prosiding seminar nasional perhimpunan agronomi …

15

Upload: others

Post on 03-Oct-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERHIMPUNAN AGRONOMI …
Page 2: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERHIMPUNAN AGRONOMI …

i

PROSIDING SEMINAR NASIONAL

PERHIMPUNAN AGRONOMI INDONESIA

(PERAGI)

Akselerasi Smart Farming di Era Industri 4.0 Bogor, 23 -24 September 2019

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

2020

ASUS
Highlight
Page 3: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERHIMPUNAN AGRONOMI …

ii

PROSIDING SEMINAR NASIONAL

PERHIMPUNAN AGRONOMI INDONESIA (PERAGI)

Akselerasi Smart Farming di Era Industri 4.0 Bogor, 23 – 24 September 2019

ISBN : 978-979-8451-98-0

PANITIA PELAKSANA

Ir. Syafaruddin, Ph.D. : Ketua Pantia

Ir. Gayatri K. Rana, M.Sc. : Wakil Ketua

Dr. Ir. Ahmad Junaedi : Wakil Ketua Bidang Acara, Makalah, dan

Persidangan

Dr. Ir. Sugiyanta : Ketua Panitia Bidang Pendanaan, Publikasi,

Dokumentasi

Dr. Ir. Retno SHM, M.Si : Ketua Panitia Bidang Akomodasi, Konsumsi,

dan Perlengkapan

Dr. Saefudin, SP., M.Si. : Sekretaris Panitia

Sudarsono, SE. : Seksi Skretariatan

Ir. Yusniarti : Bendahara

Dr. Taufik Ratule : Seksi Pendanaan

Dr. Ir. Evi Savitri Iriani, M.Si. : Seksi Acara

Ir. Jelfina C. Allouw, M.Sc., Ph.D : Seksi Publikasi, Promosi, dan Dokumentasi

Dr. Ir. Gusmaini, M.Si : Seksi Makalah, Persidangan, dan Prosiding

Iim Rochimat, SE : Seksi Akomodasi dan Transportasi

Innawati, SE : Seksi Konsumsi

REVIEWER:

Dr. Ir. Gusmaini, M.Si

Dr. Saefudin, SP., M.Si

PENYUNTING

Dr. Ir. Gusmaini, M.Si (Budidaya) : Ketua

Dr. Ir. Retno Sri Hartati Mulyandari, M.Si (Sosek) : Anggota

Dr Ir. Trikoesoemaningtyas, M.Sc

(Pemuliaan/Bioteknologi)

: Anggota

Dr. Desta Wirnas (Pemuliaan/Bioteknologi) : Anggota

Dr. Dewi Sukma, SP., M.Si (Budidaya) : Anggota

Dr. Ir. Maya Melati, MS., M.Sc (Budidaya) : Anggota

Dr. Ir. Sukamto, M.Agr.Sc (Proteksi Tanaman) : Anggota

Dr. Heny Herawati (Pascapanen) : Anggota

Dr. Ir. Sri Hery Susilowati, MS (Sosek) : Anggota

Dr. Saefudin, SP., M.Si (Sosek) : Anggota

Dr. Rosa Yunita, M.Si (Bioteknologi) : Anggota

Sujianto, S. TP.,M.Agr.Mgt (Sosek) : Anggota

Page 4: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERHIMPUNAN AGRONOMI …

iii

EDITOR:

Adi Setiadi, MS

Hera Nurhayati, SP., MSc

Rismayani, SP., M.Agr

Indah Kurniasari, SP., MS

Sudarsono SE

Layout dan Desain Cover: Agus Budiharto

Bekerja Sama:

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN

Dengan

PERHIMPUNAN AGRONOMI INDONESIA (PERAGI)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR (IPB)

Alamat Redaksi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Jalan Tentara Pelajar No. 1 Bogor 161111

Telp. 0251-8313083, Faks. 0251-8336194

e-mail: [email protected]

Website: Http://www.perkebunan.litbang.pertanian.go.id

Page 5: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERHIMPUNAN AGRONOMI …

iv

Page 6: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERHIMPUNAN AGRONOMI …

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, nikmat serta karunia-Nya yang

tak ternilai dan tak dapat dihitung sehingga Perhimpunan Agronomi Indonesia (PERAGI) yang

dibentuk sejak tahun 1977 telah banyak berkiprah dan menjadi mitra pemerintah dalam membangun

profesionalisme di bidang ilmu pertanian khususnya bidang agronomi.

Tahun 2019 adalah akhir dari periode Pengurus Pusat PERAGI periode 2016 – 2019, oleh karena

itu pada tanggal 23 – 24 September 2019 Peragi menggelar Kongres dan Seminar Nasional dengan

mengusung tema “Akselerasi Smart Farming di Era Industri 4.0”. Tema tersebut dipilih dengan alasan

untuk memberikan perhatian terhadap pertanian dan dunia perhimpunan profesi di bidang pertanian,

khususnya tentang akselerasi dalam cakupan budidaya di Era industri 4.0. Pelaksanan kongres dan

seminar nasional tersebut telah terlaksana dengan baik dan prosiding ini dapat diterbitkan.

Perhimpunan Agronomi Indonesia (PERAGI) menyelenggarakan Seminar Nasional ini sebagai

salah satu ajang bagi para penggiat agronomi dan wirausaha maupun pelaku pembangunan bidang

pertanian untuk mempresentasikan hasil penelitian dan pengembangannya, sekaligus bertukar

informasi, pengalaman, dan memperdalam masalah penelitian, serta mengembangkan kerjasama yang

berkelanjutan. Seminar ini diikuti oleh berbagai pihak antara lain peneliti, dosen, pengusaha, teknisi,

petani, instansi pemerintah dan swasta, serta pemerhati pertanian Indonesia.

Salah satu output dari penyelenggaran Seminar Nasional ini adalah prosiding yang berisikan

artikel baik dari hasil penelitian maupun hasil kajian (review). Prosiding ini memuat sebanyak 96 artikel

yang terdiri dari berbagai kajian disiplin ilmu antara lain budidaya, pemuliaan/bioteknologi, proteksi

dan sosial ekonomi. Artikel dalam prosiding ini sudah melalui proses review, divaluasi, diedit serta

diperbaiki sesuai dengan aturan yang berlaku dalam penulisan karya tulis ilmiah oleh penulis dan tim

editor.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh Tim Editor yang telah

bekerja sama dan bekerja keras dalam penyelesaian prosiding ini, serta kepada semua pihak yang telah

berpartisipasi mendukung dan memfasilitasi penerbitan prosiding ini. Akhir kata semoga prosiding ini

dapat bermanfaat dan digunakan untuk kemajuan pertanian Indonesia. Semoga Allah SWT meridhai

dan memberkahi semua ikhtiar baik kita. Aamin ya Rabbal aalamiin.

Bogor, November 2020

Ketua Tim Editor,

Dr.Ir. Gusmaini,MSi.

Page 7: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERHIMPUNAN AGRONOMI …

vi

Page 8: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERHIMPUNAN AGRONOMI …

vii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................................... v

Daftar Isi .............................................................................................................................................. vii

Sambutan Ketua Panitia ..................................................................................................................... xiv

Sambutan Ketua Umum PERAGI ...................................................................................................... xvi

Rumusan.............................................................................................................................................. xvii

Daftar Peserta ...................................................................................................................................... xix

MAKALAH UTAMA

SMART FARMING MENDUKUNG DAYA SAING PRODUK PERTANIAN INDONESIA

Andi Muhammad Syakir ................................................................................................................... 1

SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN INDONESIA ERA INDUSTRI 4.0

Arif Satria ............................................................................................................................................. 2

BIOTEKNOLOGI PERBENIHAN DALAM MENDUKUNG PROGRAM LUMBUNG PANGAN

DUNIA

Antonius Suwanto .............................................................................................................................. 3

STRATEGI MENGANGKAT DAYA SAING PRODUK TEH INDONESIA

Iriana Ekasari ........................................................................................................................................ 4

KELOMPOK BUDIDAYA RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN GANYONG (Canna edulis Ker.)

TERHADAP PEMBERIAN PUPUK KANDANG

Endang Yuniastuti, Melinda Rosa Puspitasari, Sri Budiastuti, dan Marshelina Noor Indah

Delfianti ............................................................................................................................................... 5-9

KESESUAIAN JENIS SAYURAN YANG DITUMPANG SARIKAN DENGAN BAWANG

MERAH DI DATARAN TINGGI LEMBANG

Ika Cartika, Imas Rita Saadah, Novi Irawati, dan Catur Hermanto ............................................... 10-16

KARAKTERISASI RESPON AGRONOMI VARIETAS PADI PADA PENGATURAN POPULASI

TINGGI MENDUKUNG PERTANIAN PRESISI

Indra Gunawan, Swisci Margaret, Sujinah, Asep Maolana Yusup, dan Nurwulan Agustian ... 17-25

PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK HAYATI UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI

KENTANG OLAHAN VARIETAS MEDIANS

Meksy Dianawati, dan Kiki Kusyaeri Hamdani .............................................................................. 26-32

RESPONS PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA VARIETAS KACANG HIJAU TERHADAP

LAMA GENANGAN SETELAH BERBUNGA

Sri Ayu Dwi Lestari, dan Henny Kuntyastuti ................................................................................... 33-39

PERTUMBUHAN DAN PEMBUNGAAN BAWANG MERAH DENGAN BERBAGAI

PERTUNASAN DAN UKURAN UMBI

Atin Yulyatin, Yati Haryati, dan Meksy Dianawati ......................................................................... 40-45

PRODUKTIVITAS TANAMAN DAN KELAYAKAN EKONOMI VARIETAS UNGGUL PADI

PADA SAWAH BUKAAN BARU DI PROVINSI BANGKA BELITUNG

Ahmadi, Sigit Puspito, Muzammil, dan Wahyu Wibawa ............................................................... 46-51

PERKECAMBAHAN BENIH MAKADAMIA (Macadamia integrifolia Maiden & Betche)

MENGGUNAKAN TEMPERATUR PENGERINGAN DAN PERENDAMAN SECARA

BERGILIR

Sunjaya Putra, dan Sumadi ................................................................................................................. 52-58

Page 9: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERHIMPUNAN AGRONOMI …

viii

DETEKSI KEMAMPUAN MELARUTKAN FOSFAT DAN IDENTIFIKASI MOLEKULER

ISOLAT CENDAWAN ENDOFIT ASAL PADI LOKAL PARE AMBO

Syamsia Syamsia, Abubakar Idhan, dan Amanda Patappari .......................................................... 59-63

PENGUJIAN VIGOR DAN VIABILITAS TIGA VARIETAS BENIH TEMBAKAU PADA

BERBAGAI MEDIA PERKECAMBAHAN BENIH

Taufiq Hidayat RS, dan Aprilia Ridhawati ....................................................................................... 64-71

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI (Brassica juncea L.) DENGAN DOSIS SUBSTITUSI

PUPUK ORGANIK CAIR URIN SAPI PADA HIDROPONIK RAKIT APUNG

Wiwin Cahyani, Endang Dwi Purbajanti, dan Didik Wisnu Widjajanto ...................................... 72-79

POTENSI APLIKASI DRONE DALAM PROSES SERTIFIKASI BENIH PADI

Ahmad Zamzami dan Candra Budiman ............................................................................................ 80-88

POTENSI PENGEMBANGAN BAWANG MERAH DAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS

CABAI DI LAHAN KERING KABUPATEN LOMBOK TIMUR

Djoko Mulyono, Sulusi Prabawati, Wiwin Setyawati, dan Muji Rahayu ..................................... 89-96

TEKNOLOGI BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) BERBASIS LIMBAH

PERTANIAN MENDUKUNG PENGEMBANGAN ZERO-WASTE

Endang S. Muliawati, Susilo H. Poromarto, Hadiwiyono, dan Rahmat N. Hidayat ..................... 97-103

VASE LIFE DAUN HANJUANG (Cordyline sp.) PADA PERLAKUAN KONSENTRASI

LARUTAN PULSING DAN PENYEMPROTAN AIR

Dimas Muhammad Thoifur, Ridwansyah Trisnanda Putra, Ray March Syahadat, dan Ismail

Saleh ....................................................................................................................................................... 104-107

PENGGUNAAN KONSORSIUM BAKTERI ENDOFIT UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI

DAN MUTU ARTEMISIA

Gusmaini dan Hera Nurhayati ........................................................................................................... 108-114

EFEKTIVITAS PUPUK HAYATI DAN JARAK TANAM PADA VARIETAS UNGGUL BARU

PADI GOGO DI LAHAN SAWAH TADAH HUJAN

Ikhwani dan Oky Dwi Purwanto ...................................................................................................... 115-121

EFEKTIVITAS INOKULASI BAKTERI RHIZOBIUM PADA BERBAGAI TINGKAT

KEKERINGAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG HIJAU

Eny Fuskhah, Endang Dwi Purbajanti, dan Syaiful Anwar ............................................................ 122-127

SISTEM IRIGASI BERBASIS TINGGI MUKA AIR UNTUK BUDIDAYA SAYURAN DI RUMAH

TANAMAN

Vita Ayu Kusuma Dewi, Budi Indra Setiawan, Roh Santoso Budi Waspodo, dan Liyantono .... 128-131

PENGARUH FREKUENSI PENGAIRAN DAN PERIODE STRESS AIR YANG

BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN GANDUM

Akhmad Zubaidi, Dwi Ratna Anugrahwati, I Ketut Ngawit, Nihla Farida, Nila Desti Lanora,

dan Resti Delina ................................................................................................................................... 132-137

UJI BEBERAPA MEDIA TUMBUH TERHADAP DAYA KECAMBAH 5 VARIETAS BENIH

KEDELAI

Agung Lasmono dan Endriani ............................................................................................................ 138-143

PERTUMBUHAN SETEK LADA PERDU (PIPER NIGRUM) DENGAN PEMBERIAN EKSTRAK

BAWANG MERAH SEBAGAI ZAT PENGATUR TUMBUH

Ismail Saleh dan Agum Sumawijaya ................................................................................................. 144-147

APLIKASI PUPUK HAYATI (BERBASIS NANO) PADA BUDIDAYA PADI VARIETAS

CIHERANG

Fahrizal Hazra, Fresinda Asri Wahyuning Wijaya, Dwi Andreas Santosa, dan Deni Sukmana . 148-153

APLIKASI KOMPOS YANG DIPERKAYA CANGKANG TELUR TERHADAP

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI PAGODA (Brassica narinosa)

A.Y. Sihaloho, Sutarno, dan A. Darmawati ....................................................................................... 154-159

ASUS
Highlight
Page 10: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERHIMPUNAN AGRONOMI …

132 | Prosiding Seminar Nasional PERAGI 2019

PENGARUH FREKUENSI PENGAIRAN DAN PERIODE STRESS

AIR YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL

TANAMAN GANDUM

Akhmad Zubaidi*, Dwi Ratna Anugrahwati, I Ketut Ngawit, Nihla Farida, Nila Desti Lanora, dan

Resti Delina

Jurusan Budidaya Pertanian Universitas Mataram

*[email protected]

ABSTRAK

Tanaman gandum dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di Indonesia serta mempunyai peluang untuk

pengembangannya, mulai dari dataran tinggi sampai dengan dataran rendah sekitar 400 m dpl. Upaya

pengadaptasian ini perlu ditindak-lanjuti dengan pengembangan teknologi budidaya, diantaranya pengairan yang

tepat. Pengairan merupakan salah satu faktor mendasar dalam mendapatkan hasil panenan maksimal dalam suatu

lahan pertanaman.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intensitas pemberian air dan periode stress air yang berbeda

terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman gandum. Dua set percobaan dilaksanakan di glass house di Desa Perian

Lombok Timur, ketinggian 400 mdpl; percobaan pertamamenguji 3 intensitas pengairan pada 3 varietas gandum

Nias, Dewata, dan Sunstate, sedang percobaan ke-2 dilakukan dengan perlakuan stress air (tidak memberikan

pengairan) pada 7 periode pertumbuhan berbeda terhadap tanaman gandum varietas Dewata.

Hasil percobaan menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan intensitas pengairan walaupun tidak memberikan

pengaruh bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, namun berpengaruh terhadap hasil dan komponen-

komponen hasil. Pengairan 3 kali dalam seminggu memberikan hasil lebih tinggi dari pengairan sekali seminggu

dan tidak beda nyata dengan pengairan 2 kali seminggu. Stress air saat tanaman memasuki fase generatif yaitu,

munculnya malai, pembungaan dan pengisisan biji, menyebabkan terjadinya penurunan hasil yang signifikan.

Kata kunci: gandum, hasil, Lombok, pengairan, pertumbuhan

PENDAHULUAN

Kondisi lingkungan yang sesuai untuk

pertumbuhan tanaman gandum perlu dipelajari

dalam rangka pengembangan budidaya

gandum di Indonesia. Salah satu aspek yang

perlu dikaji adalah pengairan. Selain suhu yang

tinggi, kendala budidaya gandum di daerah

tropis termasuk Indonesia adalah kekeringan di

musim kemarau dan curah hujan yang tinggi di

musim hujan.

Tanaman dapat mengalami cekaman atau

stress air jika tanaman tidak mendapat pasokan

air. Irrigasi harus agar ketersediaan air sesuai

kebutuhan tanaman terpenuhi. Air diperlukan

dalam proses fotosintesis, pertumbuhan dan

perkembangan tanaman serta pembesaran biji.

Pada tanah yang cukup lembab daya asimilasi

tanaman lebih tinggi daripada tanah yang

kering. Pada tanah kering, tanaman mudah

mengalami stress air.

Pengelolaan air perlu disesuaikan dengan

sumber daya alam sehingga mampu

meningkatkan produksi tanaman. Salah satu

sasaran dari pengelolaan air adalah efisiensi

penggunaan air dan produksi tanaman yang

tinggi. Dalam hubungannya dengan

pengelolaan air untuk tanaman gandum,

pengelolaan agroklimat juga penting untuk

diperhatikan (Kilic & Yagbasanlar, 2010).

Ketersediaan air dalam jumlah yang tepat

menentukan produktivitas suatu tanaman.

Tanaman gandum membutuhkan air sekitar

450-650 mm per musim tanam (Aqil et al., 2016),

sebanding dengan kebutuhan air tanaman

sorghum (400-500 mm) (Wani et al., 2012; Aqil &

Bunyamin, 2016) dan jagung (500-600 mm)(Aqil

et al., 2007). Pengaruh pengairan yang terlalu

sedikit maupun terlalu banyak dapat

menurunkan produktivitas gandum (Kilic &

Yagbasanlar, 2010; Shao et al., 2013; Liuet al.,

2016). Tanaman gandum yang mengalami

kekurangan air yang ringan saja dapat

menyebabkan penurunan fotosintesa,

menurunnya konduktansi stomata (Gs) dan

evapotranspirasi (ET). Jika stress berlanjut maka

ASUS
Highlight
Page 11: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERHIMPUNAN AGRONOMI …

Pengaruh Frekuens i Pengairan dan Per iode Stress Air yang Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Has i l Tanaman Gandum (Akhmad Zuba id i , et a l .)

Prosiding Seminar Nasional PERAGI 2019 | 133

dapat menyebabkan konsentrasi CO2 antarsel

(Ci) meningkat yang menunjukkan penurunan

fotosintesa dari effek non stomata (Liu et al.,

2016). Sebaliknya, apabila tanaman mengalami

kelebihan air dapat menyebabkan terjadinya

penurunan fotosintesa dan perusakan organ

fotosintesa, juga penurunan evapotranspirasi

dan effisiensi penggunaan air (WUE) (Shao et al.,

2013). Keduanya, kekurangan atau kelebihan

air, dapat menurunkan produksi tanaman.

Stadia tumbuh tanaman juga

mempengaruhi kemampuan tanaman dalam

beradaptasi terhadap ketersediaan air,

kebutuhan air dapat berbeda pada tiap stadia

tumbuh gandum (Akram, 2011; Wang et

al.,2013). Secara umum, kebutuhan air tanaman

gandum pada saat memasuki fase generatif

meningkat. Status air pada tanaman merupakan

hal yang penting untuk diketahui agar petani

dapat memberikan jumlah air berdasarkan

kebutuhannya. Dengan mengetahui jumlah

kebutuhan air tersebut, dapat direncanakan dan

ditentukan aplikasi pengairan yang sesuai.

Gandum merupakan tanaman yang tidak

memerlukan jumlah air yang banyak dalam

pertumbuhannya, tidak seperti padi, sehingga

gandum juga dapat diharapkan untuk

dibudidayakan pada lahan-lahan dengan

jumlah air terbatas. Pada beberapa

wilayah/negara dengan keterbatasan air, seperti

di Australia atau India, pemberian air setelah

perkecambaan pada gandum hanya dilakukan 2

kali selama musim pertumbuhannya, saat fase

vegetatif awal dan saat anthesis. Pada kasus

seperti ini, sering terjadi stres kekeringan pasca

anthesis atau saat perkembangan malai/biji. Jika

jumlah air tersedia lebih banyak maka

dilakukan juga pengairan pada fase vegetatif

akhir, menjelang heading. Demikian seterusnya,

jika ketersediaan air lebih memadai, maka

pengairan juga dilakukan setelah anthesis atau

pada fase perkembangan malai.

Belum tersedianya informasi tentang

hubungan perkembangan tanaman gandum

dengan ketersediaan air pada pertanaman

gandum di Indonesia, mendorong dilakukannya

percobaan ini. Percobaan dilakukan pada 2 set

percobaan yang bertujuan untuk mengetahui [1]

pengaruh intensitas pemberian air serta [2] fase-

fase kritis keterbatasan air pada tanaman

gandum, serta dampak ke 2 nya terhadap

pertumbuhan dan hasil tanaman gandum.

METODE

Percobaan dilaksanakan di rumah kaca di

Desa Perian, Kecamatan Montong Gading,

Kabupaten Lombok Timur. Waktu pelaksanaan

dimulai pada bulan Juni sampai dengan

September 2018. Percobaan pertama dilakukan

dengan perlakuan perbedaan frekuensi

pemberian air dan percobaan ke-2 dengan

perlakuan stress air pada fase pertumbuhan

yang berbeda. Benih gandum ditanam pada pot-

pot percobaan sesuai perlakuan.

Percobaan pertama yaitu pemberian air

dengan frekuensi berbeda dilakukan pada 3

varietas gandum, Nias, Dewata, dan Sunstate.

Pemberian air dilakukan dengan 1, 2, dan 3 kali

pemberian air dalam seminggu, dengan jumlah

pemberian air sesuai dengan kehilangan air

berdasarkan kapasitas lapang yang telah

dihitung sebelumnya. Percobaan dilakukan

dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL)

dengan 4 ulangan.

Pada percobaan kedua, varietas yang

diperlakukan adalah varietas Dewata. Tanaman

diperlakukan stress air dengan tidak diberikan

pengairan ketika mencapai fase fase berikut

menurut Skala Zadoks/SZ (Zadoks et al., 1974):

[1]pada fase pertumbuhan bibit (skala 11, [2]

fase pertumbuhan anakan (SZ 21), [3] fase

pemanjangan batang (SZ 31), [4] fase bunting

(SZ 45), [5] fase keluarnya malai (SZ 55), [6]

pada saat anthesis (SZ 65) dan [7]fase awal

pengisian biji (SZ 71). Penghentian pemberian

air dilakukan dalam 3 kali jadwal pemberian air,

sehingga tanaman mengalami stress selama 10

hari pada setiap fase perlakuan. Pada perlakuan

[8]control, tanaman tidak diperlakukan dengan

stress air.

Penanaman benih dilakukan pada

polybag, 4 benih ditanam pada setiap polybag.

Saat tanam benih ditaburi Furadan untuk

menghindari hama semut. Polybag telah

disiapkan sebelumnya diisi tanah dan diberikan

air sampai kapasitas lapang. Kadar air kapasitas

lapang ini menjadi standar pemberian air setiap

perlakuan.

Pemeliharaan tanaman berupa

pemupukan, dengan Urea dan NPK, masing-

Page 12: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERHIMPUNAN AGRONOMI …

Pengaruh Frekuens i Pengairan dan Per iode Stress Air yang Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Has i l Tanaman Gandum (Akhmad Zuba id i)

134 | Prosiding Seminar Nasional PERAGI 2019

masing 1 g/polybag, pengendalian gulma

dilakukan secara manual, sedangkan

pengendalian hama dan penyakit tidak

dilakukan karena tidak ditemukan kasus hama

dan penyakit. Panen dilakukan sekitar 97 HST

setelah tanaman mencapai keriteria panen.

Pengamatan dilakukan terhadap tinggi

tanaman, fase pertumbuhan, berat brangkasan,

jumlah batang, serta hasil dan komponen-

komponen hasil, yaitu: jumlah malai, jumlah

spikelet, jumlah spikelet/malai, jumlah biji,

jumlah biji/spikelet, berat 100 biji dan berat biji.

Data hasil pengamatan dianalisis dengan

analisis ragam pada taraf nyata 5%

menggunakan GenStat Statistical Program. Jika

ada perlakuan yang berbeda nyata diuji lanjut

dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf

5%.

HASIL

Perkembangan tanaman

Varietas Nias menunjukkan

perkembangan tanaman yang lebih cepat

dibanding Dewata dan Sunstate, karena

perbedaan genetis. Nias telah mencapai fase

pembungaan (Anthesis / SZ 65) pada umur 56

hari sementara pada umur yang sama Dewata

dan Sunstate masih pada stage keluarnya malai

(Head emergence / SZ 55) (Gambar 1).

Perbedaan perlakuan frekuensi pengairan

tidak menyebabkan perbedaan perkembangan

tanaman dari ke-3 varietas yang diuji (Gambar

1). Hal yang sama terlihat pada perlakuan stress

air pada fase berbeda untuk varietas Dewata,

pengamatan tanaman umur 84 hari tidak

menunjukkan perbedaan fase pertumbuhan

(Tabel 1).

Demikian pula dengan tinggi tanaman,

tidak ada perbedaan antara tanaman yang diberi

pengairan 1, 2, atau 3 kali dalam seminggu

(Gambar 2), maupun dengan perlakuan waktu

stress yang berbeda (Tabel 1). Nias, Dewata, dan

Sunstate sesuai dalam deskripsinya memiliki

tinggi tanaman yang semisal sehingga tidak

tampak berbeda pada pengamatan

perkembangan tinggi tanaman sampai dengan

akhir pengamatan (Gambar 2).

Hasil dan komponen hasil

Gambar 1: Fase pertumbuhan tanaman yang

ditunjukkan dengan Skala Zadoks

pada 3 varietas gandum dan 3

perbedaan frequensi pemberian air.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

30 40 50 60 70

Fase

Per

tum

buha

n

Hari setelah tanam

NIAS

DEWATA

SUNSTATE

0

10

20

30

40

50

60

70

80

30 40 50 60 70

Fase

Per

tum

buha

n

Hari setelah tanam

1X

2X

3X

Tabel 1. Tinggi Tanaman dan Fase Pertumbuhan tanaman gandum umur 12 minggu dengan

perlakuan stress air pada fase yang berbeda Perlakuan saat stress Tinggi Tanaman Fase Pertumbuhan

Kontrol 76,0 71,0 Fase 1 (SZ 11), Pertumbuhan bibit 72,6 70,0 Fase 2 (SZ 21), Pertumbuhan anakan 77,3 70,0 Fase 3 (SZ 31), Pemanjangan batang 75,8 70,5 Fase 4 (SZ 45), Bunting 78,3 70,0 Fase 5 (SZ 55), Munculnya bunga 74,6 70,5 Fase 6 (SZ 65), Anthesis 77,6 71,0 Fase 7 (SZ 71), Awal perkembangan biji 74,7 71,0

BNJ 5% ns ns

Gambar 2: Tinggi tanaman gandum varietas

Nias, Dewata dan Sunstate serta

tinggi tanaman dengan 3

frekuensi pengairan yang

berbeda.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

20 30 40 50 60 70 80 90

Tinggi

tana

man (

cm)

Hari setelah tanam

NIAS

DEWATA

SUNSTATE

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Tinggi

tana

man (

cm)

Hari setelah tanam

Sekali

2X

3X

Page 13: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERHIMPUNAN AGRONOMI …

Pengaruh Frekuens i Pengairan dan Per iode Stress Air yang Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Has i l Tanaman Gandum (Akhmad Zuba id i , et a l .)

Prosiding Seminar Nasional PERAGI 2019 | 135

Pada pengamatan hasil dan komponen

hasil, Dewata memiliki panjang malai lebih

panjang yang ditunjukkan dengan jumlah

spikelet/malai yang lebih banyak, 17,6

spikelet/malai, dibandingkan dengan Nias dan

Sunstate, 14,4 dan 13,6 spikelet/malai

berturutan. Dewata juga memiliki berat 100 biji

yang relatif lebih tinggi dari 2 varietas lainnya.

Akan tetapi kelebihan komponen-komponen

hasil tersebut tidak menyebabkan Dewata

memberikan hasil yang lebih tinggi, yang dapat

disebabkan oleh jumlah biji/spikelet yang lebih

sedikit (Tabel 2).

Jumlah biji/spikelet yang rendah

merupakan salah satu indikator kurangnya

keberhasilan penyerbukan/pembuahan gandum

di tropis seperti di Indonesia (Zubaidi, 2018a).

Perlakuan pengairan 3x dalam 1 minggu

memberikan hasil biji lebih tinggi dari

pengairan 1x,sedangkan pengairan 2x dan 3x

tidak memberikan perbedaan hasil, demikian

juga dengan pengairan 1x (Tabel 2). Kelebihan

dari pengairan yang lebih sering terlihat sejak

pembentukan anakan (jumlah anakan) yang

lebih banyak, kemudian pada berat brangkasan,

jumlah malai terbentuk, juga pada jumlah biji

dan berat biji yang lebih banyak (Tabel 2).

Rendahnya hasil pada pengairan yang lebih

jarang mungkin disebabkan tidak terpenuhinya

kebutuhan air bagi tanaman sehingga

menyebabkan menurunnya konduktansi

stomata (Gs) dan tersedianya CO2, sehingga

terjadi penurunan fotosintesa(Liu et al., 2016).

Perlakuan stress air pada fase-fase

perkembangan tanaman yang berbeda tampak

jelas bahwa stress air pada fase-fase reproduktif,

yaitu saat munculnya malai (Fase 5/ SZ 55),

pembungaan (Fase 6/ SZ 65), dan fase awal

Tabel 2. Hasil dan komponen-komponen hasil gandum pada perlakuan frekuensi pengairan yang

berbeda.

Perlakuan Jumlah

Batang BBK (g)

Jumlah

Malai

Jumlah

Spikelet/

Malai

Jumlah

biji

Jumlah

biji/

spikelet

Berat

biji (g)

Berat

100 biji

(g)

Varietas

Nias 8.8 14 7.1 14.4 173 1.7 5.26 3.05

Dewata 7.8 19.4 7.4 17.6 171 1.3 6.1 3.58

Sunstate 9.1 14.1 7.9 13.6 169 1.5 5.5 3.28

l.s.d. ns 3.52

2.24 0.3 - 0.29

Frequensi Pengairan

1 kali seminggu 7 12.3 6.1 14.4 138 1.5 4.64 3.35

2 kali seminggu 9.3 17.2 7.5 16.1 171 1.4 5.62 3.05

3 kali seminggu 9.4 17.9 8.8 15.1 204 1.6 6.59 3.28

l.s.d. 2.05 3.52 1.96 - 26.5 1.74

Grand Mean 8.6 15.8 7.5 15.2 171 1.5 5.62 3.3

Tabel 3. Hasil dan komponen-komponen hasil tanaman gandum varietas Dewata dengan

perlakuan stress air pada fase berbeda.

Perlaku-an BBK

(g)

Jumlah

Malai

Jumlah

Spikelet

Spike-let

/Malai

Jumlah

Biji

Biji /

Spike-

let

Berat Biji

(g)

Berat 100

Biji (g)

Kontrol 18.7 6.8 107.0 16.1 163.5 1.53 5.25 3.2

Fase 1 19.5 7.2 119.5 16.9 183.8 1.53 6.42 3.6

Fase 2 21.1 9.7 169.2 17.5 203.0 1.20 6.60 3.3

Fase 3 14.3 6.0 72.5 13.1 144.8 1.95 4.27 2.9

Fase 4 15.7 7.5 102.2 13.9 149.2 1.53 4.30 2.9

Fase 5 12.8 6.7 68.2 11.1 89.5 1.45 2.57 2.9

Fase 6 11.6 7.8 72.2 11.1 95.5 1.05 1.82 2.4

Fase 7 10.4 6.0 59.8 10.5 61.2 1.05 1.25 1.6

l.s.d. 6.45 ns 42.5 ns 72.6 ns 2.15 0.61

Grand

Mean

15.81 7.22 96.3 13.6 133.8 1.41 4.06 2.9

Page 14: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERHIMPUNAN AGRONOMI …

Pengaruh Frekuens i Pengairan dan Per iode Stress Air yang Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Has i l Tanaman Gandum (Akhmad Zuba id i)

136 | Prosiding Seminar Nasional PERAGI 2019

pengisian biji (Fase 7/ SZ 71), menyebabkan

penurunan hasil yang signifikan dibandingkan

tanpa perlakuan stress air, sementara perlakuan

stress air pada fase-fase vegetatif tidak

menunjukkan adanya tekanan terhadap hasil

(Tabel 3). Stadia tumbuh tanaman

mempengaruhi kemampuan tanaman dalam

beradaptasi terhadap ketersediaan air,

kebutuhan air berbeda pada tiap stadia tumbuh

gandum (Akram, 2011; Wang et al., 2013).

Kebutuhan air tanaman gandum pada saat

memasuki fase reproduktif meningkat. Hal

inilah yang menyebabkan stress yang terjadi

pada saat tanaman mulai memasuki fase

reproduktif sangat menurunkan hasil secara

signifikan.

Penurunan hasil pada stress fase

reproduktif, disebabkan adanya penurunan

pada berat brangkasan kering, jumlah spikelet,

jumlah biji, dan jumlah biji/spikelet, serta pada

berat 100 biji. Penurunan hasil tersebut antara

lain dapat disebabkan oleh kegagalan

penyerbukan atau pembuahan yang terlihat dari

jumlah spikelet, jumlah biji serta jumlah

biji/spikelet yang rendah, serta keterbatasan

dalam pengisian biji (berat 100 biji lebih rendah).

Penurunan jumlah biji merupakan komponen

hasil yang sangat terkait dengan penurunan

hasil pada gandum (Dolferus et al., 2011;

Zubaidi et al., 2018b).

Penurunan hasil saat stress air pada fase

reproduktif, banyak dilaporkan pada berbagai

percobaan stres air pada tanaman gandum

selama beberapa dekade (Hochman, 1982;

Kobata et al., 1992; Acevedo et al., 2002).

Penurunan hasil diperparah jika penanaman

dilakukan pada daerah dengan suhu tinggi

seperti di tropis (Kaur & Behl, 2010; Akram,

2011).

SIMPULAN

1. Perbedaan frekuensi pengairan maupun

fase terjadinya stress air tidak memberikan

pengaruh bagi pertumbuhan dan

perkembangan tanaman.

2. Pemberian pengairan 3 kali dalam seminggu

memberikan hasil lebih tinggi dari

pengairan sekali seminggu terutama

disebabkan oleh lebih banyaknya jumlah biji

yang dihasilkan namun tidak berbeda nyata

dengan pengairan 2 kali seminggu.

3. Stress air saat tanaman memasuki fase

reproduktif yaitumunculnya malai,

pembungaan dan pengisian biji,

menyebabkan penurunan hasil yang

signifikan.

DAFTAR PUSTAKA

Acevedo E, Silva P, & Silva H. (2002). Wheat

Growth and Physiology’. InCurtis B.C.,

Rajaram S., Gomez M.H. (Eds.) Bread

Wheat, Improvement and Production,

Food and Agriculture Organization of

the United Nations, Rome.

Akram M.(2011)Growth and yield components

of wheat under water stress of different

growth stages.Bangladesh J. Agril. Res.

36 (3): 455-

468DOI: https://doi.org/10.3329/bjar.v36

i3.9264

Aqil M, Firmansyah IU & Akil M (2007).

Pengelolaan air tanaman jagung. In

Hermanto, Suyamto & Sumarno (Eds.)

Jagung, teknik produksi dan

pengembangan. Departemen Pertanian

RI.

Aqil M, Yasin M, & Talanca AH (2016)

Kesesuaian Lahan dan Pengelolaan Air

pada Tanaman Gandum. in Praptana H

& Hermanto (Eds.) Gandum, Peluang

pengembanannya di Indonesia. IAARD

Press. 107-122

Dolferus R, Ji X, & Richard RA(2011). Abiotic

stress and control of grain number in

cereals. Plant Sci. 181: 331-

341DOI: 10.1016/j.plantsci.2011.05.015

Hochman ZVI(1982). Effect of water stress with

phasic development on yield of wheat

growm in semi arid environment. Field

Crop Res. 5: 51-67

Kaur V & Behl RK(2010). Grain yield in wheat as

affected by short periods of high

temperature, drought and their

interaction during pre- and post-

anthesis stages. Cereal Res. Com. 38:

514-

520.https://www.jstor.org/stable/2379034

4

Page 15: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERHIMPUNAN AGRONOMI …

Pengaruh Frekuens i Pengairan dan Per iode Stress Air yang Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Has i l Tanaman Gandum (Akhmad Zuba id i , et a l .)

Prosiding Seminar Nasional PERAGI 2019 | 137

Kilic H. & YagbasanlarT. (2010).The Effect of

Drought Stress on Grain Yield, Yield

Components and some Quality Traits of

Durum Wheat (Triticum turgidum ssp.

durum) Cultivars. Notulae Bot. Hort.

Agrobot. 38: 164-170 2010.

DOI: 10.15835/nbha3814274

Kobata T, Palta JA, Turner NC(1992). Rate of

development of post anthesis water

deficit and grain filling of spring wheat.

Crop Sci. 32: 1238-1242

Liu EK, Mei XR, Yan CR, Gong DZ, Zhang YQ,

(2016). Effects of water stress on

photosynthetic characteristics,

drymatter translocation and WUE in

two winter wheat genotypes

Agricultural Water Management, 167:

75-

85https://doi.org/10.1016/j.agwat.2015.12

.026

Shao GC, Lan JJ, Yu SE, Niu N, Guo RQ & She

DL (2013)Photosynthesis and growth of

winter wheat in response to

waterlogging at different growth stages.

Photosynthetica 51, 429–437

DOI:10.1007/s11099-013-0039-9

Wang J, Xu C, Gao S & Wang P. (2013). Effect of

Water Amounts Applied with Drip

Irrigation on Water Consumption

Characteristics and yield of Spring

Wheat in Xinjiang. Advance Journal of

Food Science and Technology. 5(9): 1180-

1185.doi:10.19026/ajfst.5.3079

Wani SP, Albrizio R & Vajja NR (2012).

Sorghum. In. Steuto P, Hsiao TC, Fereres

E & Raes D (Eds.) Crop yield response

to water. Food and Agriculture

Organization of the United Nations,

Rome. http://www.fao.org/3/a-

i2800e.pdf

Zadoks JC, Chang TT & Konzak CF. (1974). A

Decimal Code for the Growth Stages of

Cereals. Weed Research, 14, 415-421.

http://dx.doi.org/10.1111/j.1365-

3180.1974.tb01084.x

Zubaidi A, Anugrahwati DR & Yakop UM,

(2018b). Pertumbuhan dan Hasil

Gandum pada Berbagai Kerapatan

Populasi dan Dosis Pemupukan Urea. J.

Agron. Indonesia, 46(3): 262-

268DOI: https://doi.org/10.24831/jai.v46i

3.20777

Zubaidi A, Ma’shum M, Gill G & McDonald GK.

(2018a). Wheat (Triticum aestivum)

Adaptation to Lombok Island Indonesia.

Agrivita,40 (3): 556–566.

DOI: http://doi.org/10.17503/agrivita.v40

i3.1637