refarat epilepsi
TRANSCRIPT
-
8/20/2019 Refarat Epilepsi
1/30
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Epilepsi adalah gangguan otak kronis yang mempengaruhi orang-orang di
seluruh dunia. Epilepsi merupakan suatu kondisi neurologi dengan karakteristik
kejang yang berulang. Kejang terjadi karena adanya gangguan fungsi elektrik di
otak. Epilepsi dapat terjadi pada segala usia, mulai dari bayi sampai lanjut usia.
Lebih dari 50 juta penduduk dunia yang mengidap penyakit ini. 80% dari jumlah
penderita epilepsi berasal dari negara yang sedang berkembang dan 5%-nya
tidak mendapatkan pengobatan.!," #opulasi epilepsi aktif $penderita dengan
bangkitan tidak terkontrol atau yang memerlukan pengobatan diperkirakan antara
&-!0 per !000 penduduk per tahun, di negara berkembang diperkirakan '-!0 per
!000 penduduk.(
)atu kejang bukan berarti epilepsi karena hingga !0% dari h di seluruh
dunia pernah mengalami satu kejang selama masa hidupnya. Epilepsi
didefinisikan sebagai memiliki " kejang atau lebih tanpa ada yang mempro*okasi
kejang tersebut. Epilepsy sudah ada sejak tahun &000 )+ dan merupakan salah
satu kondisi tertua yang diakui dunia. Ketakutan, kesalahpahaman, diskriminasi,
dan stigma sosial mengelilingi epilepsi selama berabad-abad. )tigma dan
diskriminasi ini berasal dari masyarakat, lingkungan kerja, bahkan dari keluarga
penderita sendiri. )tigma akan epilepsi masih terus berlanjut di negara-negara
sampai saat ini dan berdampak pada kualitas hidup penderita juga keluarganya.!
+asyarakat menganggap baha penyakit epilepsi sebagai kutukan, guna-
guna, sihir, penyakit gila, dan penyakit turunan sehingga penderitanya
disembunyikan dan tidak diobati. )ebagai akibatnya banyak penderita epilepsi
yang tidak terdiagnosis dan mendapatkan pengobatan yang tepat sehingga
menimbulkan dapak klinik dan psikososial bagi penderita maupun keluarganya.&
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1
-
8/20/2019 Refarat Epilepsi
2/30
2
2.1. Definisi
Epilepsi adalah etusan listrik lokal pada substansia grisea otak yang
terjadi seaktu-aktu, mendadak, dan sangat epat yang dapat mengakibatkan
serangan penurunan kesadaran, perubahan fungsi motorik atau sensorik, perilaku
atau emosional yang intermiten dan stereotipik.5 Epilepsi adalah suatu kelainan di
otak yang ditandai adanya bangkitan epileptik yang berulang $lebih dari satu
episode. /nternational League gainst Epilepsy $/LE dan /nternational 1ureau
for Epilepsy $/1E pada tahun "005 merumuskan kembali definisi epilepsi yaitu
suatu kelainan otak yang ditandai oleh adanya faktor predisposisi yang dapat
menetuskan bangkitan epileptik, perubahan neurobiologis, kognitif, psikologis,
dan adanya konsekuensi sosial yang diakibatkannya. 2efinisi ini membutuhkan
sedikitnya satu riayat bangkitan epileptik sebelumnya. )edangkan bangkitan
epileptik didefinisikan sebagai tanda dan 3 gejala yang timbul sepintas $transien
akibat akti*itas neuron yang berlebihan atau sinkron yang terjadi di otak.'
4erdapat beberapa elemen penting dari definisi epilepsi yang baru
dirumuskan oleh /LE dan /1E yaitu'
a. 6iayat sedikitnya satu bangkitan epileptik sebelumnya.
b. #erubahan di otak yang meningkatkan keenderungan terjadinya bangkitan
selanjutnya.
. 1erhubungan dengan gangguan pada faktor neurobiologis, kognitif, psikologis,
dan konsekuensi sosial yang ditimbulkan.
Ketiga elemen di atas harus diperhatikan karena dalam menatalaksana
seorang penyandang epilepsi, tidak hanya faktor bangkitan atau kejang yang perlu
diperhatikan namun konsekuensi sosial yang ditimbulkan juga harus diperhatikan
seperti dikuilkan oleh masyarakat, stigma baha penyakit epilepsi adalah
penyakit menular, dan sebagainya.'
2.2. Etiologi
2
-
8/20/2019 Refarat Epilepsi
3/30
3
#enyebab terjadinya epilepsi adalah kelainan bangkitan listrik jaringan
saraf yang tidak terkontrol baik sebagian maupun seluruh bagian otak. Keadaan
ini bisa diindikasikan sebagai disfungsi otak. 7angguan fungsi otak yang bisa
menyebabkan lepasnya muatan listrik berlebihan di sel neuron saraf pusat, bisa
disebabkan oleh adanya faktor fisiologis, biokimiai, anatomis atau gabungan
faktor tersebut. 4iap-tiap penyakit atau kelainan yang dapat menganggu fungsi
otak atau fungsi sel neuron di otak, dapat menyebabkan timbulnya bangkitan
kejang atau serangan epilepsi.8
Etiologi epilepsi dapat dibagi ke dalam tiga kategori, sebagai berikut
!. /diopatik tidak terdapat les strutural di otak atau defiit neurologis.
2iperkirakan mempunyai predisposisi geneti dan umumnya berhubungan
dengan usia.
". Kriptogenik dianggap simtomatis tetapi penyebabnya belum diketahui. 9ang
termasuk di dalamnya adalah sindrom :est, sindrom Lenno;-7astaut, dan
epilepsi mioklonik. 7ambaran klinis sesuai dengan ensefalopati difus.
(. )imtomatis bangkitan epilepsi disebabkan oleh kelainan3lesi strutural pada
otak, misalnya< edera kepala, infeksi ))#, kelainan ongenital, lesi desak
ruang, gangguan peredaran darah otak, toksik $alkohol,obat, metaboli,
kelainan neurodegeneratif.
2.3. Klasifikasi
Klasifikasi International League Against Epilepsy $/LE !8! untuk
kejang epilepsi!0
=> Klasifikasi Kejang Epilepsi
! Kejang #arsial Kejang #arsial
sederhana
- Kejang parsial sederhana dengan gejala
motorik
- Kejang parsial sederhana dengan gejala
somatosensorik atau sensorik khusus
- Kejang parsial sederhana dengan gejala
psikis
3
-
8/20/2019 Refarat Epilepsi
4/30
4
Kejang parsial
kompleks
- Kejang parsial kompleks dengan onset
parsial sederhana diikuti gangguan
kesadaran
- Kejang parsial kompleks dengan gangguan
kesadaran saat onset
Kejang parsial
sederhana yang
menjadi kejang
generalisata
sekunder
- Kejang parsial sederhana menjadi kejang
umum
- Kejang parsial kompleks menjadi kejang
umum
- Kejang parsial sederhana menjadi kejang
parsial kompleks dan kemudian menjadi
kejang umum
" Kejang ?mum - Kejang absans
- bsans atipikal
- Kejang mioklonik
- Kejang klonik
- Kejang tonik-klonik - Kejang atonik
( 9ang tidak tergolongkan
Klasifikasi International League Against Epilepsy $/LE !8! untuk
epilepsy dan sindroma epilepsi!0
=> Klasifikasi Epilepsi dan )indroma Epilepsi
! @okal3parsial
$localized related
/diopatik
$berhubungan
dengan usia aitan
- Epilepsi benigna dengan gelombang
paku di daerah sentrotemporal
$childhood epilepsi with centrotemporal spikesI
- Epilepsi benigna dengan gelombang
paroksismal pada daerah oksipital.
- Epilepsi prmer saat membaa $ primary
reading epilepsi
)imtomatis - Epilepsi parsial kontinua yang kronis progresif pada anak-anak $ Kojenikow’s
Syndrome
- )indrom dengan bangkitan yang
dipresipitasi oleh suatu rangsangan
4
-
8/20/2019 Refarat Epilepsi
5/30
5
$kurang tidur, alkohol, obat-obatan,
hiper*entilasi, refleks epilepsi, stimulasi
fungsi kortikal tinggi, membaa
- Epilepsi lobus temporal
- Epilepsi lobus frontal
- Epilepsi lobus parietal
- Epilepsi oksipital
Kriptogenik
" Epilepsi umum /diopatik $berurutan
sesuai dengan usia
aitan
- Kejang neonates familial benigna
- Kejang neonates benigna
- Kejang epilepsi mioklonik pada bayi
- Epilepsi lena pada anak
- Epilepsi lena pada remaja
- Epilepsi mioklonik pada remaja
- Epilepsi dengan bangkitan umum tonik-
klonik pada saat terjaga
- Epilepsi umum idiopatik lain yang tidaktermasuk salah satu di atas
- Epilepsi tonik klonik yang dipresipitasi
dengan akti*asi yang spesifik
Kriptogenik
$berurutan sesuai
dengan peningkatan
usia
- )indrom :est $spasme infantile dan
spasme salam
- )indrom Lenno;-7astaut
- Epilepsi mioklonik astatik
- Epilepsi mioklonik lena
)imtomatis - Etiologi nonspesifikEnsefalopati mioklonik dini
Ensefalopati pada infantile dini dengandengan burst suppression
Epilepsi simtomatis umum lainnya
yang tidak termasuk di atas
- )indrom spesifik
- 1angkitan epilepsi sebagai komplikasi
penyakit lain.
5
-
8/20/2019 Refarat Epilepsi
6/30
6
( Epilepsi dan
sindrom yang tidak
dapat ditentukan
fokal atau umum
1angkitan umum
dan fokal
- 1angkitan neonatal
- Epilepsi mioklonik berat pada bayi- Epilepsi dengan gelombang paku
kontinu selama tidur dalam
- Epilepsi afasia yang didapat $)indrom
Landau-Kleffner
- Epilepsi yang tidak termasuk klasifikasi
di atas
4anpa gambaran
tegas fokal atau
umum
& )indroma khusus 1angkitan yang
berkaitan dengan
situasi tertentu
- Kejang demam
- 1angkitan kejang3status epileptikus yang
timbul hanya sekali isolated
- 1angkitan yang hanya terjadi bila
terdapat kejadian metaboli akut, atau
toksis, alkohol, obat-obatan, eklamsia,
hiperglikemi nonketotik.
- 1angkitan berkaitan dengan penetusspesfik $epilepsi refrektorik
2.. Patofisiologi
=euron memiliki potensial membran, hal ini terjadi karena adanya
perbedaan muatan ion-ion yang terdapat di dalam dan di luar neuron. #erbedaan
jumlah muatan ion-ion ini menimbulkan polarisasi pada membran dengan bagian
intraneuron yang lebih negatif. =euron bersinapsis dengan neuron lain melalui
akson dan dendrit. )uatu masukan melalui sinapsis yang bersifat eksitasi akan
menyebabkan terjadinya depolarisasi membran yang berlangsung singkat,
kemudian inhibisi akan menyebabkan hiperpolarisasi membran. 1ila eksitasi
ukup besar dan inhibisi keil, akson mulai terangsang, suatu potensial aksi akan
dikirim sepanjang akson, untuk merangsang atau menghambat neuron lain,
sehingga terjadilah epilepsi.&
Epilepsi ditandai oleh bangkitan berulang yang diakibatkan oleh akti*itas
listrik yang berlebihan pada sebagian atau seluruh bagian otak. )eorang penderita
6
-
8/20/2019 Refarat Epilepsi
7/30
7
dikatakan menderita epilepsi bila setidaknya mengalami dua kali bangkitan tanpa
pro*okasi. 1angkitan epilepsi disebabkan oleh ketidakseimbangan antara faktor
eksitasi dan inhibisi serebral, bangkitan akan munul pada eksitabilitas yang tidak
terkontrol. #ada sebagian besar kasus tidak dijumpai kelainan anatomi otak,
namun pada beberapa kasus epilepsi disertai oleh kerusakan struktural otak yang
mengakibatkan disfungsi fisik dan retardasi mental.!!
2.!. Diagnosis
da ( langkah untuk menuju diagnosis epilepsi, yaitu(
a. Langkah pertama +emastikan apakah kejadian yang bersifat paroksisimal
merupakan bangkitan epilepsi.
b. Langkah kedua pabila benar terdapat bangkitan epilepsi, maka tentukanlah
bangkitan tersebut termasuk tipe bangkitan yang mana.
. Langkah ketiga tentukan sindrom epilepsi apa yang ditunjukkan oleh
bangkitan tadi, atau penyakit epilepsi apa yang diderita oleh pasien dan
tentukan etiologinya.
2iagnosis epilepsi ditegakkan atas dasar adanya bangkitan epilepsi
berulang $minimum " kali tanpa pro*okasi, dengan atau tanpa adanya gambaran
epileptiform pada EE7.(
)eara lengkap urutan pemeriksaan untuk menuju ke diagnosis adalah sebagai
berikut
a. namnesis
namnesis harus dilakukan seara ermat, rini dan menyeluruh.
#enjelasan perihal segala sesuatu yang terjadi sebelum, selama dan sesudah
serangan $meliputi gejala dan lamanya serangan merupakan informasi yang
sangat berarti dan merupakan kuni diagnosis.!"
namnesis $auto dan aloanamnesis, meliputi(
! 7ejala sebelum, selama dan paska bangkitan
a Keadaan penyandang saat bangkitan duduk 3 berdiri 3 berbaring 3 tidur 3
berkemih.
b 7ejala aitan $aura, gerakan 3 sensasi aal 3 speech arrest .
7
-
8/20/2019 Refarat Epilepsi
8/30
8
pa yang tampak selama bangkitan $#ola 3 bentuk bangkitan gerakan tonik
3 klonik, *okalisasi, otomatisme, inkontinensia, lidah tergigit, puat,
berkeringat, maupun de*iasi mata.
d Keadaan setelah kejang bingung, terjaga, nyeri kepala, tidur, gaduh gelisah,
atau 4oddAs paresis.
e pakah terdapat lebih dari satu pola bangkitan, atau terdapat perubahan pola
bangkitan.
" da 3 tidaknya penyakit lain yang diderita sekarang, maupun riayat penyakit
neurologik dan riayat penyakit psikiatrik maupun penyakit sistemik yang
mungkin menjadi penyebab.
( ?sia aitan, durasi, frekuensi bangkitan, dan inter*al terpanjang antar
bangkitan.
& 6iayat bangkitan neonatal 3 kejang demam.
b. #emeriksaan fisik umum dan neurologis
#emeriksaan fisik harus menepis sebab-sebab terjadinya serangan dengan
menggunakan umur dan riayat penyakit sebagai pegangan. #ada pasien anak,
pemeriksa harus memperhatikan adanya keterlambatan perkembangan,
organomegali, dan perbedaan ukuran antara anggota tubuh dapat menunjukkan
aal gangguan pertumbuhan otak unilateral.!"
. #emeriksaan penunjang
! #emeriksaan laboratorium
o
#emeriksaan hematologis#emeriksaan ini menakup hemoglobin, leukosit dan hitung jenis,
hematokrit, trombosit, apusan darah tepi, elektrolit $natrium, kalium, kalsium,
magnesium, kadar gula darah seaktu, fungsi hati $)7>43)7#4, ureum,
kreatinin dan albumin.
- al pengobatan sebagai salah satu auan dalam menyingkirkan diagnosis
banding dan pemilihan >E
- 2ua bulan setelah pemberian >E untuk mendeteksi samping >E
8
-
8/20/2019 Refarat Epilepsi
9/30
9
- 6utin diulang setiap tahun sekali untuk memonitor samping >E, atau bila
timbul gejala klinis akibat efek samping >E.(
o #emeriksaan kadar >E
#emeriksaan ini idealnya untuk melihat kadar >E dalam plasma saat
bangkitan belum terkontrol, meskipun sudah menapai dosis terapi maksimal atau
untuk memonitorkepatuhan pasien.(
" Elektro ensefalografi $EE7
6ekaman EE7 merupakan pemeriksaan yang paling berguna pada dugaan suatu bangkitan untuk
o +embantu menunjang diagnosis
o +embantu penentuan jenis bangkitan maupun sintrom epilepsi.
o +embatu menentukanmenentukan prognosis
o +embantu penentuan perlu3 tidaknya pemberian >E.(
( #emeriksaan penitraan otak
1erguna untuk mendeteksi lesi epileptogenik diotak. +6/ beresolusi tinggi$ minimal !,5 4esla dapat mendiagnosis seara non-in*asif berbagai maam lesi
patologik misalnya mesial temporal sclerosis, glioma, ganglioma, malformasi
ka*ernosus, 2=E4 $dysemryoplastic neuroepithelial tumor !, tuerous
sclerosiss.(
"uctional rain imaging seperti #ositron Emission $omography %#E$!,
Singel #hoton Emission &omputed $omography %S#E&$! dan 'agnetic
(esonance Spectroscopy %'(S! bermanfaat dalam memberikan informasi
tambahan mengenai dampak perubahan metabolik dan perubahan aliran darah
regional di otak berkaitan dengan bangkitan.(
/ndikasi pemeriksaan neuroimaging $ 4 san kepala atau +6/ kepala
pada kasus kejang adalah bila munul kejang unpro)oked pertama kali pada usia
deasa. 4ujuan pemeriksaan neuroimaging pada kondisi ini adalah untuk menari
adanya lesi strutural penyebab kejang. 4 san kepala lebih ditujukan untuk
kasus kegaatdaruratan, karena teknik pemeriksaannya lebih epat. 2i lain pihak
9
-
8/20/2019 Refarat Epilepsi
10/30
10
+6/ kepala diutamakan untuk kasus elektif. 1ila ditinjau dari segi sensiti*itas
dalam menentukan lesi kasus elektif. 1ila ditinjau dari segi sensiti*itas dalam
menentukan lesi strutural, maka +6/ lebih sensiti*e dibandingkan 4 san
kepala.(
& #emeriksaan neuropsikologi
#emeriksaan ini mungkin dilakukan terhadap pasien epilepsi dengan
pertimbangan akan dilakukan terapi pembedahan. #emeriksaan ini khususnya
memperhatikan apakah ada tidaknya penurunan fungsi kognitif, demikian juga
dengan pertimbangan bila ternyata diagnosisnya ada dugaan serangan kejang yang
bukan epilepsi.!(
2.". Penatalaksanaan
4ujuan utama penatalaksanaan epilepsi adalah mengupayakan penderita
epilepsi dapat hidup normal dan terapai kualitas hidup optimal untuk penyandang
mental yang dimilikinya. Barapannya adalah bebas bangkitan, tanpa efek
samping. ?ntuk terapainya tujuan tersebut diperlukan beberapa upaya, antara
samping3dengan efek samping yang minimal, menurunkan angka kesakitan dan
kematian.(
#enatalaksanaan epilepsi terdapat penatalaksanaan farmakologi dan
nonfarmakologi.
Prinsi# Penatalaksanaan $ar%akologi3
- >bat anti epilepsi $>E diberikan apabila
!. 2iagnosis epilepsi sudah dipastikan". 4erdapat minimum dua bangkitan dalam setahun
(. #enyandang dan atau keluarganya sudah menerima penjelasan tentang tujuan
pengobatan.
&. #enyandang dan3 atau keluarga telah diberitahu tentang kemungkinan efek
samping yang timbul dari >E.
5. 1angkitan terjadi berulang alaupun fator penetus sudah dihindari
$misalnya alohol, kurang tidur, stress, dll
10
-
8/20/2019 Refarat Epilepsi
11/30
11
- 4erapi dimulai dengan monoterapi, menggunakan >E pilihan sesuai dengan
jenis bangkitan dan jenis sindrom epilepsi.
- #emberian obat dimulai dimulai dari dosis rendah dan dinaikkan bertahap
sampai dosis efektif terapai atau timbul efek samping.
- Kadar obat dalam plasma ditentukan bila
o 1angkitan tidak terkontrol dengan dosis efektif
o 2iduga ada perubahan farmakokinetik >E $disebabkan oleh kehamilan,
penyakit hati, penyakit ginjal, gangguan absorpsi >E
o 2iduga penyandang tidak patuh pada pengobatan
o )etelah penggantian dosis3regimen >E
o ?ntuk melihat interaksi antara >E atau obat lain.
- 1ila dengan penggunaan >E pertama dosis maksimum tidak dapat mengontrol
bangkitan, maka diganti dengan >E kedua. aranya bila >E telah menapai
kadar terapi, maka >E pertama diturunkan bertahap $tapering off. 1ila terjadi
bangkitan saat penurunan >E pertama maka kedua >E tetap diberikan. 1ila
responsyang didapat buruk, kedua >E hareus diganti dengan >E yan g lain.
#enambahan >E ketiga baru dilakukan bila terdapat respons dengan >E
kedua, tetapi respons tetap suboptimal alaupun pergunaan kedua >E pertama
sudah maksimal.!&
- >E kedua harus memiliki mekanisme kerja yang berbeda dengan >E
pertama
- #enyandang dengan bangkitan tunggal direkomendasikan untuk dimulai terapi
bila kemungkinan kekambuhan tinggi, yaitu bila!5,!'
o 2ijumpai fokus epilepsi yang jelas pada EE7
o #ada pemeriksaan 4 san atau +6/ otak dijumpai lesi yang berkorelasi
dengan bangkitan< misalnya meningioma, neoplasma otak, C+, abses otak
ensafalitis herpes.
11
-
8/20/2019 Refarat Epilepsi
12/30
12
o #ada pemeriksaan neurologis dijumpai kelainan yang mengarah pada adanya
kerusakan otak
o 4erdapatnya riayat epilepsi pada saudara sekandung $bukan orang tua
o 6iayat bangkitan simtomatis
o 4erdapat sindrom epilepsi yang berisiko kekambuhan tinggi seperti D+E
$ *u)enile 'yoclonic Epilepsi!
o 6iayat trauma kepala terutama yang disertai penurunan kesadaran stroke,
infeksi ))#
o 1angkitan pertama berupa status epileptikus
- Efek samping >E perlu diperhatikan, demikian pula halnya dengan profil
farmakologis tiap >E dan interaksi farmnakokinetik antar->E.
- )trategi untuk meneghah efek samping
o #ilih >E yang paling ook untuk karakteristik penyandang
o 7unakan titrasi dengan dosis terkeil dan rumatan terkeil mengau pada
sindrom epilepsi dan karakteristik penyandang.
JENIS &BAT ANTIEPILEPSI DAN 'EKANIS'E KE(JAN)A
#emilihan >E didasarkan atas jenis bangkitan epilepsi, dosis >E, efek
samping >E, profil farmakologi, interaksi antara >E.
Pe%ili*an o+at anti,e#ile#si atas -asar enis +angkitan e#ile#si3
TIPE KEJAN/ DAN
SIND(&'A EPILEPSI&BAT LINI PE(TA'A &BAT LINI KEDUA
Kejang sederhana dan kejang
parsial kompleks, kejang umum
tonik-klonik primer dan
sekunder
arbamaepine, *alproate dan
phenytoin
Le*etiraetam, etaolamide,
lobaam, lonaepam,
ethosu;imideF, gabapentin,
lamotrigine, , o;arbaepine,
phenobarbital, primidoneF,
tiagabineF, topiramate, *igabatrin
7eneralied absene seiures Calproate, ethosu;imdeF etaolamide, lobaam,
12
-
8/20/2019 Refarat Epilepsi
13/30
13
lonaepam , lamotrigine,
phenobarbital, primidoneF
typial absene, toni andloni seiures
Calproate etaolamide, arbamaepine,
lobaam, lonaepam,
ethosu;imideF , lamotrigine,
o;arbaepine, phenobarbital,
phenytoin, primidoneF, topiramate
+yoloni seiures Calproate lobaam, lonaepam,
ethosu;imideF , lamotrigine,
phenobarbital, piraetam, primidoneF
Fbelum tersedia di /ndonesia
#edoman >E lini pertama pada orang deasa(
&BAT INDIKASID&SIS
A0AL
D&SIS
HA(IAN
U'U'
'iligra%
D&SIS
(U'ATAN
JU'LAH
D&SIS PE(
HA(I
0AKTU
PA(UH
PLAS'A
Ja%
arbamaepine #arsial G K?4K &00 '00 '00-!"00 "-(F !'-('
#henytoin #arsial G K?4Katau status
epileptius
(00 (00 (00-500 ! "&-&0
Calproi aid #arsial G K?4K 500-!000 !000 !000-(000 " 8-!'
#henobarbital Parsial KUTK4
keang neonatal4 ata5
stat5s e#ile#ti65s
'0-0 !"0 0-!"0 ! "-!"0 H
&8 I
#rimidone Parsial KUTK !00-!"5 500 "50-!500 (
Ethosu;imide Keang a+sans 5%5% 500 !000 !000-"000 "
lonaepam E#ile#si %ioklonik4
sin-ro%a L,/4
s#as%e infantil4 ata5
stat5s e#ile#sti65s
! & "-8 ! or "
+ K$K %Kejang mum $onik Klonik! L-. %Lenno/ .astaut! 01 dewasa 2 1 anak-anak
#edoman dosis obat anti epilepsy yang baru(
13
-
8/20/2019 Refarat Epilepsi
14/30
14
&BAT INDIKASI D&SIS A0AL D&SIS(U'ATAN
0AKTU
PA(UH
DALA'PLAS'A
JA'
Le*etiraetam H #arsial G K?4K) " J !000 mg3hari
!000 mg3hari " k
!000-(000 mg3hari not established
7abapentin #arsial G K?4K)
$deasa
(00 mg3hari <
↑ (00mg3hari 34-5d
00-('00 mg3hari '
Lamotrigine H #arsial G K?4K)
$deasa
"5-50mg3d<
↑ 50mg !-" k< or
"5mg "d< ith C#
)ampai 00
mg3hari $!00-!50
mg3hari denganC#
"5 $!"-!& dengan
obat-obat induksi
enim < '0dengan C#
@elbamate #arsial G K?4K)
$deasa
)indroma L-7
"-( J &00 mg3hari
$↓ onomitant #B4,
1,C# tiap "0-
((% dengan dosis ↑
tiap &00-'00 mg3d
"k
(-& ; !5 mg3kg3d< $↓
onomitant #B4,
1,C# tiap "0-
((%, dengan dosis ↑
!5 mg3kg3d !-" k
!800-&800 mg3d
sampai &5 mg3kg3d
"0-"(
lobaam #arsial G K?4K) !0mg b atau
" J!0 mg3hari
"0-(0mg3hari
sampai '0mg3d
(0-&'
>;arbaepine H #arsial G K?4K) " J (00mg3d !"00-"&00mg3hari 8-"&
4iagabineFF #arsial G K?4K) 4idak 4ersedia ("-5'mg3hari '-8
4opiramateH #arsial G K?4K) !00 mg3hari < ↑
"5 -50 mg3hari tiap
minggu
&00-!000mg3hari "0-"&
CigabatrineFF #arsial G K?4K)
2imungkinkan
untuk spasme
infantil
" J 500 mg3hari )ampai ( g3hari &-8 $efek
berlangsung
sampai ( hari
onisamideF #arsial G K?4K) !00-"00 mg3hari
!00 mg3hari !-" k
&00-'00 mg3hari 50-'8 $"-(8
dengan obat-obat
induksi enim
FF - di /ndonesia tidak tersedia dan dilaporkan banyak efek samping
14
-
8/20/2019 Refarat Epilepsi
15/30
15
K?4K) Kejang ?mum 4onik-Klonik )ekunder < L-7 M Lenno;-7astaut < M e*ery < b M at bedtime
atatan ada obat yang sudah diakui sebagai mono terapi yaitu o;arbaepine, lamotrigin, topiramat,
le*etriraetam untuk mioklonik .
#edoman dosis obat anti epilepsy klasik pada anak-anak (
&BAT INDIKASI
D&SIS
A0AL
D&SIS (U'ATAN
STANDA(
(AN/E
JU'LAH
D&SIS7
HA(I
TA(/ET
K&NSENT(ASI
&BAT DALA'
DA(AH (AN/E
+g3kg3hari Ng3mg7
arbamaepine #arsial G K?4K) 5 !0-"5 "-& '-!"
#henytoin #arsial G K?4K) atau status
epilepsi
5 5-!5 ! or " !0-"0
Calproi aid #arsial G K?4K) 5 !5-&0 !-( 50-!00
#henobarbital #arsial G K?4K), kejang
neonatal, atau status epileptikus
& &-8 ! or " !0-&0
#rimidone #arsial G K?4K) !0 "0-(0 ! or " 5-!"
Ethosu;imide Kejang absans umum !0 !5-(0 ! or " &0-!00
lonaepam Epilepsi mioklonik, sindroma
Lenno;-7astaut, spasme
infantil, atau status epileptikus
0.0"5 0.0"5-0.! " or ( none
K$KS 1 Kejang mum $onik-Klonik Sekunder
Efek samping obat anti epilepsi klasik
(
D(U/SIDE E$$E8T
TE(KAIT D&SIS IDI&SINK(ETIK
arbamaepin 2iplopia, dizziness, nyeri kepala,
mual, mengantuk, neutropenia,
hiponatremia
6uam morbiliform,
agranulositosis, anemia aplastik,
efek hepatotoksik, )indroma
)te*ens-Dohnson, teratogenecity
#henytoin =istagmus, ata;ia, mual, muntah,
hipertrofi gusi, depresi,
mengantuk, parado/ical increase
Deraat, oarse faies, hirsutism,
cariasis, lupus-like syndrome,
ruam, )indroma )te*ens-Dohnson,
15
-
8/20/2019 Refarat Epilepsi
16/30
16
in seizure, anemia megaloblastik 6upuytren’s contracture, efek
hepatotoksik, teratogenicity
Calproi aid 4remor, berat badan bertambah,
dispepsia, mual, muntah,
kebotakan, tetratogenicity
#ankreatitis akut, efek
hepatotoksik, trombositopenia,
ensefalopati , udem perifer
#henobarbital Kelelahan, listlesness, depresi,
insomnia $pada anak,
distractaility $pada anak,
hiperkinesia $pada anak,
irritaility $pada anak
6uam makulopapular, e/foliation,
nekrosis epidermal toksik, efek
hepatotoksik, arthritic changes,
6upuytren’s contracture,
teratogenicity
#irimidone Kelelahan, listlessness, depresi,
psikosis, libido menurun,
impoten
6uam, agranulositosis,
trombositopenia, lupus-like
syndrome, teratogenicity
Ethosu;imide +ual, anoreksia, muntah agitasi,
mengantuk, nyeri kepala,
lethargy
6uam, eritema multiformis,
)indroma )te*en-Dohnson, lupus-
like syndrome, agranulositosis,
anemia aplastik
lonaepam Kelelahan, sedasi, mengantuk,
dizziness, agresi $pada anak
hiperkinesia $pada anak
6uam, trombositopenia
Efek samping obat anti epilepsi baru(
&BAT E$EK SA'PIN/ UTA'AE$EK SA'PIN/ )AN/LEBH SE(IUS NA'UN
JA(AN/
Le*etiraetam )omnolen, asthenia, sering
munul ataksia. Duga dilaporkan
penurunan keil kadar sel darah
merah, hemoglobin, dan
hematokrit.
7abapentin )omnolen, kelelahan, ataksia,
dizziness, gangguan saluran erna
16
-
8/20/2019 Refarat Epilepsi
17/30
17
Lamotrigine 6uam, dizziness, tremor, ataksia,
diplopia, nyeri kepala, gangguan
saluran erna
)indroma )te*ens- Dohnson
lobaam )edasi, dizziness, irritaility,
depresi, disinhiition
Cigabatrin #erubahan perilaku, depresi,
sedasi, kelelahan, berat badan
bertambah, gangguan saluran
erna
#sikosis
>;arbaepine 6izziness, diplopia, ataksia, nyeri
kepala, kelemahan, ruam,hiponatremia
onisamide )omnolen, nyeri kepala, dizziness,
ataksia, renal calculi
4iagabine &onfusion, dizziness, gangguan
saluran erna, anoreksia,
kelelahan
4opiramate 7angguan kognitif, tremor,
dizziness, ataksia, nyeri kepala,
kelelahan, gangguan saluran
erna, renal calculi
2osis obat untuk status epileptikus kon*ulsif (
Drug Route Adult Dose Pediatric Dose
lomethiaole /C /nfusa dalam
0,8% airan
&0-!00 ml $("0-800 pada
pemberian 5-!5 ml3menit,
kemudian dilanjutkan 0,5-"0
ml3menit
0,! ml3kg3menit
meningkat tiap "-& jam
sesuai yang dibutuhkan
lonaepam /C 1olus
/C /nfusa
! mg pada pemberian O "
mg3menit
2osis rumatan !0 mg3"& jam
"50-500 Pg pada
pemberian O " mg3menit
17
-
8/20/2019 Refarat Epilepsi
18/30
18
2iaepam /C 1olus
6etal
/C /nfus
!0-"0 mg pada pemberianO 5
mg3menit
!0-(0 mg
( mg3kg3hari
0,"5-0,5 mg3kg pada
pemberian "-5 mg3menit
0,5-0,5 mg3kg
"00-(00 Pg3kg3hari
@osphenytoin /C 1olus !5 mg #E3kg pada rentang
pemberian O!00-!50
mg3#E3menit.
2osis rumatan &-5 mg3kg3hari
/C atau /+
/soflurane /nhalasi End tidal concentrations dari
0,8-"% untuk rumatan.
7urst supression.
Lidoaine /C 1olus
/C /nfus
!,5-",0 mg3kg pada pemberian
O 50 mg3menit
2osis rumatan (-& mg3kg3jam
Loraepam /C 1olus & mg 0,! mg3kg
0,!5-0,( mg3kg
+idaolam /+ atau 6etal
/C 1olus
/C /nfusa
1ual
5-!0 mg
0,!-0,( mg3kg pada pemberian
O & mg3menit
0,05-0,& mg3kg3jam
!0 mg
#araldehyde /+ atau 6etal 5-!0 ml $mendekati ! g3ml
dalam *olume air yang setara.
0,0-0,(5 ml3kg
#entobarbital /C /nfusa 5-"0 mg3kg pada rentang
pemberian O "5 mg3menit,
dilanjutkan 0,5-!,0 mg3kg3jam
meningkat sampai !-(
mg3kg3jam
18
-
8/20/2019 Refarat Epilepsi
19/30
20
/nteraksi farmakokinetik antar obat anti epilepsi(
>E
4+1B=
>E 9=7 4E6KE= 2+#K /=4E6K)/
1 L1 # E)+ 71
#
L+ LE
C
>J
#1 #B4 #6+ 4#+ C# C71
61+E#/=
L>1+
L>=E#+
E4B>)?J/+/2E
71#E=4/=
L+>46/7/=E
LECE4/6E4+
>J61E#/=E
#BE=>161/4L
#BE=94>/=
#6/+/2>=E
4>#/6+4E
CL#6>4E
C/7146/=E
/
↓1
>
>
>
>
>
/
↓1
↓1
>
↑↑
1E>
↓L
1
-
>
>
>
>
>
>
↓1
↓1
↓1
>
>
↓ #
>
-
>
>
>
>
>
↓#
↓#
↓#
>
>
>
↓ E)+
>
>
-
>
>
>
>
↓E)+
↓E)+
↓E)+
>
↑3↓E)
+>
>
>
>
>
-
>
>
>
>
>
>
>
>
>
↓L+
>
>
>
>
-
>
>
↓↓L
+
↓↓L
+
↓↓L
+
>
↑↑L
+
>
>
>
>
>
>
-
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
-
>
>
>
>
>
>
>
↑#1
>
>
>
>
>
>
-
↑↑#1
=#
>
↑↑#1
↑#1
↑↑3↓↓ #B4
↑3↓#B4
↑3↓#B4
↑#B4
>
>
>
>
↑↑3↓↓ #B4
-
↑↑3↓↓
#B4
↑↑#B4
↑↑3↓↓ #B4
↓↓#B4
↓ #6+
↓#6+
>
>
>
>
>
>
=#
↑3↓#6
+
-
>
↑#6+
↑#6+
↓ 4#+
>
>
>
>
Q
>
>
↓↓4#+
↓↓4#+
↓↓4#+
-
>
>
↓↓ C#
↑C#
>
↓↓ C#
>
>
>
>
↓↓ C#
↓↓ C#
↓↓ C#
↓↓ C#
-
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
-
20
-
8/20/2019 Refarat Epilepsi
20/30
22
>
>
> none antiipated, ↓ infreuently derease in onentration, ↓↓ freuently derease, ↑ infreuently inrease, ↑↑ freuently inrease, / autoindution,
AED : antiepileptic drug, NCP : nt c!!nl" pre#cri$ed, C%&E : car$a!a'epine ep(ide
22
-
8/20/2019 Refarat Epilepsi
21/30
24
PEN/HENTIAN &AE1941:41;
#ada deasa< penghentian >E seara bertahap dapat dipertimbangkan
setelah (-5 tahun bebas bangkitan. >E dapat dihentikan tanpa kekambuhan pada
'0% pasien. 2alam hal penghentian >E, maka ada hal penting yang perlu
diperhatikan, yaitu syarat umum untuk menghentikan >E dan kemungkinan
kambuhan bangkitan setelah >E dihentikan.
)yarat umum untuk menghentikan pemberian >E adalah sebagai
berikut(
- )etelah minimal ( tahun bebas bangkitan dan gambaran EE7 normal
- #enghentian >E disetujui oleh penyandang atau keluarganya.
- Barus dilakukan seara bertahap, "5% dari dosis semula setiap bulan dalam
jangkat aktu (-' bulan
- 1ila dilakukan lebih dari ! >E, maka penghentian dimulai dari ! >E yang
bukan utama.
Kekambuhan setelah penghentian >E akan lebih besar kemungkinannya
pada keadaan sebagai berikut(
- )emakin tua usia kemungkinan timbul kekambuhan semakin tinggi
- Epilepsi simtomatis
- 7ambaran EE7 yang abnormal
- 1angkitan yang sulit terkontrol dengan >E
- 4ergantung bentuk sindrom epilepsi yang diderita, sangat jarang pada sindrom
epilepsi benigna dengan gelombang tajam pada daerah sentrotemporal, 5-"5%
pada epilepsi lena masa anak keil,"5-5%, epilepsi parsial
kriptogenik3simtomatis, 85-5% pada epilepsi mioklonik pada anak, dan D+E.
- #enggunaan lebih dari satu >E.
- 4elah mendapat terapi !0 tahun atau lebih $kemungkinan kekambuhan lebih
keil pada penyandang yang telah bebas bangkitan selama (-5 tahun, atau lebih
dari lima tahun.
1ila bangkitan timbul kembali maka gunakan dosis efektif terakhir
$sebelum pengurangan dosis >E, kemudian die*aluassi kembali.
6ujukan ke spesialis epilepsi perlu ditimbangkan bila!8
24
-
8/20/2019 Refarat Epilepsi
22/30
26
- 4idak responsi*e terhadap " >E pertama
- 2itemukan efek samping yang signifikan dengan terapi
- 1erenana untuk hamil
- 2ipertimbangkan untuk penghentian terapi.
TE(API TE(HADAP EPILEPSI (ESISTEN &AE
9ang dimaksud dengan epilepsi resisten >E adalah kegagalan setelah
menoba dua >E pilihan yang dapat ditoleransi, dan sesuai dosis $ baik sebagai
monoterapi atau kombinasi yang menapai kondisi bebas bangkitan.(
)ekitar "5-(0% penyandang akan berkembang menjadi epilepsi resisten>E. #enanganan epilepsi resisten >E menakup hal-hal sebagai beriku(
- Kombinasi >E
- +engurangi dosis >E $ pada >E induced seizure
- 4erapi bedah
- 2ipikirkan penggunaan terapi nonfarmakologis.
Tera#i Non$ar%akologis
- )timulasi =.Cagus"0
4erapi aju*an untuk mengurangi frekuensi bangkitan pada penyandang epilepsi
refrakter usia deasa dan anak-anak yang tidak memenuhi syarat operasi.
2apat digunakan pada bangkitan parsial dan bangkitan umum.
- 6eep 7rain Stimulation
- 2iet ketogenik "0
- /nter*ensi #sikologi
6elaksasi , eha)ioral cogniti)e therapy, dan iofeedack
26
-
8/20/2019 Refarat Epilepsi
23/30
28
Ko%+inasi &AE
-
8/20/2019 Refarat Epilepsi
24/30
30
Definisi
)tatus epileptikus $)E adalah bangkitan yang berlangsung lebuh dari (0
menit, atau adanya dua bangkitan atau lebih dan diantara bangkitan-bangkitan tadi
tidak terdapat pemulihan kesadaran. =amun demikian penanganan bangkitan
kon*ulsif harus dimulai bila bangkitan kon*ulsif sudah berlangsung lebih dari 5-
!0 menit. )E merupakan keadaan kegaatdaruratan yang memerlukan
penanganan dan terapi segera guna menghentikakn bangkitan $ dalam aktu (0
menit."&-"' 2ikenal dua tipe )E< )E kon*usif $terdapat bangkitan motorik dan
)E non-konfusif $tidak terdapat bangkitan motorik.(
Definisi erasional Stat5s E#ile#tik5s Kon=5lsif 2>
)tatus epileptikus kon*ulsif adalah bangkitan dengan durasi lebih dari 5 menit,
atau bangkitan berulang " kali atau lebih tanpa pulihnya kesadaran diantara
bangkitan.
Definisi Stat5s E#ile#tik5s Nonkon=5lsif 2>
)tatus epileptikus nonkon*ulsif adalah sejumlah kondisi saat akti*itas bangkitan
elektrografik memanjang $EE7 status dan memberikan gejala klinis nonmotorik
termasuk perubahan perilaku atau 8 awareness9:
)E dibedakan dari bangkitan serial $ freuent seiures, yaitu bangkitan tonik
klonik yang berulang tiga kali atau lebih dalam satu jam.
Klasifikasi Stat5s E#ile#tik5s3
1erdasarkan klinis
- )E fokal
- )E general
1erdasarkan durasi
- )E 2ini$ 5-(0 menit
- )E menetap3 Established$S(0 menit
- )E 6efrakter $ bangkitan tetap ada setelah mendapat dua atau tiga jenis
antikon*ulsan aal dengan dosis adekuat
)tatus epileptikus nonkon*ulsi*us $)E-=K dibagi menjadi dua kelompok utama
- )E-=K ?mum
- )E-=K fokal
30
-
8/20/2019 Refarat Epilepsi
25/30
32
PEN/EL&LAAN STATUS EPILEPTIKUS K&N?ULSI$
Pengelolaan se+el5% sa%#ai -i (5%a* Sakit
#emberian benodiaepine retal3midaolam bual merupakan terapi yang utama
selama diperjalanan menuju rumah sakit.(
)egera panggil ambulans pada kondisi berikut""
- 1angkitan berlanjut 5 menit setelah obat emergensi diberikan
- #enderita memiliki riayat sering mengalami bangkitan serial3bangkitan
kon*ulsi*us.
- 4erdapat kesulitan monitor jalan napas, pernapasan, sirkulasi, atau tanda *ital
lain.
4erapi >E harus diberikan bersama sama dengan terapi emergensi. #ilihan obat
tergantung dari terapi sebelumnya, tipe epilepsi, dan klinis. papun >E yang
digunakan sebelumnya, harus dilanjutkan dengan dosis penuh. 1ila phenitoin atau
#henobarbital telah diberikan pada terapi emergensi, dosis rumatan dapat
diberikan seara oral atau intra*ena dengan monitor kadar obat dalam serum.
>E rumatan lain dapat diberikan dengan dosis loading peroral. 1ila pasien
sudah bebas bangkitan selala !"-"& jam dan terbukti kadar obat dalam plasma
adekuat, maka obat anestesi dapat diturunkan perlahan.""
Protokol #enanganan stat5s e#ile#tik5s kon=5lsif 22
Pe%eriksaan U%5%
Sta-i5% 1 >,1> %enit SE Dini
#ertahankan patensi jalan napas dan resusitasi
1erikan oksigen#eriksa fungsi kardiorespirasi
#asang infuse
Sta-i5% 2 >,3> %enit
+onitor pasien
#ertimbangkan kemungkinan kondisi non epilepti
4erapi antiepilepsi emergensi
#emeriksaan emergensi $lihat di baah
32
-
8/20/2019 Refarat Epilepsi
26/30
34
1erika glukosa $250% 50 ml dan3atau thiamine "50 mg i.* bila ada
keurigaan penyalahgunaan alkohol atau defisiensi nutrisi
4erapi asidosis bila terdapat asidosis berat
Sta-i5% 3>,"> %enit SE 'eneta#
#astikan etiologi
)iapkan untuk rujuk ke /?
/dentifikasi dan terapi komplikasi medis yang terjadi
Casopressor bila diperlukan
Sta-i5% 3>,;> %enit
#indah ke /?
#eraatan intensif dan monitor EE7
+onitor tekanan intrakranial bila dibutuhkan
1erikan antiepilepsi rumatan jangka panjang
Pe%eriksaan e%ergensi
#emeriksaan gas darah, glukosa, fungsi li*er, fungsi ginjal, kalsium,
magnesium, darah lengkap, faal hemostasis, kadar obat antiepilepsi. 1ila
diperlukan pemeriksaan toksikologi bila penyebab status epileptikus tidak
jelas. @oto toraks diperlukan untuk e*aluasi kemungkinan aspirasi.
#emeriksaan lain tergantung kondisi klinis, bisa meliputi penitraan otak dan
dan pungsi lumbal
Penga@asan
>bser*asi status neurologis, tanda *ital, E7, biokimia, gas darah,
pembekuan darah, dan kadar >E. #asien memerlukan fasilitas /? penuh
dan diraat oleh ahli anestesi bersama ahli neurologi.
+onitor EE7 perlu pada status epileptikus refrakter. #ertimbangkan
kemungkinankan status epilepsi nonkon*ulsif. #ada status epileptikus
kon*ulsif refrakter, tujuan utama adalah supresi akti*itas epileptik pada EE7,
dengan tujuan sekunder adalah munulnya pola burst suppression.
&AE 5nt5k stat5s e#ile#tik5s kon=5lsif 22
34
-
8/20/2019 Refarat Epilepsi
27/30
36
Sta-i5% #re%onitor se+el5% ke
r5%a* sakit
SE Dini
SE 'eneta#
SE (efraktera
2iaepam !0-"0 mg per rektal, dapat
diulangi !5 menit kemudian bila kejang
masih berlanjut, atau midaolam !0 mgdiberikan intrabual$ belum tersedia di
/ndonesia. 1ila bangkitan berlanjut,
terapi sebagai berikut.
Loraepam $intra*ena 0,!
mg3kg11$ dapat diberikan & mg bolus,
diulang satu kali setelah !0-"0 menit.
1erikan >E yang biasa digunakan bila
pasien sudah pernah mendapat terapi
>E
1ila bangkitan masih berlanjut terapi
sebagai berikut dibaah ini.#henytoin i.* dosis of !5-!8 mg3kg
dengan keepatan pemberian 50
mg3menit dan3atau bolus #henobarbital
!0-!5 mg3kg i.* dengan keepatan
pemberian !00 mg3menit.
nestesi umum dengan salah satu obat
dibaah ini
- #ropofol !-" mg3Kg11 bolus,
dilanjutkan "-!0 mg3kg3jam dititrasi
naik sampai )E terkontrol
- +idaolam 0,!-0," mg3kg bolus,
dilanjutkan 0,05-0,5 mg3kg3jam dititrasi
naik sampai )E terkontrol
- 4hiopental sodium (-5 mg3kg bolus ,
dilanjut (-5 mg3kg3jam dititrasi naik
sampai terkontrol
)etelah penggunaan "-( hari keepatan
harus diturunkan karena saturasi pada
lemak.
nastesi dilanjutkan sampai !"-"& jamsetelah bangkitan klinis atau ektrografis
terakhir, kemudian dosis diturunkan
perlahan
a nastesi umum dilakukan '030 menit setelah terapi aal gagal
KESI'PULAN
36
-
8/20/2019 Refarat Epilepsi
28/30
38
Epilepsi adalah gangguan otak kronis yang mempengaruhi orang-orang di
seluruh dunia dan merupakan suatu kondisi neurologi dengan karakteristik kejang
yang berulang. Lebih dari 50 juta penduduk di seluruh dunia menderita penyakit
ini. 80% dari jumlahnya berasal dari =egara berkembang dan 5%-nya tidak
mendapatkan pengobatan yang tepat. /nsiden epilepsi di =egara berkembang
berkisar '-!0 orang per !000 penduduk.
2iagnosis epilepsi ditegakkan atas dasar adanya bangkitan epilepsi
berulang $minimum " kali tanpa pro*okasi, dengan atau tanpa adanya gambaran
epileptiform pada EE7. 4ujuan utama penatalaksanaan epilepsi adalah
mengupayakan penderita epilepsi dapat hidup normal dan terapai kualitas hidup
optimal untuk penyandang mental yang dimilikinya. Barapannya adalah bebas
bangkitan, tanpa efek samping. ?ntuk terapainya tujuan tersebut diperlukan
beberapa upaya, antara samping3dengan efek samping yang minimal, menurunkan
angka kesakitan dan kematian.
DA$TA( PUSTAKA
38
-
8/20/2019 Refarat Epilepsi
29/30
40
!. :orld Bealth >rganiation. Epilepsy "act Sheet . "0!5
". :orld Bealth >rganiation. Epilepsy Info .raphic. "0!5
(. Barsono, Endang K, )uryani 7. #edoman $atalaksana Epilepsi. Dakarta
#E62>))/< "0!!.h.&0-50
&. 4jahjadi #, 2ikot 9, 7unaan 2. .amaran mum 'engenai Epilepsi.
2alam Barsono, penyunting. Kapita )elekta =eurologi. Edisi Ke-".
9ogyakarta 7ajahmada ?ni*ersity #ress< "00.h.!!-!((.
5. 7insberg L. Lecture ;otes 1 ;eurologi. lih bahasa :ardhani, /ndah, 6etno.
Edisi 8. Dakarta Erlangga< "00.h.-88
'. >ta*iana @. Epilepsi. +ediinus "008
!&. Kan#, )hater ), 1rodie +D. 2rug resistant epilepsi. =e England
Dournal +ediine "0!! ('5 !-"'. $)upplementary appendi;
!5. 7ummit 6D. 4he Epilepsi Bandbook 4he pratial management of seiure.
"nd ed. =e 9ork 6a*en #ress !5 !"-""
40
-
8/20/2019 Refarat Epilepsi
30/30
42
!'. #eruha E. 7eneral #riniples of +ediaal 4reatment. /n )or*on ), #eruha
E, @ish 2, 2odson E. 4he 4reatment of Epilepsi "nd ed. 1laell siene.
?) "00&< !(-!'0
!. 2ula >, Leppik /@. /nitiating and 2isontinuing 4reatment in
omprehensi*e 4e;tbook Epilepsi. Lippinott-6a*en !st ed.
#hiladelphia.!8< !"(-&'
!8. 1rodie +D,)hater ),Kan #. @ast @ats Epilepsi (rd Ed. Bealth #ress
Limited. ?K "005(-8&
!. )or*on ) Bandbook Epilepsi of 4reatment. 1laell siene. 4oronto
"000