rcnn safety procedures
TRANSCRIPT
PANDUAN
KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA
DAN LINGKUNGAN (K3L)
Safety Manual
PUSAT PENELITIAN NANOSAINS DAN NANOTEKNOLOGI (PPNN)
RESEARCH CENTER FOR NANOSCIENCES AND NANOTECHNOLOGY (RCNN)
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2015
1
EMERGENCY CALL
Informasi Kontak Darurat
Emergency Contact information
No. Unit Nomor Telepon
1 Emergency call K3L ITB/Ambulance
022-2500204
2 Klinik Kesehatan ITB Medical Clinic Center ITB
022-2500082
3 Kepala PPNN +62 822-1889-3367 4 Sekretaris PPNN +62 821-2605-6570 5 K3G Gedung CAS +62 815-7208-5125
1
PROSEDUR UMUM
A. Kedaruratan di Gedung CAS
(Referensi: SOP Kedaruratan di ITB. Keputusan Kepala UPT Keamanan, Kesehatan,
Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L) ITB, Nomor: 145/K01.2.6/SK/2010.)
Definsi:
APAR atau alat pemadam api ringan (fire extinguisher) adalah alat yang dipakai
untuk memadamkan api/kebakaran pada tahap dini untuk mencegah kebakaran
berskala besar.
Assembly point (tempat berkumpul) adalah tempat evakuasi sementara untuk tiap
kejadian kebakaran, gempa bumi, tumpahan bahan kimia, bencana alam, huru
hara dan lain-lain.
Bencana adalah suatu gangguan serius terhadap keberfungsian suatu masyarakat
sehingga menyebabkan kerugian yang meluas kepada kehidupan masyarakat dari
segi materi, ekonomi atau lingkungan dan yang melampaui kemampuan
masyarakat tersebut untuk mengatasi dengan menggunakan sumberdaya mereka
sendiri.
Emergency exit adalah pintu keluar darurat yang dapat diakses apabila terjadi
keadaan darurat.
Emergency route adalah rute darurat yang digunakan apabila terjadi keadaan
darurat.
Gempa bumi adalah suatu guncangan yang cepat di bumi disebabkan oleh patahan
atau pergeseran lempengan tanah di bawah permukaan bumi.
Keadaan darurat adalah situasi/kondisi/kejadian yang tidak normal, terjadi tiba-
tiba, mengganggu kegiatan/organisasi/komunitas dan perlu segera
ditanggulangi.
Kebakaran adalah suatu reaksi oksidasi eksotermis yang berlangsung cepat dari
suatu bahan yang disertai dengan timbulnya nyala api atau penyalaan .
Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan hubungan
kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja demikian pula
kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat
kerja dan pulang ke rumah melalui jalan biasa atau wajar dilalui.
Tanda peringatan adanya keadaan bahaya adalah adanya bunyi alarm panjang
sebanyak satu kali. Bila keadaan telah aman akan diumumkan kembali dengan
alarm pendek sebanyak tiga kali.
2
Prosedur:
3
Tanda - tanda Kedaruratan:
4
a) Prosedur saat terjadi kecelakaan kerja
1. Korban yang sakit atau pun penolong dapat menghubungi dosen penanggung
jawab/pembimbing agar dapat ditangani melalui rekomendasinya. Apabila
dalam waktu 2 menit tidak ada respon, korban atau penolong dapat langsung
menghubungi UPT Keamanan, Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan
ke nomor: 022-2500204.
2. Dosen memberikan rekomendasi solusi dari kecelakaan kerja. Apabila tidak
dapat ditangani secara langsung, dosen harus menghubungi K3L untuk
ditangani lebih lanjut.
3. UPT Keamanan, Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan melalui
Satuan Pengamanan akan menghubungi ambulance layanan Kesehatan atau
ambulance ITB.
4. Apabila saat jam kerja, maka ambulance langsung membawa pasien ke
Layanan Kesehatan Bumi Medika Ganesha dan seterusnya akan dibawa ke
Rumah Sakit terdekat jika memerlukan tindakan medis lebih lanjut.
5. Apabila di luar jam kerja, maka ambulance membawa pasien ke Rumah Sakit
terdekat di wilayah kejadian.
6. UPT Keamanan, Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan melalui
Kepala Satpam akan menugaskan dua orang Petugas Satpam non-shift atau
yang sedang tidak bertugas atau personil yang ditugasi oleh Kepala Satpam
untuk menemani yang bersangkutan sampai pihak Fakultas/Program
Studi/Unit Kerja pegawai/mahasiswa yang bersangkutan datang ke Rumah
Sakit.
7. Satuan Pengamanan menghubungi Fakultas/Program Studi/Unit Kerja
pegawai/mahasiswa yang bersangkutan meminta pihak Fakultas/Prodi/Unit
Kerja untuk datang ke Rumah Sakit.
8. Apabila pihak Fakultas/Program Studi/Unit Kerja dari pasien sudah datang,
pihak Satuan Pengamanan dapat meneruskan tanggung jawab kepada pihak
Fakultas/Program Studi/Unit Kerja atau pihak lain yang berkepentingan.
9. Satuan Pengamanan membuat laporan tertulis dan diberikan kepada Kepala
UPT Keamanan, Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan melalui
Kepala Bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
b) Prosedur saat terjadi kebakaran
1. Berteriaklah bila ada kebakaran. Bila terdapat alarm kebakaran, tekan alarm
tersebu.
2. Beritahu segera kepada Satuan Pengamanan atau pegawai serta orang lain
yang ditemui.
3. Padamkan api bila sudah merasa yakin dan sudah terlatih, bila ragu-ragu
lebih baik mengurungkan niat.
5
4. Raihlah APAR terdekat untuk memadamkan api, jika sudah merasa yakin dan
sudah terlatih.
5. Apabila api belum berhasil dipadamkan, segeralah keluar menuju emergency
exit terdekat.
6. Tetap tenang dan bawalah barang bawaan berharga anda seperlunya saja.
7. Jangan membawa barang bawaan yang terlalu besar.
8. Jangan menaruh barang di jalur evakuasi dan perhatikan saat anda berlari
keluar (potensi bahaya terjatuh dan bertabrakan).
9. Bila Anda berada di lantai 2, 3 atau 4 serta dalam keadaan darurat jangan
melompat sampai regu pemadam datang/evakuasi.
10. Bila terjebak kepulan asap kebakaran, maka tetap menuju tangga darurat
dengan ambil napas pendek-pendek, upayakan merayap atau merangkak
untuk menghindari asap, jangan berbalik arah karena akan bertabrakan
dengan orang-orang di belakang anda.
11. Bila terpaksa harus menerobos kepulan asap maka tahanlah napas anda dan
cepat menuju pintu darurat kebakaran.
12. Segera ikuti emergency route menuju assembly point yang terdekat dengan
anda.
13. Hubungi pemadam kebakaran UPT Keamanan, Kesehatan, Keselamatan Kerja
dan Lingkungan sesegera mungkin jika api tidak dapat dipadamkan (telpon
pemadam kebakaran Keamanan, Kesehatan, Keselamatan Kerja dan
Lingkungan: 022-2500204 atau 081321171911).
c) Prosedur penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
1. Ambil APAR pada tempatnya
2. Berdirikan alat pemadam api ringan miring ke depan
3. Tarik tuas dan pin pengunci
4. Angkat tegak lurus
5. Tes dengan menyemprotkan ke udara
6. Arahkan ke api
7. Tekan tombol penyemprot
8. Semprotkan dari sisi ke sisi
6
Gambar 1. Contoh penggunaan APAR
d) Prosedur saat terjadi gempa bumi
1. Bila anda dalam gedung segera berlari dengan hati-hati keluar gedung
menuju tempat terbuka.
2. Hindari berlindung dekat pohon, tiang listrik atau papan reklame yang
berpotensi roboh.
3. Bila kesulitan keluar gedung segera berlindung di tempat yang aman, semisal
berlindunglah di bawah kolong meja untuk sementara waktu.
4. Menjauhlah dari kaca atau barang yang menempel di dinding (seperti jam
atau papan tulis) untuk menghindari barang-barang tersebut melukai anda.
5. Bila berada di lantai 2,3 atau 4 turun dengan tangga secara berlahan dan
jangan panik
6. Laporkan keadaan anda kepada Satuan Pengamanan dan UPT Keamanan,
Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan setelah gempa terjadi.
7. Hubungi ambulance bila ada pegawai atau mahasiswa yang memerlukan
pertolongan medis lebih lanjut (telpon ambulance Keamanan, Kesehatan,
Keselamatan Kerja dan Lingkungan: 022-2500204 atau 081321171911).
e) Prosedur evakuasi
1. Apabila anda mendengar alarm berbunyi satu kali panjang, hentikanlah
pekerjaan yang sedang dilakukan.
2. Bawalah barang berharga atau dokumen penting dan barang lain seperlunya.
Jangan membawa barang yang berukuran besar dan menyulitkan dalam
evakuasi.
7
3. Tetap tenang, berjalanlah biasa dengan cepat dan keluarlah menuju
emergency exit terdekat. Ikutilah emergency route menuju assembly point.
Jangan panik dan jangan berlari.
4. Pada saat evakuasi, beritahukan kondisi yang diketahui kepada orang lain
yang ditemui.
5. Setelah sampai di assembly point terdekat, petugas UPT Keamanan,
Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan akan mencatat nama korban
yang terluka.
6. Apabila ada korban yang terluka, maka prosedur selanjutnya akan mengacu
pada prosedur pada saat terjadi kecelakaan kerja.
7. Setelah kondisi aman maka akan dinyalakan alarm pendek sebanyak 3 kali,
semua orang akan diminta berjalan tertib menuju tempat masing-masing
yang telah aman
8. Petugas satpam ITB bertanggung jawab terhadap ketertiban dan keamanan
pada saat evakuasi selesai sampai seluruh masyarakat ITB menuju tempat
masing-masing.
B. Mahasiswa sakit
(Referensi: SOP mahasiswa sakit. Keputusan Kepala UPT Keamanan, Kesehatan,
Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L) ITB, Nomor: 153/K01.2.6/SK/2010)
Prosedur:
1. Mahasiswa yang sakit dapat menghubungi UPT Keamanan, Kesehatan,
Keselamatan Kerja dan Lingkungan ke nomor: 022 2500204
2. UPT Keamanan, Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan melalui Satuan
Pengamanan akan menghubungi ambulance layanan Kesehatan atau ambulance
ITB.
3. Apabila saat jam kerja, maka ambulance langsung membawa pasien ke Layanan
Kesehatan Bumi Medika Ganesha.
4. Apabila di luar jam kerja, maka ambulance membawa pasien ke Rumah Sakit
terdekat di wilayah kejadian.
5. UPT Keamanan, Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan melalui Kepala
Satpam akan menugaskan dua orang Petugas Satpam non-shift atau yang sedang
tidak bertugas atau personil yang ditugasi oleh Kepala Satpam untuk menemani
yang bersangkutan sampai pihak Program Studi mahasiswa yang bersangkutan
datang ke Rumah Sakit.
6. Satuan Pengamanan menghubungi Program Studi mahasiswa yang bersangkutan
meminta pihak Prodi untuk datang ke Rumah Sakit
8
7. Apabila Pihak Program Studi dari pasien sudah datang, pihak Satuan
Pengamanan dapat meneruskan tanggung jawab kepada pihak Program Studi
atau pihak yang berkepentingan.
8. Satuan Pengamanan membuat laporan tertulis dan diberikan kepada UPT
Keamanan, Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan melalui Kepala Bidang
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
9
PROSEDUR KHUSUS
A. Kegiatan di luar jam kerja
(Referensi: SOP kegiatan di luar jam kerja. Keputusan Kepala UPT Keamanan,
Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L) ITB, Nomor:
193/K01.2.6/SK/2010)
Prosedur:
1. Kegiatan di luar jam kerja adalah kegiatan yang dilakukan oleh perorangan
maupun kelompok, yang dilakukan di dalam kampus ITB baik kegiatan
penelitian, kemahasiswaan dan lainnya dimana kegiatan tersebut berlangsung di
luar jam kerja yang ditetapkan oleh Institut Teknologi Bandung, atau di luar
waktu : 06.00 sampai dengan 23.00 WIB.
2. Ijin kegiatan di luar jam kerja harus disampaikan ke UPT K3L minimal 3 (tiga)
hari sebelum kegiatan dilakukan dengan mendapat persetujuan dari pejabat ITB
yang berwenang sebagai penanggunjawab kegiatan tersebut.
3. Selanjutnya UPT K3L akan memberikan jawaban ijin mengenai kegiatan tersebut
berdasarkan hasil analisis situasi oleh tim UPT K3L dengan berkoordinasi dengan
Direktorat Sarana dan Prasrana.
4. Setelah menerima informasi dan/atau menemukan adanya kegiatan yang
dilakukan di luar jam kerja, selanjutnya Satuan Pengamanan segera melakukan
pengecekan atas kondisi tersebut, dengan cara :
a) Memastikan pihak yang melaksanakan kegiatan tersebut.
b) Memastikan pihak yang melaksanakan kegiatan memang memiliki
kewenangan untuk tetap beraktivitas diluar jam kerja.
c) Mendapatkan informasi tentang bentuk kegiatan, pelaksananya, pihak yang
terlibat serta tujuan dari dilaksanakannya kegiatan tersebut.
5. Perseorangan atau kelompok yang mendapat ijin untuk melaksanakan kegiatan
di luar jam kerja wajib mematuhi peraturan-peraturan keamanan dan ketertiban
yang berlaku di ITB, yaitu:
a) Tidak bekerja sendirian dan selalu berkomunikasi dengan Satpam ITB
b) Mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja.
c) Mematuhi aturan dan prosedur yang berlaku di tempat tersebut.
d) Menghindari kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan hukum dan norma
kemahasiswaan.
6. Apabila pada saat Satpam melakukan pengecekan ternyata menemukan kegiatan
tanpa ijin yang dilaksanakan oleh pihak tertentu dan tujuannya jelas, maka
kegiatan dapat dilanjutkan setelah berkoordinasi lebih dahulu dengan UPT K3L.
Jika kegiatan tersebut mencurigakan, maka pihak Satuan Pengamanan dapat
10
meminta penghentian atas penyelenggaraan kegiatan tersebut. Selanjutnya pihak
Satuan Pengamanan mengarahkan kepada pihak penyelenggara untuk
menempuh jalur permohonan ijin kegiatan agar kegiatan dapat dilaksanakan
kembali.
7. Jika pihak yang melakukan kegiatan tidak mematuhi arahan Satuan Pengamanan,
maka pihak Satuan Pengamanan segera menghubungi petugas patroli Satuan
Pengamanan yang dilengkapi dengan personil dengan jumlah yang memadai.
8. Dengan personil penuh, Satuan Pengamanan segera mengambil tindakan
meminta kegiatan segera dibubarkan. Jika terjadi tindakan anarkis, maka pihak
Satuan Pengamanan sedapat mungkin mengendalikan situasi di lapangan dan
segera mengamankan pihak yang melakukan tindakan anarkis tersebut dan
dibawa ke kantor UPT K3L untuk diproses lebih lanjut.
9. Apabila setelah diproses ternyata diperlukan penanganan khusus, maka UPT K3L
melalui Kepala Satpam segera menghubungi pihak Kepolisian untuk memproses
tindakan orang tersebut lebih lanjut.
10. Selanjutnya penanganan dilakukan oleh pihak yang berwajib.
11. Memberitahukan kepada Satpam di 022-2500204 apabila bertemu atau melihat
orangorang dengan perilaku mencurigakan atau tidak dikenal.
B. Akses Gedung CAS - PPNN
Prosedur:
1. Mahasiswa/peneliti/dosen yang dapat memasuki gedung CAS - PPNN adalah
anggota PPNN yang terdiri dari mahasiswa, peneliti, dan dosen yang telah terdaftar
secara formal dan memiliki akses kunci (berupa akses fingerprint) gedung CAS (lt.
1-3)
2. Orang yang tidak memiliki akses fingerprint gedung CAS - PPNN DILARANG
memasuki gedung kecuali telah mendapatkan izin dari penanggung jawab PPNN
(Contoh: mahasiswa yang terdaftar sebagai penerima akses gedung CAS
DILARANG membawa mahasiswa lain yang tidak memiliki akses kecuali telah
mendapat izin)
3. Mahasiswa dan dosen yang memasuki/berada di dalam gedung CAS - PPNN harus
mengenakan ID Card (kartu pengenal) yang sesuai dengan format RCNN.
4. Akses masuk mahasiswa/peneliti dapat diberikan dengan mendaftarkan diri ke
sekretariat PPNN di bawah izin dosen PPNN dengan membawa surat izin akses.
5. Akses gedung di luar jam kerja harus mendapatkan izin sesuai SOP kerja di luar jam
kerja pada bagian prosedur umum.
11
C. Penggunaan Fasilitas CAS - PPNN
Prosedur:
1. Pergunakan jenis laboratorium sesuai dengan jenis eksperimen yang dilakukan.
2. Gunakan fasilitas bersama laboratorium dengan penuh tanggung jawab
3. Hubungi dosen penanggung jawab laboratorium bila terjadi sesuatu pada
laboratorium tersebut. (contoh: alat rusak, kecelakaan kerja, dll)
4. Dilarang menggunakan alat member/peneliti/dosen lain tanpa izin pemilik. Setiap
alat pribadi (termasuk bahan kimia atau bahan habis lainnya)
peneliti/member/dosen diletakan sesuai pembagian tempat dan diberi label agar
diketahui kepemilikannya.
5. Tata tertib bekerja di laboratorium sesuai peraturan kerja di laboratorium yang
disebutkan pada poin C bagian prosedur khusus.
6. Kegiatan selain kegiatan penelitian dilakukan pada ruang baca S2 dan S3 (Lt. 2 dan
3). Laboratorium (Lt. 1) hanya dilakukan untuk kegiatan penelitian/eksperimen.
7. Untuk penggunaan fasilitas umum seperti alat karakterisasi maupun perangkat
komputasi, hubungi penanggung jawab alat tersebut di bawah pengetahuan dosen
PPNN.
8. Penggunaan ruang kerja S2 dan S3 hanya diperuntukan untuk pekerjaan yang
terkait penelitian dan istiriahat (makan dan minum). Tidak diperkenankan
menggunakan fasilitas ruang kerja sebagai sarana untuk menonton video,
mendengarkan musik, atau kegiatan lain yang dapat mengganggu kenyamanan
serta keamanan anggota lain serta kegiatan lain yang beralasankan menambah
konsentrasi seperti tidur atau menggunakan earphone/headset.
D. Peraturan Kerja di Laboratorium Material
(Referensi: Peraturan Keselamatan Kerja di Laboratorium Program Studi Kimia,
Nomor: K3G.KI_POB-02.)
Prosedur:
1. Bersikap penuh tanggung jawab selama berada di dalam laboratorium.
2. Mahasiswa wajib memahami MSDS (Material Safety Data Sheet) dari zat yang akan
dipergunakan, terutama cara penanganan, pemusnahan, dan bahaya yang mungkin
ditimbulkan.
3. Sebelum memasuki lab, mahasiswa wajib mengetahui: jalur evakuasi (minimal dua
jalur) dan titik berkumpul (assembly point) terdekat dari ruang laboratorium
(gedung CAS).
4. Mahasiswa wajib mengetahui letak dan prosedur peralatan keselamatan (kotak
P3K, pemadam kebakaran, dan shower/sumber air bersih lainnya).
12
5. Mempergunakan pakaian yang layak selama melakaukan eksperimen/penelitian di
dalam laboratorium. Beberapa panduan kelayakan berpakaian di lab adalah
sebagai berikut:
a) Gunakan goggle (kacamata pelindung) ketika bekerja dengan material
berbahaya seperti asam kuat, material organik dan material lainnya, serta
tidak menggunakan lensa kontak.
b) Mahasiswa wajib memakai jas lab lengan panjang dan selalu tertutup rapi
(terkancing, resleting tertutup atau velkro terkait). Lengan jas lab tidak boleh
digulung selama dipakai. Jas lab yang digunakan sesuai desain dan standar
PPNN.
c) Gunakan masker untuk menghindari gas dan partikulat berbahaya.
d) Mahasiswa yang berambut panjang wajib mengikat rambutnya.
e) Mahasiswa yang memakai pakaian lebar atau longgar harus menyesuaikan
pakaiannya (contoh: jilbab dimasukkan ke dalam jas lab atau hal lainnya
dibuat agar tidak mengganggu).
f) Mahasiswa wajib menggunakan alas kaki yang tertutup. Mahasiswa tidak
mempergunakan sepatu bertumit tinggi.
g) Gunakan sarung tangan yang sesuai saat menangani benda panas, dingin dan
zat kimia berbahaya.
h) Mahasiswa tidak memakai perhiasan yang menjuntai atau membahayakan
dalam bentuk lain.
i) Mahasiswa tidak menggunakan rok/celana pendek dan pakaian yang
robekrobek.
6. Jauhkan tangan dari wajah, mata, mulut, dan tubuh ketika menggunakan bahan
kimia atau peralatan laboratorium. Cuci tangan dengan air dan sabun setelah
melakukan semua percobaan.
7. Memberi label pada semua zat yang dipergunakan di laboratorium.
8. Mahasiswa harus mempergunakan zat-zat kimia secara efisien dan hati-hati.
9. Mahasiswa mencatat semua bahan kimia yang telah digunakannya pada saat
eksperimen serta mencatat semua limbah yang dihasilkan dan dibuang pada
tempat yang telah disediakan.
10. Percobaan yang menghasilkan gas yang berbau dan/atau beracun harus dilakukan
di dalam lemari asam.
11. Mahasiswa wajib memahami cara kerja alat yang akan digunakan pada percobaan
12. Limbah sisa penelitian (pelarut organik, limbah logam berat, larutan asam-basa
pekat, dan material padatan lain) harus dikumpulkan dan dibuang pada tempat
yang sudah disediakan.
13. Laporkan semua kecelakaan (bahan tumpah, peralatan rusak, dll) atau luka
(teriris, terbakar, dll) kepada dosen pembimbing atau pihak yang berwenang
13
lainnya.Bila terjadi kecelakaan kerja, lakukan evakuasi sesuai SOP Kecelakaan
kerja pada prosedur umum
14. Sebelum meninggalkan lab, pastikan untuk mematikan kran air, lampu
penerangan, dan aliran gas.
15. Tidak bermain-main dan bersenda gurau di dalam laboratorium, termasuk
dilarang menggunakan alat komunikasi untuk keperluan yang tidak penting
seperti chatting, bermain games, atau membuka jejaring sosial lainnya. Alat
komunikasi hanya digunakan saat keadaan darurat dan penting.
16. Tidak melakukan percobaan dan/atau merubah prosedur pekerjaan tanpa
sepengetahuan dosen pembimbing atau pihak yang berwenang lainnya.
17. Mahasiswa tidak diperkenankan merokok, makan, dan minum di dalam lab.
18. Tidak diperbolehkan bekerja sendirian di lab
19. Tidak meninggalkan percobaan tanpa pengawasan.
Penanganan Bahan Kimia
(Referensi: Laboratory safety guide_Chemical Engineering ITB 2011)
Prosedur:
1. Semua bahan kimia di dalam laboratorium dianggap berbahaya. Hindari
penanganan bahan kimia dengan tangan. Selalu gunakan pinset. Ketika melakukan
pengamatan, jaga jarak minimal 30 cm dari spesimen. Jangan memakan atau
mencium bahan kimia apapun.
2. Periksa label nama pada semua botol bahan kimia dua kali sebelum memindahkan
isi botol tersebut. Ambil bahan kimia secukupnya.
3. Jangan pernah mengembalikan bahan kimia yang tidak terpakai ke dalam botol
penyimpanan.
4. Jangan pernah memindahkan bahan kimia atau material lainnya dari daerah
laboratorium.
5. Dilarang menggunakan pemanas sendiri. Jaga supaya rambut, pakaian, dan tangan
berada pada jarak aman dari pemanas setiap saat. Penggunaan pemanas hanya
dibolehkan ketika berada dalam pengawasan dosen/penanggung jawab alat
6. Peralatan gelas yang digunakan untuk pemanasan akan tetap panas untuk waktu
yang lama. Peralatan gelas tersebut harus disimpan pada tempat khusus untuk
menurunkan temperaturnya dan diangkat dengan hati-hati. Gunakan penjepit atau
sarung tangan pelindung jika diperlukan.
7. Jangan pernah melihat ke dalam wadah yang sedang dipanaskan.
8. Dilarang meletakkan peralatan yang panas di atas meja laboratorium. Selalu
gunakan tatakan. Biarkan peralatan yang panas untuk waktu yang lama sampai
dingin sebelum menyentuh peralatan tersebut.
14
Penanganan Peralatan gelas dan peralatan lainnya
Prosedur:
1. Jangan pernah menangani gelas pecah dengan tangan anda. Gunakan sapu dan
pengki untuk membersihkan pecahan gelas. Letakkan pecahan gelas di dalam
wadah khusus untuk pembuangan.
2. Perhatikan peralatan gelas sebelum pemakaian. Jangan pernah menggunakan
peralatan gelas yang pecah, retak, atau kotor.
3. Jika anda tidak mengerti cara menggunakan suatu peralatan, tanyakan kepada
dosen/penanggung jawab alat.
4. Jangan mencuci peralatan gelas yang panas di dalam air dingin. Peralatan gelas
mungkin pecah.
E. Peraturan kerja di laboratorium Biologi dan Bioteknologi
F. Peraturan kerja di laboratorium Farmasi
15
LAMPIRAN 1
Kelengkapan:
1. Denah gedung CAS Lt. Basement, & Lt.1 - 3
2. Denah Assembly point terdekat
3. Desain ID CARD