pt cartenz

Upload: sulthanhakim

Post on 07-Jul-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 PT Cartenz

    1/45

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang Masalah

    Seiring berkembangnya suatu perusahaan, harta perusahaan semakin sulit

    untuk dikontrol karena banyaknya aktivitas perusahaan sehingga membutuhkan

     pengendalian internal. Sistem Pengendalian Internal bertujuan untuk menjaga dan

    melindungi aset, mendorong dipatuhinya kebijakan perusahaan, serta memberikan

    informasi yang akurat dan handal. Hal ini juga dilakukan oleh PT. Cartenz, yang

     berada di Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia.

    PT. Cartenz Indonesia, bergerak dalam penjualan ritel   (Alat-alat

    adventure, Outdoor Fashion, Foot wear, Safety work , Cartenz Adventure Services

    (CAS) yaitu berupa pelatihan-pelatihan, Outbound Traning, Fun outing gathering,

     Adventure extreme challenge, Team building/Leadership training, Tour

    organizing, Event organizing, HRD consultancy.

    Pendapatan adalah kegiatan operasional perusahaan yang sangat penting

    sehingga siklus yang membentuk pendapatan perlu diperhatikan. Siklus

     pendapatan adalah serangkaian kegiatan bisnis yang terjadi secara berulang dan

    kegiatan pengolahan informasi, yang berhubungan dengan penyerahan barang dan

     jasa kepada pelanggan dan penerimaan pembayaran kas dari penyerahan barang

    dan jasa tersebut (Krismiaji, 2002: 269). Tujuan dari siklus pendapatan adalah

    menyediakan produk yang tepat untuk konsumen, ditempat dan waktu yang tepat

    dengan harga yang sesuai agar kestabilan operasinya peusahaan dapat berjalan

    terus menerus. Siklus pendapatan terdiri dari siklus penjualan dan penerimaan kas.

  • 8/18/2019 PT Cartenz

    2/45

    Penjualan kredit akan membentuk siklus penjualan, sedangkan penjualan tunai

    akan berpengaruh pada siklus penerimaan kas.

    Siklus pendapatan yang terdapat di PT. Cartenz Indonesia adalah dengan

    melakukan transaksi penjualan secara tunai, penjualan kredit, dan penerimaan kas

    dari penjualan tunai dan dari penagihan piutang. PT. Cartenz Indonesia yang

     berpusat di Surakarta memiliki beberapa cabang dan partai. Cabang-cabang yang

    tersebar di beberapa kota tersebut hanya menerima barang dari PT. Cartenz pusat,

    sehingga penjualan kredit hanya untuk konsumen partai dibeberapa kota. Sistem

     penjualan untuk partai ini menggunakan penjualan kredit dengan jangka waktu

    yang ditentukan (tempo satu minggu). PT. Cartenz Indonesia ini selain

    menyalurkan penjualan kredit ke partai, juga melakukan penjualan secara tunai

    untuk konsumen yang datang langsung ke toko Cartenz tersebut.

    PT. Cartenz ini dari tahun ke tahun mengalami perkembangan dengan

     pesat sehingga membuka cabang dibeberapa kota di Indonesia, yaitu: di Malang,

    Purwokerto, Depok-Jakarta, Magelang, Jogyakarta, Jakarta, Surakarta, Surabaya

    dan Jember. Karena perkembangan usaha tersebut maka PT. Cartenz cabang

    Surakarta yang beralamatkan di Jl Slamet Riyadi No.100, Surakarta, Jawa Tengah

    dijadikan sebagai unit usaha toko cabang, juga sebagai kantor pusat PT Cartenz

    Indonesia.

    Dari siklus pendapatan pada PT. Cartenz yang memiliki banyak transaksi

    yaitu penjualan secara tunai, penjualan kredit, dan penerimaan kas dari penjualan

    tunai dan dari penagihan piutang dan memiliki banyak konsumen partai yang

    tersebar di beberapa kota di Indonesia akan memungkinkan PT.Cartenz akan

    http://cartenzadventure.com/http://cartenzadventure.com/

  • 8/18/2019 PT Cartenz

    3/45

    kehilangan kontrol terhadap harta, dan memunculkan berbagai resiko-resiko yaitu

    resiko penagihan piutang, keterlambatan pembayaran dari waktu yang telah

    ditentukan, resiko retur penjualan karena barang rusak atau tidak sesuai pesanan,

    resiko kesalahan pencatatan dalam memberikan potongan penjualan kepada

    cabang dan partai atau toko dan pencatatan dan penyelewengan penerimaan kas.

    Berdasarkan penelitian awal, ditemukan permasalahan yang merugikan

    PT. Cartenz, yaitu pada pertengahan tahun 2007 terjadi penyelewengan kas yang

    dilakukan oleh karyawan bagian kasir. Uang yang seharusnya disetor ke bank oleh

     bagian kasir dipakai untuk keperluannya sendiri, sehingga PT. Cartenz mengambil

     jalan hukum untuk menyelesaikan masalah ini. Oleh karena itu, PT. Cartenz

    memerlukan kontrol yang semakin baik yaitu dengan melakukan pengendalian

    internal agar resiko-resiko tersebut dapat dicegah.

    Masalah Penelitian

    Dalam aktivitas sehari-hari, siklus pendapatan merupakan kegiatan utama

    yang dilakukan PT.Cartenz Indonesia yang berada di Surakarta. Siklus

     pendapatan diharapkan memberikan hasil yang menguntungkan untuk pemilik

     perusahaan dari transaksi penjualan yang dilakukan.

    Mengingat masalah yang terjadi terhadap penyelewengan kas, maka

    sangat diperlukan pengendalian internal yang baik dan memadai untuk siklus

     pendapatan tersebut. Dengan menggunakan sistem pengendalian internal,

     pencegahan terhadap resiko-resiko yang merugikan perusahaan dapat dilakukan.

    Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti sistem pengendalian pada siklus

     pendapatan pada PT. Cartenz yang berada di Surakarta, Jawa Tengah.

  • 8/18/2019 PT Cartenz

    4/45

    Persoalan Penelitian

    Berdasarkan masalah penelitian yang dirumuskan di atas, maka persoalan

     penelitian yang akan diteliti adalah:

    1.  Bagaimana sistem pengendalian internal yang telah dilaksanakan pada

    siklus pendapatan oleh PT. Cartenz Indonesia?

    2.  Apakah sistem pengendalian internal untuk siklus pendapatan PT. Cartenz

    Indonesia sudah memadai?

    Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

    Dengan memperhatikan masalah penelitian di atas, tujuan dari penelitian

    ini adalah untuk mengetahui efektifitas sistem pengendalian internal yang

    diterapkan pada siklus pendapatan, serta mengidentifikasi siklus pendapatan yang

    terdapat di PT. Cartenz yang berada di Surakarta, Jawa Tengah.

    Manfaat dari penelitian ini adalah:

    1. 

    Memperoleh pengetahuan tentang sistem pengendalian internal khususnya

    siklus pendapatan

    2.  Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan bagi

     perusahaan dalam menerapkan pengendalian internal siklus pendapatan

    agar lebih efektif.

    KIBLAT TEORITIS

    Sistem Pengendalian Internal

    Sistem pengendalian internal adalah struktur organisasi, metode dan

    ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi,

  • 8/18/2019 PT Cartenz

    5/45

    mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan

    mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen (Mulyadi, 2010: 163). Sistem

     pengendalian internal ini menekankan tujuan yang hendak dicapai. Tujuan sistem

     pengendalian internal menurut Mulyadi (2010: 163), adalah:

    1.  Menjaga kekayaan organisasi

    2.  Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi

    3.  Mendorong efisiensi, dan

    4.  Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen

    Menurut Mulyadi (2010: 164), unsur sistem pengendalian internal adalah :

    1.  Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara

    tegas

    2.  Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan

     perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya

    3.  Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit

    organisasi

    4.  Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya

    Berdasarkan hasil penelitian oleh Committee of Sponsoring Organization 

    (COSO),  ada lima komponen model pengendalian internal yang saling

     berhubungan yang dirancang untuk memberikan kepastian bahwa tujuan

     pengendalian akan tercapai. Komponen pengendalian internal COSO meliputi :

    1. 

    Lingkungan Pengendalian, terdiri dari faktor-faktor:

    a) 

    Integritas dan nilai etis

     b) 

    Partisipasi dewan komisaris dan komite audit

  • 8/18/2019 PT Cartenz

    6/45

    c) 

    Filosofi dan gaya operasi manajemen

    d) 

    Struktur organisasi

    e)  Penetapan wewenang dan tanggung jawab

    f)  Kebijakan dan praktik sumber daya manusia

    2.  Penilaian Resiko

    Organisasi harus sadar dengan resiko yang dihadapinya. Organisasi

     juga harus mengidentifikasi, menganalisis dan mengelola resiko yang

    terkait. Resiko muncul dikarenakan oleh :

    a)   perubahan lingkungan operasi

     b)   personel baru

    c)  sistem informasi yang diperbarui/diperbaiki

    d)  teknologi baru

    e) 

    lini produk atau aktivitas baru

    3.  Aktivitas Pengendalian

    Aktivitas pengendalian ini terdiri dari kebijakan dan prosedur

     pengendalian yang harus dibuat dan dilaksanakan untuk membantu

    mengatasi resiko pencapaian tujuan organisasi. Aktivitas pengendalian

    dikelompokan sebagai berikut:

    a) 

    Pemisahan tugas yang memadai

     b) 

    Otorisasi yang tepat atas transaksi dan aktivitas

    c)  Dokumen dan catatan yang memadai

    d)  Pengendalian fisik atas aktiva dan catatan

    e)  Pemeriksaan independen atas kinerja

  • 8/18/2019 PT Cartenz

    7/45

    4. 

    Informasi dan Komunikasi

    Dalam aktivitas pengendalian terdapat sistem informasi dan

    komunikasi untuk mendapat informasi yang dibutuhkan untuk memulai,

    mencatat, memproses dan melaporkan transaksi dan mengendalikan

    operasi perusahaan. Informasi dan komunikasi terdiri dari 6 tujuan audit

    yang berhubungan dengan transaksi yang harus dicapai, yaitu :

    keterjadian, kelengkapan, keakuratan, posting, klasifikasi, dan penetapan

    waktu.

    5.  Pengawasan Kinerja

    Seluruh proses aktivitas perusahaan harus diawasi dan perubahan

    aktivitas harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Pengawasan kinerja

    akan efektif jika mencakup pelatihan dan asistensi karyawan, pemantauan

    kinerja karyawan, koreksi kesalahan, penjagaan aktiva dengan memantau

    karyawan yang mamiliki akses ke aktiva tersebut.

    Menurut Boynton, et al (2003: 20), Pengendalian Internal atas siklus

     pendapatan mencakup hal-hal berikut ini:

    1. 

    Aktivitas pengendalian - transaksi penjualan kredit

    Pemrosesan transaksi pendapatan mencakup fungsi-fungsi pendapatan

     berikut ini:

    a.  Memprakarsai penjualan

    -   penerimaan pesanan pelanggan

    -   persetujuan kredit

  • 8/18/2019 PT Cartenz

    8/45

    Proses penjualan harus memiliki manajemen kredit yang

    independen. Persetujuan kredit diberikan oleh manajemen kredit

    yang sesuai dengan kebijakan kredit dan batas kredit yang diotorisasi

    untuk pelanggan.

     b.  Pengiriman barang dan jasa

    -   pemenuhan pesanan penjualan, kebijakan melarang mengeluarkan

     barang-barang dari gudang tanpa adanya pesanan pelanggan yang

    disetujui

    -  mengirimkan pesanan pelanggan, pemisahan tanggung jawab atas

     pengiriman barang dengan persetujuan dan pemenuhan pesanan akan

    membantu mencegah bagian pengiriman melakukan pengiriman

    yang tidak di otorisasi.

    c. 

    Pencatatan penjualan

    -   penagihan pelanggan, bahwa pelanggan telah ditagih untuk seluruh

     pengiriman, hanya pengiriman aktual, dan pada harga yang telah di

    otorisasi.

    -   pencatatan penjualan, bahwa faktur penjualan telah dicatat secara

    akurat dan dalam periode yang benar.

    2. 

    Aktivitas pengendalian - transaksi penerimaan kas

    Fungsi-fungsi yang meliputi pemrosesan penerimaan dari penjualan tunai

    dan kredit yang terkait adalah:

    a.  Menerima penerimaan kas, resiko utama adalah kemungkinan

     pencurian kas sebelum atau sesudah catatan penerimaan dibuat oleh

  • 8/18/2019 PT Cartenz

    9/45

    karena kas yang diterima harus disimpan di tempat yang aman. Resiko

    kedua adalah kesalahan dalam pemrosesan penerimaan.

     b.  Menyetorkan kas ke Bank, seluruh penerimaan kas harus disetorkan

    secara utuh setiap hari.

    c.  Mencatat penerimaan kas, bahwa penerimaan telah dimasukkan pada

     jumlah yang benar.

    3.  Aktivitas pengendalian untuk transaksi penyesuaian penjualan

    Dalam aktivitas ini melibatkan fungsi-fungsi:

    a.  Potongan tunai

     b.  Retur penjualan dan potongan penjualan

    c.  Penghapusan piutang tak tertagih

    Semua transaksi penyesuaian penjualan harus di lakukan otorisasi yang

    tepat, perhitungan atas barang yang diretur, penggunaan dokumen dan

    catatan yang tepat.

    Siklus Pendapatan

    Siklus pendapatan adalah serangkaian kegiatan bisnis yang terjadi secara

     berulang dan kegiatan pengolahan informasi, yang berhubungan dengan

     penyerahan barang dan jasa kepada pelanggan dan penerimaan pembayaran kas

    dari penyerahan barang dan jasa tersebut (Krismiaji, 2002: 269). Jenis transaksi

    yang terjadi dalam siklus pendapatan adalah:

    1. 

    Penjualan kredit

    Bagian penjualan menerima surat pesanan pembelian, bagian kredit

    memeriksa data kredit pelanggan dan memberikan persetujuan dan

  • 8/18/2019 PT Cartenz

    10/45

    meneruskan ke bagian gudang. Bagian gudang mempersiapkan barang

    yang akan dikirim. Bagian pengiriman kemudian mengirimkan barang

     beserta order penjualannya kepada pelanggan. Bagian penagihan membuat

    tiga rangkap faktur penjualan untuk konsumen, bagian piutang, dan

    diarsipkan sebagai dasar membuat jurnal penjualan.

    2.  Penjualan tunai

    Bagian penjualan menerima permintaan penjualan dari konsumen, setelah

    itu bagian penjualan menerima kas kemudian membuat nota penjualan.

    Bagian kasir mencatat penerimaan ke jurnal penerimaan kas dan membuat

     bukti setor bank.

    3.  Penerimaan kas

    Penerimaan kas berasal dari penjualan tunai dan berasal dari piutang

     penjualan yang sudah dibayarkan.

    4.  Retur penjualan dan potongan penjualan

    Dapat terjadi akibat kerusakan barang atau perusahaan mengirimkan

     barang yang tidak sesuai dengan pesanan pelanggan

    5.  Penghapusan piutang

    Apabila pelanggan tidak mampu lagi membayar piutangnya karena

     bangkrut, akan dilakukan penyesuaian.

    Di dalam transaksi siklus pendapatan, transaksi penjualan kredit maupun

    tunai memiliki 4 aktivitas yaitu : (a) Penerimaan pesanan dari pelanggan, (b)

    Pengiriman barang atau jasa ke pelanggan, (c) Penagihan kepada pelanggan, (d)

    Penerimaan kas dari pelanggan (dari penjualan tunai dan penjualan kredit).

  • 8/18/2019 PT Cartenz

    11/45

    Nalar Konsep

    Pengendalian internal semakin lama penting bagi semua perusahaan, untuk

    mencegah adanya kerugian karena ancaman yang semakin meningkat. Dalam

    siklus pendapatan dibutuhkan adanya pengendalian internal karena siklus

     pendapatan berhubungan langsung dengan kas. Struktur pengendalian internal

    yang memadai mencakup kebijaksanaan, prosedur-prosedur, wewenang, praktik

    yang sehat dan karyawan yang bertanggung jawab. Dengan sistem pengendalian

    internal yang memadai, kecurangan serta pemborosan dapat diketahui sehingga

     pemilik perusahaan akan segera mengambil tindakan untuk mengatasi masalah-

    masalah yang terjadi.

    Kerugian perusahaan akibat kontrol yang tidak tepat bisa terjadi karena

    tidak memadainya pengendalian atau pelaksanaannya. Tidak memadainya

     pengendalian internal ini bisa diketahui dengan melihat unsur-unsur pengendalian

    internal dan komponen dari pengendalian internal yang tidak dilakukan oleh

     perusahaan, sehingga muncul kelemahan-kelemahan pengendalian internal.

    Dari hasil penelitian sebelumnya (Pricilla, 2011:31), kelemahan

     pengendalian internal mencakup lima komponen model pengendalian internal

    yaitu:

    1. 

    Lingkungan pengendalian

    a. 

    Integritas dan nilai-nilai etika: pihak manajemen tidak pernah

    mengembangkan kebijakan secara tertulis dengan jelas

     b.  Kurangnya sosialisasi akan tata tertib

    2.  Penaksiran Resiko

  • 8/18/2019 PT Cartenz

    12/45

    a. 

    Perubahan lingkungan, perusahaan belum bisa beradaptasi dengan

    kemajuan teknologi informasi yang ada saat ini

     b.  Tidak semua kemampuan karyawan sesuai dengan bidang yang

    digeluti.

    3.  Aktivitas pengendalian

    a.  Dalam pemberian kredit, fungsi otorisasi kredit tidak melihat

    kelayakan pelanggan

     b.  Tidak adanya pemisahan tugas, sehingga menyebabkan perangkapan

     jabatan

    c.  Penjagaan asset dan catatan yang tidak memadai, misalnya: tidak

    adanya catatan yang rinci terhadap persedian yang ada digudang, dan

    semua karyawan memiliki akses langsung ke persediaan.

    d. 

    Perusahaan tidak melakukan review kinerja secara rutin

    4.  Informasi dan akuntansi

    a.  Bagian keuangan tidak mencatat semua transaksi yang dilakukan oleh

     perusahaan

     b.  Laporan keuangan tidak disajikan secara tepat, sehingga laporan

    keuangan tidak handal.

    5. 

    Pemantauan / Monitoring

    a. 

    Pemantauan kinerja tidak dilaksanaklan secara rutin oleh pemilik

     perusahaan

     b.  Kegiatan koreksi terhadap kesalahan belum secara optimal dilakukan

     perusahaan.

  • 8/18/2019 PT Cartenz

    13/45

    Dari kelemahan-kelemahan model pengendalian internal di atas,

    lingkungan pengendalian dan aktivitas pengendalian merupakan kelemahan yang

    sering muncul di dalam sistem pengendalian internal. Di dalam lingkungan

     pengendalian, penerapan kebijakan dan tugas pokok masih kurang dipahami oleh

    karyawan. Sedangkan dalam aktivitas pengendalian, belum adanya pengendalian

    untuk pencatatan transaksi yang akurat dan tepat waktu.

    METODE PENELITIAN

    Satuan Analisis dan Satuan Pengamatan

    Satuan pengamatan pada penelitian ini adalah karyawan yang berkaitan

    dengan siklus pendapatan sedangkan satuan analisis pada penelitian ini adalah PT.

    Cartenz Indonesia yang berada di Surakarta, Jawa Tengah.

    Jenis Data dan Prosedur Pengumpulan Data

    Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

    sekunder. Data primer diperoleh melalui hasil wawancara dan observasi yang

     berkaitan dengan siklus pendapatan dan sistem pengendalian internal. Data-data

    yang dikumpulkan sehubungan dengan penelitian ini adalah: struktur organisasi,

    transaksi penjualan dan penerimaan kas, serta gambaran tentang sistem

     pengendalian internal pada siklus pendapatan.

    Data sekunder adalah semua dokumen yang terkait dengan siklus

     pendapatan yang berupa laporan penjualan, data karyawan, faktur penjualan, bukti

     penerimaan kas, retur penjualan dan pengurangan harga, dan lain-lain).

  • 8/18/2019 PT Cartenz

    14/45

    Teknik analisa data 

    Teknik analisa yang digunakan adalah teknik analisa kualitatif deskriptif.

    Analisa dilakukan dengan membandingkan antara teori-teori yang ada dengan

    kenyataan yang terjadi pada perusahaan, berdasarkan informasi yang

    dikumpulkan. Langkah-langkah analisis yang dilakukan dalam penelitian ini

    adalah :

    1.  Memahami sistem pengendalian internal dan mempelajari siklus

     pendapatan (Pedoman prosedur perusahaan, struktur organisasi dan  job

    description  karyawan, siklus pendapatan yang terjadi di perusahaan

    dengan melakukan wawancara kepada karyawan yang bersangkutan di PT.

    Cartenz Indonesia yang berada di Surakarta)

    2.  Mengidentifikasi pengendalian internal atas siklus pendapatan PT. Cartenz

    Indonesia yang berada di Surakarta, Jawa Tengah

    3.  Menentukan sistem pengendalian internal yang memadai dan tidak

    memadai dalam setiap tahap pelaksanaan transaksi siklus pendapatan di

    PT. Cartenz Indonesia yang berada di Surakarta. Untuk mengetahui

    memadai atau tidak memadainya sistem pengendalian internal digunakan

    rumus sebagai berikut :

    Memadai jawaban > 50%

    Tidak memadai  jawaban ≤ 50%

    4.  Menentukan alternatif pemecahan yang diperlukan atas sistem

     pengendalian internal yang tidak memadai.

  • 8/18/2019 PT Cartenz

    15/45

    ANALISIS DATA

    Sejarah PT. Cartenz Indonesia

    Tahun 2000 perusahaan ini masih berbentuk CV.Cartenz Outdoor

     Equipment . Cartenz sebagai “Toko Kecil” adalah menawarkan dan menjual

     peralatan dan perlengkapan kegiatan alam terbuka (Outdoor ), kemudian

     berkembang pesat dengan mempertegas falsafah usaha dalam mencapai tujuan

     perusahaan dimasa mendatang. Tahun 2002 produk lebih lengkap, variatif dan

    menarik seiring kebutuhan konsumen. Pada tanggal 12 Nov 2004 berganti nama

    menjadi PT. Cartenz Indonesia  Branded Fashion and Adventure yang memenuhi

    tuntutan nuansa gaya hidup dan memposisikan citra sebagai gerai / outlet   yang

    mempunyai karakteristik modern bertaraf internasional.

    PT. Cartenz Indonesia didirikan oleh Bpk. Budi Santoso, ST ; Bpk. Rudi

    Sunarno, SE  ; Bpk. Alimin Budiarjo, Ibu. Titik Yuliani. PT. Cartenz Indonesia

    memiliki visi menjadi penyedia jasa adventure terkemuka di Indonesia. Misi dari

    PT. Cartenz Indonesia adalah mempunyai jaringan outlet   di seluruh Indonesia,

    mewujudkan kualitas kehidupan  stakeholder   yang lebih baik, menyediakan dan

    mengembangkan produk dan layanan adventure  yang inovatif dan aman untuk

    memberikan kepuasan bagi pelanggan.

    Deskripsi Siklus Pendapatan PT. Cartenz Indonesia

    Jenis transaksi yang sering terjadi dalam siklus pendapatan PT. Cartenz

    Indonesia terdiri dari penjualan kredit, penjualan tunai, penerimaan kas. Berikut

    adalah fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem penjualan dan penerimaan kas

    yang dilaksanakan PT. Cartenz Indonesia:

  • 8/18/2019 PT Cartenz

    16/45

    Fungsi penjualan. Karyawan bagian penjualan yaitu marketing online menerima

    order dari konsumen partai dan konsumen toko. Membuat surat order penjualan

    yang sering disebut sebagai  sales order invoice, faktur penjualan, nota penjualan

    dan kemudian meminta otorisasi kepada direktur utama, serta menentukan tanggal

     pengiriman pesanan untuk konsumen partai.

    Fungsi kredit. Direktur utama sebagai pemilik perusahaan memberikan otorisasi

    kredit, namun hanya sebatas pemberitahuan secara lisan dari marketing online.

    Fungsi gudang . Kepala gudang beserta staff gudang bertanggung jawab

    menyimpan persediaan dan menyiapkan persediaan untuk kebutuhan para

    konsumen.

    Fungsi pengiriman. Bagian gudang bekerja sama dengan bagian penjualan

     bertanggung jawab dalam mengirimkan barang berdasarkan sales order invoice

    dan faktur penjualan.

    Fungsi penagihan . Pada bagian ini, karyawan yang melakukan penagihan adalah

     bagian keuangan.

    Fungsi keuangan. Bagian  finance  melakukan pencatatan transaksi piutang dari

    transaksi penjualan kredit dan melakukan input kas dari penjualan tunai.

    Fungsi akuntansi. Bagian accounting   bertugas menyusun laporan-laporan

    keuangan perusahaan.

    Pelaksanaan sistem pengendalian internal siklus terhadap siklus

     pendapatan dapat ditunjukkan dengan adanya bagan alir (flowchart) dari

     pemesanan barang, penjualan dan penagihan kepada pelanggan yang akan

    ditampilkan pada gambar berikut ini

  • 8/18/2019 PT Cartenz

    17/45

    4.1 Flowchart Sistem Penjualan dan Penagihan

    Gudang Pengiriman PenagihanPenjualan

    MULAI

    Purchase Order (PO)

    Buat sales orderinvoice (SOI)

    6

    5

    4

    3

    2

    Sales Orderinvoice 1

    KonsumenN

    2

    Sales Orderinvoice 1

    Mengecek&menyiapkan

    barang

    4

    Sales Orderinvoice 3

    N

    N

    2

    Sales Orderinvoice 3

    Buat delivery order(DO)

    2

    Delivery Order 1

    Mengirim barang

    Sales Orderinvoice 3

    D

    N

    SOI 5

    SOI 1

    PO

    DO 2

    Sales orderinvoice 3

    Mencatat ke laporanpiutang

    Laporanpiutang

    SOI 1DO 1

    SOI 3

    N

    DIRUT

    Konsumen

  • 8/18/2019 PT Cartenz

    18/45

    Prosedur Penjualan dan Penagihan

    Fungsi Penjualan (marketing onli ne)marketing online menerima purchase order

    dari konsumen partai, atas dasar PO tersebut, membuat Sales Order Invoice

    sebanyak 6 lembar. Lembar 1 dan PO konsumen diserahkan pada bagian

     penagihan, disimpan sementara. Lembar 2 untuk bagian pengiriman. Lembar 3

    dan 4 untuk bagian gudang. Lembar 5 untuk konsumen partai dan lembar 6 untuk

    disimpan urut nomor. Untuk persetujuan kredit, tidak menggunakan dokumen

    hanya secara lisan dari bagian penjualan ke direktur utama sebagai fungsi kredit.

    Fungsi gudang   dari Sales Order Invoice lembar 3 dan 4, bagian gudang

    menyiapkan barang yang akan dikirim ke konsumen partai. Selanjutnya bagian

    gudang akan menyerahkan Sales Order Invoice lembar 3 bersama barangnya ke

     bagian pengiriman dan lembar 4 di simpan menurut nomor.

    Fungsi pengiriman setelah menerima Sales Order Invoice dan barang dari bagian

    gudang, bagian pengiriman menerbitkan Sales Order Invoice lembar 2 dari

    arsipnya. Dari kedua dokumen tersebut, bagian pengiriman membuat delivery

    order rangkap 2. Lembar 1 delivery order dan lembar 5 Sales Order Invoice untuk

    disimpan berdasarkan tanggal, dan lembar 2 untuk fungsi penagihan.

    Fungsi penagihan (f inance) setelah menerima Sales Order Invoice lembar 3,

    delivery order lembar 2 dari bagian pengiriman, finance akan mengeluarkan Sales

    Order Invoice lembar 1 dan purchase order dari arsipnya. Sales Order Invoice

    lembar 1 digunakan untuk pembuatan laporan piutang yang kemudian diserahkan

    kepada direktur utama. Sales Order Invoice lembar 5 dikirim kepada pelanggan.

  • 8/18/2019 PT Cartenz

    19/45

    Sales Order Invoice lembar 1, Sales Order Invoice lembar 3 dan delivery order

    lembar 1 disimpan berdasarkan nomor urut dokumen.

    Dokumen yang digunakan PT. Cartenz Indonesia dalam sistem penjualan

    dan penerimaan kas adalah  sales order invoice, nota penjualan (penjualan tunai)

    dan delivey order .

    Deskripsi Pengendalian Internal atas Siklus Pendapatan yang dilaksanakan

    PT. Cartenz Indonesia

    Pengendalian internal yang dilaksanakan oleh PT. Cartenz Indonesia

    meliputi unsur-unsur pengendalian internal dan lima komponen pengendalian

    internal yang saling berhubungan. Analisis sistem pengendalian internal terhadap

    siklus pendapatan di PT. Cartenz Indonesia dilihat dari unsur-unsur pengendalian

    internal yaitu sebagai berikut :

    1.  Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara

    tegas.

    Dalam sistem penjualan kredit PT. Cartenz indonesia, bagian accouting

    hanya melakukan pencatatan piutang dari konsumen partai, sedangkan bagian

    finance bertanggung jawab atas penerimaan kas dari pelunasan piutang konsumen

     partai dan penerimaan kas dari hasil penjualan tunai.

    Transaksi penjualan kredit di PT. Cartenz Indonesia melibatkan lebih dari

    satu karyawan, yaitu untuk proses penjualan, pemberian kredit, dan penagihan

    dilakukan oleh marketing online bersama sales & marketing manager. Untuk

     proses pengiriman barang, marketing online  bekerja sama dengan karyawan

    gudang . Proses pencatatan piutang kemudian dilakukan oleh bagian accounting.

  • 8/18/2019 PT Cartenz

    20/45

    2.  Sistem wewenang dan prosedur pencatatan

    Dalam melaksanakan transaksi penjualan kredit, sistem wewenang di PT.

    Cartenz Indonesia diatur sebagai berikut:

    a.  Penerimaan order dari konsumen konsumen partai diotorisasi oleh marketing

    online dengan memberikan tanda tangan pada invoice. Marketing online

     bertanggung jawab atas pengiriman yang dilakukan oleh bagian gudang untuk

    mengirimkan barang kepada konsumen.

     b.  Dalam transaksi penjualan kredit , marketing online  mempunyai wewenang

    untuk memberikan otorisasi yang berupa tanda tangan di  sales order invoice 

    yang kemudian akan digunakan untuk pengiriman kepada konsumen partai.

    Untuk transaksi penjualan tunai yang mempunyai wewenang adalah kasir

    dengan memberikan bukti berupa nama kasir beserta paraf pada nota

     penjualan.

    c.  Pengiriman barang kepada konsumen partai diotorisasi oleh kepala gudang

    dengan memberikan cap “PT. Cartenz Indonesia” dan “copy” di faktur

     penjualan dan  sales order invoice  sebagai bukti barang sudah dikirim ke

    konsumen partai. Faktur penjualan tersebut di buat rangkap tiga, untuk kpala

    gudang, marketing online, serta bagian accounting

    d. 

    PT. Cartenz Indonesia sudah menetapkan diskon penjualan yaitu Item merk

    Eiger untuk daypack, karier, tas pinggang, tas laptop, travelbag, travelpouch,

    tas selendang, tas P3K, topi/kupluk & dompet besarnya diskon adalah 22,5%,

    Item merk Eiger untuk hem, kaos, celana, jaket/sweater/raincoat, sabuk,

    sandal, sepatu, kaos tangan, kaos kaki, sleepingbag, matras, tenda, bandana,

  • 8/18/2019 PT Cartenz

    21/45

    alat panjat, chalkbag, assesories ( botol minum, karabiner mini, kompas,

    tempat hp, tas kamera, gaiter, coverbag, pisau & headlamp ) besarnya diskon

    adalah 12,5%, Semua item merk Bodypack diskon sebesar 12,5%, Produk

    Cozmeed 30 % tas & fashion 20 % . Batas pengambilan partai agar bisa

    mendapat diskon sebesar tersebut diatas adalah Rp 5.000.000,00.  Informasi

    surat invoice dan faktur penjualan didasarkan pada harga jual, diskon

     penjualan, harga pokok yang ditetapkan oleh Head Office PT. Cartenz

    Indonesia.

    3.  Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit

    organisasi

    Cara-cara yang dilakukan PT. Cartenz Indonesia dalam menciptakan

     praktik yang sehat dalam pelaksanaan siklus penjualan adalah : 

    a. 

    PT. Cartenz menggunakan formulir bernomor urut tercetak yang

     pemakaianya harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang yaitu

    dengan memberikan tanda tangan pada formulir. Formulir yang digunakan

    PT. Cartenz Indonesia adalah Sales Order Invoice, faktur penjualan untuk

     penjualan kredit, sedangkan untuk penjualan tunai formulir yang digunakan

    adalah nota penjualan. Semua formulir tersebut bernomor urut tercetak dan

    harus dipertanggung jawabkan kepada yang berwenang.

     b. 

    Setiap transaksi di PT. Cartenz Indonesia dilaksanakan oleh beberapa pihak

    atau unit organisasi. Mulai dari penjualan oleh marketing online, sampai

    dengan barang di tangan pelanggan yang dilakukan oleh bagian gudang.

    Proses transaksi tidak dilakukan oleh satu orang saja.

  • 8/18/2019 PT Cartenz

    22/45

    c. 

    Pada tahun 2005an PT. Cartenz Indonesia melakukan perputaran jabatan,

    namun mulai tahun 2011-2012 perputaran karyawan tidak lagi dilakukan.

    Rotasi kerja hanya dilakukan jika cabang memerlukan.

    d.  Setiap karyawan yang telah bekerja selama 12 (dua belas) bulan berturut-turut

     pada perusahaan, berhak atas cuti tahunan selama 12 (dua belas) hari kerja

    dengan mendapatkan upah penuh. Cuti tahunan tidak dapat diambil sekaligus,

    maksimal sekali pengambilan cuti adalah 3 (tiga) hari. Selama cuti jabatan

    karyawan akan digantikan oleh karyawan lain untuk sementara waktu.

    e. 

    PT. Cartenz Indonesia juga melakukan pemeriksaan persediaan barang yang

    dilakukan oleh internal control (auditor barang). Internal control melakukan

    cek persediaan barang secara rutin ( stock opname). Cek persediaan ini untuk

    mencegah kelebihan atau kekurangan persediaan barang dan untuk

    mengecek ketelitian serta keandalan data persediaan.

    4.  Karyawan yang mutunya sesuai tanggung jawabnya

    Struktur organisasi, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan tergantung

    kepada sumber daya manusia yang melaksanakannya. Untuk mendapatkan

    sumber daya manusia yang ahli, berkompeten dalam bidangnya, jujur dan dapat

    dipercaya, pihak manajemen PT. Cartenz Indonesia menetukan persyaratan

     jabatan sebagai kriteria seleksi yang harus dipenuhi calon karyawan.

    Proses perekrutan karyawan PT. Cartenz Indonesia adalah cabang/divisi

    mengajukan kebutuhan SDM dan kebutuhan persyaratan jabatan tertentu kepada

    HRD, kemudian HRD akan membuat open recruitment  melalui media koran, job

    fair, papan public, jaringan pertemanan, media sosial internet dan web. Kemudian

  • 8/18/2019 PT Cartenz

    23/45

    seleksi administrasi, jika lolos maka melakukan psikotes, tes kemampuan, dan

    inteview awal. Jika semua tes tersebut lolos, maka calon karyawan melakukan

    interview kepada user. Selanjutnya calon karyawan menunggu untuk

     pengumuman penerimaan karyawan. Untuk karyawan yang sudah dinyatakan

    diterima, maka harus melakukan training selama 14 hari sebelum tanda tangan

    kontrak kerja. Terakhir, penyerahan /pengiriman karyawan baru ke cabang/divisi

    yang membutuhkan.

    Pengembangan pendidikan karyawan lama (training)  PT. Cartenz

    Indonesia juga dilakukan minimal 2-3 kali selama setahun, diadakan oleh pusat /

    cabang PT. Cartenz Indonesia.

    Selain analisis menggunakan unsur-unsur pengendalian internal terhadap

    siklus pendapatan digunakan juga analisis menggunakan lima komponen COSO

    adalah sebagai berikut:

    1.  Lingkungan Pengendalian

    Lingkungan pengendalian mencerminkan sikap dan tindakan para pemilik,

    karyawan PT. Cartenz Indonesia dan lingkungan pengendalian juga sangat

     berpengaruh dalam sebuah perusahaan. Lingkungan pengendalian PT. Cartenz

    Indonesia meliputi :

    I ntegritas dan ni lai-ni lai etika.  PT. Cartenz Indonesia mempunyai kebijakan

    tertulis /  standard operation procedures  kekaryawanan dengan jelas. Jam kerja

    manajemen/CAS dan gudang adalah 8 (delapan) jam perhari, dari hari senin  –  

     jumat, jam 08.30  –   16.30. Untuk Jam kerja sales counter adalah 6 –  12 (enam

    sampai duabelas) jam perhari. Untuk presensi di PT. Cartenz Indonesia setiap

  • 8/18/2019 PT Cartenz

    24/45

    karyawan wajib hadir ditempat kerja 30 menit sebelum jam kerja dan dapat

    membuktikan kehadiran dengan mengisi daftar hadir pada waktu datang dan

     pulang. Setiap karyawan dilarang menandatangani daftar hadir milik orang

    lain/teman sekerjanya atau ditandatangani oleh orang lain sebagai tanda bukti

    kehadirannya, jika terlambat karena suatu hal maka harus menginformasikan

    kepada rekan kerjanya atas persetujuan atasannya. Karyawan yang tidak hadir

    harus dapat menunjukkan bukti atau memberikan alasan yang sah tentang

    ketidakhadirannya secara tertulis. Jika karyawan yang tidak hadir, tidak

    menunjukkan bukti dianggap tidak bekerja, dan kepadanya tidak diberikan upah

     pada hari tersebut.

    Parti sipasi dewan komisari s atau komite audi t. PT. Cartenz Indonesia tidak

    memiliki komite audit dalam yang mempunyai tanggung jawab dalam mengawasi

     pelaporan keuangan. Bagian yang bertugas dalam mengawasi pelaporan keuangan

    adalah direktur utama.

    Filosofi pihak manajemen dan gaya beroperasi .Pimpinan dan pihak manajemen

    PT. Cartenz Indonesia memberikan contoh kepada karyawan-karyawannya untuk

    selalu bertanggung jawab terhadap tugasnya. Filosofi dan gaya manajemen yang

    dilaksanakan PT. Cartenz Indonesia dimulai dari pimpinan dan pihak manajemen

    yang memberikan contoh konkret kepada karyawan-karyawannya agar mereka

    mampu mengikuti, misalnya: displin waktu, kejujuran, keterbukaan, dan

    sebagainya. Pengambilan keputusan perusahaan bersifat demokratis melalui

    musyawarah antara direktur utama bersama karyawan.

  • 8/18/2019 PT Cartenz

    25/45

    Struktur organisasi. PT. Cartenz mempunyai struktur organisasi (Lampiran 4) 

    tertulis dan  job description sehingga masing-masing karyawan dapat mengetahui

    tugasnya dan tanggung jawabnya secara jelas. Berikut ini adalah  job description 

    dari PT. Cartenz Indonesia : 

    a.  Operasional Manager   memiliki tugas menganalisa kebutuhan dan

     pengelolaan budget operasional pusat serta cabang dan berkerjasama

    dengan marketing dalam merencanakan program.

    b.   Purchasing   memiliki tanggung jawab mengenai rencana belanja

     bulanan, laporan harian, mingguan dan bulanan, laporan hutang ke

    supplier per hari, pembelian dan pengadaan barang dan operasional

    stock gudang.

    c.  Admin purchase bertugas untuk menginput pembelian barang dari

    supplier, membuat nota penerimaan dari Grosir untuk penjualan partai,

    membuat surat invoice untuk partai, merekap data mutasi tiap cabang

     pada akhir bulan, faktur / nota pembelian barang setiap hari.

    d.  Warehouse Head akan Mengontrol, menjalankan,

    mempertanggungjawabkan barang masuk gudang / keluar (kepada

     purchasing ), Cetak barcode / pelabelan barang, cek fisik barang,

    mempertanggungjawabkan stock per satu bulan (internal control

     Manager ).

    e.   Internal Control , mengecek penjualan harian semua cabang, laporan

    mutasi, stock opname, penyimpanan file, kontrol diskon serta harga

  • 8/18/2019 PT Cartenz

    26/45

     f. 

     Finance memiliki tugas membuat, memeriksa dan mengarsip faktur,

    nota supplier, laporan AP/AR untuk memastikan status hutang/piutang

     perusahaan, menerima, memeriksa tagihan dari supplier  dan atau pihak

    eksternal serta membuat rekapnya untuk memastikan pembayaran

    terkirim tepat waktu, membuat perhitungan pajak untuk perusahaan

    (PPN, PPH, tahunan dan pribadi).

     g.  Bagian  Accounting   menyiapkan perhitungan laba-rugi dan laporan

    akuntansi biaya dan penutupan setiap bulan, menyusun pembukuan

    ledger umum dan dokumen transaksi bisnis, input data keuangan ke

    sistem keuangan otomatis perusahaan, input data ke sistem keuangan

    otomatis perusahaan, kontrol budget untuk semua cabang.

    h.   Brand Analyst, menerima data stock barang supplier yang masuk dari

     purchasing dan diinformasikan ke cabang, mengajukan order barang

    dari cabang kepada purchasing, merekap laporan penjualan harian

    cabang per 10 hari

    i.   Marketing Online melakukan pemeriksaan barang yang datang dari

    supplier yang merupakan pesanan konsumen online, berkoordinasi

    dengan tim gudang dalam pengelolaan barang datang dan pengiriman

     barang, membuat rencana anggaran operasional marketing online

     berdasar persetujuan atasan, membuat invoice transaksi penjualan

    konsumen online, membuat laporan penjualan online, laporan budget

     promo via online, laporan kas operasional marketing online,  laporan

     penjualan konsumen online.

  • 8/18/2019 PT Cartenz

    27/45

     j. 

    Storehead, menyelenggarakan riset pasar, mengatur dan mengelola

    operasional toko baik dari asset barang maupun budget.

    k.   Frontliner. Bertugas melayani kebutuhan customer yang datang,

    menjaga keamanan barang toko serta keakuratan stock barang,

    melakukan entry hasil check stock  harian dan hasil penjualan ke dalam

    kartu stock setiap hari secara manual, membuat laporan penjualan

    harian. 

    l.  Chasier. Bertanggung jawab terhadap jumlah pembayaran dari setiap

    transaksi serta pengecekan barang keluar toko dan transfer hasil

     penjualan ke bagian Keuangan, menginput hasil penjualan, mengecek

    nota dengan hasil penjualan, melakukan pencatatan penjualan dan

    akuntansi secara manual, membuat laporan kas kecil. 

    m. 

    Supervisor. Mengkoordinasikan SDM yang menjadi tanggung

     jawabnya berkaitan dengan pengembangan, analisis, dan penyusunan

    laporan cabang, membuat rekapitulasi laporan mingguan, bulanan,

    triwulan, dan tahunan baik yang berkaitan dengan penjualan,

    operasional, dan SDM, memberikan orientasi kerja pada karyawan

     baru, bertanggung jawab untuk aktifitas karyawan meliputi: jadwal

    shift harian, istirahat, libur mingguan, lembur, tugas luar shift, back-up

    karyawan tidak hadir, cuti, dan rotasi shift. 

    n.   HRD Staff. Melakukan  Seleksi dan rekrutmen karyawan, mengelola

    dan mengarsip data karyawan, mengelola hak dan kesejahteraan

    karyawan (asuransi, refreshment, entertain, dll),  payroll & overtime,

  • 8/18/2019 PT Cartenz

    28/45

     bekerja sama dengan divisi marketing dan pihak ketiga dalam

     pelaksanaan assessment  karyawan & training  pengembangan SDM. 

    Penetapan wewenang dan tanggung jawab . Setiap karyawan PT. Cartenz

    Indonesia mempunyai otoritas dan tanggung jawab masing-masing dalam

    menjalankan sistem dan prosedur sebuah transaksi bisnis seperti yang terdapat

     pada  job description.  Terdapat pemisahan fungsi penjualan yang bertanggung

     jawab terhadap pesanan konsumen, fungsi gudang bertanggung jawab pada

     persediaan barang, fungsi akuntansi bertanggung jawab terhadap pencatatan

    transaksi yang terjadi. Pada perusahaan PT. Cartenz Indonesia masih terdapat satu

    karyawan yang merangkap dua fungsi yaitu penjualan dan penagihan karena

    adanya target penjualan yang harus dipenuhi karyawan bagian marketing on-line.

    Kebijakan dan praktik sumber daya manusia. PT. Cartenz Indonesia

    menerapkan kebijakan tentang kontrak karyawan baru, pelatihan karyawan baru

    dan lama, evaluasi karyawan yang dilakukan setiap 3 (tiga bulan) dengan sistem

    rangking, pemberian kompensasi cuti tahunan selama 12 (dua belas) hari kerja

    dengan mendapatkan upah penuh dan cuti khusus untuk karyawan wanita hamil.

    Cuti hamil tersebut diberikan 1,5 bulan sebelum dan 1,5 bulan sesudah terjadinya

    kelahiran.

    2.  Peni laian Resiko.

    Risiko yang dapat muncul atau berubah di PT. Cartenz Indonesia karena

    keadaan berikut ini :

    Perubahan lingkungan . Lingkungan PT. Cartenz Indonesia dalam beroperasi

    cenderung berubah secara cepat dan dinamis, karena PT. Cartenz Indonesia

  • 8/18/2019 PT Cartenz

    29/45

    memiliki banyak cabang dan konsumen partai. Cabang dan konsumen partai

    semakin lama memesan barang dengan jumlah yang banyak dan dalam jangka

    waktu yang cepat, sehingga perusahaan dituntut untuk memproduksi pesanan

    konsumen dengan jangka waktu yang singkat pula. Dalam hal ini muncul resiko

    yaitu beberapa barang yang diproduksi mengalami cacat produk sehingga

    kepuasan konsumen terhadap barang tersebut berkurang dan mengakibatkan

    rusaknya mutu perusahaan.

    Personel baru. PT. Cartenz Indonesia dalam merekrut karyawan melalui berbagai

    tahap dan karyawan akan melalui training terlebih dahulu untuk membekali

    karyawan dalam bekerja, namun jabatan karyawan di PT. Cartenz Indonesia ini

    tidak diukur dari latar belakang pendidikannya. Pendidikan karyawan sebagian

     besar adalah SMA salah satunya adalah bagian accounting, dan hanya beberapa

    dari perguruan tinggi. Di sini, terjadi ketidaksesuaian antara latar belakang

     pendidikan karyawan dengan jabatannya sehingga munculnya kinerja yang kurang

    optimal sehingga dapat mengakibatkan kesalahan-kesalahan dalam proses

     pelaporan, perhitungan, pencatatan karena tidak adanya kesesuaian

     pendidikannya.

    L ini produk . PT. Cartenz Indonesia menyediakan berbagai macam jenis barang

    dan pelayanan jasa kepada konsumen. Semakin banyak barang yang disediakan,

     pengawasan juga harus semakin ditingkatkan, karena resiko barang hilang akan

    semakin besar untuk itu karyawan PT. Cartenz Indonesia selalu melakukan

     pengawasan baik untuk gudang dan konsumen yang datang. Karyawan juga tidak

    diperbolehkan membawa barang tanpa persetujuan atasan.

  • 8/18/2019 PT Cartenz

    30/45

    Sistem i nformasi yang diperbaharu i / diperbaiki .Pada tahun 2012 awal, sistem

    komputer yang lama diganti menjadi sistem yang baru, namun transformasi dari

    sistem ini menyebabkan karyawan melakukan kesalahan-kesalahan karena tidak

    adanya pelatihan terlebih dahulu. Karyawan lebih lama dalam memproses data,

    membuat laporan, menginput data karena belum terbiasa dengan sistem baru ini.

    Perubahan struktur organisasi . Mulai tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 PT.

    Cartenz Indonesia tidak melakukan perubahan struktur karena perubahan struktur

    organisasi ini dianggap tidak efisien karena masing-masing dari karyawan

    tersebut sudah memiliki tanggung jawabnya terhadap tugasnya masing-masing,

    namun hal ini justru kan mengakibatkan kecurangan karyawan apabila terus

     berada di posisi yang sama karena karyawan akan lebih memahami semua yang

    ada di posisi tersebut sehingga kecurangan akan mudah dilakukan.

    3.  Aktivitas Pengendalian

    Komponen ketiga dari pengendalian internal adalah aktivitas pengendalian

    yang merupakan kebijakan dan peraturan untuk mendukung tujuan organisasi.

    Ativitas pengendalian yang dilaksanakan PT. Cartenz Indonesia adalah:

    Pemisahan tugas yang memadai . Pemisahan tugas dibagi menjadi tiga bagian

     penting, pencatatan, penyimpanan, otorisasi. Untuk fungsi pencatatan adalah

    karyawan accounting, fungsi penyimpanan adalah bagian gudang untuk

     penyimpanan persediaan, bagian finance dan kasir untuk menangani kas. Untuk

    otorisasi tertinggi adalah direktur utama PT. Cartenz Indonesia. Pada perusaahaan

    ini masih ada satu bagian yang menangani lebih dari satu fungsi yaitu penjualan,

     penagihan, pemberian kredit yang masih rentan terhadap resiko kecurangan.

  • 8/18/2019 PT Cartenz

    31/45

    Otorisasi yang tepat atas transaksi dan aktivitas direktur utama menetapkan

    kebijakan kredit untuk konsumen, sedangkan kebijakan terhadap harga jual,

    diskon penjualan oleh head office.

    Dokumen dan catatan yang memadai dilakukan secara manual atau

    terkomputerisasi. Pencatatan manual digunakan untuk cross check dari sistem

    yang sudah terkomputerisasi. Biasanya pencatatan manual dilakukan pada

     persediaan. Dokumen yang berkaitan dengan penjualan dan penerimaan kas

    adalah  sales order invoice, faktur penjualan, nota penjualan, delivery order  yang

    masing-masing bernomor urut  pre number  dan terdapat ruang untuk melakukan

    otorisasi sehingga dapat dipertanggung jawabkan.

    Pengendalian f isik atas aktiva dan catatan  Kas yang masuk hari ini, di simpan

    dulu disebuah tempat khusus dan kemudian besok paginya baru disetor ke bank

    yang ditunjuk PT. Cartenz Indonesia. Yang bertanggung jawab untuk menyimpan

    kas masuk ini adalah bagian kasir. Untuk Penjagaan aset fisik barang, yang

    mempunyai akses fisik barang adalah bagian gudang. Selain karyawan bagian

    gudang, tidak diperbolehkan untuk masuk ke gudang. Untuk persediaan yang

    terdapat ditoko, karyawan tidak diperbolehkan untuk membawa pulang dengan

    alasan apapun walaupun untuk sampel atau sebagainya. Jika memang terpaksa,

    karyawan harus meminta otorisasi dari kepala toko PT. Cartenz Indonesia. Aset

    yang juga terpenting untuk perusahaan ini adalah informasi/data/file yang

    tersimpan di komputer. Setiap karyawan memiliki pasword untuk masing-masing

    komputer yang digunakan.

  • 8/18/2019 PT Cartenz

    32/45

    Pemeriksaan independen atas kinerja . Penilaian kinerja setiap 3 (tiga bulan)

    dengan sistem rangking. Tim penilai untuk level Storehead adalah divisi SDM,

    divisi Sales & Marketing, dan Direksi. Form Penilaian Kinerja sales counter harus

    diisi dan dikirimkan ke Divisi SDM setiap bulan.

    4.  Informasi dan komunikasi

    Transaksi harus dicatat dan diidentifikasi secara tepat dan akurat.

    Transaksi juga harus diklasifikasikan sesuai katagori transaksi, misalnya : utang,

     piutang. Transaksi harus dicatat sebesar yang diterima/dibayarkan. Semua proses

     pencatatan tersebut dilakukan oleh karyawan accounting. 

    Pembuatan laporan keuangan secara tepat juga harus dilakukan oleh

    karyawan bagian HRD, Finance, purchasing, internal control, brand analyst, store

    head, mareting online, supervisor. Masing-masing karyawan tersebut akan

    menyerahkan laporan tersebut kepada direktur utama PT. Cartenz Indonesia.

    Kualitas informasi yang dihasilkan dari sistem tersebut berdampak terhadap

    kemampuan manajemen untuk membuat keputusan untuk mengendalikan

    aktivitas dan menyiapkan laporan keuangan yang andal. Komunikasi ini

    mencakup penyediaan pemahaman tentang peran dan tanggung jawab individual

     berkaitan dengan pengendalian intern terhadap pelaporan keuangan.

    5.  Pengawasan kinerja

    Pemantauan adalah proses penentuan kualitas kinerja pengendalian.

    Pengawasan kinerja PT. Cartenz Indonesia adalah sebagai berikut :

  • 8/18/2019 PT Cartenz

    33/45

    Supervisi yang efektif . Supervisor akan mengawasi dan mengevaluasi proses

    aktivitas karyawan, melakukan rieview kinerja karyawan, dan bertanggung jawab

    untuk aktivitas karyawan. tindak lanjut terhadap karyawan.

    Audit i nternal. Karyawan yang melakukan pemeriksaan adalah direktur utama

    PT. Cartenz Indonesia beserta head office. Melakukan pemeriksaan terhadap

    laporan akuntansi, pengawasan karyawan, serta melakuakan evaluasi terhadap

    kinerja manajemen perusahaan.

    Untuk mengetahui memadai atau tidaknya sistem pengendalian internal di

    PT. Cartenz Indonesia digunakannya analisa lima komponen sistem pengendalian

    internal menurut COSO sebagai berikut :

    Tabel 1 Anal isa lima komponen sistem pengendalian internal menurut COSO

    Komponen Pengendalian kunci Ada Tidak Keterangan

    1. Lingkungan

    Pengendalian

    a.  Integritas dan nilai etika

    -  Mengkomunikasikan kepada

    semua karyawan tentang

    kebijakan tertulis dan kode etik

    -  Memberikan bimbingan moral

    -  Mengurangi/menghilangkan

    insentif dan godaan untuk

     

     

     

    Adanya kebijakan

    tertulis/standart operation

     procedures karyawan

    tentang jam kerja&presensi.

    Mengadakan perkumpulan

    doa tiap jumat jam 08.00

    sebelum toko dibuka.

    PT. Cartenz Indonesia

    hanya memberikan bonus

  • 8/18/2019 PT Cartenz

    34/45

    menghindari ketidakjujuran

    karyawan

    saat karyawan mencapai

    target dan pada hari raya

    keagamaan.

    b. Partisipasi dewan

    komisaris/komite audit

      Tidak adanya unit

    organisasi terpisah dalam

    melaksanakan audit.

    c. 

    Filosofi pihak manajemen dan

    gaya beroperasi

    -  Memonitor resiko bisnis

    Pertemuan informal antara

     bagian penjualan, akuntansi dan

    direktur

    -  Sikap dan tindakan terhadap

     pelaporan keuangan

     

     

     

    Yang bertugas melakukan

    riset/survey pasar adalah

    Storehead.

    Ada pembicaraan informal,

     jadi tidak hanya di

    kebijakan dan standar kerja.

    Seluruh karyawan harus

    membuat laporan untuk

    direktur utama.

  • 8/18/2019 PT Cartenz

    35/45

    Komputer yang di update   Penggantian system

    dilakukan pada tahun 2012

    awal.

    d. Struktur organisasi    Adanya Struktur organisasi

    dan job description secara

    tertulis.

    e.  Penetapan wewenang dan

    tanggung jawab

      Tugas karyawan terdapat di

     job description namun

     pertanggugjawabannya

    terletak pada direktur utama.

    f.  Kebijakan dan praktik sumber

    daya manusia

    Pelatihan staff tertentu   Training dilakukan pada

    karyawan baru selam 14

    hari, sedangkan untuk

  • 8/18/2019 PT Cartenz

    36/45

     

    -  Adanya bonus

    -  Pinjaman tunai kepada

    karyawan

    -  Seleksi calon karyawan

    -  Perputaran jabatan (rotasi kerja)

     

     

     

     

    karyawan lama 2-3 kali

    dalam setahun.

    Bonus untuk karyawan yang

    mencapai target dan bonus

    untuk hari raya keagamaan

    untuk semua karyawan

    (THR)

    Pinjaman tunai tidak ada,

    PT. Cartenz hanya

    memberikan diskon khusus

    untuk karyawan jika

    membeli barang namun

    harus konfirmasi kepada

    head office.

    Seleksi karyawan baru

    dilakukan bagian HRD.

    Mulai dari tes administrasi,

    interview, tes tertulis sampai

    interview user.

    Sejak tahun 2011-2012

    rotasi karyawan tidak lagi

    dilakukan PT. Cartenz

    Indonesia.

  • 8/18/2019 PT Cartenz

    37/45

    Pengambilan cuti karyawan   Cuti karyawan 12 hari

    dalam setahun, cuti khusus

    hamil 1,5 bulan sebelum

    dan sesudah.

    2. Penilaian

    resiko

    a. Perubahan lingkungan   Adanya cacat produk karena

     pemesanan dari pelanggan

    yang banyak dengan jangka

    waktu yang singkat.

    b. Personel baru   Ketidaksesuaian antara latar

     belakang pendidikan dengan

     jabatan karyawan.

    Misalnya: accounting

    c. Lini produk   Pengawasan selalu

    ditingkatkan untuk barang

    yang semakin banyak

     jenisnya.

    d. Sistem informasi yang

    diperbaharui / diperbaiki

      Perubahan sistem

    menyebabkan karyawan

    lebih lama dalam

    memproses data.

    e. Perubahan struktur organisasi   Tidak ada perubahan

    struktur sejak tahun 2011-

    2012 di PT. Cartenz

  • 8/18/2019 PT Cartenz

    38/45

    Indonesia.

    3. Aktivitas

    Pengendalian

    a.  Pemisahan tugas yang memadai

    -  Terpisahnya Fungsi akuntansi,

     penjualan dan fungsi kredit

    Terpisahnya Fungsi akuntansi

    dan fungsi kas

    -  Transaksi harus dilaksanakan

    oleh lebih dari satu orang

     

     

     

    Ada fungsi yang terpisah

    antara fungsi-fungsi yang

    ada di perusahaan. Fungsi

    accounting mencatat semua

    transaksi piutang, Fungsi

     penjualan/Marketing online

    memenuhi pesanan

    konsumen, fungsi

    kedit/direktur utama

    memiliki wewenang untuk

    menolak atau memberi

    kredit kepada konsumen.

    Fungsi akuntansi menyusun

    laporan keuangan, fungsi

    kas/finance menerima kas

    dari pelunasan piutang dan

    mengecek utang, jadi terjadi

     pemisahan fungsi.

    Setiap transaksi selalu

    dilakukan oleh lebih dari

  • 8/18/2019 PT Cartenz

    39/45

      satu orang. Saat penjualan

    kredit fungsi yang terkait

    adalah, marketing online,

     bagian gudang, accounting,

    finance.

    b. Otorisasi yang tepat atas

    transaksi dan aktivitas

    -  Penerimaan order dari pembeli

    diotorisasi oleh fungsi penjualan

    dengan menggunakan formulir

    surat order pengiriman

    -  Persetujuan pemberian kredit

    diberikan oleh fungsi kredit

    dengan membubuhkan tanda

    tangan

    -  Pengiriman barang kepada

     pelanggan diotorisasi oleh

    fungsi pengiriman dengan

    membubuhkan cap dan tanda

     

     

     

     sales order invoice  adalah

    formulir yang yang

    diserahkan kepada

    konsumen partai setelah

    melakukan pemesanan

     barang. Formulir ini

    diotorisasi oleh karyawan

     bagian marketing online.

    Marketing online hanya

    meminta persetujuan secara

    lisan kepada direktur utama

    sebagai fungsi kredit.

    Bagian gudang hanya

    memberikan cap pada  sales

    order invoice

  • 8/18/2019 PT Cartenz

    40/45

    tangan

    Penetapan harga jual, syarat

     penjualan, syarat pengangkutan

     barang, potongan penjualan

     berada di tangan direktur

    dengan penerbitan surat

    keputusan

     

    Penetapan harga jual, diskon

     penjualan diatur oleh Head

    Office PT. Cartenz

    Indonesia.

    c.  Dokumen dan catatan yang

    memadai

    -  Penggunaan formulir bernomor

    urut tercetak (pre number)

      Semua formulir di PT.

    Cartenz menggunakan

    nomor urut tercetak (pre

    number), baik untuk nota

     penjualan, sales order

    invoice.

    d. Pengendalian fisik atas aktiva

    dan catatan

    Secara periodik diadakan

     pencocokan fisik kekayaan dan

    catatan perusahaan

     

    Bagian internal control

    selalu mengadakan cek fisik

     persediaan di gudang.

    e. Pemeriksaan independen atas

    kinerja

      Penilaian kinerja setiap 3

     bulan sekali dengan sistem

    rangking.

  • 8/18/2019 PT Cartenz

    41/45

    4.  I nformasi &

    komunikasi

    a. Transaksi yang dicatat benar

    terjadi (keterjadian)

      Penjualan selalu dicatat

    dengan benar kepada

     pelanggan yang benar-benar

    ada

    b. Transaksi yang ada sudah

    dicatat (kelengkapan)

      Transaksi penjualan yang

    terjadi selalu dicatat

    c. Transaksi yang dicatat

    dinyatakan pada jumlah yang

    benar (akurat)

      Penjualan dicatat senilai

     barang yang dikirim ke

     pelanggan, ditagihkan dan

    dicatat dengan tepat oleh

    PT. Cartenz

    d. Posting dan pengikhtisaran

    dengan benar

      Penjualan diposting dengan

     benar dan dikelompokkan

    dengan benar.

    e. Transaksi diklasifikasikan

    dengan benar

      Semua transaksi

    dicantumkan dengan benar

    sesuai klasifikasi jenis

    transaksi.

    f.  Transaksi dicatat pada tanggal

    yang benar

      Penjualan selalu dicatat saat

    tanggal transaksi itu terjadi.

    5. Pengawasan

    kinerja

    a. Pemeriksaan mendadak   Di PT. Cartenz Indonesia

    sidak hanya dilakukan untuk

     persediaan oleh internal

  • 8/18/2019 PT Cartenz

    42/45

    control.

    b. 

    Pembentukan unit organisasi

    untuk mengawasi kinerja

     

    PT. Cartenz Indonesia tidak

    memiliki badan audit

    terpisah untuk melakukan

     pemeriksaan. Direktur

    utama bersama head office

    yang melakukan hanya

    melakukan pengawasan.

    Dari tabel di atas, hasil yang diperoleh adalah

    dimana hasil tersebut lebih dari 50% maka disimpulkan bahwa sistem

     pengendalian internal siklus pendaptan di PT. Cartenz Indonesia dilihat dari

    unsur-unsur pengendalian internal sudah memadai.

    KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

    Kesimpulan

    Berdasarkan analisa, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan sistem

     pengendalian internal siklus pendapatan di PT. Cartenz Indonesia dapat

    ditunjukkan dengan adanya bagan alir (flowchart) dari pemesanan baramg,

     penjualan dan penagihan kepada pelanggan dan sudah memenuhi prinsip-prinsip

     pengendalian internal walaupun masih ada otorisasi yang belum terdokumentasi.

    Sistem pengendalian internal siklus pendapatan di PT. Cartenz Indonesia

    sudah memadai ditunjukkan dengan adanya pemisahan fungsi secara jelas,

  • 8/18/2019 PT Cartenz

    43/45

    hampir semua sistem otorisasi dan prosedur pencatatan sudah dilakukan, PT.

    Cartenz Indonesia sudah melakukan kebijakan dan praktek yang sehat dan

    karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. PT. Cartenz juga

    sudah memiliki struktur organisasi,  job description, standar operasional prosedur

    karyawan secara tertulis namun masih terdapat kelemahan-kelemahan pada

     beberapa komponen pengendalian COSO. Dari beberapa kelemahan yang muncul,

    kelemahan yang paling penting untuk dilakukan pengendalian adalah:

    1.  Direktur utama selaku fungsi kredit hanya memberikan otorisasi secara

    lisan tidak ada dokumen yang digunakan.

    2. 

    Tidak adanya pemeriksaan mendadak serta badan pemeriksa yang terpisah

    dalam melakukan pemeriksaan PT. Cartenz Indonesia

    3.  Pengiriman barang kepada pelanggan diotorisasi oleh fungsi pengiriman

    hanya dengan membubuhkan cap, tidak ada tanda tangan di formulir.

    Implikasi Terapan

    Berdasarkan hasil penelitian Sistem Pengendalian Internal siklus

     pendapatan yang dilakukan di PT. Cartenz Indonesia, ada beberapa saran yang

    dapat digunakan sebagai untuk mengembangkan sistem pengendalian internal

     perusahaan yaitu:

    1. 

    Otorisasi kredit di PT. Cartenz Indonesia masih dilakukan secara lisan

    oleh marketing on-line kepada direktur utama, sebaiknya pemberian

    otorisasi kredit di dokumentasikan dengan formulir pengajuan kredit.

  • 8/18/2019 PT Cartenz

    44/45

  • 8/18/2019 PT Cartenz

    45/45

    DAFTAR PUSTAKA

    Arens, A. Alvin, Randal J. Elder, dan Mark S. Beasley, 2002, Auditing dan Jasa

    Assurance, edisi keduabelas, jilid 2, Erlangga, Jakarta.

    Boynton, C. Wiliiam, Raymond N. Johnson, dan Walter G. Kell, 2002, Modern

    Auditing edisi ketujuh, jilid 1, Erlangga, Jakarta.

    Boynton, C. Wiliiam, Raymond N. Johnson, dan Walter G. Kell, 2003, Modern

    Auditing edisi ketujuh, jilid 2, Erlangga, Jakarta.

    George, H. Bodnar, dan William S. Hopwood, 1996, Sistem informasiAkuntansi jilid 1, Salemba Empat, Jakarta.

    Krismiaji, 2002, Sistem informasi Akuntansi, YKPN, Yogyakarta.

    Melinda, Handayani, 2009, Uji Pengendalian Terhadap Siklus Penjualan dan

    Penerimaan Kas Studi Kasus pada CV. Maju Jaya Semarang.  Skripsi program S1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen

    Satya Wacana (tidak dipublikasikan).

    Mulyadi, 2010, Sistem Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta.

    Pricilla, R.P. Mayang, 2011, Analisis Pengendalian Internal pada Siklus

    Penjualan Kredit Citra Mandiri Gordin. Skripsi program S1 Fakultas

    Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana (tidak

    dipublikasikan).

    Romney B. Marshall dan Paul John Steinbart, 2006, Sistem Informasi

    Akuntansi jilid 2 edisi ke sembilan, Salemba Empat, Jakarta.

    Tunggal, Amin Widjaja, 1995, Struktur Pengendalian Intern, PT. Rineka Cipta,

    Jakarta

    Widjajanto, Nugroho. 2001, Sistem Informasi Akuntansi, Erlangga, Jakarta.