surattugasrepository.stftjakarta.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/dokumen... · puasa dipraktikkan...

19
Rank: 1. BCACabangMatraman lfAY LEMBAGA PTTEOLQGIj/\KARTA). No. 342 302 2635 2. Bank MANDIRI CabangCikini (LEMBAGA PERGURUANTINGGI TEOLOGI).No. 123 000 5625 431 ~IL Septemmy Eucharistia Lakawa. Th.D. Ketua Sekolah Tinggi Filsafat Theologi Jakarta Jakarta, 21 Mei 2020 untuk menjadi pembicara dalam kegiatan seminar dengan judul "Ketika Lapar dan Haus Dipercaya Memberi Makna: Puasa di Dalam Alkitab" yang diselenggarakan pada 23 Mei 2020 melalui media internet Lembaga Alkitab Indonesia. Demikian surat ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Dosen Tetap dan Wakil Ketua I Bidang Akademik STFTJakarta [abatan Berdasarkan surat dari Lembaga Alkitab Indonesia No. 029a/Pen., pada 17 Mei 2020, maka Pemimpin Sekolah Tinggi Filsafat Theologi Jakarta melalui surat ini menugaskan: Nama Agustinus Setiawidi, Th.D. SURATTUGAS No. : Ll Sb/Ketua/V /2020 Hal : Penugasan Mewakili STFTJakarta [alan Proklamasi 27 jakarta 10320. Indonesia Tel. +62-21-3904237 Fax. +62-21-3906096 Email: [email protected] http://www.sttjakarta.ac.id/ SEKOLAH TINGGI FILSAFAT THEOLOGI JAKARTA (SEKOLAH TINGG I TEO LOG I JAKARTA)

Upload: others

Post on 25-Oct-2020

22 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SURATTUGASrepository.stftjakarta.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/Dokumen... · Puasa dipraktikkan antara lain oleh umat Yahudi, Katolik, Kristen Ortodoks, Islam, kalangan Kristen

Rank: 1. BCACabangMatraman lfAY LEMBAGA PTTEOLQGI j/\KARTA). No. 342 302 26352. Bank MANDIRI CabangCikini (LEMBAGA PERGURUANTINGGI TEOLOGI).No. 123 000 5625 431

~ILSeptemmy Eucharistia Lakawa. Th.D.

Ketua Sekolah Tinggi Filsafat Theologi Jakarta

Jakarta, 21 Mei 2020

untuk menjadi pembicara dalam kegiatan seminar dengan judul "Ketika Lapar dan Haus

Dipercaya Memberi Makna: Puasa di Dalam Alkitab" yang diselenggarakan pada 23

Mei 2020 melalui media internet Lembaga Alkitab Indonesia. Demikian surat ini dibuat

untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Dosen Tetap dan Wakil Ketua I Bidang Akademik STFTJakarta[abatan

Berdasarkan surat dari Lembaga Alkitab Indonesia No. 029a/Pen., pada 17 Mei 2020,

maka Pemimpin Sekolah Tinggi Filsafat Theologi Jakarta melalui surat ini menugaskan:

Nama Agustinus Setiawidi, Th.D.

SURATTUGAS

No. : Ll Sb/Ketua/V /2020

Hal : Penugasan Mewakili STFTJakarta

[alan Proklamasi 27jakarta 10320. IndonesiaTel. +62-21-3904237Fax. +62-21-3906096Email: [email protected]://www.sttjakarta.ac.id/

SEKOLAH TINGGI FILSAFATTHEOLOGI JAKARTA(SEKOLAH TINGG I TEO LOG I JAKARTA)

Page 2: SURATTUGASrepository.stftjakarta.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/Dokumen... · Puasa dipraktikkan antara lain oleh umat Yahudi, Katolik, Kristen Ortodoks, Islam, kalangan Kristen

1

KETIKA LAPAR DAN HAUS DIPERCAYA MEMBERI MAKNA:PUASA DI DALAM ALKITAB

Agustinus Setiawidi

PengantarTidak perlu! Langsung saja ke slide 3Suatu hari, Haye, anak perempuan pertama kami bertanya: “Mengapa orang Islam berpuasa?”Saya menjawabnya dengan sedikit memberi penjelasan, bahwa dalam agama Islam memang adaaturan tentang puasa. Setiap orang Islam wajib berpuasa dalam bulan tertentu (Ramadan). Tetapi,puasa juga dipraktikkan oleh para pemeluk agama-agama lain, termasuk orang Kristen. Lalu, sayakatakan juga kepadanya: “Kamu juga boleh berpuasa.” Dia langsung bereaksi, katanya: “Sayatidak mau puasa karena saya sudah kurus. Vincent (adiknya) yang harus puasa karena dia agakgemuk.” Bahwa berpuasa adalah praktik yang mirip dengan program diet untuk melangsingkantubuh, itulah yang dipahami anak saya. Akan tetapi, puasa sebagai praktik keagamaan tentumemiliki tujuan yang lebih kaya daripada sekadar menurunkan berat badan. Sementara itu, disepanjang sejarah praktik untuk sengaja melaparkan diri, mogok makan dan minum selamaberhari-hari, bisa juga berfungsi sebagai protes tanpa kekerasan, untuk mendesak otoritas yangberwenang mengubah kebijakan tertentu. Kita mungkin ingat Mahatma Gandhi yang beraksi puasasebagai bentuk protes tanpa-kekerasan terhadap pemerintah kolonial Inggris di India.

Puasa dipraktikkan antara lain oleh umat Yahudi, Katolik, Kristen Ortodoks, Islam, kalanganKristen tertentu, Budhisme, Hinduisme, dll. Praktik serupa juga kita temukan sebagai bagian daribudaya tertentu.

Slide 3. Apakah orang Kristen boleh berpuasa? Apakah Alkitab mengajarkan orang Kristen untukberpuasa? Puasa seperti apakah yang diajarkan oleh Alkitab? Apa tujuan orang Kristen berpuasa?Saya diminta untuk membahas pertanyaan-pertanyaan ini dari sudut pandang Alkitab, sebagaiorang Kristen Protestan. Dalam hal ini, sejumlah buku praktis tentang puasa dalam Alkitab sudahcukup banyak menjelaskan praktik dan manfaat dari lapar dan haus yang disengaja. Secara umum,referensi-referensi tersebut memandang puasa secara positif. Artinya, orang Kristen dapat ataubahkan dianjurkan untuk berpuasa dalam relasinya dengan Tuhan, dalam keadaan tertentu:menghadapi pergumulan hidup (biasanya yang berat), menderita penyakit tertentu, menyesalkarena telah melakukan kesalahan atau dosa, dlsb. Saya tidak akan mengulangi apa yangditawarkan oleh referensi-referensi tersebut, melainkan menggarisbawahi beberapa hal yangmungkin menarik untuk didiskusikan lebih lanjut. Pertama-tama saya ingin menjelaskan hubunganantara praktik keagamaan, termasuk puasa, di dalam Perjanjian Baru (PB) dan Perjanjian Lama(PL) - yang oleh umat Yahudi disebut Tanakh (Torah, Nevi’im, Ketuvim). Kedua, saya inginmenekankan bahwa cara kita menafsir akan memengaruhi kita untuk memahami praktik-praktikkeagamaan dalam Kitab Suci, termasuk puasa. Ketiga, tujuan penafsiran dan praktik keagamaanmenjadi penting untuk membangun jemaat. Pada bagian terakhir, saya mengangkat pendekatanantropologi budaya untuk memahami puasa, sebagaimana yang ditawarkan Bruce J Malina, Asal-usul Kekristenan dan Antropologi Budaya. Model-model Praktis untuk Penafsiran Alkitab.

Page 3: SURATTUGASrepository.stftjakarta.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/Dokumen... · Puasa dipraktikkan antara lain oleh umat Yahudi, Katolik, Kristen Ortodoks, Islam, kalangan Kristen

2

Puasa Kristen?

Slide 4 Untuk menjawab pertanyaan “Apakah ada puasa Kristen?” pertama-tama perludigarisbawahi bahwa seluruh praktik keagamaan, termasuk puasa, yang ada sampai pada zamanYesus, bahkan sesudahnya, sudah ada di dalam Kitab Suci orang Yahudi yang oleh orang Kristendikenal sebagai PL. (orang Yahudi menyebutnya dengan Tanakh: Torah, Nevi’im, Ketuvim).Dengan kata lain, apa yang dipraktikkan oleh Yesus dan murid-murid-Nya pada dasarnya adalahpraktik keagamaan yang berasal dari Yudaisme atau agama Yahudi. Yesus sendiri hidup sebagaiorang Yahudi. Jadi, ketika kita membaca ajaran-ajaran Yesus tentang puasa di dalam PB, makasesungguhnya kita membaca ajaran-ajaran agama Yahudi yang dijelaskan kembali kepada paramurid dan orang-orang yang mendengar ajaran-Nya. Sebagai contoh, Yesus pernah ditegur olehorang Farisi karena murid-murid-Nya tidak berpuasa (Mat. 9:14-17// Mrk. 2:18-22// Luk. 5:33-35). Ia lalu menjelaskan ulang arti puasa. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa ada saatnyaketika murid-murid-Nya akan berpuasa. Karena itu, tidaklah tepat jika ada gereja yangmenyimpulkan bahwa puasa yang diajarkan oleh Yesus adalah puasa Kristen atau puasa Gerejayang berbeda dari puasa dalam PL (bahkan sewaktu Yesus masih hidup dan mengajar, PBsebagaimana yang kita kenal sekarang belum ada). Kita tidak mengetahui secara utuh bagaimanapuasa dipraktikkan oleh gereja mula-mula (abad pertama Masehi). Bagaimanapun juga, istilah“Puasa Kristen” tidak bisa disamakan begitu saja dengan puasa yang diajarkan dan dipraktikkanoleh Yesus dan murid-murid-Nya. Kemungkinan besar istilah tersebut tersebut muncul kemudiansetelah gereja tumbuh dan berkembang di seluruh dunia. Singkat kata, puasa di dalam Alkitab padadasarnya adalah praktik keagamaan Yahudi. Tabel di bawah ini memperlihatkan bahwa jika kitamenemukan praktik puasa dalam PB, maka praktik itu sesungguhnya sudah kita temukan dalamTanakh atau PL.

Slide 5No. Konteks Nas Alkitab1. Puasa sebagai bentuk pernyataan pertobatan (pendamaian

dengan Allah), baik pribadi maupun nasionalImamat 16:29, 31; 23:27;

23:29, 32;Bilangan 29:7;1 Samuel 7:6

1 Raja-raja 21:9, 12, 27;Hakim-hakim 20:26;

Nehemiah 9:1-7;Yeremia 36:6, 9;

Daniel 9:3;Yoel 2:15;

Page 4: SURATTUGASrepository.stftjakarta.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/Dokumen... · Puasa dipraktikkan antara lain oleh umat Yahudi, Katolik, Kristen Ortodoks, Islam, kalangan Kristen

3

Yunus 3:5.

2. Puasa sebagai cara manusia merendahkan diri di hadapanAllah

Mazmur 69:11

3. Puasa sebagai bentuk pertobatan, permohonan akanbimbingan dan pertolongan Allah

2 Samuel 12:16, 21-23Ezra 8:21

2 Tawarikh 20:3-44. Puasa sebagai bentuk ratapan terhadap penyerangan musuh Yoel 1:14

Ester 4:3, 16; 9:31Nehemiah 1:4

5. Puasa sebagai bentuk perkabungan karena sakit penyakityang dihadapi orang lain Mazmur 35:13-14

6. Puasa sebagai tindakan sosial dalam bentuk kasih yangtulus kepada sesama demi terwujudnya kesejahteraan hidup

manusia

Yesaya 58:3-6Yeremia 14:12

Joel 2:12Zakharia 7:5; 8:19

7. Puasa sebagai bentuk penantian tibanya suatu pencobaan? Matius 4:28. Puasa sebagai tanda ketaatan kepada Allah Matius 6:16-189. Puasa sebagai bentuk perkabungan/dukacita dan ratapan

karena seseorang yang sakit/kerasukan, meninggal atauterbunuh

2 Samuel 1:12Matius 9:14-15Matius 17:21

Markus 2:18-20Lukas 5:33-35

10. Puasa sebagai bentuk kesalehan orang percaya untukmendukung mereka yang menjadi pemimpin jemaat

Lukas 2:37Kisah Para Rasul 13:2Kisah Para Rasul 13:3

Kisah Para Rasul 14:23

11. Puasa sebagai bentuk penderitaan diri sebagai murid/rasulyang setia

2 Korintus 6:52 Korintus 11:27

Slide 6 Slide 7

Page 5: SURATTUGASrepository.stftjakarta.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/Dokumen... · Puasa dipraktikkan antara lain oleh umat Yahudi, Katolik, Kristen Ortodoks, Islam, kalangan Kristen

4

Bagaimana puasa dipraktikkan?

Slide 9Mungkin karena PB tidak mengatur dengan jelas, maka kita menemukan beragam penjelasantentang puasa, definisi, makna, tujuan, berapa lama, dlsb. yang ditawarkan oleh orang Kristen yangmendukung praktik puasa, yang berasal dari Alkitab itu sendiri. Sementara itu, menurut RabiArnold Bienstock, dalam agama Yahudi, puasa berarti berpantang secara total dari semua makanandan minuman (Bienstock 2006, 5). Lanjutnya, orang Yahudi yang berpuasa akan tidak makan danminum sepanjang hari, dimulai sejak matahari terbenam sampai malam berikut keesokan harinya.Tetapi ada juga puasa “kecil” yang dimulai sejak subuh dan berakhir pada saat hari sudah gelap.Dengan ini kita diperhadapkan dengan jenis-jenis puasa. Bagi umat Yahudi, paling tidak, adapuasa utama dan puasa kecil. Selanjutnya, ada orang yang berpuasa dalam arti tidak makan, tetapihanya minum. Setelah Yesus berpuasa selama 40 hari dan 40 malam (Mat. 4:1-11//Mrk. 1:12-13//Luk. 4:1-13) dikatakan bahwa Ia lapar. Mungkin saja Yesus tidak makan tetapi minum. Halserupa pernah dilakukan oleh Bobby Sands, seorang tokoh pergerakan Irlandia Utara di era 1980-an yang melakukan protes untuk hak-hak orang yang dipenjara, yang akhirnya meninggal setelahlebih dari 60 hari tidak makan, dan hanya minum air dan garam. Masih terkait dengan jenis puasa,kalangan Kristen tertentu mengenal apa yang disebut Puasa Daniel yang terinspirasi oleh puasayang dilakukan oleh Daniel (Dan. 1:11-20; 10:2-3). Kalau kita simak, puasa ini menyerupai dietkesehatan. Kita tidak menghindari semua jenis makanan dan minuman, melainkan hanya makanantertentu. Apa yang dilakukan oleh Daniel tentu tidak bisa dilepaskan dari tradisi puasa Yahudi ataumenu makanan yang sudah diatur dalam hukum agama. Dari narasi tersebut, tampaknya puasaDaniel ini bertujuan untuk membuktikan bahwa menu makanan orang Yahudi yang tampaknyalebih terbatas jenisnya, justru menghasilkan fisik yang jauh lebih bugar dibandingkan denganmereka yang mengkonsumsi makanan yang lebih bervariasi. Jadi, jika ada variasi cara berpuasayang ditawarkan oleh kalangan Kristen, maka tawaran itu sesungguhnya juga sudah ditemukandalam ajaran Yahudi.

Slide 10Sampai di sini, mungkin pertanyaan “Apakah orang Kristen boleh berpuasa?” tidak lagi menjadirelevan. Pasalnya, di satu sisi, PB tidak mengatur dengan jelas, di sisi lain, PB tidak melarangjemaat untuk berpuasa. Bagaimanapun juga, di gereja-gereja tertentu yang belum memiliki ajarantentang puasa, pertanyaan tersebut di atas masih saja diajukan. Sebagai seorang pendeta, kadang-kadang saya juga mendapat pertanyaan semacam itu dari para anggota jemaat Gereja-gerejaKristen Jawa (GKJ). Yang menjadi pokok diskusi dalam hal ini adalah apakah orang Kristen Jawaboleh mempratikkan puasa yang telah menjadi bagian dari budaya Jawa (misalnya, puasa Senin-Kamis). Dengan kata lain, puasa yang dipraktikkan tidak mengacu kepada Alkitab. Pokok ini bisamenjadi diskusi yang panjang, dan kemungkinan besar dihadapi juga oleh gereja-gereja denganlatar belakang budaya yang mengajarkan praktik puasa. Pada kesempatan ini, cukuplah bagi sayauntuk menggarisbawahi bahwa puasa adalah instrumen atau alat, bukan tujuan itu sendiri. Yangharus menjadi jelas adalah tujuannya, bukan instrumen atau mediumnya. Inilah yang juga kita bisaamati dari praktik puasa dalam Alkitab (lih. kembali tabel di atas).

Page 6: SURATTUGASrepository.stftjakarta.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/Dokumen... · Puasa dipraktikkan antara lain oleh umat Yahudi, Katolik, Kristen Ortodoks, Islam, kalangan Kristen

5

Praktik dan Tafsir atas Puasa

Slide 11Tidak jauh berbeda dengan praktik-praktik keagamaan lain yang ada di dalam Alkitab, puasa yangingin dipraktikkan oleh umat Kristen sesungguhnya berasal dari cara orang memahami danmenafsirkan Alkitab. Bagi orang Kristen yang percaya bahwa Perjanjian Baru adalah penggenapandari Perjanjian Lama dalam arti yang seluas-luasnya, maka ia bisa tiba pada kesimpulan bahwasemua praktik keagamaan yang ada di dalam PL tidak perlu lagi dilakukan oleh orang Kristen,termasuk puasa. Semua fungsi puasa yang ada di dalam tabel di atas, dapat diganti dengan doa-doa kepada Allah di dalam Kristus. Jika Allah pasti mendengar doa, permohonan, harapan,pergumulan, beban dlsb. yang disampaikan secara langsung oleh umat-Nya dan meresponsnyaseturut dengan kehendak-Nya, mengapa kita harus bersusah payah menahan lapar dan dahaga?

Slide 12Tetapi, tidak semua orang Kristen dan gereja memiliki pemahaman seperti itu. Tidak sedikit gerejayang masih bergumul untuk terus memahami hubungan antara Tanakh/PL dan PB. Sampaiseberapa jauh, orang Kristen tetap dapat mempraktikkan aturan-aturan dalam PL? Mana yangmasih bisa dipraktikkan, mana yang bisa ditinggalkan? Tidak mengherankan jika dalam sebuahjemaat ada anggota yang yakin bahwa puasa masih berlaku untuk orang Kristen, tetapi ada jugayang sama sekali tidak mempraktikkannya.

Slide 13Akhirnya, mungkin ada di antara kita yang termasuk kelompok Kristen yang ingin mempraktikkanpraktik-praktik keagamaan di dalam PL semaksimal mungkin. Saya pernah didatangi oleh seorangKristen yang menurut pengakuannya mempraktikkan seluruh aturan dan hukum dalam PLtermasuk korban bakaran. Saya menduga kuat orang ini mempraktikkan puasa juga, sebagaimanayang diatur dalam PL.

Ketiga cara pandang di atas, menurut hemat saya, amat sangat bergantung kepada pemahaman kitatentang Alkitab dan metode atau pendekatan apa yang kita pakai untuk memahami apa yang tertulisdi dalamnya. Dengan puasa, mungkin perdebatan tentang sikap mana yang benar tidak terlalumenegangkan. Tetapi, lain halnya dengan praktik sunat, baptis, atau perjamuan kudus, misalnya.

Page 7: SURATTUGASrepository.stftjakarta.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/Dokumen... · Puasa dipraktikkan antara lain oleh umat Yahudi, Katolik, Kristen Ortodoks, Islam, kalangan Kristen

6

Untuk apa orang Kristen berpuasa?

Slide 14Di atas sudah saya singgung bahwa di dalam Alkitab ada sejumlah contoh praktik puasa dengantujuan masing-masing. Dari contoh-contoh itu, praktik puasa terkait erat dengan hal rohani atauspiritual. Puasa berfungsi untuk menghayati kembali hubungan teologis antara manusia dan Tuhan,dalam berbagai macam konteks atau keadaan. Saya ingin memperbandingkan tujuan berpuasa dantujuan menafsir Alkitab. Untuk apa orang Kristen berpuasa? Untuk apa orang Kristen membacadan menafsir Alkitab? Keduanya berasal dari sebuah proses memahami apa yang tertulis di dalamAlkitab. Puasa dan tafsir itu sendiri bukanlah tujuan dari kegiatan. Maka, baik puasa maupun tafsirharus dilakukan dengan tujuan yang konstruktif, tujuan yang membangun kehidupan rohani, bisauntuk pribadi bisa juga untuk komunitas atau kehidupan bersama.

Puasa di Lingkungan Gereja Perdana sebagai Komunikasi Sosial

Slide 15Menurut Malina, puasa sebagai salah satu praktik keagamaan tidak hanya bisa dilihat sebagaikegiatan spiritual, sebagaimana yang telah kita bahas di atas. Dari perspektif sosial-ekonomis, iamelihat fungsi puasa yang dipraktikkan oleh Gereja mula-mula sebagai solusi untuk mengatasikonflik akibat langkanya bahan makanan selama periode tertentu. Itulah sebabnya, masa puasapada waktu itu berlangsung ketika persediaan makanan menipis, dan berakhir pada saat panenpertama. Puasa dengan demikian menjadi kontrol atas penyediaan makanan.

Slide 16Lebih lanjut, secara sosial praktik puasa terkait dengan usaha untuk menjaga batas-batas kelompokdalam masyarakat. Malina menerapkan pendekatan ini kepada konteks ketika para murid Yohanesdan orang Farisi menegur Yesus karena murid-murid-Nya tidak berpuasa (Mat. 9:14-17// Mrk.2:18-22// Luk. 5:33-35). Di sini ada dua kelompok yang saling berhadapan: kelompok Yohanesdan Farisi di satu sisi, dan kelompok Yesus di sisi lain. Pertama-tama, penolakan Yesus untukberpuasa memberi petunjuk bahwa Ia tidak lagi mengindahkan aturan yang tampaknya menjadistandar bersama. Praktik puasa tampaknya menjadi “syarat” atau aturan main jika kelompok Yesusingin disejajarkan dengan kelompok Yohanes dan Farisi. Inilah yang ditolak oleh kelompok Yesusyang ingin mengkonfirmasikan transformasi status, dengan menawarkan konsep-konsep teologisalternatif (tafsiran-tafsiran alternatif). Itulah sebabnya, “berpuasa” diidentikan dengan“berdukacita.” Padahal kita tahu bahwa di dalam Alkitab puasa memiliki makna yang jauh lebihdalam ketimbang menahan lapar dan dahaga. Kelompok Yesus pasti tahu akan hal ini. Jadi, dengan

Page 8: SURATTUGASrepository.stftjakarta.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/Dokumen... · Puasa dipraktikkan antara lain oleh umat Yahudi, Katolik, Kristen Ortodoks, Islam, kalangan Kristen

7

menolak puasa, kelompok Yesus sedang melakukan protes atas segala sesuatu yang dianggap tidakbaik, termasuk puasa yang dipraktikkan kelompok Yohanes dan Farisi yang tampaknya dikaitkandengan status sosial. Menurut Malina, kemungkinan besar tadinya Yesus juga berpuasa, samaseperti kelompok Yohanes.

Slide 17Namun, sejak gerakan Yesus mulai mandiri, Ia menolak berpuasa. Arti dari penolakan Yesus iniadalah: penolakan untuk menolak berinteraksi dengan Allah dan tetangga sebagaimana yangdilakukan oleh kelompok-kelompok lain. Kesimpulannya, kelompok Yesus ingin mengajak orang-orang pada waktu itu untuk hidup berbaur, melewati batas-batas sosial yang antara lain diatur olehpraktik puasa.

Slide 18Karena itu, kini kelompok Yesus memiliki aturan baru: keterbukaan. Keterbukaan ini menjadisemacam pemulihan status, dan karena itu puasa tidak lagi masuk akal.

Menurut hemat saya, apa yang bisa kita cermati dari pandangan Malina ini adalah bahwa Yesusdan kelompoknya juga tidak melihat puasa sebagai tujuan, melainkan sebagai instrumen atausarana.

Konsep teologis serupa juga sudah ditemukan dalam kitab-kitab para Nabi. Di dalam Yesaya 58:6-7:

Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki , ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggukelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yangteraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orangyang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabilaengkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidakmenyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!

Kesalehan orang Israel pada waktu itu, termasuk menjalankan ibadah puasa, ternyata tidakdiapresiasi oleh firman TUHAN melalui nabi Yesaya. Umat merasa bingung karena sepertinyaAllah tidak memperhatikan umat-Nya yang sedang beribadah puasa. Alasannya sangat jelas,ibadah puasa memang dijalankan tetapi tidak diisi dengan tujuan akhir yang lebih mulia. Beberapaalasan disebutkan: (a) pada saat berpuasa mereka tetap sibuk dengan urusan bisnis, dan tetapmemaksa karyawan untuk bekerja maksimal demi mengejar profit; (b) pada saat berpuasa merekatetap bertikai dan tidak segan-segan memakai cara-cara yang tidak terpuji demi kepentingan dirisendiri (Yes. 58:3-4)

Bagaimanapun juga, di dalam Alkitab puasa adalah praktik keagamaan yang terkait erat dengankeputusan pribadi ataupun kelompok dalam rangka menghayati ulang atau mengevaluasihubungan mereka dengan Allah.

Page 9: SURATTUGASrepository.stftjakarta.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/Dokumen... · Puasa dipraktikkan antara lain oleh umat Yahudi, Katolik, Kristen Ortodoks, Islam, kalangan Kristen

8

Penutup

Slide 19Dapat kita simpulkan bahwa PB tidak pernah mewajibkan orang Kristen untuk berpuasa. Jikaselama ini kita diajar untuk mengetahui betapa pentingnya makanan dan minuman bagi jasmani,di dalam Alkitab kita belajar bahwa ada saat ketika lapar dan dahaga bermakna bagi kehidupanrohani kita.

Daftar Acuan

Corn, K. (peny.). 2006. Fasting and Feasting in Three Traditions: Judaism - Christianity - Islam.Indianapolis: University of Indianapolis.Langley, J. 2010. Purposes in Fasting. Makalah.Malina, B. J. 2011. Asal-usul Kekristenan dan Antropologi Budaya. Model-model Praktis untukPenafsiran Alkitab. Terj. A. Setiawidi. Jakarta: BPK GM.

Dialog Teologi:*

Puasa sebagai Tradisi Bersama Agama SamawiOleh Hasibullah Satrawi**

Pendahuluan

Page 10: SURATTUGASrepository.stftjakarta.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/Dokumen... · Puasa dipraktikkan antara lain oleh umat Yahudi, Katolik, Kristen Ortodoks, Islam, kalangan Kristen

9

Ada pepatah Arab Klasik yang berbunyi, konflik terjadi dalam lingkup keluarga dan saudara.Sesama orang asing yang tak saling kenal tidak mungkin berkonflik. Karena mereka tidakmempunyai keterikatan apa pun.

Pepatah di atas seakan telah menjadi jalan licin bagi perjalanan tiga agama samawi; Yahudi,Kristen dan Islam. Semua pihak tahu, Yahudi, Kristen dan Islam merupakan tiga agamabersaudara. Namun semua pihak juga tak dapat mengingkari, hubungan persaudaraan antara tigaagama Ibrahim itu saat ini berada di ambang kehancuran. Satu-sama lain saling mencurigai,bahkan saling menafikan.

Di bebrapa negara, relasi Islam dan Kristen masih dirundung “letupan” konflik. Begitu jugahubungan Islam dan Yahudi. Di negara-negara Timur Tengah, contohnya, tak ada “makhluk” yanglebih buruk dan menakutkan ketimbang orang Yahudi. Bahkan tak sedikit orang Islam di sanayang menginginkan orang-orang Yahudi dilenyapkan sama sekali dari muka bumi.

Apa yang harus dilakukan untuk menyelamatkan hubungan persaudaraan di atas? Tentu saja,jawabannya adalah menghidupkan kembali toleransi keagamaan yang sudah termaktub secarapanjang lebar dalam sejarahnya masing-masing.

Dalam sejarah Islam, contohnya, disebutkan bahwa ketika menerima wahyu pertama kalinya, NabiMuhammad Saw ketakutan, gemetar, dan galau. Dalam keadaan seperti itu, Nabi pulang danmenceritakan semua yang terjadi kepada istri tercintanya, Khadijah. Nabi tampak lebih tenang disisi Khadijah, apalagi setelah Khadijah berjanji akan membawa Nabi menemui Warqah bin Nufal,seorang tokoh Kristiani dan penterjemah kitab Al-Injil ke dalam bahasa Arab.

Warqah bin Nufal yang masih ada ikatan keluarga dengan Khadijah (saudara sepupu) kemudianbertemu dengan Nabi Muhammad dalam perjalanan menuju Ka’bah untuk melakukan tawaf. Saatitu Nabi Muhammad menceritakan semua yang dialaminya kepada tokoh Ahlulkitab ini. Warqahpun menjawab, itu adalah pertanda kenabian. Pertanda itu sebelumnya juga turun kepada para Nabiyang lain. Engkau adalah Nabi bagi umat ini. Seandainya diberi umur panjang, aku inginmembantumu (Muhammad) ketika kamu diusir oleh kaummu. Karena tak satu pun Nabi yang takdiusur oleh kaumnya.

Kerukunan antara dua agama Ibrahim ini terus termaktub dalam lembaran-lembaran sejarahberikutnya. Diceritakan, suatu saat Nabi hendak mendakwahkan agamanya di kawasan kota Thaifyang tidak begitu jauh dari kota Mekkah, tempat Nabi Muhammad dilahirkan. Di kota ini, Nabibukannya mendapatkan sambutan sebagaimana yang diinginkannya. Sebaliknya, Nabi justrumendapatkan prilaku kasar, diolok-olok, bahkan dikejar-kejar oleh penduduk kota tersebut.Hingga akhirnya Nabi bersembunyi di balik tembok salah satu rumah penduduk. Tak tegamelihatnya, pemilik rumah kemudian menyuruh pembantunya, bernama Addas, untukmengantarkan buah anggur kepada Nabi. Addas adalah seorang Kristiani sejati.

Alkisah, Addas dan Nabi saling berkenalan. Nabi baru paham kalau Addas beragama Kristen. DanAddas pun baru paham kalau orang ini adalah Nabi. Keduanya kemudian saling berpelukan(Husaein Haikal, Hayatu Muhammad, hal. 201).

Page 11: SURATTUGASrepository.stftjakarta.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/Dokumen... · Puasa dipraktikkan antara lain oleh umat Yahudi, Katolik, Kristen Ortodoks, Islam, kalangan Kristen

10

Oleh karenanya, tidak mengherankan bila Al-Quran mencatat sejarah kerukunan antara Islam danKristen dengan tinta emas. Di dalam kitab suci ini terdapat satu ayat yang dengan tegasmengatakan bahwa orang-orang Kristen adalah yang paling dekat dan paling berbelas-kasihterhadap orang Islam. Terutama bila dibandingkan dengan penganut agama lain, termasuk didalamnya orang Yahudi. Alasannya, karena sebagian dari orang Kristen terdapat orang-orang yangtaat beribadah (qissisîn), tidak sombong (lâ yastakbirûn) dan mengabdikan jiwa raganya (râhib)untuk agama (QS. 5: 82).

Hubungan manis juga terjalin antara Islam dengan Yahudi. Sebagaimana dimaklumi, Islammenjadi berkembang—bahkan mapan—adalah di kota Yastrib, atau lebih dikenal dengan sebutanMadinah. Sebuah kota yang sebelum kedatangan Islam menjadi “negaranya” orang-orang Yahudi.Kerukunan dan kebersamaan antara umat Islam dengan umat Yahudi kemudian tertulis dalamsebuah piagam bersama yang dikenal dengan Piagam atau Perjanjian Madinah (mîtsâqulmadînah). Dalam piagam yang diprakarsai dan ditanda-tangani langsung oleh Nabi Muhammaditu, umat Islam dan umat Yahudi menyatakan dirinya sebagai satu umat (ummatun wahidah), satukomunitas dan satu bangsa, yaitu Madinah. Dalam piagam ini pula keduanya berjanji akansenantiasa menjalankan kehidupan damai dan menjaga Madinah dari rong-rongan pihak luar. Dandari Madinah inilah kemudian Islam tersebar hampir ke seluruh pelosok dunia seperti sekarang.

Al-Quran juga memberikan penghargaan khusus kepada orang-orang Yahudi, atau orang-orangBani Israel, yaitu sebagai umat yang paling utama. Di dalam Al-Quran disebutkan, sesungguhnya,Aku (Allah) telah mengunggulkan orang-orang Bani Israel atas semesta alam, QS. 2: 47.

Mengapa toleransi? Jawabannya adalah, karena keragaman merupakan sunnah Tuhan dalamkehidupan. Bisa dipastikan, tak satu pun dari makhluk Tuhan yang sama persis dengan makhlukTuhan yang lain. Yang ada hanya hampir sama, atau serupa. Tak ada yang satu di dunia ini. KarenaYang Satu itu hanyalah Tuhan.

Keragaman makhluk Tuhan merupakan “kekurangan bawaan” yang tak bisa dilengkapi kecualidengan toleransi. Seseorang tidak bisa mencukupi semua kebutuhannya dengan dirinya sendiri.

Dia selalu membutuhkan orang lain, benda lain, makhluk lain, dan yang lain. Bahkan, tidak jarangkekerasan terjadi sebagai akibat dari keragaman yang kemudian membuka jalan persainganterbuka untuk menutupi kekurangan yang ada.

Di sinilah arti penting teloransi. Toleransi hendak menyiasati perbedaan hingga tidak menjelmasebagai kekerasan. Toleransi mengandaikan terciptanya kehidupan yang harmunis dan salingmelengkapi sabagai satu-satunya jalan alternatif untuk menutupi kekurangan masing-masing.

Yahudi, Kristen dan Islam merupakan tiga agama samawi yang sama-sama membawa ajarankerahmatan bagi seluruh alam. Namun karena satu dan lain hal, hubungan tiga agama Ibrahim inibelakangan tampak bermasalah.Menurut hemat penulis, fakta kerukunan di atas cukup kokoh bila dijadikan pijakan bersama olehmasing-masing umat untuk mengikis-habis kecurigaan dan kesenjangan yang ada. Dan daripijakan ini pula, masing-masing umat bisa bekerjasama untuk mewujudkan kerahmatan global.

Page 12: SURATTUGASrepository.stftjakarta.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/Dokumen... · Puasa dipraktikkan antara lain oleh umat Yahudi, Katolik, Kristen Ortodoks, Islam, kalangan Kristen

11

Seorang pemikir terkemuka di Mesir, Said Al-Asymawi, mensinyalir, syariat Yahudi dikenaldengan syarii’atul haq (syariat hak). Sedangkan syariat Kristen dikenal dengan syarii’atul hub(syariat cinta kasih). Adapun syariat Islam dikenal dengan syarii’atur rahmah (syariatkerahmatan).

Ajaran Serumpun

Di sinilah letak penting ibadah puasa, mengingat ibadah ini mengandung pesan-pesan moral yangterkait langsung dengan toleransi dan kerukunan.Setidaknya ada tiga pesan kerukunan umatberagama dari ibadah puasa, baik kerukunan yang bersifat intra-agama maupun antaragama.Pertama, ibadah puasa (sebelumnya) juga diwajibkan kepada umat-umat terdahulu, sebagaimanaditegaskan dalam ayat Al-Quran (Al-Baqarah; 183).

Dalam kitab tafsir berjudul Mafatih Al-Ghaibi, ulama terkemuka bernama Fakhrudin Ar-Razimenegaskan, yang dimaksud dengan umat-umat terdahulu dalam ayat di atas adalah umat paraNabi terdahulu, mulai dari umat Nabi Adam as. hingga umat Nabi Muhammad SAW, termasuk didalamnya adalah umat Yahudi dan umat Nashrani. Sebagaimana umat Nabi Muhammad SAW,umat Nabi-nabi terdahulu juga mempunyai kewajiban untuk berpuasa, walaupun bentuk dan waktupuasanya berbeda-beda antara satu umat dengan umat yang lain.

Dalam konteks ajaran Islam, bukan hanya puasa yang sebelumnya juga diwajibkan kepada umat-umat terdahulu, melainkan juga ajaran dan ibadah yang lain seperti shalat dan haji. Begitu jugadengan beberapa ketentuan hukum yang ada dalam Islam yang sebelumnya juga telah menjadiaturan hukum bagi umat terdahulu.

Salah satu contohnya adalah ketentuan hukum qisas (hukum timbal-balik secara sepadan, sepertitangan dibalas dengan tangan) yang menjadi ketentuan hukum bagi bangsa Israel (umat Yahudi).Hukum-hukum ini juga terdapat dalam Al-Quran dan menjadi ketentuan hukum bagi umat Islam.

“Serial” ajaran serumpun seperti di atas sangat penting untuk diperhatikan. Setidak-tidaknyakarena hal ini menunjukkan adanya tali persaudaraan antara satu umat dengan umat agama yanglain. Hingga ajaran yang menjadi kewajiban bagi masing-masing umat mempunyai kemiripanyang nyaris sempurna (walaupun tidak sama sepenuhnya) dengan ajaran yang diwajibkan kepadaumat agama lain.

Tentu saja, ajaran-ajaran serumpun seperti di atas tidak dimakusdkan untuk menciptakan konflikdi antara umat beragama. Hingga mereka harus saling menafikan antara yang satu dengan yanglain. Sebaliknya, ajaran-ajaran serumpun seperti di atas diharapkan mampu mempererat talipersaudaraan yang ada di antara segenap umat beragama.

Para ulama fikih terdahulu telah memberikan keteladanan sangat luhur dalam memahami ajaranserumpun di atas dengan semangat kerukunan dan kebersamaan. Hingga mereka merumuskansuatu kaidah hukum yang berbunyi; syariat umat terdahulu juga menjadi syariat bagi kita umatIslam (syar’u man qablana syar’un lana).

Page 13: SURATTUGASrepository.stftjakarta.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/Dokumen... · Puasa dipraktikkan antara lain oleh umat Yahudi, Katolik, Kristen Ortodoks, Islam, kalangan Kristen

12

Kedua, orang yang berpuasa dilarang mengatakan dan melakukan keburukan, sesuai dengan HadisNabi Muhammad SAW yang berbunyi; barangsiapa berpuasa tapi tidak meninggalkan perkataandan perbuatan buruk, sesungguhnya Allah tidak mempunyai persoalan apa pun untuk menyia-nyiakan puasanya.

Tidak ada keburukan yang lebih nyata dan akut melebihi konflik bernuansa agama, terutama di eraterbuka seperti sekarang. Hal ini terjadi karena konflik bernuansa agama cendrung menarik pihak-pihak sebanyak mungkin ke pusaran konflik. Hingga terjadi pelbagai macam rentetan konflik dankekerasan.

Dengan kata lain, orang yang berpuasa harus senantiasa meninggalkan hal-hal yang bisa memicusuasana konfliktual. Sebalikanya, orang yang berpuasa sejatinya melakukan hal-hal yang mampumewujudkan dan menjaga kerukunan dalam kehidupan umat beragama. Hingga orang yangberpuasa tidak menjadi bagian dari mereka yang berkata buruk dan melaukan keburukan.

Ketiga, orang berpuasa dianjurkan untuk selalu bersabar, termasuk ketika mengalami hal-hal yangsangat menyakitkan sekalipun. Untuk menghadapi pelbagai macam perbuatan merugikan yangdilakukan oleh orang lain, orang yang berpuasa dianjurkan untuk membalasnya denganmengatakan, sesungguhnya aku sedang berpuasa (allahumma innaniy ana sha`imun). Dengan katalain, dalam keadaan berpuasa seseorang tidak sepantasnya melakukan aksi kekerasan, keburukan,bahkan juga membalas keburukan dengan keburukan yang lain.

Inilah tuntunan agung yang diinternalisasi oleh puasa selama bulan penuh rahmat ini berlangsung.Tentu saja, sejumlah nilai luhur di atas dimaksudkan untuk terus berlangsung dan membuahkanperdamaian dan kemaslahatan bagi kehidupan masyarakat, terutama pada masa-masa sesudahbulan puasa.

Ibarat orang menanam pohon, bulan puasa adalah masa “bercocok tanam” untuk sebanyakmungkin menanam pohon-pohon kebaikan dan kerukunan. Pohon-pohon itu diharapkan tumbuhsubur selama bulan puasa dan memberikan buah-buah segarnya bagi kehidupan umat manusiahingga bulan puasa tahun depan datang kembali.

Sangat disayangkan, segala amal kebaikan yang ada di bulan puasa selama ini kerap berhentibersamaan dengan berakhirnya bulan suci ini. Hingga kehidupan pascabulan puasa acapkaligersang kembali dari nilai-nilir luhur yang penuh dengan perdamaian dan kerukunan.

Dan tentu yang lebih disayangkan lagi adalah manakala segala macam bentuk keburukan sepertiaksi kekerasan masih dilakukan oleh orang-orang yang berpuasa di bulan puasa ini. Terlebih lagibila segala aksi kekerasan tersebut dilakukan dengan mengatasnamakan agama dan keluhuranajaran puasa.

Dialog Teologi

Oleh karena yang telah disampaikan, dialog teologi menjadi sebuah keharusan ke depan bagiagama-agama samawi, khususnya Islam dan Kristen, dan lebih khusus lagi terkait dengan titik-

Page 14: SURATTUGASrepository.stftjakarta.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/Dokumen... · Puasa dipraktikkan antara lain oleh umat Yahudi, Katolik, Kristen Ortodoks, Islam, kalangan Kristen

13

tengkar yang ada. Dialog teologi ini menjadi sangat penting mengingat hal-hal yang bersifatteologis acap menjadi motor yang menggerakkan ekspresi dan prilaku keberagamaan.Sebatas pengetahuan penulis, setidaknya ada dua persoalan teologi Kekristenan yang kerap kerapmenjadi titik-tengkar antara Islam dan Kristen, setidaknya dalam persepktif keyakinan umat Islam.Pertama, persoalan penyaliban dan pembunuhan Yesus.

Satu hal yang harus diperhatikan dalam konteks ini, Al-Quran memang menegasikan peristiwapenyaliban dan pembunuhan Yesus (maa qataluuhu wamaa shalabuuhu, Qs. An-Nisa’: 157), tapiAl-Quran membenarkan peristiwa kewafatan dan kebangkitan Yesus (mutawaffika wa rapi’uka,Qs. Ali-Imran: 55 dan Qs. An-Nisa’: 158).

Pertanyaannya adalah, apa perbedaan antara pembunuhan-penyaliban (al-qatl dan as-shalb)dengan kewafatan (al-wafat)? Dua istilah al-qatl dan al-wafat sama-sama bermakna kematiandalam bahasa Indonesia. Akan tetapi ada perbedaan yang cukup mendasar antara keduanya. Dalambahasa Arab istilah al-qatl seringkali digunakan untuk kematian yang bernuansa “campur tangan”manusia (secara proses), seperti dipukul, dilempari batu, diracun dan lain sebagainya (LisanulArab, 1994; 548).

Sedangkan istilah al-wafat digunakan untuk kematian yang “murni” dari Tuhan. Dalam bahasaArab, al-wafat merupakan derivasi dari kata kerja wafa yang bermakna selesai atau sempurna.Orang yang menepati janji, contohnya, disebut awfa bi ‘ahdihi (dia menyempurnakan/menepatijanjinya tanpa adanya kekurangan sedikit pun, baik dari segi waktu ataupun materi). Itu sebabnya,orang yang meninggal karena penyakit normal disebut dengan istilah al-wafat. Yakni masahidupnya di dunia sudah selesai dan berakhir (Ibid, hal. 398-400).

Di sini bisa ditarik kesimpulan penting dari perbedaan redaksional yang digunakan Al-Quranterkait dengan penyaliban-pembunuhan dan kewafatan Yesus. Dalam kontens penyaliban danpembunuhan Yesus, Al-Quran menafikannya karena hal ini berarti Yesus dizalim oleh musuh-musuhnya. Padahal Yesus (sebagaimana manusia-manusia pilihan lainnya) merupakan orang-orang yang senantiasa dalam lindungan Allah. Itu sebabnya, dalam konteks kewafatan Yesus, Al-Quran mengafirmasi. Dengan demikian, yang dinafikan Al-Quran adalah pembunuhan Yesus yangdiasumsikan karena perbuatan zalim orang-orang yang memusuhinya. Bukan kenyataan wafat dankebangkitan Yesus itu sendiri.

Pengingkaran akan kematian (secara terzalimi) seperti ini biasanya digunakan Al-Quran bagi parainsan pilihan maupun orang-orang yang meninggal karena berjuang menegakkan ajaran-Nya.Dalam salah satu ayat lain, contohnya, Al-Quran dengan jelas mengingkari kematian orang-orangyang gugur dalam berjuang menegakkan ajaran-Nya. Padahal mereka yang dibicarakan Al-Quranini benar-benar mati dalam pengertian fisik.

Kedua, persoalan status keilahian Yesus. Umat Kristen meyakini Yesus menjadi Tuhan ataskehendak Tuhan Bapak. Sedangkan umat Islam meyakini bahwa Yesus hanyalah manusia biasayang diangkat menjadi Nabi dan dilahirkan tanpa bapak dari Mariam, sang Perawan Suci.

Ada beberapa ayat dalam Al-Quran yang dijadikan landasan utama oleh umat Islam. Di antaranyaadalah ayat 17 dan 72 surat Al-Maidah. Secara sepintas, dua ayat ini mengkafirkan keimanan umat

Page 15: SURATTUGASrepository.stftjakarta.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/Dokumen... · Puasa dipraktikkan antara lain oleh umat Yahudi, Katolik, Kristen Ortodoks, Islam, kalangan Kristen

14

Kristiani (secara umum) tentang Yesus (walaupun di internal Kristiani sendiri keyakinan inibersifat majemuk). Namun demikian, dua ayat ini bisa dipahami ulang dengan berlandaskansemangat dialogis dan fakta keragaman pendapat yang ada di internal kaum Kristiani dalampersoalan ini.Secara kebahasaan, dua ayat di atas menggunakan ungkapan yang sangat hati-hati. Dua ayat ini,contohnya, tidak secara eksplisit menyebutkan umat Kristiani. Yang digunakan adalah istilah“mereka yang mengatakan” (al-lazîna qâlû). Ungkapan “metaforis terbuka” seperti ini membukakemungkinan pemaknaan lain bagi konteks yang lebih berpijak pada kemaslahatan bersama.

Dengan demikian, dua ayat ini sesungguhnya tidak mengkafirkan keyakinan umat Kristiani secaraumum. Hanya orang-orang yang mengatakan seperti yang dipersoalkan Al-Quran-lah yang masukdalam kategori dikafirkan. Pertanyaannya kemudian adalah, persoalan seperti apa, dan siapamereka?

Dalam dua ayat di atas Al-Quran mengatakan bahwa yang dipersoalkan (dikafirkan) adalah peng-Allah-an Yesus (inna allaha hua al-masih). Dari sudut pandang kebahasaan, peng-Allah-antidaklah sama dengan penuhanan. Karena secara gramatikal, istilah Allah sudah menjadi Dzatdefinitif yang tak mungkin istilah ini merujuk kepada sosok lain. Itu sebabnya, secara gramatikal,ungkapan seperti ini dikenal dengan sebutan makrifat (maklum bersama). Dengan kata lain, ketikadisebutkan istilah Allah, semua orang paham bahwa yang dimaksud adalah Allah yang itu.

Hal ini berbeda apabila yang digunakan Al-Quran istilah tuhan yang masih belum definitif sepertiistilah ilâhun (tuhan). Di mana istilah ini belum merujuk kepada sosok tertentu secara definitif dantertutup. Dengan kata lain, tatkala mendengarkan istilah ilâh (tuhan), seseorang tidak langsungmenangkap sosok atau dzat yang sudah dimaklumi bersama. Sebaliknya yang bersangkutan butuhbertanya ulang untuk mengenal secara definitif sosok mana yang dimaksud dengan ilâh (tuhan)tersebut. Oleh karenanya, secara gramatikal, ungkapan seperti ini disebut dengan istilah nakirah(masih bersifat umum).

Dengan demikian, dua ayat di atas dalam pemaknaan seperti ini bermakna, sungguh kafir merekayang meng-Allah-kan Yesus, atau beranggapan bahwa Yesus adalah Allah itu sendiri. Di sinitimbul persoalan, sejarah panjang kekristenan mungkin tidak pernah mengenal model keyakinanseperti ini. Karena walaupun mereka menuhankan Yesus, namun tidak sampai pada tahapkesimpulan bahwa Tuhan Putra adalah Tuhan Bapa itu sendiri (meminjam istilah kalanganKristen).

Ada pemahaman dalam kekristenan yang (mungkin) dimaksud dari dua ayat di atas. Yaitu bahwaunsur kemanusiaan dalam diri Yesus didominasi oleh unsur ketuhanan, atau yang dalam duniakekeristenan dikenal dengan istilah logos sarx (sabda yang menjadi daging). Berdasarkankeyakinan ini, unsur kemanusiaan Yesus terkikis habis oleh unsur ketuhanan yang ada. Keyakinanseperti ini menjadi persoalan serius di internal umat Kristen sendiri. Karena hal ini membuat Yesustidak bebas berkehendak dan memaafkan orang lain. Padahal hal ini menjadi bagian yang tak kalahpenting dalam keyakinan umat Kristen.

Ditinjauh dari konteks sejarah kekristenan, hal ini sangat bisa dipahami. Karena paham ketuhananumat Kristen mengalami perkembangan yang luar biasa. Mulai dari pembahasan hakikat trinitas

Page 16: SURATTUGASrepository.stftjakarta.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/Dokumen... · Puasa dipraktikkan antara lain oleh umat Yahudi, Katolik, Kristen Ortodoks, Islam, kalangan Kristen

15

(hubungan antara tiga pribadi), hakikat inkarnasi (kodrat ilahi dan insani dalam diri Yesus), danlain sebagainya (Georg Kirchberger, 2000; 132-149).

Penutup

Di sini dapat ditegaskan, “Kenyataan Tuhan” lebih besar dari “konsep teologi”. Teologi bukanlahkenyataan Tuhan itu sendiri. Teologi tak lain adalah rumusan manusia yang penuh dengankekurangan untuk mendekati kenyataan Tuhan yang sangat sempurna.

Baik teologi Islam maupun teologi Kristen sama-sama mempunyai keistimewaan sekaliguskelemahan. Teologi Islam istimewa karena mempunyai rumusan yang sangat sederhana danmudah dicerna. Bagitu juga dengan teologi Kristen. Dengan menggambarkan Tuhan yang hadirbahkan memanusia, teologi ini istimewa karena mampu membangkitkan kesadaran moral, sosialdan persoalan-persoalan kemanusiaan.

Tapi dua teologi ini sama-sama mengidap kekurangan dan kelemahan. Teologi Islam lemah karenamenggambarkan Tuhan yang jauh di sana dan berbeda dengan semua kenyataan manusia. Hinggateologi ini hampir tidak bersentuhan dengan persoalan-persoalan kemanusiaan. Begitu juga teologiKristen. Teologi ini lemah karena menggunakan rumusan dan logika yang sangat rumit.

Oleh karenanya, hubungan antara satu teologi dengan teologi yang lain semestinya bersifatdialogis, inklusif, saling menghormati dan saling melengkapi. Hingga teologi semakin mempunyaidaya dobrak untuk mendekati hakikat Tuhan sekaligus menyatu dengan persoalan-persoalankemanusiaan.

*Tulisan ini sebagai bahan bacaan dalam acara seminar dengan tema “Puasa dalam Kitab Suci”,18 Juli 2014 di gedung pusat Lembaga Alkitab Indonesia (LAI). Tulisan ini disadur dari beberapakarya penulis yang dimuat di beberapa media.

**Penulis adalah alumni Al-Azhar, Kairo, Mesir. Pegiat dialog dan kerukunan lintas agama.

Page 17: SURATTUGASrepository.stftjakarta.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/Dokumen... · Puasa dipraktikkan antara lain oleh umat Yahudi, Katolik, Kristen Ortodoks, Islam, kalangan Kristen

w~.~¢" rfflctjCl1lltln:n14a,bMs• .AIkitlJ:b ~lll~l~

I

~ ..,_, IIIb I ~I~ IlIiT' ~i¥lR I1larl "1~WI~n ~J1Plk}MI 1aIq.; ~ ~.. ~~"mn (..PtlJlw·~I~1 J\~·~l'"t .. ,

SfUD1' PIf]rliJ nw:ttyItrt:Pillidm fl+.!MllP:lr;Jll Q(l.liJhll JD r'!lt'~\~itVt:11 \L1~U .~~ ~60 maJk. Mmm ~ bl!f,tu /'fl~I'Lr I' 1trI UI(tl1 I1l\III'1it~. ~~ I ~ .~~ ~ '1'cnllfl"\\'A bim l\.JD~".PRnu ~outJl"..aIlI1IIfrllJU ~.tlri)I.biiIt)q ~JJitnT ~ teoh.>".! "1'I~rrnn-VLIW.

Page 18: SURATTUGASrepository.stftjakarta.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/Dokumen... · Puasa dipraktikkan antara lain oleh umat Yahudi, Katolik, Kristen Ortodoks, Islam, kalangan Kristen

Agustinus Setiawidi, Th, D.

Berdasarkan SuratTugas Ketua STFT Jakarta No. 115b/KetuafV /2020, tangga121 Mei 2020, saya

telah menyampaikan ceramah dalam sebuah seminar bertema "Puasa menurut Alkitab" yang

direkam di Gedung Pusat LAI, JI. Salemba Raya No. 12, Jakarta Pusat Seminar itu sendiri

ditayangkan perdana pada 23 Mel 2020 di kanal Youtube LAI.

Seminar ini dilaksanakan dalam kerangka membuka wawasan para pembaca Alkitab untuk

meJihat praktik puasa di dalam Alkitab. Wawasan tersebut diperluas dengan narasumber lainnya,

Dr. Budhy Munawar-Rachman yang menyampaikan ceramah bertema "Puasa menurut Al-Quran."

Ceramah dimulai dengan presentasi selama 45 menit, dilanjutkan dengan tanya jawab yang

dipandu oleh moderator.

(Lembaga Alkitab Indonesia)

Seminar "Puasa menurut Alkitab"

LAPORAN HASIL KEGIATAN

Page 19: SURATTUGASrepository.stftjakarta.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/Dokumen... · Puasa dipraktikkan antara lain oleh umat Yahudi, Katolik, Kristen Ortodoks, Islam, kalangan Kristen