referat tht rsud dr slamet graut

Upload: annisaenw

Post on 07-Aug-2018

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/20/2019 Referat THT RSUD Dr Slamet Graut

    1/24

    REFERAT THT

    PARESE NERVUS VII (FASIALIS) PERIFER 

    DISUSUN OLEH :

    Annisa Eka Nova Wulandari

    !"!!#"

    PRESEPTOR

    dr$ H$ W$ %una&an 'urnadi S*$ THT+'L

    dr$ Elananda ,a-ndra.a/a S*$THT+'L

    DI0AWA'AN DALA, RAN%'A TU%AS 'EPANITERAAN 'LINI' 0A%IAN

    IL,U TELIN%A HIDUN% DAN TEN%%ORO'AN

    RSU Dr$ SLA,ET %ARUT

    PERIODE "! 1ULI "!2 3 " A%USTUS "!2

    0

  • 8/20/2019 Referat THT RSUD Dr Slamet Graut

    2/24

    'ATA PEN%ANTAR 

    Assalamu’alaikum Wr. Wb.

    Alhamdulillah, puji syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

    melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penyusun dapat menyelesaikan

     penulisan referat dengan judul 4FARIN%ITIS A'UT5 yang disusun dalam rangka

    memenuhi persyaratan kepaniteraan di bagian THT RS dr. Slamet !arut.

    "ada kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar#

     besarnya kepada$

    %. dr$ H$ W$ %una&an 'urnadi S*THT+'L selaku kepala S&' dan k(nsulen

    THT RS dr. Slamet !arut yang telah banyak membimbing dan memberikan

    ilmu kepada penyusun.

    ). dr$ Elananda ,a-ndra.a/a S*THT+'L selaku *(nsulen THT RS dr.

    Slamet !arut yang telah banyak membimbing dan memberikan ilmu kepada

     penyusun.

    +. dr$ Aro/an S*THT d(sen lmu *ed(kteran THT '* ni-ersitas ARS

    yang telah memberi bimbingan serta pengajaran kepada penyusun selama ini.

    /. Para *ra&a6 di p(liklinik THT yang telah banyak membantu penyusun

    dalam kegiatan klinik sehari#hari.

    0. Oran7 6ua dan kluar7a yang tidak pernah berhenti memberi kasih sayang,

    mend(akan dan memberi dukungan kepada penyusun.

    1. T8an+68an s.a&a6  yang telah banyak memberikan inspirasi dan

    dukungannya.

    "enyusun menyadari bah2a tulisan ini jauh dari sempurna, untuk itu penyusun

    mengharapkan kritik serta saran.Sem(ga dengan adanya referat ini dapat bermanfaat

    dan menambah pengetahuan bagi semua pihak.

    Wassalamu’alaikum Wr. Wb

     !arut, &ei )3%0

    "enulis

    1

  • 8/20/2019 Referat THT RSUD Dr Slamet Graut

    3/24

    DAFTAR ISI

    Halaman

    'ATA PEN%ANTAR .............................................. 4......................................... %

    DAFTAR ISI ......................................................................................................... )

    0A0 I PENDAHULUAN...................................................................................... +

    0A0 II ANATO,I DAN FISIOLO%I N$ FASIALIS ...................................... /

    ).% Anat(mi mum N. 'asialis.................................................................. /

    ).) 'isi(l(gi dan "at(fisi(l(gi.....................................................................0

    ).+ Neurofsiologi dan Neuropatologi

    Cedera…………………………………..60A0 III PARESE N$ FASIALIS PERIFER ....................................................... 5

    +.% 6efinisi.................................................................................................. 5

    +.) 7ti(l(gi ................................................................................................ 5

    +.+ ji 6iagn(stik .....................................................................................%3+./ 6iagn(sis 8anding ............................................................................. %+

    +.0 "enatalaksanaan...................................................................................%0

    0A0 IV 'ESI,PULAN .................................................................................... ))

    DAFTAR PUSTA'A ......................................................................................... )+

    0A0 I

    PENDAHULUAN

    2

  • 8/20/2019 Referat THT RSUD Dr Slamet Graut

    4/24

     

    *elumpuhan n. fasialis 9ner-us :; merupakan kelumpuhan (t(t#(t(t 2ajah.

    "asien tidak dapat atau kurang dapat menggerakan (t(t 2ajah, sehingga tampak 2ajah

     pasien tidak simetris. 6alam menggerakan (t(t ketika menggembungkan pipi dan

    mengerutkan dahi tampak sekali 2ajah pasien tidak simetris.

    *elum(uhan n. fasialis merupakan gejala, sehingga harus dicari penyebab dan

    ditentukan derajat kelumpuhannya dengan pemeriksaan tertentu guna menetukan

    terapi dan pr(gn(sisnya. "enannganan pasien dengan kelumpuhan n. fasialis secara

    dini baik (peratif maupun secara k(nser-atif akan menentukan keberhasilan dan

     peng(batan.

    Paralisis otot-otot wajah menimbulkan kelainan ekspresi wajah

    kesulitan makan dan gangguan dalam mempertahankan

    penglihatan !ang jelas. Penderita gangguan ini segera men!adaei

    adan!a de"ormitas kosmetik dan "ungsional !ang berat. #eringkali

    mereka tidak mengingat alasan !ang jelas hingga sampai terjadi

    timbuln!a gangguan. Bell’s palsy adalah paralisis sara" ketujuh

    $"a%ialis& peri"ertanpa adan!a pen!ebab !ang jelas.

    Tujuan penyusunan referat ini adalah untuk mengetahui secara umum mengenai

    definisi, anat(mi fisi(l(gi, eti(l(gi, pemeriksaan, penanganan, dan pencegahan pada

     parese n. fasialis peifer.

    BAB II

    ANATOMI DAN FISIOLOGI N. FASIALIS

    '

  • 8/20/2019 Referat THT RSUD Dr Slamet Graut

    5/24

    2.1ANATOMI UMUM SARAF FASIALIS#ara" kranialis ketujuh berasal dari batang otak berjalan

    menuju tulang temporal dan berakhir pada otot-otot wajah.

    #edikitn!a ada lima %abang utama. #elain mengatur pers!ara"an

    otot wajah sara" kranialis ketujuh juga mengatur lakrimasi sali(a

    pengaturan impedansi dalam telinga tengah dan sensasi n!eri

    suhu raba suhu dan ke%ap.)nti sara" ketujuh terletak pada daerah pons. )nti ini

    mendapat in"ormasi dari girus presentalis dari korteks motori% !ang

    mengurus pers!ara"an dahi ipsilateral dan kontralateral. *raktus

    kortikalis serebrum juga mens!araf belahan kontralateral wajah

    lainn!a. Nu%leus motori% han!a mengurus sara" "asialis ipsilateral.

    #aat sara" meninggalkan batang otak suatu %abang sara" kedelapan

    !ang dikenal dengan sara" intermedius memisahkan diri dan

    bergabung dengan sara" ketujuh untuk memasuki kanalis akustikus

    internus. #ara" membelok kedepan dan masuk ke ganglion

    genikulatum. +anglion mengandung badan sel untuk penge%apandan sensasi raba n!eri dan suhu kanalis akustikus internus.

    #ejumlah sara" memasuki ganglion dan membentuk sara" petrosus

    superfsialis ma!or $parasimpatis&. #ara" ini berjalan sepanjang

    dasar "osa media dan masuk kedalam kanalis pterigoideus.

    #elanjutn!a melintas menuju ganglion s"enopalatinum dan

    beranastomosis dengan serabut !ang mengurus apparatus

    lakrimalis. #erabt-serabut "asialis membuat belokan tajam keposterior pada ganglion genikulatum dan berjalan turun lewat

    segmen labirin menuju segmen timpani dari sara". #ara" memasuk

    segmen timpani dan membuat genu $putaran& kedua. ,idekat

    "enestra o(alis sara" menjadi terpapar dan dalam diraba dalam

    telinga tengah. #ara" berjalan turun dari genu se%ara (erti%al dan

    mengelarkan %abang untuk otot stapedius. ,ibawag tingkat ini

    mun%ul %abang kedua dan kembali masuk kedalam telinga sebagai

  • 8/20/2019 Referat THT RSUD Dr Slamet Graut

    6/24

    sara" korda timpani orda membawa serabut-serabut n!eri raba

    dan suhu serta penge%pan untuk sepertiga anterior lidah.#ara" ini juga mengurus sali(a kelenjar submandibularis.

    orda berjalan diantara maleus dan inkus. emudian keluar dari

    tulang temporal melalui iter anterior. /agian utama dari sara" 

    "asialis membawa serabut-serabut motori% dan keluar dari "oramen

    stilomastoideum tepat dimedial prosesus mastoideus. *ujuh puluh

    persen serabut pada tempat ini merupakan serabut motori% untuk

    wajah. #elanjutn!a sara" membelok ke anterior dan meme%ah

    menjadi lima %abang utama temporalis igomatikus bukalis

    mandibularis dan ser(ikalis. Cabang-%abang ini dalam saling

    beranastomosis satu dengan lainn!a ketika saa" melalui kelanjar

    parotis.

    N. "asialis merupakan sara" kranial terpanjang !ang berjalan

    didalam tulang sehingga sebagian besar kelainan !ang terjadi

    terdapat pada tulang temporal. Ner(us "asialis terdiri dari tiga

    komponen !aitu komponen motoris sensoris dan parasimpatis.

    omponen motoris mensaraf otot-otot wajah ke%uali m. le(ator

    palpebral selain itu ner(us "asialis juga mensaraf m. stapedius dan

  • 8/20/2019 Referat THT RSUD Dr Slamet Graut

    7/24

    m. digastrikus. omponen sensoris ner(us "asialis mensaraf dua

    pertiga anterior lidah untuk penge%apan melalui ner(us korda

    timpani. omponen terakhir adalah parasimpatis mensaraf

    glandula lakrimalis glandula submandibular dan glandula lingualis.

    2.2FISIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI+erakan wajah merupakan hasil akhir dari gerakan hamper

    3000 serabut motori% se%ara sinkron !ang mengawali kontraksi

    otot . 4asing-masing akson bersinaps dengan beberapa serat otot.

    Neurotransmitter kimiawi $asetilkolin& dan enim-enim $golongan

    kolintrans"erase& dibentuk oleh badan sel sara" pada ponds dan

    diangkut sepanjang sara" menuju lamina akhir motori% $motor and

    plate& melalui s!stem mikrotubular. ,iduga neurometabolit juga

    diangkut ke pro5imal dengan mekanisme !ang sama dari masing-

    masing akson. #ara" "asialis mempun!ai neuron motori% tuggal !ang

    terletak dalam s!stem sara" pusat $##P&. Nuklei neuron sensorik

    bipolar terletak diluar s!stem sara" pusat dengan satu akson dari

    peri"er menuju badan sel dan !ang lain dari badan sel menuju

    s!stem sara" pusat. kson sel motorik dibungkus oleh sel s%hwann

    !ang membentuk tubulus neuralis untuk sara"-sara" !ang tak

    bermielin tetapi juga membentuk suatu m!elin pen!ekat untuk

    s!ara" bermielin. Nodus ran(ier !ang merupakan batas antara sel

    s%hwann dapat terlihat setiap satu millimeter. Namun membrane

    basalis !ang terletak disebelah luar sel #%hwann tampak kontinu

    6

  • 8/20/2019 Referat THT RSUD Dr Slamet Graut

    8/24

    sehingga akson tidak pernah berkontak dengan ruang ekstra seluler

    $bahkan pada nodus 7an(ier&. kson menerima oksigen dari sel

    #%hwann dan mempermuda aksonplasman!a dari neuron induk.

    e%epatan metabolism aksonplasma demikian pula ke%epatangerakann!a diperikirakan sekitar 1mm per hari. Perkembangann!a

    dimulai dari sel s!stem sara" pusat kea rah distal ini adalah

    ke%epatan regenerasi suatu akson bilamana suatu sara" terpotong

    lengkap.

    2.3NEUROFISIOLOGI DAN NEUROPATOLOGI CEDERA/ilamana suatu akson %edera baik akibat trauma langsung

    ataupun karena akibat metaboli% dapat terjadi perubahan histologi%

    !ang n!ata atau perubahan biokimiawi !ang dapat diukur se%ara

    men!eluruh hingga ke badan sel. *ekanan pada suatu sara" dapat

    berakibat hambatan aksonplasma. Cedera sara" telah

    diklasifkasikan dalam lima tingkat dengan kerumitan !ang semakin

    meingkat dan kemungkinana pen!embuhan tanpa komplikasi !ang

    makin menurun. Cedera tingkat pertama atau blok konduksi juga

    disebut neurapraksia. *erjadi bila konduksi impuls terhambat

    membendung aliran transpor aksonplasma $dalam dua arah& namun

    sebagian transport aksonplasma tetap berlanjut. 8arak antara lokasi %edera dengan badan sel di ponds ikut

    menentukan besarn!a %edera terhadap keseluruhan sara". 8ika

    %edera terjadi pada kanalis akustikus internus dengan akson !ang

    terputus maka aksonplasma !ang hilang akan %ukup panjang dan

    keruskan permanen lebih besar bila dibandingkan dengan bila

    kerusakan terjadi lebih ke distal dekat motor and plate. 9rang lebih

    muda akan sembuh lebih sempurna dengan %edera !ang sama

    dibandingkan pada orang !ang lebih tua dan pada penderita

    pen!akit kronis $,4& atau gangguan metaboli%. 8ika tekanan pada

    sara" %ukup untuk men!ebabkan hambatan total gerakan akson

    plasma untuk melampaui lokasi %edera beberapa hari maka dapat

    terjadi aksonotmesis $%edera tingkat dua& dengan hilangn!a

    kontinuitas akson. :al ini berakibat degenerasi walleri pada bagian

    3

  • 8/20/2019 Referat THT RSUD Dr Slamet Graut

    9/24

    distal. #elama beberapa hari akson akan masih responsi(e se%ara

    elektrik terhadap rangsangan eksternal $disebelah distal& namun

    tidak ada gerakan (olunteer ataupun hantaran listrik melintasi

    tempat %edera. #e%ara histopatoligis sara" pro5imal masih normaltetapi telah terjadi perubahan biokimiawi. ksonotmesis dan

    neurotmesis mempun!ai beberapa kaitan histologis. #el #%hwann

    menjadi bengkak dan bersi"at "agositik selnajutn!a sel-sel ini

    membelah hingga mengisi penuh tubulus jaringan pen!ambung

    !ang mengelilingi masing-masing serabut sara". Neuron !ang

    menglami kekuragan nutrient akan kembali keukuran semula

    setelah akson kehilangan substansi Nissl dengan pembengkakan

    sitoplasma $kromatolisis&. #ara" !ang jauh akna terus mengalami

    perubahan !ang biasan!a tidak n!ata hingga tiga atau empat hari

    setelah %edera. 8uga terjadi pembentukan pita /ungner. Pita-pita ini

    diduga men!ediaka da!a tarik biokimia untuk sara"-sara" baru. /ila

    serabut sara" terpotong sara" !ang dalam perbaikan membentuk

    keru%ut pertumbuhan pada ujung pro5imal akson. #elanjutn!a akan

    bertumbuh menuju ujung distal dimana terletak motor and plate

    !ang baru. *erdapat proses protoplasma multiple pada keru%ut

    pertumbuhan dan satu akson regenerasi tunggal akan

    men%abangkan diri dan memasuki sel-sel #%hwann tubulus

    sementara satu tubulus tunggal dapat dimasuki beberapa akson.

    ,engan %ara !ang sama pertumbuhan akan terjadi kearah sara" 

    !ang lain. nalisis histokimiawi dari suatu neuron regenerasi

    memperlihatkan kadar sintetase 7N dan deh!drogenase glukosa 6

    "os"at !ang men%apai pun%akn!a sekitar 21 hari. /eberapa peneliiti

    mengemukakan berdasarkan in"ormasi ini bahwa sara" !ang

    terpotong akan sembuh paling baik bilamana diperbaiki pada saat

    ini namun perbaikan segera masih merupakan pengobatan terpilih.

    Penundaan tidak dianjurkan dikarenakan dapat terjadi perubahan

    fsik dan pembentukan parut pada luka.

    ;

  • 8/20/2019 Referat THT RSUD Dr Slamet Graut

    10/24

    9tot-otot wajah merupakan otot rankiometrik penge%ilan

    otot lebih n!ata pada kelompok otot somati% dibandingkan otot

    brankiometrik setelah hilangn!a sara" motori%. Pada manusia telah

    diamati bahwa ada sedikit pen!usutan ukuran serta-serat otot wajah

    !ang progesi" dalam dua minggu men!usul dener(asi lengkap.

    Pengamatan belum membuktikan degenerasi lengkap serat otot

    wajah setelah dener(asi.

  • 8/20/2019 Referat THT RSUD Dr Slamet Graut

    11/24

    distal. *ahap ketiga !ang biasan!a ditandai dengan parut pada

    sara" distal dan degenrasi otot jelas men!ingkirkan pertimbangan

    untuk memuluhkan kontuniuitas neuromus%ular.

    BAB IIIPARESE N. FASIALIS PERIFER

    3.1 DEFINISIkelumpuhan n. "asialis $ner(us >))& merupakan kelumpuhan

    otot-otot wajah. Pasien tidak dapat atau kurang dapat menggerakan

    otot wajah sehingga pasien tampak wajah tidak simetris. ,alam

    menggerakan otot ketika menggembungkan pipi dan mengerutkan

    dahi tampak tidak simetris.elumpuhan n. "asialis merupakan gejala sehingga harus

    di%ari pen!ebab dan ditentukan derajat kelumpuhann!a dengan

    pemeriksaan tertentu guna menentukan terapi dan prognosisn!a.

    Penanganan pasien dengan kelumpuhan n. "asialis se%ara dini baik

    operati" maupun se%ara konser(ati" akan menentukan keberhasilan

    pengobatan.

    10

  • 8/20/2019 Referat THT RSUD Dr Slamet Graut

    12/24

    3.2 ETIOLOGI

    Pen!ebab kelumpuhan n. "asialis mungkin kongenital in"eksitumor trauma gangguan pembuluh darah dan idiopatik.

    /iasan!a kelumpuhan !ang didapat sejak lahir $kongenial&

    bersi"at irre(ersible dan terdapat bersamaan dengan anomal! pada

    telinga dan tulang pendengaran.#ebagai akibat proses in"eksi telinga tengah dapat

    men!ebabkan kelumpuhan n. "asialis. )n"eksi intra%ranial !ang

    men!ebabkan kelumpuhan ini sindrom 7amse!-:unt herpes

    optikus dan in"eksi telinga tengah !aitu otitis media supurati" kronis

    !ang telah merusak kanal "allopi. *umor intra%ranial maupun ekstrakranial dapat men!ebabkan

    kelumpuhan n. "asialis. ,ari tumor intra%ranial dapat berupa tumor

    serebelopontin neuroma akustik dan neuriloma !ang terletak

    intra%ranial. *umor ekstrakranial !ang men!ebabkan kelumpuhan n.

    >)) ialah tumor telinga dan tumor parotis.?raktur pars petrosa os temporal oleh karena trauma kepala

    dapat men!ebabkan kelumpuhan n."asialis.Pen!ebab lainn!a ialah gangguan pembuluh darag misaln!a

    thrombosis arteri maksilaris dan arteri serebri media.@tilogi kelumpuhan n. >)) kadang-kadang tidak jelas

    $idiopatik& . kelumpuhan ini disebut juga /ellAs Pals!. ,i )ndonesia

    khususn!a 7#

  • 8/20/2019 Referat THT RSUD Dr Slamet Graut

    13/24

    #ejumlah uji diagnosti% dapat digunakan untuk menilai "ungsi

    sara" "asialis. arena sebagian besar sara" "asialis terletak dalam

    tulang temporal maka uji pendengaran seringkali digunakan untuk

    menge(aluasi struktur-struktur didekatn!a. *ujuan uji diagnosti% ini!aitu menentukan lokasi lesi dan memperkirakan hasil akhir

    paralisis.1. UJI AUDIOLOGIK

    #etiap pasien !ang menderita paralisis sara" "asialis

    perlu menjalani pemeriksaan audiogram lengkap.

     *ermasuk ambang hantaran udara dan hantara tulang

    demikian pula timpanometri dan reBek stapes. ?ungsi

    sara" kedelapan dapat diniliai dengan menggunakan uji

    respon audiotrik !ang dibangkitkan dari batang otak

    $/7&.

  • 8/20/2019 Referat THT RSUD Dr Slamet Graut

    14/24

    konjungti(us kedua sisi. #teelah tiga menit panjang dari

    strip !ang menjadi basah dibandingkan dengan sisi

    satun!a. 8ika perbedaan lebih 2 mengindikasikan

    adan!a keterlibatan sara" ketujuh. #isi dengan lakrimasimengalami interpretasi akti(itas sara" protesus superfsial

    ma!or akibat hilangn!a sara" parasimpati" dari Dirsberg.

    3. PENGECAPANPemeriksaan penge%epan merupakan indi%ator !ang

    dapat diandalkan dalam mendeteksi terputusn!a "ungsi

    sara" korda timpani. +aram dan jus lemon merupakan

    substansi !ang biasa digunakan untuk melakukan

    pemeriksaan sakaran atau gula juga dapat digunakan.

    :ilangn!a penge%apan akibat %edera terbatasn!a pada

    dua pertiga anterior lidah dan berakhir pada garis tengah.

    4. SALIVAPemeriksaan uji sali(a dapat dilakuka dengan

    kanulasi kelenjar submandibular. #epotong ke%il tabung

    polietilen no 0 diselipkan pada duktus Dharton.#epotong kapas !ang telah di%elupkan pada jus lemon

    ditempatkan pada mulut dan pemeriksa harus melihat

    aliran ludah pada kedua tabung. >olume dapat

    dibandingkan dalam satu menit. /erkurangn!a aliran

    ludah sebesar lebih dari 2 dianggap abnormal.

    +angguan !ang sama dapat terjadi pada jalur ini dan juga

    penge%apan karena keduan!a di transmisi oleh sara" korda timpani.

    1'

  • 8/20/2019 Referat THT RSUD Dr Slamet Graut

    15/24

    Pemeriksaan seperti uji #%hrimmer reBe5 akustik

    penge%apan dan aliran ludah dahulu dianggap

    mempun!ai nilai lokaliasasi. Eaitu dapat menunjukan

    lokasi spesifk dari suatu lesi. Namun pemeriksaantersebut bukalah suatu "enomena !ang dapat diandalkan

    meskipun dapat menilai topognostik.5. UJI FUNGSI SARAF

     *erdapat beberapa uji "ungsi sara" !ang tersedia.

    ntara lain elektromiograf $@4+& elektroneuronograf

    $@N9+& dan uji stimulasi maksimal. @4+ sering dilakukan

    oleh bagian neurologi. Pemeriksaan ini berman"aat dalam

    menentukan perjalnan respons reiner(asi pasien. Pola

    @4+ dapat diklasifkasikan sebagai respons normal pola

    dener(asi pla fbrilasi atau suatu pola !ang ka%au !ang

    mengesankan suatu miopati atau neuropati. :an!a

    disa!angkan nilai suatu @4+ sangat terbatas kurang dari

    21 hari stelah paralisis akut jika wajah tidak bergerak

    @4+ akan memperlihatkan potensial dener(asi. Potensial

    fbrilasi merupakan suatu tanda positi" !ang menunjukankepulihan sebagian serabut. Potensial ini tidak terlihat

    sebelum 21 hari.@N9+ memberi in"ormasi lebih pada waktu !ang

    lebih awal. @N9+ melakukan stimulasi pada satu titik dan

    pengukuran @4+ pada satu titik !ang lebih distal dari

    sara". e%eoatan hantaran sara" dapat diperhitungkan.

    /ila terdapat reduksi =0 pada @NP+ bila dibandigkan

    dengan sisi lainn!a dalam sepulu hari maka kemungkinan

    sembuh juga akan berkurang se%ara bermakna. ?is%h dan

    @selin melaporkan suatu penurunan sebesar 2

    berakibat pen!embuhan tidak lengkap pada ;; pasien

    mereka sementara 33 pasien !ang mampu

    mempertahankan respons atas angka tersebut mengalami

    pen!embuhan normal sara" "asialis.

    1

  • 8/20/2019 Referat THT RSUD Dr Slamet Graut

    16/24

     Eang terakhir uji stimulasi maksimal merupakan

    suatu pemeriksaan !ang mudah dilakukan. Pada uji ini

    suatu sonde diletakan pada wajah didaerah sara" "asialis.

    rus kemudian perlahan dinaikan hingga ma atau

    sampai pasien merasa tidak n!aman. ,ahi alis daerahperiorbital pipi ala nasi dan bibir bawah diuji dengan

    men!apu elektroda se%ara perlahan. *iap gerakan

    disetiap daerah-daerah ini menunjukan respon normal.

    #uatu perbedaan respons !ang ke%il antara satu sisi !ang

    lumpuh dengan sisi !ang normal dianggap suatu tanda

    kesembuhan. Penurunan !ang n!ata apabila terjadi

    kedutan pada sisi !ang lumpuh dengan besar arus han!a2 dari arus !ang digunakan pada sisi !ang normal. /ila

    dibandingkan setelah 10 hari =2 penderita /ellAs Pals!

    kembali dapat melakukan beberapa "ungsi. /ila resposn

    elektris hilang maka 100 akan mengalami pemulihan

    "ungsi !ang tidak lengkap. Pada pasien pasien dengan

    penurunan "ungsi !ang n!ata 3' persen akan mengalami

    pemulihan "ungsi !ang tak lengkap. #tatistikmenganjurkan pengujian !ang paling dapat diandalkan

    adalah uji "ungsi sara" se%ara langsung.

    3.4DIAGNOSIS BANDING,iagnosis banding dari paralisis dara" "asialis sangat ban!ak.

    ,iantaran!a termasuk pen!ebab kongenital in"eksi traumati%

    neoplasti% (as%ular dan idiopatik.1. LESI KONGENITAL

    1

  • 8/20/2019 Referat THT RSUD Dr Slamet Graut

    17/24

    Paralisis sara" "asialis amat jarang disebabkan

    kelainan kongenital. #alah satu pen!ebab tersering dalam

    kategori ini adalah sindrom 4obius. Pada kasus ini sara" 

    "asialis memang terbentuk namun merupakan suatuberkas fbroti%. ,an meskipun beberapa kasus terjadi

    perkembangan oto namun biasan!a segera

    berdegenerasi menjadi fbrosis. #angat disa!angkan anak

    dengan sindroma ini tidak berespons terhadap pengujian

    elektris pada saat lahir dan tidak akan mengalami

    gerakan wajah akibat kelainan ini.Paralisis "asialis lebih sering dikarenakan trauma

    persalinan. ,alam proses persalinan dapat terjadi "raktur

    tulang temporal. Pemakaian "orsep telah ditunjuk sebagai

    pen!ebab tersebar dari lesi ini. #etiap neonates !ang

    dikenali dengan kelainan sara" ketujuh ini menjalani

    pemeriksaan sesegera mungkin. #timulasi wajah segera

    setelah lahir dapat membedakan pen!ebab kongenital

    atau trauma lahir. /ila %edera terjadi saat proses

    melahirkan stimulasi elektris masih memungkinkan

    selama beberapa hari. :al ini merupakan hal penting

    dalam melakukan diagnosis dan penentuan prognosis

    paralisis "asialis.2. INFEKSI

    )n"eksi sepanjang sara" "asialis dapat menimbulkan

    paralisis sara" "asialis. 8arang sekali pasien meningitis

    datang dengan keluhan paralisis sara" "asialis. bses pada

    korteks perietalis juga dapat men!ebabkan paralisis

    sentral keadaan ini terdiagnosis dari keadaan kemampuan

    penderita untuk menggerakan alis pada bagian !ang

    terkena namun gagal dalam menggerakan bagian wajah

    lainn!a pada sisi tersebut. #indrom 7amsa!-:unt atau

    herpes oster otikus melibatkan sara" "asialis dan

    menimbulkan suatu ruam pada bagian pinna. Pustule-

    16

  • 8/20/2019 Referat THT RSUD Dr Slamet Graut

    18/24

    pustula ke%il terbentu dalam liang telinga dan sangat

    n!eri.

    )n"eksi bakteri pada telinga tengah dapat

    melumpuhkan wajah. )n"eksi dapat bersi"at akut maupun

    kronik. ,apat han!a berupa bahan-bahan radang namun

    dapat berupa kolesteatoma. #uatu pen!akit !ang

    ditularkan sengkenit disebut pen!akit F!me juga

    men!ebabkan paralisis sara" "asialis samping saar" 

    kranialis.3. LESI VASKULAR

    Peranan lesi (askuler terhadap "ungsi sara" "asialis

    masih sering ditolak. 4eskipun keberadaan aneurisme

    atau thrombosis pembuluh-pembuluh utama tidak laim

    men!ebabkan paralisis "asialis namun ken!ataan ini tidak

    dapt dibantah. khir-akhir ini sering dibahas mengenai

    ansa abnormal dari pembuluh-pembuluh darah normal

    !ang berada disekitar kanalis akustikus internus. nsa-

    ansa ini dituduh men!ebabkan spasme "asialis dan ti%s

    namun tidak untuk paralisis !ang n!ata. epentingan

    ansa (as%ular ini masih belum jelas.4. NEOPLASMA

     *umor-tumor sdut serebelopontin terutama

    neruroma akustik dan meningioma merupakan

    neoplasma tersering !ang men!ebabkan paralisis "asialis.

    Neuroma sara" "asialis amat jarang terjadi. Neuroma

    telinga tengah lainn!a juga dapat men!ebabkan paralisis

    "asialis. ntara lain adalah pen!ebab jinak seperti glomus

     jugulare atau pen!ebab !ang gans seperti histiositosisrabdomiosarkoma dan karsinoma sel skuamosa.

    13

  • 8/20/2019 Referat THT RSUD Dr Slamet Graut

    19/24

    5. IDIOPATIK #ebagian pen!ebab paralisis "asialis sulit

    ditentukan. /eberapa pen!enan metaboli% termasuk

    diabetes mellitus dan suatu gangguan geneti% !ang

    dikenal sebagai sindroma 4lekerson-7osenthal. Namun

    pada jumlah besar pasien dnegan kelumpuhan sara" 

    "asialis pen!ebab tidak pernah ditemukan. 4esti telah

    diajukan birus sebagai sebba dan telah di%ari sebab

    (as%ular. Namun belum pernah ditemukan etiologi !ang

    sebenarn!a.Pen!ebab paralisis wajah unilateral !ang paling

    sering adalah bells pals!. Paatogenesis gangguan ini

    masih belum jelas mungkin karena mewakili ba!ak agen

    pen%etus. /eberapa kasus timbul karena in"eksi (irus

    sementara !ang lain merupaka polineuropatiakibat

    sistemik atau s!stem sara" pusat. /ells pals! adalah

    kelemahan atau paralisis wajah unilateral !ang tidak dapt

    diketahui pen!ebabn!a se%ara %epat dan biasan!a "a%tor

    iskemik atau neurologi% berkaitan dengan

    patogenesisn!a. +ejala akut sampai mengenai otot-otot

    besar berjalan kira kira ' minggu gejala radang saluran

    napas atas dapat timbul sebelum gejala paralisis terjadi

    ataupun gejala n!eri telinga hebat juga dapat timbul

    sebelumn!a disakusis dan gejala lainn!a seperi disgeusia

    sehubungan dengan paresis sara" parasimpatik !ang

    men!ertai hipo"ungsi motori% wajah konsistensi dan

    diagnosis.namnesis dan pemeriksaan fsik !ang %ermat

    termasuk pemeriksaan ototneurologik diperlukan untuk

    men!ingkirkan gangguan-gangguan !ang pada kesan

    pertama men!erupai /ells pals!. #etelah dipastikan tidak

    terdapat riwa!at seperti seperti suatu riwa!at paralisis

    wajah !ang progresi" lambat atau berulang serta tidak

    1;

  • 8/20/2019 Referat THT RSUD Dr Slamet Graut

    20/24

    adan!a pen!akit telinga !ang akti" atau massa !ang

    dapat diraba pada kelenjar parotis.

    3.5PENATALAKSANAAN4an"aat uji topognosti dan prognosti% serta pengobatan

    masih merupakan masalah !ang diperdebatkan. #ebagian okter

    tidak melakukan apa-apa dan han!a mengamati pasien se%ara

    berkala. Namun seringkali didapatkan dari hasil pemeriksaan

    audiogram !ang mengesankan adan!a massa retrokoklear

    $neuroma akustik&. 8ika terjadi kelemahan wajah dan tuli

    sensorineural ipsilateral terdapat indikasi untuk e(aluasi

    neuroradiografk "osa posterior dan basis %ranium agar dapat

    sepenuhn!a men!ingkirkn suatu neuroma akustik !ang ke%il.

    Perbaikan paralisis wajah degan temuan lainn!a tidak %ukup

    sebagai alasan untuk menghindari perlun!a pembuatan radiogram.

  • 8/20/2019 Referat THT RSUD Dr Slamet Graut

    21/24

    sisi diagnosisn!a adalah neurapraksia dan kesembuhan spontan

    sempurna dapat diharapkan. /an!ak klinisi menggunakan uji

    prognosti% @N9+ mengikuti pedoman !ang diajukan @sslen dan

    ?is%h. Pasien-pasien !ang mengalami reduksi amplitude =0 ataulebih dalam 10 hari gejala mempun!ai prognosis !ang buruk

    sebesar 0.

  • 8/20/2019 Referat THT RSUD Dr Slamet Graut

    22/24

    sulit dipulihkan. lternati(e !ang rasional adalah menempatkan

    suatu kumparan emas didalam kelopak mata. ,negan %ara !ang

    sama ambin "asia $"as%ia sling& dapat pula membentuk tonuswajah

    istirahat !ang simetris dna dalam perjalanna pengobatan suatupembedahan pengen%angan wajah guna mengen%angkan kulit sisi

    !ang lumpuh akan memeberi penampilan !ang lebih

    men!enangkan.#ebagian klinisi menganjurkan prednisone dengan dosis

    1mgGkgGhari selama pemberian 1 hari sebagai terapi medis bagi

    /ells pals!. *idak ban!ak kesepakatan mengenai e"ek steroid dalam

    men%egah dener(asi sinkinesis gerakan masa otonom da air mata.

    ,an han!a sedikit bukti bahwa steroid dapat mengubah perjalanan

    paralisis dan paresis. #teroid dapat menghentikan otalgia dan

    untuk pasien dengan otalgia berat memang merupaka terapi medis

    !ang tepat. #emua medikasi lainn!a tidak terbukti berman"aat pada

    pen!akit ini.Pengobatan terhadap kasus paral!sis ner(us "asialis

    dikelompokan menjadi dua kategori H1. Pada kasus dengan gangguan pendengaran dnegan hantaran

    ringan dengan dan "ungsi motor masih baik pengobatan

    ditujukan untuk menghilangkan edema sara" memakai obat-

    obatH anti edem (asodilatansia dan neurotonika.2. Pada kasus dengan gangguan hantaran berat atau sudag

    terjadi dener(asi total tindakan operati" segera harus

    dilakukan dengan teknik dekompresi N. >)) $"asialis&

    transmastoid.

    21

  • 8/20/2019 Referat THT RSUD Dr Slamet Graut

    23/24

    BAB IVKESIMPULAN

    Paralisis ner(us "asialis merupakan keadaan lumpuhn!a otot-

    otot wajah sehingga wajah pasien tampak tidak simetris karena

    otot wajah lemah dan tidak bergerak pada satu sisi. elumpuhan

    ner(us "asialis dapat disebabkan oleh berbagai hal diantaran!a

    adalah kongenital in"eksi tumor trauma gangguan pembuluh

    darah dan idiopatik. ,i )ndonesia sendiri pen!ebab terban!ak dari

    paral!sis ner(us "asialis adalah idiopatik. Pen!ebab dari kelumpuhan

    ner(us "asialis harus %epat diketahui untuk menentukan pengobatan

    dan prognosis dari parese ner(us "asialis peri"er itu sendiri. *erdapat beberapa pemeriksaan !ang dapat dilakukan untuk

    mengetahui adan!a kelumpuhan ner(us "asialis tersebut !aitu

    dnegan uji audiologi s%hirmer test uji gustometri ujia sali(a dan

    uji "ungsi sara". Penatalaksaan pada kelumpuhan ner(us "asialis

    peri"er dapat dibagi menjadi dua pada kasus dengan gangguan

    hantaran ringan dan "ungsi motori% baik dan dengan pada kasus

    dengan gangguan hantaran berat atau sudah terjadi dener(asi total.

    22

  • 8/20/2019 Referat THT RSUD Dr Slamet Graut

    24/24

    DAFTAR PUSTA'A

    %. Adam !, %55@.

    ). Ad(ur **. 'acial "aralysis. n$ 8allenger ??, Sn(2 ?8. t(rhin(laryng(l(gy head

    and neck surgery, %0th ed. William and Wilkin, %551B p. %%0+#%%10.

    +. >(ker N?. Acute paralysis (f the facial ner-e, n$ 8(yle 8?. Head and Neck 

    Surgery t(laryng(l(gy. ?8 (, "hilladelphia %55+$ p.%@%%#%@)@.

    /. 'reyss !, >h(uard >H.