proposal seminar lingkungan hidup pengelolaan

17
PROPOSAL SEMINAR NASIONAL LINGKUNGAN HIDUP “PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN PERTAMBANGAN EMAS BERKARAKTER KERAKYATAN DAN BERPRESPEKTIF EKOLOGIS DI GUNUNG BOTAK (GB) KABUPATEN BURU” 201 3 PANITIA SEMINAR NASIONAL UNIVERSITAS IQRA BURU 2013

Upload: vokhuong

Post on 31-Jan-2017

271 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROPOSAL SEMINAR Lingkungan Hidup PENGELOLAAN

PROPOSAL SEMINAR NASIONAL

LINGKUNGAN HIDUP“PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN PERTAMBANGAN EMAS

BERKARAKTER KERAKYATAN DAN BERPRESPEKTIF EKOLOGIS DI GUNUNG BOTAK (GB) KABUPATEN BURU”

2013

PANITIA SEMINAR NASIONALUNIVERSITAS IQRA BURU

2013

Page 2: PROPOSAL SEMINAR Lingkungan Hidup PENGELOLAAN

PROPOSAL

SEMINAR SEHARI LINGKUNGAN HIDUP

“PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN PENAMBANGAN EMAS

BERKARAKTER KERAKYATAN DAN BERPRESPEKTIF EKOLOGIS DI

GUNUNG BOTAK (GB) KABUPATEN BURU”

I. PENDAHULUAN

Kebutuhan manusia tidak akan terlepas dari ketergantungan terhadap alam.

Alam-lah yang menjadi tempat hidup manusia dan alam jualah yang menyediakan segala

sesuatu untuk kelangsungan hidup manusia. Bukti ketergantungan bangsa Indonesia

terhadap alam dapat dilihat dari pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) yang besar-

besaran tanpa melihat kelanjutan fungsinya. Ditambah lagi dengan Era otonomi daerah

yang diterapkan di Indonesia cukup memperuncing permasalahan pengelolaan dan

pemanfaatan bahan galian, khusunya pengelolaan dan pemanfataan penambangan emas

di daerah, dimana masing-masing daerah berlomba-lomba melakukan eksploitasi

kekayaan alam masing-masing yang tentunya akan berdampak pula pada beberapa

sektor termasuk lingkungan hidup.

Pertambangan dilakukan sebagai usaha pengambilan bahan galian yang bernilai

ekonomis dan apabila pengelolaannya dilakukan secara tepat, dapat dijadikan ujung

tombak atau andalan dalam pengembangan wilayah. Pembangunan Pengembangan

sektor pertambangan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional dalam

rangka mewujudkan cita-cita bangsa mencapai masyarakat adil dan makmur. Hal ini

merupakan perwujudan dari amanat Undang undang Dasar (UUD) 1945 Pasal 33,

dimana pada hakikatnya adalah upaya pengembangan sumber daya bahan galian yang

potensial untuk dapat dimanfaatkan secara optimal bagi kepentingan dan kemakmuran

rakyat.

Potensi bahan galian logam yang ditemukan di Indonesia, ada yang bersekala

besar dan bersekala kecil. Potensi yang bersekala besar pada umumnya dikelola oleh 

perusahaan pertambangan, sedangkan yang bersekala kecil ditinggalkan dan tidak

berlanjut ke tahap penambangan. Beberapa wilayah yang ditinggalkan tersebut

umumnya kemudian dikelola oleh para penambang tradisional. Sebagian diantaranya

sudah terbentuk menjadi WPR (Wilayah Pertambangan Rakyat), sebagian masih berupa

Penambangan Tanpa Izin (PETI).

Kegiatan usaha pertambangan rakyat tradisional/bersekala kecil, pada umumnya

banyak yang tidak mengikuti kaidah penambangan secara benar dan teratur, sehingga

perlu adanya bimbingan dan pengarahan dari intansi terkait, untuk memperkecil dampak

negative terhadap lingkungan. Diharapkan kegiatan tersebut dapat memberikan

kontribusi terhadap daerahnya, sehingga pihak pemerintah daerah memperoleh

tambahan bagi pendapatan daerah dari sektor pertambangan.

Kegiatan penambangan yang dilakukan oleh masyarakat pada lokasi emas

primer, yaitu dengan melakukan pembuatan lubang tambang mengikuti arah urat-urat

Page 3: PROPOSAL SEMINAR Lingkungan Hidup PENGELOLAAN

kuarsa yang mengandung emas berkadar tinggi (10 gr/ton hingga >15 gr/ton).

Pertambangan sekala kecil sampai saat ini belum didefinisikan secara resmi oleh

Pemerintah. Dalam UU Pertambangan Mineral dan Batubara No 4 Tahun 2009, terdapat

pengertian yang menyatakan tentang pertambangan rakyat yang terdapat pada pasal 20

dan 26, yakni kegiatan pertambangan rakyat dilaksanakan dalam suatu Wilayah

Pertambangan Rakyat (WPR).

Sedangkan pertambangan rakyat berdasarkan UU No. 4 Tahun 2009 tertera

dalam pasal 20, yakni bahwa pertambangan rakyat bertujuan memberikan kesempatan

kepada rakyat setempat dalam mengusahakan bahan galian untuk turut serta membangun

negara di bidang pertambangan dengan bimbingan pemerintah dan dilakukan oleh rakyat

setempat yang memegang IPR (Izin Pertambangan Rakyat). Selanjutnya izin

pertambangan rakyat diatur dalam pasal 21, WPR sebagaimana dalam pasal 20

ditetapkan oleh bupati/walikota setelah konsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah kabupaten/kota.

Dalam pasal 26 ketentuan mengenai kriteria dan mekanisme diatur dengan

peraturan daerah kabupaten/kota. Adanya perkembangan teknologi dalam bidang

pertambangan, perubahan kewenangan di sektor pertambangan, peningkatan sektor

ekonomi, isu lingkungan dan kondisi sosial yang berkembang di masyarakat, diharapkan

dapat lebih meningkatkan kegiatan pertambangan rakyat. Berdasarkan kajian yang

membahas tentang pertambangan sekala kecil telah dilakukan, pada tahun 1996

Lembaga Demografi Universitas Indonesia (LD-UI) melakukan kajian dengan fokus

pembahasan pengaruh kegiatan pertambangan sekala kecil terhadap perkembangan

makro ekonomi regional. Dalam kajian tersebut kegiatan pertambangan tanpa izin

(PETI) juga dikategorikan ke dalam pertambangan rakyat/sekala kecil.

Sejak ditemukannya tambang emas di kabupaten Buru, Provinsi Maluku,

Gunung Botak (GB) seolah menjadi surga baru bagi pemburu logam mulia itu.

Kedatangan puluhan ribu penambang emas benar-benar menyulap wajah lahan di GB

pun berubah menjadi sebuah Kota baru. Dan sudah tentu, segala kegiatan penambangan

yang dilakukan oleh masyarakat pada lokasi emas GB dengan melakukan pembuatan

lubang tambang mengikuti arah urat-urat kuarsa yang mengandung emas berkadar

tinggi. Yang paling dipermasalakan dari dampak lingkungan akibat pengelolaan

pertambangan jenis ini adalah material sisa/limbah yang dapat dikelompokkan ke dalam

beberapa jenis yaitu:

1. Tailing adalah batuan-batuan sisa yang dihasilkan dari proses penambangan

yang sudah tidak dapat lagi diambil nilai ekonomisnya (secara teknologi),

sebenarnya tailing murni (tanpa tambahan zat kimia) lebih berdampak

terhadap kualitas fisik air sungai dan nilai estetika.

2. Limbah B3 (berbahaya dan beracun) yang berasal dari sisa bahan kimia

seperti Sianida dan Hg. Sianida merupakan zat kimia terampuh untuk

membunuh masnusia.

Page 4: PROPOSAL SEMINAR Lingkungan Hidup PENGELOLAAN

3. Logam berat lain As dan Cd, logam logam ini berasal dari batuan-batuan

yang mengandung biji emas, logam-logam ini berasosiasi dengan emas,

karena sifat sifat kimia dari logam tersebut. Dampak terhadap manusia dan

lingkungan yang paling parah adalah adanya sifat Bio magnifikasi dimana

logam-logam tersebut akan ikut berpindah dari tubuh predator awal hingga

terakumulasi dan terus bertambah didalam tubuh predator akhir (ikan ke

manusia).

4. Sedimen, jika tanah hasil galian tidak dikembalikan lagi, akan berdampak

kepada penyakit dan menjadi tempat tumbuh nyamuk.

5. Air asam tambang, yang terbentuk akibat adanya kontak batuan potensial

asam yang terekspos ke lingkungan akibat adanya penggalian dengan air.

Sehingga air yang dihasilkan mempunyai sifat yang sangat asam pH <4, hal

ini berdampak kepada matinya biota sungai dan kerusakan lingkungan sekitar

sungai.

Meskipun banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan akibat penambangan

emas, masyarakat dan para penambang liar di sekitaran GB, mau tidak mau terus

bertahan, karena pekerjaan itu telah menjadi tumpuan hidup bagi sebagian masyarakat di

Pulau Buru, mereka semua mempunyai hak yang sama di dalam mendapatkan pekerjaan

dan penghidupan, dengan adanya kegiatan itu mau tidak mau mereka telah membantu

bergeraknya roda perekonomian di sekitar wilayah penambangan, dengan banyaknya

masyarakat yang dilibatkan mulai dari tenaga kerja, penyedia layanan jasa terhadap

pekerja, penampung hasil tambang, konsumen, dan juga pemerintah (pajak). Namun di

sisi lain pula terdapat dampak social. Para petani kecil, pedagang, buruh, bahkan siswa-

siwa yang kurang mampu akan beralih profesi sebagai penambang yang mengakibatkan

kemerosotan pada sektor lain. Hal ini jelas akan menghambat perkembangan dan

pembangunan ekonomi masyarakat maupun daerah yang juga merupakan masalah social

yang harus diantisipasi dan diselesaikan oleh pemerintah.

Berbagai dampak akibat mismanagement dan pemanfaatan pertambangan liar

akan memberikan dampak sistemik terhadap kesejahteraan masyarakat, sehingga

masyarakat harus dibuat peka terhadap persoalan pengelolaan dan permanfaatan

pertambangan serta dampak kerusakan lingkungan hidup yang terjadi di sekitarnya agar

masyarakat maupun para penambang itu dapat mengelola dan memanfaatkannya dengan

baik untuk menjaga kelestarian lingkungan. Kesadaran masyarakat itu tentunya tidak

dapat tumbuh dengan sendirinya, sehingga dibutuhkan pendidikan-pendidikan untuk

mendorong kesadaran masyarakat terhadap situasi dan kondisi alam di sekitar mereka.

Pembangunan kesadaran masyarakat tidak hanya cukup dengan memediasinya dalam

pendikan teori semata tetapi dibutuhkan upaya-upaya konkrit untuk membangun

kesadaran yang lebih maju. Pembangunan kesadaran masyarakat yang lebih maju

tersebut dapat dilakukan dengan pengorganisasian masyarakat melalui penerapan

konservasi bahan galian untuk mendapatkan manfaat yang optimal, berkelanjutan,

Page 5: PROPOSAL SEMINAR Lingkungan Hidup PENGELOLAAN

berwawasan lingkungan serta untuk mencegah terabaikan dan tersia-siakannya potensi

bahan galian. Untuk dasar penetapan pengelolaannya diperlukan informasi geologi yang

lengkap dan akurat dengan mempertimbangkan aspek lingkungan sehingga

pemanfaatannya berjalan optimal dan tidak berdampak merugikan bagi lingkungan.

Oleh karena itu usaha pertambangan bahan galian harus berwawasan lingkungan dengan

melibatkan upaya penerapan konservasi di dalam sistem usahanya. Upaya konservasi

bahan galian ini bertujuan untuk mendapatkan manfaat yang optimal dan hanya dapat

terlaksana apabila didukung oleh kajian geologi yang memadai.

Melalaui upaya konservasi ini diharapkan pengelolaan bahan galian diarahkan

untuk peningkatan kesejahteraan rakyat dengan pertimbangan berdasarkan prinsip

keberlanjutan pembangunan nasional di masa mendatang serta dengan melibatkan

program konservasi bahan galian didalamnya, untuk optimalisasi pemanfaatan sumber

daya bahan galian. Terciptanya keseimbangan antar pemanfaatan dan kelestarian sumber

daya alam serta lingkungan hidup, merupakan prasyarat penting bagi terlaksananya

pembangunan sumber daya bahan galian yang keberlanjutan. Pemanfaatan sumber daya

bahan galian yang terkendali dan berwawasan lingkungan akan menjadi salah satu

modal dasar yang sangat penting bagi pembangunan nasional secara keseluruhan. Selain

itu ketersediaan sumber daya bahan galian juga mampu memberikan sumbangan yang

cukup berarti bagi terhadap pembangunan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.

Pendayagunaan sumber daya bahan galian untuk kemakmuran rakyat seharusnya

dilakukan secara terencana, rasional, optimal, bertanggung jawab dan sesuai dengan

kemampuan daya dukungnya serta mengutamakan sebesar-besar kemakmuran rakyat

dan pembangunan nasional yang berkelanjutan. Dengan kata lain, pengelolaan bahan

galian harus menyertakan program atau prinsip konservasi di dalamnya. Usaha

pertambangan tanpa penerapan prinsip konservasi secara intensif dan efektif akan

menyebabkan ketidakseimbangan pengelolaan dan pemanfataan bahan galian dengan

akibat menurunnya kualitas peran dan manfaat sumber daya bahan galian dalam

pembangunan karena hilangnya kesempatan untuk diusahakan ataupun terbuangnya

bahan galian, baik secara fisik, ekonomis maupun fungsinya.

Bertolak dari latar belakang tersebut maka kami sebagai akademisi Universitas

Iqra Buru, menyelenggarakan sebuah seminar nasional lingkungan hidup, yang

diharapkan mampu menjadi media edukasi, transformasi dan menjadi wadah aspirasi,

bagi masyarakat untuk mampu mengelola dan memanfaatkan penambangan berskala

kecil itu secara efektif dan efisien dan membangun tindakan preventif bersama dalam

mencegah kerusakan lingkungan hidup.

II. BENTUK KEGIATAN

Seminar Nasional Lingkungan Hidup, dengan tema: ”Pengelolaan dan

Pemanfaatan Pertambangan Emas Berkarakter Kerakyatan dan Berprespektif Ekologis

Di Gunung Botak (GB) Kabupaten Buru”

Page 6: PROPOSAL SEMINAR Lingkungan Hidup PENGELOLAAN

III. WAKTU DAN TEMPAT

Waktu pelaksanaan Seminar Nasional Lingkungan Hidup ini adalah:

Hari : Akan disesuaikan dengan kesediaan pemateri

Tanggal : - Pebruari 2013

Jam : 09.00 WIT s/d Selesai

Tempat : Gedung A Kampus Universitas Iqra Buru-Namlea

IV. TUJUAN KEGIATAN

Melalui Seminar ini diharapkan mampu menjadi media edukasi, diskusi,

transformasi, dan aspirasi masyarakat maupun penambang di Kabupaten Buru terhadap

pengelolaan dan pemanfaatan penambangan secara efektif dan efisien, serta dapat

memberikan solusi dan membangun tindakan preventif bersama mencegah kerusakan

lingkungan.

V. TARGET KEGIATAN

a. Pemahaman/penyadaran system pengelolaan dan pemanfaatan pertambanagn

terhadap peserta seminar.

b. Menghasilkan sebuah kesimpulan dari krisis pengelolaan pertambangan dan

ekologis di Kabupaten Buru.

c. Mendapatkan informasi tentang metode pengelolaan dan pemanfaatan

pertambangan berskala kecil/pertambangan rakyat.

d. Masyarakat dan penambang dapat mengeleminir dampak kerusakan

lingkungan.

e. Masyarakat dapat mengelola dan memanfaatakan pertambanagn rakyat secara

efektif dan efisien dan dapat melakukan tindakan pencegahan dan perbaikan

kerusakan lingkungan.

VI. SASARAN KEPESERTAAN

a. Seluruh anggota koperasi tambang se-kabupaten Buru

b. Seluruh mahasiswa dan seluruh komponen Universitas

c. Lembaga dan instansi pemerintah terkait

d. Seluruh elemen masyarakat adat di Kabupaten Buru

e. Seluruh penambang di Kabupaten Buru

VII. OUTPUT KEGIATAN

a. Pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan penambangan yang berkarakter

ekologis dan berpihak pada masyarakat, sehingga pengelolaan dan

pemanfaatannya dapat dioptimalkan dan mengurangi dampak kerusakan

lingkungan.

b. Peserta seminar dapat memahami metode pengelolaan dan pemanfaatan

pertambangan rakyat secara baik dan dapat memberikan informasi untuk

masyarakat luas.

Page 7: PROPOSAL SEMINAR Lingkungan Hidup PENGELOLAAN

c. Peserta seminar dapat meluaskan pemahamannya sehingga upaya pencegahan

dan perbaikan lingkungan dapat dilakukan oleh seluruh masyarakat.

d. Memberikan pemahaman ke dalam unsur-unsur organisasi yang terlibat di dalam

seminar agar memiliki karakter good manager dan perspektif ekologis.

VIII. INDIKATOR

a. Terbukanya ruang-ruang diskusi antara organisasi dan elemen masyarakat secara

luas dengan institusi pemerintah mengenai pengelolaan dan pemanfaatan

pertambangan dan krisis ekologis di Kabupaten Buru.

b. Adanya ruang-ruang aspirasi masyarakat kepada sejumlah insitusi pemerintah

terkait dengan pertambangan dan kerusakan lingkungan.

c. Adanya transformasi pemahaman pembangunan bidang pertambangan yang

berperspektif ekologis kepada seluruh peserta seminar.

d. Adanya dorongan persatuan untuk mensikapi krisis ekologis di Kabupaten Buru.

IX. PEMATERI/NARA SUMBER

a. Prof. Dr. Ir. N. V. Huliselan, M.Sc, Guru Besar dan Ketua Program Studi

Pascasarjana Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan Universitas Pattimura Ambon

(Mantan konsultan lingkungan pada PT. Freeport).

b. Dr. Zulfikar, M.Sc, Kepala Laboratorium Kimia Lingkungan Institut Teknologi

Bandung (ITB)

c. Direktur PT. Aneka Tambang

d. Prof. Dr. Bram, M.Sc, Pakar Lingkungan Hidup Universitas Pattimura

e. Kepala Dinas Pertambangan Provinsi Maluku

X. KONSEP SEMINAR DAN TEKNIS ACARA

No Waktu Acara Keterangan1 Sabtu 09.00 Wit Pembukaan acara seminar Co. acara + Mc2 Sabtu 09.10 Wit

Sabtu 10.30 Wit

Sambutan-sambutan : 1. Ketua Panitia2. Rektor UNIQBU3. Bupati Kabupaten Buru

Mc

3 Sabtu 10.35 Wit Pengelolaan dan Pemanfaatan Pertambangan secara Efektif dan Efisien

Pemateri

4 Sabtu 12.45 Wit Penerapan Prinsip Konservasi Pertambangan Berskala Kecil secara Intensif dan Efektif

Pemateri

5 Sabtu 12.50 Wit Ishoma Co. Acara Panitia6 Sabtu 13.30 Wit Eksplorasi Dampak Kerusakan Lingkungan

Hidup Pemateri

7 Sabtu 15.00 Wit Konsep Pemberdayaan Masyarakat Pemateri8 Sabtu 15.45 Wit Diskusi Moderator9 Sabtu 16.20 Wit Ishoma Co. Acara Panitia10 Sabtu 16.30 Wit Pembacaan kesimpulan hasil diskusi Moderator

Page 8: PROPOSAL SEMINAR Lingkungan Hidup PENGELOLAAN

11 Sabtu 17.00 Wit Penyerahan hasil diskusi kepada PEMDA-BURU sebagai bentuk aspirasi masyarakat

Panitia

12 Sabtu 17. 30 Wit Penutup Co. acara + Mc

XI. STRUKTUR KEPANITIAAN

Pelindung : Rektor Univ. Iqra Buru; Dr. Abdul Haris FatgehiponPenanggung jawab : Wakil Rektor III; Sofian Malik, S.H., M,HOrganizing Commite :

Ketua : Said Fais Assagaf, ST., M.TWakil : Maryati, S.Pi., M.SiSekretaris : Saleh Tuharea, S.Hut., M.TBendahara : Arfa UmasugiCo. Kesekret. : Saidna Zulfiqar, Lc., M.PdCo. Acara : Rochani Keiya, SHCo. Humas : Faisal Sangaji, SE., M.SiCo. Perlngkpn : Rusdianto, S.HutCo. Dokumnt : Asdar, S.P., M.SiCo. Konsumsi : Hajiyanti Makatita. S.Pd

XII. RENCANA ANGGARAN

RANCANGAN BIAYA PENGELUARANI. PEMASUKAN (RUPIAH) Subsidi Organisasi 100,000.00 Subsidi Kampus 2,000,000.00

Total 2,100,000.00

II. PENGELUARANA. Kesekretariatan Penggandaan proposal 750,000.00 Surat menyurat 1,000,000.00 Stempel dan landasan 50,000 Alat tulis kantor 2,050,000.00 Uniform Panitia 1,000,000.00

Total 4,800,000.00

B. Publikasi Dekorasi dan Dokumentasi1) Publikasi Stiker 500,000.00 Pamflet 2,000,000.00 Spanduk 1,000,000.00 Umbul-umbul 100,000.00 Undangan 100,000.00

Total 3,700,000.00

2) Dekorasi Sewa backdroup 500,000.00 Kain, kertas dan lem 500,000.00

Total 1,000,000.00

3) Dokumentasi

Page 9: PROPOSAL SEMINAR Lingkungan Hidup PENGELOLAAN

Dokumentasi elektronik 1,000,000.00 Cuci cetak film 100,000.00 Sewa Viewer 1,000,000.00

Total 2,100,000.00

C. Humas Perijinan 200,000.00 Keamanan 200,000.00 Publikasi 2,000,000.00 Delegator korban konflik 8,000,000.00

Total 10,400,000.00

D. Perlengkapan Sound system 600,000.00

Total 600,000.00

E. Transportasi, Akomodasi Peserta & Pembicara Transportasi Pemateri 10,000,000.00Penginapan Pemateri 5,000,000.00Akomodasi peserta a. Buklet materi 2,000,000.00 b. Seminar kit, 2,000,000.00 c. Sertifikat 850,000.00 d. Pembicara 3,000,000.00

Total 22,850,000.00

F. Konsumsi Makan 10,000,000.00 Snack 2,000,000.00 Galon 55,000 Kopi dan The 50,000

Total 12,105,000.00

G. Dana Taktis 2,000,000.00Total 2,000,000.00

H. Rekapitulasi Pengeluaran1. Kesekretariatan 4,800,000.002. Publikasi Dekorasi dan Dokumentasi 3,700,000.003. Humas 10,400,000.004. Perlengkapan 500,000.005. Transportasi Akomodasi peserta & Pembicara 22,850,000.006. Konsumsi 12,105,000.007. Dana Taktis 2,000,000.00

Total 56,355,000.00

SALDO KURANG: 56355000 – 2100000 = 54,255,000.00

Page 10: PROPOSAL SEMINAR Lingkungan Hidup PENGELOLAAN

Total kekurangan dana 54,255,000.00(Dicari dari sponsor dan donatur)

XIII. SPONSORSHIP

a. Sponsor Tunggal

Dalam pengertian bahwa pihak (instansi) terkait mendukung atau bekerja sama

dengan pihak penyelenggara (UNIQBU) dan menutupi semua dana yang

dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan dan menjadi satu-satunya sponsor dalam

penyelenggaraan kegiatan. Untuk ketentuan dan syarat kerjasama dengan instansi

(perusahaan) terkait dalam hal promosi produk dsb, berdasarkan kesepakatan-

kesepakatan dengan pihak penyelenggara.

b. Sponsor Utama

Dalam pengertian bahwa pihak (instansi) terkait mendukung atau bekerja sama

dengan pihak penyelenggara (UNIQBU) dengan menutupi 75% dana yang

dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan. Untuk ketentuan dan syarat kerjasama

dengan instansi (perusahaan) terkait dalam hal promosi produk dsb, berdasarkan

kesepakatan-kesepakatan dengan pihak penyelenggara.

c. Sponsor Pendamping

Dalam pengertian bahwa pihak (instansi) terkait mendukung atau bekerja sama

dengan pihak penyelenggara (UNIQBU) untuk pengadaan dana dengan jumlah

tertentu atas kesepakatan bersama dengan pihak penyelenggaran kegiatan.

XIV. PENUTUP

Krisis akibat pertambangan di Kabupaten Buru saat ini bisa dilihat sebagai akibat

dari perkembangan destruktif penambangan yang diterapkan oleh pemerintah tanpa

pendayagunaan sumber daya bahan galian untuk kemakmuran rakyat yang seharusnya

dilakukan secara terencana, rasional, optimal, bertanggung jawab dan sesuai dengan

kemampuan daya dukungnya serta mengutamakan sebesar-besar kemakmuran rakyat

dan pembangunan nasional yang berkelanjutan.

Pengelolaan bahan galian harus menyertakan program atau prinsip konservasi

didalamnya. Usaha pertambangan tanpa penerapan prinsip konservasi secara intensif dan

efektif akan menyebabkan ketidakseimbangan pengelolaan dan pemanfataan bahan

galian dengan akibat menurunnya kualitas peran dan manfaat sumber daya bahan galian

dalam pembangunan karena hilangnya kesempatan untuk diusahakan ataupun

terbuangnya bahan galian, baik secara fisik, ekonomis maupun fungsinya.

Krisis ekologis ini diakibatkan oleh tingginya intensitas penambangan yang tidak

termanagement dengan baik. Tingginya intensitas bencana dan konflik akibat

penambangan ini memberikan bukti bahwa krisis ini harus segera disikapi secara

kolekitif, baik oleh pemerintah ataupun masyarakat untuk mendorong proses

pembangunan yang lebih baik.

Page 11: PROPOSAL SEMINAR Lingkungan Hidup PENGELOLAAN

Namlea, 08 Januari 2013

Panitia Seminar Nasional Lingkungan Hidup

Ketua Sekretaris

Said Fais Assagaf, ST.,M.T Saleh Tuharea, S.Hut.,M.T

Mengetahui,

Dr. Abdul Haris Fatgehipon

YAYASAN MUSLIM BURUUNIVERSITAS IQRA BURU

PANITIA SEMINAR NASIONAL LHJln. Prof. Dr. H. Abdurahman Bassalamah, SE., M.Sc. Telp/Fax (0911) 21909 Namlea

Nomor : 001/A.01/PANPEL-UNIQBU/I/2013Lampiran : 1 (satu) RangkapPerihal : Permohonan Kesedian sebagai Narasumber/Pemateri Pada seminar

Nasional LH

Kepada Yth,Bapak Direktur PT. Aneka TambangDi-

Tempat

Assalamu’Alaikum Wr. Wb.

Dengan hormat,Dalam rangka pendayagunaan sumber daya bahan galian untuk kemakmuran rakyat secara terencana, rasional, optimal, bertanggung jawab dan sesuai dengan kemampuan daya dukung serta mengutamakan kemakmuran rakyat dan pembangunan nasional yang berkelanjutan maka kami dari Panitia Seminar Nasional Lingkungan Hidup memohon kesediaan Bapak sebagai Narasumber/Pemateri pada Kegiatan ini yang mana jadwalnya akan disesuaikan dengan kesempatan Bapak.

Demikian permohonan ini, atas bantuan dan kerjasama Bapak dihaturkan banyak terima kasih.

Wassalamu’Alaikum Wr. Wb.Namlea, 08 Januari 2013

Page 12: PROPOSAL SEMINAR Lingkungan Hidup PENGELOLAAN

Panitia Seminar Nasional LH - UNIQBU

Ketua Sekretaris

Said Fais Assagaf, ST.,M.T Saleh Tuharea, S.Hut.,M.T

Mengetahui,

Dr. Abdul Haris Fatgehipon

Tembusan ; Ditujukan kepada Yth: 1. Bapak Bupati Kabupaten Buru di Namlea2. Bapak Ketua DPRD Kabupaten Buru di Namlea3. Bapak Ketua Yayasan Muslim Buru di Namlea4. Arsip