proses produksi aseton blm lengkap
DESCRIPTION
produksi asetonTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aseton yang dikenal juga sebagai propanon, dimetil keton, 2-propanon, propan-2-on
dimetil formaldehid, dan β-ketopropanan adalah senyawa berbentuk cairan tidak berwarna yang
mudah terbakar. Secara alamiah, aseton dapat ditemukan di dalam tubuh manusia dalam jumlah
sedikit. Aseton merupakan zat yang mudah melarutkan sehingga banyak dimanfaatkan.
Kegunaan paling umum dari aseton adalah sebagai pelarut terutama untuk melarutkan
berbagai plastik dan fiber sintetik. Pada industri kecantikan aseton digunakan sebagai penghilang
cat kuku dan penghilang lem kulit pada wig dan jenggot palsu.
Kebutuhan aseton dalam jumlah besar di Indonesia relatif meningkat tiap tahunnya.
Berikut tabel yang menunjukkan banyaknya impor aseton Indonesia per tahun untuk memenuhi
kebutuhan industri di Indonesia.
Tabel 1.1 Data Impor Aseton Indonesia
No. Tahun Jumlah (kg)/ tahun
1. 2004 12.719.092
2. 2005 12.973.473
3. 2006 13.232.942
4. 2007 14.058.136
5. 2008 15.806.833
Peluang untuk menyediakan aseton dengan bahan baku isopropyl alcohol di Indonesia
sangat terbuka lebar. Kebutuhan aseton yang semakin besar menuntut pengembangan proses
produksi aseton yang lebih baik dan efisien. Pada simulasi kali ini, akan dicoba dirancang proses
pembuatan aseton menggunakan bahan baku isopropyl alcohol dengan menggunakan program
simulator hysys.
1.2 Tujuan
Tujuan dari tugas kali ini adalah merancang proses pembuatan aseton dari bahan baku
isopropyl alcohol. Perancangan meliputi penggambaran dan pendeskripsian PFD (Process Flow
Diagram), kondisi operasi tiap unit operasi, neraca massa, dan dimensi alat utama.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sifat Bahan Baku, Penunjang dan Produk
Isopropil Alkohol digunakan sebagai bahan baku dari proses pembuatan Aseton. Bahan
penunjang yang digunakan dalam proses ini adalah air sebagai absorber. Produk samping yang
dihasilkan pada proses ini adalah hidrogen.
2.1.1 Isopropil Alkohol
Sifat Fisik :
Rumus molekul : C3H7OH
Berat molekul, g/gmol : 60,10
Kenampakan : cairan tak berwarna
Titik didih, °C : 82,3
Titik beku, °C : -88,5
Viskositas(20 °C),cp : 2,4
Densitas(20 °C), g/cm3 : 0,7854
Specific Gravity (20 °C) : 0,7864
Temperatur kritis, °C : 235,2
Tekanan kritis(20 °C), kPa: 4.764
Sangat larut dalam air
Sifat Kimia :
Isopropil Alkohol didehidrogenasi membentuk Aseton dengan katalis bermacam-
macam seperti logam, oksida dan campuran logam dengan oksidanya.
Isopropil Alkohol dapat juga dioksidasi secara parsial membentuk Aseton dengan
katalis yang sama dengan proses dehidrogenasi.
Dengan asam halogen dihasilkan Isopropil Halida
Bereaksi dengan logam aktif seperti sodium dan potassium membentuk Metal
Isopropoksida dan Hidrogen
Dengan asam asetat dan katalis asam sulfat membentuk Isopropil Asetat
Isopropil Alkohol dapat mengalami dehidrasi menghasilkan Diisopropil Eter atau
propilen
2.1.2 Aseton
Sifat fisik :
Rumus molekul : CH3COCH3
Berat molekul, g/ mol : 58,08
Kenampakan : cairan tidak berwarna
Densitas, g/ cm3 : 0,79 (cair)
Viscositas(200C) : 0,32 cp
Specific gravity(200C) : 0,783
Vapour pressure(200C), kPa: 24,7
Melting point, 0C : -94,6
Boiling point(101,3 kPa), 0C: 56,29
Critical temperature, 0C : 235,05
Critical pressure, kPa : 4701
Sifat kimia :
Dapat membentuk komponen-komponen crystalline seperti aseton sodium bisulfat
((CH3)2COH)SO3Na)dengan alkali bisulfate.
Pyrolisis aseton menghasilkan ketene
Reaksi:
CH3COCH3 CH2=C=O
Reduksi menyebabkan aseton berubah menjadi pinacol, isopropyl alcohol atau
propane.
Aseton membentuk acetals pada reaksi eksotermik, tetapi equilibrium consentration
kecil pada temperatur lingkungan.
2.1.3 Air
Sifat fisik :
Rumus molekul : H2O
Berat molekul, g/gmol : 18
Kenampakan : cairan tak berwarna
Titik didih, °C : 100
Titik beku, °C : 0
Viskositas(25 °C),cp : 0,8937
Densitas(25 °C), g/cm3 : 997,08
Heat capacity (25 °C), cp: 0,9989
Kalor jenis (25 oC), J/kg.K : 4184
Sifat kimia :
Elektrolisis air menghasilkan hydrogen dan oksigen
2.1.4 Hidrogen
Sifat fisik :
Rumus molekul : H2
Berat molekul, g/ mol : 2,01
Kenampakan : gas tidak berwarna
Densitas, g/ cm3 : 0,04460
Viscositas (00C) : 0,00839 cp
Cp (J/mol K), 0oC : 28,59
Cv (J/mol K), 0oC : 20,30
Konduktivitas termal ( mW/(cm. K), 0oC : 1,740
Sifat kimia :
Oksidasi hidrokarbon menghasilkan hidrokarbon dan karbon monoksida
Elektrolisis air dapat menghasilkan hydrogen dan oksigen
Steam pirolisis hidrokarbon menghasilkan etilen dan hydrogen sebagai by product
Hydrogen bila direaksikan dengan sejumlah metal oksida pada kenaikan temperature
dapat menghasilkan metal dan air
2.2 Kegunaan Aseton
Aseton digunakan sebagai reaction intermediate untuk produksi komponen-komponen
lain.
Sebagai direct solvent, digunakan untuk industri coating, thinner, cairan pembersih,
acrylic, nitrocellulose, industri cat dan pelarut polar di laboratorium.
Aseton dapat digunakan untuk komponen-komponen antioksidan, herbisida, keton yang
lebih tinggi, dan vitamin intermediate.
(Kirk-Othmer, 4thedition)
2.3 Proses Pembuatan Aseton
Proses produksi aseton dengan bahan baku Isopropil Alkohol dirancang menggunakan
umpan larutan Isopropil Alkohol dengan kadar 88% berat (azeotrop). Umpan berada dalam
kondisi cair pada temperatur dan tekanan standard (STP). Reaksi pembentukan aseton
berlangsung pada fasa gas. Reaksi dibantu dengan penambahan katalis sehingga reaksi memiliki
spesifikasi sebagai berikut :
−r IPA=k0 exp( EaRT )C IPA
kmol
m3 reactor . s
Dengan :
ko = 3,51 x 105 m3gas/m3reactor.s
Ea = 72,38 MJ/kmol
CIPA = kmol/m3gas
Ada beberapa macam proses pembuatan Aseton, antara lain:
1. Proses Cumene Hidroperoksida
Mula-mula Cumene Dioksidasi menjadi Cumene Hidroperoksida dengan udara atmosfir
atau udara yang kaya oksigen dalam satu atau beberapa oksidasinya. Temperatur yang digunakan
adalah antara 80 °C – 130 °C dengan 6 atm, sertadengan penambahan Na2CO3. pada umumnya
proses oksidasi ini dijalankan dalam 3 atau 4 reaktor yang dipasang seri.
Reaksi :
C6H5CH(CH3)2 C6H5CH(CH3)2 C6H5OH + C3H6O
Hasil dari oksidasi pada reaktor pertama mengandung 9-12%Cumene Hidroperoksida,
15-20% pada reaktor kedua, 24-29%pada reaktor ketiga, dan 32-39% pada reaktor selanjutnya.
Kemudian produk reaktor keempat dievaporasikan sampai konsentrasi Cumene
Hidroperoksida menjadi 75-85%. Kemudian dengan penambahan asam akan terjadi reaksi
pembelahan Cumene Hidroperoksida menjadi suatu campuranyang terdiri dari Fenol, Aseton dan
berbagai produk lain seperti chumylphenols, acetophenone, dimethyl phenylcarbinol, a-
methylstyrene, dan hydroxyacetone.
Campuran ini kemudian dinetralkan dengan penambahan sodium phenoxide atau basa
lain atau dengan ion exchanger yang lain. Kemudian campuran dipisahkan dan crude
acetone diperoleh dengan cara distilasi. Untuk mendapatkan kemurnian yang diinginkan perlu
dilakukan penambahan satu atau kolom distilasi.
Jika digunakan dua kolom, kolom pertama untuk memisahkan impuritas seperti
Asetaldehid atau Propionaldehid. Sedangkan kolom kedua berfungsi untuk memisahkan fraksi-
fraksi berat yang sebagian besar terdiri dari air. Aseton diperoleh sebagai hasil atas menara
kedua (Kirk & Othmer, 1991).
2. Proses Oksidasi Propilen
Proses oksidasi Propilen menjadi Aseton dapat berlangsung pada suhu 145 °C dan
tekanan 10 atm dengan bantuan katalis bismuth phaspomolibdatpada alumina. Pada proses ini
hasil reaksi terdiri dari Aseton dan Propanoldehid (Kirk & Othmer, 1983).
Reaksi:
CH2 = CHCH3 + O2 C3H6O + C3H6O
3. Proses Oksidasi Isopropil Alkohol
Pada pembuatan Aseton dengan proses ini, Isopropil Alkohol dicampur dengan udara dan
digunakan sebagai umpan reaktor yang beroperasi pada suhu 200 °C – 800 °C. Reaksi dapat
berjalan dengan baik menggunakan katalis seperti yang digunakan pada proses dehidrogenasi
Isopropil Alkohol.
Reaksi:
CH3CHOHCH3 + O2 H2O + C3H6O
Reaksi ini sangat eksotermis (43 kkal/mol) pada 25 °C dan untuk itu diperlukan
pengontrolan suhu yang sangat cermat untuk mencegah turunnya yield yang dihasilkan. Untuk
mendapatkan konversi yang baik reaktor dirancang agar hasil dapat langsung diinginkan. Proses
jarang digunakan bila dibanding dengan proses dehidrogenasi (Kirk & Othmer, 1983).
4. Proses Dehidrogenasi Isopropil Alkohol
Proses lain yang sangat penting untuk memproduksi Aseton adalah dehidrogenasi
katalitik dimana reaksinya adalah endotermis.
Reaksi:
C3H8O + 66,5 kJmol (pada 372oC) C3H6O +H2
Pada proses ini Isopropil Alkohol diuapkan dengan vaporizer dan dipanaskan dalam HE
dengan menggunakan steam kemudian dimasukkan ke dalam multi turbular fixed bed reactor.
Ada sejumlah katalis yang dapat digunakan dalam proses ini yaitu kombinasi zinc oxide-
zirconium oxide, kombinasi copperchromium oxide, copper, silicon dioxide. Kondisi operasi
reaktor ini adalah 1.5-3 atm dan suhu 400 °C-600 °C.
Dengan proses ini konversi dapat mencapai 75-98% dan yield dapat mencapai 85-
90%.Gas panas keluar dari reaktor yang terdiri dari Isopropil Alkohol, Aseton, dan Hidrogen
dilewatkan scrubber, untuk dipisahkan antara gas insoluble (H2) dengan Aseton, Isopropil
Alkohol, dan air.
Hasil dari scrubber ini didistilasi, Aseton diambil sebagai hasil atas sedangkan campuran
Isopropil Alkohol dan air sebagai hasil bawah. Hasil bawah ini didistilasi lagi
untuk recovery Isopropil Alkohol yang diambil sebagai hasil atas yang kemudian di recycle ke
reactor (Kirk & Othmer, 1983).
Proses dehidrogenasi Isopropil Alkohol dipilih karena memiliki alasan sebagai berikut:
Proses dehidrogenasi Isopropil Alkohol tidak memerlukan unit pemisahan O2 dari udara
sebelum diumpankan ke dalam reaktor.
Dengan jumlah Isopropil Alkohol yang sama, konversi pada proses dehidrogenasi lebih besar
sehingga hasil Aseton yang diperoleh lebih banyak.
Pada proses oksidasi timbul masalah terjadinya korosi sehingga dapat mengganggu jalannya
proses, sedangkan pada proses dehidrogenasi, hal tersebut dapat dikurangi.
BAB III
DESAIN PERANCANGAN PROSES
Keterangan :
V-1101 P-1101 E-1101 R-1101 E-1102 E-1103 V-1102 T-1101 S-1101 T-1102 E-1104IPA Feed Drum
IPA Feed Pump
IPA Feed Vaporizer
IPA Reactor
Reactor Effluent Cooler
Trim Cooler
Phase Separator
Absorption Column
Splitter Acetone Column
Acetone Reboiler
P-1102 E-1105 V-1103 P-1103 E-1106 V-1104 E-1107 V-1105 P-1104 E-1108 E-1109IPA Column Pump
Acetone Overhead Condenser
Acetone Reflux Drum
Acetone Reflux Pump
Aceton Cooler
Aceton Drum
IPA Overhead Condenser
IPA Reflux Drum
IPA Reflux Pump
IPA Reboiler
Waste Water Cooler
Process Water
Isopropyl Alcohol
Rich Hydrogen
Acetone
Waste Water
Rich IPA
Tabel Laju Aliran pada Proses Pembuatan Aseton
No. Aliran 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Temperatur (oC) 25 25,06 101 350 100 20 20 20 25
Tekanan (KPa) 101,3 220 220 216,8 211,8 206,8 206,8 206,8 200
Fraksi Uap 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 0,4465 1,0 0,0 0,0
Laju Alir Massa (kg/jam) 2400 2400 2400 2400 2400 2400 285,4 2115 360
Laju Alir Molar (kmol/jam) 51,13 51,13 51,13 85,25 85,25 85,25 38,07 47,18 19,98
Laju Alir Molar Tiap Komponen (kmol/jam)
Isopropil Alkohol 35,1440 35,1440 35,1440 1,0236 1,0236 1,0236 0,0362 0,9873 0,0000
Hidrogen 0,0000 0,0000 0,0000 34,1200 34,1200 34,1200 34,1060 0,0142 0,0000
Air 15,9870 15,9870 15,9870 15,9870 15,9870 15,9870 0,3378 15,6940 19,9830
Aseton 0,0000 0,0000 0,0000 34,1200 34,1200 34,1200 3,5875 30,5330 0,0000
(berlanjut )
Tabel Laju Aliran pada Proses Pembuatan Aseton (lanjutan)
No. Aliran 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Temperatur (oC) 34,94 26,33 21,55 21,57 -250,3 21,58 94,28 61,42 30,00
Tekanan (KPa) 200 200 200 200 200 130 120 120 37,34
Fraksi Uap 1,0 0,0 0,0 0,0 1,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Laju Alir Massa (kg/jam) 202,8 442,5 2557 2557 0,03033 2557 656,9 1900 1900
Laju Alir Molar (kmol/jam) 37,12 20,93 68,11 68,10 0,0150 68,09 34,47 33,63 33,63
Laju Alir Molar Tiap Komponen (kmol/jam)
Isopropil Alkohol 0,0001 0,0352 1,0026 1,0026 0,0000 1,0225 0,7095 0,3130 0,3130
Hidrogen 34,1050 0,00008 0,0150 0,0000 0,0150 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
Air 1,0221 19,2990 34,9480 34,9480 0,0000 34,9410 33,6030 1,3381 1,3381
Aseton 1,9907 1,5968 32,1300 32,1300 0,0000 32,1290 0,1537 31,9750 31,9750
(berlanjut )
Tabel Laju Aliran pada Proses Pembuatan Aseton (lanjutan)
No. Aliran 19 20 21 22
Temperatur (oC) 94,29 74,85 104,8 25
Tekanan (KPa) 130 110 120 110
Fraksi Uap 0,0 0,0 0,0 0,0
Laju Alir Massa (kg/jam) 656,9 58 598,9 598,9
Laju Alir Molar (kmol/jam) 34,47 1,224 33,24 33,24
Laju Alir Molar Tiap Komponen (kmol/jam)
Isopropil Alkohol 0,7095 0,7080 0,0015 0,0015
Hidrogen 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
Air 33,6030 0,3624 33,2400 33,2400
Aseton 0,1537 0,1537 0,000001 0,000001
Tabel Peralatan Proses pada Pembuatan Aseton
Peralatan P-1101 P-1102 V-1101 V-1102 V-1103
Power (kW) 0,1344 0,002615 0 0 0
Efisiensi (%) 75 75 0 0 0
Jenis Sentrifugal/Elektrik Sentrifugal/Elektrik 0 0 0
Temperature Masuk (oC) 25 94,28 0 0 0
Tekanan Masuk (KPa) 101,3 120 0 0 0
Tekanan Keluar (KPa) 220 130 0 0 0
Diameter (m) 0 0 0,8 0,75 0,83
Panjang (m) 0 0 2,4 2,25 2,5
Orientasi Internal 0 0 Horizontal Vertical Horizontal
Tekanan (KPa) 0 0 0 206,8 0,2
(berlanjut)
Tabel Peralatan Proses pada Pembuatan Aseton
Peralatan V-1104 V-1105 T-1101 T-1102 T-1103
Diameter (m) 0,93 0,8 1,5 1,193 1,5
Panjang (m) 2,8 2,4 0,5 - -
Orientasi Internal Horizontal Horizontal Vertical Vertical Vertical
Internal Type - - Sieve Sieve Sieve
Tray/Pack Space (m) - - - 0,55 0,55
Tray/Pack Volume (m3) - - - 0,972 0,972
Weir Height (m) - - 1 - -
Weir Length (m) - - 1,2 - -
Tekanan (KPa) - - 1,0 0,4 0,4
Jenis - - - - -
Duty (KJ/jam) - - - - -
Area Radiant (m2) - - - - -
Area Konvektif (m3) - - - - -
Tube Pressure (KPa) - - - - -
(berlanjut)
Tabel Peralatan Proses pada Pembuatan Aseton
Peralatan E-1101 E-1102 E-1103 E-1106 E-1109
JenisFloat. Head
Vaporizer
Float. Head Partial
Condensor
Float. Head Partial
Condensor
Float. Head Partial
Condensor
Float. Head Partial
Condensor
Duty (MJ/jam) 2605 1335 2029 133,3 201,1
Number of Zones 1 1 1 1 1
Volume (m3) 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1
Overall Delta P (KPa) 0 5 5 82,66 10
Overall (KPa.kg/m3) 27,72 1084 840 7,817 6,299
(berlanjut)
Tabel Peralatan Proses pada Pembuatan Aseton
Peralatan R-1101
Orientasi Internal Vertical
Volume (m3) 100
Panjang (m) 8,5
Diameter (m) 1,85
Jumlah Tube 4
Ketebalan Dinding (m) 0,005
Tube Packing
Void Fraction
Void Volume (m3)
0,4
40
Integration Information
Number of Segments
Minimum Step Fraction
Minimum Step Length
20
0,000001
0,0000085
DESKRIPSI SINGKAT PADA PERANCANGAN PROSES
Umpan azeotropik dengan komposisi isopropil alkohol (IPA) 88%wt dan sisanya air
berada pada kondisi STP (temperatur 25oC, tekanan 1 atm) dimasukkan ke dalam reaktor. Laju
alir massa IPA yang diumpankan adalah 2400 kg/jam Sebelum masuk ke dalam reaktor,
dilakukan penaikkan tekanan terlebih dahulu dengan menggunakan pompa. Tekanan dinaikkan
agar dapat mengatasi hilang tekan dan menyediakan tekanan optimum yang dibutuhkan untuk
reaksi. Selanjutnya, umpan dipanaskan dengan heater sehingga terjadi evaporasi yang
menghasilkan steam tekanan tinggi. Proses dehidrogenasi berlangsung dalam fasa gas, maka dari
itu umpan harus diubah dalam bentuk vapor. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi endotermik
sehingga pada reaktor harus disediakan pemanas. Berikut reaksi yang terjadi di dalam reaktor :
C3H8O + 66,5 kJmol (pada 372oC) C3H6O +H2
Berdasarkan literatur, reaksi dehidrogenasi IPA pada temperatur 400-600oC, tekanan 1,5-
3 atm akan menghasilkan konversi aseton sebesar 75-98%. Pada simulasi ini, reaksi berlangsung
pada temperatur 350oC dan tekanan 220 kPa. Reaktor yang digunakan adalah plug flow reactor
(PFR). Alasan digunakan reaktor ini karena reaktor PFR dapat menangani katalis padat dan
sesuai dengan kriteria kinetika reaksi. Reaktor yang digunakan memiliki volume 100 m3. Panas
yang dibutuhkan dalam reaksi ini adalah 32320 MJ/jam. Berdasarkan literatur, biasanya panas ini
diperoleh dari furnace melalui aliran lelehan garam. Katalis yang digunakan biasanya berupa
ZnO.
Aliran keluaran reaktor menghasilkan konversi 97%. Aliran keluaran reaktor kemudian
didinginkan dengan menggunakan 2 kondensor yang dipasang seri. Proses pendinginan
dimaksudkan agar komponen volatil dapat dipisahkan. Aliran produk didinginkan hingga
temperatur 20oC.
Aliran keluaran kondensor lalu masuk ke dalam separator untuk dilakukan pemisahan
antara komponen volatil dan non volatil. Aliran komponen volatil kemudian diabsorpsi dengan
menggunakan air untuk mendapatkan aseton dan menghilangkan kandungan hidrogen. Tahapan
proses absopsi dilakukan sebanyak 10 tahap dan umpan masuk pada tahap ke 6. Proses absorpsi
ini menghasilkan aseton dengan laju alir mol 1,5962 kmol/jam. Pada aliran produk dari proses
absorpsi ini masih mengandung hidroge dengan laju 0,0008 kmol/jam.
Aliran keluaran hasil absorpsi kemudian digabung dengan aliran non volatil dengan
menggunakan mixer. Selanjutnya dilakukan proses penghilangan kandungan hidrogen pada
aliran secara keseluruhan dengan menggunakan splitter. Pemisahan hidrogen dilakukan karena
hidrogen pada tekanan rendah dapat menyebabkan coking dan akan terjadi kesulitan dalam
pemisahan pada unit distilasi. Pada aliran keluaran splitter dihasilkan aliran yang hanya terdiri
dari komponen aseton, IPA, dan air.
Untuk menghasilkan aseton, dilakukan proses distilasi. Proses distilasi dilakukan dengan
tahapan sebanyak 15 tahap. Umpan dimasukkan pada tahap ke 10. Proses distilasi dilakukan
pada tekanan 130 KPa. Pada proses distilasi ini dihasilkan aseton yang masih mengandung
sedikit air dan IPA. Aseton dihasilkan dengan kemurnian 95,10%. Laju alir aseton yang
dihasilkan sebesar 31,974 kmol/jam (1857,1 kg/jam). Produk aseton selanjutnya didinginkan
hingga temperaturnya mencapai 30oC dengan tujuan agar dapat memudahkan dalam
penyimpanan produk. Aseton selanjutnya disimpan dalam tangki penampung.
Pada aliran bawah proses distilasi terlihat mengandung sedikit aseton dan IPA dengan
kandungan air yang sangat banyak. Sehingga apabila dilakukan proses pemurnian aseton ataupun
IPA akan dibutuhkan energi yang sangat besar dengan keuntungan yang kecil. Namun pada
simulasi kali ini, dilakukan percobaan pemurnian IPA pada distilasi kedua. Pada proses distilasi
kedua ini dibutuhkan proses distilasi dengan tahapan sebanyak 24 tahap dimana umpan
dimasukkan pada tahap ke 20. Proses distilasi dilakukan pada tekanan 130 KPa. Hasil akhir
proses distilasi kedua ini menghasilkan aliran distilat yang terdiri dari IPA dengan laju 0,7058
kmol/jam, aseton 0,1545 kmol/jam dan air 0,36681 kmol/jam. Sedangkan aliran bawah berupa
air murni dengan temperatur yang cukup tinggi, yaitu 104,8oC. aliran buangan ini kemudian
didinginkan hingga temperatur 25oC sebelum air tersebut dibuang atau digunakan kembali dalam
proses.
Pada simulasi selanjutnya, aliran distilat pada proses distilasi dapat dimanfaatkan untuk
kebutuhan lain atau mungkin dapat dikembalikan pada aliran umpan agar dapat meminimalisasi
limbah. Sedangkan panas yang dihasilkan pada aliran bawah yang berupa air dapat digunakan
sebagai sumber panas pada aliran proses yang lainnya atau bila air didinginkan, air tersebut
dapaat digunakan kembali pada proses aborpsi untuk mengabsorp aseton.
Dari simulasi ini dapat diperoleh aseton sebesar 31,974 kmol/jam (1857,1 kg/jam). Jadi
dari umpan awal dihasilkan aseton dengan efisiensi 77,38%.
BAB IV
KESIMPULAN
LAMPIRAN
SIMULASI DEHIDROGENASI IPA DENGAN HYSYS
Aliran proses keseluruhan
Kondisi proses terdiri dari :
1. Kondisi umpan
2. Kondisi pompa dan aliran yang terlibat
3. Kondisi reaktor beserta alirannya
4. Kondisi pendingin pertama
5. Kondisi pendingin kedua
6. Kondisi separator
7. Kondisi absorpsi
8. Kondisi mixer
9. Kondisi splitter
10. Kondisi pada distilasi pertama
11. Kondisi pada cooler untuk aliran produk aseton
12. Kondisi pada pompa aliran bawah destilasi pertama
13. Kondisi pada distilasi kedua
14. Kondisi pada pendingin untuk aliran bottom di distilasi kedua