proses masuk dan perkembangan islam di indonesia
TRANSCRIPT
-
5/27/2018 Proses Masuk Dan Perkembangan Islam Di Indonesia
Proses Masuk dan Perkembangan Islam di Indonesia
Masuknya Islam ke Indonesia
Agama Islam berasal dari tanah Arab dan dari tanah Arab berkembanglah
agama Islam kemana-mana, diantaranya ke Gujarat (India) dan Persia.
Demikian pula berangsur-angsur meluas kearah timur hingga Semenanjung
Malaka.
Mengenai masuknya Islam ke Indonesia tidak diketahui secara pasti. Berikut
beberapa sumber sejarah yang menjadi bukti masuknya Islam ke Indonesia.
Perkampungan Islam yang terdapat disekitar Selat Malaka pada abad ke-7 dan
ke-8
Batu bersurat pada sebuah makam seorang wanita muslim di Leran Gersik Jawa
TImur, atas nama Fatimah binti Ma'imun, berangka tahun 475 H (1082 M)
http://4.bp.blogspot.com/-KUowOu71dao/T_BhCVtXJvI/AAAAAAAABpI/ZI4Ueu-kg0I/s1600/sejarah+agama+islam.jpg -
5/27/2018 Proses Masuk Dan Perkembangan Islam Di Indonesia
Catatan kisah perjalanan Marcopollo (Musafir Venesia) yang singgah di Perlak
Aceh Utara tahun 1292 M
Batu nisan makam Sultan Malik al-Saleh, raja Samodra Pasai yang berangka
tahun 1345 M
Pembawa Islam ke Indonesia
Pembawa Islam ke Indonesia terutama para pedagang dari Gujarat (India), Arab
dan Persia. Sedangkan pusat perdagangan yang berperan penting dalam
penyebaran Islam ke Indonesia ialah bandar (pelabuhan) Malaka.
Sejak abad ke-15 kota Malaka tumbuh sebagai pusat perdagangan dan pusat
penyebaran Islam di Asia Tenggara.
Sementara itu proses perkembangan agama Islam di Indonesia semakin cepatmeluas setelah Malaka direbut Portugis pada tahun 1511 seperti yang ditulis
Tome Pires dalam karyanya Suma Oriental.
Semakin lama semakin banyak pedagang asing yang melewati perairan
Nusantara. Pelayaran di Indonesia semakin ramai sehingga tumbuh badar-
bandar dibeberapa pulau di Indonesia, misalnya di Aceh, Palembang, Cirebon,
Jepara, Tuban, Banjarmasin, Ternate dan Tidore. Semakin banyak bandar di
Indonesia, perkembangan Islam ditanah air semakin lancar.
Faktor Pendukung Islam Cepat Berkembang di Indonesia
Beberapa hal menyebabkan agama Islam terus berkembang pesat di Indonesia
diantaranya sebagai berikut:
1. Adanya perkawinan antara pedagang Arab, Persia, dan Gujarat dengan
penduduk Indonesia.
2. Adanya sistem pendidikan pondok pesantren3. Gigihnya para da'i atau mubaligh dalam menyebarluaskan Islam
4. Metode penyampaiannya mengena dihati masyarakat, sebab disesuikan
dengan latar belakang kebudayaan yang dimiliki, misalnya:
a. Wayang kulitb. seni bangunan, danc. seni karawitan/seni gameland. Ajaran sederhana, mudah dimengeri dan diterima. Syarat
memeluk Islam mudah, yaitu dengan mengucapkan Kalimat
-
5/27/2018 Proses Masuk Dan Perkembangan Islam Di Indonesia
Syahadat. Didalam agama Islam tidak mengenal sistem kasta.
Upacara keagamaan cukup sederhana, tidak memerlukan
banyak biaya. Seiring surutnya kerajaan Sriwijaya dan
Majapahit memungkinkan tersebarnya agama Islam.
Saluran Penyebaran Agama Islam di Indonesia
Melalui Perdagangan Melalui Perkawinan Melalui Pendidikan (Pondok Pesantren)
Melalui Dakwah Melalui akulturasi maupun asimilasi kebudayaan
Penerima Agama Islam di Indonesia
Para Bangsawan dan raja-raja didaerah pantai Para Pedagang Masyarakat Luas
http://campusnancy.blogspot.com/2012/07/proses-masuk-dan-perkembangan-
islam-di.html
Sejarah Masuk dan Perkembangan Islam Di Indonesia
KARAKTERISTIK MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA
Masuknya pengaruh agama dan kebudayaan Islam di Indonesia memiliki latar
berlakang yang sama dengan agama Hindu-Budha, yaitu melalui jalur
perdagangan dengan pedagang Arab, India dan Cina yang terlebih dahulu telah
memeluk agama Islam.
Agama Islam diperkenalkan dan disebarluaskan dengan cara yang damai, tidak
melalui peperangan atau pemaksaan. Peranan wali dari penduduk asli Indonesia
turut serta dalam penyebaran agama Islam, yang menjadi menarik perhatian
masyarakat adlah mereka tidak membuat dirinya menjadi berbeda denganlainnya. Penggunaan pakaian dan pendekatan bahasa adalah cara yang efektif,
http://campusnancy.blogspot.com/2012/07/proses-masuk-dan-perkembangan-islam-di.htmlhttp://campusnancy.blogspot.com/2012/07/proses-masuk-dan-perkembangan-islam-di.htmlhttp://campusnancy.blogspot.com/2012/07/proses-masuk-dan-perkembangan-islam-di.htmlhttp://campusnancy.blogspot.com/2012/07/proses-masuk-dan-perkembangan-islam-di.htmlhttp://campusnancy.blogspot.com/2012/07/proses-masuk-dan-perkembangan-islam-di.html -
5/27/2018 Proses Masuk Dan Perkembangan Islam Di Indonesia
diperkenalkannya unsur-unsur kesenian menambah khasanah kebudayaan
Indonesia
PROSES MASUKNYA AGAMA ISLAM
Rute perdagangan melalui laut yang sering dipakai dalam oleh bangsa Indonesia
dan bangsa-bangsa lainnya adalah Selat Malaka, Laut Cina Selatan, Samudera
Indonesia, Teluk Persia, Laut Merah, Laut Hitam, sampai Laut Tengah.
Sejak abad ke 7, sistem perdagangan Islam sudah terasa lebih maju dari bangsa-
bangsa lainnya. Hal ini ditandai dengan :
1. Munculnya sistem perdagangan bebas, yaitu jual beli barang tanpa batas
syarat.
2. Menggunakan perdagangan saham, bagi bangsawan bisa memberikan modal
kepada suatu perusahaan dagang dengan membeli saham.
3. Banyaknya pelabuhan-pelabuhan yang dikuasai oleh pedagang Islam.
Sejarah Masuk dan Perkembangan Islam Di Indonesia
SUMBER BUKTI MASUKNYA ISLAM KE INDONESIA :
a. Catatan Pedagang Arab
Berdasarkan catatan dari Ibnu Hordadzbeth (844-848), Sulayman (902), Ibnu
Rosteh (903), Abu Zayid (916) dan Masudi (955) menyebutkan bahwa
Kerajaan Sriwijaya melakukan perdagangan dengan kerajaan Oman dengan
menjual kayu, timah, gading, rempah-rempah, merica, pala dan lain-lain. Ini
terjadi pada tahun 7 saat Sriwijaya dipimpin oleh Raja Zabaq.
b. Catatan Ibnu Batuta
Ibnu Batuta mendapat tugas untuk melakukan pelayaran ke Cina atas perintah
Moh. Ibn Tuglag dari India. Ia mengemukakan bahwa di Indonesia sudah
menggunakan nama-nama yang bernuansa Arab, yakni Syekh dan Malik.
c. Catatan Marcopolo
Saat perjalanan pulang Marcopolo dari Cina dan singgah di Perlak sudah
melihat adanya kerajaan Islam di Tumasik dan Samudera Pasai. Kedua kerajaan
tersebut menguasai Selat Malaka dan melakukan hubungan dagang ke Gujaratdan Benggala
-
5/27/2018 Proses Masuk Dan Perkembangan Islam Di Indonesia
d. Catatan Ma Huan
Pada tahun 1400 M, Ma Huan adalah seorang penulis muslim asal Cina ikut
serta bersama Laksamana Cheng-Ho yang juga Muslim melakukan eskpedisi ke
tanah Jawa. Catatannya yang ditulis dalam buku Yingyai Seng-lan, menuturkanbahwa orang Cina yang bermukim di Jawa berasal dari Kanto, Zhangzhou, dan
Quanzhou, kebanyakan dari mereka telah masuk Islam dan mentaati agama.
e. Catatan Tome Pires
Dalam catatan orang Portugis yang bernama Tome Pires menyebutkan bahwa
pada awal abad XVI kerajaan-kerajaan di Sumatera telah menganut ajaran Islam,
di Tuban dan Gresik sudah terdapat keturunan ketiga para pengusaha-pengusaha
beragama Islam.
f. Batu Nisan
Ditemukannya batu nisan yang memiliki corak bernuansa Islam, antara lain:
1. Makam Fatimah binti Maimun, diperkirakan meninggal pada tahun 1025.
2. Makam Sultan Malik al-Saleh, meninggal tahun 1297.
3. Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim, meninggal tahun 1419
WALI SONGO :
1. Maulana Malik Ibrahim atau Maulana Maghribi, menyebarkan agama Islam
di Gresik dengan menggunakan pendekatan pergaulan.
2. Sunan Ampel, menyebarkan agama Islam di Surabaya.
3. Sunan Bonang putra Sunan Ampel, menyebarkan Islam di Tuban.Sunan
Drajat putra ketiga Sunan Ampel, menyebarkan Islam di Sedayu (Surabaya).
4. Sunan Giri (Raden Paku) murid Sunan Ampel, menyebarkan Islam di Gresik
5. Sunan Muria, menyebarkan Islam di daerah pedalaman Kudus.
6. Sunan Kudus (Udung), menyebarkan Islam di Kudus.
7. Sunan Kalijaga (Joko Said), menyebarkan Islam di Kadilangu
(Demak).Sunan
-
5/27/2018 Proses Masuk Dan Perkembangan Islam Di Indonesia
8. Gunung Jati (Fatahillah), menyebarkan Islam di Cirebon
PENGARUH DAN PENINGGALAN BUDAYA WALI SONGO
Raden Fatah sewaktu menjadi raja Demak tidak memakaipakaian adat Arab,
tetapi memakai kuluk, jamang dan sumping.
Cerita wayang lebih bervariasi, diambil cerita-cerita rakyat dan cerita dari
kitab Mahabarata dan Ramayana. Bentuk wayang yang semula boneka
dimodifikasi menjadi pipih terbuat dari kulit.
Menara Mesjid Kudus mirip dengan candi dengan bentuk atap menyerupai
pura.
Sunan Giri menciptakan lagu-lagu bernuansa Islam, seperti Ilir-ilir dan
Jamuran
AKULTURASI BUDAYA HINDU-BUDDHA DENGAN SILAM
UPACARA ADAT
Pada tahun 1284 Saka atau 1362 M, raja Hayam Wuruk melakukan acara srada
untuk memperingati wafatnya Rajapatni. Tradisi penghormatan terhadap roh
nenek moyang terasa masih sangat kental, walaupun sudah masuk agama
Hindu-Budha. Di saat masuknya agama Islam, upacara seperti ini tidak hilang
malah dibumbui dengan unsur-unsur Islam.
SENI BANGUNAN
Arsitektur bangunan mesjid dibuat secara khusus untuk membedakan denganbangunan lainnya. Biasanya atap mesjid dibuat bertingkat, denah persegi
panjang, memiliki serambi depan atau samping, dikelilingi benteng dan gerbang
berbentuk gapura. Contoh-contoh mesjid seperti ini dapat dijumpai pada Mesjid
Marunda, Mesjid Agung Demak, Mesjid Agung Banten, dan Mesjid Agung
Cirebon.
SENI SASTRA
Sastra karya Hamzah Fanshuri merupakan contoh hasil akulturasi kebudayaanIslam dengan Budha, seperti terlihat dalam karyanya yang berjudul Syair
-
5/27/2018 Proses Masuk Dan Perkembangan Islam Di Indonesia
Perahu yang mengibaratkan hidup manusia di dunia bagaikan mengarungi
lautan, dan Syait Si Burung Pingai yang menggambarkan jiwa manusia sama
seperti burung yang sama seperti dzat Tuhan
Sejarah Masuk dan Perkembangan Islam Di Indonesia
1. SAMUDRA PASAI
Orang Gujarat, Persia dan Arab yang berdagang dan menetap di muara Sungai
Perlak dan muara Sungai Pasai mendirikan sebuah kesultanan. Dinasti Fatimiah
runtuh tahun 1268 dan digantikan oleh dinasti Mamaluk yang beraliran Syafii,
mereka menumpas orang-orang Syiah di Mesir, begitupula di pantai Timur
Sumatera.
Utusan dinastri Mamaluk yang bernama Syekh Ismail mengangkat Marah Silu
menjadi sultan di Pasai, dengan gelar Sultan Malikul Saleh. Marah Silu yang
semula menganut aliran Syiah berubah menjadi aliran Syafii.
Sultan Malikul Shaleh digantikan oleh putranya yang bernama Sultan Malikul
Thahir, putra keduanya yang bernama Sultan Malikul Mansur memisahkan diri
dan kembali menganut aliran Syiah.
Saat Majapahit melakukan imperium ke seluruh Nusantara, kesultanan di
Pasai tunduk dan berada di bawah kekuasaan Majapahit.
Nama-nama sultan pengganti Sultan Malikul Saleh yang pernah berkuasa di
Samudera Pasai adalah
1) Sultan Muhammad yang bergelar Sultan Malikul Tahir (1297-1363).
2) Sultan Ahmad yang bergelar Sultan Malik Az-Zahir (1326-1348).
3) Sultan Zainal Abidin (1348-1383)
Sumber-sumber yang menyatakan keberadaan kesultanan di Pasai didapat dari
catatan Ibnu Batuta saat ekspedisi dari India ke Cina tahun 1345 dan catatan
Marcopolo dari Venesia tahun 1292.
2. KERAJAAN MALAKA
-
5/27/2018 Proses Masuk Dan Perkembangan Islam Di Indonesia
Didirikan oleh Paramisora, pangeran Majapahit yang melarikan diri ke
Tumasik setelah terjadi Perang Paregreg (1401-1406). Pelariannya ke Tumasik
(Singapura) dilanjutkan ke Semenanjung Malaka.
Paramisora membuat pelabuhan sebagai tempat singgah para pedagang dariluar negeri maupun dalam negeri.
Paramisora mengganti agama lamanya denganagama Islam dan berganti nama
menjadi Sultan Iskandar Syah.
Kesultanan berikutnya adalah Muhammad Iskandar Syah (1414-1424) yang
menikah dengan putri dari Pasai.
Sultan Mudzafat Syah menggantikan Muhammad Iskandar Syah melalui
kudeta, selanjutnya kesultanan dilanjutkan Sultan Mansur Syah (1458-1477),
Sultan Mahmud Syah (1488-1511).
Tahun 1511 saat Kerajaan Malaka dipimpin Sultan Mahmud Syah, terjadi
penyerbuan oleh bangsa Portugis yang dipimpin oleh Alfonso dAlburquerque.
Sultan Mahmud Syah melarikan diri ke Johor dan mendirikan kerajaan Johor
Masalah perpajakan diurus seorang tumenggung yang menguasai wilayah
tertentu, urusan perdagangan laut diurus oleh syahbandar dan urusan perkapalandiurus oleh laksamana.
3. KERAJAAN ACEH
Kerajaan Aceh didirikan Sultan Ali Mughayat Syah pada tahun 1530
Tahun 1564 Kerajaan Aceh di bawah pimpinan Sultan Alaudin al-Kahar
(1537-1568).
Pada masa kerajaan Aceh dipimpin oleh Alaudin Riayat Syah datang pasukan
Belanda yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman untuk meminta ijin
berdagang di Aceh.
Penggantinya adalah Sultan Ali Riayat dengan panggilan Sultan Muda, ia
berkuasa dari tahun 1604-1607. Portugis melakukan penyerangan tapi usaha ini
tidak berhasil.
-
5/27/2018 Proses Masuk Dan Perkembangan Islam Di Indonesia
Setelah Sultan Muda digantikan oleh Sultan Iskandar Muda dari tahun 1607-
1636, kerajaan Aceh mengalami kejayaan dalam perdagangan. Banyak terjadi
penaklukan di wilayah yang berdekatan dengan Aceh seperti Deli (1612),
Bintan (1614), Kampar, Pariaman, Minangkabau, Perak, Pahang dan Kedah
(1615-1619).
Gejala kemunduran Kerajaan Aceh muncul saat Sultan Iskandar Muda
digantikan oleh Sultan Iskandar Thani (1637-1642). Pada masa ini terjadi
pertikaian antara golongan bangsawan (Teuku) dengan golongan agama
(Teungku), sedangkan golongan agama sendiri tidak pernah bersatu karena
terdapat dua aliran yang berbeda, Syiah dan Sunni.
4. KERAJAAN DEMAK
Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Fatah. Yaitu keturunan Raja Brawijaya
V yang menikah dengan putri Cina. Ketika Majapahit masih berkuasa walaupun
dalam keadaan lemah, Raden Fatah diangkat menjadi bupati di Bintoro
(Demak) dengan gelar Sultan Alam Akbar al Fatah. Tahun 1500 Demak
menyerang Majapahit dan memindahkan pusat pemerintahan di Demak.
Setelah Raden Fatah wafat, Demak diserahkan kepada Cu-cu atauSumangsang, Selanjutnya Demak diperintah oleh Dipati Unus dari tahun 1507.
Tahun 1513 Demak memimpin pasukan yang dipimpin oleh Dipati Unus
melakukan usaha merebut Selat Malaka dari Portugis. Karena kejadian itu,
Dipati Unus dikenal dengan panggilan Pangeran Sabrang Lor atau Pangeran
yang menyeberang ke Utara.
Sultan Trenggana menggantikan saudaranya Dipati Unus dari tahun 1521-
1546. Sultan Trenggana memperluas wilayah kekuasaan Demak ke Madiun(1529), Blora (1530), Surabaya (1531), Pasuruan (1535), Lamongan, Blitar,
Wirasaba (1535), Kediri (1539), dan Blambangan (1546). Usaha Demak
memperluas wilayah dilanjutkan ke Banten, Cirebon dan Jayakarta pada tahun
1525 dibawah pimpinan Fatahillah.
Wafatnya Sultan Trenggana saat penaklukan Blambangan menimbulkan
konflik keluarga yang ingin menguasai tahta kerajaan Demak. Adiknya yang
bernama Pangeran Seda ing Lepen menjadi raja Demak, namun tidakberlangsung lama dan digantikan oleh Pangeran Prawata putra Sultan
-
5/27/2018 Proses Masuk Dan Perkembangan Islam Di Indonesia
Trenggana. Namun Arya Penangsang putra Pangeran Seda ing Lepen sama-
sama menginginkan tahta kerajaan Demak.
Sejarah Masuk dan Perkembangan Islam Di Indonesia
5. KERAJAAN BANTEN
Untuk mengurangi pengaruh Portugis di Nusantara, Fatahillah membuat
kerajaan Banten sebagai kerajaan bawahan Demak. Fatahillah melanjutkan
penaklukannya ke Cirebon, dan kekuasaan Banten diserahkan kepada puteranya
yang bernama Hasannudin.
Pada tahun 1522 Banten memutuskan untuk melepaskan diri. Dengan
demikian, Hasanuddin adalah pendiri dan peletak cikal-bakal kerajaan Banten.
Hasanuddin dinikahkan dengan putri Sultran Trenggono
Hasanuddin memiliki dua putera yaitu Maulana Yusuf dan Pangeran Jepara.
Pangeran Jepara menikah dengan putri penguasa Jepara, Ratu Kali Nyamat dan
menjadi pengganti penguasa Jepara.
Pada tahun 1570 Banten diperintah Maulana Yusuf. Ia melakukan penaklukan
ke kerajaan Pajajaran yang masih beragama Hindu.
Setelah Maulana Yusuf wafat tahun 1580, kekuasaan diberikan kepadaMaulana Muhammad. Proses peralihan kekuasaan ini mendapat tentangan dari
Pangeran Jepara. Usaha Pangeran Jepara untuk menguasai Banten dilakukan
dengan penyerangan, namun gagal karena Maulana Yusuf dibantu oleh para
ulama.
Tahun 1651-1682, Banten mengalami kejayaan saat diperitah oleh Sultan
Ageng Tirtayasa. Ia sangat keras terhadap Belanda. Anehnya, Sultan Haji (putra
Sultan Ageng Tirtayasa) tidak menyetujui dan malah bersekutu dengan Belanda.
6. KERAJAAN MATARAM
Jaka Tingkir menantu Pangeran Trenggono memindahkan pusat pemerintahan
dari Demak ke Pajang, dan kemudian mendirikan kerajaan Pajang dan menjadi
raja pertama di Pajang dengan gelar Hadiwijaya.
Jaka Tingkir melakukan penaklukan terhadap kerajaan-kerajaan kecil di JawaTimur. Ia memberikan hadiah kepada dua orang yang telah berjasa selama
-
5/27/2018 Proses Masuk Dan Perkembangan Islam Di Indonesia
penaklukan, mereka adalah Ki Ageng Pamanahan yang ditempatkan di Mataram
dan Ki Ageng Panjawi yang ditempatkan di Panjawi.
Pada tahun 1578 didirikan keraton oleh Pamanahan di Plered sebagai ibukota
wilayah Mataram. Setelah Pamanahan, kekuasaan wilayah dilanjutkan olehanaknya yang bernama Senapati. Kelak, Senapati yang menjadi peletak cikal-
bakal kerajaan Mataram.
Pada tahun 1613-1645, Sultan Agung membawa Kerajaan Mataram ke dalam
masa kejayaan.
Amangkurat I putera dari Sultan Agung melakukan kerjasama dengan Belanda
untuk dapat mengatasi pemberontakan-pemberontakan di daerah. Belanda
berkeinginan untuk menguasai tanah Jawa yang subur dengan memecahMataram menjadi beberapa kerajaan kecil dan memaksa untuk dilakukan
Perjanjian Giyanti (1755). Isi dari Perjanjian Giyanti adalah membagi kerajaan
Mataram menjadi dua wilayah kekuasaan, yaitu Kesultanan Yogyakarta dengan
Mangkubumi sebagai raja dengan gelar Sultan Hamengkubuwono I, dan
Kasunanan Surakarta dengan raja Susuhunan Pakubuwono III.
Tahun 1813, oleh Belanda wilayah Mataram dibagi menjadi 4 bag ian yaitu
Yogyakarta, Surakarta, Pakualaman dan Mangkunegaran.
7. KERAJAAN GOA TALLO
Goa dan Tallo merupakan kerajaan kembar, pada tahun 1603 Goa menjadi
kerajaan Islam Daeng Manrabia masuk Islam dan bergelar Alauddin, Tallo
menjadi kerajaan Islam saat Kraeng Matoaya masuk Islam dan bergelar Sultan
Abdullah. Wilayahnya meliputi sebagian besar Sulawesi dan bagian timur Nusa
Tenggara.
Setelah Alaudin meninggal, tahta diserahkan kepada Hasanuddin (1654-1660).
Usaha ayahnya menentang Belanda dilanjutkan, bahkan kegigihannya sangat
merepotkan. Oleh karena itu Hasanuddin dikenal dengan ayam jantan dari
timur. Penguasa Makassar selanjutnya adalah Mapasomba, putra Hasanuddin.
Bone merupakan wilayah kekuasaan Makassar yang dipimpin oleh Aru Palaka
menawarkan kerjasama untuk membantu Belanda. Tahun 1667, Belanda dapat
-
5/27/2018 Proses Masuk Dan Perkembangan Islam Di Indonesia
menghancurkan Makassar dan memaksa dilakukan Perjanjian Bongaya, yang
isinya antara lain
1) Pengakuan hak monopoli Belanda.
2) Belanda dapat mendirikan benteng-benteng pertahanan di Makassar.
3) Makassar melepaskan daerah-daerah kekuasaan.
4) Aru Palaka diakui sebagai Raja Bone
8. KERAJAAN TERNATE DAN TIDORE
Di pulau Maluku terdapat empat kerajaan besar, yaitu Jailolo, Bacan, Ternatedan Tidore. Ternate dan Tidore merupakan kerajaan besar yang menguasai
persaingan perdagangan dibandingkan dengan lainnya. Dalam persaingannya
Ternate membentuk Uli lima (persekutuan lima) yang terdiri dari Bacan, Obi,
Seram dan Ambon, sedangkan Tidore membentuk Uli siwa (persekutuan
sembilan) yang terdiri dari Jailolo, Makian, dan pulau-pulau kecil di Maluku
sampai Irian.
Portugis bersekutu dengan Ternate dan Spanyol bersekutu dengan Tidore.Dengan perjanjian Saragosa Spanyol menguasai Filipina dan Portugis
menguasai Maluku.
Sultan Tabariji dari Ternate ditangkap tanpa alasan jelas dan dibuang ke Goa.
Melihat kejadian tersebut Sultan Hairun sebagai penguasa kerajaan Ternate
secara terang-terangan menentang hak monopoli Portugis di Maluku, dengan
tipu muslihat Sultan Hairun dibunuh oleh bangsanya sendiri.
Tahun 1570 Sultan Baabulah berhasil mengusir Portugis dari tanah Ternate.Akhirnya Portugis keluar dari Maluku dan tinggal di daerah Timor Timur.
Sejarah Perkembangan Islam Di Indonesia A. Kedatangan dan Penyebaran
Islam di Indonesia
-
5/27/2018 Proses Masuk Dan Perkembangan Islam Di Indonesia
Pada abad ke-1 hingga ke-7 M, pelabuhan-pelabuhan penting di Sumatra dan
Jawa sering disinggahi pedagang asing, seperti Pelabuhan Lamuri (Aceh), Barus
dan Palembang di Sumatra serta Pelabuhan Sunda Kelapa dan Gresik di Jawa.
Cikal bakal keberadaan Islam di Nusantara telah dirintis pada periode abad ke-1
hingga ke-5 H atau abad ke-7 hingga ke-8 M. Pada periode ini, para pedagang
dan mubalig membentuk komunitas Islam. Para mubalig memperkenalkan dan
mengajarkan Islam kepada penduduk setempat tentang Islam. Ajaran-ajaran
Islam tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Islam mengajarkan toleransi terhadap sesama manusia, saling menghormati
dan tolong menolong.
2. Islam mengajarkan bahwa dihadapan Allah, derajat semua manusia sama,
kecuali takwanya.
3. Islam mengajarkan bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa, Maha
Pengasih dan Penyayang, dan mengharamkan manusia saling berselisih,
bermusuhan, merusak, dan saling mendengki.
4. Islam mengajarkan agar manusia menyembah hanya kepada Allah dan tidak
menyekutukannya serta senantiasa setiap saat berbuat baik terhadap sesama
manusia tanpa pilih kasih.
Ajaran Islam ini sangat menarik perhatian penduduk Indonesia. Dengan
demikian, dakwah dan pengaruh Islam makin meluas, baik di kalangan
masyarakat biasa, maupun bangsawan atau penguasa.
Proses Islamisasi diperkirakan sudah berlangsung sejak persentuhan itu terjadi.
Di Aceh, kerajaan Islam Samudra Pasai berdiri pada pertengahan abad ke-13 M
sehingga perkembangan masyarakat muslim di Malaka semakin pesat. Ibnu
Batutah menceritakan, Sultan Kerajaan Samudra Pasai, Sultan Al Malik Az
Zahir dikelilingi oleh ulama dan mubalig Islam.
-
5/27/2018 Proses Masuk Dan Perkembangan Islam Di Indonesia
Sementara itu di Jawa proses penyebaran Islam sudah berlangsung sejak abad
ke-11 M dengan ditemukannya makam Fatimah binti Maimun di Leran Gresik
yang bertahun 475 H/1082 M.
Pengaruh Islam yang masuk ke Indonesia bagian timur, terutama Maluku, tidakdapat dipisahkan dari jalur perdagangan yang terbentang sepanjang pusat lalu
lintas pelayaran internasional di Malaka, Jawa, dan Maluku.
Menurut Tome Pires, masyarakat yang masuk Islam di Maluku dimulai kira-
kira tahun 1460-1465 M. Mereka datang dan menyebarkan pembelajaran Islam
melalui perdagangan, dakwah, dan perkawinan.
Sulawesi, terutama bagian selatan, sejak abad 15 M sudah didatangi oleh
pedagang-pedagang muslim yang kemungkinan berasal dari Malaka, Jawa, dan
Sumatra. Pada abad ke-16 di daerah Goa sebuah kerajaan terkenal di daerah itu
telah terdapat masyarakat muslim.
B. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan
1. Ilmu-ilmu Keagamaan
Perjuangan itu dilakukan, diberbagai aspek antara lain pendidikan, kesehatan,
dakwah, sosial, politik hingga teknologi. Setidaknya ada dua cara yang
dilakukan oleh para ulama dalam menumbuhkembangkan ajarannya yaitu
sebagai berikut :
a. Membentuk kader-kader ulama yang akan bertugas sebagai mubalig kedaerah-daerah yang lebih luas.
b. Melalui karya-karya tulisan yang tersebar dan dibaca di seluruh Nusantara.
Karya-karya itu mencerminkan perkembangan pemikiran dan ilmu-ilmu agama
di Indonesia pada masa itu.
Ilmuwan-ilmuwan muslim di Indonesia tersebut, antara lain :
-
5/27/2018 Proses Masuk Dan Perkembangan Islam Di Indonesia
a. Hamzah Fansuri (sufi) dari Sumatera Utara. Karyanya yang berjudul Asrar Al
Arifin fi Bayan ila Suluk wa At Tauhid.
b. Syamsuddin As Sumatrani dengan karyanya berjudul Miratul Mumin
(Cermin Orang Beriman).
c. Nurrudin Ar Raniri, yaitu seorang yang berasal dari India keturunan Arab
Quraisy Hadramaut. Karya-karyanya meliputi ilmu fikih, hadis, akidah, sejarah,
dan tasawuf yang diantaranya adalah As Sirat Al Mustaqim (hukum), Bustan As
Salatin (sejarah), dan Tibyan fi Marifat Al Adyan (tasawuf).
d. Abdul Muhyi yang berasal dari Jawa. Karyanya adalah kitab Martabat Kang
Pitu (Martabat yang Tujuh).
e. Sunan Bonang dengan karyanya Suluk Wijil
f. Ronggowarsito dengan karyanya Wirid Hidayat Jati
g. Syekh Yusuf Makasar dari Sulawesi (1629-1699 M). Karya-karyanya yang
belum diterbitkan sekitar 20 buah yang masih berbentuk naskah.
h. Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari (1812 M) seorang ulama produktif
yang menulis kitab sabitul Muhtadil (fikih).
i. Syekh Nawawi Al Bantani yang menulis 26 buah buku diantaranya yang
terkenal Tafsir Al Muris
j. Syekh Ahmad Khatib dari Minangkabau (1860-1916 M)
2. Arsitektur Bangunan
Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau memiliki penduduk yang juga terdiridari beragam suku, bangsa, adat, kebiasaan dan kebudayaan masing-masing.
Oleh karena itu perbedaan latar belakang tersebut, arsitektur bangunan-
bangunan Islam di Indonesia tidak sama antara satu tempat dengan tempat yang
lainnya. Beberapa hasil seni bangunan pada masa pertumbuhan dan
perkembangan Islam di Indonesia antara lain. Masjid-masjid kuno di Demak,
Sandang Duwur Agung di Kasepuhan Cirebon, Masjid Agung Banten dan
Masjid Baiturahman di Aceh.
-
5/27/2018 Proses Masuk Dan Perkembangan Islam Di Indonesia
Beberapa masjid masih memiliki seni masih memiliki seni bangunan yang
menyerupai bangunan merupai pada zaman Hindu. Ukiran-ukiran pada mimbar,
hiasan lengkung pola kalamakara, mihrab dan bentuk mastaka atau memolo
menunjukkan hubungan yang erat dengan kebudayaan agama Hindu, seperti
Masjid Sendang Duwur.
C. Peranan Umat Islam pada Masa Penjajahan, Masa Kemerdekaan dan Masa
Perkembangan
1. Masa penjajahan
Jauh sebelum Belanda masuk ke Indonesia, sebagian besar masyarakat
Nusantara telah memeluk agama Islam yang ajarannya penuh kedamaian, saling
menghormati, dan tidak bersikap buruk sangka terhadap bangsa asing. Semula
bangsa asing seperti Portugis dan Belanda datang ke Indonesia hanya untuk
berdagang, tetapi dalam perkembangan selanjutnya niat itu berubah menjadi
keinginan untuk menjadikan Indonesia sebagai koloni di bawah kekuasaan dan
jajahannya. Portugis berhasil meluaskan wilayah dagangnya dengan menguasai
Bandar Malaka di tahun 1511 sehingga akhirnya mereka dapat masuk ke
Maluku, Ternate dan Tidore.
Portugis juga mematikan aktivitas perdagangan kaum muslim Indonesia di
daerah lainnya seperti Demak. Pada tahun 1527 M, Demak di bawah pimpinan
Fatahillah berhasil menguasai Banten. Banten dan Aceh kemudian menjadi
pelabuhan yang ramai menggantikan Bandar Malaka.
Dilandasi semangat tauhid dan hasil pendidikan yang diperoleh dari pesantren
menyebabkan semakin bertambahnya kader pemimpin dan ulama yang menjadi
pengayom masyarakat. Kaum bangsawan dan kaum adat yang semula tidak
memahami niat para ulama untuk mempertahankan Indonesia dari cengkeraman
penjajah secara perlahan bersatu padu untuk mempertahankan Nusantara dari
ekspansi Belanda.
Contoh perlawanan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh tersebut antara lain:
-
5/27/2018 Proses Masuk Dan Perkembangan Islam Di Indonesia
1. Tuanku Imam Bonjol melalui Perang Paderi (1821-1837) di Sumatera Barat.
2. Pangeran Diponegoro (1815-1838) melalui Perang Diponegoro di Jawa
Tengah.
3. Perang Aceh (1873-1904) di bawah pimpinan Panglima Pilom, Teuku Cik
Ditiro, Teuku Umar, dan Cut Nyak Din.
2. Masa Kemerdekaan
Umat Islam kemudian mengganti perjuangannya melawan penjajahan dengan
strategi atau jalan mendirikan organisasi-organisasi Islam yang diantaranya
sebagai berikut :
a. Syarikat Dagang Islam
Syarikat Dagang Islam yang kemudian berubah menjadi Syarikat Islam berdiri
pada tahun 1905 dipimpin oleh H. samanhudi, A.M. Sangaji, H.O.S.
Cokroaminoto dan H. Agus Salim. perkumpulan ini berdiri dengan maksud
untuk meningkatkan taraf hidup bangsa ndonesia, terutama dalam dunia
perniagaan.
b. Jamiatul Khair
Berdiri pada tahun 1905 M di Jakarta adalah pergerakan Islam yang pertama di
pulau Jawa. Anggotanya kebanyakan keturunan (peranakan) Arab.
c. Al Irsyad
Al Irsyad adalah organisasi Islam yang didirikan tahun 1914 M oleh para
pedagang dan ulama keturunan Arab, seperti Syekh Ahmad Sorkali.
d. Perserikatan Ulama
Gerakan modernis Islam yang berdiri pada tahun 1911 M oleh Abdul Halim dan
berpusat di Majalengka Jawa Barat. Organisasi ini diakui keberadaannya oleh
-
5/27/2018 Proses Masuk Dan Perkembangan Islam Di Indonesia
Belanda tahun 1917 dan bergerak dibidang ekonomi dan sosial, seperti
mendirikan panti asuhan yatim piatu pada tahun 1930 M.
e. Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta 18 November 1912 oleh KH. Ahmad
Dahlan bertepatan tanggal 8 Zulhijah 1330. Muhammadiyah bukan merupakan
partai politik, tetapi gerakan Islam yang bergerak dalam bidang sosial dan
pendidikan.
f. Nahdatul Ulama
Didirikan pada bulan Januari 1926 oleh KH. Hasyim Asyari yang bertujuan
membangkitkan semangat para ulama Indonesia dengan cara meningkatkan
dakwah dan pendidikan karena saat itu Belanda melarang umat Islam
mendirikan sekolah-sekolah yang bernafaskan Islam seperti Pesantren.
3. Masa Perkembangan
Di masa perkembangan atau setelah memperoleh kemerdekaan, umat Islam juga
memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya memajukan bangsa dan
negara. Peran-peran tersebut antara lain dilakukan melalui hal-hal sebagai
berikut.
a. Membentuk Departemen Agama
Tujuan dan fungsi Departemen Agama dirumuskan sebagai berikut:
1) Mengurus serta menuntut pendidikan agama di sekolah-sekolah serta
membimbing perguruan-perguruan agama.
2) Mengikuti dan memperhatikan hal-hal yang bersangkutan dengan agama dan
keagamaan.
3) Memberi penerangan dan penyuluhan agama.
-
5/27/2018 Proses Masuk Dan Perkembangan Islam Di Indonesia
b. Di Bidang Pendidikan
Salah satu bentuk pendidikan Islam tertua di Indonesia adalah pesantren yang
tersebar di berbagai pelosok daerah. Lembaga ini dipimpin oleh seorang kyai
dan saat ini sudah banyak muncul pesantren yang bersifat modern. Artinya,pendidikan Islam tersebut memiliki kurrikulum dan jenjang-jenjang pendidikan
mulai dari tingkat dasar (ibtidaiyah), menengah (tsanawiyah), dan tingkat atas
(aliyah), bahkan sampai ke tingkat perguruan tinggi, seperti Sekolah Tinggi
Agama Islam (STAI) dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) yang sekarang
telah menjadi Universitas Islam Negeri (UIN).
c. Majelis Ulama Indonesia
Selain Departemen Agama, pemerintah Indonesia juga mendirikan Majelis
Ulama Indonesia (MUI), yaitu suatu wadah kerja sama antara pemerintah dan
ulama dalam urusan keorganisasian, khususnya agama Islam. Majelis Ulama
Indonesia bergerak dalam bidang dakwah dan pendidikan. Majelis Ulama
Indonesia (MUI) pusat berdiri pada bulan Oktober 1962 yang memiliki tujuan
awal antara lain sebagai berikut :
1) Pembinaan mental dan agama bagi masyarakat.
2) Ikut ambil bagian dalam penyelenggaraan revolusi dan pembangunan
semesta berencana dalam rangka demokrasi terpimpin.
D. Hikmah Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia
Setelah memahami bahwa perkembangan Islam di Indonesia memiliki warna
atau ciri yang khas dan memiliki karakter tersendiri dalam penyebarannya, kita
dapat mengambil hikmah, diantaranya sebagai berikut:
1. Islam membawa ajaran yang berisi kedamaian.
2. Penyebar ajaran Islam di Indonesia adalah pribadi yang memiliki
ketangguhan dan pekerja keras.
3. Terjadi akulturasi budaya antara Islam dan kebudayaan lokal meskupin Islam
tetap memiliki batasan dan secara tegas tidak boleh bertentangan dengan ajarandasar dalam Islam.
-
5/27/2018 Proses Masuk Dan Perkembangan Islam Di Indonesia
E. Manfaat dari Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia
Banyak manfaat yang dapat kita ambil untuk dilestarikan diantaranya sebagai
berikut:
1. Kehadiran para pedagang Islam yang telah berdakwah dan memberikan
pengajaran Islam di bumi Nusantara turut memberikan nuansa baru bagi
perkembangan pemahaman atas suatu kepercayaan yang sudah ada di nusantara
ini.
2. Hasil karya para ulama yang berupa buku sangat berharga untuk dijadikan
sumber pengetahuan.
3. Kita dapat meneladani Wali Songo telah berhasil dalam hal-hal seperti
berikut.
a. Menjadikan masyarakat gemar membaca dan mempelajari Al Quran.
b. Mampu membangun masjid sebagai tempat ibadah dalam berbagai bentuk
atau arsitektur hingga ke seluruh pelosok Nusantara
4. Mampu memanfaatkan peninggalan sejarah, termasuk situs-situs peninggalanpara ulama, baik berupa makam, masjid, maupun peninggalan sejarah lainnya.
5. Seorang ulama atau ilmuwan dituntut oleh Islam untuk mempraktikkan
tingkah laku yang penuh keteladanan agar terus dilestarikan dan dijadikan
panutan oleh generasi berikutnya.
6. Para ulama dan umara bersatu padu mengusir penjajah meskipun dengan
persenjataan yang tidak sebanding.
F. Perilaku Penghayatan Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia
Ada beberapa perilaku yang merupakan cerminan dari penghayatan terhadap
manfaat yang dapat diambil dari sejarah perkembangan Islam, yaitu antara lain
sebagai berikut:
1. Berusaha menjaga persatuan dan kerukunan antaraumat beragama, saling
menghormati, dan tolong menolong.
-
5/27/2018 Proses Masuk Dan Perkembangan Islam Di Indonesia
2. Menyikapi kejadian masa lalu dengan sikap sabar dan tetap meyakini bahwa
setiap kejadian pasti ada hikmahnya.
3. Sumber ilmu pengetahuan yang berupa karya tulis dari para ulama hendaknya
terus digali atau dipelajari dan dipahami maksudnya.
http://mklh6sejarahperkembanganislam.blogspot.com/
Perkembangan Islam di Indonesia
A. Awal Masuknya Islam di Indonesia
Ketika Islam datang di Indonesia, berbagai agama dan kepercayaan seperti
animisme, dinamisme, Hindu dan Budha, sudah banyak dianut oleh bangsa
Indonesia bahkan dibeberapa wilayah kepulauan Indonesia telah berdiri
kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu dan Budha. Misalnya kerajaan Kutai di
Kalimantan Timur, kerajaan Taruma Negara di Jawa Barat, kerajaan Sriwijaya
di Sumatra dan sebagainya. Namun Islam datang ke wilayah-wilayah tersebut
dapat diterima dengan baik, karena Islam datang dengan membawa prinsip-
prinsip perdamaian, persamaan antara manusia (tidak ada kasta),
menghilangkan perbudakan dan yang paling penting juga adalah masuk
kedalam Islam sangat mudah hanya dengan membaca dua kalimah syahadat dan
tidak ada paksaan.
http://mklh6sejarahperkembanganislam.blogspot.com/http://mklh6sejarahperkembanganislam.blogspot.com/http://bp0.blogger.com/_loiHtnBfk1U/SJSprXT1-4I/AAAAAAAAATw/exdURggxu2E/s400/==ee+Baiturrahman+Mosque+dekat+lampaseh+aceh.jpghttp://mklh6sejarahperkembanganislam.blogspot.com/ -
5/27/2018 Proses Masuk Dan Perkembangan Islam Di Indonesia
Tentang kapan Islam datang masuk ke Indonesia, menurut kesimpulan seminar
masuknya Islam di Indonesia pada tanggal 17 s.d 20 Maret 1963 di Medan,
Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama hijriyah atau pada abad ke tujuh
masehi. Menurut sumber lain menyebutkan bahwa Islam sudah mulai
ekspedisinya ke Nusantara pada masa Khulafaur Rasyidin (masa pemerintahan
Abu Bakar Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi
Thalib), disebarkan langsung dari Madinah.
B. Cara Masuknya Islam di Indonesia
Islam masuk ke Indonesia, bukan dengan peperangan ataupun penjajahan. Islam
berkembang dan tersebar di Indonesia justru dengan cara damai dan persuasif
berkat kegigihan para ulama. Karena memang para ulama berpegang teguh pada
prinsip Q.S. al-Baqarah ayat 256 :
Artinya :
Tidak ada paksaan dalam agama (Q.S. al-Baqarah ayat 256)
Adapun cara masuknya Islam di Indonesia melalui beberapa cara antara lain ;
1. Perdagangan
Jalur ini dimungkinkan karena orang-orang melayu telah lama menjalin kontak
dagang dengan orang Arab. Apalagi setelah berdirinya kerajaan Islam seperti
kerajaan Islam Malaka dan kerajaan Samudra Pasai di Aceh, maka makin
ramailah para ulama dan pedagang Arab datang ke Nusantara (Indonesia).
Disamping mencari keuntungan duniawi juga mereka mencari keuntungan
rohani yaitu dengan menyiarkan Islam. Artinya mereka berdagang sambil
menyiarkan agama Islam.
2. Kultural
Artinya penyebaran Islam di Indonesia juga menggunakan media-media
kebudayaan, sebagaimana yang dilakukan oleh para wali sanga di pulau jawa.
Misalnya Sunan Kali Jaga dengan pengembangan kesenian wayang. Ia
mengembangkan wayang kulit, mengisi wayang yang bertema Hindu dengan
ajaran Islam. Sunan Muria dengan pengembangan gamelannya. Kedua kesenian
tersebut masih digunakan dan digemari masyarakat Indonesia khususnya jawa
sampai sekarang. Sedang Sunan Giri menciptakan banyak sekali mainan anak-
anak, seperti jalungan, jamuran, ilir-ilir dan cublak suweng dan lain-lain.
3. Pendidikan
-
5/27/2018 Proses Masuk Dan Perkembangan Islam Di Indonesia
Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang paling strategis
dalam pengembangan Islam di Indonesia. Para dai dan muballig yang
menyebarkan Islam diseluruh pelosok Nusantara adalah keluaran pesantren
tersebut. Datuk Ribandang yang mengislamkan kerajaan Gowa-Tallo dan
Kalimantan Timur adalah keluaran pesantren Sunan Giri. Santri-santri Sunan
Giri menyebar ke pulau-pulau seperti Bawean, Kangean, Madura, Haruku,
Ternate, hingga ke Nusa Tenggara. Dan sampai sekarang pesantren terbukti
sangat strategis dalam memerankan kendali penyebaran Islam di seluruh
Indonesia.
4. Kekuasaan politik
Artinya penyebaran Islam di Nusantara, tidak terlepas dari dukungan yang kuat
dari para Sultan. Di pulau Jawa, misalnya keSultanan Demak, merupakan pusat
dakwah dan menjadi pelindung perkembangan Islam. Begitu juga raja-raja
lainnya di seluruh Nusantara. Raja Gowa-Tallo di Sulawesi selatan melakukan
hal yang sama sebagaimana yang dilakukan oleh Demak di Jawa. Dan para
Sultan di seluruh Nusantara melakukan komunikasi, bahu membahu dan tolong
menolong dalam melindungi dakwah Islam di Nusantara. Keadaan ini menjadi
cikal bakal tumbuhnya negara nasional Indonesia dimasa mendatang.
C. Perkembangan Islam di Beberapa Wilayah Nusantara
1. Di Sumatra
Kesimpulan hasil seminar di Medan tersebut di atas, dijelaskan bahwa wilayah
Nusantara yang mula-mula dimasuki Islam adalah pantai barat pulau Sumatra
dan daerah Pasai yang terletak di Aceh utara yang kemudian di masing-masing
kedua daerah tersebut berdiri kerajaan Islam yang pertama yaitu kerajaan IslamPerlak dan Samudra Pasai.
http://socheh.files.wordpress.com/2008/10/baitur.jpg -
5/27/2018 Proses Masuk Dan Perkembangan Islam Di Indonesia
Menurut keterangan Prof. Ali Hasmy dalam makalah pada seminar Sejarah
Masuk dan Berkembangnya Islam di Aceh yang digelar tahun 1978 disebutkan
bahwa kerajaan Islam yang pertama adalah kerajaan Perlak. Namun ahli sejarah
lain telah sepakat, Samudra Pasailah kerajaan Islam yang pertama di Nusantara
dengan rajanya yang pertama adalah Sultan Malik Al-Saleh (memerintah dari
tahun 1261 s.d 1297 M). Sultan Malik Al-Saleh sendiri semula bernama Marah
Silu. Setelah mengawini putri raja Perlak kemudian masuk Islam berkat
pertemuannya dengan utusan Syarif Mekkah yang kemudian memberi gelar
Sultan Malik Al-Saleh.
Kerajaan Pasai sempat diserang oleh Majapahit di bawah panglima Gajah Mada,
tetapi bisa dihalau. Ini menunjukkan bahwa kekuatan Pasai cukup tangguh
dikala itu. Baru pada tahun 1521 di taklukkan oleh Portugis dan mendudukinya
selama tiga tahun. Pada tahun 1524 M Pasai dianeksasi oleh raja Aceh, Ali
Mughayat Syah. Selanjutnya kerajaan Samudra Pasai berada di bawah pengaruh
keSultanan Aceh yang berpusat di Bandar Aceh Darussalam (sekarang dikenal
dengan kabupaten Aceh Besar).
Munculnya kerajaan baru di Aceh yang berpusat di Bandar Aceh Darussalam,
hampir bersamaan dengan jatuhnya kerajaan Malaka karena pendudukan
Portugis. Dibawah pimpinan Sultan Ali Mughayat Syah atau Sultan Ibrahim
kerajaan Aceh terus mengalami kemajuan besar. Saudagar-saudagar muslim
yang semula berdagang dengan Malaka memindahkan kegiatannya ke Aceh.
Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Iskandar
Muda Mahkota Alam ( 1607 - 1636).
Kerajaan Aceh ini mempunyai peran penting dalam penyebaran Agama Islam
ke seluruh wilayah Nusantara. Para dai, baik lokal maupun yang berasal dari
Timur Tengah terus berusaha menyampaikan ajaran Islam ke seluruh wilayah
Nusantara. Hubungan yang telah terjalin antara kerajaan Aceh dengan Timur
Tengah terus semakin berkembang. Tidak saja para ulama dan pedagang Arab
yang datang ke Indonesia, tapi orang-orang Indonesia sendiri banyak pula yang
hendak mendalami Islam datang langsung ke sumbernya di Mekah atau
Madinah. Kapal-kapal dan ekspedisi dari Aceh terus berlayar menuju Timur
Tengah pada awal abad ke 16. Bahkan pada tahun 974 H. atau 1566 M
dilaporkan ada 5 kapal dari kerajaan Asyi (Aceh) yang berlabuh di bandar
-
5/27/2018 Proses Masuk Dan Perkembangan Islam Di Indonesia
pelabuhan Jeddah. Ukhuwah yang erat antara Aceh dan Timur Tengah itu pula
yang membuat Aceh mendapat sebutan Serambi Mekah.
2. Di Jawa
Benih-benih kedatangan Islam ke tanah Jawa sebenarnya sudah dimulai pada
abad pertama Hijriyah atau abad ke 7 M. Hal ini dituturkan oleh Prof. Dr. Buya
Hamka dalam bukunya Sejarah Umat Islam, bahwa pada tahun 674 M sampai
tahun 675 M. sahabat Nabi, Muawiyah bin Abi Sufyan pernah singgah di tanah
Jawa (Kerajaan Kalingga) menyamar sebagai pedagang. Bisa jadi Muawiyah
saat itu baru penjajagan saja, tapi proses dakwah selanjutnya dilakukan oleh
para dai yang berasal dari Malaka atau kerajaan Pasai sendiri. Sebab saat itu
lalu lintas atau jalur hubungan antara Malaka dan Pasai disatu pihak dengan
Jawa dipihak lain sudah begitu pesat.
Adapun gerakan dakwah Islam di Pulau Jawa selanjutnya dilakukan oleh para
Wali Sanga, yaitu :
a. Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik
Beliau dikenal juga dengan sebutan Syeikh Magribi. Ia dianggap pelopor
penyebaran Islam di Jawa. Beliau juga ahli pertanian, ahli tata negara dan
sebagai perintis lembaga pendidikan pesantren. Wafat tahun 1419 M.(882 H)
dimakamkan di Gapura Wetan Gresik
b. Raden Ali Rahmatullah (Sunan Ampel)
Dilahirkan di Aceh tahun 1401 M. Ayahnya orang Arab dan ibunya orang
Cempa, ia sebagai mufti dalam mengajarkan Islam tak kenal kompromi dengan
budaya lokal. Wejangan terkenalnya Mo Limo yang artinya menolak mencuri,
mabuk, main wanita, judi dan madat, yang marak dimasa Majapahit. Beliau
wafat di desa Ampel tahun 1481 M.
Jasa-jasa Sunan Ampel :
1) Mendirikan pesantren di Ampel Denta, dekat Surabaya. Dari pesantren ini
lahir para mubalig kenamaan seperti : Raden Paku (Sunan Giri), Raden Fatah
(Sultan Demak pertama), Raden Makhdum (Sunan Bonang), Syarifuddin
(Sunan Drajat) dan Maulana Ishak yang pernah diutus untuk menyiarkan Islam
ke daerah Blambangan.
2) Berperan aktif dalam membangun Masjid Agung Demak yang dibangun pada
tahun 1479 M.
3) Mempelopori berdirinya kerajaan Islam Demak dan ikut menobatkan Raden
Patah sebagai Sultan pertama.
-
5/27/2018 Proses Masuk Dan Perkembangan Islam Di Indonesia
c. Sunan Giri (Raden Aenul Yaqin atau Raden Paku)
Ia putra Syeikh Yakub bin Maulana Ishak. Ia sebagai ahli fiqih dan menguasai
ilmu Falak. Dimasa menjelang keruntuhan Majapahit, ia dipercaya sebagai raja
peralihan sebelum Raden Patah naik menjadi Sultan Demak. Ketika Sunan
Ampel wafat, ia menggantikannya sebagai mufti tanah Jawa.
d. Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim)
Putra Sunan Ampel lahir tahun 1465. Sempat menimba ilmu ke Pasai bersama-
sama Raden Paku. Beliaulah yang mendidik Raden Patah. Beliau wafat tahun
1515 M.
e. Sunan Kalijaga (Raden Syahid)
Ia tercatat paling banyak menghasilkan karya seni berfalsafah Islam. Ia
membuat wayang kulit dan cerita wayang Hindu yang diislamkan. Sunan Giri
sempat menentangnya, karena wayang Beber kala itu menggambarkan gambar
manusia utuh yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Kalijaga mengkreasi
wayang kulit yang bentuknya jauh dari manusia utuh. Ini adalah sebuah usaha
ijtihad di bidang fiqih yang dilakukannya dalam rangka dakwah Islam.
f. Sunan Drajat
Nama aslinya adalah Syarifudin (putra Sunan Ampel, adik Sunan Bonang).
Dakwah beliau terutama dalam bidang sosial. Beliau juga mengkader para dai
yang berdatangan dari berbagai daerah, antara lain dari Ternate dan Hitu
Ambon.
g. Syarif Hidayatullah
Nama lainnya adalah Sunan Gunung Jati yang kerap kali dirancukan dengan
Fatahillah, yang menantunya sendiri. Ia memiliki keSultanan sendiri di Cirebon
yang wilayahnya sampai ke Banten. Ia juga salah satu pembuat sokoguru masjid
Demak selain Sunan Ampel, Sunan Kalijaga dan Sunan Bonang. Keberadaan
Syarif Hidayatullah dengan kesultanannya membuktikan ada tiga kekuasaan
Islam yang hidup bersamaan kala itu, yaitu Demak, Giri dan Cirebon. Hanya
saja Demak dijadikan pusat dakwah, pusat studi Islam sekaligus kontrol politik
para wali.
h. Sunan Kudus
Nama aslinya adalah Jafar Sadiq. Lahir pada pertengahan abad ke 15 dan wafat
-
5/27/2018 Proses Masuk Dan Perkembangan Islam Di Indonesia
tahun 1550 M. (960 H). Beliau berjasa menyebarkan Islam di daerah kudus dan
sekitarnya. Ia membangun masjid menara Kudus yang sangat terkenal dan
merupakan salah satu warisan budaya Nusantara.
i. Sunan Muria
Nama aslinya Raden Prawoto atau Raden Umar Said putra Sunan Kalijaga.
Beliau menyebarkan Islam dengan menggunakan sarana gamelan, wayang serta
kesenian daerah lainnya. Beliau dimakamkan di Gunung Muria, disebelah utara
kota Kudus.
Diparuh awal abad 16 M, Jawa dalam genggaman Islam. Penduduk merasa
tentram dan damai dalam ayoman keSultanan Demak di bawah kepemimpinan
Sultan Syah Alam Akbar Al Fatah atau Raden Patah. Hidup mereka
menemukan pedoman dan tujuan sejatinya setelah mengakhiri masa Siwa-
Budha serta animisme. Merekapun memiliki kepastian hidup bukan karena
wibawa dan perbawa sang Sultan, tetapi karena daulah hukum yang pasti yaitu
syariat Islam
Salokantara dan Jugul Muda itulah dua kitab undang-undang Demak yang
berlandaskan syariat Islam. Dihadapan peraturan negeri pengganti Majapahit
itu, semua manusia sama derajatnya, sama-sama khalifah Allah di dunia.
Sultan-Sultan Demak sadar dan ikhlas dikontrol oleh kekuasaan para Ulama
atau Wali. Para Ulama itu berperan sebagai tim kabinet atau merangkap sebagai
dewan penasehat Sultan.
Dalam versi lain dewan wali sanga dibentuk sekitar 1474 M. oleh Raden
Rahmat (Sunan Ampel), membawahi Raden Hasan, Maftuh Ibrahim, Qasim
(Sunan Drajat) Usman Haji (ayah Sunan Kudus, Raden Ainul Yakin (Sunan
Gresik), Syekh Sutan Maharaja Raden Hamzah, dan Raden Mahmud. Beberapa
tahun kemudian Syekh Syarif Hidayatullah dari Cirebon bergabung di dalamnya.
Sunan Kalijaga dipercaya para wali sebagai muballig keliling. Disamping wali-
wali tersebut, masih banyak Ulama yang dakwahnya satu kordinasi dengan
Sunan Ampel hanya saja, sembilan tokoh Sunan Wali Sanga yang dikenal
selama ini memang memiliki peran dan karya yang menonjol dalam
dakwahnya.
3. Di Sulawesi
-
5/27/2018 Proses Masuk Dan Perkembangan Islam Di Indonesia
Ribuan pulau yang ada di Indonesia, sejak lama telah menjalin hubungan dari
pulau ke pulau. Baik atas motivasi ekonomi maupun motivasi politik dan
kepentingan kerajaan. Hubungan ini pula yang mengantar dakwah menembus
dan merambah Celebes atau Sulawesi. Menurut catatan company dagang
Portugis pada tahun 1540 saat datang ke Sulawesi, di tanah ini sudah ditemui
pemukiman muslim di beberapa daerah. Meski belum terlalu banyak, namun
upaya dakwah terus berlanjut dilakukan oleh para dai di Sumatra, Malaka dan
Jawa hingga menyentuh raja-raja di kerajaan Gowa dan Tallo atau yang dikenal
dengan negeri Makasar, terletak di semenanjung barat daya pulau Sulawesi.
Kerajaan Gowa ini mengadakan hubungan baik dengan kerajaan Ternate
dibawah pimpinan Sultan Babullah yang telah menerima Islam lebih dahulu.
Melalui seorang dai bernama Datuk Ri Bandang agama Islam masuk ke
kerajaan ini dan pada tanggal 22 September 1605 Karaeng Tonigallo, raja Gowa
yang pertama memeluk Islam yang kemudian bergelar Sultan Alaudin Al
Awwal (1591-1636 ) dan diikuti oleh perdana menteri atau Wazir besarnya,
Karaeng Matopa.
Setelah resmi menjadi kerajaan bercorak Islam Gowa Tallo menyampaikan
pesan Islam kepada kerajaan-kerajaan lain seperti Luwu, Wajo, Soppeng dan
Bone. Raja Luwu segera menerima pesan Islam diikuti oleh raja Wajo tanggal
10 Mei 1610 dan raja Bone yang bergelar Sultan Adam menerima Islam tanggal
23 November 1611 M. Dengan demikian Gowa (Makasar) menjadi kerajaan
yang berpengaruh dan disegani. Pelabuhannya sangat ramai disinggahi para
pedagang dari berbagai daerah dan manca negara. Hal ini mendatangkan
keuntungan yang luar biasa bagi kerajaan Gowa (Makasar). Puncak kejayaan
kerajaan Makasar terjadi pada masa Sultan Hasanuddin (1653-1669).
4. Di Kalimantan
Islam masuk ke Kalimantan atau yang lebih dikenal dengan Borneo melalui tiga
jalur. Jalur pertama melalui Malaka yang dikenal sebagai kerajaan Islam setelah
Perlak dan Pasai. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis kian membuat dakwah
semakin menyebar sebab para muballig dan komunitas muslim kebanyakan
mendiamai pesisir barat Kalimantan.
Jalur kedua, Islam datang disebarkan oleh para muballig dari tanah Jawa.
Ekspedisi dakwah ke Kalimantan ini mencapai puncaknya saat kerajaan Demak
-
5/27/2018 Proses Masuk Dan Perkembangan Islam Di Indonesia
berdiri. Demak mengirimkan banyak Muballig ke negeri ini. Para dai tersebut
berusaha mencetak kader-kader yang akan melanjutkan misi dakwah ini. Maka
lahirlah ulama besar, salah satunya adalah Syekh Muhammad Arsyad Al
Banjari.
Jalur ketiga para dai datang dari Sulawesi (Makasar) terutama dai yang
terkenal saat itu adalah Datuk Ri Bandang dan Tuan Tunggang Parangan.
a. Kalimantan Selatan
Masuknya Islam di Kalimantan Selatan adalah diawali dengan adanya krisis
kepemimpinan dipenghujung waktu berakhirnya kerajaan Daha Hindu. Saat itu
Raden Samudra yang ditunjuk sebagai putra mahkota oleh kakeknya, Raja
Sukarama minta bantuan kepada kerajaan Demak di Jawa dalam peperangan
melawan pamannya sendiri, Raden Tumenggung Sultan Demak (Sultan
Trenggono) menyetujuinya, asal Raden Samudra kelak bersedia masuk Islam.
Dalam peperangan itu Raden Samudra mendapat kemenangan. Maka sesuai
dengan janjinya ia masuk Islam beserta kerabat keraton dan penduduk Banjar.
Saat itulah tahun (1526 M) berdiri pertama kali kerajaan Islam Banjar dengan
rajanya Raden Samudra dengan gelar Sultan Suryanullah atau Suriansyah. Raja-
raja Banjar berikutnya adalah Sultan Rahmatullah (putra Sultan Suryanullah),
Sultan Hidayatullah (putra Sultan Rahmatullah dan Marhum Panambahan atau
Sultan Mustain Billah. Wilayah yang dikuasainya meliputi daerah Sambas,
Batang Lawai, Sukadana, Kota Waringin, Sampit Medawi, dan Sambangan.
b. Kalimantan Timur
Di Kalimantan Timur inilah dua orang dai terkenal datang, yaitu Datuk Ri
Bandang dan Tuan Tunggang Parangan, sehingga raja Kutai (raja Mahkota)
tunduk kepada Islam diikuti oleh para pangeran, para menteri, panglima dan
hulubalang. Untuk kegiatan dakwah ini dibangunlah sebuah masjid.
Tahun 1575 M, raja Mahkota berusaha menyebarkan Islam ke daerah-daerah
sampai ke pedalaman Kalimantan Timur sampai daerah Muara Kaman,
dilanjutkan oleh Putranya, Aji Di Langgar dan para penggantinya.
5. Di Maluku.
Kepulauan Maluku terkenal di dunia sebagai penghasil rempah-rempah,
sehingga menjadi daya tarik para pedagang asing, tak terkecuali para pedagang
muslim baik dari Sumatra, Jawa, Malaka atau dari manca negara. Hal ini
menyebabkan cepatnya perkembangan dakwah Islam di kepulauan ini.
-
5/27/2018 Proses Masuk Dan Perkembangan Islam Di Indonesia
Islam masuk ke Maluku sekitar pertengahan abad ke 15 atau sekitar tahun 1440
dibawa oleh para pedagang muslim dari Pasai, Malaka dan Jawa (terutama para
dai yang dididik oleh para Wali Sanga di Jawa). Tahun 1460 M, Vongi Tidore,
raja Ternate masuk Islam. Namun menurut H.J De Graaft (sejarawan Belanda)
bahwa raja Ternate yang benar-benar muslim adalah Zaenal Abidin (1486-1500
M). Setelah itu Islam berkembang ke kerajaan-kerajaan yang ada di Maluku.
Tetapi diantara sekian banyak kerajaan Islam yang paling menonjol adalah dua
kerajaan , yaitu Ternate dan Tidore.
Raja-raja Maluku yang masuk Islam seperti :
a. Raja Ternate yang bergelar Sultan Mahrum (1465-1486).
b. Setelah beliau wafat digantikan oleh Sultan Zaenal Abidin yang sangat besar
jasanya dalam menyiarkan Islam di kepulauan Maluku, Irian bahkan sampai ke
Filipina.
c. Raja Tidore yang kemudian bergelar Sultan Jamaluddin.
d. Raja Jailolo yang berganti nama dengan Sultan Hasanuddin.
e. Pada tahun 1520 Raja Bacan masuk Islam dan bergelar Zaenal Abidin.
Selain Islam masuk dan berkembang di Maluku, Islam juga masuk ke Irian yang
disiarkan oleh raja-raja Islam di Maluku, para pedagang dan para muballig yang
juga berasal dari Maluku.
Daerah-daerah di Irian Jaya yang dimasuki Islam adalah : Miso, Jalawati, Pulau
Waigio dan Pulau Gebi.
D. Peranan Umat Islam dalam Mengusir Penjajah.
Ketika kaum penjajah datang, Islam sudah mengakar dalam hati bangsa
Indonesia, bahkan saat itu sudah berdiri beberapa kerajaan Islam, seperti
Samudra Pasai, Perlak, Demak dan lain-lain. Jauh sebelum mereka datang, umat
Islam Indonesia sudah memiliki identitas bendera dan warnanya adalah merah
putih. Ini terinspirasi oleh bendera Rasulullah saw. yang juga berwarna merah
dan putih. Rasulullah saw pernah bersabda : Allah telah menundukkan pada
dunia, timur dan barat. Aku diberi pula warna yang sangat indah, yakni Al-
Ahmar dan Al-Abyadl, merah dan putih . Begitu juga dengan bahasa Indonesia.
Tidak akan bangsa ini mempunyai bahasa Indonesia kecuali ketika ulama
menjadikan bahasa ini bahasa pasar, lalu menjadi bahasa ilmu dan menjadi
bahasa jurnalistik.
-
5/27/2018 Proses Masuk Dan Perkembangan Islam Di Indonesia
Beberapa ajaran Islam seperti jihad, membela yang tertindas, mencintai tanah
air dan membasmi kezaliman adalah faktor terpenting dalam membangkitkan
semangat melawan penjajah. Bisa dikatakan bahwa hampir semua tokoh
pergerakan, termasuk yang berlabel nasionalis radikal sekalipun sebenarnya
terinspirasi dari ruh ajaran Islam. Sebagai bukti misalnya Ki Hajar Dewantara
(Suwardi Suryaningrat) tadinya berasal dari Sarekat Islam (SI); Soekarno
sendiri pernah jadi guru Muhammadiyah dan pernah nyantri dibawah
bimbingan Tjokroaminoto bersama S.M Kartosuwiryo yang kelak dicap sebagai
pemberontak DI/TII; RA Kartini juga sebenarnya bukanlah seorang yang hanya
memperjuangkan emansipasi wanita. Ia seorang pejuang Islam yang sedang
dalam perjalanan menuju Islam yang kaaffah. Ketika sedang mencetuskan ide-
idenya, ia sedang beralih dari kegelapan (jahiliyah) kepada cahaya terang
(Islam) atau minaz-zulumati ilannur (habis gelap terbitlah terang). Patimura
seorang pahlawan yang diklaim sebagai seorang Nasrani sebenarnya dia adalah
seorang Islam yang taat. Tulisan tentang Thomas Mattulessy hanyalah omong
kosong. Tokoh Thomas Mattulessy yang ada adalah Kapten Ahmad Lussy atau
Mat Lussy, seorang muslim yang memimpin perjuangan rakyat Maluku
melawan penjajah. Demikian pula Sisingamangaraja XII menurut fakta sejarah
adalah seorang muslim.
Semangat jihad yang dikumandangkan para pahlawan semakin terbakar ketika
para penjajah berusaha menyebarkan agama Nasrani kepada bangsa Indonesia
yang mayoritas sudah beragama Islam yang tentu saja dengan cara-cara yang
berbeda dengan ketika Islam datang dan diterima oleh mereka, bahwa Islam
tersebar dan dianut oleh mereka dengan jalan damai dan persuasif yakni lewat
jalur perdagangan dan pergaulan yang mulia bahkan wali sanga
menyebarkannya lewat seni dan budaya. Para dai Islam sangat paham dan
menyadari akan kewajiban menyebarkan Islam kepada orang lain, tapi juga
mereka sangat paham bahwa tugasnya hanya sekedar menyampaikan. Hal ini
sesuai dengan Q.S. Yasin ayat 17 :Tidak ada kewajiban bagi kami hanyalah
penyampai (Islam) yang nyata. (Q.S. Yasin : 17)
Di bawah ini hanya sebagian kecil contoh atau bukti sejarah perjuangan umat
Islam Indonesia dalam mengusir penjajah.
1. Penjajah Portugis
-
5/27/2018 Proses Masuk Dan Perkembangan Islam Di Indonesia
Kaum penjajah yang mula-mula datang ke Nusantara ialah Portugis dengan
semboyan Gold (tambang emas), Glory (kemulyaan, keagungan), dan Gospel
(penyebaran agama Nasrani).
Untuk menjalankan misinya itu Portugis berusaha dengan menghalalkan semua
cara. Apalagi saat itu mereka masih menyimpan dendamnya terhadap bangsa
Timur (Islam) setelah usai Perang Salib . Dengan modal restu sakti dari Paus
Alexander VI dalam suatu dokumen bersejarah yang terkenal dengan nama
Perjanjian Tordesillas yang berisi, bahwa kekuasaan di dunia diserahkan
kepada dua rumpun bangsa: Spanyol dan Portugis. Dunia sebelah barat menjadi
milik Spanyol dan sebelah timur termasuk Indonesia menjadi milik Portugis.
Karena itu Portugis sangat bernafsu untuk menguasai negeri Zamrud
Katulistiwa yang penuh dengan rempah-rempah yang menggiurkan. Pertama
mereka menyerang Malaka dan menguasainya (1511 M), kemudian Samudra
Pasai tahun 1521 M. Mulailah mereka mengusik ketenangan berniaga di
perairan nusantra yang saat itu banyak para pedagang muslim dari Arab.
Demikian pula para pedagang dari Demak dan Malaka yang saat itu sudah
terjalin sangat erat. Portugis nampaknya sengaja ingin mematahkan hubungan
Demak dan Malaka, dan sekaligus tujuannya ingin merebut rempah-rempah
yang merupakan komoditi penting saat itu. Banyak kapal-kapal mereka
dirampas oleh Portugis termasuk kapal pedagang muslim Arab.
Dengan sikapnya yang tak bersahabat dan arogan dari penjajah Portugis,
seluruh kerajaan yang ada di Nusantara kemudian melakukan perlawanan
kepada Portugis meskipun dalam waktu dan tempat yang berlainan. Kerajaan
Aceh misalnya sempat minta bantuan kerajaan Usmani di Turki dan negara-
negara Islam lain di Nusantara, sehingga dapat membangun kekuatan angkatan
perangnya dan dapat menahan serangan Portugis. Demikian pula, mendengar
perlakuan Portugis yang zalim terhadap para pedagang warga Demak muslim,
Sultan Demak dan para wali merasa terpanggil untuk berjihad. Halus dihadapi
dengan halus, keras dilawan dengan keras. Kalau orang-orang Portugis
mengobarkan semangat Perang Salib, maka Sultan Demak dan para wali
mengobarkan semangat jihad Perang Sabil.
Pada tahun 1512 Demak dibawah pimpinan Adipati Yunus memimpin sendiri
armada lautnya menyerang Portugis yang saat itu sudah menguasai Malaka, tapi
kali ini mengalami kegagalan karena persenjataan lawan begitu tangguh
penyerangan kedua kalinya dilakukan tahun 1521 dengan mengerahkan armada
-
5/27/2018 Proses Masuk Dan Perkembangan Islam Di Indonesia
yang berkekuatan 100 buah kapal dan dibantu oleh balatentara Aceh dan Sultan
Malaka yang telah terusir, yang sasarannya sama yaitu mengusir pasukan asing
Portugis dari wilayah Nusantara demi mengamankan jalur niaga dan dakwah
yang memanjang dari Malaka-Demak dan Maluku. Namun perjuangannya tidak
berhasil pula, bahkan ia gugur mati syahid dalam pertempuran tersebut. Sebab
itulah ia mendapat gelar Pangeran sabrang lor artinya pangeran yang
menyebrangi lautan di sebelah utara.
Sepeninggal Adipati Yunus, perlawanan terhadap Portugis diteruskan oleh
Sultan Trenggana (1521-1546) dan juga oleh putranya Sultan Prawoto.
Meskipun pada masa Sultan Prawoto negara dalam keadaan goncang karena
perseteruan dalam negeri tapi kekuatan perang untuk melawan dan
mempertahankan diri dari serangan Portugis masih terus digalang. Diberitakan,
bahwa saat itu Demak masih sanggup membangun kekuatan militernya
terutama angkatan lautnya yang terdiri dari 1000 kapal-kapal layar yang
dipersenjatai. Setiap kapal itu mampu memuat 400 prajurit masing-masing
mempunyai tugas pengamanan wilayah Nusantara dari serangan Portugis.
Kalau perlawanan umat Islam terhadap penjajah Portugis di Malaka mengalami
kegagalan, namun terhadap penjajah Portugis di Sunda Kelapa (Jakarta) dan
Maluku memperoleh hasil yang gemilang. Adalah panglima Fatahillah
(menantu Sultan Syarif Hidayatullah) pada tahun 1526 M. memimpin pasukan
Demak menyerang Portugis di Sunda Kelapa lewat jalur laut. Mereka berhasil
mengepung dan merebutnya dari tangan penjajah Portugis, kemudian diganti
namanya menjadi Fathan Mubina diambil dari Quran Surat al-Fath ayat satu.
Fathan Mubina diterjemahkan menjadi Jayakarta (Jakarta). Peristiwa ini terjadi
pada tanggal 22 Juni 1527 M, yang kemudian ditetapkan sebagai hari lahirnya
kota Jakarta.
Di Maluku, Portugis menghasut dan mengadu domba kerajaan Islam Ternate
dan Tidore. Namun kemudian rakyat Ternate sadar, sehingga mereka dibawah
pimpinan Sultan Haerun berbalik melawan Portugis. Nampaknya yang menjadi
persoalan bukan hanya faktor perdagangan atau ekonomi, tapi juga persoalan
penyebaran agama oleh Portugis. Kristenisasi secara besar-besaran terutama
pada tahun 1546 dilakukan oleh seorang utusan Gereja Katolik Roma
Fransiscus Xaverius dengan sangat ekstrimnya ditengah-tengah penduduk
muslim dan di depan mata seorang Sultan Ternate yang sangat saleh, tentu saja
-
5/27/2018 Proses Masuk Dan Perkembangan Islam Di Indonesia
membuat rakyat marah dan bangkit melawan Portugis. Lebih marah lagi ketika
Sultan Haerun dibunuh secara licik oleh Portugis pada tahun 1570. Rakyat
Ternate terus melanjutkan perjuangannya melawan Portugis dibawah pimpinan
Babullah, putra Sultan Haerun selama empat tahun mereka berperang melawan
Portugis, dan Alhamdulillah berhasil mengusir penjajah Portugis dari Maluku
2. Penjajah Belanda
Belanda pertama kali datang ke Indonesia tahun 1596 berlabuh di Banten
dibawah pimpinan Cornelis de Houtman, dilanjutkan oleh Jan Pieterszoon Coen
menduduki Jakarta pada tanggal 30 Mei 1619 serta mengganti nama Jakarta
menjadi Batavia. Tujuannya sama dengan penjajah Portugis, yaitu untuk
memonopoli perdagangan dan menanamkan kekuasaan terhadap kerajaan-
kerajaan di wilayah Nusantara. Jika Portugis menyebarkan agama Katolik maka
Belanda menyebarkan agama Protestan. Betapa berat penderitaan kaum
muslimin semasa penjajahan Belanda selama kurang lebih 3,5 abad. Penindasan,
adu domba (Devide et Impera), pengerukan kekayaan alam sebanyak-
banyaknya dan membiarkan rakyat Indonesia dalam keadaan miskin dan
terbelakang adalah kondisi yang dialami saat itu. Maka wajarlah jika seluruh
umat Islam Indonesia bangkit dibawah pimpinan para ulama dan santri di
berbagai pelosok tanah air, dengan persenjataan yang sederhana: bambu runjing,
tombak dan golok. Namun mereka bertempur habis-habisan melawan orang-
orang kafir Belanda dengan niat yang sama, yaitu berjihad fi sabi lillah. Hanya
satu pilihan mereka : Hidup mulia atau mati Syahid. Maka pantaslah almarhum
Dr. Setia Budi (1879-1952) mengungkapkan dalam salah satu ceramahnya di
Jogya menjelang akhir hayatnya antara lain mengatakan : Jika tidak karena
pengaruh dan didikan agama Islam, maka patriotisme bangsa Indonesia tidak
akan sehebat seperti apa yang diperlihatkan oleh sejarahnya sampai
kemerdekaannya.
Sejarah telah mencatat sederetan pahlawan Islam Indonesia dalam melawan
Belanda yang sebagian besar adalah para Ulama atau para kyai antara lain :
Di Pulau Jawa misalnya Sultan Ageng Tirtayasa, Kiyai Tapa dan Bagus Buang
dari kesultanan Banten, Sultan Agung dari Mataram dan Pangeran Diponegoro
dari Jogjakarta memimpin perang Diponegoro dari tahun 1825-1830 bersama
panglima lainnya seperti Basah Marto Negoro, Kyai Imam Misbah, Kyai
Badaruddin, Raden Mas Juned, dan Raden Mas Rajab. Konon dalam perang
Diponegoro ini sekitar 200 ribu rakyat dan prajurit Diponegoro yang syahid,
-
5/27/2018 Proses Masuk Dan Perkembangan Islam Di Indonesia
dari pihak musuh tewas sekitar 8000 orang serdadu bangsa Eropa dan 7000
orang serdadu bangsa Pribumi. Dari Jawa Barat misalnya Apan Ba Saamah dan
Muhammad Idris (memimpin perlawanan terhadap Belanda sekitar tahun 1886
di daerah Ciomas)
Di pulau Sumatra tercatat nama-nama : Tuanku Imam Bonjol dan Tuanku
Tambusi (Memimpin perang Padri tahun 1833-1837), Dari kesultanan Aceh
misalnya : Teuku Syeikh Muhammad Saman atau yang dikenal Teuku Cik
Ditiro, Panglima Polim, Panglima Ibrahim, Teuku Umar dan istrinya Cut Nyak
Dien, Habib Abdul Rahman, Imam Leungbatan, Sultan Alaudin Muhammad
Daud Syah, dan lain-lain.
Di Kalimantan Selatan, rakyat muslim bergerak melawan penjajah kafir
Belanda yang terkenal dengan perang Banjar, dibawah pimpinan Pangeran
Antasari yang didukung dan dilanjutkan oleh para mujahid lainnya seperti
pangeran Hidayat, Sultan Muhammad Seman (Putra pangeran Antasari),
Demang Leman dari Martapura, Temanggung Surapati dari Muara Teweh,
Temanggung Antaludin dari Kandangan, Temanggung Abdul jalil dari Amuntai,
Temanggung Naro dari buruh Bahino, Panglima Batur dari Muara Bahan,
Penghulu Rasyid, Panglima Bukhari, Haji Bayasin, Temanggung Macan Negara,
dan lain-lain. Dalam perang Banjar ini sekitar 3000 serdadu Belanda tewas.
Di Maluku Umat Islam bergerak juga dibawah pimpinan Sultan Jamaluddin,
Pangeran Neuku dan Said dari kesultanan Ternate dan Tidore.
Di Sulawesi Selatan terkenal pahlawan Islam Indonesia seperti Sultan
Hasanuddin dan Lamadu Kelleng yang bergelar Arung Palaka.
Sederetan Mujahid-mujahid lain disetiap pelosok tanah air yang belum diangkat
namanya atau dicatat dalam buku sejarah adalah lebih banyak dari pada yang
telah dikenal atau sudah tercatat dalam buku-buku sejarah. Mereka sengaja
tidak mau dikenal, khawatir akan mengurangi keikhlasannya di hadapan Allah.
Sebab mereka telah betul-betul berjihad dengan tulus demi menegakkan dan
membela Islam di tanah air.
3. Penjajahan Jepang
Pendudukan Jepang di Indonesia diawali di kota Tarakan pada tanggal 10
-
5/27/2018 Proses Masuk Dan Perkembangan Islam Di Indonesia
januari 1942. Selanjutnya Minahasa, Balik Papan, Pontianak, Makasar,
Banjarmasin, Palembang dan Bali. Kota Jakarta berhasil diduduki tanggal 5
Maret 1942.
Untuk sementara penjajah Belanda hengkang dari bumi Indonesia, diganti oleh
penjajah Jepang. Ibarat pepatah Lepas dari mulut harimau jatuh ke mulut
buaya, yang ternyata penjajah Jepang lebih kejam dari penjajah manapun yang
pernah menduduki Indonesia. Seluruh kekayaan alam dikuras habis dibawa ke
negerinya. Bangsa Indonesia dikerja paksakan (Romusa) dengan ancaman
siksaan yang mengerikan seperti dicambuk, dicabuti kukunya dengan tang,
dimasukkan kedalam sumur, para wanita diculik dan dijadikan pemuas nafsu
sex tentara Jepang (Geisha).
Pada awalnya Jepang membujuk rayu bangsa Indonesia dengan mengklaim
dirinya sebagai saudara tua Bangsa Indonesia (ingat gerakan 3 A yaitu Nippon
Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia dan Nippon Pemimpin Asia). Mereka juga
paham bahwa bangsa Indonesia kebanyakan beragama Islam. Karena itu pada
tanggal 13 Juli 1942 mereka mencoba menghidupkan kembali Majlis Islam Ala
Indonesia (MIAI) yang telah terbentuk pada pemerintahan Belanda (September
1937). Tapi upaya Jepang tidak banyak ditanggapi oleh tokoh-tokoh Islam.
Banyak tokoh-tokoh Islam tidak mau kooperatif dengan pemerintah penjajah
Jepang bahkan melakukan gerakan bawah tanah misalnya dibawah pimpinan
Sutan Syahrir dan Amir Syarifuddin.
Selain itu, Jepang membubarkan organisasi-organisasi yang bersifat politik atau
yang membahayakan Jepang yang dibentuk semasa Belanda, kemudian sebagai
gantinya dibentuklah organisasi-organisasi baru misalnya Putera (Pusat Tenaga
Rakyat), Cuo Sangi In (Badan pengendali politik), Jawa Hokokai (Himpunan
Kebaktian Jawa), Seinendan, Fujinkai, Keibodan, Heiho, Peta dan lain-lain.
Motif utama dibentuknya organisasi-organisasi tersebut hanyalah sebagai kedok
saja yang ternyata untuk kepentingan penjajah Jepang juga. Namun bangsa kita
sudah cerdas justru organisasi-organisasi tersebut sebaliknya dimanfaatkannya
untuk melawan penjajah Jepang. Sebagai contoh adalah pembentukan tentara
PETA (Pembela Tanah Air) pada tanggal 3 Oktober 1943 di Bogor yang
merupakan cikal bakal adanya TNI. Terbentuknya memang atas persetujuan
penjajah Jepang yang didukung oleh para alim ulama. Tercatat sebagai
pendirinya adalah KH.Mas Mansur, Tuan Guru H. Yacob, HM.Sodri,
-
5/27/2018 Proses Masuk Dan Perkembangan Islam Di Indonesia
KH.Adnan, Tuan guru H.Kholid, KH.Djoenaedi, Dr.H.Karim Amrullah,
H.Abdul Madjid dan U. Muchtar. Mereka betul-betul memanfaatkan PETA ini
untuk kepentingan perjuangan bangsa. PETA saat itu terdiri dari 68 batalion
yang masing-masing dipimpin oleh para alim ulama. Para Bintaranya adalah
para pemuda Islam, dan panji-panji tentara PETA adalah bulan bintang putih di
atas dasar merah. Tanggal 5 Oktober 1945 terbentuklah BKR (Barisan
Keamanan Rakyat) yang sebagian besar pimpinannya adalah berasal dari PETA.
BKR kemudian menjadi TKR dan selanjutnya TNI. Jadi TNI tidak mungkin ada
jika PETA yang terdiri dari 68 bataliyon yang dipimpin oleh para ulama
tersebut tidak ada.
Namun ada beberapa organisasi bentukan Jepang yang sangat kentara
merugikan dan bahkan berbuat aniaya terhadap bangsa Indonesia. Misalnya
melalui Jawa Hokokai rakyat secara paksa untuk mengumpulkan padi, permata,
besi tua serta menanam jarak yang hasilnya harus diserahkan kepada pemerintah
pendudukan Jepang, pelecehan, penghinaan terhadap agama Islam dan umat
Islam sudah terang-terang. Maka umat Islam di berbagai daerah bangkit
menentang penjajah Jepang, diantaranya:
a. Pemberontakan Cot Pileng di Aceh
Perlawanan ini dipimpin oleh seorang ulama muda bernama Tengku Abdul Jalil,
guru ngaji di Cot Pileng pada tanggal 10 November 1942. Sebabnya karena
tentara Jepang melakukan penghinaan terhadap umat Islam Aceh dengan
membakar masjid dan membunuh sebagian jamaah yang sedang salat subuh.
b. Pemberontakan Rakyat Sukamanah
Perlawanan ini dipimpin oleh KH. Zaenal Mustafa, pemimpin pondok pesantren
di Sukamanah Singaparna Tasik Malaya pada tanggal 25 februari 1944.
Penyebabnya karena para santrinya dipaksa untuk melakukan Seikirei,
menghormat kepada kaisar Jepang dengan cara membungkukkan setengah
badan ke arah matahari. Ini tentu saja pelanggaran aqidah Islam.
c. Pemberontakan di Indramayu
Perlawanan ini dipimpin oleh H. Madriyas. Sebabnya karena rakyat tidak tahan
terhadap kekejaman yang dilakukan tentara Jepang.
d. Pemberontakan Teuku Hamid di Aceh
Perlawanan ini dipimpin oleh Teuku Hamid pada bulan November 1944.
e. Pemberontakan PETA di Blitar
Perlawanan ini dipimpin oleh seorang komandan Pleton PETA yang bernama
Supriadi pada tahun 14 Februari 1945 di Blitar, karena mereka tidak tahan
-
5/27/2018 Proses Masuk Dan Perkembangan Islam Di Indonesia
melihat kesengsaraan rakyat di daerah dan banyak rakyat yang korban karena
dikerjapaksakan (Romusha).
4. Sekutu dan NICA
Tanggal 17 Agustus 1945 kemerdekaan Indonesia baru saja diproklamirkan,
tanggal 15 september 1945 datang lagi persoalan baru, yaitu datangnya tentara
sekutu yang diboncengi NICA (Nederland Indies Civil Administration). Mereka
datang dengan penuh kecongkakan seolah-olah paling berhak atas tanah
Indonesia sebagai bekas jajahannya. Kedatangan mereka tentu saja mendapat
reaksi dari seluruh bangsa Indonesia. Seluruh umat Islam bergerak kembali
dengan kekuatan senjata seadanya melawan tentara sekutu dan NICA yang
bersenjatakan lengkap dan modern. Perlawanan terhadap sekutu dan NICA
antara lain: Dengan taktik perang gerilya, pertempuran arek-arek Surabaya,
Bandung lautan Api, pertempuran di Ambarawa dan lain-lain.
Arsitek perang gerilya adalah Jendral Sudirman nama yang tidak asing lagi bagi
bangsa Indonesia. Beliau sebagai panglima besar TNI berlatar belakang santri.
Pernah jadi dai atau guru agama di daerah Cilacap Banyumas sekitar tahun
1936-1942. Berkarir mulai dari kepanduan Hizbul Wathan dan aktif dalam
pengajian-pengajian yang diadakan oleh Muhammadiyah. Beliau pada sebagian
hidupnya adalah untuk berjuang, dan bahkan dalam kondisi sakit sekalipun
beliau terus memimpin perang gerilya ke hutan-hutan.
Sedangkan pertempuran arek-arek Surabaya dipimpin oleh Bung Tomo. Dengan
kumandang takbir, beliau mengobarkan semangat berjihad melawan tentara
Inggris di Surabaya pada tanggal 10 November 1945. Karena dahsyatnya
pertempuran tersebut, maka tanggal tersebut dikenang sebagai hari pahlawan.
Beliau tercatat pula dalam sejarah sebagai arsitek bom syahid. Dalam kurun
waktu perjuangan tahun 19451949 beliau membentuk pasukan berani mati,
yakni pasukan bom syahid yang siap mengorbankan jiwanya untuk
menghancurkan tentara sekutu dan Belanda.
Bandung lautan api adalah pertempuran dahsyat di Bandung Utara, kemudian di
Bandung Selatan dibawah pimpinan Muhammad Toha dan Ramadhan .
E. Peranan Umat Islam dalam Mempersiapkan dan Meletakkan Dasar-dasar
Indonesia Merdeka.
-
5/27/2018 Proses Masuk Dan Perkembangan Islam Di Indonesia
Dalam upaya mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, tidak disangsikan lagi
peran kaum muslimin terutama para ulama. Mereka berkiprah dalam BPUPKI
(Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) yang dibentuk
tanggal 1 maret 1945. Lebih jelas lagi ketika Badan ini membentuk panitia kecil
yang bertugas merumuskan tujuan dan maksud didirikannya negara Indonesia.
Panitia terdiri dari 9 orang yang semuanya adalah muslim atau para ulama
kecuali satu orang beragama Kristen. Mereka adalah Ir. Soekarno,
Drs.Moh.Hatta, Mr.Moh.Yamin, Mr.Ahmad Subardjo, Abdul Kahar Mujakir,
Wahid Hsyim, H.Agus Salim, Abi Kusno Tjokrosuyono dan A.A. Maramis
(Kristen)
Meski dalam persidangan-persidangan merumuskan dasar negara Indonesia
terjadi banyak pertentangan antar (mengutip istilah Endang Saefudin Ansori
dalam bukunya Piagam Jakarta) kelompok nasionalis Islamis dan kelompok
nasionalis sekuler. Kelompok Nasionalis Islamis antara lain KH. Abdul Kahar
Muzakir, H. Agus Salim, KH.Wahid Hasyim, Ki Bagus dan Abi Kusno
menginginkan agar Islam dijadikan dasar negara Indonesia. Sedangkan
kelompok nasionalis sekuler dibawah pimpinan Soekarno menginginkan negara
Indonesia yang akan dibentuk itu netral dari agama. Namun Akhirnya terjadi
sebuah kompromi antara kedua kelompok sehingga melahirkan sebuah rumusan
yang dikenal dengan Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945, yang berbunyi :
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syareat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Rumusan itu disetujui oleh semua anggota dan kemudian menjadi bagian dari
Mukaddimah UUD 45. Jadi dengan demikian Republik Indonesia yang lahir
tanggal 17 Agustus 1945 adalah republik yang berdasarkan ketuhanan dengan
kewajiban menjalankan syareat Islam bagi pemeluk-pemeluknya Meskipun
keesokan harinya 18 Agustus 1945 tujuh kata dalam Piagam Jakarta itu
dihilangkan diganti dengan kalimat Yang Maha Esa. Ini sebagai bukti akan
kebesaran jiwa umat Islam dan para ulama. Muh. Hatta dan Kibagus
Hadikusumo menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan Yang Maha Esa
-
5/27/2018 Proses Masuk Dan Perkembangan Islam Di Indonesia
tersebut tidak lain adalah tauhid.
Saat proklamasipun peran umat Islam sangat besar. 17 Agustus 1945 itu
bertepatan dengan tangal 19 Ramadhan 1364 H. Proklamasi dilakukan juga atas
desakan-desakan para ulama kepada Bung Karno. Tadinya Bung Karno tidak
berani. Saat itu Bung Karno keliling menemui para ulama misalnya para ulama
di Cianjur Selatan, Abdul Mukti dari Muhammadiyah, termasuk Wahid Hasyim
dari NU. Mereka mendesak agar Indonesia segera diproklamasikan tanggal 17
Agustus 1945.
Demikian penting peran ulama di mata Bung Karno. Setelah Indonesia
diproklamasikan, Bung karno masih terus berkeliling terutama minta dukungan
para ulama dan rakyat Aceh. Di bawah pimpinan ulama-ulama Aceh seperti
Daud Beureuh, Teuku Nyak Arief, Mr. Muhammad Hasan, M.Nur El Ibrahimy,
Ali Hasyimi dan lain-lain, rakyat Aceh segera menyambut dengan gegap
gempita. Dukungan mereka bukan hanya lisan tapi juga berbentuk sumbangan
materi, yaitu berupa uang 130.000 Straits Dollar dan emas seberat 20 kg untuk
pembelian pesawat terbang.
Saat itu Soekarno sempat berjanji di hadapan Daud Beureuh, bahkan sampai
mengucapkan sumpah. Demi Allah, Wallahi, saya akan pergunakan pengaruh
saya agar nanti rakyat Aceh benar-benar dapat melaksanaan syariat Islam,
demikian ucapan Soekarno untuk meyakinkan Daud Beureuh, bahwa jika Aceh
bersedia membantu perjuangan kemerdekaan, syariat Islam akan diterapkan di
tanah Rencong ini. Tapi janji itu hanya sekedar janji, tidak pernah diwujudkan.
Inilah yang menyebabkan Daud Beureuh kemudian memberontak kepada
pemerintah pusat dan bergabung dengan S.M.Kartosuwiryo yang juga
dikecewakan oleh Soekarno, teman seperguruannya waktu nyantri di HOS
Cokroaminoto.
Sesungguhnya perjuangan para ulama begitu besar dalam mengantarkan
Indonesia merdeka tidak lepas dari motivasi bagaimana Indonesia yang akan
dibangun ini harus berdasarkan syariat Islam. Namun banyak dari golongan
nasionalis meski mereka beragama Islam (misalnya Soekarno dkk) tidak setuju
dengan cita-cita para ulama di atas. Kelompok Nasionalis inilah sangat berperan
dalam penghapusan 7 kata dalam piagam Jakarta. Inilah yang kemudian
menjadi ganjalan dan kekecewaan bagi para ulama. Sehingga beberapa tokoh
Islam seperti Kartosuwiryo (Jawa Barat), Kahar Muzakir (Sulawesi Selatan),
-
5/27/2018 Proses Masuk Dan Perkembangan Islam Di Indonesia
Letnan I Ibnu Hajar (Kalimantan Selatan) dan Daud Beureuh (Aceh) terpaksa
harus angkat senjata berjuang kembali untuk mewujudkan NII yang dicita-
citakan, meskipun mereka kemudian dicap sebagai pemberontak.
F. Peranan Organisasi-organisasi Islam dan Partai-partai Politik Islam
Dalam perjuangan membela bangsa, Negara dan menegakkan Islam di
Indonesia, Umat Islam mendirikan berbagai organisasi dan partai politik dengan
corak dan warna yang berbeda-beda. Ada yang bergerak dalam bidang politik,
sosial budaya, pendidikan, ekonomi dan sebagainya. Namun semuanya
mempunyai tujuan yang sama, yaitu memajukan bangsa Indonesia khususnya
umat Islam dan melepaskan diri dari belenggu penjajahan. Tercatat dalam
sejarah, bahwa dari lembaga-lembaga tersebut telah lahir para tokoh dan
pejuang yang sangat berperan baik di masa perjuangan mengusir penjajah,
maupun pada masa pembangunan.
1. Sarekat Islam (SI)
Sarekat Islam (SI) pada awalnya adalah perkumpulan bagi para pedagang
muslim yang didirikan pada akhir tahun 1911 di Solo oleh H. Samanhudi. Nama
semula adalah Sarekat Dagang Islam (SDI). Kemudian tanggal 10 Nopember
1912 berubah nama menjadi Sarekat Islam (SI). H.Umar Said Cokroaminoto
diangkat sebagai ketua, sedangkan H.Samanhudi sebagai ketua kehormatan.
Latar belakang didirikannya organisasi ini pada awalnya untuk menghimpun
dan memajukan para pedagang Islam dalam rangka bersaing dengan para
pedagang asing, dan juga membentengi kaum muslimin dari gerakan
penyebaran agama Kristen yang semakin merajalela. Dengan nama Sarekat
Islam dibawah pimpinan H.O.S. Cokroaminoto organisasi ini semakin
berkembang karena mendapat sambutan yang luar biasa dari masyarakat. Daya
tarik utamanya adalah asas keislamannya. Dengan SI mereka (umat Islam)
yakin akan dibela kepentingannya.
Keanggotaan SI terbuka untuk semua golongan dan suku bangsa yang beragama
Islam. Berbeda dengan Budi Utomo yang membatasi keanggotaannya pada suku
bangsa tertentu (Jawa). Sehingga banyak sejarawan mengatakan bahwa tanggal
berdirinya SI ini lebih tepat disebut sebagai Hari Kebangkitan Nasional, dan
bukan tahun 1908 dengan patokan berdirinya Budi Utomo. Karena ruang
lingkup Budi Utomo hanyalah pulau Jawa, bahkan hanya etnis Jawa Priyayi.
Sedangkan SI mempunyai cabang-cabang di seluruh Indonesia. Jadi layak
-
5/27/2018 Proses Masuk Dan Perkembangan Islam Di Indonesia
disebut Nasional.
Secara lahir SI tidak menyatakan diri sebagai organisasi partai politik. Tetapi
dalam sepak terjangnya jelas kelihatan sebagai organisasi politik. Kegiatan
politik dilakukan dengan sangat hati-hati dan bertahap. Dalam kongres tahun
1914, Cokroaminoto mengatakan bahwa SI akan bekerjasama (kooperatif)
dengan pemerintah dan tidak berniat melawan pemerintah. Dua tahun kemudian
dalam kongresnya di Bandung, dia melancarkan kritik terhadap praktek
kolonialisme yang telah menyengsarakan rakyat. Dalam kongres itu SI
menuntut supaya Indonesia diberi pemerintahan sendiri dan rakyat diberi
kesempatan untuk duduk dalam pemerintahan. Semakin lama sikap SI semakin
keras. Abdul Muis salah satu tokoh SI mengatakan, jika tuntutan-tuntutan itu
tidak diindahkan pemerintah (penjajah), anggota SI bersedia membalas
kekerasan dengan kekerasan. Pada waktu pemerintah mendirikan Volksraad
(Dewan Rakyat), SI mendudukkan wakilnya dalam dewan itu, antara lain
Cokroaminoto dan H. Agus Salim. Setelah ternyata Volksrad tidak bisa dipakai
sebagai lembaga untuk memperjuangkan kemerdekaan, SI pun menarik
wakilnya. Demikian SI beralih ke strategi non-kooperatif.
Pada kongres 1917, SI mulai dimasuki pengaruh lain, yaitu dengan masuknya
orang-orang yang berfaham Marxis (komunis) seperti Semaun dan Darsono.
Bahkan pada kongresnya yang ketiga tahun 1918 pengaruh Semaun semakin
kuat. Tetapi SI masih membiarkannya demi persatuan dan kesatuan bangsa
yang saat itu sangat diperlukan dalam menghadapi pemerintah penjajah. Pada
tangal 10 Oktober 1921 dalam kongres SI yang ke-6 H. Agus Salim dan Abdul
Muis merangkap menjadi anggota dan pengurus mencetuskan perlunya disiplin
partai dalam tubuh SI, antara lain seorang anggota SI tidak boleh merangkap
menjadi anggota atau pengurus di partai lain. Ini tujuan sebenarnya adalah
untuk membersihkan barisan SI dari unsur-unsur komunis. Dengan disetujuinya
gagasan ini akhirnya Semaun dan Darsono keluar dari SI. Tapi kemudian SI
terpecah menjadi dua, yaitu SI Merah dan SI Putih. SI Merah dipimpin oleh
Semaun berpusat di Semarang dan berazaskan Komunis. Adapun SI Putih
dipimpin oleh HOS Tjokroaminoto berazaskan Islam.
Pada Kongres SI ke-7. SI Putih berubah nama menjadi Partai Sarekat Islam
(PSI). Pada tahun 1927 nama Partai Sarekat Islam (PSI) ditambah dengan kata
Indonesia, sehingga menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII). Hanya
sangat disayangkan partai ini kemudian menjadi terpecah belah. Ada PSII yang
-
5/27/2018 Proses Masuk Dan Perkembangan Islam Di Indonesia
dipimpin oleh Sukiman, PSII Kartosuwiryo, PSII Abikusno, dan PSII H. Agus
Salim.
2. Muhammadiyah
Muhammadiyah secara etimologi artinya pengikut Nabi Muhammad. Adalah
sebuah organisasi non-politis yang bertujuan mengembalikan ajaran Islam
sesuai dengan al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad saw; memberantas
kebiasaan yang tidak sesuai dengan ajaran agama (bidah) dan memajukan ilmu
agama Islam di kalangan anggotanya. Organisasi ini didirikan oleh KH. Ahmad
Dahlan di Yogyakarta pada 18 Nopember 1912. Dalam Anggaran Dasar
Muhammadiyah yang baru, telah disesuaikan dengan UU no.8 tahun 1985 dan
hasil Muktamar Muhammadiyah ke-41 di Surakarta pada tanggal 7-11
Desember 1985, Bab 1 pasal 1 disebutkan bahwa Muhammadiyah adalah
gerakan Islam dan dakwah amar maruf nahi munkar yang berakidah Islam dan
bersumber pada al-Quran dan Sunnah. Sifat gerakannya adalah non-politik, tapi
tidak melarang anggotanya memasuki partai politik. Hal ini dicontohkan oleh
pendirinya sendiri,