proposal dispenda terpadu ver. 1.2

Upload: sulaeman-rasyid

Post on 11-Jul-2015

820 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Daftar Isi

i

i2

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................3 DAFTAR GAMBAR..........................................................4 PENDAHULUAN..............................................................71.1 Latar Belakang........................................................................................7 1.2 Permasalahan.........................................................................................7

PEMAHAMAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA........132.1 2.2 2.3 2.4 Pemahaman Pemahaman Pemahaman Pemahaman Umum...............................................................................13 Terhadap Sistem Informasi yang dirancang......................14 Terhadap Tahapan Kegiatan.............................................18 Terhadap Keluaran yang diinginkan.................................19

METODOLOGI PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM PENDAPATAN TERPADU....................................................................253.1 Tujuan Cetak Biru Pendapatan Terpadu................................................25 3.2 Input Pada Master Plan..........................................................................28 3.3 Tahapan pada Penyusunan Master Plan Pendapatan Terpadu..............33

PENDEKATAN OOAD DENGAN METODE UML...................364.1 Pendekatan Object Oriented Analysis & Design (OOAD).......................36 4.2 Unified Modeling Language (UML).........................................................37 4.3 Konsepsi Dasar UML..............................................................................38 4.4 Use Case Diagram.................................................................................40 4.5 Class Diagram.......................................................................................42 4.6 Hubungan Antar Class...........................................................................43 4.7 Statechart Diagram...............................................................................45 4.8 Activity Diagram....................................................................................45 4.9 Sequence Diagram................................................................................47 4.10 Collaboration Diagram.........................................................................48 4.11 Component Diagram...........................................................................49 4.12 Deployment Diagram..........................................................................51 4.13 Tahap-Tahap Penggunakan UML.........................................................52 4.14 Tool Yang Mendukung UML ................................................................53

METODOLOGI PENGEMBANGAN SISTEM.........................575.1 Mengkaji Sistem yang ada dan Perencanaan kebutuhan sistem...........58 5.2 Desain Pendahuluan..............................................................................59 3

5.3 5.4 5.5 5.6 5.7

Desain Detil...........................................................................................60 Penulisan Program................................................................................62 Test Sistem...........................................................................................63 Instalasi.................................................................................................64 Modifikasi dan Maintenance..................................................................66

STRUKTUR ORGANISASI...............................................695.1 Struktur Organisasi Tim Pelaksana Proyek............................................69 5.2 Deskripsi Jabatan..................................................................................70 5.3 Koordinasi kerja tim pelaksana proyek dan tim pendamping................77

JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN & PENUGASAN PERSONIL....796.1 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan..............................................................79 6.2 Jadwal Penugasan Personil....................................................................80

ii

DAFTAR GAMBAR

Gbr. Master Plan Pendapatan Terpadu..........................26 Gbr. Input pada cetak biru...........................................28 Gbr. Tahapan penyusunan master plan.........................34 Gbr. Metode pemodelan dan proses dan penggunaan tool37 Gbr. Konsepsi Dasar UML.............................................39 Gbr. Contoh Use Case Diagram.....................................41 Gbr. Atribut pada class diagram...................................42 Gbr. Contoh Interface..................................................43 Gbr. Contoh Paket pada Class Diagram.........................43 Gbr. Contoh class diagram...........................................44 Gbr. Activity Diagram..................................................47 Gbr. Collaboration Diagram..........................................494

Gbr. Contoh component diagram:.................................50 Gbr. Contoh deployment diagram :...............................51 Gbr. Struktur Organisasi Pelaksana Proyek...................70

5

BAB

Pendahuluan

1

16

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang & Permasalahan

1.1 Latar BelakangSaat ini Dispenda Pemrov DKI Jakarta belum memiliki sistem yang dapat menghitung penerimaan (pendapatan) daerah yang mendekati angka sebenarnya, hal tersebut disebabkan karena sulitnya mendapatkan data dari sumber utama (tangan pertama), yang paling berkompeten atas data masing-masing sektor pendapatan. Oleh sebab itu sudah saatnya Dispenda Pemrov DKI Jakarta membangun suatu sistem penerimaan (pendapatan) yang mampu menyajikan penerimaan daerah yang mendekati kebenaran, baik dari segi waktu dan jumlahnya. Sebagaimana sumber diketahui bahwa yang terdapat banyak sumber-

penerimaan

menentukan

keberhasilan

penyelenggaraan pemerintahan, sehingga tentunya bukan hal yang mudah untuk mendapatkan data yang reliable, atas emua sektor penerimaan daerah tersebut. Terlebih lagi apabila proses pengumpulan data dilakukan secara manual atau kalaupun sudah menggunakan sistem informasi tetapi belum dilakukan secara terintegrasi.

1.2 PermasalahanSeperti yang sudah dalam diuraikan mendapatkan diatas, secara umum

permasalahan

informasi

penerimaan

daerah adalah sulitnya mendapatkan data dari sumber utama (tangan pertama), yang paling berkompeten atas data masingmasing sektor pendapatan.7

Sehingga kegiatan pembangunan dan pengembangan SIM Pendapatan terpadu akan diawali dengan penyusunan rencana induk (Master Plan) Sim Pendapatan Daerah yang secara umum meliputi : Daerah Adalah Sistem Informasi yang disediakan untuk membantu melakukan kegiatan-kegiatan yang terkait dengan pajak asli daerah yang terdiri dari Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Kendaraan Atas Air, Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah, Pajak Pemanfaatan Air Permukaan Atas Tanah, Pajak Penerangan Jalan Umum, Pajak Bahan Galian Golongan C, Pajak Parkir. Pusat Adalah Sistem Informasi Yang disediakan untuk membantu melakukan kegiatan-kegiatan yang terkait dengan Pajak Pusat seperti Sistem Informasi Pajak Bumi dan Bangunan, Pajak Bea Perubahan Jak Tanah dan Bangunan dan Pajak Penghasilan. Sistem Pendapatan Non Pajak Daerah Adalah sistem informasi yang disediakan untuk memabntu melakukan kegiatan-kegiatan yang terkait dengan pendapatan Non Pajak dari Pemerintah Pusat atau merupakan Sistem Informasi Pendapatan Sumber Daya Alam. Daerah yaitu Sistem Informasi yang disediakan untuk membantu melakukan kegiatan-kegiatan pelayanan masyarakat yang terkait dengan retribusi daerah. Sistem ini sebagian besar8

Sistem Informasi Manajemen Pajak Asli

Sistem

Informasi

Manajemen

Pajak

Informasi

Manajemen

Sistem Informasi Manajemen Retribusi

telah diaplikasikan di masing-masing unit kerja sesuai dengan jenis retribusinya seperti informasi Pelayanan Pertanahan di BPN/DPP, Pelayanan Tata kota di Dinas Tata Kota, Pelayanan Bangunan di Dinas P2B, Pelayanan Kependudukan di Dinas Kependudi/kan dan Catatan Sipil, Pelayanan Pariwisata di Dinas Pariwisata Penerimaan Daerah yaitu sistem informasi yang disediakan untuk membantu meiakukan kegiatan-kegiatan yang terkait dengan penerimaan pembayaran pajak dan retribusi daerah (Realisasi dari SIM Pendapatan), seperti Sistem Informasi Penerimaan Pajak PBB, Penerimaan Pajak Asli Daerah, Penerimaan Retribusi Daerah, Penerimaan lainnya Daerah yaitu sistem informasi yang disediakan untuk membantu menyajikan informasi eksekutif (Executive Information System) tentang kegiatan pendapatan dan penerimaan daerah kepada Pimpinan dan Pejabat terkait yang meliputi SIE Pajak Pusat, Pajak Asli Daerah, Retribusi Daerah, dan Penerimaan Daerah Hasil Perusahaan Milik Daerah Sistem Informasi Eksekutif Pendapatan Sistem Informasi Manajemen

yaitu terdiri dari Retribusi Pelayanan Ketata Kotaan, Retribusi Pelayanan IMB, Retribusi Pelayanan Kependudukan & Catatan Sipil, Bagian Laba Perusahaan Daerah, Penyertaan Moda! Daerah Kepada Pihak Ketiga (PT Patungan), Yayasan, Royalti, Hasil Sewa Aset Daerah dan Hasil Kerja Sama Aset Daerah Lain-lain Pendapatan Asli Daerah

yang terdiri dari Hasil Penjualan Barang Milik Daerah, Hasil Jasa Giro, Hasil Penerimaan Bunga Deposito, Hasil Penerimaan Pihak Ketiga, Hasii Penerimaan Ganti Rugi Atas Kekayaan9

Daerah, Setoran Kelebihan Pembayaran Kepada Pihak Ketiga, Denda Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan, Angsuran/Cicilan Kendaraan Bermotor, Angsuran Cicilan Rumah, Rupa-rupa Pendapatan dan Sewa. Dana Perimbangan

yang terdiri dari bagi hasil pajak, bagi hasil bukan pajak dan dana alokasi. Lain-lain Pendapatan yang Sah

sumber pendapatan dari dalam lingkungan Pemprov DKI maupun dari Instansi yang ada diluar Pemprov DKI. Mengintegrasikan semua pihak yang terkait dengan

pendapatan adalah masalah utama yang saat ini dihadapi oleh Pemprov DKI. Permasalahan tersebut menyangkut pada 3(tiga) hal pokok, yaitu: 1. yang Permasalahan institusional (hubungan kelembagaan). (dua) hal pokok, yaitu pertama menyangkut hubungan antara Pemprov DKI dan

Hal ini menyangkut 2

instansi lain (hal -ini menyangkut data yang dikelola oleh , instansi lain, mis: Pajak BBM oleh Pertamina, Pajak PJU oleh PLN, PBB oleh Direktorat PBB, dsb). Kedua, masalah kewenangan yang diberikan kepada KPTI untuk mengakses informasi yang ada di unit (Dinas-dinas) lain di lingkungan Pemprov DKI. 2. Permasalahan ketersediaan data. Apakah semua

data yang

diperlukan tersedia. Baik di dalam KPTI, unit-unit

lain di lingkungan Pemprov DKI, atau di instansi lainnya. Apakah data yang tersedia sudah dalam bentuk digital atau masih dalam bentuk hard-copy (manual) Apakah data yang sudah dalam menggunakan dalam bentuk bentuk text10

digital file

sudah

dikompilasi masih

dengan sekedar

sistim informasi (word

atau

processor, spreadsheet, dll)

Apakah data digital yang sudah ada, dapat diakses oleh pihak (unit) sistim lain. Apakah Pemprov DKI sudah memiliki dan infrastruktur yang mampu untuk mengakses data

yang ada di unit/instansi lain, yang tentunya masing-masing memiliki sistim yang bermacam-'macam 3. Permasalahan kemampuan akses data dan penyajian DKI sudah memiliki sistim dan data yang mampu yang untuk mengakses

informasi. Apakah Pemprov infrastruktur yang ada di memjliki sistim unit/instansi

lain, yang

tentunya masing- masing Tahapan

bermacam-macam.

berikutnya, setelah mampu memperoleh data dengan format yang bermacam-macam, diperiukan adanya aplikasi yang mampu menyajikan semua data yang telah diperoleh, menjadi sebuah informasi yang representative dan credible.

11

BAB

Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja

2

12

2

PEMAHAMAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA

Pemahaman Kerangka Acuan Kerja

2.1 Pemahaman UmumBerdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah diidentifikasi pada Kerangka Acuan Kerja, Secara umum dapat disimpulkan bahwa Pemprov DKI bermaksud untuk mengembangkan lebih lanjut Sistem Informasi Pendapatan Terpadu yang berbasis Teknologi Informasi, dimana Tujuan dari pengembangan ini adalah: Umum: pendapatan) yang Membuat rancangan dapat digunakan sistim informasi dalam proses

yang mampu menyajikan informasi pendapatan (potensi pengambilan keputusan (kebijakan) oleh pimpinan Pemprov DKI, terutama yang terkait dengan pembangunan untuk kepentingan masyarakat. Mendukung kebijakan pemerintah

dalam rangka good coporate governance, tertutama yang terkait dengan aspek transparansi dan akuntabilitas. antara instansi Membangun hubungan kelembagaan (sesama pemerintah, atau antara pemerintah dengan BUMN dan pihak swasta), terutama dalam hal pertukaran data. pengumpulan data. Khusus: Memanfaatkan data yang ada di pihak (instansi) lain, guna menghindari duplikasi dalam proses

13

Membuat rancangan lengkap sistim informasi pendapatan terpadu yang akan menjadi pedoman (acuan) dalam mengembangkan aplikasi (pemrograman).

Mengembangkan

Aplikasi

Sistim

Informasi Terpadu untuk memonitor pendapatan (potensi pendapatan) dari pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor. Terpadu untuk Mengembangkan memonitor Sistim Informasi (potensi

pendapatan

pendapatan) dari Pajak Penerangan Jalan Umum.

2.2

Pemahaman

Terhadap

Sistem

Informasi

yang

dirancangSistim informasi yan dirancang adalah mencakup keseluruhan jenis pendapatan sebagaimana diuraikan dibawah ini, secara umum sumber pendapatan dikelompokkan menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu: I. Pendapatan Asli Daerah, yang terdiri dari: 1.1 Pajak Daerah, yaitu: a. Pajak Kendaraan Bermotor b. Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor d. Pajak Kendaraan Atas Air e. Pajak Hotel f. Pajak Restoran g. Pajak Hiburan h. Pajak Reklame i. Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah

14

j. Pajak Pemanfaatan Air Permukaan Atas Tanah k. Pajak Penerangan Jalan Umum l. Pajak Bahan Galian Golongan C m. Pajak Parkir. 1.2 Retribusi Daerah, yaitu: a. Retribusi Pelayanan Kesehatan b. Retribusi Pelayanan Persampahan/ Kebersihan c. Retribusi Penggantian Biaya Cetak KTP. d. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Akte Catatan Sipil. e. Retribusi Pelayanan Pemakaman. f. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum. g. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor. h. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran i. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta j. Retribusi Pengujian Kapal Perikanan k. Retribusi Jasa Usaha Pemakaian Kekayaan Daerah. l. Retribusi Jasa Usaha Tempat Pelelangan Ikan m. Retribusi Jasa Usaha Pasar Grosir dan atau Pertokoan n. Retribusi Jasa Usaha Terminal o. Retribusi Jasa Usaha Tempat Khusus Parkir p. Retribusi Jasa Usaha Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa

15

q. Retribusi Jasa Usaha Penyedotan Kakus r. Retribusi Jasa Usaha Rumah Potong Hewan s. Retribusi Jasa Usaha Pendaratan Kapal t. Retribusi Jasa Usaha Tempat Rekreasi dan Olah Raga u. Retribusi Jasa Usaha Penjualan Produksi Usaha Daerah v. Retribusi Izin Peruntukan Penggunaan Tanah w. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan x. Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol y. Retribusi Izin Gangguan z. Retribusi Izin Trayek 1.3 Hasil Perusahaan Milik Daerah, yaitu: a. Retribusi Pelayanan Ketata Kotaan b. Retribusi Pelayanan IMB c. Retribusi Pelayanan Kependudukan & Catatan Sipil d. Bagian Laba Perusahaan Daerah e. Penyertaan Modal Daerah Kepada Pihak Ketiga (PT Patungan) f. Yayasan g. Royalti h. Hasil Sewa Aset Daerah i. Hasil Kerja Sama Aset Daerah 1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah, yaitu: a. Hasil Penjualan Barang Milik Daerah16

b. Hasil Jasa Giro c. Hasil Penerimaan Bunga Deposito d. Hasil Penerimaan Pihak Ketiga e. Hasil Penerimaan Ganti Rugi Atas Kekayaan Daerah f. Setoran Kelebihan Pembayaran Kepada Pihak Ketiga g. Denda Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan h. Angsuran/Cicilan Kendaraan Bermotor I. Angsuran Cicilan Rumah j. Rupa-rupa Pendapatan k. Sewa II. Dana Perimbangan: 1. 2. 3. Bagi Hasil Pajak Bagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi

III. Lain-lain Pendapatan Yang Sah 1. Bantuan Dana

Melihat jenis pendapatan tersebut di atas, tergambar dengan jelas bahwa sangat banyak pihak yang terlibat penetapan kebijakan, penerimanan, dan monitoring, baik dari dalam lingkungan Pemprov DKI maupun dari instansi yang ada di luar Pemrov DKI. Secara umum keterkaitan masing-masing pihak dapat digambarkan sbb:

17

2.3 Pemahaman Terhadap Tahapan KegiatanKegiatan Pembangunan Sistem Informasi Pendapatan Terpadu Pemprov DKI, mencakup: 1. Penetapan target, ukuran keberhasilan, jangka waktu

pelaksanaan dan sumberdaya yang diperlukan. 2. Melakukan pengkajian (assesment) terhadap proses

bisnis yang terkait pendapatan tersebut di atas. 3. Mengidentifikasi instansi (unit) lain yang terkait atau

(bertanggungjawab)

atas

penetapan,

pengumpulan

pengelolaan transaksi terhadap kedua pajak tersebut di atas. 4. atas. 5. Mengembangkan aplikasi Sistim Informasi Pendapatan Membuat rancangan lengkap sistim informasi (aplikasi)

untuk seluruh jenis pendapatan, sebagaimana diuraikan di

atas Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor dan Pajak Penerangan Jalan Umum, dengan tahapan sebagai berikut: a. Desain Sistim18

b. c. d. e. f.

Pemrograman (coding) Testing (individual dan integration) Implementasi Pelatihan (training) Perawatan (maintenance)

Modul yang akan dikembangkan mencakup: a. Modul untuk mengakses sistim informasi yang ada di

pihak lain, semacam API b. Modul untuk transfer data dari pihak lain ke KPTI DKI,

dengan tingkat security yang memadai c. d. e. 6. Modul untuk meyimpan data (database) di KPTI Modul untuk mengolah data (kompilasi) Modul untuk menyajikan data dan pelaporan Menyediakan sistim infrastruktur informasi IT guna mendukung (jika

implementasi diperlukan). 7.

yang

dikembangkan

Pelayanan purna jual dan konsultasi dilaksanakan

sejak berakhirnya kegiatan sampai 12 bulan setelahnya dalam bentuk review dan evaluasi keberhasilan/kegagalan sistem berdasarkan parameter yang ditetapkan sejak awal kegiatan sehingga diperoleh rekomendasi bagi peningkatan kemai'iraatan atau pengembengcm aplikasi lebih lanjut sesuai kebutuhan pengguna.

2.4 Pemahaman Terhadap Keluaran yang diinginkan.

19

Dengan ruang lingkup kegiatan sebagaimana tersebut di atas maka keluaran yang direncanakan dari Pembangunan Sistem Informasi Pendapatan Terpadu Pemprov DKI ini adalah: 1) Tersedianya rancangan lengkap Sistem Informasi

Pendapatan Terpadu, dengan pendekatan OO (object oriented) dan metoda yang digunakanadalah UML. Rancangan tersebut harus mencakup (minimal) komponen sbb: a. Use Case Diagram; Pada diagram ini konsultan diminta untuk memperlihatkan hubungan antara aktor dan use cases. b. Class Diagram; Adalah struktur class model dan

content-nya yang menggunakan elemen-elemen desain seperti class, paket dan obyek. Pada diagram ini konsultan juga diminta untuk memperlihatkan hubungan seperti containment, inheritance, asosiasi dll. c. Interaction Diagram; Diagram ini terdiri dari dua

macam diagram sebagai berikut : c.1 Sequence Diagram; Pada diagram ini konsultan diminta untuk mempelihatkan urutan waktu dari setiap obyek yang berpartisipasi dalam interaksi/kejadian, yang terdiri dari sumbu vertikal (aktu) dan sumbu horisontal (obyek-obyek). c.2 Collaboration Diagram; Pada diagram ini konsultan diminta untuk menggambarkan interaksi yang terorganisasi disekitar obyek dan kaitannya antara obyek yang satu dengan yang lainnya. Konsultan juga diharapkan memberikan nomor sequence atau nomor urutan interaksi untuk memudahkan pemahanan terhadap diagram. d. State Diagram; Pada diagram ini konsultan diminta

untuk memperlihatkan urutan dari state (tingkat keadaan) obyek yang berinteraksi selama masa aktifnya, termasuk juga memperinci respon-respon dan aksi-aksinya.

20

e.

Activity Diagram; Pada diagram ini konsultan diminta

untuk merinci flow-driven yang disebabkan oleh pemrosesan internal. f. Physical Diagram; Diagram ini terdiri dari dua macam diagram yaitu : f.1 Component Diagram; Pada diagram ini, konsultan diminta untuk memperlihatkan struktur paket tingkat context (highlevel). Keterkaitan/ketergantungan paket satu dan lainnya, termasuk juga pseudo code dari komponen. f.2 Deployment Diagram; Pada diagram ini konsultan diminta untuk memperinci urutan deployment, konfigurasi, komponen software, proyek dan obyek-obyek yang diperlukan.

2)

Tersedianya aplikasi Sistem Informasi Pendapatan

Terpadu atas: a. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (BBKB).

Merupakan sistim informasi yang memberikan data konsumsi bahan bakar untuk kendaraan bermotor di wilayah DKI Jakarta. Data yang ditampilkan adalah data harian, yang mencakup data penjualan masing-masing SPBU yang ada di wilayah DKI. b. Pajak Penerangan Jalan Umum. Merupakan sistim

informasi yang memberikan data Pajak Penerangan Jalan Umum yang dipungut dari konsumen PLN yang ada di wilayah DKI Jakarta. Data yang ditampilkan adalah data bulanan.

Dengan modul sebagai berikut: a. Modul untuk mengakses sistim informasi yang ada di

pihak lain

21

b. DKI c. d.

Modul untuk mengirimkan data dari pihak lain ke KPTI

Modul untuk meyimpan data (database) di KPTI Modul untuk mengolah data (kompilasi), untuk menjadi

informasi yang relevan e. user. 3) Tersedianya dokumentasi program dan manual untuk Modul untuk menyajikan data dan pelaporan, sesuai

dengan kebutuhan dan tingkatan manajemen masing-masing

pemakai (user manual) 4) Tersedianya infrastruktur IT pendukung (jika

diperlukan), yang mencakup perangkat keras komputer dan jaringan, sistim operasi, sistim jaringan, development tools, dan jaringan komunikasi (termasuk biaya komunikasi selama 12 bulan), Infrastruktur yang dikembangkan mencakup: a. Server b. Clients c. Network infrastructure d. Data communication e. Supporting devices: printer, UPS, dll. Catatan: jumlah dan kapasitasnya tergantung hasil

pemgkajian dan desain aplikasi yang akan dikembangkan. 5) Terselenggaranya pelatihan sumber daya manusia di

semua unit yang terlibat, baik sebagai pengelola sistim informasi dan pemakai aplikasi. 5) untuk Tersedianya seluruh dukungan aplikasi perawatan dan (maintenance) yang

infrastruktur

22

dimplementasikan dalam pilot project, untuk jangka waktu 12 (dua belas) bulan.

23

BAB

Metodologi Penyusunan Master Plan Sistem Pendapatan Terpadu

3

24

3

METODOLOGI PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM PENDAPATAN TERPADU

Metodologi Penyusunan Master Plan Bagi Unit-unit kerja di Dinas Pendapatan Pemerintah Propinsi DKI Jakarta, memiliki strategi pelayanan dan operasional saja tidak cukup untuk mengelola jalannya roda pemerintahan sesuai dengan pelayanan dan operasi yang biasa dituangkan dalam dokumen renstra atau renstrada, harus pula dilengkapi dengan strategi Master Plan Teknologi Informasi atau I/T Blue Print Pendapatan Terpadu. Tujuannya jelas, yaitu untuk memanfaatkan secara optimum penggunaan Teknologi Informasi sebagai komponen utama sistem informasi organisasi (sistem yang terdiri dari komponen-komponen untuk melakukan pengolahan data dan pengiriman informasi hasil pengolahan ke fungsi-fungsi organisasi terkait).

3.1 Tujuan Cetak Biru Pendapatan TerpaduTujuan dari pembuatan Cetak Biru ini adalah : Pertama adalah karena sumber daya yang dimiliki Dinas Pendapatan sangat terbatas, sehingga harus digunakan seoptimal mungkin. Kedua untuk meningkatkan atau kinerja organisasi Dinas

Pendapatan

meningkatkan

pelayanan

terhadap

pelanggan maupun unit kerja lainnya. Alasan ketiga adalah untuk memastikan bahwa asset teknologi informasi dapat dimanfaatkan secara langsung maupun tidak langsung meningkatkan benefit bagi Dinas Pendapatan, baik berupa peningkatan kinerja pelayanan atau value, maupun peningkatan produktifitas.

25

Keempat adalah untuk mencegah terjadinya kelebihan investasi (over investment) atau kekurangan investasi (under investment) di bidang teknologi informasi.

Alasan terakhir adalah untuk menjamin bahwa teknologi informasi yang direncanakan dan dikembangkan Dinas Pendapatan benar-benar menjawab kebutuhan operasional Dinas Pendapatan.

Gbr. Master Plan Pendapatan Terpadu.

Hal-hal yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan untuk menghasilkan sebuah Cetak Biru I/T diperlihatkan pada Gambar berikut, dimana gambar tersebut mengilustrasikan secara garis besar kerangka pembuatan sebuah strategi informasi bagi sebuah organisasi seperti Dinas Pendapatan Propinsi DKI-jakarta.. Berikut adalah penjelasan-penjelasannya dari Kerangka

Pengembangan Cetak Biru Organisasi tersebut. Output yang diinginkan adalah sebuah strategi yang mencakup tiga hal pokok:

26

Sistem Informasi (I/S:Information System)

merupakan

definisi secara jelas dan terperinci sehubungan dengan jenis-jenis informasi apa saja yang dibutuhkan oleh Dinas Pendapatan dan hal-hal yang berkaitan dengannya (kecepatan proses pengolahan data menjadi informasi, tingkatan detil informasi, cara menampilkan informasi, volume dan transaksi informasi, penangung jawab informasi, dan lain sebagainya). Teknologi Informasi (I/T: Information Technology) meliputi komponen-komponen perangkat keras (komputer, infrastruktur, alat komunikasi data, dll.) dan perangkat lunak (aplikasi, sistem operasi, firewall, dll.) yang harus tersedia untuk menghasilkan sistem informasi yang telah didefinisikan. Manajemen menyangkut Informasi perangkat (I/M: Information Management) yang akan

manusia/organisasi informasi

mengimplementasikan sistem informasi yang dibangun dan mengembangkan teknologi sejalan dengan perkembangan Dinas Pendapatan di masa mendatang. Untuk setiap domain atau hal pokok di atas, akan dianalisa dan diusulkan beberapa skenario atau alternatif pilihan, dimana setiap skenario memiliki variabelnya masing-masing seperti biaya (costs), manfaat (benefits), resiko (risks), dampak (impacts), tingkat kesulitan (complexity), hambatan (constraints), dan hal-hal terkait lainnya. Beberapa skenario ini kemudian diajukan dalam rapat para pimpinan manajemen untuk dibahas secara mendetail dengan tujuan tunggal untuk memilih skenario terbaik. Jika pembuatan Blue Print I/T Strategy obyektif dari konsultan. melibatkan pihak ketiga seperti konsultan misalnya, maka akan ada pendapat/ rekomendasi

27

Setelah skenario terbaik berhasil ditentukan, maka langkah terakhir adalah membuat rencana implementasi yang didasarkan pada manajemen proyek (project management). Melihat bahwa akan terjadi pengembangan beberapa modul sistem, maka harus dibedakan proyek-proyek jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang yang ditentukan melalui analisa nilai kepentingan atau skala prioritas. Jadwal pengembangan proyek inilah yang akan menjadi pegangan dalam setiap pengembangan teknologi informasi di Dinas Pendapatan. Untuk menghasilkan di atas, output yang hal berkualitas harus dengan

karakteristik

berbagai

dilakukan,

menyangkut masukan (input) yang dibutuhkan oleh tim penyusun Blue Print I/T Strategy harus dilakukan. Trend Operasional Trend Operasional Trend Teknologi Trend Teknologi Existing IT Existing IT Faktor External Faktor ExternalGbr. Input pada cetak biru

dan proses analisa yang

3.2 Input Pada Master PlanSetidak-tidaknya harus ada lima input utama sebagai langkah awal penyusunan Blue Print I/T Strategy : Renstra Dinas Pendapatan Trend Operasional Pelayanan terhadap masyarakat Trend I/T Existing I/T28

Renstra merupakan dokumen yang harus dijadikan landasan berpijak utama dalam pembuatan I/T Strategy karena dalam dokumen tersebut disebutkan visi dan misi organisasi beserta target kinerja masing-masing unit kerja pada struktur organisasi. Di dalam dokumen ini pula ditegaskan peranan teknologi informasi yang sesuai dengan strategi organisasi, sehingga filosofi yang digunakan dalam pengembangan Blue Print I/T Strategy harus sesuai dengannya. Trend Operasional adalah segala hal yang berhubungan dengan kecenderungan pola-pola operasi yang akan terjadi di masa mendatang sehubungan di sebuah sektor/ industri tertentu. Analisis Pelayanan kepada masyarakat merupakan suatu aktivitas dasarnya teknologi yang harus itu dilakukan dibuat mengingat bahwa pada strategi informasi karena adanya kebutuhan kinerja

pelayanan bagi pelanggan. Tujuan dari dikembangkannya adalah untuk meningkatkan organisasi sehingga dapat menghasilkan jasa/ pelayanan yang cheaper, better, dan faster dibandingkan dengan jasa sebelum menggunakan I/T. Sehingga jelas bahwa tujuan diadakannya analisa terhadap pelayanan kepada pelanggan adalah untuk melihat seberapa murah, seberapa baik, dan seberapa cepat pelayanan jasa dapat diberikan kepada pelanggan, dengan demikian hal tersebut dapat menjadi patokan target organisasi. Tujuan dipelajarinya Trend I/T adalah agar tidak terjadi kesalahan dalam pemilihan teknologi yang diterapkan dan dikembangkan di organisasi. Tidak semua produk-produk teknologi informasi tergolong baik. Dari sekian banyak produk yang ditawarkan, lebih banyak yang gagal bertahan di pasaran daripada yang berhasil.

29

Organisasi perkenalan

harus

dapat

melakukan

pemilahan

terhadap (growth),

teknologi mana saja yang masih dalam tahap percobaan atau (infancy/emerging), perkem-bangan stabil (mature), dan mulai ditinggalkan (facing out). Dan dari sekian banyak produk, mana pula yang kira-kira akan menjadi standar di masa mendatang. Di samping untuk tujuan tersebut di atas, melihat trend dalam perkembangan teknologi informasi berarti mempelajari kesempatan-kesempatan (opportunities) baru yang dapat

meningkatkan kinerja organisasi di masa mendatang, baik dalam peningkatan kinerja, ornganisasi, atau kemungkinan dikembangkannya jenis pelayanan baru. Hal terakhir yang harus dipelajari adalah konfigurasi dan spesifikasi dari teknologi informasi yang dimiliki organisasii saat ini (Existing I/T). Alasan utamanya adalah karena pada hakekatnya pengembangan teknologi informasi di masa mendatang dibangun di atas infrastruktur yang dimiliki saat ini (baseline), bukan membuat sesuatu yang sama sekali baru (paling tidak jika diputuskan untuk sama sekali tidak menggunakan infrastruktur yang ada sekarang, tetap saja diperlukan strategi untuk facing out). Setelah mengetahui output dan input yang dibutuhkan, tahap selanjutnya adalah aspek-aspek yang harus dipelajari dan dianalisa sebagai dasar pijakan pembuatan rekomendasi stretegi yang cocok diterapkan. Secara garis besar, ada dua aspek utama yang harus dicermati: aspek internal dan aspek eksternal. Di dalam aspek internal, ada empat hal utama yang harus dianalisa: 1) Struktur Organisasi mempelajari fungsi-fungsi apa

saja yang ada dalam organisasi dan bagaimana hubungan keterkaitan antara fungsi-fungsi tersebut;30

2)

Proses dan Prosedur mempelajari bagaimana proses

dan prosedur penciptaan produk atau jasa yang ditawarkan organisasi secara mendetail; 3) SDM dan Budaya sebagai Organisasi terutama mempelajari sistem yang yang

karakteristik diterapkan

manusia

implementor

perusahaan,

hal-hal

melatarbelakangi terbentuknya budaya perusahaan. 4) Sumber Daya dan Infrastruktur daya Organisasi yang

mempelajari

sumber

daya-sumber

dimiliki

organisasi seperti asset, keuangan, manusia, informasi, waktu, dan lain sebagainya. Mempelajari faktor-faktor internal ini sangat perlu dilakukan karena pada kenyataannya setiap organisasi memiliki keunikan tersendiri, yang membedakannya dengan organisasi lain. Harap diperhatikan bahwa pada dasarnya strategi adalah bagaimana me-utilisasikan sumber daya-sumber daya yang dimiliki organisasi sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan produk atau jasa sesuai dengan target yang diinginkan. Di dalam aspek eksternal, ada dua faktor yang harus dipelajari: Produk dan Jasa (Pelayanan), yang merupakan alasan mengapa sebuah organisasi seperti Dinas Pendapatan dioperasikan, pengelolaan karena terhadap dari produk dan jasa inilah kepada sebuah pelayanan

masyarakat dilaksanakan. Pasar & Pelanggan, -dalam hal ini adalah masyarakat- yang merupakan kumpulan dari stake holder dan memerlukan jasa yang ditawarkan tersebut di atas. Aspek eksternal ini pun mutlak dipelajari karena tanpa ada produk dan jasa yang betul-betul diperlukan, suatu organisasi pelayakan kepada masyarakat akan tidak jelas arah dan31

tujuannya kemana. Apa gunanya memiliki teknologi informasi yang canggih namun tidak ada orang yang berminat terhadap produk atau jasa tersebut? Di pihak lain, banyak sekali hal yang telah terbukti bahwa keterlibatan teknologi informasi memungkinkan terciptanya produk-produk atau jasa-jasa baru yang dapat ditawarkan organisasi atau memperbaiki kinerja produk atau jasa yang sudah ada. masyarakat dan unit kerja lainnya. Kedua aspek di atas perlu dipelajari sehubungan dengan penyusunan I/T Strategy. Kalau diamati lebih jauh, hanya komponen-komponen yang berada di dalam aspek internal saja yang dapat dikontrol oleh organisasi karena semuanya merupakan milik organisasi. Sementara di lain pihak, komponen-komponen pada aspek eksternal berada di luar kendali organisasi, sehingga organisasi hanya dapat bertindak secara pasif dan adaptif (dengan asumsi bahwa tidak ada praktek monopoli). Namun dilemanya, justru aspek eksternal-lah yang belakangan ini menjadi sedemikian kuatnya, sehingga merupakan sumber mati hidupnya organisasi (customer oriented, customer is a king, service quality dan lain sebagainya). Sehingga, harus diperlukan strategi khusus untuk dapat mengantisipasi setiap pergerakan dinamis yang mungkin terjadi pada komponenkomponen eksternal. Hal kedua yang patut dipelajari adalah bahwa perubahan pada komponen luar akan merubah komponen-komponen internal baik secara langsung maupun tidak langsung, karena sebagai komponen internal, teknologi informasi harus mampu mengantisipasi perubahan tersebut. Pada akhirnya semua strategi yang ada harus Tidak tertutup ada kemungkinan bahwa teknologi informasi dapat mempengaruhi

diimplementasikan, bukan hanya dijadikan sekedar mimpi32

yang dapat terwujud dapat tidak. Untuk keperluan ini, harus ditunjuk seseorang yang bertanggung jawab atas implementasi semua rencana tersebut. Untuk organisasi besar setingkat Dinas Pendapatan, biasanya akan ditunjuk seorang Kepala Divisi yang mengangani I/T.

3.3 Tahapan pada Penyusunan Master Plan Pendapatan TerpaduTahap pertama didalam model I/T Planning adalah Strategic Information Planning (SIP). Tahap ini adalah tahap untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan aplikasi-aplikasi baru dan portfolionya dimana suatu organisasi akan melakukan bisnis dengan mempergunakan aplikasi-aplikasi tersebut. Aplikasi-aplikasi ini juga merupakan faktor pemungkin (enabling factors) bagi organisasi untuk mengimplementasikan rencana strategis bisnisnya (renstra) di dalam lingkungan yang kompetitif. Secara umum, SIP harus selaras (align) dengan perencanaan bisnis organisasi, untuk dapat memenuhi keselarasan tersebut, suatu organisasi akan melakukan hal-hal sebagai berikut : Mendefinisikan misi dari I/T nya Menilai faktor-faktor lingkungan Menghitung kapabilitas sistem-sistem yang ada sekarang Mendefinisikan Obyektif dari I/T, Strategi dan Kebijakan Menghitung potensi dampak dari I/T

33

Gbr. Tahapan penyusunan master plan

Output dari proses ini diantaranya adalah dokumen/kebijakan organisasi mengenai misi dari I/T dan hasil perkiraan dari faktor-faktor lingkungan organisasi; evaluasi yang akurat akan aspirasi-aspirasi strategis & arah dari organisasi; dan pernyataan obyektif, strategi & kebijakan. Tahapan yang umumnya dilakukan adalah dimulai dari

pembuatan proses bisnis saat ini, membuat kelas-kelas data, mendefinisikan arsitektur informasi, menganalisa sistem yang ada, dilanjutkan dengan melakukan interview terhadap manajemen, mendefinisikan temuan-temuan dan kesimpulankesimpulan. Dengan adanya definisi temuan dan kesimpulan maka gap informasi dapat diketahui sehingga kebijakan dan strategi kan arsitektur informasi yang baru dapat dibuat

34

BAB

Pendekatan OOAD Dengan Metode UML

4

35

4

PENDEKATAN OOAD DENGAN METODE UML

Perancangan dengan pendekatan OOAD

4.1 Pendekatan Object Oriented Analysis & Design (OOAD)Saat ini piranti lunak semakin luas dan besar lingkupnya, Piranti lunak saat ini dirancang dengan memperhatikan hal-hal seperti scalability, security, dan eksekusi yang robust walaupun dalam kondisi yang sulit. Selain itu arsitekturnya harus didefinisikan dengan jelas, agar bug mudah ditemukan dan diperbaiki, bahkan oleh orang lain selain programmer aslinya. Keuntungan lain dari perencanaan arsitektur yang matang adalah dimungkinkannya penggunaan kembali modul atau komponen untuk aplikasi piranti lunak lain yang membutuhkan fungsionalitas yang sama. Pemodelan (modeling) adalah proses merancang piranti lunak sebelum melakukan pengkodean (coding). Model piranti lunak dapat dianalogikan seperti pembuatan blueprint pada pembangunan gedung. Membuat model dari sebuah sistem yang kompleks sangatlah penting karena kita tidak dapat memahami sistem semacam itu secara menyeluruh. Semakin komplek sebuah sistem, semakin penting pula penggunaan teknik pemodelan yang baik. Dengan menggunakan model, diharapkan pengembangan

piranti lunak dapat memenuhi semua kebutuhan pengguna dengan lengkap dan tepat, termasuk faktor-faktor seperti scalability, robustness, security, dan sebagainya. Kesuksesan suatu pemodelan piranti lunak ditentukan oleh tiga unsur, yang kemudian terkenal dengan sebuan segitiga sukses36

(the triangle for success). Ketiga unsur tersebut adalah metode pemodelan digunakan. Memahami notasi pemodelan tanpa mengetahui cara (notation), proses (process) dan tool yang

pemakaian yang sebenarnya (proses) akan membuat proyek gagal. Dan pemahaman terhadap metode pemodelan dan proses disempurnakan dengan penggunaan tool yang tepat.

Gbr. Metode pemodelan dan proses dan penggunaan tool

4.2 Unified Modeling Language (UML)Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah "bahasa" yg telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak. UML menawarkan sebuah standar untuk merancang model sebuah sistem. Dengan menggunakan UML kita dapat membuat model untuk semua jenis aplikasi piranti lunak, dimana aplikasi tersebut dapat berjalan pada piranti keras, sistem operasi dan jaringan apapun, serta ditulis dalam bahasa pemrograman apapun. Tetapi karena UML juga menggunakan class dan operation dalam konsep dasarnya, maka ia lebih cocok untuk penulisan piranti lunak dalam bahasabahasa berorientasi objek seperti C++, Java, Walaupun demikian, UML tetap dapat C# atau VB.NET. digunakan untuk

modeling aplikasi prosedural dalam VB atau C.

37

Seperti bahasa-bahasa lainnya, UML mendefinisikan notasi dan syntax/semantik. Notasi UML merupakan sekumpulan bentuk khusus untuk menggambarkan berbagai diagram piranti lunak. Setiap bentuk memiliki makna tertentu, dan UML syntax mendefinisikan bagaimana bentuk-bentuk tersebut dapat dikombinasikan. Notasi UML terutama diturunkan dari 3 notasi yang telah ada sebelumnya: Grady Booch OOD (ObjectOriented Design), Jim Rumbaugh OMT (Object Modeling Technique), dan Ivar Jacobson OOSE (Object-Oriented Software Engineering). Sejarah UML sendiri cukup panjang. Sampai era tahun 1990 seperti adalah: yang diketahui puluhan metodologi coad, pemodelan metodologi berorientasi objek telah bermunculan di dunia. Diantaranya metodologi booch, metodologi OOSE , metodologi OMT , metodologi shlaer-mellor [5], metodologi wirfs-brock [6], dsb. Masa itu terkenal dengan masa perang metodologi (method war) dalam pendesainan berorientasi objek. Masing-masing metodologi membawa notasi sendiri-sendiri, yang mengakibatkan timbul masalah baru apabila kita bekerjasama dengan group/perusahaan lain yang menggunakan metodologi yang berlainan.

4.3 Konsepsi Dasar UMLDari berbagai penjelasan rumit yang terdapat di dokumen dan beberapa referensi UML. Sebenarnya konsepsi dasar UML bisa dirangkumkan dibawah. Abstraksi konsep dasar UML yang terdiri dari structural classification, dynamic behavior, dan model management, bisa kita pahami dengan mudah apabila kita melihat gambar diatas dari Diagrams. Main concepts bisa kita pandang sebagai term dalam gambar Gbr. Konsepsi dasar UML

38

yang akan muncul pada saat kita membuat diagram. Dan view adalah kategori dari diagaram tersebut. Untuk dapat menggunakan UML, sebenarnya cukup dua hal yang harus di perhatikan: 1. Menguasai pembuatan diagram UML 2. Menguasai langkah-langkah dalam analisa dan

pengembangan dengan UML

Gbr. Konsepsi Dasar UML

Pekerjaan desain Dispenda Terpadu ini pada intinya akan mengupas kedua hal tersebut.39

Seperti

juga

tercantum

pada

gambar

diatas

UML

mendefinisikan diagram-diagram sebagai berikut: use case diagram class diagram statechart diagram activity diagram sequence diagram collaboration diagram component diagram deployment diagram

4.4 Use Case DiagramUse case diagram menggambarkan fungsionalitas yang

diharapkan dari sebuah sistem. Yang ditekankan adalah apa yang diperbuat sistem, dan bukan bagaimana. Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Use case merupakan sebuah pekerjaan tertentu, misalnya login ke sistem, meng-create sebuah daftar belanja, dan sebagainya. Seorang/sebuah aktor adalah sebuah entitas manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu. Use case diagram dapat sangat membantu bila kita sedang menyusun requirement sebuah sistem, mengkomunikasikan rancangan dengan klien, dan merancang test case untuk semua feature yang ada pada sistem.

40

Sebuah use case dapat meng-include fungsionalitas use case lain sebagai bagian dari proses dalam dirinya. Secara umum diasumsikan bahwa use case yang di-include akan dipanggil setiap kali use case yang meng-include dieksekusi secara normal. Sebuah use case dapat di-include oleh lebih dari satu use case lain, sehingga duplikasi fungsionalitas dapat dihindari dengan cara menarik keluar fungsionalitas yang common. Sebuah use case juga dapat meng-extend use case lain dengan behaviour-nya sendiri. Sementara hubungan generalisasi antar use case menunjukkan bahwa use case yang satu merupakan spesialisasi dari yang lain.

Gbr. Contoh Use Case Diagram

41

4.5 Class DiagramClass adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan pengembangan menggambarkan sebuah dan objek desain dan merupakan inti dari Class sistem, berorientasi objek. suatu

keadaan

(atribut/properti)

sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metoda/fungsi). Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan objek beserta hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan, asosiasi, dan lain-lain. Class memiliki tiga area pokok : 1. Nama (dan stereotype) 2. Atribut 3. Metoda Atribut dan metoda dapat memiliki salah satu sifat berikut : Private, tidak dapat dipanggil dari luar class yang

bersangkutan Protected, hanya dapat dipanggil oleh class yang

bersangkutan dan anak-anak yang mewarisinya Public, dapat dipanggil oleh siapa saja

Gbr. Atribut pada class diagram 42

Class dapat merupakan implementasi dari sebuah interface, yaitu class abstrak yang hanya memiliki metoda. Interface tidak dapat langsung diinstansiasikan, tetapi harus diimplementasikan dahulu menjadi sebuah class. Dengan demikian interface mendukung resolusi metoda pada saat runtime.

Gbr. Contoh Interface

Sesuai

dengan

perkembangan

class

model,

class

dapat

dikelompokkan menjadi package. Kita juga dapat membuat diagram yang terdiri atas package.

Gbr. Contoh Paket pada Class Diagram

4.6 Hubungan Antar Class

43

1. Asosiasi, yaitu hubungan statis antar class. Umumnya menggambarkan class yang memiliki atribut berupa class lain, atau class yang harus mengetahui eksistensi class lain. Panah navigability menunjukkan arah query antar class. 2. Agregasi, yaitu hubungan yang menyatakan bagian (terdiri atas..). 3. Pewarisan, yaitu hubungan hirarkis antar class. Class dapat diturunkan dari class lain dan mewarisi semua atribut dan metoda class asalnya dan menambahkan fungsionalitas baru, sehingga ia disebut anak dari class yang diwarisinya. Kebalikan dari pewarisan adalah generalisasi. 4. Hubungan dinamis, yaitu rangkaian pesan (message) yang di-passing dari satu class kepada class lain. Hubungan dinamis dapat digambarkan dengan menggunakan sequence diagram.

Gbr. Contoh class diagram

44

4.7 Statechart DiagramStatechart diagram menggambarkan transisi dan perubahan keadaan (dari satu state ke state lainnya) suatu objek pada sistem sebagai akibat dari stimuli yang diterima. Pada umumnya statechart diagram menggambarkan class tertentu (satu class dapat memiliki lebih dari satu statechart diagram). Dalam UML, state digambarkan berbentuk segiempat dengan sudut membulat dan memiliki nama sesuai kondisinya saat itu. Transisi antar state umumnya memiliki kondisi guard yang merupakan syarat terjadinya transisi yang bersangkutan, dituliskan dalam kurung siku. Action yang dilakukan sebagai akibat dari event tertentu dituliskan dengan diawali garis miring. Titik awal dan akhir digambarkan berbentuk lingkaran

berwarna penuh dan berwarna setengah.

4.8 Activity DiagramActivity diagrams menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masingmasing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. Activity diagram merupakan state diagram khusus, di mana sebagian besar state adalah action dan sebagian besar transisi di-trigger oleh selesainya karena45

state itu

sebelumnya activity

(internal tidak

processing).

Oleh

diagram

menggambarkan interaksi antar

behaviour subsistem)

internal secara

sebuah eksak,

sistem tetapi

(dan lebih

menggambarkan proses-proses dan jalur-jalur aktivitas dari level atas secara umum. Sebuah aktivitas dapat direalisasikan oleh satu use case atau lebih. Aktivitas use menggambarkan case proses yang berjalan, aktor sementara menggambarkan bagaimana

menggunakan sistem untuk melakukan aktivitas. Sama seperti state, standar UML menggunakan segiempat dengan sudut membulat untuk menggambarkan aktivitas. Decision digunakan untuk menggambarkan behaviour pada kondisi tertentu. Untuk mengilustrasikan proses-proses paralel (fork dan join) digunakan titik sinkronisasi yang dapat berupa titik, garis horizontal atau vertikal. Activity swimlane diagram untuk dapat dibagi menjadi beberapa mana object yang

menggambarkan

objek

bertanggung jawab untuk aktivitas tertentu. Berikut ini adalah contoh activity diagram tanpa swimlane:

46

Gbr. Activity Diagram

4.9 Sequence DiagramSequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di sekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa message yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atar dimensi vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait). Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan47

sebagai respons dari sebuah event untuk menghasilkan output tertentu. Diawali dari apa yang men-trigger aktivitas tersebut, proses dan perubahan apa saja yang terjadi secara internal dan output apa yang dihasilkan. Masing-masing objek, termasuk aktor, memiliki lifeline vertikal. Message digambarkan sebagai garis berpanah dari satu objek ke objek lainnya. Pada fase desain berikutnya, message akan dipetakan menjadi operasi/metoda dari class. Activation bar menunjukkan lamanya eksekusi sebuah proses, biasanya diawali dengan diterimanya sebuah message. Untuk objek-objek yang memiliki sifat khusus, standar UML mendefinisikan icon khusus untuk objek boundary, controller dan persistent entity.

4.10 Collaboration DiagramCollaboration diagram juga menggambarkan interaksi antar objek seperti sequence diagram, tetapi lebih menekankan pada peran masing-masing objek dan bukan pada waktu penyampaian message. Setiap message memiliki sequence number, di mana message dari level tertinggi memiliki nomor 1. Messages dari level yang sama memiliki prefiks yang sama.

48

Gbr. Collaboration Diagram

4.11 Component DiagramComponent diagram menggambarkan struktur dan hubungan antar komponen piranti lunak, (dependency) di antaranya. Komponen piranti lunak adalah modul berisi code, baik berisi source code maupun binary code, baik library maupun executable, baik yang muncul pada compile time, link time, maupun run time. Umumnya komponen terbentuk dari beberapa class dan/atau package, tapi dapat juga dari komponen-komponen yang lebih kecil. Komponen dapat juga berupa interface, yaitu kumpulan layanan yang disediakan sebuah komponen untuk komponen lain. termasuk ketergantungan

49

Gbr. Contoh component diagram:

50

4.12 Deployment DiagramDeployment/physical diagram menggambarkan detail

bagaimana komponen di-deploy dalam infrastruktur sistem, di mana komponen akan terletak (pada mesin, server atau piranti keras apa), bagaimana kemampuan jaringan pada lokasi tersebut, spesifikasi server, dan hal-hal lain yang bersifat fisikal. Sebuah node adalah server, workstation, atau piranti keras lain yang digunakan untuk men-deploy komponen dalam lingkungan sebenarnya. Hubungan antar node (misalnya TCP/IP) dan requirement dapat juga didefinisikan dalam diagram ini.

Gbr. Contoh deployment diagram :

51

4.13 Tahap-Tahap Penggunakan UMLBerikut ini adalah langkah-langkah pengembangan piranti lunak dengan menggunakan UML: 1. Buat daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktivitas dan proses yang mungkin muncul. 2. Petakan use case untuk tiap business process untuk mendefinisikan dengan tepat fungsionalitas yang harus disediakan oleh sistem. Kemudian perhalus use case diagram dan lengkapi dengan requirement, constraints dan catatancatatan lain. 3. Buatlah deployment diagram secara kasar untuk

mendefinisikan arsitektur fisik sistem. 4. Definisikan requirement lain (non-fungsional, security dan sebagainya) yang juga harus disediakan oleh sistem. 5. Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity diagram. 6. Definisikan objek-objek level atas (package atau domain) dan buatlah sequence dan/atau collaboration diagram untuk tiap alir pekerjaan. Jika sebuah use case memiliki kemungkinan alir normal dan error, buatlah satu diagram untuk masingmasing alir. 7. Buarlah rancangan user interface model yang menyediakan antarmuka bagi pengguna untuk menjalankan skenario use case. 8. Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap package atau domain dipecah menjadi hirarki class lengkap dengan atribut dan metodanya. Akan lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit test untuk menguji fungsionalitas class dan interaksi dengan class lain.52

9.

Setelah

class

diagram

dibuat, class

kita

dapat

melihat

kemungkinan

pengelompokan

menjadi

komponen-

komponen. Karena itu buatlah component diagram pada tahap ini. Juga, definisikan tes integrasi untuk setiap komponen meyakinkan ia berinteraksi dengan baik. 10. Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detilkan kemampuan dan requirement piranti lunak, sistem operasi, jaringan, dan sebagainya. Petakan komponen ke dalam node. 11. Mulailah membangun sistem. Ada dua pendekatan yang dapat digunakan : Pendekatan use case, dengan meng-assign setiap use case kepada tim pengembang tertentu untuk mengembangkan unit code yang lengkap dengan tes. Pendekatan komponen, yaitu meng-assign setiap komponen kepada tim pengembang tertentu. 12. Lakukan uji modul dan uji integrasi serta perbaiki model berserta codenya. Model harus selalu sesuai dengan code yang aktual. 13. Piranti lunak siap dirilis.

4.14 Tool Yang Mendukung UMLSaat ini banyak sekali tool pendesainan yang mendukung UML, baik itu tool komersial maupun opensource. Beberapa diantaranya adalah: Power Designer (www.Sysbase.com) Rational Rose (www.rational.com) Together (www.togethersoft.com)

53

Object Domain (www.objectdomain.com) Jvision (www.object-insight.com) Objecteering (www.objecteering.com) MagicDraw (www.nomagic.com/magicdrawuml) Visual Object Modeller (www.visualobject.com) Didalam melaksanakan pekerjaan ini, dipergunakan Power Designer Versi. 10 dari Sysbase. PoweDesigner adalah modeling tools yang unik, yang dapat mengkombinasikan beberapa standar tehnik modeling: application modeling melalui UML; Teknik Business Process Modeling dan Teknik traditional database modeling Beberapa keuntungan yang ditawarkan :

Mempertinggi

produktivitas

individual

Fitur

dengan

serangkaian generator kode/program yang otomatis, reverseengineering dan rountrip engineering (sinkronisasi dari kode dan model) kemampuan yang secara signifikan mengurangi pengkodean/pemrograman manual, mengurangi maintenance dan mengurangi usaha re-engineering. Pilihan yang aman Road map yang jelas didalam

pengembangan produknya baik dalam hal Data, UML dan Business Modeling membuat PowerDesigner menjadi pilihan yang aman untuk setiap kebutuhan pemodelan. Merupakan standar dari banyak organisasi besar di dunia. Kemudahan grafis dan penggunaannya - PowerDesigner adalah modeling tools dengan kemampuan grafik yang tinggi, intuitive, modern windows-based tool.

54

Pemodelan

yang

terintegrasi

dan

Business

Alignment

membuat team kolaborasi melalui Link and Synch technology antara semua model yang didukung: Business Process, UML and Data menjadi mudah. Meningkatkan produktivitas Team Memfasilitasi semua

pemodel lingkungan bagi team sharing dengan satu buah metadata repository untuk semua tipe modeling yang komplit. Mendokumentasikan sistem yang berjalan memperbaiki efektifitas project maintenance Open Support - Supports 45+ RDBMS, Java J2EE, Microsoft .NET, Web Services dan PowerBuilder, dan process execution languages seperti ebXML dan BPEL4WS

55

BAB

Metodologi Pengembangan Sistem

5

56

5

METODOLOGI PENGEMBANGAN SISTEM

Pengembangan SistemSecara garis besar metodologi yang dipergunakan adalah trial by case . dan jika disesuaikan dengan ruang lingkup pada Kerangka Acuan Kerja Sistem Kearsipan Dinamis Ditjen Migas, maka tahapan pekerjaan dapat digambarkan pada gambar berikut, dengan keterangan pada halaman selanjutnya.

Pengem bangan S is te m

P e rm in ta a n Pengem bangan S is te m

1 .0 R e v ie w S is te m

D okum en K e la y a k a n

Sum ber E x te rn a l

In fo r m a s i E x te rn a l In fo rm a s i E x te rn a l K e b u tu h a n F is ik

2 .0 A n a lis is P ro s e s

P e re n c a n a a n K e b u tu h a n S is te m

S p e s ifik a s i L o g ic

3 .0 S tu d i S o ftw a re , H a rd w a reRFP/ P ro p o s a l

R encana K o n fig u ra s i

4 .0 D is a in S is te m T e rs tru k tu r

D is a in S is te m

R encana K o n fig u ra s i

D okum en D is a in

S u p p lie r H a rd w a re S o ftw a re

S o ftw a re H ardw are

5 .0 P e m ro g ra m a n d a n T e s tin g

K o n s tru k s i

L aporan A k h ir

576 .0 In s ta la s i Im p le m e n ta s i

7 .0 P e la tih a n

5.1 Mengkaji Sistem yang ada dan Perencanaan kebutuhan sistemSesuai dengan tahapan ruang lingkup pada Kerangka Acuan Kerja maka Tahap pengkajian sistem yang ada dan perencanaan kebutuhan sistem ini adalah tahap mengumpulkan semua kebutuhan user akan sistem informasi yang terbagi dalam tahap tahap sebagai berikut. 5.1.1 Review sistem Sebelum membangun suatu sistem yang baru, sistem yang lama harus dipotret terlebih dahulu untuk memperoleh peta atau gambaran kekuatan dan kelemahan dari sistem. Metode yang dipergunakan untuk memotret sistem disini adalah dengan cara survai sistem. Kegiatan pada tahap survai pengumpulan data ini adalah mengumpulkan informasi dan data selengkap-lengkapnya mengenai : 1. Sistem dan prosedur: Tim survai akan menjaring konsep kerja/ sistem dan prosedur pengelolaan data dari sistem yang berjalan sekarang ini seperti misalnya mengumpulkan tugas dan fungsi, key person, instansi/ unit terkait dll.. 2. Data dan informasi: Pengumpulan data/ informasi mengenai proses pengolahan data hasil kegiatan, serta mengklasifikasikan seluruh jenis dan volume data yang diolah dan menyampaikan konsep mekanisme flow of data. 3. Permasalahan: Mengumpulkan informasi mengenai kendala - kendala yang berhubungan dengan rencana pengembangan sistem. 4. Sarana : Mengumpulkan data mengenai sarana utama maupun penunjang yang telah tersedia guna mendukung sistem yang terintegrasi seperti misalnya mendata jumlah PC, printer, dan penggunaannya. Selain melaksanakan survai untuk pengumpulan data dan informasi, juga akan dilaksanakan studi - studi literatur dan peraturan - peraturan yang terkait. Setelah hasil pengumpulan data ini diperoleh kemudian akan didiskusikan dengan pihak klien untuk pemaparan hasil studi guna penyesuaian/ konfirmasi dan menambah masukan. Selain itu dalam58

proses penyusunan laporan hasil survei selalu diadakan konfirmasi ke unit yang disurvai, sampai diperoleh hasil survai yang benar. 5.1.2 Analisis workflow Hasil survai dipetakan dalam diagram workflow yang merupakan alat bantu dalam merumuskan bahan-bahan untuk perancangan sisten. Pembagian fungsi kerja yang ada dipetakan/ digambarkan dan dikelompokkan dari aspek substantif, fasilitatif serta dari aspek perencanaan dan pengawasan. Digambarkan juga fungsi proses yang terdiri dari komponen fungsi, cakupan, proses data masuk dan dta simpan. Secara garis besar workflow ini merupakan gambaran singkat yang terdiri unit kerja unit kerja yang ditinjau, unit kerja dan instansi yang terkait, proses pengolahan dan penampungan atau penyimpanan data/ informasi. 5.1.3 Identifikasi kebutuhan user Dari hasil analisis swot terhadap sistem yang ada dan dibandingkan dengan tujuan yang diharapkan, akan dikembangkan subsistem mana saja yang akan tetap terpakai, subsistem mana saja yang akan mengalami perbaikan dan penambahan kebutuhan akan informasi. Tentunya hal ini sebagian besar merupakan masukan dari user yang bersangkutan.

5.2 Desain Pendahuluan5.2.1 Pemodelan proses Bahan-bahan rangkuman hasil survai dan struktur organisasi akan dianalisis untuk menyusun bagan fungsi kerja dan tabel fungsi vs. proses. Bagan fungsi kerja dan tabel fungsi proses dikonfirmasikan ke pihak klien untuk mendapatkan pertimbangan dan usulan sampai diperoleh hasil yang benar. Hasil analisis yang sudah benar tersebut akan digambarkan lengkap/ keseluruhan proses kemudian dibuatkan pecahan pecahannya dari proses tersebut yang lebih detil lagi percakupan59

fungsi.

Langkah selanjutnya adalah melakukan perumusan terhadap yang sudah dianalisis. Perumusan bertujuan untuk melakukan penyederhanaan, penyeragaman dan

bahan-bahan klien dengan

pembakuan dan perangkuman unsur-unsur sistem informasi manajemen pengelompokan terhadap data sistem informasi dan akan menghasilkan model sistem informasi klien. Pada langkah perumusan ini juga akan selalu dilakukan konfirmasi kepada pihak klen. Hasil perumusan tersebut diatas merupkan bahan untuk perancangan basis data dan modul sistem informasi yang merupakan hasil utama dalam penyusunan sistem informasi ini dan menjadi dasar yang menentukan unsur-unsur sistem lainnya. Basis data dan modul modul sistem ini akan dikonfirmasikan ke pihak klien. 5.2.2 Pemetaan kebutuhan user Kebutuhan user akan informasi akan terlihat pada model proses. Dari mana sumber inputnya, dimana diprosesnya, proses apa yang dilakukan dan bentuk output informasinya didistribusikan kemana saja.

5.3 Desain Detil5.3.1 Disain basis data Berdasarkan hasil disain model tersebut diatas, dimana submodel submodel ataupun subsistem telah didefenisikan, maka akan diturunkan variabel - variabel datanya untuk setiap entitas yang ada pada subsistem subsistem. Variabel - variabel yang telah didefenisikan kemudian dituangkan dalam struktur basis data. Basis data ini kemudian dibangun pada platform perangkat lunak yang telah ditentukan untuk kemudian ditest dengan data dummy untuk menguji integritas basis data tersebut. 5.3.2 Disain output

60

Pada tahap disain pendahuluan terlihat kebutuhan output apa saja yang dihaslikan oleh sistem yang baru, tetapi bagaimana dan seperti apa bentuk bentuk output tersebut itu dilakukan dalam tahap disain output secara detil. Pada dasarnya output yang dihasilkan ada bermacam macam bentuknya, diantaranya adalah output dalam bentuk tabel, laporan ini menekankan kualitas isi serta kegunaannya. Laporan lainnya adalah laporan dalam bentuk notice report merupakan laporan yamg memerlukan perhatian khusus, laporan ini dibuat sesederhana mungkin, tatapi jelas, karena dimaksudkan supaya permasalahan yang terjadi tampak jelas sehingga dapat langsung ditangani. Laporan lainnya lagi adalah dalam bentuk varianced report adalah laporan dari keadan yang sesungguhnya (aktual) dibandingkan dengan standar yang ada/ yang diperbolehkan. Laporan lainnya adalah bentuk komparatif, adalah membandingkan satu hal dengan hal lainnya. Misalnya membandingkan aktual yang terjadi pada bulan ini dengan bulan lalu atau tahun lalu. Terakhir adalah output yang berbentuk grafik atau bagan yang dapat diklasifikasikan sebagai bagan garis, bagan batang dan pie. Pengaturan isi dari output akan secara langsung menentukan kemudahan dari output untuk dipahami dan dimengerti. Pengaturan tataletak output merupakan pekerjaan disain yang penting dan sangat diperlukan baik bagi pemakai sistem maupun programer. 5.3.3 Disain Input Masukan (input) merupakan awal dimulainya proses informasi. Bahan mentah dari informasi adalah data yang terjadi dari transaksi-transaksi yang dilakukan oleh organisasi. Data hasil dari transaksi-transaksi ini merupakan masukan untuk sistem informasi. Hasil yang dihasilkan dari sistem tidak lepas dari data yang dimasukkan. Input salah (sampah) akan menghasilkan output yang salah pula. Oleh karena itu supaya tidak dihasilkan sampah, maka input yang masuk dalam sistem informasi61

harus tidak boleh berupa sampah. Oleh karena itu disain input harus berusaha membuat suatu sistem yang dapat menerima input yang bukan sampah/ memfilter dari kesalahan-kesalahan. Disain input terinci dimulai dari disian dokumen dasar sebagai penangkap input yang pertamakali. Jika dokumen dasar tidak didisain dengan baik, kemungkinan input yang tercatat dapat salah bahkan kurang.

5.4 Penulisan ProgramPemrograman merupakan kegiatan menulis kode program yang akan dieksekusi oleh komputer. Kode program yang ditulis oleh pemrogram harus berdasarkan dokumentasi yang disediakan oleh analis sistem hasil dari disain sistem secara terinci. Hasil program yang sesuai dengan disainnya akan menghasilkan program yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh pemakai sistem. Penulisan program merupakan kegiatan yang terbesar di dalam tahap implementasi sistem. Karena usaha yang besar inik maka program harus ditulis dengan baik dan terstruktur. Usaha lain yang juga sangat memakan waktu setelah program ditulis adalah memodifikasi program jika terjadi kesalahan-kesalahan di dalam program atau karena perubahan sistem yang terpaksa merubah program. Selama proses pembuatan program yang dilakukan oleh team pemrogram, kemajuan dari hasil pekerjaan selalau dimonitor terus dan dikaji terus menerus supaya didapatkan hasil yang berkualitas baik. Teknik ini sering juga disebut dengan structured walk-through.

62

5.5 Test Sistem5.5.1 Membuat kasus test Sebelum program diterapkan, maka program harus bebas terlebih dahulu dari kesalahan-kesalahan. Oleh sebab itu program harus ditest untuk menemukan kesalahan-kesalahan yang mungkin dapat terjadi. Program ditest untuk tiap-tiap modul dan dilanjutkan dengan pengetesan untuk semua modul yang telah dirangkai. 5.5.2 Mencoba keluaran dengan data. Kesalahan dari program yang mungkin terjadi dapat diklasifikasikan dalam tiga bentuk kesalahan: kesalahan bahasa (sintaks), kesalahan ini relatif mudah ditemukan dan diperbaiki karena kompiler akan memberitahukan letak dan sebab kesalahan pada saat program dikompilasi. Kesalahan lainnya adalah sewaktu proses (run-time error) adalah kesalahan yang terjadi sewaktu program dijalankan. Kesalahan ini juga relatif mudah ditemukan. Kesalahan yang ketiga adalah kesalahan logika, adalah kesalahan dari logika program yang dibuat. Kesalahan seperti ini sulit ditemukan, karena tidak ada pemberitahuan mengenai kesalahannya dan tetap akan didapatkan hasil dari proses program, tetapi hasilnya salah. Kesalahan seperti ini merupakan kesalahan yang berbahaya, karena bila tidak disadari dan tidak ditemukan, hasil yang salah dapat menyesatkan bagi yang menggunakannya. Cara mencari kesalahan logika dapat dilakukan dengan test data dan menghitung terlebih dahulu kemungkinankemungkinan keluaran jika diberi input data yang berlainan. 5.5.3 Melakukan test sistem Pengetesan dilakukan untuk tiap-tiap modul program, dapat berupa program utama, subrutin dan subprogram, pengetesan ini disebut juga dengan stub testing. Pengetesan suatu modul dapat saja dilakukan walaupun modul lainnya yang berhubungan dengannya belum selesai63

ditulis. Hal ini mudah saja dilakukan, uaitu dengan mensimulasikan modul yang dipanggil yang belum ditulis. Modul dipanggil yang disimulasikan ini desebut dengan stub. Setelah semua modul program selesai ditulis dan dites secara independen sampai bebas dari kesalahan dan telah dirangkai menjadi satu unti program, maka unit program ini perlu ditest kembali. Pengetesan ini disebut juga dengan unit testing yang dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa semua modul telah bekerja terintegrasi tanpa mengalami kesalahan. Langkah terakhir adalah pengetesan sistem, yang dilakukan untuk memeriksa kekompakan antar komponen sistem yang diimplementasi. Tujuan utama dari pengetesan sistem ini adalah untuk memastikan bahwa elemen-elemen atau komponen-komponen dari sistem telah berfungsi sesuai dengan yang diharapkan.

5.6 Instalasi5.6.1 Pelatihan Personil-personil yang akan menduduki posisi yang baru perlu dilatih untuk hal-hal yang belum difahami. Ada dua macam pelatihan yang diberikan : 1. Pelatihan/training dimaksudkan untuk personil-personil operasi (operating personnel). Personil yang termasuk dalam katagori ini adalah personil-personil yang akan mengoperasikan sistem, yaitu mereka yang terlibat dalam tugas memepersiapkan input, memproses data, mengoperasikan sistem, merawat dan menjaga sistem. 2. Pelatihan edukasi dimaksudkan untuk pemakai informasi (user of information). Personil yang masuk dalam kategori ini adalah personil di area fungsi lain yang akan menggunakan sistem, seperti misalnya akuntan, manajer operasi dan lain sebagainya. Pendidikan untuk personil ini lebih ditekankan pada bagaimana kerja dari sistem dan apa yang dapat diperoleh dari sistem.64

Adanya permintaan khusus mengenai pelatihan jaringan komputer, pelatihan tersebut akan dilaksanakan secara khusus dengan durasi waktu antara 4 sampai dengan 5 hari untuk peserta yang termasuk dalam katagori perawatan sistem maupun peserta yang ingin mengerti konsep jaringan komputer. Skedul dari pelatihan dan pendidikan yang akan dilakukan dirancang terlebih dahulu. Skedul ini terdiri dari siapa yang akan dilatih atau dididik, subyek atau materi pelataihan atau pendidikan, tanggal pelaksanaannya, lokasinya, pendekatan yang akan digunakan dan siapa instrukturnya. 5.6.2 Install aplikasi Jika peralatan baru akan diinstall, maka tempat atau ruangan untuk peralatan ini perlu dipersiapkan terlebih dahulu. Kemanan fisik dari tempai ini juga perlu dipertimbangkan. Sistem komputer yang besar membutuhkan tempat dengan lingkungan yang lebih harus diperhitungkan. Persiapan fisik ini juga meliputi AC untuk mengatur temperatur ruangan, penerangan yang cukup pendeteksi kebakaran, UPS, telepon dan lain sebagainya. Langkah selanjutnya adalah menginstalasi perangkat keras yang sudah dikirim dan menginstalasi perangkat lunak yang sudah ada. Perangkat keras biasanya dipasang oleh penjual dan diters bersama-sama antara penjual dan pembeli. 5.6.3 Konversi sistem Proses konversi sistem merupakan proses untuk meletakkan sistem baru sehingga siap untuk dipergunakan. Terdapat beberapa metoda yang biasanya dilakukan : 1. Konversi langsung, pendekatan konversi langsung dilakukan dengan mengganti sistem yang lama langsung dengan sistem yang baru. Sistem yang lama dihentikan langsung dan diganti dengan sistem yang baru. 2. Konversi paralel dilakukan dengan65

mengoperasikan sistem yang baru bersama-sama dengan sistem yang lama selama suatu periode tertentu. Kesemua cara konversi tersebut diatas tidak terlepas dari konversi data sistem yang lama ke sistem yang baru. Dapat saja sistem yang lama telah menggunakan komputerisasi sehingga data-data dari sistem yang lama telah berada dalam format file komputer, konversi data seperti ini relatif mudah karena tinggal dibuatkan program konversi data lama ke data baru secara komputerisasi. Sering terjadi konversi data dari data di catatan manual ke file komputer pada sistem yang baru. Cara konversi yang seperti ini hanya dapat dilakukan dengan konversi manual yaitu dengan mengentrikan data kesistem yang baru. Perlu dicatat jika datanya cukup banyak maka proses konversi ini akan memakan waktu yang lama.

5.7 Modifikasi dan MaintenancePartisipasi sistem analis belum berakhir setelah sistem

diimplementasikan. Analis sistem masih perlu melakukan tindak lanjut berikutnya setelah sistem baru diimplementasikan. Masih perlu dilakukan pengetesan penerimaan sistem (systems acceptance test). Pengetesan ini berbeda dengan pengetesan sistem yang telah dilakukan. Pada pengetesan ini dilakukan dengan menggunakan data yang sesungguhnya dalam jangka waktu tertentu yang dilakukan oleh sistem analis bersama-sama dengan user. Tidak jarang diperlukan sedikit modifikasi/perubahan oleh user karena pada disain detil user belum merasakan menggunakan sistem yang sesungguhnya, setelah dicoba baru terasa ada yang kurang. Setelah pengetesan penerimaan ini selesai perlu diadakan rapat penerimaan (acceptance meeting) perlu diselenggarakan oleh manajemen. Rapat ini dihadiri oleh analis sistem, manajer dan pemakai sistem untuk menentukan sistem yang baru diterima atu harus diperbaiki66

kembali. Jika sistem yang baru telah disetujui, maka rapat ini dapat merupakan acara penyerahan sistem

67

BAB

Struktur Organisasi

5

68

5

STRUKTUR ORGANISASI

Strukutr Organisasi

5.1 Struktur Organisasi Tim Pelaksana ProyekSesuai dengan kerangka acuan kerja, untuk pelaksanaan pekerjaan dibentuk suatu team yang disebut team Pelaksana Proyek. Tim Pelaksana Proyek ini akan dipimpin oleh seorang ketua proyek (Manajer Proyek) yang bertanggungjawab atas pelaksanaan pekerjaan. Untuk pelaksanaan tugas sehari-hari ketua proyek dibantu oleh beberapa staff yang berfungsi sebagai koordinator yang mengawasi dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas di lapangan. Organisasi tersebut sesuai dengan bidang keahliannya dan jabatannya adalah sebagai berikut. Manajer Proyek/ Ketua Tim Ahli Ekonomi Ahli Akuntansi 6 Orang 2 Orang 1 Orang

Ahli Keuangan 2 Orang Ahli Perpajakan 1 Orang Ahli Manajemen 2 Orang Analis Sistem 12 Orang 6 Orang

Database Administrator

Network Administrator 5 Orang Programmer 11 Orang

System Security2 Orang

69

System Integrator

2 Orang

Manajer Proyek

Ahli Ekonomi (6 Orang )

Ahli Akuntansi (2 Orang )

Ahli Keuangan (2 Orang )

Ahli Perpajakan (1 Orang )

Ahli Manajemen (2 Orang )

System Analyst (12 Orang )

Database Admin (6 Orang )

Network Admin (5 Orang )

Programmer (11 Orang )

System Security (2 Orang )

System Integrator (2 Orang )

Gbr. Struktur Organisasi Pelaksana Proyek

Untuk memperlancar jalannya pekerjaan dibentuk pula tim pendaping/ tim imbangan yang ditunjuk, dimana fungsi dari tim ini adalah memberikan masukan atau arahan yang merupakan sasaran dari pengerjaan proyek dan juga tim ini akan mengawasi dan memantau dan kegiatan proyek data dan yang membantu menyediakan memeberikan

diperlukan dalam rangka pelaksanaan proyek tersebut.

5.2 Deskripsi JabatanBerikut ini adalah deskripsi dari jabatan-jabatan pada struktur organisasi pelaksana proyek 5.2.1 Manajer Proyek Ahli sistem analyst/ Manajer Proyek memiliki tugas sebagai berikut : Sebagai penganggung jawab

keseluruhan pekerjaan dan organisator seluruh pelaksana.

70

penyajian produk

Mengawasi

kualitas

setiap

tahap

Mengawasi

dan

memonitor

bahwa

pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan jadwal pekerjaan dengan Menentukan dengan Tim Pendamping. pelaksanaan yang dibutuhkan. Dalam pelaksanaannya akan Menyesuaikan masalah administrasi Supervisi seluruh kegiatan strategi pelaksanaan bersama

pembahasan-pembahasan

didampingi oleh Tim Pendamping.

5.2.2 Ahli Ekonomi Ahli Ekonomi bertanggung jawab dalam : Mempelajari aspek ekonomi dari

current condition sistem yang berjalan saat ini. nantinya. Menganalisa dan mengevaluasi serta mengusulkan kebijakan-kebijakan dari sisi aspek ekonomi agar implementasi sistem berjalan dengan mulus. Proyek. Bertanggung jawab kepada Manajer Memberikan masukan dari aspek

ekonomi untuk master plan dan sistem yang akan dibangun

5.2.3 Ahli Akuntansi

71

Ahli Akuntansi bertanggung jawab dalam : Mempelajari aspek Akuntansi dari

current condition sistem yang berjalan saat ini. dibangun nantinya. Menganalisa dan mengevaluasi serta mengusulkan kebijakan-kebijakan dari sisi aspek Akuntansi agar implementasi sistem berjalan dengan mulus. Proyek. Bertanggung jawab kepada Manajer Memberikan masukan dari aspek

Akuntansi untuk master plan dan sistem yang akan

5.2.4 Ahli Keuangan Ahli Keuangan bertanggung jawab dalam : Mempelajari aspek Keuangan dari

current condition sistem yang berjalan saat ini. dibangun nantinya. Menganalisa dan mengevaluasi serta mengusulkan kebijakan-kebijakan dari sisi aspek Keuangan agar implementasi sistem berjalan dengan mulus. Proyek. Bertanggung jawab kepada Manajer Memberikan masukan dari aspek

Keuangan untuk master plan dan sistem yang akan

5.2.4 Ahli Perpajakan Ahli Perpajakan bertanggung jawab dalam :72

Mempelajari

aspek

Perpajakan

dari

current condition sistem yang berjalan saat ini. dibangun nantinya. mengusulkan mulus. Proyek. Bertanggung jawab kepada Manajer Menganalisa dan mengevaluasi serta kebijakan-kebijakan dari sisi aspek Perpajakan agar implementasi sistem berjalan dengan Memberikan masukan dari aspek

Perpajakan untuk master plan dan sistem yang akan

5.2.5 Ahli Manajemen Ahli Manajemen bertanggung jawab dalam : Mempelajari aspek Manajemen dari current condition sistem yang berjalan saat ini. dibangun nantinya. mengusulkan mulus. Proyek. Bertanggung jawab kepada Manajer Menganalisa dan mengevaluasi serta kebijakan-kebijakan dari sisi aspek Manajemen agar implementasi sistem berjalan dengan Memberikan masukan dari aspek

Manajemen untuk master plan dan sistem yang akan

5.2.6 Sistem Analis Ahli Sistem analis bertanggung jawab dalam :

73

Mensurvai seluruh keadaan (current condition) Sistem Informasi yang ada sekarang ini.

data flow.

Menyusun dan merumuskan hal-hal yang berkaitan dengan sistem informasi dalam aspek-aspek

Menganalisa dan mengevaluasi dan mengusulkan solusi yang terbaik, untuk desain sistem.

Mengajukan

usulan-usulan

dan

pertimbangan pada saat analisa dan perancangan sistem baik dalam kaitan dengan Sistem Informasi perangkat pendukung. Menetapkan tersebut dalam satu kesepakatan tim Bertanggung jawab kepada Pimpinan Pelaksana/ Manajer Proyek rumusan-rumusan

5.2.7 Database Administrator Databse Administrator bertanggung jawab dalam : Membuat rancangan disain basis data yang diperlukan baik secara logical maupun physical. Melakukan generate table-table dan object database lainnya seperti schema dll. optimizer. Bertanggung jawab terhadap Mengoptimasikan index dan query

keberhasilan team dalam membuat basis data.

5.2.8 Network Administrator

74

Network Administrator bertanggung jawab dalam : sekarang ini. Menyusun dan merumuskan hal-hal yang berkaitan dengan sistem informasi dalam aspekaspek: jaringan komputer dan komunikasi data. mengusulkan availabitilitynya. Mengajukan usulan-usulan dan Menganalisa dan mengevaluasi dan solusi yang terbaik, security dan Mensurvai seluruh keadaan (current condition) perangkat keras dan komunikasi data yang ada

pertimbangan pada saat analisa dan perancangan sistem baik dalam kaitan dengan perangkat keras dan jaringan maupun dengan perangkat pendukung. Menetapkan tersebut dalam satu kesepakatan tim Bertanggung jawab kepada Pimpinan Pelaksana/ Manajer Proyek rumusan-rumusan

5.2.9 Programmer Programmer bertanggung jawab dalam Mengajukan usulan-usulan dan

memberikan pertimbangan kebutuhan, jenis dan sistem serta perangkat pendukung yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut: yang ditetapkan yang ditetapkan75

Sistem operasi untuk perangkat keras

Utility software untuk perangkat keras

keberhasilan aplikasi. telah dirancang. team

Pola operasi Pola sistem basis data Melakukan pemrograman dan testing Bertanggungjawab dalam mengembangkan terhadap program

Pembagian

beban

kerja

bagi

pemrogram-pemrogram berdasarkan modul-modul yang

Memonitor dan mengkaji pemrogram agar diperoleh hasil yang berkualitas baik.

5.2.10 System Security System security bertanggung jawab dalam : Memberikan analisis resiko dari

system security yang ada pada current system saat ini. yang akan dibangun. Memberikan usulan risk management pada implementasi sistem. handal. Membuat desain security sistem Bertanggung jawab terhadap Memberikan masukan/ usulan desain system security yang akan dimplementasikan pada system

keberhasilan team dalam membuat security sistem yang

5.2.10 System Integrator

76

System Integrator bertanggung jawab dalam : Menjamin kompatibilitas dari setiap komponen IT yang didesain pada master plan sistem yang dimplementasikan. keberhasilan terintegrasi. team Bertanggung dalam jawab terhadap yang Memberikan masukan/ usulan desain terintegrasi dari sistem yang akan

membuat

security

5.3 Koordinasi kerja tim pelaksana proyek dan tim pendampingKarena hubungan kerja antara tim pelaksana proyek dengan tim imbangan/ tim pendamping menyangkut dua aspek Aspek kebijakan Aspek pelaksanaan pekerjaan Maka diharapkan pembentukan tim imbangan sesuai dengan pembidangan keahlian kelompokkelompok yang dibentuk, agar dapat memudahkan pelaksanaan kerja lapangan dan dapat menyerap ide dan konsep sistem baru yang dirancang. Hubungan antara tim pelaksana proyek dan tim imbangan dapat dilihat pada struktur organisasi pelaksanaan proyek tersebut.

77

BAB

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan & Penugasan Personil

6

78

6

JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN & PENUGASAN PERSONIL

Perancangan dengan pendekatan OOAD

6.1 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

79

6.2 Jadwal Penugasan PersonilBerikut ini adalah jadwal penugasan personil dalam hitungan bulan.No 1 2 3 4 5 6 7 8 11 9 10 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 12 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 Nama Teguh Patria Widhayaka Bagus Trisakti Ahmad Dalhari Mochamad Oki Taufik Adi Purwoko Sunardi Radityo Pramoda Aywein Aswina Melati Imelda Abdi Ellytan Hardjono Purwandono Paiman S. Gatot Setyo Susilo Didid Adi Pamungkas Eif Ifdul Rosalina Ratih Eduard Sumual Suratman Andry Burhanudin Niniek Kartika Sari Arief Mukti Satokhid Hertasning Tosabbang Bungaran Napitupulu Andrea Djunaidi Eddy Eka Sudaryanto Bayu Purbanu Aji Muhammad Isnendar Ardian Hutama R.Nenen Nirmalawati I Nyoman Supriyatna Kristianto Purnomo Fidelis Widodo Budi Kusumo Saiful Aramico Teguh Avianto Gazra Aris Cahyadi Risdianto Rony Malino Batti Adi Umbara John Bill Lee Muhaemin Antony Otto Adrianto Leonardi Tadjudin Adinda Firdaus Bunarto Jontana Michael Pranoto Freddy Leonard Parsaoran Ririn Fatmasari Dewanti Dwi Nugroho Kreshna Aryaguna Nurzaman R.B. Wahyu Andri Kurniawan Posisi Team Leader/Manajer Proyek Ahli Ekonomi Ahli Ekonomi Ahli Ekonomi Ahli Ekonomi Ahli Ekonomi Ahli Ekonomi Ahli Akuntansi Ahli Akuntansi Ahli Keuangan Ahli Keuangan Ahli Perpajakan Ahli Manajemen Ahli Manajemen System Analyst System Analyst System Analyst System Analyst System Analyst System Analyst System Analyst System Analyst System Analyst System Analyst System Analyst System Analyst Database Administrator Database Administrator Database Administrator Database Administrator Database Administrator Database Administrator Network Administrator Network Administrator Network Administrator Network Administrator Network Administrator Programmer Programmer Programmer Programmer Programmer Programmer Programmer Programmer Programmer Programmer Programmer System Security System Security System Integrator System Integrator Pendidikan S2 S1 S1 S1 S1 S2 S2 S1 S1 S1 S1 S2 S2 S2 S2 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S2 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S2 S1 S2 S2 Pengala- Penugasman (th) an (bln) 10 8 8 15 6 19 6 9 4 4 10 26 13 18 13 8 4 4 9 9 3 2 23 10 11 4 12 5 8 7 16 10 8 7 5 10 4 7 8 11 9 2 1 2 8 1 7 8 27 6 19 8 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5

80