rational expectations and demand policy
TRANSCRIPT
Rational Expectations and Demand Policy
Pendahuluan
Ekspektasi rasional ini didasarkan pada model dan bukan mekanisme perbaikan kesalahan.
Dengan hilangnyakelakuan upah, hanya sebagian dari kebijakan permintaan yang tidak
diantisipasi oleh sector private yang dapat menggerakkan output
Dua persiapan
Yang digunakan dalam ekspektasi rasional adalah variable yang mengidentifikasikan waktu dan
variable yang dipengaruhi faktor tidak terduga
Model Dasar dengan Menggunakan model Exogenous Expectations
Bagian terpenting dari Model expectation harga, dilihat versi sederhana dari model statistik dasar
dengan harga exogenous expectations, kemudian menyelesaikannya dengan Expectations yang
dibentuk dengan menggunakan model, dan akhirnya membandingkan dua hasil.
Aggregat Supply
Kondisi keseimbangan pasar tenaga kerja dari Capter 7, Equation (2), dibahas ulang disini ;
P.f(N) = Pe. g(N)
Keseimbangan akan mempengaruhi tingkat harga P untuk Unity dan menganggap bahwa Pe
= P
= 1. Ini berarti bahwa ekuilibrium semula adalah f(N) = g(N). Perubahan dalam pekerjaan, level
harga, dan expected price level terkait dengan diferensial total (1), yang merupakan :
f . dP+ P f1 dN = g . d P
e + P
eg
1 d N
mengingat bahwa dalam equilibrium semula, dapat menuliskan diferensial pasar tenaga kerja
sebagai;
d N = f (dp - dpe)
g1 – f
1
dN/dP > 0 dan dN/dPe < 0. Terakhir menggunakan fungsi produksi untuk mengubah equation
(2) menjadi kurva Aggregat Supplay. Fungsi Produksi adalah
y = y(N; K),
Sehingga perubahan y dan N dihubungkan oleh
dy = y1. dN = f(N). = dN
Mengingat itu f(N) adalah marginal produk dari tenaga kerja ðy/ðn. Pergantian untuk dN
mendapatkan gambaran Kurva Aggregat Supplay :
dy = f2
[dP – dPe]
g1 –f1
asumsi nya bahwa dPe
adalah Exogenous artinya p1 = 0. jika menyadari di sana bahwa dalam
ekuilibrium awal ðy/ðN = w = f,
Kurva Aggregat Supply dari model statistic, Equation (5) dapat ditulis ulang di dalam explicit
time-subscripted berorientasi pada bentuk literature expectations. misalkan kita
mempertimbangkan perubahan dari waktu t - 1 sampai waktu t
dy = yt – Yt - 1
perubahan di level harga adalah
dP = P1 – Pt-1
dan diperkirakan perubahan di dalam level harga adalah
dPe = t-1Pt – Pt-1
Aggregat Supply dan pasar Tenaga Kerja
Dsini Pt-1 adalah diketahui pada periode akhir t - I, dan t-1Pt, adalah harga yang diekspektasikan
untuk periode t, yaitu :
β = f2
g’ – f’
akan mendapatkan fungsi supply, yaitu :
yt = yt-1 + β(Pt – t-1Pt)
jika dilihat dari t - 1 periode sebagai awal keseimbangan, kurva Aggregat Supply,
mengatakan output untuk periode, yaitu yt akan meningkatkan tingkat harga Pt terhadap tingkat
yang diharapkan t-1Pt. Di samping itu, ada persediaan yang acak, yaitu €, dengan nilai rata2 Nol
dari waktu ke waktu.
Kurva Aggregat supply adalah menunjukkan sebagai SS di dalam. kemiringan adalah
dPt/dyt = 1 / β, dan kenaikan harga yang expected t-1Pt
Gambar 11-2 Aggregat Supply
jangka waktu random error memberikan ketidakpastian kita tentang tepat di mana SS akan
ditempatkan di setiap titik waktu.
Aggregat Demand
Kurva Aggregat demand dalam model static dasar diberikan :
istilah dalam dg dan Dm adanya pergeseran di dalam kurva aggregate demand sebagai perubahan
g or M, dan dP mendapatkan kemiringan. penyederhanaan memungkinkan kita untuk
melanjutkan tanpa membawa bersama istilah perkalian di Mt-1 yang hanya akan membuat
analisis berantakan. penyederhanaan ini menghilangkan tingkat awal M dan P dari persamaan
(10), karena kedua kesatuan yang sama. dengan dy dan dP dengan kata lain dapat diartikan
sebagai yt-1 dan Pt - Pt-1, masing-masing, dan menambahkan bahwa :
dM = Mt – Mt-1
dengan ditetapkan d g sama dengan nol, kita sekarang memiliki interpretasi baru dari
Equation (10) :
dengan Mt-1 dan Pt-1 satu kesatuan.
Pt = -α(yt – yt-1) + Mt + µt
disini α = ð/ i’, kemiringan dari kurva Aggregate Demand. karena P dan M adalah Indexed to
Unity. dengan koefisien M. sama kenaikannya di dalam M dan P akan meninggalkan output
yang diminta yt tidak mengalami perubahan
Aggregat Demand
M = P = 1. mengalami kenaikan M bergesernya kurva demand ke atas. random eror µt
mengungkapkan ketidakpastian secara tepat di mana AD akan berada di setiap titik waktu.
Equilibrium Output dengan model Exogenous Expectations
Kurva Aggregat Supply dan Curva Aggregat Demand sekarang dapat dikombinasikan
untuk mendapatkan solusi yang jelas untuk output ekuilibrium Yt , given yt-1 , Mt , dan perkiraan
harga t-1Pt , yang mana akan memberikan asumsi Exogenously. ini akan menjadi solusi y dengan
ekspektasi adaptif. Pada dasarnya sama sebagai titik awal dalam Sargent dan kertas wallace pada
SS dari bentuk
untuk mempermudah, menulis ulang AS dan AD bersama disini :
SS: yt-1 + β(Pt – t-1Pt) + €t ;
DD: Pt = -α(yt – yt-1) + Mt +µt
\untuk mendapatkan solusi yt dengan Exogenous t-1Pt dapat menggantikan DD untuk Pt menjadi
Kurva SS. Untuk mendapatkan reduced-form expression untuk yt,
Ini adalah solusi Model statis dasar untuk yt, di itu dilinierkan bentuk sargent-wallace dengan
ekspektasi harga Exogenous
Equilibrium Output, Exogenous Expectations
Model Dasar, dengan Expectations Endogenous
Ekspektasi dibentuk menggunakan model dari masa lalu. Kebijakan yang diharapkan melawan
kebijakan yang tidak diharapkan. Dari dua asumsi didapat ksimpulan:
1. Ekspektasi harus rasional
2. Ekspektasi harga harus fleksibel
Endogenous merupakan alternative model yang digunakan dan dapat digunakan untuk
memprediksi penyerahan harga. Sehingga untuk membuat ekspektasi , harus mempertimbangkan
asumsi yang telah ada terlebih dahulu
Hipotesis ekspektasi rasional
PT-T-1PT=P1-P0=1
Tampak perbedaan (P1-P0)adalah inovasi dalam P dengan ketentuan dapat diestimasi
Forecast dapat berubah-ubah dan dapat diprediksi
Rasional ekspektasi memiliki ekonomis yang sangat besar, untuk hipotesis ini dilihat dari
homo economicus, seseorang akan memaksimumkan ekspektasi utilitynya.setiap individu akan
mengharapkan prediksi yang baik walaupun pada prakteknya dapat terjadi ekspektasi yang gagal
dari standarnya.beberapa orang mungkin menggunakan adaptasi ekspektasi atau Data Resources,
Inc, forecast atau bahkan menggunakan kartu tarot untuk berekspektasi.
Permasalahan utama dengan rasional ekspektasi adalah kompleksitas modelnya, terutama
untuk membangun model yang memungkinkan untuk membuat forecast. Sangat sulit membuat
model yang sempurna.
Saat perusahaan memiliki informasi masa depan akan harga disbanding pekerjanya,
perusahaan mungkin akan menemukan peluang untuk menjual produk-produknya. Informasi-
informasi tersebut memiliki biaya seperti halnya mendapatkan informasi dari Koran dan media
lainnya.
Rasional ekspektasi memberikan potensial ketidakefektifan permintaan agregat dalam
merubah level output, terutama stabilisasi dalam full-employment. Sebagai contoh saat semua
harga dan gaji tetap,
Saat tenaga kerja dalam satu periode (satu tahun), dengan gaji tetap dari awal periode
Untuk perubahan dari penawaran agregat dengan memperhitungkan gaji didapatlah
Dengan P = f = 1, akan memberikan perubahan pada tenaga kerja
Penawaran agregat dari perbedaan pasar tenaga kerja dengan menggunakan hubungan fungsi
memberikan rumus:
Sampai didapat normalisasi produk marginal dari tenaga kerja f(N) dalam unit, merubah y dalam
tenaga kerja (unit). Slope fungsi penawaran agregat:
Kontrak berdasarkan ekspektasi harga
Dengan penggantian untuk dy, dP, dan dW, fungsi akan berubah menjadi:
Kita juga dapat mendapatkan versi lain fungsi penawaran Lucas:
Saat Et memberikan fungsi penawara dengan gaji tetap:
Wt digantikan t-1Pt (tetapi tidak lama) sehingga slope β’ > β
Dalam periode t-1, didapat fungsi:
Untuk menjadi ekuilibrium, pekerja harus mensetkan kontrak gajinya dalam periode t-1 sehingga
menghasilkan gari real dalam perencanaan penawaran tenaga kerja
Kandidat terbaik untuk spesifikasi perubahan nominal kontrak gaji adalah sebagai berikut:
W dan P dinilai dalam indeks unit, dan memerikan nominal kontrak gaji dalam harga yang dapat
diekspektasi:
Hasilnya adalah penawaran agregat dengan kontrak gaji sebagai berikut:
Hasil ini datang dari asumsi nominal kontrak tidak dinegoisasikan dan tanpa adanya ekspektasi
inflasi. Kontrak satu periode dihilangkan dalam equation penawaran agregat. Jika kontrak
dengan ekspektasi harga naik, kita akan mendapatkan kembali ekspektasi harga dalam equation
penawaran agregat melalui nominal kontrak gaji.
Ekuilibrium output
Kontrak jangka panjang dan kebijakan ekonomi
Model klasik telah dibuat memiliki fleksibilitas penuh setiap awal periode. Hanya limitasi ada
dalam pasar tenaga kerja saat pekerja ikut dalam satu periode kontrak. Setiap akhir periode, tidak
hanya ekspektasi yang diperbaharui (up to date), tetapi juga orang-orang menggunakan hal
tersebut untuk digunakan dalam ekspektasi mereka. Dengan adanya pembaharuan/perpanjangan
kontrak setiap periode, gaji real dapat berbeda dari ekuilibrium dalam satu periode dan
perubahan harga hanyalah efek jangka pendek. Pemerintah juga dapat merubah keputusan setiap
periode
Kontrak Gaji Dua Periode
Munculnya dua periode, membuat hampir sama antara kedua fungsi ini:
Substitusi kedua fungsi diatas dapat menghasilkan fungsi sebagai berikut:
Kontrak yang tumpang tindih
Pasar tenaga kerja dapat berubah-ubah karena perubahan perkerjaan pekerja, perkembangan
perusahaan, kontrak yang berakhir, dan lain-lain.
Sebagai contoh kontrak terakgir untuk dua periode dan kontrak ulang pekerja setiap periode, lalu
fungsi penawaran agregat akan lebih umum:
Akan selalu ada pekerja yang memiliki nominal gaji tetap selama dua periode sampai sekarang.
Kontrak jangka panjang adalah jalan dari “price surprise) fungsi penawaran agregat menjadi
model untuk kebijaksanaan stabilitas peran perusahaan. Kebijaksanaan makro juga dipengaruhi
oleh kebijakan pemerintah. Sebagai contoh jika penawaran uang sedikit, maka harga pun akan
melemah. Pemilihan gaji dan harga dan kontrak mensugestikan ekspektasi menjadi rasional