protap medis vk siap cetak
DESCRIPTION
SOPTRANSCRIPT
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PENANGANAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DALAM KEHAMILAN
No Dokumen 11001001IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Muntah yang berlebihan dalam kehamilan yang
menyebabkan terjadinya Ketonuria Penurunan berat badan gt 5
II TUJUAN Memberikan penanganan lebih dini pada pasien dengan hiperemesis
III KEBIJAKAN Pada pasien yang terlambat ditangani dapat menjadi fatal bila terjadi deplesi elektrolit dan ketoasidosis yang tidak dikoreksi dengan tepat dan cepat
IV Prosedur 1 Atasi dehidrasi dan ketosis Berikan infuse D 5 RLNaCl 1 1 1 Lanjutkan dengan infus yang mempunyai
komposisi kalori dan elektrolit yang memadai seperti KaEN Mg3
2 Balans cairan ketat hingga tidak jumpai lagi ketosis dan defisit elektrolit
3 Berikan obat anti muntah Metoclopramide HCL 5 mg
4 Berikan support psokologis5 Jika dijumpai keadaan patologis atasi6 Jika kehamilannya patologis ( misal Molla
Hidatidosa ) lakukan evaluasi Nutrisi per oral diberikan bertahap dan jenis yang diberikan sesuai apa yang dikehendaki pasien (prinsip utama adalah pasien masih dapat makan) dengan porsi seringan mungkin dan baru ditingkatkan bila pasien lebih segar dan enak
PENANGANAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DALAM KEHAMILAN
No Dokumen 11001001IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0017 Perhatikan pemasangan kateter infus untuk sering
diberikan salep heparin karena cairan infus yang diberikan relatif pekat
8 Infus dilepas bila kondisi pasien benar-benar telah segar dan dapat makan dengan porsi wajar (lebih baik lagi bila telah dibuktikan hasil laboratorium telah normal) dan obat peroral telah diberikan beberapa saat sebelum infus dilepas
9 Infus dilepas bila kondisi pasien benar ndash benar telah segar dan dapat makan porsi wajarhasil laboratorium telah normal dan obat peroral telah diberikan beberapa saat sebelum infus dilepas
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PENANGANAN ABORTUS
No Dokumen
11002002IK2009
No Revisi
Ke - 2
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
I Pengertian
Abortus adalah istilah yang diberikan untuk semua kehamilan yang berakhir sebelum periode viabilitas janin yaitu yang berakhir sebelum berat janin 500 gram Bila berat badan tidak diketahui maka perkiraan lama kehamilan kurang dari 20 minggu lengkap (139 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir normal yang dapat dipakai
II TujuanPenanganan abortus ditujukan untuk mengurangi resiko perdarahan
III Kebijakan
USG dapat menentukan denyut jantung janin (gt 5mm) dan membantu menentukan kelainan organik (anensefalus NT gt3mm) dan kemungkinan nir-mudigah bligted ovum
IV Prosedur
1 Pada keadaan imnens tirah baring tidak memberikan hasil lebih baik (IA) namun dianjurkan untuk membatasi aktivitas Upayakan untuk meminimalkan kemungkinan rangsangan prostaglandin Tidak dianjurkan terapi dengan hormon Estrogen dan Progesteron Dapat diindikasikan sirklase serviks pada trimester kedua untuk pasien dengan inkompentesi serviks Perdarahan subkhorionik dengan janin normal
sebagian besar akan berakhir dengan kehamilan normal Sebaliknya pada nir-mudigah dianjurkan untuk evakuasi dengan obat
PENANGANAN ABORTUS
No Dokumen
11002002IK2009
No Revisi
Ke - 2
Halaman
23
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 misoprostol atau aspirasi2 Pada keadaan insipiens umumnya harus dirawat
Karena tidak ada kemungkinan kelangsungan hidup bagi janin maka dapat diberikan misoprostol untuk mengeluarkan konsepsi analgetik mungkin diberikan Demikian juga setelah janin lahir kuretase mungkin diperlukan
3 Pada keadaan inkopletus apabila bagian hasil konsepsi telah keluar atau perdarahan menjadi berlebih maka evakuasi hasil konseps segera diindikasikan untuk meminimalkan perdarahan dan risilo inveksi pelvis Sebaiknya evakuasi dilakuakan dengan aspirasi vakumkarena tidak memerlukan anestesi
4 Missed abortion sebaiknya dirawat di rumah sakit karena memerlukan kuretase dan ada kemungkinan perdarahan banyak serta risiko tranfusi
5 Prinsip penanganan terapi abortus septik Infeksi harus dikendalikan dengan antibiotik
Cefalosporin generasi II seperti Cefoperazone Volume intravaskuler efektif harus
dipertahankan untuk memberikan perfusi jaringan yang adekuat
6 Hasil konsepsi dalam uterus harus dievakuasi bila perlu dilakukan laparotomi eksplorasi sampai pengangkatan rahim
PENANGANAN ABORTUS
No Dokumen
11002002IK2009
No Revisi
Ke - 2
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
V Unit TerkaitBidang Pelayanan Medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
KEHAMILAN EKTOPIK
No Dokumen
11003003IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan gestasi
diluar kavum uteriKehamilan ektopik merupakan istilah yang lebih luas daripada kehamilan ekstra uterikarena istilah ini juga mencakup kehamilan diluar pars interstisialis tubakehamilan di kornu dan kehamilan di serviks
II TUJUAN Pada wanita dalam masa reproduksi dengan gangguan atau keterlambatan haid yang disertai nyeri perut bagian bawahperlu dipikirkan kehamilan ektopik terganggu
III KEBIJAKAN Pada kehamilan ektopik belum terganggubila kantong gestasi tak lebih dari 3 cmdapat dipertimbangkan tetapi dengan MTX 50 mgminggu yang dapat diulang 1 minggu kemudian bila janin masih hidupPasien dapat berobat jalan setelah mendapat informasi bahwa keberhasilan terapi medikamentosa hanya 85 Bila ternyata tak terjadi rupture maka pasien dapat diminta control tiap minggu untuk USG dan pemeriksaan HCGBila terjadi tanda nyeri abdomen akut pasien harus segera di laparotomi
IV Prosedur DIAGNOSIS 1 Anamnesis Nyeri abdomenperdarahan
pervaginamterlambat haid2 Pemeriksaan fisik Umumabdomenpelvis3 Kehamilan ektopik belum terganggu dapat
ditentukan dengan USG akan tampak kantong gestasi bahkan janinnya
KEHAMILAN EKTOPIK
No Dokumen
11003003IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Tes tambahan tes HCG USG
kuldosentesis kuretase endometrium laparoskopi kolpotomikolposkopi
MANAJEMEN Prinsip ndash prinsip umum penatalaksanaan
1 Rawat inap segera2 Operasi segera setelah diagnosis dibuat3 Penggantian darah sebagai indikasi untuk
hipovolemikanemia
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
MOLA HIDATIDOSA DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
No Dokumen
11004004IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
15
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Penyakit trofoblas gestasional adalah proliferasi sel
trofoblas yang bersal dari kehamilanII TUJUAN Penyakit ini banyak diderita oleh wanita usia
reproduksi sehatsehingga tujuan penatalaksanaan penyakit trofoblas gestasional adalah mempertahankan dan meningkatkan kesehatan reproduksi pasca penyakit trofoblas gestasional
III KEBIJAKAN Klasifikasi klinil 1 Mola hodatidosa2 Penyakit trofoblas ganas
Klasifikasi histologik 1 Mola hidatidosa2 Mola destruent3 Koriokarsinoma4 Placental Site Trophoblastic Disease
IV Prosedur MOLAHIDATIDOSAPemeriksaan Klinik
1 Terlambat haid disertai gejala ndash gejala kehamilan normalkadang ndash kadang gejala kehamilan tersebut berlebihan
2 Uterus membesarumumnya uterus membesar lebih besar dari usia kehamilan
3 Uterus lunakkehamilan ini disertai dengan janin atau selaput janin(molahidatidosa komplit) tetapi dapat juga disertai dengandengan adanya janin atau kantong janin(molahidatidosa partial)
MOLA HIDATIDOSA DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
No Dokumen
11004004IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
25
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Tidak dijumpai gerakan janintidak dijumpai
denyut jantung janin5 Pada sonde uterus tidak didapatkan tahanan
kantong janinPemeriksaan tambahan
1 Ultrasonografi (USG )tidak dijumpai janinterlihat gambaran khas dari molahidatidosa
2 Sering dijumpai kista lutein dari ovarium3 Kadar HCG yang sangat tinggi(ribuan
inyernational unitI )Penyakit Trofoblas GanasDiagnosis Klinik ( WHO )
1 Kadar beta HCG yang menetap pada 2 kali pemeriksaan berturut ndash turut dengan interval dua minggu
2 Kadar beta HCG yang meningkat 3 Kadar beta HCG diatas normal pada 14
minggu setelah tindakan evakuasi4 Pembesaran uterus pasca evakuasi yang
disertai dengan kadar beta HCG diatas normal5 Terdapat lesi metastasis6 Histologik didapatkan mola invasive atau
koriokarsinomaDiagnosis Histologik Diagnosis histologik pada penyakit trofoblas gestasional umumnya dapat dilakukan pada molahidatidosasedang diagnosis mola destruent
MOLA HIDATIDOSA DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
No Dokumen
11004004IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
35
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001atau mola invasiv dan koriokarsinoma sangat jarang dilakukan dengan biopsidiagnosis umumnya karena spesimen pembedahan histerktomi atau eksisi lesi metastasisMANAJEMENMolahidatidosa1 Evakuasitindakan evakuasi jaringan mola
harus dilakukan dengan bersihkarena residu sel trofoblas sering tetap tumbuh dan berkembangNilai tindakan kuret diyakini tidak bersih maka tindakan kuret ulangan dapat dilakukan satu sampai dua minggu setelah kuret pertamaTindakan evaluasi dapat dilakukan dengan kuret hisap atau kuret tajam dan tumpul atau kombinasi keduanyaUntuk mengurangi terjadinya perdarahanpada saat tindakan evakuasi sebaiknya diberikan infus berisi oksitosindarah dapat diberikan dengan indikasi
2 Pasca tindakan evakuasiharus dilakukan pengamatan kadar beta HCG secara periodikpengamatan ini untuk mendiagnosis terjadinya penyakit trofoblas ganas secara dini
Penyakit Trofoblas Ganas (PTG)Protokol pengobatan sitostatika berdasarkan
1 klasifikasi yang dianutKlasifikasi yang mudah antara lain klasifikasi Hammondklasifikasi FIGO(stadium FIGO)
MOLA HIDATIDOSA DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
No Dokumen
11004004IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
45
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 PTG non-metastasis PTG bermetastasis PTG bermetastasis risiko rendah PTG bermetastasis risiko tinggi
2 Metastasis risiko rendahInterval kurang dari 4 bulanmetastasis bukan ke otak atau ke hatikadar hCG urin lt 100000 mlUml serumkehamilan sebelumnya bukan kehamilan atermbelum mendapat terapi kemoterapi sebelumnya
3 Metastasis risiko tinggiMetastasis otak atau hatikriteria lain diluar kriteria risiko rendahKlasifikasi FIGO
Stadium - Penyakit terbatas pada uterus- Penyakit menyebar diluar uterus tetapi
terbatas pada organ genitalia interna metastasis keparu dengan atau tanpa adanyapenyakit pada genitalia interna
- Metastasis jauh selain dari paruSub stadium
- tidak ada faktor risiko- ada satu faktor risiko- ada dua faktor risiko
faktor risiko- hCG gt 100000 IU I- interval gt 6 bulan
MOLA HIDATIDOSA DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
No Dokumen
11004004IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
55
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001Pengobatan
Klasifikasi Kemoterapi tunggal
Kemoterapi kombinasi (2 jenis)
Kemoterapi kombinasi (3 jenis)
HAMMONDNonmetsatasisMetastasis risiko rendahMetastasis risiko tinggi
MTX VP16 ActD
MTX+ActDMTX+VP16
MAC EMACO
FIGOStadium IStadium IIStadium IIIStadium IV
MTX VP16 ActD
MTX+ActDMTX+VP16
MTX+ActDMTX+VP16
MAC EMACO
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11005005IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan
75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl
II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin
III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Kadar gula darah
- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C
2 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin3 Fungsi kardiofaskular4 Toleransi feto maternal
IV Prosedur 1 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin
2 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai
- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- KetosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11005005IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
BEKAS SEKSIO SESARIA
No Dokumen
11006006IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Persalinan atau kelainan pada pasien dengan riwayat
kelahiran bayi melaui insisi perut (laparatomi) dan insisi uterus (histerektomi) Luka sayat diperut dapat tranversal(Pfannensial) maupun vertical (mediana) sedangkan diuterus dapat tranversal( SC transperitonealis profunda) maupun insisi vertical (SC klasiccorporal)
II TUJUAN 1 Keberhasilan partus percobaan per vaginam adalah 70-80 dan risiko rupture adalah 1
2 Indikasi absolut( bentuk dan besar tulang panggul besar janin)
3 Prinsip imbang fetalo pelvik(tiap persalinan normal)
4 Rumah sakit harus mampu melakukan seksio darurat dalam 30 menit setelah diduga ruptur
III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Anamnesa2 Parut Luka Di Perut
IV Prosedur 1 Anamnesa-evaluasi catatan medis2 Waktu tempat pelaksana jenis secsio yang
lalu3 Indikasi secsio yang lalu4 Penyembuhan luka yang lalu
a Pemeriksaan penunjang5 Penyembuhan luka yang lalu metode morgan
thoumau (gabungan spiralhelik ct scan panggul dan ultrasonografi perbandingan besar volume
BEKAS SEKSIO SESARIA
No Dokumen
11006006IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001lingkar kepala lingkar bahu lingkar perut janin
6 Partus pervaginam jikaa Imbang feto pelvik baikb Perjalanan persalinan normal
7 Secsio primer jikaa Plasenta previab Vasa previac Cpdfpdd Panggul patologike Presentasi abnormalf Kelainan letakg Posterm dengan score pelvik rendahh 2 kali secsioi Penyembuhan luka operasi yang burukj Operasi yang lalu kolporalklasik
8 Perawatan rumah sakita Hanya dilakukan apabila akan dilakukan
secsio primer atau jika transportasi sulit tingkat pendidikan pasien rendah
b Perawatan pasca secsio kurang lebih 3-5 hari
9 Penyulita Ruptura uteri histerorapi-histerektomib Kematian janin kematian ibuc Plasenta akreta perkrata inkreta
histerektomid Endometritis infeksi subkutise Perdarahan
BEKAS SEKSIO SESARIA
No Dokumen
11006006IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 00110Konseling
Untuk mendapat informed consent pasien harus mendapat penjelasan untung rugi percobaan parute pervaginam
11Masa pengembuhan luka 100 hari12Medikasi mentosa
a Antibiotik cefalosporin generasi iii seperti cefoperazone
b Anelgetikc Uterotonik
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11007007IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan
75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl
II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin
III KEBIJAKAN DIAGNOSA5 Kadar gula darah
- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C
6 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin7 Fungsi kardiofaskular8 Toleransi feto maternal
IV Prosedur 3 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin
4 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai
- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- ketosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11007007IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
V Unit terkaitBidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
GRANDDE MULTIPARITAS
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan persalinan dan atau kelahiran pada
perempuan yang pernah melahirkan lebih dari 4 kali dengan berat bayi gt 500 gram
II TUJUAN 1 Kehamilan bersifat diabetogenik pada grandemultiparitas akan semakin manifes
2 Infolusi berulang memungkinkan untuk terjadinya defek minor-medium yang berakibat pada berkurangnya serabut endometrium senhingga persalinan pada grande multiparitas akan cenderung untuk mengalami hipotonia demikian pula pada pasca bersalin
3 Akibat kurangnya serabut endometrium maka pada grande multiparsitas elastisitas akan berkurang sehingga memudahkan untuk terjadinya ruptura uteri
III KEBIJAKAN 1 Anamnesa2 Pemeriksaan fisik parutperineum dan bekas
laparatomi
IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal terapijika dijumpai kelainan
2 Waspada untuk Diabetes mellitus gestasional3 Waspada untuk makrosomi4 Tidak melakukan
GRANDDE MULTIPARITAS
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11009009IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
11
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg sejak
sebelum kehamilanII TUJUAN 1 Mencari kelainan yang mendasari hipertensi
2 Memberi penanganan yang tepat sehingga tidak menjadi lebih berat
III KEBIJAKAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waaspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal kecuali pemberian obat antihipertensi seperti calsium chanel blocker
2 Monitor protein uria3 Persalinan dengan kelahiran sesuai indikasi
obstetric kecuali terjadi krisis hipertensi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PRE EKLAMPSIA RINGAN
No Dokumen
11010010IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
11
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg atau peningkatan diastolic gt_ dengan protein urine kurang dari 3 gr24 jam
II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotelIV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan
kehamilan normal2 Banyak istirahat tirah baring3 Monitor protein uria4 Persalinan dan kelahiran diupayakan pada
37 minggu penuh
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PRE EKLAMPSIA BERAT
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Pada kehamila lebih dari 22 minggu dijumpai
1 Tekanan darah diastolk gt_ 160 mmhg diastolic gt- 110 mmhg
2 Proteinurin lebih dari 5 mg24 jam3 Gangguan cerebral atau visual4 Edema pulmenum5 Nyeri epigastrik atau kwadaran atas kanan6 Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas7 Trombositopeni8 Pertumbuhan janin terhambat9 Peningkatan serum creatinin
II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotel berat sehingga terjadi fasus fasme berat sehingga dapat terjadi kelainan atau kerusakan multi organ
IV Prosedur 1 Rawat rumah sakit2 Periksa lboratorium sesuai kemampuan rumah
sakit3 Berikan MgSO44 Berikan obat anti hipertensi nifedipin obat
terpilih5 Terminasi kehamilan adalah terapi defintif
fariasi usia gestasi pada saat pengakhiran kehamilan tergantung dari kemampuan
masing-masing rumah sakit
PRE EKLAMPSIA BERAT
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum
timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta
II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)
III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan
2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan
IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio
faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir
2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban
3 Pemanatuan dengan partografManajemen
Mekanik (tujuan utama pematangan serviks
dan mengharapkan langsung diikuti)
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada
bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang
normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik
Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau
umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed
2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa
III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia
ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta
3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya
Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan
perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam
maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik
Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal
IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan
2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi
Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN
BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan
dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin
II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan
uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain
3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen
bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK
III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD
2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus
3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath
no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi
- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus
- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya
- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio
cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti
5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau
melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah
II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin
2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut
3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang
III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah
2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk
IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan
hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan
dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau
kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai
sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm
2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi
III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan
IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )
2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria
3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong
4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi
kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak
penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya
2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia
3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat
III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis
2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari
menunjukan penurunan risiko PVL
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin
gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau
4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut
IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah
a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg
b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat
diberikan dexametasone
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari
periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20
II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu
III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia
2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)
3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu
IV Prosedur 1 Pemantauan fetus
2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam
dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric
II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )
III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin
2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda
IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar
denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap
- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi
dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang
terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan
2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan
II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah
- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta
- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )
III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan
pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24
jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG
2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab
IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh
gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium
II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai
III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea
2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum
3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis
IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X
5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka
perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi
2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya
3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi
4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi
5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi
Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta
estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA
atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus
3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus
4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus
5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
14
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi
sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan
hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD
Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic
DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik
II TUJUAN
III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2
lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau
lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
24
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi
AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui
Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya
Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi
oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
34
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari
Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan
Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula
darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PENANGANAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DALAM KEHAMILAN
No Dokumen 11001001IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0017 Perhatikan pemasangan kateter infus untuk sering
diberikan salep heparin karena cairan infus yang diberikan relatif pekat
8 Infus dilepas bila kondisi pasien benar-benar telah segar dan dapat makan dengan porsi wajar (lebih baik lagi bila telah dibuktikan hasil laboratorium telah normal) dan obat peroral telah diberikan beberapa saat sebelum infus dilepas
9 Infus dilepas bila kondisi pasien benar ndash benar telah segar dan dapat makan porsi wajarhasil laboratorium telah normal dan obat peroral telah diberikan beberapa saat sebelum infus dilepas
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PENANGANAN ABORTUS
No Dokumen
11002002IK2009
No Revisi
Ke - 2
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
I Pengertian
Abortus adalah istilah yang diberikan untuk semua kehamilan yang berakhir sebelum periode viabilitas janin yaitu yang berakhir sebelum berat janin 500 gram Bila berat badan tidak diketahui maka perkiraan lama kehamilan kurang dari 20 minggu lengkap (139 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir normal yang dapat dipakai
II TujuanPenanganan abortus ditujukan untuk mengurangi resiko perdarahan
III Kebijakan
USG dapat menentukan denyut jantung janin (gt 5mm) dan membantu menentukan kelainan organik (anensefalus NT gt3mm) dan kemungkinan nir-mudigah bligted ovum
IV Prosedur
1 Pada keadaan imnens tirah baring tidak memberikan hasil lebih baik (IA) namun dianjurkan untuk membatasi aktivitas Upayakan untuk meminimalkan kemungkinan rangsangan prostaglandin Tidak dianjurkan terapi dengan hormon Estrogen dan Progesteron Dapat diindikasikan sirklase serviks pada trimester kedua untuk pasien dengan inkompentesi serviks Perdarahan subkhorionik dengan janin normal
sebagian besar akan berakhir dengan kehamilan normal Sebaliknya pada nir-mudigah dianjurkan untuk evakuasi dengan obat
PENANGANAN ABORTUS
No Dokumen
11002002IK2009
No Revisi
Ke - 2
Halaman
23
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 misoprostol atau aspirasi2 Pada keadaan insipiens umumnya harus dirawat
Karena tidak ada kemungkinan kelangsungan hidup bagi janin maka dapat diberikan misoprostol untuk mengeluarkan konsepsi analgetik mungkin diberikan Demikian juga setelah janin lahir kuretase mungkin diperlukan
3 Pada keadaan inkopletus apabila bagian hasil konsepsi telah keluar atau perdarahan menjadi berlebih maka evakuasi hasil konseps segera diindikasikan untuk meminimalkan perdarahan dan risilo inveksi pelvis Sebaiknya evakuasi dilakuakan dengan aspirasi vakumkarena tidak memerlukan anestesi
4 Missed abortion sebaiknya dirawat di rumah sakit karena memerlukan kuretase dan ada kemungkinan perdarahan banyak serta risiko tranfusi
5 Prinsip penanganan terapi abortus septik Infeksi harus dikendalikan dengan antibiotik
Cefalosporin generasi II seperti Cefoperazone Volume intravaskuler efektif harus
dipertahankan untuk memberikan perfusi jaringan yang adekuat
6 Hasil konsepsi dalam uterus harus dievakuasi bila perlu dilakukan laparotomi eksplorasi sampai pengangkatan rahim
PENANGANAN ABORTUS
No Dokumen
11002002IK2009
No Revisi
Ke - 2
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
V Unit TerkaitBidang Pelayanan Medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
KEHAMILAN EKTOPIK
No Dokumen
11003003IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan gestasi
diluar kavum uteriKehamilan ektopik merupakan istilah yang lebih luas daripada kehamilan ekstra uterikarena istilah ini juga mencakup kehamilan diluar pars interstisialis tubakehamilan di kornu dan kehamilan di serviks
II TUJUAN Pada wanita dalam masa reproduksi dengan gangguan atau keterlambatan haid yang disertai nyeri perut bagian bawahperlu dipikirkan kehamilan ektopik terganggu
III KEBIJAKAN Pada kehamilan ektopik belum terganggubila kantong gestasi tak lebih dari 3 cmdapat dipertimbangkan tetapi dengan MTX 50 mgminggu yang dapat diulang 1 minggu kemudian bila janin masih hidupPasien dapat berobat jalan setelah mendapat informasi bahwa keberhasilan terapi medikamentosa hanya 85 Bila ternyata tak terjadi rupture maka pasien dapat diminta control tiap minggu untuk USG dan pemeriksaan HCGBila terjadi tanda nyeri abdomen akut pasien harus segera di laparotomi
IV Prosedur DIAGNOSIS 1 Anamnesis Nyeri abdomenperdarahan
pervaginamterlambat haid2 Pemeriksaan fisik Umumabdomenpelvis3 Kehamilan ektopik belum terganggu dapat
ditentukan dengan USG akan tampak kantong gestasi bahkan janinnya
KEHAMILAN EKTOPIK
No Dokumen
11003003IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Tes tambahan tes HCG USG
kuldosentesis kuretase endometrium laparoskopi kolpotomikolposkopi
MANAJEMEN Prinsip ndash prinsip umum penatalaksanaan
1 Rawat inap segera2 Operasi segera setelah diagnosis dibuat3 Penggantian darah sebagai indikasi untuk
hipovolemikanemia
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
MOLA HIDATIDOSA DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
No Dokumen
11004004IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
15
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Penyakit trofoblas gestasional adalah proliferasi sel
trofoblas yang bersal dari kehamilanII TUJUAN Penyakit ini banyak diderita oleh wanita usia
reproduksi sehatsehingga tujuan penatalaksanaan penyakit trofoblas gestasional adalah mempertahankan dan meningkatkan kesehatan reproduksi pasca penyakit trofoblas gestasional
III KEBIJAKAN Klasifikasi klinil 1 Mola hodatidosa2 Penyakit trofoblas ganas
Klasifikasi histologik 1 Mola hidatidosa2 Mola destruent3 Koriokarsinoma4 Placental Site Trophoblastic Disease
IV Prosedur MOLAHIDATIDOSAPemeriksaan Klinik
1 Terlambat haid disertai gejala ndash gejala kehamilan normalkadang ndash kadang gejala kehamilan tersebut berlebihan
2 Uterus membesarumumnya uterus membesar lebih besar dari usia kehamilan
3 Uterus lunakkehamilan ini disertai dengan janin atau selaput janin(molahidatidosa komplit) tetapi dapat juga disertai dengandengan adanya janin atau kantong janin(molahidatidosa partial)
MOLA HIDATIDOSA DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
No Dokumen
11004004IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
25
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Tidak dijumpai gerakan janintidak dijumpai
denyut jantung janin5 Pada sonde uterus tidak didapatkan tahanan
kantong janinPemeriksaan tambahan
1 Ultrasonografi (USG )tidak dijumpai janinterlihat gambaran khas dari molahidatidosa
2 Sering dijumpai kista lutein dari ovarium3 Kadar HCG yang sangat tinggi(ribuan
inyernational unitI )Penyakit Trofoblas GanasDiagnosis Klinik ( WHO )
1 Kadar beta HCG yang menetap pada 2 kali pemeriksaan berturut ndash turut dengan interval dua minggu
2 Kadar beta HCG yang meningkat 3 Kadar beta HCG diatas normal pada 14
minggu setelah tindakan evakuasi4 Pembesaran uterus pasca evakuasi yang
disertai dengan kadar beta HCG diatas normal5 Terdapat lesi metastasis6 Histologik didapatkan mola invasive atau
koriokarsinomaDiagnosis Histologik Diagnosis histologik pada penyakit trofoblas gestasional umumnya dapat dilakukan pada molahidatidosasedang diagnosis mola destruent
MOLA HIDATIDOSA DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
No Dokumen
11004004IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
35
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001atau mola invasiv dan koriokarsinoma sangat jarang dilakukan dengan biopsidiagnosis umumnya karena spesimen pembedahan histerktomi atau eksisi lesi metastasisMANAJEMENMolahidatidosa1 Evakuasitindakan evakuasi jaringan mola
harus dilakukan dengan bersihkarena residu sel trofoblas sering tetap tumbuh dan berkembangNilai tindakan kuret diyakini tidak bersih maka tindakan kuret ulangan dapat dilakukan satu sampai dua minggu setelah kuret pertamaTindakan evaluasi dapat dilakukan dengan kuret hisap atau kuret tajam dan tumpul atau kombinasi keduanyaUntuk mengurangi terjadinya perdarahanpada saat tindakan evakuasi sebaiknya diberikan infus berisi oksitosindarah dapat diberikan dengan indikasi
2 Pasca tindakan evakuasiharus dilakukan pengamatan kadar beta HCG secara periodikpengamatan ini untuk mendiagnosis terjadinya penyakit trofoblas ganas secara dini
Penyakit Trofoblas Ganas (PTG)Protokol pengobatan sitostatika berdasarkan
1 klasifikasi yang dianutKlasifikasi yang mudah antara lain klasifikasi Hammondklasifikasi FIGO(stadium FIGO)
MOLA HIDATIDOSA DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
No Dokumen
11004004IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
45
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 PTG non-metastasis PTG bermetastasis PTG bermetastasis risiko rendah PTG bermetastasis risiko tinggi
2 Metastasis risiko rendahInterval kurang dari 4 bulanmetastasis bukan ke otak atau ke hatikadar hCG urin lt 100000 mlUml serumkehamilan sebelumnya bukan kehamilan atermbelum mendapat terapi kemoterapi sebelumnya
3 Metastasis risiko tinggiMetastasis otak atau hatikriteria lain diluar kriteria risiko rendahKlasifikasi FIGO
Stadium - Penyakit terbatas pada uterus- Penyakit menyebar diluar uterus tetapi
terbatas pada organ genitalia interna metastasis keparu dengan atau tanpa adanyapenyakit pada genitalia interna
- Metastasis jauh selain dari paruSub stadium
- tidak ada faktor risiko- ada satu faktor risiko- ada dua faktor risiko
faktor risiko- hCG gt 100000 IU I- interval gt 6 bulan
MOLA HIDATIDOSA DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
No Dokumen
11004004IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
55
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001Pengobatan
Klasifikasi Kemoterapi tunggal
Kemoterapi kombinasi (2 jenis)
Kemoterapi kombinasi (3 jenis)
HAMMONDNonmetsatasisMetastasis risiko rendahMetastasis risiko tinggi
MTX VP16 ActD
MTX+ActDMTX+VP16
MAC EMACO
FIGOStadium IStadium IIStadium IIIStadium IV
MTX VP16 ActD
MTX+ActDMTX+VP16
MTX+ActDMTX+VP16
MAC EMACO
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11005005IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan
75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl
II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin
III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Kadar gula darah
- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C
2 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin3 Fungsi kardiofaskular4 Toleransi feto maternal
IV Prosedur 1 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin
2 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai
- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- KetosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11005005IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
BEKAS SEKSIO SESARIA
No Dokumen
11006006IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Persalinan atau kelainan pada pasien dengan riwayat
kelahiran bayi melaui insisi perut (laparatomi) dan insisi uterus (histerektomi) Luka sayat diperut dapat tranversal(Pfannensial) maupun vertical (mediana) sedangkan diuterus dapat tranversal( SC transperitonealis profunda) maupun insisi vertical (SC klasiccorporal)
II TUJUAN 1 Keberhasilan partus percobaan per vaginam adalah 70-80 dan risiko rupture adalah 1
2 Indikasi absolut( bentuk dan besar tulang panggul besar janin)
3 Prinsip imbang fetalo pelvik(tiap persalinan normal)
4 Rumah sakit harus mampu melakukan seksio darurat dalam 30 menit setelah diduga ruptur
III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Anamnesa2 Parut Luka Di Perut
IV Prosedur 1 Anamnesa-evaluasi catatan medis2 Waktu tempat pelaksana jenis secsio yang
lalu3 Indikasi secsio yang lalu4 Penyembuhan luka yang lalu
a Pemeriksaan penunjang5 Penyembuhan luka yang lalu metode morgan
thoumau (gabungan spiralhelik ct scan panggul dan ultrasonografi perbandingan besar volume
BEKAS SEKSIO SESARIA
No Dokumen
11006006IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001lingkar kepala lingkar bahu lingkar perut janin
6 Partus pervaginam jikaa Imbang feto pelvik baikb Perjalanan persalinan normal
7 Secsio primer jikaa Plasenta previab Vasa previac Cpdfpdd Panggul patologike Presentasi abnormalf Kelainan letakg Posterm dengan score pelvik rendahh 2 kali secsioi Penyembuhan luka operasi yang burukj Operasi yang lalu kolporalklasik
8 Perawatan rumah sakita Hanya dilakukan apabila akan dilakukan
secsio primer atau jika transportasi sulit tingkat pendidikan pasien rendah
b Perawatan pasca secsio kurang lebih 3-5 hari
9 Penyulita Ruptura uteri histerorapi-histerektomib Kematian janin kematian ibuc Plasenta akreta perkrata inkreta
histerektomid Endometritis infeksi subkutise Perdarahan
BEKAS SEKSIO SESARIA
No Dokumen
11006006IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 00110Konseling
Untuk mendapat informed consent pasien harus mendapat penjelasan untung rugi percobaan parute pervaginam
11Masa pengembuhan luka 100 hari12Medikasi mentosa
a Antibiotik cefalosporin generasi iii seperti cefoperazone
b Anelgetikc Uterotonik
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11007007IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan
75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl
II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin
III KEBIJAKAN DIAGNOSA5 Kadar gula darah
- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C
6 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin7 Fungsi kardiofaskular8 Toleransi feto maternal
IV Prosedur 3 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin
4 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai
- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- ketosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11007007IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
V Unit terkaitBidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
GRANDDE MULTIPARITAS
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan persalinan dan atau kelahiran pada
perempuan yang pernah melahirkan lebih dari 4 kali dengan berat bayi gt 500 gram
II TUJUAN 1 Kehamilan bersifat diabetogenik pada grandemultiparitas akan semakin manifes
2 Infolusi berulang memungkinkan untuk terjadinya defek minor-medium yang berakibat pada berkurangnya serabut endometrium senhingga persalinan pada grande multiparitas akan cenderung untuk mengalami hipotonia demikian pula pada pasca bersalin
3 Akibat kurangnya serabut endometrium maka pada grande multiparsitas elastisitas akan berkurang sehingga memudahkan untuk terjadinya ruptura uteri
III KEBIJAKAN 1 Anamnesa2 Pemeriksaan fisik parutperineum dan bekas
laparatomi
IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal terapijika dijumpai kelainan
2 Waspada untuk Diabetes mellitus gestasional3 Waspada untuk makrosomi4 Tidak melakukan
GRANDDE MULTIPARITAS
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11009009IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
11
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg sejak
sebelum kehamilanII TUJUAN 1 Mencari kelainan yang mendasari hipertensi
2 Memberi penanganan yang tepat sehingga tidak menjadi lebih berat
III KEBIJAKAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waaspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal kecuali pemberian obat antihipertensi seperti calsium chanel blocker
2 Monitor protein uria3 Persalinan dengan kelahiran sesuai indikasi
obstetric kecuali terjadi krisis hipertensi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PRE EKLAMPSIA RINGAN
No Dokumen
11010010IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
11
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg atau peningkatan diastolic gt_ dengan protein urine kurang dari 3 gr24 jam
II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotelIV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan
kehamilan normal2 Banyak istirahat tirah baring3 Monitor protein uria4 Persalinan dan kelahiran diupayakan pada
37 minggu penuh
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PRE EKLAMPSIA BERAT
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Pada kehamila lebih dari 22 minggu dijumpai
1 Tekanan darah diastolk gt_ 160 mmhg diastolic gt- 110 mmhg
2 Proteinurin lebih dari 5 mg24 jam3 Gangguan cerebral atau visual4 Edema pulmenum5 Nyeri epigastrik atau kwadaran atas kanan6 Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas7 Trombositopeni8 Pertumbuhan janin terhambat9 Peningkatan serum creatinin
II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotel berat sehingga terjadi fasus fasme berat sehingga dapat terjadi kelainan atau kerusakan multi organ
IV Prosedur 1 Rawat rumah sakit2 Periksa lboratorium sesuai kemampuan rumah
sakit3 Berikan MgSO44 Berikan obat anti hipertensi nifedipin obat
terpilih5 Terminasi kehamilan adalah terapi defintif
fariasi usia gestasi pada saat pengakhiran kehamilan tergantung dari kemampuan
masing-masing rumah sakit
PRE EKLAMPSIA BERAT
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum
timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta
II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)
III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan
2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan
IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio
faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir
2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban
3 Pemanatuan dengan partografManajemen
Mekanik (tujuan utama pematangan serviks
dan mengharapkan langsung diikuti)
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada
bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang
normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik
Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau
umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed
2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa
III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia
ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta
3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya
Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan
perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam
maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik
Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal
IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan
2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi
Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN
BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan
dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin
II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan
uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain
3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen
bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK
III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD
2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus
3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath
no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi
- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus
- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya
- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio
cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti
5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau
melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah
II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin
2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut
3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang
III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah
2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk
IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan
hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan
dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau
kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai
sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm
2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi
III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan
IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )
2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria
3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong
4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi
kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak
penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya
2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia
3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat
III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis
2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari
menunjukan penurunan risiko PVL
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin
gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau
4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut
IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah
a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg
b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat
diberikan dexametasone
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari
periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20
II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu
III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia
2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)
3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu
IV Prosedur 1 Pemantauan fetus
2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam
dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric
II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )
III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin
2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda
IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar
denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap
- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi
dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang
terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan
2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan
II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah
- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta
- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )
III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan
pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24
jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG
2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab
IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh
gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium
II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai
III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea
2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum
3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis
IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X
5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka
perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi
2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya
3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi
4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi
5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi
Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta
estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA
atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus
3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus
4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus
5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
14
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi
sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan
hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD
Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic
DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik
II TUJUAN
III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2
lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau
lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
24
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi
AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui
Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya
Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi
oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
34
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari
Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan
Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula
darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PENANGANAN ABORTUS
No Dokumen
11002002IK2009
No Revisi
Ke - 2
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
I Pengertian
Abortus adalah istilah yang diberikan untuk semua kehamilan yang berakhir sebelum periode viabilitas janin yaitu yang berakhir sebelum berat janin 500 gram Bila berat badan tidak diketahui maka perkiraan lama kehamilan kurang dari 20 minggu lengkap (139 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir normal yang dapat dipakai
II TujuanPenanganan abortus ditujukan untuk mengurangi resiko perdarahan
III Kebijakan
USG dapat menentukan denyut jantung janin (gt 5mm) dan membantu menentukan kelainan organik (anensefalus NT gt3mm) dan kemungkinan nir-mudigah bligted ovum
IV Prosedur
1 Pada keadaan imnens tirah baring tidak memberikan hasil lebih baik (IA) namun dianjurkan untuk membatasi aktivitas Upayakan untuk meminimalkan kemungkinan rangsangan prostaglandin Tidak dianjurkan terapi dengan hormon Estrogen dan Progesteron Dapat diindikasikan sirklase serviks pada trimester kedua untuk pasien dengan inkompentesi serviks Perdarahan subkhorionik dengan janin normal
sebagian besar akan berakhir dengan kehamilan normal Sebaliknya pada nir-mudigah dianjurkan untuk evakuasi dengan obat
PENANGANAN ABORTUS
No Dokumen
11002002IK2009
No Revisi
Ke - 2
Halaman
23
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 misoprostol atau aspirasi2 Pada keadaan insipiens umumnya harus dirawat
Karena tidak ada kemungkinan kelangsungan hidup bagi janin maka dapat diberikan misoprostol untuk mengeluarkan konsepsi analgetik mungkin diberikan Demikian juga setelah janin lahir kuretase mungkin diperlukan
3 Pada keadaan inkopletus apabila bagian hasil konsepsi telah keluar atau perdarahan menjadi berlebih maka evakuasi hasil konseps segera diindikasikan untuk meminimalkan perdarahan dan risilo inveksi pelvis Sebaiknya evakuasi dilakuakan dengan aspirasi vakumkarena tidak memerlukan anestesi
4 Missed abortion sebaiknya dirawat di rumah sakit karena memerlukan kuretase dan ada kemungkinan perdarahan banyak serta risiko tranfusi
5 Prinsip penanganan terapi abortus septik Infeksi harus dikendalikan dengan antibiotik
Cefalosporin generasi II seperti Cefoperazone Volume intravaskuler efektif harus
dipertahankan untuk memberikan perfusi jaringan yang adekuat
6 Hasil konsepsi dalam uterus harus dievakuasi bila perlu dilakukan laparotomi eksplorasi sampai pengangkatan rahim
PENANGANAN ABORTUS
No Dokumen
11002002IK2009
No Revisi
Ke - 2
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
V Unit TerkaitBidang Pelayanan Medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
KEHAMILAN EKTOPIK
No Dokumen
11003003IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan gestasi
diluar kavum uteriKehamilan ektopik merupakan istilah yang lebih luas daripada kehamilan ekstra uterikarena istilah ini juga mencakup kehamilan diluar pars interstisialis tubakehamilan di kornu dan kehamilan di serviks
II TUJUAN Pada wanita dalam masa reproduksi dengan gangguan atau keterlambatan haid yang disertai nyeri perut bagian bawahperlu dipikirkan kehamilan ektopik terganggu
III KEBIJAKAN Pada kehamilan ektopik belum terganggubila kantong gestasi tak lebih dari 3 cmdapat dipertimbangkan tetapi dengan MTX 50 mgminggu yang dapat diulang 1 minggu kemudian bila janin masih hidupPasien dapat berobat jalan setelah mendapat informasi bahwa keberhasilan terapi medikamentosa hanya 85 Bila ternyata tak terjadi rupture maka pasien dapat diminta control tiap minggu untuk USG dan pemeriksaan HCGBila terjadi tanda nyeri abdomen akut pasien harus segera di laparotomi
IV Prosedur DIAGNOSIS 1 Anamnesis Nyeri abdomenperdarahan
pervaginamterlambat haid2 Pemeriksaan fisik Umumabdomenpelvis3 Kehamilan ektopik belum terganggu dapat
ditentukan dengan USG akan tampak kantong gestasi bahkan janinnya
KEHAMILAN EKTOPIK
No Dokumen
11003003IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Tes tambahan tes HCG USG
kuldosentesis kuretase endometrium laparoskopi kolpotomikolposkopi
MANAJEMEN Prinsip ndash prinsip umum penatalaksanaan
1 Rawat inap segera2 Operasi segera setelah diagnosis dibuat3 Penggantian darah sebagai indikasi untuk
hipovolemikanemia
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
MOLA HIDATIDOSA DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
No Dokumen
11004004IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
15
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Penyakit trofoblas gestasional adalah proliferasi sel
trofoblas yang bersal dari kehamilanII TUJUAN Penyakit ini banyak diderita oleh wanita usia
reproduksi sehatsehingga tujuan penatalaksanaan penyakit trofoblas gestasional adalah mempertahankan dan meningkatkan kesehatan reproduksi pasca penyakit trofoblas gestasional
III KEBIJAKAN Klasifikasi klinil 1 Mola hodatidosa2 Penyakit trofoblas ganas
Klasifikasi histologik 1 Mola hidatidosa2 Mola destruent3 Koriokarsinoma4 Placental Site Trophoblastic Disease
IV Prosedur MOLAHIDATIDOSAPemeriksaan Klinik
1 Terlambat haid disertai gejala ndash gejala kehamilan normalkadang ndash kadang gejala kehamilan tersebut berlebihan
2 Uterus membesarumumnya uterus membesar lebih besar dari usia kehamilan
3 Uterus lunakkehamilan ini disertai dengan janin atau selaput janin(molahidatidosa komplit) tetapi dapat juga disertai dengandengan adanya janin atau kantong janin(molahidatidosa partial)
MOLA HIDATIDOSA DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
No Dokumen
11004004IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
25
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Tidak dijumpai gerakan janintidak dijumpai
denyut jantung janin5 Pada sonde uterus tidak didapatkan tahanan
kantong janinPemeriksaan tambahan
1 Ultrasonografi (USG )tidak dijumpai janinterlihat gambaran khas dari molahidatidosa
2 Sering dijumpai kista lutein dari ovarium3 Kadar HCG yang sangat tinggi(ribuan
inyernational unitI )Penyakit Trofoblas GanasDiagnosis Klinik ( WHO )
1 Kadar beta HCG yang menetap pada 2 kali pemeriksaan berturut ndash turut dengan interval dua minggu
2 Kadar beta HCG yang meningkat 3 Kadar beta HCG diatas normal pada 14
minggu setelah tindakan evakuasi4 Pembesaran uterus pasca evakuasi yang
disertai dengan kadar beta HCG diatas normal5 Terdapat lesi metastasis6 Histologik didapatkan mola invasive atau
koriokarsinomaDiagnosis Histologik Diagnosis histologik pada penyakit trofoblas gestasional umumnya dapat dilakukan pada molahidatidosasedang diagnosis mola destruent
MOLA HIDATIDOSA DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
No Dokumen
11004004IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
35
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001atau mola invasiv dan koriokarsinoma sangat jarang dilakukan dengan biopsidiagnosis umumnya karena spesimen pembedahan histerktomi atau eksisi lesi metastasisMANAJEMENMolahidatidosa1 Evakuasitindakan evakuasi jaringan mola
harus dilakukan dengan bersihkarena residu sel trofoblas sering tetap tumbuh dan berkembangNilai tindakan kuret diyakini tidak bersih maka tindakan kuret ulangan dapat dilakukan satu sampai dua minggu setelah kuret pertamaTindakan evaluasi dapat dilakukan dengan kuret hisap atau kuret tajam dan tumpul atau kombinasi keduanyaUntuk mengurangi terjadinya perdarahanpada saat tindakan evakuasi sebaiknya diberikan infus berisi oksitosindarah dapat diberikan dengan indikasi
2 Pasca tindakan evakuasiharus dilakukan pengamatan kadar beta HCG secara periodikpengamatan ini untuk mendiagnosis terjadinya penyakit trofoblas ganas secara dini
Penyakit Trofoblas Ganas (PTG)Protokol pengobatan sitostatika berdasarkan
1 klasifikasi yang dianutKlasifikasi yang mudah antara lain klasifikasi Hammondklasifikasi FIGO(stadium FIGO)
MOLA HIDATIDOSA DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
No Dokumen
11004004IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
45
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 PTG non-metastasis PTG bermetastasis PTG bermetastasis risiko rendah PTG bermetastasis risiko tinggi
2 Metastasis risiko rendahInterval kurang dari 4 bulanmetastasis bukan ke otak atau ke hatikadar hCG urin lt 100000 mlUml serumkehamilan sebelumnya bukan kehamilan atermbelum mendapat terapi kemoterapi sebelumnya
3 Metastasis risiko tinggiMetastasis otak atau hatikriteria lain diluar kriteria risiko rendahKlasifikasi FIGO
Stadium - Penyakit terbatas pada uterus- Penyakit menyebar diluar uterus tetapi
terbatas pada organ genitalia interna metastasis keparu dengan atau tanpa adanyapenyakit pada genitalia interna
- Metastasis jauh selain dari paruSub stadium
- tidak ada faktor risiko- ada satu faktor risiko- ada dua faktor risiko
faktor risiko- hCG gt 100000 IU I- interval gt 6 bulan
MOLA HIDATIDOSA DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
No Dokumen
11004004IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
55
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001Pengobatan
Klasifikasi Kemoterapi tunggal
Kemoterapi kombinasi (2 jenis)
Kemoterapi kombinasi (3 jenis)
HAMMONDNonmetsatasisMetastasis risiko rendahMetastasis risiko tinggi
MTX VP16 ActD
MTX+ActDMTX+VP16
MAC EMACO
FIGOStadium IStadium IIStadium IIIStadium IV
MTX VP16 ActD
MTX+ActDMTX+VP16
MTX+ActDMTX+VP16
MAC EMACO
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11005005IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan
75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl
II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin
III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Kadar gula darah
- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C
2 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin3 Fungsi kardiofaskular4 Toleransi feto maternal
IV Prosedur 1 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin
2 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai
- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- KetosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11005005IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
BEKAS SEKSIO SESARIA
No Dokumen
11006006IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Persalinan atau kelainan pada pasien dengan riwayat
kelahiran bayi melaui insisi perut (laparatomi) dan insisi uterus (histerektomi) Luka sayat diperut dapat tranversal(Pfannensial) maupun vertical (mediana) sedangkan diuterus dapat tranversal( SC transperitonealis profunda) maupun insisi vertical (SC klasiccorporal)
II TUJUAN 1 Keberhasilan partus percobaan per vaginam adalah 70-80 dan risiko rupture adalah 1
2 Indikasi absolut( bentuk dan besar tulang panggul besar janin)
3 Prinsip imbang fetalo pelvik(tiap persalinan normal)
4 Rumah sakit harus mampu melakukan seksio darurat dalam 30 menit setelah diduga ruptur
III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Anamnesa2 Parut Luka Di Perut
IV Prosedur 1 Anamnesa-evaluasi catatan medis2 Waktu tempat pelaksana jenis secsio yang
lalu3 Indikasi secsio yang lalu4 Penyembuhan luka yang lalu
a Pemeriksaan penunjang5 Penyembuhan luka yang lalu metode morgan
thoumau (gabungan spiralhelik ct scan panggul dan ultrasonografi perbandingan besar volume
BEKAS SEKSIO SESARIA
No Dokumen
11006006IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001lingkar kepala lingkar bahu lingkar perut janin
6 Partus pervaginam jikaa Imbang feto pelvik baikb Perjalanan persalinan normal
7 Secsio primer jikaa Plasenta previab Vasa previac Cpdfpdd Panggul patologike Presentasi abnormalf Kelainan letakg Posterm dengan score pelvik rendahh 2 kali secsioi Penyembuhan luka operasi yang burukj Operasi yang lalu kolporalklasik
8 Perawatan rumah sakita Hanya dilakukan apabila akan dilakukan
secsio primer atau jika transportasi sulit tingkat pendidikan pasien rendah
b Perawatan pasca secsio kurang lebih 3-5 hari
9 Penyulita Ruptura uteri histerorapi-histerektomib Kematian janin kematian ibuc Plasenta akreta perkrata inkreta
histerektomid Endometritis infeksi subkutise Perdarahan
BEKAS SEKSIO SESARIA
No Dokumen
11006006IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 00110Konseling
Untuk mendapat informed consent pasien harus mendapat penjelasan untung rugi percobaan parute pervaginam
11Masa pengembuhan luka 100 hari12Medikasi mentosa
a Antibiotik cefalosporin generasi iii seperti cefoperazone
b Anelgetikc Uterotonik
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11007007IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan
75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl
II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin
III KEBIJAKAN DIAGNOSA5 Kadar gula darah
- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C
6 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin7 Fungsi kardiofaskular8 Toleransi feto maternal
IV Prosedur 3 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin
4 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai
- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- ketosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11007007IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
V Unit terkaitBidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
GRANDDE MULTIPARITAS
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan persalinan dan atau kelahiran pada
perempuan yang pernah melahirkan lebih dari 4 kali dengan berat bayi gt 500 gram
II TUJUAN 1 Kehamilan bersifat diabetogenik pada grandemultiparitas akan semakin manifes
2 Infolusi berulang memungkinkan untuk terjadinya defek minor-medium yang berakibat pada berkurangnya serabut endometrium senhingga persalinan pada grande multiparitas akan cenderung untuk mengalami hipotonia demikian pula pada pasca bersalin
3 Akibat kurangnya serabut endometrium maka pada grande multiparsitas elastisitas akan berkurang sehingga memudahkan untuk terjadinya ruptura uteri
III KEBIJAKAN 1 Anamnesa2 Pemeriksaan fisik parutperineum dan bekas
laparatomi
IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal terapijika dijumpai kelainan
2 Waspada untuk Diabetes mellitus gestasional3 Waspada untuk makrosomi4 Tidak melakukan
GRANDDE MULTIPARITAS
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11009009IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
11
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg sejak
sebelum kehamilanII TUJUAN 1 Mencari kelainan yang mendasari hipertensi
2 Memberi penanganan yang tepat sehingga tidak menjadi lebih berat
III KEBIJAKAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waaspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal kecuali pemberian obat antihipertensi seperti calsium chanel blocker
2 Monitor protein uria3 Persalinan dengan kelahiran sesuai indikasi
obstetric kecuali terjadi krisis hipertensi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PRE EKLAMPSIA RINGAN
No Dokumen
11010010IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
11
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg atau peningkatan diastolic gt_ dengan protein urine kurang dari 3 gr24 jam
II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotelIV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan
kehamilan normal2 Banyak istirahat tirah baring3 Monitor protein uria4 Persalinan dan kelahiran diupayakan pada
37 minggu penuh
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PRE EKLAMPSIA BERAT
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Pada kehamila lebih dari 22 minggu dijumpai
1 Tekanan darah diastolk gt_ 160 mmhg diastolic gt- 110 mmhg
2 Proteinurin lebih dari 5 mg24 jam3 Gangguan cerebral atau visual4 Edema pulmenum5 Nyeri epigastrik atau kwadaran atas kanan6 Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas7 Trombositopeni8 Pertumbuhan janin terhambat9 Peningkatan serum creatinin
II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotel berat sehingga terjadi fasus fasme berat sehingga dapat terjadi kelainan atau kerusakan multi organ
IV Prosedur 1 Rawat rumah sakit2 Periksa lboratorium sesuai kemampuan rumah
sakit3 Berikan MgSO44 Berikan obat anti hipertensi nifedipin obat
terpilih5 Terminasi kehamilan adalah terapi defintif
fariasi usia gestasi pada saat pengakhiran kehamilan tergantung dari kemampuan
masing-masing rumah sakit
PRE EKLAMPSIA BERAT
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum
timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta
II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)
III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan
2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan
IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio
faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir
2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban
3 Pemanatuan dengan partografManajemen
Mekanik (tujuan utama pematangan serviks
dan mengharapkan langsung diikuti)
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada
bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang
normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik
Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau
umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed
2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa
III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia
ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta
3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya
Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan
perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam
maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik
Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal
IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan
2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi
Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN
BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan
dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin
II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan
uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain
3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen
bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK
III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD
2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus
3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath
no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi
- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus
- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya
- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio
cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti
5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau
melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah
II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin
2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut
3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang
III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah
2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk
IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan
hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan
dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau
kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai
sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm
2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi
III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan
IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )
2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria
3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong
4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi
kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak
penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya
2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia
3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat
III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis
2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari
menunjukan penurunan risiko PVL
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin
gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau
4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut
IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah
a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg
b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat
diberikan dexametasone
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari
periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20
II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu
III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia
2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)
3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu
IV Prosedur 1 Pemantauan fetus
2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam
dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric
II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )
III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin
2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda
IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar
denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap
- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi
dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang
terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan
2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan
II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah
- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta
- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )
III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan
pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24
jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG
2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab
IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh
gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium
II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai
III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea
2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum
3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis
IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X
5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka
perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi
2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya
3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi
4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi
5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi
Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta
estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA
atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus
3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus
4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus
5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
14
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi
sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan
hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD
Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic
DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik
II TUJUAN
III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2
lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau
lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
24
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi
AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui
Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya
Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi
oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
34
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari
Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan
Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula
darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PENANGANAN ABORTUS
No Dokumen
11002002IK2009
No Revisi
Ke - 2
Halaman
23
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 misoprostol atau aspirasi2 Pada keadaan insipiens umumnya harus dirawat
Karena tidak ada kemungkinan kelangsungan hidup bagi janin maka dapat diberikan misoprostol untuk mengeluarkan konsepsi analgetik mungkin diberikan Demikian juga setelah janin lahir kuretase mungkin diperlukan
3 Pada keadaan inkopletus apabila bagian hasil konsepsi telah keluar atau perdarahan menjadi berlebih maka evakuasi hasil konseps segera diindikasikan untuk meminimalkan perdarahan dan risilo inveksi pelvis Sebaiknya evakuasi dilakuakan dengan aspirasi vakumkarena tidak memerlukan anestesi
4 Missed abortion sebaiknya dirawat di rumah sakit karena memerlukan kuretase dan ada kemungkinan perdarahan banyak serta risiko tranfusi
5 Prinsip penanganan terapi abortus septik Infeksi harus dikendalikan dengan antibiotik
Cefalosporin generasi II seperti Cefoperazone Volume intravaskuler efektif harus
dipertahankan untuk memberikan perfusi jaringan yang adekuat
6 Hasil konsepsi dalam uterus harus dievakuasi bila perlu dilakukan laparotomi eksplorasi sampai pengangkatan rahim
PENANGANAN ABORTUS
No Dokumen
11002002IK2009
No Revisi
Ke - 2
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
V Unit TerkaitBidang Pelayanan Medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
KEHAMILAN EKTOPIK
No Dokumen
11003003IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan gestasi
diluar kavum uteriKehamilan ektopik merupakan istilah yang lebih luas daripada kehamilan ekstra uterikarena istilah ini juga mencakup kehamilan diluar pars interstisialis tubakehamilan di kornu dan kehamilan di serviks
II TUJUAN Pada wanita dalam masa reproduksi dengan gangguan atau keterlambatan haid yang disertai nyeri perut bagian bawahperlu dipikirkan kehamilan ektopik terganggu
III KEBIJAKAN Pada kehamilan ektopik belum terganggubila kantong gestasi tak lebih dari 3 cmdapat dipertimbangkan tetapi dengan MTX 50 mgminggu yang dapat diulang 1 minggu kemudian bila janin masih hidupPasien dapat berobat jalan setelah mendapat informasi bahwa keberhasilan terapi medikamentosa hanya 85 Bila ternyata tak terjadi rupture maka pasien dapat diminta control tiap minggu untuk USG dan pemeriksaan HCGBila terjadi tanda nyeri abdomen akut pasien harus segera di laparotomi
IV Prosedur DIAGNOSIS 1 Anamnesis Nyeri abdomenperdarahan
pervaginamterlambat haid2 Pemeriksaan fisik Umumabdomenpelvis3 Kehamilan ektopik belum terganggu dapat
ditentukan dengan USG akan tampak kantong gestasi bahkan janinnya
KEHAMILAN EKTOPIK
No Dokumen
11003003IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Tes tambahan tes HCG USG
kuldosentesis kuretase endometrium laparoskopi kolpotomikolposkopi
MANAJEMEN Prinsip ndash prinsip umum penatalaksanaan
1 Rawat inap segera2 Operasi segera setelah diagnosis dibuat3 Penggantian darah sebagai indikasi untuk
hipovolemikanemia
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
MOLA HIDATIDOSA DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
No Dokumen
11004004IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
15
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Penyakit trofoblas gestasional adalah proliferasi sel
trofoblas yang bersal dari kehamilanII TUJUAN Penyakit ini banyak diderita oleh wanita usia
reproduksi sehatsehingga tujuan penatalaksanaan penyakit trofoblas gestasional adalah mempertahankan dan meningkatkan kesehatan reproduksi pasca penyakit trofoblas gestasional
III KEBIJAKAN Klasifikasi klinil 1 Mola hodatidosa2 Penyakit trofoblas ganas
Klasifikasi histologik 1 Mola hidatidosa2 Mola destruent3 Koriokarsinoma4 Placental Site Trophoblastic Disease
IV Prosedur MOLAHIDATIDOSAPemeriksaan Klinik
1 Terlambat haid disertai gejala ndash gejala kehamilan normalkadang ndash kadang gejala kehamilan tersebut berlebihan
2 Uterus membesarumumnya uterus membesar lebih besar dari usia kehamilan
3 Uterus lunakkehamilan ini disertai dengan janin atau selaput janin(molahidatidosa komplit) tetapi dapat juga disertai dengandengan adanya janin atau kantong janin(molahidatidosa partial)
MOLA HIDATIDOSA DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
No Dokumen
11004004IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
25
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Tidak dijumpai gerakan janintidak dijumpai
denyut jantung janin5 Pada sonde uterus tidak didapatkan tahanan
kantong janinPemeriksaan tambahan
1 Ultrasonografi (USG )tidak dijumpai janinterlihat gambaran khas dari molahidatidosa
2 Sering dijumpai kista lutein dari ovarium3 Kadar HCG yang sangat tinggi(ribuan
inyernational unitI )Penyakit Trofoblas GanasDiagnosis Klinik ( WHO )
1 Kadar beta HCG yang menetap pada 2 kali pemeriksaan berturut ndash turut dengan interval dua minggu
2 Kadar beta HCG yang meningkat 3 Kadar beta HCG diatas normal pada 14
minggu setelah tindakan evakuasi4 Pembesaran uterus pasca evakuasi yang
disertai dengan kadar beta HCG diatas normal5 Terdapat lesi metastasis6 Histologik didapatkan mola invasive atau
koriokarsinomaDiagnosis Histologik Diagnosis histologik pada penyakit trofoblas gestasional umumnya dapat dilakukan pada molahidatidosasedang diagnosis mola destruent
MOLA HIDATIDOSA DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
No Dokumen
11004004IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
35
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001atau mola invasiv dan koriokarsinoma sangat jarang dilakukan dengan biopsidiagnosis umumnya karena spesimen pembedahan histerktomi atau eksisi lesi metastasisMANAJEMENMolahidatidosa1 Evakuasitindakan evakuasi jaringan mola
harus dilakukan dengan bersihkarena residu sel trofoblas sering tetap tumbuh dan berkembangNilai tindakan kuret diyakini tidak bersih maka tindakan kuret ulangan dapat dilakukan satu sampai dua minggu setelah kuret pertamaTindakan evaluasi dapat dilakukan dengan kuret hisap atau kuret tajam dan tumpul atau kombinasi keduanyaUntuk mengurangi terjadinya perdarahanpada saat tindakan evakuasi sebaiknya diberikan infus berisi oksitosindarah dapat diberikan dengan indikasi
2 Pasca tindakan evakuasiharus dilakukan pengamatan kadar beta HCG secara periodikpengamatan ini untuk mendiagnosis terjadinya penyakit trofoblas ganas secara dini
Penyakit Trofoblas Ganas (PTG)Protokol pengobatan sitostatika berdasarkan
1 klasifikasi yang dianutKlasifikasi yang mudah antara lain klasifikasi Hammondklasifikasi FIGO(stadium FIGO)
MOLA HIDATIDOSA DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
No Dokumen
11004004IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
45
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 PTG non-metastasis PTG bermetastasis PTG bermetastasis risiko rendah PTG bermetastasis risiko tinggi
2 Metastasis risiko rendahInterval kurang dari 4 bulanmetastasis bukan ke otak atau ke hatikadar hCG urin lt 100000 mlUml serumkehamilan sebelumnya bukan kehamilan atermbelum mendapat terapi kemoterapi sebelumnya
3 Metastasis risiko tinggiMetastasis otak atau hatikriteria lain diluar kriteria risiko rendahKlasifikasi FIGO
Stadium - Penyakit terbatas pada uterus- Penyakit menyebar diluar uterus tetapi
terbatas pada organ genitalia interna metastasis keparu dengan atau tanpa adanyapenyakit pada genitalia interna
- Metastasis jauh selain dari paruSub stadium
- tidak ada faktor risiko- ada satu faktor risiko- ada dua faktor risiko
faktor risiko- hCG gt 100000 IU I- interval gt 6 bulan
MOLA HIDATIDOSA DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
No Dokumen
11004004IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
55
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001Pengobatan
Klasifikasi Kemoterapi tunggal
Kemoterapi kombinasi (2 jenis)
Kemoterapi kombinasi (3 jenis)
HAMMONDNonmetsatasisMetastasis risiko rendahMetastasis risiko tinggi
MTX VP16 ActD
MTX+ActDMTX+VP16
MAC EMACO
FIGOStadium IStadium IIStadium IIIStadium IV
MTX VP16 ActD
MTX+ActDMTX+VP16
MTX+ActDMTX+VP16
MAC EMACO
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11005005IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan
75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl
II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin
III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Kadar gula darah
- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C
2 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin3 Fungsi kardiofaskular4 Toleransi feto maternal
IV Prosedur 1 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin
2 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai
- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- KetosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11005005IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
BEKAS SEKSIO SESARIA
No Dokumen
11006006IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Persalinan atau kelainan pada pasien dengan riwayat
kelahiran bayi melaui insisi perut (laparatomi) dan insisi uterus (histerektomi) Luka sayat diperut dapat tranversal(Pfannensial) maupun vertical (mediana) sedangkan diuterus dapat tranversal( SC transperitonealis profunda) maupun insisi vertical (SC klasiccorporal)
II TUJUAN 1 Keberhasilan partus percobaan per vaginam adalah 70-80 dan risiko rupture adalah 1
2 Indikasi absolut( bentuk dan besar tulang panggul besar janin)
3 Prinsip imbang fetalo pelvik(tiap persalinan normal)
4 Rumah sakit harus mampu melakukan seksio darurat dalam 30 menit setelah diduga ruptur
III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Anamnesa2 Parut Luka Di Perut
IV Prosedur 1 Anamnesa-evaluasi catatan medis2 Waktu tempat pelaksana jenis secsio yang
lalu3 Indikasi secsio yang lalu4 Penyembuhan luka yang lalu
a Pemeriksaan penunjang5 Penyembuhan luka yang lalu metode morgan
thoumau (gabungan spiralhelik ct scan panggul dan ultrasonografi perbandingan besar volume
BEKAS SEKSIO SESARIA
No Dokumen
11006006IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001lingkar kepala lingkar bahu lingkar perut janin
6 Partus pervaginam jikaa Imbang feto pelvik baikb Perjalanan persalinan normal
7 Secsio primer jikaa Plasenta previab Vasa previac Cpdfpdd Panggul patologike Presentasi abnormalf Kelainan letakg Posterm dengan score pelvik rendahh 2 kali secsioi Penyembuhan luka operasi yang burukj Operasi yang lalu kolporalklasik
8 Perawatan rumah sakita Hanya dilakukan apabila akan dilakukan
secsio primer atau jika transportasi sulit tingkat pendidikan pasien rendah
b Perawatan pasca secsio kurang lebih 3-5 hari
9 Penyulita Ruptura uteri histerorapi-histerektomib Kematian janin kematian ibuc Plasenta akreta perkrata inkreta
histerektomid Endometritis infeksi subkutise Perdarahan
BEKAS SEKSIO SESARIA
No Dokumen
11006006IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 00110Konseling
Untuk mendapat informed consent pasien harus mendapat penjelasan untung rugi percobaan parute pervaginam
11Masa pengembuhan luka 100 hari12Medikasi mentosa
a Antibiotik cefalosporin generasi iii seperti cefoperazone
b Anelgetikc Uterotonik
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11007007IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan
75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl
II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin
III KEBIJAKAN DIAGNOSA5 Kadar gula darah
- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C
6 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin7 Fungsi kardiofaskular8 Toleransi feto maternal
IV Prosedur 3 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin
4 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai
- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- ketosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11007007IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
V Unit terkaitBidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
GRANDDE MULTIPARITAS
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan persalinan dan atau kelahiran pada
perempuan yang pernah melahirkan lebih dari 4 kali dengan berat bayi gt 500 gram
II TUJUAN 1 Kehamilan bersifat diabetogenik pada grandemultiparitas akan semakin manifes
2 Infolusi berulang memungkinkan untuk terjadinya defek minor-medium yang berakibat pada berkurangnya serabut endometrium senhingga persalinan pada grande multiparitas akan cenderung untuk mengalami hipotonia demikian pula pada pasca bersalin
3 Akibat kurangnya serabut endometrium maka pada grande multiparsitas elastisitas akan berkurang sehingga memudahkan untuk terjadinya ruptura uteri
III KEBIJAKAN 1 Anamnesa2 Pemeriksaan fisik parutperineum dan bekas
laparatomi
IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal terapijika dijumpai kelainan
2 Waspada untuk Diabetes mellitus gestasional3 Waspada untuk makrosomi4 Tidak melakukan
GRANDDE MULTIPARITAS
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11009009IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
11
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg sejak
sebelum kehamilanII TUJUAN 1 Mencari kelainan yang mendasari hipertensi
2 Memberi penanganan yang tepat sehingga tidak menjadi lebih berat
III KEBIJAKAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waaspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal kecuali pemberian obat antihipertensi seperti calsium chanel blocker
2 Monitor protein uria3 Persalinan dengan kelahiran sesuai indikasi
obstetric kecuali terjadi krisis hipertensi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PRE EKLAMPSIA RINGAN
No Dokumen
11010010IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
11
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg atau peningkatan diastolic gt_ dengan protein urine kurang dari 3 gr24 jam
II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotelIV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan
kehamilan normal2 Banyak istirahat tirah baring3 Monitor protein uria4 Persalinan dan kelahiran diupayakan pada
37 minggu penuh
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PRE EKLAMPSIA BERAT
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Pada kehamila lebih dari 22 minggu dijumpai
1 Tekanan darah diastolk gt_ 160 mmhg diastolic gt- 110 mmhg
2 Proteinurin lebih dari 5 mg24 jam3 Gangguan cerebral atau visual4 Edema pulmenum5 Nyeri epigastrik atau kwadaran atas kanan6 Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas7 Trombositopeni8 Pertumbuhan janin terhambat9 Peningkatan serum creatinin
II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotel berat sehingga terjadi fasus fasme berat sehingga dapat terjadi kelainan atau kerusakan multi organ
IV Prosedur 1 Rawat rumah sakit2 Periksa lboratorium sesuai kemampuan rumah
sakit3 Berikan MgSO44 Berikan obat anti hipertensi nifedipin obat
terpilih5 Terminasi kehamilan adalah terapi defintif
fariasi usia gestasi pada saat pengakhiran kehamilan tergantung dari kemampuan
masing-masing rumah sakit
PRE EKLAMPSIA BERAT
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum
timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta
II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)
III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan
2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan
IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio
faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir
2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban
3 Pemanatuan dengan partografManajemen
Mekanik (tujuan utama pematangan serviks
dan mengharapkan langsung diikuti)
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada
bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang
normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik
Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau
umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed
2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa
III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia
ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta
3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya
Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan
perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam
maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik
Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal
IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan
2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi
Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN
BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan
dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin
II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan
uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain
3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen
bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK
III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD
2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus
3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath
no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi
- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus
- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya
- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio
cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti
5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau
melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah
II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin
2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut
3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang
III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah
2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk
IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan
hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan
dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau
kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai
sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm
2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi
III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan
IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )
2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria
3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong
4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi
kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak
penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya
2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia
3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat
III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis
2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari
menunjukan penurunan risiko PVL
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin
gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau
4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut
IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah
a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg
b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat
diberikan dexametasone
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari
periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20
II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu
III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia
2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)
3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu
IV Prosedur 1 Pemantauan fetus
2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam
dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric
II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )
III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin
2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda
IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar
denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap
- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi
dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang
terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan
2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan
II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah
- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta
- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )
III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan
pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24
jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG
2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab
IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh
gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium
II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai
III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea
2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum
3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis
IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X
5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka
perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi
2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya
3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi
4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi
5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi
Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta
estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA
atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus
3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus
4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus
5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
14
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi
sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan
hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD
Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic
DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik
II TUJUAN
III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2
lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau
lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
24
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi
AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui
Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya
Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi
oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
34
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari
Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan
Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula
darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PENANGANAN ABORTUS
No Dokumen
11002002IK2009
No Revisi
Ke - 2
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
V Unit TerkaitBidang Pelayanan Medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
KEHAMILAN EKTOPIK
No Dokumen
11003003IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan gestasi
diluar kavum uteriKehamilan ektopik merupakan istilah yang lebih luas daripada kehamilan ekstra uterikarena istilah ini juga mencakup kehamilan diluar pars interstisialis tubakehamilan di kornu dan kehamilan di serviks
II TUJUAN Pada wanita dalam masa reproduksi dengan gangguan atau keterlambatan haid yang disertai nyeri perut bagian bawahperlu dipikirkan kehamilan ektopik terganggu
III KEBIJAKAN Pada kehamilan ektopik belum terganggubila kantong gestasi tak lebih dari 3 cmdapat dipertimbangkan tetapi dengan MTX 50 mgminggu yang dapat diulang 1 minggu kemudian bila janin masih hidupPasien dapat berobat jalan setelah mendapat informasi bahwa keberhasilan terapi medikamentosa hanya 85 Bila ternyata tak terjadi rupture maka pasien dapat diminta control tiap minggu untuk USG dan pemeriksaan HCGBila terjadi tanda nyeri abdomen akut pasien harus segera di laparotomi
IV Prosedur DIAGNOSIS 1 Anamnesis Nyeri abdomenperdarahan
pervaginamterlambat haid2 Pemeriksaan fisik Umumabdomenpelvis3 Kehamilan ektopik belum terganggu dapat
ditentukan dengan USG akan tampak kantong gestasi bahkan janinnya
KEHAMILAN EKTOPIK
No Dokumen
11003003IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Tes tambahan tes HCG USG
kuldosentesis kuretase endometrium laparoskopi kolpotomikolposkopi
MANAJEMEN Prinsip ndash prinsip umum penatalaksanaan
1 Rawat inap segera2 Operasi segera setelah diagnosis dibuat3 Penggantian darah sebagai indikasi untuk
hipovolemikanemia
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
MOLA HIDATIDOSA DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
No Dokumen
11004004IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
15
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Penyakit trofoblas gestasional adalah proliferasi sel
trofoblas yang bersal dari kehamilanII TUJUAN Penyakit ini banyak diderita oleh wanita usia
reproduksi sehatsehingga tujuan penatalaksanaan penyakit trofoblas gestasional adalah mempertahankan dan meningkatkan kesehatan reproduksi pasca penyakit trofoblas gestasional
III KEBIJAKAN Klasifikasi klinil 1 Mola hodatidosa2 Penyakit trofoblas ganas
Klasifikasi histologik 1 Mola hidatidosa2 Mola destruent3 Koriokarsinoma4 Placental Site Trophoblastic Disease
IV Prosedur MOLAHIDATIDOSAPemeriksaan Klinik
1 Terlambat haid disertai gejala ndash gejala kehamilan normalkadang ndash kadang gejala kehamilan tersebut berlebihan
2 Uterus membesarumumnya uterus membesar lebih besar dari usia kehamilan
3 Uterus lunakkehamilan ini disertai dengan janin atau selaput janin(molahidatidosa komplit) tetapi dapat juga disertai dengandengan adanya janin atau kantong janin(molahidatidosa partial)
MOLA HIDATIDOSA DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
No Dokumen
11004004IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
25
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Tidak dijumpai gerakan janintidak dijumpai
denyut jantung janin5 Pada sonde uterus tidak didapatkan tahanan
kantong janinPemeriksaan tambahan
1 Ultrasonografi (USG )tidak dijumpai janinterlihat gambaran khas dari molahidatidosa
2 Sering dijumpai kista lutein dari ovarium3 Kadar HCG yang sangat tinggi(ribuan
inyernational unitI )Penyakit Trofoblas GanasDiagnosis Klinik ( WHO )
1 Kadar beta HCG yang menetap pada 2 kali pemeriksaan berturut ndash turut dengan interval dua minggu
2 Kadar beta HCG yang meningkat 3 Kadar beta HCG diatas normal pada 14
minggu setelah tindakan evakuasi4 Pembesaran uterus pasca evakuasi yang
disertai dengan kadar beta HCG diatas normal5 Terdapat lesi metastasis6 Histologik didapatkan mola invasive atau
koriokarsinomaDiagnosis Histologik Diagnosis histologik pada penyakit trofoblas gestasional umumnya dapat dilakukan pada molahidatidosasedang diagnosis mola destruent
MOLA HIDATIDOSA DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
No Dokumen
11004004IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
35
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001atau mola invasiv dan koriokarsinoma sangat jarang dilakukan dengan biopsidiagnosis umumnya karena spesimen pembedahan histerktomi atau eksisi lesi metastasisMANAJEMENMolahidatidosa1 Evakuasitindakan evakuasi jaringan mola
harus dilakukan dengan bersihkarena residu sel trofoblas sering tetap tumbuh dan berkembangNilai tindakan kuret diyakini tidak bersih maka tindakan kuret ulangan dapat dilakukan satu sampai dua minggu setelah kuret pertamaTindakan evaluasi dapat dilakukan dengan kuret hisap atau kuret tajam dan tumpul atau kombinasi keduanyaUntuk mengurangi terjadinya perdarahanpada saat tindakan evakuasi sebaiknya diberikan infus berisi oksitosindarah dapat diberikan dengan indikasi
2 Pasca tindakan evakuasiharus dilakukan pengamatan kadar beta HCG secara periodikpengamatan ini untuk mendiagnosis terjadinya penyakit trofoblas ganas secara dini
Penyakit Trofoblas Ganas (PTG)Protokol pengobatan sitostatika berdasarkan
1 klasifikasi yang dianutKlasifikasi yang mudah antara lain klasifikasi Hammondklasifikasi FIGO(stadium FIGO)
MOLA HIDATIDOSA DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
No Dokumen
11004004IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
45
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 PTG non-metastasis PTG bermetastasis PTG bermetastasis risiko rendah PTG bermetastasis risiko tinggi
2 Metastasis risiko rendahInterval kurang dari 4 bulanmetastasis bukan ke otak atau ke hatikadar hCG urin lt 100000 mlUml serumkehamilan sebelumnya bukan kehamilan atermbelum mendapat terapi kemoterapi sebelumnya
3 Metastasis risiko tinggiMetastasis otak atau hatikriteria lain diluar kriteria risiko rendahKlasifikasi FIGO
Stadium - Penyakit terbatas pada uterus- Penyakit menyebar diluar uterus tetapi
terbatas pada organ genitalia interna metastasis keparu dengan atau tanpa adanyapenyakit pada genitalia interna
- Metastasis jauh selain dari paruSub stadium
- tidak ada faktor risiko- ada satu faktor risiko- ada dua faktor risiko
faktor risiko- hCG gt 100000 IU I- interval gt 6 bulan
MOLA HIDATIDOSA DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
No Dokumen
11004004IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
55
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001Pengobatan
Klasifikasi Kemoterapi tunggal
Kemoterapi kombinasi (2 jenis)
Kemoterapi kombinasi (3 jenis)
HAMMONDNonmetsatasisMetastasis risiko rendahMetastasis risiko tinggi
MTX VP16 ActD
MTX+ActDMTX+VP16
MAC EMACO
FIGOStadium IStadium IIStadium IIIStadium IV
MTX VP16 ActD
MTX+ActDMTX+VP16
MTX+ActDMTX+VP16
MAC EMACO
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11005005IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan
75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl
II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin
III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Kadar gula darah
- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C
2 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin3 Fungsi kardiofaskular4 Toleransi feto maternal
IV Prosedur 1 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin
2 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai
- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- KetosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11005005IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
BEKAS SEKSIO SESARIA
No Dokumen
11006006IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Persalinan atau kelainan pada pasien dengan riwayat
kelahiran bayi melaui insisi perut (laparatomi) dan insisi uterus (histerektomi) Luka sayat diperut dapat tranversal(Pfannensial) maupun vertical (mediana) sedangkan diuterus dapat tranversal( SC transperitonealis profunda) maupun insisi vertical (SC klasiccorporal)
II TUJUAN 1 Keberhasilan partus percobaan per vaginam adalah 70-80 dan risiko rupture adalah 1
2 Indikasi absolut( bentuk dan besar tulang panggul besar janin)
3 Prinsip imbang fetalo pelvik(tiap persalinan normal)
4 Rumah sakit harus mampu melakukan seksio darurat dalam 30 menit setelah diduga ruptur
III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Anamnesa2 Parut Luka Di Perut
IV Prosedur 1 Anamnesa-evaluasi catatan medis2 Waktu tempat pelaksana jenis secsio yang
lalu3 Indikasi secsio yang lalu4 Penyembuhan luka yang lalu
a Pemeriksaan penunjang5 Penyembuhan luka yang lalu metode morgan
thoumau (gabungan spiralhelik ct scan panggul dan ultrasonografi perbandingan besar volume
BEKAS SEKSIO SESARIA
No Dokumen
11006006IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001lingkar kepala lingkar bahu lingkar perut janin
6 Partus pervaginam jikaa Imbang feto pelvik baikb Perjalanan persalinan normal
7 Secsio primer jikaa Plasenta previab Vasa previac Cpdfpdd Panggul patologike Presentasi abnormalf Kelainan letakg Posterm dengan score pelvik rendahh 2 kali secsioi Penyembuhan luka operasi yang burukj Operasi yang lalu kolporalklasik
8 Perawatan rumah sakita Hanya dilakukan apabila akan dilakukan
secsio primer atau jika transportasi sulit tingkat pendidikan pasien rendah
b Perawatan pasca secsio kurang lebih 3-5 hari
9 Penyulita Ruptura uteri histerorapi-histerektomib Kematian janin kematian ibuc Plasenta akreta perkrata inkreta
histerektomid Endometritis infeksi subkutise Perdarahan
BEKAS SEKSIO SESARIA
No Dokumen
11006006IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 00110Konseling
Untuk mendapat informed consent pasien harus mendapat penjelasan untung rugi percobaan parute pervaginam
11Masa pengembuhan luka 100 hari12Medikasi mentosa
a Antibiotik cefalosporin generasi iii seperti cefoperazone
b Anelgetikc Uterotonik
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11007007IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan
75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl
II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin
III KEBIJAKAN DIAGNOSA5 Kadar gula darah
- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C
6 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin7 Fungsi kardiofaskular8 Toleransi feto maternal
IV Prosedur 3 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin
4 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai
- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- ketosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11007007IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
V Unit terkaitBidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
GRANDDE MULTIPARITAS
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan persalinan dan atau kelahiran pada
perempuan yang pernah melahirkan lebih dari 4 kali dengan berat bayi gt 500 gram
II TUJUAN 1 Kehamilan bersifat diabetogenik pada grandemultiparitas akan semakin manifes
2 Infolusi berulang memungkinkan untuk terjadinya defek minor-medium yang berakibat pada berkurangnya serabut endometrium senhingga persalinan pada grande multiparitas akan cenderung untuk mengalami hipotonia demikian pula pada pasca bersalin
3 Akibat kurangnya serabut endometrium maka pada grande multiparsitas elastisitas akan berkurang sehingga memudahkan untuk terjadinya ruptura uteri
III KEBIJAKAN 1 Anamnesa2 Pemeriksaan fisik parutperineum dan bekas
laparatomi
IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal terapijika dijumpai kelainan
2 Waspada untuk Diabetes mellitus gestasional3 Waspada untuk makrosomi4 Tidak melakukan
GRANDDE MULTIPARITAS
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11009009IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
11
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg sejak
sebelum kehamilanII TUJUAN 1 Mencari kelainan yang mendasari hipertensi
2 Memberi penanganan yang tepat sehingga tidak menjadi lebih berat
III KEBIJAKAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waaspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal kecuali pemberian obat antihipertensi seperti calsium chanel blocker
2 Monitor protein uria3 Persalinan dengan kelahiran sesuai indikasi
obstetric kecuali terjadi krisis hipertensi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PRE EKLAMPSIA RINGAN
No Dokumen
11010010IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
11
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg atau peningkatan diastolic gt_ dengan protein urine kurang dari 3 gr24 jam
II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotelIV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan
kehamilan normal2 Banyak istirahat tirah baring3 Monitor protein uria4 Persalinan dan kelahiran diupayakan pada
37 minggu penuh
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PRE EKLAMPSIA BERAT
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Pada kehamila lebih dari 22 minggu dijumpai
1 Tekanan darah diastolk gt_ 160 mmhg diastolic gt- 110 mmhg
2 Proteinurin lebih dari 5 mg24 jam3 Gangguan cerebral atau visual4 Edema pulmenum5 Nyeri epigastrik atau kwadaran atas kanan6 Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas7 Trombositopeni8 Pertumbuhan janin terhambat9 Peningkatan serum creatinin
II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotel berat sehingga terjadi fasus fasme berat sehingga dapat terjadi kelainan atau kerusakan multi organ
IV Prosedur 1 Rawat rumah sakit2 Periksa lboratorium sesuai kemampuan rumah
sakit3 Berikan MgSO44 Berikan obat anti hipertensi nifedipin obat
terpilih5 Terminasi kehamilan adalah terapi defintif
fariasi usia gestasi pada saat pengakhiran kehamilan tergantung dari kemampuan
masing-masing rumah sakit
PRE EKLAMPSIA BERAT
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum
timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta
II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)
III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan
2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan
IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio
faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir
2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban
3 Pemanatuan dengan partografManajemen
Mekanik (tujuan utama pematangan serviks
dan mengharapkan langsung diikuti)
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada
bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang
normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik
Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau
umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed
2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa
III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia
ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta
3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya
Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan
perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam
maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik
Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal
IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan
2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi
Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN
BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan
dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin
II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan
uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain
3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen
bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK
III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD
2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus
3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath
no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi
- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus
- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya
- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio
cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti
5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau
melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah
II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin
2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut
3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang
III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah
2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk
IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan
hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan
dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau
kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai
sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm
2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi
III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan
IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )
2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria
3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong
4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi
kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak
penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya
2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia
3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat
III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis
2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari
menunjukan penurunan risiko PVL
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin
gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau
4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut
IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah
a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg
b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat
diberikan dexametasone
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari
periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20
II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu
III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia
2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)
3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu
IV Prosedur 1 Pemantauan fetus
2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam
dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric
II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )
III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin
2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda
IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar
denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap
- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi
dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang
terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan
2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan
II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah
- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta
- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )
III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan
pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24
jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG
2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab
IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh
gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium
II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai
III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea
2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum
3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis
IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X
5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka
perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi
2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya
3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi
4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi
5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi
Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta
estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA
atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus
3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus
4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus
5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
14
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi
sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan
hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD
Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic
DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik
II TUJUAN
III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2
lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau
lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
24
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi
AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui
Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya
Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi
oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
34
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari
Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan
Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula
darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
KEHAMILAN EKTOPIK
No Dokumen
11003003IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan gestasi
diluar kavum uteriKehamilan ektopik merupakan istilah yang lebih luas daripada kehamilan ekstra uterikarena istilah ini juga mencakup kehamilan diluar pars interstisialis tubakehamilan di kornu dan kehamilan di serviks
II TUJUAN Pada wanita dalam masa reproduksi dengan gangguan atau keterlambatan haid yang disertai nyeri perut bagian bawahperlu dipikirkan kehamilan ektopik terganggu
III KEBIJAKAN Pada kehamilan ektopik belum terganggubila kantong gestasi tak lebih dari 3 cmdapat dipertimbangkan tetapi dengan MTX 50 mgminggu yang dapat diulang 1 minggu kemudian bila janin masih hidupPasien dapat berobat jalan setelah mendapat informasi bahwa keberhasilan terapi medikamentosa hanya 85 Bila ternyata tak terjadi rupture maka pasien dapat diminta control tiap minggu untuk USG dan pemeriksaan HCGBila terjadi tanda nyeri abdomen akut pasien harus segera di laparotomi
IV Prosedur DIAGNOSIS 1 Anamnesis Nyeri abdomenperdarahan
pervaginamterlambat haid2 Pemeriksaan fisik Umumabdomenpelvis3 Kehamilan ektopik belum terganggu dapat
ditentukan dengan USG akan tampak kantong gestasi bahkan janinnya
KEHAMILAN EKTOPIK
No Dokumen
11003003IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Tes tambahan tes HCG USG
kuldosentesis kuretase endometrium laparoskopi kolpotomikolposkopi
MANAJEMEN Prinsip ndash prinsip umum penatalaksanaan
1 Rawat inap segera2 Operasi segera setelah diagnosis dibuat3 Penggantian darah sebagai indikasi untuk
hipovolemikanemia
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
MOLA HIDATIDOSA DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
No Dokumen
11004004IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
15
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Penyakit trofoblas gestasional adalah proliferasi sel
trofoblas yang bersal dari kehamilanII TUJUAN Penyakit ini banyak diderita oleh wanita usia
reproduksi sehatsehingga tujuan penatalaksanaan penyakit trofoblas gestasional adalah mempertahankan dan meningkatkan kesehatan reproduksi pasca penyakit trofoblas gestasional
III KEBIJAKAN Klasifikasi klinil 1 Mola hodatidosa2 Penyakit trofoblas ganas
Klasifikasi histologik 1 Mola hidatidosa2 Mola destruent3 Koriokarsinoma4 Placental Site Trophoblastic Disease
IV Prosedur MOLAHIDATIDOSAPemeriksaan Klinik
1 Terlambat haid disertai gejala ndash gejala kehamilan normalkadang ndash kadang gejala kehamilan tersebut berlebihan
2 Uterus membesarumumnya uterus membesar lebih besar dari usia kehamilan
3 Uterus lunakkehamilan ini disertai dengan janin atau selaput janin(molahidatidosa komplit) tetapi dapat juga disertai dengandengan adanya janin atau kantong janin(molahidatidosa partial)
MOLA HIDATIDOSA DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
No Dokumen
11004004IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
25
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Tidak dijumpai gerakan janintidak dijumpai
denyut jantung janin5 Pada sonde uterus tidak didapatkan tahanan
kantong janinPemeriksaan tambahan
1 Ultrasonografi (USG )tidak dijumpai janinterlihat gambaran khas dari molahidatidosa
2 Sering dijumpai kista lutein dari ovarium3 Kadar HCG yang sangat tinggi(ribuan
inyernational unitI )Penyakit Trofoblas GanasDiagnosis Klinik ( WHO )
1 Kadar beta HCG yang menetap pada 2 kali pemeriksaan berturut ndash turut dengan interval dua minggu
2 Kadar beta HCG yang meningkat 3 Kadar beta HCG diatas normal pada 14
minggu setelah tindakan evakuasi4 Pembesaran uterus pasca evakuasi yang
disertai dengan kadar beta HCG diatas normal5 Terdapat lesi metastasis6 Histologik didapatkan mola invasive atau
koriokarsinomaDiagnosis Histologik Diagnosis histologik pada penyakit trofoblas gestasional umumnya dapat dilakukan pada molahidatidosasedang diagnosis mola destruent
MOLA HIDATIDOSA DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
No Dokumen
11004004IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
35
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001atau mola invasiv dan koriokarsinoma sangat jarang dilakukan dengan biopsidiagnosis umumnya karena spesimen pembedahan histerktomi atau eksisi lesi metastasisMANAJEMENMolahidatidosa1 Evakuasitindakan evakuasi jaringan mola
harus dilakukan dengan bersihkarena residu sel trofoblas sering tetap tumbuh dan berkembangNilai tindakan kuret diyakini tidak bersih maka tindakan kuret ulangan dapat dilakukan satu sampai dua minggu setelah kuret pertamaTindakan evaluasi dapat dilakukan dengan kuret hisap atau kuret tajam dan tumpul atau kombinasi keduanyaUntuk mengurangi terjadinya perdarahanpada saat tindakan evakuasi sebaiknya diberikan infus berisi oksitosindarah dapat diberikan dengan indikasi
2 Pasca tindakan evakuasiharus dilakukan pengamatan kadar beta HCG secara periodikpengamatan ini untuk mendiagnosis terjadinya penyakit trofoblas ganas secara dini
Penyakit Trofoblas Ganas (PTG)Protokol pengobatan sitostatika berdasarkan
1 klasifikasi yang dianutKlasifikasi yang mudah antara lain klasifikasi Hammondklasifikasi FIGO(stadium FIGO)
MOLA HIDATIDOSA DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
No Dokumen
11004004IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
45
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 PTG non-metastasis PTG bermetastasis PTG bermetastasis risiko rendah PTG bermetastasis risiko tinggi
2 Metastasis risiko rendahInterval kurang dari 4 bulanmetastasis bukan ke otak atau ke hatikadar hCG urin lt 100000 mlUml serumkehamilan sebelumnya bukan kehamilan atermbelum mendapat terapi kemoterapi sebelumnya
3 Metastasis risiko tinggiMetastasis otak atau hatikriteria lain diluar kriteria risiko rendahKlasifikasi FIGO
Stadium - Penyakit terbatas pada uterus- Penyakit menyebar diluar uterus tetapi
terbatas pada organ genitalia interna metastasis keparu dengan atau tanpa adanyapenyakit pada genitalia interna
- Metastasis jauh selain dari paruSub stadium
- tidak ada faktor risiko- ada satu faktor risiko- ada dua faktor risiko
faktor risiko- hCG gt 100000 IU I- interval gt 6 bulan
MOLA HIDATIDOSA DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
No Dokumen
11004004IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
55
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001Pengobatan
Klasifikasi Kemoterapi tunggal
Kemoterapi kombinasi (2 jenis)
Kemoterapi kombinasi (3 jenis)
HAMMONDNonmetsatasisMetastasis risiko rendahMetastasis risiko tinggi
MTX VP16 ActD
MTX+ActDMTX+VP16
MAC EMACO
FIGOStadium IStadium IIStadium IIIStadium IV
MTX VP16 ActD
MTX+ActDMTX+VP16
MTX+ActDMTX+VP16
MAC EMACO
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11005005IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan
75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl
II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin
III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Kadar gula darah
- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C
2 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin3 Fungsi kardiofaskular4 Toleransi feto maternal
IV Prosedur 1 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin
2 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai
- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- KetosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11005005IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
BEKAS SEKSIO SESARIA
No Dokumen
11006006IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Persalinan atau kelainan pada pasien dengan riwayat
kelahiran bayi melaui insisi perut (laparatomi) dan insisi uterus (histerektomi) Luka sayat diperut dapat tranversal(Pfannensial) maupun vertical (mediana) sedangkan diuterus dapat tranversal( SC transperitonealis profunda) maupun insisi vertical (SC klasiccorporal)
II TUJUAN 1 Keberhasilan partus percobaan per vaginam adalah 70-80 dan risiko rupture adalah 1
2 Indikasi absolut( bentuk dan besar tulang panggul besar janin)
3 Prinsip imbang fetalo pelvik(tiap persalinan normal)
4 Rumah sakit harus mampu melakukan seksio darurat dalam 30 menit setelah diduga ruptur
III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Anamnesa2 Parut Luka Di Perut
IV Prosedur 1 Anamnesa-evaluasi catatan medis2 Waktu tempat pelaksana jenis secsio yang
lalu3 Indikasi secsio yang lalu4 Penyembuhan luka yang lalu
a Pemeriksaan penunjang5 Penyembuhan luka yang lalu metode morgan
thoumau (gabungan spiralhelik ct scan panggul dan ultrasonografi perbandingan besar volume
BEKAS SEKSIO SESARIA
No Dokumen
11006006IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001lingkar kepala lingkar bahu lingkar perut janin
6 Partus pervaginam jikaa Imbang feto pelvik baikb Perjalanan persalinan normal
7 Secsio primer jikaa Plasenta previab Vasa previac Cpdfpdd Panggul patologike Presentasi abnormalf Kelainan letakg Posterm dengan score pelvik rendahh 2 kali secsioi Penyembuhan luka operasi yang burukj Operasi yang lalu kolporalklasik
8 Perawatan rumah sakita Hanya dilakukan apabila akan dilakukan
secsio primer atau jika transportasi sulit tingkat pendidikan pasien rendah
b Perawatan pasca secsio kurang lebih 3-5 hari
9 Penyulita Ruptura uteri histerorapi-histerektomib Kematian janin kematian ibuc Plasenta akreta perkrata inkreta
histerektomid Endometritis infeksi subkutise Perdarahan
BEKAS SEKSIO SESARIA
No Dokumen
11006006IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 00110Konseling
Untuk mendapat informed consent pasien harus mendapat penjelasan untung rugi percobaan parute pervaginam
11Masa pengembuhan luka 100 hari12Medikasi mentosa
a Antibiotik cefalosporin generasi iii seperti cefoperazone
b Anelgetikc Uterotonik
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11007007IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan
75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl
II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin
III KEBIJAKAN DIAGNOSA5 Kadar gula darah
- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C
6 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin7 Fungsi kardiofaskular8 Toleransi feto maternal
IV Prosedur 3 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin
4 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai
- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- ketosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11007007IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
V Unit terkaitBidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
GRANDDE MULTIPARITAS
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan persalinan dan atau kelahiran pada
perempuan yang pernah melahirkan lebih dari 4 kali dengan berat bayi gt 500 gram
II TUJUAN 1 Kehamilan bersifat diabetogenik pada grandemultiparitas akan semakin manifes
2 Infolusi berulang memungkinkan untuk terjadinya defek minor-medium yang berakibat pada berkurangnya serabut endometrium senhingga persalinan pada grande multiparitas akan cenderung untuk mengalami hipotonia demikian pula pada pasca bersalin
3 Akibat kurangnya serabut endometrium maka pada grande multiparsitas elastisitas akan berkurang sehingga memudahkan untuk terjadinya ruptura uteri
III KEBIJAKAN 1 Anamnesa2 Pemeriksaan fisik parutperineum dan bekas
laparatomi
IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal terapijika dijumpai kelainan
2 Waspada untuk Diabetes mellitus gestasional3 Waspada untuk makrosomi4 Tidak melakukan
GRANDDE MULTIPARITAS
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11009009IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
11
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg sejak
sebelum kehamilanII TUJUAN 1 Mencari kelainan yang mendasari hipertensi
2 Memberi penanganan yang tepat sehingga tidak menjadi lebih berat
III KEBIJAKAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waaspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal kecuali pemberian obat antihipertensi seperti calsium chanel blocker
2 Monitor protein uria3 Persalinan dengan kelahiran sesuai indikasi
obstetric kecuali terjadi krisis hipertensi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PRE EKLAMPSIA RINGAN
No Dokumen
11010010IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
11
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg atau peningkatan diastolic gt_ dengan protein urine kurang dari 3 gr24 jam
II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotelIV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan
kehamilan normal2 Banyak istirahat tirah baring3 Monitor protein uria4 Persalinan dan kelahiran diupayakan pada
37 minggu penuh
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PRE EKLAMPSIA BERAT
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Pada kehamila lebih dari 22 minggu dijumpai
1 Tekanan darah diastolk gt_ 160 mmhg diastolic gt- 110 mmhg
2 Proteinurin lebih dari 5 mg24 jam3 Gangguan cerebral atau visual4 Edema pulmenum5 Nyeri epigastrik atau kwadaran atas kanan6 Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas7 Trombositopeni8 Pertumbuhan janin terhambat9 Peningkatan serum creatinin
II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotel berat sehingga terjadi fasus fasme berat sehingga dapat terjadi kelainan atau kerusakan multi organ
IV Prosedur 1 Rawat rumah sakit2 Periksa lboratorium sesuai kemampuan rumah
sakit3 Berikan MgSO44 Berikan obat anti hipertensi nifedipin obat
terpilih5 Terminasi kehamilan adalah terapi defintif
fariasi usia gestasi pada saat pengakhiran kehamilan tergantung dari kemampuan
masing-masing rumah sakit
PRE EKLAMPSIA BERAT
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum
timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta
II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)
III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan
2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan
IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio
faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir
2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban
3 Pemanatuan dengan partografManajemen
Mekanik (tujuan utama pematangan serviks
dan mengharapkan langsung diikuti)
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada
bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang
normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik
Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau
umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed
2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa
III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia
ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta
3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya
Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan
perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam
maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik
Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal
IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan
2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi
Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN
BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan
dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin
II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan
uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain
3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen
bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK
III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD
2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus
3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath
no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi
- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus
- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya
- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio
cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti
5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau
melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah
II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin
2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut
3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang
III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah
2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk
IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan
hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan
dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau
kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai
sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm
2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi
III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan
IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )
2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria
3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong
4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi
kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak
penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya
2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia
3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat
III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis
2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari
menunjukan penurunan risiko PVL
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin
gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau
4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut
IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah
a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg
b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat
diberikan dexametasone
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari
periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20
II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu
III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia
2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)
3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu
IV Prosedur 1 Pemantauan fetus
2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam
dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric
II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )
III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin
2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda
IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar
denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap
- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi
dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang
terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan
2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan
II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah
- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta
- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )
III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan
pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24
jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG
2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab
IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh
gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium
II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai
III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea
2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum
3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis
IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X
5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka
perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi
2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya
3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi
4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi
5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi
Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta
estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA
atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus
3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus
4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus
5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
14
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi
sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan
hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD
Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic
DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik
II TUJUAN
III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2
lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau
lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
24
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi
AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui
Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya
Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi
oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
34
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari
Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan
Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula
darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
KEHAMILAN EKTOPIK
No Dokumen
11003003IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Tes tambahan tes HCG USG
kuldosentesis kuretase endometrium laparoskopi kolpotomikolposkopi
MANAJEMEN Prinsip ndash prinsip umum penatalaksanaan
1 Rawat inap segera2 Operasi segera setelah diagnosis dibuat3 Penggantian darah sebagai indikasi untuk
hipovolemikanemia
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
MOLA HIDATIDOSA DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
No Dokumen
11004004IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
15
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Penyakit trofoblas gestasional adalah proliferasi sel
trofoblas yang bersal dari kehamilanII TUJUAN Penyakit ini banyak diderita oleh wanita usia
reproduksi sehatsehingga tujuan penatalaksanaan penyakit trofoblas gestasional adalah mempertahankan dan meningkatkan kesehatan reproduksi pasca penyakit trofoblas gestasional
III KEBIJAKAN Klasifikasi klinil 1 Mola hodatidosa2 Penyakit trofoblas ganas
Klasifikasi histologik 1 Mola hidatidosa2 Mola destruent3 Koriokarsinoma4 Placental Site Trophoblastic Disease
IV Prosedur MOLAHIDATIDOSAPemeriksaan Klinik
1 Terlambat haid disertai gejala ndash gejala kehamilan normalkadang ndash kadang gejala kehamilan tersebut berlebihan
2 Uterus membesarumumnya uterus membesar lebih besar dari usia kehamilan
3 Uterus lunakkehamilan ini disertai dengan janin atau selaput janin(molahidatidosa komplit) tetapi dapat juga disertai dengandengan adanya janin atau kantong janin(molahidatidosa partial)
MOLA HIDATIDOSA DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
No Dokumen
11004004IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
25
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Tidak dijumpai gerakan janintidak dijumpai
denyut jantung janin5 Pada sonde uterus tidak didapatkan tahanan
kantong janinPemeriksaan tambahan
1 Ultrasonografi (USG )tidak dijumpai janinterlihat gambaran khas dari molahidatidosa
2 Sering dijumpai kista lutein dari ovarium3 Kadar HCG yang sangat tinggi(ribuan
inyernational unitI )Penyakit Trofoblas GanasDiagnosis Klinik ( WHO )
1 Kadar beta HCG yang menetap pada 2 kali pemeriksaan berturut ndash turut dengan interval dua minggu
2 Kadar beta HCG yang meningkat 3 Kadar beta HCG diatas normal pada 14
minggu setelah tindakan evakuasi4 Pembesaran uterus pasca evakuasi yang
disertai dengan kadar beta HCG diatas normal5 Terdapat lesi metastasis6 Histologik didapatkan mola invasive atau
koriokarsinomaDiagnosis Histologik Diagnosis histologik pada penyakit trofoblas gestasional umumnya dapat dilakukan pada molahidatidosasedang diagnosis mola destruent
MOLA HIDATIDOSA DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
No Dokumen
11004004IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
35
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001atau mola invasiv dan koriokarsinoma sangat jarang dilakukan dengan biopsidiagnosis umumnya karena spesimen pembedahan histerktomi atau eksisi lesi metastasisMANAJEMENMolahidatidosa1 Evakuasitindakan evakuasi jaringan mola
harus dilakukan dengan bersihkarena residu sel trofoblas sering tetap tumbuh dan berkembangNilai tindakan kuret diyakini tidak bersih maka tindakan kuret ulangan dapat dilakukan satu sampai dua minggu setelah kuret pertamaTindakan evaluasi dapat dilakukan dengan kuret hisap atau kuret tajam dan tumpul atau kombinasi keduanyaUntuk mengurangi terjadinya perdarahanpada saat tindakan evakuasi sebaiknya diberikan infus berisi oksitosindarah dapat diberikan dengan indikasi
2 Pasca tindakan evakuasiharus dilakukan pengamatan kadar beta HCG secara periodikpengamatan ini untuk mendiagnosis terjadinya penyakit trofoblas ganas secara dini
Penyakit Trofoblas Ganas (PTG)Protokol pengobatan sitostatika berdasarkan
1 klasifikasi yang dianutKlasifikasi yang mudah antara lain klasifikasi Hammondklasifikasi FIGO(stadium FIGO)
MOLA HIDATIDOSA DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
No Dokumen
11004004IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
45
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 PTG non-metastasis PTG bermetastasis PTG bermetastasis risiko rendah PTG bermetastasis risiko tinggi
2 Metastasis risiko rendahInterval kurang dari 4 bulanmetastasis bukan ke otak atau ke hatikadar hCG urin lt 100000 mlUml serumkehamilan sebelumnya bukan kehamilan atermbelum mendapat terapi kemoterapi sebelumnya
3 Metastasis risiko tinggiMetastasis otak atau hatikriteria lain diluar kriteria risiko rendahKlasifikasi FIGO
Stadium - Penyakit terbatas pada uterus- Penyakit menyebar diluar uterus tetapi
terbatas pada organ genitalia interna metastasis keparu dengan atau tanpa adanyapenyakit pada genitalia interna
- Metastasis jauh selain dari paruSub stadium
- tidak ada faktor risiko- ada satu faktor risiko- ada dua faktor risiko
faktor risiko- hCG gt 100000 IU I- interval gt 6 bulan
MOLA HIDATIDOSA DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
No Dokumen
11004004IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
55
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001Pengobatan
Klasifikasi Kemoterapi tunggal
Kemoterapi kombinasi (2 jenis)
Kemoterapi kombinasi (3 jenis)
HAMMONDNonmetsatasisMetastasis risiko rendahMetastasis risiko tinggi
MTX VP16 ActD
MTX+ActDMTX+VP16
MAC EMACO
FIGOStadium IStadium IIStadium IIIStadium IV
MTX VP16 ActD
MTX+ActDMTX+VP16
MTX+ActDMTX+VP16
MAC EMACO
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11005005IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan
75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl
II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin
III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Kadar gula darah
- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C
2 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin3 Fungsi kardiofaskular4 Toleransi feto maternal
IV Prosedur 1 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin
2 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai
- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- KetosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11005005IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
BEKAS SEKSIO SESARIA
No Dokumen
11006006IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Persalinan atau kelainan pada pasien dengan riwayat
kelahiran bayi melaui insisi perut (laparatomi) dan insisi uterus (histerektomi) Luka sayat diperut dapat tranversal(Pfannensial) maupun vertical (mediana) sedangkan diuterus dapat tranversal( SC transperitonealis profunda) maupun insisi vertical (SC klasiccorporal)
II TUJUAN 1 Keberhasilan partus percobaan per vaginam adalah 70-80 dan risiko rupture adalah 1
2 Indikasi absolut( bentuk dan besar tulang panggul besar janin)
3 Prinsip imbang fetalo pelvik(tiap persalinan normal)
4 Rumah sakit harus mampu melakukan seksio darurat dalam 30 menit setelah diduga ruptur
III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Anamnesa2 Parut Luka Di Perut
IV Prosedur 1 Anamnesa-evaluasi catatan medis2 Waktu tempat pelaksana jenis secsio yang
lalu3 Indikasi secsio yang lalu4 Penyembuhan luka yang lalu
a Pemeriksaan penunjang5 Penyembuhan luka yang lalu metode morgan
thoumau (gabungan spiralhelik ct scan panggul dan ultrasonografi perbandingan besar volume
BEKAS SEKSIO SESARIA
No Dokumen
11006006IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001lingkar kepala lingkar bahu lingkar perut janin
6 Partus pervaginam jikaa Imbang feto pelvik baikb Perjalanan persalinan normal
7 Secsio primer jikaa Plasenta previab Vasa previac Cpdfpdd Panggul patologike Presentasi abnormalf Kelainan letakg Posterm dengan score pelvik rendahh 2 kali secsioi Penyembuhan luka operasi yang burukj Operasi yang lalu kolporalklasik
8 Perawatan rumah sakita Hanya dilakukan apabila akan dilakukan
secsio primer atau jika transportasi sulit tingkat pendidikan pasien rendah
b Perawatan pasca secsio kurang lebih 3-5 hari
9 Penyulita Ruptura uteri histerorapi-histerektomib Kematian janin kematian ibuc Plasenta akreta perkrata inkreta
histerektomid Endometritis infeksi subkutise Perdarahan
BEKAS SEKSIO SESARIA
No Dokumen
11006006IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 00110Konseling
Untuk mendapat informed consent pasien harus mendapat penjelasan untung rugi percobaan parute pervaginam
11Masa pengembuhan luka 100 hari12Medikasi mentosa
a Antibiotik cefalosporin generasi iii seperti cefoperazone
b Anelgetikc Uterotonik
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11007007IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan
75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl
II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin
III KEBIJAKAN DIAGNOSA5 Kadar gula darah
- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C
6 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin7 Fungsi kardiofaskular8 Toleransi feto maternal
IV Prosedur 3 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin
4 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai
- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- ketosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11007007IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
V Unit terkaitBidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
GRANDDE MULTIPARITAS
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan persalinan dan atau kelahiran pada
perempuan yang pernah melahirkan lebih dari 4 kali dengan berat bayi gt 500 gram
II TUJUAN 1 Kehamilan bersifat diabetogenik pada grandemultiparitas akan semakin manifes
2 Infolusi berulang memungkinkan untuk terjadinya defek minor-medium yang berakibat pada berkurangnya serabut endometrium senhingga persalinan pada grande multiparitas akan cenderung untuk mengalami hipotonia demikian pula pada pasca bersalin
3 Akibat kurangnya serabut endometrium maka pada grande multiparsitas elastisitas akan berkurang sehingga memudahkan untuk terjadinya ruptura uteri
III KEBIJAKAN 1 Anamnesa2 Pemeriksaan fisik parutperineum dan bekas
laparatomi
IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal terapijika dijumpai kelainan
2 Waspada untuk Diabetes mellitus gestasional3 Waspada untuk makrosomi4 Tidak melakukan
GRANDDE MULTIPARITAS
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11009009IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
11
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg sejak
sebelum kehamilanII TUJUAN 1 Mencari kelainan yang mendasari hipertensi
2 Memberi penanganan yang tepat sehingga tidak menjadi lebih berat
III KEBIJAKAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waaspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal kecuali pemberian obat antihipertensi seperti calsium chanel blocker
2 Monitor protein uria3 Persalinan dengan kelahiran sesuai indikasi
obstetric kecuali terjadi krisis hipertensi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PRE EKLAMPSIA RINGAN
No Dokumen
11010010IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
11
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg atau peningkatan diastolic gt_ dengan protein urine kurang dari 3 gr24 jam
II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotelIV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan
kehamilan normal2 Banyak istirahat tirah baring3 Monitor protein uria4 Persalinan dan kelahiran diupayakan pada
37 minggu penuh
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PRE EKLAMPSIA BERAT
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Pada kehamila lebih dari 22 minggu dijumpai
1 Tekanan darah diastolk gt_ 160 mmhg diastolic gt- 110 mmhg
2 Proteinurin lebih dari 5 mg24 jam3 Gangguan cerebral atau visual4 Edema pulmenum5 Nyeri epigastrik atau kwadaran atas kanan6 Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas7 Trombositopeni8 Pertumbuhan janin terhambat9 Peningkatan serum creatinin
II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotel berat sehingga terjadi fasus fasme berat sehingga dapat terjadi kelainan atau kerusakan multi organ
IV Prosedur 1 Rawat rumah sakit2 Periksa lboratorium sesuai kemampuan rumah
sakit3 Berikan MgSO44 Berikan obat anti hipertensi nifedipin obat
terpilih5 Terminasi kehamilan adalah terapi defintif
fariasi usia gestasi pada saat pengakhiran kehamilan tergantung dari kemampuan
masing-masing rumah sakit
PRE EKLAMPSIA BERAT
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum
timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta
II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)
III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan
2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan
IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio
faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir
2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban
3 Pemanatuan dengan partografManajemen
Mekanik (tujuan utama pematangan serviks
dan mengharapkan langsung diikuti)
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada
bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang
normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik
Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau
umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed
2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa
III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia
ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta
3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya
Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan
perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam
maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik
Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal
IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan
2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi
Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN
BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan
dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin
II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan
uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain
3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen
bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK
III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD
2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus
3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath
no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi
- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus
- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya
- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio
cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti
5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau
melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah
II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin
2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut
3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang
III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah
2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk
IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan
hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan
dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau
kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai
sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm
2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi
III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan
IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )
2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria
3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong
4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi
kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak
penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya
2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia
3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat
III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis
2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari
menunjukan penurunan risiko PVL
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin
gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau
4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut
IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah
a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg
b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat
diberikan dexametasone
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari
periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20
II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu
III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia
2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)
3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu
IV Prosedur 1 Pemantauan fetus
2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam
dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric
II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )
III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin
2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda
IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar
denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap
- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi
dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang
terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan
2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan
II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah
- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta
- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )
III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan
pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24
jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG
2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab
IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh
gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium
II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai
III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea
2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum
3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis
IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X
5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka
perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi
2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya
3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi
4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi
5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi
Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta
estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA
atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus
3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus
4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus
5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
14
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi
sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan
hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD
Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic
DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik
II TUJUAN
III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2
lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau
lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
24
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi
AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui
Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya
Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi
oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
34
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari
Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan
Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula
darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
MOLA HIDATIDOSA DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
No Dokumen
11004004IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
15
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Penyakit trofoblas gestasional adalah proliferasi sel
trofoblas yang bersal dari kehamilanII TUJUAN Penyakit ini banyak diderita oleh wanita usia
reproduksi sehatsehingga tujuan penatalaksanaan penyakit trofoblas gestasional adalah mempertahankan dan meningkatkan kesehatan reproduksi pasca penyakit trofoblas gestasional
III KEBIJAKAN Klasifikasi klinil 1 Mola hodatidosa2 Penyakit trofoblas ganas
Klasifikasi histologik 1 Mola hidatidosa2 Mola destruent3 Koriokarsinoma4 Placental Site Trophoblastic Disease
IV Prosedur MOLAHIDATIDOSAPemeriksaan Klinik
1 Terlambat haid disertai gejala ndash gejala kehamilan normalkadang ndash kadang gejala kehamilan tersebut berlebihan
2 Uterus membesarumumnya uterus membesar lebih besar dari usia kehamilan
3 Uterus lunakkehamilan ini disertai dengan janin atau selaput janin(molahidatidosa komplit) tetapi dapat juga disertai dengandengan adanya janin atau kantong janin(molahidatidosa partial)
MOLA HIDATIDOSA DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
No Dokumen
11004004IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
25
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Tidak dijumpai gerakan janintidak dijumpai
denyut jantung janin5 Pada sonde uterus tidak didapatkan tahanan
kantong janinPemeriksaan tambahan
1 Ultrasonografi (USG )tidak dijumpai janinterlihat gambaran khas dari molahidatidosa
2 Sering dijumpai kista lutein dari ovarium3 Kadar HCG yang sangat tinggi(ribuan
inyernational unitI )Penyakit Trofoblas GanasDiagnosis Klinik ( WHO )
1 Kadar beta HCG yang menetap pada 2 kali pemeriksaan berturut ndash turut dengan interval dua minggu
2 Kadar beta HCG yang meningkat 3 Kadar beta HCG diatas normal pada 14
minggu setelah tindakan evakuasi4 Pembesaran uterus pasca evakuasi yang
disertai dengan kadar beta HCG diatas normal5 Terdapat lesi metastasis6 Histologik didapatkan mola invasive atau
koriokarsinomaDiagnosis Histologik Diagnosis histologik pada penyakit trofoblas gestasional umumnya dapat dilakukan pada molahidatidosasedang diagnosis mola destruent
MOLA HIDATIDOSA DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
No Dokumen
11004004IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
35
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001atau mola invasiv dan koriokarsinoma sangat jarang dilakukan dengan biopsidiagnosis umumnya karena spesimen pembedahan histerktomi atau eksisi lesi metastasisMANAJEMENMolahidatidosa1 Evakuasitindakan evakuasi jaringan mola
harus dilakukan dengan bersihkarena residu sel trofoblas sering tetap tumbuh dan berkembangNilai tindakan kuret diyakini tidak bersih maka tindakan kuret ulangan dapat dilakukan satu sampai dua minggu setelah kuret pertamaTindakan evaluasi dapat dilakukan dengan kuret hisap atau kuret tajam dan tumpul atau kombinasi keduanyaUntuk mengurangi terjadinya perdarahanpada saat tindakan evakuasi sebaiknya diberikan infus berisi oksitosindarah dapat diberikan dengan indikasi
2 Pasca tindakan evakuasiharus dilakukan pengamatan kadar beta HCG secara periodikpengamatan ini untuk mendiagnosis terjadinya penyakit trofoblas ganas secara dini
Penyakit Trofoblas Ganas (PTG)Protokol pengobatan sitostatika berdasarkan
1 klasifikasi yang dianutKlasifikasi yang mudah antara lain klasifikasi Hammondklasifikasi FIGO(stadium FIGO)
MOLA HIDATIDOSA DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
No Dokumen
11004004IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
45
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 PTG non-metastasis PTG bermetastasis PTG bermetastasis risiko rendah PTG bermetastasis risiko tinggi
2 Metastasis risiko rendahInterval kurang dari 4 bulanmetastasis bukan ke otak atau ke hatikadar hCG urin lt 100000 mlUml serumkehamilan sebelumnya bukan kehamilan atermbelum mendapat terapi kemoterapi sebelumnya
3 Metastasis risiko tinggiMetastasis otak atau hatikriteria lain diluar kriteria risiko rendahKlasifikasi FIGO
Stadium - Penyakit terbatas pada uterus- Penyakit menyebar diluar uterus tetapi
terbatas pada organ genitalia interna metastasis keparu dengan atau tanpa adanyapenyakit pada genitalia interna
- Metastasis jauh selain dari paruSub stadium
- tidak ada faktor risiko- ada satu faktor risiko- ada dua faktor risiko
faktor risiko- hCG gt 100000 IU I- interval gt 6 bulan
MOLA HIDATIDOSA DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
No Dokumen
11004004IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
55
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001Pengobatan
Klasifikasi Kemoterapi tunggal
Kemoterapi kombinasi (2 jenis)
Kemoterapi kombinasi (3 jenis)
HAMMONDNonmetsatasisMetastasis risiko rendahMetastasis risiko tinggi
MTX VP16 ActD
MTX+ActDMTX+VP16
MAC EMACO
FIGOStadium IStadium IIStadium IIIStadium IV
MTX VP16 ActD
MTX+ActDMTX+VP16
MTX+ActDMTX+VP16
MAC EMACO
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11005005IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan
75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl
II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin
III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Kadar gula darah
- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C
2 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin3 Fungsi kardiofaskular4 Toleransi feto maternal
IV Prosedur 1 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin
2 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai
- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- KetosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11005005IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
BEKAS SEKSIO SESARIA
No Dokumen
11006006IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Persalinan atau kelainan pada pasien dengan riwayat
kelahiran bayi melaui insisi perut (laparatomi) dan insisi uterus (histerektomi) Luka sayat diperut dapat tranversal(Pfannensial) maupun vertical (mediana) sedangkan diuterus dapat tranversal( SC transperitonealis profunda) maupun insisi vertical (SC klasiccorporal)
II TUJUAN 1 Keberhasilan partus percobaan per vaginam adalah 70-80 dan risiko rupture adalah 1
2 Indikasi absolut( bentuk dan besar tulang panggul besar janin)
3 Prinsip imbang fetalo pelvik(tiap persalinan normal)
4 Rumah sakit harus mampu melakukan seksio darurat dalam 30 menit setelah diduga ruptur
III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Anamnesa2 Parut Luka Di Perut
IV Prosedur 1 Anamnesa-evaluasi catatan medis2 Waktu tempat pelaksana jenis secsio yang
lalu3 Indikasi secsio yang lalu4 Penyembuhan luka yang lalu
a Pemeriksaan penunjang5 Penyembuhan luka yang lalu metode morgan
thoumau (gabungan spiralhelik ct scan panggul dan ultrasonografi perbandingan besar volume
BEKAS SEKSIO SESARIA
No Dokumen
11006006IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001lingkar kepala lingkar bahu lingkar perut janin
6 Partus pervaginam jikaa Imbang feto pelvik baikb Perjalanan persalinan normal
7 Secsio primer jikaa Plasenta previab Vasa previac Cpdfpdd Panggul patologike Presentasi abnormalf Kelainan letakg Posterm dengan score pelvik rendahh 2 kali secsioi Penyembuhan luka operasi yang burukj Operasi yang lalu kolporalklasik
8 Perawatan rumah sakita Hanya dilakukan apabila akan dilakukan
secsio primer atau jika transportasi sulit tingkat pendidikan pasien rendah
b Perawatan pasca secsio kurang lebih 3-5 hari
9 Penyulita Ruptura uteri histerorapi-histerektomib Kematian janin kematian ibuc Plasenta akreta perkrata inkreta
histerektomid Endometritis infeksi subkutise Perdarahan
BEKAS SEKSIO SESARIA
No Dokumen
11006006IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 00110Konseling
Untuk mendapat informed consent pasien harus mendapat penjelasan untung rugi percobaan parute pervaginam
11Masa pengembuhan luka 100 hari12Medikasi mentosa
a Antibiotik cefalosporin generasi iii seperti cefoperazone
b Anelgetikc Uterotonik
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11007007IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan
75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl
II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin
III KEBIJAKAN DIAGNOSA5 Kadar gula darah
- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C
6 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin7 Fungsi kardiofaskular8 Toleransi feto maternal
IV Prosedur 3 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin
4 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai
- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- ketosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11007007IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
V Unit terkaitBidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
GRANDDE MULTIPARITAS
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan persalinan dan atau kelahiran pada
perempuan yang pernah melahirkan lebih dari 4 kali dengan berat bayi gt 500 gram
II TUJUAN 1 Kehamilan bersifat diabetogenik pada grandemultiparitas akan semakin manifes
2 Infolusi berulang memungkinkan untuk terjadinya defek minor-medium yang berakibat pada berkurangnya serabut endometrium senhingga persalinan pada grande multiparitas akan cenderung untuk mengalami hipotonia demikian pula pada pasca bersalin
3 Akibat kurangnya serabut endometrium maka pada grande multiparsitas elastisitas akan berkurang sehingga memudahkan untuk terjadinya ruptura uteri
III KEBIJAKAN 1 Anamnesa2 Pemeriksaan fisik parutperineum dan bekas
laparatomi
IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal terapijika dijumpai kelainan
2 Waspada untuk Diabetes mellitus gestasional3 Waspada untuk makrosomi4 Tidak melakukan
GRANDDE MULTIPARITAS
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11009009IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
11
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg sejak
sebelum kehamilanII TUJUAN 1 Mencari kelainan yang mendasari hipertensi
2 Memberi penanganan yang tepat sehingga tidak menjadi lebih berat
III KEBIJAKAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waaspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal kecuali pemberian obat antihipertensi seperti calsium chanel blocker
2 Monitor protein uria3 Persalinan dengan kelahiran sesuai indikasi
obstetric kecuali terjadi krisis hipertensi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PRE EKLAMPSIA RINGAN
No Dokumen
11010010IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
11
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg atau peningkatan diastolic gt_ dengan protein urine kurang dari 3 gr24 jam
II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotelIV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan
kehamilan normal2 Banyak istirahat tirah baring3 Monitor protein uria4 Persalinan dan kelahiran diupayakan pada
37 minggu penuh
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PRE EKLAMPSIA BERAT
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Pada kehamila lebih dari 22 minggu dijumpai
1 Tekanan darah diastolk gt_ 160 mmhg diastolic gt- 110 mmhg
2 Proteinurin lebih dari 5 mg24 jam3 Gangguan cerebral atau visual4 Edema pulmenum5 Nyeri epigastrik atau kwadaran atas kanan6 Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas7 Trombositopeni8 Pertumbuhan janin terhambat9 Peningkatan serum creatinin
II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotel berat sehingga terjadi fasus fasme berat sehingga dapat terjadi kelainan atau kerusakan multi organ
IV Prosedur 1 Rawat rumah sakit2 Periksa lboratorium sesuai kemampuan rumah
sakit3 Berikan MgSO44 Berikan obat anti hipertensi nifedipin obat
terpilih5 Terminasi kehamilan adalah terapi defintif
fariasi usia gestasi pada saat pengakhiran kehamilan tergantung dari kemampuan
masing-masing rumah sakit
PRE EKLAMPSIA BERAT
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum
timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta
II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)
III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan
2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan
IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio
faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir
2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban
3 Pemanatuan dengan partografManajemen
Mekanik (tujuan utama pematangan serviks
dan mengharapkan langsung diikuti)
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada
bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang
normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik
Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau
umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed
2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa
III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia
ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta
3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya
Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan
perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam
maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik
Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal
IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan
2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi
Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN
BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan
dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin
II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan
uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain
3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen
bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK
III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD
2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus
3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath
no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi
- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus
- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya
- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio
cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti
5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau
melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah
II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin
2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut
3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang
III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah
2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk
IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan
hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan
dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau
kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai
sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm
2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi
III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan
IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )
2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria
3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong
4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi
kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak
penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya
2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia
3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat
III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis
2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari
menunjukan penurunan risiko PVL
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin
gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau
4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut
IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah
a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg
b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat
diberikan dexametasone
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari
periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20
II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu
III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia
2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)
3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu
IV Prosedur 1 Pemantauan fetus
2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam
dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric
II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )
III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin
2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda
IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar
denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap
- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi
dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang
terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan
2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan
II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah
- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta
- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )
III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan
pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24
jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG
2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab
IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh
gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium
II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai
III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea
2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum
3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis
IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X
5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka
perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi
2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya
3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi
4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi
5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi
Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta
estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA
atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus
3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus
4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus
5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
14
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi
sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan
hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD
Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic
DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik
II TUJUAN
III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2
lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau
lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
24
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi
AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui
Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya
Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi
oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
34
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari
Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan
Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula
darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
MOLA HIDATIDOSA DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
No Dokumen
11004004IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
25
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Tidak dijumpai gerakan janintidak dijumpai
denyut jantung janin5 Pada sonde uterus tidak didapatkan tahanan
kantong janinPemeriksaan tambahan
1 Ultrasonografi (USG )tidak dijumpai janinterlihat gambaran khas dari molahidatidosa
2 Sering dijumpai kista lutein dari ovarium3 Kadar HCG yang sangat tinggi(ribuan
inyernational unitI )Penyakit Trofoblas GanasDiagnosis Klinik ( WHO )
1 Kadar beta HCG yang menetap pada 2 kali pemeriksaan berturut ndash turut dengan interval dua minggu
2 Kadar beta HCG yang meningkat 3 Kadar beta HCG diatas normal pada 14
minggu setelah tindakan evakuasi4 Pembesaran uterus pasca evakuasi yang
disertai dengan kadar beta HCG diatas normal5 Terdapat lesi metastasis6 Histologik didapatkan mola invasive atau
koriokarsinomaDiagnosis Histologik Diagnosis histologik pada penyakit trofoblas gestasional umumnya dapat dilakukan pada molahidatidosasedang diagnosis mola destruent
MOLA HIDATIDOSA DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
No Dokumen
11004004IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
35
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001atau mola invasiv dan koriokarsinoma sangat jarang dilakukan dengan biopsidiagnosis umumnya karena spesimen pembedahan histerktomi atau eksisi lesi metastasisMANAJEMENMolahidatidosa1 Evakuasitindakan evakuasi jaringan mola
harus dilakukan dengan bersihkarena residu sel trofoblas sering tetap tumbuh dan berkembangNilai tindakan kuret diyakini tidak bersih maka tindakan kuret ulangan dapat dilakukan satu sampai dua minggu setelah kuret pertamaTindakan evaluasi dapat dilakukan dengan kuret hisap atau kuret tajam dan tumpul atau kombinasi keduanyaUntuk mengurangi terjadinya perdarahanpada saat tindakan evakuasi sebaiknya diberikan infus berisi oksitosindarah dapat diberikan dengan indikasi
2 Pasca tindakan evakuasiharus dilakukan pengamatan kadar beta HCG secara periodikpengamatan ini untuk mendiagnosis terjadinya penyakit trofoblas ganas secara dini
Penyakit Trofoblas Ganas (PTG)Protokol pengobatan sitostatika berdasarkan
1 klasifikasi yang dianutKlasifikasi yang mudah antara lain klasifikasi Hammondklasifikasi FIGO(stadium FIGO)
MOLA HIDATIDOSA DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
No Dokumen
11004004IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
45
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 PTG non-metastasis PTG bermetastasis PTG bermetastasis risiko rendah PTG bermetastasis risiko tinggi
2 Metastasis risiko rendahInterval kurang dari 4 bulanmetastasis bukan ke otak atau ke hatikadar hCG urin lt 100000 mlUml serumkehamilan sebelumnya bukan kehamilan atermbelum mendapat terapi kemoterapi sebelumnya
3 Metastasis risiko tinggiMetastasis otak atau hatikriteria lain diluar kriteria risiko rendahKlasifikasi FIGO
Stadium - Penyakit terbatas pada uterus- Penyakit menyebar diluar uterus tetapi
terbatas pada organ genitalia interna metastasis keparu dengan atau tanpa adanyapenyakit pada genitalia interna
- Metastasis jauh selain dari paruSub stadium
- tidak ada faktor risiko- ada satu faktor risiko- ada dua faktor risiko
faktor risiko- hCG gt 100000 IU I- interval gt 6 bulan
MOLA HIDATIDOSA DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
No Dokumen
11004004IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
55
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001Pengobatan
Klasifikasi Kemoterapi tunggal
Kemoterapi kombinasi (2 jenis)
Kemoterapi kombinasi (3 jenis)
HAMMONDNonmetsatasisMetastasis risiko rendahMetastasis risiko tinggi
MTX VP16 ActD
MTX+ActDMTX+VP16
MAC EMACO
FIGOStadium IStadium IIStadium IIIStadium IV
MTX VP16 ActD
MTX+ActDMTX+VP16
MTX+ActDMTX+VP16
MAC EMACO
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11005005IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan
75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl
II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin
III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Kadar gula darah
- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C
2 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin3 Fungsi kardiofaskular4 Toleransi feto maternal
IV Prosedur 1 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin
2 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai
- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- KetosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11005005IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
BEKAS SEKSIO SESARIA
No Dokumen
11006006IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Persalinan atau kelainan pada pasien dengan riwayat
kelahiran bayi melaui insisi perut (laparatomi) dan insisi uterus (histerektomi) Luka sayat diperut dapat tranversal(Pfannensial) maupun vertical (mediana) sedangkan diuterus dapat tranversal( SC transperitonealis profunda) maupun insisi vertical (SC klasiccorporal)
II TUJUAN 1 Keberhasilan partus percobaan per vaginam adalah 70-80 dan risiko rupture adalah 1
2 Indikasi absolut( bentuk dan besar tulang panggul besar janin)
3 Prinsip imbang fetalo pelvik(tiap persalinan normal)
4 Rumah sakit harus mampu melakukan seksio darurat dalam 30 menit setelah diduga ruptur
III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Anamnesa2 Parut Luka Di Perut
IV Prosedur 1 Anamnesa-evaluasi catatan medis2 Waktu tempat pelaksana jenis secsio yang
lalu3 Indikasi secsio yang lalu4 Penyembuhan luka yang lalu
a Pemeriksaan penunjang5 Penyembuhan luka yang lalu metode morgan
thoumau (gabungan spiralhelik ct scan panggul dan ultrasonografi perbandingan besar volume
BEKAS SEKSIO SESARIA
No Dokumen
11006006IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001lingkar kepala lingkar bahu lingkar perut janin
6 Partus pervaginam jikaa Imbang feto pelvik baikb Perjalanan persalinan normal
7 Secsio primer jikaa Plasenta previab Vasa previac Cpdfpdd Panggul patologike Presentasi abnormalf Kelainan letakg Posterm dengan score pelvik rendahh 2 kali secsioi Penyembuhan luka operasi yang burukj Operasi yang lalu kolporalklasik
8 Perawatan rumah sakita Hanya dilakukan apabila akan dilakukan
secsio primer atau jika transportasi sulit tingkat pendidikan pasien rendah
b Perawatan pasca secsio kurang lebih 3-5 hari
9 Penyulita Ruptura uteri histerorapi-histerektomib Kematian janin kematian ibuc Plasenta akreta perkrata inkreta
histerektomid Endometritis infeksi subkutise Perdarahan
BEKAS SEKSIO SESARIA
No Dokumen
11006006IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 00110Konseling
Untuk mendapat informed consent pasien harus mendapat penjelasan untung rugi percobaan parute pervaginam
11Masa pengembuhan luka 100 hari12Medikasi mentosa
a Antibiotik cefalosporin generasi iii seperti cefoperazone
b Anelgetikc Uterotonik
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11007007IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan
75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl
II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin
III KEBIJAKAN DIAGNOSA5 Kadar gula darah
- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C
6 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin7 Fungsi kardiofaskular8 Toleransi feto maternal
IV Prosedur 3 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin
4 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai
- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- ketosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11007007IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
V Unit terkaitBidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
GRANDDE MULTIPARITAS
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan persalinan dan atau kelahiran pada
perempuan yang pernah melahirkan lebih dari 4 kali dengan berat bayi gt 500 gram
II TUJUAN 1 Kehamilan bersifat diabetogenik pada grandemultiparitas akan semakin manifes
2 Infolusi berulang memungkinkan untuk terjadinya defek minor-medium yang berakibat pada berkurangnya serabut endometrium senhingga persalinan pada grande multiparitas akan cenderung untuk mengalami hipotonia demikian pula pada pasca bersalin
3 Akibat kurangnya serabut endometrium maka pada grande multiparsitas elastisitas akan berkurang sehingga memudahkan untuk terjadinya ruptura uteri
III KEBIJAKAN 1 Anamnesa2 Pemeriksaan fisik parutperineum dan bekas
laparatomi
IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal terapijika dijumpai kelainan
2 Waspada untuk Diabetes mellitus gestasional3 Waspada untuk makrosomi4 Tidak melakukan
GRANDDE MULTIPARITAS
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11009009IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
11
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg sejak
sebelum kehamilanII TUJUAN 1 Mencari kelainan yang mendasari hipertensi
2 Memberi penanganan yang tepat sehingga tidak menjadi lebih berat
III KEBIJAKAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waaspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal kecuali pemberian obat antihipertensi seperti calsium chanel blocker
2 Monitor protein uria3 Persalinan dengan kelahiran sesuai indikasi
obstetric kecuali terjadi krisis hipertensi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PRE EKLAMPSIA RINGAN
No Dokumen
11010010IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
11
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg atau peningkatan diastolic gt_ dengan protein urine kurang dari 3 gr24 jam
II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotelIV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan
kehamilan normal2 Banyak istirahat tirah baring3 Monitor protein uria4 Persalinan dan kelahiran diupayakan pada
37 minggu penuh
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PRE EKLAMPSIA BERAT
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Pada kehamila lebih dari 22 minggu dijumpai
1 Tekanan darah diastolk gt_ 160 mmhg diastolic gt- 110 mmhg
2 Proteinurin lebih dari 5 mg24 jam3 Gangguan cerebral atau visual4 Edema pulmenum5 Nyeri epigastrik atau kwadaran atas kanan6 Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas7 Trombositopeni8 Pertumbuhan janin terhambat9 Peningkatan serum creatinin
II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotel berat sehingga terjadi fasus fasme berat sehingga dapat terjadi kelainan atau kerusakan multi organ
IV Prosedur 1 Rawat rumah sakit2 Periksa lboratorium sesuai kemampuan rumah
sakit3 Berikan MgSO44 Berikan obat anti hipertensi nifedipin obat
terpilih5 Terminasi kehamilan adalah terapi defintif
fariasi usia gestasi pada saat pengakhiran kehamilan tergantung dari kemampuan
masing-masing rumah sakit
PRE EKLAMPSIA BERAT
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum
timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta
II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)
III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan
2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan
IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio
faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir
2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban
3 Pemanatuan dengan partografManajemen
Mekanik (tujuan utama pematangan serviks
dan mengharapkan langsung diikuti)
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada
bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang
normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik
Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau
umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed
2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa
III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia
ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta
3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya
Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan
perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam
maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik
Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal
IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan
2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi
Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN
BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan
dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin
II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan
uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain
3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen
bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK
III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD
2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus
3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath
no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi
- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus
- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya
- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio
cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti
5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau
melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah
II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin
2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut
3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang
III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah
2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk
IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan
hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan
dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau
kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai
sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm
2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi
III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan
IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )
2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria
3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong
4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi
kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak
penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya
2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia
3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat
III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis
2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari
menunjukan penurunan risiko PVL
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin
gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau
4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut
IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah
a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg
b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat
diberikan dexametasone
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari
periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20
II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu
III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia
2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)
3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu
IV Prosedur 1 Pemantauan fetus
2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam
dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric
II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )
III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin
2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda
IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar
denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap
- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi
dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang
terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan
2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan
II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah
- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta
- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )
III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan
pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24
jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG
2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab
IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh
gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium
II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai
III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea
2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum
3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis
IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X
5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka
perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi
2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya
3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi
4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi
5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi
Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta
estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA
atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus
3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus
4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus
5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
14
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi
sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan
hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD
Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic
DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik
II TUJUAN
III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2
lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau
lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
24
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi
AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui
Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya
Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi
oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
34
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari
Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan
Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula
darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
MOLA HIDATIDOSA DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
No Dokumen
11004004IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
35
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001atau mola invasiv dan koriokarsinoma sangat jarang dilakukan dengan biopsidiagnosis umumnya karena spesimen pembedahan histerktomi atau eksisi lesi metastasisMANAJEMENMolahidatidosa1 Evakuasitindakan evakuasi jaringan mola
harus dilakukan dengan bersihkarena residu sel trofoblas sering tetap tumbuh dan berkembangNilai tindakan kuret diyakini tidak bersih maka tindakan kuret ulangan dapat dilakukan satu sampai dua minggu setelah kuret pertamaTindakan evaluasi dapat dilakukan dengan kuret hisap atau kuret tajam dan tumpul atau kombinasi keduanyaUntuk mengurangi terjadinya perdarahanpada saat tindakan evakuasi sebaiknya diberikan infus berisi oksitosindarah dapat diberikan dengan indikasi
2 Pasca tindakan evakuasiharus dilakukan pengamatan kadar beta HCG secara periodikpengamatan ini untuk mendiagnosis terjadinya penyakit trofoblas ganas secara dini
Penyakit Trofoblas Ganas (PTG)Protokol pengobatan sitostatika berdasarkan
1 klasifikasi yang dianutKlasifikasi yang mudah antara lain klasifikasi Hammondklasifikasi FIGO(stadium FIGO)
MOLA HIDATIDOSA DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
No Dokumen
11004004IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
45
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 PTG non-metastasis PTG bermetastasis PTG bermetastasis risiko rendah PTG bermetastasis risiko tinggi
2 Metastasis risiko rendahInterval kurang dari 4 bulanmetastasis bukan ke otak atau ke hatikadar hCG urin lt 100000 mlUml serumkehamilan sebelumnya bukan kehamilan atermbelum mendapat terapi kemoterapi sebelumnya
3 Metastasis risiko tinggiMetastasis otak atau hatikriteria lain diluar kriteria risiko rendahKlasifikasi FIGO
Stadium - Penyakit terbatas pada uterus- Penyakit menyebar diluar uterus tetapi
terbatas pada organ genitalia interna metastasis keparu dengan atau tanpa adanyapenyakit pada genitalia interna
- Metastasis jauh selain dari paruSub stadium
- tidak ada faktor risiko- ada satu faktor risiko- ada dua faktor risiko
faktor risiko- hCG gt 100000 IU I- interval gt 6 bulan
MOLA HIDATIDOSA DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
No Dokumen
11004004IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
55
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001Pengobatan
Klasifikasi Kemoterapi tunggal
Kemoterapi kombinasi (2 jenis)
Kemoterapi kombinasi (3 jenis)
HAMMONDNonmetsatasisMetastasis risiko rendahMetastasis risiko tinggi
MTX VP16 ActD
MTX+ActDMTX+VP16
MAC EMACO
FIGOStadium IStadium IIStadium IIIStadium IV
MTX VP16 ActD
MTX+ActDMTX+VP16
MTX+ActDMTX+VP16
MAC EMACO
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11005005IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan
75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl
II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin
III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Kadar gula darah
- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C
2 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin3 Fungsi kardiofaskular4 Toleransi feto maternal
IV Prosedur 1 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin
2 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai
- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- KetosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11005005IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
BEKAS SEKSIO SESARIA
No Dokumen
11006006IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Persalinan atau kelainan pada pasien dengan riwayat
kelahiran bayi melaui insisi perut (laparatomi) dan insisi uterus (histerektomi) Luka sayat diperut dapat tranversal(Pfannensial) maupun vertical (mediana) sedangkan diuterus dapat tranversal( SC transperitonealis profunda) maupun insisi vertical (SC klasiccorporal)
II TUJUAN 1 Keberhasilan partus percobaan per vaginam adalah 70-80 dan risiko rupture adalah 1
2 Indikasi absolut( bentuk dan besar tulang panggul besar janin)
3 Prinsip imbang fetalo pelvik(tiap persalinan normal)
4 Rumah sakit harus mampu melakukan seksio darurat dalam 30 menit setelah diduga ruptur
III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Anamnesa2 Parut Luka Di Perut
IV Prosedur 1 Anamnesa-evaluasi catatan medis2 Waktu tempat pelaksana jenis secsio yang
lalu3 Indikasi secsio yang lalu4 Penyembuhan luka yang lalu
a Pemeriksaan penunjang5 Penyembuhan luka yang lalu metode morgan
thoumau (gabungan spiralhelik ct scan panggul dan ultrasonografi perbandingan besar volume
BEKAS SEKSIO SESARIA
No Dokumen
11006006IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001lingkar kepala lingkar bahu lingkar perut janin
6 Partus pervaginam jikaa Imbang feto pelvik baikb Perjalanan persalinan normal
7 Secsio primer jikaa Plasenta previab Vasa previac Cpdfpdd Panggul patologike Presentasi abnormalf Kelainan letakg Posterm dengan score pelvik rendahh 2 kali secsioi Penyembuhan luka operasi yang burukj Operasi yang lalu kolporalklasik
8 Perawatan rumah sakita Hanya dilakukan apabila akan dilakukan
secsio primer atau jika transportasi sulit tingkat pendidikan pasien rendah
b Perawatan pasca secsio kurang lebih 3-5 hari
9 Penyulita Ruptura uteri histerorapi-histerektomib Kematian janin kematian ibuc Plasenta akreta perkrata inkreta
histerektomid Endometritis infeksi subkutise Perdarahan
BEKAS SEKSIO SESARIA
No Dokumen
11006006IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 00110Konseling
Untuk mendapat informed consent pasien harus mendapat penjelasan untung rugi percobaan parute pervaginam
11Masa pengembuhan luka 100 hari12Medikasi mentosa
a Antibiotik cefalosporin generasi iii seperti cefoperazone
b Anelgetikc Uterotonik
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11007007IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan
75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl
II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin
III KEBIJAKAN DIAGNOSA5 Kadar gula darah
- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C
6 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin7 Fungsi kardiofaskular8 Toleransi feto maternal
IV Prosedur 3 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin
4 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai
- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- ketosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11007007IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
V Unit terkaitBidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
GRANDDE MULTIPARITAS
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan persalinan dan atau kelahiran pada
perempuan yang pernah melahirkan lebih dari 4 kali dengan berat bayi gt 500 gram
II TUJUAN 1 Kehamilan bersifat diabetogenik pada grandemultiparitas akan semakin manifes
2 Infolusi berulang memungkinkan untuk terjadinya defek minor-medium yang berakibat pada berkurangnya serabut endometrium senhingga persalinan pada grande multiparitas akan cenderung untuk mengalami hipotonia demikian pula pada pasca bersalin
3 Akibat kurangnya serabut endometrium maka pada grande multiparsitas elastisitas akan berkurang sehingga memudahkan untuk terjadinya ruptura uteri
III KEBIJAKAN 1 Anamnesa2 Pemeriksaan fisik parutperineum dan bekas
laparatomi
IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal terapijika dijumpai kelainan
2 Waspada untuk Diabetes mellitus gestasional3 Waspada untuk makrosomi4 Tidak melakukan
GRANDDE MULTIPARITAS
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11009009IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
11
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg sejak
sebelum kehamilanII TUJUAN 1 Mencari kelainan yang mendasari hipertensi
2 Memberi penanganan yang tepat sehingga tidak menjadi lebih berat
III KEBIJAKAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waaspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal kecuali pemberian obat antihipertensi seperti calsium chanel blocker
2 Monitor protein uria3 Persalinan dengan kelahiran sesuai indikasi
obstetric kecuali terjadi krisis hipertensi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PRE EKLAMPSIA RINGAN
No Dokumen
11010010IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
11
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg atau peningkatan diastolic gt_ dengan protein urine kurang dari 3 gr24 jam
II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotelIV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan
kehamilan normal2 Banyak istirahat tirah baring3 Monitor protein uria4 Persalinan dan kelahiran diupayakan pada
37 minggu penuh
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PRE EKLAMPSIA BERAT
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Pada kehamila lebih dari 22 minggu dijumpai
1 Tekanan darah diastolk gt_ 160 mmhg diastolic gt- 110 mmhg
2 Proteinurin lebih dari 5 mg24 jam3 Gangguan cerebral atau visual4 Edema pulmenum5 Nyeri epigastrik atau kwadaran atas kanan6 Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas7 Trombositopeni8 Pertumbuhan janin terhambat9 Peningkatan serum creatinin
II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotel berat sehingga terjadi fasus fasme berat sehingga dapat terjadi kelainan atau kerusakan multi organ
IV Prosedur 1 Rawat rumah sakit2 Periksa lboratorium sesuai kemampuan rumah
sakit3 Berikan MgSO44 Berikan obat anti hipertensi nifedipin obat
terpilih5 Terminasi kehamilan adalah terapi defintif
fariasi usia gestasi pada saat pengakhiran kehamilan tergantung dari kemampuan
masing-masing rumah sakit
PRE EKLAMPSIA BERAT
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum
timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta
II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)
III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan
2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan
IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio
faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir
2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban
3 Pemanatuan dengan partografManajemen
Mekanik (tujuan utama pematangan serviks
dan mengharapkan langsung diikuti)
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada
bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang
normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik
Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau
umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed
2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa
III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia
ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta
3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya
Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan
perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam
maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik
Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal
IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan
2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi
Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN
BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan
dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin
II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan
uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain
3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen
bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK
III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD
2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus
3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath
no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi
- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus
- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya
- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio
cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti
5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau
melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah
II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin
2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut
3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang
III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah
2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk
IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan
hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan
dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau
kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai
sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm
2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi
III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan
IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )
2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria
3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong
4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi
kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak
penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya
2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia
3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat
III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis
2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari
menunjukan penurunan risiko PVL
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin
gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau
4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut
IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah
a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg
b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat
diberikan dexametasone
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari
periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20
II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu
III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia
2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)
3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu
IV Prosedur 1 Pemantauan fetus
2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam
dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric
II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )
III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin
2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda
IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar
denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap
- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi
dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang
terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan
2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan
II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah
- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta
- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )
III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan
pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24
jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG
2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab
IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh
gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium
II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai
III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea
2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum
3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis
IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X
5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka
perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi
2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya
3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi
4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi
5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi
Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta
estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA
atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus
3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus
4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus
5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
14
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi
sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan
hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD
Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic
DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik
II TUJUAN
III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2
lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau
lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
24
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi
AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui
Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya
Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi
oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
34
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari
Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan
Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula
darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
MOLA HIDATIDOSA DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
No Dokumen
11004004IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
45
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 PTG non-metastasis PTG bermetastasis PTG bermetastasis risiko rendah PTG bermetastasis risiko tinggi
2 Metastasis risiko rendahInterval kurang dari 4 bulanmetastasis bukan ke otak atau ke hatikadar hCG urin lt 100000 mlUml serumkehamilan sebelumnya bukan kehamilan atermbelum mendapat terapi kemoterapi sebelumnya
3 Metastasis risiko tinggiMetastasis otak atau hatikriteria lain diluar kriteria risiko rendahKlasifikasi FIGO
Stadium - Penyakit terbatas pada uterus- Penyakit menyebar diluar uterus tetapi
terbatas pada organ genitalia interna metastasis keparu dengan atau tanpa adanyapenyakit pada genitalia interna
- Metastasis jauh selain dari paruSub stadium
- tidak ada faktor risiko- ada satu faktor risiko- ada dua faktor risiko
faktor risiko- hCG gt 100000 IU I- interval gt 6 bulan
MOLA HIDATIDOSA DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
No Dokumen
11004004IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
55
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001Pengobatan
Klasifikasi Kemoterapi tunggal
Kemoterapi kombinasi (2 jenis)
Kemoterapi kombinasi (3 jenis)
HAMMONDNonmetsatasisMetastasis risiko rendahMetastasis risiko tinggi
MTX VP16 ActD
MTX+ActDMTX+VP16
MAC EMACO
FIGOStadium IStadium IIStadium IIIStadium IV
MTX VP16 ActD
MTX+ActDMTX+VP16
MTX+ActDMTX+VP16
MAC EMACO
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11005005IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan
75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl
II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin
III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Kadar gula darah
- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C
2 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin3 Fungsi kardiofaskular4 Toleransi feto maternal
IV Prosedur 1 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin
2 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai
- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- KetosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11005005IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
BEKAS SEKSIO SESARIA
No Dokumen
11006006IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Persalinan atau kelainan pada pasien dengan riwayat
kelahiran bayi melaui insisi perut (laparatomi) dan insisi uterus (histerektomi) Luka sayat diperut dapat tranversal(Pfannensial) maupun vertical (mediana) sedangkan diuterus dapat tranversal( SC transperitonealis profunda) maupun insisi vertical (SC klasiccorporal)
II TUJUAN 1 Keberhasilan partus percobaan per vaginam adalah 70-80 dan risiko rupture adalah 1
2 Indikasi absolut( bentuk dan besar tulang panggul besar janin)
3 Prinsip imbang fetalo pelvik(tiap persalinan normal)
4 Rumah sakit harus mampu melakukan seksio darurat dalam 30 menit setelah diduga ruptur
III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Anamnesa2 Parut Luka Di Perut
IV Prosedur 1 Anamnesa-evaluasi catatan medis2 Waktu tempat pelaksana jenis secsio yang
lalu3 Indikasi secsio yang lalu4 Penyembuhan luka yang lalu
a Pemeriksaan penunjang5 Penyembuhan luka yang lalu metode morgan
thoumau (gabungan spiralhelik ct scan panggul dan ultrasonografi perbandingan besar volume
BEKAS SEKSIO SESARIA
No Dokumen
11006006IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001lingkar kepala lingkar bahu lingkar perut janin
6 Partus pervaginam jikaa Imbang feto pelvik baikb Perjalanan persalinan normal
7 Secsio primer jikaa Plasenta previab Vasa previac Cpdfpdd Panggul patologike Presentasi abnormalf Kelainan letakg Posterm dengan score pelvik rendahh 2 kali secsioi Penyembuhan luka operasi yang burukj Operasi yang lalu kolporalklasik
8 Perawatan rumah sakita Hanya dilakukan apabila akan dilakukan
secsio primer atau jika transportasi sulit tingkat pendidikan pasien rendah
b Perawatan pasca secsio kurang lebih 3-5 hari
9 Penyulita Ruptura uteri histerorapi-histerektomib Kematian janin kematian ibuc Plasenta akreta perkrata inkreta
histerektomid Endometritis infeksi subkutise Perdarahan
BEKAS SEKSIO SESARIA
No Dokumen
11006006IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 00110Konseling
Untuk mendapat informed consent pasien harus mendapat penjelasan untung rugi percobaan parute pervaginam
11Masa pengembuhan luka 100 hari12Medikasi mentosa
a Antibiotik cefalosporin generasi iii seperti cefoperazone
b Anelgetikc Uterotonik
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11007007IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan
75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl
II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin
III KEBIJAKAN DIAGNOSA5 Kadar gula darah
- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C
6 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin7 Fungsi kardiofaskular8 Toleransi feto maternal
IV Prosedur 3 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin
4 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai
- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- ketosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11007007IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
V Unit terkaitBidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
GRANDDE MULTIPARITAS
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan persalinan dan atau kelahiran pada
perempuan yang pernah melahirkan lebih dari 4 kali dengan berat bayi gt 500 gram
II TUJUAN 1 Kehamilan bersifat diabetogenik pada grandemultiparitas akan semakin manifes
2 Infolusi berulang memungkinkan untuk terjadinya defek minor-medium yang berakibat pada berkurangnya serabut endometrium senhingga persalinan pada grande multiparitas akan cenderung untuk mengalami hipotonia demikian pula pada pasca bersalin
3 Akibat kurangnya serabut endometrium maka pada grande multiparsitas elastisitas akan berkurang sehingga memudahkan untuk terjadinya ruptura uteri
III KEBIJAKAN 1 Anamnesa2 Pemeriksaan fisik parutperineum dan bekas
laparatomi
IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal terapijika dijumpai kelainan
2 Waspada untuk Diabetes mellitus gestasional3 Waspada untuk makrosomi4 Tidak melakukan
GRANDDE MULTIPARITAS
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11009009IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
11
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg sejak
sebelum kehamilanII TUJUAN 1 Mencari kelainan yang mendasari hipertensi
2 Memberi penanganan yang tepat sehingga tidak menjadi lebih berat
III KEBIJAKAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waaspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal kecuali pemberian obat antihipertensi seperti calsium chanel blocker
2 Monitor protein uria3 Persalinan dengan kelahiran sesuai indikasi
obstetric kecuali terjadi krisis hipertensi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PRE EKLAMPSIA RINGAN
No Dokumen
11010010IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
11
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg atau peningkatan diastolic gt_ dengan protein urine kurang dari 3 gr24 jam
II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotelIV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan
kehamilan normal2 Banyak istirahat tirah baring3 Monitor protein uria4 Persalinan dan kelahiran diupayakan pada
37 minggu penuh
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PRE EKLAMPSIA BERAT
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Pada kehamila lebih dari 22 minggu dijumpai
1 Tekanan darah diastolk gt_ 160 mmhg diastolic gt- 110 mmhg
2 Proteinurin lebih dari 5 mg24 jam3 Gangguan cerebral atau visual4 Edema pulmenum5 Nyeri epigastrik atau kwadaran atas kanan6 Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas7 Trombositopeni8 Pertumbuhan janin terhambat9 Peningkatan serum creatinin
II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotel berat sehingga terjadi fasus fasme berat sehingga dapat terjadi kelainan atau kerusakan multi organ
IV Prosedur 1 Rawat rumah sakit2 Periksa lboratorium sesuai kemampuan rumah
sakit3 Berikan MgSO44 Berikan obat anti hipertensi nifedipin obat
terpilih5 Terminasi kehamilan adalah terapi defintif
fariasi usia gestasi pada saat pengakhiran kehamilan tergantung dari kemampuan
masing-masing rumah sakit
PRE EKLAMPSIA BERAT
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum
timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta
II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)
III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan
2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan
IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio
faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir
2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban
3 Pemanatuan dengan partografManajemen
Mekanik (tujuan utama pematangan serviks
dan mengharapkan langsung diikuti)
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada
bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang
normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik
Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau
umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed
2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa
III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia
ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta
3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya
Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan
perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam
maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik
Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal
IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan
2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi
Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN
BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan
dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin
II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan
uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain
3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen
bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK
III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD
2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus
3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath
no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi
- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus
- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya
- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio
cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti
5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau
melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah
II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin
2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut
3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang
III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah
2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk
IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan
hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan
dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau
kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai
sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm
2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi
III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan
IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )
2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria
3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong
4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi
kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak
penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya
2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia
3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat
III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis
2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari
menunjukan penurunan risiko PVL
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin
gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau
4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut
IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah
a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg
b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat
diberikan dexametasone
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari
periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20
II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu
III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia
2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)
3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu
IV Prosedur 1 Pemantauan fetus
2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam
dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric
II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )
III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin
2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda
IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar
denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap
- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi
dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang
terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan
2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan
II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah
- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta
- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )
III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan
pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24
jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG
2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab
IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh
gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium
II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai
III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea
2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum
3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis
IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X
5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka
perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi
2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya
3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi
4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi
5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi
Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta
estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA
atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus
3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus
4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus
5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
14
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi
sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan
hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD
Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic
DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik
II TUJUAN
III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2
lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau
lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
24
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi
AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui
Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya
Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi
oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
34
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari
Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan
Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula
darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
MOLA HIDATIDOSA DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
No Dokumen
11004004IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
55
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001Pengobatan
Klasifikasi Kemoterapi tunggal
Kemoterapi kombinasi (2 jenis)
Kemoterapi kombinasi (3 jenis)
HAMMONDNonmetsatasisMetastasis risiko rendahMetastasis risiko tinggi
MTX VP16 ActD
MTX+ActDMTX+VP16
MAC EMACO
FIGOStadium IStadium IIStadium IIIStadium IV
MTX VP16 ActD
MTX+ActDMTX+VP16
MTX+ActDMTX+VP16
MAC EMACO
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11005005IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan
75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl
II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin
III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Kadar gula darah
- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C
2 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin3 Fungsi kardiofaskular4 Toleransi feto maternal
IV Prosedur 1 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin
2 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai
- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- KetosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11005005IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
BEKAS SEKSIO SESARIA
No Dokumen
11006006IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Persalinan atau kelainan pada pasien dengan riwayat
kelahiran bayi melaui insisi perut (laparatomi) dan insisi uterus (histerektomi) Luka sayat diperut dapat tranversal(Pfannensial) maupun vertical (mediana) sedangkan diuterus dapat tranversal( SC transperitonealis profunda) maupun insisi vertical (SC klasiccorporal)
II TUJUAN 1 Keberhasilan partus percobaan per vaginam adalah 70-80 dan risiko rupture adalah 1
2 Indikasi absolut( bentuk dan besar tulang panggul besar janin)
3 Prinsip imbang fetalo pelvik(tiap persalinan normal)
4 Rumah sakit harus mampu melakukan seksio darurat dalam 30 menit setelah diduga ruptur
III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Anamnesa2 Parut Luka Di Perut
IV Prosedur 1 Anamnesa-evaluasi catatan medis2 Waktu tempat pelaksana jenis secsio yang
lalu3 Indikasi secsio yang lalu4 Penyembuhan luka yang lalu
a Pemeriksaan penunjang5 Penyembuhan luka yang lalu metode morgan
thoumau (gabungan spiralhelik ct scan panggul dan ultrasonografi perbandingan besar volume
BEKAS SEKSIO SESARIA
No Dokumen
11006006IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001lingkar kepala lingkar bahu lingkar perut janin
6 Partus pervaginam jikaa Imbang feto pelvik baikb Perjalanan persalinan normal
7 Secsio primer jikaa Plasenta previab Vasa previac Cpdfpdd Panggul patologike Presentasi abnormalf Kelainan letakg Posterm dengan score pelvik rendahh 2 kali secsioi Penyembuhan luka operasi yang burukj Operasi yang lalu kolporalklasik
8 Perawatan rumah sakita Hanya dilakukan apabila akan dilakukan
secsio primer atau jika transportasi sulit tingkat pendidikan pasien rendah
b Perawatan pasca secsio kurang lebih 3-5 hari
9 Penyulita Ruptura uteri histerorapi-histerektomib Kematian janin kematian ibuc Plasenta akreta perkrata inkreta
histerektomid Endometritis infeksi subkutise Perdarahan
BEKAS SEKSIO SESARIA
No Dokumen
11006006IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 00110Konseling
Untuk mendapat informed consent pasien harus mendapat penjelasan untung rugi percobaan parute pervaginam
11Masa pengembuhan luka 100 hari12Medikasi mentosa
a Antibiotik cefalosporin generasi iii seperti cefoperazone
b Anelgetikc Uterotonik
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11007007IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan
75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl
II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin
III KEBIJAKAN DIAGNOSA5 Kadar gula darah
- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C
6 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin7 Fungsi kardiofaskular8 Toleransi feto maternal
IV Prosedur 3 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin
4 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai
- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- ketosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11007007IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
V Unit terkaitBidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
GRANDDE MULTIPARITAS
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan persalinan dan atau kelahiran pada
perempuan yang pernah melahirkan lebih dari 4 kali dengan berat bayi gt 500 gram
II TUJUAN 1 Kehamilan bersifat diabetogenik pada grandemultiparitas akan semakin manifes
2 Infolusi berulang memungkinkan untuk terjadinya defek minor-medium yang berakibat pada berkurangnya serabut endometrium senhingga persalinan pada grande multiparitas akan cenderung untuk mengalami hipotonia demikian pula pada pasca bersalin
3 Akibat kurangnya serabut endometrium maka pada grande multiparsitas elastisitas akan berkurang sehingga memudahkan untuk terjadinya ruptura uteri
III KEBIJAKAN 1 Anamnesa2 Pemeriksaan fisik parutperineum dan bekas
laparatomi
IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal terapijika dijumpai kelainan
2 Waspada untuk Diabetes mellitus gestasional3 Waspada untuk makrosomi4 Tidak melakukan
GRANDDE MULTIPARITAS
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11009009IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
11
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg sejak
sebelum kehamilanII TUJUAN 1 Mencari kelainan yang mendasari hipertensi
2 Memberi penanganan yang tepat sehingga tidak menjadi lebih berat
III KEBIJAKAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waaspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal kecuali pemberian obat antihipertensi seperti calsium chanel blocker
2 Monitor protein uria3 Persalinan dengan kelahiran sesuai indikasi
obstetric kecuali terjadi krisis hipertensi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PRE EKLAMPSIA RINGAN
No Dokumen
11010010IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
11
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg atau peningkatan diastolic gt_ dengan protein urine kurang dari 3 gr24 jam
II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotelIV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan
kehamilan normal2 Banyak istirahat tirah baring3 Monitor protein uria4 Persalinan dan kelahiran diupayakan pada
37 minggu penuh
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PRE EKLAMPSIA BERAT
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Pada kehamila lebih dari 22 minggu dijumpai
1 Tekanan darah diastolk gt_ 160 mmhg diastolic gt- 110 mmhg
2 Proteinurin lebih dari 5 mg24 jam3 Gangguan cerebral atau visual4 Edema pulmenum5 Nyeri epigastrik atau kwadaran atas kanan6 Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas7 Trombositopeni8 Pertumbuhan janin terhambat9 Peningkatan serum creatinin
II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotel berat sehingga terjadi fasus fasme berat sehingga dapat terjadi kelainan atau kerusakan multi organ
IV Prosedur 1 Rawat rumah sakit2 Periksa lboratorium sesuai kemampuan rumah
sakit3 Berikan MgSO44 Berikan obat anti hipertensi nifedipin obat
terpilih5 Terminasi kehamilan adalah terapi defintif
fariasi usia gestasi pada saat pengakhiran kehamilan tergantung dari kemampuan
masing-masing rumah sakit
PRE EKLAMPSIA BERAT
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum
timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta
II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)
III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan
2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan
IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio
faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir
2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban
3 Pemanatuan dengan partografManajemen
Mekanik (tujuan utama pematangan serviks
dan mengharapkan langsung diikuti)
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada
bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang
normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik
Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau
umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed
2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa
III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia
ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta
3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya
Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan
perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam
maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik
Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal
IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan
2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi
Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN
BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan
dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin
II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan
uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain
3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen
bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK
III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD
2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus
3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath
no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi
- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus
- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya
- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio
cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti
5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau
melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah
II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin
2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut
3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang
III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah
2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk
IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan
hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan
dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau
kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai
sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm
2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi
III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan
IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )
2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria
3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong
4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi
kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak
penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya
2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia
3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat
III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis
2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari
menunjukan penurunan risiko PVL
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin
gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau
4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut
IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah
a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg
b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat
diberikan dexametasone
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari
periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20
II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu
III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia
2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)
3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu
IV Prosedur 1 Pemantauan fetus
2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam
dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric
II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )
III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin
2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda
IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar
denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap
- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi
dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang
terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan
2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan
II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah
- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta
- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )
III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan
pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24
jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG
2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab
IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh
gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium
II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai
III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea
2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum
3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis
IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X
5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka
perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi
2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya
3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi
4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi
5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi
Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta
estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA
atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus
3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus
4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus
5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
14
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi
sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan
hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD
Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic
DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik
II TUJUAN
III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2
lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau
lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
24
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi
AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui
Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya
Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi
oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
34
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari
Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan
Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula
darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11005005IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan
75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl
II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin
III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Kadar gula darah
- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C
2 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin3 Fungsi kardiofaskular4 Toleransi feto maternal
IV Prosedur 1 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin
2 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai
- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- KetosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11005005IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
BEKAS SEKSIO SESARIA
No Dokumen
11006006IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Persalinan atau kelainan pada pasien dengan riwayat
kelahiran bayi melaui insisi perut (laparatomi) dan insisi uterus (histerektomi) Luka sayat diperut dapat tranversal(Pfannensial) maupun vertical (mediana) sedangkan diuterus dapat tranversal( SC transperitonealis profunda) maupun insisi vertical (SC klasiccorporal)
II TUJUAN 1 Keberhasilan partus percobaan per vaginam adalah 70-80 dan risiko rupture adalah 1
2 Indikasi absolut( bentuk dan besar tulang panggul besar janin)
3 Prinsip imbang fetalo pelvik(tiap persalinan normal)
4 Rumah sakit harus mampu melakukan seksio darurat dalam 30 menit setelah diduga ruptur
III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Anamnesa2 Parut Luka Di Perut
IV Prosedur 1 Anamnesa-evaluasi catatan medis2 Waktu tempat pelaksana jenis secsio yang
lalu3 Indikasi secsio yang lalu4 Penyembuhan luka yang lalu
a Pemeriksaan penunjang5 Penyembuhan luka yang lalu metode morgan
thoumau (gabungan spiralhelik ct scan panggul dan ultrasonografi perbandingan besar volume
BEKAS SEKSIO SESARIA
No Dokumen
11006006IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001lingkar kepala lingkar bahu lingkar perut janin
6 Partus pervaginam jikaa Imbang feto pelvik baikb Perjalanan persalinan normal
7 Secsio primer jikaa Plasenta previab Vasa previac Cpdfpdd Panggul patologike Presentasi abnormalf Kelainan letakg Posterm dengan score pelvik rendahh 2 kali secsioi Penyembuhan luka operasi yang burukj Operasi yang lalu kolporalklasik
8 Perawatan rumah sakita Hanya dilakukan apabila akan dilakukan
secsio primer atau jika transportasi sulit tingkat pendidikan pasien rendah
b Perawatan pasca secsio kurang lebih 3-5 hari
9 Penyulita Ruptura uteri histerorapi-histerektomib Kematian janin kematian ibuc Plasenta akreta perkrata inkreta
histerektomid Endometritis infeksi subkutise Perdarahan
BEKAS SEKSIO SESARIA
No Dokumen
11006006IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 00110Konseling
Untuk mendapat informed consent pasien harus mendapat penjelasan untung rugi percobaan parute pervaginam
11Masa pengembuhan luka 100 hari12Medikasi mentosa
a Antibiotik cefalosporin generasi iii seperti cefoperazone
b Anelgetikc Uterotonik
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11007007IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan
75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl
II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin
III KEBIJAKAN DIAGNOSA5 Kadar gula darah
- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C
6 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin7 Fungsi kardiofaskular8 Toleransi feto maternal
IV Prosedur 3 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin
4 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai
- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- ketosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11007007IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
V Unit terkaitBidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
GRANDDE MULTIPARITAS
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan persalinan dan atau kelahiran pada
perempuan yang pernah melahirkan lebih dari 4 kali dengan berat bayi gt 500 gram
II TUJUAN 1 Kehamilan bersifat diabetogenik pada grandemultiparitas akan semakin manifes
2 Infolusi berulang memungkinkan untuk terjadinya defek minor-medium yang berakibat pada berkurangnya serabut endometrium senhingga persalinan pada grande multiparitas akan cenderung untuk mengalami hipotonia demikian pula pada pasca bersalin
3 Akibat kurangnya serabut endometrium maka pada grande multiparsitas elastisitas akan berkurang sehingga memudahkan untuk terjadinya ruptura uteri
III KEBIJAKAN 1 Anamnesa2 Pemeriksaan fisik parutperineum dan bekas
laparatomi
IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal terapijika dijumpai kelainan
2 Waspada untuk Diabetes mellitus gestasional3 Waspada untuk makrosomi4 Tidak melakukan
GRANDDE MULTIPARITAS
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11009009IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
11
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg sejak
sebelum kehamilanII TUJUAN 1 Mencari kelainan yang mendasari hipertensi
2 Memberi penanganan yang tepat sehingga tidak menjadi lebih berat
III KEBIJAKAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waaspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal kecuali pemberian obat antihipertensi seperti calsium chanel blocker
2 Monitor protein uria3 Persalinan dengan kelahiran sesuai indikasi
obstetric kecuali terjadi krisis hipertensi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PRE EKLAMPSIA RINGAN
No Dokumen
11010010IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
11
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg atau peningkatan diastolic gt_ dengan protein urine kurang dari 3 gr24 jam
II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotelIV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan
kehamilan normal2 Banyak istirahat tirah baring3 Monitor protein uria4 Persalinan dan kelahiran diupayakan pada
37 minggu penuh
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PRE EKLAMPSIA BERAT
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Pada kehamila lebih dari 22 minggu dijumpai
1 Tekanan darah diastolk gt_ 160 mmhg diastolic gt- 110 mmhg
2 Proteinurin lebih dari 5 mg24 jam3 Gangguan cerebral atau visual4 Edema pulmenum5 Nyeri epigastrik atau kwadaran atas kanan6 Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas7 Trombositopeni8 Pertumbuhan janin terhambat9 Peningkatan serum creatinin
II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotel berat sehingga terjadi fasus fasme berat sehingga dapat terjadi kelainan atau kerusakan multi organ
IV Prosedur 1 Rawat rumah sakit2 Periksa lboratorium sesuai kemampuan rumah
sakit3 Berikan MgSO44 Berikan obat anti hipertensi nifedipin obat
terpilih5 Terminasi kehamilan adalah terapi defintif
fariasi usia gestasi pada saat pengakhiran kehamilan tergantung dari kemampuan
masing-masing rumah sakit
PRE EKLAMPSIA BERAT
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum
timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta
II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)
III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan
2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan
IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio
faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir
2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban
3 Pemanatuan dengan partografManajemen
Mekanik (tujuan utama pematangan serviks
dan mengharapkan langsung diikuti)
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada
bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang
normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik
Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau
umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed
2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa
III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia
ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta
3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya
Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan
perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam
maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik
Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal
IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan
2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi
Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN
BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan
dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin
II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan
uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain
3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen
bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK
III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD
2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus
3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath
no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi
- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus
- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya
- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio
cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti
5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau
melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah
II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin
2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut
3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang
III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah
2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk
IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan
hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan
dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau
kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai
sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm
2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi
III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan
IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )
2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria
3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong
4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi
kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak
penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya
2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia
3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat
III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis
2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari
menunjukan penurunan risiko PVL
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin
gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau
4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut
IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah
a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg
b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat
diberikan dexametasone
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari
periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20
II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu
III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia
2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)
3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu
IV Prosedur 1 Pemantauan fetus
2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam
dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric
II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )
III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin
2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda
IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar
denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap
- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi
dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang
terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan
2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan
II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah
- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta
- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )
III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan
pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24
jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG
2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab
IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh
gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium
II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai
III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea
2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum
3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis
IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X
5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka
perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi
2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya
3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi
4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi
5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi
Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta
estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA
atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus
3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus
4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus
5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
14
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi
sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan
hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD
Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic
DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik
II TUJUAN
III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2
lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau
lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
24
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi
AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui
Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya
Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi
oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
34
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari
Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan
Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula
darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11005005IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
BEKAS SEKSIO SESARIA
No Dokumen
11006006IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Persalinan atau kelainan pada pasien dengan riwayat
kelahiran bayi melaui insisi perut (laparatomi) dan insisi uterus (histerektomi) Luka sayat diperut dapat tranversal(Pfannensial) maupun vertical (mediana) sedangkan diuterus dapat tranversal( SC transperitonealis profunda) maupun insisi vertical (SC klasiccorporal)
II TUJUAN 1 Keberhasilan partus percobaan per vaginam adalah 70-80 dan risiko rupture adalah 1
2 Indikasi absolut( bentuk dan besar tulang panggul besar janin)
3 Prinsip imbang fetalo pelvik(tiap persalinan normal)
4 Rumah sakit harus mampu melakukan seksio darurat dalam 30 menit setelah diduga ruptur
III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Anamnesa2 Parut Luka Di Perut
IV Prosedur 1 Anamnesa-evaluasi catatan medis2 Waktu tempat pelaksana jenis secsio yang
lalu3 Indikasi secsio yang lalu4 Penyembuhan luka yang lalu
a Pemeriksaan penunjang5 Penyembuhan luka yang lalu metode morgan
thoumau (gabungan spiralhelik ct scan panggul dan ultrasonografi perbandingan besar volume
BEKAS SEKSIO SESARIA
No Dokumen
11006006IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001lingkar kepala lingkar bahu lingkar perut janin
6 Partus pervaginam jikaa Imbang feto pelvik baikb Perjalanan persalinan normal
7 Secsio primer jikaa Plasenta previab Vasa previac Cpdfpdd Panggul patologike Presentasi abnormalf Kelainan letakg Posterm dengan score pelvik rendahh 2 kali secsioi Penyembuhan luka operasi yang burukj Operasi yang lalu kolporalklasik
8 Perawatan rumah sakita Hanya dilakukan apabila akan dilakukan
secsio primer atau jika transportasi sulit tingkat pendidikan pasien rendah
b Perawatan pasca secsio kurang lebih 3-5 hari
9 Penyulita Ruptura uteri histerorapi-histerektomib Kematian janin kematian ibuc Plasenta akreta perkrata inkreta
histerektomid Endometritis infeksi subkutise Perdarahan
BEKAS SEKSIO SESARIA
No Dokumen
11006006IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 00110Konseling
Untuk mendapat informed consent pasien harus mendapat penjelasan untung rugi percobaan parute pervaginam
11Masa pengembuhan luka 100 hari12Medikasi mentosa
a Antibiotik cefalosporin generasi iii seperti cefoperazone
b Anelgetikc Uterotonik
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11007007IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan
75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl
II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin
III KEBIJAKAN DIAGNOSA5 Kadar gula darah
- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C
6 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin7 Fungsi kardiofaskular8 Toleransi feto maternal
IV Prosedur 3 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin
4 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai
- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- ketosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11007007IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
V Unit terkaitBidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
GRANDDE MULTIPARITAS
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan persalinan dan atau kelahiran pada
perempuan yang pernah melahirkan lebih dari 4 kali dengan berat bayi gt 500 gram
II TUJUAN 1 Kehamilan bersifat diabetogenik pada grandemultiparitas akan semakin manifes
2 Infolusi berulang memungkinkan untuk terjadinya defek minor-medium yang berakibat pada berkurangnya serabut endometrium senhingga persalinan pada grande multiparitas akan cenderung untuk mengalami hipotonia demikian pula pada pasca bersalin
3 Akibat kurangnya serabut endometrium maka pada grande multiparsitas elastisitas akan berkurang sehingga memudahkan untuk terjadinya ruptura uteri
III KEBIJAKAN 1 Anamnesa2 Pemeriksaan fisik parutperineum dan bekas
laparatomi
IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal terapijika dijumpai kelainan
2 Waspada untuk Diabetes mellitus gestasional3 Waspada untuk makrosomi4 Tidak melakukan
GRANDDE MULTIPARITAS
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11009009IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
11
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg sejak
sebelum kehamilanII TUJUAN 1 Mencari kelainan yang mendasari hipertensi
2 Memberi penanganan yang tepat sehingga tidak menjadi lebih berat
III KEBIJAKAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waaspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal kecuali pemberian obat antihipertensi seperti calsium chanel blocker
2 Monitor protein uria3 Persalinan dengan kelahiran sesuai indikasi
obstetric kecuali terjadi krisis hipertensi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PRE EKLAMPSIA RINGAN
No Dokumen
11010010IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
11
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg atau peningkatan diastolic gt_ dengan protein urine kurang dari 3 gr24 jam
II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotelIV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan
kehamilan normal2 Banyak istirahat tirah baring3 Monitor protein uria4 Persalinan dan kelahiran diupayakan pada
37 minggu penuh
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PRE EKLAMPSIA BERAT
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Pada kehamila lebih dari 22 minggu dijumpai
1 Tekanan darah diastolk gt_ 160 mmhg diastolic gt- 110 mmhg
2 Proteinurin lebih dari 5 mg24 jam3 Gangguan cerebral atau visual4 Edema pulmenum5 Nyeri epigastrik atau kwadaran atas kanan6 Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas7 Trombositopeni8 Pertumbuhan janin terhambat9 Peningkatan serum creatinin
II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotel berat sehingga terjadi fasus fasme berat sehingga dapat terjadi kelainan atau kerusakan multi organ
IV Prosedur 1 Rawat rumah sakit2 Periksa lboratorium sesuai kemampuan rumah
sakit3 Berikan MgSO44 Berikan obat anti hipertensi nifedipin obat
terpilih5 Terminasi kehamilan adalah terapi defintif
fariasi usia gestasi pada saat pengakhiran kehamilan tergantung dari kemampuan
masing-masing rumah sakit
PRE EKLAMPSIA BERAT
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum
timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta
II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)
III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan
2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan
IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio
faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir
2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban
3 Pemanatuan dengan partografManajemen
Mekanik (tujuan utama pematangan serviks
dan mengharapkan langsung diikuti)
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada
bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang
normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik
Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau
umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed
2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa
III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia
ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta
3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya
Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan
perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam
maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik
Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal
IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan
2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi
Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN
BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan
dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin
II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan
uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain
3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen
bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK
III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD
2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus
3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath
no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi
- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus
- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya
- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio
cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti
5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau
melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah
II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin
2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut
3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang
III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah
2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk
IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan
hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan
dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau
kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai
sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm
2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi
III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan
IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )
2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria
3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong
4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi
kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak
penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya
2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia
3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat
III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis
2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari
menunjukan penurunan risiko PVL
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin
gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau
4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut
IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah
a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg
b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat
diberikan dexametasone
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari
periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20
II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu
III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia
2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)
3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu
IV Prosedur 1 Pemantauan fetus
2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam
dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric
II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )
III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin
2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda
IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar
denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap
- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi
dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang
terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan
2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan
II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah
- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta
- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )
III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan
pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24
jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG
2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab
IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh
gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium
II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai
III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea
2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum
3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis
IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X
5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka
perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi
2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya
3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi
4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi
5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi
Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta
estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA
atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus
3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus
4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus
5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
14
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi
sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan
hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD
Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic
DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik
II TUJUAN
III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2
lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau
lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
24
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi
AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui
Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya
Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi
oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
34
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari
Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan
Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula
darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
BEKAS SEKSIO SESARIA
No Dokumen
11006006IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Persalinan atau kelainan pada pasien dengan riwayat
kelahiran bayi melaui insisi perut (laparatomi) dan insisi uterus (histerektomi) Luka sayat diperut dapat tranversal(Pfannensial) maupun vertical (mediana) sedangkan diuterus dapat tranversal( SC transperitonealis profunda) maupun insisi vertical (SC klasiccorporal)
II TUJUAN 1 Keberhasilan partus percobaan per vaginam adalah 70-80 dan risiko rupture adalah 1
2 Indikasi absolut( bentuk dan besar tulang panggul besar janin)
3 Prinsip imbang fetalo pelvik(tiap persalinan normal)
4 Rumah sakit harus mampu melakukan seksio darurat dalam 30 menit setelah diduga ruptur
III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Anamnesa2 Parut Luka Di Perut
IV Prosedur 1 Anamnesa-evaluasi catatan medis2 Waktu tempat pelaksana jenis secsio yang
lalu3 Indikasi secsio yang lalu4 Penyembuhan luka yang lalu
a Pemeriksaan penunjang5 Penyembuhan luka yang lalu metode morgan
thoumau (gabungan spiralhelik ct scan panggul dan ultrasonografi perbandingan besar volume
BEKAS SEKSIO SESARIA
No Dokumen
11006006IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001lingkar kepala lingkar bahu lingkar perut janin
6 Partus pervaginam jikaa Imbang feto pelvik baikb Perjalanan persalinan normal
7 Secsio primer jikaa Plasenta previab Vasa previac Cpdfpdd Panggul patologike Presentasi abnormalf Kelainan letakg Posterm dengan score pelvik rendahh 2 kali secsioi Penyembuhan luka operasi yang burukj Operasi yang lalu kolporalklasik
8 Perawatan rumah sakita Hanya dilakukan apabila akan dilakukan
secsio primer atau jika transportasi sulit tingkat pendidikan pasien rendah
b Perawatan pasca secsio kurang lebih 3-5 hari
9 Penyulita Ruptura uteri histerorapi-histerektomib Kematian janin kematian ibuc Plasenta akreta perkrata inkreta
histerektomid Endometritis infeksi subkutise Perdarahan
BEKAS SEKSIO SESARIA
No Dokumen
11006006IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 00110Konseling
Untuk mendapat informed consent pasien harus mendapat penjelasan untung rugi percobaan parute pervaginam
11Masa pengembuhan luka 100 hari12Medikasi mentosa
a Antibiotik cefalosporin generasi iii seperti cefoperazone
b Anelgetikc Uterotonik
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11007007IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan
75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl
II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin
III KEBIJAKAN DIAGNOSA5 Kadar gula darah
- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C
6 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin7 Fungsi kardiofaskular8 Toleransi feto maternal
IV Prosedur 3 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin
4 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai
- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- ketosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11007007IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
V Unit terkaitBidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
GRANDDE MULTIPARITAS
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan persalinan dan atau kelahiran pada
perempuan yang pernah melahirkan lebih dari 4 kali dengan berat bayi gt 500 gram
II TUJUAN 1 Kehamilan bersifat diabetogenik pada grandemultiparitas akan semakin manifes
2 Infolusi berulang memungkinkan untuk terjadinya defek minor-medium yang berakibat pada berkurangnya serabut endometrium senhingga persalinan pada grande multiparitas akan cenderung untuk mengalami hipotonia demikian pula pada pasca bersalin
3 Akibat kurangnya serabut endometrium maka pada grande multiparsitas elastisitas akan berkurang sehingga memudahkan untuk terjadinya ruptura uteri
III KEBIJAKAN 1 Anamnesa2 Pemeriksaan fisik parutperineum dan bekas
laparatomi
IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal terapijika dijumpai kelainan
2 Waspada untuk Diabetes mellitus gestasional3 Waspada untuk makrosomi4 Tidak melakukan
GRANDDE MULTIPARITAS
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11009009IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
11
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg sejak
sebelum kehamilanII TUJUAN 1 Mencari kelainan yang mendasari hipertensi
2 Memberi penanganan yang tepat sehingga tidak menjadi lebih berat
III KEBIJAKAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waaspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal kecuali pemberian obat antihipertensi seperti calsium chanel blocker
2 Monitor protein uria3 Persalinan dengan kelahiran sesuai indikasi
obstetric kecuali terjadi krisis hipertensi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PRE EKLAMPSIA RINGAN
No Dokumen
11010010IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
11
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg atau peningkatan diastolic gt_ dengan protein urine kurang dari 3 gr24 jam
II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotelIV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan
kehamilan normal2 Banyak istirahat tirah baring3 Monitor protein uria4 Persalinan dan kelahiran diupayakan pada
37 minggu penuh
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PRE EKLAMPSIA BERAT
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Pada kehamila lebih dari 22 minggu dijumpai
1 Tekanan darah diastolk gt_ 160 mmhg diastolic gt- 110 mmhg
2 Proteinurin lebih dari 5 mg24 jam3 Gangguan cerebral atau visual4 Edema pulmenum5 Nyeri epigastrik atau kwadaran atas kanan6 Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas7 Trombositopeni8 Pertumbuhan janin terhambat9 Peningkatan serum creatinin
II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotel berat sehingga terjadi fasus fasme berat sehingga dapat terjadi kelainan atau kerusakan multi organ
IV Prosedur 1 Rawat rumah sakit2 Periksa lboratorium sesuai kemampuan rumah
sakit3 Berikan MgSO44 Berikan obat anti hipertensi nifedipin obat
terpilih5 Terminasi kehamilan adalah terapi defintif
fariasi usia gestasi pada saat pengakhiran kehamilan tergantung dari kemampuan
masing-masing rumah sakit
PRE EKLAMPSIA BERAT
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum
timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta
II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)
III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan
2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan
IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio
faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir
2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban
3 Pemanatuan dengan partografManajemen
Mekanik (tujuan utama pematangan serviks
dan mengharapkan langsung diikuti)
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada
bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang
normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik
Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau
umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed
2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa
III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia
ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta
3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya
Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan
perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam
maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik
Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal
IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan
2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi
Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN
BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan
dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin
II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan
uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain
3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen
bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK
III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD
2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus
3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath
no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi
- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus
- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya
- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio
cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti
5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau
melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah
II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin
2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut
3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang
III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah
2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk
IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan
hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan
dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau
kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai
sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm
2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi
III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan
IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )
2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria
3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong
4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi
kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak
penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya
2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia
3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat
III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis
2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari
menunjukan penurunan risiko PVL
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin
gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau
4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut
IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah
a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg
b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat
diberikan dexametasone
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari
periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20
II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu
III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia
2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)
3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu
IV Prosedur 1 Pemantauan fetus
2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam
dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric
II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )
III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin
2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda
IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar
denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap
- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi
dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang
terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan
2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan
II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah
- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta
- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )
III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan
pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24
jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG
2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab
IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh
gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium
II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai
III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea
2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum
3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis
IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X
5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka
perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi
2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya
3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi
4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi
5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi
Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta
estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA
atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus
3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus
4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus
5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
14
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi
sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan
hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD
Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic
DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik
II TUJUAN
III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2
lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau
lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
24
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi
AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui
Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya
Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi
oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
34
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari
Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan
Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula
darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
BEKAS SEKSIO SESARIA
No Dokumen
11006006IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001lingkar kepala lingkar bahu lingkar perut janin
6 Partus pervaginam jikaa Imbang feto pelvik baikb Perjalanan persalinan normal
7 Secsio primer jikaa Plasenta previab Vasa previac Cpdfpdd Panggul patologike Presentasi abnormalf Kelainan letakg Posterm dengan score pelvik rendahh 2 kali secsioi Penyembuhan luka operasi yang burukj Operasi yang lalu kolporalklasik
8 Perawatan rumah sakita Hanya dilakukan apabila akan dilakukan
secsio primer atau jika transportasi sulit tingkat pendidikan pasien rendah
b Perawatan pasca secsio kurang lebih 3-5 hari
9 Penyulita Ruptura uteri histerorapi-histerektomib Kematian janin kematian ibuc Plasenta akreta perkrata inkreta
histerektomid Endometritis infeksi subkutise Perdarahan
BEKAS SEKSIO SESARIA
No Dokumen
11006006IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 00110Konseling
Untuk mendapat informed consent pasien harus mendapat penjelasan untung rugi percobaan parute pervaginam
11Masa pengembuhan luka 100 hari12Medikasi mentosa
a Antibiotik cefalosporin generasi iii seperti cefoperazone
b Anelgetikc Uterotonik
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11007007IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan
75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl
II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin
III KEBIJAKAN DIAGNOSA5 Kadar gula darah
- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C
6 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin7 Fungsi kardiofaskular8 Toleransi feto maternal
IV Prosedur 3 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin
4 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai
- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- ketosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11007007IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
V Unit terkaitBidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
GRANDDE MULTIPARITAS
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan persalinan dan atau kelahiran pada
perempuan yang pernah melahirkan lebih dari 4 kali dengan berat bayi gt 500 gram
II TUJUAN 1 Kehamilan bersifat diabetogenik pada grandemultiparitas akan semakin manifes
2 Infolusi berulang memungkinkan untuk terjadinya defek minor-medium yang berakibat pada berkurangnya serabut endometrium senhingga persalinan pada grande multiparitas akan cenderung untuk mengalami hipotonia demikian pula pada pasca bersalin
3 Akibat kurangnya serabut endometrium maka pada grande multiparsitas elastisitas akan berkurang sehingga memudahkan untuk terjadinya ruptura uteri
III KEBIJAKAN 1 Anamnesa2 Pemeriksaan fisik parutperineum dan bekas
laparatomi
IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal terapijika dijumpai kelainan
2 Waspada untuk Diabetes mellitus gestasional3 Waspada untuk makrosomi4 Tidak melakukan
GRANDDE MULTIPARITAS
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11009009IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
11
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg sejak
sebelum kehamilanII TUJUAN 1 Mencari kelainan yang mendasari hipertensi
2 Memberi penanganan yang tepat sehingga tidak menjadi lebih berat
III KEBIJAKAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waaspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal kecuali pemberian obat antihipertensi seperti calsium chanel blocker
2 Monitor protein uria3 Persalinan dengan kelahiran sesuai indikasi
obstetric kecuali terjadi krisis hipertensi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PRE EKLAMPSIA RINGAN
No Dokumen
11010010IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
11
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg atau peningkatan diastolic gt_ dengan protein urine kurang dari 3 gr24 jam
II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotelIV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan
kehamilan normal2 Banyak istirahat tirah baring3 Monitor protein uria4 Persalinan dan kelahiran diupayakan pada
37 minggu penuh
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PRE EKLAMPSIA BERAT
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Pada kehamila lebih dari 22 minggu dijumpai
1 Tekanan darah diastolk gt_ 160 mmhg diastolic gt- 110 mmhg
2 Proteinurin lebih dari 5 mg24 jam3 Gangguan cerebral atau visual4 Edema pulmenum5 Nyeri epigastrik atau kwadaran atas kanan6 Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas7 Trombositopeni8 Pertumbuhan janin terhambat9 Peningkatan serum creatinin
II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotel berat sehingga terjadi fasus fasme berat sehingga dapat terjadi kelainan atau kerusakan multi organ
IV Prosedur 1 Rawat rumah sakit2 Periksa lboratorium sesuai kemampuan rumah
sakit3 Berikan MgSO44 Berikan obat anti hipertensi nifedipin obat
terpilih5 Terminasi kehamilan adalah terapi defintif
fariasi usia gestasi pada saat pengakhiran kehamilan tergantung dari kemampuan
masing-masing rumah sakit
PRE EKLAMPSIA BERAT
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum
timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta
II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)
III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan
2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan
IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio
faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir
2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban
3 Pemanatuan dengan partografManajemen
Mekanik (tujuan utama pematangan serviks
dan mengharapkan langsung diikuti)
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada
bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang
normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik
Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau
umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed
2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa
III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia
ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta
3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya
Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan
perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam
maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik
Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal
IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan
2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi
Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN
BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan
dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin
II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan
uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain
3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen
bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK
III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD
2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus
3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath
no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi
- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus
- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya
- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio
cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti
5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau
melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah
II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin
2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut
3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang
III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah
2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk
IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan
hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan
dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau
kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai
sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm
2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi
III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan
IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )
2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria
3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong
4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi
kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak
penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya
2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia
3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat
III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis
2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari
menunjukan penurunan risiko PVL
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin
gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau
4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut
IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah
a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg
b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat
diberikan dexametasone
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari
periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20
II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu
III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia
2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)
3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu
IV Prosedur 1 Pemantauan fetus
2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam
dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric
II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )
III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin
2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda
IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar
denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap
- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi
dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang
terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan
2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan
II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah
- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta
- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )
III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan
pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24
jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG
2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab
IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh
gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium
II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai
III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea
2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum
3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis
IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X
5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka
perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi
2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya
3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi
4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi
5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi
Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta
estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA
atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus
3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus
4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus
5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
14
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi
sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan
hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD
Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic
DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik
II TUJUAN
III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2
lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau
lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
24
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi
AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui
Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya
Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi
oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
34
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari
Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan
Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula
darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
BEKAS SEKSIO SESARIA
No Dokumen
11006006IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 00110Konseling
Untuk mendapat informed consent pasien harus mendapat penjelasan untung rugi percobaan parute pervaginam
11Masa pengembuhan luka 100 hari12Medikasi mentosa
a Antibiotik cefalosporin generasi iii seperti cefoperazone
b Anelgetikc Uterotonik
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11007007IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan
75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl
II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin
III KEBIJAKAN DIAGNOSA5 Kadar gula darah
- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C
6 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin7 Fungsi kardiofaskular8 Toleransi feto maternal
IV Prosedur 3 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin
4 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai
- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- ketosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11007007IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
V Unit terkaitBidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
GRANDDE MULTIPARITAS
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan persalinan dan atau kelahiran pada
perempuan yang pernah melahirkan lebih dari 4 kali dengan berat bayi gt 500 gram
II TUJUAN 1 Kehamilan bersifat diabetogenik pada grandemultiparitas akan semakin manifes
2 Infolusi berulang memungkinkan untuk terjadinya defek minor-medium yang berakibat pada berkurangnya serabut endometrium senhingga persalinan pada grande multiparitas akan cenderung untuk mengalami hipotonia demikian pula pada pasca bersalin
3 Akibat kurangnya serabut endometrium maka pada grande multiparsitas elastisitas akan berkurang sehingga memudahkan untuk terjadinya ruptura uteri
III KEBIJAKAN 1 Anamnesa2 Pemeriksaan fisik parutperineum dan bekas
laparatomi
IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal terapijika dijumpai kelainan
2 Waspada untuk Diabetes mellitus gestasional3 Waspada untuk makrosomi4 Tidak melakukan
GRANDDE MULTIPARITAS
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11009009IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
11
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg sejak
sebelum kehamilanII TUJUAN 1 Mencari kelainan yang mendasari hipertensi
2 Memberi penanganan yang tepat sehingga tidak menjadi lebih berat
III KEBIJAKAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waaspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal kecuali pemberian obat antihipertensi seperti calsium chanel blocker
2 Monitor protein uria3 Persalinan dengan kelahiran sesuai indikasi
obstetric kecuali terjadi krisis hipertensi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PRE EKLAMPSIA RINGAN
No Dokumen
11010010IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
11
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg atau peningkatan diastolic gt_ dengan protein urine kurang dari 3 gr24 jam
II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotelIV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan
kehamilan normal2 Banyak istirahat tirah baring3 Monitor protein uria4 Persalinan dan kelahiran diupayakan pada
37 minggu penuh
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PRE EKLAMPSIA BERAT
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Pada kehamila lebih dari 22 minggu dijumpai
1 Tekanan darah diastolk gt_ 160 mmhg diastolic gt- 110 mmhg
2 Proteinurin lebih dari 5 mg24 jam3 Gangguan cerebral atau visual4 Edema pulmenum5 Nyeri epigastrik atau kwadaran atas kanan6 Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas7 Trombositopeni8 Pertumbuhan janin terhambat9 Peningkatan serum creatinin
II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotel berat sehingga terjadi fasus fasme berat sehingga dapat terjadi kelainan atau kerusakan multi organ
IV Prosedur 1 Rawat rumah sakit2 Periksa lboratorium sesuai kemampuan rumah
sakit3 Berikan MgSO44 Berikan obat anti hipertensi nifedipin obat
terpilih5 Terminasi kehamilan adalah terapi defintif
fariasi usia gestasi pada saat pengakhiran kehamilan tergantung dari kemampuan
masing-masing rumah sakit
PRE EKLAMPSIA BERAT
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum
timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta
II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)
III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan
2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan
IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio
faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir
2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban
3 Pemanatuan dengan partografManajemen
Mekanik (tujuan utama pematangan serviks
dan mengharapkan langsung diikuti)
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada
bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang
normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik
Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau
umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed
2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa
III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia
ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta
3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya
Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan
perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam
maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik
Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal
IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan
2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi
Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN
BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan
dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin
II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan
uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain
3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen
bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK
III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD
2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus
3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath
no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi
- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus
- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya
- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio
cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti
5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau
melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah
II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin
2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut
3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang
III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah
2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk
IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan
hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan
dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau
kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai
sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm
2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi
III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan
IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )
2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria
3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong
4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi
kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak
penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya
2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia
3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat
III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis
2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari
menunjukan penurunan risiko PVL
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin
gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau
4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut
IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah
a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg
b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat
diberikan dexametasone
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari
periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20
II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu
III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia
2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)
3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu
IV Prosedur 1 Pemantauan fetus
2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam
dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric
II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )
III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin
2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda
IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar
denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap
- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi
dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang
terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan
2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan
II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah
- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta
- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )
III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan
pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24
jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG
2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab
IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh
gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium
II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai
III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea
2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum
3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis
IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X
5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka
perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi
2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya
3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi
4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi
5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi
Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta
estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA
atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus
3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus
4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus
5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
14
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi
sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan
hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD
Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic
DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik
II TUJUAN
III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2
lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau
lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
24
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi
AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui
Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya
Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi
oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
34
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari
Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan
Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula
darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11007007IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan
75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl
II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin
III KEBIJAKAN DIAGNOSA5 Kadar gula darah
- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C
6 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin7 Fungsi kardiofaskular8 Toleransi feto maternal
IV Prosedur 3 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin
4 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai
- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- ketosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11007007IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
V Unit terkaitBidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
GRANDDE MULTIPARITAS
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan persalinan dan atau kelahiran pada
perempuan yang pernah melahirkan lebih dari 4 kali dengan berat bayi gt 500 gram
II TUJUAN 1 Kehamilan bersifat diabetogenik pada grandemultiparitas akan semakin manifes
2 Infolusi berulang memungkinkan untuk terjadinya defek minor-medium yang berakibat pada berkurangnya serabut endometrium senhingga persalinan pada grande multiparitas akan cenderung untuk mengalami hipotonia demikian pula pada pasca bersalin
3 Akibat kurangnya serabut endometrium maka pada grande multiparsitas elastisitas akan berkurang sehingga memudahkan untuk terjadinya ruptura uteri
III KEBIJAKAN 1 Anamnesa2 Pemeriksaan fisik parutperineum dan bekas
laparatomi
IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal terapijika dijumpai kelainan
2 Waspada untuk Diabetes mellitus gestasional3 Waspada untuk makrosomi4 Tidak melakukan
GRANDDE MULTIPARITAS
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11009009IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
11
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg sejak
sebelum kehamilanII TUJUAN 1 Mencari kelainan yang mendasari hipertensi
2 Memberi penanganan yang tepat sehingga tidak menjadi lebih berat
III KEBIJAKAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waaspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal kecuali pemberian obat antihipertensi seperti calsium chanel blocker
2 Monitor protein uria3 Persalinan dengan kelahiran sesuai indikasi
obstetric kecuali terjadi krisis hipertensi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PRE EKLAMPSIA RINGAN
No Dokumen
11010010IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
11
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg atau peningkatan diastolic gt_ dengan protein urine kurang dari 3 gr24 jam
II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotelIV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan
kehamilan normal2 Banyak istirahat tirah baring3 Monitor protein uria4 Persalinan dan kelahiran diupayakan pada
37 minggu penuh
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PRE EKLAMPSIA BERAT
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Pada kehamila lebih dari 22 minggu dijumpai
1 Tekanan darah diastolk gt_ 160 mmhg diastolic gt- 110 mmhg
2 Proteinurin lebih dari 5 mg24 jam3 Gangguan cerebral atau visual4 Edema pulmenum5 Nyeri epigastrik atau kwadaran atas kanan6 Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas7 Trombositopeni8 Pertumbuhan janin terhambat9 Peningkatan serum creatinin
II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotel berat sehingga terjadi fasus fasme berat sehingga dapat terjadi kelainan atau kerusakan multi organ
IV Prosedur 1 Rawat rumah sakit2 Periksa lboratorium sesuai kemampuan rumah
sakit3 Berikan MgSO44 Berikan obat anti hipertensi nifedipin obat
terpilih5 Terminasi kehamilan adalah terapi defintif
fariasi usia gestasi pada saat pengakhiran kehamilan tergantung dari kemampuan
masing-masing rumah sakit
PRE EKLAMPSIA BERAT
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum
timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta
II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)
III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan
2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan
IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio
faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir
2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban
3 Pemanatuan dengan partografManajemen
Mekanik (tujuan utama pematangan serviks
dan mengharapkan langsung diikuti)
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada
bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang
normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik
Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau
umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed
2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa
III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia
ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta
3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya
Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan
perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam
maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik
Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal
IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan
2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi
Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN
BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan
dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin
II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan
uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain
3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen
bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK
III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD
2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus
3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath
no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi
- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus
- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya
- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio
cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti
5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau
melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah
II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin
2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut
3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang
III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah
2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk
IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan
hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan
dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau
kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai
sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm
2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi
III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan
IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )
2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria
3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong
4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi
kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak
penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya
2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia
3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat
III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis
2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari
menunjukan penurunan risiko PVL
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin
gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau
4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut
IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah
a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg
b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat
diberikan dexametasone
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari
periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20
II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu
III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia
2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)
3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu
IV Prosedur 1 Pemantauan fetus
2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam
dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric
II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )
III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin
2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda
IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar
denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap
- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi
dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang
terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan
2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan
II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah
- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta
- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )
III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan
pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24
jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG
2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab
IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh
gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium
II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai
III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea
2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum
3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis
IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X
5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka
perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi
2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya
3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi
4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi
5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi
Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta
estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA
atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus
3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus
4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus
5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
14
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi
sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan
hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD
Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic
DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik
II TUJUAN
III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2
lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau
lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
24
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi
AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui
Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya
Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi
oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
34
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari
Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan
Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula
darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
DIABETES DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11007007IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
V Unit terkaitBidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
GRANDDE MULTIPARITAS
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan persalinan dan atau kelahiran pada
perempuan yang pernah melahirkan lebih dari 4 kali dengan berat bayi gt 500 gram
II TUJUAN 1 Kehamilan bersifat diabetogenik pada grandemultiparitas akan semakin manifes
2 Infolusi berulang memungkinkan untuk terjadinya defek minor-medium yang berakibat pada berkurangnya serabut endometrium senhingga persalinan pada grande multiparitas akan cenderung untuk mengalami hipotonia demikian pula pada pasca bersalin
3 Akibat kurangnya serabut endometrium maka pada grande multiparsitas elastisitas akan berkurang sehingga memudahkan untuk terjadinya ruptura uteri
III KEBIJAKAN 1 Anamnesa2 Pemeriksaan fisik parutperineum dan bekas
laparatomi
IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal terapijika dijumpai kelainan
2 Waspada untuk Diabetes mellitus gestasional3 Waspada untuk makrosomi4 Tidak melakukan
GRANDDE MULTIPARITAS
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11009009IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
11
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg sejak
sebelum kehamilanII TUJUAN 1 Mencari kelainan yang mendasari hipertensi
2 Memberi penanganan yang tepat sehingga tidak menjadi lebih berat
III KEBIJAKAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waaspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal kecuali pemberian obat antihipertensi seperti calsium chanel blocker
2 Monitor protein uria3 Persalinan dengan kelahiran sesuai indikasi
obstetric kecuali terjadi krisis hipertensi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PRE EKLAMPSIA RINGAN
No Dokumen
11010010IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
11
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg atau peningkatan diastolic gt_ dengan protein urine kurang dari 3 gr24 jam
II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotelIV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan
kehamilan normal2 Banyak istirahat tirah baring3 Monitor protein uria4 Persalinan dan kelahiran diupayakan pada
37 minggu penuh
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PRE EKLAMPSIA BERAT
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Pada kehamila lebih dari 22 minggu dijumpai
1 Tekanan darah diastolk gt_ 160 mmhg diastolic gt- 110 mmhg
2 Proteinurin lebih dari 5 mg24 jam3 Gangguan cerebral atau visual4 Edema pulmenum5 Nyeri epigastrik atau kwadaran atas kanan6 Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas7 Trombositopeni8 Pertumbuhan janin terhambat9 Peningkatan serum creatinin
II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotel berat sehingga terjadi fasus fasme berat sehingga dapat terjadi kelainan atau kerusakan multi organ
IV Prosedur 1 Rawat rumah sakit2 Periksa lboratorium sesuai kemampuan rumah
sakit3 Berikan MgSO44 Berikan obat anti hipertensi nifedipin obat
terpilih5 Terminasi kehamilan adalah terapi defintif
fariasi usia gestasi pada saat pengakhiran kehamilan tergantung dari kemampuan
masing-masing rumah sakit
PRE EKLAMPSIA BERAT
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum
timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta
II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)
III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan
2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan
IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio
faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir
2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban
3 Pemanatuan dengan partografManajemen
Mekanik (tujuan utama pematangan serviks
dan mengharapkan langsung diikuti)
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada
bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang
normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik
Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau
umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed
2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa
III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia
ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta
3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya
Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan
perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam
maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik
Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal
IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan
2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi
Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN
BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan
dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin
II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan
uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain
3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen
bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK
III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD
2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus
3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath
no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi
- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus
- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya
- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio
cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti
5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau
melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah
II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin
2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut
3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang
III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah
2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk
IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan
hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan
dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau
kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai
sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm
2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi
III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan
IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )
2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria
3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong
4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi
kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak
penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya
2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia
3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat
III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis
2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari
menunjukan penurunan risiko PVL
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin
gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau
4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut
IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah
a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg
b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat
diberikan dexametasone
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari
periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20
II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu
III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia
2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)
3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu
IV Prosedur 1 Pemantauan fetus
2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam
dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric
II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )
III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin
2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda
IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar
denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap
- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi
dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang
terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan
2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan
II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah
- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta
- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )
III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan
pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24
jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG
2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab
IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh
gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium
II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai
III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea
2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum
3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis
IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X
5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka
perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi
2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya
3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi
4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi
5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi
Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta
estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA
atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus
3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus
4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus
5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
14
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi
sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan
hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD
Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic
DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik
II TUJUAN
III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2
lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau
lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
24
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi
AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui
Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya
Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi
oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
34
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari
Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan
Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula
darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
GRANDDE MULTIPARITAS
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan persalinan dan atau kelahiran pada
perempuan yang pernah melahirkan lebih dari 4 kali dengan berat bayi gt 500 gram
II TUJUAN 1 Kehamilan bersifat diabetogenik pada grandemultiparitas akan semakin manifes
2 Infolusi berulang memungkinkan untuk terjadinya defek minor-medium yang berakibat pada berkurangnya serabut endometrium senhingga persalinan pada grande multiparitas akan cenderung untuk mengalami hipotonia demikian pula pada pasca bersalin
3 Akibat kurangnya serabut endometrium maka pada grande multiparsitas elastisitas akan berkurang sehingga memudahkan untuk terjadinya ruptura uteri
III KEBIJAKAN 1 Anamnesa2 Pemeriksaan fisik parutperineum dan bekas
laparatomi
IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal terapijika dijumpai kelainan
2 Waspada untuk Diabetes mellitus gestasional3 Waspada untuk makrosomi4 Tidak melakukan
GRANDDE MULTIPARITAS
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11009009IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
11
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg sejak
sebelum kehamilanII TUJUAN 1 Mencari kelainan yang mendasari hipertensi
2 Memberi penanganan yang tepat sehingga tidak menjadi lebih berat
III KEBIJAKAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waaspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal kecuali pemberian obat antihipertensi seperti calsium chanel blocker
2 Monitor protein uria3 Persalinan dengan kelahiran sesuai indikasi
obstetric kecuali terjadi krisis hipertensi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PRE EKLAMPSIA RINGAN
No Dokumen
11010010IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
11
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg atau peningkatan diastolic gt_ dengan protein urine kurang dari 3 gr24 jam
II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotelIV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan
kehamilan normal2 Banyak istirahat tirah baring3 Monitor protein uria4 Persalinan dan kelahiran diupayakan pada
37 minggu penuh
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PRE EKLAMPSIA BERAT
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Pada kehamila lebih dari 22 minggu dijumpai
1 Tekanan darah diastolk gt_ 160 mmhg diastolic gt- 110 mmhg
2 Proteinurin lebih dari 5 mg24 jam3 Gangguan cerebral atau visual4 Edema pulmenum5 Nyeri epigastrik atau kwadaran atas kanan6 Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas7 Trombositopeni8 Pertumbuhan janin terhambat9 Peningkatan serum creatinin
II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotel berat sehingga terjadi fasus fasme berat sehingga dapat terjadi kelainan atau kerusakan multi organ
IV Prosedur 1 Rawat rumah sakit2 Periksa lboratorium sesuai kemampuan rumah
sakit3 Berikan MgSO44 Berikan obat anti hipertensi nifedipin obat
terpilih5 Terminasi kehamilan adalah terapi defintif
fariasi usia gestasi pada saat pengakhiran kehamilan tergantung dari kemampuan
masing-masing rumah sakit
PRE EKLAMPSIA BERAT
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum
timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta
II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)
III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan
2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan
IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio
faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir
2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban
3 Pemanatuan dengan partografManajemen
Mekanik (tujuan utama pematangan serviks
dan mengharapkan langsung diikuti)
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada
bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang
normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik
Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau
umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed
2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa
III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia
ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta
3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya
Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan
perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam
maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik
Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal
IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan
2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi
Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN
BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan
dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin
II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan
uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain
3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen
bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK
III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD
2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus
3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath
no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi
- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus
- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya
- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio
cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti
5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau
melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah
II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin
2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut
3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang
III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah
2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk
IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan
hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan
dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau
kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai
sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm
2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi
III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan
IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )
2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria
3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong
4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi
kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak
penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya
2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia
3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat
III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis
2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari
menunjukan penurunan risiko PVL
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin
gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau
4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut
IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah
a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg
b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat
diberikan dexametasone
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari
periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20
II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu
III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia
2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)
3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu
IV Prosedur 1 Pemantauan fetus
2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam
dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric
II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )
III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin
2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda
IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar
denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap
- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi
dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang
terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan
2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan
II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah
- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta
- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )
III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan
pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24
jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG
2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab
IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh
gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium
II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai
III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea
2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum
3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis
IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X
5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka
perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi
2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya
3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi
4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi
5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi
Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta
estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA
atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus
3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus
4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus
5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
14
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi
sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan
hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD
Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic
DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik
II TUJUAN
III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2
lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau
lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
24
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi
AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui
Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya
Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi
oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
34
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari
Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan
Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula
darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
GRANDDE MULTIPARITAS
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11009009IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
11
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg sejak
sebelum kehamilanII TUJUAN 1 Mencari kelainan yang mendasari hipertensi
2 Memberi penanganan yang tepat sehingga tidak menjadi lebih berat
III KEBIJAKAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waaspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal kecuali pemberian obat antihipertensi seperti calsium chanel blocker
2 Monitor protein uria3 Persalinan dengan kelahiran sesuai indikasi
obstetric kecuali terjadi krisis hipertensi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PRE EKLAMPSIA RINGAN
No Dokumen
11010010IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
11
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg atau peningkatan diastolic gt_ dengan protein urine kurang dari 3 gr24 jam
II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotelIV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan
kehamilan normal2 Banyak istirahat tirah baring3 Monitor protein uria4 Persalinan dan kelahiran diupayakan pada
37 minggu penuh
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PRE EKLAMPSIA BERAT
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Pada kehamila lebih dari 22 minggu dijumpai
1 Tekanan darah diastolk gt_ 160 mmhg diastolic gt- 110 mmhg
2 Proteinurin lebih dari 5 mg24 jam3 Gangguan cerebral atau visual4 Edema pulmenum5 Nyeri epigastrik atau kwadaran atas kanan6 Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas7 Trombositopeni8 Pertumbuhan janin terhambat9 Peningkatan serum creatinin
II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotel berat sehingga terjadi fasus fasme berat sehingga dapat terjadi kelainan atau kerusakan multi organ
IV Prosedur 1 Rawat rumah sakit2 Periksa lboratorium sesuai kemampuan rumah
sakit3 Berikan MgSO44 Berikan obat anti hipertensi nifedipin obat
terpilih5 Terminasi kehamilan adalah terapi defintif
fariasi usia gestasi pada saat pengakhiran kehamilan tergantung dari kemampuan
masing-masing rumah sakit
PRE EKLAMPSIA BERAT
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum
timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta
II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)
III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan
2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan
IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio
faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir
2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban
3 Pemanatuan dengan partografManajemen
Mekanik (tujuan utama pematangan serviks
dan mengharapkan langsung diikuti)
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada
bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang
normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik
Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau
umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed
2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa
III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia
ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta
3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya
Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan
perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam
maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik
Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal
IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan
2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi
Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN
BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan
dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin
II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan
uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain
3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen
bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK
III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD
2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus
3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath
no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi
- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus
- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya
- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio
cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti
5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau
melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah
II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin
2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut
3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang
III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah
2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk
IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan
hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan
dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau
kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai
sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm
2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi
III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan
IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )
2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria
3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong
4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi
kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak
penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya
2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia
3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat
III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis
2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari
menunjukan penurunan risiko PVL
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin
gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau
4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut
IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah
a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg
b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat
diberikan dexametasone
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari
periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20
II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu
III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia
2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)
3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu
IV Prosedur 1 Pemantauan fetus
2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam
dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric
II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )
III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin
2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda
IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar
denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap
- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi
dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang
terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan
2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan
II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah
- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta
- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )
III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan
pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24
jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG
2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab
IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh
gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium
II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai
III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea
2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum
3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis
IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X
5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka
perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi
2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya
3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi
4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi
5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi
Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta
estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA
atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus
3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus
4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus
5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
14
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi
sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan
hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD
Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic
DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik
II TUJUAN
III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2
lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau
lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
24
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi
AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui
Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya
Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi
oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
34
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari
Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan
Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula
darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
No Dokumen
11009009IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
11
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg sejak
sebelum kehamilanII TUJUAN 1 Mencari kelainan yang mendasari hipertensi
2 Memberi penanganan yang tepat sehingga tidak menjadi lebih berat
III KEBIJAKAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waaspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal kecuali pemberian obat antihipertensi seperti calsium chanel blocker
2 Monitor protein uria3 Persalinan dengan kelahiran sesuai indikasi
obstetric kecuali terjadi krisis hipertensi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PRE EKLAMPSIA RINGAN
No Dokumen
11010010IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
11
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg atau peningkatan diastolic gt_ dengan protein urine kurang dari 3 gr24 jam
II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotelIV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan
kehamilan normal2 Banyak istirahat tirah baring3 Monitor protein uria4 Persalinan dan kelahiran diupayakan pada
37 minggu penuh
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PRE EKLAMPSIA BERAT
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Pada kehamila lebih dari 22 minggu dijumpai
1 Tekanan darah diastolk gt_ 160 mmhg diastolic gt- 110 mmhg
2 Proteinurin lebih dari 5 mg24 jam3 Gangguan cerebral atau visual4 Edema pulmenum5 Nyeri epigastrik atau kwadaran atas kanan6 Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas7 Trombositopeni8 Pertumbuhan janin terhambat9 Peningkatan serum creatinin
II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotel berat sehingga terjadi fasus fasme berat sehingga dapat terjadi kelainan atau kerusakan multi organ
IV Prosedur 1 Rawat rumah sakit2 Periksa lboratorium sesuai kemampuan rumah
sakit3 Berikan MgSO44 Berikan obat anti hipertensi nifedipin obat
terpilih5 Terminasi kehamilan adalah terapi defintif
fariasi usia gestasi pada saat pengakhiran kehamilan tergantung dari kemampuan
masing-masing rumah sakit
PRE EKLAMPSIA BERAT
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum
timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta
II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)
III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan
2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan
IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio
faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir
2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban
3 Pemanatuan dengan partografManajemen
Mekanik (tujuan utama pematangan serviks
dan mengharapkan langsung diikuti)
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada
bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang
normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik
Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau
umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed
2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa
III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia
ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta
3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya
Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan
perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam
maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik
Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal
IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan
2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi
Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN
BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan
dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin
II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan
uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain
3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen
bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK
III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD
2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus
3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath
no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi
- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus
- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya
- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio
cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti
5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau
melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah
II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin
2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut
3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang
III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah
2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk
IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan
hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan
dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau
kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai
sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm
2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi
III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan
IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )
2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria
3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong
4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi
kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak
penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya
2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia
3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat
III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis
2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari
menunjukan penurunan risiko PVL
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin
gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau
4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut
IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah
a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg
b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat
diberikan dexametasone
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari
periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20
II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu
III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia
2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)
3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu
IV Prosedur 1 Pemantauan fetus
2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam
dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric
II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )
III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin
2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda
IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar
denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap
- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi
dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang
terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan
2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan
II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah
- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta
- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )
III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan
pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24
jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG
2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab
IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh
gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium
II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai
III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea
2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum
3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis
IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X
5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka
perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi
2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya
3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi
4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi
5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi
Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta
estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA
atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus
3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus
4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus
5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
14
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi
sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan
hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD
Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic
DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik
II TUJUAN
III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2
lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau
lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
24
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi
AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui
Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya
Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi
oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
34
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari
Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan
Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula
darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PRE EKLAMPSIA RINGAN
No Dokumen
11010010IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
11
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001
I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg atau peningkatan diastolic gt_ dengan protein urine kurang dari 3 gr24 jam
II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotelIV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan
kehamilan normal2 Banyak istirahat tirah baring3 Monitor protein uria4 Persalinan dan kelahiran diupayakan pada
37 minggu penuh
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PRE EKLAMPSIA BERAT
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Pada kehamila lebih dari 22 minggu dijumpai
1 Tekanan darah diastolk gt_ 160 mmhg diastolic gt- 110 mmhg
2 Proteinurin lebih dari 5 mg24 jam3 Gangguan cerebral atau visual4 Edema pulmenum5 Nyeri epigastrik atau kwadaran atas kanan6 Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas7 Trombositopeni8 Pertumbuhan janin terhambat9 Peningkatan serum creatinin
II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotel berat sehingga terjadi fasus fasme berat sehingga dapat terjadi kelainan atau kerusakan multi organ
IV Prosedur 1 Rawat rumah sakit2 Periksa lboratorium sesuai kemampuan rumah
sakit3 Berikan MgSO44 Berikan obat anti hipertensi nifedipin obat
terpilih5 Terminasi kehamilan adalah terapi defintif
fariasi usia gestasi pada saat pengakhiran kehamilan tergantung dari kemampuan
masing-masing rumah sakit
PRE EKLAMPSIA BERAT
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum
timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta
II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)
III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan
2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan
IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio
faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir
2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban
3 Pemanatuan dengan partografManajemen
Mekanik (tujuan utama pematangan serviks
dan mengharapkan langsung diikuti)
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada
bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang
normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik
Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau
umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed
2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa
III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia
ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta
3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya
Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan
perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam
maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik
Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal
IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan
2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi
Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN
BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan
dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin
II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan
uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain
3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen
bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK
III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD
2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus
3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath
no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi
- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus
- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya
- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio
cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti
5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau
melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah
II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin
2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut
3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang
III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah
2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk
IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan
hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan
dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau
kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai
sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm
2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi
III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan
IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )
2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria
3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong
4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi
kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak
penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya
2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia
3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat
III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis
2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari
menunjukan penurunan risiko PVL
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin
gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau
4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut
IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah
a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg
b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat
diberikan dexametasone
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari
periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20
II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu
III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia
2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)
3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu
IV Prosedur 1 Pemantauan fetus
2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam
dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric
II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )
III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin
2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda
IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar
denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap
- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi
dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang
terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan
2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan
II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah
- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta
- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )
III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan
pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24
jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG
2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab
IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh
gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium
II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai
III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea
2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum
3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis
IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X
5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka
perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi
2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya
3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi
4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi
5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi
Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta
estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA
atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus
3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus
4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus
5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
14
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi
sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan
hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD
Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic
DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik
II TUJUAN
III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2
lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau
lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
24
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi
AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui
Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya
Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi
oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
34
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari
Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan
Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula
darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PRE EKLAMPSIA BERAT
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Pada kehamila lebih dari 22 minggu dijumpai
1 Tekanan darah diastolk gt_ 160 mmhg diastolic gt- 110 mmhg
2 Proteinurin lebih dari 5 mg24 jam3 Gangguan cerebral atau visual4 Edema pulmenum5 Nyeri epigastrik atau kwadaran atas kanan6 Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas7 Trombositopeni8 Pertumbuhan janin terhambat9 Peningkatan serum creatinin
II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)
2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina
III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotel berat sehingga terjadi fasus fasme berat sehingga dapat terjadi kelainan atau kerusakan multi organ
IV Prosedur 1 Rawat rumah sakit2 Periksa lboratorium sesuai kemampuan rumah
sakit3 Berikan MgSO44 Berikan obat anti hipertensi nifedipin obat
terpilih5 Terminasi kehamilan adalah terapi defintif
fariasi usia gestasi pada saat pengakhiran kehamilan tergantung dari kemampuan
masing-masing rumah sakit
PRE EKLAMPSIA BERAT
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum
timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta
II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)
III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan
2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan
IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio
faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir
2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban
3 Pemanatuan dengan partografManajemen
Mekanik (tujuan utama pematangan serviks
dan mengharapkan langsung diikuti)
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada
bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang
normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik
Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau
umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed
2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa
III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia
ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta
3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya
Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan
perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam
maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik
Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal
IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan
2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi
Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN
BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan
dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin
II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan
uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain
3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen
bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK
III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD
2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus
3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath
no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi
- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus
- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya
- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio
cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti
5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau
melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah
II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin
2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut
3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang
III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah
2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk
IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan
hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan
dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau
kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai
sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm
2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi
III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan
IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )
2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria
3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong
4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi
kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak
penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya
2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia
3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat
III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis
2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari
menunjukan penurunan risiko PVL
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin
gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau
4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut
IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah
a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg
b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat
diberikan dexametasone
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari
periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20
II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu
III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia
2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)
3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu
IV Prosedur 1 Pemantauan fetus
2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam
dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric
II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )
III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin
2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda
IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar
denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap
- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi
dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang
terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan
2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan
II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah
- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta
- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )
III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan
pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24
jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG
2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab
IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh
gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium
II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai
III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea
2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum
3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis
IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X
5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka
perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi
2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya
3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi
4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi
5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi
Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta
estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA
atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus
3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus
4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus
5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
14
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi
sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan
hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD
Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic
DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik
II TUJUAN
III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2
lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau
lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
24
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi
AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui
Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya
Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi
oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
34
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari
Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan
Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula
darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
masing-masing rumah sakit
PRE EKLAMPSIA BERAT
No Dokumen
11011011IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum
timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta
II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)
III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan
2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan
IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio
faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir
2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban
3 Pemanatuan dengan partografManajemen
Mekanik (tujuan utama pematangan serviks
dan mengharapkan langsung diikuti)
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada
bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang
normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik
Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau
umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed
2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa
III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia
ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta
3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya
Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan
perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam
maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik
Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal
IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan
2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi
Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN
BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan
dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin
II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan
uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain
3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen
bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK
III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD
2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus
3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath
no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi
- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus
- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya
- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio
cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti
5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau
melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah
II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin
2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut
3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang
III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah
2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk
IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan
hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan
dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau
kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai
sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm
2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi
III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan
IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )
2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria
3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong
4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi
kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak
penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya
2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia
3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat
III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis
2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari
menunjukan penurunan risiko PVL
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin
gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau
4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut
IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah
a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg
b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat
diberikan dexametasone
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari
periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20
II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu
III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia
2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)
3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu
IV Prosedur 1 Pemantauan fetus
2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam
dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric
II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )
III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin
2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda
IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar
denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap
- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi
dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang
terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan
2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan
II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah
- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta
- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )
III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan
pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24
jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG
2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab
IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh
gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium
II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai
III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea
2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum
3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis
IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X
5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka
perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi
2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya
3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi
4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi
5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi
Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta
estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA
atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus
3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus
4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus
5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
14
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi
sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan
hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD
Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic
DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik
II TUJUAN
III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2
lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau
lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
24
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi
AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui
Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya
Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi
oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
34
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari
Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan
Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula
darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum
timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta
II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)
III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan
2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan
IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio
faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir
2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban
3 Pemanatuan dengan partografManajemen
Mekanik (tujuan utama pematangan serviks
dan mengharapkan langsung diikuti)
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada
bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang
normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik
Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau
umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed
2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa
III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia
ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta
3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya
Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan
perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam
maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik
Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal
IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan
2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi
Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN
BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan
dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin
II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan
uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain
3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen
bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK
III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD
2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus
3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath
no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi
- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus
- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya
- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio
cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti
5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau
melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah
II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin
2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut
3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang
III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah
2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk
IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan
hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan
dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau
kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai
sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm
2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi
III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan
IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )
2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria
3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong
4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi
kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak
penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya
2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia
3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat
III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis
2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari
menunjukan penurunan risiko PVL
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin
gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau
4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut
IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah
a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg
b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat
diberikan dexametasone
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari
periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20
II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu
III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia
2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)
3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu
IV Prosedur 1 Pemantauan fetus
2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam
dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric
II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )
III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin
2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda
IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar
denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap
- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi
dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang
terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan
2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan
II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah
- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta
- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )
III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan
pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24
jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG
2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab
IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh
gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium
II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai
III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea
2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum
3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis
IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X
5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka
perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi
2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya
3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi
4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi
5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi
Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta
estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA
atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus
3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus
4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus
5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
14
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi
sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan
hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD
Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic
DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik
II TUJUAN
III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2
lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau
lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
24
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi
AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui
Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya
Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi
oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
34
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari
Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan
Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula
darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
dan mengharapkan langsung diikuti)
INDUKSI PERSALINAN
No Dokumen
11012012IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada
bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang
normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik
Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau
umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed
2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa
III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia
ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta
3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya
Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan
perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam
maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik
Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal
IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan
2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi
Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN
BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan
dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin
II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan
uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain
3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen
bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK
III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD
2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus
3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath
no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi
- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus
- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya
- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio
cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti
5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau
melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah
II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin
2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut
3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang
III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah
2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk
IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan
hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan
dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau
kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai
sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm
2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi
III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan
IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )
2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria
3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong
4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi
kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak
penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya
2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia
3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat
III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis
2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari
menunjukan penurunan risiko PVL
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin
gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau
4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut
IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah
a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg
b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat
diberikan dexametasone
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari
periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20
II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu
III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia
2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)
3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu
IV Prosedur 1 Pemantauan fetus
2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam
dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric
II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )
III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin
2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda
IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar
denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap
- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi
dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang
terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan
2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan
II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah
- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta
- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )
III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan
pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24
jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG
2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab
IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh
gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium
II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai
III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea
2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum
3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis
IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X
5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka
perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi
2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya
3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi
4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi
5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi
Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta
estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA
atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus
3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus
4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus
5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
14
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi
sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan
hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD
Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic
DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik
II TUJUAN
III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2
lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau
lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
24
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi
AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui
Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya
Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi
oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
34
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari
Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan
Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula
darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang
normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik
Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau
umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed
2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa
III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia
ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta
3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya
Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan
perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam
maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik
Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal
IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan
2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi
Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN
BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan
dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin
II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan
uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain
3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen
bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK
III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD
2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus
3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath
no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi
- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus
- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya
- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio
cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti
5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau
melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah
II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin
2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut
3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang
III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah
2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk
IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan
hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan
dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau
kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai
sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm
2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi
III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan
IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )
2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria
3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong
4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi
kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak
penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya
2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia
3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat
III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis
2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari
menunjukan penurunan risiko PVL
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin
gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau
4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut
IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah
a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg
b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat
diberikan dexametasone
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari
periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20
II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu
III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia
2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)
3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu
IV Prosedur 1 Pemantauan fetus
2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam
dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric
II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )
III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin
2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda
IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar
denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap
- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi
dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang
terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan
2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan
II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah
- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta
- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )
III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan
pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24
jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG
2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab
IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh
gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium
II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai
III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea
2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum
3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis
IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X
5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka
perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi
2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya
3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi
4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi
5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi
Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta
estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA
atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus
3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus
4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus
5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
14
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi
sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan
hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD
Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic
DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik
II TUJUAN
III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2
lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau
lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
24
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi
AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui
Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya
Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi
oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
34
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari
Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan
Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula
darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal
SOLUSIO PLASENTA
No Dokumen
11013013IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan
perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam
maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik
Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal
IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan
2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi
Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN
BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan
dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin
II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan
uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain
3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen
bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK
III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD
2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus
3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath
no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi
- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus
- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya
- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio
cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti
5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau
melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah
II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin
2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut
3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang
III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah
2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk
IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan
hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan
dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau
kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai
sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm
2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi
III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan
IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )
2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria
3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong
4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi
kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak
penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya
2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia
3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat
III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis
2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari
menunjukan penurunan risiko PVL
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin
gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau
4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut
IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah
a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg
b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat
diberikan dexametasone
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari
periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20
II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu
III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia
2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)
3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu
IV Prosedur 1 Pemantauan fetus
2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam
dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric
II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )
III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin
2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda
IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar
denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap
- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi
dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang
terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan
2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan
II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah
- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta
- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )
III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan
pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24
jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG
2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab
IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh
gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium
II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai
III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea
2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum
3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis
IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X
5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka
perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi
2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya
3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi
4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi
5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi
Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta
estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA
atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus
3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus
4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus
5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
14
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi
sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan
hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD
Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic
DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik
II TUJUAN
III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2
lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau
lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
24
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi
AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui
Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya
Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi
oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
34
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari
Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan
Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula
darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN
BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM
DAERAHRUMAH SAKIT UMUM
BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan
dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin
II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan
uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain
3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen
bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK
III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD
2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus
3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath
no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi
- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus
- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya
- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio
cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti
5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau
melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah
II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin
2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut
3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang
III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah
2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk
IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan
hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan
dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau
kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai
sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm
2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi
III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan
IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )
2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria
3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong
4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi
kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak
penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya
2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia
3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat
III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis
2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari
menunjukan penurunan risiko PVL
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin
gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau
4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut
IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah
a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg
b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat
diberikan dexametasone
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari
periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20
II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu
III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia
2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)
3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu
IV Prosedur 1 Pemantauan fetus
2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam
dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric
II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )
III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin
2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda
IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar
denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap
- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi
dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang
terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan
2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan
II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah
- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta
- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )
III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan
pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24
jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG
2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab
IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh
gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium
II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai
III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea
2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum
3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis
IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X
5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka
perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi
2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya
3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi
4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi
5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi
Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta
estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA
atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus
3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus
4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus
5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
14
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi
sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan
hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD
Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic
DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik
II TUJUAN
III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2
lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau
lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
24
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi
AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui
Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya
Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi
oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
34
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari
Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan
Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula
darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
RUPTURA UTERI
No Dokumen
11014014IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus
- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya
- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio
cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti
5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau
melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah
II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin
2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut
3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang
III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah
2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk
IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan
hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan
dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau
kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai
sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm
2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi
III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan
IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )
2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria
3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong
4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi
kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak
penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya
2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia
3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat
III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis
2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari
menunjukan penurunan risiko PVL
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin
gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau
4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut
IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah
a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg
b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat
diberikan dexametasone
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari
periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20
II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu
III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia
2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)
3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu
IV Prosedur 1 Pemantauan fetus
2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam
dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric
II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )
III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin
2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda
IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar
denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap
- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi
dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang
terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan
2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan
II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah
- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta
- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )
III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan
pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24
jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG
2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab
IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh
gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium
II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai
III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea
2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum
3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis
IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X
5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka
perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi
2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya
3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi
4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi
5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi
Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta
estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA
atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus
3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus
4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus
5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
14
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi
sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan
hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD
Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic
DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik
II TUJUAN
III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2
lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau
lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
24
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi
AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui
Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya
Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi
oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
34
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari
Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan
Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula
darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau
melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah
II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin
2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut
3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang
III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah
2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk
IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan
hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan
dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau
kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai
sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm
2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi
III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan
IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )
2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria
3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong
4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi
kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak
penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya
2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia
3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat
III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis
2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari
menunjukan penurunan risiko PVL
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin
gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau
4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut
IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah
a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg
b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat
diberikan dexametasone
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari
periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20
II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu
III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia
2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)
3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu
IV Prosedur 1 Pemantauan fetus
2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam
dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric
II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )
III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin
2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda
IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar
denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap
- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi
dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang
terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan
2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan
II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah
- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta
- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )
III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan
pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24
jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG
2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab
IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh
gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium
II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai
III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea
2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum
3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis
IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X
5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka
perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi
2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya
3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi
4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi
5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi
Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta
estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA
atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus
3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus
4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus
5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
14
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi
sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan
hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD
Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic
DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik
II TUJUAN
III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2
lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau
lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
24
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi
AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui
Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya
Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi
oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
34
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari
Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan
Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula
darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PROLAPSUS TALI PUSAT
No Dokumen
11015015IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau
kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai
sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm
2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi
III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan
IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )
2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria
3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong
4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi
kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak
penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya
2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia
3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat
III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis
2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari
menunjukan penurunan risiko PVL
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin
gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau
4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut
IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah
a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg
b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat
diberikan dexametasone
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari
periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20
II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu
III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia
2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)
3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu
IV Prosedur 1 Pemantauan fetus
2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam
dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric
II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )
III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin
2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda
IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar
denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap
- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi
dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang
terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan
2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan
II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah
- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta
- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )
III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan
pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24
jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG
2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab
IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh
gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium
II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai
III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea
2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum
3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis
IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X
5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka
perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi
2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya
3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi
4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi
5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi
Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta
estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA
atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus
3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus
4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus
5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
14
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi
sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan
hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD
Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic
DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik
II TUJUAN
III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2
lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau
lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
24
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi
AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui
Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya
Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi
oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
34
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari
Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan
Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula
darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau
kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai
sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm
2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi
III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan
IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )
2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria
3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong
4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi
kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak
penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya
2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia
3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat
III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis
2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari
menunjukan penurunan risiko PVL
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin
gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau
4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut
IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah
a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg
b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat
diberikan dexametasone
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari
periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20
II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu
III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia
2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)
3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu
IV Prosedur 1 Pemantauan fetus
2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam
dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric
II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )
III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin
2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda
IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar
denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap
- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi
dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang
terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan
2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan
II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah
- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta
- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )
III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan
pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24
jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG
2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab
IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh
gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium
II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai
III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea
2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum
3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis
IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X
5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka
perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi
2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya
3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi
4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi
5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi
Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta
estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA
atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus
3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus
4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus
5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
14
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi
sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan
hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD
Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic
DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik
II TUJUAN
III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2
lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau
lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
24
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi
AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui
Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya
Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi
oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
34
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari
Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan
Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula
darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
SUNGSANG
No Dokumen
11016016IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi
kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak
penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya
2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia
3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat
III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis
2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari
menunjukan penurunan risiko PVL
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin
gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau
4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut
IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah
a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg
b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat
diberikan dexametasone
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari
periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20
II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu
III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia
2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)
3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu
IV Prosedur 1 Pemantauan fetus
2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam
dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric
II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )
III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin
2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda
IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar
denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap
- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi
dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang
terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan
2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan
II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah
- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta
- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )
III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan
pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24
jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG
2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab
IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh
gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium
II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai
III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea
2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum
3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis
IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X
5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka
perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi
2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya
3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi
4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi
5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi
Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta
estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA
atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus
3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus
4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus
5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
14
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi
sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan
hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD
Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic
DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik
II TUJUAN
III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2
lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau
lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
24
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi
AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui
Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya
Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi
oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
34
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari
Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan
Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula
darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi
kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak
penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya
2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia
3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat
III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis
2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari
menunjukan penurunan risiko PVL
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin
gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau
4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut
IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah
a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg
b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat
diberikan dexametasone
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari
periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20
II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu
III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia
2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)
3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu
IV Prosedur 1 Pemantauan fetus
2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam
dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric
II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )
III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin
2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda
IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar
denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap
- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi
dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang
terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan
2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan
II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah
- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta
- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )
III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan
pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24
jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG
2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab
IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh
gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium
II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai
III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea
2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum
3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis
IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X
5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka
perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi
2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya
3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi
4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi
5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi
Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta
estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA
atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus
3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus
4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus
5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
14
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi
sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan
hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD
Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic
DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik
II TUJUAN
III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2
lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau
lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
24
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi
AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui
Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya
Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi
oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
34
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari
Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan
Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula
darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
menunjukan penurunan risiko PVL
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin
gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau
4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut
IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah
a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg
b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat
diberikan dexametasone
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari
periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20
II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu
III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia
2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)
3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu
IV Prosedur 1 Pemantauan fetus
2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam
dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric
II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )
III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin
2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda
IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar
denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap
- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi
dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang
terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan
2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan
II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah
- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta
- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )
III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan
pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24
jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG
2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab
IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh
gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium
II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai
III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea
2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum
3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis
IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X
5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka
perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi
2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya
3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi
4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi
5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi
Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta
estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA
atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus
3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus
4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus
5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
14
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi
sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan
hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD
Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic
DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik
II TUJUAN
III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2
lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau
lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
24
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi
AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui
Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya
Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi
oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
34
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari
Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan
Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula
darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
diberikan dexametasone
PERSALINAN PRETERM
No Dokumen
11017017IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari
periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20
II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu
III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia
2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)
3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu
IV Prosedur 1 Pemantauan fetus
2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam
dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric
II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )
III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin
2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda
IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar
denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap
- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi
dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang
terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan
2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan
II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah
- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta
- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )
III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan
pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24
jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG
2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab
IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh
gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium
II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai
III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea
2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum
3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis
IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X
5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka
perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi
2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya
3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi
4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi
5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi
Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta
estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA
atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus
3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus
4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus
5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
14
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi
sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan
hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD
Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic
DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik
II TUJUAN
III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2
lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau
lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
24
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi
AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui
Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya
Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi
oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
34
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari
Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan
Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula
darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari
periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20
II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu
III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia
2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)
3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu
IV Prosedur 1 Pemantauan fetus
2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam
dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric
II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )
III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin
2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda
IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar
denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap
- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi
dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang
terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan
2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan
II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah
- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta
- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )
III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan
pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24
jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG
2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab
IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh
gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium
II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai
III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea
2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum
3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis
IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X
5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka
perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi
2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya
3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi
4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi
5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi
Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta
estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA
atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus
3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus
4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus
5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
14
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi
sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan
hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD
Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic
DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik
II TUJUAN
III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2
lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau
lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
24
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi
AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui
Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya
Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi
oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
34
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari
Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan
Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula
darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )
KEHAMILAN POST-DATE
No Dokumen
11018018IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam
dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric
II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )
III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin
2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda
IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar
denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap
- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi
dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang
terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan
2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan
II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah
- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta
- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )
III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan
pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24
jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG
2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab
IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh
gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium
II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai
III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea
2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum
3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis
IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X
5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka
perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi
2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya
3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi
4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi
5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi
Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta
estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA
atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus
3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus
4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus
5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
14
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi
sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan
hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD
Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic
DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik
II TUJUAN
III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2
lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau
lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
24
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi
AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui
Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya
Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi
oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
34
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari
Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan
Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula
darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam
dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric
II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )
III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin
2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda
IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar
denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap
- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi
dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang
terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan
2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan
II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah
- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta
- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )
III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan
pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24
jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG
2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab
IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh
gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium
II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai
III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea
2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum
3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis
IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X
5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka
perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi
2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya
3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi
4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi
5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi
Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta
estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA
atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus
3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus
4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus
5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
14
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi
sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan
hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD
Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic
DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik
II TUJUAN
III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2
lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau
lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
24
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi
AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui
Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya
Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi
oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
34
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari
Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan
Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula
darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat
EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM
No Dokumen
11019019IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap
- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi
dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang
terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan
2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan
II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah
- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta
- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )
III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan
pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24
jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG
2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab
IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh
gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium
II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai
III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea
2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum
3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis
IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X
5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka
perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi
2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya
3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi
4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi
5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi
Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta
estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA
atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus
3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus
4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus
5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
14
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi
sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan
hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD
Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic
DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik
II TUJUAN
III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2
lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau
lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
24
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi
AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui
Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya
Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi
oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
34
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari
Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan
Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula
darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
12
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi
dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang
terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan
2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan
II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah
- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta
- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )
III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan
pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24
jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG
2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab
IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh
gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium
II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai
III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea
2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum
3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis
IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X
5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka
perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi
2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya
3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi
4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi
5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi
Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta
estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA
atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus
3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus
4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus
5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
14
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi
sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan
hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD
Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic
DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik
II TUJUAN
III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2
lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau
lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
24
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi
AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui
Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya
Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi
oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
34
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari
Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan
Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula
darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium
PERDARAHAN NIFAS
No Dokumen
11020020IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
22
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG
2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab
IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi
V Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh
gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium
II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai
III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea
2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum
3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis
IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X
5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka
perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi
2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya
3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi
4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi
5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi
Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta
estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA
atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus
3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus
4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus
5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
14
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi
sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan
hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD
Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic
DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik
II TUJUAN
III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2
lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau
lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
24
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi
AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui
Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya
Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi
oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
34
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari
Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan
Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula
darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
13
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh
gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium
II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai
III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea
2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum
3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis
IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X
5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka
perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi
2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya
3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi
4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi
5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi
Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta
estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA
atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus
3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus
4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus
5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
14
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi
sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan
hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD
Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic
DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik
II TUJUAN
III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2
lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau
lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
24
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi
AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui
Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya
Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi
oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
34
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari
Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan
Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula
darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
23
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka
perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi
2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya
3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi
4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi
5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi
Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta
estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA
atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus
3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus
4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus
5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
14
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi
sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan
hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD
Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic
DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik
II TUJUAN
III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2
lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau
lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
24
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi
AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui
Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya
Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi
oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
34
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari
Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan
Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula
darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta
estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )
No Dokumen
11021021IK2009
No Revisi
Ke- 4
Halaman
33
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA
atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus
3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus
4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus
5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
14
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi
sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan
hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD
Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic
DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik
II TUJUAN
III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2
lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau
lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
24
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi
AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui
Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya
Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi
oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
34
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari
Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan
Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula
darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS
Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
14
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi
sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan
hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD
Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic
DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik
II TUJUAN
III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2
lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau
lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
24
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi
AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui
Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya
Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi
oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
34
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari
Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan
Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula
darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
24
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi
AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui
Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya
Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi
oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
34
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari
Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan
Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula
darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
34
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari
Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan
Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)
Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula
darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001
Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi
SEPSIS
No Dokumen
11022022IK2009
No Revisi
Ke-1
Halaman
44
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
31 Mei 2009
DitetapkanDirektur RSU Banyumas
dr Widayanto MKesPembina Tk I
NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi
adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti
terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti
mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis
Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS
RSU BANYUMAS
Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001
PENANGGUNGJAWAB PERISTI
Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001