referat clp charity
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Dunia medis zaman sekarang ini sudah sangat berkembang, mulai dari ilmu
pengetahuan secara teoritik maupun praktikal. Perkembangan tersebut berdampak
banyak terhadap keadaan pasien, khususnya dalam hal mental. Ilmu-ilmu kedokteran
sekarang ini semakin menantang keseimbangan psikologis pasien. Alat-alat
kedokteran berteknologi tinggi di rumah sakit modern, dan semakin banyaknya obat
dan prosedur-prosedur di dalamnya, akan meningkatkan reaksi pasien baik secara
psikologi maupun organik untuk menuntut penanganan dan pengobatan dalam bidang
psikiatri. Consultation-liason (C-L) psychiatry adalah subspesialisasi yang
menghubungkan Psikiatri dengan ilmu-ilmu kedokteran yang lain.1 C-L psikiatri
adalah suatu studi, praktek dan ajaran tentang hubungan antara gangguan medis dan
kejiwaan. Dalam C-L psikiatri, psikiater berfungsi sebagai konsultan untuk rekan
medis (baik psikiater lain atau, dokter non-psikiater) atau tenaga kerja profesional
lainnya yang berhubungan dengan kesehatan mental (psikolog, social worker, atau
perawat psikiatri).2 Tujuan utamanya adalah manfaat optimal bagi pasien. C-L
Psikiatri merupakan perkembangan lanjut psikiatri dalam hubungan dengan bidang
kedokteran umum/bidang terkait lain, menjembatani ilmu kedokteran medik dengan
aspek psiko-sosial/behavioral, dan mengacu pada tujuan akhir terapi yaitu
memulihkan kualitas hidup yang baik (bukan sekedar sembuh dari gejala/penyakit).3
1
C-L psikiatri sebenarnya telah ada sejak 1922 ketika Barret4 mengajukan suatu
kata “liaison” untuk menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh seorang psikiater
dalam hubungan antara ilmu kedokteran dan sosial. C-L psikiatri telah dikelilingi
oleh segelembung kontroversi selama delapan dekade yang diikuti. Kontroversinya
hanya berupa kesesuaian nama dan diikuti perselisihan tentang apakah yang
dilakukan oleh seorang psikiater lebih menjurus pada “consultation” atau pada
“liaison”. The American Board of Psychiatry and Neurology akhirnya mengakui
relevansi dan spesialisasi consultation-liaison dan namanya menjadi Ilmu
Psikosomatik.5
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sejarah Consultation Liaison Psychiatry (C-L Psychiatry)
Pada tahun 1920, psikiatri mulai menjadi bagian penting dalam tatanan di
rumah sakit. Saat inilah konsep hubungan psikosomatis dan peran status emosi serta
psikologi dimunculkan dan mulai berkembang. Dengan demikian, C-L Psikiatri
menjadi bentuk terapan dari ilmu psikosomatik.6
Berikut adalah orang-orang yang menjadi pelopor terbentuknya C-L Psikiatri
sampai menjadi seperti sekarang ini:
1. Benjamin Rush (1745-1813), yang dikenal sebagai Father of American
Psychiatry,7 merupakan orang pertama yang dianggap sebagai pencetus utama
dari gagasan integrasi psikiatri dengan ilmu kedokteran lainnya. Ia
menekankan bahwa penyakit pikiran adalah obyek pasti dari ilmu kedokteran
sebagai penyakit yang berasal dari tubuh.
2. Adolf Meyer (1866-1959), yang juga merupakan orang penting dalam dunia
psikiatri, mengembangkan kosep psikobiologi. Ia mendorong dokter-dokter
untuk belajar tentang manusia bukan hanya dalam konteks fisik, namun juga
sosial dan peristiwa kehidupan psikologisnya.8
3. Helen Flanders Dunbar (1902-1959), dianggap sebagai salah satu pelopor
untuk ilmu kedokteran psikosomatik. Ia bekerja di Rumah Sakit Presbyterian-
Colombia sebagai seorang psikiater yang ditugaskan di bagian ilmu penyakit
3
dalam. Tahun 1963 ia menerbitkan kesimpulan dari hasil studinya pada 600
pasien dengan penyakit jantung, diabetes, dan patah tulang. Ternyata faktor
psikologis dengan proporsi yang besar, tampaknya mempengaruhi baik
etiologi maupun perjalanan penyakit dari pasien.9
Pada tahun 1934-1935 Yayasan Rockefeller menghibahkan lima rumah sakit
umum untuk mengembangkan departemen psikiatri dan merangsang kerjasama yang
lebih erat antara psikiater dan dokter lainnya. Pertengahan 1960-1970 literatur ilmiah
tentang subspesialisasi telah dikembangkan. Tahun 1974 pendidikan psikiatri cabang
NIMH memutuskan untuk mendukung pengembangan dan perluasan layanan C-L
Psikiatri di seluruh Amerika Serikat.10 NIHM mendukung secara material 130
program yang berkontribusi pada pelatihan lebih dari 300 psikiater. C-L Psikiatri
terus bertumbuh selama 1980-an meskipun terjadi pemotongan anggaran federal.
Sampai pada tahun 2000an pencapaian terbesar dengan adanya penyetujuan C-L
Psikiatri sebagai subspesialisasi dari American Board of Medical Specialty.11
B. Ilmu Kedokteran Psikosomatik sebagai Subspesialisasi Psikiatri
Tahun 2003 di Amerika Serikat adalah merupakan awal permulaan yang
menggembirakan bagi perkembangan secara formal dari bidang CL-psychiatry. The
American Board of Psychiatry and Neurology (ABPN) mengesahkan Consultation
Liaison Psychiatry (C-L Psychiatry) sebagai subspesialisasi ketujuh dan diberi nama
Psychosomatic Medicine. Selanjutnya American Board of Medical Specialty (ABMS)
juga mensahkan hal ini pada Maret 2003. Populasi pasien yang menjadi perhatian
layanan kedokteran psikosomatik adalah pasien sakit medis yang kompleks
4
The Academy of Psychosomatic Medicine (APM) yang merupakan organisasi para
psikiater CL mendorong terbentuknya suatu dewan yang secara formal
menyelenggarakan suatu pendidikan lanjutan subspesialisasi Psychosomatic
Medicine dan ujian kompetensi bagi para peserta pendidikan tersebut. Di dalam
klausal yang diajukan ke ABPN, psikiater yang telah mendapatkan pendidikan
kedokteran psikosomatik (Psychosomatic Medicine) adalah psikiater yang
mempunyai kompetensi khusus dalam mendiagnosis dan mengobati gangguan
psikiatri atau gejala psikiatri pada pasien dengan kondisi medis yang kompleks.
Ujian board yang diselenggarakan oleh The Academy of Psychosomatic Medicine
untuk meluluskan psikiater subspesialisasi kedokteran psikosomatik pertama kali
dilakukan pada tahun 2005.12-14
Istilah Psychosomatic Medicine sebagai subspesialisasi yang sebelum tahun
2003 disebut sebagai C-L Psychiatry hanya digunakan di Amerika Serikat. Walaupun
pada kenyataan di lapangan terutama di Amerika Serikat, penggunaan istilah
Consultation-Liaison Psychiatry dan Psychosomatic Medicine seringkali dipakai
secara berkebalikan dan bergantian dengan makna yang sama. Namun secara formal,
semua buku teks yang sebelumnya berjudul Consultation-Liaison Psychiatry telah
diubah namanya menjadi Psychosomatic Medicine. Negara Eropa sampai saat ini
menggunakan istilah Liaison Psychiatry untuk merujuk kepada Consultation-Liaison
Psychiatry sebagai suatu bidang subspesialisasi dari psikiatri. Bahkan di Jerman dan
Jepang, Psychosomatic Medicine adalah suatu bidang spesialisasi yang terpisah dari
psikiatri dan mempunyai pendidikan formal spesialisasi sendiri. 12-14
5
C. Mendefinisikan C-L Psikiatri
Consultation biasanya mengacu pada respon seorang psikiater pada
permintaan yang diajukan oleh teman rekan medis untuk saran diagnostik dan terapi
menyangkut status perilaku dan psikologi dari pasien. Secara operasional, oleh karena
itu, konsultan psikiatri berhadapan dengan kompleksitas dari pasien individual dan
mengintegrasikan relevansi antara faktor-faktor biomedis dan psikosomasi. Sebuah
diagnosis psikosososial dibuat dan rekomendasi diberikan menyangkut pendekatan
pemberian obat dan regimen. Pada dasarnya, mereka yang merujuk telah meminta
bantuan karena mereka tidak tahu apa yang salah atau mereka merasa tidak mampu
menangani masalah yang dihadapan mereka.15
Liaison mengacu pada intervensi psikiater pada tingkat system. Berbagai
macam jenis intervensi mungkin terlibat di dalamnya. Psikiater dapat
menghubungkan anggota tim medis professional untuk efektivitas kolaborasi pada
tujuan pengobatan. Dengan demikian mungkin ada interpretasi perilaku pasien untuk
menghilangkan kecemasan atau berurusan dengan permusuhan atau ketidakpercayaan
oleh staff medis. Seringkali masalah yang mengeliling pasien dapat dihilangkan
sehingga perspektif baru dapat diperoleh. Adanya komponen pendidikan yang kuat di
mana psikiater penghubung meningkatkan keterampilan perilaku dan pengetahuan
staff. Akhirnya, ada komponen penelitian di mana psikiater biasanya berkolaborasi
dengan rekan medis yang lain, menyelidiki isu-isu yang menyangkut
biomedis/behavior (perilaku).15
C-L Psikiatri berkaitan dengan pelayanan klinis, pengajaran, dan penelitian
dalam suatu pengaturan, di mana psikiatri dan segenap ilmu kedokteran lainnya
6
bertemu.16 Karena didasarkan terutama dalam rumah sakit umum, ia membutuhkan
pengetahuan kedokteran yang baik dan ketrampilan khusus dalam perawatan psikiatri
pada gangguan emosi tertentu dan gejala penyakit medis pasien.17
Masalah yang dihadapi seorang tim C-L Psikiater seringkali berbeda dengan
mereka yang hanya bekerja sebagai psikiater umum, karena kesulitan yang dihadapi
pasien mereka tidak sesuai dengan kategori diagnostik pada umumnya.18 Seorang
Psikiater C-L harus mengidentifikasi interaksi antara psikologis, sosial, dan fisik serta
bagaimana keseimbangan ketiganya memberikan kontribusi pada permasalahan yang
dihadapi pasien. Pelayanan bertujuan untuk meminimalkan intervensi medis,
mempersingkat rawat inap, meningkatkan kualitas hidup, dan mengurangi tekanan
dalam lingkungan medis dan bedah.19
Morris dan Mayou17 menjelaskan pola penyediaan layanan Psikiatri C-L.
Model yang pertama adalah konsultasi, melibatkan sebuah penilaian yang dilakukan
setelah rujukan yang sesuai dibuat. Hal ini bergantung dari kemampuan staff perujuk
untuk mendeteksi gangguan jiwa dan kemauannya untuk merujuk pasien kepada
psikiater. Model ini menyediakan beberapa kesempatan untuk berdialog, yang
merupakan salah satu kekuatan utama dalam interaksi klinik. Model yang kedua
adalah, liaison (penghubung). Model ini melibatkan integrasi psikiater ke dalam satu
tim. Di sini, psikiater memberikan nasihat dalam penilaian atau penanganan dan tidak
bergantung pada rujukan yang dibuat. Hal ini memakan waktu dan biaya, tetapi
mungkin sesuai pada bagian-bagian tertentu di mana pasien berada pada gangguan
jiwa yang beresiko tinggi, seperti bagian yang menangani pasien dengan penyakit
kronis.
7
Dalam prakteknya, model yang digunakan adalah sintesis dari dua pendekatan
tersebut. Ada konsultasi yang ditawarkan kepada seluruh rumah sakit disertai juga
dengan adanya layanan liaison (penghubung) pada bagian-bagian tertentu di rumah
sakit yang beresiko tinggi.20 Idealnya, model mana yang akan digunakan harus
melibatkan diskusi rinci tentang pasien sebelum dan sesudah penilaian.
D. Peran dari Tim Psikiater C-L
Tim Psikiater C-L sebagai tim psikiater yang menjadi penghubung antara
psikiatri dan spesialisasi yang lain akan mengembangkan satu set ketrampilan yang
unik. Tim ini akan bekerja dalam hal-hal yang bersangkutan dengan manifestasi,
penilaian, dan penanganan dari kondisi-kondisi resiko tinggi dan memiliki pengertian
tentang lingkungan dari si perujuk. Ini adalah kesempatan untuk mendukung tim di
luar psikiatri dan memperluas pemahaman mereka terhadap gangguan mental dan
respon emosional individu menyangkut penyakitnya. Hal ini akan memungkinkan tim
psikiater C-L untuk membangun hubungan yang kooperatif dengan tim-tim yang lain,
memperoleh rasa hormat dari mereka, dan mempersilahkan mereka untuk
menawarkan penilaian dan ntervensi pada tahap awal. Pendekatan ini sangat penting
untuk penanganan penyakit gangguan somatofom.21
Meskipun kebutuhan akan pelayanan C-L selalu ada, penyediaan C-L Psikiatri
ini belum meluas. Ketikan merencanakan pelayanan ini, prosesnya terhambat oleh
bukti-bukti yang kurang, untuk mendukung adanya intervensi dan penanganan yang
ditawarkan oleh tim C-L psikiater, yang bisa diklasifikasikan dibawah judul berikut:
assessment and advice; physical intervention; psychological intervention; service
8
intervention, for example outpatient clinics or admission; package of intervention;
and no intervention.22 Ruddy dan House22 menunjukkkan bahwa praktek klinis di area
ini mengalami kurangnya penelitian yang berkualitas dan adanya stress pada
kebutuhan untuk mengumpulkan bukti-bukti dalam rangka memimpin layanan
perencanaan. Bukti ini, jika ada, akan mendorong perencana kesehatan untuk
mendukung pengembangan dari tim psikiater C-L.
Dalam pelaksanaan tugasnya, ada ketrampilan dasar yang dibutuhkan
psikiater C-L. Pada umumnya mereka perlu melakukan suatu penilaian kompleks di
bangsal medis atau bedah, memahami bagaimana merespon kebutuhan si perujuk
meskipun tidak ada kelainan psikiatri yang muncul pada saat itu, mengembangkan
ketrampilan wawancara khusus, menilai depresi pada pasien yang sakit secara fisik,
mendeteksi gangguan psikologi yang muncul dengan gejala somatik, menilai perilaku
penyakit. Mereka juga perlu untuk mengasimilasi semua fakta relevan ke dalam suatu
perumusan kasus yang meliputi baik aspek fisik maupun psikologis.23
Laporan dari Royal College of Physicians and the Royal College of
Psychiatrist24 menjelaskan tentang komponen apa yang harus dimiliki oleh tim C-L
psikiatri. Mereka menegaskan bahwa perawatan psikologis untuk seluruh rumah sakit
umum paling baik disampaikan oleh hubungan multidisplin dari tim psikiatri yang
berbasis pada rumah sakit umum tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa tipikal rumah
sakit umum yang memiliki 600 tempat tidur, dan melayani populasi manusia sebesar
250.000 orang harus mempunyai satu konsulen liaison psikiatri, satu dokter terlatih,
lima perawat, satu sekretaris, dan satu atau dua psikolog kliis. Ini menunjukkan
bahwa angka ini harus dimodifikasi lebih baik lagi sesuai dengan kondisi lokal.
9
Untuk jelasnya mari melihat ruang lingkup dari Consultation-Liaison
Psychiatry25 itu sendiri :
1. Memahami dampak dari penyakit medis dan system di mana penyakit di
perlakukan dan bagaimana ini mempengaruhi presentasi, pengalaman, dan
dampak morbiditas psikiatri dan psikososial
2. Melakukan penilaian biopsikososialkultural, membuat formulasi, dan menerapkan
perawatan yang tepat dalam konteks rumah sakit umum termasuk komunikasi
efektif dengan seluruh tim yang melakukan pengobatan
3. Menilai reaksi terhadap penyakit, dan membedakan presentasi dari depresi dan
kecemasan dalam pengaturan medis
4. Memahami lintasan gabungan dari penyakit dan masalah perkembangan dari
orang dengan masalah kesehatan jiwa dan penyakit mental
5. Kemampuan untuk mennilai dan mengobati gangguan somatisasi dan
somatoform.
6. Kemampuan untuk menilai dan menangani gangguan neuropsikiatri, dengan
penekanan khusus pada delirium
7. Memahami kebutuhan khusus dari populasi tertentu dengan morbiditas psikiatri
dan psikososial dalam pengaturan medis, termasuk orang muda, orang tua,
penduduk asli, dan orang-orang dengan cacat intelektual
8. Menilai dan mengelola presentasi akut dan darurat dari morbiditas psikiatri dalam
pengaturan medis umum.
Seorang C-L psikiater maupun tim adalah dokter yang memiliki kualifikasi
secara medis, yang mampu mendiagnosis dan melakukan pengobatan pada :26
10
1. Penyakit kejiwaan yang secara medis sakit
2. Penyakit kejiwaan dan faktor psikologi lainnya yang mengganggu pemulihan
dari penyakit medis
3. Gejala-gejala fisik yang timbul, yang secara medis tidak bisa dijelaskan
dengan penyakit fisik yang mendasari
4. Penggunaan obat-obat psikiatri dan terapi psikilogis dalam konteks penyakit
fisik.
Layanan C-L Psikiatri berbasis di rumah sakit umum, namun semakin besar
kerjasamanya dengan perawatan primer dalam pengelolaan penyakit medis dan
kejiwaan.
E. Prospek Perkembangan C-L Psikiatri di Masa Mendatang
Keluhan utama dari psikiater adalah kurangnya waktu untuk melakukan
pelayanan liaison di rumah sakit umum. Banyak yang menangani rujukan di luar jam
kerja, ketika dokter tidak berada di tempat untuk berdiskusi mengenai pasien.xx
Hampir 20 tahun yang lalu, Russel telah memperkirakan bahwa tidak cukup banyak
psikiater yang mampu menjalankan pelayanan liaison yang memuaskan di rumah
sakit umum. Prediksi tersebut rupanya menjadi kenyataan dan tidak ada bukti pasti
bahwa hal ini akan berubah dalam waktu dekat di masa depan.27
Ada bukti lain yang menyatakan bahwa pelayanan liaison menjadi tidak
diprioritaskan dalam bagian psikiatri; ada keluhan yang banyak mengenai kurangnya
pelayanan sekretariat, tidak adanya catatan record yang sistematis dan tidak
memadainya pengawasan terhadap staff junior.28 Hanya 13% dari Otoritas Kesehatan
11
Kabupaten yang memilliki rencana untuk mengembangkan C-L psikiatri ini
(dibandingkan dengan 60% rencana untuk pengembangan Sumber Daya Kesehatan
Mental Masyarakat).
Adanya batu sandungan yang menghalangi pengembangan C-L psikiatri di
masa depan. Permintaan untuk kenaikan sumber daya kadang-kadang diikuti dengan
indikasi bahwa peran yang tepat dari C-L psikiatri ini tidak pasti. Selain itu, ada
beberapa pusat dengan ketrampilan dan fisilitas untuk melatih psikiater pada
ketertarikan khusus di bidang konsultan. Ada juga ketidakpastian apakah ini harus
menjadi layanan spesialisasi atau dianggap seabagai peran penting dan menarik dari
pekerjaan seorang psikiater.27 Namun pada akhirnya ABPN telah mensahkan C-L
psikiatri sebagai subspesialisasi psikiatri.
F. Waktu perujukan kepada C-L Psikiatri
Waktu konsultasi psikiatri merupakan hasil dari interaksi banyak faktor,
seperti karakteristik dari pasien, latar belakang pengetahuan staff non-psikiatri
tentang gangguan kejiwaan, diagnosis psikiatri, dan faktor lainnya. Faktor yang dapat
mempengaruhi waktu konsultasi psikiatri telah dikemukan oleh de Jong et al. Mereka
melaporkan bahwa pasien yang rentan terhadap lamanya perujukan adalah mereka
yang sudah tua dan mengalami delirium atau gangguan mood. Handrinos et al juga
melaporkan bahwa gangguan kepribadian akan lebih cepat untuk dirujuk dan
sebaliknya depresi akan lebih lambat dirujuk. Beberapa studi telah melaporkan
hubungan waktu untuk konsultasi dengan hasilnya pada pasien.29 Tertundanya
konsultasi psikiatri telah dikaitkan dengan lebih lamanya pasien menetap di rumah
12
sakit. Bahkan ketikan ada kontrol untuk penyakit medisnya, alasan psikiatrik untuk
merujuk dan diagnosisnya, serta rekomendasi intervensi dan waktu untuk konsultasi
psikiatrik, semuanya berkaitan dengan lamanya pasien menetap di rumah sakit. Hal
ini menunjukkan bahwa jika konsultasi psikiatri dilakukan lebih lama dan cepat maka
akan menunjukkan suatu hasil yang baik, baik dari segi hasil maupun biaya. Namun
beberapa penelitian menunjukkan bahwa hanya sedikit pasien yang memiliki penyakit
kejiwaan penyerta yang dirujuk ke C-L psikiatri, dan kebanyakan dari pasien lama
baru dirujuk karena proses dari hospitalisasi.30
Strategi deteksi dini untuk pasin –pasien resiko tinggi dengan terlambatnya
konsultasi, dan meningkatkan kesadaran dari dokter non-psikiatri tentang pentingnya
waktu perujukan adalah sangat penting untuk efektivitas perawatan pasien baik dari
segi lamanya ia menetap di rumah sakit maupun biayanya.31
Dalam rangka memberikan tingakt pelayanan minimal untuk konsultasi
dengan rentang yang diharapkan dari gangguan kejiwaan yang serius dan butuh
penanganan segera, pelayanan C-L psikiatri harus menyediakan 1.0 EFT (Equivalent
Full Time) klinisi per 100 tempat tidur di rumah sakit. Untuk layanan agar dapat
mengatasi unsur-unsur yang lebih kompleks dari perilaku penyakit, memberikan
pendidikan, melakukan penelitian, memberikan kontribusi yang komprehensif pada
perawatan di bidand spesialis dan melakukan kegiatan penghubung lainnya, harus
diperlukan EFT yang multidispliner.32
13
G. Konsep Manajemen Kerja C-L Psikiatri
Konsep kerja C-L Psikiatri tidak berbeda dengan manajemen umum,
sebaliknya lebih meningkatkan kualitas dan spesifitasnya upaya pelayanan kesehatan
dengan tujuan pokok meningkatkan kualitas hidup pasien sehubungan dengan kondisi
sebelumnya dengan cara holistic yang sebenarnya. Langkah tersebut dapat diuraikan
dengan kegiatan sebagai berikut :
1. Pencegahan primer, sekunder, dan tersier
Dengan menggunakan model Caplan dari pencegahan yaitu
denganmengantisipasi dan mencegah berkembangnya gejala psikiatri atau
psikologi (pencegahan primer), dengan mengobati gejala saat ditemukan
(pencegahan sekunder), dan dengan mencegah kekambuhan gejala (pencegahan
tersier), C-L Psikiatri meningkatkan kualitas perawatan psikiatri dan kedokteran
saat prinsip liaison diterapkan.33
Pencegahan primer berusaha untuk mencegah gejala psikiatri sebelum
terjadi melalui tindakan dini. Sebagai contoh dari pencegahan primer adalah
mengatur wawancara psikiatri pada semua pasien sebelum pembedahan jantung.
Tindakan ini dapat mencegah terjadinya delirium. Pada pencegahan sekunder,
dokter menggunakan strategi untuk berusaha mengurangi faktor – biologis,
psikologis, dan sosial – yang mencetuskan penyakit; berusaha untuk menekan
penyakit; dan menangani gejala akut seperti kecemasan, depresi, dan sifat
karakter yang berlebihan yang dapat memperburuk stress dan menghalangi
pemulihan. Seperti pernyataan Hackett dan Cassem34, psikiatri konsultasi yang
utama adalah usaha pencegahan sekunder.
14
Pada pencegahan tersier, psikiatri liaison berusaha keras
untuk menghalangi kekambuhan psikologis yang dapat mengikuti suatu
episodeakut (sebagai contoh, konflik psikologis yang menghasilkan gangguan
mood, kecemasan, dan penghambatan dan fobia tentang kembali bekerja atau
melakukan aktivitas seksual meskipun secara psikologis mampu melakukannya).
Tindakan tersier psikiatri membantu pasien beradaptasi dengan keterbatasan
psikologis mereka, sehingga mengurangi kemungkinan kekambuhan penyakit.
Mencegah kekambuhan penyakit sering membutuhkan keahlian follow-up pasien
rawat jalan setelah pulang dari RS untuk efektivitas yang maksimal.
2. Deteksi dan Diagnosis
Deteksi kasus dalam pelayanan kesehatan adalah keahlian
yangdimiliki oleh psikiater liaison yang akan sering menjadi keahlian
daripsikiater konsultan, yang akan dihubungi oleh rekan sejawat. Psikiater
konsultan secara khusus mempunyai kesulitan dalam mendeteksi
gangguanpsikososial dan dapat menjadi resisten terhadap tindakan psikiatri. Pada
kenyataannya, karena psikiatri konsultasi harus tergantung pada rujukan darirekan
yang motivasinya rendah dan informasinya kurang, akhirnya menjadi tindakan
pencegahan sekunder.
Archinard menjelaskan, psikiater liaison mendidik rekan di masa
mendatang untuk mendapatkan dan menganalisa data, yang meningkatkan
kewaspadaan, deteksi, diagnosis, dan/atau rujukan morbiditas psikiatri, kontras
dengan psikiater konsultan, yang menunggu rekan untuk mencarinya. Gangguan
mental yang diakibatkan oleh penyakit medis dan gangguan mental yang
15
disebabkan penggunaan zat adalah contoh model dari gangguan psikofisiologis
yang sering muncul, tetapi sering tidak terdeteksi, pada pelayanan medis atau
bedah. Jika rekan berpotensi yang berkonsultasi tidak peduli terhadap gangguan
fungsi dari pasiennya, mengapa mereka meminta konsultasi? Strategi dan rencana
untuk deteksi kasus dan merujuk penting dalam pelayanan medis-bedah dan
menjadi dasar dari liaison psikiatri : tindakan penyaringan diagnosis untuk
gangguan fungsi kognitif, depresi, kecemasan,dan penyalahgunaan obat untuk
saat ini telah tersedia jika struktur diubah dari model konsultasi ke pada sesuatu
yang menggabungkan metodologi rujukan.
3. Penilaian dari Penyedia Layanan Kesehatan
Model kerjasama dari liaision psikiatri menggabungkan preposisi
bahwa tanggung jawab untuk perawatan psikiatri dari penyakit medis tidak dapat
dilimpahkan secara tunggal kepada psikiater. Tanggung jawab menjadi milik
bersama dari gabungan para dokter, perawat, dan pekerja sosial, anggota keluarga
yang penting, dan lainnya yang memberikan pengaruh psikoligis di bangsal.
Fungsi penting dari C-L Psikiatri adalah untuk menilai tingkat stress yang
disebabkan pasien terhadap penyedia layanan medis dan anggota keluarga, dan
kemampuan dari staff RS dan anggota keluarga untuk beradaptasi terhadap pasien
dan penyakitnya (dan melakukan tindakan terhadap perawatan psikologis), dan di
atas semuanya itu, kemampuan dari staff dan keluarga untuk melakukan
perawatan psikiatris atau psikologis.5
16
4. Memberikan kewenangan pada staff nonpsikiatri
Boutin (2003) menjelaskan beberapa kewenangan dari pengetahuan
dan keahlian kesehatan yang digunakan sebagai skema untuk mengajar dan
mengambil keputusan. Ini mengijinkan pendidik dan penilai untuk menetapkan
tujuan bagi program pelatihan mereka atau untuk disiplin khusus: psikiatri,
perawatan primer, psikologi, pekerja sosial, perawat klinik, konseling pastoral,
rencana pemulangan, masalah hukum pasien, dan bahkan perawat kesehatan desa
pada negara berkembang.
5. Perubahan stuktural dalam pelayanan kesehatan
C-L Psikiatri berusaha untuk memberikan perubahan struktural pada
departemen psikiatri dan departemen lainnya melalui RS (sebagai contoh, unit
pengobatan psikiatri, klinik nyeri, dan unit penilaian postpartum) yang akan
bertahan melalui tantangan yang diberikan.
Kejelasan psikiatri sekarang menjadi standard untuk semua pasienover
dosis sebelum mereka dipulangkan dari unit perawatan intensif. Langkah logis
selanjutnya untuk membuat kejelasan psikiatri diharuskan untuk semua pasien
dengan risiko tinggi dan penyulit, seperti pasien dengan rencana pembedahan
jantung terbuka, yang menunjukkan masalah diagnosis,yang masih ragu-ragu
menjalani pembedahan, dan pasien yang berulang kalimen dapat perawatan medis
yang tampak mengalami pengabaian ataupenyiksaan. Penilaian psikiatri dari
pasien ini dan kelompok lain yang telah diidentifikasi harus dihargai sebagai
bagian dari penilaian dan penanganan C-L Psikiatri dalam rumah sakit pendidikan
modern.35
17
H. Pendekatan dalam Konsultasi
1. Model Pemeriksaan
Banyak perdebatan tentang cara terbaik untuk melakukan pemeriksaan
psikiatri pada pasien medis atau bedah. Sudah jelas bahwa
teknik psikoanalitik, seperti asosiasi bebas yang panjang dan sunyi, jarang
yang sesuai dengan pasien CLP. Sebagian besar pasien tidak berpengalaman
dengan psikiatri atau psikoterapi, banyak masalah psikologis dalam konteks
pengalaman pasien dan biasanya tidak membutuhkan konsulan psikiatri, dan
beberapa mempunyai gangguan kognitif yang dapat mempengaruhi
pendekatan ini. Di sisi lain, menjaga secara mutlak kerahasian dokter-pasien
tidak mungkin untuk konsultasi psikiatri karena dokter utama pasien
mengaharapkan jawaban terhadap konsultasinya. Proses ini harus dijelaskan
kepada pasien (contoh, “saya akan memberikan kesimpulan dari penemuan
saya dan merekomendasikannya kepada dokter anda”). Jika pasien ingin
mengatakan kepada konsultan suatu “rahasia”, konsultan harus menjelaskan
akan membagikan “rahasia” itu dengan dokter yang merawat pasien sehingga
dapat meningkatkan pemahaman dokter tersebut terhadap sudut pandang
pasien dan memberikan hasil yang aktual terhadap perbaikan perawatan
pasien.36
Variasi pertanyaan dengan pertanyaan terbuka dan tertutup
berguna untuk mendapatkan data khusus yang dibutuhkan untuk riwayat dan
pemeriksaan status mental; data ini kemudian memberikan dasar
18
untuk pengembangan diagnosis dan rencana terapi. Formulasi psikodinamik
dibuat dari data yang didapatkan dalam hal ini sering sangat berguna dalam
mengerti masalah pasien. Formulasi ini harus diubah kedalam deskripsi yang
bebas dari istilah dalam penulisan konsultasi dan diskusi dengan dokter
dantenaga medis yang berkonsultasi. Ini sering membantu untuk
meningkatkan pemahaman tim terhadap pasien.36
2. Alat bantu Ketrampilan
Konsultan psikiatri menggunakan informasi dari yang
didapatkan dari pengetahuannya, catatan rumah sakit dan riwayat dahulu,
tenaga medis danbedah, pemeriksaan pasien dan keluarganya, sumber
referensi yang beragam .Catatan awal konsultasi menyimpulkan hasil
pemeriksaan dari pasien danpeninjauan dari rekam medis. Mahasiswa
kedokteran dan residen sering mendapatkan bahwa belajar C-L Psikiatri lebih
mudah jika diawali dengan penggunaan format penilaian standard.
Pemeriksaan bed-side dapat meliputi menggambar jam atau bentuk lain,
Mini-Mental State Exam, Taylor Equivalent Drawing, peralatan
neuropsikologis. Biologis, psikoterapi, psikososial, dan intervensi sistem,
semuanya digunakan dalam praktek C-L Psikiatri.36
3. Proses Konsultasi
Proses dari kegiatan CLP sering paralel dengan proses yang
dilakukan selama perjalanan psikoterapi. Informasi dan pola dari reaksi
langsung selama kunjungan follow-up dan pandangan baru yang berkembang
yang sering tidak ditemukan pada kunjungan awal. Ini merupakan salah satu
19
alasan bahwa kunjungan follow-up diperintahkan pada semua konsultasi
psikiatri yang baik.36 C-L Psikiater dapat membutuhkan banyak waktu
sebelum konsultan diterima dan dapat beradaptasi dengan praktisi dari tim
medis.37 Institusi harus mengikuti Recommended Guidelines for
Consultation-Liaison Psychiatric Training in Psychiatry Residency Programs
untuk pelayanan dan tenaga C-L Psikiater. Dalam semua pelayanan medis,
harus tersedia staff yang ahli untuk memberikan konsultasi psikiatri 24
jam/hari, sepanjang tahun. Dalam pelayanan di mana residen psikiatri
memberikan konsultasi, staff fakultas harus dapat memberikan bimbingan 24
jam/hari.37
Prosedur Konsultasi adalah sebagai berikut :
a. Meneriman permintaan konsultasi
b. Bicara dengan dokter yang meinta konsultasi dan perjelas
permintaan konsultasinya
c. Tentukan ruang lingkup konsultasi
d. Melihat catatan medis
e. Mewawancarai pasien
f. Pemeriksaan status mental
g. Mendapatkan informasi dari pihak lain selain dokter yang merujuk
dan pasien
h. Membuat diagnosis
i. Rekomendasi hasil observasi kepada dokter perujuk
j. Intervensi
20
k. Follow Up
I. C-L Psikiatri dan Pasien Usia Tua38
Lloyd dan Mayou39 berdebat secara keras mengenai perkembangan C-L
psikiatri, atau dengan istilah yang disukai mereka ‘ilmu kedokteran psikologi di
rumah sakit umum”. Pendapat mereka akan membuat para pejabat pemerintahan
memikul tanggung jawab yang besar jika mereka menyertakan kebutuhan kesehatan
jiwa pada pasien-pasien yang sudah berumur (tua). Dua per tiga tempat tidur di
rumah sakit ditempati oleh pasien yang berumur di atas 65 tahun dan itu jelas bagi
siapapun yang mengunjungi bangsal rumah sakit umum bahwa mayoritas dari ‘bed-
blocking’ disebabkan oleh orang tua dengan demensia, depresi, dan delirium yang
berkepanjangan. Epidemiologi, bersama-sama dengan terbuktinya koordinasi
pelayanan yang miskin, disorot dalam laporan terbaru, sebagian diemban oleh
Faculty of Old Age Psychiatry of the Royal College of Psychiatrists.40 Sekarang
waktunya telah matang untuk psikiater yang menangani orang tua, untuk
mengaplikasikan ketrampilan dan pengalaman multidisiplin mereka dalam hal
dukungan masyarakat ke dalam rumah sakit umum utuk memungkinkan pasien-
pasien dengna bed blocking dapat dipulangkan lebih cepat.
J. Child Consultation-Liaison Psychiatry
C-L Psikiatri anak mengadopsi pendekatan multidisiplin pada anak-anak baik
gangguan fisik maupun tingkah laku emosinya. Hal ini didasarkan model
biopsikososial yang menganggap aspek biologik, psikologik, dan sosial dari anak
21
dalam satu konteks perkembangan. Langkah pertama dari proses ini adalah
konsultasi, yang merupakan permintaan dan dokter non-psikiater untuk melihat suatu
masalah pada anak. Pelayanan penghubung hanya merupakan pelengkap untuk
konsultasi, dalam hal ini mereka membutuhkan hubungan yang dekat dengan dokter
yang merujuk. Oleh karena itu, konsultan bekerja dengan anak-anak yang sakit secara
medis juga dengan orang tua yang cemas, dengan staff bangsal dalam berhubungan
dengan pasien mereka dan dengan admistrasi rumah sakit untuk membentuk
lingkungan yang secara psikologis lebih selaras.41
Telah dilaporkan sebanyak 18-20% anak mengalami masalah emosi da
perilaku ketika ia sedang sakit atau dalam hal ini dirawat di rumah sakit. Bahkan
tingkat yang lebih tinggi harus diharapkan terjadi pada anak- anak dengan penyakit
kronik dalam fasilitas canggih untuk perawatan dan pengobatannya. Intervensi medis
bedah traumatik ternyata memiliki efek psikologis yang negatif.42,43 Dokter spesialis
anak mungkin akan mendapatkan kesulitan dalam mengidentifikasi penyakit psikiatri
dan karena itu, konsultasi psikiatri mungkin diperlukan untuk sejumlah kasus yang
relatif kecil.44
Terjadinya hubungan gangguan pediatrik dan psikiatrik mungkin adalah suatu
kebetulan atau behubungan dengan kausalitas. Gangguan makan yang menyebabkan
sejumlah gejala fisik, depresi yang dapat menyebakan penurunan berat badan dan
delirium yang disebabkan oleh berbagai penyakit adalah contoh yang banyak
ditemukan. Komorbiditas yang kebetulan, di sisi lain, yang lebih umum diperkirakan,
ditemukan menjadi alasan utama permintaan konsultasi.45,46
22
Penyakit penyerta pediatrik dan psikiatrik secara negatif mempengaruhi
proses penilaian dan pengobatan anak. Sementara penyakit akut dan rawat inap
menimbulkan kecemasan yang berkaitan dengan citra tubuh yang negatif dan rendah
diri. Penyakit penyerta yang secara kebetulan ditemukan seperti retardasi mental,
ketidakmampuan untuk memahami dan gangguan pemusatan perhatian, menurunkan
kemampuan anak untuk mengerti penyakit mereka dan menghambat kepatuhan
mereka terhadap pengobatan.46 Studi yang dikatakan di atas menyiratkan bahwa
konsultasi psikiatri bukan hanya saja kesempatan untuk memperbaiki masalah emosi
dan perilaku mereka tetapi juga merupakan cara untuk meningkatkan efektivitas
pengobatan medis.
Observasi yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa anak yang secara medis
sakit dan ibu yang menjaga mereka serta pengaturan di rumah sakit, membutuhkan
penilaian kejiwaan yang sistematis dan secara hati-hati direncanakan dukungan
psikososial. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, diketahui dan dimengerti bahwa
pelayanan C-L psikiatri memerlukan peningkatan secara konstan.
23
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas bisa disimpulkan bahwa C-L Psikiatri ini benar-
benar menjebatani antara penyakit mental dan penyakit fisik secara medis. Tim C-L
Psikiatri beroperasi di dalam dan di antara tim kedokteran lainnya contohnya interna
dan bedah. Mereka mendapatkan pemahaman tentang bagaimana mereka harus
bertindak pada pasien-pasien yang memiliki masalah emosional. Mereka mempunyai
keahlian dalam penilaian, pengobatan dan pengelolaan gejala-gejala yang secara
medis tidak dapat dijelaskan. Ini adalah aspek-aspek praktek mereka yang
memungkinkan mereka untuk berkoordinasi dan merawat orang dengan gangguan
somatoform. Karena posisi mereka ada di dalam struktur medis, idealnya merekalah
yang memimpin penelitian mengenai gangguan somatorm dan juga untuk mengatasi
keprihatinan akan relatif kurangnya penelitian di bidang ini.
24
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
1. Blumenfield M, Tiamson MLA. Consultation-Liaison Psychiatry: A Practical
Guide. 1st ed. Philadelphia, US. Lippincott Williams & Wilkins; 2003
2. Sadock BJ, Sadock VA. Psychosomatic Medicine. In: Sadock BJ, Sadock VA
(eds.)Kaplan & Sadock's Synopsis of Psychiatry - Behavioral Sciences/Clinical
Psychiatry. 10th ed. USA: Lippincott Williams & Wilkins; 2007.p.829
3. Wibisono Sasanto, Prof, dr, DR, SpKJ, K. Kuliah Consultation Liaison
Psychiatry. 1st published. Jakarta. FK UI; 2001
4. Barrett AM: The broadened interests of psychiatry. Am J Psychiatry. 1922; 79:1–
13
5. Lipsitt DR. Psychosomatic Medicine. C-L Psychiatry. Am J
Psychiatry.2004;161(4):769
6. Hanna TA. Consult Liaison & Therapeutic Alliance. Available from : URL:
http:// www.academicpsychiatry.org/powerpoint/ Accessed November 16, 2012
7. Hellemans A, Bunch B. The Timetables of Science. Simon &
Schuster;1988.p. 261.
8. Sánchez N. Adolf Meyer and Spain: A Historical Account Gleaned through his
Correspondence. Psychologia Latina.2011;2(1):115-31
9. McGovern CM. Dunbar, Helen Flanders. American National
Biography.2000;12(2)
25
10. Saravay SM, Steinberg H, Solomon SP, Hong GK. A confirmation of NIMH
training objectives for consultation-liaison residents . Am J Psychiatry
.1984.141(-):1437-40
11. Philbrick KL, Rundell JR, Netzel PJ, Levenson JL. Clinical Manual of
Psychosomatic Medicine - A guide to Consultation Liaison Psychiatry. 2nd ed.
Arlington, VA. American Psychiatric Publishing; 2012
12. Lobo A, Lozano M, Diefenbacher A. Psychosomatic Psychiatry: a European
View. The European Journal of Psychiatry.Jun 2007;21(2)
13. Sharpe M, Gath D. Recent Developments Consultation Liaison Psychiatry -- A
view from Oxford. Hong Kong Journal of Psychiatry.1997;7(1):9-13
14. McIntyre JS. A New Subspecialty. Am J Psychiatry.2002;159(12):1961-63
15. Hamburg BA. CONSULTATION/LIAISON PSYCHIATRY. Bull. N.Y. Acad.
Med.1987;63(4):376-85
16. Lipowski ZJ. Current trends in consultation-liaison psychiatry. Canadian Journal
of Psychiatry. Revue Canadienne de Psychiatrie.1983;28(5):329-338
17. Morris R, Mayou R. International overview of consultation-liaison psychiatry. In
E. Guthrie & F. Creed (Eds), Seminars in Liaison Psychiatry.
London:Gaskell;1996.p.1-20
18. Tarigan CJ. PERBEDAAN DEPRESI PADA PASIEN DISPEPSIA
FUNGSIONAL DAN DISPEPSIA ORGANIK. USU Digital Library. 2003;15-16
19. M. Faisal Idrus, Irmasanty. THE PROFILE OF PSYCHIATRIC DISORDERS
PATIENTS REFERRED IN PSYCHIATRIC DEPARTMENT OF DR
26
WAHIDIN SUDIROHUSODO HOSPITALS BETWEEN 2000-2004. The
Indonesian Journal of Medical Science. 2009;1(5):343-348
20. Meadows GN, Harvey CA, Joubert L, Barton D, Bedi G. The Consultation-
Liaison in Primary-Care Psychiatry Program: A Structured Approach to Long-
Term Collaboration. PSYCHIATRIC SERVICES.Aug 2007;58(8):1036–1038
21. Jorsh MS. Somatoform disorders: The role of consultation liaison psychiatry.
International Review of Psychiatry. Feb 2006;18(1):61-65
22. Ruddy R, House A. Meta-review of high-quality systematic review of
interventions in key areas of liaison psychiatry. The British Journal of
Psychiatry.2005;187(2):109-120
23. Guthrie E, Creed F . Seminars in liaison psychiatry. London. Gaskel/Royal
College of Psychiatrists; 1996
24. Royal College of Physicians and Royal College of Psychiatrists. The
psychological care of medical patients, a practical guide. 2nd ed. CR 108
London. RCP/RCPsych; 2003
25. Scope of Consultation-Liaison Psychiatry. The Royal Australian & New Zealand
College of Psychiatry. Available from: URL: http://www.ranzcp.org/ Accessed
November 17, 2012
26. Royal College of Psychiatrists’ Faculty of Liaison Psychiatry. Liaison psychiatry
and the management of long-term conditions and medically unexplained
symptomses. Faculty Report FR/LP.2012;1:6
27. Creed F. Liaison psychiatry for the 21st century: a review. Journal of the Royal
Society of Medicine.1991;84(-):414-417
27
28. Georgescua D, Caduffb F. Konsiliar- und Liaisonpsychiatrie in der Schweiz:
aktueller Stand und Perspektiven. Schweizer arciv fur neurologi und
psychiatri.2002;153(1):12-23
29. Handrinos D, McKenzie D, Smith GC. Timing of referral to a consultation-liaison
psychiatry unit. Psychosomatics.1998;39(4):311-7
30. Alhuthail YR. Psychiatric consultations and length of hospital stay.
Neurosciences.2008;13(2):161-4
31. Alhuthail YR. Timing of Referral to Consultation-liaison Psychiatry.
International Journal of Health Sciences, Qassim University.2009;3(2):165-70
32. Holmes A, Handrinos D, Theologus E, Salzberg M. Service use in consultation-
liaison psychiatry: guidelines for baseline staffing. The Royal Australian and New
Zealand College of Psychiatrists.June 2011;19(3):254-59
33. Kornfeld DS. Consultation-Liaison Psychiatry: Contributions to Medical Practice.
Am J Psychiatry.2002;159(-):1964-72
34. Hackett T, Cassem N. The Massachusets General Hospital Handbook of
Psychiatry. St.Lois, MO: Mosby. 1979
35. Aladjem AD. Consultation-Liaison Psychiatry in Comprehensive Textbook of
Psychiatry. 8th ed. Philadelphia, US. Lippincott Williams & Wilkins; 2005
36. Shakin Kunkel El, Thompson TL. The process of consultation and organization of
a consultation-liaison psychiatry service. In: Rundell JR, Wise MG (eds.) The
American Psychiatry Textbook of Consultation-Liaison Psychiatry. 1st ed.
Washington DC: American Psychiatric Publishing; 1996.
28
37. Bronheim HE, Fulop G, Kunkel EJ, Muskin PR, Schlinder BA, Yates WR, et al.
The Academy of Psychosomatic Medicine Practice Guidelines for Psychiatric
Consultation in the General Medical Setting. Psychosomatics.1998;39(-):8-30
38. Seymour J. Liaison psychiatry and older adults. The British Journal of
Psychiatry.2003;183(-):365-69
39. Lloyd GG, Mayou RA. Liaison Psychiatry or psychological medicine? The
British Journal of Psychiatry.2003;183(-):5-7
40. Holmes J, Bentley K, Cameron I. Between two stools: Psychiatric services for
older people in general hospitals. 1st ed. UK. University of Leeds,Academic Unit
of Psychiatry and Behavioural Sciences; 2002
41. Klykylo WM, Kay J. Clinical Child Psychiatry. 2nd ed. West Sussex PO19 8SQ,
England: John Wiley & Sons Ltd; 2005
42. Barlow JH, Ellard DR. Psycho-educational interventions for children with chronic
disease, parents and siblings: an overview of the research evidence base. Child
Care HealthDev.2004;30(-):637-45
43. Pless IB, Power C, Pekham CS. Long-term psychosocial sequelae of chronic
physical disorders in childhood. Pediatrics.1993;91(-):1131-36
44. Costello EJ, Edelbrock C, Costello AJ, Dulcan MK, Burns BJ, Brent D.
Psychopathology in Pediatric Primary Care: The New Hidden Morbidity.
Pediatrics.1988;82(3):414-25
45. Kiliç BG, Uslu R, Aysev A. A Preliminary Evaluation of Consultation-Liaison
Psychiatry Services For Children at A University Hospital: Lessons Learned to
Enhance Efficacy. New/Yeni Symposium Journal.2007;45(4):163-69
29
46. Steiner H, Shaw R. Psychiatric assessment and management of medically ill
children. In : Stoudemire A, Fogel BS, Greenberg DB, editors. Psychiatric Care
of the Medical Patient. 2nd ed. Oxford: Oxford University Press; 2000.p.1097-110
30