psikopen2dawij
DESCRIPTION
.jfwioqTRANSCRIPT
Nama : Willy Wijaya
NIM : 5202414002
Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan
Rombel : 33
2. Teori Belajar Bahavioristik
I. Narasi
Pada saat saaya semester 1 tahun 2014, saat itu UTS mekanika teknik di
E5 lantai 3 pukul 09.00 WIB. Saat UTS tersebut kondisi saya tidal belajar
dan tidak ada kesiapan sama sekali, karena malam sampe pagi dini
harinya itu saya mengikuti perhitungan suara pemira di FT. hasilnya
saat saya mengerjakan soal-soal tersebut, saya benar-benar tidak
berdaya dan tidak berkutik saat itu. Karena sifatnya memang hitung-
hitungan saya tidak bisa istilahnya untuk mengarang jawaban. Namun
terlepas itu semua, memang saat perkuliahan saya dan banyak teman
saya yang tidak paham akan apa yang di ajarkan dosen tersebut.
Singkat cerita saat yudisium keluar saya mendapat BC di mata kuliah
tersebut dengan nilai UTS sebesar 50, sungguh menjadi bahan evaluasi
bagi saya.
II. Teori
Thorndike mengemukakan tiga macam hukum belajar, yaitu : a.
hukum kesiapan, b. hukum latihan dan c. hukum akibat
a. Hukum Kesiapan
Agar proses belajar mengajar mencapai hasil yang baik, maka
diperlukan adanya kesiapan individu dalam belajar. Ada tiga
keadaan yang menunjukan berlakunya hukum ini, yaitu :
1. Apabila individu memiliki kesiapan untuk bertindak atau
berprilaku, dan dapat melaksanakannya, maka dia akan
menalami kepuasan.
2. Apabila individu memiliki kesiapan untuk bertindak atau
berprilaku, tetapi tidak dapat melaksanakannya, maka dia akan
merasa kecewa.
3. Apabial individu tidak memiliki kesiapan untuk bertindak atau
berprilaku, dan dipaksa untuk melakukannya, maka akan
menimbulkan keadaan yang tidak memuaskan.
Apabila individu dapat melakukan sesuatu sesuai dengan
kesiapan dir, maka dia akan memperoleh kepuasan, maka akan
menimbulkan kekecewaan. Memaksa seseorang untuk
melakukan sesuatu yang tidak dikehendaki cenderung akan
menimbulkan kekecewaan bahkan frustasi. Sesuatu yang
menyenangkan adalah sesuatu yang tidak ditolak oleh
seseorang, dan keadaan yang tidak menyenangkan atau ditolak
itu merupakan sesuatu yang tidak dikehendaki oleh setiap
orang.
b. Hukum latihan
Hubungan atau koneksi antara stimulus dan repons akan
menjadi kuat apabila sering dilakukan latihan. Dengan kata lain
bahwa hubungan antar stimulus dan respon itu akan menjadi lebih
baik, kalau dilatih. Sebaliknya, apabila tidak ada latihan, maka
hubungan antara stimulus dan respons akan menjadi lemah. Makna
menjadi kuat atau menjadi lemah itu menunjukan terjadinya
probabilitas respon yang semakin tinggi apabila stimulus itu timbul
kembali. Oleh karena itu hukum latihan ini memerlukan tindakan
belajar sambil bekerja.
c. Hukum akibat
Apabila sesuatu memberikan hasil yang menyenangkan
atau memuaskan, maka hubungan antar stimulus dan respons akan
menjadi semakin kuat. Sebaliknya, apabila hasilnya tidak
menyenangkan, maka kekuatan hubungan antar stimulus dan
respons akan menjadi menurun. Dengan kata lain apabila stimulus
membawa hadiah, maka hubungan antar S-R akan menjadi kuat
demikian pula sebaliknya.
Disamping ketiga hukum tersebut, Thorndike
mengemukakan tiga hukum lain yang bersifat sekunder, yaitu : a.
multiple respone, yakni individu dalam menghadapi masalah akan
mencoba berbagai respons untuk mendapatkan respons yang tepat.
Melalui suatu tindakan yang bersifat trial and error , pada akhirnya
individu mendapatkan respons yang tepat, b. set atau atitude, yakni
kesiapan atau kecenderungan individu berperilaku tertentu. Dalam
hal ini seseorang yang sedang belajar perlu memperhatikan
kompleksitas lingkungan, karena dia akan memberikan respons
tertentu terhadap suatu stimulus atau lingkungan, c. assosiative
shifting, yakni setiap respon yang telah dimiliki seseorang dapat
dipindahkan sebagai responn terhadap stimulus yang baru.
III. Pembahasan
Berdasarkan teori diatas bahwasannya memang benar perlu
adanya ketiga hukum tersebut dalam melakukan segala halnya. Dalam
menghadapi UTS memang perlu adanya kesiapan, baik itu materi yang
kita pelajari maupun dari kondisi fisik kita. Dengan materi yang telah
kita persiapkan itu maka akan timbul rasa percaya diri dalam
menghadapi UTS. Kemudian yang kedua adalah hukum latihan, dengan
kita bisa latihan minimalnya ada suatu evaluasi yang bisa kita perbaiki
saat mengikuti segala sesuatu nya.
Seperti hanya telah dikatakan tadi bahwasannya ada hukum
sekunder dari 3 hukum tadi, yang menarik adalah adanya sifat trial and
error yang membawa individu mendapatkan suatu metode yang pas
dalam pembelajaran.
IV. Simpulan
Simpulan dari beberapa hal yang dibahas tadi adalah dalam
melakukan kegiatan belajar 3 hukum Thorndike sangatlah penting.