program pendidikan dokter layanan primer dan impli
TRANSCRIPT
-
8/17/2019 Program Pendidikan Dokter Layanan Primer Dan Impli
1/6
Program Pendidikan Dokter Layanan Primer dan Implikasinya pada
Dinamika Pendidikan Kedokteran di Indonesia
Laporan tahunan WHO: Primary Helath Care : Now More Than Ever, pada tahun
2008, menyatakan secara lugas bahwa negara dengan layanan kesehatan primer yang kuat
dan mumpuni mampu menciptakan sistem layanan kesehatan yang tidak hanya bermutu,namun hemat dalam pembiayaannya. emerintah !ndonesia, sebagaimana tercermin
dalam "" #o $0 tahun 200$ tentang %istem &aminan %osial #asional '%&%#(, telah sadar
sepenuhnya dengan peran sistem pelayanan primer yang )ital dalam memenuhi ha*atsehat masyarakat luas.
Hampir +0 tahun waktu yang diperlukan untuk mempersiapkan. + &anuari 20+$,
&aminan esehatan #asional '&#(, salah satu bentuk implementasi %&%#, secara resmi
dan bertahap mulai diselenggarakan secara nasional. &# merupakan suatu sistemdengan tu*uan luhur - agar semua masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang
merata dan tidak diskriminati. /erdasar peta *alan &aminan esehatan #asional, +2+,
*uta+ masyarakat !ndonesia akan terlayani dan men*adi peserta &# pada + &anuari 20+$,
ketika /&% '/adan elaksana &aminan %osial( esehatan pertama kali beroperasi. "ntuk melayani semua pesertanya, &# menguatkan sistem pelayanan ber*en*ang, yang terdiri
dari pelayanan primer, pelayanan sekunder pada dokter spesialis, dan pelayanan tersier pada dokter subspesialis. &# mengedepankan sistem pelayanan primer yang diharapkan
mampu men*adi u*ung tombak penyelenggaraan, menyelesaikan 801 permasalahan,
mengupayakan upaya promoti-pre)enti, dan sekaligus mencegah kebocoran anggaran.rogram &# mengedepankan sistem pelayanan primer sekaligus mendayagunakan
peran dokter layanan primer sebagai garda utama sistem pelayanan kesehatan. engingat
pentingnya dokter pelayanan primer pada &#, tentu dibutuhkan suatu datar kompetensi
terukur dokter layanan primer yang dapat digunakan oleh /&%. !mplikasinya adalah penyesuaian sistem pendidikan kedokteran terhadap sistem &#. emerintah lantas
berinisiati untuk merancang produk perundangan, yang salah satu tu*uannya,mengakomodasi proses persiapan dan pendidikan dokter layanan primer melalui pengesahan "" #o 20 3ahun 20+4 tentang endidikan edokteran. "" #o 20 tahun
20+4 memperkenalkan istilah 5okter Layanan rimer sebagai strata baru pendidikan
kedokteran di !ndonesia. %ebagai tambahan, hanya dokter layanan primer, dokter spesialis, dan dokter subspesialis yang bisa masuk dan berada di dalam sistem &aminan
esehatan #asional. elak, hanya dokter layanan primer dan dokter praktik umum yang
telah mengikuti program yang dapat men*adi dokter-dokter penyedia pelayanan
kesehatan primer. %emua dokter-dokter fresh graduated harus mengikuti pendidikandokter layanan primer bila ingin men*adi bagian dari sistem sebagai penyedia pelayanan
kesehatan primer. /ila tidak, seorang dokter praktik umum tanpa kompetensi dokter
layanan primer hanya bisa berpraktik swasta di tengah-tengah sistem &# yang membuatmasyarakat tak perlu membayar tiap kali berobat.
Dokter Praktik Umum dan Dokter Layanan Primer
%elama ini, kita acapkali dibingungkan dengan dua istilah berikut, dokter umum dan
dokter layanan primer. enggunaan istilah-istilah tersebut sering tumpah tindih danoverlapping . ada "" #o 20 3ahun 20+4, istilah 5okter Layanan rimer tak
dideskripsikan secara rinci dan hanya disebutkan untuk diatur kembali melalui peraturan
pemerintah2. enggunaan istilah ini penting, mengingat selama ini istilah dokter layanan
-
8/17/2019 Program Pendidikan Dokter Layanan Primer Dan Impli
2/6
primer seringkali diidentiikasi sebagai dokter-dokter lulusan akultas
kedokteran6program studi pendidikan dokter. %ementara di pasal 8 ayat 4 "" #o 20
tahun 20+4, dokter layanan primer adalah *en*ang baru pendidikan yang dilaksanakansetelah program proesi dokter dan program interrnship, serta setara dengan *en*ang
pendidikan proesi spesialis.
enurut dr. %ugito Wonodirekso, .%., 5", , etua "mum erhimpunan5okter eluarga !ndonesia '5!(, perbedaan dua istilah sebenarnya dapat dilakukan
melalui identiikasi terhadap tingkat pendidikan masing masing. Lulusan akultas
kedokteran6program studi pendidikan dokter dapat dianggap sebagai dokter layanan primer dasar 'basic primary care doctor ( karena kewenangannya hanya sebatas
pelayanan primer. ereka sebenarnya dapat *uga dianggap sebagai dokter praktik umum
atau dalam bahasa inggris dikenal sebagai eneral Practitioner . !stilah ini digunakan
karena cakupan batasan pelayanan yang diberikan tidak dibatasi oleh usia, *enis kelamin,sistem organ, dan *enis penyakit pasien. !stilah 7dokter praktik umum, dan bukan
7dokter umum, disepakati untuk digunakan sebagai ter*emahan dari istilah eneral
Practitioner , dalam uktamar !5! tahun 2000 di alang.
3erkait "" #o 20 tahun 20+4, perlu ditekankan bahwa sebenarnya dokter-dokter fresh!graduated adalah dokter layanan primer dasar 'basic primary care doctor (, yang
memerlukan suatu proses pendidikan lan*utan untuk men*adi dokter layanan primer paripurna 'advanced primary care doctor (. 5i !nggris dan negara-negara persemakmuran
/ritania, proses penddikan lan*utan ini adalah berupa proses magang selama 4 tahun
untuk dokter-dokter lulusan akultas kedokteran di tempat praktek dokter-dokter senior bersertiikat selama 4 tahun.
5i berbagai kesempatan yang dihadirkan$, pengurus besar 5! menyampaikan
suatu gambaran proses pendidikan dokter layanan primer paripurna yang berlangsung
selama 2 tahun dan + tahun masa internship. 9ambaran yang disampaikan 5! bersesuaian dengan pasal 8 ayat 4 "" #o 20 3ahun 20+4 bahwa program do"ter layanan
primer sebagaimana dima"sud pada ayat #$% merupa"an "elan&utan dari program
profesi 'o"ter dan program internsip yang setara dengan program do"ter spesialis()(9ambaran yang disampaikan 5! ini disebut sebagai pendidikan generalis, bukan-
namun-setara spesialis, bagi dokter-dokter yang berminat untuk melan*ukan studi di
pendidikan dokter layanan primer. 9elar yang rencananya akan diberikan bagi dokter yang telah lulus program pendidikan dokter layanan primer adalah %p '%pesialis
amili edisin(.
Problematika
ada uktamar ;!!
;cara dimulai dengan presentasi dari dr. Pandu Riono, MPH, PhD '5osen "!(
selaku etua olegium 5okter rimer !ndonesia '5!( mengenai pengertian, urgensi,
dan tupoksi 5okter Layanan rimer, serta pen*elasan tentang kolegium. 3elah di*elaskan bahwa 5okter Layanan rimer merupakan layanan tingkat primer pada pelayanan di era
%# yang dimulai + &anuari 20+$, yang disetarakan dengan dokter spesialis dan sub-spesialis. /erikut poin-poin pentingnya yang dapat tercatat.
+. 5okter Layanan rimer diharapkan dapat men*adi dokter yang berperan holistik,
bukan hanya dokter yang berorientasi curative, namun *uga berorientasi padakedokteran keluarga, kedokteran okupasi, kedokteran komunitas, kemampuan
mana*erial, kepemimpinan. %elain itu, 5okter Layanan rimer diharapkan dapat
-
8/17/2019 Program Pendidikan Dokter Layanan Primer Dan Impli
3/6
men*adi ahli dalam prediktor based on research time, epidemiologi, memiliki
keahlian khusus sesuai dengan penyakit yang mewabah6dominan di daerah ker*anya.
2. 5okter umum yang telah lulus u*ian kompetensi 'se*ak ;gustus 20+4 disebut e*it e*am(, bahkan yang telah mengikuti +nterenship dianggap belum memenuhi
kompetensi yang diharapkan pada sistem &aminan esehatan #asional.
4. 5okter Layanan rimer diharapkan bisa berperan sebagai gate "eeper yang akanmenangani 801 kasusnya sendiri hingga tuntas, sedangkan 201 kasus akan
diserahkan ke pelayanan kesehatan *en*ang berikutnya. Hal ini harus dilakukan
mengingat akan ter*adi pemborosan biaya apabila setiap kasus yang ditangani harusdiru*uk.
$. 5okter raktek "mum, resh graduated akultas edokteran, dianggap sebagai stem
cell yang bisa men*adi apa sa*a, eneliti, linisi, 5okter Layanan rimer bahkan
berkarir di bidang politik.=. 5alam erangka ualiikasi #asional !ndonesia /idang edokteran, 5okter
Layanan rimer dimasukan dalam tingkat 8 dimana tingkat > merupakan standar
tertinggi. ualiikasi %umber 5aya 3ingkat 8 yang dimaksud mendeskripsikan
bahwa 5okter Layanan rimer dihasilkan melalui rogram endidikan 5okter %pesialis. ada 5iskusi ublik "" #o 20 3ahun 20+4 tentang endidikan
edokteran di "!, rogram endidikan 5okter Layanan rimer disebut sebagai9eneralis, bukan spesialis. endidikan 9eneralis, setara dengan pendidikan spesialis.
enyebutan generalis karena ranah kompetensi 5okter Layanan rimer tidak
tercakup pada sistem organ atau keahlian tertentu sa*a.%aat beker*a, dibutuhkan pengetahuan bahwa 5L beker*a dalam sistem yang
memiliki clinical pathway. %trata pendidikan baru, salah satunya, diperlukan untuk
mendidik dokter layanan primer yang mengetahui cara ker*a sistem &aminan
esehatan #asional. roses pendidikan 9eneralis, 5okter Layanan rimer, akandibiayai oleh negara. %elain itu, berdasar pasal 4+ ;yat + Huru / "" #o 20 3ahun
20+4 bahwa setiap mahasiswa program pendidikan dokter layanan primer, spesialis,
dan subspesialis berhak menerima insenti di ?umah %akit endidikan dan Wahanaendidikan.
@. enyelenggaraan endidikan 5okter Layanan rimer hanya dapat dilakukan di
akultas kedokteran yang berakreditasi ; yang bisa menyelenggarakan. Hal ini sesuaidengan pasal 8 ayat + "" #o 20 tahun 20+4 bahwa Program do"ter layanan primer,
do"ter spesialis!subspesialis,dan do"ter gigi spesialis!subspesialis sebagaimana
dima"sud dalam Pasal ayat #-% huruf b hanya dapat diselenggara"an oleh
.a"ultas /edo"teran dan .a"ultas /edo"teran igi yang memili"i a"reditasi"ategori tertinggi untu" program studi "edo"teran dan program studi "edo"teran
gigi.
/erkaitan dengan penyampaian poin-poin tersebut, orum menga*ukan berbagai pertanyaan dan sanggahan terkait 5okter Layanan rimer yang dapat dikerucutkan
men*adi tiga poin utama, yakni "rgensi %trata /aru endidikan 5okter Layanan
rimer, eterbatasan uota, apitasi, dan erkembangan sistem &aminan esehatan #asional.
Keterbatasan Kuota
-
8/17/2019 Program Pendidikan Dokter Layanan Primer Dan Impli
4/6
/erdasar pasal 8 ayat + "" #o 20 tahun 20+4, pendidikan dokter layanan primer
hanya diselenggarakan oleh rogram endidikan 5okter yang terakreditasi ;. rogram
endidikan 5okter terakreditasi ; dapat beker*a sama dengan program pendidikan dokter terakreditasi / sesuai dengan pasal 8 ayat 2. eraturan teknis terkait bentuk ker*a sama
yang dimaksud belum di*elaskan dalam peraturan perundangan apapun 'per Oktober
20+4(./erdasar data /adan ;kreditasi #asional erguruan 3inggi 'per +> Oktober 20+4(,
hanya ada + rogram %tudi endidikan 5okter terakreditasi ; di !ndonesia. %ebaran
akultas kedokteran menurut peta geograis !ndonesia adalah 4 rogram %tudi endidikan5okter di %umatera, ++ rogram %tudi endidikan 5okter di &awa, + rogram %tudi
endidikan 5okter di #usa 3enggara, dan + rogram %tudi endidikan 5okter di
%ulawesi. 5ua dari + program studi pendidikan dokter yang dimaksud sedang dalam
proses reakreditasi.%aat ini, ada @4 program studi pendiidkan dokter yang beroperasi di !ndonesia. Hal
ini tentu akan menyebabkan ketidaksinkronan antara *umlah dokter lulusan baru di
!ndonesia dan kuota pendidikan dokter layanan primer, mengingat penyelenggaraan
pendidikan dokter layanan primer akan memperhatikan daya dukung sarana prasarana pendidikan, tenaga pendidik, dan rumah sakit serta wahana pendidikan. ;da pembatasan
kuota ini menimbulkan spekulasi bahwa pendidikan dokter layanan primer merupakansuatu kontrol pemerintah terhadap *umlah dokter di sistem &aminan esehatan #asional.
Hal ini dipertegas pada pasal +0 "" #o 20 tahun 20+4.
Kapitasi
3ak dapat ditampik, perkiraan insenti yang akan didapatkan dokter layanan primer kelak akan men*adi salah satu aktor kunci yang menentukan minat lulusan program studi
pendidikan dokter terhadap strata pendidikan dokter pelayanan primer. %istem
pembiayaan kesehatan merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan pada pelaksanaan pelayanan kesehatan ber*en*ang. %istem pembayaran kapitasi nantinya akan
diberlakukan bagi para dokter layanan primer selaku penyedia pelayanan kesehatan
'( tingkat pertama. %ementara itu, untuk sistem pembiayaan di rumah sakit bagi
dokter akan dipakai sistem !#;-A/9s dimana klaim biaya pengobatan disesuaikandengan diagnosis.
5irut 3. ;skes, dr. ahmi !dris menyatakan bahwa besarnya biaya kapitasi yang
dibayarkan kepada dokter layanan primer *ika nanti &# sudah ber*alan adalah sebesar 401 dari *umlah iuran yang akan dibayar oleh peserta. 5alam hal ini, besarnya iuran
yang akan dibayarkan oleh peserta masih harus diper*uangkan karena secara langsung
akan mempengaruhi besarnya kapitasi per kepala."ntuk kepesertaan diisukan bahwa + dokter layanan primer akan melayani kurang
lebih 2=00 orang, maksimal 4000 orang. %ampai sekarang keputusan terakhir dari
pemerintah untuk iuran adalah sebesar ?p+>.=00. #amun, besarnya iuran ini masihsangat mungkin untuk berubah. ada rapat omisi ! tentang 5okter Layanan rimer
uktamar ;!!
"ni)ersitas !slam alang. ertanyaan ini di*awab oleh dr. andu dan dinyatakan bahwa
kapitasi hanya sebesar ?p2.00,00 dan telah men*adi keputusan menteri keuangan.
/esar iuran telah disesuaikan dengan besarnya anggaran dana kesehatan yang ideal
yaitu sebesar =1 dari ;/#. ¨ah ;/# sekitar +800 3riliyun, berarti idealnya
-
8/17/2019 Program Pendidikan Dokter Layanan Primer Dan Impli
5/6
anggaran kesehatan sebesar ?p >0 3. 3etapi pada kenyataannya, anggaran kesehatan kita
saat ini belum mencapai =1 ;/#, yaitu hanya sekitar ?p 2= 3. 5ibutuhkan
pertimbangan yang matang untuk memutuskan berapa besar iuran yang akan dikenakankarena besarnya ketersediaan dana akan mempengaruhi kualitas dari pelayanan kesehatan
terhadap masyarakat kelak.
%istem pembayaran kapitasi merupakan Prospective Payment 0ystem( %istem pembayaran kapitasi ini memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. elebihan dari
sistem pembayaran kapitasi seperti layaknya pada siste, &aminan esehatan #asional
adalah dokter akan lebih terpacu untuk membuat rencana-rencana strategis dalammenanggulangi penyakit di daerahnya. ;rtinya, akan ada peningkatan dalam pelayanan
promoti dan pre)enti *ika sistem pembayaran kapitasi diberlakukan. arena semakin
sedikit biaya yang dikeluarkan untuk pelayanan kesehatan 'promoti, pre)enti, kurati
tingkat pertama( maka semakin besar selisih antara biaya pengobatan dan kapitasi yangdibayarkan. %elisih ini merupakan hak bagi yang nantinya dapat digunakan untuk
meningkatkan kese*ahteraan itu sendiri maupun untuk mengembangkan lagi
program promosi kesehatan di daerah tersebut sehingga angka kesakitan dapat terus
ditekan.5engan adanya sistem pembayaran kapitasi, maka anggaran untuk pelayanan
kesehatan sudah pasti akan tersedia. 3idak hanya pada sistem pembayaran kapitasi sa*atapi secara keseluruhan, sistem &# ini memang dibuat untuk mengatasi kekhawatiran
dokter dalam masalah biaya pengobatan. %elain itu, sistem pembayaran kapitasi ini *uga
diharapkan dapat meningkatan eisiensi serta eektiitas pelayanan kesehatan karenasetiap dokter dituntut untuk dapat menangani pasien secara tepat karena *ika tidak, maka
lah yang akan dituntut pertanggung*awabannya. elayanan kesehatan yang
diberikan *uga sesuai standar, tidak lebih dan tidak kurang. &ika sistem pembayaran
kapitasi ini ber*alan sesuai dengan yang diharapkan maka akan tercipta hubunganmutualisme antara dan masyarakat.
#amun, ada beberapa hal yang perlu diawasi dalam pelaksanaan sistem pembayaran
kapitasi.Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah bagaimana *ika besar insenti yangditerima tidak sepadan dengan kebutuhan biaya pelayanan kesehatan. 5ikhawatirkan, hal
seperti ini dapat memicu ter*adinya underutilisasi dan *uga dapat berpengaruh pada
untuk lebih cenderung meru*ukkarena takut rugi. 5ibutuhkan yang betul-betulmemahami sistem &# secara keseluruhan dibutuhkan agar sistem ini dapat ber*alan
dengan optimal. engawasan yang ketat terhadap ber*alannya pelayanan sesuai dengan
standar *uga diperlukan, seperti mengenakan sanki bagi dokter pelayanan primer yang
meru*uk kasus yang seharusnya dapat ditangani sampai tuntas. erubahan lain dalamsistem pembiayaan kesehatan yang baru nanti yaitu, *ika sekarang biaya yang dikenakan
dihitung per prosedur '!#;-A/9s(, maka nanti biaya yang akan dikenakan sesuai dengan
kasus. &adi dokter nantinya harus menangani pasien dengan budget yang telah diatur sesuai dengan kasusnya. %ehingga *ika pasien masih belum sembuh sementara budget
sudah habis, maka dokter tersebut harus mengeluarkan uang tambahan di luar budget
tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan eisiensi dan eektiitas dokter dalammenangani pasien.
-
8/17/2019 Program Pendidikan Dokter Layanan Primer Dan Impli
6/6
%umber: %lide uliah dr. ahmi !dris mengenai %istem esehatan #asional
Penutup
;danya strata baru pendidikan dokter layanan primer akan berimplikasi langsungterhadap pola pikir mahasiswa kedokteran, utamanya, dalam menentukan dan memilah-
milah rancangan masa depan. 5isahkannya "" #o 20 tahun 20+4 se*ak ;gustus 20+4
telah membawa dampak yang sistematis pada sistem pendidikan kedokteran di !ndonesia.
eraturan perundangan dan peraturan teknis turunan "" #o 20 tahn 20+4 yang secaraungsional penting untuk mengatur detail terkait penyelenggaraan dokter layanan primer
sangat ditunggu karena memang secara substansial "ndang-undang tak mengatur hal-hal
teknis. Oleh sebab itu, mahasiswa kedokteran seharusnya sangat proakti untuk bisamengawal kebi*akan-kebi*akan turunan berupa eraturan emerintah dan eraturan
residen, serta peraturan teknis seperti eputusan enteri atau eputusan 5ir*en dalam
ementerian esehatan dan ementerian endidikan dan ebudayaan terkait teknis dandetail penyelenggaraan endidikan 5okter Layanan rimer.
eraturan eralihan "" #o 20 tahun 20+4 pada pasal 4 menyebutkan
bahwa pemerintah harus membuat peraturan pelaksanaan harus diundangkan palinglambat dua tahun se*ak diundangkannya "" #o 20 tahun 20+4, yang berarti ;gustus
20+=. %ementara itu, sesuai dengan asal 0, rumah sakit pendidikan harus menyesuaikan
setiap ketentuan undang-undang paling lama hingga 4 tahun se*ak diundangkannya ""
#o 20 tahun 20+4, yaitu ;gustus 20+. %elan*utnya, sesuai dengan asal => ayat +,
akultas kedokteran harus menyesuaikan setiap ketentuan undang-undang palinglama hingga = tahun se*ak diundangkannya "" #o 20 tahun 20+4, yakni ;gustus
20+8.