propopsal penelitianku

59
Metode Penelitian Sosial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan suatu negara pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan sebagai sebuah program melibatkan sejumlah komponen yang bekerja sama dalam sebuah proses untuk mencapai tujuan yang diprogramkan. Di bidang pendidikan dan pengajaran siswa sebagai obyek dan sasaran utama bagi setiap guru sebagai salah satu komponen 1

Upload: susi-yanti

Post on 25-May-2015

1.939 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Propopsal penelitianku

Metode Penelitian Sosial

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan suatu negara pendidikan memegang peranan yang amat penting

untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa karena pendidikan merupakan

wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan negara. Pendidikan sebagai sebuah program melibatkan sejumlah komponen

yang bekerja sama dalam sebuah proses untuk mencapai tujuan yang diprogramkan. Di

bidang pendidikan dan pengajaran siswa sebagai obyek dan sasaran utama bagi setiap

guru sebagai salah satu komponen pendidikan. Antara siswa yang satu dengan yang

lainnya memiliki kemampuan dan kecerdasan yang tidak sama , ada siswa yang dengan

cepat dan mudahnya mampu menyerap materi pelajaran, ada siswa yang membutuhkan

waktu yang lama serta perlakuan kusus untuk memahami atau menguasai materi

pelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar pada semua mata pelajaran penggunaan

media dan cara berkomuniai yang baik dengan siswa merupakan factor terpenting dalam

menyampaikan materi pelajaran agar dapat diterima baik oleh siswa.

1

Page 2: Propopsal penelitianku

Metode Penelitian Sosial

Pendidikan merupakan upaya manusia dalam meningkatkan kualitas sumber daya

manusia. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Oemar Hamalik (2001:79) yaitu :

Di era globalisasi sekarang ini banyak sekali teknologi yang dapat digunakan

sebagai Media Pembelajaran dalam proses pembelajaran di Sekolah Dasar. Perpustakaan

yang lengkap dengan buku-buku yang terbaru sebagai Pusat Sumber Belajar masih

sangat dibutuhkan oleh seluruh warga sekolah dalam proses pembelajaran. Demikian

juga pemanfaatan media pembelajaran yang lainnya, yang saat ini sedang digalakkan

yaitu berbagai macam media yang sangat cocok dengan kondisi dan situasi saat ini.

Dalam setiap proses pembelajaran masih sangat sedikit guru yang

merancang/mendesain Media Pembelajaran pada Silabus dan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), sehingga penggunaan media pembelajaran masih terkesan

seadanya. Dengan keadaan seperti itu sudah barang tentu membawa dampak terhadap

tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajarannya. Oleh karena itu Sosialisasi

tentang penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran di Sekolah Dasar

masih sangat dibutuhkan.

Kondisi saat ini, masih banyak guru yang menggunakan media pembelajaran

sederhana yang kurang menarik minat siswa dalam mengikuti pembelajaran, sehingga

mengakibatkan prestasi belajar rendah. Banyak guru yang hanya mengandalkan Buku

Paket sebagai media pembelajarannya. Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi sekarang ini, penggunaan media pembelajaran yang baik dan sesuai sangat

diharapkan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

2

Page 3: Propopsal penelitianku

Metode Penelitian Sosial

Minat belajar siswa perlu mendapat perhatian dari guru Sekolah Dasar. Siswa

Sekolah Dasar memiliki sifat mudah bosan terhadap suatu obyek, sehingga diperlukan

sesuatu yang bervariasi. Belajar sambil bermain dapat menumbuhkan minat siswa pada

apa yang dipelajarinya.

Selain media cara berkomunikasi yang baik dalam kegiatan belajar mengajar,

merupakan suatu keharusan, agar terjadi hubungan yang harmonis antara pengajar

dengan peserta belajar. Keefektifan komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar ini

sangat tergantung dari kedua belah pihak. Akan tetapi karena pengajar yang memegang

kendali kelas, maka tanggung jawab terjadinya komunikasi dalam kelas yang sehat dan

efektif terletak pada tangan pengajar. Keberhasilan pengajar dalam mengemban

tanggung jawab tersebut dipengaruhi oleh keterampilannya dalam melakukan

komunikasi ini.

Tantangan bagi pendidik adalah bagaimana dapat menjelaskan materi pelajaran

dengan baik, memberikan yang esensial dengan cara yang menarik, percaya diri, dan

membangkitkan motivasi para siswanya. Komunikasi dan interaksi di dalam kelas dan di

luar kelas sangat menentukan efektivitas dan mutu pendidikan. Pendidik yang

menjelaskan, siswa yang bertanya; berbicara dan mendengarkan yang terjadi silih

berganti, semuanya itu merupakan bagian dari pendidikan yang penting serta berlaku

dalam kehidupan yang sejahtera. Bertanya pun harus jelas serta menggunakan bahasa

yang baik dan benar, supaya diperoleh jawaban yang baik dan benar pula. Mereka yang

pandai mendengarkan sangatlah beruntung karena dapat belajar dan mendapatkan

informasi lebih banyak. Siswa hendaknya didorong untuk bertanya tentang sesuatu yang

3

Page 4: Propopsal penelitianku

Metode Penelitian Sosial

belum jelas atau masih memerlukan penjelasan lebih lanjut. Dengan demikian guru

dipacu untuk senantiasa mengikuti perkembangan dan siswa memahami semua materi

yang dibahas. Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa mutu pendidikan sangat tergantung

dari partisipasi dan kontribusi dari semua yang terlibat. Hal tersebut sangat menarik

karena baik guru maupun sisw senang dan merasa perlu datang sekolah. Secara tidak

langsung guru akan meningkatkan kemampuan berkomunikasi serta dapat membaca

pikiran atau gagasan siswanya (the unborn ideas) serta membantu siswa mengungkapkan

pikiran dan gagasannya tersebut.

Berdasarkan hal tersebut di atas, disadari bahwa sebagai seorang pendidik dan

pengajar media pendidikan dan cara berkomunikasi yang baik , akan sangat menentukan

terciptanya media pembelajaran dan budaya komunikasi yang baik antara murid dan guru

sehingga meningkatkan kinerja guru. Fenomena yang terjadi di sekolah Dasar SD Negeri 5

Baruga , media pembelajaran guru masih terlihat rendah dan cara mengkomunikasikan

pelajaran masih kurang baik, sehingga berdampak pada rendahnya kinerja guru

(rendahnya tanggung jawab, disiplin, kemampuan kerja, kreativitas, penguasaan

kompetensi pedagodis, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian serta rendahnya

kompetensi dan sikap profesional).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka masalah penelitian ini dapat

diidentifikasikan sebagai berikut:

1. guru belum menguasai penggunaan media khususnya media elektronik, sehingga

belum mampu memanfaatkan media yang tersedia.

4

Page 5: Propopsal penelitianku

Metode Penelitian Sosial

2. Kurangnya motivasi guru dalam membuat media pembelajaran sebagai bahan ajar

3. Terbatasnya media pembelajaran yang ada disekolah, sehingga guru masih kurang

giat dalam menjalankan tugas-tugasnya dengan baik.

4. Rendahnya motivasi guru dalam mengadakan media pembelajaran.

5. Kurangnya perhatian guru dalam mengkomunikasikan pelajaran dengan baik

6. Kurangnya interaksi antara guru dan murid

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan tersebut di atas,

penelitian ini dibatasi pada upaya untuk menganalisis dan mengungkap hubungan

penggunaan media pembelajaran dan keterampilan berkomunikasi dengan kinerja guru

pada sekolah dasar negeri 05 Baruga. Dengan istilah lain, penelitian dibatasi pada

masalah:

a. Terdapat hubungan antara kinerja guru dalam pengajaran dengan adanya media

pendidikan disekolah?

b. Terdapat hubungan antara kinerja guru dalam pembelajaran dengan keterampilan

berkomunikasi guru di sekolah dasar?

c. Terdapat hubungan antara adanya media pembelajaran dan keterampilan

berkomunikasi terhadap kinerja guru dalam pengajaran ?

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka masalah

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

5

Page 6: Propopsal penelitianku

Metode Penelitian Sosial

a. Apakah terdapat hubungan antara kinerja guru dalam pengajaran dengan adanya

media pendidikan disekolah?

b.  Apakah terdapat hubungan antara kinerja guru dalam pembelajaran dengan

keterampilan berkomunikasi guru di sekolah dasar?

c.  Apakah terdapat hubungan antara adanya media pembelajaran dan keterampilan

berkomunikasi terhadap kinerja guru dalam pengajaran ?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui hubungan penggunaan media dalam meningkatkan kinerja guru

dalam proses pembelajaran

2. Untuk mengetahui hubungan keterampilan berkomunikasi guru dalam menyampaikan

materi disekolah.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian mengenai hubungan pengunaan media pembelajaran dan

keterampilan berkomunikasi dengan kinerja guru ini diharapkan dapat memberikan

manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Praktis :

a. Bagi Guru, sebagai panduan dalam upaya mengoptimalkan penggunaan media

pembelajaran dan meningkatakan keterampilan dalam berkomunikasi dalam

rangka peningkatan kinerja guru

b. Bagi Sekolah/Lembaga, sebagai petunjuk dalam penyediaan fasilitas media

pembelajaran yang memadai yang sangat dibutuhkan untuk memperlancar

proses pembelajaran di Sekolah Dasar.

6

Page 7: Propopsal penelitianku

Metode Penelitian Sosial

c. Bagi siswa, untuk lebih meningkatkan minat dan prestasi belajarnya agar dapat

melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

2. Manfaat Teoritis

a. Pengujian manfaat berbagai macam media terhadap kinerja guru khususnya di

Sekolah Dasar.

b. Untuk menambah dan mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan

khususnya dalam cara berkomunikasi dengan siswa.

c. Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi peneliti maupun pembaca

lainnya untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan kemampuan dalam

menganalisis kinerja guru dalam menggunakan media pelajaran.

d. Masukan informasi tambahan bagi guru khususnya di Sekolah dasar

khususnya SD. Negeri 5 Baruga tentang kinerja guru

e. Bahan feed back kinerja guru di Dasar sehingga menjadi lebih berkualitas

f. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk peningkatan karir dan

pengembangan profesi.

7

Page 8: Propopsal penelitianku

Metode Penelitian Sosial

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi teoritis

1. Media Pembelajaran

a. Pengertian media pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin medio? Dalam bahasa Latin, media

dimaknai sebagai antara. Media merupakan bentuk jamak dari medium, yang secara

harfiah berarti perantara atau pengantar. Secara khusus, kata tersebut dapat diartikan

sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa informasi dari satu sumber

kepada penerima. Dikaitkan dengan pembelajaran, media dimaknai sebagai alat

komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi

berupa materi ajar dari pengajar kepada peserta didik sehingga peserta didik menjadi

lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.   Satu hal yang perlu diingat

bahwa peranan media tidak akan terlihat apabila penggunaannya tidak sejalan dengan

isi dan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Secanggih apa pun media

tersebut, tidak dapat dikatakan menunjang pembelajaran apabila keberadaannya

menyimpang dari isi dan tujuan pembelajarannya.

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata

medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala

sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima

8

Page 9: Propopsal penelitianku

Metode Penelitian Sosial

sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian

siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman,2002:6).

Latuheru(1988:14), menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat,

atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar

proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara

tepat guna dan berdaya guna.

Berdasarkan definisi tersebut, media pembelajaran memiliki manfaat yang

besar dalam memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran. Media pembelajaran

yang digunakan harus dapat menarik perhatian siswa pada kegiatan belajar mengajar

dan lebih merangsang kegiatan belajar siswa.

b. Fungsi media pembelajaran

 Ada dua fungsi utama media pembelajaran yang perlu kita ketahui. Fungsi

pertama media adalah sebagai alat bantu pembelajaran, dan fungsi kedua adalah

sebagai media sumber belajar. Kedua fungsi utama tersebut dapat ditelaah dalam

ulasan di bawah ini.

1) Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran

Tentunya kita tahu bahwa setiap materi ajar memiliki tingkat kesukaran

yang bervariasi. Pada satu sisi ada materi ajar yang tidak memerlukan alat bantu,

tetapi di lain pihak ada materi ajar yang sangat memerlukan alat bantu berupa

media pembelajaran. Media pembelajaran yang dimaksud antara lain berupa

globe, grafik, gambar, dan sebagainya. Materi ajar dengan tingkat kesukaran yang

tinggi tentu sukar dipahami oleh siswa. Tanpa bantuan media, maka materi ajar

9

Page 10: Propopsal penelitianku

Metode Penelitian Sosial

menjadi sukar dicerna dan dipahami oleh setiap siswa. Hal ini akan semakin terasa

apabila materi ajar tersebut abstrak dan rumit/kompleks.

Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju

tercapainya tujuan pembelajaran. Hal ini dilandasi keyakinan bahwa kegiatan

pembelajaran dengan bantuan media mempertinggi kualitas kegiatan belajar siswa

dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti, kegiatan belajar siswa dengan

bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik

daripada tanpa bantuan media.

2) Media pembelajaran sebagai sumber belajar

Sekarang Anda menelaah media sebagai sumber belajar. Sumber belajar

adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat bahan

pembelajaran untuk belajar peserta didik tersebut berasal. Sumber belajar dapat

dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu manusia, buku perpustakaan, media

massa, alam lingkungan, dan media pendidikan. Media pendidikan, sebagai salah

satu sumber belajar, ikut membantu guru dalam memudahkan tercapainya

pemahaman materi ajar oleh siswa, serta dapat memperkaya wawasan siswa.

c.       Macam-macam Media dan Karakteristiknya

 Media pembelajaran dilihat dari jenisnya, media terbagi menjadi:

1) Media auditif

Media yang hanyamengandalkan suara saja seperi radio,kaset rekoorder, piringan

hitam. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan

pendengaran.

10

Page 11: Propopsal penelitianku

Metode Penelitian Sosial

2) Media visual

Media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media ini ada yang

menampilkan gambar diam seperti film strip, slides, foto, gambar atau lukisan,

dan cetakan. Ada pula yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak

seperti film bisu, dan film kartun.

3) Media audio visual

Media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini

mempunya kemampuan yang lebih baik karena meliputi kedua jenis media yang

pertama dan kedua. Media ini dibagi dalam:

(a) Audio visual murni yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar derasal

dari satu sumberseperti video kaset.

(b) Audio visual tidak murni yaitu unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari

sumber yang berbeda. Misalnya filmbingkai suara yang unsur gambarnya

berasal dari slides proyektor dan unsur suaranya berasal dari tape recorder.

d.      Kelebihan dan kekurangan Media Pembelajaran

Meskipun dalam penggunaannya jenis-jenis teknologi dan media sangat

dibutuhkan guru dan siswa dalam membantu kegiatan pembelajaran, namun

secar`umu terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan dalam penggunaannya.

Diantara kelebihan atau kegunaan media pembelajaran yaitu:

1) Memperjelas penyajian pesanagar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam

bentuk kata-kata, tertulis atau lisan belaka).

2) Mengatasi perbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti:

11

Page 12: Propopsal penelitianku

Metode Penelitian Sosial

a. Objek yang terlalu besar digantikan dengan realitas, gambar, film

bingkai, film atau model

b. Obyek yang kecil dibantu dengan proyektor micro, film bingkai, film

atau gambar

c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan tame

lapse atau high speed photografi

d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi masa lalu bisa ditampilkan lagi

lewat rekaman film,video, film bingkai, foto maupun secara verbal

e. Obyek yang terlalu kompleks (mesin-mesin) dapat disajikan dengan

model, diagram, dll

f. Konsep yang terlalu luas (gunung ber api, gempa bumi, iklim dll)

dapat di visualkan dalam bentuk film,film bingkai, gambar,dll.

3) Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi sifat pasif

anak didik dapat diatasi. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk:

a. Menimbulkan kegairahan belajar

b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan

lingkungan dan kenyataan

c. Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri sesuai masing-masing.

4) Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan

pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan

ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan mengalami kesulitan.

12

Page 13: Propopsal penelitianku

Metode Penelitian Sosial

Semuanya itu harus diatasi sendiri. Apalagi bila latar belakang guru dan siswa

juga berbeda. Masalah ini juga bisa diatasi dengan media yang berbeda dengan

kemempuan dalam:

a. Memberikan perangsang yang sama

b. Mempersamakan pengalaman

c. Menimbulkan persepsi yang sama

   Ada beberapa kelemahan sehubungan dengan gerakan pengajaran visual

antara lain terlalu menekankan bahan-bahan visualnya sendiri dengan tidak

menghirukan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan

desain,pengembangan,produksi, evaluasi, dan pengelolaan bahan-bahan visual.

Disamping itu juga bahan visual dipandang sebagai alat bantu semata bagi guru dalam

proses pembelajaran sehingga keterpaduan antara bahan pelajaran dan alat bantu

tersebut diabaikan. Kelemahan audio visual terlalu menekankan pada penguasaan

materi dari pada proses pengembangannya dan tetap memandang materi audio visual

sebagai alat Bantu guru dalam proses pembelajaran.

2. Komunikasi dan Pembelajaran

a. Pengertian Komunikasi

Banyak pendapat dari berbagai pakar mengenai definisi komunikasi, namun

jika diperhatikan dengan seksama dari berbagai pendapat tersebut mempunyai

maksud yang hampir sama. Menurut Hardjana, sebagaimana dikutip oleh Endang

Lestari G (2003) secara etimologis komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu cum,

sebuah kata depan yang artinya dengan, atau bersama dengan, dan kata umus, sebuah

13

Page 14: Propopsal penelitianku

Metode Penelitian Sosial

kata bilangan yang berarti satu. Dua kata tersebut membentuk kata benda communio,

yang dalam bahasa Inggris disebut communion, yang mempunyai makna

kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan, atau hubungan. Karena

untuk ber-communio diperlukan adanya usaha dan kerja, maka kata communion

dibuat kata kerja communicare yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang, tukar

menukar, membicarakan sesuatu dengan orang, memberitahukan sesuatu kepada

seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan, atau berteman. Dengan

demikian, komunikasi mempunyai makna pemberitahuan, pembicaraan, percakapan,

pertukaran pikiran atau hubungan.

Evertt M. Rogers mendefinisikan komunikasi sebagai proses yang di

dalamnya terdapat suatu gagasan yang dikirimkan dari sumber kepada penerima

dengan tujuan untuk merubah perilakunya. Pendapat senada dikemukakan oleh

Theodore Herbert, yang mengatakan bahwa komunikasi merupakan proses yang di

dalamnya menunjukkan arti pengetahuan dipindahkan dari seseorang kepada orang

lain, biasanya dengan maksud mencapai beberapa tujuan khusus. Selain definisi yang

telah disebutkan di atas, pemikir komunikasi yang cukup terkenal yaitu Wilbur

Schramm memiliki pengertian yang sedikit lebih detil. Menurutnya, komunikasi

merupakan tindakan melaksanakan kontak antara pengirim dan penerima, dengan

bantuan pesan; pengirim dan penerima memiliki beberapa pengalaman bersama yang

memberi arti pada pesan dan simbol yang dikirim oleh pengirim, dan diterima serta

ditafsirkan oleh penerima.(Suranto : 2005)

14

Page 15: Propopsal penelitianku

Metode Penelitian Sosial

Tidak seluruh definisi dikemukakan di sini, akan tetapi berdasarkan definisi

yang ada di atas dapat diambil pemahaman bahwa :

a. Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses penyampaian informasi.

Dilihat dari sudut pandang ini, kesuksesan komunikasi tergantung kepada desain

pesan atau informasi dan cara penyampaiannya. Menurut konsep ini pengirim

dan penerima pesan tidak menjadi komponen yang menentukan.

b. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan dari seseorang kepada orang

lain. Pengirim pesan atau komunikator memiliki peran yang paling menentukan

dalam keberhasilan komumikasi, sedangkan komunikan atau penerima pesan

hanya sebagai objek yang pasif.

c. Komunikasi diartikan sebagai proses penciptaan arti terhadap gagasan atau ide

yang disampaikan. Pemahaman ini menempatkan tiga komponen yaitu

pengirim, pesan, dan penerima pesan pada posisi yang seimbang. Proses ini

menuntut adanya proses encoding oleh pengirim dan decoding oleh penerima,

sehingga informasi dapat bermakna.

b. Pengertian Pembelajaran

Sardiman AM (2005) dalam bukunya yang berjudul “Interaksi dan Motivasi

dalam Belajar Mengajar” menyebut istilah pembelajaran dengan interaksi edukatif.

Menurut beliau, yang dianggap interaksi edukatif adalah interaksi yang dilakukan

secara sadar dan mempunyai tujuan untuk mendidik, dalam rangka mengantar peserta

didik ke arah kedewasaannya. Pembelajaran merupakan proses yang berfungsi

membimbing para peserta didik di dalam kehidupannya, yakni membimbing

15

Page 16: Propopsal penelitianku

Metode Penelitian Sosial

mengembangkan diri sesuai dengan tugas perkembangan yang harus dijalani. Proses

edukatif memiliki ciri-ciri :

a. ada tujuan yang ingin dicapai ;

b. ada pesan yang akan ditransfer ;

c. ada pelajar ;

d. ada guru ;

e. ada metode ;

f. ada situasi ada penilaian.

Terdapat beberapa faktor yang secara langsung berpengaruh terhadap proses

pembelajaran, yaitu pengajar, siswa, sumber belajar, alat belajar, dan kurikulum

(Once Kurniawan : 2005). Association for Educational Communication and

Technology (AECT) menegaskan bahwa pembelajaran (instructional) merupakan

bagian dari pendidikan. Pembelajaran merupakan suatu sistem yang di dalamnya

terdiri dari komponen-komponen sistem instruksional, yaitu komponen pesan, orang,

bahan, peralatan, teknik, dan latar atau lingkungan.

Suatu sistem instruksional diartikan sebagai kombinasi komponen sistem

instruksional dan pola pengelolaan tertentu yang disusun sebelumnya di saat

mendesain atau mengadakan pemilihan, dan di saat menggunakan, untuk mewujudkan

terjadinya proses belajar yang berarah tujuan dan terkontrol, dan yang : a) didesain

untuk mencapai kompetensi tertentu atau tingkah laku akhir dari suatu pembelajaran;

b) meliputi metodologi instruksional, format, dan urutan sesuai desain; c) mengelola

kondisi tingkah laku; d) meliputi keseluruhan prosedur pengelolaan; e) dapat diulangi

16

Page 17: Propopsal penelitianku

Metode Penelitian Sosial

dan diproduksi lagi; f) telah dikembangkan mengikuti prosedur; dan g) telah

divalidasi secara empirik. (Yusufhadi M, dkk.:1986)

Dengan demikian pembelajaran dapat dimaknai sebagai interaksi antara

pendidik dengan peserta didik yang dilakukan secara sengaja dan terencana serta

memiliki tujuan yang positif. Keberhasilan pembelajaran harus didukung oleh

komponen-komponen instuksional yang terdiri dari pesan berupa materi belajar,

penyampai pesan yaitu pengajar, bahan untuk menuangkan pesan, peralatan yang

mendukung kegiatan belajar, teknik atau metode yang sesuai, serta latar atau situasi

yang kondusif bagi proses pembelajaran.

c. Proses Komunikasi dalam Pembelajaran

a). Proses Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses, bukan sesuatu yang bersifat statis.

Komunikasi memerlukan tempat, dinamis, menghasilkan perubahan dalam usaha

mencapai hasil, melibatkan interaksi bersama, serta melibatkan suatu kelompok.

Pengirim pesan melakukan encode, yaitu memformulasikan pesan yang

akan disampaikannya dalam bentuk code yang sedapat mungkin dapat ditafsirkan

oleh penerima pesan. Penerima pesan kemudian menafsirkan atau men-decode

code yang disampaikan oleh pengirim pesan. Berhasil tidaknya komunikasi atau

tercapai tidaknya tujuan komunikasi tergantung dari ketiga komponen tersebut.

Dilihat dari prosesnya, komunikasi dibedakan atas komunikasi verbal dan

komunikasi nonverbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan

menggunakan bahasa, baik bahasa tulis maupun bahasa lisan. Sedangkan

17

Page 18: Propopsal penelitianku

Metode Penelitian Sosial

komunikasi nonoverbal adalah komunikasi yang menggunakan isyarat, gerak gerik,

gambar, lambing, mimik muka, dan sejenisnya.

Ketercapaian tujuan merupakan keberhasilan komunikasi. Keberhasilan

komunikasi tergantung pada faktor-faktor sebagai berikut :

a. Komunikator (Pengirim Pesan)

Komunikator merupakan sumber dan pengirim pesan. Kredibilitas komunikator

yang membuat komunikan percaya terhadap isi pesan sangat berpengaruh

terhadap keberhasilan komunikasi.

b. Pesan yang disampaikan

Pesan harus memiliki daya tarik tersendiri, sesuai dengan kebutuhan penerima

pesan, adanya kesamaan pengalaman tentang pesan, dan ada peran pesan dalam

memenuhi kebutuhan penerima.

c. Komunikan (Penerima Pesan)

Agar komunikasi berjalan lancar, komunikan harus mampu menafsirkan pesan,

sadar bahwa pesan sesuai dengan kebutuhannya, dan harus ada perhatian

terhadap pesan yang diterima.

d. Konteks

Komunikasi berlangsung dalam setting atau lingkungan tertentu. Lingkungan

yang kondusif sangat mendukung keberhasilan komunikasi.

e. Sistem Penyampaian

18

Page 19: Propopsal penelitianku

Metode Penelitian Sosial

Sistem penyampaian berkaitan dengan metode dan media. Metode dan media yang

digunakan dalam proses komunikasi harus disesuaikan dengan kondisi atau

karakterisitik penerima pesan. (IGAK Wardani : 2005)

Menurut Endang Lestari G dalam bukunya yang berjudul “Komunikasi

yang Efektif” ada dua model proses komunikasi, yaitu :

a. Model linier

Model ini mempunyai ciri sebuah proses yang hanya terdiri dari dua garis lurus,

dimana proses komunikasi berawal dari komunikator dan berakhir pada

komunikan. Berkaitan dengan model ini ada yang dinamakan Formula Laswell.

Formula ini merupakan cara untuk menggambarkan sebuah tindakan

komunikasi dengan menjawab pertanyaan: who, says what, in wich channel, to

whom, dan with what effect.

a. Model sirkuler

Model ini ditandai dengan adanya unsur feedback. Pada model sirkuler ini

proses komunikasi berlangsung dua arah. Melalui model ini dapat diketahui

efektif tidaknya suatu komunikasi, karena komunikasi dikatakan efektif apabila

terjadi umpan balik dari pihak penerima pesan.

Dengan demikian proses komunikasi dapat berlangsung satu arah dan dua

arah. Komunikasi yang dianggap efektif adalah komunikasi yang menimbulkan

arus informasi dua arah, yaitu dengan munculnya feedback dari pihak penerima

pesan. Dalam proses komunikasi yang baik akan terjadi tahapan pemaknaan

terhadap pesan (meaning) yang akan disampaikan oleh komunikator, kemudian

19

Page 20: Propopsal penelitianku

Metode Penelitian Sosial

komunikator melakukan proses encoding, yaitu interpretasi atau mempersepsikan

makna dari pesan tadi, dan selanjutnya dikirim kepada komunikan melalui channel

yang dipilih. Pihak komunikan menerima informasi dari pengirim dengan

melakukan proses decoding, yaitu menginterpretasi pesan yang diterima, dan

kemudian memahaminya sesuai dengan maksud komunikator. Sinkronisasi

pemahaman antara komunikan dengan komunikator akan menimbulkan respon

yang disebut dengan umpan balik.

b). Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran

Komunikasi dikatakan efektif apabila terdapat aliran informasi dua arah antara

komunikator dan komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai

dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut. Setidaknya terdapat lima aspek

yang perlu dipahami dalam membangun komunikasi yang efektif, yaitu :

a. Kejelasan

Hal ini dimaksudkan bahwa dalam komunikasi harus menggunakan bahasa dan

mengemas informasi secara jelas, sehingga mudah diterima dan dipahami oleh

komunikan.

b. Ketepatan

Ketepatan atau akurasi ini menyangkut penggunaan bahasa yang benar dan

kebenaran informasi yang disampaikan.

20

Page 21: Propopsal penelitianku

Metode Penelitian Sosial

c. Konteks

Konteks atau sering disebut dengan situasi, maksudnya adalah bahwa bahasa

dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan

dimana komunikasi itu terjadi.

d. Alur

Bahasa dan informasi yang akan disajikan harus disusun dengan alur atau

sistematika yang jelas, sehingga pihak yang menerima informasi cepat tanggap

e. Budaya

Aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga berkaitan

dengan tatakrama dan etika. Artinya dalam berkomunikasi harus menyesuaikan

dengan budaya orang yang diajak berkomunikasi, baik dalam penggunaan

bahasa verbal maupun nonverbal, agar tidak menimbulkan kesalahan persepsi.

(Endang Lestari G : 2003)

Menurut Santoso Sastropoetro (Riyono Pratikno : 1987) berkomunikasi

efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian

yang sama tentang suatu pesan, atau sering disebut dengan “the communication is

in tune”. Agar komunikasi dapat berjalan secara efektif, harus dipenuhi beberapa

syarat :

a. menciptakan suasana komunikasi yang menguntungkan

b. menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti

c. pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat bagi pihak

komunikan

21

Page 22: Propopsal penelitianku

Metode Penelitian Sosial

d. pesan dapat menggugah kepentingan komunikan yang dapat

menguntungkan

e. pesan dapat menumbuhkan suatu penghargaan bagi pihak komunikan.

Dalam kegiatan belajar mengajar, komunikasi antar pribadi merupakan

suatu keharusan, agar terjadi hubungan yang harmonis antara pengajar dengan

peserta belajar. Keefektifan komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar ini

sangat tergantung dari kedua belah pihak. Akan tetapi karena pengajar yang

memegang kendali kelas, maka tanggung jawab terjadinya komunikasi dalam

kelas yang sehat dan efektif terletak pada tangan pengajar. Keberhasilan

pengajar dalam mengemban tanggung jawab tersebut dipengaruhi oleh

keterampilannya dalam melakukan komunikasi ini.

Keterampilan dalam berkomunikasi dalam proses pembelajaran sangat

berdampak terhadap keberhasilan pencapaian tujuan. Komunikasi dikatakan

efektif apabila terdapat aliran informasi dua arah antara komunikator dan

komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan

kedua pelaku komunikasi tersebut. Jika dalam pembelajaran terjadi komunikasi

yang efektif antara pengajar dengan siswa, maka dapat dipastikan bahwa

pembelajaran tersebut berhasil. Sehubungan dengan hal tersebut, maka para

pengajar, pendidik, atau instruktur pada lembaga-lembaga pendidikan atau

pelatihan harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Kemampuan

komunikasi yang dimaksud dapat berupa kemampuan memahami dan

22

Page 23: Propopsal penelitianku

Metode Penelitian Sosial

mendesain informasi, memilih dan menggunakan saluran atau media, serta

kemampuan komunikasi antar pribadi dalam proses pembelajaran.

3. Kinerja Guru

a) Definisi Kinerja Guru

Akadum (1999:67) mendefinisikan kinerja adalah hasil kerja yang secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Sulistiyani dan

Rosidah menyatakan kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan,

usaha, dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya (Akadum, 1999:67).

Secara definitif Bernandin dan Russell dalam (Akadum, 1999:67) juga

mengemukakan kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam

melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas

kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan, serta waktu. Penilaian kinerja adalah

menilai rasio hasil kerja nyata dari standar kualitas maupun kuantitas yang

dihasilkan setiap karyawan. (Hasibuan, 2005:87). Menurut Andrew F. Sikula

dalam Hasibuan (2005), penilaian kinerja adalah evaluasi yang sistematis terhadap

pekerjaan yang telah dilakukan oleh karyawan dan ditujukan untuk pengembangan.

Dale Yoder mendefinisikan penilaian kinerja sebagai prosedur yang formal

dilakukan di dalam organisasi untuk mengevaluasi pegawai dan sumbangan serta

kepentingan bagi pegawai (Hasibuan, 2005:25). Sedangkan menurut Siswanto

(2003: 231) penilaian kinerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan manajemen

23

Page 24: Propopsal penelitianku

Metode Penelitian Sosial

atau penyelia. Penilai untuk menilai kinerja tenaga kerja dengan cara

membandingkan kinerja atas kinerja dengan uraian atau deskripsi pekerjaan dalam

suatu periode tertentu biasanya setiap akhir tahun.

Berdasarkan pengertian tentang kinerja di atas dapat disimpulkan bahwa

kinerja adalah hasil atau taraf kesuksesan yang dicapai seseorang dalam bidang

pekerjaannya menurut kriteria tertentu dan dievaluasi oleh orang-orang tertentu

terutama atasan pegawai yang bersangkutan.

Tujuan Penilaian kinerja sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan

organisasi secara keseluruhan. Melalui penilaian tersebut, maka dapat diketahui

bagaimana kondisi riil pegawai dilihat dari kinerja dan dapat dijadikan sebagai

bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

Adapun tujuan penilaian menurut Sulistiyani dan Rosidah dalam Akadum

(1999:67) adalah:

1) Untuk mengetahui tujuan dan sasaran manajemen dan pegawai.

2) Memotivasi pegawai untuk memperbaiki kinerjanya.

3) Mendistribusikan reward dari organisasi atau instansi yang berupa kenaikan

pangkat dan promosi yang adil.

4) Mengadakan penelitian manajemen personalia.

Secara terperinci manfaat penilaian kinerja bagi organisasi, masih menurut

Sulistiyani dan Rosidah dalam Akadum (1999:89) adalah : 1). Penyesuaian-

penyesuaian kompensasi, 2). Perbaikan kinerja 3). Kebutuhan latihan dan

pengembangan 4). Pengambilan keputusan dalam hal penempatan promosi, mutasi,

24

Page 25: Propopsal penelitianku

Metode Penelitian Sosial

pemecatan, pemberhentian dan perencanaan pegawai. 5). Untuk kepentingan

penelitian pegawai

Kinerja (performance) merupakan aktivitas seseorang dalam melaksanakan

tugas pokok yang dibebankan kepadanya. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab

tersebut merupakan pengekspresian seluruh potensi dan kemampuan yang dimiliki

seseorang serta menuntut adanya kepemilikan yang penuh dan menyeluruh. Dengan

demikian, munculnya kinerja seseorang merupakan akibat dari adanya suatu

pekerjaan atau tugas yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan

profesi dan job deskcription individu yang bersangkutan. Sebutan guru dapat

menunjukkan suatu profesi atau jabatan fungsional dalam bidang pendidikan dan

pembelajaran, atau seseorang yang menduduki dan melaksanakan tugas dalam bidang

pendidikan dan pembelajaran. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional Indonesia Pasal 39 ayat 3 dinyatakan bahwa pendidik

yang mengajar pada satuan pendidikan dasar dan menegah disebut guru. Sementara

itu, tugas guru sebagaimana disebutkan dalam Pasal 39 ayat 2 adalah merencanakan

dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan

pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat. Hal ini berarti bahwa selain mengajar atau proses pembelajaran, guru

juga mempunyai tugas melaksanakan pembimbingan maupun pelatihan pelatihan

bahkan perlu melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sekitar.

Dalam konteks proses pembelajaran di kelas, guru yang mempunyai

kemampuan professional berarti yang bersangkutan dapat melaksanakan proses

25

Page 26: Propopsal penelitianku

Metode Penelitian Sosial

pembelajaran secara efektif. Menurut Davis dan Thomas, bahwa guru yang efektif

mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: Pertama, mempunyai pengetahuan yang terkait

dengan iklim belajar di kelas yang mencakup (1) memiliki keterampilan interpersonal

khususnya kemampuan untuk menunjukkan empati, penghargaan terhadap peserta

didik, dan ketulusan, (2) menjalin hubungan yang baik dengan peserta didik, (3)

mampu menerima, mengakui dan memperhatikan peserta didik secara ikhlas, (4)

menunjukkan minat dan antusias yang tinggi dalam mengajar, (5) mampu

menciptakan atmosfir untuk tumbuhnya kerjasama dan kohesivitas dalam dan antar

kelompok peserta didik, (6) mampu melibatkan peserta didik dalam mengorganisir

dan merencanakan kegiatan pembelajaran, (7) mampu mendengarkan peserta didik

dan menghargai haknya untuk berbicara dalam setiap diskusi, (8) mampu

meminimalkan friksi-friksi di kelas. Kedua, kemampuan yang terkait dengan strategi

manajemen pembelajaran, yang mencakup (1) mempunyai kemampuan untuk

menghadapi dan menanggapi peserta didik yang tidak mempunyai perhatian, suka

menyela, mengalihkan perhatian, dan mampu memberikan transisi substansi bahan

ajar dalam proses pembelajaran; (2) mampu bertanya atau memberikan tugas yang

memerlukan tingkatan berpikir yang berbeda untuk semua peserta didik. Ketiga,

mempunyai kemampuan yang terkait dengan pemberian umpan balik (feed back) dan

penguatan (reinforcement), yang terdiri atas (1) mampu memberikan umpan balik

yang positif terhadap respon peserta didik; (2) mampu memberikan respon yang

bersifat membantu terhadap peserta didik yang lamban dalam belajar; (3) mampu

memberikan tindak lanjut terhadap jawaban peserta didik yang kurang memuaskan;

26

Page 27: Propopsal penelitianku

Metode Penelitian Sosial

(4) mampu memberikan bantuan profesional kepada peserta didik jika diperlukan.

Keempat, mempunyai kemampuan yang terkait dengan peningkatan diri yang

mencakup (1) mampu menerapkan kurikulum dan metode mengajar secara inovatif;

(2) mampu memperluas dan menambah pengetahuan mengenai metode-metode

pembelajaran; (3) mampu memanfaatkan perencanaan guru secara berkelompok untuk

menciptakan dan mengembangkan metode pembelajaran yang relevan dalam

(Suyanto, 2001:3) .

Kinerja guru adalah kemampuan dan usaha guru untuk melaksanakan tugas

pembelajaran sebaik-baiknya dalam perencanaan program pengajaran, pelaksanaan

kegiatan pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran. Kinerja guru yang dicapai

harus berdasarkan standar kemampuan profesional selama melaksanakan kewajiban

sebagai guru di sekolah.

Berkaitan dengan kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar,

terdapat Tugas Keprofesionalan Guru menurut Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen yaitu merencanakan

pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan

mengevaluasi hasil pembelajaran. Kinerja Guru yang baik tentunya tergambar pda

penampilan mereka baik dari penampilan kemampuan akademik maupun kemampuan

profesi menjadi guru artinya mampu mengelola pengajaran di dalam kelas dan

mendidik siswa di luar kelas dengan sebaik-baiknya. Unsur-unsur yang perlu

diadakan penilaian dalam proses penilaian kinerja guru menurut Siswanto dalam

Lamatenggo (2001:34) adalah sebagai berikut :

27

Page 28: Propopsal penelitianku

Metode Penelitian Sosial

1) Kesetiaan.

Kesetiaan adalah tekad dan kesanggupan untuk menaati, melaksanakan dan

mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh kesabaran dan tanggung jawab.

2) Prestasi Kerja.

Prestasi kerja adalah kinerja yang dicapai oleh seorang tenaga kerja dalam

melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya.

3) Tanggung Jawab.

Tanggung jawab adalah kesanggupan seorang tenaga kerja dalam menyelesaikan

tugas dan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat

waktu serta berani membuat risiko atas keputusan yang diambilnya. Tanggung

jawab dapat merupakan keharusan pada seorang karyawan untuk melakukan

secara layak apa yang telah diwajibkan padanya. Menurut Westra dalam

Akadum (1999:86) Untuk mengukur adanya tanggung jawab dapat dilihat dari: a).

Kesanggupan dalam melaksanakan perintah dan kesanggupan kerja. b).

Kemampuan menyelesaikan tugas dengan tepat dan benar. c). Melaksanakan tugas

dan perintah yang diberikan sebaik-baiknya.

4) Ketaatan.

Ketaatan adalah kesanggupan seseorang untuk menaati segala ketetapan,

peraturan yang berlaku dan menaati perintah yang diberikan atasan yang

berwenang.

5) Kejujuran.

28

Page 29: Propopsal penelitianku

Metode Penelitian Sosial

Kejujuran adalah ketulusan hati seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas

dan pekerjaan serta kemampuan untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang

telah diberikan kepadanya.

6) Kerja Sama.

Kerja sama adalah kemampuan tenaga kerja untuk bekerja bersama-sama dengan

orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan yang telah ditetapkan

sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya. Kriteria

adanya kerjasama dalam organisasi adalah:

a. Kesadaran karyawan bekerja dengan sejawat, atasan maupun bawahan.

b. Adanya kemauan untuk membantu dalam melaksanakan tugas.

c. Adanya kemauan untuk memberi dan menerima kritik dan saran.

d. Tindakan seseorang bila mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas.

7) Prakarsa.

Prakarsa adalah kemampuan seseorang tenaga kerja untuk mengambil keputusan

langkah-langkah atau melaksanakan suatu tindakan yang diperlukan dalam

melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dan bimbingan dari atasan..

8) Kepemimpinan.

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk meyakinkan orang lain

sehingga dapat dikerahkan secara maksimal untuk melaksanakan tugas pokok.

Kepemimpinan yang dimaksud adalah kemampuan kepala sekolah dalam

membina dan membimbing guru untuk melaksanakan KBM terutama kegiatan

merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, serta menilai dan

29

Page 30: Propopsal penelitianku

Metode Penelitian Sosial

mengevaluasi hasil pembelajaran mengarah pada tercapainya kompetensi dasar

yang harus dikuasai siswa terkait dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap

serta nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak setelah

mengikuti kegiatan pembelajaran.

b) Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru

Faktor-faktor Penyebab Rendahnya Profesionalisme Guru dalam

pendidikan nasional kita memang tidak secerah di negara-negara maju. Baik

institusi maupun isinya masih memerlukan perhatian ekstra pemerintah maupun

masyarakat. Dalam pendidikan formal, selain ada kemajemukan peserta, institusi

yang cukup mapan, dan kepercayaan masyarakat yang kuat, juga merupakan

tempat bertemunya bibit-bibit unggul yang sedang tumbuh dan perlu penyemaian

yang baik. Pekerjaan penyemaian yang baik itu adalah pekerjaan seorang guru.

Jadi guru memiliki peran utama dalam sistem pendidikan nasional khususnya dan

kehidupan kita umumnya.

Guru sangat mungkin dalam menjalankan profesinya bertentangan dengan

hati nuraninya, karena ia paham bagaimana harus menjalankan profesinya namun

karena tidak sesuai dengan kehendak pemberi petunjuk atau komando maka cara-

cara para guru tidak dapat diwujudkan dalam tindakan nyata. Guru selalu

diinterpensi. Tidak adanya kemandirian atau otonomi itulah yang mematikan

profesi guru dari sebagai pendidik menjadi pemberi instruksi atau penatar.

Bahkan sebagai penatarpun guru tidak memiliki otonomi sama sekali. Selain itu,

ruang gerak guru selalu dikontrol melalui keharusan membuat satuan pelajaran

30

Page 31: Propopsal penelitianku

Metode Penelitian Sosial

(SP). Padahal, seorang guru yang telah memiliki pengalaman mengajar di atas

lima tahun sebetulnya telah menemukan pola belajarnya sendiri. Dengan

dituntutnya guru setiap kali mengajar membuat SP maka waktu dan energi guru

banyak terbuang. Waktu dan energi yang terbuang ini dapat dimanfaatkan untuk

mengembangkan dirinya. Akadum (1999:16) menyatakan dunia guru masih

terselingkung dua masalah yang memiliki mutual korelasi yang pemecahannya

memerlukan kearifan dan kebijaksanaan beberapa pihak terutama pengambil

kebijakan; (1) profesi keguruan kurang menjamin kesejahteraan karena rendah

gajinya. Rendahnya gaji berimplikasi pada kinerjanya; (2) profesionalisme guru

masih rendah. Selain faktor di atas faktor lain yang menyebabkan rendahnya

profesionalisme guru disebabkan oleh antara lain; (1) masih banyak guru yang

tidak menekuni profesinya secara utuh. Hal ini disebabkan oleh banyak guru yang

bekerja di luar jam kerjanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

sehingga waktu untuk membaca dan menulis untuk meningkatkan diri tidak ada;

(2) belum adanya standar profesional guru sebagaimana tuntutan di negara-negara

maju; (3) kemungkinan disebabkan oleh adanya perguruan tinggi swasta sebagai

pencetak guru yang lulusannya asal jadi tanpa mempehitungkan outputnya kelak

di lapangan sehingga menyebabkan banyak guru yang tidak patuh terhadap etika

profesi keguruan; (4) kurangnya motivasi guru dalam meningkatkan kualitas diri

karena guru tidak dituntut untuk meneliti sebagaimana yang diberlakukan pada

dosen di perguruan tinggi.

31

Page 32: Propopsal penelitianku

Metode Penelitian Sosial

B. Kerangka Berpikir

Guru memiliki tugas sebagai pengajar yang melakukan transfer pengetahuan. Selain

itu, guru juga sebagai pendidik yang melakukan transfer nilai-nilai sekaligus sebagai

pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar. Untuk itu

guru harus berperan aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional,

yang bekerja dengan kinerja yang tinggi.

Kinerja guru akan menjadi optimal, bila diintegrasikan dengan komponen sekolah,

baik media maupun keterampilan dalam berkomunikasi untuk menyampaikan materi

pelajran dengan baik. Dalam perannya sebagai pendidik, guru harus mampu untuk

mengunakan media yang ada dan menyampaikannyapelajran dengan keterampilan

komunikasi yang baik agar dalam proses pembelajran siswa bias menyerap materi

pelajara dengan baik.

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan

penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul setelah menentapkan anggapan

dasar maka lalu membuat teori sementara yang kebenarannya masih perlu diuji

(Arikunto,1998: 67)

Dalam penelitian ini yang menjadi hipotesis kerja (Ha) yaitu “ada hubungan antara

pengadaan media pembelajaran dan keterampilan berkomunikasi dengan kinerja guru

dalam pengajaran”

32

Page 33: Propopsal penelitianku

Metode Penelitian Sosial

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian ini

adalah rencana dan sruktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga

peneliti akan memperoleh jawaban untuk pertanyaan - pertanyaan penelitiannya”

(Kerlinger, 1990:483). Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka metode dan

jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian asosiatif. Metode ini

dipergunakan karena penelitian ini berusaha untuk menemukan ada tidaknya

hubungan media pendidikan dan keterampilan berkomunikasi dengan kinerja guru

dalam pengajaran.

2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

2.1 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Pengadaan media pembelajran (X1), keterampilan berkomunikasi dalam

pembelajaran (X2) Sedangkan kinerja guru (Y) sebagai variabel terikat yang

dipengaruhi oleh variabel bebas.

33

Page 34: Propopsal penelitianku

Metode Penelitian Sosial

2.2. Definisi operasional variabel

Untuk menyamakan persepsi dan kesamaan konsep dalam mengartikan istilah,

maka perlu ditegaskan beberapa istilah sebagai berikut:

1. Media pembelajaran yang dimaksud kemampuan guru dalam menggunakan media

pembelajaran

2. Keterampilan komunikasi yang dimaksud dapat berupa kemampuan memahami

dan mendesain informasi, memilih dan menggunakan saluran atau media, serta

kemampuan komunikasi antar pribadi dalam proses pembelajaran.

3. Kinerja Guru adalah kemampuan dan usaha guru untuk melaksanakan tugas

pembelajaran sebaik-baiknya dalam perencanaan program pengajaran,

pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan sebagai berikut:  

1. Kuesioner, peneliti mempersiapkan daftar pertanyaan yang akan diisi oleh responden

guna memperoleh data dan informasi tentang ketrampilan manajerial kepala

sekolah SD Negeri 05 Baruga..

2. Dokumentasi , yaitu mencari data yang berupa catatan, dokumen, sebagai

pelengkap data primer.

34

Page 35: Propopsal penelitianku

Metode Penelitian Sosial

4. Teknik Analisis Data

Sesuai dengan tipe penelitian, yaitu penelitian kuantitatif, maka data yang

diperoleh selanjutnya dianalisa secara kuantitatif, artinya dari data yang diperoleh

dilakukan pemaparan berupa tabel persentase dan frekwensi serta interpretasi secara

mendalam untuk mengetahui hubungan media pembelajran dan keterampilan

berkomunikasi dengan kinerja guru dalam pengajaran .

Analisis hipotesis dilakukan untuk mengetahui hubungan media pembelajran dan

keterampilan berkomunikasi dengan kinerja guru dalam pengajaran dengan

menggunakan uji statistic dengan menggunakan korelasi ganda, parsial dan

dilanjutkan dengan regresi ganda:

5. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Negeri 05 Baruga

35

Page 36: Propopsal penelitianku

Metode Penelitian Sosial

DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Administrasi, Alfabet, Bandung.

Lamatenggo, 2001. Kinerja Guru: Korelasi antara Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja dan Kinerja Guru SD di Gorontalo” . Jakarta: Universitas Negeri Jakarta. ” Tesis

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

http://aa-kbk.blogspot.com/2009/04/paradigma-baru-perguruan-tinggi.html di akses pada 3 Januari 2012

http://blog.student.uny.ac.id/aslikhah91/2011/01/15/ict-dalam-pembelajaran-2/ di akses pada 3 Januari 2012

36