radar surabaya rabu, 31 mei 2017 halaman 27 filepolda jatim irjen pol machfud arifin ini bisa...
TRANSCRIPT
layouter: hadi
MENJADI kota kedua terbesar di Indonesia setelah Jakarta dengan pertumbuhan eko nomi yang cukup pesat, mem buat Surabaya yang dijuluki sebagai Kota Pahlawan men jadi magnet bagi warga dari luar kota untuk berbondongbon dong menikmati kue pe reko nomian di Surabaya.
Namun di satu sisi, banyak pula kalangan yang tidak beruntung. Di sinilah akhirya aksi kriminalitas muncul. Diban ding daerah lain di Jawa Timur, Surabaya menjadi salah satu kota dengan tingkat kri mina litas yang cukup tinggi.
Tindak kriminalitas di Kota Pahlawan ini didominasi oleh aksi kejahatan jalanan yang dilakukan oleh para pelaku pencurian disertai kekerasan (curas), pencurian dan pemberatan (curat) dan pencurian kendaraan bermotor (curanmor).
Keberadaan para pelaku ke jahatan jalanan ini cukup me resahkan. Sebab tidak hanya merampas harta benda milik korban. Para pelaku ini juga se bagian membekali dirinya de ngan senjata tajam (sajam). Sajam inilah yang digunakan se ba gai alat untuk menakutna kuti, meng ancam, hingga me lu kai dan membunuh para korban.
Maraknya aksi kejahatan jalanan di Kota Pahlawan ter sebut membuat Polrestabes Su rabaya terus berupaya men cari cara atau strategi untuk me la kukan tindakan preventif mau pun preventif guna men cegah ter ja dinya aksi keja ha tan jalanan ini.
Selain menggelar patroli ru tin, Polrestabes Surabaya di ba wah kepemimpinan Ko mi saris Be sar Polisi (Kom bes pol) Mo ham mad Iqbal juga mem buat for mula pe nin dakan baru de ngan memben tuk Tim Anti Ban dit.
“Ang gota yang ter gabung dalam TAB itu dibagi menjadi tujuh tim. Setiap tim terdiri.
Tim Anti Bandit (TAB) secara resmi dibentuk pada 3 Fe bruari 2016 atas perintah Ka pol res tabes Surabaya Kom bes Pol Moham mad Iqbal SIK MH. TAB ini di bawah komando langsung Ka
PolA penindakan ala Tim Anti Bandit dengan turun lang sung ke jalanan me la ku kan pe nyekatan para pelaku ke jahatan terbukti efek tif da lam mem per sem pit ruang gerak pelaku begal.
Sehingga, tim yang sempat me meroleh apresiasi dari Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin ini bisa mengungkap dan menangkap para penjahat ja lanan tanpa harus menunggu ada nya korban. “Bahkan, sebelum para pelaku begal itu beraksi, sudah dibuat keder oleh polisi,” kata Shinto.
Untuk itu, meski terkadang hasil penggeledahan masih nihil, na mun hal itu harus tetap di lakukan. “Bahkan masingma sing rayon, setiap hari saya minta untuk menghentikan sebanyak 50 pengendara yang dianggakap mencurigakan. Se hingga dalam se hari, dari tujuh TAB itu, total pemeriksaan dan penggeledahan yang dilakukan sebanyak 350 kali per hari,” terang mantan ka sat reskrim Polresta Tangerang ini.
Dengan pola ini, Shinto berharap anggota bisa melakukan pemetaan wilayah mana saja yang dianggap rawan. Namun, pe metaan wilayah rawan itu jangan dijadikan sebagai pato kan. Sebab, mobilitas pelaku kejahatan jalanan diyakini sangat dinamis.
Artinya, para pelaku kejahatan jalanan bisa melakukan aksinya kapan pun dan dimana pun selama ada kesempatan.
sat Reskrim Pol restabes Su ra baya, Ajun Ko mi saris Besar Po lisi (AKBP) Shinto Silitonga.
Tim ini dibentuk dari anggota gabungan yang ada di Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Pol restabes Surabaya yakni Unit Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras), Unit Reserse Mobile (Resmob), Unit Tindak Pidana Tertentu (Tipidter), dan Unit Tin dak Pidana Ekonomi (Tipidek), serta anggota reskrim dari polsek jajaran. Bahkan, TAB sekarang berkembang dengan
HALAMAN 27RADAR SURABAYA RABU, 31 MEI 2017
melibatkan para Srikandi (Polwan) dalam menumpas kejahatan di Surabaya.
“Anggota yang tergabung dalam TAB itu dibagi menjadi tujuh tim. Setiap tim terdiri dari enam anggota yang diope ra sionalkan oleh empat perwira per tama sebagai first line su per visor, dan disebar menjadi rayonrayon yang bertanggung jawab terhadap tiga sampai empat wilayah yang dianggap menjadi titik rawan ke jahatan jalanan di Surabaya,” ungkap AKBP Shinto Silitonga.
Yang membuat tim ini berbeda dengan yang lain adalah pola antisipasi dan penindakan yang dila kukan. Anggota TAB ber patroli secara bergiliran setiap hari mulai pukul 22.00 WIB hingga dinihari.
Patroli dilakukan mobile dan menyisir tempattempat yang dianggap rawan terjadi tindak kejahatan jalanan. Pada posisi ini, anggota TAB dilatih kemam puannya untuk mengenali setiap pengendara yang di curigai sebagai pelaku begal.
Tidak hanya itu, pergerakan TAB dilakukan dengan strategi reserse yang menyesuaikan perge rakan karakter para penjahat jalanan di Surabaya. Mereka harus memiliki sense layaknya pelaku begal yang berpatroli mencari korban.
Sehingga, hal ini memudahkan anggota TAB untuk menganalisa para pelaku kejahatan. “Jika gerakgeriknya sudah mencu riga kan, maka saya perintahkan kejar, henti kan, dan geledah,” tegas Shinto. (yua/jay)
“Se perti balon, semakin ditekan di satu titik, maka pelaku ini akan mengembang ke wilayah lain yang mungkin sebelumnya tidak dianggap rawan. Sehingga, upaya TAB harus terus dilakukan,” ungkap alumus Akademi Polisi (Akpol) tahun 1999 ini.
Selain itu, anggota TAB juga diminta untuk memperbanyak jaringan dengan mencatat no mor handphone warga yang se kiranya bisa memberikan in for masi jika terjadi tindak pidana kejahatan jalanan di wilayah nya.
“Jumlah informan setiap hari terus ditambah oleh TAB, agar mampu bertindak cepat dan mela kukan penangkapan terha dap pelaku kejahatan,” kata nya.
Selain itu, sosialisasi kamtib
mas kepada warga juga harus dilakukan di wilayah rayon ma singmasing. Hal ini di laku kan un tuk memberikan edu kasi ke pada warga agar lebih peka dan man diri mengenali pola perge ra kan serta modus para pelaku kejahatan.
Sehingga ketika warga mendapati orang yang men cu ri gakan, mereka bisa langsung meng ambil tindakan. “Output nya kan untuk warga kota Su rabaya agar mereka mampu me n jaga wilayahnya dan men jadi polisi bagi dirinya sendiri,” tandas Shinto.
Selain pola baru, Shinto dan TAB juga masih menggunakan pola lama, yakni penyekatan jalur pengiriman hasil keja ha tan. Misal nya lewat Jembatan Su ra ma
du. Menurutnya, jalur ter se but masih menjadi favorit para pelaku untuk menjual motor ha sil kejahatannya ke pulau Madura.
Kerja keras dan menjaga siner gitas antaranggota dalam me merangi pelaku dan perusuh Su rabaya ini sudah menunjukkan gregetnya. Hanya dalam ku run waktu tiga bulan, TAB su dah mampu melibas 45 penjahat jalanan. Dari 45 tersangka itu, satu orang di antaranya ditembak mati dan 17 lain ditembak kakinya karena melawan.
“Tim Anti Bandit dalam waktu sebulan mulai dari 3 Maret sampai April ini berhasil mengungkap 92 kasus kejahata nan dan menangkap 45 pelaku,” kata Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol M Iqbal.
Dari jumlah 92 kasus yang diungkap itu, terdiri dari kasus curas sebanyak 6 kasus, curat 28 kasus dan curanmor 54 ka sus. Kemudian kasus kepemili kan atau menyimpan senjata tajam atau senjata api 2 kasus, membawa lari anak 1 kasus, dan di bidang farmasi 1 kasus.
Inovasi penindakan yang dila kukan Satreskrim Pol res tabes Surabaya ini terbukti membuat para pelaku keder. Per lahan tapi pasti, kejahatan ja lanan di Su ra baya setiap bulan se makin me nurun drastis. Hal ini bisa dilihat dari hasil anev yang dial ku kan setiap bulan pas ka TAB dibentuk.(yua/jay)
SAtrIA NugrAHA/rAdAr SurAbAyA
AWARD PIMPINAN: Kapolda Irjen Pol Machfud Arifin memberikan penghargaan kepada Tim Anti Bandit yang sukses mengamankan jalanan kota Surabaya dari tindak kejahatan.
SAtrIA NugrAHA/rAdAr SurAbAyA
SIAP BERTUGAS: Kasat Reskrim AKBP Shinto Silitonga (tengah depan) siap memimpin satuan Tim Anti Bandit memberantas penjahat jalanan demi menjaga ketentraman dan ketertiban di tengah masyarakat.
SAtrIA NugrAHA/rAdAr SurAbAyA
SRIKANDI TAB: Tak mau kalah dengan polki, para polwan juga siap diturunkan sebagai bagian dari Tim Anti Bandit.