proposal budgetary slack

Upload: yera-balqis

Post on 16-Jul-2015

366 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangAnggaran adalah sebuah alat yang penting dalam merencanakan, memonitor, dan mengevaluasi sebuah kinerja organisasi. Dua tujuan dari anggaran adalah untuk memotivasi kinerja bawahan atau karyawan, dan menunjang perencanaan (Chow, 1988). Semua organisasi swasta maupun publik menggunakan anggaran dalam merencanakan, memonitor, dan mengevaluasi kinerja dari internal organisasi tersebut. Sebagai wujud dari akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, diperlukan kewajiban pertanggungjawaban mulai dari perencanaan, penyusunan dan pelaksanaan atas tugas dan fungsinya dalam mewujudkan visi dan misi serta tujuan yang telah ditetapkan sehingga dapat dilaporkan dan dipertanggungjawabkan kepada masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk penetapan anggaran (Supanto, 2010). Chow (1988) telah menguji hubungan antara asimetri informasi, turth inducing pay scheme dengan budgetary slack dan kinerja. Dalam penelitiannya, chow membuktikan dan menemukan bahwa pay scheme telah terbukti mempengaruhi budgetary slack, meskipun asimetri informasi dimasukkan atau tidak ke dalam model dalam pengujian hipotesis. Fisher (2002) juga telah menguji pengaruh asimetri informasi dan partisipasi anggaran terhadap budgetary slack. Dalam penelitian tersebut, peneliti menemukan dan membuktikan hasil bahwa asimetri informasi memiliki pengaruh terhadap budgetary slack. Douglas (2000) menguji faktor-faktor yang mempengaruhi budgetary slack dengan menggunakan penelitian eksperimen laboratorium komputerisasi dengan menguji partisipan.

2

Dalam penelitian tersebut, Douglas menemukan bahwa pay scheme dan asimetri informasi terbukti mempengaruhi budgetary slack. Penelitian sejenis juga dilakukan di Indonesia diantaranya oleh Supanto (2010) yang melakukan penelitian mengenai analisis partisipasi anggaran terhadap budgetary slack dengan informasi asimetri, motivasi, dan budaya organisasi sebagai pemoderasi. Dalam penelitian tersebut,Supanto membuktikan bahwa partisipasi anggaran memiliki hubungan yang negatif dan signifikan terhadap budgetary slack. Dalam penelitian supanto tersebut juga membuktikan bahwa informasi asimetri merupakan variabel yang memoderasi pada pengaruh partisipasi penganggaran tergadap budgetary slack, sedangkan motivasi dan budaya organisasi tidak memperkuat maupun memperlemah hubungan pengaruh partisipasi anggaran terhadap budgetary slack. Penelitian lain yang mengkaji mengenai budgetary slack juga telah dilakukan oleh Falikhatun (2007) yang menguji pengaruh partisipasi penganggaran terhadap budgetary slack dengan variabel pemoderasi ketidakpastian lingkungan dan kohesivitas kelompok. Falikhatun membuktikan bahwa partisipasi penganggaran mempengaruhi budgetary slack, meskipun dalam penelitian tersebut juga terbukti bahwa kohesivitas kelompok dan ketidakpastian lingkungan tidak memoderasi hubungan antara partisipasi anggaran dan budgetary slack. Berbeda dengan kedua penelitian diatas, Alan (2002) mengkaji mengenai pengaruh reputasi dan variance investigation terhadap budgetary slack. Setiap organisasi termasuk perguruan tinggi dalam melaksanakan tugas yang diemban mutlak mempunyai rencana-rencana yang disusun dan dijadikan pedoman dalam menjalankan organisasinya. Sejalan dengan tugas yang diemban tersebut, maka perguruan tinggi merumuskan berbagai kebijakan yang di-

3

tuangkan dalam bentuk anggaran. Melalui anggaran, akan diketahui seberapa besar kemampuan perguruan tinggi dalam melaksanakan berbagai urusan yang menjadi wewenangnya dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya. Sebagai sebuah institusi yang berada di bawah payung hukum dan peraturan Republik Indonesia, perguruan tinggi selalu melaksanakan operasionalnya sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku. Oleh karena itu, polemik perubahan Undang-undang menjadi salah satu masalah yang akan selalu dihadapi oleh perguruan tinggi. Begitu juga yang terjadi di Universitas Brawijaya, polemik ini dimulai sejak dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 1999 tentang Penetapan Perguruan Tinggi Negeri sebagai Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Pada saat itu Universitas Brawijaya tertatih mengejar status BHMN hingga tahun 2004 dikeluarkan Surat Keterangan Rektor Universitas Brawijaya Nomor 157/SK/2004 tentang Pembentukan Tim Pembuatan Proposal Persiapan Universitas Brawijaya Menjadi Badan Hukum Milik Negara hingga tahun 2007 di sahkan oleh Dewan Pendidikan tinggi tahun 2007. Prasyarat yang harus disiapkan selama persiapan ini antara lain; menyelenggarakan pendidikan tinggi yang efisien dan berkualitas, memenuhi standar minimum kelayakan finansial, pengelolaan perguruan tinggi berdasarkan prinsip ekonomis dan akuntabilitas. Dua tahun kemudian dikeluarkan lagi Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan, yang diklaim sebagai perluasan dari status badan hukum milik negara (BHMN) yang dianggap cenderung sangat komersil dalam penyelenggaraannya Pada tahun 2010, bentuk BHP telah dihapuskan sesuai dengan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 1114-21-126-136/PUU-VII/2009 tanggal 31 Maret 2010 yang membatalkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2009.

4

Seperti apapun perubahan peraturan atau Undang-undangnya persyaratan finansial selalu menjadi prasyarat yang harus dipenuhi oleh perguruan tinggi untuk mendapatkan status badan hukum tertentu. Kelayakan finansial akan berkaitan erat dengan proses penyusunan anggaran, seperti yang di ungkapkan Kadarman (2001) penganggaran adalah perumusan rencana dalam angka-angka untuk periode tertentu di masa depan. Anggaran disusun oleh manajemen untuk jangka waktu satu tahun bertujuan untuk membawa perusahaan ke kondisi tertentu yang diinginkan dengan sumber daya tertentu yang diperhitungkan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pengaruh partisipasi anggaran terhadap budgetary slack pada Universitas Brawijaya sebelum, selama, dan sesudah proses BHP?. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah partisipasi anggaran mempengaruhi budgetary slack padaUniversitas Brawijaya Malang?

2. Apakah terdapat perbedaan pengaruh partisipasi anggaran terhadapbudgetary slack sebelum, selama proses dan sesudah perubahan menjadi Badan Hukum Pemerintah pada Universitas Brawijaya Malang? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.

Menganalisis pengaruh partisipasi anggaran terhadap budgetary slack di Universitas Brawijaya.

2.

Mengetahui

perbedaan

pengaruh

pertisipasi

anggaran

terhadap

budgetary slack sebelum, selama proses dan sesudah perubahan

5

menjadi Badan Hukum Pemerintah pada Universitas Brawijaya Malang

1.4 Manfaat Penelitian1.4.1 Pihak yang Berkepentingan Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai salah satu informasi dalam mempertimbangkan pengambilan keputusan dan penetapan kebijakan sehubungan dengan anggaran yang terdapat di Universitas Brawijaya Malang. 1.4.2 Universitas Brawijaya Malang Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk menetapkan kebijakan anggaran di Universitas Brawijaya Malang. 1.4.3 Akademisi Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi guna memperbanyak literatur dan bahan referensi tentang Akuntansi Manajemen pada perguruan tinggi untuk melakukan penelitian selanjutnya. 1.5 Originalitas Penelitian Penelitian ini mencoba untuk menguji perbedaan pengaruh partisipasi anggaran terhadap budgetary slack pada proses perubahan status menjadi badan hukum pemerintah yang dilakukan oleh Universitas Brawijaya Malang. Penelitian sebelumnya hanya menguji pengaruh partisipasi anggaran terhadap kesenjangan anggaran dengan penambahan beberapa varibel moderating. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan data yang lebih baru dengan periode penelitian mulai tahun 2000-2012. 1.6 Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,

6

tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II Tinjauan Pustaka Bab ini berisi tentang hasil penelitian terdahulu dan landasan teori yang terkait dengan partisipasi anggaran dan budgetary slack, BAB III Kerangka Konsep Penelitian Bab ini berisi tentang kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian dan definsi operasional variabel penelitian. BAB IV Metode Penelitian Bab ini berisi pendekatan penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengukuran variabel, pengumpulan data, uji instrumen penelitian dan metode analisis data.

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang menjadi dasar dari penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu PENELITI NO 1. (TAHUN) Chow (1988) JUDUL Participative Budgeting: YANG DITELITI Asimetri informasi, VARIABEL HASIL PENELITIAN Pay scheme telah terbukti

turth mempengaruhi budgetary pay slack, meskipun asimetri dimasukkan

Effects Of A inducing Turth-Inducing Pay And Information Asymmetry On Slack And 2. Fisher (2002) Performance The Effect Of Asimetri Information Asymmetry informasi partisipasi

scheme dengan informasi

Scheme budgetary slack atau tidak ke dalam model dan kinerja dalam hipotesis. pengujian

Asimetri dan memiliki

informasi pengaruh

terhadap budgetary slack.

On Negotiated anggaran Budgets: terhadap

An Empirical budgetary slack

8

PENELITI NO (TAHUN) 3. Supanto (2010) Investigation Analisis Pengaruh Partisipasi JUDUL

VARIABEL HASIL PENELITIAN YANG DITELITI Partisipasi anggaran terhadap Informasi asimetri

merupakan variabel yang memoderasi pada partisipasi tergadap slack,

Penganggaran budgetary slack pengaruh Terhadap Budgetary dengan informasi penganggaran budgetary

Slack Dengan asimetri, Informasi Asimetri, Motivasi, Budaya Organisasi Sebagai 4. Falikhatun (2007) Pemoderasi Analisis Pengaruh Partisipasi motivasi, budaya organisasi sebagai pemoderasi

sedangkan motivasi dan dan budaya organisasi tidak memperkuat maupun

memperlemah hubungan pengaruh anggaran budgetary slack. partisipasi terhadap

Budgetary slack partisipasi penganggaran dengan variabel mempengaruhi budgetary pemoderasi slack, meskipun dalam

Penganggaran ketidakpastian Terhadap Budgetary lingkungan kohesivitas

penelitian tersebut juga bahwa

dan terbukti

kohesivitas kelompok dan ketidakpastian lingkungan tidak hubungan memoderasi antara

Slack Dengan kelompok Ketidakpastian Lingkungan dan

partisipasi anggaran dan

9

PENELITI NO (TAHUN) Kohesivitas Kelompok Sebagai Pemoderasi 2.2 Landasan Teori 22222 Anggaran JUDUL

VARIABEL HASIL PENELITIAN YANG DITELITI budgetary slack.

Anggaran merupakan suatu rencana kerja jangka pendek yang disusun berdasarkan rencana jangka panjang yayng ditetapkan dalam proses

penyusunan program (Mulyadi, 2001:448). Anggaran adalah suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif, biasanya dalam satuan uang, untuk menunjukkan perolehan dan penggunaan sumber-sumber suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu, biasanya 1 (satu) tahun (Supriyono, 2001:62). Penganggaran adalah perumusan rencana dalam angka-angka untuk periode tertentu di masa depan (Kadarman, 2001:162). Anggaran disusun oleh manajemen untuk jangka waktu satu tahun bertujuan untuk membawa perusahaan ke kondisi tertentu yang diinginkan dengan sumber daya tertentu yang diperhitungkan.

22222

Manfaat Anggaran

Anggaran mempunyai beberapa manfaat menurut Supriyono (2001:83) antara lain:

10

1.

Perencanaan kegiatan organisasi atau pusat pertanggungjawaban dalam jangka pendek.

2. 3.

Membantu mengkoordinasikan rencana jangka pendek. Alat komunikasi rencana kepada berbagai manajer pusat

pertanggungjawaban. 4. Alat untuk memotivasi para manajer untuk mencapai tujuan pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. 5. Alat pengendalian kegiatan dan penilaian prestasi pusat-pusat

pertanggungjawaban dan para menejernya. 6. Alat pengendalian para manajer. Fungsi Anggaran

22222

Menurut Kadarman (2001:162) menyatakan tujuan anggaran adalah untuk menghubungkan perencanaan dan menginjinkan pendelegasian kekuasaan atau wewenang tanpa hilangnya pengawasan. Anggaran merupakan perencanaan yang telah disepakati oleh para pelaksana yang ikut berperan serta dalam penyusunan anggaran. Agar dapat efektif, anggaran yang baik juga harus menghubungkan perencanaan dan pengendalian terhadap langkah-langkah yang dilaksanakan oleh manajemen untuk menjamin bahwa semua bagian dalam organisasi berfungsi secara konsisten dengan kebijaksanaan organisasi. 22222 Partisipasi Anggaran

Penyusunan anggaran partisipatif harus memperlihatkan tingkat kesulitasn, partisipasi manajemen puncak, kewajaran dan keadilan dan laporan yang diteliti dan tepat waktu (Supriyono, 2001:120). Menurut Brownell dalam Sumarno (2005), partisipasi anggaran adalah tingkat keterlibatan dan pengaruh individu dalam penyusunan anggaran sementara Chong (2002) menyatakan sebagai

11

proses bawahan atau pelaksana anggaran diberikan kesempatan untuk terlibat dalam dan mempunyai pengaruh dalam proses penyusunan anggaran. 2.2.5 Budgetary Slack Budgetary slack adalah perbedaan jumlah anggaran yang diajukan oleh bawahan dengan jumlah estimasi yang terbaik dari organisasi (Anthony dan Govindradjan, 2001). Dalam keadaan terjadinya budgetary slack bawahan cenderung mengajukan anggaran dengan merndahkan pendapatan dan menaikkan biaya dibandingkan dengan estimasi terbaik yang diajukan, sehingga target akan mudah dicapai.

12

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep Penelitian Partisipasi penyusunan anggaran melibatkan para manajer tingkat bawah untuk ikut serta dalam pembuatan anggaran. Partisipasi anggaran menciptakan rasa bertanggungjawab pada para manajer tingkat bawah dan dapat

meningkatkan motivasi para manajer untuk mencapai sasaran anggaran. Untuk mencapai sasaran anggaran dengan pendekatan partisipasi anggaran akan menciptakan suatu kesempatan para pihak yang terlibat yaitu membuat kelonggaran atau kesenjangan anggaran. Kesenjangan yang dimaksudkan adalah dengan sengaja memperkirakan pendapatan rendah dan biaya yang tinggi sehingga akan menurunkan risiko yang dihadapi seorang manajer. Partisipasi Anggaran Budgetary Slack

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

3.2 Hipotesis Penelitian 3.2.1 Partisipasi Penganggaran dan Budgetary Slack Penelitian mengenai pengaruh partisipasi penganggaran terhadap budgetary slack masih menunjukkan ketidakkonsistenan hasil. Dunk (1993) menyatakan bahwa partisipasi dapat mengurangi budgetary slack. Hasil penelitian lain menyatakan sebaliknya, partisipasi menyebabkan budgetary slack (Young, 1985; Yuwono, 1999; Hermanto, 2003). Perumusan hipotesis yang menyatakan pengaruh

13

partisipasi penganggaran terhadap budgetary slack mengacu pada penelitian Young (1985) yaitu partisipasi menyebabkan budgetary slack. Alasannya, bawahan yang terlibat dalam penyusunan anggaran cenderung melonggarkan anggaran yang disusun agar mudah dicapai, sehingga hipotesis yang dikembangkan adalah: H1: Partisipasi Penganggaran berpengaruh positif terhadap budgetary slack. 3.2.3 Partisipasi Anggaran, Budgetary Slack, dan UU BHP Universitas Brawijaya Birokrasi di Indonesia menurut Setiawan (1998) adalah birokrasi patrimonial yang menjadikan jabatan dan perilaku dalam keseluruhan hirarki birokrasi lebih didasarkan pada hubungan familiar, hubungan pribadi, dan hubungan patronclient. Perhatian yang diberikan pada client bersifat pemenuhan aspek kebutuhan sosial, material, spiritual, dan emosional. Client yang memperoleh perlindungan itu dengan segala loyalitasnya dan sukarela akan memenuhi perintah patron, dan berusaha untuk menyenangkannya. Atas pertimbangan bahwa anggaran dapat digunakan untuk menilai kinerja patron (Mardiasmo, 2002), maka agar kinerjanya dinilai bagus bawahan menginginkan target anggaran yang lebih mudah dicapai atau melakukan Budgetary Slack. Oleh karena itu hipotesis yang dikembangkan adalah: H2: terdapat perbedaan partisipasi anggaran sebelum, selama dan sesudah proses perubahan BHP Universitas Brawijaya 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian Kesenjangan anggaran dalam penelitian ini adalah perbedaan jumlah anggaran yang disusun Badan Penyusun Anggaran dengan estimasi terbaik yang dapat dicapai. Indikator yang digunakan yaitu kelonggaran anggaran, peng-

14

gunaan dan penetapan standar anggaran serta keterbatasan jumlah anggaran yang tersedia. Kesenjangan anggaran diukur menggunakan instrument yang dikembangkan oleh Dunk (1993), terdiri dari delapan pertanyaan dengan skala 1 (STS) sampai 5 (SS). Skala 1 menunjukkan kesenjangan anggaran yang rendah dan skala 5 menunjukkan kesenjangan anggaran yang tinggi. Partisipasi penyusunan anggaran dalam penelitian ini adalah tingkat seberapa jauh keterlibatan dan pengaruh bawahan (manajer) dalam proses penyusunan anggaran yang ada di dalam divisi atau bagiannya secara periodik maupun tahunan. Indikator dari partisipasi anggaran adalah keterlibatan manajer dalam penyusunan dan pelaksanaan anggaran, penghargaan atas keberhasilan dan kontribusi dalam wilayah pertanggungjawaban. Pengukuran variabel menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Sardjito dan Muthaher (2007). Ada lima item pertanyaan yang dipakai untuk mengukur partisipasi dengan menggunakan skala linkert lima poin, skala 1 (STS) sampai 5 (SS), Skala 1 menunjukkan kesenjangan anggaran yang rendah dan skala 5 menunjukkan kesenjangan anggaran yang tinggi.

15

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1

Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengujian hipotesis (hypothesis

testing) dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Pendekatan deskriptif adalah penelitian yang berusaha menggambarkan pengaruh variabel dependen terhadap variabel independen yang diteliti (Hartono: 2007). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuatitatif karena berusaha menjelaskan hubungan antara variabel penelitian melalui pengujian hipotesis dan secara umum data disajikan dalam bentuk angka dan dihitung melalui uji statistik. 4.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Brawijaya Malang yang lebih khusus di bagian keuangan atau badan lain yang bertanggungjawab dalam pembuatan anggaran universitas. Alasan dipilihnya lokasi ini dengan pertimbangan universitas tersebut merupakan universitas yang bonafit di Kota Malang. 4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono: 2001). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pejabat yang terlibat langsung dalam pembuatan anggaran di Universitas Brawijaya Malang. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode sensus atau total sampling, dengan alasan kemudahan dalam mengumpulkan data, dan harapan untuk lebih akurasi dan tepat dengan penggunaan total sampling dalam penelitian ini.

16

Adapun sampel dalam penelitian ini adalah

1. Ketua Jurusan Universitas Brawijaya Malang 2. Sekretaris Jurusan Universitas Brawijaya Malang 3. Ketua Program Studi Universitas Brawijaya Malang 4. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Universitas Brawijaya Malang 5. Kepala Bagian Keungan Universitas Brawijaya Malang 6. Kepala SubBagian Keuangan dan atau penyusunan anggaran UniversitasBrawijaya Malang 7. Kepala Bagian perumusan kebijakan perubahan BHP Universitas Brawijaya 4.4 Teknik Pengukuran Variabel

Teknik pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala interval dengan teknik penilaian skala linkert dimana skor terendah (poin 1) sedangkan skor tertinggi (poin 5). 4.5 Teknik Pengumpulan Data

4.5.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan yaitu data kualitatif yang berupa tanggapan (respon) tertulis sebagai tanggapan dari pertanyaan tertulis (kuesioner). Sumber data penelitian ini adalah data primer yaitu berasal dari hasil kegiatan penyebaran daftar pertanyaan (kuesioner) kepada para responden yang bekerja di Universitas Brawijaya Malang. 4.5.2 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik kuisioner. Teknik kuisioner yaitu bentuk rangkaian atau kumpulan pertanyaan yang disusun secara sistematis dalam sebuah daftar pertanyaan mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti (Bungin: 2001). Prosedur pengumpulan

17

data yang akan dilakukan untuk mendapatkan bahan yang akan diteliti adalah dengan mengirimkan daftar pertanyaan (kuesioner) tersebut kepada responden di Universitas Brawijaya Malang yang telah terpilih menjadi sampel dalam penelitian ini. Selanjutnya dianalisis menggunakan teknik analisis regresi sederhana untuk mengetahui kesesuaian antara hipotesis yang telah disusun dengan hasil yang diperoleh di lapangan. 4.6 Uji Instrumen Penelitian

Pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS. 4.6.1 Uji Validitas Validitas adalah seberapa cermat alat ukur dapat mengungkap dengan jitu gejala-gejala atau bagian-bagian yang hendak diukur (Hadi,1996:289). Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid atau berarti memiliki validitas rendah (Arikunto,2000:144). Validitas dihitung setiap butirnya dengan rumus product moment dengan rumus: rxy = N XY (X) (Y)

{ N X - ((X)} { N Y - ((Y)} Keterangan : r xy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan. (x=X- X dan y=Y- Y ) N = jumlah subyek X = jumlah skor item Y = jumlah skor total XY = Jumlah perkalian x dan y X = kuadrat dari x

18

Y = kuadrat dari y Hasil perhitungan r xy dikonsultasikan pada tabel dengan taraf kesalahan 5%, jika r xy > r tabel maka item soal tersebut valid (Arikunto, 2000:145). 4.6.2 Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas dimaksudkan untuk menguji konsistensi kuesioner dalam mengukur suatu konstruk yang sama atau stabilitas kuesioner jika digunakan dari waktu ke waktu (Ghozali, 2005). Uji reliabilitas dilakukan dengan metode internal consistency. Reliabilitas instrumen penelitian diuji menggunakan rumus koefisien Cronbachs Alpha. Jika nilai koefisien alpha lebih besar dari 0,60 maka disimpulkan bahwa intrumen penelitian tersebut handal atau reliabel (Nunnaly dalam Ghozali,2005:42). Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut: r 11 = [ k ] k1 Keterangan : r 11 = reliabilitas yang dicari b = jumlah varians skor butir t = varians total k = banyaknya butir (Ghozali, 2005) Dalam penghitungan reliabilitas data akan digunakan alat bantu dengan program SPSS. 4.7 Metode Analisis Data [ 1 - b ] t

Analisa data adalah cara-cara mengolah data yang telah terkumpul kemudian dapat memberikan interpretasi. Hasil pengolahan data ini digunakan untuk

19

menjawab masalah yang telah dirumuskan. 4.7.1 Metode Statistik Inferensial Analisa data dilakukan dengan menggunakan regresi linier sederhana dengan persamaan sebagai berikut: Y = 0 + 1 X1 + e Dimana : Y : Budgetary slack X 1 : Partisipasi anggaran 0 : Intercept (Konstanta) 1 ,: Koefisien regresi e : Error Toleransi kesalahan () yang ditetapkan sebesar 5% dengan signifikasi sebesar 95%. 4.7.2 Uji Asumsi Klasik Data dianalisis lebih lanjut menggunakan analisis regresi, terlebih dahulu akan di uji normalitas, uji heterokedastisitas dan uji autokorelasi.

1. Uji NormalitasUji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali 2005:110). Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas data tersebut dapat dilakukan melalui 3 cara yaitu menggunakan Uji Kolmogorof-Smirnov (Uji K-S), grafik histogram dan kurva penyebaran P-Plot. Untuk Uji K-S yakni jika nilai hasil Uji K-S >dibandingkan taraf signifikansi 0,05 maka sebaran data tidak menyimpang dari kurva normalnya itu uji normalitas. Sedangkan melalui pola penyebaran P

20

Plot dan grafik histogram, yakni jika pola penyebaran memiliki garis normal maka dapat dikatakan data berdistribusi normal. 2. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamataan ke pengamatan yang lain tetap, atau disebut homoskedastisitas (Ghozali, 2005:105). Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas, tidak heteroskedastisitas (Ghozali, 2005:105).

3. Uji AutokorelasiPengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu (error) pada periode t dengan periode t-1. Jika terjadi korelasi, dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas autokorelasi. Problem autokorelasi mayoritas terjadi pada regresi yang data time series, atau berdasarkan waktu berkala, seperti bulanan dan tahunan. (Ghozali, 2005). Dalam penelitian ini uji autokorelasi digunakan karena data bersifat time series, yaitu periode sebelum, selama proses, dan sesudah Universitas Brawijaya menjadi Badan Hukum Pemerintah (BHP). 4.8 Uji Chow test Chow test adalah alat untuk menguji test for equality of coefficients atau uji kesamaan koefisien (Ghozali, 2001:51). Jika hasil observasi yang sedang diteliti dikelompokkan dalam dua kelompol, dan akan diuji apakah dua kelompol observasi tersebut mempunyai koefisien yang sama atau tidak, maka analisis ini dapat dilakukan dengan chow test.

21

Uji kesamaan koefisien dua kelompok dilakukan dengan rumus F test, sebagai berikut:

Keterangan : SSRr : Sum of squared residual - restricted regression (regresi dengan total observasi)

SSRu : Sum of squared residual - unrestricted regression (jumlah SSR dari masing-masing regresi kelompok observasi) n k r : Jumlah observasi : Jumlah parameter yang diestimasi : jumlah paremeter yang diestimasikan pada restricted regression

Kriteria penerimaan H0 Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak, dan Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima Dalam penelitian ini pengujian Chow test dilakukan setelah pengujian regresi. Sehingga uji chow-test dapat menguji perbedaan koefisien atas dua kelompok atau lebih. Dalam konteks penelitian ini, uji chow digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan atas pengaruh partisipasi anggaran terhadap budgetary slack pada universitas brawijaya sebelum, selama proses dan sesudah pelaksanaan undang-undang BHP. Sehingga dengan pengujian ini dapat diketahui apakah dengan kemunculan undang-undang BHP tersebut mempengaruhi atau menyebabkan perbedaan pengaruh partisipasi anggaran

22

terhadap budgetary slack. Uji chow dilakukan pada tahapan terakhir, dimana sebelumnya dilakukan uji regresi antara variable independen terhadap variebel dependen. Model untuk hipotesis pengaruh partisipasi anggaran terhadap budgetary slack sebelum kemunculan UU BHP Y BS PA = a0 + a1 X1 / BS = a0 + a1 PA = Budgetary Slack = Partisipasi anggaran

Model untuk hipotesis pengaruh partisipasi anggaran terhadap budgetary slack setelah kemunculan UU BHP Y = b0 + b1 X1 / BS = b0 + b1 X1 BS PA = Budgetary Slack = Partisipasi Anggaran

Setelah mendapatkan koefisien dari regresi kedua kelompok model regresi tersebut, maka dilakukan uji chow untuk menguji, apakah dengan kemunculan UU BHP tersebut menyebabkan perbedaan koefisien regresi dari pengaruh partisipasi anggaran terhadap budgetary slack.

Diharapkan dengan dilakukannya uji chow dalam penelitan ini, jika hipotesis yang didapatkan ternyata berbeda diharapkan dapat membuktikan bahwa undang-undang BHP telah efektif dalam meminimalisasi budgetary slack atas pengaruh partisipasi anggaran.

23

24

DAFTAR PUSTAKA Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Sosial Format-format Kuantitatif dan Kualitatif. Surabaya: Penerbit airlangga university press Alan, R. Webb. 2002 The Impact Of Reputation And Variance Investigations On The Creation Of Budget Slack. Accounting, Organizations And Society 27 (2002) 361378 Chong, Vincent K., Chong, Kar Ming. 2002. Budget Goal Commitment and Information Effect of Budget Participation on Performance, A Structural Equation modeling Approach. 14 P. 65-86. Chow, Cheew Dkk. 1988. Participative Budgeting: Effects Of A Turth-Inducing Pay Scheme And Information Asymmetry On Slack And Performance. The Accounting Review; Jan 1988; 63, 1; Abi/Inform Global Pg. 111 Dunk, A.S. 1993. The Effect of Budget Emphasis and Information Asimetry on Relation Between Budgetary Participation and Slack. The Accounting Review. Vol.68. pp: 400-410 Douglas E. Stevens. 2000. Determinants Of Budgetary Slack In The Laboratory: An Investigation Of Controls For Self-Interested Behavior. Social Science Research Network Electronic Paper Collection Falikhatun. 2007. Pengaruh Partisipasi Penganggaran Terhadap Budgetary Slack Dengan Variabel Pemoderasi Ketidakpastian Lingkungan Dan

Kohesivitas Kelompok. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Volume 6, No. 2 September 2007. Halaman 207-221 available at:

http://www.docstoc.com/docs/25138361/PENGARUH-PARTISIPASIPENGANGGARAN-TERHADAP-BUDGETARY-SLACK-DENGAN diakses pada 10 Februari 2012

25

Falikhatun. 2007. Interaksi Informasi Asimetri, Budaya Organisasi, dan Group Cohesiveness Dalam Hubungan Antara Partisipasi Penganggaran dan Budgetary Slack. Simposium Nasional Akuntansi X. available at: http://smartaccounting.files.wordpress.com/2011/03/aspp01.pdf diakses pada 10 Februari 2012 Fisher J, James R. Fredericksonb, Sean A. Pefferc. 2002. The Effect Of Information Asymmetry On Negotiated Budgets: An Empirical

Investigation. Accounting, Organizations And Society 27 (2002) 2743 Ghozali, Imam. (2005). Aplikasi analisis multivariat dengan program SPSS. Semarang: BP Undip. Hartono, Jogiyanto. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta Hermanto, Wiwin. 2003. Pengaruh Motivasi dan Pelimpahan Wewenang Terhadap Hubungan antara Partisipasi dengan Budgetary slack. Skripsi S-1 UNS. Kadarman dan Jusuf Udaya. 2001. Pengantar Ilmu Manajemen. Penerbit Gloria. Jakarta. Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi Offset Pratomi, Rizki Yudo, Dkk. 2007. Pengaruh Asimetri Informasi Dan Sistem

Imbalan Tergadap Hubungan Antara Partisipasi Penganggaran Dan Budgetary Slack. Available at: http://journal.aktfebuinjkt.ac.id/?

page_id=129 diakses pada 10 Februari 2012 Samma, Norin. 2009. Pengaruh Pertisipasi Anggaran Terhadap Budgetary Slack Dengan Variabel Pemoderasi Gaya Kepemimpinan Dan Komitmen Organisasi. Available at:

26

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pea_044845_tittle.pdf diakses pada 10 Februari 2012 Sardjito, Bambang dan Muthaher, Osmad. 2007. Pengaruh Partisipasi

Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah: Budaya Organisasi Dan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating. Simposium Nasional Akuntansi X, Makasar Setiawan, Akhmad. 1998. Perilaku Birokrasi dalam Pengaruh Paham Kekuasaan Jawa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sugiyono. 2001. Metode Penelitian: Bandung: Alfabeta Supanto. 2010. Analisis Slack Pengaruh Dengan Sebagai Partisipasi Informasi Penganggaran Motivasi, Available Terhadap Budaya at

Budgetary Organisasi

Asimetri,

Pemoderasi.

http://eprints.undip.ac.id/8125/1/Supanto.pdf diakses pada 10 Februari 2012 Young, S.M. 1985. Participative Budgeting: The Effect of Risk Aversion and Assymetric Information on Budgetary Slack. Journal of Accounting Research, Vol. 23: 829-842. Yuwono, I.B. 1999. Pengaruh Komitmen Organisasi dan Ketidakpastian Lingkungan terhadap Hubungan antara Partisipasi Anggaran dengan Senjangan Anggaran. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 1: 37-55.