rangkuman 1 pp

11
FACILITY POLLUTION PREVENTION GUIDE Chapter 1 & 2 Dini Aryanti (1006756111) [Type text]

Upload: dini-aryanti

Post on 02-Jan-2016

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Rangkuman 1 PP

Chapter 1 & 2

2013

Page 2: Rangkuman 1 PP

CHAPTER 1

DECIDING ON POLLUTION PREVENTION

Pencegahan pencemaran adalah suatu cara atau proses yang dilakukan untuk

mengurangi terbentuknya polutan atau limbah baik yang berbahaya ataupun tidak

berbahaya dari sumbernya. Apabila program pencegahan pencemaran diterapkan

secara efektif di dalam suatu perusahaan maka akan memberikan manfaat bagi

perusahaan itu sendiri dan lingkungan sekitar. Manfaat yang akan diperoleh

perusahaan adalah mengurangi biaya operasi, meningkatkan semangat dan partisipasi

tenaga kerja, dan meningkatkan derajat perusahaan di mata umum.

Dengan adanya program pencegahan pencemaran maka suatu perusahaan akan

mengurangi resiko tanggung jawab terhadap kerusakan yang mungkin terjadi

dikarenakan jumlah dan material buangan yang berbahaya dapat diminimalisir. Biaya

pengelolaan limbah akan berkurang seiring dengan berjalannya program pencegahan

pencemaran di suatu perusahaan. Hal ini dikarenakan dengan adanya program

pencegahan pencemaran maka sumber material yang digunakan akan dikurangi,

sehingga akan menghasilkan limbah yang lebih sedikit.

Seiring dengan meningkatnya isu kualitas lingkungan di kalangan umum,

maka kebijakan suatu perusahaan mengenai kontrol terhadap limbah akan meningkat.

Hal ini nantinya akan berpengaruh kepada sikap para karyawan dan komunitas secara

lebih luas. Karyawan akan memiliki efek yang lebih positif terhadap perusahaan

dikarenakan perusahaan tersebut berkomitmen untuk membentuk lingkungan yang

lebih berkualitas.

Bagi lingkungan, dengan adanya pencegahan pencemaran maka akan

meminimalisir terbentuknya limbah dan juga akan mengurangi dampak ekologi akibat

pemanfataan bahan baku. Manfaat lebih lanjutnya adalah berkurangnya emisi yang

terbentuk dari proses pengolahan hingga pembuangan dari bahan yang diproduksi.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pencegahan pencemaran

merupakan langkah pengurangan polutan ataupun sampah dari sumbernya. Misalnya

adalah mengurangi jumlah bahan baku, meningkatkan efisiensi energi, menggunakan

kembali material produksi, dan mengurangi konsumsi air. Pada umumnya terdapat

dua metode yang digunakan dalam program pencegahan pencemaran yaitu product

changes dan process changes. Product changes merupakan metode berupa

2

Page 3: Rangkuman 1 PP

pendesainan ulang suatu produk untuk mengurangi dampak yang produk tersebut

hasilkan bagi lingkungan. Sedangkan process changes merupakan metode yang lebih

fokus terhadap proses pembentukan produk tersebut. Metode ini meliputi perubahan

material input, perubahan teknologi, serta peningkatakan praktek pengoperasian. Dan

pada umunya peningkatan praktek pengoperasian lebih cepat untuk dapat

diimplementasikan, serta biaya yang dibutuhkan juga lebih murah.

Apabila kita melakukan suatu tindakan pengontrolan pencemaran setelah

terbentuknya sampah atau polusi maka hal tersebut tidak termasuk dalam tindakan

pencegahan pencemaran. Contoh tindakan yang tidak termasuk dalam program

pencegahan pencemaran adalah off-site recycling, pengolahan sampah, diluting

constituents, dan lainnya.

3

Page 4: Rangkuman 1 PP

CHAPTER 2

DEVELOPING A POLLUTION PREVENTION PROGRAM

Dalam membentuk suatu program pencegahan pencemaran pada umumnya

meliputi tiga tahapan yaitu executive level, policy statement, dan consensus building.

Tahapan dimana adanya inisiatif untuk melaksanakan program pencegahan

pencemaran pada suatu perusahaan terdapat pada tahap executive level. Tahapan ini

juga meliputi pengumpulan segala informasi yang menunjukkan bahwa pencegahan

pencemaran merupakan sesuatu hal yang penting untuk dieksplor. Informasi yang

diperoleh akan berguna bagi eksekutif perusahaan untuk kepentingan pengembangan

dan penerapan program tersebut. Selain itu pengumpulan informasi juga berfungsi

untuk melakukan penilaian awal yang merupakan bagian dari upaya desain program

formal.

Ketika manajer senior telah memutuskan untuk melakukan program

pencegahan pencemaran terhadap perusahaannya, maka ia harus menyampaikan hal

tersebut kepada seluruh karyawan melalui kebijakan pernyataan resmi (policy

statement). Policy statement harus menyatakan mengapa program tersebut dibentuk,

apa kualitatif yang ingin dicapai, dan siapa saja yang terlibat didalamnya. Setelah

adanya policy statement dan para eksutif serta manajer perusahaan telah merancang

sedemikian rupa program tersebut maka dibutuhkan dukungan dan keterlibatan secara

aktif dari para karyawannya. Perusahaan sebaiknya dapat memberikan semangat dan

dorongan agar para karyawannya dapat berpartisipasi secara baik. Hal yang dapat

dilakukan adalah dengan adanya sistem bonus atau penghargaan bagi karyawan yang

menyumbangkan ide mereka terhadap program yang dijalankan.

Orang yang memimpin program pencegahan pencemaran pada suatu

perusahaan harus dipilih secara matang karena mereka yang akan bertanggung jawab

dalam mengembangkan dan menerapkan rancangan program. Sikap, usaha, serta

kemampuan mereka menjadi kunci dalam kesuksesan program tersebut. Tingkatan

tertinggi dimiliki oleh ketua program. Seorang ketua program harus memiliki wibawa

dan pengaruh yang besar agar program yang dirancang dapat berjalan sesuai yang

diharapkan. Peran dari ketua program adalah menfasilitasi aliran informasi antara

semua tingkatan dalam perusahaan.

4

Page 5: Rangkuman 1 PP

Ketua program nantinya akan menetapkan tujuan yang menyatakan arah dari

program tersebut. Tujuan tersebut harus dirumuskan secara matang, berarti bagi

karyawan, fleksibel, menantang namun dapat dicapai, dan merupakan bagian dari

dokumen perencanaan program. Lebih lanjut, tujuan harus konsisten terhadap

kebijakan pencegahan pencemaran yang dibuat oleh perusahaan dan harus dinyatakan

secara lebih spesifik. Tujuan pencegahan pencemaran dapat bersifat kualitatif dimana

lebih mudah untuk dikembangkan dibandingkan dengan tujuan kuantitatif.

Dalam rangka memanfaatkan sumber daya manusia, waktu dan uang secara

bijak, maka dibutuhkan suatu proses pemrioritasan. Pada proses ini maka akan

ditargetkan permasalahan limbah yang paling utama dan berpindah ke permasalahan

selanjutnya. Menetapkan prioritas baik dari segi proses, operasi, dan material akan

memfokuskan rencana pengembangan dari upaya pencegahan pencemaran.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam membuat suatu

penilaian awal maka diperlukan pengumpulan data atau informasi. Dengan adanya

data dan informasi tersebut maka dapat dikembangkan suatu rencana program secara

detail. Rencana ini akan membahas sejauh mana organisasi eksternal akan terlibat,

mendefinisikan tujuan program pencegahan pencemaran, mengidentifikasi hambatan

yang mungkin terjadi beserta solusinya, dan menetapkan langkah pengumpulan dan

analisis data yang akan digunakan.

Terdapat beberapa poin yang harus dibahas dalam menentukan suatu rencana

program, yaitu :

1. Kelompok Eskternal

Yang dimaksud dalam hal ini adalah mempertimbangkan masukan dari luar

perusahaan, termasuk dari komunitas sekitar. Hal ini dikarenakan dengan adanya

gabungan dari berbagai organisasi maka akan menimbulkan komunikasi yang lebih

luas dan informasi yang diperoleh juga lebih berharga. Misalnya pejabat baik

eksekutif maupun legislatif dapat memberikan pandangan mereka terhadap isu

perlindungan lingkungan kepada perusahaan, sebaliknya mereka juga dapat

memperoleh informasi yang membantu mereka untuk membuat keputusan lanjut

terhadap isu yang berkaitan dengan lingkungan.

Keterlibatan komunitas merupakan cara yang bagus untuk membangun

kepercayaan atau kredibilitas bagi orang sekitar. Namun sebaiknya komunitas dapat

terlibat setelah program tersebut didirikan. Selain itu bisnis lain juga dapat dijadikan

sumber informasi dalam isu teknis dan pemasok. Memang perusahaan dengan

5

Page 6: Rangkuman 1 PP

kepentingan yang sama dapat menjadi pesaing, namun tidak menutup kemungkinan

antar perusahaan tersebut dapat berinteraksi tanpa menimbulkan hal-hal sensitif dalam

bidang bisnis antara keduanya.

2. Menentukan Tujuan

Pada tahap penilaian awal, tim dari program akan mengidentifikasi peluang

pencegahan pencemaran dan akan bekerja dengan kelompok eksekutif untuk

menetapkan prioritas. Hal tersebut merupakan langkah awal dalam menentukan tujuan

jangka pendek maupun jangka panjang. Tujuan tersebut dapat ditentukan pada

tingkatan yang berbeda bergantung dari ukuran dan keragaman suatu perusahaan.

Tujuan harus dinyatakan secara kuantitatif dan harus memiliki tanggal target. Kedua

hal tersebut akan menjadikan tujuan tersebut alat yang efektif dalam mengarahkan

upaya serta mengukur progres yang berjalan.

3. Mengidentifikasi Hambatan yang Mungkin Terjadi

Hal ini dimaksudkan untuk dapat mengantisipasi hambatan yang dapat terjadi

dan merencanakan langkah yang tepat untuk menanggulanginya. Hal ini dikarenakan

banyak faktor yang dapat menyulitkan proses berjalannya program. Berbagai macam

faktor dan tingkat kesulitan relatif yang beraneka macam akan muncul bevariasi dari

tiap perusahaan.

Pada umumnya beberapa kategori hambatan yang dapat terjadi adalah dari segi

ekonomi, teknis, peraturan, dan kelembagaan. Dalam kategori ekonomi, analisis cost-

benefit dan terbatasnya sumber daya keuangan menjadi hal yang perlu diperhatikan.

Untuk kategori hambatan teknis, hal yang dapat terjadi adalah ketersediaan informasi,

gangguan produksi, dan perubahan pada kualitas produk. Peraturan juga merupakan

kategori yang dapat menjadi pembatas untuk pilihan pencegahan pencemaran yang

ingin dilakukan. Misalnya apabila ingin merubah suatu input material maka perlu

mempertimbangkan peraturan terkait yang mengatur tentang alternatif input material

yang diperbolehkan. Hambatan lainnya adalah berasal dari kelembagaan itu sendiri,

dan untuk menghindari terjadinya perselisihan antar elemen organisasi maka

diperlukan adalanya komunikasi yang efektif.

4. Mengembangkan jadwal

Membuat daftar tonggak dalam setiap tahap penilaian rinci pelaksanaan, serta

menetapkan tanggal target realistis merupakan aspek akhir dari rencana pencegahan

pencemaran. Setiap pelaksanaan tahapan harus mengikuti jadwal yang telah dibentuk.

6

Page 7: Rangkuman 1 PP

Ketaatan terhadap jadwal yang dibentuk akan mengontrol biaya awal dan biaya

pengimplementasian dari program tersebut.

7