rasio tinggi duduk dengan tinggi berdiri dan hubungannya

52
RASIO TINGGI DUDUK DENGAN TINGGI BERDIRI DAN HUBUNGANNY A DENGAN BERA T BADAN LAHIR MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KA TOLIK INDONESI A ATMA J A Y A ANGKAT AN 2012 PROPOSAL PENELITIAN Handoko 2012 0!0 00" UNIVERSITAS KA TOLIK INDONESIA ATMA JAY A FAKULTAS KEDOKTERAN 201#

Upload: handoko-suhardi

Post on 07-Oct-2015

510 views

Category:

Documents


23 download

DESCRIPTION

proposal karya tulis ilmiah penelitian antropometrik

TRANSCRIPT

Rasio Tinggi Duduk dengan Tinggi Berdiri dan Hubungannya dengan Berat Badan Lahir Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Angkatan 2012

Rasio Tinggi Duduk dengan Tinggi Berdiri dan Hubungannya dengan Berat Badan Lahir Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Angkatan 2012

PROPOSAL PENELITIAN

Handoko | 2012 060 003

UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYAFAKULTAS KEDOKTERAN2014PendahuluanBab 1Latar BelakangManusia memiliki ukuran tinggi badan yang bervariasidibutuhkan pengukuran-pengukuran antropometrik.Antropometri berasal dari kata anthropos,1 yang berarti tubuh dan metros, yang berarti ukuranditentukan melalui parameter-parameterSalah satu parameter pengukuran antropometrik yang jarang dikumpulkan datanya di Indonesia, adalah rasio tinggi duduk dengan tinggi berdiribahan pertimbangan ergonomisefektivitas dan efisiensi kerja jangka panjang pun meningkat.memprediksi faktor risiko terhadap beberapa penyakit. Mellemkjr,3 dkk pada tahun 2012 ada hubungan antara tinggi duduk dan panjang tungkai dengan risiko terkena kanker payudara. Beberapa penelitian4,5 juga sudah membuktikan hubungan antara panjang tungkai dan tinggi berdiri seorang individu dengan risikonya terkena diabetes melitus tipe 2. Atas dasar kegunaan-kegunaan tersebut, peneliti menimbang dan menilai pentingnya data rasio tinggi duduk dan tinggi berdiri dalam suatu populasi untuk bisa digambarkan.memperkaya data antropometrik biobank IndonesiaRumusan MasalahBagaimanakah gambaran rasio tinggi duduk dengan tinggi berdiri mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya angkatan 2012?Apakah ada hubungan antara rasio tinggi duduk dengan tinggi berdiri dengan berat badan lahir?

Tujuan PenelitianTujuan umumMemanfaatkan data antropometrik gambaran rasio tinggi duduk dengan tinggi berdiri mahasiswa FK Unika Atma Jaya untuk kepentingan ergonomi dan preventif terhadap risiko penyakit-penyakit yang berkaitan dengan tinggi duduk dan tinggi berdiri.Tujuan khususMenggambarkan rasio tinggi duduk dengan tinggi berdiri mahasiswa FK Unika Atma Jaya angkatan 2012 Menguji hubungan antara rasio tinggi duduk dengan tinggi berdiri mahasiswa FK Unika Atma Jaya angkatan 2012 dengan berat badan lahirmanfaat PenelitianBagi Pemerintah, sebagai pelengkap data antropometrik biobank Indonesia dan sebagai bahan pembanding terhadap populasi dengan latar belakang geografis yang serupa.Bagi Program dan Standar Nasional Indonesia, sebagai bahan pertimbangan ergonomis desain suatu produk, khususnya tinggi kursi dan meja kerja, juga sistem kerja

Bagi masyarakat dan instansi kesehatan, untuk lebih memerhatikan kesehatan ibu hamil dan bayi dalam kandungan.berat badan lahir normal sehingga tumbuh kembangnya pun baikBagi Universitas dan Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, memperkaya kepustakaan institusi pendidikanBagi penelitian lanjutan dan masyarakatkhususnya mengenai hubungan rasio tinggi duduk dengan tinggi berdiri terhadap risiko penyakit-penyakit tertentuBagi penelitisarana meraih kelulusan dan gelar sarjana kedokteranwadah pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman

TINJAUAN PUSTAKABAB IIpendahuluanManusia sebagai salah satu makhluk hidup yang tergolong mamalia mengalami pertumbuhan sefalokaudal di awal kehidupannya.911Namun ada yang membedakan manusia dengan makhluk primata lainnya, yaitu pertumbuhan tungkai manusia lebih pesat dibanding segmen tubuh lainnya, mulai sejak lahir hingga pubertas.11

Sumber: motordevelopment.org

Antropometri merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai pengukuran-pengukuran tubuh manusia guna merumuskan variasi-variasi antar manusia.12 Ada dua jenis data antropometrik,12 yaitu:Data struktural (statik), subjek dalam keadaan diam. Data fungsional (dinamik), subjek dalam keadaan melakukan aktivitas tertentu, sehingga kita dapat mengetahui pergerakan serta ruang gerak yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas tersebut.

Pengumpulan data-data struktural dilakukan sudah sejak akhir abad ke-18, namun penggunaannya masih sebatas dalam bidang ilmu pengetahuan, dengan tujuan perbandingan ras, fisiologi manusia, dll.Tinggi badan (stature)Berdiri tegak dengan kaki tanpa alas kakiSecara vertikal pada garis tengah tubuh dari tapak kaki hingga vertex (titik posisi teratas kepala)Tinggi dudukDuduk dengan posisi tegakSecara vertikal pada garis tengah tubuh dari permukaan atas kursi hingga vertex

Chittawatanarat K, Pruenglampoo S, Trakulhoon V, Ungpinitpong W, Patumanond J. Height prediction from anthropometric length parameters in Thai people. Asia Pac J Clin Nutr. 2012;21(3):347.Tinggi badan, tinggi duduk, dan panjang tungkaiTinggi badan (stature)ujung lantai pijakan tumit kaki hingga vertextegak, di atas lantai yang tidak miring, pandangan 90 derajat lurus ke depanTinggi duduk duduk tegak.14 Tempat duduk yang digunakan harus keras.15 Punggung dan bokong harus menyentuh tembok atau papan penegak di belakang subjek penelitian. Pandangan tegak lurus ke depan. dari permukaan atas bangku hingga vertex.Panjang tungkai dalam arti yang sesungguhnya adalah panjang femur + panjang tibia.Manusia bipedal, panjang femur + panjang tibia + tinggi kaki (tinggi dari tanah hingga persendian tibio-talus).11Pengukuran femur harus dimulai dari bagian proksimalnya (ujung caput femoris) hingga ujung distalnya (titik terbawah condylus medialis femoris).

Parameter panjang tungkai dibagi menjadi 2 jenis parameter, yaitu tinggi iliaca (iliac height)dari crista iliaca hingga lantai pijakan kakipanjang tungkai subischial (subischial leg length).11,16 Nilai tinggi badan nilai tinggi dudukrasio untuk menggambarkan karakteristik antropometrik subjek-subjek penelitian. secara teoritis, poin data yang dibutuhkan untuk menentukan terjadinya peningkatan atau penurunan lebih sedikit.16 merupakan ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.16 dapat lebih mudah dipahami terutama untuk kepentingan ergonomi kerja.

Faktor-faktor yang menentukan tinggi badan dan komponennyaTinggi badan dewasa dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Genetik,11,11,19,20 etnisitas,2,19,20 berat badan lahir,2,8 usia menarche (awal pubertas),2,8,11 jenis kelamin,11,18,19 dan nutrisi2,8,11,15,19,20GenetikGen SHOX11,19 dan HOXd11 Penderita haploinsufisiensi SHOX akan memiliki perawakan yang pendek dan tidak proporsional.19

HormonHormon pertumbuhan (growth hormone) 7,8,22 meningkatkan kecepatan pertumbuhan tulang panjang, khususnya pada masa anak-anak.

Usia pubertasmempengaruhi seberapa lama paparan kuat hormon pertumbuhan dan estrogen terhadap pertumbuhan tulang panjang. estrogen (kadar yang sedikit) mendorong pertumbuhan tulang panjang, Estrogen (kadar yang tinggi) memicu penutupan lempeng epifisis tulang dan menghentikan pertumbuhan tulang panjang.8 Berat Badan lahirterutama dipengaruhi oleh makanan ibu semasa kehamilan dan ada tidaknya infeksi.2,15,19setiap peningkatan 1 kg berat badan lahir, 1 cm lebih tinggi saat dewasa.2 Novotny berat badan lahir berpengaruh secara signifikan terhadap tinggi badan dan tinggi duduk, Novotny berat badan lahir dan konsumsi susu saat remaja mempengaruhi panjang tungkai, tinggi duduk, dan tinggi badan.2

Rasio tinggi duduk dan tinggi berdiri untuk kepentingan ergonomiErgonomi adalah penyerasian antara pekerja, jenis pekerjaan, dan lingkunganfit the person to the jobfit the job to the personpekerjaan bisa dilaksanakan efektif dan efisien dengan beban kerja terminimalisir.Menurut Organisasi Buruh Internasional (International Labor Organization), ada beberapa prinsip ergonomi yang harus dipenuhi untuk kenyamanan kerja. Salah satu dari prinsip itu menyatakan perlunya perubahan sedapat mungkin pekerjaan berdiri menjadi pekerjaan duduk.25 Duduk tanpa memperhatikan prinsip-prinsip ergonomi dalam jangka waktu lama selama bekerja dapat menimbulkan berbagai keluhan mulai dari rasa pegal hingga nyeri pada kepala, leher dan bahu, pinggang, bokong, lengan dan tungkai, lutut, kaki, dan paha.26Intervensi inovasi pembuatan kursi yang bisa diatur tingginya rendahnya, memiliki lengan kursi dengan ketinggian yang pas, roda untuk gerakan maju atau mundur, dan disertai dengan backrest untuk menjaga bentuk normal punggung. Keanekaragaman terutama dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan, dan nutrisi.11 Oleh sebab itu, penting melakukan deskripsi rasio tinggi duduk dengan tinggi berdiri pada subjek-subjek studi yang berasal dari ras, wilayah geografis, dan status sosioekonomi yang kurang lebih sama.

Kerangka Teori

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONALBAB IIIKerangka konsep

Definisi OperasionalTinggi dudukJarak antara permukaan atas alas duduk (yang keras) hingga vertex yang diukur pada garis tengah tubuh. Cara ukur observasi dalam keadaan subjek penelitian duduk dengan posisi tegak Alat ukur stadiometer. Hasil ukur satuan sentimeter (cm) dengan ketelitian hingga 0,1 cm. Skala ukur skala rasio.

Tinggi berdiriJarak antara permukaan alas tumit kaki (yang keras) hingga vertex yang diukur pada garis tengah tubuh. Cara ukur observasi dalam keadaan subjek penelitian berdiri dengan posisi tegakAlat ukur stadiometer. Hasil ukur satuan sentimeter (cm) dengan ketelitian hingga 0,1 cm. Skala ukur skala rasio. Berat Badan Lahirberat badan responden yang diukur setelah lahir.kuesioner secara retrospektif. Hasil ukur satuan kilogram (kg) dengan ketelitian hingga 0,1 kg. Skala ukur skala rasio.HipotesisMETODOLOGI PENELITIANBAB IVDesain Penelitianpenelitian observasional deskriptif analitik korelasional bivariatTempat dan Waktudi kampus Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya yang berlokasi di Jalan Pluit Raya II, Penjaringan, Jakarta Utara 14440. Penelitian akan dimulai pada Januari 2015.Populasi dan Sampel PenelitianPopulasi targetSeluruh mahasiswa di kota Jakarta dan mahasiswa ras Asia di kota lainnya yang memiliki karakteristik geografis dan lingkungan sosioekonomi yang samaPopulasi terjangkauSeluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya angkatan 2012SampelKriteria inklusi dan eksklusiInklusiSubjek merupakan mahasiswa yang masih aktif mengikuti kegiatan perkuliahan di Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia Atma JayaSubjek merupakan mahasiswa angkatan 2012Subjek memiliki kedua orang tua dari ras Asia

EksklusiSubjek tidak memiliki kelainan ekstremitas, seperti edema ekstremitas kronis, penggunaan ekstremitas palsu, dll.Subjek tidak memiliki kelainan bentuk tulang punggung.Subjek menolak atau tidak mampu berpartisipasi dalam penelitianInstrumen Penelitiankuesioner identitas nama, jenis kelamin, tanggal lahir, usia, berat badan lahir, dan ras kedua orang tuastadiometerdiakui dan direkomendasikan Manual Prosedur Antropometri NHANES (National Health and Nutrition Examination Survey) dari CDC (Centers for Disease Control and Prevention) keluaran Januari 201113terbagi menjadi 4 ruas @ 50 cmKetelitian alat ini hingga 0,1 cm

Cara KerjaStadiometer digunakan oleh 2 orangOrang perama memfiksasi dan memastikan stadiometer tegak lurusOrang kedua membaca hasil pengukuran dari sudut pandang terbaik.dilakukan secara bertahapdibutuhkan 5-6 kali pengukuranmeminimalisir bias pengukuran sekitar pukul 11 pagiPengukuran tinggi berdirimelepas segala hiasan rambut, perhiasan, bando, atau kepang dari kepalanya. melepas alas kakinya. Posisikan responden membelakangi dinding yang tegak lurus terhadap lantai. Bagian paling belakang dari kepala (os. occopitale), bahu (spina scapularis), bokong (m. gluteus maximus), betis (m. gastrocnemius) dan tumit (tuba calcanei) harus berkontak dengan dinding. Jempol kiri dan kanan kaki sebaiknya dipisah dan tumit kiri kanan sebaiknya bertemu sehingga membentuk sudut kira-kira 60.selaraskan kepala responden pada bidang Frankfort horizontal. turunkanlah bagian batang pengukur stadiometer hingga terletak kokoh menyentuh vertex kepala responden. Instruksikan responden untuk berdiri setinggi mungkin dan menarik napas dalam membantu meluruskan tulang belakang lebih konsisten dan reprodusibel.Segera baca dan catat hasil pengukuran saat responden menahan napas inspirasinya.

Pengukuran tinggi dudukpasien diposisikan duduk menyandar tembok, bagian paling belakang tulang belakang (vertebra lumbal 3-4), bahu (spina scapularis), dan kepala (os. occipitale) sebaiknya menyentuh tembok. Kemudian, selaraskan kepala responden pada bidang Frankfort horizontal. Lalu, turunkanlah bagian batang pengukur stadiometer hingga terletak kokoh menyentuh vertex kepala responden. Instruksikan responden untuk duduk setegak mungkin dan menarik napas dalam. Menarik napas dalam Segera baca dan catat hasil pengukuran saat responden menahan napas inspirasinya.

Sumber Datamerupakan data primer yang didapatkan langsung oleh peneliti dari responden melalui kuesioner dan data hasil pengukuran tinggi duduk dan tinggi berdiri.

Analisis Datamenggunakan perangkat lunak SPSS versi 15.00Editing. diperiksa kelengkapan dan kesalahan isinya.Coding dan Entry. Memindahkan data dari kuesioner ke dalam program.Cleaning. diperiksa kembali apakah ada kesalahan atau ada data yang tertinggal.Analisis. Analisis yang akan dilakukan adalah analisis univariat yang menguji satu variabel sewaktu. Ada dua karakteristik utama variabel tinggi, yaitu:Tendensi sentralRata-rataMedianPenyebaranRangeStandar deviasi

Analisis bivariat numerik korelasionalKedua variabel, yaitu variabel numerik rasio tinggi duduk dengan tinggi berdiri dan variabel numerik berat badan lahir harus diuji terlebih dahulu normalitas distribusinya menggunakan tes Kolmogorov-Smirnov. Jika data terdistribusi normal, maka akan dilakukan uji korelatif numerik Pearson. Namun jika data tidak terdistribusi normal, maka uji korelatif numerik Spearman yang akan digunakan.

Penyajian Datadalam bentuk tabel yang dibuat dengan program SPSS

Daftar pustakaAntropometri Indonesia [Internet]. [cited 2014 May 3]. Available from: http://antropometriindonesia.com/index.php/detail/sub/2/7/0/pengantar_antropometriNovotny R, Davis J, Ross PD, Wasnich RD. Adolescent milk consumption, menarche, birth weight, and ethnicity influence height of women in Hawaii. J Am Diet Assoc. 1996;96(8):802.Mellemkjr L, Christensen J, Frederiksen K, Baker JL, Olsen A, Srensen TIA, et al. Leg length, sitting height and postmenopausal breast cancer risk. Br J Cancer. 2012;107(1):1658.Lawlor D, Ebrahim S, Smith GD. The association between components of adult height and type II diabetes and insulin resistance: british womens heart and health study. Diabetologia. 2002;45(8):1097106.Asao K, Kao WHL, Baptiste-Roberts K, Bandeen-Roche K, Erlinger TP, Brancati FL. Short stature and the risk of adiposity, insulin resistance, and type 2 diabetes in middle age the third National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES III), 19881994. Diabetes Care. 2006;29(7):16327.

Woo J, Kim Y, Lee C. Heterogeneous genetic associations of nucleotide sequence variants with bone mineral density by gender. Mol Biol Rep. 2012;39(3):225965.Christmas C, OConnor KG, Harman SM, Tobin JD, et al. Growth hormone and sex steroid effects on bone metabolism and bone mineral density in healthy aged women and men. J Gerontol. 2002;57A(1):M128.Conway BN, Shu XO, Zhang X, Xiang YB, Cai H, Li H, et al. Age at menarche, the leg length to sitting height ratio, and risk of diabetes in middle-aged and elderly chinese men and women. Herder C, editor. PLoS ONE. 2012;7(3):e30625.Sadler T. Langmans Medical Embryology. Ed ke-11. New Delhi: Wolters Kluwer; 2010.Child motor development: 8 -12 months | Motor development [Internet]. [cited 2014 Aug 1]. Available from: http://motordevelopment.org/child-motor-development-8-12-months/

Bogin B, Varela-Silva MI. Leg length, body proportion, and health: a review with a note on beauty. Int J Environ Res Public Health. 2010;7(3):104775.Panero J, Zelnik M. Dimensi manusia dan ruang interior. Kurniawan D, penerjemah; Hardani W, Simarmata L, editor. Ed ke-1. Jakarta: Erlangga; 2003. Terjemahan dari: Penerbit ErlanggaChittawatanarat K, Pruenglampoo S, Trakulhoon V, Ungpinitpong W, Patumanond J. Height prediction from anthropometric length parameters in Thai people. Asia Pac J Clin Nutr. 2012;21(3):347.Anthropometry Procedures Manual [Internet]. [cited 2014 Aug 1]. Available from: http://www.cdc.gov/nchs/data/nhanes/nhanes_11_12/Anthropometry_Procedures_Manual.pdfSchooling CM, Jiang C, Lam TH, et al. Height, its components, and cardiovascular risk among older Chinese: a cross-sectional analysis of the Guangzhou Biobank Cohort Study. Am J Public Health. 2007;97:183441.

16. Busscher I, Gerver WJM, Kingma I, Wapstra FH, Verkerke GJ, Veldhuizen AG. The growth of different body length dimensions is not predictive for the peak growth velocity of sitting height in the individual child. Eur Spine J. 2011;20(5):7917.17. Fagherazzi G, Vilier A, Boutron-Ruault MC, Clavel-Chapelon F, Mesrine S. Height, sitting height, and leg length in relation with breast cancer risk in the E3N cohort. Cancer Epidemiol Biomarkers Prev. 2012;21(7):11715.18. Fredriks AM. Nationwide age references for sitting height, leg length, and sitting height/height ratio, and their diagnostic value for disproportionate growth disorders. Arch Dis Child. 2005;90(8):80712.19. Arriba Munoz A. Sitting/standing height ratio in Spanish children from birth to adulthood. Arch Argent Pediatr. 2013;111(4):30914.20. Lorentzon M, Norjavaara E, Kindblom JM. Pubertal timing predicts leg length and childhood body mass index predicts sitting height in young adult men. J Pediatr. 2011;158(3):452457.

21. Zou ZY, Lin XM, Xu XR, Xu R, Ma L, Li Y, et al. Evaluation of milk basic protein supplementation on bone density and bone metabolism in Chinese young women. Eur J Nutr. 2009;48(5):3016.22. Ohlsson C, Bengtsson BA, Isaksson OG, Andreassen TT, Slootweg MC. Growth hormone and bone 1. Endocr Rev. 1998;19(1):5579.23. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online - definisi kata ergonomi [Internet]. [cited 2014 Aug 4]. Available from: http://kbbi.web.id/ergonomi24. Cifre E, Vera M, Rodrguez-Snchez AM, Pastor MC. Job-person fit and well-being from a gender perspective. Rev Psicol Trab Las Organ. 2013;29(3):161.25. Basic ergonomic principles [Internet]. [cited 2014 Aug 4]. Available from: http://www.indevagroup.com/wp-content/uploads/2014/02/Basic_Ergonomics_Principles.pdf

26. OSHA Ergonomic Solutions: Computer Workstations eTool - Components - Monitors [Internet]. [cited 2014 Aug 4]. Available from: https://www.osha.gov/SLTC/etools/computerworkstations/components_monitors.html27. Dahlan MS. Besar Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: PT Arkans; 2006

Terima KAsih