referat ilmu radiologi-ppok
DESCRIPTION
wTRANSCRIPT
Oleh :Yulian Darusanti Dewi, S. Ked
201110401011025
Pembimbing :Dr. Dendy Muhono., Sp. Rad
Dr. Farid W. H., Sp. Rad
REFERAT ILMU RADIOLOGI
PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK)
LAB/SMF ILMU RADIOLOGI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOMBANG
JULI 2012
BAB 1. PENDAHULUANBadan Kesehatan Dunia (WHO)
memperkirakan bahwa menjelang tahun 2020 prevalensi PPOK akan meningkat sebagai penyebab penyakit tersering, eringkatnya meningkat dari ke-12 menjadi ke-5 dan sebagai penyebab kematian.
Pada Survai Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) DepKes RI 1992 PPOK menduduki peringkat ke - 6 sebagai penyebab kesakitan terbanyak dari 10 penyebab kesakitan utama
BAB 2. ISIANATOMI SISTEM PERNAFASANSistem respirasi dibagi menjadi 2 bagian utama yaitu:
1.Bagian konduksi terdiri dari rongga hidung, faring, laring,
trakea, bronkus, dan bronkiolus.
2.Bagian respirasi atau fungsional terdiri dari alveoli beserta
struktur yang berhubungan dengannya yaitu bronkiolus
respiratorius, duktus alveolaris, sakus alveolaris, dan alveoli
(Stanley LR, Vinay K, 2005).
FISIOLOGI SISTEM PERNAFASAN
DEFINISI PPOKDEFINISI PPOK
PPOK sebagai penyakit yang ditandai dengan gangguan pernafasan yang ireversibel, progresif, dan berkaitan dengan respon inflamasi yang abnormal pada paru akibat inhalasi partikel-partikel udara atau gas-gas yang berbahaya (Kamangar, 2010).
PPOK adalah Penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran nafas yang bersifat progressif non reversibel atau reversibel parsial. Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) bukanlah penyakit tunggal, tetapi merupakan satu istilah yang merujuk kepada penyakit paru kronis yang mengakibatkan gangguan pada sistem pernafasan. PPOK terdiri dari bronkitis kronik dan emfisema atau gabungan keduanya (PDPI, 2003)
Continue...
Bronkitis kronik adalah Kelainan saluran nafas
yang ditandai oleh batuk kronik berdahak minimal 3
bulan dalam setahun, sekurang-kurangnya dua
tahun berturut - turut, tidak disebabkan penyakit
lainnya
Emfisema adalah Suatu kelainan
anatomis paru yang ditandai oleh pelebaran
rongga udara distal bronkiolus terminal, disertai kerusakan dinding alveoli
FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PPOKPPOK
MerokokHiperesponsif Saluran NafasInfeksiPemaparan akibat pekerjaanPolusi UdaraJenis Kelamin
KONSEP PATOGENESIS PPOKKONSEP PATOGENESIS PPOK
GEJALA KLINIS PPOKGEJALA KLINIS PPOKSesak nafasBertambah berat secara perlahanBatuk kronik atau produksi sputum dengan
atau tanpa riwayat paparan faktor risiko PPOK
DIAGNOSISDIAGNOSISAnamnesaPemeriksaan FisikPemeriksaan Penunjang
Continue...
Pemeriksaan FisikInspeksiPursed-lips breathing (mulut setengah terkatup mencucu)Barrel chest (diameter antero - posterior dan transversal sebanding)Penggunaan otot bantu nafasHipertrofi otot bantu nafasPelebaran sela igaBila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut vena jugularis interna leher dan edema tungkai,
Penampilan pink puffer atau blue bloater.
Palpasi (pada emfisema)Fremitus melemahSela iga melebar
Perkusi (pada emfisema)Hipersonor dan batas jantung mengecilLetak diafragma rendahHepar terdorong ke bawah.
AuskultasiKelemahan saluran nafas, suara nafas vesikuler normal, atau melemahRonki dan atau mengi pada waktu bernafas biasa atau pada ekspirasi paksaEkspirasi memanjang bunyi jantung terdengar jauh
Continue...
Pemeriksaan Penunjang
Spirometri
Pemeriksaan LabPemeriksaan Radiologi
Tingkat
Nilai FEV1 dan gejala
0Berisik
o
Memiliki satu atau lebih gejala batuk kronis, produksi sputum, dan dispnea. Ada paparan terhadap faktor resiko (rokok, polusi), spirometri normal
IRingan
FEV1/FVC < 70%, FEV1 ≥ 80%, dan umumnya, tapi tidak selalu, ada gejala batuk kronis dan produksi sputum. Pada tahap ini, pasien biasanya bahkan belum merasa bahwa paru-parunya bermasalah
IISedan
g
FEV1/FVC < 70%; 50% < FEV1 < 80%, gejala biasanya mulaiprogresif/memburuk, dengan nafas pendek-pendek.
IIIBerat
FEV1/FVC < 70%; 30% < FEV1 < 50%. Terjadi eksaserbasi berulang yang mulaimempengaruhi kualitas hidup pasien. Pada tahap ini pasien mulai mencaripengobatan karena mulai dirasakan sesak nafas atau serangan penyakit
IVSangat Berat
FEV1/FVC < 70%; FEV1 < 30% atau < 50% plus kegagalan respirasi kronis.Pasien bisa digolongkan masuk tahap IV jika walaupun FEV1 > 30%, tapi pasien mengalami kegagalan pernafasan atau gagal jantung kanan/cor pulmonale.Pada tahap ini, kualitas hidup sangat terganggu dan serangan mungkinmengancam jiwa.
PEMERIKSAAN RADIOLOGIFoto toraks PA dan lateral berguna untuk menyingkirkan penyakit paru lain.
Pada bronkitis kronik Pada umumnya normalcorakan bronkovaskuler bertambah pada 21 % kasus
Pada emfisemaHiperinflasiHiperlusenIga mendatar, sela iga lebarRuang retrosternal melebardiafragma mendatar, jantung menggantung (jantung pendulum / tear drop / eye drop appearance)
EMFISEMA
Continue...
CT-SCAN
CT-SCAN
TERAPI PPOKTERAPI PPOK
1. Non Medikamentosa Menghentikan Merokok2. Medikamentosa (obat-obatan) Bronkodilator Antiinflamasi Antibiotik Antioksidan Mukolitik3. Terapi Oksigen4. Ventilasi Mekanik5. Nutrisi6. Rehabilitasi
KOMPLIKASIKOMPLIKASI
AsmaSOPTPneumothoraxBronkiektasis
DIAGNOSIS BANDINGDIAGNOSIS BANDING
Gagal nafasInfeksi BerulangCor Pulmonale
PROGNOSISPROGNOSIS Indikator tergatung umur dan keparahan
Jika ada hipoksia dan cor pulmonale prognosis Jelek
Dyspnea, obstruksi berat saluran nafas, FEV1 < 0.75 L
(20%) angka kematian meningkat, 50% pasien berisiko
meninggal dalam waktu 5 tahun.
Terima Kasih
dan
Wassalam