project akhir
DESCRIPTION
SWE Linear with FEMTRANSCRIPT
Finite Element Methoduntuk
Shallow Water Equation
Ade Candra Bayu20114019
Program Studi MatematikaFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Bandung
2015
1 Formulasi
Projek ini bertujuan untuk mensimulasikan gerakan naik turun permukaan gelombang air(standing wave) pada wadah tertutup satu dimensi dengan batas kiri kanan berupa hardwall.Persamaan yang digunakan adalah persamaan air dangkal (SWE ) linear seperti berikut.{
ηt = −d0φxx ; t > 0, 0 < x < L
φt = −gη(1)
dengan ruang affine
µ = {η(x, t) ∈ C1 | ηx(0, t) = 0, ηx(L, t) = 0; φ(x, t) ∈ C2 | φx(0, t) = 0, φx(L, t) = 0}
dengan η(x, t) menyatakan simpangan permukaan air dari kondisi setimbang, sedangkanφx(x, t) ≡ u(x, t) menyatakan kecepatan partikel air. Syarat awal η(x, 0) = cos(πx/L) danφ(x, 0) = c (konstan).Ilustrasi simulasi sebagai berikut.
Gambar 1: Standing Wave in Closed Basin.
Finite element method yang dipilih adalah metode Galekin dengan memformulasikan weak-form. Misalkan test function v kemudian kalikan ke persamaan (1).{
ηtv = −d0φxxv
φtv = −gηv(2)
1
Integralkan secara parsial terhadap x persamaan (2).{∂t∫ L
0ηvdx = −d0
∫ L
0φxxvdx
∂t∫ L
0φvdx = −g
∫ L
0ηvdx{
∂t∫ L
0ηvdx = −d0φxv|L0 + d0
∫ L
0φxvxdx
∂t∫ L
0φvdx = −g
∫ L
0ηvdx
Efek syarat batas φx(0, t) = 0 dan φx(L, t) = 0 memberikan bentuk persamaan{∂t∫ L
0ηvdx = d0
∫ L
0φxvxdx
∂t∫ L
0φvdx = −g
∫ L
0ηvdx
(3)
Bentuk terakhir merupakan bentuk lemah dari persamaan (1).Partisi selang [0, L] menjadi N selang bagian yang sama panjang dengan panjang partisih = L/N . Sehingga titik-titik partisi adalah x0, x1, x2, ..., xN−1, xN . Kemudian konstruksiinterval triangulasi dengan memilih fungsi-fungsi basis berupa fungsi hat, yaitu
τ0(x) =
x1 − xh
jika x0 ≤ x ≤ x1
0 jika x lainnya
τi(x) =
x− xih
jika xi−1 ≤ x ≤ xixi+1 − x
hjika xi ≤ x ≤ xi+1 untuk i = 1, 2, ..., N − 1
0 jika x lainnya
τN(x) =
x− xN−1
hjika xN−1 ≤ x ≤ xN
0 jika x lainnya
Gambar 2: Interval Triangulasi.
Sehingga permasalahan menjadi{∂t∫ L
0ηvdx = d0
∫ L
0φxvxdx
∂t∫ L
0φvdx = −g
∫ L
0ηvdx
(4)
2
dengan ruang affine
µ = {η(x, t) =N∑k=0
ηk(t)τk(x) | ηx(0, t) = 0, η
x(L, t) = 0;
φ(x, t) =N∑k=0
φk(t)τk(x) | φx(0, t) = 0, φ
x(L, t) = 0}
Persamaan (4) menjadi{∂t∫ L
0
∑Nk=0 ηk(t)τk(x)v(x)dx = d0
∫ L
0
∑Nk=0 φk(t)τ ′k(x)v′(x)dx
∂t∫ L
0
∑Nk=0 φk(t)τk(x)v(x)dx = −g
∫ L
0
∑Nk=0 ηk(t)τk(x)v(x)dx
(5)
Pilih v(x) =∑N
j=0 τj(x) kemudian substitusikan ke persamaan (4) dan (5).{∂t∫ L
0
∑Nk=0 ηk(t)τk(x)
∑Nj=0 τj(x)dx = d0
∫ L
0
∑Nk=0 φk(t)τ ′k(x)
∑Nj=0 τ
′j(x)dx
∂t∫ L
0
∑Nk=0 φk(t)τk(x)
∑Nj=0 τj(x)dx = −g
∫ L
0
∑Nk=0 ηk(t)τk(x)
∑Nj=0 τj(x)dx
∂t
∫ L
0
N∑k=0
ηk(t)τk(x)τ0(x)dx = d0
∫ L
0
N∑k=0
φk(t)τ ′k(x)τ ′0(x)dx
∂t
∫ L
0
N∑k=0
ηk(t)τk(x)τ1(x)dx = d0
∫ L
0
N∑k=0
φk(t)τ ′k(x)τ ′1(x)dx
...
∂t
∫ L
0
N∑k=0
ηk(t)τk(x)τj(x)dx = d0
∫ L
0
N∑k=0
φk(t)τ ′k(x)τ ′j(x)dx
...
∂t
∫ L
0
N∑k=0
ηk(t)τk(x)τN(x)dx = d0
∫ L
0
N∑k=0
φk(t)τ ′k(x)τ ′N(x)dx
3
∂t
∫ L
0
N∑k=0
φk(t)τk(x)τ0(x)dx = −g∫ L
0
N∑k=0
ηk(t)τk(x)τ0(x)dx
∂t
∫ L
0
N∑k=0
φk(t)τk(x)τ1(x)dx = −g∫ L
0
N∑k=0
ηk(t)τk(x)τ1(x)dx
...
∂t
∫ L
0
N∑k=0
φk(t)τk(x)τj(x)dx = −g∫ L
0
N∑k=0
ηk(t)τk(x)τj(x)dx
...
∂t
∫ L
0
N∑k=0
φk(t)τk(x)τN(x)dx = −g∫ L
0
N∑k=0
ηk(t)τk(x)τN(x)dx
dengan
∫ L
0
τk(x)τj(x)dx =
h3
; (k, j) = (0, 0); (k, j) = (N,N)2h3
; k = jh6
; k = j ± 1
0 ; (k, j) lainnya
∫ L
0
τ ′k(x)τ ′j(x)dx =
1h
; (k, j) = (0, 0); (k, j) = (N,N)2h
; k = j−1h
; k = j ± 1
0 ; (k, j) lainnya
Sehingga diperoleh persamaan dalam matrik stiffness
h3
h6
h6
2h3
h6
h6
2h3
h6
. . . . . . . . .h6
2h3
h6
h6
h3
∂t
η0(t)η1(t)η2(t)
...ηN−1(t)ηN(t)
= d0
1h
−1h
−1h
2h
−1h
−1h
2h
−1h
. . . . . . . . .−1h
2h
−1h
−1h
1h
φ0(t)φ1(t)φ2(t)
...φN−1(t)φN(t)
h3
h6
h6
2h3
h6
h6
2h3
h6
. . . . . . . . .h6
2h3
h6
h6
h3
∂t
φ0(t)φ1(t)φ2(t)
...φN−1(t)φN(t)
= −g
h3
h6
h6
2h3
h6
h6
2h3
h6
. . . . . . . . .h6
2h3
h6
h6
h3
η0(t)η1(t)η2(t)
...ηN−1(t)ηN(t)
4
Dari bentuk terakhir diperoleh sistem persamaan(M 00 M
)∂t
(ηφ
)=
(d0Dφ−gMη
)(6)(
M 00 M
)∂t
(ηφ
)=
(0 d0D−gM 0
)(ηφ
)(7)
dengan
M =
h3
h6
h6
2h3
h6
h6
2h3
h6
. . . . . . . . .h6
2h3
h6
h6
h3
D =
1h
−1h
−1h
2h
−1h
−1h
2h
−1h
. . . . . . . . .−1h
2h
−1h
−1h
1h
Sistem persamaan (7) diselesaikan secara numerik dengan prosedur Matlab ode45 yang mem-berikan solusi numerik η(x, t) dan φ(x, t).
2 Simulasi dan Hasil Komputasi
Sistem gelombang air diklasifikasikan sebagai shallow water jika d0 < λ/20, dimana λ adalahpanjang gelombang.Parameter-parameter yang digunakan dalam simulasi adalah seperti berikut.g =10 m/s2
η(x, 0) = cos(φx/L) sehingga λ = 2L dan d0 < L/2φ(x, 0) = 1L = 20 m, d0 = 5 mSimulasi dilakukan dengan mengubah-ubah banyak partisi N.
5
Gambar 3: Hasil Komputasi untuk N=5
Gambar 4: Hasil Komputasi untuk N=10.
6
Gambar 5: Hasil Komputasi untuk N=20
Gambar 6: Hasil Komputasi untuk N=40.
3 Pembahasan dan Kesimpulan
Berdasarkan hasil komputasi terlihat bahwa banyak partisi mempengaruhi kemulusan per-mukaan gelombang dan kecepatan gerak gelombang. Semakin banyak partisi maka per-
7
mukaan gelombang semakin halus. Namun sebaliknya, semakin sedikit partisi maka gerakgelombang semakin cepat. Hal tersebut sepertinya dipengaruhi oleh iterasi program.Gerak standing wave yang diharapkan juga telah diperoleh dengan baik. Amplitudo gelom-bang pada ujung kedua domain tidak berubah, yaitu tetap seperti kondisi awal. Pada titikx = L/2 tinggi simpangan η(L/2, t) = 0, hal tersebut sesuai dengan yang diharapkan.Solusi numerik juga stabil. Kestabilan tidak dipengaruhi parameter L, d0, N, dan syarat awalφ(x, 0). Penulis telah mencoba berberapa kombinasi nilai-nilai parameter tersebut, bahkand0 > L yang secara teoritis melanggar syarat sistem shallow water, namun hasilnya tetapstabil. Penulis sendiri tidak mengetahui mengapa hal tersebut terjadi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa FEM memberikan hasil yang baik untuk simulasi standingwave dengan persamaan SWE linear. Solusi stabil dan kestabilan tidak dipengaruhi nilai-nilai parameter.
8