prosiding - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4499/2/lengkap.pdf · dosen, mahasiswa dari berbagai...

333
PROSIDING SEMINAR NASIONAL DIES NATALIS KE 56 UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR Dasar EDITOR: Prof. Dr. Amir, M. Pd Dr. Farida Aryani, M.Pd Dr. Heryati Yatim, M. Pd Dr. Kartini Marsuki, M. Pd Dr. Ansar, M. Si Muh. Ilham Bakhtiar, S.Pd. M.Pd Gedung Teater Menara Phinisi UNM Makassar, 8-9 Juli 2017

Upload: doanliem

Post on 02-Mar-2019

400 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PROSIDINGSEMINAR NASIONAL DIES NATALIS KE 56

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Dasar

EDITOR:

Prof. Dr. Amir, M. PdDr. Farida Aryani, M.PdDr. Heryati Yatim, M. Pd

Dr. Kartini Marsuki, M. PdDr. Ansar, M. Si

Muh. Ilham Bakhtiar, S.Pd. M.Pd

Gedung Teater Menara Phinisi UNMMakassar, 8-9 Juli 2017

PROSIDINGSEMINAR NASIONAL DIES NATALIS KE 56

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Hak Cipta @ 2017 Oleh Panitia Pelaksanan SemNas Diesnatalis 56 UNM

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Cetakan pertama: 2017

Diterbitkan oleh: Badan Penerbit UNM

TIM PROSIDING

Penasehat dan Penanggung Jawab

Prof. Dr. Husain Syam, MTDr. Abdullah Sinring, M.Pd

Narasumber

1. Prof. Intan Ahmad, Ph.D (DirekturJenderalPembelajarandanKemahasiswaan,KementerianRiset, TeknologidanPendidikanTinggi)

2. Prof. Arif Rachman, M.Pd (Dosen Universitas Negeri Jakarta)3. RiriRiza (Sutradara, PenulisNaskahdanProduser)4. Drs. Ismunandar, M.Pd (Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar)

EditorProf. Dr. Amir, M. Pd

Dr. Farida Aryani, M.PdDr. Heryati Yatim, M. Pd

Dr. Kartini Marsuki, M. PdDr. Ansar, M. Si

Muh. Ilham Bakhtiar, S.Pd. M.Pd

Desain Sampul dan Tata LetakNur Halim Ar, S. Pd., M. Pd

Diterbitkan Oleh:Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar

ISBN: .978-602-6883-76-6213 hlm, 29,7 cm

PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat danhidayahnya sehingga Prosiding Seminar Nasional Dalam rangka Dies Natalis ke 56Universitsa Negeri Makassar telah selesai.

Seminar Nasional Dalam rangka Dies Natalis ke 56 Universitsa Negeri Makassar ini diselenggarakan oleh Panitia Dies Natalis dengan tema Pendidikan Berkualitasmembangun daya saing bangsa menuju keunggulan kompetitif,, pada tanggal 9 Juli2017 di Gedung Teater Phinisi Lt. 3 UNM, yang diikuti oleh Guru, praktisi pendidikan,Dosen, Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta di seluruh indonesia.

Prosiding ini memuat tentag hasil pemikiran dan hasil penelitian yang telah diseminarkan dantelah dinilai dan memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh tim penyunting dan editorprosiding.

Panitia menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada narasumber, pesertakonferda, Seminar Nasional serta editor yang telah berkontribusi, baik dalampelaksanaanSeminar Nasional maupun penerbitan prosiding ini. Semoga prosiding ini dapat bermanfaatdan bisa dipakai sebagai rujukan atau referensi dalam melaksanakan Tri Dharma PerguruanTinggi.

Ketua Panitia

DAFTAR PEMAKALAHSEMINAR NASIONAL DIESNATALIS KE 56 UNM

Makassar, 09 Juli 2017

1. Aplikasi Powtoon Sebagai Media Pembelajaran : Manfaat Dan ProblematikanyaEviDeliviana

2. Hubungan Antara Self-Compassion Dengan Kesepian Pada Mahasiswa Tahun Pertama DiSTT Blessing Indonesia MakassarFebriola

3. Upaya Mengatasi Masalah Belajar Siswa (Remaja) Melalui Layanan GuruBimbingan Dan Konseling Di Era MeaRenatha Ernawati

4. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share DalamMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran EkonomiMuhammad Rakib dan Hajar Dewantara

5. Analisis Penerapan Model Moody Dalam Pembelajaran Pemodelan TeksEksemplungAndi Fatimah Yunus, Aswati Asri, dan Abdul Azis

6. Pengaruh motivasi terhadap regulasi diri dalam menghafal Al-QuranKartini Ismalasari, Eva Meizara Puspita Dewi, Kurniati Zainuddin

7. Pengaruh outcome expectancy terhadap persistensi aplikan beasiswa LPDPTarmizi Thalib, Eva Meizara Puspita Dewi, & Muh. Nur Hidayat Nurdin

8. Sistem Fonologi, Morfologi, Dan Sintaksi Bahasa TaeIdawati Garim, Jusmianti Garing, Muh. Ridwan, Sakinah

9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman (Wortschatz)Berdasarkan Model Pembelajaran Teams-Games-Tournament (Tgt)Misnawaty Usman, Abd. Kasim Achmad

10. Pengaruh Video Prakatikum Interaktif Terhadap Keterampilan Laboratorium DanHasil Belajar Siswa Kelas Xi Sma Muhammadiyah 3 Tidore KepulauanNurfatimah Sugrah, St. HayatunNur Abu, NurulAuliaRahman, Muhammad Danial,Muhammad Anwar

11. Pengaruh Strategi Pembelajaran ber-LKS induktif terhadap hasil belajar siswaMAN Malakaji GowaGustina

12. Pengembangan perangkat pembelajaran berbasis masalah yang terintegrasi denganbudaya lokal bugis makassarErnawati

13. Analisis Implementasi Kurikulum 2013 Pada Satuan Pendidikan KhususDwiyatmi Sulasminah, A. Mappincara

14. Pembelajaran Inovatif MataKuliahKonstruksi Bangunan Ii Menggunakan ModelProjectBasedLearning Di Jurusan Pendidikan Teknik Sipil Dan Perencanaan UnmOnesimus Sampebua

15. Penerapan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Tugas Dalam PeningkatanKemampuan Menulis Bahasa JermanMisnah Mannahali

16. Pengaruh Model Karir Marcia Terhadap Peningkatan Keterampilan IdentifikasiStatus Identitas Vokasional Mahasiswa Jurusan BK FIP UNMAkhmad Harum, Muhammad Ibrahim, Abdul Saman

17. Penggunaan Media Gambar Dalam Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman BagiSiswa SMA Negeri 8 MakassarWahyu Kurniati Asri

18. Mewujudkan Generasi Peduli Lingkungan Melalui Pembelajaran EkonomiBerkarakter Eco-CultureRahmatullah,Inanna

19. Analisis Penggunaan Nomina Dari Segi Perilaku Sintaksis Pada Teks AkademikPada Bagian PendahuluanMarhani

20. Pengembangan Model Pendidikan Karakter Terpadu Berbasis Budaya Damai UntukMengurangi Perilaku Bullying Untuk Anak Taman Kanak-KanakParwoto

21. Analisis Struktur Dan Fungsi Retoris Teks AkademikMahmudah

22. Pemanfaatan Lorong Garden Sebagai Sumber Dan Media BelajarMuhammad Nur

23. Konsep Hypermedia Dalam Pembelajaran Berbasis WebSapto Haryoko, Hendra Jaya,Saliruddin

24. Strategi Pemberdayaan Dan Keunggulan Bersaing Industri KecilSitti Hajerah Hasyim, Muhammad Hasan

25. PengaruhKecerdasanEmosionalTerhadapKedisiplinanMahasiswaFakultasPsikologiUNMAhmad, Ahmad YasseMansyur,TarmiziThalib

26. Peningkatan keterampilan sosial anak usia dini Melalui implementasi BeyondCentres And Circle Time (BCCT)Muhammad Akil Musi

27. Analisis Studi Bentuk Format Bentuk Kemasan Pisang Ijo Kuliner Khas KotaMakassarDian Cahyadi

28. Dinamika Sosio-Kultural Dalam Sejarah Emansipasi Pendidikan Perempuan Sasak DiLombok TimurAndi Ima Kesuma, Lalu Murdi

29. Keefektifan Penerapan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaranKorespondensi Kelas X Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran di SMKNegeri 1 MakassarSaid Saggaf, Rudi Salam, Devi

30. Analisis Keragaman Genetik Bitti (Vites cofassus Reinw) di BulukumbaSulawesi Selatandengan MikrosatelitAndis, Asrul, Asmawati, Asti MayangPratiwi, Ramlah, Gusmiaty

31. Analisis Fungsi Adverbia Dari Segi Perilaku Sintaksis Pada Teks AkademikTaufik Ismail, Miftahunnur, Nurul Hudayanti, Nurlina Rosida, Mahmudin

32. Pendekatan Behavioral Rehearsal Solusi Mengatasi Kecemasan SosialAbdul Saman, Farida Aryani, Muhammad Ilham Bakhtiar.

33. Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) Untuk Meningkatkan Hasil BelajarSiswa Kelas V.B SD Inpres Unggulan Todopuli Kecamatan Panakukang Kota MakassarLatri Aras

34. Suatu Analisis KebutuhanTerhadapBahan Ajar Bahasa Inggris Untuk Kelas IV SDRohana

35. Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Paired Storytelling DalamKeterampilan Berbicara Bahasa Jerman Siswa SMA Negeri 11 MakassarNurmingSaleh

36. Peran Strategis Buku Teks Dalam Pembentukan Karakter Peserta DidikMuhammad Saleh dan Baharman

37. Membangun Jiwa Wirausaha Untuk Generasi Unggul Dan KompetitifRudi Amir

38. Peran Pendidikan dalam membangun masyarakat Unggul dan berkarakterAnsar

39. Full Day School dan Pengembangan Social Leaarning dalam membentuk karakteranakKartini

40. Cycle Vibrate Alat Bantu Mengurangi Antrian di Restoran dan Sebagai JasaCharger SmartphoneMutiara Mutmainna, Rini Puji Suriani, Yoldis Hasrianti

41. Pembentukan Karakter Siswa MelaluiNur Halim AR, Sinta Nurul Oktaviani K

Seminar Nasional Dies Natalis ke 56Universitas Negeri Makassar, Makassar, 9 Juli 2017Pendidikan Berkualitas membangun daya saing bangsa menuju keunggulan kompetitif

1

APLIKASI POWTOON SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN : MANFAAT DANPROBLEMATIKANYA

Evi DelivianaFKIP Bimbingan dan Konseling, Universitas Kristen Indonesia

Email: [email protected]

AbstrakPenulisan artikel ini terinspirasi oleh pesatnya perkembangan teknologi yangmenghasilkan beragam aplikasi terhubung internet. Ragam aplikasi tersebut potensialuntuk dimanfaatkan guru sebagai media pembelajaran yang dapat menarik atensi siswa.Salah satu aplikasi yang digunakan sebagai media pembelajaran adalah aplikasi videoanimasi Powtoon. Aplikasi Powtoon merupakan perangkat video animasi yangpenggunaannya cukup mudah dan dapat digunakan oleh pengajar maupun siswa didikdalam memudahkan pembelajaran. Melalui hasil pengkajian dengan menggunakanmetode studi literatur yang bersumber pada: 1) abstrak hasil penelitian, 2) review jurnal,dan 3) referensi buku yang terkait dengan aplikasi Powtoon sebagai media pembelajaran,diketahui bahwa aplikasi Powtoon memiliki beberapa manfaat yaitu : (a) pembelajaranmenjadi lebih efektif, (b) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, (c) dapatmeningkatkan motivasi belajar siswa, (d) meningkatkan ketrampilan guru dalammengelola pembelajaran. Meskipun demikian, aplikasi Powtoon juga memilikiketerbatasan seperti pembelajaran menjadi bergantung pada ketersediaan dukungansarana teknologi (komputer, internet) serta durasi yang singkat sehingga penyampaianmateri menjadi terbatas.

Kata kunci : Powtoon, media pembelajaran, manfaat dan problematika

PENDAHULUAN

Pesatnya perkembangan dunia teknologisaat ini telah menghasilkan beragam aplikasiterhubung internet. Kemajuan teknologi tersebutpatutlah diberdayakan guru untuk membantumewujudkan keberhasilan kegiatan belajardalam dunia pendidikan. Hal ini dikarenakanbahwa kemajuan dunia pendidikan tidakmungkin berjalan tanpa bantuan dari teknologi.

Maswan & Muslimin (2017)mengatakan bahwa di dalam dunia pendidikan,antara teknologi dan pendidikan ibarat dua sisimata uang yang tidak dapat dipisahkan.Kemajuan teknologi dengan berbagaikonsekuensi lainnya juga menuntut peranandunia pendidikan yang lebih besar, khususnyaterhadap guru untuk menerapkan teknik,metode, dan pendekatan yang bervariasi dalammentransformasikan materi atau nilai-nilaikepada siswa didik.

Jika pada masa kini disebut sebagai eradigital yang terkoneksi dengan kemajuanteknologi, ditandai dengan semakin

bergantungnya dunia pendidikan kepadateknologi dalam memperlancar pembelajaran,maka guru perlu untuk mengintegrasikanketerampilannya dalam mengelola pembelajarandi kelas dengan memanfaatkan kemajuanteknologi tersebut untuk dijadikan alat ataumedia dalam pembelajaran. Pembelajaranbersifat monoton dan konvensional yangberpusat pada guru (teacher centered learning)sehingga siswa didik lebih banyakmendengarkan teks yang dibacakan oleh guru,tentu menjadi pembelajaran yang haruslahdihindari. Salah satu cara untuk menghindaripembelajaran yang bersifat monoton dankonvensional adalah dengan memanfaatkanhasil kemajuan teknologi untuk menjadi mediapembelajaran yang menarik.

Dari berbagai hasil kemajuan teknologi,aplikasi video animasi merupakan satu contohkeberhasilan teknologi yang dapat dimanfaatkansebagai media pembelajaran yang menarik dandapat mempermudah penyampaian materisehingga siswa didik menjadi lebih cepatmenerima materi pelajaran. Video animasi dapatmembantu guru untuk memvisualisasikan materi

Seminar Nasional Dies Natalis ke 56 2Universitas Negeri Makassar, Makassar, 9 Juli 2017Pendidikan Berkualitas membangun daya saing bangsa menuju keunggulan kompetitif

atau konsep pelajaran yang abstrak. Terlebihkarena proses pembelajaran menurut Junal(2016) adalah juga proses komunikasi yangseringkali dalam prosesnya terjadi kegagalankomunikasi. Maksud dari pernyataan tersebutadalah materi pelajaran atau pesan yangdisampaikan guru tidak dapat diterima olehsiswa dengan optimal atau bahkan siswa dapatmelakukan kesalahan persepsi ketika berusahamenangkap isi pesan yang disampaikan guru.

Anita (2016) mengatakan bahwa mediavideo animasi dapat menghindarkan salahpengertian pada proses belajar tersebut sehinggasiswa didik dapat sepenuhnya menerima danmemahami materi, pikiran, dan pesan yang telahdirancang guru. Sudrajat (2010) jugamemaparkan bahwa media video animasimerupakan penggabungan unsur media lainseperti audio, teks, video, image, grafik, dansuara sehingga dapat mengakomodasi gayabelajar siswa yang mungkin memiliki tipevisual, auditori, maupun kinestetik. Videoanimasi jika digunakan sebagai mediapembelajaran akan menghindarkan siswa didikdari rasa bosan dan kelelahan disebabkan karenapenjelasan guru yang sukar dicerna dandipahami. Kebosanan dan kelelahan pada siswadidik seringkali berawal dari penjelasan guruyang tidak fokus pada akar masalah. Untukmenghindari semua itu, maka guru dapatmenyusun strategi pembelajaran denganmemanfaatkan media video animasi sebagai alatbantu pembelajaran.

Sukiyasa & Sukoco (2013) menjelaskanmateri pelajaran yang dibuat visualisasi kedalam bentuk gambar animasi juga lebihbermakna dan menarik, lebih mudah diterima,dipahami, dan lebih dapat memotivasi siswadidik. Sedangkan Lee & Owens (2004)berpendapat bahwa penggunaan animasi danefek khusus sangat bagus dan efektif untukmenarik perhatian peserta didik dalam situasipembelajaran dari awal hingga akhir prosespembelajaran.

Merujuk beberapa pendapat tersebut,tampak bahwa keberadaan media pembelajaranvideo animasi memiliki manfaat yang berartisehingga patut dipertimbangkan untukdimanfaatkan guru sebagai media pembelajaranagar siswa didik lebih mudah dalam menangkapdan memahami setiap materi atau sumber-sumber belajar yang tersedia.

Dalam 2 tahun terakhir, salah satuaplikasi video animasi yang telah dikenal dalamdunia pendidikan dan mulai sering digunakansebagai media pembelajaran adalah aplikasiPowtoon. Aplikasi Powtoon merupakan aplikasiterhubung internet atau web apps online yangdapat menyajikan presentasi atau paparanmateri. Tampilannya berupa video yang berisiberbagai animasi-animasi yang dapat menarikatensi siswa didik. Kholilurrohmi (2017)menjelaskan bahwa aplikasi ini dapat diaksesoleh siapapun termasuk guru maupun siswadidik dan cara pembuatan video animasiterbilang cukup mudah karena fitur yangtersedia cukup lengkap seperti animasi tulisantangan, animasi kartun, dan efek transisi yanglebih hidup serta pengaturan time line yangsangat mudah. Hampir semua fitur dapat diaksesdalam satu layar dan dapat digunakan dalamproses pembuatan sebuah presentasi ataupaparan. Hal inilah yang membuat aplikasiPowtoon menjadi semakin sering digunakandalam dunia pendidikan.

MANFAAT POWTOON SEBAGAIMEDIA PEMBELAJARAN

Penulis menggunakan metode studiliteratur terhadap beberapa abstrak penelitian,jurnal, serta buku-buku yang terkait dengantopik pembahasan. Hal yang pertama kali inginpenulis bahas adalah media pembelajaran.

Sebagai usaha membangun danmemperjelas proses pendidikan yang mampumenghasilkan SDM yang berkualitas, sekolahsebagai lembaga pendidikan perlu membangunproses kegiatan pembelajaran (instruksional).Maswan & Muslimin (2017) menyarankan agarproses pembelajaran mencapai hasil yangdiinginkan, maka di dalam proses penyampaianmateri dan sumber-sumber belajar perludiberikan sejelas mungkin sehingga ditangkapdan diterima siswa didik dengan mudah danjelas. Oleh karena hal tersebut, diperlukan alatbantu yang disebut dengan media atau alatpembelajaran.

Menurut Robert Gagne (1979) mediapembelajaran adalah segala sesuatu yang dapatdigunakan untuk menyampaikan pesanpembelajaran. Beberapa ahli pendidikanmengelompokkan media pembelajaran ke dalambeberapa kategori, yaitu:1. Media Display seperti papan tulis, bulletin

board, papan flannel, dan lain-lain.

Seminar Nasional Dies Natalis ke 56 3Universitas Negeri Makassar, Makassar, 9 Juli 2017Pendidikan Berkualitas membangun daya saing bangsa menuju keunggulan kompetitif

2. Media Audio seperti kaset tape recorder,kaset VCD, kaset MP3.

3. Media Audio Visual seperti video, filmgerak.

4. Media Visual yang diproyeksikan sepertiOHT/OHP, slide presentasi, LCD, dan lain-lain.

Salah satu media audio visual yang saatini semakin sering dipergunakan sebagai mediapembelajaran adalah aplikasi video animasiPowtoon. Menurut Wikipedia, diketahui bahwaaplikasi Powtoon pertama kali muncul padatahun 2012 dan semakin berkembang di tahun2013 sampai dengan sekarang.

Adkhar (2016) menjelaskan bahwa salahsatu kelebihan dari Powtoon adalah carapenggunaannya yang cukup mudah dan tidakmemerlukan keterampilan khusus karenalangkah-langkah yang dilakukan tidak berbedadengan memutar video biasa padakomputer/laptop, vcd player, atau dvd playerpada umumnya. Selain itu, banyak pilihananimasi menarik dan lucu yang sudah ada diaplikasi Powtoon sehingga pengguna tidak perlulagi membuat animasi. Hasil akhir Powtoonberupa video animasi cukup interaktif sehinggadapat menarik minat siswa didik untukmemperhatikan tayangan tersebut.

Melalui hasil kajian terhadap jurnalpenelitian yang dilakukan oleh Wisnarni,Erviyenni, dan Haryati (2016) diketahui pulabahwa aplikasi video animasi Powtoondinyatakan valid sebagai media pembelajarandan layak untuk digunakan. Powtoon dikatakanlayak sebagai media pembelajaran karena telahmemenuhi keempat aspek media pembelajaran,yaitu; (1) aspek perancangan, (2) aspekpedagogik, (3) aspek isi, dan (4) aspekkemudahan penggunaan, yang keempat aspektersebut mendapat nilai pada kategori baik.

Media video animasi Powtoon jugatampak telah memenuhi fungsi dari sebuahmedia pembelajaran. Seperti yang dijelaskanNurseto (2011) bahwa terdapat 5 fungsi mediapembelajaran yang harus dipenuhi ketika gurumemilih sebuah media ajar. Kelima fungsitersebut adalah:1. Sebagai sarana bantu untuk mewujudkansituasi pembelajaran yang lebih efektif.2. Sebagai salah satu komponen yang salingberhubungan dengan komponen lainnya dalamrangka menciptakan situasi belajar yangdiharapkan.

3. Mempercepat proses belajar.4. Meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar.5. Mengkongkritkan yang abstrak sehinggadapat mengurangi terjadinya penyakitverbalisme.

Melalui hasil kajian terhadap beberapapenelitian yang telah dilakukan, tampak bahwakelima fungsi media pembelajaran terdapatdalam aplikasi video animasi tersebut. Sepertimisalnya Powtoon ternyata memiliki beberapamanfaat yang telah teruji. Misalnya dalamPenelitian Tindakan Kelas (PTK) yangdilakukan oleh Julianingrum, Muchsini, dan Adi(2015) memperoleh hasil bahwa mediapembelajaran animasi Powtoon ternyata dapatmeningkatkan prestasi belajar mata pelajaranakuntansi keuangan. Pada penelitian lainnyayang dilakukan oleh Mahendra (2016),diperoleh hasil bahwa penerapan aplikasi videoanimasi Powtoon dapat meningkatkan minatbelajar siswa yang terlihat dari perilaku siswa,seperti: siswa lebih aktif dalam memperhatikanpenjelasan guru, siswa lebih aktif menggunakanmedia dan alat peraga, rasa ingin tahu dankeberanian siswa untuk bertanya semakinmeningkat, serta minat untuk mengerjakantugas-tugas yang meningkat. Manfaatpenggunaan aplikasi Powtoon lainnya jugaterlihat dari hasil penelitian yang dilakukan olehTrina (2016) bahwa media pembelajaranPowtoon membantu meningkatkan ketuntasantugas individu maupun kelompok, membantumeningkatkan kesesuaian aktivitas guru dansiswa didik, meningkatkan ketrampilan gurudalam mengelola pembelajaran, sertapembelajaran yang dilakukan menjadi lebihmenarik dan mudah dipahami oleh siswa didik.Sedangkan pada penelitian yang dilakukan olehKholilurrohmi (2017) hasilnya diketahui bahwamedia pembelajaran Powtoon efektif digunakanuntuk meningkatkan prestasi belajar kimia siswaSMA.

PROBLEMATIKA PENGGUNAANMEDIA PEMBELAJARAN POWTOON

Perkembangan teknologi yang pesat dansemakin bergantungnya pendidikan terhadapteknologi dalam memperlancar pembelajaranmenuntut guru sebagai fasilitator untukmengurangi pembelajaran yang monoton dankonvensional dan menggantinya denganpenggunaan media pembelajaran yang interaktif.

Seminar Nasional Dies Natalis ke 56 4Universitas Negeri Makassar, Makassar, 9 Juli 2017Pendidikan Berkualitas membangun daya saing bangsa menuju keunggulan kompetitif

Salah satu tujuan media pembelajaran adalahselain dapat menarik atensi siswa didik, dapatjuga mempermudah penyampaian materipelajaran terutama pada materi yang abstraksehingga menghindari kesalahan verbalisme.Media pembelajaran yang saat ini diyakinimembuat pembelajaran menjadi efektif adalahmedia pembelajaran video animasi yaituPowtoon. Penggunaannya yang mudah denganfitur-fitur animasi menarik telah teruji dapatmeningkatkan minat belajar siswa didik sertameningkatkan prestasi belajar. Oleh karena itu,guru seyogyanya mampu aktif menggunakan,dan mengembangkan media pembelajaran videoanimasi Powtoon agar dapat membantumemperlancar proses pembelajaran sertameningkatkan minat dan prestasi siswadidiknya.

Berdasarkan beberapa penelitian, mediapembelajaran Powtoon telah teruji layak untukdijadikan media pembelajaran pada matapelajaran eksak maupun sosial. Beberapapenelitian juga menguraikan manfaat-manfaatdari penggunaan aplikasi Powtoon. Meskidemikian terdapat beberapa problematika daripenggunaan aplikasi video animasi tersebut.

Powtoon sebagai aplikasi video animasiberbasis online tentulah membutuhkankeberadaan sarana teknologi seperti internet.Ketergantungan aplikasi ini terhadap internetmemang mutlak, sehingga jika guru inginmenggunakan aplikasi ini dalam prosespembelajaran, ketersediaan internet harusmemadai. Selain itu, dukungan sarana teknologilain seperti komputer atau laptop juga mutlakdibutuhkan. Hal-hal ini dapat menjadiproblematika jika sekolah tempat pelaksanaanproses pembelajaran kurang memiliki saranateknologi yang memadai.

Selain kebergantungan pada saranateknologi, penggunaan Powtoon sebagai mediapembelajaran memiliki kendala yang lain yaituberkaitan dengan waktu. Dalammempersiapkannya, waktu yang dibutuhkanguru untuk menyiapkan satu materi dari awalsampai tahap finalisasi memang tidak sebentar.Oleh karena itu media ini memang tidakdisarankan untuk digunakan guru sebagai tugasindividual siswa, terutama jika waktu yangtersedia minim, karena presentasi dan penjelasanvideo yang dibuat akan membutuhkan waktuyang lama. Jika guru ingin memberikan tugasyang melibatkan media aplikasi Powtoon

sebaiknya memang dikerjakan denganberkelompok. Kendala lainnya yang juga masihberkaitan dengan waktu penggunaan adalahketerbatasan durasi yang singkat sehingga untukmenjelaskan materi yang sangat kompleksmembutuhkan pembuatan video yang tidakcukup 1 saja.

Walaupun penggunaan aplikasi videoanimasi Powtoon terbilang sederhana dan tidakrumit, namun jika guru dan siswa hendakmenggunakan media pembelajaran ini,setidaknya memerlukan kemahiran penggunadalam mengoperasikan perangkat teknologiseperti komputer/laptop dan juga internet.Kendala lainnya yang juga dapat menghambatpenggunaan media pembelajaran Powtoonadalah biaya yang juga diperlukan untukmengakses internet.

SIMPULANBerdasarkan hasil studi literatur yang

dilakukan penulis, dapat disimpulkan bahwaaplikasi video animasi Powtoon layak untukdigunakan sebagai salah satu mediapembelajaran yang interaktif. Melalui penelitian,telah diketahui juga sumbangsih daripenggunaan Powtoon dalam prosespembelajaran yang dapat membuat prosespembelajaran menjadi lebih efektif. Selain itu,media pembelajaran ini dapat pula membantumemvisualisasikan konsep-konsep pelajaranyang masih abstrak. Manfaat lainnya adalahpenggunaan media pembelajaran Powtoon dapatmeningkatkan motivasi belajar, minat belajar,serta prestasi belajar siswa didik.

Walaupun demikian, sekolah dan jugaguru perlu menyelesaikan problematika yangmungkin muncul ketika hendak memilihmenggunakan Powtoon sebagai mediapembelajaran. Beberapa kendala yang perludiselesaikan adalah perlunya ketersediaan saranateknologi yang lengkap agar dapat mengaksesPowtoon, seperti ketersediaan komputer ataulaptop dengan spesikfikasi yang sesuai, sertaadanya fasilitas internet yang memadai.

Jika hendak menggunakan Powtoonsebagai media pembelajaran, guru maupunsiswa juga perlu meningkatkan ketrampilanpenggunaan perangkat teknologi agar manfaatdari penggunaan Powtoon dapat tercapai denganoptimal.

Seminar Nasional Dies Natalis ke 56 5Universitas Negeri Makassar, Makassar, 9 Juli 2017Pendidikan Berkualitas membangun daya saing bangsa menuju keunggulan kompetitif

DAFTAR RUJUKAN

Anita, S. (2016). Pengembangan MediaPembelajaran Teks Anekdot BerbasisAnimasi Pada Siswa Kelas X SekolahMenengah Kejuruan, Tesis. Lampung:Program Magister Pendidikan BahasaIndonesia Univ. Bandar Lampung.

Adkhar, B. I. (2016). Pengembangan MediaVideo Animasi PembelajaranBerbasis Powtoon Pada Kelas 2 MataPelajaran Ilmu Pengetahuan Alam diSD Labschool UNNES. Skripsi.Semarang: Fakultas Ilmu PendidikanUniv. Negeri Semarang.

Hamdayama, J. (2016). Metodologi Pengajaran.Jakarta: Bumi Aksara.

Julianingrum, I. R., Muchsini, B., & Adi, W.(2015). Model PembelajaranArtikulasi dengan Media AnimasiPowtoon Untuk MeningkatkanPrestasi Belajar Mata PelajaranAkuntansi Keuangan., ProsidingSeminar Nasional PendidikanAkuntansi dan Keuangan. Surakarta:Univ. Sebelas Maret.

Kholilurrohmi, I. (2017). Efektivitas PenerapanMedia Pembelajaran Video PowtoonPada Mata Pembelajaran KimiaTerhadap Motivasi dan PrestasiBelajar Peserta Didik Kelas XSemeseter 1 SMAN 1 Plere, Skripsi.Yogyakarta : Univ. NegeriYogyakarta.

Lee, W.W., & Owens, D. L. (2004).Multimedia-based instruction design:computer-based-training, web-basedtraining, distance broadcast training,performance-based solution. NewYork: Pfeiffer.

Mahendra, M. (2016). Penerapan AnimasiPowtoon Sebagai UpayaMeningkatkan Minat Belajar IPSPada Siswa Kelas IV Sekolah DasarNegeri Kragilan 02 Sukoharjo TahunPelajaran 2015/2016. Sukoharjo:Univet.

Maswan., & Muslimin, K. (2017). TeknologiPendidikan, Penerapan Pembelajaranyang Sistematis. Yogyakarta: PustakaPelajar.

Nurseto, T. (2011). Membuat MediaPembelajaran yang Menarik.Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Univ.Negeri Yogyakarta.

Sudrajat. (2010). Media Animasi Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta.

Sukiyasa, K., & Sukoco. (2013). PengaruhMedia Animasi Terhadap HasilBelajar dan Motivasi Belajar SiswaMateri Sistem Kelistrikan Otomotif,Jurnal Pendidikan Vokasi.Yogyakarta : Univ. NegeriYogyakarta.

Trina, Z. (2016). Penerapan Media AnimasiAudiovisual Menggunakan SoftwarePowtoon Untuk Meningkatkan HasilBelajar IPS SMP Negeri 16 BandaAceh. Skripsi. Aceh: UniversitasSyiah Kuala Darrusalam.

Wisnarni, E., Erviyenni., & Haryati, S. (2016).The Development of Learning MediaBased Powtoon on The Subject ofColloid at SMA/MA. Riau: FakultasKeguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Riau.

Seminar Nasional Dies Natalis ke 56 6Universitas Negeri Makassar, Makassar, 9 Juli 2017Pendidikan Berkualitas membangun daya saing bangsa menuju keunggulan kompetitif

Seminar Nasional Dies Natalis ke 56Universitas Negeri Makassar, Makassar, 9 Juli 2017Pendidikan Berkualitas membangun daya saing bangsa menuju keunggulan kompetitif

7

HUBUNGAN ANTARA SELF-COMPASSION DENGAN KESEPIAN PADAMAHASISWA TAHUN PERTAMA DI STT BLESSING

INDONESIA MAKASSAR

FebriolaPsikologi, Universitas Negeri Makassar

Email:[email protected]

Abstrack: Loneliness is an unpleasant feeling and sadness of being isolated and alone.The aim of this study is to determine the relationship between self-compassion andloneliness of first year students. This study used quantitative method. Total sampling usedfor sampling technique. The participants were consisted of 35 first year students at STTBlessing Indonesia Makassar. Self-compassion scale and the loneliness scale were used inthis study, that have been validated by four professional judgment with aikens Vcoefficient moved from 0,81 to 0,94. The reliability of the scale was measured byCronbach alpha coefficient with a value 0.734 for self-compassion scale and 0,811 forloneliness scale. The study was analyzed with spearman rhousing SPSS 20 for windows.The result showed that there isa relationship between self-compassion and loneliness offirst year studentsat STT Blessing Indonesia Makassar, with r=0,485 and p=0.003 forsignificance value(p > 0.001). The result concluded that first year student with higherself-compassion has lower loneliness.The implication of the study is to maintain andimprove self-compassion of first year student because an increase of self-compassion canresolve the loneliness.

Keyword: self-compassion, loneliness, first year student

Abstrak: Kesepian adalah perasaan tidak menyenangkan dan sedih karena merasaterkucilkan dan hidup seorang diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubunganself-compassion dengan kesepian pada mahasiswa tahun pertama. Penelitian inimenggunakan metode kuantitatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalahteknik total sampling. Sampel pada penelitian ini berjumlah 35 orang mahasiswa tahunpertama STT Blessing Indonesia Makassar. Data penelitian diperoleh denganmenggunakan skala self-compassion dan skala kesepian, yang divalidasi oleh empatprofessional judgment dengan koefisien aikens V bergerak antara 0,81 sampai 0,94.Reliabilitas skala diukur dengan koefisien alpha cronbach dengan nilai 0,734 untuk skalaself-compassion dan 0,811 untuk skala kesepian. Penelitian ini menggunakan teknikanalisis korelasi spearman rho dengan bantuan SPSS 20 for Windows. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa nilai korelasi self-compassion dengan kesepian sebesar -0,485dengan nilai signifikansi 0,003 (p< 0,01) yang berarti bahwa ada hubungan antara self-compassion dengan kesepian pada mahasiswa tahun pertama di STT Blessing IndonesiaMakassar. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi self-compassion, makasemakin rendah kesepian pada mahasiswa tahun pertama. Implikasi penelitian ini adalahuntuk mempertahankan dan meningkatkan self-compassion padamahasiswa tahunpertama karena peningkatan self-compassion dapat mengatasi kesepian yang dirasakan.

Kata Kunci:Self-compassion, kesepian, mahasiswa tahun pertama

PENDAHULUAN

Mahasiswa adalah individu yang sedangmenjalani pendidikan ditingkat perguruan tinggidan memiliki julukan calon intelektual dimasa

yang akan datang. Mahasiswa akan menghadapikeadaan memulai kehidupan perguruan tinggiyang baru di tempat yang baru. Oktaviana(2014) mengemukakan bahwa situasi baru diperguruan tinggi akan memberikan perubahan-perubahan. Perubahan-perubahan tersebut lebih

Seminar Nasional Dies Natalis ke 56 8Universitas Negeri Makassar, Makassar, 9 Juli 2017Pendidikan Berkualitas membangun daya saing bangsa menuju keunggulan kompetitif

sering dialami di tahun-tahun pertama menjadiseorang mahasiswa. Hal ini terjadi karenamahasiswa tahun pertama menghadapi situasibaru dari siswa senior di SMA menjadimahasiswa baru di perguruan tinggi.

Santrock (2002) mengemukakan bahwamahasiswa seringkali tidak dapat membawapopularitas dan kedudukan sosial pada masaSMA ke dalam lingkungan kampus, sehinggadihadapkan pada tugas untuk membangunhubungan sosial yang baru, terutama jikamemasuki kampus yang jauh dari tempat tinggaldan keluarga yang dikenal sehingga transisisosial ke perguruan tinggi pada tahun pertamamenjalani perkuliahan adalah waktu dimanakesepian dapat terbentuk. Mahasiswa yang tidakdapat membentuk hubungan sosial baru yangintim di lingkungan yang baru sesuai dengankeinginan yang dimiliki akan mengalamikesepian (Baron & Byrne, 2005). Cutrona(Sears, Freedman & Peplau, 1985) melakukanpenelitian pada mahasiswa di Los Angeles danhasil penelitian ini menunjukkan bahwasebanyak 75% mahasiswa mengalami kesepiandi tahun pertama dibandingkan tahun-tahunlainnya saat menjalani perkuliahan.

Baron dan Byrne (2005) mengemukakanbahwa kesepian adalah reaksi emosional dankognitif individu terhadap kondisi dimanaindividu hanya memiliki sedikit hubungan sosialdan hubungan tersebut tidak memuaskan karenatidak sesuai dengan harapan. Kesepian munculkarena individu merasa sulit untuk menerimareward dari hubungan sosial yang dimiliki.Individu yang kesepian memiliki hasrat untukmembina hubungan sosial yang akrab namuntidak dapat mencapai hubungan tersebut.Russell(1996) mengemukakan bahwa kesepian terdiridari tiga aspek, yaitu:a. Personality

Personality merupakan kepribadian dalamdiri individu yang menentukan karakteristikperilaku dan pikiran individu. Individu memilikikepercayaan yang kurang dan ditandai denganadanya perasaan takut akan individu asing.b. Social desirability

Social desirability adalah keadaan individuyang memiliki kejenuhan sehingga individumerasakan keinginan untuk dapat membentukatau membangun kehidupan sosial yangdisenangi pada kehidupan yang ada dilingkungannya.c. Depression

Depression adalah keadaan individu ketikamerasakan tekanan dalam diri yang ditandai

dengan perasaan sedih, murung, tidakbersemangat dan merasa tidak berharga.

Kirana (Sona, 2015) mengemukakan bahwaterdapat lima faktor yang dapat mempengaruhikesepian pada individu, yaitu:a. Psychologycal Problems

Masalah-masalah psikologis merupakanfaktor potensial yang dapat mempengaruhiindividu mengalami kesepian. Masalah-masalahpsikologis muncul karena individu merasa gagalmembangun hubungan sesuai dengan yangdiharapkan dan kurangnya kemampuanintrapersonal yang dimiliki oleh individu.Kemampuan intrapersonal dapat berupakemampuan mengasihi diri untuk menerimakegagalan membina hubungan sebagaipengalaman berharga yang dapat memotivasimeningkatkan kualitas diri (self compassion),penghargaan diri yang tinggi (self esteem), dankemampuan intrapersonal lainnya.b. Interpersonal Problems

Individu yang memiliki masalah-masalahinterpersonal akan menyebabkan timbulnya rasakesepian. Masalah-masalah interpersonal dapatberupa peristiwa traumatis, kehilangan orang-orang terdekat (kematian) dan memutuskanhubungan dengan individu lain (berpisah).c. Social Shock

Masalah-masalah sosial dapatmempengaruhi timbulnya rasa kesepian.Masalah sosial seringkali membawa dampaknegatif, terutama bagi individu yang tinggal diperkotaan (urban society). Salah satu contohmasalah sosial yang dapat menimbulkankesepian adalah pengangguran.d. Culture Shock

Individu yang berpindah tempat dari daerahyang satu ke daerah yang lain dapat mengalamikesepian karena adanya culture shock. Hal initerjadi karena adanya perbedaan budaya dansuasana antara daerah asal dan daerah tempattinggal yang baru.e. Cosmic Problems

Faktor ini dapat berupa eksistensial individu.Adanya perbedaan antara eksistensial individuyang diharapkandengan realitas kehidupan yangdijalani akan memengaruhi timbulnya kesepianpada diri individu.

Mahasiswa tahun pertama adalah individuyang berada pada rentang usia antara 17 hingga20 tahun. Sarwono (2013) mengemukakanbahwa rentang usia tersebut masih termasukkelompok usia remaja, dimana kelompok usiaini pada umumnya lebih sering mengalamikesepian dibanding kelompok usia dewasa dan

Seminar Nasional Dies Natalis ke 56 9Universitas Negeri Makassar, Makassar, 9 Juli 2017Pendidikan Berkualitas membangun daya saing bangsa menuju keunggulan kompetitif

lanjut usia.Survei kesepian yang dilakukan olehMental Health Foundation di Inggris pada tahun2010 menunjukkan bahwa 24% dari 2.256individu merasakan kesepian, dimana subjekusia remaja lebih merasakan kesepian dibandingsubjek usia lanjut (Hidayati, 2015). Hal ini jugadidukung dengan penelitian yang dilakukan olehParlee (Sears, Freedman, & Peplau, 1985) pada40.000 individu di Amerika. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa 79% individu yangkadang-kadang dan seringkali merasa kesepianadalah kelompok usia remaja, dibandingindividu yang berusia 45 tahun hingga 55 tahunkeatas yang hanya memiliki persentase kesepiansebanyak 37%.

Remaja Indonesia juga tidak terlepas darimasalah kesepian. Survei yang dilakukan olehBadan Penelitian dan Pengembangan Kesehatanpada 10.300 remaja di Indonesia menunjukkanbahwa sebanyak 650 remaja mengaku selalumerasa sendiri dan kesepian (Manafe, 2016).Peneliti juga melakukan studi pendahuluan pada20 remaja yang berstatus mahasiswa tahunpertama di STT Blessing Indonesia di Makassaryang dilakukan pada tanggal 10 Desember 2016.Hasil studi pendahuluan ini menunjukkan bahwa4 dari 20 atau sebesar 20% mahasiswamenyatakan sering mengalami kesepian, 14 dari20 atau sebesar 70% mahasiswa menyatakankadang-kadang merasa kesepian, dan hanya 2dari 20 atau sebesar 10% mahasiswa yang jarangmerasa kesepian.

Mahasiswa tahun pertama yang mengalamikesepian cenderung untuk menjadi lebihnegativistik, sibuk dengan diri sendiri, dankurang responsif terhadap individu lain. Chery(Hidayati, 2015) mengemukakan bahwakesepian menyebabkan individu yangmengalaminya merasa kosong, merasa sendiri,dan merasa tidak diinginkan meskipunsebenarnya individu tersebut tidak sendirian danberada pada kondisi lingkungan yang ramai.Kesepian terjadi dalam diri individu dan tidakdapat dideteksi hanya dengan melihat individutersebut secara langsung (Sears, Freedman, &Peplau, 1985).

Anderson (Baron & Byrne, 2005)mengemukakan bahwa kesepian cenderungdisertai dengan munculnya emosi-emosi negatifpada diri individu yang mengalaminya. Emosi-emosi negatif tersebut dapat berupa depresi,kesedihan, ketidakbahagiaan, pesimis, malu danmenyalahkan diri sendiri. Weiss (Sears,Freedman, & Peplau, 1985) jugamengemukakan bahwa kesepian merupakan

salah satu bentuk emosi negatif yang timbulakibat ketidakpuasan pada hubungan yangdibangun. Emosi-emosi negatif yang dirasakanoleh mahasiswa tahun pertama tersebut harusdapat diatasi agar tidak menjadi penghambatdalam meraih prestasi dan mengembangkan diriserta menjalani kehidupan perkuliahan ditahun-tahun berikutnya dengan baik.

Kirana (Sona, 2015) mengemukakan bahwasalah satu faktor yang mempengaruhi kesepianyang dirasakan oleh mahasiswa tahun pertamaadalah kurangnya kemampuan intrapersonalyang dimiliki. Salah satu kemampuanintrapersonal dapat berupa kemampuanmengasihi diri untuk menerima kegagalanmembina hubungan sebagai pengalamanberharga yang dapat memotivasi meningkatkankualitas diri. Kemampuan ini kemudian dikenaldengan istilah self-compassion (Neff, 2003a).

Neff (2003a) mengemukakan bahwa self-compassion adalah kemampuan intrapersonalyang dimiliki oleh individu untuk terbuka,menerima dan bangkit dari sebuah kegagalanyang dialami oleh diri sendiri. Individu menjaditersentuh oleh penderitaan atau kegagalantersebut dan menghasilkan keinginan untukdapat meringankan bahkan mengatasi kegagalanyang dialami diri sendiri dengan sebuahkebaikan. Self-compassion membuat individumampu melihat sebuah kegagalan sebagaibagian dari pengalaman hidup yang manusiawisehingga tidak menimbulkan sikap menghakimidiri sendiri.

Neff (2003a) mengemukakan bahwaterdapat enam aspek self-compassion, yaitu:a. Self-kindness

Self-kindness merupakan aspek self-compassion yang mengacu padakecenderungan untuk bersikap memahamidan mengakui bahwa kelemahan diri,permasalahan, dan kesulitan hidup yangterjadi adalah hal yang tidak dapatdipungkiri. Tidak semua hal yangdiinginkan dapat diperoleh dalamkehidupan. Individu yang dapat menerimakenyataan ini dengan kemurahan hati, akanmenghasilkan emosi positif dari kebaikandan membantu mengatasi penderitaan yangdapat timbul dalam bentuk stres,depresi, danmengkritik diri sendiri.b. Self-judgement

Self-judgement adalah aspek self-compassion yang berkebalikan dengan

Seminar Nasional Dies Natalis ke 56 10Universitas Negeri Makassar, Makassar, 9 Juli 2017Pendidikan Berkualitas membangun daya saing bangsa menuju keunggulan kompetitif

aspek self-kindness. Aspek ini ditandaidengan adanya sikap individu yang meliputi,permusuhan, rendah diri, dan kritik terhadapdiri sendiri atas setiap kesulitan dankegagalan yang dialami oleh individu.c. Common humanity

Common humanity merupakan aspekself-compassion yang mampu melihattantangan kehidupan dari sudut pandangyang berbeda. Individu cenderung akanmerasa bahwa individu lain jauh lebihsempurna dan beruntung dibandingkandengan diri sendiri ketika mengalamikegagalan sehingga muncul perasaan maludan berusaha untuk mengisolasi diri sendiri.Aspek ini melihat bahwa kegagalan yangada justru merupakan bagian dari prosesmenjadi manusia seutuhnya. Commonhumanitymenjadi alternatif bagi individuuntuk terhindar dari rasa kesepian danterisolasi dari lingkungan sekitar.d. Isolation

Isolation adalah aspek self-compassionyang berkebalikan aspek common humanity.Aspek ini mendorong individu untukmenjauh dan mengasingkan diri darilingkungan ketika individu merasakankesulitan atau kegagalan. Hal ini terjadikarena individu merasa malu dan merasahanya dirinya di dunia ini yang mengalamihal tersebut sehingga individu menganggapbahwa dirinya harus bertanggungjawabsendirian.e. Mindfulness

Mindfulness adalah aspekself-compassion yang dapat menyeimbangkanpikiran ketika berada dalam kondisi yangmenekan atau menimbulkan penderitaan.Mindfulness meliputi sikap tidakmenghakimi diri sendiri dan mampumenerima pikiran dan perasaan terhadapsebuah permasalahan diri sendiri apa adanyatanpa dilebih-lebihkan atau dikurangi,sehingga individu mampu menghasilkanrespon yang benar-benar objektif dan efektifterhadap permasalahan yang dialami.f. Over-identification

Over-identification adalah aspek self-compassion yang berkebalikan denganmidfulness. Aspek ini ditandai dengan

munculnya fokus individu yang berlebihanterhadap dampak negatif dari setiappermasalahan yang dialami. Individu tidakmampu menghasilkan respon yang efektifterhadap pikiran dan perasaan ketikamengalami permasalahan sehingga individuhanya terfokus pada dampak negatif yangakan diterima oleh diri individu.

Mahasiswa yang memiliki self-compassionyang tinggi akan mampu bertahan, memahamidan menyadari makna dari sebuah kesulitanditahun pertama menjalani perkuliahan sebagaihal yang positif. Neff (2003a) jugamengemukakan bahwa individu yang memilikiself-compassion yang tinggi akan memilikimotivasi yang kuat untuk menemukankesejahteraan diri. Individu menjadi tidakmudah menyerah dan mengalami perubahan dirike arah yang lebih positif. Sears, Freedman, danPeplau (1985) mengemukakan bahwamahasiswa yang mampu memulai tahun pertamadengan harapan yang positif akan berhasilmenciptakan hubungan yang akrab denganteman baru, dan mampu menciptakan kehidupansosial yang baik sehingga terhindar dari rasakesepian.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuihubungan antara self-compassion dengankesepian pada mahasiswa tahun pertama.Manfaat yang dapat diperoleh dengandiadakannya penelitian ini adalah memberikankontribusi pada pengembangan ilmupengetahuan dalam bidang psikologi mengenaikeepian dan self-compassion. Hipotesis padapenelitian ini adalah terdapat hubungan antaraself-compassiondengan kesepian padamahasiswa tahun pertama di STT BlessingIndonesia.

METODEMetode penelitian yang digunakan

menggunakan pendekatan kuantitatif. Subjekpenelitian adalah remaja yang berstatusmahasiswa tahun pertama di STT BlessingIndonesia Makassar. Jumlah populasimahasiswa tahun pertama di sekolah tersebutberjumlah 35 orang, karena jumlah yang terbatasmaka teknik pengambilan sampel yangdigunakan adalah total sampling. Sugiyono(2014) mengemukakan bahwa teknik totalsampling adalah teknik penentuan sampel yangmelibatkan seluruh jumlah populasi dalampenelitian karena jumlah yangterbatas.Penentuan sampel yang dimaksudkan

Seminar Nasional Dies Natalis ke 56 11Universitas Negeri Makassar, Makassar, 9 Juli 2017Pendidikan Berkualitas membangun daya saing bangsa menuju keunggulan kompetitif

dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswatahun pertama di STT Blessing IndonesiaMakassar yang berjumlah 35 orang.

Variabel yang digunakan dalam penelitianini adalah self-compassion sebagai variabelbebas dan kesepian sebagai variabel terikat.Berikut merupakan definisi operasional keduavariabel:a. Self-compassion adalah kemampuan

intrapersonal individu untuk menerima,mengasihi diri sendiri dengan kebaikan,kepedulian dan perhatian, serta memahami tanpamenghakimi bahwa setiap peristiwa kehidupanmerupakan bagian dari pengalaman hidup yangmanusiawi.b. Kesepian adalah perasaan individu yang

timbul sebagai reaksi emosional dan kognitifyang disebabkan oleh ketidakmampuan individudalam membina hubungan sosial yang akrab danmenyenangkan.

Metode pengumpulan data yang digunakanadalah skala self-compassion yang merupakanadaptasi dari Self-Compassion Scale yangdisusun oleh Neff (2003b) dan skala kesepianyang merupakan adaptasi dari UCLA LonelinessScale (Version 3) yang disusun oleh Russell(1996). Pada uji coba skala yang dilakukan olehpeneliti, terdapat 14 aitem yang gugur dari total26 aitem skala self-compassion dan terdapat 5aitem yang gugur dari total 20 aitem pada skalakesepian.

Validitas alat ukur diperoleh dari skorAikens V yang bergerak dari 0,88-094 untukskala self-compassion dan 0,81-0,94 untuk skalakesepian. Hasil uji reliabilitas kedua skalamenunjukkan nilai alpha cronbach sebesar0,734 untuk skala self-compassiondan 0,811untuk skala kesepian.

Uji hipotesis yang digunakan dalampenelitian ini untuk mengetahui korelasi antaravariabel bebas dan variabel terikat yaituhubungan antara self-compassion dengankesepian, maka hipotesis diuji denganmenggunakan uji hipotesis nonparametrik, ujispearman rho.

Analisis data untuk keseluruhan penelitianini dilakukan dengan menggunakan bantuanprogram aplikasi SPSS (Statistical Package forSocial Science) versi 20.00 for windows.

HASIL DAN PEMBAHASANSubjek dalam penelitian ini adalah

mahasiswa tahun pertama di STT BlessingIndonesia. Jumlah subjek yang berpartisipasi

dalam penelitian ini adalah sebanyak 35mahasiswa. Berikut ini adalah gambarandeskripsi subjek penelitian berdasarkan jeniskelamin, usia, dan asal daerah:a. Deskripsi subjek berdasarkan jenis kelamin

Tabel 1. Deskripsi Jenis Kelamin SubjekJenis

Kelaminf Persentase (%)

Laki-laki 7 20Perempuan 28 80

Total 35 100Berdasarkan data di atas dapat diketahui

bahwa dari 35 subjek penelitian, terdapat 7orang atau 20% subjek berjenis kelamin laki-laki dan 28 orang atau 80% subjek berjeniskelamin perempuan, sehingga dapat disimpulkanbahwa sebagian besar subjek dalam penelitianini berjenis kelamin perempuan denganpersentase sebesar 80%.b. Deskripsi subjek berdasarkan usia

Tabel 2. Deskripsi Usia SubjekUsia f Persentase

(%)18 Tahun 6 17,1419 Tahun 8 22,8620 Tahun 21 60

Total 35 100Berdasarkan data di atas dapat diketahui

bahwa dari 35 subjek penelitian terdapat, 6orang atau 17,14% subjek berusia 18 tahun, 8orang atau 22,86% subjek berusia 19 tahun, dan21 orang atau 60% subjek berusia 20 tahun,sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagianbesar subjek penelitian berusia 20 tahun denganpersentase sebesar 60%.

Deskripsi data penelitian terdiri dari variabelbebas dan variabel terikat yang diperolehmelalui kategorisasi variabel. Kategorisasi yangdigunakan yaitu data hipotetik. Data hipotetikadalah data yang diharapkan pada setiap skalayang diisi oleh subjek penelitian. Deskripsi datapenelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3. Deskripsi Data Hipotetik Variabel

VariabelHipotetik

Min Max Mean SDSelf-Compassion 14 70 42 9,3

Kesepian 15 75 45 10a. Data Self-Compassion

Skala self-compassion terdiri dari 14 aitemdengan rentang skor 1 sampai dengan 5. Datahasil penelitian ini menunjukkan bahwa mean

Seminar Nasional Dies Natalis ke 56 12Universitas Negeri Makassar, Makassar, 9 Juli 2017Pendidikan Berkualitas membangun daya saing bangsa menuju keunggulan kompetitif

hipotetik variabel self-compassion adalah 42 danstandar deviasi adalah 9,3. Data hasil penelitianini menunjukkan bahwa skor terendah variabelself-compassion adalah 14 dan skor tertinggiadalah 70. Kategori self-compassion dapatdilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4. Kategorisasi Skor Self-CompassionBatas

Kategori fPersentase

(%) Kategori

51,3 X 9 25,71 Tinggi32,7 X t tableis 3.27> 1.999 indicating that the implementation of learning German by using lesson plan(RPP) based on the Teams-Games-Tournament (TGT) learning model effective onlearning German vocabulary (Wortschatz) IPA SMA Negeri 11 Makassar.

Keywords: Lesson plan (RPP), the education unit level curriculum (SBC), Germanvocabulary (Wortschatz), Teams-GamesTournament (TGT).

Abstrak: Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggabarkanprosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasaryang ditetapkan oleh standar isi dan dijabarkan dalam silabus. RPP merupakan komponenpenting dari kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang pengembangannya harusdilakukan secara professional. Fokus permasalahan pada penelitian ini adalah: bagaimanamenyusun rencana pelaksanaan pembelajaran kosakata bahasa Jerman (wortschatz)berdasarkan model pembelajaran Teams-Games-Tournament (TGT). Tujuannya adalahmenghasilkan rencana pelaksanaan pembelajaran kosakata bahasa Jerman berdasarkanmodel pembelajaran Teams-Games- Tournament (TGT). Penelitian ini menggunakanQuasi experimental design dengan bentuk nonequivalent control group design dandianalisis dengan menggunakan analisis Uji-t. Populasi penelitian ini adalah siswa kelasX IPA SMA Negeri 11 Makassar, yang berjumlah 252 siswa. Sampel dipilih denganmenggunakan teknik Random Sampling yaitu siswa kelas X IPA 1 yang berjumlah 33siswa sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas X IPA 3 yang berjumlah 33 siswasebagai kelas kontrol. Hasil analisis data thitung > ttabel yaitu 3,27 > 1,999 yangmenunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran bahasa Jerman dengan menggunakanrencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan model pembelajaran Teams-Games- Tournament (TGT) efektif terhadap pembelajaran kosakata bahasa Jerman(Wortschatz) siswa kelas X IPA SMA Negeri 11 Makassar.

Kata Kunci: Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), kurikulum tingkat satuanpendidikan (KTSP), kosakata bahasa Jerman (Wortschatz), Teams-GamesTournament (TGT).

Seminar Nasional Dies Natalis ke 56 70Universitas Negeri Makassar, Makassar, 9 Juli 2017Pendidikan Berkualitas membangun daya saing bangsa menuju keunggulan kompetitif

PENDAHULUANBahasa Asing berperan memajukan

masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yangmodern, dengan cara memperkenalkan budayadan cita-cita bangsa. Salah satu bentukperwujudan di atas adalah adanya pembelajaranbahasa Asing di tingkat Sekolah Menengah Atas(SMA). Bahasa asing yang ditawarkan padatingkat SMA tersebut salah satunya adalahbahasa Jerman.

Bahasa Jerman mencakup empat aspekketerampilan yaitu: Hrverstehen (menyimak),Sprechfertigkeit (berbicara), Leseverstehen(membaca) dan Schreibfertigkeit (menulis).Selain keempat aspek tersebut, terdapat duakemampuan yaitu kemampuan tatabahasa(Grammatik) dan kosakata (Wortschatz).Penguasaan kosakata sangat dibutuhkan untukbekerjasama dengan dunia internasional namuntidak terlepas dari penguasaan kosakata yangmemadai. Model pembelajaran Teams-Games-Tournament (TGT) merupakan model yangmenerapkan unsur permainan dan turnamenkosakata dalam proses pembelajarannya,sehingga akan menciptakan kelas yangberkualitas dan berkarakter. Hal tersebut jugaakan menimbulkan kerjasama tim yang soliduntuk melakukan yang terbaik untuk kelompokmereka.

Kegiatan pembelajaran tidak akanberjalan dengan baik tanpa adanya perencanaanpembelajaran. Perencanaan pembelajaranmerupakan bagian penting dalam pelaksanaanpendidikan di sekolah. Perencanaan memegangperanan penting dalam setiap kegiatan, termasukdalam sebuah pembelajaran. Dalam kaitannyadengan pembelajaran, yang dimaksud denganperencanaan pembelajaran adalah prosespenyusunan berbagai keputusan pembelajaranyang akan dilaksanakan dalam proses kegiatanpembelajaran untuk mencapai kompetensipelajaran yang akan dilaksanakan dalam proseskegiatan pembelajaran untuk mencapaikompetensi pembelajaran yang telah ditetapkan.

Kegiatan ini merupakan langkah awalyang harus ditempuh guru dalammelaksanakankegiatan pembelajaran. Guru sebagai tenagapengajar harusmemiliki kemampuan danberkemampuan baik sebagai perencana/perancang pembelajaran. Guru sebagaiperancang pembelajaran bertugas membuatrancangan program pembelajaran yang menjaditanggung jawabnya sesuai dengan kompetensi

yang telah ditetapkan (Wahyuni dan Ibrahim,2012:11-12).

Pada hakikatnya penyusunan RPPbertujuan merancang pengalaman belajar siswauntuk mencapai tujuan pembelajaran. MenurutMulyana (2012:1) alasan pentingnya membuatRPP yaitu dapat menolong guru untukmemikirkan pelajaran sebelum pelajaran itudiajarkan sehingga kesulitan belajar dapatdiramalkan dan jalan keluarnya dapat dicari.Guru dapat mengorganisasi fasilitas,perlengkapan, alat bantu pengajaran, waktu danisi dalam rangka untuk mencapai tujuan belajarseefektif mungkin serta menghubungkan tujuandan prosedur kepada tujuan keseluruhan darimata pelajaran yang diajarkan. MenggunakanRPP menurut pakar pendidikan cukup efektifdalammeningkatkan kualitas anak didik.Menurut Muslich (2008:45), RencanaPelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalahrancangan pembelajaran mata pelajaran per unityang akan diterapkan guru dalam pembelajarandi kelas. Berdasarkan RPP inilah seorang gurudiharapkan dapat menerapkan pembelajaransecara terprogram. Sebuah RPP harusmempunyai daya terap yang tinggi. Tanpaperencanaan yang matang, target pembelajaranakan sulit tercapai secara maksimal. Oleh karenaitu, kemampuan membuat RPP merupakanlangkah awal yang harus dimiliki guru dan calonguru, serta sebagai muara dari segalapengetahuan teori, keterampilan dasar, danpemahaman yang mendalam tentang obyekbelajar dan situasi pembelajaran.

Fokus permasalahan pada penelitian iniadalah: Apakah rencana pelaksanaanpembelajaran (RPP)) berdasarkan modelpembelajaran Teams-Games-Tournament (TGT)efektif dalam penguasaan kosakata bahasaJerman (wortschatz)?. Tujuannya adalahmenghasilkan rencana pelaksanaanpembelajaran kosakata bahasa Jermanberdasarkan model pembelajaran Teams-Games-Tournament (TGT).

METODEVariabel Penelitian

Penelitian ini terdiri atas dua variabelyaitu variabel bebas dan variabel terikat.Penerapan model pembelajaran TGT sebagaivariabel bebas (X), sedangkan penguasaankosakata sebagai variabel terikat (Y).

Seminar Nasional Dies Natalis ke 56 71Universitas Negeri Makassar, Makassar, 9 Juli 2017Pendidikan Berkualitas membangun daya saing bangsa menuju keunggulan kompetitif

1. Desain PenelitianDesain penelitian yang digunakan adalah

Quasi experimental design dengan bentuknonequivalent control group design. Dalampenelitian ini melibatkan dua kelompok yaitukelas eksperimen yang menggunakan model

pembelajaran TGT dalam penguasaan kosakatabahasa Jerman dan kelas kontrol yang diajardengan menggunakan ceramah bervariasi dalampembelajaran kosakata bahasa Jerman. Skemapenelitian digambarkan sebagai berikut:

Kelompok Pre test Perlakuan Post testEksperimen (E) O1 X1 O3Kontrol (K) O2 X2 O4

Keterangan:O1 = pretest kelas eksperimenO2 = pretest kelas kontrolO3 = postest kelas eksperimenO4 = postest kelas kontrolX = perlakuan (Sugiyono, 2013)

Definisi Operasional VariabelTeams-Games-Tournaments (TGT) adalah

salah satu tipe atau model pembelajarankooperatif yang mudah diterapkan, model itumelibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harusada perbedaan status, dan peran siswa sebagaitutor sebaya dan mengandung unsur permainandan reinforcement. Aktivitas belajar denganpermainan yang dirancang dalam pembelajarankooperatif model TGT memungkinkan siswadapat belajar lebih rileks disampingmenumbuhkan tanggung jawab, kerjasama,persaingan sehat dan keterlibatan belajar.Penguasaan kosakata adalah kemampuanmengenali kata-kata yang ada dalam bahasasehingga dapat membantu kemampuan berbahasalainnya seperti, membaca, mendengar, menulisdan berbicara yang datanya diperoleh melalui tespilihan ganda, mencocokkan gambar dengankata, Tes mengelompokkan kata berdasarkankelas.

Kosakata dalam penelitian ini bersumberdari buku Deutsch ist Einfach 2, internet danbuku penunjang lainnya. Karena kosakata terdiridari beberapa kelas kata, maka penelitimembatasi atau hanya mengambil 2 kelas katasaja yaitu Nomen (kata benda) dan Adjektiv (katasifat) namun hanya mencakup kelompok katadengan tema die Kleidung (pakaian).

Populasi dan SampelPopulasi penelitian ini adalah siswa kelas

XI IPA SMA Negeri 11 Makassar, yangberjumlah 252 siswa. Sampel dipilih denganmenggunakan teknik Random Sampling yaitu

siswa kelas X IPA 1 yang berjumlah 33 siswasebagai kelas eksperimen dan siswa kelas X IPA3 yang berjumlah 33 siswa sebagai kelas kontrol.

Teknik Pengumpulan DataLangkah-langkah pengumpulan data

adalah sebagai berikut:1. Tes awal (pre-test) yakni tes yang diberikan

kepada siswa setelah peneliti mengamati danmeneliti fasilitas pembelajaran kosakata yangdigunakan guru dalam mengajar bahasaJerman, dengan tujuan untuk mengetahuitingkat penguasaan siswa dalam pembelajarankosakata.

2. Treatment (perlakuan), yakni pembelajaranyang menggunakan model pembelajaran TGTyang rencananya dilakukan selama 4 kalipertemuan setelah diberikan pretest.Treatment hanya diberikan pada kelaseksperimen.

3. Tes akhir (post-test) yakni pemberian tesuntuk kelas kontrol maupun kelaseksperiment yang berupa tes dalam bentukpilihan ganda, mencocokkan gambar dengankata, dan melengkapi kalimat yang diisi olehsiswa untuk mengetahui perbadingankemampuan antara siswa setelah diajarmenggunakan RPP berdasarkan modelpembelajaran TGT dengan siswa yang diajarmengunakan ceramah bervariasi. Bentuk tesyang diberikan kepada kelas kontrol maupunkelas eksperimen adalah sama.

Teknik Analisis DataPengumpulan data yang diperoleh akan

dianalisis menggunakan analisis statistik

Seminar Nasional Dies Natalis ke 56 72Universitas Negeri Makassar, Makassar, 9 Juli 2017Pendidikan Berkualitas membangun daya saing bangsa menuju keunggulan kompetitif

inferensial untuk menguji hipotesis penelitiandengan menggunakan uji-t. Namun sebelumnya,terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan ujihomogenitas, tetapi sebelum menentukan ujinormalitas data, homogenitas maupun ujihipotesis terlebih dahulu tentukan nilai rata-rata(mean), simpangan baku dan varian.Kriteria pengujian:

Apabila x2hitung < x2tabel dengan derajat

kebebasan (dk) = k 1 pada taraf signifikan =0,05, maka diasumsikan data berasal daripopulasi yang berdistribusi normal. Sebaliknyaapabila x2hitung x2tabel dengan derajat kebebasan(dk) = k 1 pada taraf signifikan = 0,05, makadiasumsikan data berasal dari populasi yangtidak berdistribusi normal.

Uji HipotesisHipotesis penelitian yang akan diuji adalah

sebagai berikut:H0 :

1

2= nilai rata-rata kelompok

eksperimen lebih rendah daripada nilai rata-rata kelompokkontrol.

H0 : 1

> 2

= nilai rata-rata kelompok

eksperimen lebih tinggi dari padanilai rata-rata kelompok kontrol.

Keterangan:H0 : Penggunaan RPP berdasarkan

model pembelajaran Teams-Games-

Tournaments (TGT) tidak efektifdalam pembelajaran kosakatabahasa Jerman siswa SMA Negeri11 Makassar.

H1 : Penggunaan RPP berdasarkanmodel pembelajaran Teams-Games-Tournaments (TGT) efektif dalampembelajaran kosakata bahasaJerman siswa SMA Negeri 11Makassar.

Dengan kriteria pengujian, jika thitung

yang telah diperoleh dibandingkan dengan ttabel

yang memiliki derajat kebebasan dk = N1+ N

2- 2

dan taraf signifikansi = 5%. Dalam hal ini tolakhipotesis nol jika t

hitung> t

tabel.

HASIL DAN PEMBAHASANPenelitian ini diawali dengan pemberian

Pre-test kepada kedua kelas yaitu tes tertulisuntuk mengetahui penguasaan kosakata siswa.Dari 33 siswa di kelas X IPA 1 sebagai kelaseksperimen, rata-rata (mean) hasil belajar siswaadalah 65 dari nilai tertinggi 76 dan nilaiterendah adalah 50. Jika hasil tes penguasaankosakata kelas eksperimen tersebutdikelompokkan ke dalam 5 kategori, makadiperoleh distribusi frekuensi dan persentasesebagai berikut.

Tabel 1. Distribusi frekuensi dan persentase nilai pre-test kelas eksperimen (X IPA1)

No. IntervalSkor

Tingkat Kemampuan Frekuensi Persentase (%)

1. 90 100 sangat tinggi 0 0,00 %2. 80 89 Tinggi 0 0,00%3. 7079 Sedang 10 30,30%4. 4069 Rendah 23 69,70%5. 0 - 39 sangat rendah 0 0,00%

Jumlah 33 100%

Berdasarkan Tabel 1 dapat digambarkanbahwa perolehan nilai untuk klasifikasi di atasmenunjukkan bahwa tak seorang pun siswa (0%)yang memeroleh nilai pada kelompok sangattinggi memiliki skor 90-100., kelompok tinggimemiliki nilai antara 80-89 yang diperoleh 0siswa atau 0,0% , kelompok sedang memilikiskor antara 70-79 diperoleh 10 siswa atau 30,3%,kelompok rendah memiliki skor antara 40-69diperoleh 23 siswa atau 69,7%, dan tidak ada

siswa mendapatkan nilai pada kelompok sangatrendah memiliki skor kurang dari 39.

Sementara dari 33 siswa kelas X IPA 3sebagai kelas kontrol, diperoleh rata-rata (mean)hasil belajar siswa adalah 60 dari nilai tertinggi73 dan nilai terendah 46. Jika hasil tespenguasaan kosakata siswa kelas kontrol tersebutdikelompokkan dalam 5 kategori, makadiperoleh distribusi frekuensi dan persentasesebagai berikut:

Seminar Nasional Dies Natalis ke 56 73Universitas Negeri Makassar, Makassar, 9 Juli 2017Pendidikan Berkualitas membangun daya saing bangsa menuju keunggulan kompetitif

Tabel 2. Distribusi frekuensi dan persentase nilai pre-test kelas kontrol (X IPA 3)No. Interval Skor Tingkat Kemampuan Frekuensi Persentase (%)1. 90 -100 sangat tinggi 0 0,0 %2. 80 89 Tinggi 0 0,0%3. 70 79 Sedang 8 24,24%4. 40 69 Rendah 25 75,76%5. 0 - 39 sangat rendah 0 0,0%

Jumlah 33 100%

Berdasarkan Tabel 2 dapat digambarkanbahwa perolehan nilai untuk klasifikasi di atasmenunjukkan bahwa tak seorang pun yangmemeroleh nilai pada kelompok sangat tinggimemiliki skor 90-100 dan pada kelompok tinggimemiliki nilai antara 80-89., kelompok sedangmemiliki skor antara 70-79 diperoleh 8 siswaatau 24,24%, kelompok rendah memiliki skorantara 40-69 diperoleh 25 siswa atau 75,76%,dan tidak ada siswa yang memeroleh nilai padakelompok sangat rendah memiliki skor kurangdari 39.1. Analisis Statistik Deskriptif Post-Test

Setelah kelas eksperimen (X IPA 1)diberi perlakuan (penggunaan RPP berdasarkanmodel pembelajaran TGT) dan di kelas kontrol

(X IPA 3) diajar dengan menggunakan metodeceramah bervariasi sebanyak 4 kali pertemuan,kedua kelas diberi Post-test untuk melihat tingkatpenguasaan kosakata siswa masing-masing kelassetelah pembelajaran.

Dari 33 siswa di kelas eksperimen,diperoleh data bahwa nilai rata-rata (mean) darihasil belajar siswa adalah 80 dari nilai tertinggi93 dan nilai terendah 66. Jika hasil post-testpenguasaan kosakata siswa kelas eksperimentersebut dikelompokkan dalam 5 kategori, makadiperoleh distribusi frekuensi dan persentasesebagai berikut:

Tabel 3. Distribusi frekuensi dan persentase nilai post-test kelas ekperiment (XI IPA 4)

No. Interval Skor Tingkat Kemampuan Frekuensi Persentase (%)1. 90 100 sangat tinggi 5 15,2%2. 80 89 Tinggi 14 42,4%3. 70 79 Sedang 11 33,3%4. 40 69 Rendah 3 9,1%5. 0 - 39 sangat rendah 0 0,0%

Jumlah 33 100%

Berdasarkan Tabel 3 dapat digambarkanbahwa perolehan nilai untuk klasifikasi di atasmenunjukkan bahwa kelompok sangat tinggimemiliki skor 90-100 yang diperoleh 5 siswaatau 15,2%, kelompok tinggi memiliki nilaiantara 80-89 yang diperoleh 14 siswa atau 42,2%, kelompok sedang memiliki skor antara 70-79diperoleh 11 siswa atau 33,3%, kelompok rendahmemiliki skor antara 40-69 diperoleh 3 siswa

atau 9,1%, dan tidak ada siswa dalam kelompoksangat rendah memiliki skor di bawah 39.Demikian pula dari 33 siswa di kelas kontroldiperoleh data bahwa nilai rata-rata (mean) hasibelajar siswa adalah 74 dari nilai tertinggi 86 dannilai terendah 60. Jika hasil post-test penguasaankosakata siswa kelas kontrol tersebutdikelompokkan dalam 5 kategori, makadiperoleh distribusi frekuensi dan persentasesebagai berikut:

Tabel 4. Distribusi frekuensi dan persentase nilai post-test kelas kontrol (X IPA 3)

No. Interval Skor Tingkat Kemampuan Frekuensi Persentase (%)1. 90 100 sangat tinggi 0 0,0%2. 80 89 Tinggi 8 24,24%3. 70 79 Sedang 16 48,49%

Seminar Nasional Dies Natalis ke 56 74Universitas Negeri Makassar, Makassar, 9 Juli 2017Pendidikan Berkualitas membangun daya saing bangsa menuju keunggulan kompetitif

4. 40 69 Rendah 9 27,27%5. 0 - 39 sangat rendah 0 0,0%

Jumlah 33 100%

Berdasarkan Tabel 4 dapat digambarkanbahwa perolehan nilai untuk klasifikasi di atasmenunjukkan bahwa kelompok sangat tinggimemiliki skor 90-100 yang diperoleh 0 siswaatau 0,0%, kelompok tinggi memiliki nilai antara80-89 yang diperoleh 8 siswa atau 24,24 %,kelompok sedang memiliki skor antara 70-79diperoleh 16 siswa atau 48,49 %, kelompokrendah memiliki skor antara 40-69 diperoleh 9siswa atau 27,27 0%, dan tidak ada siswa dalamkelompok sangat rendah memiliki skor kurangdari 39 .

Berdasarkan hasil analisis statistikdekriptif data pre-test dan post-test kelaseksperimen di atas, jelas terlihat adanyapeningkatan penguasaan kosakata siswa yangbelajar dengan menggunakan RPP berdasarkanmodel pembelajaran Teams-Games-Tournaments(TGT).

2. Analisis Statistik Inferensiala. Uji Normalitas pre-test kelas eksperimen

Hasil uji normalitas dikonsultasikan dengantabel harga Chi-Kuadrat dengan dk = (k 1).Pada tabel di atas banyaknya kelas intervaladalah 6. Oleh karena itu (k 1) = 6 1 = 5.Dalam tabel dengan dk = 5 tertera hargaX2( atau dengan taraf signifikansi 0,05 =

11,070. Jadi harga Chi-Kuadrat hitung lebihkecil dari pada Chi-Kuadrat tabel,

(5,86) < (11,070) atau (5,86 1,997 menerima H1 yang berbunyi:

Penggunaan RPP berdasarkan modelpembelajaran TGT efektif dalam pembelajarankosakata bahasa Jerman siswa SMA Negeri 3Makassar dan menolak H0 yang berbunyi:Penggunaan RPP berdasarkan modelpembelajaran TGT a TGT tidak efektif dalam

pembelajaran kosakata bahasa Jerman siswaSMA Negeri 11 Makassar.Pembahasan Hasil Penelitian

Pada bagian ini dibahas tentang hasilyang diperoleh dari analisis data penelitiantentang efektivitas penggunaan media TGTdalam pembelajaran kosakata bahasa jermanpada siswa kelas X SMA negeri 11 Makassar.Perolehan skor yang telah dipaparkansebelumnya memberikan gambaran bahwaterdapat perolehan skor siswa yangmenggunakan RPP berdasarkan modelpembelajaran TGT lebih tinggi dibandingkandengan kelompok siswa yang tidakmenggunakan RPP berdasarkan modelpembelajaran TGT pada pembelajaran kosakatabahasa jerman pada siswa kelas X SMA negeri11 Makassar. Dalam penelitian ini, pembelajarandilakukan selama 4 kali pertemuan setelahpemberian pre-test di masing-masing kelas. Padakelas eksperimen siswa diajar denganmenggunakan media TGT, sementara kelaskontrol diajar dengan metode ceramah bervariasi.

Hasil pre-test menunjukkan bahwanilai rata-rata (mean) penguasaan kosakata siswakelas X IPA 1 sebagai kelas eksperimen adalah65 dan penguasaan kosakata siswa kelas XIPA35 sebagai kelas kontrol 60 masih dalamkategori rendah yaitu antara 40-69. Ujinormalitas pada data pre-test kedua kelasmenunjukkan bahwa kelas eksperimen dankontrol memiliki chi-kuadrat hitung masing-masing lebih kecil dari chi kuadrat tabel,

< (5,86 < 11,070 dan 4,59 ttabel) yaitu 3,27 >1,999. Dari perbedaan di atas dapat di simpulkanbahwa RPP berdasarkan model pembelajaranTeams-Games-Tournaments efektif di terapkandalam pembelajaran kosakata bahasa Jerman(Wortschatz) di kelas XI SMA Negeri 11Makassar.

Saran dalam penelitian ini untukmeningkatkan pembelajaran kosakata bahasaJerman, hendaknya guru mempertimbangkanRPP berdasarkan model pembelajaran Teams-Games-Tournaments karena modelpembelajaran tersebut efektif diterapkan dalammeningkatkan penguasaan kosakata bahasaJerman siswa.

Kepada instansi yang terkait, baikpemerintah maupun swasta khususnya padabidang pengajaran bahasa asing perlumemberikan perhatian khusus terhadap saranadan prasarana pengajaran bahasa Jerman,khsusnya pada proses belajar mengajar yangberkaitan dengan penggunaan modelpembelajaran di sekolah mengingat bahasaJerman merupakan bahasa asing yang baru dansarana atau fasilitas pengajaran masih kurang.

DAFTAR RUJUKAN

Muslich, Masnur. 2011. KTSP (Pembelajaranberbasis Kompetensi danKontekstual. Malang: Bumi Aksara

Wahyuni, Sri dan Ibrahim, Abd S. 2012.Perencanaan Pembelajaran BahasaBerkarakter. Malang: Refika Aditama

Seminar Nasional Dies Natalis ke 56 78Universitas Negeri Makassar, Makassar, 9 Juli 2017Pendidikan Berkualitas membangun daya saing bangsa menuju keunggulan kompetitif

Seminar Nasional Dies Natalis ke 56Universitas Negeri Makassar, Makassar, 9 Juli 2017Pendidikan Berkualitas membangun daya saing bangsa menuju keunggulan kompetitif

79

PENGARUH VIDEO PRAKTIKUM INTERAKTIF TERHADAP KETERAMPILANLABORATURIUM DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA MUHAMMADIYAH 3

TIDORE KEPULAUAN

Nurfatimah Sugrah1), St. Hayatun Nur Abu2),, Nurul Aulia Rahman3),Muhammad Danial4), Muhammad Anwar5)

Program Studi Pendidikan Kimia, Universitas Khairun 1)

Jurusan Kimia, Universitas Negeri Makassar 4)

Email: [email protected]

Abstract: This study aimed to determine the effect of interactive practicum video towardlaboratory skills and student learning outcomes. The type of research was Pre-Experimental Designs type One Group Pretest-Posttest Design. The population was gradeXI SMA Muhammadiyah 3 Tidore Islands and sampling with saturated samplingtechnique. Data collection used observation sheet to know student' laboratory skill andessay test to measured student learning outcomes. Data were analyzed descriptive andinferential statistic Paired Samples T Test with SPSS 20 (Statistical Program for SocialSciences 20.0 for windows). The results of the study revealed that: (1) the averagelaboratory skills of students was 89.86 (2) hypothesis test obtained sig t table then the used of interactive practicum video influence of student learningoutcomes.

Keywords: interactive practicum video, laboratory skills, learning outcome.

Abstrack: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh video praktikuminteraktif terhadap keterampilan laboratorium dan hasil belajar siswa. Jenis penelitianadalah Pre-Eksperimental Designs tipe One Group Pretest-Posttest Design. Populasimerupakan seluruh siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 3 Tidore Kepulauan danpengambilan sampel dengan teknik sampling jenuh. Pengumpulan data menggunakanlembar observasi untuk mengetahui keterampilan laboratorium siswa sedangkan tes essaiuntuk mengukur hasil belajar siswa. Teknik analisis data secara analisis deskriptif dananalisis statistik inferensial Paired Sampel T Test dengan program SPSS 20 (StatisticalProgram for Social Sciences 20.0 for windows). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa:(1) rata-rata keterampilan laboratorium siswa adalah 89,86 (2) uji hipotesis diperoleh sig< 0,05 dan t hitung > t tabel maka penggunaan video praktikum interaktif berpengaruhterhadap hasil belajar siswa.

Kata Kunci: video praktikum interaktif, keterampilan laboratorium, hasil belajar.

PENDAHULUANIlmu kimia dikembangkan melalui

eksperimen, sehingga pembelajaran kimia disekolah perlu disertai dengan kegiatanpraktikum. Salah satu materi pelajaran kimiayang perlu diadakan kegiatan praktikum yaitupada materi koloid. Melalui kegiatan praktikumdapat memberikan pengalaman langsungsebagai hasil pembelajaran yang bermakna danmembangkitkan minat belajar serta memberikanbukti-bukti bagi kebenaran teori yang telahdipelajari siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat

Baeti,dkk (2014) bahwa pengalaman belajaryang diberikan guru lebih ditekankan padakegiatan ceramah dan latihan soal, sehinggahanya aspek kognitif saja yang dinilai. Padahalaspek afektif dan psikomotor penting untukpenilaian siswa selama proses pembelajaran.

Lebih lanjut Maknun (2012)mengemukakan bahwa keterampilanlaboraturium merupakan bagian terpentingketika melakukan penilaian dalam keterampilanpsikomotorik. Namun, pelaksanaan praktikum disekolah mengalami kendala keterbatasan alat

Seminar Nasional Dies Natalis ke 56 80Universitas Negeri Makassar, Makassar, 9 Juli 2017Pendidikan Berkualitas membangun daya saing bangsa menuju keunggulan kompetitif

dan bahan praktikum serta kurangnya panduanpraktikum. Keterbatasan penggunaan alat danbahan praktikum ini disebabkan oleh mahalnyabiaya alat dan bahan serta tidak adanya anggarankhusus untuk alat dan bahan tersebut. Haltersebut berdampak pada tidak terlaksananyabeberapa praktikum. Praktikum yang tidakterlaksana menyebabkan rendahnyaketerampilan laboratorium siswa dan siswamengalami kesulitan dalam mempelajari suatumateri. Selain itu, pembelajaran hanyamenitikberatkan pada penguasaan konsep dankurang memberikan latihan terhadapketerampilan laboraturium siswa. Sehinggaketerampilan siswa dalam mengenal alat-alatdan bahan-bahan yang ada di laboraturiumsangatlah minim.

Keterbatasan pelaksanaan praktikumdapat diatasi dengan penggunaan videopraktikum interaktif. Media video praktikuminteraktif menurut Suwarna (2014:123)merupakan media audio-visual yang dapatmengungkapkan objek dan peristiwa sepertikeadaan sesungguhnya. Video praktikuminteraktif berisi ilustrasi kegiatan praktikum,unsur tulisan yang bervariasi warna danbergerak, gambar, suara, serta animasi yangmenarik, sehingga siswa akan mengalamiinteraksi secara langsung dan membuat siswamampu mengetahui bagaimana cara penggunaanalat dan bahan dengan baik dan tepat. Hal inijuga dapat menambah kreativitas seorang guruuntuk bagaimana membuat media pembelajaranyang lebih kreatif dan inovatif.

Kelebihan menggunakan media videopraktikum menurut Daryanto (2013:90) antaralain sebagai berikut:a. Ukuran tampilan video sangat fleksibel.b. Dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.c. Video merupakan bahan ajar non cetak yang

kaya informasi dan lugas karena dapatsampai kehadapan siswa secara langsung.

d. Dengan video dapat menambah suatudimensi baru terhadap pembelajaran.

Penggunaan video praktikum juga dapatmenciptakan suasana pembelajaran yangmenyenangkan bagi siswa. Penelitian jenis initelah dilakukan oleh peneliti sebelumnya,diantaranya oleh Oktiami, P (2014) yangmenunjukkan adanya pengaruh penggunaanmultimedia interaktif, terlihat pada kegiatanpraktikum titrasi asam basa lebih terarah karenasiswa dapat bekerja secara sistematis sesuaipanduan yang ada di dalam media. Erniwati dkk(2014) menyatakan bahwa media praktikumberbasis video dalam pembelajaran dapatmeningkatkan hasil pembelajaran dan waktuyang digunakan untuk praktikum juga lebihefektif. Pengembangan media pembelajaranvideo yang dilakukan oleh Agustina dkk (2012)menunjukkan bahwa media pembelajaran videolayak digunakan sebagai media pembelajaranpada larutan asam basa SMA. Hal tersebutlahyang melatar belakangi dilakukan penelitian inidengan tujuan untuk mengetahui pengaruh videopraktikum interaktif terhadap keterampilanlaboratorium dan hasil belajar siswa kelas XISMA Muhammadiyah 3 Tidore Kepulauanpada materi sistem koloid.

METODEPenelitan ini dilakukan di SMA

Muhammadiyah 3 Tidore Kepulauan padasiswa kelas XI tahun ajaran 2016/2017. Jenispenelitian yang digunakan dalam penelitian iniadalah Pre-Experimental Designs karena masihterdapat variabel luar yang ikut berpengaruhterhadap terbentuknya variabel dependen. Hasileksperimen yang merupakan variabel dependenitu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabelindependen. Hal ini dapat terjadi, karena tidakadanya variabel kontrol dan sampel tidak dipilihsecara random (Sugiyono, 2010:109).

Desain Penelitian adalah One GroupPretest-Posttest Design. Desain penelitian dapatdilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Desain PenelitianKelompok Pretes Perlakuan Postes

Eksperimen O1 X O2(Sugiyono, 2010:111)

Keterangan :O1: Pretes pada kelompok eksperimenX : Pembelajaran dengan menggunakan

video praktikum interaktifO2 : Postes pada kelompok eksperimen

Seminar Nasional Dies Natalis ke 56Universitas Negeri Makassar, Makassar, 9 Juli 2017Pendidikan Berkualitas membangun daya saing bangsa menuju keunggulan kompetitif

81

Populasi dalam penelitian ini adalahseluruh siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 3Tidore Kepulauan. Sampel dalam penelitian iniadalah seluruh anggota populasi yang diambilsecara total dengan menggunakan teknikSampling Jenuh (Sugiyono, 2010:124). Sampelberjumlah 7 siswa.

Variabel independen dalam penelitian iniadalah video praktikum interaktif. Videopraktikum interaktif merupakan video yangmenampilkan materi, animasi yang menarik,informasi yang mengandung unsur suara, gambardan dilengkapi dengan kegiatan praktikum yangsecara langsung dapat dilihat oleh siswa.Variabel dependen adalah keterampilanlaboratorium dan hasil belajar. Keterampilanlaboratorium merupakan kemampuan siswadalam bereksperimen, merancang serta mengaturalat dan bahan pada percobaan yang akandilakukan. Sedangkan hasil belajar merupakankemampuan yang didapatkan siswa setelahmelalui proses pembelajaran yang dikumpulkandengan menggunakan tes.

Pengumpulan data dilakukan denganteknik nontes dan tes. Teknik nontesmenggunakan lembar observasi untukmendapatkan nilai keterampilan laboratorium.Tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitutes tertulis berupa soal essay sebanyak 10 butirsoal. Soal tersebut merupakan soal yang validkarena telah dilakukan validasi isi.

Data hasil penelitian berupa data hasilketerampilan laboratorium dan data hasil belajarsiswa. Pengelolaan data menggunakan dua teknikstatistik, yaitu statistik deskriptif dan inferensialdengan menggunakan SPSS 20,0 for windows (= 0,05). Analisis statistik inferensial Uji t(Paired Samples T Test) digunakan untukmenguji kebenaran hipotesis yang diujikan yaituapakah video praktikum interaktif berpengaruhterhadap hasil belajar siswa kelas XI SMAMuhammadiyah 3 Tidore kepulauan pada materisistem koloid.

Sebelum dilakukan uji t dengan SPSS 20,dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu yakni ujinormalitas. Uji normalitas untuk mengetahuiapakah data yang diteliti berasal dari populasiyang terdistribusi normal. Pengujian normalitasdata dihitung menggunakan SPSS 20 dengananalisis One-Sample-Kolmogorov-Smirnov Test.Kriteria pengujian: jika tingkat signifikansinya

(p) = 0,05 maka data tersebut berasal daripopulasi yang terdistribusi normal dan apabilatingkat signifikansinya (p) = 0.05 maka datatersebut tidak berasal dari populasi yangterdistribusi tidak normal (Priyatno, 2009).

Setelah data dinyatakan normal,kemudian data diuji dengan statistik uji PairedSamples T Test. Kriteria pengujian adalah: jikat tabel thitung, maka Ho diterima, dan jikathitung -ttabel atau thitung t tabel, maka Ho ditolak.Sedangkan berdasarkan pada signifikansi, jikasignifikansi 0.005, maka Ho diterima dansignifikansi 0.005, maka Ho ditolak (Priyatno,2009:81). Dimana,

Ho: Tidak terdapat pengaruh video praktikuminteraktif terhadap peningkatan hasilbelajar siswa pada materi koloid.

Ha: Terdapat pengaruh video praktikuminteraktif terhadap peningkatan hasilbelajar siswa pada materi koloid

Selanjutnya, besar peningkatan hasil belajarsebelum dan sesudah perlakuan diketahui denganmenggunakan skor gain. Perhitunganmenggunakan skor gain dengan menggunakanpersamaan:

Skor Gain =

Kriteria untuk tingkat perolehan skor gainadalah sebagai berikut:

a. Apabila skor gain 0,70 interpresentasitinggi

b. Apabila skor gain 0,30-0,70 interpresentasisedang

c. Apabila skor gain 0,30 interpresentasirendah.

HASIL DAN PEMBAHASANAnalisis deskriptif memberikan

gambaran tentang keterampilan laboratoriumsiswa yang didapatkan dengan menggunakanlembar observasi. Penilaian keterampilanlaboratorium dilakukan pada saat prapraktikum,praktikum dan akhir praktikum. Data hasilanalisis deskriptif terhadap keterampilanlaboratorium siswa kelas XI SMAMuhammadiyah 3 Tidore Kepulauan denganvideo praktikum interaktif pada materisistem koloid selengkapnya pada Tabel 2.

Seminar Nasional Dies Natalis ke 56 82Universitas Negeri Makassar, Makassar, 9 Juli 2017Pendidikan Berkualitas membangun daya saing bangsa menuju keunggulan kompetitif

Tabel 2. Analisis Deskriptif Keterampilan Laboratorium SiswaData Nilai

Jumlah Siswa 7

Nilai Minimum 82

Nilai Maksimal 93

Mean 89,68Standar Deviasi 3,81

Selain data keterampilan laboratorium,data hasil belajar siswa dianalisis secaradeskriptif dan inferensial untuk menguji

hipotesis. Hasil analisis data hasil belajar siswaselengkapnya pada tabel 3.

Tabel 3. Analisis Deskriptif Hasil Belajar SiswaData Pretes Postes

Jumlah Siswa 7 7

Nilai Minimum 6 67

Nilai Maksimal 16 73

Mean 9,71 70,43Standar Deviasi 3,40 1,40

Hasil belajar siswa setelah dilakukanpembelajaran dengan video praktikum interaktif

mengalami peningkatan. Rata-rata peningkatanhasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI pada materi system koloidData Nilai

PretesPostes 70,43Peningkatan rata-rataHasil Belajar Siswa

60,72

Nilai Gain (%) 86,21

Nilai gain adalah 86,21 % menunjukkaninterpretasi tinggi terhadap peningkatan hasilbelajar siswa setelah penggunaan videopraktikum interaktif untuk materi sistem koloid.

Setelah dilakukan analisis statistikdeskriptif, selanjutnya dilakukan uji Normalitas

terhadap data pretes dan postes hasil belajarsiswa. Pengujian normalitas dengan SPSS 20 forwindows dengan analisis One-Sample-Kolmogorov-Smirnov Test data terdistribusinormal, (p) > = 0,05 dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Uji Normalitas terhadap Hasil Belajar Siswa.Kelas eksperimen

Pretes PostesSignifikansi(p) 0,200 0,138

Untuk menguji hipotesis maka dataselanjutnya dianalisis menggunakan SPSS 20

dengan analisis Paired Sampel T Test,selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Uji HipotesisData Hasil Analisis

t hitung 70,186

Seminar Nasional Dies Natalis ke 56 83Universitas Negeri Makassar, Makassar, 9 Juli 2017Pendidikan Berkualitas membangun daya saing bangsa menuju keunggulan kompetitif

t tabel 2,447Df 6Sig 0,000

Uji hipotesis diperoleh sig < 0,05 dant hitung > t tabel maka penggunaan videopraktikum interaktif berpengaruh terhadap hasilbelajar siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 3Tidore Kepulauan pada materi sistem koloid.

Hasil penelitian menunjukkan bahwaketerbatasan pelaksanaan praktikum dapatdiatasi dengan penggunaan video praktikuminteraktif. Analisis deskriptif menunjukkan rata-rata keterampilan laboratorium siswa yaitu 89,68artinya siswa sudah dapat melaksankan kegiatanpraktikum dengan baik pada saat prapraktikum,praktikum dan pascapraktikum. Videopraktikum interaktif ini sebagai alternatif untukmeningkatkan keterampilan laboratorium siswakarena interaksi timbal balik antara siswa danpengajar sangat baik serta tampilan yangditayangkan juga sangat terstruktur. Media videopraktikum interaktif merupakan jenis media yangmengandung unsur suara dan unsur gambar yangbisa dilihat seperti keadaan sesungguhnya untukmembantu proses pembelajaran praktikum.Video praktikum interaktif sebagai mediapembelajaran menampilan video dalammelaksanakan praktikum sehingga siswa dapatmelihat dengan jelas proses kerja dalampraktikum. Video praktikum juga menyajikaninteraksi pemakaian alat dan bahan praktikum.Dimana siswa dapat melakukan, mengalamisendiri, mengikuti proses, mengamati objek,menganalisis, membuktikan dan menarikkesimpulan dari suatu objek atau peristiwa yangsedang diamati pada saat praktikum.

Kegiatan praktikum dapat dijadikan sebagaisuatu sarana untuk melatih siswa dalammelakukan keterampilan kerja laboraturium.Keterampilan laboratorium sangat penting karenamemberikan pengalaman langsung kepada siswadalam melakukan kegiatan praktikum sehinggasiswa dapat menyiapkan alat dan bahanpraktikum, menggunakan alat dengan tepat,melaksanakan prosedur kerja sesuai panduan danmampu mengamati dan melaporkan hasilpraktikum.

Selain sangat membantu mengatasiketerbatasan pelaksanaan praktikum, ujihipotesis menunjukkan bahwa video praktikuminteraktif juga dapat meningkatkan hasil belajarsiswa. Video tersebut tidak hanya berisi tentang

kegiatan praktikum tetapi juga memuat materisistem koloid. Materi yang disajikan dalamvideo praktikum sesuai dengan indikatorpembelajaran. Materi yang diberikan dapat siswalihat secara langsung dari video sehinggapenguasaan konsep siswa terhadap materipembelajaran lebih baik. Pembelajaran denganmenggunakan video praktikum dapatmemberikan pengalaman langsung sebagai hasilpembelajaran yang bermakna danmembangkitkan minat belajar serta memberikanbukti-bukti bagi kebenaran teori yang telahdipelajari siswa.

Video praktikum tersebut juga dapatdimiliki oleh siswa dan dapat diaplikasikan padaandroid sehingga mereka dapat mengulangmateri di rumah. Hal tersebut sesuai denganhasil penelitian Limatahu,dkk (2017) bahwaVideo praktikum yang dilengkapi modulelektronik dapat digunakan oleh siswa untukmengulang materi yang telah diberikan, tidakhanya melalui pendengaran, materi yangdiberikan dapat mereka lihat secara langsung darivideo tersebut. Kustiani dkk (dalam Erniwatidkk., 2014) juga mengemukakan bahwa denganmenggunakan video, siswa lebih mudah belajartidak hanya di sekolah namun juga bisa dirumah.

SIMPULAN DAN SARANBerdasarkan hasil penelitian, dapat

disimpulkan bahwa: (1) rata-rata keterampilanlaboratorium siswa dengan penggunaan videopraktikum interaktif adalah 89,68 (2) terdapatpengaruh video praktikum interaktif terhadaphasil belajar siswa kelas XI SMAMuhammadiyah 3 Tidore Kepulauan pada materisistem koloid; dan (2) nilai gain 86,21 %menunjukkan interpretasi tinggi terhadappeningkatan hasil belajar siswa setelahpenggunaan video praktikum interaktif.

Berdasarkan pengamatan penelititerdapat beberapa hal yang perludipertimbangkan untuk peneliti selanjutnya yaitu(1) sampel dalam penelitian dipilih secararandom agar hasil eksperimen yang merupakanvariabel dependen itu semata-mata dipengaruhioleh variabel independen (2) dibutuhkan lagikreativitas dan inovatif dalam mengembangkan

Seminar Nasional Dies Natalis ke 56 84Universitas Negeri Makassar, Makassar, 9 Juli 2017Pendidikan Berkualitas membangun daya saing bangsa menuju keunggulan kompetitif

media pembelajaran sehingga tercipta suasanabelajar yang menyenangkan.DAFTAR RUJUKAN

Agustina,A., & Novita, D. 2012. PengembanganMedia Pembelajaran Video Untuk MelatihKemampuan Memecahkan Masalah PadaMateri Larutan Asam Basa. Unesa Journalof Chemical Education, 1(1):10-16

Baeti, S.N., Binadja,A., & Susilaningsih, E.2014. Pembelajaran Berbasis PraktikumBervisi Sets Untuk MeningkatkanKeterampilan Laboratorium DanPenguasaan Kompetensi. Jurnal InovasiPendidikan Kimia, 8(1): 1260-1270.

Daryanto. 2013. Media PembelajaranPeranannya Sangat Penting DalamMencapai Tujuan Pembelajaran.Yogyakarta: Gava Media.

Erniwati., Eso,R., & Rahmia,S. 2014.Penggunaan Media Praktikum BerbasisVideo Dalam Pembelajaran Ipa-FisikaUntuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada Materi Pokok Suhu DanPerubahannya. Jurnal Sains dan PendidikanFisika,10(10):Jilid 10, Nomor 3, 269 273.

Limatahu, N.A., Rahman, N.A., Abu,S.H.N.,Cipta, I. 2017. Pengaruh Video PraktikumDengan Modul Elektronik TerhadapKeterampilan Proses Pada MateriStoikiometri Siswa Kelas X SMAN 2 TidoreKepulauan. JPKim Vol. 9, No. 1, 2017,225-228. http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpk

Maknun, Djohar. 2012. Evaluasi KeterampilanLaboratorium Mahasiswa MenggunakanAsesmen Kegiatan Laboratorium BerbasisKompetensi Pada Pelaksanaan PraktekPengalaman Lapangan (PPL), JurnalHolistik Vol 13 No 1.

Priyatno. 2009. Lima Jam Belajar Olah DataDengan SPSS. Penerbit Abdi: Yogyakarta.

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian PendidikanPendekatan Kuantitatif, Kualitatif, danR&D. Bandung: Alfabeta.

Suwarna, I.P. 2014. Pengaruh Media Audio-Visual (Video) Terhadap Hasil BelajarSiswa Kelas XI Pada Konsep Elastisitas.Prosiding Seminar Nasional Pendidikan IPAFITK Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah.

Seminar Nasional Dies Natalis ke 56Universitas Negeri Makassar, Makassar, 9 Juli 2017Pendidikan Berkualitas membangun daya saing bangsa menuju keunggulan kompetitif

85

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BER-LKS INDUKTIF TERHADAPHASIL BELAJAR SISWA MAN MALAKAJI GOWA

GustinaSTKIP Pembangunan Indonesia Makassar

Email [email protected]

Abstract . This study aims to determine differences in student learning outcomes thatare taught by What's My Line strategy with inductive LKS with conventional strategy ofLKS inductive class XI IPA MAN Malakaji Gowa on the subject matter of colloidalsystem. This type of research is a quasi experiment using pretest-posttest control groupdesign. The study population is all students of class XI MAN Malakaji Gowa consistingof 4 classes. The sample of research as much as 2 classes that are class XI IPA 1 and XIIPA 2 are chosen at random. Hypothesis testing was analyzed using Analysis OfCovariance (Anacova) with the