proposal mohammad iqbal
TRANSCRIPT
5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 1/30
1
A. Judul
Penerapan Model Kooperatif Tipe Investigasi kelompok untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
Siswa SMP dalam Pembelajaran Biologi.
B. Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan hal yang sangat mendasar bagi manusia dan merupakan proses
yang tidak henti-hentinya. Belajar merupakan proses yang berkesinambungan yang
mengubah pembelajar dalam berbagai cara. Menurut Gagne (dalam trianto, 2007:12)
mengemukakan bahwa terjadinya belajar pada diri siswa diperlukan kondisi belajar, baik
kondisi internal maupun eksternal. Kondisi internal merupakan peningkatan memori siswa
sebagai hasil belajar terdahulu, kondisi eksternal meliputi aspek atau benda yang dirancang
atau di tata dalam suatu pembelajaran.
Dalam kurikulum 2006 yang dinyatakan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(2006: 377-378) dikatakan bahwa pembelajaran IPA bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:
1. Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaannya.
2. Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip
IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran terhadap adannya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat
4. Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan keterampilan berpikir, bersikap dan
bertindak ilmiah serta berkomunikasi
5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 2/30
2
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan
melestarikan lingkungan serta sumber daya alam
6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai
salah satu ciptaan tuhan
7. Melanjutkan ke jenjang selanjutnya.
Dalam KTSP, Biologi dipandang penting untuk diajarkan sebagai mata pelajaran
tersendiri salah satunya dengan pertimbangan bahwa “...Biologi dimaksudkan sebagai
wahana untuk menumbuhkan kemampuan berpikir yang berguna memecahkan masalah di
dalam kehidupan sehari-hari...” (Ditjen Dikdasmen, 2004: 443). Artinya implementasi
kurikulum tersebut dalam proses pembelajaran di kelas, menuntut keterlibatan siswa secara
aktif untuk mengembangkan potensinya secara optimal termasuk mengembangkan
kemampuan atau keterampilan berpikirnya dalam menyelesaikan suatu fenomena atau
masalah.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap siswa kelas VIII dengan jumlah
siswa sebanyak 35 orang di salah satu SMP Negeri di Kabupaten Bandung Barat didapatkan
beberapa temuan yaitu:
1. Hasil tes yang diperoleh siswa masih sangat rendah, dengan standar kelulusan yang
ditetapkan oleh sekolah itu adalah 65, hanya 20% yang nilainya di atas KKM. Adapun
yang menjawab benar pada soal C1 sebesar 60%, soal C2 sebesar 40%, soal C3 sebesar
20% dan soal C4 sebesar 20%.
2. Hasil observasi yang dilakukan pada mata pelajaran biologi dapat dilihat bahwa peranan
guru dalam pembelajaran masih relatif dominan, guru lebih banyak berceramah diselingi
dengan latihan soal-soal sehingga kurang adanya aktivitas belajar siswa selama proses
pembelajaran. Hasil observasi pada tanggal 18 januari 2011 dari 35 siswa hanya tiga
orang yang memberikan pertanyaan, satu orang yang memberikan saran, tiga orang yang
5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 3/30
3
mengemukakan pendapat dan empat orang yang berdiskusi. Sedangkan hasil observasi
yang dilakukan pada tanggal I Juni 2011 terjadi penurunan aktivitas siswa dibandingkan
hasil observasi sebelumnya, adapun hasil observasi yang diperoleh yaitu dua orang siswa
memberikan pertanyaan, tidak ada yang memberikan saran, satu orang mengemukakan
pendapat dan dua orang yang berdiskusi.
3. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru IPA yang mengajar di kelas tersebut prestasi
yang diperoleh siswa rendah dan hanya sedikit saja yang nilainya memenuhi KKM,
dalam proses pembelajaran guru lebih sering menggunakan metode ceramah sehingga
pembelajaran lebih terarah kepada teacher center hal ini mengakibatkan aktivitas siswa
rendah. Jika siswa dibagi kedalam beberapa kelompok dan diberikan tugas untuk
dikerjakan bersama hanya beberapa orang saja yang mengerjakan tugas dan berdiskusi
sedangkan yang lainnya hanya mengobrol.
Suasana pembelajaran yang membuat siswa merasa bosan sehinga berakibat pada
prestasi siswa yang rendah dan aktivitas yang minim seperti keadaan diatas, maka perlu
adanya upaya untuk memperbaiki suasana belajar yang dapat membuat siswa lebih merasa
tertarik, upaya yang dilakukan tentu saja harus sesuai dengan salah satu prinsip pendidikan
pada kurikulum KTSP yaitu berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan
kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
Pembelajaran kooperatif bernaung dalam teori kontruktivis. Pembelajaran ini muncul
dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit
jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok
untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Jadi, hakikat sosial
dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif
(Trianto,2010:56).
5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 4/30
4
(Trianto, 2007:44) para ahli telah menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif dapat
meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, unggul dalam membantu siswa
memahami konsep-konsep yang sulit, dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan
berpikir kritis. Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada siswa
kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja sama menyelesaikan tugas-tugas
akademik.
Dalam model pembelajaran kooperatif, siswa akan duduk bersama dalam kelompok
yang beranggotakan 2-6 orang untuk menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Model
pembelajaran kooperatif membantu siswa mengembangkan tingkah laku kooperatif dan
hubungan yang lebih baik diantara siswa. Selain itu, secara bersamaan pembelajaran
kooperatif membantu siswa dalam pembelajaran akademik mereka. Slavin mengatakan
bahwa dari hasil 45 penelitian, 37 diantaranya menyatakan bahwa kelas kooperatif
menunjukkan hasil belajar akademik yang signifikan.
Salah satu model pembelajaran yang mungkin cocok untuk mengatasi masalah
tersebut adalah model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok. Model
pembelajaran ini meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, unggul dalam
membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit, dan dapat melatih aktifitas siswa.
Berdasarkan dari masalah-masalah tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan Penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Investigasi Kelompok untuk Meningkatkan Prestasi Belajar siswa SMP dalam Pembelajaran
Biologi.”
5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 5/30
5
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan
dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana peningkatan prestasi
belajar siswa SMP setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi
kelompok ?”.
D. Batasan Masalah
Masalah pada penelitian ini perlu dibatasi agar lebih terarah sehingga memberikan
gambaran secara jelas. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan prestasi belajar adalah peningkatan yang signifikan antara skor pretest
dengan skor post test yang ditunjukkan dengan gain skor.
E. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas, yaitu model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok
2. Variabel terikat, yaitu prestasi belajar siswa
F. Definisi Istilah
Supaya tidak terjadi perbedaan persepsi mengenai definisi operasional variabel
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, definisi operasional variabel penelitian yang
dimaksud dijelaskan sebagai berikut :
1. Investigasi Kelompok yang dikembangkan oleh Shlomo dan Yael Sharan di
Universitas Tel Aviv merupakan perencanaan pengaturan kelas yang umum dimana
para siswa bekerja dalam kelompok kecil menggunakan pertanyaan koperatif, diskusi
kelompok serta perencanaan dan proyek kooperatif. Pengertian tersebut sesuai dengan
pernyataan sharan dan sharan yang terdapat dalam buku (Slavin, 2009: 24). Dalam
implementasi tipe investigasi kelompok guru membagi kelas menjadi kelompok-
kelompok dengan anggota 5-6 siswa yang heterogen (Trianto, 2007: 59). Sharan,dkk
5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 6/30
6
1984 membagi langkah-langkah pelaksanaan model investigasi kelompok meliputi
enam fase, yaitu: (1) Mengidentifikasi topik dan mengatur murid dalam kelompok, (2)
Tahap merencanakan penyelidikan kelompok, (3) mengidentifikasi topik dan
mengatur murid dalam kelompok, (4) Tahap merencanakan penyelidikan kelompok,
(5) Tahap melaksakan penyelidikan, (6) Tahap menyiapkan laporan akhir, (7) Tahap
menyajikan laporan dan (8) Tahap evaluasi. Untuk mengukur keterlaksanaan model
pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok digunakan lembar observasi
keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok.
2. Prestasi belajar adalah taraf keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran
di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai
sejumlah materi pelajaran tertentu. Pengertian tersebut sesuai dengan pernyataan
Muhibbin Syah, sebagaimana yang dikutip oleh Abu Muhammad Ibnu Abdullah
(2008). Dalam penelitian ini hanya ditinjau tiga ranah kognitif yaitu C1 (hapalan), C2
(pemahaman), C3
(penerapan) dan C4
(Analisis). Adanya peningkatan hasil belajar ini
diukur dengan menggunakan tes awal dan tes akhir. Tes yang diberikan berbentuk tes
objektif jenis pilihan ganda.
G. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini memiliki tujuan umum yaitu
untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa SMP setelah diterapkan model
pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok.
H. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap peningkatan
prestasi belajar siswa dan profil aktifitas lisan siswa khususnya pada mata pelajaran biologi.
Disamping itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru,
sekolah, peneliti, dan peneliti lainnya :
5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 7/30
7
1 Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu meningkatkan prestasi
belajar siswa.
2 Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi model
pembelajaran untuk diterapkan di sekolah.
3 Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam
membekali diri sebagai calon guru biologi yang memperoleh pengalaman penelitian
secara ilmiah agar kelak dapat dijadikan modal sebagai guru dalam mengajar.
I. Tinjauan Teoritis (Asumsi)
1. Model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok
Eggen dan Kauchak (1993: 319) mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai
sekumpulan strategi mengajar yang digunakan guru agar siswa saling membantu dalam
mempelajari sesuatu. Oleh karena itu belajar kooperatif ini juga dinamakan “belajar teman
sebaya.” Menurut Slavin (1997), pembelajaran kooperatif, merupakan metode pembelajaran
dengan siswa bekerja dalam kelompok yang memiliki kemampuan heterogen.
Menurut Arends (1997: 111), pembelajaran yang menggunakan model kooperatif
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menyelesaikan materi belajar
2. kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah
3. jika mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang
berbeda-beda
4. penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu.
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidaktidaknya tiga
tujuan pembelajaran yang disarikan dalam Ibrahim, dkk (2000:7-8) sebagai berikut:
5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 8/30
8
a. Meskipun pembelajaran kooperatif meliputi berbagai macam tujuan sosial, tetapi juga
bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Beberapa
ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami
konsep-konsep yang sulit. Model struktur penghargaan kooperatif juga telah dapat
meningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang
berhubungan dengan hasil belajar.
b. Penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, kelas sosial,
kemampuan, maupun ketidakmampuan. Pembelajaran kooperatif memberikan
peluang kepada siswa yang berbeda latarbelakang dan kondisi untuk bekerja saling
bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur
penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain.
c. Tujuan penting ketiga dari pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan kepada siswa
keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini penting karena banyak anak
muda dan orang dewasa masih kurang dalam keterampilan sosial.
Walaupun prinsip dasar pembelajaran kooperatif tidak berubah, terdapat beberapa variasi dari
model tersebut, setidaknya terdapat empat tipe kooperatif, yaitu STAD, JIGSAW, investigasi
kelompok,TPS dan NHT.
Investigasi kelompok
Investigasi kelompok merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling
kompleks, model ini dikembangkan pertama kali oleh thelan. Dalam perkembangannya
model ini diperluas dan dipertajam oleh sharan dari universitas Tel Aviv. Berbeda dengan
STAD dan Jigsaw, siswa terlibat dalam perencanaan baik topic yang dipelajari dan
bagaimana jalannya penyelidikan mereka.
5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 9/30
9
Dalam implementasi tipe investigasi kelompok guru membagi kelas menjadi
kelompok-kelompok dengan anggota 5-6 siswa yang heterogen. Kelompok di sini dapat
dibentuk dengan mempertimbangkan keakraban persahabatan atau minat yang sama dalam
topic tertentu.slanjutnya siswa memilih topik tertentu. Selanjutnya siswa memilih topik untuk
diselidiki dan melakukan penyelidikan yang mendalam atas topic yang dipilih. Selanjutnya ia
menyiapkan dan mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas.
Sharan,dkk 1984 membagi langkah-langkah pelaksanaan model investigasi kelompok
meliputi enam fase, yitu:
1. Memilih topik
Siswa memilih subtopik khusus di dalam suatu daerah masalah umum yang biasanya
ditetapkan oleh guru.selanjutnya siswa diorganisasikan menjadi dua sampai enam anggota
tiap kelompok menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi tugas. Komposisi
kelompok hendaknya heterogen secara akademis maupun etnis.
2. Perencanaan kooperatif
Siswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran, tujuan khusus yang konsisten
dengan subtopic yang telah dipilih pada tahap pertama.
3. implementasi
Siswa menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan di dalam tahap kedua.
Kegiatan pembelajaran hendaknya melibatkan ragam aktivitas dan keterampilan yang
luas dan hendaknya mengarahkan siswa kepada jenis-jenis sumber belajar yang berbeda
baik di dalam ataupun di luar sekolah. Guru secara ketat mengikut kemajuan tiap
kelompok dan menawarkan bantuan bila diperlukan.
5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 10/30
10
4. Analisis dan sintesis
Sisa menganalisis dan mensitesis informasi yang diperoleh pada tahap ketiga dan
merencanakan bagaimana informasi tersebut diringkas dan disajikan dengan cara yang
menarik sebagai bahan untuk dipresentasikan kepada seluruh kelas.
5. Presentasi hasil final
Beberapa atau semua kelompok menyajikan hasil penyelidikannya dengan cara yang
menarik kepada seluruh kelas, dengan tujuan agar siswa yang lain saling terlibat satu
sama lain dalam pekerjaan mereka dan memperoleh perspektif luas pada topic itu.
Presentasi dikoordinasi oleh guru.
6. Evaluasi
Dalam hal kelompok-kelompok menangani aspek yang berbeda dari topic yang sama,
siswa dan guru mengevalusi tiap kontribusi kelompok terhadap kerja kelas sebagai suatu
keseluruhan. Evaluasi yang dialakukan dapat berupa penilaian individu atau kelompok.
2. Prestasi belajar
Benyamin S. Bloom membagi kawasan belajar yang disebut sebagai tujuan
pendidikan menjadi tiga bagian yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.
prestasi belajar meliputi ketercapaiannya ranah-ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
Ranah kognitif sebagaimana tercakup dalam taksonomi Bloom yang meliputi C1 (hapalan),
C2 (pemahaman) , C3 (penerapan) dan C4 (analisis), C5 (sintesis) dan C6 (evaluasi). Tujuan
pengajaran yang diarahkan pada ranah afektif berorientasi pada faktor-faktor emosional,
seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral, dan sebagainya. Penggolongannya
dikategorikan dalam lima jenis taksonomi yang terurut secara bertahap yaitu penerimaan
(Receiving), penanggapan (Responding), penilaian (Valuing), pengorganisasian (Organizing),
karakterisasi (Characterization). Pengajaran yang terarah pada ranah psikomotorik menuntut
pengembangan keterampilan dalam bidang tertentu. Simpson membagi kawasan ini dalam
5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 11/30
11
tujuh taksonomi, yaitu kesiapan (set), meniru (Imitation), membiasakan (Habitual),
menyesuaikan (Adaptation), menciptakan (Organitation).
Hampir semua ahli teori belajar, baik pengikut faham behaviorisme maupun
kognitivisme, menekankan pentingnya umpan balik berupa nilai guna meningkatkan belajar
(Thorndike,at.al.,1991). Pengalaman menunjukkan bahwa siswa akan belajar giat dan
berusaha lebih keras apabila mereka mengetahui bahwa di akhir program yang sedang
ditempuh akan diadakan tes untuk mengetahui nilai dan prestasi mereka.
Gronlund (1977) (Saifuddin Azwar, 1996:14) dalam bukunya mengenai penyusunan
tes prestasi merumuskan beberapa prinsip dasar dalam pengukuran prestasi sebagai berikut:
1. Tes prestasi harus mengukur hasil belajar yang telah dibatasi secara jelas sesuai dengan
tujuan intruksional.
2. Tes prestasi harus mengukur suatu sampel yang representative dari hasil belajar dan dari
materi yang dicakup oleh program instruksional atau pengajaran.
3. Tes presatasi harus berisi aitem-aitem dengan tipe yang paling cocok guna mengukur
hasil belajar yang diinginkan.
4. Tes prestasi harus dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan penggunaan
hasilnya.
5. Reliabilitas tes prestasi harus diusahakan setinggi mungkin dan hasil ukurnya harus
ditafsirkan dengan hati-hati.
6. Tes prestasi harus dapat digunakan untuk meningkatkan belajar para anak didik.
5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 12/30
12
J. Metode Penelitian
1. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian adalah Quasi Eksperimen,(quasi
eksperimental research) yang mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis yang
didalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel yang relevan. Quasi eksperimen
ini merupakan pengembangan dari true experimental design yang sulit dilaksanakan. Quasi
eksperimen ini digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol
yang digunakan untuk penelitian. Quasi eksperimen ini belum secukupnya mempunyai sifat-
sifat suatu percobaan sebenarnya, oleh karena itu sering disebut dengan eksperimen semu.
Metode ini digunakan karena penelitian bertujuan untuk mengetahui peningkatan
prestasi belajar dan untuk mengetahui aktivitas lisan siswa setelah diterapkan model
pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai,
maka metode ini digunakan tanpa menggunakan kelas kontrol atau kelas pembanding.
Adapun tujuan metode eksperimen semu menurut Panggabean (1996) adalah untuk
memperoleh informasi dengan tidak mengontrol atau memanipulasi semua variabel yang
relevan.
Desain penelitian yang digunakan adalah One Group Pretest-Postest Design. Desain
ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Tabel 3.1
Desain Penelitian One Group Pretest-Postest Design
Pretes Treatment Postes
T1 X T2
(Panggabean,1996)
5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 13/30
13
Keterangan :
T1 : Tes awal ( pretest ) sebelum perlakuan diberikan.
T2 : Tes akhir ( postest ) setelah diberikan perlakuan.
X : Perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi
kelompok .
Dalam penelitian ini sekelompok siswa diberikan perlakuan berupa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok sebanyak tiga kali pertemuan. Pengukuran
dilakukan dua kali yaitu sebelum dan setelah perlakuan diberikan dengan menggunakan
instrumen yang sama. Pengukuran yang dilakukan sebelum diberi perlakuan disebut pretes
(T1) dan pengukuran yang dilakukan setelah diberi perlakuan disebut postes (T2).
Desain penelitian ini digunakan untuk mengukur peningkatan prestasi belajar dan
untuk mengetahui aktivitas lisan siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe
investigasi kelompok yang diukur melalui tes, maka hasil pre-test dan post-test siswa diolah
dan dianalisis kemudian dilihat nilai gainnya.
2. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu :
a. Tahap persiapan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap persiapan yaitu:
1) Merumuskan permasalahan.
2) Studi literatur yang ada, dilakukan untuk memperoleh teori yang akurat mengenai
permasalahan yang akan dikaji.
3) Mempelajari kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), untuk mengetahui
kompetensi dasar yang hendak dilakukan.
5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 14/30
14
4) Menyusun Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Skenario
Pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe investigasi
kelompok .
5) Menyusun instrument penelitian. Men- judgment instrumen (tes) kepada dua orang
dosen dan satu guru mata pelajaran fisika yang ada di sekolah tempat penelitian akan
dilaksanakan. Instrumen ini digunakan untuk tes awal dan tes akhir.
6) Merevisi atau memperbaiki instrumen.
7) Melakukan uji coba instrumen pada sampel yang memiliki karakteristik sama dengan
sampel penelitian.
8) Menganalisis hasil uji coba instrumen yang meliputi validitas, tingkat kesukaran,
daya pembeda dan reliabilitas sehingga layak dipakai untuk tes awal dan tes akhir.
b. Tahap pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan yaitu
1) Memberikan tes awal ( pre tes) untuk mengukur kemampuan kognitif siswa sebelum
diberi perlakuan (treatmen).
2) Memberikan perlakuan yaitu dengan cara menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe group investigation (GI) dalam jangka yang sudah ditentukan.
3) Memberikan tes akhir ( post test ) untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa
setelah diberi perlakuan.
4) Mengolah data hasil pre tes dan post tes serta menganalisis instrumen tes lainnya.
c. Tahap akhir
Kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir yaitu :
1) Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data.
2) Memberikan saran terhadap aspek-aspek yang perlu diperbaiki kembali.
5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 15/30
15
3. Teknik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara metode pengumpulan data
dengan masalah penelitian yang akan dipecahkan. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan
data yang digunakan ialah tes dan observasi.
1. Tes
Tes digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa. Bentuk tes yang digunakan
pada tes awal dan tes akhir ini adalah pilihan ganda dengan 4 pilihan. Untuk tes awal dan tes
akhir digunakan soal yang sama berdasarkan anggapan prestasi belajar siswa akan benar-
benar dilihat dan diukur dengan soal yang sama. Butir-butir soal dalam tes prestasi belajar
mencakup ranah kognitif C1, C2 danC3 sesuai taksonomi Bloom.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan tes adalah sebagai berikut.
a.
Menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar berdasarkan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran biologi kelas VIII SMP semester 2.
b. Membuat kisi-kisi soal prestasi belajar berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) mata pelajaran biologi kelas VIII SMP semester 2 dan membuat
kunci jawaban serta penskoran.
c. Menulis soal tes prestasi belajar berdasarkan kisi-kisi.
d. Instrumen yang telah dibuat kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing,
kemudian meminta pertimbangan ( judgement ) kepada dua orang dosen dan satu orang
guru bidang studi terhadap instrumen penelitian.
e. Melakukan uji coba soal pada kelas IX.
f. Melakukan analisis soal berupa uji validitas, uji reliabilitas, menghitung tingkat
kesukaran, dan menghitung daya pembeda.
5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 16/30
16
2. Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi
Kelompok
Observasi aktivitas guru bertujuan untuk melihat apakah tahapan-tahapan model
pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok telah dilaksanakan oleh guru atau tidak.
Instrumen observasi ini memuat daftar chek list () dan disediakan bagian untuk komentar
atau saran-saran terhadap kekurangan aktivitas guru selama pembelajaran terhadap
keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok. Format observasi
tidak diujicobakan tetapi hanya dikoordinasikan kepada para observer agar tidak terjadi
kesalah pahaman terhadap format observasi tersebut.
4. Teknik Analisis Instrumen Penelitian
Sebelum digunakan sebagai tes awal dan tes akhir pada kelas yang dijadikan sampel
penelitian, terlebih dahulu soal ini diujicobakan di kelas yang telah mengalami pembelajaran
materi yang akan dijadikan materi untuk penelitian. Data hasil ujicoba selanjutnya dianalisis.
Analisis ini meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji daya pembeda dan uji tingkat kesukaran.
1. Validitas Butir Soal
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan
suatu instrumen (Suharsimi Arikunto, 2010). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila
mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang
diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data
yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.
Nilai validitas dapat ditentukan dengan menentukan koefisien produk momen dengan
rumus :
)1.3.....(
2222Persamaan
Y Y N X X N
Y X XY N r xy
5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 17/30
17
Keterangan :
r xy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang
dikorelasikan.
X = skor tiap butir soal.
Y = skor total tiap butir soal.
N = jumlah siswa.
Nilai r xy yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan validitas butir soal
dengan menggunakan kriteria pada tabel 3.2.(Suharsimi Arikunto, 2009)
Tabel 3.2
Klasifikasi Validitas Butir Soal
Nilai r xy Kriteria
0,80 < r xy 1,00 Sangat Tinggi
0,60 < r xy 0,80 Tinggi
0,40 < r xy 0,60 Cukup
0,20 < r xy 0,40 Rendah
0,00 < r xy 0,20 Sangat Rendah
(Arikunto, 2007)
2. Reliabilitas Tes
Reliabilitas adalah tingkat keajegan (konsistensi) suatu tes, yakni sejauhmana suatu
tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg/konsisten (tidak berubah-ubah)
walaupun di teskan pada situasi yang berbeda-beda (Syambasri Munaf, 2001). Nilai
reliabilitas dapat ditentukan dengan menentukan koefisien reliabilitas. Dalam penelitian ini,
teknik yang digunakan untuk menentukan reliabilitas tes adalah dengan menggunakan
metoda belah dua (split half ).
5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 18/30
18
Reliabilitas tes dapat dihitung dengan menggunakan perumusan :
r 11 = )2.3...()1(
2
21
21
21
21
Persamaanr
r
Keterangan :
r 11 = reliabilitas instrumen
r 2
12
1 = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes
Nilai r 11 yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan reliabilitas instrumen
dengan menggunakan kriteria pada tabel 3.3.(Suharsimi Arikunto,2007)
Tabel 3.3
Interpretasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kriteria
0,80 < r 11 1,00 Sangat Tinggi
0,60 < r 11 0,80 Tinggi
0,40 < r 11 0,60 Cukup
0,20 < r 11 0,40 Rendah
0,00 < r 11 0,20 Sangat Rendah
(Arikunto, 2007)
3. Tingkat Kesukaran Butir Soal
Tingkat kesukaran suatu butir soal adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan
mudahnya suatu soal (Arikunto, 2008: 213). Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu
mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang anak untuk
mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan
siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi di luar
jangkauan (Suharsimi Arikunto, 2009).
5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 19/30
19
Tingkat kesukaran dihitung dengan menggunakan perumusan :
BP
JS
Keterangan :
P = Indeks Kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Nilai P yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan tingkat kesukaran
butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel 3.4.(Suharsimi Arikunto, 2007).
Tabel 3.4
Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal
Nilai P Kriteria
0,00 Terlalu Sukar
0,00 < P 0,30 Sukar
0,31 P 0,70 Sedang
0,71 P < 1,00 Mudah
1,00 Terlalu Mudah
(Arikunto, 2007)
4. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara
siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang tidak pandai (berkemampuan
rendah) (Suharsimi Arikunto, 2007) .
Daya pembeda butir soal dihitung dengan menggunakan perumusan:
A B
A B A B
B B DP P P
J J
(Persamaan 3.3)
(Persamaan 3.4)
5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 20/30
20
Keterangan :
DP = Daya pembeda butir soal
A J = Banyaknya peserta kelompok atas
B J = Banyaknya peserta kelompok bawah
A B = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
B B = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
AP = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
BP = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Nilai DP yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan daya pembeda butir
soal dengan menggunakan kriteria pada tabel 3.5.(Suharsimi Arikunto, 2007)
Tabel 3.5
Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal
Nilai DP Kriteria
Negatif Soal Dibuang
0,00 – 0,20 Jelek
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1,00 Baik Sekali
(Arikunto, 2007)
5. Teknik Pengolahan Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini antara lain data observasi keterlaksanaan
model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok oleh guru dan data nilai tes ( pre-
test dan post-test ). Adapun teknik pengolahan data yang digunakan terhadap data-data diatas,
antara lain :
5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 21/30
21
i. Data Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi
Kelompok
Data hasil observasi diperoleh dari lembar observasi aktivitas guru selama
pembelajaran. Observasi aktivitas guru bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan
pembelajaran oleh guru. Dalam lembar observasi aktivitas guru disediakan bagian kritik dan
saran. Hal ini dilakukan agar kekurangan/kelemahan yang terjadi selama pembelajaran bisa
diketahui sehingga diharapkan pembelajaran selanjutnya bisa lebih baik. Pengolahan data
pada data observasi keterlaksanaan model Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok, dilakukan
dengan cara mencari persentase keterlaksanaan model pembelajaran Kooperatif Tipe
Investigasi Kelompok. Kemudian untuk mengetahui kategori keterlaksanaan model pada
masing-masing tahapan model pembelajaran digunakan interpretasi sebagai berikut:
Tabel 3.6
Kriteria Keterlaksanaan Model Pembelajaran
No
%Kategori
Keterlaksanaan
Model
Interpretasi
1. 0,0-24,9 Sangat Kurang
2. 25,0-37,5 Kurang
3. 37,6 – 62,5 Sedang
4. 62,6 – 87,5 Baik
5. 87,6 – 100 Sangat Baik
Mulyadi (Nuh, 2007)
Adapun langkah-langkah yang penulis lakukan untuk mengolah data tersebut adalah
sebagai berikut:
Menghitung jumlah jawaban “ya” yang observer isi pada format observasi
keterlaksanaan pembelajaran
5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 22/30
22
Melakukan perhitungan persentase keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
rumus berikut:
%100seluruhnyaobserverJumlah
yamenjawabobserverJumlahanPembelajarnaanKeterlaksaPersentase
......(3.5)
Menafsirkan atau menentukan kategori keterlaksanaan model pembelajaran.
ii. Data Skor Tes
Dalam penelitian ini, data skor tes digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa.
Skor tes ini berasal dari nilai tes awal dan tes akhir. Pengolahan data yang dilakukan untuk
nilai tes prestasi belajar dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Pemberian Skor
Skor untuk soal pilihan ganda ditentukan berdasarkan metode Rights Only, yaitu
jawaban benar diberi skor satu dan jawaban salah atau butir soal yang tidak dijawab
diberi skor nol. Skor setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban yang
benar.
Pemberian skor dihitung dengan menggunakan rumus (Ratih Wulandari, 2008) berikut.
S R
Keterangan:
S = Skor siswa
R = Jawaban siswa yang benar
b. Perhitungan Skor Gain dan Gain yang dinormalisasi
Skor gain (gain aktual) diperoleh dari selisih skor tes akhir ( post-test ) dan tes
awal ( pre-test ). Perbedaan skor tes awal dan tes akhir ini diasumsikan sebagai
efek dari treatment . Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai gain adalah:
(Persamaan 3.6)
5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 23/30
23
G = Skor post-test Skor pre-test .......(persamaan 3.7)
Data gain tersebut dijadikan acuan sebagai peningkatan prestasi belajar siswa.
Adapun prestasi belajar siswa ini dikatakan meningkat apabila terjadi perubahan yang
positif sesudah pembelajaran (gain bernilai positif).
Untuk perhitungan dan pengklasifikasian gain yang dinormalisasi akan digunakan
persamaan (Hake, 1998) sebagai berikut:
(% % )%
% (100 % )
f i
maks i
S SGg
G S
.......(Persamaan .38)
Keterangan :
g = rata-rata gain yang dinormalisasi
G = rata-rata gain aktual
Gmaks= gain maksimum yang mungkin terjadi
S f = rata-rata skor tes akhir
Si = rata-rata skor tes awal
Nilai g yang diperoleh diinterpretasikan dengan klasifikasi pada tabel 3.7 di bawah
ini:
Tabel 3.7
Interpretasi Nilai Gain Ternormalisasi
Nilai g Interpretasi
g 0,7 Tinggi
0,7 > g 0,3 Sedang
g < 0,3 Rendah
(Hake, 1998)
5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 24/30
24
c. Uji Normalitas Distribusi Gain
Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui sebaran distribusi data yang diperoleh.
Uji normalitas dilakukan pada skor gain prestasi belajar. Dalam penelitian ini, pengujian
normalitas dilakukan dengan menggunakan tes kecocokan chi-kuadrat dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Menyusun data skor skor gain prestasi belajar yang diperoleh kedalam tabel
distribusi frekuensi, dengan susunan berdasarkan kelas interval. Untuk
menentukan banyak kelas interval dan panjang kelas setiap interval digunakan
aturan Sturges yaitu sebagai berikut :
Menentukan banyak kelas ()
Menentukan panjang kelas interval ( p)
2. Menentukan batas atas dan batas bawah setiap kelas interval. Batas atas diperoleh
dari ujung kelas atas ditambah 0,5; sedangkan batas bawah diperoleh dari ujung
kelas bawah dikurangi 0,5.
3. Menentukan skor rata-rata untuk masing-masing kelas, dengan menggunakan
rumus:
∑
dengan yaitu skor rata-rata, yaitu skor setiap siswa dan yaitu jumlah
siswa.
5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 25/30
25
4. Menghitung standar deviasi dengan rumus :
√ ∑
5. Menghitung z skor batas nyata masing-masing kelas interval dengan
menggunakan rumus z skor :
6. Menghitung luas daerah tiap-tiap kelas interval sebagi berikut :
| | dengan yaitu luas kelas interval, yaitu luas daerah batas atas kelas interval,
yaitu luas daerah bawah kelas interval.
7. Menentukan frekuensi ekspektasi :
8. Menghitung harga frekuensi dengan rumus Chi-Kuadrat :
(Panggabean, 2001: 132)
Dengan :
= chi-kuadrat hasil perhitungan
= frekuensi pengamatan
= frekuensi yang diharapkan
5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 26/30
26
9. Membandingkan harga dengan
Jika :
< . , data berdistribusi normal
> . , data berdistribusi tidak normal
K. Lokasi dan Sampel Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah SMPN 2 Gununghalu, sedangkan sampel dalam
penelitian ini diambil satu kelas yang dipilih secara random (acak) pada lokasi tersebut.
5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 27/30
27
L. Agenda Kegiatan
Jadwal kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan dituliskan dalam tabel sebagai berikut
Kegiatan Oktober Nopember Desember Januari Februari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Menyusun
Proposal Penelitian
Seminar Proposal
Membuat surat izin
Penelitian
MenghubungiPihak Sekolah
Menyusun
instrumen
penelitian
Melakukan uji
coba instrumen
penelitian
Melaksanakan
penelitian studi
pendahuluan
Melakukan Pre
Test
Proses
pembelajaran
Melaksanakan Post
TestMengolah dan
menganalisis data
Menyusun hasil
penelitian dan
kesimpulan
5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 28/30
28
M. Daftar Pustaka
Arikunto, suharsimi. (2003). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta : Bumi
Aksara
Azwar, saifuddin.(1996). Tes Prestasi. Yogyakarta : Pustaka pelajar
Gulo, W. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Grasindo
Lie, Anita.(2010). Cooperative Learning. Jakarta : Grasindo
Suparno, A. Suhaenah. (2001). Membangun Kompetensi Belajar . Jakarta : Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi
Trianto.(2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana
5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 29/30
29
DAFTAR ISI
Kata pengantar ………………………………………………………… i
Daftar isi ……………………………………………………………….. ii
a. Judul …………………………………………………………….. 1
b. Latar belakang……………………………………………………. 2
c. Rumusan masalah………………………………………………… 5
d. Batasan masalah………………………………………………….. 5
e. Variable penelitian………………………………………………... 5
f. Definisi operasional………………………………………………. 6
g. Tujuan penelitian…………………………………………………. 6
h. Manfaat penelitian………………………………………………... 6
i. Tinjauan teoriris…………………………………………………... 7
j.
Metode penelitian……………………………………………….... 12
k. Lokasi dan sampel penelitian……………………………………... 26
Penutup………………………………………………………………….... iii
Daftar pustaka……………………………………………………………. iv
5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 30/30
30