ponsel pendukung lainnya bermerk iPhone dan Samsung.

Penggunaan dua telepon dirasa perlu karena masih banyaknya kekurangan Blackberry,

terutama dalam daya tahan baterai serta kecepatan dalam berselancar di dunia maya.

Keempat pengguna Blackberry mencari acuan media massa online (website) sebelum

memutuskan jenis ponsel apa yang akan dibeli. Sementara 1 orang lainnya masih

menggunakan media konvensional seperti iklan pada koran untuk membeli ponsel pintar

yang digunakan.

Media massa online yang dominan digunakan seperti www.selular.co.id ,

www.tabloidpulsa.co.id , www.kaskus.co.id , www.tokobagus.com , dan

www.berniaga.com (berdasarkan http://www.alexa.com/topsites) sebagai acuan sebelum

membeli telepon seluler sebagai alat komunikasinya.

Informasi seperti bentuk telepon, berbagai aplikasi pendukung, ulasan harga baru dan lama

(bekas) menjadi acuan mereka memilih media online yang cepat dan murah dibanding media

lainnya. Terlihat hanya dalam waktu 1 hari dengan berselancar hingga kurang lebih 8 jam,

para konsumen dapat menentukan pilihan telepon mereka tanpa harus bersusah payah dalam

berkeliling toko.

Page 12: Referensi Media Massa Pada Konsumen Dlm Memutuskan Pembelian Blackberry Sebagai Alat KOmunikasi

VI. ANALISA MEDIA ONLINE (WEBSITE) SEBAGAI REFERENSI PEMBELIAN

BLACKBERRY

Sejarah Internet Indonesia

Sejarah perkembangan internet di Indonesia tak terlepas dari iseng-iseng anak muda kampus

Universitas Indonesia yang mendaftarkan protokol Internet (IP) UI-NETLAB

(192.41.206/24) pada 24 Juni 1988.

RMS Ibrahim, Suryono Adisoemarta, Muhammad Ihsan, Robby Soebiakto, Putu, Firman

Siregar, Adi Indrayanto, dan Onno W. Purbo merupakan beberapa nama-nama legendaris di

awal pembangunan Internet Indonesia pada tahun 1992 hingga 1994. Masing-masing

personal telah mengontribusikan keahlian dan dedikasinya dalam membangun cuplikan-

cuplikan sejarah jaringan komputer di Indonesia.

Setelah itu, IndoNet merupakan ISP komersial pertama Indonesia yang dipimpin Sanjaya saat

itu. Pada waktu itu pihak POSTEL belum mengetahui tentang celah-celah bisnis Internet &

masih sedikit sekali pengguna Internet di Indonesia. Sambungan awal ke Internet dilakukan

menggunakan dial-up oleh IndoNet, sebuah langkah yang cukup nekat barangkali. Lokasi

IndoNet masih di daerah Rawamangun di kompleks dosen UI, kebetulan ayah Sanjaya adalah

dosen UI.

Akses awal di IndoNet mula-mula memakai mode teks dengan shell account, browser lynx

dan email client pine serta chatting dengan conference pada server AIX. Tahun 1995,

pemerintah Indonesia melalui Departemen Pos Telekomunikasi menerbitkan ijin untuk ISP

yang diberikan kepada IndoNet yang dipimpin oleh Sanjaya dan Radnet pimpinan BRM. Roy

Rahajasa Yamin.

Mulai 1995 beberapa BBS di Indonesia seperti Clarissa menyediakan jasa akses Telnet ke

luar negeri. Dengan memakai remote browser Lynx di AS, maka pemakai Internet di

Indonesia bisa akses Internet (HTTP). Selain itu teknologi wifi (jaringan tanpa kabel) juga

mempermudah pengaksesan internet di Indonesia.

Perkembangan trend ke arah e-commerce dan warung internet yang satu & lainnya saling

menunjang membuahkan masyarakat Indonesia yang lebih solid di dunia informasi. Rekan-

rekan e-commerce membangun komunitasnya di beberapa mailing list utama seperti warta-e-

[email protected].

Page 13: Referensi Media Massa Pada Konsumen Dlm Memutuskan Pembelian Blackberry Sebagai Alat KOmunikasi

Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, pengguna internet di

Indonesia makin meningkat sepanjang tahun, terbukti dari jumlah pengguna sekitar 63 juta

orang se-Indonesia senang berselancar di dunia maya.

http://www.apjii.or.id/v2/index.php/read/page/halaman-data/9/statistik.html

Uniknya tak hanya media sosial seperti Twitter dan Facebook, namun portal seperti e-

commerce (untuk berbelanja) menjadi konsumsi yang mulai digemari.

Analisa SWOT Media Online sebagai acuan pembelian Blackberry

Melalui teori kebutuhan Marslow, ditemui bahwa tiga kategori kebutuhan seseorang dalam

memiliki Blackberry adalah kebutuhan dasar sosial, rasa aman dan, harga diri.

Blackberry menjadi alat potensial untuk memecahkan masalah tersebut. Adanya Blackberry

messenger (BBM) memudahkan kerabat yang tinggal berjauhan untuk dapat berkomunikasi

dengan murah dan cepat, dan memenuhi kriteria ketiga akan Kebutuhan Sosial.

Rasa aman juga dirasakan para penggunanya dimana dengan adanya Personal Indetification

Number / Nomor Identitas Pribadi atau PIN yang ada di Blackberry messenger, para

pengguna lebih merasa aman untuk berkenal dengan lingkungan baru melalui PIN tersebut.

Investigasi kecil-kecilan melalui foto ataupun status orang tersebut dapat menjadi acuan bagi

para pengguna untuk melanjutkan hubungan pertemanan itu.

Page 14: Referensi Media Massa Pada Konsumen Dlm Memutuskan Pembelian Blackberry Sebagai Alat KOmunikasi

Para pengguna selalu ingin update akan produk-produk baru keluaran Blackberry. Misalnya

kalangan pebisnis yang tidak pernah ketinggalan akan setiap seri smartphone yang

dikeluarkan Blackberry, walaupun banyak aplikasi yang tidak terpakai. Bagi mereka produk

baru Blackberry memberi kepercayaan diri ketika digenggam dan dilihat oleh kolega

bisnisnya. Hal ini juga didukung melalui teori motivasi, Perspektif, dan Sikap dari

lingkungan sekitar, yang akhirnya mempengaruhi konsumen dalam menentukan Blackberry

sebagai alat komunikasi.

Menurut Fred David (1997,134), analisa SWOT adalah menggunakan metode perencanaan

strategis yang berfungsi untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman

suatu perusahaan. Proses melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis dan

mengidentifikasi faktor internal yang eksternal yang mendukung dan tidak mencapai tujuan

tersebut. Hal ini juga berlaku pada penggunaan media online (website) sebagai referensi

pembelian Blackberry di Indonesia, yang terdi dari :

Strengths (kekuatan)

Sebuah kekuatan perusahaan adalah sumber daya dan kemampuan yang dapat digunakan

sebagai dasar untuk mengembangkan keunggulan kompetitif.

Misalnya : hak paten, nama merek yang kuat, reputasi baik dimata para pelanggan, dan akses

di jaringan distribusi.

Memberi kenyamanan membeli via Internet

Dari depan komputer di rumah sendiri (hemat waktu & usaha), tidak ada salesman

yang mendesak-desak Anda untuk membeli sesuatu yang tidak Anda inginkan,

pembayaran mudah, dan lain-lainnya. Dan generasi Yuppies Indonesia masa kini

mulai tidak segan-segan lagi untuk memesan barang-barang via Internet.

Harga yang kompetitif

Melalui Media massa online yang dominan digunakan seperti www.selular.co.id ,

www.tabloidpulsa.co.id , www.kaskus.co.id , www.tokobagus.com , dan

www.berniaga.com dan lainnya konsumen dapat dengan mudah dan cepat

membanding harga ponsel yang diinginkan. Apalagi ditambah banyaknya diskon pada

masing-masing portal yang makin menarik minat konsumen

Page 15: Referensi Media Massa Pada Konsumen Dlm Memutuskan Pembelian Blackberry Sebagai Alat KOmunikasi

Time saving

Para konsumen dapat berhemat waktu dan juga uang (transportasi ) yang seharusnya

digunakan untuk berkeliling toko dalam memilih ponsel yang akan dibeli.

Direct communication dengan konsumen

Melalui website atau portal yang ada pembeli dan penjual dapat saling bertatap muka

misalnya melalui webcam atau bertukar nomor telepon/ alamat untuk saling bertemu

dalam bertransaksi ketika telepon yang diingin telah ditemukan.

Improved customer interaction

Melalui website atau portal jual beli seperti kaskus atau tokobagus.com , komentar

para pembeli yang sudah melakukan transaksi terlebih dahulu akan terpampang pada

setiap ponsel yang akan kita beli sehingga memberikan kepercayaan pada konsumen

baru

Meminimalisir pembangunan kantor

Kantor website purna jual beli online tidak harus besar, yang paling utama adalah

kestabilan server website serta pemantauan terhadap setiap penjual dan pembeli

sehingga tidak ada yang merasa ditipu.

Weakness (kelemahan)

Kelemahan / weakness adalah sesuatu yang menyebabkan satu perusahaan kalah bersaing

dengan perusahaan lain. Dalam beberapa kasus, kelemahan bagi satu perusahaan mungkin

merupakan suatu kekuatan bagi perusahaan lainnya. Misalnya, kurangnya perlindungan hak

paten, lemahnya brand image.

Sosialisasi credit card

Di Indonesia credit card masih merupakan barang langka dan simbol status. Hal ini

tentu sangat berbeda dengan misalnya di Inggris, dimana setiap rekening bank

minimal ada debit card-nya. Ini dapat sangat menyulitkan perkembangan eCommerce

di Indonesia.

Sosialisasi Internet

Internet walaupun perkembangannya sangat pesat di Indonesia, namun masih jauh

Page 16: Referensi Media Massa Pada Konsumen Dlm Memutuskan Pembelian Blackberry Sebagai Alat KOmunikasi

dari menjadi gaya hidup mayoritas penduduk Indonesia, terutama di Indonesia bagian

timur seperti Sulawesi, Papua, dan lainnya.

Pengiriman barang

Kualitas dan biaya pengiriman barang menjadi kendala. Terkadang jasa pengiriman

barang Indonesia terutama kota besar masih acuh terhadap barang elektronik (ponsel)

sehingga akan merugikan konsumen yang menerima.

Selain itu, meningkatnya minat konsumen akan ponsel luar negeri mendapat kendala

pada biaya yang sangat tinggi, contohnya U$S 40/kg untuk ke Inggris dengan FedEx

dengan resiko kehilangan atau rusak yang tinggi.

Fake websites

Mudahnya pembuatan website saat ini terkadang mengecohkan pembeli, terutama

ketika banyak harga ponsel murah yang ditawarkan. Namun setelah konsumen men-

transfer uang, ponsel tak kunjung datang.

Kualitas produk

Terkadang konsumen tergiur akan diskon, harga serta foto ponsel Blackberry yang

menawan. Namun ketika barang sampai ke tangan konsumen, banyak juga yang

kecewa karena tidak sesuai dengan fotonya.

Peluang / opportunities

Peluang / opportunities merupakan analisis lingkungan eksternal dapat membuahkan peluang

baru bagi sebuah perusahaan untuk meraih keuntungan dan pertumbuhan. Misalnya

kebutuhan pelanggan yang tidak dipenuhi pasar, cepatnya produk mengikuti teknologi baru.

Perubahan trends

Ketergantungan masyarakat Indonesia pada smartphone saat ini memberikan peluang

besar pada bisnis online saat ini. Terutama waktu akses 24 jam pada 7 hari berturut-

turut memperluas jangkauan pada konsumen dalam memilih ponsel yang diinginkan.

Teknologi baru

Makin berkembangnya jenis ponsel Blackberry yang selalu baru memberikan peluang

Page 17: Referensi Media Massa Pada Konsumen Dlm Memutuskan Pembelian Blackberry Sebagai Alat KOmunikasi

bagi media online untuk dapat memberikan informasi hingga berjual secara bebas

kepada konsumen Indonesia.

Ancaman / threat

Ancaman / threat merupakan perubahan dalam lingkungan eksternal juga dapat

menghadirkan ancaman bagi perusahaan.

Administrator yang ceroboh & Hackers (perentas website)

Keduanya dapat melenyapkan kepercayaan masyarakat kepada media online

(eCommerce). Misalnya situs Kaskus yang sempat dihack sehingga para konsumen

sulit berbelanja disana.

Perubahan regulasi portal dunia maya

Adanya gemelut pada politik pemerintah atau perubahan Undang Undang teknologi

juga dapat mempengaruhi media online dalam menginformasikan kebutuhan ponsel

konsumen

Teori media _Teori Ketergantungan (Dependency Theory)

Teori ketergantungan terhadap media diutarakan oleh Sandra Ball-Rokeach dan Melvin

Defleur. Seperti teori uses and gratifications, pendekatan ini juga menolak asumsi kausal dari

awal hipotesis penguatan. Dalam teori ini dijelaskan adanya pendekatan sistem yang lebih

jauh. Di dalam model mereka mereka mengusulkan suatu relasi yang bersifat integral antara

pendengar, media. dan sistem sosial yang lebih besar.

Sejalan dengan apa yang dikatakan oleh teori uses and gratifications, teori ini

memprediksikan bahwa khalayak tergantung kepada informasi yang berasal dari media massa

dalam rangka memenuhi kebutuhan khalayak bersangkutan serta mencapai tujuan tertentu

dari proses konsumsi media massa. Namun perlu digarisbawahi bahwa khalayak tidak

memiliki ketergantungan yang sama terhadap semua media.

Sumber ketergantungan yang kedua adalah kondisi sosial. Model ini menunjukkan sistem

media dan institusi sosial itu saling berhubungan dengan khalayak dalam menciptakan

kebutuhan dan minat. Pada gilirannya hal ini akan mempengaruhi khalayak untuk memilih

Page 18: Referensi Media Massa Pada Konsumen Dlm Memutuskan Pembelian Blackberry Sebagai Alat KOmunikasi

berbagai media, sehingga bukan sumber media massa yang menciptakan ketergantungan,

melainkan kondisi sosial.

Untuk mengukur efek yang ditimbulkan media massa terhadap khalayak, ada beberapa

metode yang dapat digunakan, yaitu riset eksperimen, survey dan riset etnografi.

Riset Eksperimen

Riset eksperimen (experimental research) merupakan pengujian terhadap efek media dibawah

kondisi yang dikontrol secara hati-hati. Walaupun penelitian yang menggunakan riset

eksperimen tidak mewakili angka statistik secara keseluruhan, namun setidaknya hal ini bisa

diantisipasi dengan membagi obyek penelitian ke dalam dua tipe yang berada dalam kondisi

yang berbeda.

Riset eksperimen yang paling berpengaruh dilakukan oleh Albert Bandura dan rekan-

rekannya di Stanford University pada tahun 1965. Mereka meneliti efek kekerasan yang

ditimbulkan oleh tayangan sebuah film pendek terhadap anak-anak. Mereka membagi anak-

anak tersebut ke dalam tiga kelompok dan menyediakan boneka Bobo Doll, sebuah boneka

yang terbuat dari plastik, di setiap ruangan. Kelompok pertama melihat tayangan yang berisi

adegan kekerasan berulang-ulang, kelompok kedua hanya melihat sebentar dan kelompok

ketiga tidak melihat sama sekali.

Ternyata setelah menonton, kelompok pertama cenderung lebih agresif dengan melakukan

tindakan vandalisme terhadap boneka Bobo Doll dibandingkan dengan kelompok kedua dan

ketiga. Hal ini membuktikan bahwa media massa memiliki peran membentuk karakter

khalayaknya.

Kelemahan metode ini adalah berkaitan dengan generalisasi dari hasil penelitian, karena

sampel yang diteliti sangat sedikit, sehingga sering muncul pertanyaan mengenai tingkat

kemampuannya untuk diterapkan dalam kehidupan nyata (generalizability). Kelemahan ini

kemudian sering diusahan untuk diminimalisir dengan pembuatan kondisi yang dibuat serupa

mungkin dengan keadaan di dunia nyata atau yang biasa dikenal sebagai ecological validity

Straubhaar dan Larose, 1997 :415).

Page 19: Referensi Media Massa Pada Konsumen Dlm Memutuskan Pembelian Blackberry Sebagai Alat KOmunikasi

Survey

Metode survey sangat populer dewasa ini, terutama kemanfaatannya untuk dimanfaatkan

sebagai metode dasar dalam polling mengenai opini publik. Metode survey lebih memiliki

kemampuan dalam generalisasi terhadap hasil riset daripada riset eksperimen karena

sampelnya yang lebih representatif dari populasi yang lebih besar. Selain itu, survey dapat

mengungkap lebih banyak faktor daripada manipulasi eksperimen, seperti larangan untuk

menonton tayangan kekerasan seksual di televisi dan faktor agama. Hal ini akan diperjelas

dengan contoh berikut.

Riset Ethnografi

Riset etnografi (ethnografic research) mencoba melihat efek media secara lebih alamiah

dalam waktu dan tempat tertentu. Metode ini berasal dari antropologi yang melihat media

massa dan khalayak secara menyeluruh (holistic), sehingga tentu saja relatif membutuhkan

waktu yang lama dalam aplikasi penelitian.

Melalui teori ini terlihat bahwa konsumen Indonesia mulai merasa haus akan media online

untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam memilih ponsel yang akan digunakan, terlihat dari

data pengguna internet Indonesia yang makin meningkat setiap tahunnya.

Media online terutama penjualan ecommerce yang merupakan bagian dari New Media,

dimana media ini lebih mengarah pada dunia digital yang memberikan banyak informasi di

dalamnya dan mulai meninggalkan Old Media yang lebih konvesional dan membutuhkan

dana berlebih untuk membelinya.

VII. KESIMPULAN

Media online merupakan bentuk new media yang memberikan banyak informasi selama 24

jam selama 7 hari. Media ini terasa lebih efekktif, efisien dan mmurah dalam mengakses

informasi hingga berbelanja ponsel melalui internet.

Kehadiran para calon pembeli dan pembeli langsung dapat terpantau dengan mudah melalui

aplikasi penghitung yang tersedia dalam website tersebut, sehingga bentuk iklan dapat

disesuaikan dengan tipycal konsumen yang mengakses.

Page 20: Referensi Media Massa Pada Konsumen Dlm Memutuskan Pembelian Blackberry Sebagai Alat KOmunikasi

DAFTAR PUSTAKA

Drs. Elvinaro Ardianto, M.Si dan Dra. Lukiarti Komala Erdinaya, M.Si, 2005. Komunikasi

Massa Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Anonymous. 2002. Beberapa Segi Perkembangan Sejarah Pers di Indonesia. Jakarta: Penerbit

buku Kompas

Chaudhury, Abijit & Jean-Pierre Kuilboer (2002), e-Business and e-Commerce

Infrastructure, McGraw-Hill, ISBN 0-07-247875-6

Kessler, M. (2003). More shoppers proceed to checkout online. Retrieved January 13, 2004

Seybold, Pat (2001), Customers.com, Crown Business Books (Random House), ISBN 0-609-

60772-3

Kotler P. 1997. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Prenhallindo.

Porter ME. 1991. Strategi Bersaing. Jakarta: Erlangga.

Tamime AY, Robinson EK. 1985. Yoghurt Science and Technology. London: Pergamon

Press Ltd.

Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori dan Filisafat Komunikasi. Cet. Ke-3. Citra Aditya

Bakti: Bandung. 2003

Notoatmodjo, Soekidjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2, Mei.

Rineka Cipta: Jakarta. 2003.

Sumartono, Terperangkap dalam Iklan (Meneropong Imbas Pesan Iklan Televisi). Alfabeta:

Bandung. 2002.

Godin ,Seth. Purple Cow: Transform Your Business by Being Remarkable. USA: Penguin

Group ,2005

Istijanto (2009), “Aplikasi Praktis Riset Pemasaran”, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Paul A Argenti (2007), “Corporate Communication” (4th Edition), New York: Mc Graw Hill.