reattachment reattachmentof anterior teeth fragments
TRANSCRIPT
REATTACHMENT OF FRACTURED FRAGMENT OF DECIDUOUSMAXILLARY CENTRAL INCISOR- A CASE REPORT
Rifka Pujiga Astuti
G4G013016
FRAKTUR GIGIo Fraktur gigi adalah hilangnya kontinuitas struktur,
garis fraktur pada gigi bersifat vertikal,horizontal ataupun oblique (Schuurs,1992)
o Etiologi (Cameron,2003): Penyebab umum fraktur dental adalah benturan
atau trauma terhadap gigi. Fraktur dapat berkembang lambat yang
penyebabnya kebiasaan buruk (bruxism atau clenching, kebiasaan menggigit es)
Tekanan oklusal yang berlebihan akibat restorasi
KLASIFIKASI FRAKTUR1. Klasifikasi Fraktur Ellis:
Kelas 1 : fraktur mahkota dg melibatkan email dan sedikit denitin
Kelas 2 : fraktur mahkota dg melibatkan lebih banyak dentin dan pulpa belum terbuka
Kelas 3 : fraktur mahkota hingga pulpa terbukaKelas 4 : gigi non vitalKelas 5 : gigi lepas karena traumaKelas 6 : fraktur akar dengan/tanpa
kehilangan struktur mahkotaKelas 7 : gigi berpindah tempat, dengan atau
tanpa fraktur mahkotaKelas 8 : Fraktor mahkota komplit dan gigi
berpindah tempatKelas 9 : fraktur pada gigi desidui
2. KLASIFIKASI FRAKTUR MAHKOTA DAPAT DILIHAT DARI ASPEK ANATOMIS, TERAPEUTIK DAN PROGNOSISNYA MENURUT WHO:
3. International Classification of Diseases (ICD) WHO
Chapter XIXInjury, poisoning and certain other consequences of external causes. S02.5 Fracture of tooth Broken tooth
PENATALAKSANAAN FRAKTUR GIGI PADA ANAK (MCDONALD, 2004):
Fraktur enamel: dibiarkan dan dihaluskan bagian fraktur.
Fraktur enamel dentin: restorasi komposit, GIC, PCC/ SSC, atau reattachment fragmen fraktur (jika fragmennya masih utuh).
Fraktur enamel, dentin,pulpa: perawatan endodontik restorasi
Fraktur mahkota-akar: ekstraksi, bila memungkinkan dirawat PSA reattachment fragmen fraktur
LAPORAN KASUSCc: adanya gigi tambahan yang berhubungan dengan frakturnya gigi desidui insisivus sentral maksila .Pi: patah akibat trauma sekitar 2-2 ½ bulan yang lalu. Pemeriksaan awal intraoral: tampak gigi tambahan seperti gigi supernumerary pada gigi desidui insisivus sentral sebelah kiri.Pemeriksaan yang detail: adanya fraktur yang luas mengenai enamel, dentin dan pulpa. Fragmen gigi masuk ke dalam subgingiva, Tidak terdapat mobilitas pada gigi, ada sedikit cidera yang berhubungan dengan jaringan lunak, tetapi tidak dengan tulang alveolar. Pemeriksaan radiografi: adanya fraktur yang mengenai pulpa, tidak terdapat fraktur akar dan tidak ada resorbsi akar.
TAHAPAN PERAWATAN1. Lokal anestesi2. Fragmen tersebut diambil secara hati-hati agar tidak
menimbulkan kerusakan baik fragmen atau sisa gigi.3. Adaptasi dari fragmen diperiksa.4. Fragmen gigi disimpan dalam larutan saline. 5. Gigi di isolasi dengan rubber dam, 6. Dilakukan perawatan endodontik dengan obturasi saluran akar
berupa metapex, 7. Daerah orifice diaplikasikan GIC. 8. Kamar pulpa, dentin dan enamel serta fragmen gigi di etsa
selama 30 detik dengan gel asam fosfat 37 % lalu dibilas 9. Diaplikasikan bahan bonding (adhesive). 10. Resin komposit diaplikasikan ke dalam kamar pulpa dan pada
bagian fragmen, 11. Fragmen diposisikan secara tepat pada gigi yang fraktur, 12. Kelebihan resin komposit dihilangkan kemudian disinar selama
40 detik.13. Polishing dan finishing dilakukan. 14. Oklusi diperiksa dan menghasilkan estetika yang sangat baik
PADA KUNJUNGAN TINDAK LANJUT BERIKUTNYA PADA 1 DAN 2 BULAN SETELAH PERAWATAN, GIGI TELAH DITEMUKAN TANPA GEJALA.
PEMBAHASAN Reattachment fragmen fraktur adalah melekatkan
kembali fragmen yang masih utuh pada bagian gigi yang masih tersisa.Indikasi Reattachment :
Fragment gigi yang fraktur masih utuh Fraktur mahkota gigi terutama gigi anterior
dengan/tidak mengenai pulpa. Fraktur vertikal mahkota akar gigi anterior (selama
masih bisa dirawat endodontik)Kontraindikasi:
Fragment gigi yang fraktur hancur
Kelebihan:1. Estetikanya baik dalam segi warna dan
bentuk,efisien dan lebih ekonomis. 2. Reattachment fragmen gigi memungkinkan
restorasi gigi dengan pengurangan struktur gigi yang minimal atau bahkan tanpa preparasi dari struktur gigi yang tersisa
3. Tidak memakan waktu lama dan tidak membutuhkan pekerjaan laboratorium
4. Mampu bertahan dalam jangka panjang5. Biaya yang tidak mahal
BAHAN YANG DIPAKAI DALAM KASUS:
Bahan etsa: asam fosfat 37% gel selama 30 detik Digunakan untuk memperoleh ikatan mekanik antara bahan restorasi resin komposit dan struktur gigi. Asam fosfat 37% yang diaplikasikan dalam waktu tsb, akan menghasilkan pori-pori kecil pada permukaan email, tempat ke mana resin akan mengalir jika ditempatkan ke dalam kavitas sehingga memberikan tambahan retensi mekanis pada restorasi dan mengurangi kemungkinan kebocoran tepi antara permukaan restorasi dan struktur gigi.
DENTINE ADHESIVE SYSTEM1. Generasi I & Generasi II
tanpa melakukan pengetsaan pada enamel, bahan bonding yang dipakai berikatan dengan smear layer yang ada.
2. Generasi IIImulai menggunakan etsa asam.
3. Generasi IV : total-etch three-steps etsa & primer & resin adhesif
3. Generasi V : total-etch two-steps etsa & primer-resin adhesif(one bottle)
4. Generasi VI : self-etch two-steps etsa-primer (one bottle) (tidak memerlukan
pembilasan & resin adhesif5. Generasi VII : all in one adhesive system
etsa-primer-resin adhesif in one bottle
METAPEX Bahan pengisi: Ca( OH )2 ( Calcium hidroksida),
Iodoform, dan Silicone oil Penggunaan:
Metapex digunakan sebagai pengisi saluran akar sebagai single sealer atau kombinasi :1. sebagai pengisi single sealer : hanya menggunakan metapex saja sebagai bahan pengisi saluran akar2. Sebagai semen sealer pada pengisian dengan gutta perca3. Sebagai sealer apical ( pengisi saluran akar pada bagian ujung akar )
SIMPULAN
Reattachment dari fragmen gigi merupakan salah satu perawatan untuk fraktur gigi pada pasien muda. Teknik ini dapat mengembalikan fungsi dan estetik. Bersamaan dengan bahan-bahan yang tersedia saat ini dan teknik yang tepat sehingga hasilnya dapat diprediksi dan estetik yang baik.
Terima kasihYuuuuu..diskusi bersama