ranula
DESCRIPTION
aTRANSCRIPT
Ranula
Ranula adalah suatu lesi besar yang berisi musin di dasar mulut. Ranula mirip dengan
fenomena mucocele, kecuali bahwa ukurannya lebih besar. Ranula terbentuk sebagai suatu
akibat terhalangnya aliran saliva yang normal melalui duktus ekskretoris mayor yang membesar
atau terputus dari kelenjar sublingualis (duktus Bartholin) atau kelenjar submandibularis (duktus
Whartolin). Tidak ada predileksi jenis kelamin yang jelas dan orang-orang dibawah usia 40 tahun
paling umum terkena.
Ada 2 tipe ranula – yang lebih umum, yaitu ranula superfisial, tampak sebagai suatu
pembengkakan lunak, dapat ditekan, timbul di dasar mulut; dan ranula dissecting atau plunging
yang menerobos di bawah otot milohyoideus dan menimbulkan pembengkakan submental.
Tanda-tanda ranula superfisial adalah translusen atau mempunyai warna kebiru-biruan.
Ranula tersebut unilateral, berbentuk kubah dan berfluktuasi. Jika lesi tanpa gejala tersebut
membesar, maka mukosanya menjadi meregang, tipis, dan tegang. Tekanan jari tidak akan
menyebabkan lesinya menjadi cekung, tetapi robekan akan menyebabkan keluarnya cairan
mukus. Seluruh dasar mulut dapat diisi oleh pembengkakan, yang mengangkat lidah dan
menghalangi pergerakannya. Ini dapat mengganggu pengunyahan, penelanan, dan proses bicara.
Ranula dapat dibedakan dari pembengkakan dasar mulut yang lain seperti kista dermoid
dan karsinoma mukoepidermoid kelenjar submandibuler dengan sialografi. Perawatannya adalah
eksisi atau marsupialisasi (operasi Partsch), yang terdiri atas menginsisi mukosa setempat dan
menjahit sisa dinding kistik ke dasar mulut-nya. Insisi dan drainasi bukanlah perawatn pilihan,
karena halitu akan membuat cairan terkumpul kembali ketika terjadi penyembuhan.
Kekambuhan adalah umum dalam kasus plunging ranula atau ranula superfisial yang dirawat
tidak sempurna. Pembuangan kelenjar saliva mayor yang terlibat adalah perawat yang
diindikasikan untuk ranula-ranula yang kambuh dan plunging ranula.
Sialolit
Sialolit, yang juga dikenal sebagai batu kelenjar saliva adalah pengerasan kompleks
kalsium di dalam kelenjar atau duktus saliva yang dapat menyumbat aliran saliva dan dapat
menyebabkan pembengkakan di dasar mulut. Pembentukan batu terjadi paling sering sesudah
usia 25 tahun, 2 kali lebih sering pada pria dibandingkan wanita dan biasanya dalam kelenjar
submandibularis. Arah aliran saliva yang naik dari duktus ekskretoris, bersama dengan isi mukus
dan pH alkali saliva yang tinggi adalah faktor-faktor penyebab dalam pembentukan batu. Batu
tersebut biasanya oval dan licin, atau tidak teratur permukaannya.
Penyumbatan aliran saliva oleh batu akan mengakibatkan pembengkakan dasar mulut
yang keras, nyeri, dan sakit. Gejala akut sering kambuh pada waktu makan. Pembengkakan dapat
meluas di sepanjang aliran duktus ekskretoris dan berlangsng selama berjam-jam atau
berhari0hari, tergantung pada penyumbatannya. Mukosa diatasnya biasanya tetap merah muda.
Infeksi sekunder mengakibatkan pus keluar dari lubang duktus atau kemerahan pada dasar mulut
yang membengkak. Perawatannya termasuk radiograf oklusal yang sesuai, sialografi (jika tidak
ada infeksi) dan pembuangan secara bedah dari sialolitnya.
Mucocele
Mucocele adalah lesi lunak berfluktuasi yang melibatkan retensi cairan mukus di dalam
jaringan subepitel, biasanya sebagai akibat dari trauma. Pembengkakan jernih atau biru ini dapat
terjadi pada bibir, dasar mulut, ventral lidah atau mukosa pipi. Biasanya tanpa gejala dan kurang
dari 1cm diameternya. Dasar dari mucocele umumnya tidak bertangkai. Anak-anak dan orang
dewasa muda paling sering terkena. Perawatannya adalah biopsi eksisi bersama dengan
pemeriksaan histopatologis. Jika keadaan ini dirawat dengan tepat, maka kekambuhan jarang
terjadi.
Oncocytoma
Oncocytoma adalah tumor jinak yang mengandung sel-sel epitelial berbentuk polihedron
yang besar yang dikenali sebagai onkosit, yang penuh dengan sitoplasma eosinofilik bergranular
dan mitokondria. Sitoarsitektur pada tumor ini lebih jelas dilihat dengan mikroskopis elektron.
Merupakan insiden jarang terjadi dan biasanya dapat menyerang pria dan wanita pada
usia 60-80 tahun. Tampilan klinis identik dengan tumor jinak ini berupa tumor yang tumbuh
perlahan, padat (nontender) khususnya di lobus superfisialis kelenjar parotis. Patogenesisnya
masih dalam perdebatan dan adakah tumor ini adalah neoplasma sejati. Oncocytoma dapat
terjadi akibat proses hiperplasia, proses metaplasia atau kedua-duanya.
Kelenjar parotid adalah tempat yang paling sering terjadinya oncocytoma diikuti dengan
kelenjar submandibular. Di tempat-tempat ini, tumornya muncul sebagai massa yang tumbuh
lambat dan tidak nyeri yang sering keras dan kadang-kadang kistik. Pembengkakan kelenjar
parotid dapat difus dengan kira-kira 7% terjadi bilateral. Tumor multipel juga pernah dilaporkan.
Dengan adanya kadar mitokondria yang tinggi di dalam sel, radiosialografi dapat
mendemonstrasikan pengambilan teknetium-99m yang tinggi.
Oncocytoma mudah dibedakan dari tumor Warthin dan adenoma pleomorfik.
Bagaimanapun, ia juga harus dibedakan dengan karsinoma mukoepidermoid, adenokarsinoma
sel asinik, karsinoma kistik adenoid, karsinoma sel ‘clear’ dan sel renal metastase atau karsinoma
tiroid. Operasi eksisi tanpa melibatkan margins adalah terapi yang dianjurkan dan onkositoma
adalah bersifat radioresisten.
Sumber:
Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut yang Lazim, Robert P. Langlais & Craig S. Miller.
Jakarta : Hipokrates, 2000.