referat gangguan bipolar - ilmu kesehatan jiwa

24
GANGGUAN BIPOLAR A. Pendahuluan Sejak 2500 tahun yang lalu gangguan mood telah banyak dijelaskan sebagai penyakit yang paling sering terjadi. Hubungan antara etiologi, gejala, proses biokimia yang mendasarinya, respons terhadap terapi, dan akibat dari suasana perasaan (mood [afektif]) belum cukup dipahami dengan baik untuk memungkinkan klasifikasinya disepakati secara universal. Kelompok fundamental pada kelompok gangguan ini adalah perubahan suasana perasaan (mood) atau afek biasanya ke arah depresi (dengan atau tanpa anxietas yang menyertainya), atau ke arah elasi (suasana perasaan yang meningkat). 1,2,3 Suasaana alam perasaan (mood) bervariasi, bisa normal, menurun ataupun meningkat dan individu dapat mengontrol suasana alam peraasaannya. Bila terjadi gangguan dalam alam perasaan, individu kehilangaan kontrol terhadap perasaan- peraasaannya tersebut dan timbulah penderitaan. Penderita dengaan mood yang meningkat menunjukkan expansiveness, flight of ideas, penurunan tidur, peningkatan self esteem, serta ide-ide kebesaran. Penderita dengan mood terdepresi kehilangan minat dan energi, merasakan perasaan bersalah, sulit berkonsentrasi, kehilangan nafsu makan, serta mempunyai ide-ide kematian bahkan bunuh diri. Gejala lain adalah perubahan dalam tingkat aktivitas, kemampuan kognitif, kemampuan bicara dan vegetatif. Perubahan-perubahan tersebut hampir selalu menimbulkan 1

Upload: verra-kondolembang

Post on 13-Jul-2016

33 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

referat pada stase psikiatri yang membahas tentang gangguan bipolar

TRANSCRIPT

Page 1: Referat Gangguan Bipolar - Ilmu Kesehatan Jiwa

GANGGUAN BIPOLAR

A. Pendahuluan

Sejak 2500 tahun yang lalu gangguan mood telah banyak dijelaskan sebagai penyakit

yang paling sering terjadi. Hubungan antara etiologi, gejala, proses biokimia yang

mendasarinya, respons terhadap terapi, dan akibat dari suasana perasaan (mood [afektif])

belum cukup dipahami dengan baik untuk memungkinkan klasifikasinya disepakati secara

universal. Kelompok fundamental pada kelompok gangguan ini adalah perubahan suasana

perasaan (mood) atau afek biasanya ke arah depresi (dengan atau tanpa anxietas yang

menyertainya), atau ke arah elasi (suasana perasaan yang meningkat).1,2,3

Suasaana alam perasaan (mood) bervariasi, bisa normal, menurun ataupun meningkat

dan individu dapat mengontrol suasana alam peraasaannya. Bila terjadi gangguan dalam

alam perasaan, individu kehilangaan kontrol terhadap perasaan-peraasaannya tersebut dan

timbulah penderitaan. Penderita dengaan mood yang meningkat menunjukkan

expansiveness, flight of ideas, penurunan tidur, peningkatan self esteem, serta ide-ide

kebesaran. Penderita dengan mood terdepresi kehilangan minat dan energi, merasakan

perasaan bersalah, sulit berkonsentrasi, kehilangan nafsu makan, serta mempunyai ide-ide

kematian bahkan bunuh diri. Gejala lain adalah perubahan dalam tingkat aktivitas,

kemampuan kognitif, kemampuan bicara dan vegetatif. Perubahan-perubahan tersebut

hampir selalu menimbulkan gangguan dalam hubungan interpersonal, sosial dan fungsi

okupasi. Gangguan depresif berat dan gangguan bipolar I seringkali dinamakan gangguan

afektif, tetapi patologi utama dalam gangguan tersebut adalah mood, yaitu keadaan

emosional internal yang meresap dari seseorang. Pasien dengan episode manik saja

dikatakan menderita gangguan bipolar I. Istilah “mania unipolar” dan “mania murni”.

Kadang-kadang pasien bipolar I tidak memiliki episode depresif.3,4,9

B. Definisi

Gangguan bipolar yang diketahui terdapatnya episode manik dan depresi serta

merupakan suatu penyakit gangguan mental. Disebut gangguan bipolar oleh karena terdapat

dua fase didalamnya yaitu fase elevasi (fase manik) dan fase menurun (fase depresi).2,3,5

1

Page 2: Referat Gangguan Bipolar - Ilmu Kesehatan Jiwa

C. Etiologi

Hingga saat ini belum diketahui etiologi yang pasti.2

D. Klasifikasi

Kriteria utama untuk klasifikasi gangguan afektif dipilih berdasarkan alasan praktis,

yaitu untuk memungkinkan gangguan klinis yang lazim ditemukan dan mudah diidentifikasi.

Episode tunggal dibedakan dari gangguan bipolar dan gangguan yang berepisode multipel

lainnya oleh karena sebagian besar dari pasien hanya mengalami satu episode penyakit dan

keparahan ditonjolkan oleh karena implikasinya bagi terapi dan penyediaan pelayanan yang

berbeda tingkatannya.3,4

Istilah “mania” dan “depresi berat” digunakan dalam klasifikasi ini untuk

menunjukkan kedua ujung yang berlawanan dalam spektrum afektif; “hipomania”

digunakan untuk menunjukkan suatu keadaan pertengahan tanpa waham, halusinasi, atau

kekacauan menyeluruh dari aktivitas normal, yang sering (meskipun tidak semata-mata)

dijumpai pada pasien yang berkembang ke arah mania atau dalam penyembuhan dari

mania.3,7

F30. Episode Manik

Ada 3 derajat keparahan yang ditentukan disini, dengan kesamaan ciri khas dalam

suasana perasaan yang meningkat dan peningkatan dalam jumlah dan kecepatan aktivitas

fisik dan mental. Terutama ditandai dengan suasana perasaan/mood meningkat, ekspansif

dan iritabel. Peningkatan mood biasanya eforik dan seringkali menular sehingga

menimbulkan penyangkalan sakit secara kontra-transferensi dari dokter yang kurang

berpengalaman. Sering pula ditandai dengan mood yang iritabel, terutama bila rencana yang

sangat ambisius menemui kegagalan. Seringkali menunjukkan perubahan mood yang

menonjol dari eforik pada awal perjalanaan penyakitnya dan kemudian menjadi iritabel.

Ditegakkan episode manik bila merupakan episode tunggal.2,3,8

2

Page 3: Referat Gangguan Bipolar - Ilmu Kesehatan Jiwa

F30.0 Hipomania

Hipomania adalah derajat yang lebih ringan daripada mania (F30.1) yang kelainan

suasana perasaan (mood) dan perilakunya terlalu menetap atau menonjol sehingga tidak

dapat dimasukkan dalam siklotimia (F34.0), namun tidak disertai halusinasi atau waham.2,3

1. Manifestasi klinis

Peningkaatan suasana perasaan ringan yang menetap sekurang-kurangnyaa beberapa hari

berturut-turut dan menonjol. Individu mengalami peningkataan energi dan aktivitas,

biasanya perasaan sejahtera yang mencolok dan efisiensi baik fisik maupun mental. Lebih

sering bersifat pergaulan sosial yang bersifat eforik, kadang-kadang mudah marah,

terkesan sombong serta perilaku yang tidak sopan dan mengesalkaan. Tidak disertai

halusinasi dan waham. Konsentrasi dan perhatiannya mengalami hendaya.2,3,8

2. Pedoman diagnostik

Perubahan mood dan peningkatan aktivitas sekurangnya berlangsung beberapa hari

berturut-turut dengan derajat intensitas lebih tinggi dari siklotimia tetapi seberat ataau

menyeluruh seperti pada mania.2,3

3. Kriteria diagnostik

Peningkatan mood atau menjadi iritabel pada suatu tingkatan yang tidak dapat disangkal

dirasakan sebagai tidak normal dan dipertahankan sekurangnya 4 hari berturut-turut.2,3

a. Setidaknya terdapat tiga dari tanda-tanda dibawah ini, yang secara nyata

mempengaruhi fungsi kehidupannya sehari-hari:

- Peningkatan aktivitas atau agitasi

- Peningkatan pembicaraan

- Perhatian yang mudah teralih atau sulit berkonsentrasi

- Pengurangan kebutuhan tidur

- Peningkatan energi seksual

- Belanja sedikit berlebihan atau perilaku lain yang tidak bertanggungjawab atau

tidak hati-hati

- Sosialisasi atau pergaulan yang berlebihan

b. Episode ini tidak memenuhi kriteria mania, gangguan afektif bipolar, episode

depresif, siklotimia atau anoreksi nervosa.

3

Page 4: Referat Gangguan Bipolar - Ilmu Kesehatan Jiwa

c. Petunjuk eksklusi yang sering digunakan: episode ini tidak disebabkaan oleh

penggunaan zat psikoaktif atau gangguan mental organik.

F30.1 Mania Tanpa Gejala Psikotik

Suasana perasaan (mood) meninggi tidak sepadan dengan keadaan individu dan

dapat bervariasi antara keriangan (seolah-olah bebas dari masalah apapun) sampai keadaan

eksitasi yang hampir tak terkendali. Elasi (suasana perasaan yang meningkat) disertai

dengan energi yang meningkat, sehingga terjadi aktivitas yang berlebihan, percepatan dan

kebanyakan berbicara dan berkurangnya kebutuhan tidur.2,3,7

1. Manifestasi klinis:2,3,7

- Mood: meninggi, bervariasi antara keriangan (seolah bebas masalah) sampai ekstasi yang

tidak terkendali, tidak sesuai dengan keadaan individu. Pada beberapa episode lebih

banyak tampil sebagai rasa curiga dan mudah tersinggung.

- Energi meningkat: aktivitas berlebihan, percepatan dan banyak bicara, kebutuhan tidur

berkurang.

- Perhatian: mudah teralih.

- Harga diri: meningkat, pemikiran serba hebat (rencana tidak praktis dan boros, bersifat

cinta kasih, berkelakar dalam situasi yang tidak tepat), optimis dan dinyaatakan dengan

bebas.

- Persepsi: mungkin terjadi gangguan.

2. Pedoman diagnostik:2,3

Berlangsung sekurangnya satu minggu, cukup berat sehingga menganggu seluruh

pekerjaan dan aktivitas sosial. Perubahan mood seharusnya disertai energi yang meninggi

dan beberapa gejala lain yang disebutkan diatas.

3. Kriteria diagnostik:2,3,7

a. Mood harus secara dominan meningkat, meluas atau iritabel, dan dinilai abnormal bagi

orang lain. Perubahan mood harus menetap dan dipertahankan selama setidaknya satu

minggu (kecuali sangat berat dan memerlukan perawatan rumah sakit).

b. Setidaknya 3 gejala dibawah ini harus ada (4 bila hanya ada mood yang iritabel), yang

secara nyata mempengauhi fungsi kehidupannya sehari-hari:

- Peningkatan aktivitas atau agitasi

4

Page 5: Referat Gangguan Bipolar - Ilmu Kesehatan Jiwa

- Peningkatan pembicaraan (pressure of speech)

- Lompat gagasan, atau individu secara subjektif merasakan percepatan pikiran

- Hilangnya batasan normal sosial, yang berakibat pada perilaku yang tidak sesuai dalam

lingkungannya

- Penurunan kebutuhan tidur

- Peningkatan self-esteem atau rasa kebesaran

- Perubahan terus-menerus dari aktivitas atau rencana

- Perilaku yang tidak bijaksana dan tidak hati-hati yang risikonya tidak disadari oleh

penderita, seperti pemakaian uang berlebihan, rencana-rencana besar yang tidak matang,

berkendara secara tidak hati-hati

- Peningkatan energi seksual atau tidak hati-hati secara seksual

c. Tidak terdapat halusinasi maupun delusi, walaupun dapat terjadi gangguan persepsi

seperti misalnya perasaan subjektif hiperakusis, apresiasi terhadap warna secara

dramatis.

d. Petunjuk ekslusi yang sering digunakan: episode ini tidak disebabkan oleh penggunaan

zat psikoaktif atau gangguan mental organik.

F30.2 Mania Dengan Gejala Psikotik

Gambaran klinis merupakan bentuk mania yang lebih berat daripada keadaan yang

digambarkan pada F30.1. Harga diri menjadi membumbung dan gagasan kebesaran dapat

berkembang menjadi waham, dan iritabilitas serta kecurigaan menjadi waham kejar.2,8

1. Manifestasi klinis:

Gambaran klinis lebih berat daripada mania tanpa gejala psikotik. Iritabilitas dan

kecurigaan menjadi waham kejar, waham kebesaran atau religious. Waham dan

halusinasi bisa serasi atau tidak serasi dengan suasana alam perasaan. Peningkatan

aktivitas dan eksitasi fisik yang hebat dan terus menerus dapat menjurus kepada agresi

dan kekerasan, pengabaian keselamatan dan kesehatan diri.2,8

2. Kriteria diagnostik:2

a. Episode yang memenuhi kriteria mania tanpa gejala psikotik dengan pengecualian pada

kriteria c.

5

Page 6: Referat Gangguan Bipolar - Ilmu Kesehatan Jiwa

b. Episode ini tidak memenuhi kriteria diagnostik untuk skizofrenia atau gangguan

skizoafektif, tipe mania.

c. Terdapat halusinasi dan delusi yang tidak seperti pada skizofrenia (bersifat sangat tidak

mungkin, atau tidak sesuai dengan latar belakang kulturnya, dan bukan halusinasi

sebagai orang ketiga serta sedang dikomentari). Paling sering bersifat kebesaran,

terpusat pada dirinya sendiri, erotik atau berisikian kecaman.

d. Petunjuk ekslusi yang sering digunakan: episode ini tidak disebabkan oleh penggunaan

zat psikoaktif atau gangguan mental organik.

F31. Gangguan Afektif Bipolar

Gangguan ini tersifat oleh episode berulang (yaitu sekurang-kurangnya dua) yang

menunjukkan suasana perasaan (mood) pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu, dan

gangguan ini pada waktu tertentu terdiri dari peninggian suasana perasaan (mood) serta

peningkatan energi dan aktivitas (mania atau hipomania), dan pada waktu lain berupa

penurunan suasana perasaan (mood) serta pengurangan energi dan aktivitas (depresi). Yang

khas ialah bahwa biasanya ada penyembuhan sempurna antar episode dan insidensi pada

kedua jenis kelamin kurang lebih lebih sama dibanding dengan gangguan suasana perasaan

(mood) lainnya.2,3

Episode manik biasanya mulai dengan tiba-tiba dan berlangsung antara 2 minggu

sampai 4 – 5 bulan (rata-rata sekitar 4 bulan). Depresi cenderung berlangsung lebih lama

(rata-rata sekitar 6 bulan) meskipun jarang melebihi setahun kecuali pada orang lanjut usia.

Kedua macam episode itu seringkali menyusul peristiwa hidup yang penuh stres atau trauma

mental lainnya.2,3,7

F31.0 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Hipomanik

Pedoman diagnostik:3

- Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria hipomania.

- Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik, depresif atau

campuran) di masa lampau.

6

Page 7: Referat Gangguan Bipolar - Ilmu Kesehatan Jiwa

F31.1 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik Tanpa Gejala Psikotik

Pedoman diagnostik:2,3

- Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania tanpa gejala psikotik.

- Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik, depresif atau

campuran) di masa lampau.

F31.2 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik Dengan Gejala Psikotik

Pedoman diagnostik: 2,3

- Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania dengan gejala psikotik.

- Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik, depresif atau

campuran) di masa lampau.

- Jika dikehendaki, waham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai serasi atau tidak serasi

dengan suasana perasaan (mood).

F31.3 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Ringan atau Sedang

Pedoman diagnostik: 2,3

- Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif ringan atau pun

sedang.

- Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik atau campuran di

masa lampau.

Karakter kelima dapat digunakan untuk menentukan ada atau tidaknya gejala somatik dalam

episode depresif yang sedang berlangsung:

- F31.30 Tanpa gejala somatik

- F31.31 Dengan gejala somatik

F31.4 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Berat Tanpa Gejala Psikotik

Pedoman diagnostik: 2,3

- Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat tanpa gejala

psikotik.

- Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik atau campuran di

masa lampau.

7

Page 8: Referat Gangguan Bipolar - Ilmu Kesehatan Jiwa

F31.5 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Berat Dengan Gejala Psikotik

Pedoman diagnostik: 2,3

- Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat dengan gejala

psikotik.

- Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik atau campuran di

masa lampau.

F31.6 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Campuran

Pasien pernah mengalami sekurang-kurangnya satu episode afektif manik, hipomanik atau

campuran di masa lampau dan sekarang sedang menunjukkan gejala-gejala manik,

hipomanik dan depresif yang tercampur atau bergantian dengan cepat. 2,3

Pedoman diagnostik: 2,3

Pergantian antar episode manik dan depresif yang diselingi suasana perasaan (mood) depresif

selama berhari-hari atau berminggu-minggu disertai aktivitas berlebihan dan kegesitan

berbicara. Gejala depresif dan gejala dari hipomania dapat juga bergantian dengan cepat, dari

hari ke hari bahkan jam ke jam, dan jika episode ini telah berlangsung selama sekurang-

kurangnya 2 minggu.

F31.7 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Dalam Remisi

Pasien pernah mengalami sekurang-kurangnya satu episode afektif manik, hipomanik atau

campuran di masa lampau ditambah sekurang-kurangnya satu lagi episode afektif hipomanik,

manik, depresif atau campuran akan tetapi pada waktu sekarang tidak menderita suatu

gangguan afektif yang nyata dalam beberapa bulan terakhir ini.3

F31.8 Gangguan Afektif Bipolar Lainnya

Termasuk gangguan bipolar II dan episode manik berulang.3

8

Page 9: Referat Gangguan Bipolar - Ilmu Kesehatan Jiwa

F32. Episode Depresif

Terdapat tiga variasi depresif khas ringan, sedang dan berat yang dapat terjadi

sekurang-kurangnya 2 minggu untuk penegakkan diagnosis, akan tetapi periode lebih pendek

dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat, seperti tercantum

sebagai berikut:3

1. Individu biasanya menderita suasana perasaan (mood) yang depresif

2. Kehilangan minat dan kegembiraan

3. Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah dan berkurangnya

aktivitas.

Gejala lazim lainnya adalah:1-4

- Konsentrasi dan perhatian berkurang

- Harga diri dan kepercayaan diri berkurang

- Gagasan tentang perasaan bersalah dan tidak berguna (bahkan pada episode tipe ringan

sekalipun)

- Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis

- Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri

- Tidur terganggu

- Nafsu makan berkurang

F32.0 Episode Depresif Ringan

Pedoman diagnostik: 2,3

- Suasana perasaan yang depresif, kehilangan minat dan kesenangan, mudah lelah, sekurang-

kurangnya ada dua gejala ini ditambah dua gejala lazim dan berlangsung sekitar 2 minggu.

- Orang tersebut biasanya resah dan agak sukar baginya untuk meneruskan pekerjaan biasa

maupun kegiatan sosial lainnya.

Karakter kelima dapat digunakan untuk menentukan adanya sindrom somatik:

- F32.00 Tanpa gejala somatik

- F32.01 Dengan gejala somatik

9

Page 10: Referat Gangguan Bipolar - Ilmu Kesehatan Jiwa

F32.1 Episode Depresif Sedang

Pedoman diagnostik: 2,3

- Sekurang-kurangnya harus ada dua dari tiga gejala paling khas yang ditentukan untuk

episode depresif ringan ditambah sekurang-kurangnya tiga gejala lainnya.

- Lamanya seluruh episode berlangsung sekitar 2 minggu.

Karakter kelima dapat digunakan untuk menentukan adanya sindrom somatik:

- F32.10 Tanpa gejala somatik

- F32.11 Dengan gejala somatik

F32.2 Episode Depresif Berat Tanpa Gejala Psikotik

Penderita biasanya menunjukkan ketegangan atau kegelisahan yang amat nyata. Kehilangan

harga diri dan perasaan dirinya tak berguna mungkin mencolok dan bunuh diri merupakan

bahaya nyata. Sindrom somatik hampir selalu ada pada espisode depresif berat.3

Pedoman diagnostik: 2,3

- Semua tiga gejala khas yang ditentukan untuk episode depresif ringan dan sedang harus

ada, ditambah sekurang-kurangnya empat gejala lainnya, dan beberapa diantaranya harsu

bersifat berat.

- Biasanya berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu, dan gejala amat berat dan beronset

cepat bisa dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu.

F32.3 Episode Depresif Berat Dengan Gejala Psikotik

Pedoman diagnostik: 2,3

- Episode depresif berat yang memenuhi kriteria menurut F32.2 disertai waham, halusinasi

atau stupor sepresif. Waham biasanya melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan atau

malapetaka yang mengancam, dan pasien merasa bertanggungjawab akan hal itu.

Halusinasi auditorik dan olfaktorik biasanya berupa suara menghina atau menuduh dan bau

kotoran yang membusuk. Waham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai serasi atau tidak

serasi dengan suasana perasaan.

F32.8 Episode Depresif Lainnya

Episode yang termasuk disini yang tidak sesuai dengan episode depresif pada F32.0-F32.3.3

10

Page 11: Referat Gangguan Bipolar - Ilmu Kesehatan Jiwa

F33. Gangguan Depresif Berulang

Gangguan ini tersifat dengan episode berulang dari depresi sebagaimana dijabarkan

dalam episode depresif (ringan, sedang dan berat), tanpa riwayat adanya episode tersendiri

dari peninggian suasana perasaan (mood) dan hiperaktivitas yang memenuhi kriteria mania.

Usia dari onset, keparahan, lamanya berlangsung dan frekuensi episode dari depresi,

semuanya sangat bervariasi. Umumnya episode pertama terjadi pada usia lebih tua dibanding

dengan gangguan bipolar, dengan onset usia rata-rata lima puluhan. Episode masing-masing

juga lamanya antara 3 dan 12 bulan (rata-rata lamanya sekitar 6 bulan).3

F33.0 Gangguan Depresif Berulang, Episode Kini Ringan

Pedoman diagnostik: 2,3

- Kriteria untuk depresif berulang harus dipenuhi, dan episode sekarang harus memenuhi

kriteria untuk episode depresif ringan;

- Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing selama minimal 2

minggu dengan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan suasana perasaan (mood) yang

bermakna.

Karakter kelima dapat digunakan untuk menentukan adanya sindrom somatik:

- F33.00 Tanpa gejala somatik

- F33.01 Dengan gejala somatik

F33.1 Gangguan Depresif Berulang, Episode Kini Sedang

Pedoman diagnostik: 2,3

- Kriteria untuk depresif berulang harus dipenuhi, dan episode sekarang harus memenuhi

kriteria untuk episode depresif sedang;

- Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing selama minimal 2

minggu dengan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan suasana perasaan (mood) yang

bermakna.

Karakter kelima dapat digunakan untuk menentukan adanya sindrom somatik:

- F33.10 Tanpa gejala somatik

- F33.11 Dengan gejala somatik

11

Page 12: Referat Gangguan Bipolar - Ilmu Kesehatan Jiwa

F33.2 Gangguan Depresif Berulang, Episode Kini Berat Tanpa Gejala Psikotik

Pedoman diagnostik: 2,3

- Kriteria untuk depresif berulang harus dipenuhi, dan episode sekarang harus memenuhi

kriteria untuk episode depresif berat tanpa gejala psikotik;

- Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing selama minimal 2

minggu dengan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan suasana perasaan (mood) yang

bermakna.

F33.3 Gangguan Depresif Berulang, Episode Kini Berat Dengan Gejala Psikotik

Pedoman diagnostik: 2,3

- Kriteria untuk depresif berulang harus dipenuhi, dan episode sekarang harus memenuhi

kriteria untuk episode depresif berat dengan gejala psikotik;

- Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing selama minimal 2

minggu dengan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan suasana perasaan (mood) yang

bermakna.

F34. Gangguan Suasana Perasaan Menetap

Ini merupakan gangguan suasana perasaan (mood) yang menetap dan biasanya

berfluktuasi, namun masing-masing episodenya jarang atau tidak pernah cukup parah untuk

disebut sebagai episode hipomanik atau pun depresif ringan. Karena masing-masing

berlangsung bertahun-tahun lamanya.3,5,6

F34.0 Siklotimia

Ketidakstabilan suasana perasaan (mood) yang menetap, berupa banyak episode

depresi ringan dan elasi ringan. Ketidakstabilan ini biasanya mulai berkembang dini dalam

kehidupan dewasa dan berlangsung secara kronis. Individu biasanya memandang alunan

suasana perasaan (mood) itu tidak berkaitan dengan peristiwa hidup. Pedoman diagnostik:

ketidakstabilan menetap suasana perasaan (mood) meliputi banyak periode depresi ringan

atau elasi ringan diantaranya tidak ada yang cukup parah atau cukup lama.3,6

12

Page 13: Referat Gangguan Bipolar - Ilmu Kesehatan Jiwa

F34.1 Distimia

Suatu depresi kronis dari suasana perasaan (mood) yang pada saat sekarang tidak

memenuhi kriteria untuk gangguan depresif berulang. Biasanya, penderita mengalami

periode berhari-hari atau berminggu-minggu yang dilaporkan sebagai sehat, akan tetapi

kebanyakan (seringkali selama berbulan-bulan berturut-turut) mereka merasa lelah dan

tertekan, segala pengalaman hidunya merupakan upaya yang berat dan tak ada yang

dinikmati. Mereka memikirkan dan mengeluh, tidak dapat tidur nyenyak dan merasa kurang

mampu, namun biasanya masih sanggup mengurus keperluan hidup sehari-hari. Pedoman

diagnostik: depresi suasana perasaan (mood) yang berlangsung sangat lama yang tidak

pernah atau jarang sekali cukup parah. Biasanya mulai dini dalam masa kehidupan dewasa

dan berlangsung sekurang-kurangnya beberapa tahun.3,5,8

E. Penatalaksaan

1. Perawatan

Pada umumnya penderita tidak datang pada terapis dengan kemauan sendiri. Indikasi

yang pasti untuk perawatan di rumah sakit adalah:1-3,6,8,9

- Prosedur diagnostik

- Risiko bunuh diri atau pembunuhan

- Kemunduran yang parah dalam kemampuan memenuhi kebutuhan makan dan

perlindungan

- Memburuknya gejala secara cepat

- Hilangnya sistem dukungan yang biasa didapatnya

2. Terapi Psikososial

a. Terapi kognitif

Tujuannya adalah untuk menghilangkan atau meringankan episode depresi dan

mencegah timbulnya episode tersebut dengan mengenali pola berpikir irrasional,

mengembangkan alternatif pola berpikir rasional dan fleksibel, kemudian melatih

kembali pola berpikir serta respons perilaku yang baru.2,4

13

Page 14: Referat Gangguan Bipolar - Ilmu Kesehatan Jiwa

b. Terapi interpersonal

Difokuskan pada problem interpersonal yang ada. Diasumsikan bahwa, pertama,

problem interspersonal yang ada saat ini merupakan akar terjadinya disfungsi

hubungan interpersonal. Kedua, problem interpersonal saat ini berperan dalam

terjadinya gejala depresi. Biasanya sesi berlangsung antara 12 – 16 minggu dan

ditandai dengan pendekatan terapeutik yang aktif.2,4

c. Terapi perilaku

Berdasarkan hipotesa bahwa pola perilaku maladaptif menghasilkan umpan-balik

positif yang sedikit serta penolakan dari lingkungan sosial. Diharapkan dengan

terapi ini pasien belajar berperilaku yang menimbulkan perbaikan dari respons

yang didapat sebelumnya.2,4,5

d. Terapi berorientasi-psikoanalitik

Lebih ditujukan pada psikoterapi yang menimbulkan perubahan struktur

kepribadian atau karakter, tidak semata menghilangkan gejala depresi. Tujuan

terapi ialah mencapai kepercayaan dalam hubungan interpersonal, keintiman,

mekanisme penyesuaian, kapasitas dalam merasakan kesedihan serta kemampuan

dalam merasakan perubahan emosional secara luas.2,4

e. Terapi keluarga

Terapi ini dilakukan bila gangguan mood yang dideritanya dapat membahayakan

hubungan perkawinannya atau fungsinya dalam keluarga.1,2

3. Farmakoterapi

a. Depresi mayor

- Golongan trisiklik

- Golongan SSRI : fluoxetine, paroxetine, sertraline, bupropion, venlaxine,

nefazodone, mintrazepine.2

b. Gangguan bipolar I

- Lithium

- Anti konvulsan : Valproat dan Carbamazepin.2

14

Page 15: Referat Gangguan Bipolar - Ilmu Kesehatan Jiwa

c. Gangguan bipolar II

Fakmakoterapi pada gangguan bipolar II harus diberikan secara hati-hati,

pemberian anti depresan pada episode depresi bisa mencetuskan timbulnya

episode manik. Pemberian lithium dan anti konvulsan masih dalam penelitian.1,2,4

F. Pencegahan

Pencegahan primer dapat dilakukan apabila diketahui bahwa dalam keluarga terdapat

yang mengalami gangguan ini, maka diharapkan pasien dan atau keluarganya melakukan

antisipasi. Pencegahan sekunder yaitu bila telah mengalami gangguan ini, diharapkan tetap

berkonsultasi dengan dokter yang merawat, mengikuti anjuran untuk mengkonsumsi obat

sesuai anjuran.2,9

15

Page 16: Referat Gangguan Bipolar - Ilmu Kesehatan Jiwa

DAFTAR PUSTAKA

1. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock’s Comprehensive Textbook of Psychiatry.

Volume I. 7th Edition. New York: Lippincott Williams & Wilkins; 2000. p. 1284 – 1385.

2. Elvira SD, Hadisukanto G. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Penerbit Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia; 2010. p. 197 – 208.

3. World Health Organization. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di

Indonesia III. Cetakan Pertama. Jakarta: Departemen Kesehatan RI Direktorat Jendral

Pelayanan Medik; 1993. p. 140 – 66.

4. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Kaplan dan Sadock Sinopsis Psikiatri Ilmu

Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis. Jilid I. Tangerang: Binarupa Aksara Publisher;

2010. p. 719 – 830.

5. Torpy JM, Lynm C, Glass RM. Bipolar disorder. The Journal of American Medical

Association 2009; 5(301): 2–5.

6. Loganathan M, Lohano K, Roberts RJ, Gao Y, Mallakh RS. When to suspect bipolar

disorder. The Journal of Family Practice 2010; 12(59): 682–89.

7. Carlson GA, Goodwin FK. The stages of mania: a longitudinal analysis of the manic

episode. Archieves of General Psychiatry 1973;28:221–28.

8. Leibenluft E. Severe mood dysregulation, irritability, and the diagnostic boundaries of

bipolar disorder in youths. American Journal Psychiatry 2011; 168(2): 129–142.

9. Soreff S. Bipolar affective disorder. [Serial Online] 2013 Aug 5 [cited 2013 Aug 6]; [16

screens]. Available from:

URL: http://emedicine.medscape.com/article/286342-overview#showall

16