proses bisnis e-catalogue baru sebagai kerangka kebutuhan ... · transportasi dan produk barang...
TRANSCRIPT
243
Proses Bisnis E-catalogue Baru Sebagai Kerangka Kebutuhan Informasi Pengolahan Produksi Komoditi (Suprihadi,dkk)
PROSES BISNIS E-CATALOGUE BARU SEBAGAI KERANGKAKEBUTUHAN INFORMASI PENGOLAHAN PRODUKSI KOMODITI
STUDI KASUS DESA MLATIHARJO KEC. GAJAH KAB. DEMAK
Suprihadi1), Radius Tanone2), Suharyadi3)
1Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacanaemail: [email protected]
2Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacanaemail: [email protected]
3Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacanaemail: [email protected]
ABSTRACT
E-catalogue is very useful for for an insititution procurement and its online transaction.The one way business process in the existing e-catalogue has not fully served theneeds of those in commodity business. One of the reason is due to its short shelf life.The product knowledge such as information on production experience, land potential,planting time, harvest time estimation, is very essential for those in commodity businessas it serves as the information framework informing that their products are salable.This study aims to make information framework for new product catalogue. Thiswould be useful in developing a new business process for e-catalogue application.This study employs a literature review study, interview, and survey to gather theinformation needed to develop the new e-catalogue business process. This new e-catalogue business process has been implemented by developing a prototype usingweb-based e-catalogue. By so doing, it has extended the promotion time for sellingagricultural commodities.
Keywords: New E-Catalogue Concept, Agricultural Commodities
PENDAHULUAN
Industri e-commerce di Indonesiasampai akhir tahun 2015 cukup maju pesat dandapat dibanggakan. Beberapa e-commercebaru muncul dan menjadi tren di masyarakatIndonesia karena memiliki karakteristik yangunik berdasarkan produk yang dijual, misalnyaproduk jasa perhotelan, jasa angkutan dantransportasi dan produk barang bekas layakpakai. Berdasarkan data analisis Ernst & Young,pertumbuhan nilai penjualan bisnis online diIndonesia setiap tahun meningkat 40 persen.
Jumlah pengguna internet sudah mencapaisekitar 93,4 juta dan 71 juta pengguna perang-kat telepon pintar (Kompas, 2015). Bagipemerintah, konsep e-commerce jugaditerapkan dalam kegiatan pengadaan barangdan jasa, yaitu e-purchasing, dimana regulasipelaksanaannya dituangkan didalam peraturanKepala Kebijakan Pengadaan Barang/JasaNomor 14 Tahun 2015 (LKPP, 2015).
Nilai transaksie-commerce di Indonesiadisadari masih rendah, yaitu bernilai Rp 150triliun di akhir tahun 2014, dibandingkan dengan
PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH Vol.2, Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506
244
negara Tiongkok yang sudah mencapai Rp6.000 triliun, setara dengan tiga kali lipat nilaiAPBN Indonesia (Kominfo, 2015). Olehkarena itu, pertumbuhan e-commerce diIndonesia akan terus dikembangkan. Pemerintahmelalui Kementrian Komunikasi dan Informasi(Kemenkominfo) akan meningkatkan transaksiperdagangan secara elektronik (e-commerce)mencapai nilai transaksi US$ 20 miliar padaakhir tahun 2020. Dengan demikian, industri e-commerce sudah tidak dapat dipandang sebelahmata dalam mendukung perekonomian diIndonesia, terlebih lagi dalam menyongsong eradigital ekonomi. Berdasarkan fakta dan kondisitersebut, maka muncul suatu tantangan yaitubagaimana mengembangkan e-commerceyang mampu mengakomodasi segala bentukproduk, sehingga dapat mening-katkan nilaitransaksi e-commerce di Indonesia.
E-commerce yang lebih dikenal denganToko Online (Online Shop), adalah sebuahsistem informasi yang menyediakan layanantransaksi pembelian produk berupa barang ataujasa. Informasi terkait produk dalame-commerceharus lengkap dan jelas dalam upaya menarikkonsumen untuk membeli produk tersebut.Sistem informasi yang bertugas mengelolainformasi berupa spesifikasi teknik, jenis ataukategori, dan harga suatu produk disebut e-catalogue. Dengan demikian, e-cataloguememiliki peranan yang penting dalam sebuahindustri e-commerce, yaitu pengelolaan produksebelum dinyatakan layak masuk ke dalamtransaksi pembelian. Pada saat ini, informasiproduk yang disediakan pada beberapa situs e-commerce terkenal di Indonesia adalah harga,merk, berat, dan deskripsi, sehingga detilinformasi dimasukkan kedalam deskripsi produk.Untuk info pemilik produk juga sangat terbatas,
yaitu hanya terbatas pada nama pengunggahproduk, tidak disertai profil lengkap. Hal inikurang kondusif bagi pelaku usaha mikro dankecil (UMKM) di Indonesia, yang memilikiketerbatasan dalam modal dan kompetensi dibidang teknologi informasi. Selain itu, juga kurangmendukung program peningkatan ekonomi lokal(PEL), karena produk tidak dapat dikelompok-kan berdasarkan lokasi tempat usaha. Salah satue-commerce yang dapat memberikan informasilengkap profil pemilik prduk, sehingga dapatmendukung program PEL adalah iklaster, yaitusistem jejaring bisnis UMKM koperasi berbasisklaster (Suprihadi, 2013). Tetapi iklaster memilikiketerbatasan untuk produk berupa komoditi hasilusaha pengolahan usaha agribisnis, yaitu belumdapat menyajikan informasi tentang estimasiwaktu panen dan hasil panen.
Elektronik katalog atau e-catalogueadalah sistem informasi elektronik yang memuatdaftar, jenis, spesifikasi teknis dan harga barangdari berbagai Penyedia Barang/Jasa Pemerintah(LKPP, 2015). Definisi lain tentange-catalogueadalah presentasionline dan informasi mengenaiproduk dan jasa yang ditawarkan dan dijualolehsebuah organisasi (Estukara, 2013). MenurutEstukara (2013), keuntungan dari e-cataloguesebagai berikut, yaitu:a. Mengurangi biaya pemasaran tanpa biaya
pencetakan katalog tradisional.b. Tidak perlu khawatir tentang pemisah akurasi
warna, ketebalan kertas, atau kualitas cetak.c. Menjangkau pasar tanpa biaya distribusi.d. Meningkatkan tingkat pelayanan pelanggang
dengan cepat, ketersediaan informasiproduk, dan pembaharuan katalog.
e. Mengurangi waktu dan biaya dalampemeliharaan katalog yang selalu diper-baharui dan akurat.
245
Proses Bisnis E-catalogue Baru Sebagai Kerangka Kebutuhan Informasi Pengolahan Produksi Komoditi (Suprihadi,dkk)
f. Memungkinkan pelanggan mencari katalogdengan cepat untuk informasi produktertentu.
Menurut Badan Litbang pertanian(2003), komoditas unggulan merupakankomoditas andalan yang memiliki posisi strategisuntuk dikembangkan di suatu wilayah yangpenetapannya didasarkan pada berbagaipertimbangan, baik secara teknis (kondisi tanahdan iklim) maupun sosial ekonomi dan kelem-bagaan (pengusaan teknologi, kemampuansumber daya, manusia, infrastruktur, dan kondisisosial budaya setempat). Ditambahkan pula olehBachrein (2003), bahwa penetapan komoditasunggulan di suatu wilayah menjadi suatukeharusan, dengan pertimbangan bahwakomoditas-komoditas yang mampu bersaingsecara berkelanjutan dengan komoditas yangsama di wilayah yang lain adalah komoditasyang diusahakan secara efisien dari sisiteknologi dan sosial ekonomi, serta memilikikeunggulan komparatif dan kompetitif. Selainitu, kemampuan suatu wilayah untukmemproduksi dan memasarkan komoditas yangsesuai dengan kondisi lahan dan iklim di wilayahtertentu juga sangat terbatas.
Menurut Ambardi (2002) menge-mukakan bahwa ada beberapa ciri komoditasunggulan antara lain: komoditas unggulan harusmampu menjadi penggerak utama (primemover) pembangunan, yang artinya mempunyaikontribusi yang menjanjikan pada peningkatanproduksi dan pendapatan, memiliki keterkaitanke depan yang kuat, baik secara komoditasunggulan maupun komoditas lainnya, mampubersaing dengan produksi sejenis dari wilayahlain di pasar nasional, baik dalam harga produk,biaya produksi, kualitas pelayanan, maupunaspek-aspek lainnya, memiliki keterkaitan
dengan daerah lain baik dalam hal pasar(konsumen) maupun pemasok bahan baku.Mampu menyerap tenaga kerja berkualitassecara optimal sesuai dengan skala produk-sinya, pengembangan komoditas unggulan harusmendapatkan berbagai dukungan, misalnyasosial, budaya, informasi dan peluang pasar,kelembagaan, pengembangan komoditasunggulan berorientasi pada kelestariansumberdaya dan lingkungan.
Pada usaha dagang komoditi saat ini,kebutuhan akan informasi tentang produk yangditawarkan bagi konsumen mulai meningkat.Beberapa informasi tambahan yang utamasebagai deskripsi produk komoditi, antara laininfo tanam (waktu), info panen (waktu, hasilproduksi per hektar) dan info lahan (khususnyasertifikasi lahan), memberi peranan pentingdalam meningkatkan nilai usaha. Hal ini dapatdilihat pada Tabel 1, yaitu daftar data produksidan harga jual beberapa komoditi yang telahterjual oleh klaster pertanian Tani Mahardikadi desa Mlatiharjo, kecamatan Gajah,kabupetan Demak.
Berdasarkan beberapa fakta yangterjadi di desa Mlatiharjo tersebut, maka dapatdisimpulkan bahwa informasi tentang prosesproduksi dan infrastruktur budidaya suatukomoditi, sangat memberikan peranan pentingdalam suatu usaha penjualan produk, yaitudapat meningkatkan trust public, dan menjagakeberlangsungan usaha bagi konsumen danprodusen. Tetapi dengan kerangka informasipada konsep e-catalogue yang ada saat inibelum dapat mengakomodasi kebutuhantersebut. Oleh karena itu, penelitian ini membuatkerangka konsep sebagai dasar pengambilanhipotesa pengembangan katalog produk barukhususnya produk komoditi pertanian, sehingga
PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH Vol.2, Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506
246
Tabel 1 Data Produksi dan Harga Jual Komoditi Desa Mlatiharjopada tahun 2014 (Sugiartono H., 2015)
dapat diperoleh proses bisnis baru e-catalogue.Kerangka konsep dapat dilihat pada Gambar 1.
Berdasarkan kondisi dan permasalahanyang ada, maka penelitian ini bertujuanmenghasilkan perubahan idea atau konsep barutentang kerangka informasi katalog produkyang ada dalam e-catalogue, sehingga katalogproduk baru tersebut dapat dipergunakansebagai dasar pengembangan proses bisnis barue-catalogue. Dengan demikian, proses bisnisbaru e-catalogue dapat memberikan peluangpeningkatan nilai transaksi dagang dalam e-commerce komoditi pertanian karena memilikijangka waktu promosi lebih panjang, yaitu sejakawal produksi komoditi dilakukan.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penye-lesaian permasalahan adalah sebagai berikut:1) Pengembangan kerangka informasi katalog
produk sebagai model konsep baru katalogproduk.
2) Pengembangan proses bisnis baru e-catalogue sebagai penerapan model konsepbaru katalog produk.
3) Pendampingan dalam pengelolaan komoditipertanian menggunakan prototip sisteminformasi e-catalogue komoditi pertanianberbasis klaster sebagai penerapan prosesbisnis baru e-catalogue.
Untuk lebih jelas, pola penyelesaianmasalah dapat dilihat pada Gambar 2.
No. Jenis KomoditiRerata Qty Produksi Per
Tahun (dalam Ton)
Harga Jual Per Kg berdasarkan Daerah AsalPembeli (dalam Rupiah)
Lokal Kab. Luar Kab.
Tanaman Pangan
1. Padi 3.840 4.600 -
2. Kacang Hijau 240 10.000 16.000
Hortikultura
1. Kelengkeng 1 18.000 35.000
2. Semangka 360 2.400 2.500
3. Jambu Kristal 1 6.000 12.000
7. Melon 120 6.000 6.100
8. Cabe Keriting 1,6 20.000 21.000
9. Cabe Rawit 2,4 15.000 16.000
10. Bawang Merah 80 19.000 20.000
11. Ketimun 30 1.500 1.600
12. Tomat 20 2.000 2.100
13. Sawi Hijau 1,5 4.000 4.500
14. Terong 3 2.000 2.100
Peternakan
1 Telur Bebek 20,4 36.000 38.400
Rerata Qty ProduksiPer Tahun (dalam Ekor)
Harga Jual Per Ekor berdasarkan DaerahAsal Pembeli (dalam Rupiah)
Lokal Kab. Luar Kab.
2. Sapi Potong 64 20jt 25jt
3. Kambing /Domba 250 2,5jt 3jt
4. Bebek 2100 25.000 30.000
5. Ayam Lokal 5200 80.000 90.000
247
Proses Bisnis E-catalogue Baru Sebagai Kerangka Kebutuhan Informasi Pengolahan Produksi Komoditi (Suprihadi,dkk)
LANGKAH 1Identifikasi kondisi / keberadaan Klaster Tani
Mahardika
LANGKAH 3Perumusan dan AnalisisKebutuhan Proses BisnisSistem e-Catalogue Baru
Identifikasi Profil ,dan Spesifikasi
Produk / KomoditiAnggota
IdentifikasiBudidaya ,
InfrastrukturProduksi danPasca Panen
AnalisisKebutuhan
SOP Sistem e-Catalogue
Analisis Kebutuhan :Alur Sistem, dan
Basis Data sebagaiKerangka Informasi
PengolahanProduksi Komoditi
Ø Pemetaan dan Klasifikasi KomoditiProduk Usaha Klaster
Ø Daftar Profil Anggota dan SumberDaya Pengolahan Produksi KomoditiKlaster
Ø Pemetaan dan Klasifikasi InfrastrukturBudidaya Klaster
Ø Pemetaan Kebutuhan InformasiPengolahan Produksi Komoditi .
Luaran I:Ø Model Kerangka Informasi
Catalogue BaruØ Rancangan SOP Sistem e-
Catalogue BaruØ Desain Alur sistemØ Desain Basis Data
Luaran III:
LANGKAH 4Pendampingan Implementasi SOP dan Aplikasi Sistem e-
Catalogue Komoditi Pertanian Berbasis Klaster
Pendampingan SDM PengelolaSistem e-Catalogue Komoditi
Pertanian Berbasis Mobile1. Training SOP Pengelolaan
Sistem e-Catalogue KomoditiPertanian
2. Training Mobile Apliccation3. Training Pemetaan wilayah
LANGKAH 5Pendampingan Operasional & maintenance
Sistem Informasi e-Catalogue KomoditiPertanian Berbasis Klaster
PendampinganInput data
Budidaya LahanAnggota Klaster
Ø SDM Pengelola SistemØ Pusat Data Sistem Informasi e-Catalogue Baru
Komoditi Pertanian Berbasis WebØ Prototipe Aplikasi Sistem Informasi e-Catalogue
Baru Komoditi Pertanian Berbasis Klaster
Luaran IV:
Ø Dokumen Model Kerangka InformasiCatalogue Baru
Ø Dokumen SOP Proses Bisnis e-CatalogueBaru
Ø Paten Domain Web Pusat Data danInformasi Komoditi Pertanian
Ø Prototip e-CatalogueØ Jurnal Publikasi
Luaran V:
ImplementasiAplikasi e-CatalogueKomoditiPertanian
Berbasis Mobile
PendampinganPemetaan dan
Input Data LahanAnggota Klaster
PendampinganManajemen &
Maintenance Aplikasie-Catalogue Komoditi
Pertanian Klaster
ImplementasiServer Pusat DataSistem Informasi e-
CatalogueKomoditi Pertanian
Berbasis Web
Pendataan InfoTanam , InfoPanen, danInfo Lahan
LANGKAH 2Pendataan Profil danIdentifikasi KebutuhanStakeholder Agribisnis
IdentifikasiKebutuhan
Stakeholder
Ø Daftar Profil StakeholderØ Pemetaan Kebutuhan Informasi
Pengolahan Produksi KomoditiØ Pemetaan Kebutuhan Akses
Stakeholder terhadap pelakuatau produsen komoditi .
Luaran II:
Pendataan ProfilPenyuluh
Pertanian & PakarAgribisnis
Gambar 2. Metode Penyelesaian Pengembangan Proses Bisnis Baru e-Catalogue Komoditi Pertanian
Katalog Promosi(Kotler dan Armstrong
(2014 :516 )
Data:1. Nama2. Berat / Bobot3. Ukuran4. Warna5. Tipe
Informasi :1. Foto2. Harga3. Quantity atau Stock4. Waktu Pembuatan atau Produksi5. Waktu Kadaluwarsa6. Kandungan7. Keunggulan8. Sertifikasi (Halal, dll)
Lahan :1. Peta Lokasi2. Kapasitas Produksi3. Irigasi
Proses Produksi :1. Waktu Tanam2. Estimasi Waktu Panen3. Estimasi Hasil Panen4. Riwayat Produksi
Teknologi :1. Budidaya2. Irigasi3. Nilai Tambah
Pasca Panen :1. Sistem Gudang2. Pengemasan3. Delivery
Pengetahuan Produk(Product Knowledge)
Katalog Produk Baru
Proses Bisnis Baru e-CatalogueKomoditi Pertanian
Testimoni Publik
Profil Produk(Product Profile )
Gambar 1. Kerangka Konsep Pengembangan Katalog Produk Baru dalam Membangun Proses Bisnis BaruE-Catalogue Produk Komoditi Pertanian
PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH Vol.2, Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506
248
Keterangan Gambar 2 adalah sebagai berikut:
LANGKAH 1:
Identifikasi kondisi/keberadaan Klaster TaniMahardika sebagai sumber data penelitian.Tahap ini merupakan kegiatan survei danobservasi untuk mendapatkan informasi dandata-data yang tepat antara lain:1) Profil Usaha Anggota, yaitu profil anggota
dan spesifikasi produk / komoditi.2) Budidaya dan Infrastruktur, yaitu profil
budidaya produksi, infrastruktur/mesinproduksi, dan infrastruktur pasca panen.
3) Info Tanam, yaitu waktu tanam.4) Info Panen / Hasil Produksi, yaitu estimasi
waktu panen, estimasi hasil panen perhektar, dan perkembangan/riwayatproduksi.
5) Info Lahan, yaitu luas lahan, lokasi lahan,potensi lahan, dan sertifikasi lahan.
6) Info Pasca Panen, yaitu sistem gudang,pengemasan dan pemasaran dan delivery.
Alat bantu identifikasi pada tahap ini dapatberupa kuosioner dan form-form isianpendataan.
LANGKAH 2:
Pendataan profil dan identifikasi kebutuhanstakeholder. Tahap ini masih merupakankegiatan survei dan observasi untukmendapatkan informasi dan data-data yangtepat antara lain:
1) Profil Stakeholder
- Profil penyuluh pertanian.
- Profil peneliti pertanian bidang agribisnis.
- Profil pelaku usaha pertanian.- Identifikasi kebutuhan informasi
stakeholder
2) Identifikasi Kebutuhan Stakeholder, yaituidentifikasi kebutuhan peran fungsionalitasstakeholder pada e-catalogue baru.
Alat bantu identifikasi pada tahap ini dapatberupa kuosioner dan form-form isianpendataan.
LANGKAH 3:
Perumusan dan analisis kebutuhan proses bisnissistem e-catalogue baru. Pada langkah ke-3ini mengajak klaster tani mahardika danstakeholder untuk merancang StandardOperational Procedure (SOP) sebagai prosesbisnis e-catalogue baru, berdasarkan potensidari hasil langkah ke-1 dan langkah ke-2, antaralain:1) Prosedur untuk mengelola profil pemilik
komiditi.2) Prosedur untuk mengelola spesifikasi
komoditi.3) Prosedur untuk mengelola informasi
infrastruktur (produksi dan pasca panen)4) Prosedur untuk mengelola informasi
budidaya.5) Prosedur untuk mengelola informasi tanam.6) Prosedur untuk mengelola informasi panen.7) Prosedur untuk mengelola data
perkembangan harga.8) Prosedur sistem penjaminan validitas
informasi.9) Prosedur untuk menampilkan estimasi total
hasil produksisi.10) Prosedur untuk menampilkan waktu tanam.11) Prosedur untuk menampilkan estimasi
waktu panen.12) Prosedur untuk menampilkan peta
wilayah lahan.
Bentuk kegiatan yang dilaksanakanpada langkah ke-3 adalah workshop dan
249
Proses Bisnis E-catalogue Baru Sebagai Kerangka Kebutuhan Informasi Pengolahan Produksi Komoditi (Suprihadi,dkk)
sarasehan dengan acara focus groupdiscussion (FGD). Hal ini dilaksanakan supayamendapatkan data lengkap tentang riwayattransaksi usaha dagang komoditi yang telahdilakukan klaster tani mahardika, sebagai dasarkerangka kebutuhan informasi pengolahanproduksi suatu komoditi. Tahap ini jugadilaksanakan untuk mendapatkan informasilengkap tentang kebutuhan informasi bagistakeholder.
LANGKAH 4:
Pendampingan implementasi SOP danaplikasi sistem e-catalogue komoditi berbasisklaster. Pada tahap ini akan kegiatan pelatihan,antara lain:
1) Pelatihan SOP pengelolaan sistem e-catalogue baru.Pelatihan SOP sebagai kegiatan untukmenguji dan perbaikan SOP yang telahdirancang pada tahap sebelumnyadengan cara simulasi, sehingga akhirkegiatan ini diperoleh SOP yang palingtepat.
2) Pelatihan Pemetaan Wilayah berbasisMobilePelatihan ini bertujuan agar mitramampu memetakan lahan budidayayang dimilikinya menggunakan alat-alatpemetaan digital sederhana, yaitumenggunakan device mobile yangterjangkau untuk dimiliki mitra,sehingga letak geografis lahan mitradapat ditampilkan oleh aplikasi map,antara lain google maps yang dapatditampilkan di aplikasiweb danmobilee-catalogue. Materi pelatihan adalahGlobal Positioning System (GPS).Data-data posisi geografis tersebut
akan dipergunakan untukmenampilkan bentukpolygon wilayahlahan budidaya, dan data kepemilikanlahan sebagai informasi aset dankomoditi petani di prototip e-catalogue.
Kegiatan pada tahap ini untuk mendapatkandata kelayakan implementasi konsep e-catalogue baru sebagai kerangka kebutuhaninformasi pengolahan produksi komoditi.
Pada waktu yang bersamaan, prosesimplementasi atau membangun aplikasi e-catalogue baru berdasarkan alur sistem danbasis data langkah ke-3, dapat dilaksanakan.
LANGKAH 5:
Pendampingan Operasional & maintenancesistem informasi e-catalogue baru. Pada tahapini domain dan hosting web server pusat datadan prototip e-catalogue sudah tersedia, yaituwww.e-komoditi.com. Kemudian, dimulaiproses pengisian konten dan menjalankanaplikasi dengan didampingi oleh tim penelitiuntuk beberapa waktu, guna menjaga terjadinyamaintenance/perubahan struktur, danterjadinya kesalahan pada sistem. Bentukkegiatan pada tahap ini adalah workshop,sehingga diharapkan melalui kegiatan ini konsepproses bisnis e-catalogue baru dapat layakdiimplementasikan dalam sebuah prototipsistem informasi e-catalogue berbasis web.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk dapat menerapkan katalogproduk baru pada suatu e-catalogue, yaituadanya product knowledge, maka perluadanya pengembangan proses bisnis sistem e-catalogue. Sistem e-catalogue harus memilikilayanan yang mampu melakukan setting namadan isi dari product knowledge suatu produk
PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH Vol.2, Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506
250
komoditi atau kelompok komoditi. Berdasarkanhasil observasi dan wawancara kepadakelompok petani di Desa Mlatiharjo, ditemukanfakta bahwa jumlah dan nama productknowledge suatu komoditi dapat berbeda,tergantung pada knowledge yang dimilikipetani. Desain alur proses penentuan productknowledge dapat dilihat pada Gambar 3.
MULAI
SELESAI
INPUT NAMAPRODUCT KNOWLEDGE
SIMPAN PRODUCTKNOWLEDGE
TAB
EL
PR
OD
UC
TK
NO
WLE
DG
E
PESAN SIMPANKATALOGBERHASIL
SIMPANBERHASIL ? YA
TIDAK
PILIH PRODUCTKNOWLEDGE
INPUT DESKRIPSIPRODUCT KNOWLEDGE
TAMBAH ITEMPRODUCT
KNOWLEDGE?
PILIH KELOMPOKKOMODITI
TAMBAH NAMAPRODUCT
KNOWLEDGE?
YA
TIDAK
INPUT NAMA ITEMPRODUCT KNOWLEDGE
INPUT DESKRIPSI ITEMPRODUCT KNOWLEDGE
YA
TIDAK
Gambar 3 Diagram Alir Proses Penentuan Product Knowledge Kelompok Komoditi Pertanian
Setelah nama dan jumlah item isiproduct knowledge ditentukan, maka dalaminput katalog produk yang memuat productknowledge dapat dilakukan seperti terlihat padaGambar 4. Tampilan katalog produk baru hasilimplementasi proses bisnis baru e-cataloguedapat dilihat pada Gambar 5.
Pada penelitian ini dilakukan survei kestakeholders agribisnis dan publik berjumlah550 responden di kota Salatiga provinsi Jawa
Tengah dan sekitarnya, untuk mendapatkantanggapan terkait pengembangan katalogproduk baru yang diterapkan pada produk jenisbarang berupa komoditi pertanian.Stakeholders yang dimaksud antara lain DinasPertanian, Peternakan dan Perikanan(Dispertankan), Pakar Pertanian, Petani,Pelaku Usaha, Perbankan dan masyarakatumum. Tools yang dipergunakan adalah
kuesioner, dan dianalisis menggunakan skalaLinkert yang hasilnya lebih dari 60 persen daristakeholders menyatakan setuju bahwaproduct knowledge dapat adalah informasi yangtidak dapat dipisahkan dari katalog produkkomoditi pertanian, serta menyatakan setujubahwa katalog produk baru diterapkan padasebuah e-catalogue, maka dapat membantumemperpanjang masa promosi dan penjualansuatu produk komoditi pertanian.
251
Proses Bisnis E-catalogue Baru Sebagai Kerangka Kebutuhan Informasi Pengolahan Produksi Komoditi (Suprihadi,dkk)
Gambar 5. Tampilan Katalog Produk Baru suatu Produk Komoditi Pertanian
MULAI
SELESAI
INPUT PROFILKOMODITI
SIMPANKATALOG
TAB
EL
KO
MO
DIT
I
PESAN SIMPANKATALOGBERHASIL
SIMPANBERHASIL ? YA
TIDAK
INPUT PROSESPRODUKSI
PILIH LAHAN
LAHAN LAIN?
YA
PILIH ITEMPRODUCT
KNOWLEDGE
PILIHKLASIFIKASIKOMODITI
INPUT DESKRIPSIITEM PRODUCT
KNOWLEDGE
INPUTPRODUCT
KNOWLEDGELAIN?
TIDAK
YA
TIDAK
KLASIFIKASI KOMODITI:1. SEKTOR2. SUB SEKTOR3. KELOMPOK4. JENIS
PILIH PRODUCTKNOWLEDGE
Gambar 4 Diagram Alir Proses Baru Input Katalog Produk Komoditi Pertanian
PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH Vol.2, Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506
252
KESIMPULAN
Proses bisnis baru yang diterapkan padaaplikasi e-catalogue telah dapat melakukandokumentasi data dan informasi produk, yaituprofile dan knowledge sebagai katalog produkbaru. Katalog produk baru hasil penelitian inidapat dipergunakan sebagai kerangkakebutuhan informasi pengolahan produksikomoditi pertanian para stakeholders agribisnisdan publik, sehingga dapat mengakomodirkebutuhan pemasaran komoditi secaraelektronik hasil produksi para petani, yaitumemperpanjang waktu promosi dan penjualan.
UCAPAN TERIMAKASIH
Keberhasilan dalam penelitian ini tidakterlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk halitu, diucapkan terima kasih kepada:- Universitas Kristen Satya Wacana selaku
penyandang dana penelitian.- Pengurus dan anggota Klaster Pertanian Tani
Mahardika desa Mlatihardjo, kecamatanGajah, kabupaten Demak yang telahmemberikan data, sarana dan dukunganpartisipasi.
- Pemerintah Kabupaten Demak dan KotaSalatiga dalam memberikan data dan ijinpelaksanaan penelitian.
- Rekan-rekan anggota peneliti, serta paramahasiswa Fakultas Pertanian dan BisnisUKSW Salatiga.
- Segala pihak yang telah membantuterlaksananya penelitian ini dengan baik,serta terwujudnya laporan dan jurnalpublikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Ambardi, U.M. 2002. Pengembangan Wilayahdan Otonomi Daerah, Kajian Konsepdan Pengembangan Pasar PengkajianKebijkan Teknologi PengembanganWilayah. Jakarta: Pusat Pengkajiankebijakan Pengembangan Wilayah.
Bachrein, S. 2003. Penetapan KomoidtasUnggulan Propinis. BP2TP WorkingPaper. Bogor: Balai Pengkajian danPengembangan Teknologi Pertanian.
Badan Litbang Pertanian. 2003. PanduanUmum: Pelaksanaan Pengkajian danProgram Informasi, Komunikasi danDesiminasi BPTP. Jakarta: BadanPenelitian dan Pengembangan Pertanian.Depertemen Pertanian.
Estukara P., 2013, Perancangan Dan PembuatanE-Katalog Berbasis Android Pada TeeC o m p an y Yo gyak a r t a . h t t p : / /re p o s i t o r y. amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3534.pdf. Diaksespada 15 Januari 2016.
Kominfo, 2015, Pemerintah Akan TingkatTransaksi E-Commerce.http://kominfo.go.id/index.php/content/detail/4540/Pemerintah+Akan+Tingkat+Transaksi+E-Commerce/0/berita_satker#.VqZHM09KrIU ,Diakses pada 25 Januari 2015.
Kompas. 2015. Tahun 2020, Volume Bisnis E-commerce di Indonesia Mencapai USD130 Miliar. http://biz.kompas.com/read/2015/11/20/101500128/Tahun.2020.Volume.Bisnis.E-commerce.di.Indonesia.Mencapai.USD.130.Miliar.Diakses pada 25 Januari 2016.
LKKP, 2015, Peraturan Kepala LembagaKebijakan Pengadaan Barang/Jasa
253
Proses Bisnis E-catalogue Baru Sebagai Kerangka Kebutuhan Informasi Pengolahan Produksi Komoditi (Suprihadi,dkk)
Pemerintah Nomor : 14 Tahun 2015tentang E-Purchasing. http://180.2 5 0 . 2 1 0 . 1 5 0 / e p r o c / i n d e x .f i l e d o w n l o a d : d o w n l o a d /333839333535313b31, Diakses pada14 Januari 2016.
Sugiartono H., 2015, Data Penjualan Beras,Benih dan Bibit Klaster TaniMahardika, Demak: Tani Mahadika.Tidak dipublikasikan.
Suprihadi, Sinatra L., Hudiono R., 2013,Rancang Bangun Sistem JejaringKlaster Berbasis Web DenganPendekatan Model E-Commerce:Marketplace Concentrator, JurnalTeknologi Informasi-Aiti, Vol. 10. No.1,Februari 2013 : 58 – 69.
PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH Vol.2, Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506
254