proposal rth

8
I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia sering mengalami permasalahan kependudukan terutama kawasan perkotaan ,yaitu tingginya tingkat pertumbuhan penduduk terutama akibat arus urbanisasi sehingga menyebabkan pengelolaan ruang kota semakin sempit. Permasalahan perkotaan di Indonesia umumnya antara lain meliputi masalah banjir, permukiman liar dan kumuh, pedagang kaki lima, penanganan sampah yang buruk, kemacetan lalu lintas, polusi udara, serta masalah lingkungan hidup. Pertumbuhan kota yang demikian pesat telah merubah wajah kota. Secara mendasar yang membawa harapan dan tantangan baru bagi penghuninya. Harapan untuk mendapatkan peningkatan taraf perekonomian warga kota juga sering memunculkan tantangan baru berupa kerusakan lingkungan hidup. Perencanaan pembangunan kota Sering memandang kota sebagai benda fisik yang pengembangannya lebih berorientasi Ekonomi dan cenderung mengabaikan masalah lingkungan (Djamal, 1997). Masalah lingkungan yang kerap muncul akibat dari tingginya pertumbuhan kota tersebut disebabkan oleh semakin menyempitnya ruang-ruang publik seperti ruang terbuka hijau (RTH). Penyempitan ruang terbuka hijau disebabkan pertumbuhan pembangunan yang semakin tinggi tanpa disertai perencanaan yang matang. Gedung- gedung mengambil lahan Ruang Terbuka Hijau sebagai tempatnya didirikan, dan mengurangi lahan resapan air kota. Ruang terbuka hijau adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas baik dalam bentuk area/kawasan maupun dalam bentuk area memanjang/jalur di mana dalam penggunaannya lebih bersifat terbuka yang pada dasarnya tanpa bangunan. Fungsi dari ruang terbuka hijau adalah sebagai pengamanan keberadaan kawasan lindung perkotaan, pengendali pencemaran dan kerusakan Kajian Tentang Ruang Terbuka Hijau di Kota Medan 1

Upload: dianrianta47

Post on 17-Dec-2015

226 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

RUANG TATA HIJAU

TRANSCRIPT

I. PENDAHULUANI.1. Latar BelakangIndonesia sering mengalami permasalahan kependudukan terutama kawasan perkotaan ,yaitu tingginya tingkat pertumbuhan penduduk terutama akibat arus urbanisasi sehingga menyebabkan pengelolaan ruang kota semakin sempit. Permasalahan perkotaan di Indonesia umumnya antara lain meliputi masalah banjir, permukiman liar dan kumuh, pedagang kaki lima, penanganan sampah yang buruk, kemacetan lalu lintas, polusi udara, serta masalah lingkungan hidup. Pertumbuhan kota yang demikian pesat telah merubah wajah kota. Secara mendasar yang membawa harapan dan tantangan baru bagi penghuninya. Harapan untuk mendapatkan peningkatan taraf perekonomian warga kota juga sering memunculkan tantangan baru berupa kerusakan lingkungan hidup. Perencanaan pembangunan kota Sering memandang kota sebagai benda fisik yang pengembangannya lebih berorientasi Ekonomi dan cenderung mengabaikan masalah lingkungan (Djamal, 1997).Masalah lingkungan yang kerap muncul akibat dari tingginya pertumbuhan kota tersebut disebabkan oleh semakin menyempitnya ruang-ruang publik seperti ruang terbuka hijau (RTH). Penyempitan ruang terbuka hijau disebabkan pertumbuhan pembangunan yang semakin tinggi tanpa disertai perencanaan yang matang. Gedung-gedung mengambil lahan Ruang Terbuka Hijau sebagai tempatnya didirikan, dan mengurangi lahan resapan air kota. Ruang terbuka hijau adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas baik dalam bentuk area/kawasan maupun dalam bentuk area memanjang/jalur di mana dalam penggunaannya lebih bersifat terbuka yang pada dasarnya tanpa bangunan. Fungsi dari ruang terbuka hijau adalah sebagai pengamanan keberadaan kawasan lindung perkotaan, pengendali pencemaran dan kerusakan tanah, air dan udara, tempat perlindungan plasma nuftah dan keanekaragaman hayati, pengendali tata air dan sarana estetika kota ( Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan).Undang-Undang Republik Indonesia No.26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang menyatakan bahwa proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah kota paling sedikit 30% dari luas wilayah kota dan proporsi ruang terbuka hijau publik paling sedikit 20% dari wilayah kota. Ruang tebuka hijau tidak hanya berupa taman kota tetapi meliputi taman wisata alam, taman rekreasi, taman lingkungan perumahan dan permukiman, taman lingkungan perkantoran dan gedung komersial, taman hutan raya, hutan kota, hutan lindung, cagar alam, kebun raya, kebun binatang, pemakaman umum, lapangan olahraga, lapangan upacara, parkir terbuka, dll. Kota Medan sebagai salah satu kota dengan tingkat pertumbuhan kota yang tinggi memiliki masalah dalam penataan ruang terbuka hijau. Data lapangan tahun 2006 menunjukkan bahwa RTH kota medan masih memenuhi standar, yaitu sebesar 7.857 Ha dari kebutuhan minimal sebesar 4.131 Ha ditinjau dari jumlah penduduk. Namun seiring berjalannya waktu dan bertambahnya jumlah penduduk Kota Medan, pada tahun 2011 luas RTH Kota Medan mengalami penurunan pesat menjadi sebesar 3.506 Ha. Sehingga hal ini menunjukkan tidak terpenuhinya kebutuhan RTH di Kota Medan. Kota Medan perlu menambah Luas RTH-nya sebesar 1.272 agar dapat memenuhi standar penyediaan RTH berdasarkan jumlah penduduknya. Sedangkan ditinjau dari luasan wilayah, kota medan memiliki RTH seluas 3.506 Ha dan harus memenuhi sekitar 4.447 Ha lagi untuk memenuhi standar RTH seluas 30% dari luas wilayah Kota Medan (7.953 Ha) (Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008).Selain permasalahan kurangnya lahan, masalah lain yang muncul pada Ruang Terbuka Hijau kota medan adalah pemanfaatan RTH tidak dioptimalkan sebagaimana fungsi nya. Data dari dinas pertamanan menyatakan terdapat 11 Taman dan 10 Lapangan olahraga tersebar di Kota Medan. Fungsi taman kota dan lapangan olahraga sebagai fasilitas gratis untuk umum disisipi dengan kegiatan komersialisme. Seperti pembangunan Merdeka Walk di lapangan merdeka dan banyaknya pedagang makanan di area lapangan gajah mada. Kegiatan komersialisme ini sukses menarik minat masyarakat mengunjungi Taman kota tapi mendorong mereka berperilaku konsumtif. Untuk mengubah sistem komersialisme tadi, dibutuhkan karakter dan fasilitas pendukung yang kuat pada taman dan lapangan kota sebagai penarik minat masyarakat dan mengoptimalkan kembali fungsi taman sebagai fasilitas umum.Penelitian Ruang Terbuka Hijau (RTH) ini bertujuan untuk mengkaji kebutuhan ruang terbuka hijau kota medan dalam pemenuhan proporsi minimal RTH sesuai ketentuan kebijakan penataan ruang terbuka hijau perkotaan serta mengoptimalkan RTH sesuai fungsinya kembali. Langkah pertama yang dilakukan adalah mengumpulkan data RTH Kota Medan meliputi, jenis, jumlah, luasan, lokasi dan fungsinya. Data-data tersebut kemudian diolah menjadi kesimpulan berupa jumlah kebutuhan ruang terbuka hijau dengan meninjau sisi luas, fungsi, dan perletakan sesuai kebutuhan per kecamatan kota medan, diikuti dengan pemberian karakter pada RTH serta fasilitas-fasilitas yang harus terdapat di dalamnya.Kesimpulan dan saran pada penelitian diharapkan dapat menjadi masukan yang berguna bagi pihak pemerintah maupun akademis, dalam memenuhi kebutuhan ruang terbuka hijau di kota medan. Serta dapat mengoptimalkan kembali ruang tebuka hijau sebagai area publik yang aman, nyaman, dan berkualitas.

I.2. Rumusan MasalahRuang terbuka hijau di kota medan semakin menyempit akibat dari pembangunan yang tidak direncanakan secara matang. Menyempitnya lahan RTH disertai dengan masalah lain yaitu tidak optimalnya fungsi RTH akibat disisipi komersialisme.Permasalahan yang akan ditinjau dalam penelitian ini adalah:1. Bagaimana pembagian ruang dalam rencana umum tata ruang kota medan?2. Bagaimana mengkaji kebutuhan ruang terbuka hijau kota medan dalam pemenuhan proporsi minimal RTH sesuai ketentuan kebijakan penataan ruang terbuka hijau perkotaan?3. Bagaimana mengkaji kebutuhan RTH per kecamatan di kota medan serta menentukan luas, fungsi, perletakannya di kawasan, serta karakter yang harus diberikan pada RTH?4. Bagaimana mengoptimalkan kembali ruang tebuka hijau sebagai area publik yang aman, nyaman, dan berkualitas?

I.3. Maksud dan Tujuan PenelitianAdapun maksud dari penelitian ini adalah untuk:1. Melakukan kajian/penelitian mengenai kebutuhan ruang terbuka hijau kota medan dalam pemenuhan proporsi minimal RTH sesuai ketentuan kebijakan penataan ruang terbuka hijau perkotaan serta mengelompokkan kebutuhan itu sesuai luas, fungsi, perletakannya, serta karakter yang dibutuhkan RTH perkecamatan.Sedangkan tujuan dari penelitian ini, yaitu:1. Untuk mengkaji kebutuhan ruang terbuka hijau kota medan dalam pemenuhan proporsi minimal RTH sesuai ketentuan kebijakan penataan ruang terbuka hijau perkotaan 2. Untuk menempatkan kebutuhan ruang terbuka hijau dengan meninjau sisi luas, fungsi, dan perletakan sesuai kebutuhan per kecamatan kota medan3. Memberikan karakter pada RTH untuk menghilangkan sisi komersialisme dan menarik minat masyarakat mengunjungi taman kota4. Mengoptimalkan RTH sesuai fungsinya kembali5. Memberikan kontribusi berupa penelitian dan kajian mengenai Ruang TErbuka Hijau (RTH) di kota medan untuk bidang akademis maupun non akademis.6. Meningkatkan kepedulian dan membuka wawasan berbagai pihak baik pemerintah maupun masyarakat, mengenai pentingnya menjaga RTH untuk lingkungan hidup.

I.4. Manfaat Penelitian1. Mengetahui keperluan ruang terbuka hijau per kecamatan di kota medan sesuai dengan jenis, luas, letak, fungsinya masing-masing2. Menunjang tepernuhinya standar kebutuhan ruang terbuka hijau kota medan3. Sebagai masukan kepada pihak terkait untuk mengembangkan penelitian ini sebagai acuan untuk memenuhi kebutuhan ruang terbuka hijau kota medan4. Menyadarkan masyarakat akan pentingnya ruang terbuka hijau bagi lingkungan kota5. Sebagai literatur

I.5. Batasan Penelitian Kajian penelitian berupa pengumpulan data Ruang Terbuka Hijau (RTH) di kota medan. berdasarkan data tersebut peneliti menyimpulkan kebutuhan ruang terbuka hijau kota medan dan mengelompokkan kebutuhan tersebut dalam satuan per kecamatan di kota medan. Kebutuhan ruang terbuka hijau ini mencakup :1. Jenis ruang terbuka hijau yang dibutuhkan pada masing-masing kecamatan2. Luas ruang terbuka hijau yang dibutuhkan pada masing-masing kecamatan3. Perletakan ruang terbuka hijau pada masing-masing kecamatan4. Fungsi ruang terbuka hijau5. Karakteristik ruang terbuka hijau6. Fasilitas penunjang ruang terbuka hijau.

I.6. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah:1. Metode deskriptifPenelitian deskriptif sendiri adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi. Penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai penelitian yang memusatkan perhatiannya terhadap masalah-masalah aktual melalui proses pengumpulan, penyusunan atau pengklasifikasikan, pengolahan, dan penafsiran data.Melalui penelitian ini, peneliti berusaha melakukan pengumpulan data Ruang tebuka Hijau Kota Medan, dan kemudian menyusun dan mengklasifikasikan kebutuhan ruang terbuka hijau ke dalam tiap-tiap kecamatan di kota medan. Dari hasil analisis akan di dapat data berupa jenis, luas, perletakan, fungsi, karakteristik dan fasilitas ruang terbuka hijau yang dibutuhkan.2. Metode survei lapanganYaitu melakukan pendataan secara langsung pada objek penelitian, yaitu ruang-ruang terbuka hijau di kota medan. 3. Studi literaturYaitu dengan mempelajari, mengumpulkan dan/atau mengutip bahan-bahan bacaan yang bersifat teoritis ilmiah baik milik umum maupun milik instansi terkait, data dari arsip instansi pemerintah yang berwenang dalam penataan ruang dan RTH, dan peraturan perundang-undangan.Metode penelitian lain yang mungkin digunakan adalah metode studi banding. Metode ini berfungsi untuk membandingkan ruang terbuka hijau di kota medan dengan ruang terbuka hijau di kota lain guna melihat contoh yang lebih baik dan menjadi referensi saran/masukan terhadap ruang terbuka hijau kota medan.

I.7. Sistematika PembahasanBAB IPENDAHULUANBerisi tentang latar belakang, rumusan masalah, maksud dan tujuan, manfaat, metode penelitian, sistematika pembahasan dan perumusan kerangka pikir.BAB IITINJAUAN LITERATURBerisi tentang pengertian dan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian.

BAB IIITINJAUAN LOKASI PENELITIANBerisi tentang penjelasan mengenai lokasi penelitian berupa sejarah singkat, letak geografis, dll.BAB IVANALISISBerisi tentang uraian analisis mengenai permasalahan pada penelitian pada objek penelitian.BAB VKESIMPULAN DAN SARANBerisi tentang kesimpulan dari analisis yang dapat berupa suatu konsep ataupun solusi dan saran dari permasalahan pada objek penelitian yang dilakukan.I.8. Kerangka Pikir

FENOMENA.

PERMASALAHANLATAR BELAKANG

Bagaimana pembagian ruang dalam rencana umum tata ruang kota medan?Bagaimana mengkaji kebutuhan ruang terbuka hijau kota medan dalam pemenuhan proporsi minimal RTH sesuai ketentuan kebijakan penataan ruang terbuka hijau perkotaan?Bagaimana mengkaji kebutuhan RTH per kecamatan di kota medan serta menentukan luas, fungsi, perletakannya di kawasan, serta karakter yang harus diberikan pada RTH?Bagaimana mengoptimalkan kembali ruang tebuka hijau sebagai area publik yang aman, nyaman, dan berkualitas?permasalahan kependudukan memicu pesatnya pertumbuhan pembangunan yang tidak direncanakan dengan matang. akibatnya pembangunan tersebut mengambil lahan-lahan hijau kota dan mempersempit luasan ruang terbuka hijau kota dari waktu ke waktu.salah satunya adalah kota medan. ruang terbuka hijau (RTH) kota medan semakin menyempit dan tidak memenuhi standar peraturan pemerintah, yaitu 30% dari luasan wilayah. selain itu RTH kota medan kerap disisipi komersialisme dan menurunkan fungsi ruang terbuka hijau sebagai fasilitas publik

KESIMPULAN DAN SARANANALISADATA(Data tentang RTH Kota Medan, letak, luas, dan fungsinya)TEORI & LITERATUR(Definisi, Teori penelitian, dll.)

Kajian Tentang Ruang Terbuka Hijau di Kota Medan 2