puisi tanpa judul
TRANSCRIPT
PUISI hidupsi penjual koran
BAMBU
PASTI RAKYAT JELATA
ADA BUKAN KARENA SEKEDAR ADA TAPI ADA KARENA MEMANG ADA
PUISI hidupsi penjual koran
BAMBU
PASTI RAKYAT JELATA
Leo Chandra
Bambu
Djap sin ghian
PUISI hidup si penjual koran
BAMBU
PASTI RAKYAT JELATA
Puisi tentang semua rasa dalam hati Leo Chandra
Leo chandra
DJAP SIN GHIAN
Kata Pengantar
Djap Sin Ghian adalah sebuah nama yang melekat dalam kehidupan bagi Bambu. nama yang diberikan olehSi Tua yang sangat aku hormati dan nantinya kuharap nama itu tak akan kecewakan si tua tadi. Dan ketika jari-jariku menari-nari dengan tekanannya, kurarap petikkan dari apa yang ku tulis bisa menjadi pupuk bagi si ber nyawa.
Dengan tulisan-tulisan ini aku Bambu berharap pasti adanya sejuta warna yang bisa menjadi tempat bersandar bagi siapapun dan kapanpun di saat ia benar-benar telah membatu.Ku harap hati bisa membuka matanya,lalu senyum simpulnyapun ikut mengikutinya dan harapan dari ke dua sinar kehidupan benar-benar bercahaya.
Puisi ini menceritakan semua rasa dan pandangan mata akan segala penjuru arah yang aku ceritakan dan aku rasakan dalam bayangan maupun hidup yang real.Suatu perjalanan
biasa tapi penuh dengan tekanan batin baik dari luar maupun dalam.Dan kehidupan ini aku lalui dengan cara Djap Sin Ghian yaitu smngat dan sepercik senyum.
Dan akupun berharap apa yang tertulis dapat menjadi benih dihati semua karena dengan penulisan ini judulnya bukanlah yang terpenting dalam penulisan buku ini tapi Bambu mengajak semuanya untuk memetik makna dari isi puisi ini untuk mengembangkan imajinasi dan mencerna sekaligus menyelami apa yang ada dalam setiap tulisan atau bait di setiap tulisan ini.Karena dengan hal itu kita semua diajak untuk berfikir mengetahui makna dan mengetahui manfaat mendapatkan sesuatu dengan perjuangan.Karena sesuatu yang di dapatkan dengan perjuangan adalah sesuatu yang akan membekas dalam hati maupun jiwa.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Gisting,Tanggamus pada tanggal 29 Juli
1988, merupakan putra kedua dari 4 bersaudara buah pernikahan Bapak
Daryudi dan Ibu Tjin Mie Yin. Jenjang pendidikan yang pernah ditempuh yaitu:
1. Sekolah Dasar (SD) Negeri I Margoyoso, Tanggamus, Lulus dan Berijazah
pada Tahun 2002.
2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Xaverius Gisting, Tanggamus, Lulus dan
Berijazah pada Tahun 2005.
3. Sekolah Menengah Atas (SMA) Xaverius Pringsewu, Tanggamus, Lulus dan
Berijazah pada Tahun 2008.
4. STKIP Dharma wacana Metro (STO Metro) Lulus dan Berijazah pada Tahun
2013.
Daftar isii
Kata pengantar…………………………………………………………………………………… ii
Persembahan …………………………………………………………………………………. iv
Inti
1. Puisi Hidup atau lahir saat 7-9………………………………………………… …………
2.Puisi Saat SMA……………………………………………………………………………
3. Puisi Si Penjual Koran…………………………………………………………………….
4.Riwayat hidup……………………………………………………………………………...
5.Kata –Kata Mutiara……………………………………………………………………….
1.Puisi Hidup atau lahir saat 7-9
Disinilah aku mulai bertunas dengan kesegalaan yang kumiliki.Dan disinilah pula segala akan rasa-rasa dan kata-kata terbit dengan cepatnya.Dengan kepolosannya aku mulai merangkai kata-kata seperti apa yang aku inginkan.
Dan aku sebut itu semua dengan awal mula lahirnya puisi Bambu.Puisi ini dibuat oleh seorang anak laki-laki yang sungguh perasa dan lemah akan fisik.Seseorang yang ingin menjadi Pangeran tapi dalam hayalanya saja dan terlalu lemah untuk berpijak dengan langkahnya.Seorang pemimpi dengan kesegalaan kelembutan, kebaikkan dan keluguannya dan diberi bumbu dengan keminderan,kesendirian dan ketakutannya.
Tapi walaupun dengan kesegalaan kekurangan si Bambu tapi jari-jari ini tak akan malu untuk melangkah disetiap tulisan dengan gagah walaupun hanya saat bersama tinta berjalan.
Dan semuanya akan bermula disini dengan puisi-puis tanpa judul.Dan di sini bukan lah judul yang menjadi intisari tapi disetiap petikkanlah kita akan mengambil makna puisi itu sendiri karena kita akan menjadi lebih baik,pendewasaan diri,bahagia,tak terlalrut dalam
kesedihan, berlindung dan selalu berjuang sampai akhir walaupun berat serta selalu semangat
Kupersembahkan dengan kesegalaan puisi dan makna dari ketikkan kata dari hati Bambu.:
KEGAGALAN
Sayang Beribu Sayang
Harapanku Sirnah sudah
Hutang menumpuk malu
Cita-cita membangun negeri baru
Rintih-rintih perih di dalam hatiku
Yang dapat kuredam dengan khayalanku
Cita-cita etopiaku
Yang hanya ada di dalam mimpiku
PENYADARAN DIRI
Bangkit dari malapetaka
Misteri dalam kehidupan
Saat kupikir aman seketika terdapat keganjilan
Pengalamanku-pengalamanku kembali teringat dipikiranku
Iya teringat kembali
Sepertimenyelami kisah-kisahku
Yang telah mati daN TAK BERARTI
Dan ternyata aku telah mati
Iklas bisa membuat kita tertawa dalam sedih Karena iklas tak perlu kita beli
dan hanya perlu dihayati
Djap Sin Ghian
PATAH HATI
Hati Resah dan gelisah
Menceritakan sebuah kisah
Tentang asmara yang begitu indah
Yang tertulis dalam sejarah
Tapi itu semua musnah
Sekejap mata panah terarah
Aku dihujap oleh kegarangannya
Yang membuatku tiada
BINGUNG MELANGKAH
Telunjuk mata hati
Yang membuat aku berdiri di sini
Memandangi seorang Putri
Dan aku tak mau meninggalkan tempat ini
Tapi sekarang apa daya
Aku orang yang tidak berguna
Dan tak tau cara mengungkapkan cinta
Padahal aku mencintainya
HARGAILAH NEGERIMU SEPERTI ENGKAU MENGHARGAI ORANG YANG KAU CINTAI
Djap Sin Ghian
KEBODOHAN
Gundah hati ini
Selama hidup menatap mati
Selalu menyusahkan hati
Hanya menatap mentari Pagi
Seakan nyawaku akan pergi
Bersama sepasang bidadari
Dan hanya dapat di sini
Menunggu kematian yang ku benci
MAKNA HIDUP
Semut-semut merah yang tak kekal
Janganlah kalian bertengkar
Demi madu-madu yang cantik dan besar
Karena kalian akan menyesal
Sesal tiada guna
Karena yang lain tak akan lagi menerima
Hanya duka demi duka
Yang akan kau terima
Tapi kini apa daya
Kau tak lagi berguna
Dan hanya dengan persahabatan sejati
Kalian akan hidup abadi di hati
SESAL
Hari-hari penuh sengsara
menatap wanita yang hina
Tak pernah kuberkata
Aku mencintainya
Ribuan sayang,Ribuan cinta
Yang belum kuucapkan
Dan hilang begitu saja
Karena aku telah tiada
MANUSIA TAK TAU DIRI
Dasar orang gila
Yang tak mengerti apa-apa
Dan hanya bisa berkata
dengan ocehannya saja
Tapi kenapa aku diam saja
Mungkin karena dia telah tua
Sebentar lagi menatap cahaya
Yang akan membawanya ke neraka
KAU BOLEH TAK MENGHARGAI YANG DI ATAS TAPI HARGAILAH TANAH YANG KAU PIJAK
Djap Sin Ghian
2. Puisi Saat SMA
Seseorang bisa berubah sesuai zamannya dan seseorang bisa melangkah dengan sendirinya dan itu semua bisa terjadi pada siapapun pada saat itu dan ku sebut ia zaman putih abu-abu. Dengan cepatnya seseorang bisa merasa seperti dikayangan,bahagia karena dukungan atau perhatian, senang akan keseruan-keseruan yang mereka anggap luar biasa dan pada saat itu memang luar biasa. Tapi ketika kita tidak dianggap atau dijauhi maka kita akan merasakan suatu hal yang sangat menyiksa dan menganggap diri tak berarti. Rasa sedih,kecewa,takut,tertekan,tak enak hati,pedih dan segala rasa yang tak mengenakkan hati semua hal itu terkadang menghampiri dan seakan itulah akhir dari kehidupan ini.
Semua hal saat itu benar-benar sangat luar biasa dan sulit aku bayangkan karena hidup saat itu begitu luarbiasa dan aku sebut dengan masa sensitive. Karena cinta yang begitu indahpun bisa menjadi tekanan yang luar biasa terutama Bagi aku Bambu hingga akhirnya cintapun diberi tirai besi agar cinta pergi walau sakit tertahan sendiri.
Saat inilah banyak hal yang mengubah hidupku dengan keminderan sejati, rasa malu, takut dan segala hal yang aku benci tetap melekat tapi dengan ubahku sedikit demi sedikit semuanyaterkikis walaupun hanya sedikit sekali.
Kehidupan yang luar biasa yang Bambu rasakan tentang cinta, kehilangan orang yang sangat penting ketika cinta muncul hingga terpersit ingin hilang dari bumi, persahabatan, harapan dan akhirnya tekatpun datang. Dan inilah aliran yang mengalir dalam bentuk puisi
ANGSA
Aku Boleh pergi sampai jauh ke negri hati
Aku Rela meninggalkan cahaya sammpai akhir
Aku boleh menangis sampai tua
Aku Rela mematikan hati ini
Tapi tangisan ini sesekali menetes
Sesekali karena Hati yang telaH MATIPUN MASIH TERASA
JUJUR SAAT INIPUN SEDANG MENETES
Kuharap satu kali saja dengarkan aku
Memang bodoh akan semua egoku
Aku tak mengharapkan cinta
Walaupun tak menampiknya pula
Tapi dengarkan kata ini
Dengan tangisan aku memang bodoh
Tapi sekali lagi aku adalah lelaki
Karenanya sebelum mati dengan gengsi Kristal
Yang aku anggap benar
Maka tinggal 2 pilihan
Mati tak berucap atau mati berucap
Dan akhirnya………………………………………..
Bambu cinta angsa dengan keangsaanmu
By Bambu
To Angsa
RASA
Rasa ini kenapa selalu berdetak
Kenapa rasa semakin tak menentu
Kenapa semuanya terkadang semakin kaku
Tapi kenapa hati ini seperti dikayangan
Gundah seperti hari
Yang selalu berganti tapi tak pernah hilang
Yang tak diinginkan tapi tak dihilangkan
Karena ada sesuatu hal yang dicari
Iya jujur terkadang memang lucu
Tapi lucu tetap saja berjalan
DAN Aku semakin kaku sperti batu
Karena SENYUMANNYA SEPERTI kepakkan sayaP ANGSA
Hidup adalah sepercik sandiwara tapi hiduplah dengan nyata
Djap Sin Ghian
*SEEKOR ANGSA*
Cahaya yang terang
Terpancarkan oleh Angsa yang sedang terbang
Dengan kilauan karismanya yang tajam
Membuat dua sinar kehidupan terperangah
Lalu bila ia menegakkan sayapnya
Aku hanya dapat diam seribu bahasa
Lalu bila ia terbang
Kilauan kilap terlALU MENGHUJAP
Tetapi angsa itu terlalu anggun bagiku
Sehingga meski tercabik-cabik jua
BambU akan tetap berdiri disitu
Karena akarku tetap terisi oleh pesonamu
SALAH LANGKAH
Mengepul kau merokok
Meredup umurku
Enggan batinku berkata
Aku akan redup
Tapi mengapa mesra
Meski mendesis ku kan terkulai
Kini terasa sesal
Telanjang dikelambu terkulai
Kini hidupku mulai suram
Meratapi diriku diserambi
Seakan diriku seringan kapas
Yang akan berhenti bernapas
Dan seakan aku hanya menunggu waktu
Bersama dia kekasihku
Yang menemaniku menderita jua
Dengan ciuman terakhir dan akhir dari hidupku
Cinta sejati adalah cinta yang bisa membuat dia memercikkan senyum simpulnya dengan tulus
Djap Sin Ghian
GURU
Dasar guru-guru keparat
Dan tidak beradat
Yang selalu memikirkan diri sendiri
Dan tak mau menmgalah sampai mati
Mereka selalu mementingkan jati dIri
Ia sebagai guru yang sejati
Dan makhluk yang ingin dihargai
Tanpa alasan YANG PASTI
Tapi kini kusadari
Ialah pendamping sejati
Yang menemani diriku sampai berarti
Dalam melukis hidup ini
PERANG SAUDARA
Gerakan-gerakan misterius
Yang secara terus-menerus
Membuat negeriku semakin terjerumus
Olehnya dan karenanya
Kini ketAkutan mencekam
Negeriku semakin tak tentram
Mendengar jeritan dan tangisan
Yang menbuat negriku semakin suram
Lalu tetes-tetes darah mengalir
Membasah tanah seperti Air
Dan tak ada satupun orang berfikir
Apakah negri ini telah menjadi kafir
Hiduplah dengan caramu dan bukan semata uangmu Karena dengan seperti itu akan lebih mudah kau melangkah
Djap Sin Ghian
PAK TUA
Kulihat hiruk pikuk dari kejauhan
Seakan hampa tiada yang menggema
Terlihat seorang tua dengan telapak retak
Seperti tank baja yang terlihat rapuh
Tapi aku bingung sejuta rasa
Akan menepi kemana ia yang tua
Karena aku rapuh tak kuasa
Menahan haus dahaga kehidupan
Kulihat ia meneteskan nanah kebahagiaan
Yang menbuat dirinyamungkin akan kurang
Tapi ia tetap seorang tua yang menawan
Karenanya ia menjadi sang pembantu hidup dan bertahan
RIVAL
Ketika ada gema
AKU HANYA DAPAT TERSENTAK DAN TERPANA
Melihatnya dengan penuh karisma
Mengharapkan suatu kata darinya
Menunggu hanya menunggu
Dengan tanpa kepastian yang aku benci itu
Hati ini selalu terbakar olehnya
Karena akutak tau jawabannya
Ingin rasa kuubah semuanya
Dan mengulangi lagi waktu yang lalu
Sehingga ku tak rasa sakit itu
Dan biarkan semua itu tanpa rasa pilu
Ilmu yang paling berharga adalah ilmu yang bisa dibagikan dengan orang lain
Djap Sin Ghian
TRAGEDI 1998
Petaka tragedi cina
Ribuan kuning terlalap
Api mengamuk seperti jagonya
Asap mengepul seakan naga
Aku hanya dapat diam kawan
Aku hanya dapat menangis
Menangis permata berlian berlinang
Aku jiji dengannya kusam
Bosan akan segala darinya
Tapi memang dasar bodoh aku
Kehilangan angan karena ketakutan
Karnanya darah mengalir seperti bangawan
Perih sengsara misteri alur yang curam
Tapi zaman kapan berlalu itu kubenci
Hingga aku terkukung kesepian tiada henti
BUKAN KERIS TAPI BAYANGKU
Kekerasan keris bernyawa
HilangkaN IA DARI DUNIA
Tangisan perih amat mendesis
Cantiknya rupa hilang tanpa angan
Keris hilang tanpa arah tanpa mengarah
Darah mengucur AKU kenyang karnanya
Tinggal puing-puing raga yang tak ada
Hembus hanya KENANG-KENANGAN BELAKA
Tuan di mana aku butuh tubuh
Agar hilang tak berdosa jua
Kenapa aku diperlakukan seperti api
Menerima segala yang Ada di depan mata
SAHABAT
Marsini merupakan charisma dalam hidupku
Yang tinggal diantara jiwaku
Dan aku butuh seribu waktu
agar semua tak tampak kaku
tapi entah mengapa aku merasa meramu
untuk dekap tapi jarak akan kokoh
hingga aku takut bulan akan jatuh
dan pergi keseberang tak terbatas
sinarmulah aku bisa merasa
hingga tergetar cita-cita etophiaku
tapi takut karna hilang teramat sangat
yang membuatku memutuskan hal itu
Biarlah ku buruk segala rupa kau miliki
Tapi sahabat sejati kau miliki
hal itu melebihi segala sesuatu yang hirarkhis
Hingga kau cukup satu bagi diriku
MATA TERTUTUP KABUT
Ketika gelap amatlah nyaman
Ketika siang hilang hati semakin tentram
Karena tiada batu dipundakku
Hingga singgahlah tenang
Tapi sayang beribu sayang
Harapanku lalu sirnah sudah
Hutang menumpuk malu
Cita-cita membangun negeri baru
Rintih-rintih perih di dalam hatiku
Yang tak dapat kuredam dengan khayalanku
Cita-cita etophiaku
Yang tertinggal di mimpiku
TAK ADA YANG MUSTAHIL DI DUNIA INI BILA SESEORANG DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH MENGEMBANGKAN TALENTANYA YANG SESUAI
Djap Sin Ghian
GURU
Selalu Si tua yang selalu ku kenang
Yang namanya terrpampang di jamrud
Ia tiada bosan bermaung-maung
HentaKKAN SUCI KATA YANG BERNILAI
IA SELALU BAKARKAn semangat juang
Bagi benih-benih pada merata
Agar terus mengalir ke kota suci
Yang tiada henti-hentinya dinanti
Terlalu teriris perih di hati
Kapankah ini tak terjadi lagi
Agar suci itu selalu abadi
Di hati dan segala raya
Karnanya dari segala rupa
Pantaslah kita bersuka cita
Dan melupakan si tua bangsa
Dengan vterjerat tanpa berperan
PENANTIAN
Penantian panjang
Dapatkan sesak asmara
Remuk akan luka
Tiada bernyawa pasti ada
Hancur badai akan langit usaha
Tetapi tetap angkuh tiada berdosa
Lelah akan menunggu akan paris
Tetap batu karang ia sekap
Lututku telah luka berbisa
hambaran merah amat pekat
remuk berlalu sakit
menyerahkukan pergi
NAN0-NANO KEHIDUPAN
Ketika mulai terbit sang pangeran terang
Menyusuri dan menyelinap di sebuah kasih baru
Hingga beberapa saat tenggelam kasih
Pangeran tama telah datang
Walau hanya saat yangtak sampai
Baterai belum terlalu lapuk
sunyi terlalu tak terusik
karena tama ingatan pertama
kini musnalah dan sirnalah engkau
kebahagiaan yang tak pantas lupa
sekarang kau menitipkan berlian
yang tak akan termakan oleh zaman
walau aku teramat tersentak dan terjerat
sendu-sendu terlalu amat pilu
Tapi ini jalan yang liku darimu
Oh inikah warna kasih dari segala raya
PERPISAHAN
Inilah detik-detikku saat ini
Akan pergi dalam waktu
Tercerai hingga terasa hilang
Seperti masa yang telah lalu
Namun harus tangguh
Menempa dan mengadu rasa
Hingga kekal akan terasa
Aku akan belajar kawan
Dan aku sadar sekarang
Perpisahan ini akan selalu ingat
Hingga akhir zaman
Tak akan hilang dalam hati
Pulanglah sesekali ke rumah sebelum Engkau menyesal
Djap Sin Ghian
TEMAN PERTAMA
Tak hanya sebentar Aku menilainya
Langkah kakinya yang pendek itu
Bergejolak akan segala rasa
Hingga ada nilai yang abadi
Walau hanya sepercik
Dan tak ada guna bagi mata
Tapi rupa sekarang ada
Aku mendapat makna darinya
Langkahku teringat lagi
Semakin mantap akan akal
Kokoh tetap akan kokoh
Langkahku semakin jauh kawan
PANDANGAN PERTAMA
Pertama kali kita jumpa
Dalam angan kita akan bersama
Dalam hati kita menyatu
Segala macam rasa ada
Bahagia dan senang ada
Sedih hingga sedih pasti
Tapi rasa itu indah
Yang terukir dalam hati
Mungkin pisah akan pedih
Segala rasa mulai berhenti
Namun kenangan seperti etophia
Tak Akan terlupakan sepanjang masa
HARAPAN TAK BERUJUNG
Cinta menuju tapi aku berbalik
Hingga aku berputar melawan arah
Takut akan segala rasa dari dia
Ingin milik tapi dengan tangan tergenggam
Aku bingung akan rasa itu
Karena seakan aku dapat menghentikan waktu
Namun aku hanya dapAt menjadi bambU
Sampai ia menjadi bayu itu
Tapi kenapa setelah masa demi masamenghilang
Kaucahya datang ke tepian
Hingga kau buat bambU menjadi kapal
Lalu kau biarkan hinggA usAng
CINTA
Lautan yang tak bertepi
Gelombang ombak yang tak pernah berhenti menemani
Dan pasir ikut untuk mengais
Hingga menambah wahana sang khatulistiwa
Serupa dengan sang bambU kepada angsa
Akan segala rasa dengan unsur sastra
Dan magis api yang menyala
Hingga tak akan mati untuk angsa
Mungkin hanya hati dan mimpi Yang hanya dapat
Aku perbuat menghangatkan sang angsa
Walau hanya sakit hingga aku tak dapat perbuat
Tapi rasa ini akan angsa akan selalu menyala
Jangan hanya berfikir Tentang keburukkan seseorang tapi ingatlah berapa banyak kebaikkannya pula
Djap Sin Ghian
Harapan abu
Angsa itu kilauan Kristal jaringku
Hingga kabut terbalut asap putih
Terasa lirih hingga aku tertatih-tatih
Sampai aku seakan mati bersuri
Kini tinggal kau Akan tharapanerbang
Menjauhkan akan segala rasa kau miliki
Danmenidurkan aku dengan senyummu
Hingga kau malu untuk berpaling dengan wajah bambu
Kini tinggallah sebatang bambu
Yang lapuk termakan zamanmu
Yang lapuk dan tenggelam dalam harapan
Harapan yang hangus dan penantian itu mati
Gelora hitam
Apalah arti dari segenggam masa
Akan bencikah selalu Berjaya
Mendongkrak hingga sesak biarlah
Alur-alur sampai berbentuk
Bengal dan Bengal langkah-langkahnya
Tapi tiada ada yang terjaga
Lalu ada juga yang terasah hingga pecah
Namun terlalu garang ia untuk terusik
Inilah jiwa-jiwa hulu
Yang selalu membakar diri dengan bara
Yang mengabu akan pikir berguna
Sampai akhir pintu tetap membara
Bara smangat
Kakunya seorang empu berperang
Menjilat lidah-lidah api di medan pertempurannya
Hingga air hujanpun mengeluarkan asap
Tapi ia tak pernah mengeluh akan hasilnya
Lalu detik-detik akan terbangnya rasa
Tak membuat semuanya berubah
Ia tetap menjadi si empu
Yang pasti akan selalu dikepakkan sayapnya
Zaman akhirnya berganti dengan zaman
Tapi jutaan tunas mulai bersayap
Tak hanya mereka yangmengikuti rasa
Namun semangat akan baranya api akan selalu dikobarkannya
perjalanan
kawan lama terasa agak samar
dalam renungan masa lalu yang tak terbuka
tapi ingatnya tentang masa lalu
disanalah semuanya bermula
Carilah kebahagian yang tidak merugikan orang lain
Djap Sin Ghian
Gejolak
Ketika seperti sudah tertata rapi
Ketika layaknya seperti tirai bambu
Kuharap ini akan tetap terjaga sampai mati
Dan rasa ini kuharap tak akan bersemi
Tapi bimbang luluhkanku
Tapi tak hanya satu yang guncangkan hatiku
Tapi dua sinar menyelinap seperti cahaya
beriringan dengan rasa yang BERBEDA TAPI SAMA
KINI SEMU BAYANGAN SEMAKIN SEMU
LULUHKAN HATI SEPERTI NAFAS
MAKIN LAMA MAKIN SESAK
TAPI LUCUNYA TERKADANG ADA SEPERCIK SENYUM
3. Puisi Si Penjual Koran
Inilah zamanku.Zaman yang membuat aku tersadar siapa sebenarnya aku.Zaman yang membuat aku sadar akan pentingnya siapa aku,zaman yang membuat aku tersadar untuk menghargai diriku sendiri.Zaman dimana aku memulai semuanya setelah merantau ke Jakarta untuk mengumpulkan kepingan-kepingan rupiah untuk melanjutkan impianku kesuatu perguruan tinggi.Zaman yang tak terlupakan karena saat seperti ini aku makin mengetahui makna dalam kehidupan ini.
Aku tersadar dalam impian masa SMP ku yang lalu.Lalu aku mulai melangkah dengan pijakkan yang memiliki tekanan ke tanah.Dan cukup bagiku 3 hari di sana untuk menjadi si penjual berita dan nama kerennya si Anak POM Bensin atau Anak lampu merah dan dengan bangganya aku sering berkata seperti ini.
Siapa yang tak kenal Aku ! “ Seluruh orang pasti kenal aku Karena aku si penjual Koran”He.He!Dengan guyonku dan sepercik senyumku aku tak pernah malu mengatakan hal itu……..dan sering aku mengatakan itu untuk menghibur diriku sendiri.
Dan walaupun awalnya pahit seperti hitamnya kopi aku tak pernah malu mengatakan hal itu karena aku mulai terbiasa dengan sebutan yang cukup akrap ditelinga penjual Koran ini.Dan ada sebutan lain lagi bagiku yaitu sipenjual Koran yg riang karena aku selalu bernyanyi ketika sedang mengantarkan Koran.Tidak hanya itu perkerjaan si Bambu.Si Bambu bekerja pula sebagai penyewa CD dan pembuat semua tugas mahasiswa.
Dan akapun memulainya dengan perasaan perih saat lulus SMA karena aku tidak bisa melanjutkan keperguruan tinggi karena keadaan ekonomi keluargaku yang kurang saat itu. Tapi dalam hati ini aku terbakar hingga niatkan hati merantau jauh untuk kepingan-kepingan rupiah agar ku dapat melanjutkan keperguruan tinggi. Dan lalulah aku dapat cukup uang untuk melanjutkannya
dan berkatnyalah kehidupan Bambupun dimulai. Dengan menjemur tubuh dipinggir jalan dan Pom bensin hingga lelah tak akan terasa karena hati akan semangat sangat telah membakar diriku dan akhirnya Bara api smngat umtuk belajar sekamin kuat dan saat roda berputarpun aku tetap membaca sepercik kertas dan buku. Dengan keterbatasan segala aku tetap melangkah. Karnanya si penjual Koranpun akhirnya menjadi mahasiswa terbaik 2013
Hidup dengan hinaan dan ribuan pandangan sebelah mata sudah sangat biasa sekali dalam hidup ini tapi langkah tak boleh terhenti begitu saja jadi aku tetap berjalan seperti air yang mengalir dan akhirnya kutemukan cinta pula dalam hati dan masih banyak hal lainnya yang kutuliskan di puisi-puisi karya Bambu……………………………………
Sebuah karya sederhana mengenai hati, smngat hidup, perjuangan, cinta dan makna hidup.
sikap
JANGAN SALAHKAN IA PERGI
JANGAN SALAHKAN IA MEMBERIKAN SENYUMAN
JANGAN SALAHKAN KALIAN BERSAMA
JANGAN SALAHKAN KALIAN TERTAWA
JANGAN SALAHKAN IA BERTANYA
JANGAN SALAHKAN IA MEMBERIKAN HARAPAN
JANGAN SALAHKAN IA MEMBUATMU BERGETAR
TAPI SALAHKAN DIRIMU YANG MEMBATU
Jarum Hati
Ketika hati berbicara dengan mata
Ketika kalpa datang dengan tekanan
Maka makin berat menatap cahaya
Dan luka semakin terasa
Sakit dan sesak pasti ada
Dengan landaknya hinggap di hati
Tapi tahan demi sepercik senyum
Hingga tergetar akan perih
Sadar atau tak sadar ini belum berlalu
Karena rambut landak masih tertinggal
Tapi paksa memeras rambut
Karena langkah ingin hidup baru
Sampah Batin
Sakit dan Sakit
Perih dan Perih
Mangkel dan Mangkel
Rasa keparat dan najis menjadi satu
Dasar hina binatang akan sampah
Tak mengerti makna akan kesucian
Puaskan dahaga dengan satu syaraf miring
Hingga kobarkan darah segar
Tangis dan jerit tak hiraukan
Luka dan benci ia tertawakan
Hingga terkulai ia habiskan
Dan ditinggalkan dengan rasa bangga
Dan aku sebut ia sampah
Dan aku ingin enyahkan ia
Dan dengan tangan ini aku menulis
Kemana harga diri kau Lelaki
“Andai saja tak pernah ada kata pemerkosaan
Maka tangisan tersedih taK Akan pernah Ada”
‘Djap Sin Ghian’
Alamku
Ketika kujajaki dunia surga
Ketika merahnya membasahi jalan ini
Ketika angin semakin membuatnya indah
Merah dan hitamnya terlukis wajah
Cantik dengan hitam dan tingginya
Cantik dengan merah harumnya
Cantik dengan angin segar dari hutan
Dan memang cantik untuk dijajahi
Dunia ia memang surga oleh dua sinar
Terangnya bukan karena mata tapi bagiannya
Dengan langkah kurasakan hidup
Karena ini bukan surga tapi hidup
MATI BERJUANG ATAU MATI MEMBATU
Djap Sin Ghian
Seseorang bisa merendah tapi jangan sampai rendahan
Demi cinta terkadang bisa lupa tapi hidup ini
Beda
Tempa dan tempa pastilah ada
Karena roda berputar ribuan kilo meter
Hingga ribuan kalpa pandangan sebelah mata
Tapi hati bersinggah bagi si tulus
Senyuman Maria
Menjiwai atau dijiwai
menerima atau mencari
mengalir atau dialiri
dan aku sebut itu pola dalam hidup ini
Ketika berjuang dalam hati
singkirkan aura ini
demi bahagia si kura-kura kecil
aku iklas menyimpan duri dalam hati
Ingin berjuang menatap matahari
hancurkan tempat ia berpijak
tapi desis terlalu deras
beratkan empedu untuknya
Hancur biarlah hancur
agar duri bisa kudekap dalam peti
karena dukaku akan iklas
melihat barisan putihnya tertawa
Hati Si Tulus
Dengan kayuh jutaan kilo meter
Dengan hujan tubuh pasti membasahinya
Tapi tekat pasti kental akan hati
Karena lambangnya seperti berlian
Tak mengeluh hingga hayad
Tak dirasakan hingga hilang
Tetap kuat duduk di tiga roda
Tetap tersenyum dengan bayangan lain
Dan ia tidak lupa dengan tempatnya
Hingga ratusan Gigi tertawa
Dan sedikit ia simpan di bawah hati
Dan yang lain ke kepala gigi tertawa
Dan akhirnya setengah abad berlalu
Tapi senyumannya tak akAN hilang
Karena senyumannya terlalu manis
Dan Ia tenggelam dalam doa jutaan umat
Nasionalisme
Kau kepala bukan hanya kepala
Kau kepala yang menjiwai si seni
Kau bersikap dengan BERLIAN di Hati
Hingga nasionalisme kuno kau bangkiti
Terdetak akan gelora tentang rasa
Pengajaran langkah tanpa diarah
Karena bara memang panas
Tak tertahan melihat engkau berpijak
Karena ribuan mata berjalan belajar
Nasionalisamepun ikut belajar
Kau buat detak semakin cepat
Dan maaf bila kusebutkan ahmad bin nejat
JANGAN PERNAH MENYALAHKAN SIAPAPUN TAPI KOREKSILAH APA YANG YANG MENYEBABKAN HAL
TERSEBUT MENJADI SALAH
Djap Sin Ghian
Jujur
Baris Batas akan kesabaran
Garis hidup dengan liukkan tangan
Semua memang telah tertata rapi
Dengan menakjukkan Ia ingini
Tapi daun tetaplah daun
Hingga matahari tetaplah matahari
Tapi hidup adalah persimpangan
Karenanya langkahpun berbeda-beda
Jadi hatipun bisa melangkah dengan senyum
Atau jantung melangkah dengan bayang
Dan garis bataslah yang ada diakhir
Katakan hati atau membatu
Para Pejuang
Dengan darah bertumpah besi
Tapi kaki melangkah dengan pasti
Tak hiraukan tekanan yang menyelinap dengan cepat
Hingga gelora bisa hembuskan merah
Tapi tetap kuat ia berpijak
Dan mengecor tekad untuk kuat
Karena ia berfikir akan kentalnya rasa
Dan karena bagian hati menunggunya
Kini terlihat semakin kusam rasanya
Terlihat bayangannya semakin rapuh
Karena menantang beratnya si tak bernyawa
Dan akhirnya si merah mengalir di jalan kemarin
Kusam Si Malaikat
Berjalan sepi dan sopan tak dianggap
Kau mendekat yang lain tertelan bumi
Kau tersenyum yang lain terbisu
Kau diam mereka berlari dengan bayang.
Terkadang hujan kecilpun membasahi pipi
Dan akhirnya merenung akan rasa penyadaran diri
Tapi tetap hilir mudik ia mengambil rupiah
Demi si pusar agar tak berbunyi
Tapi ketika si kecil di ambang batas
Di tempat terganas nyawa menghilang
Hanya dia malaikat pemungut almunium
Bermandi darah menuju rumah putih
Permata Afrika
Hitam akan pekat dirinya
Tanah tak bersahabat di telapaknya
Kesakitan selalu diminumnya
Dengan perih dan kaku ketika yang dekatnya menghilang
Tapi senyum simpulnya menggugah mimpi
Menggugah Kristal dalam filsuf ini
Hingga materi tak berarti
Demi barisan gigi permata AFRIKA
Lebih baik hidup sehari dengan mimpi dari pada hidup 100 tahun tanpa mimpi
Djap Sin Ghian
Beban
Tak dirasa tapi terasa
Lewat hari yang dirayakan
Dan terpersit akan harapan
Melangkah dan berpijak sendiri
Berhuni dengan kesegalaannya bisa berdiam
Menutup mata tanpa gangguan
Tapi kini terlihat seperti baru melangkah
Dari rumah sang Bapaknya
Ingin melangkah dengan segala kesukaannya
Dan berpijak dengan tulisan
Lalu menggenggam harapannya
Ditulisan dengan segala langkahnya
Keraskan Hati
Bimbang datang di saat jeda
Dengan kehampaannya membuat hambar
Hingga membuat hati tak tergetar
Walau dengan si rasa
Tak hanya itu yang merayu
Karena bingung akan hati
Tak tenang melangkah lagi
Karena seluruh tubuh bersayap
Tapi keraskan langkah haruslah
Dan mengasah bawah rambut pastilah
Lalu tekankan hati sampai kapalan
Hingga sang bimbang tak pulang dari rantau
Rasa Hati Berdetak Sakit
Salahkah Tuhan jantungku berdetak
Salahkah Tuhan rasa ini pekat
Salahkah Tuhan merasai si pemilik hati
Dan salahkah Tuhan aku diberi senyum
Mataku tak bisa terpejam
Mataku tertutup air asin
Dan hatiku menahan mangkel
Dan aku bingung menahan segala tiba
Tuhan aku ingin mendekap dengan jiwa
Dengan jiwa segala rupa rasa
Dengan apa segala kehangatan rasa
Agar si kura-kura kecil melihat percikkannya
Si Kura-Kura Kecil
Ribuan Kata dan ribuan rasa
Ribuan jiwa dan kutahtahkan untuk rasa
Pilu dengan jiwa sepi menepi di hati
Dan saat ini jiwa-jiwa hanya bisa menangis
Sekali lagi pilu terlalu menusuk akan hati
Perih bermahkota sangat pekat didalamnya
Hingga lunglai hati yang perih di dalamnya
Hanya ucapan kata hujani hatiku
Ku ingin menatapi dan melangkahi tanggal
Dan ku tak ucapkan agar perih tak bertahta
Menari-nari dilekatnya rasa perih
Aku benar-benar mati akan rasa karnanya
HARGAILAH DIRIMU SEBELUM KAU MENGHARGAI ORANG LAIN
Djap Sin Ghian
Aku Ingin lari Karenanya
Ketika jiwa berlari dilingkaran di samping yang berdetak
Ketika rasa tak tertahan dan menuju ketetesan
Ketika hati berdesis empedu yang pekat
Ketika aku termangu dengan keadaanku
Tetapi kenapa hati tak mau mengerti
Dengan tatapan jauh melihat kertas yang berisi
Tapi tak sadar jua karena hati telah tertutup
Tetap termangu walaupun menempel bara api
Tetap mengelegar petir dalam kesunyian
Dan rasa ini seperti jerami yang berisikan tikus
Dan si petani menggeledahnya
Tetapi aku tetap terhujani oleh asinnya
Tetaplah Melangkah
Entah apa yang kurasa
Tak tenang dengan tatapan semu
Menanti ketikan kata
Walau hanya ucapan hidup
Tak tenang akan rasa
Menantinya dengan penuh harapan
Walau hanya sedikit kabar
Agar hujan membasahi gurun saat ini
Kini aku sadar pastilah harus kuhujam hati ini
Agar aku tersadasr akan mimpi itu
Tegakkan hati dan kembali lagi melangkah
Dan pasti tertatih tapi aku harus sadar dan melangkah
pemerkosaan
Terdengar ringkihan yang tak bertulang
Ribuan sendu tak dapat tertahan
Hingga terdengar pecahan batin
Di tempat hujannya peluru
Terulang lagi dan terulang lagi
Otakku menjadi ngilu jadinya
Mendengar rintih suara menggema
Hingga terasa batin tertusuk duri berbisa
Tapi tak lelah si bejat melangkah
Menikmati mahkota si rasa
Hingga habis ia hempaskan
Dan lalulah seperti biasa
Kini kulihat tinggal seonggok kulit tersisa
Dengan pandangan kosong yang luka
Terdiam dalam segala pesakitan
Dan kini hanya dapat melamun untuk habiskan sumbu
Ketika semua bisa berulang
Ketika jam bisa berbalik arah dengan berlari
Ketika semua bisa seperti mataku
Maka aku tak akan berucap dengan kamu
Yang seperti biasa membatu dengan senyumanmu
Dan saat itu pastilah aku berucap dengan senyuman
Hai aku Bambu dan bolehkah aku memercikkan hati di keAngsaanmu
Dan ku jalani semua dengan senyum
Tanpa henti kulangkahi seperti itu
Hingga semua bisa berupa seperti hati ini
Yang ingin tersenyum bukan berderai
Yang ingin tertawa dan bukan meringkih
Dan finalnya seperti hati pelangi
Setitik wajah hanyalah pandangan mata tapi setitik berlian hati pastilah menggetarkan mata
di dunia.
Djap Sin Ghian
Tentang rasa dan cinta
Seolah mengalir seperti polanya
Seolah mengalir seperti tumbuhnya
Tapi rasa itumemang lain diantaranya
Ia selalu bergelombang sesuai tiupan anginnya
Sadar atau tak sadar ia selalu berubah
Bukan karena cantik atau jeleknya
Bukan karena miskin atau kayanya
Tapi berdasarkan detak atau pikirnya
Sekali lagi logikapun tak dapat berbicara
Dan segala kesempurnaan hanya dapat terdiam
Terdiam dengan tingkahnya yang tak menentu
Yang tak akan pernah berhenti bergelombang
Ulang tahun
Ketika lahir dalam tangis
Maka seyumpun ikut tertawa
Dengan kehangatan kasih seperti sinar
Maka sang kasih dengan banggapun tersenyum
Kini telah 22
Dan jarimupun telah terlihat cantik
Dan prilaku tubuhpun telah menjadi baik
Dan semua itu kuharap dapat menjadi berlian dalam hati
Kawan tak bisa menyebrang
Kawan tak bisa mengarahkan sesuatu
Kawan tak bisa seperti cermin
Tapi kawan meluikiskan tulisan untuk yang ada di sebrang
Renungkanlah setiap langkahmu
Ketika bumi jatuh ke dasar
Ketika hati terlalu hampa dibuatnya
Dan gelombangnya semakin besar menghampiri
Dan saat itu ia seolah-olah menari-nari
Maka diamlah seribu bahasa
Dan petiklah kebijakkan dalam karya
Lalu telan dan cernalah
Kemudian pejamkan 2 sinar dan rasakan
Maka hiduplah dan hiduplah
Bukalah 2 sinar itu dengan sepercik senyum
Hingga kau terbangun dan dengan bayanganmu melangkah
Karena kau peran utama disetiap langkahmu
Nenek tinggal nama
Saat ia meninggalkan dunia
Saat linangan air semakin deras
Aku tak bisa lagi melihat aying
Hanya kesenduan mengiris kulit
Aku membisu dengan tetesan yang perih
Dan aku sempat membara kepada Nya
Dan mengelilingi sebuah tempat beribu Bambu
Yang akhirnya aku berhenti di gelapnya malam
Sampah dan sampah
Aku rela mati tapi tak ada tangis darinya
Dan bongkahan kalimat itu aku terbangun
Tekad ulah dari dunia untuk bercahaya selamanya
Diamlah,renungkanlah,pejamkan mata kemudian langkahlah dengan impianmu.
Djap Sin Ghian
Efek rasa
Ketika datangnya dengan gelombang tinggi
Aku benar-benar goyah dan terhanyut
Terombang ambing dipusaran itu
Hingga aku tak berupa hati lagi
Aku semakin dalam akan jiwa pedih
Menanggung batin akan lukaku
Yang semakin dalam dan bercacing
Yang brgerak tiada henti di dataran
Bukanlah membara sakit dihati
Tapi senyum simpul mengikat hati
Dan semakin deras membanjiri lubuk hati
Hingga hati melangkah ke tajamnya keris
Demi Tanah Yang Di Pijak
Tetesan darah terlalu pekat di ladang itu
Tetesan darah pula yang mengubah aliran itu
Tetesan darah itu tepat pecah di dadanya
Dan butiran darah itu yang mengubah juang mereka
Aku bilang mereka sikulit coklat
Yang kumal dengan khayalan harinya
Yang tulus baGI tanah hitam ini
Dan pemimpi untuk terbang
Mereka tetap melangkah ditiap ranjau
Mereka melangkah diribuan Indonesia yang mati
Tapi gagah akan batin tak pernah tertahan
Duduk paling depan demi barter kebebasan
Mereka kukuh dan terledak oleh rasa
Tinggalkan cinta dan harta demi yang diinjak
Tak takut untuk berkata merdeka
Dan bangsaku hidup dan mereka hidup atau mati deminya
Pandangan Sebelah Mata
Tak terbersit dalam hidup meneteskannya
Karena bahagia tak mungkin ditampiknya
Khayalan tinggi terbang ke langit
Dan pastinya awanpun ikut menari
Tapi ketika kelopak mata tertiup angin
Angin yang kencang dengan butiran debu
Dan aku rasakan dengan membukanya
Hingga aku rasakan batin yang terlalu berat terdiam
Kadang tak adil jadinya untuk jalanku
Melangkah hidup dengan tetesan mereka
Tapi pandangan sebelah mata membuatku terbangun
Terbangun dengan mengubah tetesan berlian
Bakti
Ketika terbangun dalam gelap
Dan jiwa-jiwa tulus semakin pekat
Ia selalu membuat dirinya yang terjaga
Agar jiwa-jiwa hulu tetap pada tempatnya
Seperti itulah ia kuatkan dirinya
Tanpa keluh dan tanpa singgahkan dirinya
Ia tetap menghias baranya
Agar si hulu tentram dalam raganya
Tak perduli akan kusamnya cermin
Tak perduli akan berlian mudanya
Tapi tetap ia tak pernah bergeming
Demi berkembangnya mutiara di tanah ini
sebElum melukis untuk orang lain Maka Lukislah hatimu dengan kasih dan
kebaikkan
Djap Sin Ghian
Awal Jumpa
Terbukalah dalam senyum
Melihat pancaran api di langit
Tertawa dalam selipan bahagia
Ketika langit di rias dengan kental
Dan saat itu dengan kakupun aku tertawa
Tergetar akan rasa yang telah lama mati
Bingung seribu bahasa bersikap
Karena saat itu ribuan mata bernyanyi
Dan awanpun pergi dengan kedipan mata yang menggoda
Dan sekali lagi langit yang di rias tadi ikut tertawa
Aku melihat percikkan senyum simpulnya mengolah aku terdiam
Hingganya ia akan selalu menjadi ingatan di hati
Siapapun berhak berasa
Berdagang dan berjualan setiap pedihnya
Tak dianya karena telah biasa
Tapi satu sesal akan dirinya
Satu gagang yang tak akan hilang
Hari demi waktu berlari untuk menghabiskan tanggal
Berganti-ganti pula si tongkat untuk berpesta
Tapi tak kunjung jua yang sama
Apa itu karena jaman bom atom?
Tapi ketika ia sadar bermimpi ditengah gurun
Ia mulai meneteskannya dengan kesenduan
Karena mendengar suara yang paling menggelegar
Karena kini tinggal nama Sang Bung
Jiwa Tertulus
Berjalan dengan kakunya
Ribuan mata tak dihiraukannya
Demi ia Si jiwa hilir
Ia tetap melangkah di setiap kasihnya
Terjang-terjang itulah semangatnya
Menata hati semakin ngilu akan rasa
Tak bergeming menuju rumah putih
Dengan gagah dan kasih si hilir dipundaknya
Lalu dikanan ia genggam sehat dan di kirinya ada penahan rasa
Ia tetap beratkan penahan tubuh demi si mulut
Berulang kali ia merayu demi Si hilir akan mulut
Agar kasih terakhir tak dimakan waktu
Bermimpilah karena siapapun tanpa terkecuali boleh bermimpi karena kita
masih hidup
Djap Sin Ghian
Ilmu Nafasku
Saat jalan ke gerbang depan
Dengan cepat sambil mengusap air di laut
Sambil mengepitkan kabar di lengan
Terengah karena jam pintar menanti
Dan tak ada lagi yang terpikir
Karena waktu terhempas semakin cepat
Yang diiringi kiloan meter besi kumuh berputar
Hingga pantaslah terengah dan tergoyah
Tapi hati semakin keras akan tujuan
Karena kayuhan semakin cepat mengganas
Tapi sekali lagi langkah semakin cepat
Karena alas dan jubah baru terpasang
Tak sempat terteguk rasa
Kakiku langsung mengayuh dan bersandar
Menuju pintu yang terpikir dengan sengal
Tapi hati jadi bebas dan tersenyum
Setiap Hari Adalah Final
Kebebasan itu adalah mimpi
Mimpi bagi mereka yang ingin bebas
Mimpi bagi si hati dan si kepala
Dan mimpi bagi si Binatang Jalang
Tapi kini tulang-tulang busuknya tak berbekas
Tak berbentuk karena telah menyatu dengan tanah
Tapi sekali lagi tapi bara masih tetap menyala
Kebebasannya membakar bara dalam jiwa ini
Karnanya kulangkahi semua dengan langkahku
Dan kutanami bibit-bibit dengan jiwa ini
Hingga tak pernah henti berganti akal
Kar nanya aku ingin hidup satu hari lagi
Sepeda Hati
Berputar dengan sahajanya
Melahap jalan dengan tenaganya
Tak hirau akan kalpa pandang
Ia tetap terjang demi kertas tertulis
Walau sering kali ia terjatuh
Dalam angan kita bersama dalam jauh
Menembus embun dalam kegelapan bersama
Sampai-sampai kita robohkan tubuh di rumput
Ia tank baja dalam hati
Yang selalu setia menanti dalam lelah
Dan tak pernah berhenti berlari
Demi sepercik mimpi si rakyat jelata
Janganlah kau membenci semua orang tapi berfikirlah kenapa orang lain
membencimu
Djap Sin Ghian
4.Riwayat hidup
Ku Leo Chandra
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Penulis lahir di Gisting pada tanggal 29 Juli 1988,anak kedua dari Bapakl Daryudi dan Ibu
Tjin Mie Yin.Jenjang pendidikan yang telah dilalui oleh penulis adalah sebagai berikut :
1. SDN I Margoyoso selesai tahun 2002
2. SMP Xaverius Gisting selesai tahun 2005
3. SMA Xaverius Pringsewu selesai tahun 2008
4. Masuk STKIP Dharma Wacana Metro Jurusan Pendidikan Olahraga Program Study
Pendidikan Kepelatihan Olahraga pada tahun 2009.
Saya adalah seorang laki-laki yang sangat senang sekali membuat puisi jadi saya menuliskan apa yang ingin saya tulis karena dengan tulisan ini saya ingin memberikan hiburan bagi para pembaca.
5.Kata –Kata Mutiara
Sebuah kalimat yang tak dirangkai mungkin tak ada artinya bagi kehidupan tetapi ketika sepenuh hati kata-kata dirangkai dengan penuh perasan dan cermin kebaikkan serta ketulusan maka akan ada kedamaian bukan hanya di dunia tetapi di setiap hati kita manusia.
Hidup cuman satu kali jadi hiduplah dengan menggenggam mimpi dan baru kau lepas ketika kau mati
Djap Sin Ghian
“KESELURUHAN ILMU PENGETAHUAN TIDAK ADA APA-APANYA DIBANDING PERBAIKAN CARA BERFIKIR SEHARI-HARI”
ALBERST EINSTEIN
“MANA YANG LEBIH INGIN ANDA MILIKI…………
HARTA MELIMPAH atau KEMAMPUAN UNTUK MENIKMATI HIDUP?
ANTHONY DE MELLO
“SUNGGUH SULIT MENEMUKAN SATU MAKHLUK SAJA YANG BELUM PERNAH MENJADI IBU KITA PADA KEHIDUPAN YANG
LAMPAU”
Buddha
“Kedewasaan seseorang diukur dari seberapa jauh ia mengalahkan dirinya sendiri dan seberapa jauh ia membawa
manfaat bagi pihak lain”
Handaka Vijjananda’
“Jika engkau hanya berbuat baik kepada orang yang berbuat baik
kepadamu,apakah jasamu?
Orang-orang berdosa pun berbuat demikian’
Isa Almasih’
“Sebuah Doktrin layaknya kaca jendela:
Kita bisa melihat kebenaran melaluinya,
Namun ia memisahkan kita dari kebenaran itu sendiri.
Kahlil Gibran
“Melalui tiga cara kita bisa belajar tentang kebijaksanaan:pertama,dengan merenung, mana yang paling
mulia,
Kedua,dengan meniru ia paling mudah
Dan ketiga,dengan mengalami sendiri,ini yang paling menyakitkan
Kong Zi
“Pohon tinggi besar bermula dari sebutir bibit kecil,pagoda Sembilan tingkat dibangun mulai dari setumpuk
tanah,perjalanan ribuan mil dimulai dari satu langkah pertama”
Lao Zi
“Orang lain memarahi saya,salah paham terhadap saya,memfitnah saya, dan saya bersyukur.Saya berterima
kasih kepada mereka karena telah memberi saya kesempatan untuk mengembangkan diri”
Master Cheng Yen’
“Janganlahberfikir bahwa cinta sejati haruslah cinta yang luar biasa.
Apa yang harus kita butuhkan adalah cinta yang tak kenal lelah.
Mother Teresa’
‘aku belum pernah gagal.
Aku hanya telah menemukan 10.000 cara yang tak akan berhasil”
‘Thomas alfa edison’
“Dalam hidup lukislah hatimu dengan kasih
sebelum kau melukis orang lain”
‘Djap Sin Ghian’
“Cinta sejati adalah cinta yang tulus dan cinta yang dapat membuat dia bangga akan kita dan memercikkan senyum
simpulnya walaupun tak bersama”
“Djap Sin Ghian”
“Dunia ini seperti panggung sandiwara tetapi hiduplah dengan nyata tanpa berpura-pura dengan begitu semua akan lebih
mudah”
Djap Sin Ghian
“ Tamparan paling berharga adalah pengalaman”
“Dan dari situlah kita belajar”
Djap Sin Ghian’
“Ketika kita dapat membuat suatu kondisi yang membuat hati kita selalu tersenyum maka saat
itu sebenarnya kita telah terlepas dari penderitaan”
‘Djap Sin Ghian’
BLACK AND WHITE
BLACK- Cacian dan makian- Dipandang sebelah mata- Kerja mati-matian sampai kena hepatitis- Jarang berobat bila sakit- Pernah kehilangan Sahabat terbaik “ Si kura-kura kecil” 7 bulan 11 hari- Kesepian yang luar biasa saat kehilangan “Si kura-kura kecil”- Cidera punggung saat menit-menit akhir Semifinal LIBAMA sehingga saat
Final kalah karena saya Centre utama cidera yang kalah rebound
WHITE- Punya Mama yang luar biasa- Keluarga harmonis “Papa, mama, koko, dan adik-adik yang luar biasa”- Hikmah jualan Koran- Jadi mahasiswa terbaik- Bertemu si kura-kura kecil yang luar biasa- Bisa bekerja di Bank dan menjadi Pelatih dan Guru
CERMIN
Buku sederhana yang berisikan tentang
unsur-unsur hati,kehidupan dan unsur-unsur
sederhana dalam kehidupan tapi kadang tak
pernah dipikirkan dan direnungkan.Suatu buku
yang mengajak kita berfikir dan merenungkan
dalam bentuk puisi dan tulisan agar hidup kita
lebih baik.
Buku sederhana yang di dalamnya terdapat
berbagai macam rasa dan makna seperti:
Kegagalan, penyeselan,tujuan
hidup,keputusasaan,pikiran sempit,arti
hidup,kesombongan,cinta,rasa,pengorbanan,kep
ercayaan,toleransi,perjuangan hidup, ketabahan
hati,rival,kehilangan,sahabat,kebodohan
batin,penantian,nano-nano
kehidupan,perpisahan,harapan,gejolak,
kesederhanaan,hati tertulus,harga diri,perih
akan batin,harga diri laki-laki
hilang,alamku,senyuman,Hati Si
Tulus,nasionalisme,bersyukur,menghargai diri
dan orang lain,detak cinta,Pemerkosaan yang
bodoh,angan-angan, tentang rasa dan
cinta,merenung,arti yang berharga,efek rasa dan
negaraku,pandangan sebelah mata,siapapun
boleh berasa,berbakti,ilmu dan kata-kata
penggugah hati.