profit center

4
Orientasi Profit Center dan Cost Center Pada BUMN BUMN masih sering dianggap sebagai cost center daripada profit center bagi sebagian kalangan. Jika dilihat dari struktur maupun visi dan misi sebagian besar BUMN, mereka cenderung masih berfokus pada pemenuhan pelayanan publik. Padahal terdapat banyak peluang bagi BUMN untuk dapat mengoptimalkan potensinya dalam memenuhi demand dari pasar. Hal ini disebabkan oleh manajemen yang tidak profesional dari BUMN. Sering kita jumpai, komisaris atau direksi di BUMN tidak memliki kapasitas dan kapabilitas yang terkait dengan core business perusahaan bahkan beberapa diantara mereka menduduki jabatan tersebut karena alasan politis. Untuk dapat bertransformasi dari cost center menjadi profit center, BUMN haruslah dikelola dengan profesional. Salah satu caranya adalah dengan melakukan IPO pada beberapa BUMN yang dapat menghasilkan untung bagi negara. Dengan adanya IPO, baik pemerintah dalam hal ini Kementerian BUMN dan juga perusahaan dinilai akan lebih terpacu dalam mengenerate profit. Selain itu, persyaratan sebuah perusahaan bisa go public adalah perusahaan tersebut harus sehat alias tidak merugi, hal ini tentu saja akan berpengaruh kepada investor yang akan menanamkan modalnya di perusahaan. BUMN yang menerapkan profit center adalah Nusantara Indonesia (RNI). Perusahaan ini bergerak dibidang agroindustri, farmasi, dan perdagangan. Pada akhir tahun 2014, RNI berencana untuk melakukan IPO pada tiga anak Bayu Adhi Prabowo

Upload: bayu-prabowo

Post on 19-Jan-2016

72 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

profit

TRANSCRIPT

Page 1: Profit Center

Orientasi Profit Center dan Cost Center Pada BUMN

BUMN masih sering dianggap sebagai cost center daripada profit center bagi

sebagian kalangan. Jika dilihat dari struktur maupun visi dan misi sebagian besar

BUMN, mereka cenderung masih berfokus pada pemenuhan pelayanan publik.

Padahal terdapat banyak peluang bagi BUMN untuk dapat mengoptimalkan

potensinya dalam memenuhi demand dari pasar. Hal ini disebabkan oleh manajemen

yang tidak profesional dari BUMN. Sering kita jumpai, komisaris atau direksi di

BUMN tidak memliki kapasitas dan kapabilitas yang terkait dengan core business

perusahaan bahkan beberapa diantara mereka menduduki jabatan tersebut karena

alasan politis.

Untuk dapat bertransformasi dari cost center menjadi profit center, BUMN

haruslah dikelola dengan profesional. Salah satu caranya adalah dengan melakukan

IPO pada beberapa BUMN yang dapat menghasilkan untung bagi negara. Dengan

adanya IPO, baik pemerintah dalam hal ini Kementerian BUMN dan juga perusahaan

dinilai akan lebih terpacu dalam mengenerate profit. Selain itu, persyaratan sebuah

perusahaan bisa go public adalah perusahaan tersebut harus sehat alias tidak merugi,

hal ini tentu saja akan berpengaruh kepada investor yang akan menanamkan

modalnya di perusahaan.

BUMN yang menerapkan profit center adalah Nusantara Indonesia (RNI).

Perusahaan ini bergerak dibidang agroindustri, farmasi, dan perdagangan. Pada akhir

tahun 2014, RNI berencana untuk melakukan IPO pada tiga anak perusahaannya. RNI

mengelola aset-asetnya dengan berorientasi pada profit center. Hal ini terbukti dari

prestasi dan kinerja Direktorat Keuangan Korporasi Unit Aset yang telah berhasil

melakukan berbagai usaha mengamankan hingga mengoptimalkan aset menjadi

pendapatan bagi perusahaan. RNI menyadari aset bukan saja kekayaan yang

perusahaan miliki, seperti tanah, bangunan, kendaraan, peralatan dan sebagainya,

tetapi juga sebagai sebuah modal bagi perusahaan untuk menjalankan aktivitasnya.

Saat ini RNI berencana untuk masuk ke industri properti dengan mulai

mengembangkan bisnis properti dan merencanakan pembangunan gedung

perkantoran, hotel, apartemen, dan pusat perbelanjaan. Beberapa proyek tersebut

memanfaatkan aset dari RNI yang tersebar di beberapa tempat.

Menurut BPK ada sekitar Rp 2.500 triliun aset BUMN yang

terbengkalai dan tidak dimanfaatkan. Aset tersebut sebagian besar berbentuk tanah

dan bangunan. Pertamina dan Bulog adalah dua BUMN yang tidak mengelola asetnya

Bayu Adhi Prabowo13/358607/PEK/18668

Page 2: Profit Center

dengan benar. Hal tersebut dapat menjadi cost center bagi perusahaan karena mereka

perlu mengeluarkan biaya untuk merawat dan memeliharanya. Padahal jika dikelola

dengan baik, aset perusahaan justru akan mendatangkan keuntungan berupa profit.

Disisi lain, Pertamina baru saja mengubah Energia atau media yang dimiliki

Pertamina untuk menginformasikan segala bentuk kegiatan perusahaan kepada

stakeholder dari cost center ke profit center. Setelah bertransforamsi sebagai profit

center, Energia membuka kesempatan bagi pihak lain untuk memasang iklan. Hal ini

tentu saja membawa keuntungan bagi perusahaan karena mereka tidak perlu

menanggung lagi biaya cetak dari Energia.

Lalu mengapa Pertamina dan Bulog tidak menerapkan hal yang sama dalam

mengelola aset-aset mereka yang terbengkalai seperti halnya RNI? Jawabannya

adalah karena dalam melakukan pemeliharaan terhadap aset juga membutuhkan biaya

walaupun sebenarnya biaya yang dikeluarkan dapat ditutup dengan keuntungan yang

diperoleh ketika perusahaan dapat melakukan pemanfaatan aset-aset yang

terbengkalai. Permasalahannya tanpa melakukan pengelolaan terhadap aset mereka

yang terbengkalai pun, business model Pertamina dan Bulog telah memberikan

keuntungan yang luar biasa. Seperti kita ketahui bahwa Pertamina juga memiliki

hotel, Patra Jasa sebagai bagian dari entitas bisnis perusahaan. Hal ini terkait dengan

kesadaran dari perusahaan untuk mengelola aset yang tidak produktif. Aset tidak

produktif bisa didefinisikan dalam tiga kelompok. Pertama aset tidak produktif yang

bisa diproduktifkan, aset tidak produktif untuk bisa segera diproduktifkan serta aset

tidak produktif yang tidak bisa diproduktifkan. Oleh karena itu, pemerintah harus

turun tangan dalam menyelesaikan aset-aset BUMN agar dapat dimanfaatkan

sebagaimana mestinya.

Sumber

http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/bisnis/12/06/19/m5um0i-nilai-aset-tak-

produktif-bumn-capai-rp-2500-triliun

http://www.bumn.go.id/ptpn8/publikasi/berita/bisnis-pelat-merah-jadi-profit-center/

http://www.bumn.go.id/rni/publikasi/berita/pengelolaan-aset-menjadi-profit-center-

perusahaan/

http://www.antaranews.com/berita/358169/rni-garap-bisnis-properti