program studi arsitektur fakultas teknik ......7. ayah saya rizal achmad dan ibu saya fatma, terima...
TRANSCRIPT
-
PERANCANGAN PONDOK PESANTREN MODERN PUTRA
DI KABUPATEN MAROS
THE DESIGN OF MALE MODERN RELIGIOUS BOARDING SCHOOL IN
MAROS
RAHMAT RAMADHAN
10583000 6115
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020
-
ii
PERANCANGAN PONDOK PESANTREN MODERN PUTRA
DI KABUPATEN MAROS
Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Program Studi Arsitektur
Fakultas Teknik
Disusun dan diajukan oleh
RAHMAT RAMADHAN
105830006115
PADA
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020
-
iii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Puji Syukur atas Kehadirat Allah SWT atas berkat
Rahmat dan Hidayah-nya lah Penulis dapat menyusun proposal tugas akhir ini
dengan baik.
Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat akademik yang
harus ditempuh untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi pada Program
Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar.
Adapun penulis menyadari dalam penulisan proposal ini masih banyak
kekurangan-kekurangan, hal ini disebabkan penulis sebagai manusia biasa yang
tak luput dari kesalahan baik dari segi penulisan maupun pengolahan data yang
dilampirkan. Oleh karena, itu penulis dengan kerendahan hati menerima kritik
maupun saran demi penyempurnaan proposal ini agar kelak dapat bermanfaat.
Skripsi ini dapat terwujud berkat adanya dukungan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena, itu tanpa mengurangi rasa hormat penulis
mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :
1. Bapak Prof. DR. H. Abdul Rahman Rahim, M.M. sebagai Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Ir. Hamzah Al Imran, S.T., M.T. sebagai Dekan Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Ibu Irnawaty Idrus, S.T., M.T. sebagai Ketua Prodi Arsitektur Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Dr. Ir. Mursyid Mustafa, M.Si. sebagai pembimbing I dan Bapak Dr.
Sahabuddin, S.T., M.T.IPM. sebagai pembimbing II yang telah dengan ikhlas
memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan skripsi ini.
-
iv
5. Ibu Citra Amalia Amal, S.T.,M.T. Ibu Khilda Wildana Nur,S.T.,M.T. dan Ibu
Nurhikmah Paddiyatu,S.T.,M.T. Sebagai Penguji yang telah memberikan
masukan maupun saran.
6. Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai pada Fakultas Teknik atas segala
waktunya yang telah mendidik dan melayani penulis selama mengikuti proses
belajar mengajar di Universitas Muhammadiyah Makassar.
7. Ayah saya Rizal Achmad dan ibu saya Fatma, terima kasih yang sebesar-
besarnya atas segala limpahan dukungan, doa dan pengorbanannya terutama
dalam bentuk materi dalam menyelesaikan kuliah.
8. Kakak saya Muh. Faisal A.Md. dan adik saya Muh. Rafly yang telah memberi
dukungan selama menyusun skripsi ini.
9. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas teknik terkhusus Angkatan 2015.
Semoga semua pihak tersebut di atas mendapat pahala yang berlipat
ganda di sisi Allah SWT dan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi
penulis, rekan-rekan, masyarakat serta bangsa dan Negara. Amin.
Makassar, Januari 2020
Rahmat Ramadhan
-
v
ABSTRAK
RAHMAT RAMADHAN. Perancangan Pondok Pesantren Modern Putra Di
Kabupaten Maros (dibimbing oleh Mursyid Mustafa dan Sahabuddin Latif).
Pondok pesantren merupakan institusi berbasis keagamaan
sebagai wahana pendidikan bagi umat Islam untuk mendalami ilmu
keagamaan Islam. Keberadaan pondok pesantren di Kabupaten Maros
diperlukan untuk mewadahi remaja putra dalam menuntut ilmu
keagamaan Islam Pelaku dalam pondok pesantren terdiri dari santri,
pengajar, guru besar atau kyai dan pengelola. Pada Kabupaten Maros
sudah terdapat beberapa pondok pesantren, namum beberapa di
antaranya belum dapat memaksimalkan fasilitas pemberdayaan dan
kegiatan keorganisasian santri.
Pondok pesantren modern ini terletak pada Jl.Inspeksi Pam Timur,
Kelurahan Moncongloe Kecamatan Moncongloe. Kabupaten Maros
Sulawesi Selatan yang merupakan kawasan pertanian, sehingga
penambahan fasilitas pembedayaan berupa pertanian dan peternakan
yang akan menjadi bagian dari pesantren ini.
Pendekatan pada pondok pesantren ini yaitu arsitektur Islam
dengan memaksimalkan komponen alam dari ciptaan Allah SWT seperti
pepohonan dan air, serta memperuntukkan salah satu bangunan dengan
fungsi peribadatan bukan hanya untuk pengguna utama pesantren tetapi
para masyarakat setempat. Luas pondok pesantren ini mencapai 6700 m2
dengan 7 massa bangunan yang memiliki fungsi berbeda-beda dan
memiliki luas 12184,5 m2 terbangun.
Kata kunci : Pondok pesantren, arsitektur Islam, pendidikan
-
vi
ABSTRACT
RAHMAT RAMADHAN. The Design of Male Modern Religious Boarding
School in Maros (Supervised by Mursyid Mustafa and Sahabuddin Latif).
Islamic boarding school is a religious based institution as a vehicle
for education for Muslims to explore Islamic religious knowledge. The
existence of Islamic boarding schools in Maros Regency is needed to
accommodate young men in pursuing Islamic religious knowledge. Actors
in Islamic boarding schools consist of students, teachers, professors or
clerics and managers. In Maros Regency there are already a number of
Islamic boarding schools, but some of them have not been able to
maximize the empowerment facilities and organizational activities of
students.
This modern boarding school is located on Jl. Inpeksi Pam Timur,
Kelurahan Moncongloe , Moncongloe District. Maros Regency, South
Sulawesi, which is an agricultural area, so that additional facilities in the
form of farming and animal husbandry will be part of this pesantren.
The approach to this boarding school is Islamic architecture by
maximizing the natural components of Allah SWT's creation such as trees
and water, as well as designating one of the buildings with worship
functions not only for the main users of the pesantren but the local
community. This boarding school area reaches 6700 m2 with 7 building
masses that have different functions and has an area of 12184.5 m2 built.
Keywords : Islamic boarding school, Islamic architecture, education
.
-
vii
DAFTAR ISI
SAMPUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iii
ABSTRAK .......................................................................................................................... v
ABSTRACT .......................................................................................................................vi
DAFTAR ISI...................................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................................................. xii
DAFTAR GLOSARIUM ................................................................................................. xiii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
A. Rumusan Masalah ................................................................................................. 2
B. Tujuan dan Sasaran .............................................................................................. 2
C. Metode Perancangan ............................................................................................ 3
a. Skema Pemikiran ................................................................................................... 5
b. Sistematika Penulisan ........................................................................................... 6
BAB II ................................................................................................................................. 7
TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................... 7
A. Pengertian Pesantren ............................................................................................ 7
1. Sejarah Pesantren dan Perkembangannya ............................................. 8
2. Elemen Pesantren ..................................................................................... 11
-
viii
3. Jenis Pesantren ......................................................................................... 14
4. Pondok Pesantren Modern ...................................................................... 15
B. Arsitektur Islam ..................................................................................................... 17
1. Pengertian Arsitektur Islam ...................................................................... 17
2. Kaidah Arsitektur Islam ............................................................................. 17
3. Prinsip Islam Dalam Arsitektur ................................................................. 18
C. Studi Banding Proyek Sejenis ............................................................................ 20
1. Pondok Pesantren Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur ........ 20
2. Pesantren Langitan ................................................................................... 21
3. Pesantren Modern Pendidikan Al-Qur’an IMMIM Putra Makassar,
Sulawesi Selatan. ...................................................................................... 24
D. Dalil-dalil Yang Berkaitan Dengan Pendidikan ................................................ 25
BAB III .............................................................................................................................. 27
ANALISIS PERENCANAAN ......................................................................................... 27
A. Analisis Tapak ...................................................................................................... 27
1. Orientasi Matahari dan Angin .................................................................. 30
2. Kebisingan .................................................................................................. 31
3. Sirkulasi ...................................................................................................... 31
4. View ............................................................................................................. 32
B. Analisis Fungsi dan Program Ruang ................................................................ 33
1. Analisis Pengguna ..................................................................................... 33
2. Pengelompokan ruang .............................................................................. 35
3. Besaran Ruang .......................................................................................... 37
4. Pola Organisasi Ruang ............................................................................. 41
-
ix
C. Analisis Tampilan Bentuk Bangunan ................................................................ 42
E. Analisis Kelengkapan Bangunan ....................................................................... 43
1. Sistem Struktur ........................................................................................... 43
2. Sistem Penghawaan ................................................................................. 45
3. Sistem Pencahayaan ................................................................................ 47
4. Sistem Keamanan ..................................................................................... 48
5. Material ........................................................................................................ 48
F. Analisis Pendekatan Perancangan ................................................................... 48
BAB IV .............................................................................................................................. 50
KONSEP PERANCANGAN .......................................................................................... 50
A. Konsep Tapak ...................................................................................................... 50
1. Sirkulasi ....................................................................................................... 50
2. Kebisingan .................................................................................................. 50
3. View ............................................................................................................. 51
B. Konsep Program Ruang ..................................................................................... 52
C. Konsep Tampilan Bentuk Bangunan ................................................................ 53
D. Konsep Kelengkapan Bangunan ....................................................................... 54
1. Struktur ........................................................................................................ 54
2. Utilitas .......................................................................................................... 54
BAB V ............................................................................................................................... 57
PENUTUP ....................................................................................................................... 57
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 57
-
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Skema Pemikiran ......................................................................................... 5
Gambar 2. Pondok Pesantren Gontor, Ponorogo ..................................................... 20
Gambar 3. Kamar Pada Pesantren Langitan ............................................................. 21
Gambar 4. Mushalla ....................................................................................................... 22
Gambar 5. Gedung Kelas Pesantren Langitan .......................................................... 22
Gambar 6. Poskester Pesantren Langitan ................................................................. 22
Gambar 7, Laboratorium Komputer ............................................................................. 23
Gambar 8. Pesantren Modern Al-Qur’an IMMIM Putra Makassar ......................... 24
Gambar 9 . Peta RTRW Kab. Maros Tahun 2010-2030 .......................................... 27
Gambar 10. Lokasi Tapak ............................................................................................. 28
Gambar 11. Analisis Orientasi Matahari ..................................................................... 30
Gambar 12. Analisis Arah Angin .................................................................................. 30
Gambar 13. Analisis Kebisingan .................................................................................. 31
Gambar 14. Analisis Sirkulasi ...................................................................................... 31
Gambar 15. View Tapak ............................................................................................... 32
Gambar 16. Pola Organisasi Ruang ........................................................................... 41
Gambar 17. Sun Shading ............................................................................................. 42
Gambar 18. Tanaman Rambat .................................................................................... 43
Gambar 19. Pondasi Foot Plat ..................................................................................... 43
Gambar 20. Pondasi Pile Cap ...................................................................................... 44
Gambar 21. Beton Bertulang ........................................................................................ 44
Gambar 22. Struktur Rangka Baja Pada Atap ........................................................... 45
Gambar 23 Jendela ....................................................................................................... 46
Gambar 24. Roster Beton ............................................................................................. 46
Gambar 25. AC ............................................................................................................... 46
Gambar 26. Kipas Angin ............................................................................................... 47
Gambar 27. Pemanfaatan Cahaya Matahari Sebagai Pencahayaan Alami ......... 47
-
xi
Gambar 28. CCTV ......................................................................................................... 48
Gambar 29. Sirkulasi [Sumber: Analisis penulis, 2020] ........................................... 50
Gambar 30. Analisis kebisingan [Sumber: Analisis penulis, 2020] ........................ 50
Gambar 31. Tampak Kawasan .................................................................................... 51
Gambar 32. Perspektif Kawasan [Sumber: Analisis penulis, 2020] ....................... 51
Gambar 33. Program Ruang [Sumber: Analisis penulis, 2020] .............................. 52
Gambar 34. Konsep Bentuk [Sumber: Analisis Penulis, 2020] ............................... 53
gambar 35. Fasad Gedung Sekolah [Sumber: Analisis penulis, 2020] ................. 53
Gambar 36. Sistem Struktur Gedung Belajar [Sumber: Analisis penulis, 2020] .. 54
Gambar 37. Konsep Air Bersih [Sumber: Analisis penulis, 2020] .......................... 54
Gambar 38. Sistem Pemadam Kebakaran [Sumber: Analisis penulis, 2020] ...... 55
Gambar 39. Pembuangan Air Bekas [Sumber: Analisis penulis, 2020] ................ 55
Gambar 40. Skema Jaringan Listrik [Sumber: Analisis penulis, 2020] .................. 56
-
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Analisis Kriteria Pemilihan Lokasi 28
Tabel 2. Kebutuhan Ruang 34
Tabel 3. Besaran Ruang Gedung Asrama 37
Tabel 4. Besaran Ruang Gedu ng Sekolah 37
Tabel 5. Besaran Ruang Kantor 38
Tabel 6. Besaran Ruang Masjid 39
Tabel 7. Besaran Ruang Organisasi 39
Tabel 8. Besaran Ruang Lapangan Olahraga 40
Tabel 9. Besaran Ruang Servis 40
Tabel 10. Total Kebutuhan Ruang 41
-
xiii
DAFTAR GLOSARIUM
DED (Detail Engineering Deisgn) = Detail Engineering Design,
produk berupa gambar kerja
yang digunakan sebagai
acuan konstruksi bangunan.
RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) = Rencana Tata Ruang Wilayah
Adalah arahan kebijakan dan
strategi pemanfaatan ruang
wilayah Negara yang dijadikan
acuan.
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemeluk agama Islam di Kabupaten Maros mencapai angka
336.924 orang atau 99% berdasarkan sensus Badan Pusat Statistik (BPS)
tahun 2010. Jika ditinjau berdasarkan umur, jumlah remaja laki-laki
dengan kisaran umur 10 hingga 19 tahun sebanyak 33.346 orang.
Sebagai agama dengan pemeluk terbanyak di Kabupaten Maros,
lembaga pendidikan Islam tentu dibutuhkan sebagai tempat belajar
pengetahuan umum dan keagamaan seperti pendidikan pesantren
modern.
Pesantren modern di Indonesia merupakan bentuk respon
terhadap masyarakat yang memiliki mainset negatif kepada pesantren
salaf atau tradisional karena pengajarannya terfokus pada ilmu agama
dan minim dalam pengetahuan umum (Arif, 2008).
Menurut Bahri dalam Cahyadi (2017) kurikulum yang diterapkan
pada pesantren modern adalah kurikulum bertaraf nasional sehingga tidak
lagi menggunakan sistem pembelajaran tradisional.
Berdasarkan data statistik pesantren di situs Kementerian Agama,
jumlah pesantren di Sulawesi hanya sebanyak 294. Di Kabupaten Maros
sendiri terdapat sebanyak 22 pesantren, namun masih memiliki masalah-
masalah dari aspek fasilitas dan kegiatan santri. Salah satunya Pondok
Pesantren Darul Istiqamah Putra yang telah dikenal oleh sebagian besar
-
2
masyarakat Kabupaten Maros, namun pesantren ini masih belum memiliki
fasilitas pendukung untuk aktivitas keorganisasian santri seperti gedung
aula dan ruang organisasi santri serta mandeknya kegiatan
pemberdayaan pertanian pada pesantren ini. Saat ini pesantren-pesantren
yang berada di Sulawesi Selatan khususnya di Kabupaten Maros masih
minim fasilitas (Diana, 2016), yang kemudian hal ini menjadi penghambat
santri dalam memanfaatkan fungsi pesantren.
Berdasarkan pernyataan di atas, maka diperlukan suatu lembaga
pendidikan agama Islam berupa pesantren yang memaksimalkan fungsi
dengan menambah fasilitas penunjang para santri untuk mewadahi
remaja muslim di Kabupaten Maros.
A. Rumusan Masalah
Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang di atas dapat
diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:
1) Bagaimana mewujudkan lembaga pendidikan Islam sebagai
wadah remaja putra di Kabupaten Maros.
2) Bagaimana merancang pesantren modern yang mampu
memaksimalkan fungsi penunjang kegiatan santri.
B. Tujuan dan Sasaran
1) Mendirikan sebuah lembaga pendidikan agama Islam berupa
pondok pesantren modern di Kabupaten Maros
2) Merancang pondok pesantren modern dengan
memaksimalkan fasilitas penunjang kegiatan santri.
-
3
C. Metode Perancangan
Metode perancangan adalah sistem yang digunakan untuk
mengumpulkan informasi, gambaran, atau pun ide yang mampu
menunjang proses perencanaan dan perancangan. Adapun metode yang
digunakan adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan data
Yaitu melakukan observasi untuk mengumpulkan data-data dari
lokasi tapak seperti aksebilitas, kontur tanah dan ketersediaan utilitas dari
pemerintah setempat.
Metode yang digunakan pada pengumpulan data adalah
a. Metode Observasi : yaitu melakukan pengamatan langsung
terhadap tapak untuk memperoleh informasi kondisi eksisting
tapak.
b. Studi Literatur : yaitu metode dengan mengkaji data literatur yang
diperoleh dari sumber-sumber tentang arsitektur islam, dan
pesantren modern, sebagai dasar untuk menunjang perencanaan
dan perancangan.
2. Analisis
Yaitu melakukan analisa dari hasil data observasi dan studi
literatur, sehingga dapat diperoleh potensi dan masalah-masalah yang
akan menjadi dasar perencanaan dan perancangan. Menganalisa
kondisi tapak, utilitas tapak, arah mata angin, aksebilitas dan keadaan
sosial masyarakat setempat.
-
4
3. Konsep
Dari hasil analisa kondisi tapak, utilitas tapak, arah mata angin,
aksebilitas dan keadaan sosial masyarakat setempat, dapat diperoleh
output berupa bentuk, rencana utilitas dan rencana massa bangunan.
Bentuk dan massa bangunan sudah menyesuaikan dengan konsep
arsitektur Islam.
4. Desain
Proses desain merupakan penggambaran konsep dan gambar
kerja atau DED (Detail Enginering Design). Penggambaran dapat
menggunakan beberapa software seperti AutoCad, Sketchup, Corel
Draw dan Photoshop.
-
5
a. Skema Pemikiran
Gambar 1. Skema Pemikiran
Sumber: Analisis penulis, 2019
-
6
b. Sistematika Penulisan
BAB I: Pendahuluan, berisikan tentang latar belakang,
rumusan masalah, tujuan dan sasaran, metode
perancangan, skema pemikiran dan sistematika
penulisan.
BAB II : Studi pustaka, berisikan tentang deskripsi pondok
pesantren, arsitektur Islam dan studi banding proyek
sejenis.
BAB III : Analisis lokasi, berisikan deskripsi lokasi, geografi
lokasi, keadaan iklim, dan analisis tapak, analisis fungsi
dan program ruang, analisis tampilan bentuk bangunan,
analisis kelengkapan bangunan dan analisis
pendekatan perancangan.
BAB IV : Konsep perancangan, berisikan tentang konsep tapak,
konsep program ruang, konsep tampilan bentuk
bangunan dan konsep kelengkapan bangunan.
BAB V : Penutup, berisikan kesimpulan.
-
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pesantren
Pesantren merupakan tempat para santri untuk menuntut ilmu,
sedangkan pondok yaitu tempat tinggal atau rumah yang sederhana dan
terbuat dari bambu (Zarkasy dalam Harmen & Juita, 2017).
Pondok pesantren merupakan institusi sosial berbasis keagamaan
sebagai wahana pendidikan untuk umat Islam untuk mendalami ilmu
keagamaan Islam. (Maksum, 2015)
Secara etimologi perkataan pesantren berasal dari kata pe-
“santri”-an, yang dalam bahasa Jawa berarti murid. Sedangkan kata
“pondok” diambil dari bahasa Arab “funduuq” berarti penginapan (Syafe’i,
2017).
Menurut Zulhimma (2013), pesantren merupakan lembaga
pendidikan Islam dalam bentuk lingkungan masyarakat yang unik serta
memiliki ciri khas dan tata nilai kehidupan yang positif.
Sedangkan Dhofier (dalam Hasyim, 2015) telah memberikan
pondok pesantren batasan yaitu sebagai asrama-asrama para santri yang
kemudian disebut dengan pondok atau tempat tinggal yang terbuat dari
bambu.
-
8
1. Sejarah Pesantren dan Perkembangannya
Mengutip dari Fadli (2012) yang menyatakan perkembangan serta
penyebaran agama Islam di Pulau Jawa dimulai oleh Wali Songo, yang
kemudian muncul model pesantren di Pulau Jawa yang berdiri dan
berkembang beriringan dengan Wali Songo. Oleh karena itu bukan hal
yang salah jika dikatakan bahwa pendiri pesantren yang pertama ialah
Maulana Malik Ibrahim atau Syekh Maulana Maghrib yang merupakan
salah satu dari Wali Songo. Meskipun demikian, tokoh yang di anggap
berhasil mendirikan sekaligus mengembangkan pesantren dalam arti
sesungguhnya adalah Sunan. Pesantren yang ia dirikan adalah pesantren
di Kembang Kuning yang kemudian berpindah ke Ampel Denta
(Surabaya).
Keadaan pesantren pada saat itu belum sebesar dan selengkap
sekarang. Pada dasarnya pesantren didirikan hanya sebagai alat
penyebaran agama Islam yang sekaligus memadukan tiga unsur
pendidikan, yaitu: ibadah dengan tujuan untuk menanamkan iman, tabligh
untuk menyebarkan ilmu, dan amal untuk mewujudkan kegiatan
kemasyarakatan dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan metode pada
saat itu belum diketahui apakah sudah mengajarkan kitab-kitab kuning
atau belum, namun kitab yang dikenal pada kalangan pesantren saat itu
hanyalah Uslem Bis, kitab tulisan yang berisi enam kitab, karangan ulama
Samarkand yang berisi keilmuan agama Islam paling awal.
-
9
Hingga masa kerajaan Mataram, pesantren telah menjadi
lembaga pendidikan formal. Para anak-anak yang berada di bawah
kekuasaan Mataram diwajibkan untuk mengikuti pengajian Al-Quran di
surau-surau setiap hari dan untuk tingkat lanjut diwajibkan untuk mengikuti
pengajian di pesantren.
Pada penjajahan, pemerintah Belanda memberikan 2 alternatif
pendidikan untuk bangsa Indonesia, yaitu lembaga pendidikan dalam
bentuk tradisional seperti pesantren dan lembaga pendidikan yang
diterapkan di Negara Barat.
Persaingan terjadi antara lembaga pendidikan pesantren dengan
lembaga pendidikan yang diberikan oleh kolonial, sejak pemerintah
kolonial mendirikan lembaga tersebut. Persaingan ideologis hingga dalam
bentuk perlawanan fisik pun terjadi. Perlawanan-perlawanan yang bersifat
lokal kepada Belanda mendapat dukungan dari pesantren, seperti perang
Diponegoro, perang Paderi, perang Banjar. Sehingga para tokoh
pesantren atau alumninya memegang peranan.
Sepanjang sejarah pesantren tersebut, karena tuntutan zaman
tersebut pondok pesantren mengalami pergeseran fungsi yang pada
awalnya sebagai lembaga pendidikan dan penyiaran Islam, kini
memegang peranan aktif dalam perlawanan kepada kolonialisme dengan
uzlah yaitu melakukan penutupan diri dari pengaruh luar.
Hal tersebut berakibat pendidikan pesantren mulai diawasi dan
dicampur tangan oleh pemerintah kolonial dengan mendirikan
-
10
Priesterraden (pengadilan agama) yang bertugas mengawasi pesantren.
Selanjutnya Ordonansi dikeluarkan pada tahun 1905 yang mengatur
ketentuan-ketentuan pengawasan terhadap perguruan keagamaan dan
juga mengeluarkan aturan berupa kewajiban kepada para pengajar untuk
memiliki izin dari pemerintah setempat (Depag RI). Meskipun demikian,
pesantren tetap mengalami perkembangan yang pesat sehingga pada
abad ke 20 sistem pendidikan madrasah mulai dibuka dengan didukung
oleh para ulama yang telah kembali dari tanah suci, sebagai respon
berkembangnya pesantren pemerintah Belanda kembali mengeluarkan
Ordonansi Guru Baru pada tahun 1925 sebagai pengganti Ordonansi
lama.
Kebijakan baru tersebut menjadi pukulan bagi perkembangan
pesantren. Namun sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya
keberadaan pesantren tetap eksis dan mampu bertahan, hingga pada
tahun 1930 pesantren mengalami perkembangan yang sangat pesat,
dimana pada tahun 1920 jumlah santri pada pesantren hanya 200 santri,
maka pada tahun 1930 jumlah santri pada pesantren telah mencapai 1500
santri. Di era ini sistem klasikal masih diterapkan dimana pelajaran umum
mulai diajarkan.
Jika ditinjau dari sejarah peran pesantren dalam perebutan
kemerdekaan Republik Indonesia, sudah sepantasnya jika pemerintah
Republik Indonesia menempatkan pesantren sebagai dasar dan sumber
-
11
pendidikan Nasional yang harus terus dikembangkan, diberi bantuan dan
bimbingan.
Pesantren dalam perkembangannya telah melakukan berbagai
inovasi, baik oleh masyarakat maupun pemerintah. Sebagai upaya
memberikan bekal tambahan kepada santri, pengetahuan umum dan
keterampilan dimasukkan ke dalam pesantren agar setelah lulus para
santri dapat hidup layak dalam masyarakat.
2. Elemen Pesantren
Menurut beberapa kutipan dalamAnwar (2016), bahwa unsur-
unsur pokok pada pesantren yaitu kyai, masjid, santri, pondok dan kitab
Islam klasik (atau kitab kuning). Hal tersebut juga didukung oleh Dhoffier
dalam (Suheri) mengatakan sebuah lembaga dapat dikatakan pondok
pesantren jika memiliki lima elemen dasar yaitu pondok, Masjid, Santri,
pengajaran kitab-kitab klasik, dan kyai. Elemen tersebut lah yang
membedakan sistem pendidikan pesantren dengan lembaga pendidikan
lainnya.
1. Kyai
Peran penting kyai dalam pembentukan, perkembangan dan
pengurusan sebuah pesantren merupakan unsur yang paling esensial.
Keberhasilan pesantren tak luput dari peran kyai atas keahlian dan
kedalaman ilmu, karismatik dan wibawa, serta keterampilan mereka.
Dalam konteks ini, kepribadian kyai sangat menentukan sebab mereka
memiliki peran sebagai tokoh sentral dalam pesantren.
-
12
2. Masjid
Selain memanfaatkan sebagai tempat ibadah, kaum muslimin
dahulu juga menggunakan masjid sebagai tempat kegiatan pembelajaran
pendidikan Islam. Sebagai pusat kehidupan rohani, sosial dan politik.
Keberadaan masjid sangat penting bagi kehidupan sehari-hari dalam
masyarakat. Dalam sebuah pesantren, masjid merupakan tempat yang
paling tepat untuk mendidik para santri, khususnya dalam praktek shalat
lima waktu, khutbah, shalat jum’at dan pengajaran kitab-kitab Islam klasik
atau yang biasa disebut dengan kitab kuning. Pada umumnya hal yang
paling utama untuk didirikan oleh seorang kyai dalam pembentukan
sebuah pesantren adalah masjid. Di dalam kawasan pesantren masjid
biasanya terletak dekat atau di belakang rumah kyai.
3. Santri
Keberadaan santri menjadi unsur yang sangat penting di dalam
sebuah pesantren karena tahap awal dalam mendirikan atau membentuk
sebuah pesantren ialah harus mempunyai seorang murid yang datang
untuk belajar dari seorang alim. Jika seorang murid telah menetap di
rumah atau tempat tinggal seorang alim dalam masa belajarnya, barulah
seorang alim itu dapat disebut sebagai seorang kyai dan tahap
selanjutnya mulai membangun fasilitas yang lebih lengkap yang
dibutuhkan untuk kegiatan pondoknya.
Biasanya santri terdiri dari dua kelompok, yaitu santri pulang-pergi
dan santri mukim. Santri pulang-pergi merupakan santri yang tidak
-
13
menetap dalam pondok tetapi santri yang setelah mengikuti suatu
pelajaran di pesantren akan pulang ke rumah masing-masing. Santri
tersebut biasanya yang tinggal di daerah sekitar pesantren. Sedangkan
santri mukim ialah santri yang menetap di dalam pondok pesantren
karena jarak dari tempat tinggal mereka yang jauh. Pada masa lalu,
sebuah keistimewaan bagi santri jika memiliki kesempatan untuk pergi
dan menetap di sebuah pesantren yang jauh, karena untuk dapat
bertahan di dalam sebuah pesantren, seorang santri harus memiliki jiwa
kemandirian dan kedisiplinan.
4. Pondok
Secara singkat istilah ‘pondok’ dapat diartikan sebagai tempat
tinggal para santri dan kyai yang sederhana. Di Jawa, besarnya suatu
pondok bergantung pada jumlah santrinya. Terdapat pondok yang sangat
kecil dengan jumlah santri yang kurang dari seratus hingga pondok yang
sangat luas dengan jumlah santri mencapai tiga ribu. Berapapun
banyaknya jumlah santri di sebuah pesantren, pemisahan antara asrama
khusus santri wanita dan asrama santri laki-laki selalu dilakukan.
Pada kawasan sebuah pesantren, selain bangunan dari asrama
santri dan rumah kyai, terdapat juga fasilitas seperti gedung madrasah,
lapangan olahraga, kantin, koperasi, lahan pertanian atau lahan
peternakan.
Tujuan kepondokan selain dimaksudkan sebagai tempat tinggal,
juga bertujuan sebagai tempat latihan mengembangkan keterampilan
-
14
kemandirian para santri agar mereka siap hidup mandiri dalam
masyarakat ketika telah menyelesaikan pendidikan pada pesantren.
5. Kitab-Kitab Islam Klasik
Kitab-kitab Islam klasik merupakan kitab yang ditulis oleh para
ulama terdahulu dan termasuk pelajaran mengenai jenis-jenis ilmu
pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. Dalam dunia pesantren,
kitab-kitab Islam Klasik sering juga disebut dengan kitab kuning karena
memiliki warna kertas edisi-edisi kitab mayoritas berwarna kuning.
Jenis kitab-kitab yang diajarkan merupakan hal yang menjadi
indikator penilaian tingkatan suatu pesantren.
3. Jenis Pesantren
Menurut Husni (2005) pesantren terbagi 2 jenis yaitu:
a. Pesantren Salafiyah
Menurut Mastuhu Pesantren Salafiyah adalah pesantren yang
memfokuskan pada pembelajaran kitab kuning atau kitab klasik. Sehingga
ilmu pengetahuan umum tidak diajarkan pada pesantren ini. Lulusan
pesantren salafiyah dikhususkan untuk menjadi Ustadz atau kyai.
b. Pesantren Khalafiyah
Merupakan pesantren yang memadukan kegiatan kepesantrenan
dengan kegiatan pendidikan formal seperti sekolah umum dan madrasah
(Noor, 2006:44).
-
15
4. Pondok Pesantren Modern
Pondok pesantren modern atau biasa juga disebut dengan
pesantren khalaf adalah pondok pesantren yang pada sistem pendidikan
di dalamnya terdapat 70% kurikulum agama dan 30% kurikulum umum
dan dilengkapi dengan lembaga pendidikan lain yang terdapat di
dalamnya seperti dilaksanakannya sistem sekolah umum dengan
menambahkan diniyah yaitu praktek membaca kitab salaf. (Nasir,
2005:87).
Menurut Bakhtiar (1990) pondok pesantren modern merupakan
lembaga pendidikan agama Islam seperti sekolah-sekolah umum yang
bersifat formal dengan sistem madrasah atau klasikal dimana
pembelajaran kitab-kitab agama Islam dan Ilmu pengetahuan diterapkan.
Sedangkan menurut Tolib (2015) pesantren modern adalah
program pendidikan yang mengandung sistem pendidikan formal, non
formal maupun informal yang diterapkan sepanjang hari dalam satu
pengkondisian di asrama.
a. Standar Pondok Pesantren
Adapun standar-standar Pondok pesantren modern berdasarkan standar
Departemen Agama (2003) adalah sebagai berikut:
1. Tipe A para santri dan kyai bersama di dalam asrama. Kurikulum
sepenuhnya diatur oleh kyai. Metode pembelajaran dilakukan secara
individu atau perorangan sehingga tidak memiliki madrasah atau
ruang kelas.
-
16
2. Tipe B pesantren yang terdapat madrasah di dalamnya dengan
kurikulum yang telah ditentukan. Pembelajaran dan kyai hanya
aplikasi stadium general pada waktu tertentu. Memiliki asrama
bersama antara santri dan juga kyai.
3. Tipe C jenis pesantren dimana santri tinggal di asrama pondok
hanya untuk belajar agama. Santri belajar di sekolah
umum/madrasah. Peran kyai sebagai pengawas dan pelindung.
Pembina mental sekaligus mengajarkan agama.
4. Tipe D pesantren yang menerapkan sistem pondok sekaligus
sekolah/madrasah.
b. Tugas Pesantren Modern
Maesaroh & Achdiani (2017) dalam penelitiannya telah
menyimpulkan bahwa pesantren memiliki tugas di era modern yaitu
mampu mempertahankan keberadaannya sebagai lembaga pendidikan
dan pusat religi yang dapat menjaga nilai dan norma. Sementara itu
pesantren memiliki fungsi tradisional nya sebagai pusat keberlangsungan
trans-misi ilmu-ilmu islam tradisional, dan juga mempertahankan mindset
masyarakat terhadap pesantren sebagai pencetak ulama.
c. Ciri Pesantren modern
Menurut Tolib (2015) ciri pesantren modern ialah sebagai berikut :
1. Percakapan menggunakan bahasa Arab.
2. Menggunakan buku-buku literatur bahasa Arab kontemporer.
3. Memiliki sekolah formal di bawah kurikulum Dinas atau Kemenag.
-
17
4. Pengajian sistem tradisional tidak lagi digunakan.
B. Arsitektur Islam
1. Pengertian Arsitektur Islam
Konsep arsitektur Islam menurut Noe’man (2003), adalah
perancangan bangunan arsitektur yang membawa nilai-nilai Islami dan
mengandung unsur-unsur rahmatan lil alamin, berkiblat, beraturan, efisien,
keindahan dalam kesederhanaan, silaturrahim, bersih, sehat, nyaman,
dan berkelanjutan (sustainable).
Arsitektur Islami menur ut Utami dkk. (2013) bisa jadi bukan
berasal dari Islam akan tetapi karena perancangan sejalan dengan
konsepsi Islam yang terdapat dalam Al-Quran dan Al Hadist, maka
arsitektur tersebut dapat dikatakan arsitektur Islam.
2. Kaidah Arsitektur Islam
Berikut beberapa kaidah dalam Arsitektur Islam menurut (Arfan,
2013:132-133).
a. Tidak terdapat bentuk makhluk hidup yang utuh pada bagian
dalam maupun luar bangunan.
b. Pada bagian eksterior dan interior terdapat bentuk,
gambar/ornamen yang mengingatkan kepada Allah SWT. Yang
maha indah.
c. Tujuan desain bangunan bukan untuk dipamerkan atau
disombongkan.
-
18
d. Pengaturan ruang-ruang ditujukan untuk mendukung menjaga
akhlak dan perilaku.
e. Penempatan toilet/kloset tidak diperbolehkan menghadap atau
membelakangi arah kiblat.
f. Tetangga sekitar tidak mengalami kerugian akibat keberadaan
bangunan
g. Pembangunan hingga berdirinya bangunan seminimal mungkin
tidak merusak alam.
3. Prinsip Islam Dalam Arsitektur
Al-Quran dan Hadis merupakan sumber dan dasar pemikiran
Islam yang kemudian diaplikasikan dalam Arsitektur Islam (Utaberta,
2005). Beliau menjabarkan prinsip Islam dalam arsitektur sebagai berikut:
a. Prinsip pengingatan kepada Tuhan
Dalam berbagai Firman-nya, Allah SWT memerintahkan
kepada hambanya untuk lebih banyak merenungi hasil ciptaan-
Nya di alam ini. Allah SWT dalam Firmannya mengajak umatnya
untuk merenungi makhluk ciptaan-Nya dan mengambil pelajaran
darinya.
Ciptaan Allah SWT seperti pepohonan, rumput dan bunga
harus dibuat dominan dalam sebuah perancangan. Selain itu
elemen alam seperti suara alami dari air, cahaya matahari, dan
sirkulasi udara harus terintegrasi dalam bangunan. Diupayakan
pula menggunakan energi yang tidak merusak lingkungan.
-
19
b. Prinsip pengingatan pada ibadah dan perjuangan
Prinsip yang menjelaskan kehidupan umat muslim bukan
hanya membicarakan untuk beribadah saja. Melainkan juga
berbicara mengenai hubungan antara sesama manusia dan
perjuangan perbaikan kehidupan manusia. Dalam perancangan
arsitektur terkhusus bangunan masjid, prinsip ini dapat diterapkan
dengan mengintegrasikan fungsi mesjid sebagai peribadatan
dengan fungsi selain peribadatan.
c. Prinsip pengingatan akan kerendahan hati
Setiap umat muslim harus memiliki sikap rendah diri. Sikap
ini tidak dimaksudkan untuk merendahkan diri sendiri, melainkan
sikap saling menghormati satu sama lain antar manusia dan tidak
menganggap dirinya diatas orang lain karena memiliki kelebihan.
Dalam perancangan arsitektur penerapan prinsip ini dapat
dilakukan dengan merancang desain bangunan yang fungsional,
efisien , tidak berlebihan dan memberi kesan sederhana.
d. Prinsip pengingatan akan Wakaf dan Kesejahteraan Publik
Islam telah mengajarkan kepada umatnya untuk berinteraksi
dan saling tolong-menolong dalam bermasyarakat. Islam tidak
mengajarkan umatnya untuk menyendiri dan mencari keshalehan
untuk dirinya sendiri. Dalam dunia arsitektur prinsip ini membawa
implikasi agar dalam pembangunan memprioritaskan untuk
fasilitas umum dan fasilitas sosial.
-
20
C. Studi Banding Proyek Sejenis
1. Pondok Pesantren Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur
Gambar 2. Pondok Pesantren Gontor, Ponorogo
[sumber: gontor.ac.id/]
Pondok Modern Darussalam Gontor atau yang lebih dikenal
dengan Pondok Modern Gontor merupakan pondok pesantren yang
terletak di Kabupaten Ponorogo Jawa Timur. Karena kedisiplinan yang
ketat, penguasaan bahasa asing (Arab dan Inggris) serta kaderisasi
dan alumni yang menjadi beberapa tokoh penting di tanah air
membuat pesantren ini cukup terkenal. Pondok Modern Gontor
Didirikan pada 12 Rabiul Awwal 1345 atau bertepatan 20 September
1926 oleh K.H. Ahmad Sahal, K.H. Zainuddin Fananie dan K.H. Imam
Zarkasyi.
Jenjang Pendidikan
i. KMI (Kulliyatul Mu’allimin/Mu’allimat Al-Islamiyyah)
ii. Kulliyatul Mu’allimin/Mu’allimat Al-Islamiyyah (KMI) adalah
Lembaga pendidikan pesantren yang khusus mewadahi santri putra
http://www.gontor.ac.id/
-
21
tingkat menengah, dengan masa belajar selama 4 sampai 6 tahun,
setingkat Tsanawiyah dan Aliyah. KMI sendiri didirikan pada 19
Desember 1936, tepat setelah pondok Modern Darussalam Gontor
berusia 10 tahun.
iii. Kulliyatul Mu’alimat Al-Islamiyyah (KMI) merupakan lembaga
pendidikan menengah khusus santri putri yang didirikan pada
tanggal 7 Rabiul Awwal 1411, dengan masa belajar 6 atau 4 tahun,
setingkat Tsanawiyah dan Aliyah. Kurikulum yang diterapkan pada
Gontor Putri sama dengan yang diterapkan pada KMI Gontor.
2. Pesantren Langitan
Pondok Pesantren Langitan merupakan salah satu lembaga
pendidikan Islam tertua di Indonesia yang didirikan pada tahun 1852 di
Dusun Mandungan, Desa Widang, Kecamatan Widang, Kabupaten
Tubang, Jawa Timur.
Adapun fasilitas atau sarana yang disediakan di dalam Pesantren
Langitan Adalah :
a. Tempat tinggal/asrama (20 asrama putra dan putri)
Gambar 3. Kamar Pada Pesantren Langitan
[Sumber: langitan.net/]
-
22
Di dalam asrama santri hanya berupa tempat tidur, tidak ada
ruang privasi.
b. Tempat Ibadah
Gambar 4. Mushalla
[Sumber: langitan.net/]
Mushalla sebagai tempat shalat berjamaah para santri.
c. Gedung Tempat Belajar Mengajar
Gambar 5. Gedung Kelas Pesantren Langitan
[Sumber: langitan.net/]
d. Ruang Perawatan (POSKESTER)
Gambar 6. Poskester Pesantren Langitan
[sumber: langitan.net/]
http://langitan.net/http://langitan.net/http://langitan.net/?page-id=84
-
23
Poskester adalah salah satu hal yang sangat diperhatikan oleh
pengelola pesantren karena hal ini menyangkut permasalahan kesehatan
sehingga para santri nantinya akan merasa nyaman belajar jika mereka
dalam keadaan sehat, apabila santri sakit pengelola pesantren Langitan
dapat menangani karena memiliki poskester.
e. Gedung Pelatihan
Gambar 7, Laboratorium Komputer
[Sumber: http://langitan.net/]
Pada pesantren Langitan ini telah disiapkan gedung pelatihan
yang di dalamnya terdapat laboratorium komputer yang dapat digunakan
oleh para santri.
f. Gedung Perpustakaan
Perpustakaan merupakan gudangnya ilmu pengetahuan, oleh
karena itu sarana berupa perpustakaan wajib ada dalam lembaga
pendidikan apapun. Perpustakaan pesantren Langitan dapat
dimanfaatkan oleh para santri untuk belajar atau mencari buku maupun
kitab kitab-kitab kuning yang telah disediakan oleh pengelola pesantren.
g. Lapangan Olahraga
Lapangan olahraga ini dibuat untuk dipergunakan para santri
melakukan kegiatan olahraga.
http://langitan.net/?page-id=84
-
24
3. Pesantren Modern Pendidikan Al-Qur’an IMMIM Putra Makassar,
Sulawesi Selatan.
Gambar 8. Pesantren Modern Al-Qur’an IMMIM Putra Makassar
[Sumber: immim.sch.id/gallery/sarana-dan-prasarana/]
Pesantren IMMIM Putra merupakan pesantren yang terletak di Jl.
Perintis Kemerdekaan Km. 10, Tamalanrea Makassar, Sulawesi Selatan
dan didirikan oleh (alm) KH. FadeliLuran pada 1 Muharram 1395 atau
bertepatan pada tanggal 14 Januari 1975. Saat ini Pesantren IMMIM Putra
dipimpin oleh Dr.M, Taufan B,SH, M.Ag sejak 2011 sampai sekarang.
Pesantren IMMIM Putra berada di bawah naungan Yayasan Dana Islamic
Center (YASDIC) Ikatan Masjid Mushallah Indonesia Muttahidah (IMMIM).
a. Jenjang pendidikan
Santri dididik selama 6 (enam) tahun melalui 2 tingkatan jenjang
pendidikan, yaitu :
1. Sekolah Menengah Pertama (SMP)
2. Sekolah Menengah Atas (SMA)
3. Madrasah Aliyah (MA)
b. Fasilitas Pesantren
http://immim.sch.id/gallery/sarana-dan-prasarana/
-
25
Fasilitas-fasilitas yang terdapat pada pesantren IMMIM Putra
antara lain:
1. Asrama : 9 gedung asrama, MKC
2. Pendidikan : 29 ruang kelas, laboratorium komputer,
laboratorium IPA, laboratorium Bahasa.
3. Peribadatan : Masjid
4. Gizi : dapur, ruang makan untuk para santri
5. Olahraga : lapangan bola dan futsal, lapangan takraw,
lapangan basket, lapangan voli, tennis meja, bulu tangkis.
6. Kesenian dan kewirausahawan : Santri Artwork Corner.
D. Dalil-dalil Yang Berkaitan Dengan Pendidikan
Berikut beberapa dalil-dalil dari sumber ayat suci Al-Quran maupun
Hadist Nabi berkaitan dengan pendidikan
1. Surat Al-Maidah ayat 1-5
َعلَّمَ {4} ابِاْلقَلَمِ َعلَّمَ الَِّذي {3} اأْلَْكَرم بُّكَ َََور اْقَرأْ {2} َعلَق ِمنْ اإِلنَسانَ َخلَقَ {1} َخلَقَ الَِّذي َرب ِكَ بِاْسمِ اْقَرأْ
يَْعلَمْ َمالَمْ اإِْلنَسانَ
Artinya :”Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang
menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah,
Bacalah, dan tuhanmu lah yang paling pemurah, yang mengajar
(manusia) dengan perantaran kalam.Dia mengajar kepada manusia
apa yang tidak diketahui.
2. Surat Thoha ayat 114
ق لوَ ب ِ ِعْلًما ِزْدنِي رَّ
-
26
Artinya :”Dan katakanlah (olehmu muhammad),”ya tuhanku,
tambahkan kepadaku ilmu pengetahuan.”
3. Surat Shod ayat 29
بَاَرك إِلَْيكَ أَنَزْلنَاه ِكتَاب وا م ْلبَابِ اأْلَ أ ْول وا َوِليَتَذَكَّرَ َءايَاتِهِ ل ِيَدَّبَّر
Artinya :”ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh
dengan keberkahan supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya,
dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai
pikiran.”
-
27
BAB III
ANALISIS PERENCANAAN
A. Analisis Tapak
Kabupaten Maros merupakan salah satu daerah yang terletak di
Provinsi Sulawesi selatan. Kota Turikale merupakan ibu kota kabupaten ini
yang sebelumnya bernama Kota Maros. Luas Kabupaten Maros mencapai
1.619,12 km2 dan memiliki penduduk sebanyak 349.22 jiwa dan tingkat
kepadatan penduduknya mencapai 216,06 jiwa/km2. Terdapatnya Bandar
Udara Internasional Sultan Hasanuddin pada Kabupaten ini mampu
membuat Kabupaten Maros memiliki potensi ekonomi.
Tapak berada pada Jl.Inspeksi Pam Timur, Kel. Moncongloe Kec.
Moncongloe. Kab. Maros. Sulawesi Selatan dengan luas 6.7 ha. Lokasi
dapat dilalui dengan kendaraan 2 roda maupun 4 roda melalui Jl. Nipa-
Nipa.
Gambar 9 . Peta RTRW Kab. Maros Tahun 2010-2030
[Sumber: Pemda Kabupaten Maros]
-
28
Berdasarkan peta RTRW Kabupaten Maros, lokasi tapak
merupakan kawasan budidaya pertanian lahan basah dan kering.
Gambar 10. Lokasi Tapak
[Sumber: Analisis Penulis, 2019]
KDB = 60% x 67.000 m2 = 40.200 m2
KLB = 3 X 67.000 M2 = 201.000 M2
Jumlah lantai = 201.000 / 40.200 = 5
Kondisi eksisting tapak berupa persawahan, dengan kontur tanah
cukup stabil. Pertimbangan kesuburan pada tanah tapak sangat
diprioritaskan, karena untuk mendukung kebutuhan area perkebunan
pesantren yang merupakan bagian dari fasilitas yang akan disediakan.
Tabel 1. Analisis Kriteria Pemilihan Lokasi
Kriteria
Jl. Inspeksi Pam Timur. Kec Moncongloe
Jl. Garuda. Kec. Mandai
Jl. Jemb Lama. Kec. Mandai
Bobot Bobot Bobot
Aksebilitas
menuju lokasi 3 4 4
SITE
-
29
Kriteria
Jl. Inspeksi Pam Timur. Kec Moncongloe
Jl. Garuda. Kec. Mandai
Jl. Jemb Lama. Kec. Mandai
Bobot Bobot Bobot
Mendukung
rencana tata
ruang wilayah
4 3 3
Bukan kawasan
perkotaan. 3 2 2
Total 10 9 9
[Sumber : Analisis Penulis, 2019]
a. Kondisi Geografis
Letak Maros secara geografis berada pada bagian Barat Sulawesi
Selatan antara 40°45’-50°07’ lintang selatan dan 109°205’-129°12’ bujur
timur yang berbatasan dengan Kabupaten Pangkep sebelah utara, Kota
Makassar dan Kabupaten Gowa sebelah selatan, Kabupaten Bone di
sebelah timur dan Selat Makassar di sebelah Barat. Ketinggian Kabupaten
Maros berada pada 0 M sampai dengan lebih dari 1.000 M dari
permukaan laut.
b. Keadaan Iklim
Berdasarkan pencatatan Badan Stasiun Meterologi, klimatologi
dan Geofisika (BMKG), Kabupaten Maros berada pada suhu rata-rata
27,20 °C tiap bulannya. Suhu terendah mencapai 23,7 °C pada bulan
Agustus 2017 sedangkan suhu tertinggi mencapai 33,2 °C pada bulan
September 2017.
-
30
1. Orientasi Matahari dan Angin
Gambar 11. Analisis Orientasi Matahari
[Sumber: Analisis Penulis, 2019]
Sebagai upaya meminimalisir panas matahari langsung terhadap
tapak, maka pada sisi timur dan barat tapak diberi pohon glodokan atau
pohon yang memiliki tinggi lebih dari 5 M.
Gambar 12. Analisis Arah Angin
[Sumber: Analisis Penulis, 2019]
Karena arah angin yang berembus dari sisi timur dan barat tapak,
maka pada sisi kanan dan kiri tapak, massa bangunan diberi jarak dengan
pola selang seling, untuk memanfaatkan angin sebagai penghawaan
alami.
-
31
2. Kebisingan
Gambar 13. Analisis Kebisingan
[Sumber: Analisis Penulis, 2019]
Sumber kebisingan pada tapak satu-satunya berasal dari jalan,
yang merupakan jalan provinsi. Sehingga massa bangunan dengan fungsi
masjid diberi jarak dari jalan untuk mengurangi kebisingan yang masuk ke
dalam masjid. Pada arah selatan tapak diberi pohon untuk mengurangi
bising masuk ke dalam tapak.
3. Sirkulasi
Gambar 14. Analisis Sirkulasi
[Sumber: Analisis Penulis, 2019]
-
32
Jalan Inspeksi PAM Timur merupakan akses satu-satunya untuk
menuju ke dalam tapak. Oleh karena itu gerbang masuk diletakkan pada
sisi barat tapak sedangkan gerbang keluar diletakkan pada sisi timur
tapak. Serta area parkir diletakkan pada bagian depan tapak sehingga
dapat dijangkau dengan mudah.
Pada tapak diberi jalan yang mengelilingi tapak dari gerbang
masuk hingga ke gerbang keluar sehingga setiap bangunan dapat
terhubung langsung oleh jalan.
4. View
Gambar 15. View Tapak
[Sumber: Analisis Penulis, 2019]
Eksisting tapak merupakan lahan persawahan, dimana para arah
Timur, Barat, dan Utara juga merupakan area persawahan. Pada arah
Selatan tapak merupakan lokasi Kolam Regulasi Nipa-Nipa.
-
33
B. Analisis Fungsi dan Program Ruang
1. Analisis Pengguna
Pengguna pada Pondok pesantren Modern pada umumnya terdiri dari
a. Santri
Santri merupakan orang yang menuntut ilmu di dalam pondok
pesantren, dimana para santri akan melakukan kehidupan sehari-sehari
selama masa belajar di pondok pesantren.
b. Pengantar santri
pengantar santri merupakan keluarga maupun wali santri yang
mengantar santri ketika hendak memulai belajar di pondok pesantren dan
menjemput santri ketika waktu libur pesantren tiba.
c. Pengajar
Pengajar merupakan guru maupun ustadz yang membimbing
santri selama proses belajar pengajar berlangsung.
d. Pengelola
Pengelola merupakan pengurus yang dipercayakan oleh yayasan
pesantren untuk mengelola segala kebutuhan administrasi maupun
fasilitas dalam pondok pesantren.
e. Security
Merupakan bagian yang bertugas menjaga keamanan dalam
pondok pesantren selama 24 jam sehingga dibutuhkan 3 shif waktu
penjagaan, yang dilakukan pergantian setiap 8 jam.
-
34
Dari hasil penjelasan tersebut maka kebutuhan ruang dapat
diklasifikasikan berdasarkan kegiatan pengguna yang akan ditulis pada
tabel berikut.
Tabel 2. Kebutuhan Ruang
NO PENGGUNA AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG
1 SANTRI
Tidur Makan Mandi Buang air Mencuci Belajar Praktek Shalat Olahraga Berorganisasi Perawatan
Kamar Santri Dapur Kamar mandi Toilet santri Ruang cuci Ruang kelas Perpustakaan Lab. Bahasa Lab. Ipa Masjid Lapangan olahraga Ruang organisasi Aula Pos kesehatan
2 Orang tua/pengantar
santri
Mengantar Menunggu Makan/minum Menjemput Buang air Shalat
Area parkir Ruang tunggu Kantin Toilet tamu Masjid
3 Pengajar
Mengajar Makan/minum Istirahat Buang air Shalat
Ruang kelas Kantin Ruang guru Toilet guru Masjid
5 Pengelola
Bekerja Istirahat Makan/minum Buang air Shalat
Ruang pengelola Koperasi Kantin Ruang Istirahat
pengelola
Toilet pengelola Masjid
-
35
NO PENGGUNA AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG
6 Sekuriti
Menjaga keamanan Buang air Makan/minum Shalat
Pos jaga Toilet sekuriti Kantin Masjid
[Sumber : Analisis Penulis, 2019]
2. Pengelompokan ruang
Pengelompokan ruang ke dalam massa akan disesuaikan dengan fungsi
kegiatan.
1. Fungsi Sekolah
Ruang kelas
Perpustakaan
Laboratorium bahasa
Laboratorium kimia
Laboratorium fisika
Laboratorium komputer
Toilet
Ruang guru
Laboratorium
2. Asrama Santri
Kamar santri
Kamar mandi
Ruang cuci
Kantin
-
36
Toilet
Poskester
3. Gedung kantor
Ruang pengelola
Ruang istirahat pengelola
Toilet
Koperasi
Lobi
4. Masjid
Mihrab
Ruang sound sistem
Ruang shalat akhwat
Ruang shalat ihkwan
Toilet
Ruang wudhu
5. gedung organisasi
Ruang organisasi
Aula
Toilet
6. Lapangan olahraga
Lapangan bola
Lapangan voli
Lapangan bulu tangkis
-
37
7. Area parkir
Tempat parkir
Pos jaga sekuriti
Ruang genset
3. Besaran Ruang
Tabel 3. Besaran Ruang Gedung Asrama
[Sumber : Analisis Penulis, 2019]
Tabel 4. Besaran Ruang Gedung Sekolah No RUANG KAPASITAS JUMLAH STANDAR SUMBER LUAS
1 R. Kelas SMA
30 orang 9 2 m²/org PerMen No. 27
Thn. 2007 540 m²
2 R. Kelas SMP
30 orang 7 2 m²/org PerMen No. 27
Thn. 2007 420 m²
3 Perpustakaan
200 orang 1 2 m²/org PerMen No. 27
Thn. 2007 400 m²
4 Lab. Bahasa
30 orang 2 2 m²/org PerMen No. 27
Thn. 2007 120 m²
NO RUANG KAPASITAS JUMLAH STANDAR SUMBER LUAS
1 Kamar
santri SMA 10 orang 27
30m2/Ruang
A 810 m2
2 Kamar
santri SMP 10 orang 21
30m2/Ruang
A 630 m2
3 Ruang cuci 20 orang 6 1,3
m2/Orang DA 156 m2
4 Kamar mandi
1 orang 10 1,4 m2 DA 14 m2
5 Kantin 540 1 16 m2/ 8 Orang
DA 864 m2
6 Pos
kesehatan 6 1
1,5 m2/ orang
DA 9 m2
Sub Total 2503m2
Sirkulasi 20% 500 m2
Total 3003m2
-
38
No RUANG KAPASITAS JUMLAH STANDAR SUMBER LUAS
5 Lab. Kimia 30 orang 2 2,4 m²/org PerMen No. 27
Thn. 2007 144 m²
6 Lab. Biologi 30 orang 2 2,4 m²/org PerMen No. 27
Thn. 2007 144 m²
7 Lab. Fisika 30 orang 2 2,4 m²/org PerMen No. 27
Thn. 2007 144 m²
8 Lab. Komputer
30 orang 2 2 m²/org PerMen No. 27
Thn. 2007 120 m²
9 Toilet 1 orang 10 1,4 m²/org PerMen No. 27
Thn. 2007 14 m²
10 Ruang Guru 25 orang 2 0,72 m²/org PerMen No. 27
Thn. 2007 36 m²
Sub Total 1742 m²
Sirkulasi 20% 348 m²
Total 2090 m²
[Sumber : Analisis Penulis, 2019]
Tabel 5. Besaran Ruang Kantor
No RUANG KAPASITAS JUMLAH STANDAR SUMBER LUAS
1 Lobi 30 orang 1 1,8 -
2m2/org DA 54 m²
2 R. Pengelola
20 orang 1 2 m²/org PerMen No. 27
Thn. 2007 40 m²
3 R. Istirahat Pengelola
20 orang 1 2 m²/org PerMen No. 27
Thn. 2007 40 m²
4 R. Pimpinan 5 orang 1 Min. 12 m² PerMen No. 27
Thn. 2007 120 m²
5 R. Rapat 25 orang 1 0,73 m²/org DA 18,2m2
6 Koperasi 15 orang 1 2,4 m²/org PerMen No. 27
Thn. 2007 36 m²
-
39
No RUANG KAPASITAS JUMLAH STANDAR SUMBER LUAS
7 Toilet 1 orang 8 1,4 m²/org PerMen No. 27
Thn. 2007 11,2 m²
Sub Total 319 m² Sirkulasi 20% 63.8 m²
Total 383 m² [Sumber: Analisis penulis, 2019]
Tabel 6. Besaran Ruang Masjid
No RUANG KAPASITAS JUMLAH STANDAR SUMBER LUAS
1 R. Shalat Ikhwan
800 orang 1 0,72 m2/org PerMen No. 27
Thn. 2007 576 m²
2 R. Shalat Akhwat
100 orang 1 0,72 m2/org PerMen No. 27
Thn. 2007 72 m²
3 Mihrab 2 orang 1 0,72 m2/org PerMen No. 27
Thn. 2007 1,44 m²
4 R. Wudhu pria
30 orang 2 0,8 m²/org DA 48 m²
5 R. Wudhu wanita
25 1 0,8 m²/org DA 20 m²
6 Toilet pria 1 orang 5 1,4 m²/org PerMen No. 27
Thn. 2007 7 m²
7 Toilet wanita
1 orang 3 1,4 m²/org PerMen No. 27
Thn. 2007 4,2 m²
Sub Total 728,6 m²
Sirkulasi 20% 145,7 m²
Total 874,3 m²
[Sumber: Analisis penulis, 2019]
Tabel 7. Besaran Ruang Organisasi
No RUANG KAPASITAS JUMLAH STANDAR SUMBER LUAS
1 R. Organisasi
30 orang 1 1,8 m2/org DA 54 m²
2 Aula 200 orang 1 2 m²/org PerMen No. 27
Thn. 2007 400 m²
-
40
No RUANG KAPASITAS JUMLAH STANDAR SUMBER LUAS
3 Toilet 1 orang 8 1,4 m²/org PerMen No. 27
Thn. 2007 11,2 m²
Sub Total 465,2
m²
Sirkulasi 20% 93 m²
Total 558,2
m²
[Sumber: Analisis penulis, 2019] Tabel 8. Besaran Ruang Lapangan Olahraga
No RUANG KAPASITAS JUMLAH STANDAR SUMBER LUAS
1 Lapangan Bola
- 1 60 m x 40
m FIFA 2480 m²
2 Lapangan Voli
- 1 18 m x 9 m PBVSI 162 m²
3 Lapangan bulutangkis
- 1 13,4 m x
6,1 m IBF 81,7 m²
Sub Total 2723 m² Sirkulasi 20% 544 m²
Total 3268 m²
[Sumber: Analisis penulis, 2019]
Tabel 9. Besaran Ruang Servis
No RUANG KAPASITAS JUMLAH STANDAR SUMBER LUAS
1 Tempat parkir mobil
100 unit 1 12,5m2/org DA 1250 m²
2 Tempat parkir motor
200 unit 1 2 m2/org DA 400 m2
3 Pos satpam 3 orang 1 0,9 m²/org DA 2,7 m²
4 Toilet satpam 1 orang 1 1,4 m2/org DA 1,4 m2
5 R. Genset - 1 20 m²/ AS 20 m²
Sub Total 1674 m²
Sirkulasi 20% 334 m²
Total 2008 m²
[Sumber : Analisis penulis, 2019]
-
41
Tabel 10. Total Kebutuhan Ruang
[Sumber : Analisis penulis, 2019]
4. Pola Organisasi Ruang
Gambar 16. Pola Organisasi Ruang [Sumber: Hasil analisis, 2019]
NO FASILITAS LUASAN
1 Asrama 3003 m2
2 Gedung Sekolah 2090 m2
3 Kantor 383 m2
4 Masjid 874,3 m2
5 Organisasi 558,2 m2
6 Lapangan Olahraga 3268 m2
7 Servis 2008 m2
Total 12184,5 m2
-
42
C. Analisis Tampilan Bentuk Bangunan
1. Jenis Massa bangunan
Pada perancangan pondok pesantren modern ini menggunakan
jenis massa majemuk atau bermassa banyak, tiap massa bangunan
dipisahkan sesuai fungsi masing-masing. Kemudian pembuatan jalur
pedestrian dan jalan untuk menghubungkan dari bangunan satu ke
bangunan yang lain dengan diberi kanopi sebagai peneduh.
2. Bentuk dan Tampilan Bangunan
Pada bagian denah tiap bangunan akan menggunakan bentuk
persegi dan persegi panjang sebagai bentuk dasar sehingga dapat
memaksimalkan pemanfaatan ruang.
Pada bagian fasad bangunan khusus yang mengarah pada Timur
dan Barat akan diberi sun shading yang dikombinasikan dengan tanaman
rambat untuk menambah kesan penyatuan dengan alam dan
meminimalisir panas dari cahaya matahari langsung.
Gambar 17. Sun Shading
[Sumber: 2030palette.org/shading-devices/]
http://www.2030palette.org/shading-devices/
-
43
Gambar 18. Tanaman Rambat [Sumber: mitalom.com/jenis-dan-contoh-tanaman-untuk-taman-vertikal-
vertikal-garden/]
E. Analisis Kelengkapan Bangunan
1. Sistem Struktur
Pada sistem struktur pada bangunan akan dibagi menjadi 2
bagian yaitu sub struktur, midle struktur dan up struktur.
a) Sub struktur
Adalah struktur bangunan yang berada di bawah permukaan
tanah. Pada perancangan pondok pesantren modern ini menggunakan
pondasi foot plat untuk bangunan yang memiliki 2 lantai, sedangkan
bangunan di atas 3 lantai menggunakan pondasi pile cap atau biasa
disebut dengan tiang pancang.
Gambar 19. Pondasi Foot Plat
[Sumber : arsitur.com/2019/02/pondasi-foot-plat-dan-karakteristiknya.html]
https://mitalom.com/jenis-dan-contoh-tanaman-untuk-taman-vertikal-vertikal-garden/https://mitalom.com/jenis-dan-contoh-tanaman-untuk-taman-vertikal-vertikal-garden/https://www.arsitur.com/2019/02/pondasi-foot-plat-dan-karakteristiknya.html
-
44
Gambar 20. Pondasi Pile Cap
[Sumber : proyeksipil.blogspot.com/2012/11/sekilas-tentang-pondasi-
pile.html]
b) Upper Struktur
Adalah struktur bangunan yang berada diatas sub struktur. Pada
perancangan pondok pesantren modern ini menggunakan struktur beton
bertulang dengan dimensi kolom dan balok sesuai dengan jarak atau
bentang pada kolom utama.
Gambar 21. Beton Bertulang
[Sumber : almaidahjsastakl17.wordpress.com/2018/10/05/beton-bertulang/]
https://proyeksipil.blogspot.com/2012/11/sekilas-tentang-pondasi-pile.htmlhttps://proyeksipil.blogspot.com/2012/11/sekilas-tentang-pondasi-pile.htmlhttps://almaidahjsastakl17.wordpress.com/2018/10/05/beton-bertulang/
-
45
Pada bagian atap menggunakan struktur rangka baja terkhusus
pada bangunan masjid yang memiliki bentang lebar.
Gambar 22. Struktur Rangka Baja Pada Atap
[Sumber : fabrikasikonstruksi.com/sifat-mekanis-baja-wf/]
2. Sistem Penghawaan
Sistem penghawaan merupakan proses pertukaran udara di
dalam bangunan sehingga dapat memberikan kenyamanan kepada
pengguna bangunan.
Adapun sistem penghawaan pada perancangan pondok pesantren
modern ini menggunakan 2 sistem penghawaan yaitu penghawaan alami
dan penghawaan buatan.
a) Penghawaan Alami
Merupakan adalah proses pertukaran udara di dalam bangunan
melalui bukaan-bukaan yang telah buat pada bangunan seperti jendela,
ventilasi dan pintu.
Pada perancangan pondok pesantren modern ini penggunaan
sistem penghawaan alami berupa jendela dan roster beton di pasang
pada bagian bangunan yang menghadap arah angin.
http://fabrikasikonstruksi.com/sifat-mekanis-baja-wf/
-
46
Gambar 23 Jendela
[Sumber : wikipedia.org/wiki/Jendela]
Gambar 24. Roster Beton
[Sumber : dekoruma.com/artikel/75009/manfaat-roster-beton]
b) Penghawaan Buatan
Merupakan Proses pemasukan udara ke dalam ruangan dengan
menggunakan bantuan alat. Penghawaan buatan digunakan apabila
kondisi iklim yang terlalu panas pada musim tertentu atau terdapatnya
ruang yang tidak mampu memanfaatkan udara alami.
Adapun penghawaan buatan yang digunakan pada pesantren ini
antara lain :
1. AC ( Air conditioner )
Gambar 25. AC
[Sumber : jombloku.com/2017/02/macam-macam-air-conditioner-ac.html]
https://id.wikipedia.org/wiki/Jendelahttps://www.dekoruma.com/artikel/75009/manfaat-roster-betonhttps://www.jombloku.com/2017/02/macam-macam-air-conditioner-ac.html
-
47
2. Kipas angin
Gambar 26. Kipas Angin
[Sumber : dekoruma.com/artikel/89699/model-kipas-angin]
3. Sistem Pencahayaan
Pada perancangan pondok pesantren modern ini sistem
pencahayaan menggunakan 2 jenis yaitu sistem pencahayaan alami dan
sistem pencahayaan buatan.
Sistem pencahayaan alami akan dimaksimalkan pada
perancangan ini guna untuk menghemat penggunaan energi dengan cara
memanfaatkan cahaya dari sinar matahari menggunakan material tembus
pandang seperti kaca pada sisi bangunan yang mengarah ke timur dan
barat.
Gambar 27. Pemanfaatan Cahaya Matahari Sebagai Pencahayaan Alami
[Sumber : rihants.com/2013/11/optimalisasi-pencahayaan-alami.html]
https://www.dekoruma.com/artikel/89699/model-kipas-anginhttp://www.rihants.com/2013/11/optimalisasi-pencahayaan-alami.html
-
48
Adapun sistem pencahayaan buatan dengan menggunakan
bantuan alat bantu seperti lampu.
4. Sistem Keamanan
Sistem keamanan yang digunakan pada perancangan pondok
pesantren modern ini yaitu penggunaan CCTV (Closed Circuit Television)
yang dipasang pada titik tertentu.
Gambar 28. CCTV
[Sumber: abraham-maslow.com/teknologi/pengertian-cctv-jenis-serta-fungsinya/]
5. Material
Penggunaan material pada perancangan pondok pesantren
modern ini akan mengikuti konsep arsitektur Islam yaitu material yang
memiliki sifat estetika dan sederhana seperti roster dan beton expose
yang akan digunakan pada fasad bangunan, kemudian akan ditanami
tanaman rambat untuk menambah kesan alam terhadap bangunan.
F. Analisis Pendekatan Perancangan
Pendekatan perancangan pada pondok pesantren modern ini
akan berpegang pada prinsip Islam. Pada tata massa fungsi masjid akan
diletakkan pada bagian depan tapak dengan tujuan untuk dapat mudah
diliat sehingga dapat juga dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai
tempat beribadah.
http://www.abraham-maslow.com/teknologi/pengertian-cctv-jenis-serta-fungsinya/
-
49
Fasilitas urinoir tidak dibuat pada pesantren ini sebagai mana
sunnah Rasulullah SAW yang menganjurkan tidak berdiri saat membuang
air kecil.
Menghadirkan suasana alami dengan memperbanyak penanaman
pohon pada tapak sehingga pengguna dapat merasakan dan mengingat
ciptaan Allah swt.
-
50
BAB IV
KONSEP PERANCANGAN
A. Konsep Tapak
1. Sirkulasi
Gambar 29. Sirkulasi
[Sumber: Analisis penulis, 2020]
Untuk mengefektifkan sirkulasi kendaraan pada tapak, maka dibuat 2
akses pada tapak yang di letakkan pada bagian Timur dan Barat tapak.
2. Kebisingan
Gambar 30. Analisis kebisingan
[Sumber: Analisis penulis, 2020]
-
51
Karena suara kendaran pada Jl.Inspeksi PAM Timur merupakan satu-
satunya sumber kebisingan pada tapak, maka pada bagian Selatan tapak
diberi pepohonan untuk mengurangi bising pada tapak, kemudian
bangunan dengan fungsi masjid diberi jarak dari sumber kebisingan.
3. View
Gambar 31. Tampak Kawasan
[Sumber: Analisis penulis, 2020]
Menara mesjid dijadikan sebagai bangunan paling tinggi pada site
sehingga pada tampak kawasan, keberadaan mesjid dapat diketahui dan
di manfaatkan oleh masyarakat setempat.
Hal ini bertujuan agar para santri pada pesantren ini dapat menyatu
dengan masyarakat luar melalui interaksi sosial pada saat waktu shalat.
Gambar 32. Perspektif Kawasan
[Sumber: Analisis penulis, 2020]
-
52
B. Konsep Program Ruang
Gambar 33. Program Ruang
[Sumber: Analisis penulis, 2020]
1. Zona Publik merupakan gedung yayasan yang berfungsi untuk tempat
mendaftar santri dan masjid sebagai sarana peribadatan.
2. Zona Semi Publik merupakan bagian gedung belajar dan gedung seba
guna.
3. Zona Servis merupakan ruang genset
4. Zona Privat merupakan bagian hunian pada pesantren yang meliputi
gedung asrama dan tempat tinggal Kyai
Dari beberapa zona yang telah disebutkan, beberapa fasilitas
pada pesantren ini memiliki luasan sebagai berikut :
Gedung asrama : 3003 m2
Gedung sekolah : 2090 m2
Kantor yayasan : 383 m2
Masjid : 874,3 m2
-
53
Sarana organisasi : 558,2 m2
Lapangan olahraga : 3268 m2
Area servis : 2008 m2
Total luasan : 12184,5 m2
Dengan luas area 67000 m2 , pesantren ini memiliki open space
seluas 54815,5 m2 yang selanj02utnya akan dimanfaatkan sebagai area
resapan, perkebunan dan peternakan.
C. Konsep Tampilan Bentuk Bangunan
Gambar 34. Konsep Bentuk
[Sumber: Analisis Penulis, 2020]
Bentuk dasar bangunan diambil dari bentuk rekal Al-Quran yang
merupakan salah satu benda yang umum di gunakan pada dunia
pesantren. Sehingga massa dibentuk menyerupai huruf v yang
mengefisiensi akses masuk dan keluar pada bangunan.
gambar 35. Fasad Gedung Sekolah
[Sumber: Analisis penulis, 2020]
-
54
Pada fasade gedung sekolah diberi grc krawangan yang berfungsi
untuk mengurangi cahaya matahari langsung masuk ke dalam ruang-
ruang.
D. Konsep Kelengkapan Bangunan
1. Struktur
Gambar 36. Sistem Struktur Gedung Belajar
[Sumber: Analisis penulis, 2020]
Sistem struktur pada gedung belajar pada pesantren ini dibagi
menjadi 3 bagian yaitu sub struktur atau struktur bawah yang
menggunakan pondasi foot plat, middle struktur atau struktur tengah
menggunakan kolom dan balok beton bertulang dan up struktur atau
struktur atas menggunakan konsturksi baja ringan sebagai kuda-kuda.
2. Utilitas
Gambar 37. Konsep Air Bersih
[Sumber: Analisis penulis, 2020]
-
55
Penggunaan air bersih pada kawasan bersumber dari air sumur
dan air PDAM, sumber air di alirkan kedalam tanki air yang memiliki
elevasi lebih tinggi dari bangunan kemudian didistribusikan ke tiap-tiap
ruang. Terkhusus air yang bersumber dari PDAM hanya digunakan pada
saat air sumur sedang kering.
Gambar 38. Sistem Pemadam Kebakaran
[Sumber: Analisis penulis, 2020]
Sebagai upaya penanganan saat terjadi kebakaran, dilakukan
dengan menempatkan APAR pada dinding koridor yang dekat dengan
pintu sehingga mudah di jangkau.
Gambar 39. Pembuangan Air Bekas
[Sumber: Analisis penulis, 2020]
Air bekas terpakai dari tiap bangunan akan dibuang melalui saluran
drainase yang dibuat sejalur dengan jalan utama pada kaawasan yang
telah terhubung dari tiap-tiap bangunan.
-
56
Gambar 40. Skema Jaringan Listrik
[Sumber: Analisis penulis, 2020]
Penggunaan listrik utama pada kawasan yaitu menggunakan
jaringan listrik dari PLN, namun pada kondisi listrik padam, maka
penggunaan listrik akan digunakan dari mesin genset yang dipasang pada
bagian belakang kawasan.
-
57
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada akhir pembahasan penelitian ini, setelah melalui beberapa
tahapan penelitian di atas, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Mewujudkan lembaga pendidikan Islam sebagai wadah remaja putra
di Kabupaten Maros dapat terbentuk dengan mendirikan pondok
pesantren modern putra yang mampu mewadahi pembelajaran ilmu
keagamaan Islam dan ilmu pengetahuan umum, dengan ini para
santri diwajibkan untuk melakukan kegiatan pondok sebagai upaya
memaksimalkan pembelajaran serta membentuk sifat kemandirian
dan kedisiplinan santri.
2. Merancang pondok pesantren modern yang memaksimalkan fungsi
penunjang kegiatan santri dengan menyediakan fasilitas kegiatan
pemberdayaan dalam sektor pertanian dan peternakan, sehingga
selain melakukan kegiatan kepesantrenan juga melakukan kegiatan
perkebunan dan pertanian.
-
58
DAFTAR PUSTAKA
Abraham Malow pengertian CCTV, jenis serta fungsinya. 1 hlm. abraham-maslow.com/teknologi/pengertian-cctv-jenis-serta-fungsinya/. 22 September 2019, 17.43
Anwar, A. (2016). Karakteristik Pendidikan Dan Unsur-Unsur Kelembagaan Di Pesantren. POTENSIA: Jurnal Kependidikan Islam, 2(2), 165.
Arfan Taufik, 2013, Arsitektur dan Dekorasi, Alauddin University Press, Samata Gowa.
Arsitur pondasi foot plat dan karakteristiknya. 1 hlm. arsitur.com/2019/02/pondasi-foot-plat-dan-karakteristiknya.html. 22 September 2019, 20.18.
Arif, Mahmud. (2008). Pendidikan Islam Transformatif. Yogyakarta: LkiS.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Maros, jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin. 1 hlm.
maroskab.bps.go.id/statictable/2016/10/27/36/jumlah-penduduk-menurut-kelompok-umur-dan-jenis-kelamin-di-kabupaten-maros-2015. 19 September 2019, 14.05
Bakhtiar, Wardi. 1990. Laporan Penelitian Perkembangan Pesantren di Jawa Barat, Bandung : Balai Penelitian IAIN Sunan Gunung Djati.
Cahyadi, R. A. H. (2017). Pengembangan Pondok Pesantren. 1(1), 43–52.
Depag RI, 2003. Pola Pembelajaran di Pesantren, Jakarta: Dirjen Kelembagaan Agama Islam.
Dekoruma, apa itu roster beton. 1 hlm. dekoruma.com/artikel/75009/manfaat-roster-beton. 24 September 2019, 13.11
Dekoruma. 2019. Agar hunian sejuk tanpa AC gunakan kipas angin. 1 hlm dekoruma.com/artikel/89699/model-kipas-angin. 24 September 2019, 21.16
Diana, R. (2016). Pemetaan Kapasitas Pesantren Di Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan. Al-Qalam, 22(1), 39.
Education Management Information System (emis), Kementerian Agama.
Fabrikasikonstruksi mengetahui sifat mekanik pada baja wf. 1 hlm.
http://www.abraham-maslow.com/teknologi/pengertian-cctv-jenis-serta-fungsinya/http://www.abraham-maslow.com/teknologi/pengertian-cctv-jenis-serta-fungsinya/https://www.arsitur.com/2019/02/pondasi-foot-plat-dan-karakteristiknya.htmlhttps://www.dekoruma.com/artikel/75009/manfaat-roster-betonhttps://www.dekoruma.com/artikel/89699/model-kipas-angin
-
59
fabrikasikonstruksi.com/sifat-mekanis-baja-wf/. 23 September 2019. 14.42
Fadli, A. (2012). Pesantren: Sejarah dan Perkembangannya. EL-HIKAM: Jurnal Pendidikan Dan Kajian Keislaman, 5(1), 29–42.
Harmen, H., & Juita, R. (2017). Perilaku Lesbian Santri Pondok Pesantren. Psikis: Jurnal Psikologi Islami, 3(1), 11.
Hasyim, H. (2015). Transformasi Pendidikan Islam (Konteks Pendidikan Pondok Pesantren). Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim, 13(1), 57–77.
Inuel. 2017. Macam-macam air conditioner. 1 hlm. jombloku.com/2017/02/macam-macam-air-conditioner-ac.html. 23 September 2019, 16.32
Maesaroh, N., & Achdiani, Y. (2017). TUGAS DAN FUNGSI PESANTREN DI ERA MODERN. 7(1), 346–352.
Maksum, A. (2015). MODEL PENDIDIKAN TOLERANSI DI PESANTREN MODERN DAN SALAF. Jurnal Pendidikan Agama Islam, 3(1).
Mastuhu. 1994. Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren: Suatu Kajian tentang Unsur dari Nilai Sistem Pendidikan Pesantren. Jakarta: INIS.
Mitalom jenis dan contoh tanaman untuk taman vertikal. 1 hlm. mitalom.com/jenis-dan-contoh-tanaman-untuk-taman-vertikal-vertikal-garden/. 23 September 2019, 14.10
Nasir, Ridwan. (2005). Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal: Pondok Pesantren di Tengah Arus Perubahan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. hlm. 87.
Noe'man, Ahmad. (2003). Aplikasi Bangunan Islam dalam Konsep Islam serta contoh Karya Nyata. Surakarta. Seminar Sehari Arsitektur Islam dan Tropis.
Noor, Mahpudin. 2006. Potret Dunia Pesantren: Lintas Sejarah, Perubahan, dan Perkembangan Pondok Pesantren. Bandung: Humaniora.
Proyek sipil sekilas tentang pondasi pile. 1 hlm. proyeksipil.blogspot.com/2012/11/sekilas-tentang-pondasi-pile.html. 23 September 2019, 13.32
Rahim, Husni. Madrasah dalam Politik Pendidikan di Indonesia. Ciputat: PT Logos Wacana Ilmu, 2005.
http://fabrikasikonstruksi.com/sifat-mekanis-baja-wf/https://www.jombloku.com/2017/02/macam-macam-air-conditioner-ac.htmlhttps://mitalom.com/jenis-dan-contoh-tanaman-untuk-taman-vertikal-vertikal-garden/https://mitalom.com/jenis-dan-contoh-tanaman-untuk-taman-vertikal-vertikal-garden/https://proyeksipil.blogspot.com/2012/11/sekilas-tentang-pondasi-pile.html
-
60
2030 Palette Shading device. 1 hlm. 2030palette.org/shading-devices/. 24 September 2019, 15.27
Syafe’i, I. (2017). PONDOK PESANTREN: Lembaga Pendidikan Pembentukan Karakter. Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, 8(1), 61.
Tolib, A. (2015). Pendidikan di Pondok Pesantren Modern. 1(1), 60–66.
Usman, M. I. (2013). PESANTREN SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM (Sejarah Lahir, Sistem Pendidikan, dan Perkembangannya Masa Kini). Jurnal Al-Hikmah, XIV(1), 127–146. Retrieved from http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/al_hikmah/article/view/418
Utaberta, N. (2005). Pencarian bentuk arsitektur Islam yang berbasiskan nilai.
Utami, Thonthowi, I., Wahyuni, S., & Nulhakim, L. (2013). Penerapan Konsep Islam Pada Perancangan Masjid Salman ITB Bandung. 01(2), 1–11.
Wikipedia, jendela. 1 hlm. id.wikipedia.org/wiki/Jendela. 22 September 15.12
Zulhimma. (2013). DINAMIKA PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN DI INDONESIA. 01(02), 165–181.
http://www.2030palette.org/shading-devices/https://id.wikipedia.org/wiki/Jendela
KATA PENGANTARABSTRAKABSTRACTDAFTAR ISIDAFTAR GAMBARDAFTAR TABELDAFTAR GLOSARIUMBAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangA. Rumusan MasalahB. Tujuan dan SasaranC. Metode Perancangana. Skema Pemikiranb. Sistematika Penulisan
BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Pengertian Pesantren1. Sejarah Pesantren dan Perkembangannya2. Elemen Pesantren3. Jenis Pesantren4. Pondok Pesantren Modern
B. Arsitektur Islam1. Pengertian Arsitektur Islam2. Kaidah Arsitektur Islam3. Prinsip Islam Dalam Arsitektur
C. Studi Banding Proyek Sejenis1. Pondok Pesantren Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur2. Pesantren Langitan3. Pesantren Modern Pendidikan Al-Qur’an IMMIM Putra Makassar, Sulawesi Selatan.
D. Dalil-dalil Yang Berkaitan Dengan Pendidikan
BAB IIIANALISIS PERENCANAANA. Analisis Tapak1. Orientasi Matahari dan Angin2. Kebisingan3. Sirkulasi4. View
B. Analisis Fungsi dan Program Ruang1. Analisis Pengguna2. Pengelompokan ruang3. Besaran Ruang4. Pola Organisasi Ruang
C. Analisis Tampilan Bentuk BangunanE. Analisis Kelengkapan Bangunan1. Sistem Struktur2. Sistem Penghawaan3. Sistem Pencahayaan4. Sistem Keamanan5. Material
F. Analisis Pendekatan Perancangan
BAB IVKONSEP PERANCANGANA. Konsep Tapak1. Sirkulasi2. Kebisingan3. View
B. Konsep Program RuangC. Konsep Tampilan Bentuk BangunanD. Konsep Kelengkapan Bangunan1. Struktur2. Utilitas
BAB VPENUTUPA. Kesimpulan