program pascasarjana magister pendidikan bahasa dan …

110
i TESIS KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA ELEKTRONIK PADA KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 BELOPA KABUPATEN LUWU THE EFFECTIVENESS OF THE USE OF ELECTRONIC MEDIA IN LEARNING NARRATIVE WRITING SKILLS AT THE CLASS IX STUDENTS OF THE SMP NEGERI 2 BELOPA LUWU OLEH : DEBORA SIGANNA NIM 04.06.700.2011 PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2013

Upload: others

Post on 31-Jan-2022

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

i

TESIS

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA ELEKTRONIK PADA KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2

BELOPA KABUPATEN LUWU

THE EFFECTIVENESS OF THE USE OF ELECTRONIC MEDIA IN LEARNING NARRATIVE WRITING SKILLS AT THE CLASS IX

STUDENTS OF THE SMP NEGERI 2 BELOPA LUWU

OLEH :

DEBORA SIGANNA NIM 04.06.700.2011

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2013

Page 2: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

ii

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA ELEKTRONIK PADA KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2

BELOPA KABUPATEN LUWU

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Magister

Program Studi

Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Disusun dan Diajukan oleh:

DEBORA SIGANNA NIM 04.06.700.2011

Kepada

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2013

Page 3: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Tesis : KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA ELEKTRONIK TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 BELOPA KABUPATEN LUWU

Nama : DEBORA SIGANNA NIM : 04 06 700 2011 Program Studi : Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Menyetujui

Komisi Pembimbing

Prof. Dr. H.M. Ide Said D.M., M. Pd. Dr. Syafruddin, M Pd. Ketua Sekretaris

Mengetahui

Direktur Program Pascasarjana Ketua Program Studi Unismuh Makassar Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Prof. Dr. H. M. Ide Said D. M., M. Pd. Dr. Abd. Rahman Rahim, M.Hum NBM : 988463 NBM : 951 576

Page 4: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

iv

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Jln.Sultan Alauddin No.259 Telp. 0411-866972 Fax.0411-865588 Mks 90221

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Dengan penuh kesadaran, saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Debora Siganna

Nomor Pokok : 04.06.700.2011

Program : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Judul Tesis : Keefektifan Penggunaan Media Elektronik pada Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IX SMPN 2 Belopa Kabupaten Luwu Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang tulis ini benar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan

tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti atau

dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis ini hasil karya

orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Makassar, Desember 2013

Debora Siganna

PROGRAM PASCASARJANA

Page 5: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

v

MOTO

Tiada suatu keberhasilan tanpa suatu pengorbanan dan

perjuangan serta doa, pengorbanan dan perjuangan serta doa

itu dilakukan dengan penuh kesabaran.

Kekuatan dalam doa ( ora et labora)

Kupersembahkan karya ini buat ; kedua orang tuaku, suami dan

anak-anakku tercinta , serta sahabat-sahabat yang senantiasa

mendukung dan menyayangiku.

Page 6: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa oleh

karena pemeliharaan-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis yang

berjudul “Keefektifan Penggunaan Media Elektronik terhadap Keterampilan

Menulis Narasi Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Belopa Kabupaten Luwu”. Tesis

ini diajukan sebagai tugas akhir pada Program Pascasarjana Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Dalam penyelesaian tesis ini penulis mendapatkan bantuan dari berbagai

pihak. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada Pembimbing I,

sekaligus Direktur Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar

Prof. Dr. M. Ide Said DM., M. Pd. Dan pembimbing II Dr. Syafruddin, M. Pd.

yang penuh kesabaran membimbing penulis.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada staf administrasi Pascasarjana

Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membantu kelancaran segala

urusan administrasi pengurusan tesis ini, terima kasih kepada Kepala SMP Negeri

2 Belopa Kabupaten Luwu yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

untuk melaksanakan penelitian di SMPN 2 Belopa.

Terima kasih penulis ucapkan kepada para dosen, pada Program

Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membina penulis

selama mengikuti perkuliahan. Terima kasih juga kepada rekan mahasiswa yang

telah banyak membantu dan saling memotivasi dari awal perkuliahan sampai

penulisan tesis ini.

Page 7: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

vii

Melalui kesempatan ini pula, penulis menyampaikan terima kasih kepada

orangtua tercinta yang telah membesarkan dengan penuh kasih sayang serta

seluruh keluarga atas segala pengorbanan, doa serta kasih sayang yang tulus

diberikan demi keberhasilan penulis serta pengertian yang dalam tentang arti

pendidikan. Juga kepada saudara kandung penulis, suami tercinta Marten Sibau

dan kedua putri tercinta Yeftha dan Meilian yang setiap saat selalu mendoakan

dalam penyelesaian studi ini.

Makassar, Desember 2013

Debora Siganna

Page 8: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

viii

ABSTRAK

DEBORA SIGANNA. 2013. Keefektifan Penggunaan Media Elektronik pada Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Belopa Kabupaten Luwu. Tesis. Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Program Pasca Sarjana Unismuh Makassar. (Dibimbing oleh H. M. Ide Said, D.M., dan .Syafruddin).

Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui sejauhmana keefektifan penggunaan media elektronik terhadap keterampilan menulis narasi siswa kelas IX SMP Negeri 2 Belopa Kabupaten Luwu, (2) mendeskripsikan hasil belajar antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang terdiri atas dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen (kelompok yang menerapkan media elektronik dalam keterampilan menulis narasi) dan kelompok kontrol (kelompok yang tidak menerapkan media elektronik dalam keterampilan menulis narasi). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX yang berjumlah 234 orang yang terbagi dalam 7 kelas. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampling yang digunakan adalah proportional random sampling. Dalam penelitian ini terdapat kelas kontrol dan kelas bebas.

Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media elektronik memiliki keefektifan yang besar dalam menulis narasi bagi siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Belopa Kabupaten Luwu, hal ini ditandai dengan adanya ketertarikan siswa dalam belajar yang tertuang dalam bentuk kerjasama siswa dalam menemukan sendiri jawaban dari pertanyaan guru melalui media elektronik yang ada. Keadaan ini menunjukkan antusias siswa dan membangkitkan semangat siswa dalam belajar, sehingga siswa termotivasi dalam bentuk pembelajaran menulis narasi, yang membuat siswa mudah untuk memaknai sebuah peristiwa yang ditontonnya dan dituliskannya dalam bentuk karangan narasi.

Page 9: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

ix

ABSTRACT

DEBORA SIGANNA .2012. The Effectiveness of the Use of Electronic Media in learning Narrative Writing Skills at the class IX Students of the SMP Negeri 2 Belopa Luwu. Thesis. Master of Indonesian Language and Literature of Muhammadiyah University of Makassar. (Supervised by H.M. Ide Said D. M and Syafruddin )

This study aims to (1) determine the student of the effectiveness of the use of electronic media on narrative writing skills at class IX students of SMP Negeri 2 Belopa Luwu (2) describe the learning outcomes between the experimental class and the control class.

This study was an eksperimental studi which consists of to groups the eksperimental group (the group that implements the electronic media in narrative writing skills). The population in this study were all students of class IX totaling 234 people, divided in the 7 class grade. The sample selection in this study using a sampling technique used is proportional random sampling.

The results of this study indicate that the use of electronic media has great effectiveness in writing the narrative for class IX students of SMP Negeri 2 Belopa Luwu, it is characterized by the presence of student interest in learning embodied in the form of the student collaboration in finding their own answers to questions given by the teacher through existing electronic media.This situation show the enthusiastic students and excite student in learning, so that students are motivated in the form of learning to write narrative, which helped students to make sense of an event that is watched and wrote in the form of a narrative essay.

Page 10: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii

HALAMAN PENERIMAAN PENGUJI ...................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ...................................... iv

HALAMAN MOTTO …………………………………………………………. v

ABSTRAK ................................................................................................... vi

ABSTRACT ……………………………………………………..………….. vii

KATA PENGANTAR .................................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii

DAFTAR SINGKATAN .............................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian............................................................................. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR ............................ 9

A. Kajian Pustaka................................................................................... 9

Page 11: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

xi

1. Keterampilan Menulis ............................................................. 9

2. Media Elektronik ......................................................... 30

B. Kerangka Pikir................................................................................... 37

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 40

A. Variabel dan Desain Penelitian .................................................... 40

B. Definisi Operasional Variabel ...................................................... 42

C. Populasi dan Sampel ................................................................... 43

D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 44

E. Teknik Analisis Data ................................................................... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ........................................................................... 47

B. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... 60

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan .................................................................................... 65

B. Saran .......................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 67

LAMPIRAN ............................................................................................. 69

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................. 113

Page 12: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

xii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

3.1 Model Desain Penelitian 41

3.2 Populasi Penelitian 43

3.3 Sampel Penelitian 44

4.1 Distribusi Skor Hasil Pre-test 49

4.2 Nilai Hasil Pre-test Kelas Eksperimen 50

4.3 Jumlah Nilai Pre-test Kelas Eksperimen 51

4.4 Presentase Hasil Pre-test Kelas Eksperimen 52

4.5 Nilai Hasil Post-test Kelas Eksperimen 53

4.6 Jumlah Nilai Hasil Post-test Kelas Eksperimen 54

4.7 Distribusi Frekuensi Pre-test Kelas Kontrol 55

4.8 Nilai Hasil Pre-test Kelas Kontrol 56

4.9 Jumlah Nilai Hasil Pre-test 57

4.10 Distribusi Skor Hasil Post-test Kelas Kontrol 58

4.11 Nilai Hasil Post-test Kelas Kontrol 58

4.12 Jumlah Nilai Hasil Post-tes Kelas Kontrol 59

Page 13: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

xiii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Bagan Kerangka Pikir 39

Page 14: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Instrumen Penelitian 70

2. Tabel-tabel Skor Mentah 73

3. Dokumentasi Kegiatan 90

4. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian 108

5. Surat Izin Penelitian dari Pejabat yang Berwenang 110

6. Daftar Riwayat Hidup 113

Page 15: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

xv

DAFTAR SINGKATAN

Singkatan Arti

ABS : Asal Bapak Senamg

KTSP : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan MTs : Madrasah Tsanawiyah

NIM : Nomor Induk Mahasiswa

NIP : Nomor Induk Pegawai

SDN : Sekolah Dasar Negeri

SMA : Sekolah Menengah Atas

SMP : Sekolah Menengah Pertama

UUD : Undang-Undang Dasar

UPTD : Unit Pelaksana Teknis Daerah

PAIKEM : Pembelajaran Aktif,Inovatif,Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan PTK : Penelitian Tindakan Kelas

Page 16: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,

dan emosional. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu siswa mengenal

dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan baik lisan

maupun secara tertulis, serta berpartisipasi dalam masyarakat dengan

menggunakan bahasa tersebut.

Melalui pembelajaran bahasa Indonesia, siswa diharapkan memiliki

kemampuan untuk menangkap makna pesan yang diterima, baik yang

disampaikan secara langsung maupun tidak langsung. Selain itu, siswa diharapkan

memiliki kemampuan untuk mengemukakan pesan berupa gagasan, perasaan, atau

tanggapannya kepada orang lain dengan menggunakan bahasa yang baik dan

benar. Penerapan bahasa yang baik dan benar dapat diwujudkan atau

direalisasikan dengan penguasaan keterampilan berbahasa, yaitu menyimak,

berbicara, membaca, dan menulis.

Adapun ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia dalam KTSP

mencakup komponen berbahasa yang meliputi kompetensi mendengarkan,

berbicara, membaca, dan menulis. Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang

ingin peneliti kembangkan adalah keterampilan menulis.

Menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan dan

keterampilan berbahasa yang paling akhir dikuasai oleh siswa yang belajar

bahasa, setelah keterampilan mendengarkan, berbicara, dan membaca.

1

Page 17: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

2

Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan yang perlu dimiliki

oleh siswa SMP/MTs, karena bermanfaat bagi kepentingan pengembangan pada

diri siswa, baik untuk melanjutkan studi mereka ke lembaga pendidikan yang

lebih tinggi maupun untuk terjun ke masyarakat. Namun, masih banyak siswa

sulit atau kurang berminat dalam menulis. Mereka tampaknya lebih menyukai

berkomunikasi secara lisan daripada berkomunikasi secara tertulis. Dengan

demikian, siswa merasa asing atau terkadang tidak mampu melakukan kegiatan

menulis sebagai perwujudan bentuk komunikasi tertulis. Kesulitan siswa menulis

itu wajar menurut Mulyana (2008), karena menulis merupakan sebuah proses

yang rumit. Rumitnya menulis dan kurang nyamannya siswa untuk menunjukkan

hasil tulisannya sehingga guru perlu menyediakan atmosfir kelas yang hangat dan

mendukung. Dengan demikian, siswa merasa aman dan tidak merasa terancam.

Suasana ini akan terwujud jika guru merancang berbagai kegiatan yang dapat

memotivasi siswa dalam menulis.

Untuk mengatasi kesulitan siswa dalam kegiatan pembelajaran menulis,

diperlukan media pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran. Karena

keterampilan menulis bukan hanya memerlukan intelektual siswa, melainkan juga

unsur somatis, audio, dan visual siswa harus terlibat secara total. Selanjutnya,

keterampilan menulis dalam KTSP menuntut siswa dilatih berpikir kreatif, kritis,

dan inovatif. Di samping itu, pemerintah senantiasa menyelenggarakan

perlombaan penulisan karya ilmiah bagi siswa-siswi sehingga siswa tersebut

memiliki kemampuan berpikir kreatif, kritis, dan inovatif. Masalah pengajaran

bahasa Indonesia terutama keterampilan menulis perlu mendapat perhatian dan

penekanan yang intensif dari guru bahasa Indonesia karena keterampilan menulis

Page 18: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

3

merupakan salah satu standar kompetensi dalam pengajaran bahasa Indonesia di

SMP/MTs. Oleh karena itu, pembelajaran keterampilan menulis harus dikuasai

oleh setiap siswa di SMP/MTs.

Dari berbagai kesulitan yang dialami oleh siswa dalam hal menulis, maka

yang paling sulit dilakukan oleh siswa adalah menuliskan suatu peristiwa atau

kejadian dengan mendeskripsikan kejadian tersebut dalam bentuk tulisan, seolah-

olah pembaca merasakan atau menyaksikan sendiri peristiwa atau kejadian

tersebut. Dalam hal ini adalah menulis narasi. Keterampilan menuliskan suatu

peristiwa atau kejadian dirasakan sulit oleh siswa disebabkan karena kurangnya

media yang mampu mengantar atau menginspirasi siswa dalam menuliskan

kejadian tersebut.

Berdasarkan pentingnya kajian kemampuan keterampilan menulis siswa di

SMP/MTs yang kesemuanya itu dipersiapkan untuk dapat menulis dengan baik

dan benar. Oleh karena itu, siswa kelas IX akan diperhadapkan ujian praktik

mengarang pada ujian nasional yang dilaksanakan oleh pemerintah setiap tahun.

Hal ini yang memotivasi peneliti mengadakan penelitian dengan judul

“Keefektifan Penggunaan Media Elektronik pada Keterampilan Menulis Narasi

Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Belopa Kabupaten Luwu”.

Peneliti memilih judul tersebut dengan alasan: (1) keterampilan menulis

merupakan salah satu standar kompetensi dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

di SMP/MTs., dan (2) bagi siswa SMP/MTs., setiap akan menyelesaikan studinya

akan diberikan ujian praktik menulis karangan pada akhir ujian nasional.

Selanjutnya, pembelajaran keterampilan menulis dapat dilihat dari

beberapa hasil penelitian sebelumnya, antara lain: Penelitian Saleh (2007)

Page 19: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

4

menunjukkan bahwa pendekatan guru dalam pembelajaran keterampilan menulis

masih bersifat tradisional atau belum terlaksana sesuai dengan KTSP sehingga

diperlukan penyesuaian (adaptasi), dan penelitian Mulyana (2008) menunjukkan

bahwa, siswa masih mengalami kendala dalam menetapkan topik, siswa belum

mampu menetapkan sejumlah gagasan, dan siswa tidak diberikan kesempatan

untuk berinovasi yang sesuai dengan KTSP. Selanjutnya, penelitian Safar (2010)

menunjukkan bahwa, kompetensi siswa dalam menulis masih rendah dan

pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat tradisional. Mencermati

ketiga penelitian tersebut, maka peneliti memilih pendekatan yang dapat

mengatasi masalah yang dihadapi oleh siswa dalam pembelajaran keterampilan

menulis. Selain itu, keterampilan menulis merupakan pembelajaran yang rumit

bagi siswa (Mulyana, 2008). Kerumitan ini perlu diatasi dengan menggunakan

media pembelajaran yang dapat: (1) menyulut imajinasi kreatif siswa, (2)

mengajak siswa terlibat sepenuhnya,(3) menciptakan lingkungan belajar yang

sehat, (4) mempercepat dan meningkatkan pembelajaran, (5) meningkatkan

ingatan dan prestasi kerja, (6) mempercepat proses rancangan, dan (7)

membangun komunitas belajar yang efektif (Meier, 2004).

Sehubungan dengan uraian tersebut, media yang dapat mengatasi

kerumitan siswa dalam menulis, yaitu media elektronik. Media elektronik atau

sering juga disebut e-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang

memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media

internet, intranet atau media jaringan komputer lain. Media elektronik merupakan

media yang dapat mengoptimalkan unsur-unsur indera siswa dalam proses

pembelajaran khususnya menulis, karena pembelajaran menulis membutuhkan

Page 20: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

5

sebuah proses. Penerapan media elektronik dalam pembelajaran menulis karangan

diharapkan menjadi lebih menarik, menyenangkan, menghilangkan kebosanan,

menggali potensi, dan memotivasi siswa sehingga menjadikan pembelajaran yang

aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM).

Guru menerapkan media elektronik dalam pembelajaran menulis karangan

deskripsi agar siswa dapat menemukan rasa percaya diri dan dapat partisipasi

aktif. Mereka dapat berhasil tidak hanya sekadar menarik minat dan perhatian

pada awal kegiatan pembelajaran, tetapi juga dapat memelihara minat dan

perhatian siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

Pembelajaran dengan menerapkan media elektronik akan memberi

kesempatan kepada siswa untuk bekerja dengan mengintensifkan inderanya secara

total, tidak sekadar mendengar cerita atau penjelasan guru mengenai suatu ilmu

pengetahuan. Akan tetapi, siswa bisa merasa berbahagia dengan peran aktifnya

sebagai ilmuan.

Mencermati keadaan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan Penelitian

tentang keefektifan penggunaan media elektronik yang difokuskan pada

pembelajaran menulisnarasi pada siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Belopa

Kabupaten Luwu.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka

masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah keefektifan penggunaan

media elektronik pada keterampilan menulis narasi siswa Kelas IX SMP Negeri 2

Belopa Kabupaten Luwu?”

Page 21: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

6

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. mengetahui sejauhmana keefektifan penggunaan media elektronik

pada keterampilan menulis narasi siswa kelas IX SMP Negeri 2 Belopa

Kabupaten Luwu.

2. mendeskripsikan hasil belajar antara kelas kontrol dan kelas

eksperimen.

D. Manfaat Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoretis

Adapun manfaat teoretis penelitian tindakan ini, yaitu:

1. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam rangka memperkaya

khazanah tentang media pembelajaran menulis.

2. Memberi sumbangan pemikiran berupa pengembangan dalam

penyusunan pembelajaran menulis.

3. Sebagai masukan bagi guru dalam menambah wawasan dan

pengetahuan tentang penerapan media elektronik dalam pembelajaran

menulis.

4. Pembelajaran semakin cepat dan mendalam jika unsur-unsur indera

siswa terlibat secara total dalam pembelajaran menulis.

5. Menciptakan perasaan positif dalam diri siswa pada kegiatan

pembelajaran menulis.

Page 22: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

7

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis bagi siswa,

guru, kepala sekolah, dan peneliti.

a. Bagi siswa

1. meningkatkan motivasi siswa;

2. meningkatkan minat belajar siswa untuk pemahaman dan visualisasi

dalam kompetensi dasar sekaligus siswa mampu mengulas suatu

konsep dan memecahkan suatu masalah;

3. meningkatkan kemampuan berpikir kritis sehingga mampu

mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari;

4. adanya hubungan antarpribadi yang positif;

5. menumbuhkan keberanian untuk mengemukakan gagasan pendapat,

dan

6. mengembangkan inovasi siswa dalam memahami materi ajar.

b. Bagi guru

1. meningkatkan kinerja guru dalam mengembangkan

keprofesionalismeannya;

2. meningkatkan pemahaman dan pengalaman dalam penyusunan

program pembelajaran;

3. meningkatkan keterampilan guru dalam mewujudkan program

pembelajaran;informasi berharga tentang pendekatan pembelajaran

dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis; dan

4. meningkatkan keterampilan dalam penilaian proses dan hasil belajar

siswa.

Page 23: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

8

c. Kepala sekolah

1. pedoman dalam meningkatkan kemampuan guru dalam pelaksanaan

program pembelajaran;

2. pedoman dalam meningkatkan motivasi, kreativitas guru dalam proses

pembelajaran; dan

3. sebagai bahan kajian tindak lanjut.

d. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini kiranya dapat memperkaya pengetahuan, wawasan,

dan pengalaman tentang manfaat media elektronik dalam menulis karangan.

khususnya karangan dalam bentuk narasi baik dengan menggunakan media

maupun tanpa media.

Page 24: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Pustaka

1. Teori Keterampilan Menulis

a. Pengertian Menulis

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa kata

menulis berasal dari kata tulis. Tulis adalah ada huruf (angka dan

sebagainya) yang dibuat (digurat dan sebagainya) dengan pena (pensil, cat,

dan sebagainya). Menulis adalah membuat huruf, angka, dan sebagainya

dengan pena, pensil, cat, dan sebagainya melahirkan pikiran atau perasaan

seperti mengarang, membuat surat, dan sebagainya dengan tulisan.

Selanjutnya menulis adalah menuangkan gagasan, pendapat, perasaan,

keinginan, dan kemauan, serta informasi ke dalam tulisan dan kemudian

“mengirimkannya” kepada orang lain (Syafi’ie,1998:45).

Selain itu, menulis juga merupakan suatu aktivitas komunikasi

yang menggunakan bahasa sebagai medianya. Wujudnya berupa tulisan

yang terdiri atas rangkaian huruf yang bermakna dengan semua

kelengkapannya, seperti ejaan dan tanda baca. Menulis juga suatu proses

penyampaian gagasan, pesan, sikap, dan pendapat kepada pembaca dengan

simbol-simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati

bersama oleh penulis dan pembaca.

Ada beberapa persyaratan yang sebaiknya dimiliki seorang siswa

untuk meng-hasilkan tulisan yang baik. Syafi’ie (1998:45) mengemukakan

9

Page 25: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

10

bahwa syarat-syarat tersebut adalah (1) kemampuan untuk menemukan

masalah yang akan ditulis, (2) kepekaan terhadap kondisi pembaca, (3)

kemampuan menyusun rencana penulisan, (4) kemampuan menggunakan

bahasa, (5) kemampuan memulai tulisan, dan (6) kemampuan memeriksa

tulisan.

Menulis berarti menyampaikan pikiran, perasaan, atau

pertimbangan melalui tulisan. Alatnya adalah bahasa yang terdiri atas kata,

frasa, klausa, kalimat, paragraf, dan wacana. Pikiran yang disampaikan

kepada orang lain harus dinyatakan dengan kata yang mendukung makna

secara tepat dan sesuai dengan apa yang ingin dinyatakan. Kata-kata itu

harus disusun secara teratur dalam klausa dan kalimat agar orang dapat

menangkap apa yang ingin disampaikan itu. Makin teratur bahasa yang

digunakan, makin mudah orang menang-kap pikiran yang disalurkan

melalui bahasa itu. Oleh karena itu, keterampilan menulis di sekolah

sangatlah penting.

Menurut Akhadiah dkk (1998:1.3) menulis adalah suatu aktivitas

bahasa yang menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Tulisan itu sendiri

atas rangkaian huruf yang bermakna dengan segala kelengkapan lambang

tulisan seperti ejaan dan pungtuasi. Sebagai salah satu bentuk komunikasi

verbal (bahasa), menulis juga dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan

penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya.

Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan.

Adapun tulisan merupakan sebuah sistem komunikasi antarmanusia yang

menggunakan simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan

Page 26: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

11

disepakati pemakainya. Di dalam komunikasi tertulis terdapat empat unsur

yang terlibat. Keempat unsur itu adalah (1) penulis sebagai penyampai

pesan, (2) pesan atu isi tulisan, (3) saluran atau medium tulisan, dan (4)

pembaca sebagai penerima pesan.

Menulis pada hakikatnya adalah suatu proses berpikir yang teratur,

sehingga apa yang ditulis mudah dipahami pembaca. Sebuah tulisan

dikatakan baik apabila memiliki ciri-ciri, antara lain bermakna, jelas, bulat

dan utuh, ekonomis, dan memenuhi kaidah gramatika.

Kemampuan menulis adalah kemampuan seseorang untuk

menuangkan buah pikiran, ide, gagasan, dengan mempergunakan

rangkaian bahasa tulis yang baik dan benar. Kemampuan menulis

seseorang akan menjadi baik apabila dia juga memiliki: (a) kemampuan

untuk menemukan masalah yang akan ditulis, (b) kepekaan terhadap

kondisi pembaca, (c) kemampuan menyusun perencanaan penelitian, (d)

kemampuan menggunakan bahasa Indonesia, (e) kemampuan memulai

menulis, dan (f) kemampuan memeriksa karangan sendiri. Kemampuan

tersebut akan berkembang apabila ditunjang dengan kegaiatan membaca

dan kekayaan kosakata yang dimilikinya.

Suatu tulisan pada dasarnya terdiri atas dua hal. Pertama, isi suatu

tulisan menyampaikan sesuatu yang inggin diungkapkan penulisnya.

Kedua, bentuk yang merupakan unsur mekanik karangan seperti ejaan,

pungtuasi, kata, kalimat, dan alenia (Akhadiah,1998:13). Sementara itu,

WJS Poerwodarminto (1987:105) secara leksikal mengartikan bahwa

menulis adalah melahirkan pikiran atau ide. Setiap tulisan harus

Page 27: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

12

mengandung makna sesuai dengan pikiran, perasaan, ide, dan emosi

penulis yang disampaikan kepada pembaca untuk dipahami tepat seperti

yang dimaksud penulis.

Pendapat lainnya menyatakan bahwa menulis adalah keseluruhan

rangkaian kegiatan seseorang dalam mengungkapkan gagasan dan

menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca seperti yang

dimaksud oleh pengarang. Agar komunikasi lewat lambang tulis dapat

tercapai seperti yang diharapkan, penulis hendaklah menuangkan ide atau

gagasannya kedalam bahasa yang tepat, teratur, dan lengkap. Dengan

demikian, bahasa yang dipergunakan dalam menulis dapat

menggambarkan suasana hati atau pikiran penulis. Sehingga dengan bahsa

tulis seseorang akan dapat menuangkan isi hati dan pikiran.

Kata keterampilan berbahasa mengandung dua asosiasi, yakni

kompetensi dan performansi. Kompetensi mengacu pada pengetahuan

konseptual tentang sistem dan kaidah kebahasan, sedangkan performansi

merujuk pada kecakapan menggunakan sistem kaidah kebahasaan yang

telah diketahui untuk berbagai tujuan penggunaan komunikasi. Seseorang

dikatakan terampil menulis apabila ia memahami dan mengaplikasikan

proses pegungkapan ide, gagasan, dan perasaan dalam bahasa Indonesia

tulis dengan mempertimbangkan faktor-faktor antara lain ejaan dan tata

bahasa, organisasi/ susunan tulisan, keutuhan (koherensi), kepaduan

(kohesi), tujuan, dan sasaran tulisan.

a. Menulis Sebagai Suatu Proses

Page 28: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

13

Pembelajaran menulis sebagai suatu proses di sekolah dasar

mengisyaratkan kepada guru untuk memberikan bimbingan nyata dan

terarah yang dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa. Hal ini

dilakukan guru melalui tahap-tahap proses menulis, yaitu tahap

perencanaan, tahap pelaksanaan (pramenulis, menulis, pasca-menulis), dan

evaluasi.

Kegiatan menulis merupakan keterampilan mekanis yang dapat

dipahami dan dipelajari. Menulis sebagai suatu proses terdiri atas beberapa

tahapan. Tompkins (1994) dan Ellis dkk. (1989) menguraikan lima

tahapan menulis, yaitu pramenulis, pengedrafan, perbaikan, penyuntingan,

dan publikasi.

Pada pramenulis, siswa diberi kesempatan menentukan apa yang

akan ditulis, tujuan menulis, dan kerangka tulisan. Setelah siswa

menentukan apa yang akan ditulis dan sistematika tulisan, siswa

mengumpulkan bahan-bahan tulisan dengan menggunakan buku-buku dan

sumber lainnya untuk memudahkan dalam penulisan. Pada pengedrafan,

siswa dibimbing menuangkan gagasan, pikiran, dan perasaannya dalam

bentuk draf kasar. Pada tahap perbaikan, siswa merevisi draf yang telah

disusun. Siswa dapat meminta bantuan guru maupun teman sekelas untuk

membantu dan mempertimbangkan gagasan yang dikemukakan. Pada

tahap penyuntingan, siswa dilatih untuk memperbaiki aspek mekanik

(ejaan, tanda baca, pilihan kata, dan struktur kalimat) yang tidak sesuai

dengan kaidah penulisan. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki karangan

sendiri maupun teman sekelas. Pada tahap publikasi, siswa menyampaikan

Page 29: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

14

tulisan kepada teman sekelas untuk meminta masukan dari guru dan teman

sekelas agar mereka dapat berbagi informasi sehingga tulisan menjadi

sempurna.

Siswa menjadi partisipan aktif dalam seluruh tahapan menulis

proses: pra-menulis, pengedrafan, perbaikan, dan penyuntingan sehingga

siswa memahami betul apa yang ditulisnya. Ketika menentukan topik yang

akan ditulis, di benak siswa tergambar sejumlah informasi yang akan

ditulis. Informasi yang tersimpan di benak siswa dituangkan dalam sebuah

tulisan dengan bantuan guru dan teman sekelas. Ketika menulis, siswa

bebas mengungkapkan gagasan dengan cara menghubungkan kalimat

secara utuh dan padu membentuk sebuah paragraf serta menuangkannya

pada tulisan. Siswa menggunakan bahan-bahan pustaka untuk mendukung

tulisannya dan berdiskusi dengan guru dan teman sekelas apabila ada

bahan tulisan yang kurang jelas.

b. Tujuan Menulis

Kegiatan menulis dilakukan dengan berbagai tujuan. Menulis

mempunyai empat tujuan, yaitu untuk mengekpresikan diri, memberikan

informasi kepada pembaca, mempersuasi pembaca, dan untuk

menghasilkan karya tulis.

Jenis tulisan menurut tujuan menulis sebagai berikut.

1) Narasi yakni karangan/tulisan ekspositoris maupun imajinatif yang

secara spesifik menyampaikan informasi tertentu berupa

perbuatan/tindakan yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu.

Page 30: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

15

2) Deskripsi yakni karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan

informasi tentang situasi dan kondisi suatu lingkungan (kebendaan

ataupun kemanusiaan). Penyampaiannya dilakukan secara objektif,

apa adanya, dan terperinci.

3) Ekposisi yakni karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan

informasi tentang sesuatu hal (faktual maupun konseptual).

Penyampaiannya dilakukan dengan tujuan menjelaskan,

menerangkan, dan menguraikan sesuatu hal sehingga pengetahuan

pendengar/pembaca menjadi bertambah.

4) Argumentatif yakni karangan/tulisan yang secara spesifik

menyampaikan informasi tentang sesuatu hal (faktual maupun

konseptual). Penyampaiannya dilakukan dengan tujuan

memefektifitasi, memperjelas, dan meyakinkan.

5) Persuasif:karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan

informasi tentang sesuatu hal (faktual maupun konseptual).

Penyampaiannya dilakukan dengan tujuan memefektifitasi,

meyakinkan, dan mengajak.

c. Manfaat Menulis

Graves (dalam Akhadiah dkk., 1998:14) berkaitan dengan manfaat

menulis mengemukakan bahwa: (1) menulis menyumbang kecerdasan, (2)

menulis mengem-bangkan daya inisiatif dan kreativitas, (3) menulis

menumbuhkan keberanian, dan (4) menulis mendorong kemauan dan

kemampuan mengumpulkan informasi.

Page 31: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

16

1) Menulis Mengasah Kecerdasan

Menulis adalah suatu aktivitas yang kompleks. Kompleksitas

menulis terletak pada tuntutan kemampuan mengharmonikan berbagai

aspek. Aspek-aspek itu meli-puti: (1) pengetahuan tentang topik yang akan

dituliskan, (2) penuangan pengetahuan itu ke dalam racikan bahasa yang

jernih, yang disesuaikan dengan corak wacana dan kemampuan

pembacanya, dan (3) penyajiannya selaras dengan konvensi atau aturan

penulisan. Untuk sampai pada kesanggupan seperti itu, seseorang perlu

memiliki kekayaan dan keluwesan pengungkapan, kemampuan

mengendalikan emosi, serat menata dan mengembangkan daya nalarnya

dalam berbagai level berfikir, dari tingkat mengingat sampai evaluasi.

2) Menulis Mengembangkan Daya Inisiatif dan Kreativitas

Dalam menulis, seseorang mesti menyiapkan dan menyuplai

sendiri segala sesuatunya. Segala sesuatu itu adalah (1) unsur mekanik

tulisan yang benar seperti pungtuasi, ejaan, diksi, pengalimatan, dan

pewacanaan, (2) bahasa topik, dan (3) pertanyaan dan jawaban yang harus

diajukan dan dipuaskannya sendiri. Agar hasilnya enak dibaca, maka apa

yang dituliskan harus ditata dengan runtut, jelas dan menarik.

3) Menulis Menumbuhkan Keberanian

Ketika menulis, seorang penulis harus berani menampilkan

kediriannya, termasuk pemikiran, perasaan, dan gayanya, serta

menawarkannya kepada publik. Konsekuensinya, dia harus siap dan mau

Page 32: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

17

melihat dengan jernih penilaian dan tanggapan apa pun dari pembacanya,

baik yang bersifat positif ataupun negatif.

4) Menulis Mendorong Kemauan dan Kemampuan Mengumpulkan

Informasi

Seseorang menulis karena mempunyai ide, gagasan, pendapat, atau

sesuatu hal yang menurutnya perlu disampaikan dan diketahui orang lain.

Tetapi, apa yang disampaikannya itu tidak selalu dimilikinya saat itu.

Padahal, tak akan dapat menyampaikan banyak hal dengan memuaskan

tanpa memiliki wawasan atau pengetahuan yang memadai tentang apa

yang akan dituliskannya. Kecuali, kalau memang apa yang

disampaikannya hanya sekedarnya.

Kondisi ini akan memacu seseorang untuk mencari,

mengumpulkan, dan menyerap informasi yang diperlukannya. Untuk

keperluan itu, ia mungkin akan membaca, menyimak, mengamati,

berdiskusi, berwawancara. Bagi penulis, pemerolehan informasi itu

dimaksudkan agar dapat memahami dan mengingatnya dengan baik, serta

menggunakannya kembali untuk keperluannya dalam menulis.

Implikasinya, dia akan berusaha untuk menjaga sumber informasi itu serta

memelihara dan mengorganisasikannya sebaik mungkin. Upaya ini

dilakukan agar ketika diperlukan, informasi itu dapat dengan mudah

ditemukan dan dimanfaatkan. Motif dan perilaku seperti ini akan

memefektifitasi minat dan kesungguhan dalam mengumpulkan infor-masi

serta strategi yang ditempuhnya.

Page 33: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

18

Menulis banyak memberikan manfaat, di antaranya (1) wawasan

tentang topik akan bertambah, karena dalam menulis berusaha mencari

sumber tentang topik yang akan ditulis, (2) berusaha belajar, berpikir, dan

bernalar tentang sesuatu misalnya menjaring informasi, menghubung-

hubungkan, dan menarik simpulan, (3) dapat menyusun gagasan secara

tertib dan sistematis, (4) akan berusaha menuangkan gagasan ke atas

kertas walaupun gagasan yang tertulis memungkinkan untuk direvisi, (5)

menulis memaksa untuk belajar secara aktif, dan (6) menulis yang

terencana akan membisakan berfikir secara tertib dan sistematis.

d. Prinsip Menulis

Keterampilan menulis merupakan satu keterampilan yang

ditunjukkan oleh siswa bahwa ia bukan buta aksara. Pelatihan menulis

menyibukan para siswa belajar bahasa. Semua ulangan selalu dinyatakan

dalam bentuk tulis. Walaupun demikian, para guru masih mengeluhkan

bahwa masih ada siswa tidak mempunyai keterampilan menulis.

Menurut Parera dan Tasai (1995:14) mengemukakan bahwa untuk

dapat menetralisir keluhan para guru bahasa, maka perlu diingatkan

mereka dua fakta. Fakta yang pertama banyak sekali orang pandai sangat

lemah dalam keterampilan menulis, fakta kedua, hanya sekelompok kecil

orang yang dapat menulis dengan baik setelah lama berlatih di sekolah dan

di luar sekolah. Walaupun demikian keterampilan menulis merupakan satu

keterampilan yang harus diajarkan dan diperhatikan dalam pembelajaran

bahasa meskipun dalam bentuk sederhana.

Page 34: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

19

Selanjutnya menurut Rivers (dalam Parera dan Tasai, 1995:15)

mengemukakan keterampilan menulis merupakan satu kebiasaan yang

elegan dari para elite terdidik. Oleh karena itu, tujuannya tidak akan

tercapai untuk tingkat sekolah menengah ke bawah. Keterampilan menulis

menuntut penguasaan bahasa yang tinggi yang mungkin tidak dikuasai

oleh semua orang. Untuk memenuhi keterampilan menulis yang baik

jenjang menulis perlu diperhatikan. Belajar keterampilan menulis

dilakukan secara berjenjang.

Beberapa jenjang untuk keterampilan menurut Parera dan Tasai

(1995:15) adalah: (1) menyalin naskah dalam bahasa, (2) menuliskan

kembali/mereproduksi apa yang telah didengar dan dibaca, (3) melakukan

kombinasi antara apa yang telah dihafal dan didengar dengan adaptasi

kecil, (4) menulis terpimpin, dan (5)menyusun karangan atau komposisi

dengan tema, judul, atau topik pilihan siswa sendiri.

Pembelajaran menulis dalam bahasa Indonesia tidak dapat

dilepaskan dari pembelajaran membaca. Pembelajaran menulis merupakan

pembelajaran keterampilan penggunaan bahasa Indonesia dalam bentuk

tertulis. Keterampiln menulis adalah hasil dari keterampilan mendengar,

berbicara, membaca. Menurut Pirera dan Tasai (1995:27) mengemukakan

prinsip prinsip menulis adalah: (1) menulis tidak dapat dipisahkan dari

membaca. Pada jenjang pendidikan dasar pembelajaran menulis dan

membaca terjadi secara serempak, (2) pembelajaran menulis adalah

pembelajaran disiplin berpikir dan disiplin berbahasa, (3) pembelajaran

menulis adalah pembelajaran tata tulis atau ejaan dan tanda baca bahasa

Page 35: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

20

Indonesia, dan (4) pembelajaran menulis berlangsung secara berjenjang

bermula dari menyalin sampai dengan menulis ilmiah.

Berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran menulis tersebut, maka

alternatif pembelajaran menulis adalah sebagai berikut: (1) menyalin, (2)

menyadur, (3) membuat ikhtisar, (4) menulis laporan, (5) menyusun

pertanyaan angket dan wawancara, (6) membuat catatan, (7) menulis

notulen, (8) menulis hasil seminar, pidato, dan laporan, (9) menulis surat

yang berupa : ucapan selamat, undangan, pribadi, dinas, perjanjian, kuasa,

dagang, pengaduan, perintah, pembaca, memo, dan kawat (telegram), (10)

menulis poster dan iklan, (11) menulis berita, (12) melanjutkan tulisan,

(13) mengubah, memperbaiki, dan menyempurnakan, (14) mengisi

formulir yang terdiri dari: wesel dan cek, (15) menulis kuitansi, (16)

menulis riwayat hidup, (17) menulis lamaran kerja, (18) menulis

memorandum, (19) menulis proposal/usul penelitian, (20) menulis

rancangan kegiatan, (21) menulis pidato/sambutan, (22) menulis naskah,

(23) menyusun formulir, (24) membentuk bagan, denah, grafik, dan tabel,

dan (25) menulis karya ilmiah.

e. Menulis Narasi

Keraf (2010: 135) mengemukakan bahwa narasi merupakan suatu

bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa

sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri

peristiwa itu. Sebab itu, unsur yang paling penting pada sebuah narasi

adalah unsur perbuatan atau tindakan. Lebih lanjut dikemukakan bahwa

narasi dibatasi sebagai suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah

Page 36: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

21

tindak tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa

yang terjadi dalam suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan

dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi.

Narasi merupakan salah satu bentuk karangan yang diterapkan

dalam pembelajaran yaitu dalam pelajaran bahasa Indonesia. Gorys Keraf

(2001: 136) mengungkapkan bahwa narasi dapat dibatasi sebagai suatu

bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak tanduk yang dijalin

dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu

waktu. Sedangkan menurut M. Atar Semi (1990: 32) narasi merupakan

bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan menyampaikan atau

menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan

perkembangan dari waktu ke waktu. Atau dapat juga dirumuskan dengan

cara lain: narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha

menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa

yang telah terjadi berdasarkan urutan waktu. Hal ini berarti bahwa dalam

menulis narasi yang perlu menjadi perhatian utama adalah urutan waktu

dari sebuah wacana tersebut.

Narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian

suatu peristiwa. Sasarannya adalah memberikan gambaran yang sejelas-

jelasnya kepada pembaca mengenai fase, urutan, langkah, atau rangkaian

terjadinya suatu hal. Sejalan dengan hal tersebut dapat pula diungkapkan

bahwa narasi merupakan jenis paparan yang biasa digunakan oleh para

penulis untuk menceritakan tentang rangkaian kejadian atau peristiwa-

peristiwa yang berkembang melalui waktu. Begitu juga dengan yang

Page 37: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

22

diungkapkan Wahyu Wibowo (2001: 59) narasi adalah bentuk tulisan yang

menggarisbawahi aspek penceritaan atas suatu rangkaian peristiwa yang

dikaitkan dengan kurun waktu tertentu, baik secara objektif maupun

imajinatif.

Dari pengertian di atas, dapat diartikan bahwa narasi merupakan

suatu bentuk karangan yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau

peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami

sendiri peristiwa itu. Sebab itu, unsur yang paling penting dalam sebuah

narasi adalah unsur perbuatan dan tindakan. Selain itu, narasi dapat juga

mengisahkan suatu kehidupan yang dinamis dalam suatu rangkaian waktu.

Oleh karenanya dapat dirumuskan dengan cara lain bahwa menulis narasi

adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan

sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang terjadi. Jadi, unsur

utama sebuah narasi adalah tindak-tanduk atau perbuatan dalam suatu

urutan waktu.

Setiap narasi memiliki plot atau alur cerita yang didasarkan pada

kesambung-sinambungan peristiwa-peristiwa dalam narasi dalam

hubungan sebab akibat.Narasi memiliki ciri-ciri yang dapat dicermati oleh

pembaca. Lebih lanjut M. Atar Semi (1990: 33-34) mengungkapkan

bahwa narasi mempunyai ciri penanda sebagai berikut:

a. Berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman manusia;

b. Kejadian atau peristiwa yang disampaikan dapat berupa peristiwa atau

kejadian yang benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi,

atau gabungan keduannya;

Page 38: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

23

c. Berdasarkan konflik. Karena, tanpa konflik biasanya narasi tidak

menarik;

d. Memiliki nilai estetika karena isi dan cara penyampainnya bersifat

sastra, khususnya narasi yang berbentuk fiksi;

e. Menekankan susunan kronologis (catatan: menekankan susunan ruang)

f. Biasanya memiliki dialog

Dari penjelasan di atas, tampak bahwa narasi memiliki ciri-ciri khusus,

yaitu berkaitan dengan peristiwa atau pengalaman manusia yang benar-

benar terjadi. Biasanya narasi berupa konflik, memiliki estetika, urut

sesuai dengan kronologis, dan memiliki dialog. Bentuk tulisan narasi

berusaha untuk menciptakan, mengisahkan, dan merangkaikan perbuatan

manusia dalam sebuah peristiwa.

Menulis narasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu, narasi

ekspositoris dan narasi sugestif. Narasi ekspositoris adalah narasi yang

menyampaikan informasi mengenai berlangsungnya suatu peristiwa

(Gorys Keraf, 2001: 136), yang berarti bahwa narasi ekspositoris

merupakan suatu narasi yang hanya mengisahkan suatu kejadian yang

telah ada. Sementara itu narasi sugestif adalah suatu rangkaian peristiwa

yang disajikan sekian macam sehingga merangsang daya khayal para

pembaca (Gorys Keraf, 2001: 138), dalam hal ini bahwa narasi sugestif

terjadi karena adanya serangkaian cerita yang dibumbuhi dengan imajinasi

penulis.

Agar hasil tulisan menjadi lebih baik, maka dalam kegiatannya akan

dibutuhkan beberapa taha-tahap menulis. Menurut St.Y. Slamet (2007: 97)

Page 39: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

24

bahwa menulis merupakan serangkaian aktivitas (kegiatan) yang terjadi dan

melibatkan beberapa fase (tahap) yaitu fase pramenulis (persiapan), penulisan

(pengembangan isi karangan), dan pascapenulisan (telaah dan revisi atau

penyempurnaan tulisan). Sehubungan dengan hal itu DePorter dan Hernacki

(2006: 194) menyatakan ada tujuh tahapan dalam proses penulisan: (1)

persiapan, yaitu mengelompokkan dan memulai menulis; (2) draft-kasar,

yaitu mencari dan mengembangkan gagasan; (3) berbagi, memberikan draft

tulisan untuk di baca orang lain dan mendapatkan umpan balik; (4) perbaikan,

yaitu memperbaiki tulisan; (5) penyuntingan, adalah memperbaiki semua

kesalahan, tata bahasa, dan tanda baca; (6) penulisan kembali, memasukkan

isi yang baru dan perubahan penyuntingan; dan (7) evaluasi, yaitu memeriksa

apakah sudah selesai ataukah belum. Gorys Keraf (2004: 38) menyatakan

bahwa rangkaian aktivitas menulis meliputi: a) pramenulis, b) penulisan draft,

c) revisi, d) penyuntingan, e) publikasi atau pembahasaan.

Sementara itu Temple dkk. (dalam Ahmad dan Darmiyati, 2002: 52)

mengidentifikasi bahwa ada 4 tahap perkembangan tulisan yang dialami oleh

anak, yaitu: prafonemik, fonemik tahap awal, nama-huruf, transisi, dan

menguasai. Dalam tahap ini anak Sekolah Dasar perlu mendapatkan

bimbingan dalam memahami dan menguasai cara mentransfer pikiran ke

dalam tulisan. Combs (dalam Ahmad dan Darmiyati, 2002: 51-52)

mengungkapkan bahwa perkembanngan menulis mengikuti prinsip-prinsip

sebagai berikut :

a. Prinsip keterulangan (recurring principle): anak menyadari bahwa dalam

suatu kata bentuk yang sama terjadi berulang-ulang.

Page 40: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

25

b. Prinsip generatif (generative principle): anak menyadari bentuk-bentuk

tulisan secara lebih rinci, menggunakan beberapa huruf dalam kombinasi

dan pola yang beragam.

c. Konsep tanda (sign concept): anak memahami kearbirteran tanda-tanda

dalam bahasa tulis.

d. Fleksibelitas (flexibility): anak menyadari bahwa suatu tanda secara

fleksibel dapat menjadi tanda yang lain.

e. Arah tanda (directionality): anak menyadari bahwa tulisan bersifat linier,

bergerak dari satu huruf yang lain sampai membentuk suatu kata, dari

arah kiri menuju kea rah kanan, bergerak dari baris yang satu menuju

baris yang lain.

Menurut Ahmad dan Darmiyati (2002: 51) menulis dapat dipandang

sebagai rangkaian aktivitas yang bersifat fleksibel, yang meliputi: pramenulis,

penulis draft, revisi, penyutingan, dan publikasi atau pembahasan.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan

bahwa tahap-tahap menulis narasi meliputi tiga tahap utama, yaitu: tahap

prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap merevisi. Dalam tiap tahap tersebut

ada proses yang lebih rinci yaitu persiapan, draft-kasar, berbagi, perbaikan,

penyuntingan, dan penulisan kembali. Evaluasi juga perlu dilakukan di akhir

kegiatan menulis, supaya menghasilkan tulisan yang bermutu.

f. Aspek Menulis Karangan

Pengetahuan tentang aspek-aspek penting dalam menulis perlu

dikuasai pula oleh siswa. Sebab dengan penguasaan itu siswa dapat

mengetahui kekurangan dan kesalahan suatu karangan. Badudu (1992:17)

Page 41: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

26

mengemukakan yang perlu diperhatikan dalam menulis, yaitu (1)

menggunakan kata dalam kalimat secara tepat makna, (2) menggunakan

kata dengan bentuk yang tepat, (3) menggunakan kata dalam distribusi

yang tepat, (4) merangkaikan kata dalam frasa secara tepat, (5) menyusun

klausa atau kalimat dengan susunan yang tepat, (6) merangkaikan kalimat

dalam kesatuan yang lebih besar (paragraf) secara tepat dan baik, (7)

menyusun wacana dari paragraf-paragraf dengan baik, (8) membuat

karangan (wacana) dengan corak tertentu, deskripsi, narasi, eksposisi,

persuasi, argumentasi, (9) membuat surat (macam-macam surat), (10)

menyadur tulisan (puisi menjadi prosa), (11) membuat laporan (penelitian,

pengalaman, dan sesuatu yang disaksikan), (12) mengalihkan kalimat

(aktif menjadi pasif dan sebaliknya, kalimat langsung menjadi kalimat tak

langsung), (13) mengubah wacana (wacana percakapan menjadi wacana

cerita atau sebaliknya).

1) Jenis-jenis Mengarang

Pelajaran mengarang menurut Moeljono (1976:89) macamnya

adalah (1) mengarang surat, (2) mengarang cerita non fiksi, (3) mengarang

cerita fiksi, (4) mengarang lukisan keadaan, (5) menulis berita aktual, (6)

mengarang puisi, (7) mengarang esay, dan (8) mengarang naskah drama.

(1) Mengarang Surat

Surat merupakan bentuk percakapan yang disajikan secara tertulis.

Perbedaannya dengan percakapan biasa ialah karena dalam surat jawaban

orang yang diajak berbicara tidak dapat diterima secara langsung. Oleh

Page 42: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

27

karena itu bentuk bahasa dalam surat dapat dikatakan mengarah-arah pada

bahasa percakapan biasa.

Pada garis besarnya surat dapat dibedakan menjadi dua golongan

yaitu: (1) surat kekeluargaan dan (2) surat dinas. Yang dimaksud dengan

surat kekeluargaan ialah surat yang dikirim dari dan kepada keluarga atau

kenalan. Bentuk dan pemakaian bahasa dalam surat kekeluargaan sangat

bebas, tidak terlalu terikat oleh pedoman yang tertentu, sedangkan surat

dinas ialah surat yang dikirimkan dari dan kepada jawatan, lembaga atau

organisasi secara resmi. Bentuk dan bahasa dalam surat dinas biasanya

terikat oleh pedoman dan tatatulis tertentu.

(2) Mengarang Cerita Non Fiksi

Yang dimaksud dengan cerita non fiksi ialah cerita tentang sesuatu

yang ada/terjadi sungguh-sungguh. Karangan non cerita fiksi menuliskan

cerita yang berhibungan hal-hal yang ada di sekitarnya atau peristiwa-

peristiwa yang terjadi di lingkungannya. Dengan demikain mengarang

cerita non fiksi ialah menulis apa saja yang dilihat, apa saja yang

diketahui, dan apa saja yang dialami.

(3) Mengarang Cerita Fiksi

Yang dimaksud dengan mengarang cerita fiksi ialah mengarang

cerita berdasarkan atas buah rekaan atau angan-angan saja. Cerita ini akan

berupa suatu cerita pendek, fragmen, atau sekedar lamunan mengarang

saja. Oleh karena itu dasarnya adalah buah rekaan, maka cerita ini dapat

mempunyai nilai (1) membiasakan untuk mengisi waktu senggang dengan

Page 43: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

28

lamunan yang produktif, (2) menghidupkan fantasi dan daya kreasi, dan

(3) mengembangkan bakat mengarang.

(4) Mengarang Lukisan Keadaan

Yang dimaksud mengarang lukisan keadaan ialah karangan yang

menggambarkan suatu situasi secara tepat dengan menggunakan alat

bahasa. Tujuan mengarang lukisan keadaan ialah membiasakan untuk

menggambarkan sesuatu dengan pengamatan secra teliti melalui kata-kata

secara tepat. Karangan lukisan keadaan didasarkan atas suatu kenyataan.

Karena sebagai suatu lukisan, maka kemampuan mengimajinasikan

kenyataan dalam bahasa yang indah dan mampu menyentuh perasaan

sangat diperlukan. Oleh karena itu karangan yang berupa lukisan keadaan

mengarah kepada gaya bahasa puisi atau prosa liris.

(5) Menulis Berita Aktual

Yang dimaksud menulis berita aktual ialah menyampaikan

terjadinya suatu peristiwa dengan cara menuliskannya menurut tata tulis

berita yang telah lazim dipergunakan dalam persuratkabaran. Jadi berita

aktual ialah suatu kejadian yang penting yang disampaikan oleh seseorang

untuk orang banyak secara tertulis.

Tujuan menulis berita aktual ialah (1) membiasakan agar dapat

menyampaikan peristiwa yang penting secara lengkap dan teratur dengan

gaya bahasa yang tepat dan (2) mengembangkan bakat kewartawanan.

(6) Mengarang Puisi

Puisi merupakan hasil ciptaan yang singkat dan padat. Manfaat

mengarang puisi ialah (1) menyalurkan dorongan melahirkan perasaan

Page 44: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

29

yang kuat, yang pada umumnya yang terdapat pada diri masing-masing,

(2) memberika latihan mengungkapkan perasan dengan lambang-lambang

kata yang tepat, yang berarti melatih kemampuan berbahasa, (3) mengajar

memberi kesibukan yang berguan untuk mengisi waktu senggang dengan

kepandaiannya, (4) mencoba secara tidak langsung memahami keadaan

yang barang kali dapat dipergunakan untuk menolong memecahkan

kesulitan yang dihadapi, dan (5) membantu memperkembangkan bakat.

(7) Mengarang Esai

Yang dimaksud dengan esai ialah karangan tentang suatu masalah

yang pada suatu saat menarik perhatian seseorang penulis. Esai dapat

mengenai masalah ilmu pengetahuan,keagamaan, filsafat, kebudayaan,

kesenian, politik, dan masalah sosial. Tujuan mengarang esai ialah

membiasakan untuk mampu menanggapi suatu masalah yang pada suatu

saat menarik perhatian orang.

(8) Mengarang Naskah Pidato

Yang dimaksud dengan pidato ialah berbicara di hadapan publik,

yang ditujukan kepada seseorang, sekelompok orang, atau kepada publik

itu sendiri. Suatu piadato yang resmi memerlukan persiapan. Oleh karena

itu pidato disiapkan secara tertulis. Selanjutnya untuk melatih menyusun

naskah pidato perlu memperhatikan pidato yang akan disampaikan.

Berdasarkan yang disampaikan pidato dibedakan antara lain: (1) pidato

penjelasan, (2) pidato sambutan, (3) pidato laporan, dan (4) pidato

keilmuan.

Page 45: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

30

2. Media Elektronik

a. Pengertian Media Pembelajaran

Media (bentuk jamak dari kata medium), merupakan kata yang

berasal dari bahasa latin medius, yang secara harfiah berarti ‘tengah’,

‘perantara’ atau ‘pengantar’ (Arsyad, 2002; Sadiman, dkk., 1990). Oleh

karena itu, media dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan

dari pengirim ke penerima pesan. Media dapat berupa sesuatu bahan

(software) dan/atau alat (hardware). Sedangkan menurut Arsyad(2002),

bahwa media jika dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau

kejadian yang membangun kondisi, yang menyebabkan siswa mampu

memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Jadi menurut

pengertian ini, guru, teman sebaya, buku teks, lingkungan sekolah dan luar

sekolah, bagi seorang siswa merupakan media. Pengertian ini sejalan

dengan batasan yang disampaikan oleh Gagne (1985), yang menyatakan

bahwa media merupakan berbagai jenis komponen dalam lingkungan

siswa yang dapat merangsang untuk belajar.

Dalam dunia pendidikan, sering kali istilah alat bantu atau media

komunikasi digunakan secara bergantian atau sebagai pengganti istilah

media pendidikan (pembelajaran). Seperti yang dikemukakan oleh

Hamalik (1994) bahwa dengan penggunaan alat bantu berupa media

komunikasi, hubungan komunikasi akan dapat berjalan dengan lancar dan

dengan hasil yang maksimal. Batasan media seperti ini juga dikemukakan

oleh Gagne, et al., (1988), yang secara implisit menyatakan bahwa media

adalah segala alat fisik yang digunakan untuk menyampaikan isi materi

Page 46: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

31

pengajaran. Dalam pengertian ini, buku/modul, tape recorder, kaset, video

recorder, camera video, televisi, radio, film, slide, foto, gambar, dan

komputer adalah merupakan media pembelajaran. MenurutNational

Education Association-NEA (dalam Sadiman, dkk., 1990), media adalah

bentuk-bentuk komunikasi baik yang tercetak maupun audio visual beserta

peralatannya.

Berdasarkan batasan-batasan mengenai media seperti tersebut di

atas, maka dapat dikatakan bahwa media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang menyangkut software dan hardware yang dapat digunakan

untuk meyampaikan isi materi ajar dari sumber belajar ke pebelajar

(individu atau kelompok), yang dapat merangsang pikiran, perasaan,

perhatian dan minat pebelajar sedemikian rupa sehingga proses belajar (di

dalam/di luar kelas) menjadi lebih efektif.

b. Posisi Media Pembelajaran

Bruner (1966) mengungkapkan ada tiga tingkatan utama modus

belajar, seperti: enactive (pengalaman langsung), iconic (pengalaman

piktorial atau gambar), dan symbolic (pengalaman abstrak). Pemerolehan

pengetahuan dan keterampilan serta perubahan sikap dan perilaku dapat

terjadi karena adanya interaksi antara pengalaman baru dengan

pengalaman yang telah dialami sebelumnya melalui proses belajar.

Sebagai ilustrasi misalnya, belajar untuk memahami apa dan bagaimana

mencangkok. Dalam tingkatan pengalaman langsung, untuk memperoleh

pemahaman pebelajar secara langsung mengerjakan atau membuat

cangkokan. Pada tingkatan kedua, iconic, pemahaman tentang

Page 47: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

32

mencangkok dipelajari melalui gambar, foto, film atau rekaman video.

Selanjutnya pada tingkatan pengalaman abstrak, siswa memahaminya

lewat membaca atau mendengar dan mencocokkannya dengan pengalaman

melihat orang mencangkok atau dengan pengalamannya sendiri.

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam proses belajar mengajar

sebaiknya terjadi variasi aktivitas yang melibatkan semua alat indera

pebelajar. Semakin banyak alat indera yang terlibat untuk menerima dan

mengolah informasi (isi pelajaran), semakin besar kemungkinan isi

pelajaran tersebut dapat dimengerti dan dipertahankan dalam ingatan

pebelajar. Jadi agar pesan-pesan dalam materi yang disajikan dapat

diterima dengan mudah (atau pembelajaran berhasil dengan baik), maka

pengajar harus berupaya menampilkan stimulus yang dapat diproses

dengan berbagai indera pebelajar. Pengertian stimulus dalam hal ini adalah

suatu “perantara” yang menjembatani antara penerima pesan (pebelajar)

dan sumber pesan (pengajar) agar terjadi komunikasi yang efektif.

c. Fungsi Media Pembelajaran

Keefektifan proses belajar mengajar (pembelajaran) sangat diefektifitasi

oleh faktor metode dan media pembelajaran yang digunakan. Keduanya

saling berkaitan, di mana pemilihan metode tertentu akan berefektifitas

terhadap jenis media yang akan digunakan. Dalam arti bahwa harus ada

kesesuaian di antara keduanya untuk mewujudkan tujuan pembelajaran.

Walaupun ada hal-hal lain yang juga perlu diperhatikan dalam pemilihan

media, seperti: konteks pembelajaran, karakteristik pebelajar, dan tugas

atau respon yang diharapkan dari pebelajar (Arsyad, 2002). Sedangkan

Page 48: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

33

menurut Criticos (1996), tujuan pembelajaran, hasil belajar, isi materi ajar,

rangkaian dan strategi pembelajaran adalah kriteria untuk seleksi dan

produksi media. Dengan demikian, penataan pembelajaran (iklim, kondisi,

dan lingkungan belajar) yang dilakukan oleh seorang pengajar

diefektifitasi oleh peran media yang digunakan.

Pemanfaatan media dalam pembelajaran dapat membangkitkan

keinginan dan minat baru, meningkatkan motivasi dan rangsangan

kegiatan belajar, dan bahkan berefektifitas secara psikologis kepada siswa

(Hamalik, 1986). Selanjutnya diungkapkan bahwa penggunaan media

pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan

penyampaian informasi (pesan dan isi pelajaran) pada saat itu. Kehadiran

media dalam pembelajaran juga dikatakan dapat membantu peningkatan

pemahaman siswa, penyajian data/informasi lebih menarik dan terpercaya,

memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi. Jadi dalam hal

ini dikatakan bahwa fungsi media adalah sebagai alat bantu dalam

kegiatan belajar mengajar.

Sadiman, dkk (1990) menyampaikan fungsi media (media

pendidikan) secara umum, adalah sebagai berikut: (i) memperjelas

penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat visual; (ii) mengatasi

keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, misalnya objek yang terlalu

besar untuk dibawa ke kelas dapat diganti dengan gambar, slide, dsb.,

peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat film, video,

fota atau film bingkai; (iii) meningkatkan kegairahan belajar,

memungkinkan siswa belajar sendiri berdasarkan minat dan

Page 49: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

34

kemampuannya, dan mengatasi sikap pasif siswa; dan (iv) memberikan

rangsangan yang sama, dapat menyamakan pengalaman dan persepsi

siswa terhadap isi pelajaran.

Fungsi media, khususnya media visual juga dikemukakan oleh

Levie dan Lentz, seperti yang dikutip oleh Arsyad (2002) bahwa media

tersebut memiliki empat fungsi yaitu: fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi

kognitif, dan fungsi kompensatoris. Dalam fungsi atensi, media visual

dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi

kepada isi pelajaran. Fungsi afektif dari media visual dapat diamati dari

tingkat “kenikmatan” siswa ketika belajar (membaca) teks bergambar.

Dalam hal ini gambar atau simbol visual dapat menggugah emosi dan

sikap siswa. Berdasarkan temuan-temuan penelitian diungkapkan bahwa

fungsi kognitif media visual melalui gambar atau lambang visual dapat

mempercepat pencapaian tujuan pembelajaran untuk memahami dan

mengingat pesan/informasi yang terkandung dalam gambar atau lambang

visual tersebut. Fungsi kompensatoris media pembelajaran adalah

memberikan konteks kepada siswa yang kemampuannya lemah dalam

mengorganisasikan dan mengingat kembali informasi dalam teks. Dengan

kata lain bahwa media pembelajaran ini berfungsi untuk mengakomodasi

siswa yang lemah dan lambat dalam menerima dan memahami isi

pelajaran yang disajikan dalam bentuk teks (disampaikan secara verbal).

Dengan menggunakan istilah media pengajaran, Sudjana dan Rivai

(1992) mengemukakan beberapa manfaat media dalam proses belajar

siswa, yaitu: (i) dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa karena

Page 50: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

35

pengajaran akan lebih menarik perhatian mereka; (ii) makna bahan

pengajaran akan menjadi lebih jelas sehingga dapat dipahami siswa dan

memungkinkan terjadinya penguasaan serta pencapaian tujuan pengajaran;

(iii) metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata didasarkan

atas komunikasi verbal melalui kata-kata; dan (iv) siswa lebih banyak

melakukan aktivitas selama kegiatan belajar, tidak hanya mendengarkan

tetapi juga mengamati, mendemonstrasikan, melakukan langsung, dan

memerankan.

Berdasarkan atas beberapa fungsi media pembelajaran yang

dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media

pembelajaran elektronik dalam kegiatan belajar mengajar memiliki

efektifitas yang besar terhadap alat-alat indera. Terhadap pemahaman isi

pelajaran, secara nalar dapat dikemukakan bahwa dengan penggunaan

media akan lebih menjamin terjadinya pemahaman yang lebih baik pada

siswa. Pebelajar yang belajar lewat mendengarkan saja akan berbeda

tingkat pemahaman dan lamanya “ingatan” bertahan, dibandingkan dengan

pebelajar yang belajar lewat melihat atau sekaligus mendengarkan dan

melihat. Media pembelajaran juga mampu membangkitkan dan membawa

pebelajar ke dalam suasana rasa senang dan gembira, di mana ada

keterlibatan emosianal dan mental. Tentu hal ini berefektifitas terhadap

semangat mereka belajar dan kondisi pembelajaran yang lebih hidup, yang

nantinya bermuara kepada peningkatan pemahaman pebelajar terhadap

materi ajar.

d. Pengertian Media Pembelajaran Elektronik

Page 51: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

36

Dikatakan oleh Darin E. Hartley bahwa: e-learning merupakan

suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan

ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, intranet atau media

jaringan komputer lain. LearnFrame.com dalam Glossary of e-learning

Terms [Glossary, 2001] menyatakan suatu definisi yang lebih luas bahwa:

e-learning adalah system pendidikan yang menggunakan aplikasi

elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media internet,

jaringan komputer maupun komputer stand alone.

Pengertian e-learning menurut Maryati, e-learning terdiri dari dua

bagian yaitu e- yang merupakan singkatan dari elektronika dan learning

yang berarti pembelajaran. Jadi e-learning berarti pembelajaran dengan

menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika, khususnya perangkat

komputer. Terdapat kata "khususnya komputer" pada akhir kalimat yang

memberi pengertian bahwa komputer termasuk alat elektronik disamping

alat pembelajaran elektronik yang lain.

Menurut Maman Somantri, media elektronik adalah sebagai alat

bantu pembelajaran, misalnya tape recorder dapat merekam suara guru

untuk didengarkan di lain waktu, OHP mambantu guru tidak repot dengan

kotornya spidol saat menulis di papan tulis dan mahasiswa dapat dengan

mudah menggandakan slide tanpa susah mencatat. Komputer stand alone

menyampaikan materi secara lebih interaktif dengan presentasi yang

disertai dengan video dan gambar pendukung lainnya.

Media pembelajaran elektronik adalah seperangkat alat elektronik

yang dipergunakan untuk meyalurkan pesan dan dapat merangsang

Page 52: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

37

pikiran, dapat membangkitkan semangat, perhatian, dan kemauan siswa

sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa.

B. Kerangka Pikir

Dalam KTSP, pembelajaran bahasa Indonesia meliputi empat aspek

kemampuan berbahasa yakni: aspek menyimak, aspek berbicara, aspek membaca,

aspek menulis. Keempat aspek itu dituangkan dalam standar kompetensi. Standar

kompetensi menulis dijabarkan dalam kompetensi dasar.

Pembelajaran menulis mengharuskan siswa terlibat total dalam

pembelajaran. Keterlibatan siswa secara total dalam pembelajaran, maka siswa

dapat memahami materi dengan cepat dan tepat. Dalam proses pembelajaran

menulis, guru dianjurkan menerapkan media pembelajaran yang tepat. Untuk

itulah peneliti menawarkan sebuah media yang bernama media elektronik. Media

elektronik menuntut siswa untuk mahir dalam menggunakan ICT yang dapat

membantu dan mempermudah proses penyampaian makna pembelajaran melalui

media komputer yang di dalamnya ada internet. Media elektronik akan

menggabungkan gerak fisik dengan aktivitas intelektual dan pengunaan indera

secara total dapat berefektifitas besar terhadap pembelajaran.

Untuk mengetahui secara pasti efektifitas media elektronik dalam

pembelajaran keterampilan menulis siswa kelas IX SMP Negeri 2 Belopa

Kabupaten Luwu, maka perlu dilakukan penelitian secara mendalam. Dalam

penelitian ini, siswa dituntut menguasai aspek dalam menulis. Untuk memiliki

keterampilan menulis yang memadai, diperlukan latihan yang sistematis dan

terarah. Dalam proses belajar mengajar, salah satu media yang ingin diterapkan

adalah media elektronik dalam pembelajaran.

Page 53: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

38

Ada beberapa faktor yang diperhatikan dalam penerapan media elektronik

dalam pembelajaran menulis narasi siswa kelas IX SMP Negeri 2 Belopa

Kabupaten Luwu, yaitu: menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa,

menyampaikan informasi, mengorganisasikan siswa, mengarahkan siswa untuk

menyaksikan sesuatu yang divisualkan, mendiskusikan, menanggapi isi tayangan

yang telah mereka saksikan, menemukan topik atau gagasan pokok tayangan

tersebut, menyusun kerangka karangan berdasarkan tayangan tersebut,

mengembangkan kerangka karangan itu menjadi karangan deskripsi, merevisi

karangan tersebut, menulis kembali karangan berdasarkan hasil revisi, melaporkan

hasil karangan yang telah diperbaiki di depan kelas, dan menanggapi hasil

karangan itu dengan memperhatikan unsur karakteristik, organisasi isi,

penggunaan kalimat, diksi, dan, ejaan, mengevaluasi kemampuan siswa, dan

memberikan penilaian. Secara sederhana, kerangka penelitian dapat digambarkan

dalam bagan berikut.

Page 54: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

39

Gambar 1. Kerangka pikir

Media Elektronik

Laptop LCD Video Pembelajaran (Peristiwa)

Keterampilaan Menulis

Penelitian Eksperimen

Menulis dalam bentuk Narasi

Kelas Kontrol (Kelas IX1)

Kelas Bebas (Kelas IX2)

Hasil

Page 55: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

40

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel dan Desain Penelitian

Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan

variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah keefektifan

penggunaan media elektronik dan variabel terikatnya adalah keterampilan

menulis narasi siswa kelas IX SMP Negeri 2 Belopa Kabupaten Luwu.

Menurut jenisnya, penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Oleh

karena itu, dalam penyusunan desainnya dirancang berdasarkan prinsip

eksperimen yaitu mengumpulkan mengolah, menganalisis, dan menyajikan

data secara objektif.

Metode penelitian eksprimen dapat diartikan sebagai metode penelitian

yang digunakan untuk mencari apakah ada pengaruh perlakuan tertentu

terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan ( Sugiyono, 2010 : 72 ).

Metode eksprimen merupakan bagian dari metode kuantitatif mempunyai ciri

tersendiri yaitu dengan adanya kelompok kontrol. Dalam desain penelitian ini

terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random. Kelompok

pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang

diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi

perlakuan disebut kelompok kontrol. Pengaruh dari adanya perlakuan

(treatment) inilah yang akan diuji beda, kalau terdapat perbedaan yang

signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka

perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signifikan dengan kata lain

40

Page 56: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

41

penggunaan media elektronik tersebut efektif pada keterampilan menulis

narasi siswa kelas IX SMPN 2 Belopa Kabupaten Luwu.

Desain penelitian ini dilakukan dengan pola sebagai berikut:

Tabel 3.1. Model Desain Penelitian

Kelompok Tes awal Treatmen Tes akhir

Eksperimen Y1 X Y2

Kontrol Y1 _ Y2

Keterangan:

Y1 = Pretes

Y2 = Postes

X = Treatment

(Sukardi, 2004:185)

Penelitian ini terdiri atas dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen

yang menerapkan media elektronik dalam keterampilan menulis dan

kelompok kontrol yang tidak menerapkan media elektronik dalam

keterampilan menulis.

Berdasarkan desain eksperimen yang telah dikemukakan, maka

pelaksanaan eksperimen dapat ditempuh dengan cara sebagai berikut:

1. menentukan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol. Penentuan kelompok ini dilakukan atas dasar hasil yang diperoleh

dari pemberian tes awal serempak.

2. Setelah kedua kelompok tersebut terbentuk, maka masing-masing kelompok

diberi tes awal.

3. Memberikan perlakuan kepada kelompok eksperimen.

4. Memberikan tes akhir kepada kedua kelompok tersebut. Tes akhir ini sama

Page 57: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

42

serempak (bersamaan).

5. Mencari rata-rata dari kedua kelompok baik yang dicapai sebelum

perlakuan diberikan maupun hasil yang dicapai setelah perlakuan diberikan

untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil yang signifikan.

Untuk mencari seberapa besar keefektifan penggunaan media

elektronik pada keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas IX SMP

Negeri 2 Belopa Kabupaten Luwu, harus membandingkan hasil tes sebelum

dan sesudah memberikan perlakuan yaitu sebelum menerapkan media

elektronik serta hasil akhir yaitu hasil dari pemberian perlakuan (eksperimen)

dengan kelompok kontrol ( yang tanpa perlakuan).

B. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel dikemukakan untuk memperjelas dan

mengarahkan penelitian ini. Penelitian ini mengkaji tentang keefektifan

penggunaan media elektronik pada keterampilan menulis dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Belopa Kabupaten Luwu.

Untuk memudahkan dalam memahami variabel, maka penulis

memerincinya sebagai berikut :

1. Media elektronik yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah media

yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam

pembelajaran menulis karangan narasi yaitu media audio visual.

2.. Kemampuan menulis karangan dalam bentuk narasi adalah suatu bentuk

kemampuan yang diharapkan dikuasai oleh siswa dalam menulis

karangan, peristiwa atau kejadian tertentu.

Page 58: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

43

C. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX yang

berjumlah 234 orang yang terbagi dalam 7 kelas.

Untuk lebih jelasnya populasi pada penelitian ini, dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 3 .2 Populasi Penelitian

No Populasi Jumlah Keterangan

1 Siswa kelas IX tahun

ajaran 2012-2013

234 orang 7 kelas

Sumber: Data Sekolah Tahun 2013

Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

pengambilan sampling yang digunakan adalah proportional random sampling.

Dalam penelitian ini terdapat kelas kontrol dan kelas bebas. Kelas kontrol

adalah kelas yang diberikan perlakuan dengan menggunakan media elektronik

yakni di kelas IX1 dengan jumlah 30 orang dan kelas bebas adalah kelas yang

sama-sama dibelajarkan keterampilan menulis tanpa menggunakan media

elektronik yaitu kelas IX2 dengan jumlah 30 orang.

Dalam desain penelitian ini terdapat dua kelompok yang dipilih

secara random, kemudian diberi pretes dengan lembar format penilaian siswa

yang diberi bobot nilai dari rentang 1-10, untuk menngetahui keadaan awal

sebelum perlakuan diberikan, ada perbedaan hasil antara kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretes yang baik bila nilai kelompok

eksperimen tidak berbeda jauh secara signifikan sehingga layak digunakan

dalam langkah senjutnya.

Page 59: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

44

Untuk lebih jelasnya sampel pada penelitian ini, dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel. 3.3 Sampel Penelitian

No Sampel Jumlah

1 Kelas Kontrol (IX1) 30 orang

2 Kelas Bebas (IX2) 30 orang

Sumber: Data Sekolah Tahun 2013

D. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan tujuan penelitian ini data yang dikumpulkan adalah

data dan informasi mengenai penggunaan media elektronik terhadap

keterampilan menulis siswa kelas IX SMP Negeri 2 Belopa Kabupaten Luwu.

Oleh karena itu, dalam menyaring semua data dan informasi yang dibutuhkan

tersebut digunakan teknik pengumpulan data dengan skala likert dan skala

Guttman. Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan dua metode,

yaitu:

1. Pengumpulan data dengan menggunakan penelitian kepustakaan (Library

Research), penulis mengumpulkan data dengan jalan membaca buku-buku

perpustakaan yang erat hubungannya dengan materi tesis. Pengambilan data

dilakukan dengan teknik kutipan langsung dan teknik kutipan tidak langsung.

2. Pengumpulan data dengan menggunakan penelitian lapangan (Field

Research), penulis mengadakan penelitian secara langsung di lapangan atau di

lokasi penelitian dengan menggunakan tes, penyebaran angket, dan interview

(wawancara). Serta pemberian threathment (perlakuan) kepada salah satu

kelas dari dua kelas yang ada.

Page 60: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

45

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa

tes dan non tes.

a. Instrumen penelitian yang berupa tes

Pada perinsipnya yang dimaksud dengan tes adalah suatu cara untuk

Mengadakan penilaian tentang tingkah laku, prestasi, keterampilan dan

kemampuan atau bakat individu yang dilakukan dengan mengajukan tugas

atau pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh individu

sehingga menghasilkan suatu nilai yang kemudian diolah atau diberi skor.

Instrumen penelitian yang berupa tes digunakan dalam penelitian ini

adalah dalam bentuk format lembar penilaian karangan narasi, format

lembar penilaian ini disusun dan dikembangkan sendiri oleh peneliti

dengan mempertimbangkan aspek-aspek pengetahuan, sikap dan

keterampilan.

b. Instrumen yang penelitian yang berupa non tes

Instrumen yang berupa non tes terdiri atas beberapa alat pelajaran, satuan

pelajaran, lembar pengamatan, lembaran-lembaran angket, buku referensi

dan penunjang penelitian lainnya.

Observasi dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap kegiatan

proses belajar dengan penggunaan media. Penyebaran angket dilakukan

dengan memberikan pertanyaan sebanyak 10 nomor kepada semua siswa kelas

IX SMP Negeri 2 Belopa Kabupaten Luwu. Dari 10 nomor pertanyaan

tersebut masing-masing terdiri dari dua pilihan jawaban. Threathment

diberikan kepada kelas IX1 dengan menggunakan media elektronik sedangkan

IX2 tidak menggunakan media elektronik. Perlakuan yang sama diberikan

Page 61: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

46

kepada kedua kelas dengan memberi tema peristiwa kepada siswa, lalu siswa

di kelas IX1 menulis narasi dengan bantuan media elektronik yang ada,

sedangkan siswa IX2 menulis narasi tanpa bantuan media elektronik.

E. Teknik Analisis Data

Analisis Statistik Deskriptif

Langkah-langkah menganalisis data secara statitik deskriptif

sebagai berikut:

a. Membuat tabulasi skor siswa.

b. Menghitung persentase kemampuan tiap siswa.

c. Menghitung nilai rata-rata yang diperoleh siswa.

Hasil penelitian yang berupa data mentah di lapangan akan diolah dengan

menggunakan teknik statistik deskriptif dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

F

P = x 100 %

N

Keterangan:

P = Persentase

F = Frekuensi

N = Jumlah responden

Page 62: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan latar belakang, kajian pustaka, dan metode penelitian yang

telah diuraikan dalam bab-bab sebelumnya, maka pada bab ini dipaparkan hasil

penelitian penggunaan media elektronik dalam pembelajaran menulis karangan

narasi siswa kelas IX SMP Negeri 2 Belopa Kabupaten Luwu.

Sesuai dengan jenis penelitian yang dilakukan, hasil penelitian ini adalah

hasil eksperimen kuantitatif. Hasil penelitian kuantitatif ini disajikan berdasarkan

hasil yang telah diperoleh di lapangan. Hasil eksperimen kuantitatif yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil yang dinyatakan dalam bentuk angka

untuk mengetahui keefektifan penggunaan media elektronik dalam pembelajaran

menulis karangan narasi siswa kelas IX SMP Negeri 2 Belopa Kabupaten Luwu.

Penyajian hasil analisis data berikut bertujuan untuk mengungkapkan

penerapan penggunaan media elektronik dalam pembelajaran menulis karangan

narasi pada siswa kelas IX SMP Negeri 2 Belopa Kabupaten Luwu dan

mengungkapkan keefektifan penerapan penggunaan media elektronik dalam

pembelajaran menulis karangan narasi pada siswa kelas IX SMP Negeri 2 Belopa

Kabupaten Luwu. Untuk mengungkapkan hal tersebut, berikut ini dikelompokkan

ke dalam dua kelas, yaitu penyajian data kelas eksperimen (kelas yang dikenai

perlakuan penerapan penggunaan media elektronik) dan penyajian data kelas

kontrol (kelas yang tidak diberikan perlakuan penerapan penggunaan media

elektronik).

47

Page 63: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

48

Penyajian hasil analisis data nilai mentah dari lembar penilaian karangan

narasi siswa kelas eksperimen dan hasil analisis data nilai kelas kontrol disajikan

secara terpisah. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis statistik

deskriptif yang meliputi langkah-langkah, yaitu: membuat daftar skor mentah,

membuat distribusi frekuensi dari skor mentah, mencari mean rata-rata, mengukur

penyebaran, untuk standardisasi hasil pengukuran (skor) dilakukan transformasi

dari skor mentah di dalam nilai berskala 1-10, dan menetapkan tolok ukur

kemampuan siswa. Setelah itu, lalu dikemukakan perbandingan mean (rata-rata

nilai) keduanya dengan menggunakan analisis eksperimen jenis uji t desain.

Mk -- Me t = √ b2

n ( N – 1 )

di mana :

Mk -- Me : Masing-masing adalah mean dari kelompok kontrol dan

Mean dari kelompok eksperimen.

b2 : Jumlah deviasi dari mean perbedaan

N : Jumlah subyek

( Tiro, 2008 ; 230 )

1. Analisis Data Kemampuan Siswa Menulis Karangan Narasi yang Menggunakan Media Elektronik pada Kelas Eksperimen (X) a. Pre-test

Berdasarkan hasil analisis data (pre-test) untuk kelas eksperimen, pre test

diberikan untuk mengetahui keadaan awal, adakah perbedaan antara kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pre-test yang baik bila nilai

kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan (Sugiyono 210; 76)

Dari 30 sampel diperoleh gambaran bahwa tidak ada siswa yang mampu

Page 64: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

49

memperoleh skor 100, sebagai skor maksimal. Skor tertinggi yaitu 70

diperoleh oleh dua orang sampel, dan skor terendah adalah 45 diperoleh oleh

empat orang sampel.

Gambaran yang lebih jelas dan tersusun rapi dari skor terendah hingga

skor tertinggi yang diperoleh siswa beserta frekuensinya dapat dilihat pada

tabel berikut ini.

Tabel 4.1 Distribusi Presentase Skor Hasil (Pre-test) Kemampuan Siswa Menulis Karangan Narasi pada Kelas Eksperimen (X)

No Skor Mentah Frekuensi Frekuensi Relatif (%)

1 70 2 6,66

2 65 3 10,0

3 62 1 3,33

4 60 6 20,0

5 58 1 3,33

6 56 2 6,66

7 55 4 13,33

8 54 2 6,66

9 50 4 13,33

10 45 5 16,66

Jumlah 30 100 %

Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa nilai tertinggi yang

diperoleh sampel yaitu 70 diperoleh 2 orang (6,66%). Selanjutnya, sampel

yang mendapat nilai 65 diperoleh 3 orang (10 %), sampel yang mendapat nilai

62 diperoleh 1 orang (3,33 %), sampel yang mendapat nilai 60 diperoleh 6

orang (20%), sampel yang mendapat nilai 58 diperoleh 1 orang (3,33%),

sampel yang mendapat nilai 56 diperoleh 2 orang (6,66 %), sampel yang

Page 65: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

50

mendapat nilai 55 diperoleh 4 orang (13,33%), sampel yang mendapat nilai 54

diperoleh 2 orang (6,66%), sampel yang mendapat nilai 50 diperoleh 4 orang

(13,33%), sampel yang mendapat nilai 45 diperoleh 5 orang (16,66%).

Sebelum skor mentah ditransformasi ke dalam nilai berskala 1-10, terlebih

dahulu ditentukan mean ideal dengan rumus:

Xi = 60% x skor maksimal

Xi = 60/100 x 100

= 60

Langkah selanjutnya adalah mencari standar deviasi sebagai ukuran

penyebaran data. Rumus yang digunakan untuk menentukan stándar deviasi

adalah sebagai berikut :

Si = ¼ x Xi

= ¼ x 60

= 15

Perolehan nilai menulis karangan narasi seluruh siswa beserta

frekuensinya dapat dilihat secara jelas pada tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2 Nilai Hasil (Pre test) Kemampuan Siswa Menulis Karangan Narasi Kelas Eksperimen (X) dan presentasenya

No Nilai Frekuensi Persentase (%)

1 81 – 100 0 0

2 61 – 80 4 13,33

3 41 – 60 22 73,34

4 21 – 40 4 13,33

5 1 - 20 0 0

Jumlah 30 100%

Page 66: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

51

Dari tabel di atas, diperoleh gambaran bahwa nilai hasil (pre test) kemampuan

menulis karangan narasi yang diperoleh siswa kelas eksperimen bervariasi. Tidak

ada siswa sampel yang memperoleh nilai 8 sampai nilai 10. Rentang nilai tertinggi

yang diperoleh oleh siswa sampel adalah rentang 61-80 (13,33%). Dua puluh dua

orang siswa sampel (73,34%) yang memperoleh nilai rentang 41-60. Empat orang

siswa sampel yang memperoleh nilai rentang 21- 40 (13,33%). Dan tidak ada

siswa sampel yang memperoleh rentang nilai 1 - 20. Jumlah nilai perolehan hasil

(pre test) kemampuan siswa menulis narasi kelas eksperimen secara keseluruhan

dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3 Jumlah nilai Hasil (Pre-test) Kemampuan Siswa Menulis Karangan Narasi Kelas Eksperimen (∑X) secara Keseluruhan.

No Nilai Frekuensi Persentase (%)

1 70 2 140

2 65 3 195

3 62 1 62

4 60 6 360

5 58 1 58

6 56 2 112

7 55 4 220

8 54 2 108

9 50 4 200

10 45 5 225

Jumlah 30 1680

Rata-Rata 56,0

Dari tabel 4.3 diketahui bahwa nilai rata-rata hasil (pre-test) kemampuan

siswa menulis karangan narasi kelas eksperimen adalah 56,0 yang diperoleh dari

Page 67: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

52

hasil bagi jumlah seluruh nilai kemampuan menulis karangan narasi siswa (∑X)

dengan jumlah siswa sampel (N). Untuk mengetahui dengan jelas skor hasil (pre-

test) kemampuan siswa menulis karangan narasi kelas eksperimen beserta

distribusi frekuensi dan perhitungan skornya, dapat dilihat pada lampiran.

b. Post-test

Berdasarkan hasil analisis data (pre-test) untuk kelas eksperimen dari 30

sampel diperoleh gambaran bahwa tidak ada siswa yang mampu memperoleh skor

100, sebagai skor maksimal. Skor tertinggi yaitu 98 yang diperoleh 3 sampel dan

skor terendah diperoleh tiga orang sampel yaitu 70. Gambaran yang lebih jelas

dan tersusun rapi dari skor terendah hingga skor tertinggi siswa beserta

frekuensinya.

Tabel 4.4 Distribusi Presentase Skor Hasil (Post-test) Kemampuan Siswa Menulis Karangan Narasi pada Kelas Eksperimen (X)

No Skor Mentah Frekuensi Frekuensi Relatif (%)

1 100 0 0

2 98 3 10,0

3 90 5 16,67

4 80 18 60,0

5 75 1 3,33

6 70 3 10,0

Jumlah 30 100 %

Skor mentah hasil (post test) kemampuan siswa menulis karangan narasi

kelas ekperimen dapat dikonversikan ke dalam nilai berskala 1-10, dan dapat pula

diketahui frekuensi dan persentase nilai hasil (post test) kemampuan siswa

Page 68: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

53

menulis karangan narasi kelas eksperimen. Perolehan nilai menulis karangan

narasi seluruh siswa beserta frekuensinya dapat dilihat secara jelas pada tabel.

Tabel 4.5 Nilai Hasil (Post-test) Kemampuan Siswa Menulis Karangan Narasi Kelas Eksperimen (X), frekuensi dan presentasenya

No Nilai Frekuensi Persentase (%)

1 81 – 100 8 26,67

2 61 – 80 22 73,33

3 41 – 60 0 0,00

4 21 – 40 0 0,00

5 1 - 20 0 0,00

Jumlah 30 100%

Dari tabel 4.5 di atas diperoleh gambaran bahwa nilai hasil (post test)

kemampuan siswa menulis karangan narasi yang diperoleh siswa kelas

eksperimen bervariasi. Nilai tertinggi diperoleh delapan orang siswa sampel

(28,57%) dengan perolehan 90. Tujuhbelas orang sampel (60,71%) yang

memperoleh nilai 80, dan tiga orang sampel (10,72%) memperoleh nilai 70. Tidak

ada siswa yang memperoleh nilai 60 dan 50.

Untuk mengetahui daya pembeda (uji t) antara kelass eksperimen dan

kelas kontrol, maka diperlukan data mengenai rata-rata nilai kelas masing-masing.

Untuk rata-rata nilai kelas eksperimen pasca pemberian tindakan penelitian, dapat

dilihat pada tabel berikut:

Page 69: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

54

Tabel 4.6 Jumlah Nilai Hasil (Post test) kemampuan Siswa Menulis Karangan Narasi Kelas Eksperimen (∑X) secara keseluruhan.

No Nilai Frekuensi Persentase (%)

1 98 3 294

2 90 5 450

3 80 18 1440

4 75 1 75

5 70 3 210

Jumlah 30 2469

Rata-Rata 82,3

Dari tabel di atas, diketahui bahwa nilai rata-rata hasil (post test)

kemampuan siswa menulis karangan narasi kelas eksperimen adalah 82,3 yang

diperoleh dari hasil bagi jumlah seluruh nilai kemampuan menulis karangan narasi

siswa (∑X) dengan jumlah siswa sampel (N).

2.Analisis Data Kemampuan Menulis Narasi pada Kelas Kontrol (Y)

a. Pre test

Berdasarkan hasil analisis data pre test untuk kelas kontrol, dari 30 sampel

diperoleh gambaran bahwa tidak ada siswa yang mampu memperoleh skor 100,

sebagai skor maksimal. Skor tertinggi yaitu 70 dan skor terendah adalah 50.

Gambaran yang lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 70: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

55

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi dan Presentase Skor Hasil (Pre-test) Kemampuan Siswa Menulis Karangan Narasi pada Kelas Kontrol (Y)

No Skor Frekuensi Frekuensi Relatif (%)

1 70 2 6,66

2 65 3 10,0

3 62 1 3,33

4 60 6 20,0

5 58 1 3,33

6 56 2 6,66

7 55 4 13,33

8 54 2 6,66

9 50 4 13,33

10 45 5 16,67

Jumlah 30 100 %

Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa nilai tertinggi yang

diperoleh sampel yaitu 70 diperoleh 2 orang (6,66%). Selanjutnya, sampel

yang mendapat nilai 65 diperoleh 3 orang (10 %), sampel yang mendapat nilai

62 diperoleh 1 orang (3,33), sampel yang mendapat nilai 60 diperoleh 6 orang

(20%), sampel yang mendapat nilai 58 diperoleh 1 orang (3,33%), sampel

yang mendapat nilai 56 diperoleh 2 orang (6,66%), sampel yang mendapat

nilai 55 diperoleh 4 orang (13,33%), sampel yang mendapat nilai 54 diperoleh

2 orang (6,66%), sampel yang mendapat nilai 50 diperoleh 4 orang (13,33%),

sampel yang mendapat nilai 45 diperoleh 5 orang (16,67%).

Perolehan nilai menulis karanagn narasi seluruh siswa beserta

frekuensinya dapat dilihat secara jelas pada tabel berikut.

Page 71: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

56

Tabel 4.8 Nilai Hasil (Pre-test) Kemampuan Siswa Menulis Karangan Narasi Kelas Kontrol (Y) dan presentasenya

No Nilai Frekuensi Persentase (%)

1 81 – 100 0 0

2 61 – 80 6 20,0

3 41 – 60 24 80,0

4 21 – 40 0 0

5 1 - 20 0 0

Jumlah 30 100%

Dari tabel di atas diperoleh gambaran bahwa nilai hasil (pre test) kemampuan

siswa menulis karangan narasi yang diperoleh siswa kelas kontrol bervariasi.

Tidak ada siswa sampel yang memperoleh nilai 8 sampai nilai 10. Nilai tertinggi

yang diperoleh oleh dua orang siswa sampel (6,66%) adalah 70. Enam orang

siswa sampel (20%) yang memperoleh nilai 60. Empat orang siswa sampel

(13,33%) yang memperoleh nilai 50. Empat orang siswa sampel (13,33%) yang

memperoleh nilai 55. Dan tidak ada siswa sampel yang memperoleh nilai 40.

Jumlah nilai perolehan hasil (pre test) kemampuan siswa menulis narasi kelas

kontrol secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 72: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

57

Tabel 4.9 Jumlah Nilai Hasil (Pre test) Kemampuan Siswa Menulis Karangan Narasi Kelas Kontrol (∑X) secara Keseluruhan.

No Nilai Frekuensi Persentase (%)

1 70 2 140

2 65 3 195

3 62 1 62

4 60 6 360

5 58 1 58

6 56 2 112

7 55 4 220

8 54 2 108

9 50 4 200

10 45 5 225

Jumlah 30 1680

Rata-Rata 56

Dari tabel 4.9 diketahui bahwa nilai rata-rata hail (pre test) kemampuan siswa

menulis karangan narasi kelas kontrol adalah 56 yang diperoleh dari hasil bagi

jumlah seluruh nilai kemampuan menulis karangan narasi siswa (∑X) dengan

jumlah siswa sampel (N). Untuk mengetahui dengan jelas skor hasil (pre-test)

kemampuan siswa menulis karangan narasi kelas kontrol beserta distribusi

frekuensi dan perhitungan skornya, dapat dilihat pada lampiran.

b. Post-test

Berdasarkan hasil analisis data (pre-test) untuk kelas kontrol dari 30

sampel diperoleh gambaran bahwa tidak ada siswa yang mampu memperoleh skor

100, sebagai skor maksimal. Skor tertinggi yaitu 80 yang diperoleh empatbelas

sampel dan skor terendah diperoleh enambelas orang sampel yaitu 70.

Page 73: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

58

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi dan Presentase Skor Hasil (Post-test) Kemampuan Siswa Menulis Karangan Narasi pada Kelas Kontrol (Y)

No Skor Frekuensi Frekuensi Relatif (%)

1 100 0 0

2 90 0 0

3 80 15 50

4 70 15 50

5 80 0 0

Jumlah 30 100 %

Gambaran yang lebih jelas dan tersusun rapi dari skor terendah hingga

skor tertinggi siswa beserta frekuensinya. Skor mentah hasil (post test)

kemampuan siswa menulis karangan narasi kelas kontrol dapat dikonversikan ke

dalam nilai berskala 1-10, dan dapat pula diketahui frekuensi dan persentase nilai

hasil (post test) kemampuan siswa menulis karangan narasi kelas kontrol.

Perolehan nilai menulis karangan narasi seluruh siswa beserta frekuensinya dapat

dilihat secara jelas pada tabel 4.10 berikut.

Tabel 4.11 Nilai Hasil (Post Test) Kemampuan Siswa Menulis Karangan Narasi Kelas Kontrol (X), Frekuensi, dan Persentasenya.

No Skor Frekuensi Frekuensi Relatif (%)

1 81 – 100 0 0

2 61 – 80 30 100

3 41 – 60 0 0

4 21 – 40 0 0

5 1 - 20 0 0

Jumlah 30 100 %

Page 74: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

59

Dari tabel 4.10 di atas diperoleh gambaran bahwa nilai hasil (post test)

kemampuan siswa menulis karangan narasi yang diperoleh siswa kelas kontrol

bervariasi. Nilai tertinggi diperoleh empatbelas orang siswa sampel (46,67%)

dengan perolehan 80. Enambelas orang sampel (53,33%) yang memperoleh nilai

70, Tidak ada siswa yang memperoleh nilai 60 dan 50.

Untuk rata-rata nilai kelas kontrol pasca pemberian tindakan penelitian,

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.12 Jumlah Nilai Hasil (Post test) kemampuan Siswa Menulis Karangan Narasi Kelas Kontrol (∑X) secara keseluruhan.

No Nilai Frekuensi Persentase (%)

1 100 0 0

2 90 0 0

3 80 15 1200

4 70 15 1050

5 60 0 0

Jumlah 30 2250

Rata-Rata 75

Dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai rata-rata hasil (post test)

kemampuan siswa menulis karangan narasi kelas kontrol adalah 75 yang

diperoleh dari hasil bagi jumlah seluruh nilai kemampuan menulis karangan narasi

siswa (∑X) dengan jumlah siswa sampel (N).

Mk -- Me t = √ b2

n ( N – 1 )

Page 75: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

60

2250 - 2469

√ 73.85

30 (30 – 1) 2.19

√ 73.85 870 2.19

√ 0,09

.0.3

= 7, 30 Dengan derajat kebebasan (n – 1) = 29 pada taraf signifikansi 5 %

diperoleh t tabel sebesar 2,045. Oleh karena telah terbukti bahwa t hitung (7,30)

lebih besar dari t tabel (2,045), sehingga dapat disimpulkan bahwa pada taraf

signifikansi 5 % terdapat perbedaan mean yang signifikan antara kelompok A dan

kelompok B, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media

elektronik pada keterampilan menulis narasi siswa kelas IX SMP Negeri 2 Belopa

Kabupaten Luwu terbukti efektif.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah diperoleh, penggunaan media

elektronik efektif digunakan dalam pembelajaran keterampilan menulis karangan

narasi pada siswa kelas IX SMP Negeri 2 Belopa Kabupaten Luwu. Hal ini dapat

dilihat pada derajat kebebasan (n - 1) = 29 dengan taraf signifikansi 5 %

diperoleh t tabel (2,045) t hitung (7,30) lebih besar, sehingga dapat dinyatakan

Page 76: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

61

bahwa penggunaan media elektronik dalam pembelajaran keterampilan menulis

karangan narasi efektif.

Hasil hitung dari instrumen tes tersebut di atas, sejalan dengan hasil

perolehan dari penyebaran angket siswa (non tes) diperoleh skor sebesar 67,17 %,

yang apabila didasarkan pada kriteria yang ditetapkan pemerintah yaitu

Departemen Pendidikan dan kebudayaan yaitu:

Tingkat efektifitas 0 % - 34 % = Sangat rendah

Tingkat efektifitas 35 % - 54 % = Rendah

Tingkat efektifitas 55 % - 64 % = Sedang

Tingkat efektifitas 65 % - 84 % = Tinggi

Tingkat efektifitas 85 % - 100 % = Sangat tinggi

Hasil hitung dari skor perolehan (403) dibagi deangan skor tertinggi (600)

dikali dengan 100% maka diperoleh 67,17 % yang berada pada tingkat efektifitas

“Tinggi” ini membuktikan bahwa “ Keefektifan Penggunaan Media Elektronik

pada Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Belopa

Kabupaten Luwu” , dapat diterima.

Pada bagian ini menguraikan hasil temuan yang diperoleh dari hasil

analisis data pernelitian tentang penerapan penggunaan media elektronik dalam

pembelajaran menulis karangan narasi siswa kelas IX SMP Negeri 2 Belopa.

Pembelajaran akan berlangsung efektif dan efesien jika didukung dengan

kemahiran guru dalam mengatur strategi pembelajaran. Cara guru mengatur

strategi pembelajaran sangat berpengaruh kepada siswa belajar. Dalam

menyajikan materi pembelajaran sebaiknya seorang guru menggunakan teknik

yang tepat.

Page 77: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

62

Penggunaan teknik yang tepat akan banyak berpengaruh terhadap

keberhasilan pembelajaran. Akan tetapi harus disadari bahwa faktor gurulah yang

pada akhirnya menentukan berhasil tidaknya suatu pembelajaran. Oleh karena itu,

seorang guru jangan sampai hanya terpaku pada salah satu teknik saja yang pada

akhirnya membuat anak akan bosan belajar.

Antusias siswa dalam proses pembelajaran adalah hal yang terpenting dari

sebuah kesuksesan dalam pembelajaran. Oleh karena itu, media dan teknik adalah

dua hal yang tidak bisa dipisahkan peranannya masing-masing dalam proses

pembelajaran karena keduanya dapat memberikan kekuatan motivasi dalam

pembelajaran. Hal tersebut tercermin dalam perilaku siswa dalam memperoleh

perlakuan tersebut.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang melibatkan dua

kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kemampuan siswa

di kelas kontrol dalam menulis karangan narasi tidak menunjukkan hasil yang

maksimal, ini disebabkan karena tidak adanya penggunaan teknik pembelajaran

yang dapat menarik perhatian siswa. Berbeda dengan kemampuan siswa di kelas

eksperimen. Aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran menulis karangan

narasi dengan menggunakan media elektronik mampu mengembangkan beberapa

kemampuan mengelola pembelajaran yang dilakukan oleh guru maupun

menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap proses pembelajaran.

Hal ini dapat dilihat dari awal pembelajaran dimulai pada saat memabuka

pembealajran, pemberian materi, dan penggunaan media elektronik dalam

pembelajaran memberikan gambaran bahwa media elektronik merangsang

motivasi berpikir siswa dalam memunculkan kreativitasannya.

Page 78: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

63

Secara umum, respon siswa terhadap pembelajaran memeiliki sikap positif

terhadap pemberlakuan pembelajaran menulis karangan narasi dengan

menggunakan media elektronik. Media ini akan membantu siswa lebih kreatif

dalam menulis karangan narasi karena siswa dihadapkan langsung dengan media

pembelaajran untuk mengamati secara langsung peristiwa yang akan menjadi

sumber kajiannya dalam menulis. Hal tersebut memunculkan daya pikir dan

tingkat kreativitas yang tinggi bagi siswa dalam menuliskan ide dan pikirannya

melalui sebuah karangan yang berbentuk narasi.

Dari penjelasan di atas, menunjukkan bahwa pembelajaran menulis

karangan narasi dengan menggunakan media elektronik sesuai dengan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai yaitu siswa dapat mencari gagasan atau ide,

mengembangkan dan menyusun ide tersebut menjadi tulisan yang sistematis dan

utuh serta padu. Sehubungan dengan itu, maka hasi penelitian ini diharapkan

mempunyai implikasi sebagai berikut :

1. Pembina atau pengawas, diharapkan dapat memberikan bantuan

pembinaan kepada guru-guru serta dukungan fasilitas pembelajaran yang

menunjang terlaksananya proses pembelajaran yang menyenangkan.

2. Guru sebagai tenaga pendidik harus mampu mengembangkan potensi

diri sebagai tenaga profesional, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi serta mampu menjawab tantangan zaman dalam mengembangkan segala

potensi siswa dalam penerapan teknologi dan informasi, khususnya penggunaan

media elektronik.

3. Sekolah sebagai lembaga yang memberikan layanan dan fasilitas yang

dapat membantu meningkatkan mutu pendidikan, hendaknya mampu memberikan

Page 79: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

64

dukungan dan fasilitas secara maksimal untuk pembelajaran terutama dalam

keterampilan menulis karangan bentuk narasi.

Page 80: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

65

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil análisis data dalam penelitian ini, maka berikut ini

dikemukakan simpulan bahwa, “Penggunaan media elektronik memiliki

efektifitas yang tinggi dalam menulis narasi bagi siswa kelas IX di SMP Negeri 2

Belopa Kabupaten Luwu”, hal ini ditandai dengan adanya ketertarikan siswa

dalam belajar yang tertuang dalam bentuk kerjasama siswa dalam menemukan

sendiri jawaban dari pertanyaan guru melalui media elektronik yang ada. Keadaan

ini menunjukkan antusias siswa dan membangkitkan semangatnya dalam belajar,

sehingga siswa termotivasi dalam bentuk pembelajaran menulis narasi, yang

membuat siswa mudah untuk memaknai sebuah peristiwa yang ditontonnya dan

dituliskannya dalam bentuk karangan narasi.

B. Saran

1. Untuk peningkatan efektifitas pembelajaran menulis narasi di kelas IX SMP

pihak sekolah melalui guru kelas dituntut kreatif, kiranya dapat membuat alat

peraga yang baik, dan mudah dipahami oleh siswa baik dalam bentuk klasikal

maupun bentuk individual.

2. Disarankan kepada guru, agar kiranya senantiasa menggunakan alat peraga

atau media pembelajaran dalam penyampaian isi pesan belajar dalam proses

belajar mengajar terutama pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

65

Page 81: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

66

3. Peneliti selanjutnya, diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini dengan

mengkaji berbagai variabel yang mungkin ikut memberikan pengaruh agar

dapat memberikan sumbangsi yang berarti bagi siswa, perlu diadakan

penelitian lebih lanjut mengenai berbagai komponen yang dapat

mengefektifkan proses belajar mengajar dan meningkatkan mutu pengajaran,

khususnya menulis narasi di kelas IX Sekolah Menengah Pertama.

Page 82: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

67

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, M. 1988. Materi Dasar Pengajaran Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.

Akhadiah, S., Maidar, G.A., dan Sakura, H.R. 1998. Pembinaan Kemampuan Menu-lis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

---------------. 1997. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa. Jakarta: Erlangga.

Arsyad, A. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.

Bungin, Burhan. 2010. Penelitian Kualitatif. Jakarta; Prenada Media Group.

Gagne, Roberth, M. (1985). The Conditions of Learning and Teory of Intruction. Fourth edition CBS College Publishing New York

Hamalik, Oemar. 1986. Media Pendidikan. Bandung: Alumni.

Haryadi dan Zamzami. 1996. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud-Dikti

Keraf, G. 1997. Komposisi.Ende Flores Nusa Tenggara Timur: Nusa Indah.

Kosasih, E. 2002. Kompetensi Ketatabahasaan: Cermat Berbahasa Indonesia.Bandung: Yrama Widya.

Meier, Andreas. 2004. Cooperative Diversity in Wireless Networks. University of Edinburgh.

Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Remaja Rosda karya.

Musaba, Z. 1994. Terampil Menulis dalam Bahasa Indonesia yang Benar. Banjarmasin: Sarjana Indonesia.

Parera & Tasai.1995. Linguistik Edukasional Metodologi Pembelajaran Bahasa Analisis Kontrastif Antarbahasa Analisis Kesalahan Berbahasa Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.

Poerwodarmanto, W.J.S. 1987. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Sadiman, dkk. 1990. Media Pembelajaran, Pengertian, Pengembangan, Penempatan. Jakarta: Rajawali.

67

Page 83: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

68

Saleh, Abdul Rahman. 2007. Pendidikan Anak Bangsa. Bandung: PT Remaja RoSMPakarya.

Soedjito dan Hasan, M. 1986. Seri Membina Keterampilan Menulis Paragraf. Malang: Tanpa Penerbit

Spandel, V. and Stigginis, R. J. 1990. Creating Writers. London: Longman.

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif. Bandung : Alpa Beta.

Sukardi. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Cetakan 2. Yogyakarta: Bumi Aksara.

Suparno. 2002. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Depdiknas-UT

Syafi’ie, I. 1998. Retorika dalam Menulis. Jakarta: Depdikbud.

Tarigan, H.G. 1987. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tiro, Muhammad Arif. 2008. Dasar-Dasar Statistika. Edisi ketiga. Makassar: Andira Publisher.

Page 84: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

69

Page 85: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

70

INSTRUMEN TES

LEMBAR FORMAT PENILAIAN KARANGAN NARASI

No Aspek Yang Dinilai Bobot Nilai Skor

1 Pemilihan judul karangan dengan tepat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2 Ketepatan isi karangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 3 Pengorganisasian karya dengan tepat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 4 Ketepatan penggunaan bahasa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 5 Pemilihan kata/ diksi dengan tepat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 6 Ketepatan menggunakan ejaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 7 Penggunaan tanda baca dengan tepat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 8 Ketepatan penggunaan waktu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 9 Pemakaian kosa kata dengan tepat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

10 Menemukan topik/ gagasan pokok dengan tepat

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11 Mampu menempatkan pola urutan pengarang

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

12 Menampilkaan latar cerita dengan tepat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 13 Mampu menampilkan konflik dalam cerita 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 14 Mampu merangkaikan kejadian/ peristiwa

dengan baik dan runtut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

15 Mampu menceritakan kronologis, peristiwa atau kejadian secara runtut

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

16 Keterlibatan aspek panca indra 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 17 Imajinasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 18 Kesan hidup 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 19 Menunjukkan obyek yang ditulis 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 20 Tanggapan terhadap revisi karangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Jumlah skor perolehan

Page 86: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

71

INSTRUMEN ANGKET SISWA

Pilihlah salah satu jawaban yang Anda Anggap benar atau sesuai!

1. Apakah anda senang menulis dan membaca tulisan orang lain? a. ya b. tidak 2. Apakah anda senang menulis dan membaca karangan dalam bentuk narasi? a. ya b. tidak 3. Kalau anda senang, apakah anda tahu cara menulis karangan dalam bentuk narasi? a. ya b.. tidak 4. Dalam menulis karangan narasi, apakah anda lebih senang menggunakan media elektronik? a. ya b, tidak 5. Karangan narasi adalah karangan yang menceritakan rangkaian peristiwa, yang dirangkai dalam urutan waktu sehingga lebih cocok kalau menggunakan media elektronik? a. ya b. tidak 6. Apakah menurut anda Media Elelktronik berperan dan membantu dalam pembelajaran menulis narasi di kelas IX SMP? a. ya b. tidak 7. Setelah menyaksikan media elektronik tentang karangan narasi, apakah anda dapat menyusun kembali karangan dengan tepat sesuai dengan waktu yang disediakan a. ya b. tidak 8. Menurut anda menulis karangan bentuk narasi lebih cocok kalau kita menggunakan imajinasi sendiri secara bebas tanpa ikatan waktu tertentu. a. ya b. tidak 9. Dalam menulis, topik karangan hendaknya yang aktual, menarik , sedang hangat dibicarakan ataupun terfokus pada cerita tayangan melalui media elektonik yang disajikan. a. ya b. tidak 10. Karangan narasi menekankan pada susunan kronologis kejadian atau peristiwa dengan urutan-urutan waktu tertentu sehingga sangat efektif kalau menggunakan media elektronik berupa audio-visual dalam pembelajarannya a. ya b. tidak

NO

…….

Page 87: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

72

INSTRUMEN PENELITIAN

PENGAMATAN

Petunjuk Pelaksanaan

1. Tulislah Nama, Nis, dan Kelas Anda! 2. Amatilah tayangan film berikut ini dengan cermat! 3. Setelah mengamati tayangan film berikut, buatlah karangan narasi sesuai

dengan pengamatan Anda! 4. Dalam menulis karangan narasi Anda harus memperhatikan unsur-unsur

berikut ini! No Aspek yang dinilai Bobot

1 Isi karangan 0-30

2 Organisasi Karangan 0-25

3 Penggunaan Bahasa 0-20

4 Pilihan Kata (Diksi) 0-15

5 Penggunaan Ejaan dan tanda baca 0-10

Jumlah 100

Page 88: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

73

Tabel Persiapan untuk T- Test Sampel-Sampel yang Terpisah

Pasangan Subyek K

E

B

b

b2

K E 1 31 70 70 0 -0,73 0,53 2 32 70 70 0 -0,73 0,53 3 33 70 70 0 -0,73 0,53 4 34 70 75 -0,5 1,23 1,51 5 35 70 80 -1 1,73 2,99 6 36 70 80 -1 1,73 2,99 7 37 70 80 -1 1,73 2,99 8 38 70 80 -1 1,73 2,99 9 39 70 80 -1 1,73 2,99 10 40 70 80 -1 1,73 2,99 11 41 70 80 -1 1,73 2,99 12 42 70 80 -1 1,73 2,99 13 43 70 80 -1 1,73 2,00 14 44 70 80 -1 1,73 2,99 15 45 70 80 -1 1,73 2,99 16 46 80 80 0 0,73 0,53 17 47 80 80 0 0,73 0,53 18 48 80 80 0 0,73 0,53 19 49 80 80 0 0,73 0,53 20 50 80 80 0 0,73 0,53 21 51 80 80 0 0,73 0,53 22 52 80 80 0 0,73 0,53 23 53 80 90 -1 1,73 2,99 24 54 80 90 -1 1,73 2,99 25 55 89 90 -1 1,73 2,99 26 56 80 90 -1 1,73 2,99 27 57 80 90 -1 1,73 2,99 28 58 80 98 -1,8 2,53 6,40 29 59 80 98 -1,8 2,53 6,40 30 60 80 98 -1,8 2,53 6,40

Jumlah 2250 2460 2, 19 - 73,85

b = B - MB MB = ∑ B/N (-0,73)

Mk = ∑K/ N (75) Me = ∑E/ N (82,3) Data-data tersebut dimasukkan ke dalam rumus uji T untuk sampel-sampel yang berkorelasi.

Page 89: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

74

Tabel Data Hasi Angket / Skala Guttman

No. Responden

Skor Perolehan

Ket. No. Responden

Skor Perolehan

Ket.

1 8 31 6 2 7 32 6 3 9 33 5 4 6 34 4 5 7 35 5 6 8 36 7 7 7 37 8 8 7 38 6 9 5 39 8 10 6 40 7 11 9 41 7 12 9 42 4 13 6 43 3 14 6 44 8 15 7 45 5 16 8 46 4 17 7 47 9 18 6 48 7 19 7 49 6 20 4 50 8 21 4 51 9 22 7 52 6 23 5 53 7 24 6 54 9 25 8 55 8 26 9 56 8 27 7 57 7 28 6 58 8 29 6 59 8 30 5 60 8 Jumlah 202 Jumlah 201

P = 403/ 600 x 100 % = 40300/ 600 = 67,17 % ( kategori efektifitas tinggi )

Page 90: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

75

Tabel 1: Distribusi Frekuensi dan Presentase Skor Hasil (Pre-test) Kemampuan Siswa Menulis Karangan Narasi pada Kelas Eksperimen (X)

No Skor Mentah Frekuensi Frekuensi Relatif (%)

1 71 0 0,00

2 70 2 6,66

3 69 0 0,00

4 68 0 0,00

5 67 0 0,00

6 66 0 0,00

7 65 3 10,0

8 64 0 0,00

9 63 0 0,00

10 62 1 3,33

11 61 0 0,00

12 60 6 20,00

13 59 0 0,00

14 58 1 3,33

15 57 0 0,00

16 56 2 6,66

17 55 4 13,33

18 54 2 6,66

19 53 0 0,00

20 52 0 0,00

21 51 0 0,00

22 50 4 13,33

23 49 0 0,00

24 48 0 0,00

25 47 0 0,00

26 46 0 0,00

Page 91: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

76

27 45 5 16,67

28 44 0 0,00

29 43 0 0,00

30 42 0 0.00

Jumlah 30 100%

Page 92: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

77

Tabel 2 : Distribusi Frekuensi dan Presentase Skor Hasil (Post-test) Kemampuan Siswa Menulis Karangan Narasi pada Kelas Eksperimen (X)

No Skor Mentah Frekuensi Frekuensi Relatif (%)

1 99 0 0,00

2 99 0 0,00

3 98 3 10,0

4 97 0 0,00

5 96 0 0,00

6 94 0 0,00

7 93 0 0,00

8 92 0 0,00

9 91 0 0,00

10 90 5 16,67

11 89 0 0,00

12 88 0 0,00

13 87 0 0,00

14 86 0 0,00

15 85 0 0,00

16 84 0 0,00

17 83 0 0,00

18 82 0 0,00

19 81 0 0,00

20 80 18 60,0

21 79 0 0,00

22 78 0 0,00

23 77 0 0,00

24 76 0 0,00

25 75 1 3,33

26 74 0 0,00

Page 93: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

78

27 73 0 0,00

28 72 0 0,00

29 71 0 0,00

30 70 3 10,0

Jumlah 30 100%

Page 94: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

79

Tabel 3 : Distribusi Frekuensi dan Presentase Skor Hasil (Pre-test) Kemampuan Siswa Menulis Karangan Narasi pada Kelas Kontrol (Y)

No Skor Mentah Frekuensi Frekuensi Relatif (%)

1 71 0 0,00

2 70 2 6,67

3 69 0 0,00

4 68 0 0,00

5 67 0 0,00

6 66 0 0,00

7 65 4 10

8 64 0 0,00

9 63 0 0,00

10 62 1 3,33

11 61 0 0,00

12 60 6 20

13 59 0 0,00

14 58 1 3,33

15 57 0 0,00

16 56 2 6,67

17 55 4 13,33

18 54 2 6,67

19 53 0 0,00

20 52 0 0,00

21 51 0 0,00

22 50 5 13,33

23 49 0 0,00

24 48 0 0,00

25 47 0 0,00

26 46 0 0,00

Page 95: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

80

27 45 4 16,67

28 44 0 0,00

Jumlah 30 100%

Page 96: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

81

Tabel 4 : Distribusi Frekuensi dan Presentase Skor Hasil (Post-test) Kemampuan Siswa Menulis Karangan Narasi pada Kelas Kontrol (Y)

No Skor Mentah Frekuensi Frekuensi Relatif (%)

1 90 0 0,00

2 89 0 0,00

3 88 0 0,00

4 87 0 0,00

5 86 0 0,00

6 85 0 0,00

7 84 0 0,00

8 83 0 0,00

9 82 0 0,00

10 81 0 0,00

11 80 15 50,0

12 79 0 0,00

13 78 0 0,00

14 77 0 0,00

15 76 0 0,00

16 75 0 0,00

17 74 0 0,00

18 73 0 0,00

19 72 0 0,00

20 71 0 0,00

21 70 15 50,0

22 69 0 0,00

23 68 0 0,00

24 67 0 0,00

25 66 0 0,00

26 65 0 0,00

Page 97: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

82

27 64 0 0,00

28 65 0 0,00

Jumlah 30 100%

Page 98: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

83

DATA HASIL POST TEST

No IX1

(menggunakan media) Kelas Eksperimen

IX2 (Tidak menggunakan media)

Kelas Kontrol 1 70 70

2 80 70

3 80 70

4 70 70

5 80 80

6 80 80

7 80 80

8 80 80

9 80 70

10 80 80

11 90 70

12 80 80

13 80 80

14 70 70

15 80 70

16 80 80

17 90 70

18 80 80

19 90 70

20 80 80

Page 99: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

84

21 98 70

22 80 80

23 80 80

24 98 70

25 80 80

26 90 70

27 90 80

28 98 70

29 80 80

30 75 70

Jumlah 2469 (82,30%) 2250 ( 75,0 %)

Page 100: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

85

DATA HASIL PRETEST

No IX1

(menggunakan media) Kelas Eksperimen

IX2 (Tidak menggunakan media)

Kelas Kontrol 1 70 70

2 70 70

3 65 65

4 65 65

5 65 65

6 62 65

7 60 62

8 60 60

9 60 60

10 60 60

11 60 60

12 60 60

13 58 60

14 56 58

15 56 56

16 55 56

17 55 55

18 55 55

19 55 55

20 54 55

Page 101: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

86

21 54 54

22 50 54

23 50 50

24 50 50

25 50 50

26 45 50

27 45 45

28 45 45

29 45 45

30 45

45

Jumlah 1685 (56,17 %) 1700 (56,67 %)

Page 102: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

87

Page 103: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

88

Kondisi Kelas yang tidak Menggunakan Media Elektronik

Siswa Belajar dengan tidak menggunakan media elekronik

Page 104: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

89

Peneliti sedang berada di kelas yang tidak mendapatkan perlakuan Media Elektronik

Siswa diberi kesempatan untuk mengamati tayangan video yang diberikan oleh guru melalui media elektronik

Page 105: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

90

Sambil mengamati video, siswa menuliskan hal-hal penting yang menjadi dasar penulisan karangan narasi

Guru menjelaskan tentang tayangan video dan hubungannya dengan karangan narasi yang akan dituliskan oleh siswa

Page 106: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

91

Page 107: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

92

Page 108: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

93

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Debora Siganna adalah anak kelima dari enam

bersaudara. Anak dari Bapak Yohanis Lino (Alm.) dan Ibu

Elizabeth Dampan. Lahir di Tondon pada tanggal 04

Desember 1970. Ia memulai jalur pendidikan di SDN

No.99 Langi pada tahun 1978 dan selesai pada tahun 1983.

Jenjang pendidikan di tingkat sekolah menengah pertama dilaluinya di SMP

Negeri Wawondula sejak tahun 1983 dan selesai pada tahun 1986. Belum merasa

puas dengan itu, pada tahun 1987 pendidikan menengah atas dilaluinya di SMA

Wawondula dan selesai pada tahun 1990. Tidak cukup dengan pendidikan tesebut,

pada tahun 1991 pendidikan Diploma III dijalaninya di IKIP Ujungpandang dan

selesai pada tahun 1994. Pendidikan Diploma III belum membuatnya merasa

cukup dengan bekal pendidikan, sehingga pada tahun 2006 pendidikan Sarjana

dilaluinya di Universitas Cokroaminoto Palopo pada Jurusan Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia dan selesai pada tahun 2008 dengan judul “Penggunaan Kata

Ulang pada Siswa Kelas X SMA Negeri I Belopa Kabupaten Luwu”.

Semua itu tidak membuatnya merasa cukup dengan pendidikan, dan pada

tahun 2011 pendidikan strata dua pada program Studi Pendidikan Bahasa

Indonesia dimulainya lagi dan selesai pada tahun 2013 dengan judul Tesis

“Keefektifan Penggunaan Media Elektronik pada Keterampilan Menulis Narasi

Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Belopa Kabupaten Luwu”.

Page 109: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

94

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa oleh

karena pemeliharaan-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis yang

berjudul “Efektivitas Penggunaan Media Elektronik terhadap Keterampilan

Menulis Narasi Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Belopa Kabupaten Luwu”. Tesis

ini diajukan sebagai tugas akhir pada Program Pascasarjana Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Dalam penyelesaian tesis ini penulis mendapatkan bantuan dari berbagai

pihak. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada Pembimbing I,

sekaligus Direktur Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar

Prof. Dr. M. Ide Said DM., M. Pd. Dan pembimbing II Dr. Syafruddin, M. Pd.

yang penuh kesabaran membimbing penulis.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada staf administrasi Pascasarjana

Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membantu kelancaran segala

urusan administrasi pengurusan tesis ini, terima kasih kepada Kepala SMP Negeri

2 Belopa Kabupaten Luwu yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

untuk melaksanakan penelitian di SMPN 2 Belopa.

Terima kasih penulis ucapkan kepada para dosen, pada Program

Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membina penulis

selama mengikuti perkuliahan. Terima kasih juga kepada rekan mahasiswa yang

telah banyak membantu dan saling memotivasi dari awal perkuliahan sampai

penulisan tesis ini.

Page 110: PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN …

95

Melalui kesempatan ini pula, penulis menyampaikan terima kasih kepada

orangtua tercinta yang telah membesarkan dengan penuh kasih sayang serta

seluruh keluarga atas segala pengorbanan, doa serta kasih sayang yang tulus

diberikan demi keberhasilan penulis serta pengertian yang dalam tentang arti

pendidikan. Juga kepada saudara kandung penulis, suami tercinta Marten Sibau

dan kedua putri tercinta Yeftha dan Meilian yang setiap saat selalu mendoakan

dalam penyelesaian studi ini.

Makassar, Desember 2013

Debora Siganna