pusat data dan sistem informasi...
TRANSCRIPT
-
Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau tahun 2010-2014
merupakan salah satu dari lima target utama pencapaian swasembada dan
swasembada berkelanjutan yang ditetapkan oleh Kementerian Pertanian. Oleh
karena itu selama kurun waktu tahun 2010-2014 Direktorat Jenderal Peternakan
dan Kesehatan Hewan melakukan berbagai upaya untuk dapat mencapai
swasembada daging sapi dan kerbau yang ditargetkan akan dapat diwujudkan pada
tahun 2014.
Salah satu kendala utama pencapaian program swasembada daging sapi dan
kerbau tersebut adalah ketersediaan serta pemutakhiran data dan informasi terkait
dengan populasi dan parameter-parameter teknis lainnya. Menyadari hal tersebut,
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan memprakarsai dilakukannya
pendataan ternak sapi potong, sapi perah dan kerbau pada tahun 2011, bekerja
sama dengan Badan Pusat Statistik. Dari hasil pendataan tersebut, telah diperoleh
data populasi dasar (P0) sapi potong, sapi perah, dan kerbau, struktur populasi,
menurut umur, jenis kelamin, dan rumpun ternak (khusus sapi potong), serta
diperolehnya raw data dan informasi nama dan alamat pemelihara (by name, by
address) unit usaha yang memelihara/memperdagangkan sapi potong, sapi perah,
dan kerbau yang lengkap, akurat dan mutakhir sebagai database untuk keperluan
pendataan pada tahun-tahun berikutnya.
Selain data populasi, data produksi menjadi faktor yang sangat penting,
terutama terkait dengan penyediaan kebutuhan konsumsi masyarakat. Untuk data
produksi daging (daging ternak besar, ternak kecil maupun unggas), metode yang
digunakan merupakan hasil perkalian antara jumlah ternak yang dipotong secara
tercatat dan tidak tercatat (unregistered) dengan parameter berat karkas. Hal ini
mengacu pada SK Dirjen Peternakan No 21011/Kpts/OT.140/F/10/2010 Tentang
Petunjuk Teknis Pengumpulan Data Statistik Peternakan. Data pemotongan ternak
ISSN : 1411-9196
Vol. 9 No. 93 Bulan Oktober 2012 http://pusdatin.deptan.go.id
Daftar Isi :
Karkas Sapi Potong
Daftar Isi :
Survei Karkas Sapi Potong dan
Kerbau Tahun 2012.....(1)
Workshop Pembinaan SDM, Vali-
dasi dan Kompilasi Data SIM
2012.....(4)
Apresiasi MC dan Etika Keproto-
kolan Kementerian Pertanian.....(5)
Workshop Analisis Indikator Ma-
kro Sektor Pertanian.....(5)
Aplikasi Berbagi Dokumen dan
Pengetahuan (Knowledge
Management).....(7)
Tim Redaksi :
Pelindung :
Ir. Tassim Billah, MSc Penasehat :
Agus Sunarya, SE, MM
Ir. Sari Sutiyorini, MM Ir, Bayu Mulyana, MM
Ir. Dewa Ngakan Cakrabawana, MM
Penanggung Jawab : Sukim Supandi, S.Sos, MM
Redaksi :
Dedi Triyono
Editor :
Dra. Laelatul Hasanah, MSi
Dra. P.Hanny Mulyani, MM Eko Nugroho, S.Kom, MM
Redaktur Pelaksana :
Evita Wahyu Puspitasari, S.Kom Dian Prasetyorini
Sekretariat :
Dwi Wulandari Agus
Musdino
Redaksi menerima tulisan maupun saran
dan kritik untuk Newsletter Pusdatin
Kirimkan ke alamat redaksi :
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Jl. Harsono RM No. 3 Gd. D Lantai IV
Pasar Minggu Jakarta 12550 Telp : 021-7805305, 7816384
Fax : 021-7822638
e-mail : [email protected]
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
SURVEI KARKAS SAPI POTONG DAN KERBAU TAHUN 2012
-
H A L A M A N 2
secara reguler dapat dikumpulkan dengan
menggunakan formulir yang diisi oleh petugas
di daerah. Sedangkan parameter berat karkas
diperoleh melalui pengukuran langsung
dengan menimbang karkas hasil pemotongan.
Parameter karkas masing-masing jenis
ternak tidak seragam tergantung dari jenis
ternak yang dipotong. Parameter karkas ternak
besar diperoleh dari persentase pengukuran/
penimbangan ternak yang masuk ke RPH
terhadap berat badan ternak yang telah
disembelih setelah dikurangi kulit (dikuliti),
isi perut (jeroan), kaki bagian bawah serta
kepalanya.
Sampai saat ini, data parameter karkas
yang digunakan dalam rangka melakukan
estimasi produksi daging adalah hasil survei
yang dilakukan oleh Pusat Data dan Informasi
Pertanian Kementerian Pertanian bekerjasama
dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dan
Direktorat Jenderal Peternakan. Survei ini
dilaksanakan pada tahun 2009.
Dari uraian-uraian di atas dan dalam
rangka pemutakhiran data peternakan dan
mendukung program swasembada daging sapi
dan kerbau, pada tahun 2012 Direktorat
Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
bermaksud melakukan kajian parameter
karkas melalui survei/studi lapang ke wilayah
sentra ternak sapi potong dan sentra
pemotongan.
Survei karkas mempunyai dua agenda,
yang pertama bertujuan untuk memperoleh
beberapa parameter teknis produk ternak sapi
dan kerbau, yang meliputi berat karkas dan
persentase karkas terhadap berat hidup,
persentase daging terhadap karkas, persentase
jeroan terhadap karkas serta persentase
komponen lain non karkas yang dianggap
relevan. Tujuan kedua adalah menghasilkan
formula untuk mengestimasi produksi daging
sapi dan kerbau, produksi jeroan dan produksi
daging variasi.
Pendekatan metodologi perhitungan
karkas dilakukan dengan cara menimbang
berat hidup ternak sapi potong yang siap
dipotong di RPH dan berat karkas ternak
setelah dipotong. Hasil persentase
perbandingan berat karkas dan berat hidup
merupakan parameter karkas. Parameter
karkas digunakan untuk memperkirakan
produksi daging. Unit terkecil dari sampel
yang digunakan pada studi lapang ini adalah
Rumah Potong Hewan (RPH) atau Tempat
Pemotongan Hewan (TPH) di beberapa
wilayah sentra sapi potong dan sentra
pemotongan. Komponen lain yang juga akan
ditimbang adalah jeroan dan daging variasi.
Jeroan terdiri atas jeroan merah (jeroan yang
ada di rongga dada) dan jeroan hijau (jeroan
di rongga perut). Daging variasi merupakan
bagian selain karkas dan jeroan yang juga
dimakan, seperti bagian di kepala (lidah,
cingur, daging pipi dan lainnya), empat kaki
bawah dan ekor.
Cakupan wilayah survei meliputi
sepuluh (10) provinsi, yang merupakan
representasi wilayah sentra populasi dan
konsumsi daging. Provins i yang
merepresentasikan wilayah sentra konsumsi
adalah DKI Jakarta, sedangkan wilayah sentra
populasi meliputi Banten, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara,
Lampung, Kalimantan Selatan, Sulawesi
Selatan dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Pada masing-masing provinsi dipilih dua (2)
RPH yang cukup representatif di wilayahnya
dan melakukan pemotongan cukup besar
dengan variasi jenis ternak terbanyak dan
memiliki fasilitas timbangan berat hidup. Jadi
total sampel RPH sebanyak 20 RPH. Metode
penarikan contoh RPH menggunakan
purposive sampling.
Obyek survei adalah sapi potong lokal
dan kerbau. Jumlah sampel keseluruhan 291
ekor, terdiri atas 286 ekor sapi dan 5 ekor
kerbau.
Kerangka sampel yang digunakan meliputi :
1) Kerangka contoh untuk pemilihan RPH/
TPH, merupakan daftar nama RPH/TPH
yang ada di provinsi terpilih.
2) Kerangka contoh untuk pemilihan
pedagang pemasok ternak/pedagang
daging, merupakan daftar nama pedagang
pemasok ternak/pedagang daging di RPH/
TPH terpilih.
Tahapan Penarikan Sampel :
Pertama : memilih RPH yang melakukan
pemotongan ternak sapi dan atau kerbau di
provinsi terpilih.
Kedua : memilih sampel sapi secara acak
sebanyak target sampel yang sudah
ditentukan. Pemilihan sampel ternak
sesuai dengan ketersediaan ternak yang
ada pada saat survei, tanpa ada batasan
jenis rumpun, jenis kelamin maupun umur.
Ketiga : memilih sampel sebesar 10% dari
tahap kedua dari masing-masing jenis
ternak, untuk dilakukan perontokan
(dipisahkan antara daging dengan tulang).
Waktu pelaksanaan survei dibagi
menjadi 3 (tiga) tahap. Tahap pertama
dilaksanakan pada kondisi normal yaitu pada
tanggal 24 Juni 2012 sampai dengan 3 Juli
2012. Tahap kedua dilaksanakan pada waktu
menjelang puasa atau periode unggahan,
pada periode ini diperkirakan ada sedikit
peningkatan permintaan daging sapi di
pasaran, dilaksanakan pada tanggal 4 Juli
2012 sampai dengan 9 Juli 2012. Tahap ketiga
Lanjutan Berita Survei Karkas Sapi Potong...
Survei Karkas
Sapi Potong
dan
Kerbau
Tahun 2012
Karkas Sapi Potong
Karkas Sapi Potong
Karkas Sapi Potong
Karkas Sapi Potong
-
H A L A M A N 3
dilaksanakan pada tanggal 19 Juli 2012 sampai dengan
5 Agustus 2012 atau periode puasa, diperkirakan ada
peningkatan permintaan daging cukup signifikan pada
periode ini.
Sebelum dilakukan pemotongan, ternak
diistirahatkan beberapa waktu di RPH dan ditimbang
berat hidupnya. Pelaksanaan pemotongan dimulai
malam hari sampai dengan pagi hari berikutnya. Hal
ini bertujuan untuk menjaga kesegaran daging, karena
setelah dipotong daging langsung didistribusikan ke
pasar. Sapi dan kerbau setelah disembelih secara halal,
kemudian dipisahkan antara karkas dengan kepala,
empat kaki bawah, dan ekor, dikeluarkan jeroannya
serta dikuliti. Setiap bagian tubuh yang sudah
dipisahkan selanjutnya ditimbang dan dicatat, khusus
jeroan harus dalam bentuk jeroan bersih (sudah
dikeluarkan kotorannya). Proses pemotongan tersebut
dilakukan terhadap 286 sampel sapi dan 5 sampel
kerbau, selanjutnya dari kedua jenis sampel dipilih 17
sampel karkas sapi dan 3 sampel karkas kerbau untuk
dipisahkan antara daging dan tulang. Hal ini dilakukan
untuk mendapatkan persentase daging murni terhadap
karkas.
Jumlah sampel sapi dan kerbau yang diperoleh
di sepuluh (10) provinsi sebanyak 291 ekor. Rataan
berat hidup sapi potong dan kerbau adalah pada
kisaran 434,37 kg sampai dengan 257,27 kg ,
sedangkan rataan berat karkas pada kisaran 224,74 kg
sampai dengan 128,10 kg. Dengan demikian diperoleh
rataan persentase karkasnya adalah 54,45% sampai
dengan 47,23%, rincian hasil olahan dapat dilihat di
Tabel 1.
Tabel 1. Berat Hidup, Berat Karkas dan Persentase
Karkas Sapi dan Kerbau Tahun 2012
Jumlah sampel sapi dan kerbau sebanyak 291
ekor, terdiri atas 212 ternak jantan dan 79 ternak
betina. Berat hidup ternak jantan berada pada kisaran
antara 439,11 kg sampai dengan 257,17 kg, sedangkan
ternak betina pada kisaran 421,55 kg. Berat karkas
ternak jantan berada pada kisaran antara 230,33 kg
sampai dengan 130,03 kg, sedangkan pada ternak
betina pada kisaran 208,04 kg sampai dengan 124,66
kg. Berdasarkan data tersebut maka persentase karkas
dari ternak jantan dan betina dapat diketahui.
Persentase karkas ternak jantan berada pada kisaran
55,03% sampai dengan 48,05%, sedangkan pada
ternak betina pada kisaran 52,25% sampai dengan
45,71%. Hasil survei berdasarkan jenis kelamin
disajikan di Tabel 2.
Tabel 2. Berat Hidup, Berat Karkas dan Persentase
Karkas Sapi dan Kerbau Berdasarkan Jenis Kelamin
Pengolahan hasil survei juga dilakukan
terhadap masing-masing rumpun/bangsa ternak yang
diperoleh pada waktu survei. Rumpun sapi potong
lokal diperoleh lima (5) jenis sapi, yaitu Sapi Bali,
Sapi Madura, Sapi Ongole/Peranakan Ongole, Sapi
Persilangan dan Sapi PFH (Peranakan Fries Holland
yaitu sapi perah jantan atau betina yang sudah tidak
produktif lagi) serta kerbau. Persentase karkas paling
tinggi terdapat pada Sapi Ongole/PO, pada kisaran
antara 54,94% sampai dengan 47,78%. Paling kecil
pada Sapi PFH yang berada yang berada pada
kisaran 50,65% sampai dengan 44,47%. Hasil olahan
per rumpun/bangsa disajikan di Tabel 3.
Tabel 3. Berat Hidup, Berat Karkas dan Persentase
Karkas Sapi dan Kerbau Berdasarkan Rumpun Ternak
Hasil olahan juga disajikan berdasarkan umur
ternak. Pada kategori umur ternak, persentase karkas
paling tinggi pada golongan umur 1,5 tahun 2,5
tahun, berada pada kisaran 55,28% sampai dengan
48,56%. Dengan kata lain umur ideal siap potong
pada ternak sapi potong adalah pada golongan umur
1,5 tahun 2,5 tahun, khususnya untuk ternak jantan.
Pemotongan ternak betina pada golongan umur
tersebut dilarang karena masuk kategori betina
produktif, kecuali yang cacat atau majir/mandul. Hasil
olahan secara lengkap dapat dilihat di Tabel 4.
Tabel 4. Berat Hidup, Berat Karkas dan Persentase
Karkas Sapi dan Kerbau Berdasarkan Umur Ternak
Hasil pengolahan berdasarkan provinsi
menunjukkan bahwa persentase karkas paling tinggi
terdapat di Provinsi Kalimantan Selatan, berada pada
kisaran 56,54% sampai dengan 50,90%. Paling kecil
V O L . 9 N O . 9 3 B U L A N O K T O B E R 2 0 1 2
Lanjutan Berita Survei Karkas Sapi Potong...
-
H A L A M A N 4 Lanjutan Berita Survei Karkas Sapi Potong...
Survei
Karkas
Sapi
Potong
dan
Kerbau
Tahun
2012
dan
Workshop
Pembinaan
SDM,
Validasi
dan
Kompilasi
Data
SIM
2012
dijumpai di Provinsi NTB, pada kisaran
52,37% sampai dengan 46,07%. Rincian hasil
olahan per provinsi disajikan di Tabel 5.
Tabel 5. Berat Hidup, Berat Karkas dan
Persentase Karkas Sapi dan Kerbau
Berdasarkan Provinsi
Pengolahan juga dilakukan terhadap
komponen lain dari ternak sapi potong dan
kerbau yang juga dikonsumsi, seperti jeroan
dan daging variasi. Hasil olahan terhadap
jeroan, daging variasi dan daging murni
disajikan di Tabel 6.
Tabel 6. Berat Jeroan, Daging Variasi, Daging
Murni dan Persentasenya Terhadap Karkas
Hasil perhitungan di atas meliputi
persentase karkas, persentase jeroan dan
daging variasi akan digunakan untuk
menghitung estimasi produksi daging sapi,
dengan cara jumlah persentase ketiganya
dikalikan dengan rataan berat hidup sapi
potong. ( Irin)
gan fasilitas scan dokumen yang diperlukan
seperti SK, dan lain sebagainya. Hal ini un-
tuk mempermudah dalam pencarian kembali
terhadap dokumen yang diperlukan.
SIMONEV
Workshop aplikasi SIMONEV dilaku-
kan terhadap dua aplikasi yaitu aplikasi yang
sedang berjalan dan aplikasi yang sedang
dikembangkan untuk diterapkan pada tahun
2013. Aplikasi yang sedang berjalan pada
umumnya petugas SIM sudah banyak mema-
hami dalam hal penggunanya, akan tetapi
pada saat terjadi revisi DIPA, ada beberapa
pengguna SIMONEV yang masih perlu men-
dapat penjelasan secara lebih mendalam.
Aplikasi yang sedang dikembangkan, pada
pertemuan ini ditayangkan untuk diketahui
lebih awal. Hal ini diperlukan dikarenakan
pada aplikasi ini ada beberapa perubahan
baik dari cara penggunaan ataupun adanya
beberapa tambahan atau bahkan kelebihan.
Beberapa masukan dalam pengembangan
aplikasi ini, sebagian besar akan diterapkan
kepada aplikasi yang sedang dikembangkan
untuk diterapkan tahun 2013. Sebagian besar
peserta workshop menyambut baik setelah
melihat fitur-fitur yang ada pada aplikasi
yang sedang dikembangkan tersebut, dan
sebagian sudah meminta softcopy-nya untuk
dicoba-coba dengan maksud akan memberi-
kan masukan lebih lanjut jika ternyata dite-
mukan kembali. ( Dita)
Dalam rangka penyempurnaan data-
base SIMONEV dan SIMPEG 2012 pada
Pusat Penelitian dan Pengembangan Peterna-
kan (Puslitbangnak), Badan Litbang Perta-
nian, maka dilakukan workshop untuk
meningkatkan kemampuan dan kinerja petu-
gas SIM dilingkup Puslitbangnak yang dilak-
sanakan di Loka Penelitian Sapi Potong, Grati
Pasuruan Jawa Timur.
SIMPEG
Aplikasi sistem secara menyeluruh
sudah digunakan oleh petugas SIM pada ling-
kup Puslitbangnak, sehingga pada workshop
ini lebih dikembangkan kepada diskusi. Dari
diskusi yang dilakukan ditemukan adanya
kesalahan kode untuk laporan rekapitulasi
pension yang tidak sesuai, yaitu yang seharus-
nya pensiun 7 (tujuh) orang per 1 oktober
2013, akan tetapi pada laporan rekapitulasinya
hanya ada 4 (empat) orang, sehingga ada 3
(orang) yang tidak masuk dalam daftar pen-
siun. Setelah dilakukan koreksi data, ternyata
kesalahannya terdapat pada pengkodean. Tiga
orang yang tidak masuk dalam daftar pensiun
tersebut adalah fungsional non kelas. Dalam
aplikasi SIMPEG, fungsional non kelas dik-
lasifikasikan kepada staf, sehingga kode dari
ketiga orang tersebut harus diganti kepada
kode staf. Setelah diganti, maka laporan daftar
pensiun menjadi sesuai yaitu 7 (tujuh) orang.
Permintaan tambahan untuk kelengkapan pen-
dataan adalah e-Filing. Peserta workshop
minta agar aplikasi SIMPEG dilengkapi den-
WORKSHOP PEMBINAAN SDM, VALIDASI DAN KOMPILASI DATA SIM 2012
Karkas Sapi Potong
Karkas Sapi Potong
-
H A L A M A N 5 V O L . 9 N O . 9 3 B U L A N O K T O B E R 2 0 1 2
Dalam rangka meningkatkan keterampilan dan
keahlian bagi pegawai, terutama yang biasa ditunjuk
sebagai petugas MC (Master of Ceremony) pada acara
resmi di kantor, Pusat Data dan Sistem Informasi Per-
tanian menugaskan staf yang berkompeten di bidang
tersebut untuk mengikuti acara Apresiasi MC (Master
of Ceremony) dan Etika Keprotokolan Kementerian
Pertanian, yang diselenggarakan oleh Biro Umum dan
Humas, pada tanggal 25-27 September 2012, yang
bertempat di Hotel Galeri Ciumbuleuit, Bandung.
Dalam acara tersebut dihadiri oleh Kepala Biro
Organisasi dan Kepegawaian, Kepala Biro Umum dan
Humas, Staf Khusus Menteri Pertanian Bidang Pem-
berdayaan Masyarakat, Tenaga Ahli Menteri Pertanian
Bidang Informasi dan Komunikasi, Kepala Bagian
Hubungan Antar Lembaga dan Protokol, Pegawai Sek-
retariat Wakil Presiden (Kementerian Sekretariat Ne-
gara RI), Ketua Komunikasi Penyiaran Indonesia
Daerah Jawa Barat, dan Partisi dari Bandung. Peserta
yang hadir adalah perwakilan dari eselon I dan II ling-
kup Kementerian Pertanian.
Pada apresiasi tersebut, para peserta sangat an-
tusias dengan materi yang diberikan. Dikarenakan,
bukan hanya sekedar materi yang diberikan oleh para
narasumber tetapi juga praktikum yang langsung diap-
likasikan oleh setiap peserta. Mulai dari beberapa hal
untuk bisa menjadi MC Ideal sampai pembelajaran
tentang teknik vokal dalam MC.
Setiap orang pasti bisa menjadi MC, Presenter,
Host, Announcer, dll dengan tidak melupakan bakat
yang kita miliki ataupun tanpa bakat, asalkan kita
mampu menguasai enam cara singkat, yaitu : Vokal,
Pelafalan, Pernapasan, Speed, Intonasi, Body Lan-
guage. Dan ada beberapa hal yang harus diperhatikan
sebagai seorang MC (Master of Ceremony), yaitu :
1. Cara berdiri dari tempat duduk hingga kembali
ketempat semula, harus memperhatikan ketenan-
gan dan kontrol. Hal ini untuk menambah keper-
cayaan diri sendiri;
2. Ambil posisi yang relax;
3. Atur pernapasan dengan baik;
4. Kuasai materi pembicaraan/ menanamkan bahan
dan gagasan dalam ingatan;
5. Kuasai penonton;
6. Hidupkan pembicaraan dengan memperhatikan
unsur :
Artikulasi : untuk kejelasan dalam ucapan;
Intonasi : untuk lagu kalimat;
Asentuasi : untuk tekanan suara.
7. Tempo untuk kecepatan dalam berbicara;
8. Volume;
9. Berbicara dengan menggunakan bahasa sendiri;
10. Berbicara dengan menggunakan nada turun naik
(jangan datar);
11. Berikan tekanan pada hal tertentu, untuk menarik
perhatian audiens;
12. Perlihatkan kontak pribadi dengan audiens den-
gan wajah cerah/ riang.
Seorang MC merupakan orang yang mampu
dan mahir membawakan acara dihadapan umum den-
gan memperhatikan :
1. Attitude (Perilaku/ Sikap);
2. Gestur (Gerak Tubuh);
3. Personality (Kepribadian);
4. Appeanance (Penampilan);
5. Dress (Pakaian);
6. Reputations (Prestasi);
7. Maturuty (Kematangan Berfikir).
Dalam MC (Master of Ceremony) terdapat
pula etika keprotokolan. Karena salah satu tujuan dari
pengaturan keprotokolan yaitu memberikan pedoman
penyelenggaraan suatu acara berjalan tertib, rapi, lan-
car dan teratur sesuai ketentuan dan kebiasaan yang
berlaku secara nasional maupun internasional. Dan
protokol tersebut diatur berdasarkan asas kebangsaan,
ketertiban dan kepastian hukum, keseimbangan, ke-
serasian dan keselarasan dan/ atau timbal balik.
( Dian)
APRESIASI MC DAN ETIKA KEPROTOKOLAN KEMENTERIAN PERTANIAN
Indikator makro sektor pertanian meliputi data
investasi, Produk Domestik Bruto (PDB), ekspor-
impor, Nilai Tukar Petani (NTP), Indeks Harga
Konsumen (IHK) dan Inflasi, perkreditan pertanian,
Upah Buruh, serta Nilai Tukar Rupiah. Data indikator
makro sektor pertanian dapat digunakan untuk
mengkaji kinerja sektor pertanian secara makro.
Sesuai misi dan visinya, Pusdatin secara rutin
melakukan pengumpulan data indikator makro sektor
pertanian dari berbagai sumber penyedia data dan
mempublikasikannya dalam format Buku Statistik
Tahunan maupun Buku Saku Triwulanan. Sementara,
analisis terhadap data indikator makro yang telah
dikumpulkan tersebut dikemas dalam format buletin
bulanan maupun triwulanan. Disamping itu, publikasi
tabel dan hasil analisis juga ditampilkan dalam web
Kementerian Pertanian maupun web Pusdatin.
Serangkaian dalam kegiatan Analisis Indikator
Makro, telah dilaksanakan workshop pada tanggal 20
Oktober 2012 yang bertempat di Hotel Cipta, Jl.
Mampang Prapatan Raya No. 1A, Jakarta Selatan.
Workshop dihadiri oleh para pengelola data dari
Ditjen Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan,
Peternakan, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertani-
WORKSHOP ANALISIS INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN
-
H A L A M A N 6
an, Badan Litbang Pertanian, Badan
Ketahanan Pangan, Badan Penyuluhan dan
Pengembangan SDM Pertanian, Badan
Karantina Pertanian, Pusat Sosial Ekonomi
dan Kebijakan Pertanian, Badan Litbang
Pertanian, Biro Perencanaan, Biro Umum dan
Hubungan Masyarakat, Biro Hukum dan
Informasi Publik, Kerjasama Luar Negeri
serta fungsional statistisi lingkup Pusdatin.
Workshop yang dilaksanakan pada tahun ini
dikonsentrasikan pada pendalaman data
Ekspor-Impor Sektor Pertanian.
Guna menyamakan persepsi tentang
metode pengumpulan, pengolahan dan
penyajian data eskpor-impor komoditas
pertanian diantara para pengelola data
lingkup Kementan, Pusdatin mengundang
narasumber dari Direktorat Statistik
Distribusi, Badan Pusat Statistik untuk
memaparkan materi tersebut. Narasumber
yang hadir adalah Ibu Dewi Sri Takarini, SE,
MA (Kasubdit Statistik Impor) dan Ibu Rini
Kusumastuti, S.Si (Kasie Evaluasi dan
Pelaporan, Statistik Ekspor). Beberapa hal
yang perlu dicatat dari paparan kedua
narasumber tersebut adalah :
Pencatatan data menggunakan sistem
perdagangan umum dan nilai barang
ekspor dinyatakan dengan Free on Board
(FOB) dan barang impor dengan cost
insurance and freight (CIF) dalam US$.
Konsep definisi mengacu pada
International Merchandise Trade Statistic
(IMTS) yang diterbitkan United Nations
Statistical Division (UNSD), dengan
revisi terbarunya adalah IMTS rev.3 2010.
Sumber data berasal dari dokumen
Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) dan
Pemberitahuan
Pengolahan dokumen tersebut berdasar-
kan kode HS dengan versi terakhir adalah
10 digit dari Buku Tarif Kepabeanan In-
donesia (BTKI) 2012. Sistem penerimaan
dokumen adalah carry over artinya do-
kumen 1 bulan tertentu penerimaannya
akan ditunggu satu bulan kemudian ditu-
tup.
Time lag penyajian data ekspor impor
untuk berita resmi adalah angka sementara
n-1 dan sajian ekepor impor secara rinci
dengan lag dua bulan (n-2).
Pada sesi siang, acara workshop diisi
sesi oleh Pusdatin yakni oleh Ir. Wieta B.
Komalasari, Msi yang memaparkan seluruh
data indikator makro yang telah dikumpulkan
oleh Pusdatin, periode data yang
dikumpulkan, lag data, sumber data, serta
seluruh publikasi yang telah dihasilkan
hingga bulan Oktober 2012, dan distribusi
dari masing-masing publikasi tersebut.
Paparan lebih rinci dilakukan pada hasil
analisis ekspor impor komoditas pertanian
periode Januari s/d Maret 2012, yang dirinci
berdasarkan sub sektor, komoditas baik segar
maupun olahan, ekspor berdasarkan negara
tujuan serta impor berdasarkan negara asal.
Dari makalah tersebut dapat diketahui bahwa
pada periode Januari s/d Maret 2012, surplus
neraca perdagangan Indonesia mencapai US$
5,8 milyar yang seluruhnya disumbang dari
surplus neraca perdagangan komoditas
perkebunan, sementara komoditas lainnya
mengalami defisit. Negara tujuan ekspor
Indonesia utamanya adalah India, China dan
Malaysia, yang dengan pangsa ekspor masing-
masing sebesar 15,13%, 12,55% dan 10,69%
dari total ekspor Indonesia pada periode
tersebut. Komoditas utama yang diekspor ke
negara tersebut adalah kelapa sawit.
Sementara, impor komoditas pertanian yang
masuk ke Indonesia pada periode tersebut
adalah berasal dari Australia dan Amerika
masing-masing sebesar 18,20% dan 13,10%
dari total impor komoditas pertanian
Indonesia. Komoditas utama yang diimpor
oleh Indonesia dari Australia adalah gandum,
sementara dari Amerika adalah kedelai.
Paparan oleh Pusdatin dilanjutkan oleh
Tim dari Bidang Pengembangan Sistem
Informasi yakni oleh Bambang Sugianto, S.Si
untuk memperkenalkan telah dibangunnya
Sistem Basisdata Ekspor-Impor. Sistem
Basisdata Ekspor Impor menampilkan data
ekspor impor yang bersumber dari Badan
Pusat Statistik (BPS) dengan cakupan kode
Harmony System (HS) sesuai kesepakatan
antara Pusdatin dengan seluruh Eselon I pada
rapat yang diselenggarakan pada tanggal 9
Pebruari 2012. Klasifikasi kode HS mengacu
pada klasifikasi yang berlaku pada tahun
bersangkutan, yakni data tahun 2002 s/d 2006
mengacu pada Buku Tarif Bea Masuk
Indonesia (BTBMI) 2002, data tahun 2007
2011 mengacu pada Buku Tarif Bea Masuk
Indonesia (BTBMI) 2007, dan data tahun 2012
mengacu pada Buku Tarif Kepabeanan
Indonesia (BTKI) 2012. Basisdata ekspor
impor sudah bias diakses oleh pengguna
m e l a l u d i r e c t L i n k we b s i t e :
http://database.deptan.go.id/eksim. Disamping
itu juga bisa melalui link untuk umum :
http://www.deptan.go.id pada menu Basisdata
Pertanian dan klik pada menu Basisdata
Ekspor Impor Pertanian. Basisdata ekspor im-
por menyajikan data ekspor impor yang dir-
inci menurut kode HS, komoditas, sub sektor,
ekspor berdasar negara tujuan dan impor ber-
dasar negara asal.
Beberapa masukan dan saran telah
diperoleh dari para peserta, khususnya bagi
perbaikan kegiatan Analisis Indikator Makro
Sektor Pertanian di masa mendatang serta
perbaikan bagi Basisdata Ekspor-Impor
Komoditas Pertanian. ( Efi)
Workshop Analisis Indika-
tor Makro Sektor Perta-
nian
Workshop Analisis Indika-
tor Makro Sektor Perta-
nian
Workshop Analisis Indika-
tor Makro Sektor Perta-
nian
Workshop Analisis Indika-
tor Makro Sektor Perta-
nian
Workshop Analisis Indika-
tor Makro Sektor Perta-
nian
Lanjutan Berita Workshop Analisis Indikator Makro...
http://database.deptan.go.id/eksimhttp://www.deptan.go.id/
-
H A L A M A N 7
Belakangan ini pengelolaan pengetahuan
(knowledge management), menjadi salah satu metode
peningkatan produktivitas suatu organisasi, atau
instansi. Hal ini dapat dimengerti karena kompetisi
tidak lagi mengandalkan sumber daya alam, tetapi
berpindah kepada pemanfaatan sumber daya manusia
secara optimal. Pemanfaatan sumber daya manusia
melalui potensi kreativitas dan inovasi, agar dapat
meningkatkan produktivitas suatu organisasi.
Berbagi pengetahuan (knowledge sharing)
merupakan salah satu metode dalam knowledge
management yang digunakan untuk memberikan
kesempatan kepada anggota suatu organisasi atau
instansi untuk berbagi ilmu pengetahuan, teknik,
pengalaman dan ide yang mereka miliki kepada
anggota lainnya. Berbagi pengetahuan hanya dapat
dilakukan bilamana setiap anggota memiliki
kesempatan yang luas dalam menyampaikan
pendapat, ide, kritikan, dan komentarnya kepada
anggota lainnya. Disinilah peran berbagi pengetahuan
dikalangan karyawan menjadi amat penting untuk
meningkatkan kemampuan karyawan agar mampu
berpikir secara logika yang diharapkan akan
mengahasilkan suatu bentuk inovasi. Jadi inovasi
merupakan suatu proses dari ide melalui penelitian
dan pengembangan akan menghasilkan prototipe yang
bahkan bisa dikomersialkan. Sebenarnya menurut
para ahli misalnya Carl Davidson dan Philip Voss
mengatakan bahwa mengelola knowledge sebenarnya
merupakan bagaimana organisasi mengelola staf
mereka, sebenarnya bahwa knowledge management
adalah bagaimana orang-orang dari berbagai tempat
yang saling berbeda mulai saling bicara.
Wakil perusahaan dari Rover Group (Collin
Jones) mengatakan bahwa sebagai bagian dari
knowledge management strategy, Rovernet
mengatakan bahwa intranet merupakan bagian yang
sangat membantu mereka dalam mengaplikasikan
learning dan share best practice mereka. Menurut
David J.Skryme bahwa salah satu tantangan
knowledge management adalah menjadikan manusia
berbagai knowledge mereka. Untuk mengahadapi
tantangan tersebut dia menyarankan tiga C yaitu:
Culture, Co-opetition (menyatukan kerjasama dengan
persaingan) dan Commitment.
Berawal dari kegiatan Pengembangan dan
Pengawalan Knowlege Managemen System (KMS)
didefinisikan dari http://id.wikipedia.org/wiki/
Manajemen_pengetahuan; Knowledge Management
(manajemen pengetahuan) adalah suatu rangkaian
kegiatan yang digunakan oleh organisasi untuk
mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan, dan
mendistribusikan pengetahuan (transfer pengetahuan)
untuk digunakan kembali, diketahui, dan dipelajari di
dalam organisasi tersebut. Kegiatan ini biasanya
terkait dengan objektif organisasi dan ditujukan untuk
mencapai suatu hasil tertentu seperti pengetahuan
bersama, peningkatan kinerja, keunggulan kompetitif,
atau tingkat inovasi yang lebih tinggi penyebaran dan
pemeliharaan pengetahuan dalam suatu organisasi,
yang terdiri dari komponen manusia, proses, dan
teknologi. Dari ketiga komponen ini, faktor manusia
memegang peranan penting untuk suksesnya
pengembangan dan implementasi manajemen
pengetahuan di dalam organisasi. Hal ini dikarenakan
manusia merupakan sumber dari pengetahuan dan juga
sekaligus merupakan pengguna dari pengetahuan
tersebut.
Pada tahap berikutnya antar pengguna
memungkinkan untuk berbagi dokumen serta
berkolaborasi sesuai pengaturan login sebagi user.
Siapapun yang memerlukan data, dokumen dan
informasi dapat mengaksesnya sesuai dengan user
previledge yang dimilikinya (permission), sehingga
user lebih efisien dan efektif dalam melaksanakan
tugas sesuai kinerja rutinnya.
Untuk lebih mengoptimalkan pemanfaatan
aplikasi Berbagi Dokumen dan Pengetahuan (BD&P)
di lingkup Kementerian Pertanian, maka pada tahun
anggaran 2012merencanakan pengembangan sistem
dan sosialisasi dapat berupa workshop. Namun masih
tergantung ada tidaknya anggaran, karena kegiatan ini
dalam pengembangan membutuhkan juga kesiapan
piranti keras dan piranti lunak.
Aplikasi Berbagi Dokumen dan Pengetahuan
(BD&P), rencananya bertujuan untuk mengembangkan
secara optimal rencana sistem kolaborasi menggunakan
piranti lunak Share Point Server dengan melalui
sosialisasi aplikasi (workshop) kepada calon user.
Pada tahun 2012 pengembangan aplikasi
Berbagi Dokumen dan Pengetahuan (BD&P) telah
direncanakan sesuai yang dibutuhkan dan masih ada
peluang potensial user yang kian berkembang.
Kegiatan berupa pengembangan layanandiantaranya
untuk :
Layanan penambahan User
Pengembangan Menu, dan Alamat serta nama
folder atau directory sesuai dengan kebutuhan
Dari aspek pengembangan sistem.
Pada layanan penambahan user yang pada ta-
hun sebelumnya baru dari Lingkup Pusdatin secara
umum, baik Pranata komputer, statistisi maupun
berapa karyawan/karyawati. Tercatat hanya 34 user.
Pada tahun TA 2012 pengembangan masih terbatas
dan belum didukung dengan pendanaan, karena dibu-
tuhkan maka jumlah user pun meningkat hingga 83
user.
V O L . 9 N O . 9 3 B U L A N O K T O B E R 2 0 1 2
APLIKASI BERBAGI DOKUMEN DAN PENGETAHUAN (KNOWLEDGE MANAGEMENT)
-
H A L A M A N 8 Lanjutan Berita Aplikasi Berbagi Dokumen...
Aplikasi
Berbagi
Dokumen
dan
Pengetahuan
(Knowledge
Management)
Pada Pengembangan Menu, dan
Alamat serta nama folder atau directory sesuai
dengan kebutuhan, Pusdatin terutama adalah
permintaan pada menu Perstatistikan yaitu
untuk pemenuhan sesuai kebutuhan pada
Bidang Data Komoditas dan pada Bidang
Data Non Komoditas. Serta penyesuaian pada
Menu Komputerisasi dari Bidang Kom-
puterisasi.
Layanan perbaikan dan penyesuaian
yang telah dilakukan adalah seperti pada Gbr-
1 sampai dengan Gbr-2 terlampir pada Lam-
piran.
Dari aspek pengembangan sistem, telah
mengikuti berita dan perkembagan
tehnologinya dari internet. Untuk menambah
wacana yang sejalan dengan dinamika
perkembangan tehnologi, versi yang ada pada
perkembangan teknologi Share Point Server.
Rencana Materi yang dapat diberikan :
1. P e n g e n a l a n p o r t a l
kolaborasi.deptan.go.id/
Aplikasi Berbagi Dokumen dan Pen-
getahuan (BD&P)
Persiapan menggunakan (BD&P)
Regristrasi Pengguna (User Regris-
tration) & Login User
a. Memulai akses dan mengakhiri BD&P
Memulai Akses BD&P
Mengakhiri BD&P (Logout)
2. Bekerja dengan menu dan folder BD&P
Menu-Menu Utama
Mengambil Dokumen (download
document)
Memasukkan dokumen (Add
document)
Menambahkan Folder Baru
3. Bekerja dengan function sistem
manajemen pengetahuan (knowledge
management)
View
Fetching Item
Delete Item (Menghapus dokumen)
Info (Menampilkan Informasi
dokumen)
Browse
Copy Item ( Meng-copy dokumen)
Move Item ( Memindahkan dokumen)
Rename Item (Mengganti nama
dokumen)
4. Bekerja dengan menu kiri sistem
manajemen pengetahuan (knowledge
management)
Logout
Searching (menu Pencarian)
Help Content
Setting
Personal.
Aplikasi Berbagi Dokumen dan
Pengetahuan ( B D&P ) in i be lum
dimanfaatkan. Kegiatan masih NIHIL karena
termasuk dalam penghematan anggaran.
Tahun anggaran 2012 sebagaimana untuk
pengembangan sistem untuk pelaksanaan
sosialisasi atau workshop juga tidak dapat
dilaksanakan.
Pada saat ini software yang
dipergunakan untuk menjalankan sistem
manajemen pengetahuan ini adalah
Sharepoint Server 2007. Software yang
dipergunakan te rsebut d iharapkan
pemanfaatannya akan lebih optimal dari
sebelumnya yang hanya terbatas dengan user
linsesinya sampai dengan 100 user saja. Setiap
regristrasi user BD&P dapat ditentukan
dengan membuat pengaturan previledgenya
(permission);
Dalam manajemen pengetahuan yang
terpenting adalah brandware, proses, dan
teknologi, maka faktor brandware tetap
memegang peranan penting untuk suksesnya
implementasi BD&P di dalam organisasi,
dalam hal ini kurangnya partisipasi aktif dari
user dalam memberikan informasi untuk
berbagi dan belum memahami tentang
kolaborasi;
Status masih tetap sebagai usulan TA
mendatang, Versi KMS yang baru dikem-
bangkan adalah versi SharePoint Server 2007.
sesuai perkembangan TI perlu penyesuaian,
dan dimigrasi ke versi KMS yang lebih
memadai harapannya adalah ke Share Point
2010 atau lebih up to date. ( Astho)
No Unit Jumlah
User
1. Bidang Data Non Ko-moditas
23
2. Bidang Data Komoditas
16
3. Bidang Pengembangan Sistem Informasi
34
4. Bagian Umum 8
5. Biro Keuangan dan Perlengkapan
1
6. Biro Perencanaan 1
Total 83
-
H A L A M A N 9
Lampiran
Lanjutan Berita Aplikasi Berbagi Dokumen...
V O L . 9 N O . 9 3 B U L A N O K T O B E R 2 0 1 2
Gbr-1. Login User untuk akses KM http://kolaborasi.deptan go.id
Gbr-2. Menu KM Kolaborasi
Gbr-3 : Sub Menu Pilihan Perstatistikan
-
H A L A M A N 1 0
Aplikasi
Berbagi
Dokumen
dan
Pengetahuan
(Knowledge
Management)
Lanjutan Berita Aplikasi Berbagi Dokumen...
Gbr-4 : Sub Menu Pilihan Statistik pada Data Agribisnis Hulu
Gbr-5 : Sub Menu Pilihan Statistik pada Data Usahatani (On Farm)
Gbr-6 : Sub Menu Pilihan Statistik pada Data Agribisnis Hilir
-
H A L A M A N 1 1
Lanjutan Berita Aplikasi Berbagi Dokumen...
V O L . 9 N O . 9 3 B U L A N O K T O B E R 2 0 1 2
Gbr-7 : Sub Menu Pilihan Statistik pada Data Penunjang
Gbr-8 : Sub Menu Pilihan Komputerisasi
Gbr-9 : Sub Menu Pilihan Komputerisasi, Contoh Pada Sub Program Aplikasi
-
H A L A M A N 1 2
Aplikasi
Berbagi
Dokumen
dan
Pengetahuan
(Knowledge
Management)
Lanjutan Berita Aplikasi Berbagi Dokumen...
Gbr-10 : Sub Menu Pilihan Komputerisasi , Contoh pada KEGIATAN BIDANG PSI 2012
Gbr-11 : Sub Menu Pilihan Komputerisasi , Contoh pada KEGIATAN BIDANG PSI 2012,
Pada 1. KEPALA BIDANG PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
Gbr-12 : Sub Menu Pilihan Komputerisasi , Contoh pada SOP BID PSI