profil kesehatan kota salatiga tahun 2012

143
PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Upload: hoangtuyen

Post on 17-Jan-2017

231 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN

KOTA SALATIGA

TAHUN 2012

Page 2: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Alloh SWT berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan

Buku Profil Kesehatan Kota Salatiga Tahun 2012 dapat diselesaikan. Profil Kesehatan Kota Salatiga Tahun 2012 merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian pembangunan kesehatan di Kota Salatiga.

Dalam melaksanakan upaya peningkatan pembanguanan kesehatan, Dinas Kesehatan Kota Salatiga menempatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak sebagai prioritas utama pembangunan kesehatan, di samping pelayanan kesehatan untuk masyarakat miskin, penanggulangan penyakit menular dan gizi buruk. Semua ini juga tidak terlepas dari dukungan serta peran serta pihak masyarakat, pihak pemerintah maupun swasta, serta kerjasama dengan pihak lain yang terkait.

Di samping memuat gambaran hasil kegiatan pembangunan kesehatan, Profil Kesehatan juga dimaksudkan untuk melengkapi kebutuhan data dan informasi di bidang kesehatan maupun bidang lain yang membutuhkan.

Selanjutnya diharapkan kritik dan saran yang membangun, serta partisipasi dari berbagai

pihak terutama dalam proses pengumpulan data yang akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan.

Kepada semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran dan tenaganya dalam penyusunan

Profil Kesehatan ini kami mengucapkan terima kasih.

Salatiga,

Kepala Dinas Kesehatan

Kota Salatiga

dr. SOVIE HARYANTI, M.Kes

NIP. 19610802 198902 2 001

Page 3: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ………………………..……………..……………………………………...... i

DAFTAR ISI………………………………………….……………………………………………….. ii

DAFTAR TABEL…………………………………………………………………………………….. iii

DAFTAR GRAFIK ………………………………………………….……………………………….. iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................

B. Sistematika Penyajian.................................................................................

1

1

2

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

A. Keadaan Geografi........................................................................................

B. Keadaan Penduduk ....................................................................................

C. Keadaan Ekonomi……................................................................................

D. Keadaan Pendidikan……………………………………………………………

3

3

4

6

6

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN

A. Angka Kematian…………….........................................................................

B. Angka Kesakitan…………………………………..........................................

C. Angka Status Gizi Masyarakat………….........……………………………….

8

8

11

20

BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN

A. Pelayanan Kesehatan Dasar.......................................................................

B. Pelayanan Kesehatan Rujukan Dan Penunjang..........................................

C. Akses Dan Mutu Pelayanan Kesehatan.......…………………………………

D. Pembinaan Kesehatan Lingkungan Dan Sanitasi Dasar……………………

E. Perbaikan Gizi Masyarakat……………………………………………............

F. Perilaku Hidup Masyarakat……………………………………………............

G. Pelayanan Kesehatan Dalam Situasi Bencana………………………………

25

25

37

39

41

46

53

58

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

A. Sarana Kesehatan........................................................................................

B. Tenaga Kesehatan........................................................................................

C. Pembiayaan Kesehatan................................................................................

60

60

63

67

BAB VI KESIMPULAN

A. Derajat Kesehatan………………………………………………………............

B. Situasi Upaya Kesehatan……………………………………………………….

C. Situasi Sumber Daya Kesehatan………………………………………………

69

69

71

76

LAMPIRAN

ii

Page 4: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

DAFTAR TABEL

TABEL 2.1

TABEL 2.2

TABEL 3.2

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin, Sex Rasio Tahun 2011……….

Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2011…

Tingkat Pendidikan Penduduk Kota Salatiga Tahun 2011……………………….

5

5

7

iii

Page 5: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

iv

Page 6: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

v

Page 7: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

DAFTAR GRAFIK

Grafik 3.1 Angka Kematian Bayi Di Kota Salatiga Tahun 2006-2011……………………….. 9

Grafik 3.2 Angka Kematian Balita (AKABA) Kota SalatigaTahun 2009-2011………………. 10

Grafik 3.3 Angka Kematian Ibu di Kota Salatiga Tahun 2006-2011………………………….. 11

Grafik 3.4 Penemuan Kasus AFP di Kota Salatiga Tahun 2006-2011………………………... 12

Grafik 3.5 Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA (+) Kota Salatiga Tahun 2008-2011…….. 13

Grafik 3.6 Jumlah Penderita Diobati dan Angka Kesembuhan TB Paru di Kota Salatiga

Tahun 2006-2011…………………………………………………………………...

13

Grafik 3.7 Balita dengan Pneumonia Yang Ditangani Di Kota Salatiga Tahun 2006-2011….. 14

Grafik 3.8 Jumlah Penemuan Kasus HIV/AIDS Kota Salatiga Tahun 2001-2011…………… 15

Grafik 3.9 Penyakit Infeksi Menular Seksual Diobati Di Kota Salatiga Tahun 2006-2011….. 16

Grafik 3.10 Kasus DBD Yang Ditangani Kota Salatiga Tahun 2006-2011……………………. 18

Grafik 3.11 Jumlah Kasus Diare dan Diare Pada Balita Di Kota Salatiga Tahun 2006-2011….. 19

Grafik 3.12 Kasus PD3I Kota Salatiga Tahun 2006-2011 19

Grafik 3.13 Jumlah Kasus Penyakit Tidak Menular Di Kota Salatiga Tahun 2011……………. 20

Grafik 3.14 Jumlah Bayi BBLR Kota Salatiga Tahun 2006-2012………….…………………... 21

Grafik 3.15 Jumlah Balita Gizi Buruk Tahun 2006-2011……………………………………….. 21

Grafik 4.1 Cakupan kunjungan Ibu Hamil K1 dan K4 Di Kota Salatiga Tahun 2006-2012… 22

Grafik 4.2 Cakupan Persalinan Yang Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan Kota Salatiga Tahun

2006-2011…………………………………..……………………………………….

23

Grafik 4.3 Cakupan Pemberian Vitamin A Bagi Ibu Nifas Di Kota Salatiga Tahun 2006-

2011…………………………………………………………………………………

26

Grafik 4.4 Bumil Risti Ditangani Tahun 2006-2012…………………………………………… 27

Grafik 4.5 Cakupan Pemberian Tablet Fe Pada Bumil Kota Salatiga Tahun 2006-2011………

Grafik 4.6 Cakupan Kunjungan Neonatus Kota Salatiga Tahun 2006-2012………………….. 28

Grafik 4.7 Cakupan Kunjungan Bayi Kota Salatiga Tahun 2006-

2011…………………………………………………………………………...

29

Grafik 4.8 Cakupan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Balita Dan Prasekolah Tahun 30

iv

Page 8: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

2006-2011………………...........................................................................................

Grafik 4.9 Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Siswa SD/MI Tahun 2006-2012……………….. 31

Grafik 4.10 Persentase Balita Ditimbang di Kota Salatiga Tahun 2006-2012………………….. 32

Grafik 4.11 Persentase Balita Mendapat Vitamin A Di Kota Salatiga Tahun 2007-2012……… 33

Garfik 4.12 Cakupan Vitamin A Pada Ibu Nifas Di Kota Salatiga Tahun 2006-2012…………. 33

Grafik 4.13 Persentase Pemberian Tablet Fe Pada Ibu Hamil di Kota Salatiga Th. 2008-2012

Grafik 4.14 Cakupan ASI Eksklusif Kota Salatiga Tahun 2008-2012…………………….

Grafik 4.15 Cakupan Peserta KB Aktif Di Kota Salatiga Tahun 2006-2012…………………… 36

Grafik 4.16 Jenis Kontrasepsi Peserta kB Aktif Tahun 2012…………………………………… 38

Grafik 4.17 Imunisasi Dasar Lengkap Bayi Thaun 2006-2012………………………………… 47

Grafik 4.18 DO Imunisasi DPT1 Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2012………………........ 49

Grfaik 4.19 Pelayanan Gigi Tumpatan dan Kota Salatiga Tahun 2006-2011. 51

Grafik 4.18 Strata Posyandu Kota Salatiga Tahun 2008-2011………………………………….. 54

Grafik 4.19 Cakupan ASI Eksklusif Kota salatiga Tahun 2008-2011………………………….. 56

Grafik 5.1 BOR RSU Pemerintah Di Kota Salatiga Tahun 2008-2011……………………….. 61

Grafik 5.2 Persebaran Pegawai Di Sarana Pelayanan Kesehatan Di Lingkungan Dinas

Kesehatan Kota Salatiga Tahun 2011……………………………………………….

64

Grafik 5.3 Rasio Dokter Spesialis Di Kota Salatiga Tahun 2006-2011………………………... 65

Grafik 5.4 Rasio Dokter Umum Di Kota Salatiga Tahun 2006-2011………………………….. 65

Grafik 5.5 Rasio Dokter Gigi Di Kota Salatiga Tahun 2006-2011…………………………….. 66

Grafik 5.6 Rasio Bidan Di Kota Salatiga Tahun 2006-2011…………………………………… 66

Grafik 5.7 Persentase Anggaran Kesehatan Kota Salatiga Tahun 2011……………………….. 67

v

Page 9: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam rangka mencapai Kota Salatiga Sehat upaya pembangunan

kesehatan Kota Salatiga tidak bisa dilakukan oleh sektor kesehatan saja, tetapi

harus dilakukan secara holistik bersama stakeholder, lintas sektor dan

masyarakat. Kegiatan-kegiatan program pembangunan kesehatan yang

dilakukan oleh sektor kesehatan maupun non kesehatan yang berhubungan

dengan masalah kesehatan, merupakan data atau fakta yang perlu dicatat dan

dikelola dengan baik dalam suatu sistem informasi. Peran data dan informasi

program pembangunan kesehatan terasa makin diperlukan guna pengambilan

keputusan disetiap program, tahapan dan jenjang administrasi.

Prioritas pembangunan kesehatan tahun 2012 menempatkan pelayanan

kesehatan ibu dan anak sebagai prioritas utama pembangunan kesehatan

dilanjutkan dengan pelayanan kesehatan masyarakat miskin, penanggulangan

penyakit menular dan gizi buruk. Program-program tersebut sangat berkaitan

untuk meningkatkan kesehatan mayarakat Kota Salatiga.

Profil Kesehatan Kota Salatiga 1

Page 10: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Buku Profil Kesehatan Salatiga disusun guna menggambarkan situasi dan

kondisi kesehatan masyarakat Kota Salatiga. Profil Kesehatan Kota Salatiga ini

berisi data dan informasi yang menunjukkan derajat kesehatan, sumber daya

kesehatan, dan upaya kesehatan serta pencapaian indikator pembangunan

kesehatan di Kota Salatiga. Oleh karena itu Profil Kesehatan Kota Salatiga

dapat digunakan untuk mengevaluasi kemajuan pembangunan kesehatan di Kota

Salatiga pada tahun yang bersangkutan.

B. SISTEMATIKA PENYAJIAN

Adapun sistematika penyajian Profil Kesehatan Kota Salatiga adalah sebagai

berikut :

Bab-1 : Pendahuluan

Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan Profil Kesehatan dan

sistematika penyajiannya.

Bab-2 : Gambaran Umum

Bab ini menyajikan data-data tentang gambaran umum Kota Salatiga. Selain

uraian tentang letak geografis, administratif, dan informasi umum lainnya, bab ini

Profil Kesehatan Kota Salatiga 2

Page 11: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-

faktor lainnya misalnya kependudukan, ekonomi, sosial budaya dan lingkungan.

Bab-3 : Situasi Derajat Kesehatan

Bab ini berisi uraian indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan, dan

angka status gizi masyarakat.

Bab-4 : Situasi Upaya Kesehatan

Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan

rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan

lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan

kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana.

Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir

indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan (SPM-BK) serta

upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh pemerintah kota

Salatiga.

Bab-5 : Situasi Sumber Daya kesehatan

Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan

kesehatan, dan sumber daya kesehatan lainnya.

Bab-6 : Kesimpulan

Profil Kesehatan Kota Salatiga 3

Page 12: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan

ditelaah lebih lanjut dari profil kesehatan kota Salatiga pada tahun 2012. Selain

keberhasilan–keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan hal-

hal yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan

kesehatan.

Lampiran

Pada lampiran ini berisi resume (angka pencapaian Kota Salatiga) dan 84 tabel

data indikator kesehatan termasuk indikator pencapaian kinerja Standar

Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. Profil Kesehatan disajikan dalam bentuk

tercetak (berupa buku) atau dalam bentuk lain (cd-com).

Profil Kesehatan Kota Salatiga 4

Page 13: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Profil Kesehatan Kota Salatiga 5

Page 14: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

BAB II

GAMBARAN UMUM WILAYAH

A. KEADAAN GEOGRAFI

Kota Salatiga di kelilingi wilayah Kabupaten Semarang. Terletak

antara 007.17’ dan 007.17’.23” Lintang Selatan dan antara 110.27’.56,81”

dan 110.27’.56,81” dan 110.32’.4,64” Bujur Timur. Secara morfologi Kota

Salatiga berada di daerah cekungan kaki gunung Merbabu, di antara

gunung-gunung kecil antara lain Gajah Mungkur, Telomoyo dan Payung

Rong.

Seluruh wilayah Kota Salatiga dikelilingi oleh wilayah Kabupaten

Semarang, yaitu:

• Sebelah Utara : Kecamatan Pabelan (Desa Pabelan dan Desa

Pejaten) dan Kecamatan Tuntang (Desa Kesongo, Desa Watu serta

Desa Agung)

• Sebelah Selatan: Kecamatan Getasan (Desa Sumogawe, Desa

Samirono seta Desa Jetak ) dan Kecamatan Tengaran (Desa

Patemon dan Desa Karang Duren)

Profil Kesehatan Kota Salatiga 4

Page 15: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

• Sebelah Timur : Kecamatan Pabelan (Desa Ujung-Ujung, Desa

Sukoharjo serta Desa Glawan) dan Kecamatan Tengaran (Desa

Bener, Desa Tegal Waton serta Desa Nyamat)

• Sebelah Barat : Kecamatan Tuntang (Desa Candirejo, Desa Jombor,

Desa Sraten serta Desa Gendongan) dan Kecamatan Getasan (Desa

Polobogo).

Secara administrasi Kota Salatiga terbagi menjadi 4 kecamatan dan

22 kelurahan, dengan jumlah RT 1.044 dan RW 199. Luas wilayah Kota

Salatiga pada tahun 2012 tercatat sebesar 5.678,110 hektar atau 56.781

km2. Menurut pemanfaatannya, sebagian besar lahan sawah digunakan

sebagai lahan sawah berpengairan teknis 274.259 ha (44,26%),

berpengairan setengah teknis 137.269 ha (22,15 %), berpengairan

sederhana 61.178 ha (9,87%), dan tadah hujan 146.933 ha (23,71%).

Lahan kering yang dipakai untuk tegal/kebon sebesar 79,26% dari total

bukan lahan sawah.

Curah hujan di suatu tempat dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan

topografi dan perputaran/ pertemuan arus udara. Jumlah curah hujan

beragam menurut bulan letak stasiun pengamat. Curah hujan tertinggi

sebesar 449 mm pada bulan Desember, sedangkan hari hujan terbanyak

tercatat selama 16 hari pada bulan Februari.

Profil Kesehatan Kota Salatiga 5

Page 16: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

B. KEADAAN PENDUDUK

1. Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk

Jumlah penduduk Kota Salatiga pada tahun 2012 (sumber Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil) sebanyak 187.132 jiwa, dengan

kepadatan rata-rata 3 jiwa untuk setiap kilometer persegi. Tingkat

kepadatan penduduk tertinggi di Kecamatan Sidomukti yaitu 3,79 jiwa per

kilometer persegi dan yang terendah kepadatan penduduknya terjadi di

Kecamatan Argomulyo yaitu 2,45 jiwa perkilometer persegi.

Jumlah rumah tangga yang ada sebanyak 58.512 Rumah Tangga

dengan rata-rata Anggota Rumah Tangga adalah 3,20 jiwa untuk setiap

rumah tangga. Jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Sidorejo

sebanyak 52.150 jiwa dan terendah berada di Kecamatan Sidomukti yaitu

43.406 jiwa.

2. Rasio Jenis Kelamin Penduduk

Perkembangan penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat dari rasio

jenis kelamin, yaitu perbandingan penduduk laki-laki dengan penduduk

perempuan. Jumlah Penduduk laki-laki di Salatiga 92.623 jiwa dan

jumlah penduduk Perempuan di Salatiga 94.509 jiwa .Sehingga dapat

kita dapatkan Rasio Jenis Kelaminnya sebesar 98,0. Rincian Data

mengenai Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) dapat dilihat pada tabel

berikut :

Profil Kesehatan Kota Salatiga 6

Page 17: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Tabel.2.1. Jumlah Penduduk Kota Salatiga Berdasarkan Jenis Kelamin

dan Sex Rasio tahun 2012

No Kecamatan Laki-laki Perempuan Sex Rasio

1 2 3 4 5

1 Sidorejo 25.637 26.513 96,70

2 Sidomukti 21.404 22.002 97,28

3 Argomulyo 22.756 22.723 42,59

4 Tingkir 22.826 23.271 98,09

Jumlah 92.623 94.509 98,00

Sumber : Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Kota Salatiga

3. Komposisi Penduduk Menurut Umur

Komposisi penduduk Kota Salatiga menurut golongan umur dan

jenis kelamin menunjukan bahwa penduduk laki-laki maupun

perempuan proposisi terbesar berada pada kelompok umur 30-39 tahun

dan 40-49 tahun.

Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin tahun 2012

sebagai berikut :

Tabel.2.2. Jumlah Penduduk Kota Salatiga Menurut Kelompok Umur dan

Jenis Kelamin Tahun 2012

Profil Kesehatan Kota Salatiga 7

Page 18: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)

JUMLAH PENDUDUK

LAKI-LAKI

PEREMPUAN

LAKI-LAKI+PEREMPUAN

1 2 3 4 5 1 0 – 4 7.469 7.295 14.764 2 5 – 9 7.431 7.019 14.450 3 10 – 14 7.677 7.450 15.127 4 15 – 19 7.781 7.620 15.401 5 20 – 24 7.886 8.111 15.977 6 25 – 29 8.336 8.503 16.839 7 30 – 39 15.614 15.903 31.517 8 40-49 12.684 13.445 26.129 9 50-59 10.169 10.441 20.610

10 60+ 7.596 8.722 16.318

JUMLAH 92.623 94.509 187.132

Sumber : Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Kota Salatiga

C. KEADAAN EKONOMI

Pertumbuhan ekonomi Kota Salatiga tahun 2012 yang ditunjukan oleh

laju Pertumbuhan Domestik Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000

sebesar 4,02%. Jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi tahun

2011, di mana laju pertumbuhan sebesar 5,24%, maka pada tahun 2012

mengalami penurunan.

Pertumbuhan ekonomi Kota Salatiga tahun 2010 yang ditunjukan oleh

laju Pertumbuhan Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga

Profil Kesehatan Kota Salatiga 8

Page 19: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

konstan 2000 sebesar 5,01%. Jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan

ekonomi tahun 2009, dimana laju pertumbuhan sebesar 4,48%, maka pada

tahun 2009 mengalami penurunan. Penurunan ini disebabkan oleh dampak

dari krisis global yang terjadi pada akhir tahun 2008 dan sektor riil

mengalami dampak yang paling besar.

PDRB atas dasar harga konstan (dalam juta rupiah) tahun 2005

sebesar 722,051.44, tahun 2006 sebesar 752,149.21 , tahun 2007 sebesar

792,679.88, tahun 2008 sebesar 832,154.88, tahun 2009 869.452,99 dan

tahun 2010 sebesar 913.020,05. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi

Kota Salatiga tahun 2010 yang ditunjukkan oleh laju pertumbuhan Produk

Domistik Regional Bruto atas dasar harga konstan 2000 semakin membaik,

sebesar 5,01 persen meningkat jika dibandingkan tahun 2008 sebesar 4,20

persen.

D. KEADAAN PENDIDIKAN

Tingkat pendidikan berkaitan dengan kemampuan menyerap dan

menerima informasi kesehatan serta kemampuan berperan aktif dalam

pembangunan kesehatan. Masyarakat yang memiliki pendidikan lebih tinggi,

pada umumnya mempunyai pengetahuan dan wawasan yang luas sehingga

lebih mudah menyerap dan menerima informasi, serta dapat ikut berperan

serta dalam mengatasi masalah kesehatan dirinya dan keluarganya.

Profil Kesehatan Kota Salatiga 9

Page 20: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Situasi pendidikan penduduk Kota Salatiga tahun 2012 seperti pada

tabel 2.3 berikut ini :

Tabel.2.3. Tingkat Pendidikan Penduduk Kota Salatiga Tahun 2012.

N

o

Kecamatan Tdk/Blm

sekolah

Blm tamat

SD/MI

Tmt SD

sederajat

SMP

sederajat

SMA

Sederajat

Diploma Universitas

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Sidorejo 987 4.818 9.354 7.663 7.517 2.446 10.028

2 Sidomukti 795 3.699 7.940 6.620 12.686 1.859 3.813

3 Argomulyo 823 4.452 9.907 7.691 10.858 1.676 2.963

4 Tingkir 897 4.503 8.258 7.251 13.288 1.855 3.271

Jumlah 3.502 29.123 37.682 30.545 43.238 1.402 15.759

Sumber : Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Kota Salatiga

Profil Kesehatan Kota Salatiga 10

Page 21: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Profil Kesehatan Kota Salatiga 11

Page 22: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Untuk mengetahui situasi derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat

melalui beberapa indikator antara lain angka kematian, angka kesakitan dan

status gizi. Derajat kesehatan Kota Salatiga dapat digambarkan melalui Angka

Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), Angka Kematian Ibu,

situasi dan kondisi Angka Kesakitan (morbiditas), dan status gizi masyarakat,

sebagaimana di bawah ini.

Faktor lain yang mempengaruhi derajat kesehatan, baik berasal dari

sektor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana dan

prasarana kesehatan dan juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, pendidikan,

lingkungan sosial, dan faktor lain.

A. ANGKA KEMATIAN

Perjalanan Angka kematian merupakan salah satu indikator untuk

mengetahui perkembangan status kesehatan masyarakat secara kasar,

kondisi atau tingkat permasalahan, kondisi lingkungan fisik dan biologik

secara tidak langsung. Angka kematian juga dapat dimanfaatkan sebagai

indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program

pembangunan kesehatan.

Profil Kesehatan Kota Salatiga 9

Page 23: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

1. Angka Kematian Bayi (AKB)

Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi (0-11

bulan) per 1.000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB

menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang

berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan

antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB,

serta kondisi lingkungan sosial ekonomi.

AKB di Kota Salatiga tahun 2012 sebesar 11,4 per 1.000

Kelahiran Hidup atau sebanyak 31 kasus. Apabila Angka tersebut

dibandingkan dengan AKB tahun 2011 sebesar 7,4/1.000 KH (21 kasus)

terjadi peningkatan. AKB di Kota Salatiga dari tahun 2006-2009 terjadi

penurunan dan sejak tahun 2010-2012 terjadi peningkatan. AKB sejak

tahun 2006 sebagai berikut, tahun 2006 sebesar 11,58/ 1000 KH,

tahun 2007 sebesar 9,80/1000 KH, tahun 2008 sebesar 5,8/1000 KH,

tahun 2009 sebesar 6,89/1000 KH (25 kasus), tahun 2010 sebesar

9,6/1000 KH (29 kasus). Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Salatiga

kondisinya mengalami fluktuasi. Terdapat banyak faktor yang

mempengaruhi tingkat AKB tetapi tidak mudah untuk menentukan faktor

yang paling dominan dan faktor yang kurang dominan. Tersedianya

berbagai fasilitas atau faktor aksesibilitas dan kualitas pelayanan

Profil Kesehatan Kota Salatiga 10

Page 24: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

kesehatan, serta kesadaran masyarakat untuk merubah kehidupan

tradisional ke norma kehidupan modern (lebih baik) dalam bidang

kesehatan merupakan faktor-faktor yang sangat berpengaruh terhadap

tingkat AKB.

Diharapkan akan terjadi penurunan AKB, seiring dengan upaya-

upaya yang dilakukan. Berbagai upaya yang telah dilakukan antara lain

penanganan mulai dari perawatan masa kehamilan, yaitu pemberian

tablet tambah darah / Fe 90 guna mencegah terjadinya pendarahan

waktu melahirkan, upaya pemberian susu ibu hamil yang kurang energi

kronis untuk mencegah Berat Bayi Lahir Rendah ( BBLR ). Disamping itu

pemberian vitamin A dua kali pada ibu nifas akan dapat meningkatkan

kesehatan dan daya tahan pada ibu dan bayinya. Upaya lain yaitu

dengan meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dengan

pengembangan manajemen asfeksia, dan BBLR, kunjungan neonatal oleh

petugas kesehatan. Gambaran AKB tahun 2006-2012 dapat dillihat pada

grafik dibawah ini.

Profil Kesehatan Kota Salatiga 11

Page 25: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Grafik 3.1Angka Kematian Bayi di Kota Salatiga

Tahun 2006-2012

02468

101214

AKB / 1000 KH 11,58 9,8 5,8 6,8 9,6 7,4 11,4

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

2. Angka Kematian Balita ( AKABA )

Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah kematian Balita 0-5

tahun per 1000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKABA

menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan pada balita, pelayanan

Kesehatan Ibu dan Anak, pelayanan Posyandu, dan tingkat keberhasilan

program KIA/Posyandu serta faktor kondisi sanitasi lingkungan.

AKABA tahun 2012 sebesar 12,5/1.000 KH (34 kasus), meningkat bila

dibandingkan AKABA tahun 2011 sebesar 7,79/1.000 KH (22 Kasus).

AKABA di Kota Salatiga tahun 2009-2012 secara umum meningkat,

Angka tersebut berturut-turut tahun 2009 sebesar 7,2/1000 kelahiran

hidup (26 kasus), tahun 2010 sebesar 10,27/1000 kelahiran hidup (31

kasus), tahun 2011 sebesar 7,79/1000 kelahiran hidup (22 kasus) dan

Profil Kesehatan Kota Salatiga 12

Page 26: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

tahun 2012 sebesar 12,5 /1.000 KH (34 kasus), seperti dalam grafik

berikut..

Grafik 3.2. Angka Kematian Balita (AKABA) Kota Salatiga Tahun 2009-2012

12,5

7,2

10,27

7,79

0

2

4

6

8

10

12

14

2009 2010 2011 2012

3. Angka Kematian Ibu ( AKI )

Kematian ibu biasanya terjadi karena tidak mempunyai akses ke

pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, terutama pelayanan

kegawatdaruratan tepat waktu yang dilatarbelakangi oleh terlambat

mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai

fasilitas kesehatan, terlambat mendapatkan pelayanan di fasilitas

kesehatan. Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2012 sebesar

73,4/1.00.000 KH ( 2 kasus), angka tersebut menurun bila

dibandingkan AKI tahun 2011 sebesar 212,5/100.000 KH (6 kasus).

AKI dari tahun 2006-2012 berturut turut sebagai berikut. AKI tahun 2006

sebesar 74,76/100.000 KH, tahun 2007 tidak ada kematian ibu baik

Profil Kesehatan Kota Salatiga 13

Page 27: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

ibu hamil, bersalin maupun nifas sedang tahun 2008 AKI naik sebesar

64,7/100.000 KH (2 kasus), tahun 2009 sebesar 55,14/100.000 KH

(2 kasus), tahun 2010 sebesar 99,4 /100.000 KH (3 kasus),tahun

2011 naik menjadi 212,5/100.000 KH (6 kasus) dan tahun 2012

sebesar 73,4/100.0000 KH (2 kasus), lebih jelasnya dapat dilihat pada

grafik 3.3. dibawah ini.

Grafik 3.3Angka Kematian Ibu di Kota Salatiga

Tahun 2006-2012

0

100

200

300

AKI/100.000 KH 74,73 0 64,7 55,14 99,4 212,5 74,3

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

B. ANGKA KESAKITAN

1. Angka “Acute Flaccid Paralysis” (AFP)

Dalam upaya membebaskan Indonesia dari Penyakit Polio, maka

pemerintah telah melaksanakan Program Eradikasi Polio (ERAPO) yang

terdiri dari pemberian imunisasi polio rutin, pemberian imunisasi masal

pada anak balita maupun PIN (Pekan Imunisasi Nasional) dan survelans

AFP.

Profil Kesehatan Kota Salatiga 14

Page 28: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Kasus AFP adalah semua anak berusia kurang dari 15 tahun

dengan kelumpuhan yang sifatnya flacid (layuh) terjadi dengan akut

(mendadak) dan bukan disebabkan oleh karena rudapaksa. Kasus AFP

non polio adalah kasus AFP yang pada pemeriksaan spesimennya tidak

ditemukan virus polio liar atau kasus AFP yang ditetapkan oleh tim ahli

sebagai kasus AFP non polio dengan kriteria tertentu.

Definisi cakupan penemuan dan penanganan penyakit AFP adalah

jumlah kasus AFP non polio yang ditemukan diantara 100.000 penduduk

usia < 15 tahun pertahun di satu wilayah kerja tertentu.

Jumlah kasus AFP yang ditemukan dan ditangani tahun 2012

sebanyak 2 kasus demikian juga tahun 2011 sebanyak 2 kasus.

Penemuan kasus AFP sejak tahun 2006-2012 dapat dilihat pada table

berikut.

Grafik 3.4 Penemuan Kasus AFP di Kota Salatiga

Th. 2006 - 2012

0

1

2

3

4

5

Tahun

Jum

lah

kasu

s A

FP

AFP 0 2 4 2 1 2 2

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Profil Kesehatan Kota Salatiga 15

Page 29: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

2. Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA (+)

Penemuan pasien baru TB Paru BTA (+) adalah penemuan pasien

TB melalui pemeriksaan dahak sewaktu pagi dan sewaktu (SPS) dan

diobati di unit pelayanan kesehatan dalam satu wilayah kerja pada waktu

tertentu.

Definisi operasional angka penemuan pasien baru TB Paru BTA (+)

atau Case Detection Rate (CDR) adalah persentase jumlah penderita

baru TB Paru BTA (+) yang ditemukan dibandingkan dengan jumlah

perkiraan kasus baru TB Paru BTA (+) dalam wilayah tertentu dalam

waktu satu tahun. Angka penemuan kasus TB Paru BTA (+) tahun 2012

sebesar 99,5%, angka tersebut meningkat dikarenakan adanya

perbedaan cara perhitungan sejak tahun 2012. Perhitungan tersebut

adalah bahwa penderita TB Paru BTA (+) ditahun 2012 adalah semua

penderita yang ditemukan di sarana pelayanan kesehatan tanpa melihat

status domisili/tempat tinggal penderita. Sedangkan perhitungan pada

tahun sebelumnya, hanya penderita yang berdomisili di wilayah Kota

Salatiga, sehingga angka penemuan penderita TB Paru BTA (+) tahun

2012 meningkat. Angka penemuan kasus TB Paru BTA (+) dari tahun

2008 sebesar 29,9 %, tahun 2009 sebesar 26,9%, tahun 2010 sebesar

30,9 % dan tahun 2011 sebesar 44,62%. Angka penemuan kasus ini

masih dibawah target sebesar 70%, sehingga perlu upaya dalam

Profil Kesehatan Kota Salatiga 16

Page 30: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

peningkatan penemuan kasus tersebut. Data penemuan kasus tersebut

dapat dilihat pada grafik 3.4, sebagai berikut:

Grafik 3.5 Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA (+) Kota Salatiga Tahun 2008-2012

99,5

29,9 26,9 30,9 44,62

020406080

100120

2008 2009 2010 2011 2012

kasus ditemukan (%)

Jumlah penderita TB Paru BTA (+) yang diobati dan sembuh pada

tahun 2006 sebanyak 53(100%) dari 53 penderita TB Paru (+), tahun

2007 sebanyak 76 (90,50%) dari 84 penderita TB Paru BTA (+) yang

diobati, tahun 2008 sebanyak 47 (29,90%) penderita dari 147 penderita,

tahun 2010 sebanyak 38 (80,85 %) penderita dari 48 penderita, tahun

2011 sebanyak 55 penderita diobat dan sembuh sebesar 35 (63,64%),

dan tahun 2012 sebanyak 240 penderita diobatai dan yang sembuh 166

(69,17%).

Profil Kesehatan Kota Salatiga 17

Page 31: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

0

50

100

150

200

250

Grafik 3.6 Jumlah Penderita Diobati dan Angka Kesembuhan TB Paru di

Kota Salatiga Tahun 2006 - 2012

Diobati 53 76 47 48 48 55 240

CR/Sembuh 53 72 43 38 40 35 166

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

3. Presentase Balita Dengan Pneumonia Ditangani

Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru

(alveoli) yang ditandai dengan batuk disertai napas cepat dan atau

kesukaran bernapas.

Tatalaksana pneumonia adalah diberikannya pelayanan kesehatan

sesuai klasifikasinya, untuk pneumonia ringan dan sedang diberikan

antibiotika dan pneumonia berat dirujuk ke sarana kesehatan yang lebih

memadai.

Penderita pneumonia yang ditemukan dan ditangani pada tahun

2012 sebesar 417 (33,28%) dari jumlah perkiraan 1.253. Angka

penemuan penderita pneumonia dari tahun 2006 sebanyak 241

(20,39%) dari 1.182 perkiraan penderita yang ditemukan, tahun 2007

sebanyak 386 (8,77%) dari 4.400 perkiraan penderita yang ditemukan,

Profil Kesehatan Kota Salatiga 18

Page 32: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

tahun 2008 sebanyak 463 (41,73%) dari 1.110 perkiraan penderita yang

ditemukan, tahun 2009 sebanyak 441 (37,21%) dari 1.185 perkiraan

penderita yang ditemukan, tahun 2010 sebanyak 636 (52,21%) dari

1.218 perkiraan penderita yang ditargetkan, tahun 2011 sebanyak 414

(41,81%) dari 990 perkiraan penderita yang ditargetkan. Dari semua

kasus yang ditemukan semuanya (100%) ditangani.

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500

Grafik 3.7 Balita dengan Pneumonia Yang Ditangani Kota Salatiga

Tahun 2006 - 2012

Perkiraan Jumlah PneumoniaBalita

1182 4400 1110 1185 1218 990 1253

Pneumonia BalitaDitemukan/Ditangani

241 386 463 441 636 414 417

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

4. Persentase HIV/AIDS Ditangani

Sesuai kebijakan program pencegahan dan pemberantasan penyakit

HIV/AIDS, seluruh penderita HIV/AIDS harus mendapatkan pelayanan

sesuai standar. Tata laksana penderita HIV/AIDS meliputi Voluntary

Counseling Testing`(VCT) yaitu tes konseling secara sukarela, perawatan

Profil Kesehatan Kota Salatiga 19

Page 33: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

orang sakit dengan HIV/AIDS, pengobatan Anti Retroviral (ARV),

pengobatan infeksi oportunistik, dan rujukan kasus spesifik.

Tahun 2012 ditemukan kasus baru penderita HIV/AIDS sebanyak

17 kasus, meningkat jika dibandingkan tahun 2011 sebesar 6 kasus.

Penemuan kasus baru dari tahun 2006-2010 sebagai berikut, tahun

2006 sebanyak 17 kasus, tahun 2007 ditemukan sebanyak 27 kasus,

tahun 2008 ditemukan sebanyak 14 kasus, tahun 2009 ditemukan 23

kasus, dan tahun 2010 terdapat kasus sebanyak 12 kasus. Jumlah

keseluruhan kasus sampai dengan tahun 2011 sebesar 141 kasus.

Keseluruhan (100%) kasus HIV/AIDS di Kota Salatiga yang ditemukan

tersebut sudah mendapatkan penanganan sesuai standar. Jumlah kasus

HIV/AIDS yang ditemukan dari tahun 2001-2012 di Kota Salatiga dapat

dilihat pada grafik 3.8 berikut ini:

Profil Kesehatan Kota Salatiga 20

Page 34: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Grafik 3.8. Jumlah Penemuan Kasus HIV/AIDS Kota Salatiga Tahun 2001-2012

0

6

17

27

14

23

12

17

762 1

9

0

5

10

15

20

25

30

94.. 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Jml Kasus

5. Persentase Infeksi Menular Seksual Diobati

Penyakit Menular Seksual (PMS) atau biasa disebut penyakit

kelamin adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Yang

termasuk PMS adalah Syphilis, Gonorhoe, Bubo, Jengger Ayam, Herpes,

dan lain-lain. Infeksi Menular Seksual (IMS) yang diobati adalah kasus

infeksi menular seksual yang ditemukan berdasarkan syndrome dan

etiologi serta diobati sesuai standar.

Jumlah kasus IMS di Kota Salatiga dari tahun ke tahun semakin

meningkat. Meskipun demikian kemungkinan kasus yang sebenarnya di

populasi masih banyak yang belum terdeteksi. Program Pencegahan dan

Pemberantasan Penyakit Menular Seksual mempunyai target bahwa

Profil Kesehatan Kota Salatiga 21

Page 35: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

seluruh kasus IMS yang ditemukan harus diobati sesuai standar. Di Kota

Salatiga semua kasus IMS yang ditemukan sudah ditangani.

0

500

1000

1500

2000

2500

Grafik 3.9 Penyakit Infeksi Menular Seksual Diobati

Di Kota SalatigaTahun 2006 - 2012

Kasus IMS yangditemukan

0 14 2115 2081 1177 1175 953

Kasus IMS yang diobati 0 14 2115 2081 1177 1175 953

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

6. Persentase DBD Ditangani

Penderita DBD yang ditangani sesuai standar/SOP adalah penderita

DBD yang didiagnosis dan diobati/dirawat, ditindaklanjuti dengan

Penanggulangan Fokus (PF).

Definisi operasional penderita DBD yang ditangani adalah

persentase penderita DBD yang ditangani sesuai standar di satu wilayah

dalam waktu satu tahun dibandingkan dengan jumlah penderita DBD yang

ditemukan /dilaporkan dalam kurun waktu satu tahun yang sama.

Profil Kesehatan Kota Salatiga 22

Page 36: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Jumlah penderita DBD dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010

mengalami peningkatan kasus. Hal ini disebabkan oleh karena cuaca

yang tidak menentu sehingga menyebabkan perkembangan jentik nyamuk

yang tidak terkontrol. Jumlah kasus tersebut berturut-turut adalah tahun

2006 sebanyak 57 penderita IR: 38,9/100.000 penduduk, tahun 2007

sebesar 141 kasus (IR: 80, CFR:0,71), tahun 2008 sebesar 72 kasus

(IR: 40, CFR:1,39%), tahun 2009 sebanyak 109 (IR:65, CFR:0,92%),

tahun 2010 sebesar 155 kasus (IR:91). Pada tahun 2011 terjadi

penurunan kasus yaitu sebesar 13 kasus (IR:7,4%) dan tahun 2012

sebanyak 13 kasus. Dari semua kasus yang ditemukan sudah mendapat

penanganan sesuai dengan standar operasional. Beberapa upaya yang

dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Salatiga dalam rangka penurunan

kasus demam berdarah antara lain penggerakan pemberantasan sarang

nyamuk, pemeriksaan jentik berkala, sosialisasi penanggulangan penyakit

Demam Berdarah Dengue.

Berikut grafik yang menggambarkan jumlah kasus DBD dari tahun

2006 sampai dengan tahun 2012.

Profil Kesehatan Kota Salatiga 23

Page 37: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Grafik 3.10 Kasus DBD yang DitanganiKota SalatigaTahun 2006 - 2012

38,9

80

40

65

91

7,412,83

0 0,71 1,39 0,92 0 0 0

20 20 20 20 20

55 55

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Incidence Rate (IR) 38,9 80 40 65 91 7,4 12,83

CFR 0 0,71 1,39 0,92 0 0 0

target 20 20 20 20 20 55 55

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

7. Persentase Balita Dengan Diare Ditangani

Definisi operasional penemuan penderita diare adalah jumlah

penderita yang datang dan dilayani di sarana kesehatan dan kader di

suatu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun.

Jumlah kasus diare pada balita di tahun 2012 sebanyak 5.766

(75%) dari 7.691 kasus diare meningkat jika dibandingkan tahun 2011

sebanyak 4.276 (55,86%) dari 7.654 kasus. Kasus diare sejak tahun

2006 adalah 2.979 (59,94%) dari 4.970 kasus diare keseluruhan. Diare

pada balita di tahun 2007 adalah 4.532 (100%) dari 4.532 kasus diare

keseluruhan. Diare pada balita di tahun 2008 adalah 2.003 (33,81%)

dari 5.924 kasus diare, tahun 2009 sebanyak 2.380 (35,74 %) dari

6.659 kasus diare, tahun 2010 sebanyak 1.994 (30,42%) dari 6.554,

Profil Kesehatan Kota Salatiga 24

Page 38: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Semua kasus diare baik pada balita maupun non balita sudah mendpat

penanganan (100%).

Grafik 3.11. Jumlah Kasus Diare dan Diare Pada Balita Di Kota Salatiga

Tahun 2006 - 2012

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

9000

Jumlah perkiraan kasusdiare

4970 4532 5924 6659 6554 7654 7691

Jumlah Diare padaBalita dan ditangani

2979 4532 2003 2380 1994 4276 5766

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

8. Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Yang Dapat Dicegah

Dengan Imunisasi (PD3I)

Yang termasuk dalam PD3I yaitu Polio, Campak, Difteri, Pertusis,

Tetanus (Non Neonatorum), Tetanus Neonatorum, dan Hepatitis. Dalam

upaya untuk membebaskan Indonesia dari penyakit tersebut, diperlukan

komitmen global untuk menekan turunnya angka kesakitan dan kematian

yang lebih banyak dikenal dengan Eradikasi Polio (ERAPO), Reduksi

Campak (Redcam), dan Eliminasi Tetanus Neonatorum (ETN). Dari

Profil Kesehatan Kota Salatiga 25

Page 39: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

tahun 2006 sampai dengan 2012 jumlah kasus PD3I yang dilaporkan

adalah sebagai berikut:

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

Grafik 3.12Kasus PD3I Kota Salatiga

Tahun 2006 - 2012

Hepatitis B 7 0 0 0 0 4 0

Polio 0 0 0 0 0 0 0

Campak 28 42 53 115 198 168 94

T. Neonatorum 0 0 0 0 0 0 0

Tetanus 2 0 0 0 0 0 0

Pertusis 0 0 0 0 0 0 0

Difteri 2 0 0 0 0 0 0

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

9. Penyakit Tidak Menular

Data kasus penyakit tidak menular yang diperoleh antara lain

kanker servik, kanker mamae, kanker hati, kanker paru, diabetes mellitus,

angina pektoris, dekompensasio kordis, hipertensi, stroke, asma bronkhial

dan kecelakaan lalu lintas.

Faktor resiko terjadinya penyakit tidak menular, dibagi menjadi dua

yaitu faktor genetik yang merupakan faktor yang tidak dapat diubah

(unchanged risk faktor), dan faktor resiko yang dapat diubah (change risk

faktor), misalnya, pola makan yang tidak seimbang, makanan yang

mengandung zat adiktif, mengkonsumsi rokok, kurang berolah raga dan

faktor kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan.

Profil Kesehatan Kota Salatiga 26

Page 40: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Penyakit tidak menular merupakan suatu penyakit yang tidak bisa

disembuhkan secara medis, tetapi hanya bisa dikendalikan. Penyakit tidak

menular juga merupakan penyebab utama kematian tertinggi bila

dibandingkan dengan penyakit menular.

Kasus penyakit tidak menular di Kota Salatiga tahun 2012 dapat

dilihat pada grafik 3.13 berikut:

10,20%

59,12%

,62%

8,35%

10,33% 0%

0,35%

NeoplasmaDMJantungStrokePPOKAsmaPsikosis

C. ANGKA STATUS GIZI MASYARAKAT

1. Persentase BBLR Ditangani

Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat

badan kurang dari 2.500 gram. Penyebab terjadinya BBLR antara lain

karena ibu hamil anemia, kurang asupan gizi waktu dalam kandungan,

ataupun lahir kurang bulan. Bayi yang lahir dengan berat badan rendah

perlu penanganan yang serius, karena pada kondisi tersebut bayi mudah

Profil Kesehatan Kota Salatiga 27

Page 41: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

sekali mengalami hipotermi yang biasanya akan menjadi penyebab

kematian.

Persentase bayi dengan berat badan lahir rendah di Kota Salatiga

tahun 2012 sebesar 5,50% (150 bayi) meningkat dibandingkan tahun

2011 sebesar 3,04% (84 bayi). Persentase bayi berat badan lahir rendah

dari tahun 2006-2010 sebagai berikut 2,81%, 2,12%, 2,90%, 2,45 %

dan 2,1 %.

Cakupan penanganan Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah

(BBLR) untuk tahun 2006 sampai dengan 2012 selalu mencapai 100%.

2882

81

2923

62

3099

90

3627

89

3016

61

2823

84

2723

150

0

1000

2000

3000

4000

Grafik 3.14 Jumlah Bayi BBLR Kota Salatiga

Tahun 2006 - 2012

Jml Lahir Hidup BBLR

BBLR 81 62 90 89 61 84 150

Jml Lahir Hidup 2882 2923 3099 3627 3016 2823 2723

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

2. Persentase Balita Dengan Gizi Buruk

Kejadian gizi buruk perlu dideteksi secara dini melalui intensifikasi

pemantauan tumbuh kembang Balita di Posyandu, dilanjutkan dengan

Profil Kesehatan Kota Salatiga 28

Page 42: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

penentuan status gizi oleh bidan di desa atau petugas kesehatan lainnya.

Penemuan kasus gizi buruk harus segera ditindaklanjuti dengan tindakan

yang jelas, sehingga penanggulangan gizi buruk memberikan hasil yang

optimal.

Pendataan gizi buruk di Jawa Tengah didasarkan pada 2 kategori

yaitu dengan indikator membandingkan Berat Badan dengan Umur

(BB/U) dan kategori kedua adalah membandingkan Berat Badan dengan

Tinggi Badan (BB/TB). Skrining pertama dilakukan di posyandu dengan

membandingkan berat badan dengan umur melalui kegiatan

penimbangan, jika ditemukan balita yang berada di Bawah Garis Merah

(BGM) atau dua kali tidak naik (2T), maka dilakukan konfirmasi status

gizi dengan menggunakan indikator berat badan menurut tinggi badan.

Jika ternyata balita tersebut merupakan kasus buruk, maka segera

dilakukan perawatan gizi buruk sesuai pedoman di Posyandu dan

Puskesmas. Jika ternyata terdapat penyakit penyerta yang berat dan tidak

dapat ditangani di Puskesmas maka segera dirujuk ke Rumah Sakit.

Jumlah kasus gizi buruk pada tahun 2012 sebesar 3 kasus

meningkat dari tahun 2011 sebesar 2 kasus. Sejak tahun 2008 jumlah

gizi buruk sebanyak 17 balita atau 0,18%, tahun 2009 sebanyak 4 kasus

atau 0,04 %, dan tahun 2010 sebanyak 3 kasus (0,03%).

Profil Kesehatan Kota Salatiga 29

Page 43: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Tabel.3.15. Jumlah Balita Gizi Buruk Tahun 2006 -2012

0

5000

10000

15000

Jml Balita 11758 12001 11863 12157 9289 10111 12529

Jml Balita Gizi Buruk 26 3 17 4 3 2 3

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

3. Persentase Balita Gizi Kurang

Salah satu indikator kesehatan yang dinilai keberhasilan pencapaiannya

dalam MDGs adalah status gizi balita. Status gizi balita diukur

berdasarkan umur (U), berat badan (BB) dan tinggi badan (TB).

Variabel BB dan TB ini disajikan dalam bentuk tigaindikatorantropometri,

yaitu berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur

(TB/U) dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB).

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan

penggunaan zat-zat gizi. Status inimenjadi penting karena merupakan

salah satu factor risiko untuk terjadinya kesakitan dan kematian. Status

gizi yang baik bagi seseorang akan berkontribusi terhadap kesehatannya

dan juga terhadap kemampuan dalam proses pemulihan. Status gizi

masyarakat dapat diketahui melalui penilaian konsumsi pangannya

berdasarkan data kuantitatif maupun kualitatif.

Profil Kesehatan Kota Salatiga 30

Page 44: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Dalam menentukan klasifikasi status gizi harus ada ukuran baku. Di

Indonesiabaku antropometri yang sering digunakan adalah World Health

Organization-National Centre for Health Statistic (WHO-NCHS).

Berdasarkan baku WHO-NCHS status gizi dibagi empat: Pertama, gizi

lebih untuk over weight, termasuk kegemukan dan obsitas. Kedua, Gizi

baik untuk well nourished. Ketiga, gizi kurang untuk under weight yang

mencakup mild dan moderat, PCM (Protein Calori Malnutrition). Keempat,

Gizi buruk untuk severe PCM, termasuk marasmus, marasmik-kwasiorkor

dan kwarsiorkor. Persentase balita dengan gizi kurang (BB/U) Kota

Salatiga tahun 2012 sebesar 194 balita (2,01%).

4. Kecamatan Bebas Rawan Gizi

Hasil pemantauan kerawanan pangan dan gizi di wilayah kecamatan

di Kota Salatiga sejak tahun 2006 hingga 2012 memberikan hasil bahwa

Kota Salatiga dengan empat (4) kecamatannya sudah bebas dari rawan

pangan dan gizi.

Profil Kesehatan Kota Salatiga 31

Page 45: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

BAB IV

SITUASI UPAYA KESEHATAN

A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR

1. Pelayanan Kesehatan Ibu

a. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil

Pelayanan/pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil sesuai standar

pada masa kehamilan oleh tenaga kesehatan terampil (Dokter, Bidan

atau perawat) 4 kali dengan interval 1 kali pada trisemester pertama,

1 kali pada tri semester kedua, dan 2 kali pada tri semester ketiga,

akan menggambarkan cakupan pelayanan antenatal ibu hamil yang

dapat dipantau melalui pelayanan kunjungan ibu hamil K1 dan K4.

Penimbangan berat badan, pemeriksaan kehamilan, pemberian tablet

Fe, pemberian imunisasi TT, dan konsultasi merupakan pelayanan

yang diberikan oleh petugas kesehatan pada ibu hamil yang

berkunjung ke tempat pelayanan kesehatan (Antenatal Care/ANC).

Grafik 4.1 dapat diketahui bahwa cakupan ibu hamil K4 di Kota

Salatiga pada tahun 2012 sebesar 2.866 ibu hamil (95,44%)

menurun jika dibandingkan tahun 2011 sebesar 96,61 % yaitu 3.017

ibu hamil, namun masih di atas target 95%. Pada tahun 2007

Profil Kesehatan Kota Salatiga 1

Page 46: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

sebesar 2.561 dari 2.797 ibu hamil (91,56%), hal ini berarti cakupan

K4 mengalami peningkatan dibanding tahun 2006 sebesar 2.543 dari

2.656 bumil (95,75%). Namun pada tahun 2008 cakupan ibu hamil

K4 mengalami kenaikan menjadi sebesar 3.152 dari 3.197 bumil

(98,6%). Pada tahun 2009 dan 2010 cakupan K-4 turun menjadi

91,2 % yaitu 2.994 dari 3.283 ibu hamil dan 92,9% yaitu 3.023 ibu

hamil dari 3.254. Pada tahun 2011 cakupan K4 meningkat kembali

menjadi sebesar 96,61 % yaitu 3.017 ibu hamil dari 3.123.

Grafik 4.1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 dan K4

di Kota Salatiga 2006 - 2012

86,00%

88,00%

90,00%

92,00%

94,00%

96,00%

98,00%

100,00%

K1 92,78% 98,10% 99,10% 91,50% 96,00% 96,30% 96,70%K4 90,90% 96,03% 98,60% 91,20% 92,90% 96,60% 95,40%

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

b. Persalinan Yang Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan

Pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan adalah

ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga

Profil Kesehatan Kota Salatiga 2

Page 47: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan. Cakupan pertolongan

oleh tenaga kesehatan sudah mencapai target (90%) yaitu sebesar

95%. Meskipun cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan sudah mencapai target, namun angka kematian ibu masih

relatif tinggi. Untuk itu program kesehatan ibu dan anak masih tetap

menjadi program prioritas dibidang pembangunan kesehatan. Untuk

mengetahui cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

dapat dilihat pada grafik 4.2 di bawah ini.

Grafik 4.2 Cakupan Persalinan Yang Ditolong Oleh Nakes

Kota Salatiga Tahun 2006 - 2012

0,00%20,00%40,00%60,00%80,00%

100,00%120,00%

Pertolongan persalinanoleh nakes terlatih

84,05% 107% 101,80% 99,60% 95,10% 94,80% 95%

Pertolongan persalianoleh dukun terlatih

3,50% 2,54% 0,66% 0,40% 4,90% 5,20%

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

c. Pelayanan Ibu Nifas

Masa sesudah persalinan (Masa Nifas) berpeluang untuk

terjadinya kematian ibu maternal, sehingga perlu mendapatkan

pelayanan kesehatan masa nifas yang dikunjungi oleh tenaga

Profil Kesehatan Kota Salatiga 3

Page 48: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

kesehatan minimal 3 (tiga) kali sejak persalinan. Pelayanan ibu nifas

meliputi pemberian vitamin A dosis tinggi ibu nifas yang kedua dan

pemeriksaan kesehatan pasca persalinan untuk mengetahui apakah

terjadi pendarahan pasca persalinan, keluar cairan berbau dari jalan

lahir, demam lebih dari 2 (dua) hari, payudara bengkak kemerahan

disertai rasa sakit dan lain – lain. Kunjungan terhadap ibu nifas yang

dilakukan petugas kesehatan biasanya bersamaan dengan kunjungan

neonatus. Hasil pelayanan ibu nifas sbb:

74,83%89,18% 93,40% 99,60%

95,00% 89,66% 95,00%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Grafik 4.3Cakupan Pemberian Vit A bagi Ibu Nifas

di Kota Salatiga Tahun 2006 - 2012

% Cakupan Pemberian Vit A bagi Ibu Nifas

d. Ibu Hamil Risti/Komplikasi Ditangani

Ibu hamil dengan resiko tinggi adalah keadaan ibu hamil yang

mengancam kehidupannya maupun janinnya, misal umur, paritas,

interval, dan tinggi badan. Sedang komplikasi pada proses persalinan

adalah keadaan dalam proses persalinan yang mengancam kehidupan

Profil Kesehatan Kota Salatiga 4

Page 49: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

dalam proses persalinan yang mengancam kehidupan ibu maupun

janinnya, misalnya perdarahan, pre eklamsia, infeksi jalan lahir, letak

lintang, partus lama, dan lain-lain. Ibu hamil risiko tinggi dan komplikasi

ditangani adalah ibu hamil dengan risiko tinggi dan komplikasi yang

ditemukan untuk mendapat pertolongan pertama dan rujukan oleh

tenaga kesehatan.

Cakupan ibu hamil risiko tinggi dan komplikasi yang ditangani

tahun 2012 sebesar 42,5%, menurun bila dibandingkan tahun 2011

sebesar 77,28%. Hal ini disebabkan oleh karena kasus-kasus ibu hamil

dengan resiko tinggi yang dilaporkan hanya yang dirujuk ke sarana

Kesehatan lebih tinggi, untuk yang dapat ditangani di Puskesmas,

datanya tidak dilaporkan. Untuk itu pemahaman petugas tentang

pencatatan dan pelaporan perlu ditingkatkan.

Grafik 4.4 Bumil Risti Ditangani Tahun 2006-2012

0%

50%

100%

150%

Bumil Risti ygDitangani

69.31% 92.42% 99.80% 52.20% 100% 77.30% 42.12%

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Profil Kesehatan Kota Salatiga 5

Page 50: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

e. Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe

Program penanggulangan anemia yang dilakukan adalah dengan

memberikan tablet tambah darah yaitu preparat Fe yang bertujuan

untuk meminimalisasi dampak buruk akibat kekurangan Fe khususnya

yang dialami ibu hamil. Cakupan pemberian tablet Fe pada ibu hamil

dapat dilihat pada grafik 4.4 berikut ini:

Grafik 4.5 Cakupan Pemberian Tablet Fe pada Bumil

Kota Salatiga Tahun 2006-2012

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

Jml Bumil 3234 2839 3197 3282 3254 3123 3003Fe1 221 180 2798 3004 2502 2984 2903Fe3 203 151 2747 2994 2972 3007 2870

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

2. Pelayanan Kesehatan Anak

a. Cakupan Kunjungan Neonatus

Kunjungan Neonatus (KN) adalah kunjungan yang dilakukan oleh

petugas kesehatan ke rumah ibu bersalin, untuk memantau dan

memberi pelayanan kesehatan untuk ibu dan bayinya. Kunjungan

Profil Kesehatan Kota Salatiga 6

Page 51: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Neonatus dibagi tiga yaitu KN1 adalah kunjungan pada 0-2 hari, KN2

adalah kunjungan 2-7 hari dan KN3 adalah kunjungan setelah 7-28

hari. Cakupan kunjungan neonatus 1 (KN1) di Kota Salatiga Tahun

2012 sebesar 100% dan KN3 sebesar 99,19%.

Cakupan kunjungan neonatus di Kota Salatiga pada tahun 2012

sebesar 99,19% meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2011

sebesar 2.701 (95,7%). Cakupan kunjungan neonatus dari tahun

2006-2010 berturut-turut adalah 86,58%, 87,82%, 89,03%, 78,72%,

dan 91,4%. Peningkatan tersebut dimungkinkan adanya upaya

peningkatan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui

bidan. Selain itu juga upaya peningkatan kualitas pelayanan tenaga

kesehatan melalui pelatihan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM),

dan penyuluhan perawatan neonatus di rumah dengan menggunakan

buku KIA.

Profil Kesehatan Kota Salatiga 7

Page 52: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Grafik 4.6 Cakupan Kunjungan Neonatus

Kota Salatiga Tahun 2006 - 2012

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

Jumlah Bayi Lahir 3234 2923 3099 3222 3016 2823 2723

KN 2800 2567 2759 2824 2756 2701 2701

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

b. Cakupan Kunjungan Bayi

Kunjungan bayi adalah bayi yang memperoleh pelayanan

kesehatan sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan, paling

sedikit 4 kali, di luar kunjungan neonatus. Setelah usia 28 hari, setiap

bayi berhak perkembangannya secara teratur setiap bulan di sarana

pelayanan kesehatan. Cakupan kunjungan bayi Kota Salatiga tahun

2012 sebesar 111,03%, meningkat bila dibandingkan dengan tahun

2011 sebesar 95,68%. Cakupan kunjungan bayi dari tahun 2007-

2012 sebagai berikut:

Profil Kesehatan Kota Salatiga 8

Page 53: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

0

20

40

60

80

100

120

Grafik 4.7 Cakupan Kunjungan Bayi Kota Salatiga

Tahun 2007-2012

Cakupan Kunjungan bayi 100.9 96.1 103 97.5 95.68 111

Target 90 90 90 90 90 90

2007 2008 2009 2010 2011 2012

c. Neonatal Risti/ Komplikasi Ditangani

Yang dimaksud dengan resiko tinggi/ komplikasi pada neonatal

adalah keadaan neonatal yang mengancam kehidupannya, misalnya

Asfeksia, BBLR, Tetanus, Infeksi dan lain-lain. Cakupan neonatal risti

ditangani Kota Salatiga tahun 2012 sebesar 42,36%. Cakupan tersebut

masih belum mencapai target, karena angka yang dilaporkan hanya

untuk kasus-kasus yang dirujuk oleh Puskesmas ke sarana kesehatan

lebih tinggi, sedangkan kasus-kasus yang bisa ditangani di Puskesmas

tidak dilaporkan. Jika dibandingan dengan tahun 2011 sudah ada

peningkatan, tahun 2011 sebesar 28,3% (120 bayi dari 423 bayi).

Cakupan tahun 2007 sebesar 100 % ( 386 bayi), tahun 2008 yaitu

Profil Kesehatan Kota Salatiga 9

Page 54: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

100 % (361 bayi), tahun 2009 sebesar 83,5 % (446 bayi dari 534

bayi), dan tahun 2010 sebesar 68,0% (211 bayi dari 453).

d. Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita

Tidak hanya bayi, Balita atau anak berumur di bawah lima tahun atau

12-59 bulan juga harus mendapatkan perhatian kesehatannya baik

gizi maupun kesehatan secara umum, karena balita merupakan

generasi penerus bangsa yang harus sehat, cerdas dan kuat. Balita di

Kota Salatiga tahun 2012 sebesar 12.529 dan yang mendapatkan

pelayanan kesehatn sebesar 10.121 (80,8%), meningkat bila

dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 5.395 (53%) dari 10.182

balita yang ada.

e. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Balita dan Prasekolah

Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah yang

dimaksudkan adalah anak usia 1 – 6 tahun yang dideteksi dini

tumbuh kembang sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan,

paling sedikit 2 kali per tahun. Upaya pembinaan kesehatan diarahkan

untuk meningkatkan kesehatan fisik, mental dan sosial anak dengan

perhatian khusus pada kelompok balita yang merupakan masa kritis

atau periode emas tumbuh kembang.

Profil Kesehatan Kota Salatiga 10

Page 55: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Cakupan deteksi dini tumbuh kembang balita dan anak pra

sekolah Kota Salatiga selama tiga tahun terakhir mengalami

peningkatan yaitu 0,15 % pada tahun 2006 menjadi 19,02 % pada

tahun 2008, pada tahun 2009 meningkat menjadi 53,02 % atau

7.617 balita dari 14.365 balita demikian juga tahun 2010 meningkat

menjadi 65,2 %. Pada tahun 2011 sebesar 46,88%. Secara rinci

cakupan deteksi dini tumbuh kembang balita seperti grafik 4.5

berikut:

Grafik.4.8. Cakupan Deteksi Dini Tumbuh Kembang

Anak Balita Dan Pra Sekolah Tahun 2006-2011

0.15 0.19

19.02

53.02

65.2

46.88

010203040506070

2006 2007 2008 2009 2010 2011Tahun

Cak

upan

f. Pemeriksaan Kesehatan Siswa SD/MI

Pelayanan kesehatan di sekolah diutamakan pada upaya

meningkatkan kesehatan (promotif) dan upaya pencegahan penyakit

(preventif). Salah satu upaya preventif yang dilaksanakan di sekolah

adalah kegiatan penjaringan kesehatan anak sekolah (Health

Profil Kesehatan Kota Salatiga 11

Page 56: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Screening), sebagai prosedur pemeriksaan kesehatan yang bertujuan

untuk mengelompokan anak sekolah dalam berbagai katagori sehat

dan sakit yang memerlukan tindakan lebih lanjut, serta mendapatkan

gambaran kesehatan anak sekolah dan mengikuti perkembangan serta

pertumbuhan anak sekolah sebagai pertimbangan dalam menyusun

program pembinaan kesehatan sekolah.

Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD/MI oleh tenaga

kesehatan/guru UKS/kader kesehatan sekolah pada tahun 2012 dan

2011 dari seluruh siswa (100%) sudah mendapat pelayanan

kesehatan tahun 2011 sebesar 3.169 siswa dan tahun 2012 sebesar

3.324 siswa. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat

dari tahun 2007-2010 adalah sebanyak 3.088 siswa, 3.094 siswa,

3.103 siswa dari 3.259 siswa (95,2 %), dan tahun 2010 sebanyak

3.112 (93,87%) siswa dari 3.315 siswa.

Grafik.4.9. Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Siswa SD/MI Tahun 2006-2012

100

93.87

100100

95.2

100100

9092949698

100102

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Cak

upan

Profil Kesehatan Kota Salatiga 12

Page 57: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

c. Pelayanan Kesehatan Remaja

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-

kanak ke masa dewasa dan terjadi perubahan fisik yang cepat

menyamai orang dewasa, tetapi emosinya belum dapat mengikuti

perkembangan jasmaninya, hal ini sering menimbulkan gejolak

sehingga masa ini perlu mendapat perhatian. Salah satunya adalah

pendidikan dan perhatian agar anak berperilaku sehat, baik secara

fisik maupun mental.

Pemeriksaan kesehatan remaja adalah pemeriksaan kesehatan

siswa kelas 1 SLTP dan setingkat, kelas 1 SMU/SMK dan setingkat

melalui penjaringan kesehatan oleh tenaga kesehatan bersama

dengan guru UKS/ kader kesehatan remaja.

Cakupan pemeriksaan kesehatan remaja Kota Salatiga pada

tahun 2008 sebesar 15,80 % (5.879 siswa dari 37.210 siswa)

dengan target 80 % (29.768 siswa), tahun 2009 dan 2010 sebesar

94,04% (7.729 siswa dari 8.218 siswa), dan tahun 2011 sebesar

98% (8.145 siswa dari 8.249 siswa).

3. Pelayanan Gizi

a. Pemantauan Pertumbuhan Balita

1). Partisipasi Masyarakat Dalam Penimbangan

Profil Kesehatan Kota Salatiga 13

Page 58: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Pemantauan pertumbuhan merupakan salah satu kegiatan

utama program perbaikan gizi yang menitikberatkan pada

pencegahan dan peningkatan keadaan gizi anak. Penimbangan

terhadap bayi dan balita yang dilakukan di Posyandu merupakan

upaya masyarakat memantau pertumbuhan dan perkembangannya.

Grafik 4.10 Persentase Balita Ditimbang di Kota Salatiga Tahun 2006 - 2012

65

70

75

80

85

Balita di timbang 71 72.34 79 74.22 75.6 80.1 77

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Dari grafik diatas dapat dilihat besar partisipasi masyarakat

dalam penimbangan di Posyandu dengan digambarkan dalam

perbandingan jumlah balita yang ditimbang (D) dengan jumlah balita

seluruhnya (S). Tahun 2012 bayi yang ditimbang sebesar 9.647

balita (77%) dari 12.529 balita. Sejak tahun 2008 jumlah balita

seluruhnya sebanyak 11.863, sebanyak 79% balita ditimbang

(9.372 balita) dan tahun 2009 cakupan D/S menurun menjadi

74,22 % atau 9.023 balita dari 12.157 balita yang ada, tahun 2010

cakupan D/S meningkat menjadi 75,6% atau 9.289 balita, dan

Profil Kesehatan Kota Salatiga 14

Page 59: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

tahun 2011 jumlah balita seluruhnya sebesar 12.618 balita dan

cakupan D/S meningkat menjadi 10.111 (80,1%).

2). Balita Yang Berat Badannya Naik

Persentase Balita yang naik timbangannya dibandingkan

dengan jumlah Balita yang ditimbang dapat menggambarkan

keberhasilan kader Posyandu dalam memberikan penyuluhan gizi

kepada masyarakat didesanya, sehingga orang tua dapat

memberikan makanan cukup gizi kepada anaknya. Anak sehat

bertambah umur akan bertambah berat badannya dan persentase

Balita yang naik timbangannya dapat menggambarkan tingkat

kesehatan balita di wilayah kerja Posyandu. Beberapa hal yang

mempengaruhi tingkat pencapaian Balita yang naik timbangannya

antara lain pengetahuan keluarga tentang kebutuhan gizi Balita,

penyuluhan gizi masyarakat dan ketersediaan pangan di tingkat

keluarga.

Tahun 2012 balita yang ditimbang sebanyak 9.647 balita

dan yang naik timbangannya sebanyak 7.160 balita (74,2%). Balita

yang naik timbangannya pada tahun 2008 sebesar 72,63 % dan

naik menjadi 73,18 % (6.603 dari 9.023 balita yang ditimbang)

pada tahun 2009, pada tahun 2010 menurun menjadi 71,9%

Profil Kesehatan Kota Salatiga 15

Page 60: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

(6.683 dari 12.279 balita yang ditimbang), dan pada tahun 2011

sebesar 71,7% ( 7.246 balita dari 10.111 balita yang ditimbang).

3). Balita Bawah Garis Merah (BGM)

BGM adalah merupakan hasil penimbangan dimana berat

badan Balita berada di bawah garis merah pada Kartu Menuju

Sehat (KMS). Tidak semua BGM dapat menggambarkan gizi buruk

pada Balita dilihat tinggi badannya, jika tinggi badan sesuai umur

maka keadaan ini merupakan titik awal waspada bagi orang tua

untuk tidak terlanjur menjadi lebih buruk lagi, namun jika Balita

ternyata pendek maka belum tentu anak tersebut berstatus gizi

buruk.

Jumlah balita di bawah garis merah (BGM) tahun 2012

sebanyak 140 balita (1,5%) dari jumlah balita sebanyak 12.529.

Tahun 2008 sebanyak 349 balita atau sebesar 3,72 % dari jumlah

balita yang ada di Kota Salatiga.

Pada tahun 2009 jumlah balita dibawah garis merah

menurun jadi 233 (2,58 %) balita dari 9.023 balita yang ditimbang.

Tahun 2010 jumlah balita garis merah meningkat menjadi 235

(2,5%) balita dari 12.279 balita yang ditimbang, dan tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Salatiga 16

Page 61: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

menurun menjadi 2,1% atau sebesar 213 dari 10.111 balita yang

ditimbang.

b. Bayi dan Balita Mendapat Kapsul Vitamin A

Kurang Vitamin A (KVA) masih merupakan masalah yang

tersebar diseluruh dunia terutama di negara berkembang dan dapat

terjadi pada semua umur terutama pada masa pertumbuhan. KVA

“Nutrition Related Diseases” yang dapat mengenai berbagai macam

anatomi dan fungsi dari organ tubuh seperti menurunkan sistem

kekebalan tubuh dan menurunkan epilesme sel-sel kulit. Salah satu

dampak kurang Vitamin A adalah kelainan pada mata yang

umumnya terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 4 tahun yang

menjadi penyebab utama kebutaan di negara berkembang.

Salah satu program penanggulangan KVA yang telah

dijalankan adalah dengan suplementasi kapsul Vitamin A dosis tinggi

2 kali pertahun pada Balita dan ibu nifas untuk mempertahankan

bebas buta karena KVA dan mencegah berkembangnya kembali

masalah Xerofthalmia dengan segala manifestasinya (gangguan

penglihatan, buta senja dan bahkan kebutaan sampai kematian).

Disamping itu pemantapan program distribusi kapsul Vitamin A dosis

tinggi juga dapat mendorong tumbuh kembang anak serta

Profil Kesehatan Kota Salatiga 17

Page 62: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

meningkatkan daya tahan anak terhadap penyakit infeksi, sehingga

dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian pada bayi dan

anak.

Balita yang dimaksud dalam program distribusi kapsul

Vitamin A adalah bayi yang berumur mulai umur 6-11 bulan dan

anak umur 12-59 bulan yang mendapat kapsul vitamin A dosis

tinggi terdiri dari kapsul Vitamin A biru dengan dosis 100.000 SI

yang diberikan pada bayi berumur 6-11 bulan dan kapsul vitamin A

berwarna merah dengan dosis 200.000 SI yang diberikan pada

anak umur 12-59 bulan dan diberikan pada bulan Pebruari dan

Agustus setiap tahunnya. Cakupan Balita yang mendapat Vitamin

dari tahun 2006 dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Grafik 4.11 Persentase Balita Mendapat Vit. A di Kota Salatiga Tahun 2006 - 2012

90

92

94

96

98

100

Vit A Balita 99.14 99.14 99.59 99.19 94.91 99.54 99.09

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Profil Kesehatan Kota Salatiga 18

Page 63: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

c. Ibu Nifas Mendapat Kapsul Vitamin A

Ibu nifas adalah ibu yang baru melahirkan bayinya yang

dilaksanakan di rumah dan atau rumah bersalin dengan pertolongan

dukun bayi atau tenaga kesehatan. Suplementasi vitamin A pada ibu

nifas merupakan salah satu program penanggulangan kekurangan

vitamin A.

Cakupan ibu nifas mendapat kapsul vitamin A adalah

cakupan ibu nifas yang mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi

(200.000 SI) pada periode sebelum 40 hari setelah melahirkan.

Cakupan ibu nifas mendapat kapsul vitamin A di Kota Salatiga

tahun 2012 sebesar 95,98% (2.752 dari 2.867 Bufas) meningkat

bila dibandingkan tahun 2011 sebesar 89,66% (2.671 dari 2.979

Bufas). tahun 2008 sebesar 102,4 % (3117 Bufas), tahun 2009

cakupan vitamin A ibu nifas sebesar 63,18 % (2068 dari 3273 ibu

nifas), tahun 2010 sebesar 54,44% (1.692 dari 3.108 Bufas).

Grafik 4.12 Cakupan Vitamin A Pada Ibu Nifas Di Kota Salatiga Tahun 2008-2012

102.3

63.18 54.44

89.66 95.98

020406080

100120

2008 2009 2010 2011 2012

Profil Kesehatan Kota Salatiga 19

Page 64: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

d. Ibu Hamil Mendapat Mendapat 90 Tablet Fe

Program penanggulangan anemia yang dilakukan adalah

dengan memberikan tablet tambah darah yaitu preparat Fe yang

bertujuan untuk menurunkan angka anemia pada balita, ibu hamil

dan ibu nifas, remaja putri dan WUS (Wanita Usia Subur).

Pemberian tablet Fe kepada ibu hamil ada 2 indikator yaitu

Fe1 dan Fe3. Cakupan Ibu Hamil mendapat tablet Fe adalah

cakupan Ibu Hamil yang mendapat 90 tablet Fe selama periode

kehamilannya.

Cakupan ibu hamil yang mendapat Fe-3 di Kota Salatiga

tahun 2012 sebesar 95,57% (2.870 dari 3.003 bumil) sedikit

menurun bila dibandingkan tahun 2011 sebesar 96,29% (3.007 dari

3.123 ibu hamil). Cakupan sejak tahun 2007 sebesar 5,32%,tahun

2008 sebesar 85,92% Pada tahun 2009 cakupan Fe-3 sebesar

84,49 % (2.897 dari 3.429 ibu hamil) dan tahun 2010 sebesar

91,33 % (2.972 dari 3.254 ibu hamil).

Profil Kesehatan Kota Salatiga 20

Page 65: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

0

20

40

60

80

100

Grafik 4.13 Persentase Pemberian Tablet Fe Pada Ibu Hamil di Kota Salatiga Tahun 2006 - 2012

Fe 1 6.34 87.52 91.5 76.89 95.55 96.67

Fe 3 72.39 5.32 85.92 84.49 91.33 96.29 95.57

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

e. Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif

Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu-satunya makanan yang

sempurna dan terbaik bagi bayi karena mengandung unsur-unsur gizi

yang dibutuhkan oleh bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi

yang optimal.

ASI adalah hadiah yang sangat berharga yang dapat diberikan

kepada bayi, dalam keadaan miskin merupakan hadiah satu-satunya,

dalam keadaan sakit mungkin merupakan hadiah yang menyelamatkan

jiwanya (UNICEF). Oleh sebab itu pemberian ASI perlu diberikan

secara eksklusif sampai umur 6 (enam) bulan dan tetap

mempertahankan pemberian ASI dilanjutkan bersama makanan

pendamping sampai usia 2 (dua) tahun.

Profil Kesehatan Kota Salatiga 21

Page 66: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Kebijakan Nasional untuk memberikan ASI eksklusif selama 6

bulan telah ditetapkan dalam SK Menteri Kesehatan No.

450/Menkes/SK/IV/2004 dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 33

Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif. ASI eksklusif

adalah Air Susu Ibu yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama

6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan atau mengganti dengan

makanan atau minuman lain. Bayi yang mendapat ASI eksklusif adalah

bayi yang hanya mendapat ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan di

satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Pemberian ASI eksklusif bukan hanya isu nasional namun juga

merupakan isu global. Pernyataan bahwa dengan pemberian susu

formula kepada bayi dapat menjamin bayi tumbuh sehat dan kuat,

ternyata menurut laporan UNICEF ( Feat About Breast Feeding)

merupakan kekeliruan fatal, karena meskipun insiden diare rendah pada

bayi yang diberi susu formula, namun pada masa pertumbuhan

berikutnya bayi yang tidak diberi ASI ternyata memiliki peluang yang

jauh lebih besar untuk menderita hipertensi, jantung, kanker, obesitas,

diabetes dll.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas capaian ASI

Eksklusif Kota Salatiga pada tahun 2012 sebesar 45,12% (601 dari

1.332 bayi usia 0-6 bulan), terjadi sedikit penurunan bila dibandingkan

Profil Kesehatan Kota Salatiga 22

Page 67: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

tahun 2011 yaitu 48,03% (550 dari 1.145 bayi usia 0-6 bln). Namun

bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya sudah terjadi peningkatan.

Berbagai upaya promosi tentnag ASI Ekslusif telah dilakukan oleh Dinas

Kesehatan beserta jaringannya. Hal ini dapat dilihat degan berdirinya

ruang-ruang laktasi di tempat-tempat kerja/perusahaan. Cakupan ASI

Eksklusif Kota Salatiga dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Grafik.4.14 Cakupan ASI Eksklusif Kota Salatiga Tahun 2008-2012

47.36 48.03 45.12

35.46 35.9

0102030405060

2008 2009 2010 2011 2012

cakupan ASI Ekslusif

Beberapa hal yang menghambat pemberiaan ASI eksklusif

diantarannya adalah:

1. Rendahnnya pengetahuan ibu dan keluarga lainnya mengenai

manfaat ASI dan cara menyusui yang benar.

2. Kurangnnya pelayanan konseling laktasi dan dukungan dari petugas

kesehatan.

3. Faktor sosial budaya.

Profil Kesehatan Kota Salatiga 23

Page 68: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

4. Kondisi yang kurang memadai bagi para ibu yang bekerja.

5. Gencarnya pemasaran susu formula.

Upaya-upaya yang telah dilaksanakan dalam rangka

meningkatkan cakupan pemberiaan ASI eksklusif tetap berpedoman

pada Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui yaitu:

1) Sarana pelayanan Kesehatan mempunyai kebijakan

Peningkatan Pemberiaan Air Susu Ibu (PP-ASI) tertulis yang

secara rutin dikomunikasikan kepada semua petugas.

2) Melakukan pelatihan bagi petugas dalam hal pengetahuan dan

ketrampilan untuk menerapkan kebijakan tersebut.

3) Menjelaskan kepada semua ibu hamil tentang manfaat

menyusui dan penatalaksana dimulai sejak masa kehamilan,

masa bayi lahir sampai umur 2 tahun termasuk cara mengatasi

kesulitan menyusui.

4) Membantu ibu menyusui bayinya dalam 30 menit setelah

melahirkan yang dilakukan di ruang bersalin ( inisiasi dini).

Apabila ibu mendapat operasi caesar, bayi disusui setelah 30

menit ibu sadar.

5) Membantu ibu bagaimana cara menyusui yang benar dan cara

mempertahankan menyusui meski ibu dipisah dari bayi atas

indikasi medis.

Profil Kesehatan Kota Salatiga 24

Page 69: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

6) Tidak memberikan makanan dan minuman apapun selain ASI

kepada bayi baru lahir.

7) Melaksanakan rawat gabung dengan mengupayakan ibu

bersama bayi 24 jam sehari.

8) Membantu ibu menyusui semau ibu, tanpa pembatasan

terhadap lama dan frekuensi menyusui.

9) Tidak memberikan dot atau kempeng bayi yang diberi ASI

10) Mengupayakan terbentuknya Kelompok Pendukung ASI (KP-

ASI) dan rujuk ibu kepada kelompok tersebut ketika pulang dari

rumah sakit, rumah bersalin atau sarana pelayanan kesehatan.

Selain hal tersebut diatas, upaya yang dilakukan adalah dengan

melakukan sosialisasi agar di tempat-tempat kerja misalnya

perusahaan, untuk menyediakan pojok ASI.

f. Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI pada Anak Usia

6-24 Bulan Keluarga Miskin

Keluarga Miskin adalah keluarga yang ditetapkan oleh

Pemerintah Daerah kabupaten/kota (TKK) dengan melibatkan Tim

Desa dalam mengidentitaskan nama dan alamat gakin secara tepat

sesuai dengan Gakin yang disepakati. Anak usia 6-24 bulan dari

keluarga miskin diberikan makanan pendamping ASI. Data jumlah

Profil Kesehatan Kota Salatiga 25

Page 70: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin yang mendapatkan

makanan tambahan ASI(MP-ASI) tahun 2012 sebanyak 79,74%

(968 dari 1.214 anak),menurunbila dibandingkan tahun 2011

sebesar 100% (1.214 anak).

g. Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan

Kejadian gizi buruk perlu dideteksi secara dini melalui

intensifikasi pemantauan tumbuh kembang Balita di Posyandu,

dilanjutkan dengan penentuan status gizi oleh bidan di desa atau

petugas kesehatan lainnya. Penemuan kasus gizi buruk harus

segera ditindak lanjuti dengan rencana tindak yang jelas, sehingga

penanggulangan gizi buruk memberikan hasil yang optimal.

Pendataan gizi buruk di Jawa Tengah didasarkan pada 2 kategori

yaitu dengan indikator membandingkan berat badan dengan umur

(BB/U) dan kategori kedua adalah membandingkan berat badan

dengan tinggi badan (BB/TB). Skrining pertama dilakukan di

Posyandu dengan membandingkan berat badan dengan umur

melalui kegiatan penimbangan, jika ditemukan balita yang berada di

bawah garis merah (BGM) atau dua kali tidak naik (2T), maka

dilakukan konfirmasi status gizi dengan menggunakan indikator berat

badan menurut tinggi badan. Jika ternyata balita tersebut merupakan

Profil Kesehatan Kota Salatiga 26

Page 71: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

kasus gizi buruk, maka segera dilakukan perawatan gizi buruk

sesuai pedoman di Posyandu dan Puskesmas. Jika ternyata

terdapat penyakit penyerta yang berat dan tidak dapat ditangani di

Puskesmas maka segera dirujuk ke rumah sakit.

Balita gizi buruk mendapat perawatan adalah balita gizi buruk

yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan dan atau di rumah

oleh tenaga kesehatan sesuai tata laksana gizi buruk.

Perkembangan cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan

tahun 2006 sampai dengan tahun 2012 adalah sebesar 100 %

kasus gizi buruk mendapat pelayanan. Jumlah kasus gizi buruk

tahun 2012 sebesar 3 kasus.

h. Wanita Usia Subur yang Mendapat Kapsul Yodium

Pemberian kapsul Yodium kepada sasaran wanita usia subur

di daerah endemik berat dan sedang dimaksudkan untuk mencegah

kretinisme pada bayi. Kota Salatiga tidak termasuk dalam daerah

endemik GAKY yang memerlukan intervensi kapsul yodium.

Kota Salatiga tidak merupakan daerah endemik GAKY

sehingga tidak ada program pemberian kapsul Yodium bagi WUS.

i. Desa Dengan Garam Beryodium yang Baik

Profil Kesehatan Kota Salatiga 27

Page 72: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Persentase desa/kelurahan dengan garam beryodium yang baik,

menggambarkan identitas mutu garam beryodium yang dikonsumsi

penduduk di suatu desa/kelurahan. Sejak tahun 2010 sampai tahun

2012 sudah mencapai 100% Kelurahan di Kota Salatiga

masyarakatnya telah mengkonsumsi garam beryodium yang

memenuhi syarat (mengandung KJO3 30-80 ppm).

j. Keluarga Sadar Gizi

Keluarga sadar gizi (KADARZI) adalah keluarga yang seluruh

anggota keluarganya melakukan perilaku gizi seimbang, mampu

mengenali masalah kesehatan dan gizi bagi setiap anggota

keluarganya, dan mampu mengambil langkah-langkah untuk mengatasi

masalah gizi yang dijumpai oleh anggota keluarganya. Terdapat 5

indikator kadarzi yaitu:

a. Keluarga biasa mengkonsumsi aneka ragam makanan

b. Keluarga selalu memantau kesehatan dan pertumbuhan

anggota keluarganya, khususnya balita dan ibu hamil

c. Keluarga hanya menggunakan garam beryodium untuk

memasak makanannya

d. Keluarga memberi dukungan pada ibu melahirkan untuk

memberi ASI ekslusif

Profil Kesehatan Kota Salatiga 28

Page 73: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

e. Keluarga biasa sarapan /makan pagi

Indikator tersebut digunakan untuk menilai perubahan perilaku gizi

anggota keluarga. Keberhasilan program Kadarzi harus diikuti dengan

meningkatnya status gizi masyarakat.

Hasil penilaian kadarzi tahun 2012 berdasarkan idikator :

a. Menimbang berat badan secara teratur sebesar 94,89%.

b. Pemberian ASI eksklusif sebesar 68,51%.

c. Makan aneka ragam makanan sebesar 98,03%

d. Mengkonsumsi garam beryodium sebesar 97,66%.

e. Mengkonsumsi suplemen gizi sesuai anjuran sebesar

99,73%.

Dari 1.877 sampel rumah tangga di Kota Salatiga terdapat 63%

keluarga sudah mampu mengenal, mencegah, dan mengatasi masalah

gizi pada setiap anggota keluarganya (Kadarzi).

Cakupan keluarga sadar gizi di Kota Salatiga pada tahun 2008

adalah 25,72 %, tahun 2009 sebesar 77,9 %, tahun 2011 sebesar

60,64% dan tahun 2012 sebesar 63%.

4. Pelayanan Keluarga Berencana

Profil Kesehatan Kota Salatiga 29

Page 74: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

a. Peserta KB Baru

Peserta Keluarga Berencana (KB) Baru adalah Pasangan Usia Subur

(PUS) yang baru pertama kali menggunakan salah satu cara/alat dan

atau PUS yang menggunakan kembali salah satu cara/alat

kontrasepsi setelah mereka berakhir masa kehamilannya.

Jumlah peserta KB Baru Kota Salatiga tahun 2012 sebesar 17,2%

yaitu sebesar 5.075 akseptor. Bila dibandingkan dengan tahun 2011

terjadi penurunan, tahun 2011 sebesar 19,4% (5.469 akseptor).

b. Peserta KB Aktif

Cakupan peserta KB aktif tahun 2012 sebesar 90,63% (25.558

dari 28.199 PUS) meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2011

sebesar 76,8% (21.664 dari 28.194 PUS). Cakupan peserta KB Aktif

dari tahun 2007-2010 sebesar 96,02 % (26.827 PUS dari 27.938

PUS), 76,46 % (21.094 dari 27.938 PUS), 69,4 % (19.426 dari

27.981 PUS), 71,7% (20.312 dari 28.312 PUS). Cakupan peserta

KB aktif secara rinci seperti pada grafik 4.7. sebagai berikut :

Profil Kesehatan Kota Salatiga 30

Page 75: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Grafik.4.15. Cakupan Peserta KB Aktif Tahun 2006-2012

90 90.0276.46 69.4 71.7 76.8 78.27

020406080

100

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012tahun

Cak

upan

Sedangkan jenis kontrasepsi peserta KB aktif pada tahun 2012 seperti

pada gambar berikut :

Grafik 4.16Jenis Kontrasepsi Peserta KB Aktif Tahun 2012

9678

3091

16674331

32271077

IUD MOP/W IMPLAN SUNTIK PIL KONDOM

5. Pelayanan Imunisasi

Profil Kesehatan Kota Salatiga 31

Page 76: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

a. Persentase Desa yang Mencapai “Univeral Child Immunization”

(UCI)

Desa atau Kelurahan UCI adalah desa/ kelurahan di mana

minimal 80 % dari jumlah bayi yang ada di desa/ kelurahan tersebut

sudah memperoleh imunisasi dasar lengkap. Imunisasi dasar lengkap

pada bayi (0-11 bulan) meliputi : 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis

polio, 3 dosis Hepatitis B dan 1 dosis campak.

Cakupan desa/ kelurahan UCI di Kota Salatiga sejak tahun 2010

sampai 2012 sudah seluruh kelurahan UCI. Cakupan kelurahan UCI

sejak tahun tahun 2006 sebesar 77,27 % (17 kelurahan), tahun

2007 sebesar 82,00 % (18 kelurahan), tahun 2008 sebesar 54,50

% (12 kelurahan), tahun 2009 sebesar 95,5 % atau 21 Kelurahan.

b. Cakupan Imunisasi Bayi

Tujuan program imunisasi adalah menurunkan angka kesakitan,

kematian dan kecacatan bayi, anak dan balita akibat penyakit PD3I

(Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi) seperti penyakit

TBC, Difteri, Pertusis, Tetanus, Polio Hepatitis B dan Campak.

Cakupan imunisasi dasar lengkap bayi di Kota Salatiga tahun

2012 sebesar 108,06%. Capaian tersebut melebihi 100 %

dikarenakan adanya bayi luar wiayah kerja diimunisasi di wilayah

Profil Kesehatan Kota Salatiga 32

Page 77: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Kota Salatiga. Cakupan imunisasi dasar lengkap bayi dari tahun

2007-2012 dapat dilihat pada grafik 4.10 dibawah ini :

Grafik 4.17. Imunisasi Dasar Lengkap Bayi Tahun 2007-2012

108.0693.1 96.7193.780

97.56

020406080

100120

2007 2008 2009 2010 2011 2012

c. Drop Out Imunisasi DPT1-Campak

Dalam rangka mencapai dan mempertahankan UCI desa/

kelurahan, analisis Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) harus

diikuti tindak lanjut. Dengan grafik PWS akan terlihat dan dapat

dianalisis cakupan dan kecenderungannya setiap bulan, maka dapat

segera diketahui kekurangan cakupan dan beban yang harus dicapai

setiap bulan pada periode berikutnya. Untuk kecenderungan cakupan

dapat diketahui dengan indikator Droup Out (DO). Sesuai dengan

kesepakatan kabupaten/kota se-Jawa Tengah indikator DO maksimal

5%.

Profil Kesehatan Kota Salatiga 33

Page 78: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Droup Out imunisasi pada tahun 2012 sebesar 0,4 % menurun

bila dibandingkan tahun 2011 sebesar 3,4 %. DO imunisasi tahun

2006-2012 dapat dilihat pada grafik berikut:

Grafik 4.10. DO Imunisasi DPT1-Campak Kota Salatiga Tahun 2006-2012

02468

1012

DO imunisasi 1,09 11,2 3,91 2,5 7,81 3,4 0,4

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

d. WUS Mendapat Imunisasi TT

Imunisasi Tetanus Toksoid Wanita Usia Subur adalah pemberian

imunisasi TT pada wanita usia subur (15-39 tahun) sebanyak 5 dosis

dengan interval waktu tertentu yang berguna bagi kekebalan seumur

hidup.

Data kegiatan imunisasi TT WUS saat ini akurasinya masih kurang

sehingga belum dapat dianalisis. Hal ini disebabkan pencatatan dan

pelaporan status imunisasi 5 dosis belum berjalan dengan baik karena

pelaksanaan screening status TT belum optimal.

Profil Kesehatan Kota Salatiga 34

Page 79: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Jumlah ibu hamil tahun 2012 3.003 yang mendapat TT I sebesar

1.748 (58,2%), TT2 sebesar 1.486 (49,5%),TT-2+ sebesar 1.665

(55,4%).

6. Pelayanan Kesehatan Gigi

a. Rasio Tambal Cabut Gigi Tetap

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas meliputi

kegiatan pelayanan dasar gigi dan upaya kesehatan gigi sekolah.

Kegiatan pelayanan dasar gigi adalah tumpatan (penambalan) gigi

tetap dan pencabutan gigi tetap. Indikasi dari perhatian masyarakat

bila tumpatan gigi tetap semakin bertambah banyak berarti

masyarakat lebih memperhatikan kesehatan gigi yang merupakan

tindakan preventif sebelum gigi tetap rusak dan harus dicabut, sedang

pencabutan gigi tetap adalah tindakan kuratif dan rehabilitatif karena

sudah tidak ada alternatif lainnya.

Di tahun 2012 jumlah tumpatan gigi tetap sebanyak 4.345

tindakan dan jumlah pencabutan gigi tetap sebesar 4.185 tindakan.

Dilihat dari ratio tumpatan dan pencabutan gigi tetap (1,04) dapat

disimpulkan bahwa masyarakat Kota Salatiga masih kurang

memperhatikan kesehatan gigi.

Profil Kesehatan Kota Salatiga 35

Page 80: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Grafik di bawah ini menyajikan jumlah dan ratio pelayanan dasar

gigi Kota Salatiga pada beberapa kurun waktu terakhir :

4001 3246 3870 3910 4185

2660 4727 6438 4022 43450

10000

Tumpatan

Grafik 4.11. Pelayanan Gigi Tumpatan dan Pemcabutan Gigi Tetap

di Kota Salatiga Tahun 2008-2012

Tumpatan 2660 4727 6438 4022 4345

Cabut Gigi 4001 3246 3870 3910 4185

2008 2009 2010 2011 2012

b. Murid SD/MI Mendapat Pemeriksaan Gigi dan Mulut

Kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut lainnya adalah

Upaya Kesehatan Gigi Sekolah yang merupakan upaya promotif dan

preventif kesehatan gigi khususnya untuk anak sekolah. Kegiatan

UKGS meliputi pemeriksaan gigi pada seluruh murid untuk

mendapatkan data murid yang memerlukan perawatan dasar gigi dan

mulut.

Presentase murid SD/MI Kota Salatiga tahun 2012 yang

mendapatkan pemeriksaan gigi dan mulut sebesar 96,6%, tahun 2011

sebesar 100%.

Profil Kesehatan Kota Salatiga 36

Page 81: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Grafik 4.12. Persentase Cakupan Murid SD/MI yang Diperiksa Kesehatan Gigi dan Mulut di Kota Salatiga

Tahun 2008-2012

98,5

99

99,5

100

100,5

% Murid SD/MIDiperiksa

99,29 99,31 100 100 99,6

2008 2009 2010 2011 2012

c. Murid SD/ MI Mendapat Perawatan Gigi dan Mulut

Tahun 2012 jumlah murid SD/MI yang perlu mendapatkan

perawatan gigi dan mulut sebesar 5.049 siswa. Data tahun 2012

meningkat bila dibandingkan tahun 2011, hal ini dimungkinkan karena

sistem pencatatan yang perlu dibenahi. Tahun 2011 jumlah murid

SD/ MI yang perlu mendapatkan perawatan gigi dan mulut adalah

933 siswa, dan semuanya mendapat perawatan gigi dan mulut dari

kegiatan UKGS, sehingga angka cakupan perawatan gigi dan mulut

murid SD/ MI adalah 100%.

7. Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut

Profil Kesehatan Kota Salatiga 37

Page 82: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Pelayanan kesehatan pra usia lanjut dan usia lanjut yang

dimaksudkan adalah pelayanan kesehatan sesuai standar oleh tenaga

kesehatan termasuk dalam kelompok pra usia lanjut adalah kelompok

umur 45-59 tahun, sedangkan usia lanjut adalah kelompok umur lebih

atau sama dengan 60 tahun.

Cakupan pelayanan kesehatan pra usia lanjut dan usia lanjut

tingkat Kota Salatiga pada tahun 2012 sebesar 72,29% (10.788 orang

dari 14.924 orang) meningkat bila dibandingkan tahun 2011 sebesar

70,92%. Cakupan pelayanan kesehatan Usila dari tahun 2008-2010

sebesar 79,08%,84,3 % (37.700 orang dari 44.727 orang), dan tahun

2010 sebesar 71,07 %.

Grafik 4.13 Pelayanan Kesehatan Pra Usila dan Usila Di Kota Salatiga Tahun 2006 - 2012

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Yankes Lansia 64 70 79,08 84,3 71,07 70,92 72,29

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

8. Pelayanan Gawat Darurat dan Kejadian Luar Biasa

Profil Kesehatan Kota Salatiga 38

Page 83: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

a. Pelayanan Gawat Darurat Level 1 yang Harus Diberikan Pelayanan

Kesehatan (RS)

Sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan gawat darurat

yang dapat diakses masyarakat merupakan sarana kesehatan yang

telah mempunyai kemampuan untuk melaksanakan pelayanan gawat

darurat sesuai standard an dapat diakses oleh masyarakat dalamkurun

waktu tertentu. Kemampuan pelayanan gawat darurat yang dimaksud

adalah upaya cepat dan tepat untuk segera mengatasi puncak

kegawatan yaitu henti jamntung dengan resusitasi jantung paru otak (

Cardio Pulmonary Cebral Resucitation) agar kerusakan organ yang

terjadi dapat dihindarkan atau ditekan sampai minimal dengan

menggunakan Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support/BLS) dan

Bantuan Hidup Lanjut (ALS). Sarana kesehatan yang dimaksud dalam

hal ini adalah Rumah Sakit dan Puskesmas. Rumah Sakit yang

mempunyai kemampuan pelayanan gawat darurat sebanyak 7 RS.

b. Desa/Kelurahan Terkena Kejadian Luar Biasa Yang Ditangani < 24

jam

Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya

kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara

epidemiologis pada suatu desa/kelurahan dalam jangka waktu

Profil Kesehatan Kota Salatiga 39

Page 84: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

tertentu. Kejadian Luar Biasa (KLB) yang sering terjadi di wilayah

Kota Salatiga adalah KLB yang disebabkan oleh penyakit menular dan

keracunan makanan. Kejadian KLB seperti Demam Berdarah Dengue

(DBD), Chikungunya, Acute Flacid Paralisys (AFP), keracunan

makanan, difteri, campak, diare, bencana sertamunculnya penyakit

baru seperti Avian Influenza (Flu Burung), disamping menimbulkan

korban kesakitan dan kematian juga berdampak pada produktivitas

masyarakat yang menurun dan keresahan pada masyarakat. Kondisi

tersebut menuntut upaya secara cepat dan tepat (< 24 jam) untuk

menanggulangi setiap KLB.

Data frekuensi KLB penyakit menular, keracunan makanan, dan

bencana selama tahun tahun 2012 terjadi 2 KLB.

Pada tahun 2011 terjadi KLB sebanyak 2 kasus yaitu kasus

keracunan susu yang terjadi di Kelurahan Sidorejo Lor dan Kalicacing.

9. Pelayanan Kesehatan Kerja

a. Pelayanan Kesehatan Sektor Informal

Pekerja sektor informal adalah mereka yang bekerja dengan modal

skala kecil dengan ciri-ciri antara lain :

- Bekerja dalam jam kerja yang tidak tetap dan umumnya

mempergunakan tenaga kerja dari lingkungan keluarga sendiri

Profil Kesehatan Kota Salatiga 40

Page 85: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

- Resiko bahaya pekerjaan tinggi

- Keterbatasan sumber daya dalam mengubah lingkungan kerja

- Kesadaran tentang resiko bahaya pekerjaan rendah

- Kondisi pekerjaan tidak ergonomis

- Kurangnya pemeliharaan kesehatan

Cakupan pekerja pada industri informal yang mendapat pelayanan

kesehatan kerja di Kota Salatiga tahun 2010 dan 2011 adalah 100%

(555 dan 4.336 pekerja).

b. Pelayanan Kesehatan Sektor Formal

Cakupan pelayanan kesehatan pada pekerja di sektor formal di

Kota Salatiga tahun 2010 dan 2011 sebesar 100% (8.766 dan

11.029 pekerja).

10. Upaya Penyuluhan Kesehatan

Upaya penyuluhan adalah semua usaha secara sadar dan

berencana yang dilakukan untuk memperbaiki perilaku manusia sesuai

prinsip-prinsip pendidikan dalam bidang kesehatan. Penyuluhan kelompok

adalah penyuluhan yang dilakukan pada kelompok sarana tertentu.

Sedang penyuluhan massa adalah penyuluhan yang dilakukan dengan

sasaran massa seperti pameran, pemutaran film, melalui media massa

cetak dan elektronik. Penyuluhan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan

Profil Kesehatan Kota Salatiga 41

Page 86: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Kota Salatiga beserta jaringannya pada tahun 2012 sebanyak 989 kali

penyuluhan kelompok dan 167 kali penyuluhan penyuluhan massa.

B. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN

1. Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar

Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, pemerintah

telah berupaya mengembangakan berbagai upaya kesehatan, salah

satunya melalui program jaminan kesehatan. Tujuan pengembangan

program ini adalah untuk merubah pola pembayaran langsung (out of

Pocket) yang biasanya dibayar langsung setelah pelayanan diberikan

menjadi penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang paripurna

berdasarkan asas usaha bersama dan kekeluargaan, yang

berkesinambungan dan dengan mutu terjamin serta pembiayaan yang

dilaksankan pra upaya.

Peserta jaminan pemeliharaan kesehatan terdiri dari kelompok penduduk

non miskin yang membayar sendiri premi jaminan pemeliharaan

kesehatannya dan kelompok masyarakat miskin yang ditanggung oleh

pemerintah melalui Program Jaminan Kesehatan Masyarakat

(Jamkesmas), dimana semua biaya pemeliharaan kesehatan untuk

masyarakat miskin semua ditanggung oleh pemerintah. Selain

Jamkesmas, pemerintah daerah/kota juga menyelenggarakan Program

Profil Kesehatan Kota Salatiga 42

Page 87: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) dengan tujuan agar masyarakat

miskin yang belum tercakup Jamkesmas dapat tercakup Jamkesda.

Kepesertaan jaminan kesehatan Kota Salatiga Tahun 2012 terdiri dari:

Askes (14,6%), Jamsostek (5,2%), Askeskin/Jamkesmas (18,5%),

Jamkesda (85,3%), dan lain-lain (11,1 %).

Grafik 4.22 Persentase Peserta Jaminan Pelayanan Kesehatan Kota Salatiga Tahun 2012

14.60%5.20%

18.50%

85.30%

11.10%

ASKES

JAMSOSTEK

JAMKESMASJAMKESDA

2. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Masyarakat Miskin

Pelayanan kesehatan yang diberikan bagi pasien masyarakat

miskin dan tidak mampu adalah pelayanan kesehatan di Puskesmas

dan Rumah Sakit. Di Puskesmas terdiri dari pelayanan rawat jalan

tingkat pertama, rawat inap tingkat pertama, pelayanan gawat darurat,

pelayanan transport untuk rujukan pasien dan persalinan normal di

Puskesmas dan jaringannya. Sedangkan di rumah sakit terdiri

pelayanan rawat jalan tingkat lanjut, rawat inap tingkat lanjut, pelayanan

Profil Kesehatan Kota Salatiga 43

Page 88: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

obat dan bahan habis pakai, pelayanan penunjang medik, serta

pelayanan tindakan dan operasi.

Jumlah masyarakat miskin tahun 2011 untuk Kota Salatiga sebesar

32.235 orang. Masyarakat miskin tahun 2012 yang mendapatkan

pelayanan kesehatan rawat jalan di sarana pelayanan stata 1 dengan

pembanding jumlah masyarakat miskin masih data tahun 2011 sebesar

sebesar 79,21% sedangkan di sarana pelayanan strata 2 sebesar

7,26%.

3. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rawat Inap Masyarakat Miskin

Jumlah masyarakat miskin yang mendapat pelayanan kesehatan

rawat inap di sarana kesehatan strata 1 tahun 2012 sebesar 67 orang

(0,2%). Sedangkan data di sarana kesehatan strata 2 tidak dapat

ditampilkan, karena data tidak tersedia.

4. Cakupan Rawat Jalan

Cakupan rawat jalan adalah cakupan kunjungan rawat jalan baru

di sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta di satu wilayah

kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan kunjungan rawat jalan di

sarana kesehatan di Kota Salatiga pada tahun 2012 sebesar 451.183.

Profil Kesehatan Kota Salatiga 44

Page 89: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Bila dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 407.936 pasien, terjadi

peningkatan.

Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Kota Salatiga Tahun 2008-2012

287379

451183

407936

423720

286466

0

50000

100000

150000

200000

250000

300000

350000

400000

450000

500000

2008 2009 2010 2011 2012

5. Cakupan Rawat Inap

Cakupan rawat inap adalah cakupan kunjungan rawat inap baru di

sarana pelayanan kesehatan swasta dan pemerintahan di satu wilayah

kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan rawat inap di sarana

kesehatan di Kota Salatiga tahun 2008 sebanyak 44.962 pasien, tahun

2009 sebanyak 23.142 pasien, tahun 2010 sebanyak 19.789 pasien,

dan pada tahun 2011 sebanyak 25.023 pasien.

Profil Kesehatan Kota Salatiga 45

Page 90: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Grafik 423 umlah Kunjungan Rawat Inap Kota Salatiga Tahun 2008-2012

44.962

23.142

19.789

25.98625.023

05000

100001500020000250003000035000400004500050000

2008 2009 2010 2011 2012

6. Pelayanan Kesehatan Jiwa

Pelayanan gangguan jiwa adalah pelayanan pada pasien yang

mengalami gangguan kejiwaan, yang meliputi gangguan pada perasaan,

proses pikir, dan perilaku yang menimbulkan penderitaan pada individu

dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosialnnya. Data yang

cakupan pelayanan kesehatan jiwa tahun tahun 2012 sebesar 3.169

(1,69%) pasien meningkat bila dibandingkan tahun 2011 sebesar 2.896

(1,62%). Data dari tahun 2008 sebanyak 811 pasien (0,21 %), tahun

2009 sebanyak 2.830 pasien (1,03 %),dan tahun 2010 sebanyak

3.621 pasien (2,12%).

Profil Kesehatan Kota Salatiga 46

Page 91: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Grafik 4.24 Pelayanan Kesehatan Jiwa Kota Salatiga Tahun 2008-2012

811

2830

3621

28963169

0500

1000150020002500300035004000

2008 2009 2010 2011 2012

7. Angka Kematian Pasien Di Rumah Sakit

a. Angka Kematian Umum Penderita Yang Dirawat di RS (GDR)

Angka GDR dapat digunakan untuk melihat mutu pelayanan suatu

rumah sakit. Angka GDR yang dapat ditolerir maksimum adalah 45.

Tahun 2012 dan 2011 Rumah Sakit di Kota Salatiga yang

mempunyai nilai GDR melebihi angka yang dapat ditolerir adalah RS

Ario Wirawan. Sedangkan untuk 4 RS lainnya yaitu RSUD, RST Dr.

Asmir, RS Ananda, dan RS Puri Asih .

Gross Death Rate tahun 2012 di RSUD 44,1, RS Paru dr.Ario

Wirawan 69,2, Rumkit Tk IV dr Asmir 15,6, RS Sejahtera Bhakti

26,6, RS Puri Asih 4.7 dan RS Ananda 9,9.

b. Angka Kematian Penderita yang Dirawat <48 jam (NDR)

Profil Kesehatan Kota Salatiga 47

Page 92: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Angka Net Death Rate (NDR) adalah angka untuk mengetahui mutu

pelayanan atau perawatan rumah sakit. Nilai NDR yang dapat

ditolerir adalah 25 per 1.000 penderita keluar. Pada tahun 2012

NDR RSUD 17,1 per 1000 penderita, RS Paru dr. Ario Wirawan

43,5 per 1000 penderita, Rumkit Tk IV dr Asmir 11,3 per 1000

penderita, RS Puri Asih 3,5.

8. Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit

a. Pemakaian Tempat Tidur (BOR)

Pelayanan kesehatan (rumah sakit) dapat diukur kinerjanya antara

lain dengan melihat persentase pemanfaatan tempat tidur rumah

sakit atau Bed Occupation Rate (BOR). Angka BOR yang rendah

menunjukan kurangnya pemanfaatan fasilitas perawatan rumah sakit

oleh masyarakat. Sedangkan BOR yang tinggi (>85%) menunjukan

tingkat pemanfaatan tempat tidur yang tinggi, sehingga perlu

pengembangan rumah sakit atau penambahan tempat tidur. BOR

yang ideal untuk suatu rumah sakit adalah antara 60% sampai

dengan 80%.

Persentase rata-rata pemakaian tempat tidur RSU Pemerintah di

Kota Salatiga pada tahun 2012 adalah 67,8% meningkat bila

dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan kondisi ini sudah

Profil Kesehatan Kota Salatiga 48

Page 93: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

mencapai BOR ideal. Gambaran BOR RSU Pemerintah tahun

2008-2012 di Kota Salatiga dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

Grafik 4.25. BOR RSU Pemerintah Di Kota Salatiga Tahun 2008-2012

0

20

40

60

80

RSUD 60.3 60.3 60.2 67.8

RS ARIOWIRAWAN

65.1 64 69.5 75.8

RS dr.ASMIR 28.4 24.9 63.2 69

2009 2010 2011 2012

b. Rata-Rata Lama Rawat Seorang Pasien (ALOS)

Rata-rata lama rawat seorang pasien yang secara umum/ Average

Length of Stay (ALOS) yang ideal adalah antara 6-9 hari. Rata-rata

lama rawat seorang pasien di RSUD Pemerintah Kota Salatiga

tahun 2012 sebanyak 4,1 hari, Rumkit Tk IV dr Asmir sebrsar 4,6

hari dan RSPAW sebesar 5,5 hari. Tahun 2009 ALOS di RSUD

4,3 hari, di RS Paru dr.Ario Wirawan 5,8 hari, dan RS dr. Asmir

sebesar 3,6 hari. Tahun 2010 ALOS di RSUD 4,5 hari, RS Paru

dr.Ario Wirawan dan RS dr. Asmir sebesar 4,2 hari. Tahun 2011

ALOS di RSUD Kota Salatiga sebesar 4,4 hari, RS Paru dr.Ario

Profil Kesehatan Kota Salatiga 49

Page 94: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Wirawan sebesar 5,6 hari dan RS dr. Asmir sebesar 4,9 hari.

ALOS di RSU Pemerintah di Kota Salatiga masih dalam interval

ideal.

0

2

4

6

Grafik. 4.26. AVLOS RS PEMERINTAH DI KOTA SALATIGA TH 2009-2012

RSUD 4.3 4.5 4.4 4.1

RSPAW 5.8 4.2 5.6 5.5

Rumkit Tk IV drAsmir

3.6 4.2 4.9 4.6

2009 2010 2011 2012

c. Rata-Rata Hari Tempat Tidur Tidak Ditempati (TOI)

Efisiensi penggunaan tempat tidur dapat dilihat dari angka TOI dan

ALOS. Semakin besar angka TOI maka efisiensi penggunaan tempat

tidur semakin jelek. Angka ideal untuk TOI adalah 1-3 hari.

Tahun 2012 TOI RSUD sebesar 2,0 hari, RSPAW sebesar 1,8

hari dan Rumkit Tk.IV dr. Asmir sebesar 2,1 hari. Seluruh rumah

sakit pemerintah di kota Salatiga masih angka TOI masih dalam

angka

Profil Kesehatan Kota Salatiga 50

Page 95: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

ideal.

0

5

10

15

Grafik 4.27. TOI RS PEMERINTAH DI KOTA SALATIGA TH 2009-2012

RSUD 3 2.9 2.9 2

RSPAW 3.1 3.3 2.5 1.8

Rumkit dr.Asmir 9.1 12.7 2.9 2.1

2009 2010 2011 2012

C. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT

1. Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat

Data hasil pengkajian PHBS Tatanan Rumah Tangga pada tahun

2012 yang dilakukan terhadap 2.666 rumah tangga sebanyak 2.342

(87,8%) sudah ber PHBS. Sebanyak 91,52% dari yang ber PHBS

sudah mencapai strata sehat paripurna. Tahun 2008 yang telah

dilakukan pengkajian terhadap 2.200 rumah tangga dari sejumlah

40.480 rumah tangga yang ada di Kota Salatiga,atau mencapai 5,43 %

Profil Kesehatan Kota Salatiga 51

Page 96: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat

yaitu diwakili oleh rumah tangga yang mencapai strata sehat utama dan

sehat paripurna sebesar 91,14%.

Pada tahun 2010 rumah tangga yang mencapai strata sehat

utama dan paripurna sebesar 89,39 % dan tahun 2011 sebesar 100%

(540 rumah tangga yang dipantau dari 51.142 rumah tangga yang

ada).

D. PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DASAR

Program lingkungan sehat bertujuan untuk mewujudkan mutu

lingkungan hidup yang lebih sehat melalui pengembangan sistem kesehatan

kewilayahan untuk menggerakan pembangunan lintas sektor berwawasan

kesehatan. Adapun kegiatan pokok untuk mencapai tujuan tersebut meliputi

: (1) Penyediaan Sarana Air Bersih dan Sanitasi Dasar (2) Pemeliharaan

dan Pengawasan Kualitas Lingkungan (3) Pengendalian dampak risiko

lingkungan (4) Pengembangan wilayah sehat.

Pencapaian tujuan penyehatan lingkungan merupakan akumulasi

berbagai lintas sektor, peran swasta dan masyarakat di mana pengelolaan

kesehatan lingkungan merupakan penanganan yang paling kompleks,

kegiatan tersebut sangat berkaitan antara satu dengan yang lainnya yaitu

dari hulu berbagai lintas sektor ikut serta berperan (Perindustriaan,

Profil Kesehatan Kota Salatiga 52

Page 97: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Lingkungan Hidup, Pertaniaan, Cipta Karya dll) baik kebijakan dan

pembangunan fisik dan Departemen/ Dinas Kesehatan sendiri terfokus

kepada hilirya yaitu pengelolaan dampak kesehatan. Sebagai gambaran

pencapaian tujuan program lingkungan sehat disajikan dalam per kegiatan

pokok melalui indikator yang telah disepakati serta beberapa kegiatan yang

dilaksanakan sebagai berikut :

1. Rumah Sehat

Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang

berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan

keluarga. Rumah haruslah sehat dan nyaman agar penghuninya dapat

berkarya untuk meningkatkan produktivitas. Konstruksi rumah dan

lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor

risiko penularan berbagai jenis penyakit khususnnya penyakit berbasis

lingkungan seperti Demam Berdarah Dengue, Malaria, Flu Burung, TB

Paru dan lain-lain.

Tahun 2012 jumlah rumah yang diperiksa 39.796 rumah dan

jumlah rumah yang sehat sebesar 28.388 rumah (71,3%).

Pada 2008 sebanyak 8.041 rumah telah diperiksa kondisi

kesehatan lingkungannya secara sampling dan yang memenuhi syarat

rumah sehat sebesar 65,81 % atau sebanyak 5.292 rumah sehat.

Profil Kesehatan Kota Salatiga 53

Page 98: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Pada tahun 2010 rumah yang diperiksa sebanyak 16.870 rumah

dan yang memenuhi kriteria rumah sehat sebanyak 13.220 rumah atau

78,36 %, kondisi ini menurun 14,6% dibandingkan tahun 2011 yaitu

dari sampel rumah diperiksa sebesar 16.707 rumah yang memenuhi

kriteria rumah sehat sebesar 10.427 rumah (62,4%).

2. Akses Terhadap Air Bersih

Adanya perubahan paradigma dalam pembangunan sektor air

minum dan penyehatan lingkungan dalam penggunaan prasarana dan

sarana yang dibangun, melalui Kebijakan Air Minum dan Penyehatan

Lingkunganan yang ditandatangani oleh Bappenas, Departemen

Kesehatan, Departemen Dalam Negeri serta Departemen Pekerjaan

Umum memberikan dampak cukup berarti terhadap penyelenggaraan

kegiatan penyediaan air bersih dan sanitasi khususnnya di daerah.

Strategi pelaksanaan yang diantaranya meliputi penerapan pendekatan

tanggap kebutuhan, peningkatan sumber daya manusia, kampanye

kesadaran masyarakat, upaya peningkatan penyehatan lingkungan,

pengembangan kelembagaan dan penguatan sistem monitoring serta

evaluasi pada semua tingkatan proses pelaksanaan penyediaan Air

Bersih dan Sanitasi.

Profil Kesehatan Kota Salatiga 54

Page 99: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Tahun 2012 jumlah keluarga yang diperiksa sebanyak 51.237

keluarga (100%) dan yang memiliki akes terhadap air bersih sebesar

78,1% (40.008 keluarga). Akses terhadp air bersih terssebut

menggunakan kemasan sebesar 0,8%, ledeng sebesar 51,3%, SPT

sebesar 0,5 %, sumur gali sebesar 20,6%, mata air sebesar 1,3% dan

sumber mata air lainnya sebesar 78,1%.

Dari data yang ada pada tahun 2008, jumlah keluarga yang

diperiksa sebesar 79,56 % ( 32.354 KK ) sedang yang memiliki

akses terhadap air bersih sebesar 103,16 % ( 33.375 sarana air

bersih). Akses terhadap air bersih tersebut, menggunakan ledeng

sebesar 68,12 %, sumur pompa tangan sebesar 1,61 %, sumur gali

sebesar 31,67 %, penampungan air hujan 0,009 %, air kemasan 0 %,

sumber air lainnya 0,74 %.

Pada tahun 2010 jumlah keluarga yang diperiksa sebanyak

19.893 atau 46,86 % dari total keluarga yang ada yaitu 42.499

keluarga dan dari jumlah yang diperiksa terdapat 19.133 (96,18 %)

keluarga yang memiliki akses terhadap air bersih, dengan rincian

menggunakan ledeng 75,98 %, sumur pompa tangan 0,92 %, sumur

gali 17,78 %, dan yang lainnya sebesar 1,50 %

Pada tahun 2011 jumlah keluarga yang diperiksa sebanyak 16.707

(35,3%) dari total keluarga yang ada sebesar 47.371 keluarga. Dari

Profil Kesehatan Kota Salatiga 55

Page 100: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

jumlah yang diperiksa terdapat 13.723 (82,1%) keluarga yang memiliki

akses terhadap air bersih dengan rincian menggunakan ledeng sebesar

11.432 (68,4%), sumur pompa tangan (SPT) sebesar 23 (0,1%),

sumur gali sebesar 2.268 (13,6%).

3. Sarana Sanitasi Dasar

Kepemilikan sarana sanitasi dasar yang dimiliki oleh keluarga

meliputi kepemilikan jamban, tempat sampah, dan pengelolaan air

limbah. Tahun 2012 dari keluarga yang diperiksa sebesar 51.237

keluarga, yang memiliki jamban sebesar 44.011 keuarga. Dari yang

memiliki jamban tersebut sebanyak 40.504 (92%) keluaraga memiliki

jamban memnuhi syarat kesehatan. Untuk tempat sampah, dari keluarga

yang memiliki tempat sampahsebesar 41.701 (81,4%) keluarga, yang

memiliki tempat sampah memenuhi syarat kesehatan sebesar 40.160

(96,3%) keluarga. Sedangkan untuk pengelolaan air limbah dari

keluarga yang memiliki sarana pengelolaan air limbah sebesar 30.918

(77,7%) keluarga, yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 20.740

(67,1%).

Data tahun 2008 dari 6.901 keluarga yang diperiksa dan yang

memenuhi syarat jamban sehat sebesar 75,64 % (5.220 KK). Sedang

untuk tempat sampah, dari 4.964 keluarga yang diperiksa, dan yang

Profil Kesehatan Kota Salatiga 56

Page 101: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

memenuhi syarat sebesar 54,07 % (3.990 KK) dari keluarga yang

memiliki tempat sampah. Untuk pengelolaan air limbah dari 5.474

keluarga yang diperikasa, dan yang memiliki sarana pengelolaan air

limbah dan yang memenuhi syarat sebesar 62,15 % (3.402 KK)

Pada tahun 2010 jumlah KK yang diperiksa sebanyak 19.893 KK

dan yang memiliki jamban sehat 13.545 (83,42 %) KK. Tempat

sampah sehat sebanyak 13.624 (79,99 %) KK. Pengelolaan air limbah

sehat sebanyak 10.973 (72,58 %) KK. Pada tahun 2011 jumlah KK

yang diperiksa sebanyak 23.161 KK dan yang memiliki jamban sehat

14.760 (76,6 %) KK. Tempat sampah sehat sebanyak 10.409

(60,31%) KK. Pengelolaan air limbah sehat sebanyak 10.510 (56,5%)

KK.

4. Tempat-Tempat Umum

Tempat-tempat umum adalah kegiatan bagi umum yang dilakukan

oleh badan pemerintah, swasta atau perorangan yang langsung

digunakan oleh masyarakat yang mempunyai tempat dan kegiatan tetap

serta memiliki fasilitas. Pengawasan sanitasi tempat umum bertujuan

untuk mewujudkan kondisi yang memenuhi syarat kesehatan agar

masyarakat pengunjung terhindar dari kemungkinan bahaya penularan

Profil Kesehatan Kota Salatiga 57

Page 102: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

penyakit serta tidak menyebkan gangguan terhadap kesehatan

masyarakat di sekitarnya.

Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum meliputi sarana wisata,

sarana ibadah, sarana transportasi, sarana ekonomi, dan sosial.

- Sarana wisata, meliputi : hotel berbintang, losmen, salon/ pangkas

rambut, usaha rekreasi, hiburan umum dan gedung pertemuan/

gedung pertunjukan.

- Sarana ibadah, meliputi : masjid/ mushola, gereja, klentheng, pura,

wihara.

- Sarana transportasi, meliputi: terminal, stasiun, pelabuhan udara,

pelabuhan laut, pangkalan sado.

- Sarana ekonomi dan sosial, meliputi: pasar, pusat perbelanjaan,

apotik, sarana/ panti sosial, sarana pendidikan dan sarana

kesehatan.

Cakupan tempat – tempat umum yang sehat tahun 2012 sebesar

87,34%. 2008 sebanyak 183 TUPM atau sebesar 70,93 %, tahun

2010 sebanyak 691 TUPM atau sebesar 85,10 %, dan tahun 2011

sebesar 416 (93,06%).

Profil Kesehatan Kota Salatiga 58

Page 103: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Grafik 4.28. PERSENTASE TUPM SEHAT KOTA SALATIGA TAHUN 2008-2012

70.93%

87.34%93.06%

85.10%

84.98%

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

2008 2009 2010 2011 2012

5. Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya

Kondisi kesehatan lingkungan pada institusi meliputi institusi

pendidikan, kesehatan, tempat ibadah, kantor dan sarana lain dititik

beratkan pada aspek higiene sarana sanitasi yang erat kaitannya

dengan kondisi fisik bangunan institusi tersebut. Kegiatan yang

dilakukan dalam meningkatkan kesehatan lingkungan di institusi adalah

pengendalian faktor resiko lingkungan institusi, pembinaan kesehatan

lingkungan di institusi sekolah dan pondok pesantren, penilaian lomba

sekolah sehat.

Cakupan pembinaan kesehatan lingkungan di Kota Salatiga pada

sarana pelayanan kesehatan sebesar 86,1% (31 sarana), di sarana

pendidikan sebesar 95,7%(202 institusi), disarana ibadah sebesar

86,6% (393 sarana), di perkantoran sebesar 92% (81 sarana), di

sarana lain 82,6%.

Profil Kesehatan Kota Salatiga 59

Page 104: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Pada tahun 2010 cakupan pembinaan kesehatan lingkungan

sebanyak 652 (81,81 %) institusi, dengan rincian sarana kesehatan 44

(81,48 %) dari 54 sarkes, sarana pendidikan 177 (100 %) sarana,

sarana ibadah 360 (78,60 %) dari 458 sarana, perkantoran 40 (51,95

%) dari 77 kantor, sarana lainnya 31 (100 %) sarana.

Tahun 2011 cakupan pembinaan kesehatan lingkungan sebanyak

591 (65,8%) institusi, dengan rincian sarana kesehatan 39 (83,0 %)

dari 47 sarkes, sarana pendidikan 218 (95,6 %) sarana dari 228

sarana, sarana ibadah 270 (53,4 %) dari 506 sarana, perkantoran 62

(55,9 %) dari 59 kantor, sarana lainnya 3 (33,3 %) sarana dari 6

sarana.

6. Rumah/ Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes

Salah satu kriteria rumah dikatakan sehat adalah bebas jentik

nyamuk aedes aegypti yang merupakan vektor penyakit Demam Berdarah

Dengue. Di Kota Salatiga , kasus demam berdarah berfluktuasi jumlahnya

setiap tahun yang cenderung meningkat. Demikian juga wilayah yang

terjangkit semakin bertambah luas.

Salah satu upaya pengendalian penyakit Demam Berdarah adalah

dengan pengendalian vektor. Pengendalian vektor adalah semua kegiatan

yang bertujuan untuk menekan kepadatan jentik nyamuk yang berperan

Profil Kesehatan Kota Salatiga 60

Page 105: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

sebagai vektor penyakit di rumah atau bangunan yang meliputi perumahan,

perkantoran, tempat umum, sekolah, gudang, dsb.

Indikator keberhasilan program pengendalian vektor adalah rumah

atau bangunan yang bebas jentik nyamuk aedes aegypti. Cakupan rumah

bebas jentik nyamuk aedes aegypti di Kota Salatiga tahun 2012 sebesar

6.275 (93,35%) dari rumah yang diperiksa 6.722 (16,89%). Tahun 2008

sebesar 92,00 %, tahun 2010 jumlah rumah yang diperiksa 18.109 (50,61

%) dari 35.778 rumah dan rumah yang bebas jentik sebesar 91,33 %

(16.539 rumah), dan tahun 2011 jumlah rumah yang diperiksa 17.538

(50,41%) dan bangunan yang bebas jentik sebesar 13.928 (79,42%).

Profil Kesehatan Kota Salatiga 61

Page 106: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

BAB V

SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

A. SARANA KESEHATAN

1. Ketersediaan Obat Sesuai Kebutuhan

Ketersediaan obat sesuai kebutuhan adalah ketersediaan obat

pelayanan kesehatan dasar di unit pengelola obat dan perbekalan

kesehatan Kabupaten/Kota disatu wilayah pada kurun waktu tertentu.

Dalam hal ini adalah ketersediaan obat di Instalasi Farmasi Dinas

Kesehatan Kota Salatiga pada tahun 2011. Angka ketersediaan obat

sesuai kebutuhan sebesar 89%. Obat pelayanan kesehatan dasar

dikategorikan dalam obat esensial dan obat generik. Obat esesnsial

adalah obat yang paling banyak diperlukan oleh suatu populasi dan

ditetapkan oleh para ahli yang kemudian dibakukan dalam daftar Obat

Esensial Nasional. Obat Generik adalah obat dengan nama resmi yang

ditetapkan dalam Farmakope Indonesia untuk zat berkhasiat yang

dikandungnya. Ketersediaan obat esensial di Instalasi Farmasi Dinas

Kesehatan Kota Salatiga tahun 2011 sebesar 93%, sedangkan

ketersediaan obat generik sebesar 95%. Hal ini belum mencapai target

Profil Kesehatan Kota Salatiga 1

Page 107: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

sebesar 100%, karena terdapat beberapa item obat yang

ketersediaanya belum mencapai 100%.

2. Ketersediaan Obat Narkotika dan Psikotropika

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau

bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat

menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,

mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan

ketergantungan yang dibedakann ke dalam golongan sebagaimana

terlampir dalam undang-undang yang kemudian ditetapkann dalam

Keputusan Menteri Kesehatan. Psikotropika adalah zat atau obat baik

ilmiah maupun sintetis bukan narkotika yang berkhasiat psiko aktif

melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang

menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.

Ketersediaan narkotika dan psikotropika sesuai kebutuhan adalah

ketersediaan narkotika dan psikotropika untuk pelayanan dasar di unit

pengelola obat dan perbekalan kesehatan kabupaten/kota di satu

wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Ketersediaan narkotika dan

psikotropika sesuai kebutuhan di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan

Kota Salatiga pada tahun 2011 sebesar 100%.

Profil Kesehatan Kota Salatiga 2

Page 108: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

3. Penulisan Resep Obat Generik

Penulisan obat generik adalah penulisan resep obat generik di

fasilitas sarana kesehatan pemerintah. Data yang masuk dari

Puskesmas, BKPM dan Rumah Sakit Pemerintah di wilayah Kota

Salatiga untuk penulisan resep obat generik diperoleh sebesar 530.467

resep dari total resep sebesar 849.422 atau sebesar 62,45%.

4. Sarana Kesehatan Dengan Kemampuan Laboratorium Kesehatan

Sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan laboratorium

kesehatan yang dapat diakses masyarakat adalah cakupan sarana

kesehatan yang telah mempunyai kemampuan untuk melaksanakan

pelayanan laboratorium kesehatan sesuai standar dan dapat diakses

oleh masyarakat dalam waktu tertentu. Kemampuan pelayanan

laboratorium kesehatan yang dimaksud adalah upaya pelayanan

penunjang medik untuk mendukung dalam pelayanan medik, dimana

untuk menegakan diagnosis dokter di rumah sakit.

5. Rumah Sakit Yang Menyelenggarakan 4 Pelayanan Kesehatan

Spesialis Dasar

Keseluruhan (100%) Rumah Sakit yang ada di Kota Salatiga

sudah menyelenggarakan empat pelayanan kesehatan spesialis dasar.

Profil Kesehatan Kota Salatiga 3

Page 109: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Empat pelayanan kesehatan spesialis dasar yaitu spesialis penyakit

kebidanan dan kandungan, spesialis penyakit dalam, psesialis bedah,

dan spesialis anak. Penyelenggaraan empat spesialis dasar berkaitan

dengan persyaratan perizinan pendirian Rumah Sakit.

6. Data Dasar Puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah merupakan

sarana pelayanan masyarakat di tingkat dasar. Puskesmas terdiri dari

Puskesmas Perawatan, Puskesmas Non Perawatan, Puskesmas

Pembantu, dan Puskesmas Keliling. Jumlah Puskesmas di Kota Salatiga

pada tahun 2012 adalah 6 puskesmas ( 5 Puskesmas Non Perawatan, 1

Puskesmas Perawatan), dibandingkan dengan konsep wilayah kerja

Puskesmas, dengan sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah

puskesmas rata-rata 30.000 penduduk per Puskesmas, maka rasio

jumlah puskesmas per 30.000 penduduk di Salatiga tahun 2012 sebesar

1,12. Ini berarti bahwa di Kota Salatiga dengan jumlah 6 puskesmas

sudah dapat memenuhi kebutuhan penduduk.

7. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Pemerintah

Sarana Pelayanan Kesehatan terdiri dari 3 (tiga) Rumah Sakit,

1(satu) Puskesmas Perawatan, 5(lima) Puskesmas Non Perawatan,

Profil Kesehatan Kota Salatiga 4

Page 110: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

1(satu) Balai Kesehatan Paru Masyarakat, 22 Pustu, 137 Puskesmas

Keliling, 1(satu) buah Instalasi Farmasi.

8. Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta

Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta terdiri dari Rumah Sakit

Umum sebanyak 3 buah, Rumah Sakit Bersalin 4 buah, Balai

Pengobatan (BP) sebanyak 7 buah, Apotek sebanyak 26 buah, praktek

dokter perorangan sebanyak 259 buah.

9. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat

Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat terdiri atas

Kelurahan Siaga dan Posyandu. Kelurahan Siaga sebanyak 22 buah

(100%) dan Posyandu sebanyak 283 buah.

Desa/Kelurahan siaga adalah desa/kelurahan yang penduduknya

memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk

mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana, dan

kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri.

Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang dikelola dan

diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam

penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan

masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam

Profil Kesehatan Kota Salatiga 5

Page 111: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya lima program

prioritas yang meliputi (KB, KIA, GIZI, Imunisasi dan penanggulangan

diare dan ISPA) degan tujuan mempercepat penurunan angka kematian

ibu dan bayi.

a. Persentase Posyandu Aktif

Jumlah posyandu di Kota Salatiga pada tahun 2012 sebanyak

283 posyandu dengan kategori pratama sebesar 18,73% 53

posyandu), kategori madya sebesar 26,50% (75 posyandu), kategori

purnama sebesar 38,87% (110 posyandu), kategori mandiri sebesar

15,90% (45 posyandu). Tahun 2009 sebanyak 277 posyandu dengan

katagori pratama 7,6 %(21 posy), madya 41,8 %(116 posy), purnama

41,5 % (115 posy) dan mandiri 9,02 %(25 posy).

Jumlah posyandu di Kota Salatiga pada tahun 2010 sebanyak

282 posyandu dengan katagori pratama 8,87 % (25 posy), madya

43,62 % (123 posy), purnama 36,52 % (103 posy) dan mandiri 10,99

%(31 posy). Dan tahun 2011 sebanyak 283 posyandu dengan katagori

pratama 14,13 % (40 posy), madya 30,04 % (85 posy), purnama

40,28 % (114 posy) dan mandiri 15,55 %(44 posy).Dengan grafik

sebagai berikut :

Profil Kesehatan Kota Salatiga 6

Page 112: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Grafik 5.1. Strata Posyandu Kota Salatiga Th.2008-2012

8.87 10.99

18.73

5.43

42.3935.87

9.09

7.6

41.8 41.5

9.02

36.52

43.62

14.13

30.04

40,28

15,55

15.9

38.87

26.5

05

101520253035404550

Pratama Madya Purnama Mandiri

2008 2009 2010 2011 2012

a. Posyandu Purnama

Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat

melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata

jumlah kader sebanyak lima orang atau cakupan kelima kegiatan

utamanya dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan,

serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang

dikelola oleh masyarakat yang pesertanya masih terbatas yakni kurang

dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu. Posyandu yang mencapai

strata purnama pada tahun 2012 mencapai 110 posyandu (38,87%),

dan sejak tahun sampai tahun 2011 dapat dilihat sebagai berikut, tahun

2008 ini sejumlah 99 buah (35,87 %) dan tahun 2009 naik menjadi

Profil Kesehatan Kota Salatiga 7

Page 113: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

41,5 % (115 posy), tahun 2010 turun menjadi 36,52% (103 posy) dan

tahun 2011 mengalami kenaikan menjadi 114 posyandu (40,28%).

b. Posyandu Mandiri

Posyandu Mandiri adalah Posyandu sudah dapat melaksanakan

kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader

sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya

lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta

telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola

oleh masyarakat yang pesertanya lebih dari 50% KK di wilayah kerja

Posyandu. Pada tahun 2012 jumlah Posyandu mandiri sebesar 45 buah

(15,90%). Data tahun 2008 Posyandu yang mencapai strata mandiri

sejumlah 15 buah (5,43 %) dan tahun 2009 naik menjadi 9,02 % (25

posyandu), tahun 2010 naik menjadi 31 buah (10,99%) dan tahun

2011 juga mengalami kenaikan menjadi 44 buah (15,55%).

Profil Kesehatan Kota Salatiga 8

Page 114: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Grafik. 5.2.Jumlah Posyandu Mandiri Kota Salatiga Tahun 2008-2012

1525

31

44 45

01020304050

2008 2009 2010 2011 2012

Jml PosyanduMandiri

B. TENAGA KESEHATAN

1. Persebaran Tenaga Kesehatan

Peningkatan mutu pelayanan kesehatan dilakukan melalui

perbaikan fisik dan penambahan sarana prasarana, penambahan

peralatan dan ketenagaan serta pemberian biaya operasional dan

pemeliharaan. Namun dengan semakin tingginya pendidikan dan

kesejahteraan masyarakat, tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan

semakin meningkat. Untuk itu dibutuhkan tenaga kesehatan yang

terampil dan mempunyai kompetensi serta professional.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, diperlukan pelatihan-

pelatihan guna meningkatkan mutu pelayanan Kesehatan kepada

masyarakat.

Profil Kesehatan Kota Salatiga 9

Page 115: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Jumlah tenaga kesehatan di Kota Salatiga pada tahun 2011

sebanyak 409 pegawai. Secara kuantitatif jumlah tersebut sudah

mencukupi kebutuhan tenaga Kesehatan di Kota Salatiga, tetapi secara

kualitatif masih dibutuhkan tenaga dengan kualifikasi tertentu, misalnya

dokter gigi, dan bidan. Demikian juga persebaran yang tidak merata

pada sarana pelayanan Kesehatan yang ada di wilayah Kota Salatiga.

Persebaran tenaga Kesehatan di Dinas Kesehatan dan jaringannya pada

tahun 2011 dapat dilihat pada grafik berikut:

Grafik. 5.3. Persebaran Pegawai Di Sarana Pelayanan Kesehatan Di

Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Salatiga Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Salatiga 10

Page 116: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

MEDIS

PARAMEDIS

NON MEDIS

MEDIS 11 7 5 7 10 8 11 5

PARAMEDIS 19 23 17 21 47 28 36 16

NON MEDIS 32 7 5 7 9 5 8 11

DKKPkm.Teg

alrejoPkm.mangunsari

Pkm. Kalicacin

g

Pkm.Cebongan

Pkm. Sid.Kidul

Pkm. Sid.Lor

BKPM

2. Rasio Tenaga Kesehatan per 100.000 Penduduk

a. Rasio Tenaga Dokter Spesialis

Jumlah Dokter Spesialis di Kota Salatiga pada tahun 2012

sebanyak 46 orang dengan rasio per 100.000 penduduk sebesar

24,6 ( jumlah penduduk 187.132). Pada tahun 2009 adalah 27

orang. Rasio Dokter Ahli per 100.000 penduduk Kota Salatiga

sebesar 15,88 (jumlah penduduk 170.022). rasio tersebut telah

melampaui target Indonesia Sehat 2010 dan standar dari WHO

sebesar 6 Per 100.000 penduduk. Tahun 2011 jumlah ratio dokter

ahli per 100.000 penduduk Kota Salatiga sebesar 35,3 ( jumlah

penduduk sebesar 178.453).

Profil Kesehatan Kota Salatiga 11

Page 117: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Grafik 5.4 Rasio dr. Spesialis di Kota Salatiga Tahun 2006 - 2012

0

10

20

30

40

Rasio dr.spesialis

14.14 14.95 11.97 15.88 18.9 35.3 24.6

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

b. Rasio Tenaga Dokter Umum

Rasio Dokter Umum per 100.000 penduduk tahun 2012

sebesar 59,9. Pada tahun 2009 sebesar sebesar 52,3, tahun 2010

sebesar 56,1 dan tahun 2011 sebesar 60,0 per 100.000 penduduk.

Rasio tersebut telah melampaui target nasional sebesar 40 per

100.000 penduduk.

Profil Kesehatan Kota Salatiga 12

Page 118: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Grafik 5.5. Rasio Dokter Umum di Kota Salatiga Tahun 2006 - 2012

45

50

55

60

65

Rasio drumum

53.88 53.81 50.34 52.3 56.1 60 59.9

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

c. Rasio Tenaga Dokter Gigi

Rasio dokter gigi di Kota Salatiga per 100.000 penduduk

tahun 2012 sebesar 15,5. Pada tahun 2009 sebesar 15,2 (26

drg), tahun 2010 sebesar 16,1 (29 dokter gigi), dan tahun 2011

sebesar 9,5 (20 dokter gigi). Rasio tersebut menurun dan masih

dibawah target nasional sebesar 11 per 100.000 penduduk.

Profil Kesehatan Kota Salatiga 13

Page 119: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Grafik 5.6 Rasio Dokter Gigi di Kota Salatiga Tahun 2006 - 2012

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

Rasio Drg 15.57 15.54 13.58 15.2 16.1 9.5 15.5

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

d. Rasio Tenaga Bidan

Jumlah tenaga bidan di Kota Salatiga pada tahun 2012 adalah

132 bidan dengan rasio terhadap 100.000 penduduk sebesar 55.

Ratio tahun 2009 sebesar 59,4 (101 bidan), tahun 2010 sebesar

60,2 (114 bidan), dan tahun 2011 sebesar 47 (112 bidan). Rasio

tersebut masih di bawah target nasional sebesar 100 per 100.000

penduduk.

Profil Kesehatan Kota Salatiga 14

Page 120: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Grafik 5.7. Rasio Bidan di Kota Salatiga Tahun 2006 - 2012

0

20

40

60

80

Rasio Bidan 26.34 26.31 24.89 59.4 60.2 47 55

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

C. PEMBIAYAAN KESEHATAN

1. Persentase Anggaran Kesehatan dalam APBD

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan dan RSU

anggaran kesehatan di Kota Salatiga tahun 2012 yaitu jumlah anggaran

belanja langsung kesehatan sebesar Rp. 72.264.494.000,- dari

anggaran belanja keseluruhan Kota Salatiga sebesar Rp.

628.860.331.000,- atau sebesar 11,49%. Apabila dihitung dengan

belanja tidak langsung maka prosentase anggaran kesehatan terhadap

total APBD Kota Salatiga sebesar 18,56%. Pada tahun 2009, jumlah

anggaran belanja langsung kesehatan sebesar Rp. 32.293.887.896

(6,66%) dari anggaran belanja keseluruhan Kota Salatiga sebesar

Rp.485.111.548.463. Tahun 2010 jumlah anggaran belanja langsung

Profil Kesehatan Kota Salatiga 15

Page 121: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Kesehatan sebesar Rp. 30.961.690.159,-( 6,79%) dari anggaran

belanja keseluruhan Kota Salatiga sebesar Rp. 405.276.646.000,-, dan

tahun 2011 sebesar Rp. 30.644.409.900 (6,32%) dari anggaran

belanja keseluruhan sebesar Rp.429.996.499.000.

Grafik. 5.8. Prosentase APBD Kesehatan DKK dan RSUD (Belanja

Langsung) Kota Salatiga Tahun 2009-2012

6.66 6.79 6.32

11.49

0

2

4

6

8

10

12

14

2009 2010 2011 2012

% Belanjalangsung

2. Pembiayaan Kesehatan untuk Pelayanan Kesehatan

Perorangan

a. Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Keluarga Miskin dan

Masyarakat Rentan

Profil Kesehatan Kota Salatiga 16

Page 122: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat

Miskin dan Rentan merupakan proposisi masyarakat miskin dan

masyarakat rentan yang terlindungi oleh JPK (subsidi pemerintah dan

Pemda). Diperoleh dari jumlah masyarakat miskin dan masyarakat

rentan yang memiliki kartu Askeskin/JPK Maskin per jumlah seluruh

masyarakat miskin/rentan.

Jumlah masyarakat miskin Kota Salatiga tahun 2012

menurut data dari Bappeda Kota Salatiga sebesar 32.235 jiwa.

Tahun 2012 jumlah peserta Asusarnsi Kesehatan Masyarakat Miskin

(Askeskin) sebesar 34.617 jiwa (18,5 %) dari jumlah penduduk

187.132 jiwa. Sedangkan peserta Jaminan Kesehatan Daerah

(Jamkesda) sebesar 23.345 jiwa ( 12,5%). Tahun 2010 jumlah

peserta jamkesmas 34.617 jiwa dan JKMMS sebanyak 13.856 jiwa.

Tahun 2011 jumlah peserta Jamkesmas dan jamkesda masih sama

dengan tahun 2010.

Pembiayaan peserta Jamkesmas oleh APBN dan peserta

Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin Salatiga (JKMMS) oleh APBD

Kota Salatiga.

Profil Kesehatan Kota Salatiga 17

Page 123: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

BAB VI

KESIMPULAN

A. DERAJAT KESEHATAN

a. Mortalitas/Angka Kematian

i. Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Salatiga tahun 2009 sebesar

6,8 per 1000 kelahiran hidup, tahun 2010 meningkat menjadi 9,5

per 1000 kelahiran hidup, dan tahun 2011 menurun menjadi 7,4 per

1000 kelahiran hidup.

ii. Angka Kematian Balita (AKABA) di Kota Salatiga tahun 2009

sebesar 7,2 per 1000 Kelahiran hiidup (26 kasus), tahun 2010

sebesar 10,27 per 1000 Kelahiran hidup (31 kasus) dan tahun

2011 sebesar 7,79 per 1000 Kelahiran hidup (22 kasus).

iii. Angka Kematian Ibu (AKI) di Kota Salatiga tahun 2009 sebesar

55,14 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2010 dan 2011

meningkat menjadi 99,4 per 100.000 kelahiran hidup dan 112,5 per

100.000 kelahiran.

Profil Kesehatan Kota Salatiga 1

Page 124: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

b. Angka Kesakitan

i. Pada Tahun 2011 di Kota Salatiga ditemukan penderita AFP

sebanyak 2 kasus, sedangkan KLB yang terjadi adalah kasus

keracunan susu.

ii. Jumlah penderita TB Paru BTA (+) yang diobati dan sembuh tahun

2009 sebanyak 38 kasus (80,85 %) dari 48 penderita, tahun 2010

sebanyak 40 (88,33%) dari 48 penderita dan tahun 2011 sebanyak

35 (63,64%) penderita dari 55 penderita.

iii. Penderita pnemounia yang ditemukan dan ditangani tahun 2010

sebesar 689 (56,6%) dari perkiraan penemuan penderita yang

ditargetkan sebesar 1.218 penderita dan tahun 2011 sebesar 414

(41,8%) dari 990 penderita.

iv. Kasus baru HIV/AIDS tahun 2009 sebanyak 23 kasus, tahun 2010

sebanyak 12 kasus dan tahun 2011 sebanyak 6 kasus dan

keseluruhannya sudah mendapatkan penanganan sesuai standar, ini

berarti Kota Salatiga sudah mencapai target SPM 2010 sebesar

100%.

v. Pada tahun 2009 ditemukan kasus IMS sebanyak 2.081 penderita,

tahun 2010 sebanyak 1.177 penderita dan tahun 2011 sebanyak

1.175 penderita dan seluruhnya mendapat pengobatan.

Profil Kesehatan Kota Salatiga 2

Page 125: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

vi. Penderita DBD yang ditangani pada tahun 2009 sebanyak 109

kasus dari 109 kasus, tahun 2010 sebesar 155 kasus dan tahun

2011 sebesar 13 kasus, semua kasus sudah ditangani sesuai

dengan standar.

vii. Terjadi peningkatan jumlah penderita diare balita yaitu tahun 2009

sebanyak 2.380 kasus, tahun 2010 sebesar 6.654 kasus dan tahun

2011 sebanyak 7.654 kasus, dan keseluruhannya telah

mendapatkan penanganan.

viii. Terjadi peningkatan kasus PD3I yaitu penderita campak dari tahun

2009 sebesar 115 penderita naik pada tahun 2010 menjadi 198

kasus dan menurun tahun 2011 sebesar 168 kasus.

c. Angka Status Gizi Masyarakat

i. Cakupan kunjungan neonatus di Kota Salatiga dari tahun 2009

sebesar 78,72 % dan tahun 2010 naik mnjadi 98,18% dan tahun

2011 sebesar 95,7%.

ii. Cakupan kunjungan bayi di Kota Salatiga tahun 2009 sebesar 88,3

% meningkat menjadi 97,50% tahun 2010, dan tahun 2011 sebesar

95,7%.

Profil Kesehatan Kota Salatiga 3

Page 126: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

iii. Jumlah BBLR tahun 2009 di Kota Salatiga sebanyak 89 kasus,

tahun 2010 menurun menjadi 61 kasus (2,1%) dan namun tahun

2011 naik menjadi 84 kasus (3,4%).

iv. Kasus gizi buruk dari tahun 2009 sampai tahun 2011 menurun

yaitu tahun 2009 sebanyak 4 (0,04 %) kasus, tahun 2010 menjadi

3 kasus (0,03%) dan tahun 2011 sebanyak 2 kasus (0,02%).

v. Kota Salatiga dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2011 dengan

empat ( 4 ) kecamatannya sudah bebas dari rawan pangan dan

gizi.

B. SITUASI UPAYA KESEHATAN

a. Pelayanan Kesehatan Dasar

i. Cakupan K4 di Kota Salatiga tahun 2009 sebesar 91,20 %, tahun

2010 sebesar 92,90% dan tahun 2011 sebesar 96,6%

ii. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kota

Salatiga tahun 2009 sebesar 99,60 %, tahun 2010 dan 2011

mengalami penurunan menjadi 97,71%, dan 94,8%.

iii. Cakupan pemberian Vitamin A bagi ibu nifas di Kota Salatiga tahun

2009 sebesar 99,60 %, tahun 2010 dan 2011 turun menjadi 95%,

dan 89,66%.

Profil Kesehatan Kota Salatiga 4

Page 127: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

iv. Capaian Fe 1 dan Fe 3 di Kota Salatiga tahun 2009 sebesar Fe-1

91,25 % dan Fe 3 91,22 %, menurun di tahun 2010 sebesar Fe-1

86,69% dan Fe-3 sebesar 85,34%. Pada tahun 2011 mengalami

kenaikan Fe-1 sebesar 95,55% dan Fe-3 sebesar 96,29%.

v. Caakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan anak pra

sekolah di Kota Salatiga pada tahun 2008 sebesar 19,02% dan

tahun 2010 meningkat menjadi 53,02 % pada tahun 2010, tahun

2011 menurun menjadi 46,88%.

vi. Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD/MI oleh tenaga

kesehatan/ guru UKS / kader kesehatan sekolah pada tahun 2009

sebanyak 3259 siswa (95,20 %),tahun 2010 sebesar 3.176

siswa(99,4%) dan tahun 2011 sebesar 3,169 siswa (100%).

vii. Pada tahun 2009 cakupan peserta kb aktif sebesar 69,4%, tahun

2010 sebesar 71,74% dan tahun 2011 sebesar 76,84%.

viii. Cakupan desa/kelurahan UCI di Kota Salatiga tahun 2009 sebesar

95,5 % (21 Kelurahan) pada tahun 2010 dan 2011 sebesar 100%

(22 Kelurahan) artinya semua kelurahan yang ada di wilayah Kota

Salatiga sudah UCI.

ix. Cakupan imunisasi dasar lengkap bayi tahun 2009 telah mencapai

standar 80 % yaitu sebesar 93,7 %, tahun 2010 sebesar 92% dan

tahun 2011 sebesar 96,7%.

Profil Kesehatan Kota Salatiga 5

Page 128: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

x. DO Imunisasi pada tahun 2010 mencapai 2,5 % lebih rendah dari

pada tahun 2011 sebesar 3,4 %.

xi. Pada tahun 2010 di Kota Salatiga rasio tumpatan dan pencabutan

gigi sebesar 1,5 % dan menurun pada tahun 2011 sebesar 1,03,

sehingga dapat disimpulkan masyarakat masih kurang

memperhatikan kesehatan gigi.

xii. Persentase murid SD/MI di Kota Salatiga pada tahun 2009 yang

mendapat pemeriksaan gigi dan mulut adalah 99,29 %, tahun 2010

sebesar 99,31 % dan tahun 2011 sebesar 100 %.

xiii. Cakupan perawatan gigi dan mulut murid SD/MI pada tahun 2009,

2010 dan 2011 sebesar 100 %.

xiv. Cakupan pelayanan kesehatan pra usia lanjut dan usia lanjut di

Kota Salatiga pada tahun 2009 sebesar 84,3 %, tahun 2010

sebesar 71,07% dan tahun 2011 sebesar 70,92%.

xv. Cakupan pekerja pada industri informal yang mendapat pelayanan

kesehatan kerja di Kota Salatiga pada tahun 2010 dan 2011

sebesar 100 % yaiutu 555 pekerja (2010) dan 4.336 pekerja

(2011).

xvi. Cakupan pelayanan kesehatan pada pekerja di sektor formal tahun

2010 dan 2011 sebesar 100 % masing-masing sebesar 8.766

pekerja dan 11.029 pekerja.

Profil Kesehatan Kota Salatiga 6

Page 129: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

b. Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Penunjang

a. Cakupan akses ketersediaan darah dan komponen yang aman untuk

menangani rujukan bumil dan neonatus di Kota Salatiga belum

dapat diperoleh data secara valid sehingga belum dapat dianalisa.

b. Cakupan ibu hamil resti dan komplikasi yang ditangani tahun 2009

sebesar 52,2 %, tahun 2010 naik menjadi 108,17%, dan tahun

2011 turun menjadi 77,3%

c. Cakupan neonatal resti yang tertangani pada tahun 2009 sebesar

83,5 %, tahun 2010 sebesar 47,69% dan tahun 2011 sebesar

28,3%.

c. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan

a. Pada Tahun 2009 di Kota Salatiga cakupan kunjungan rawat jalan

di sarana kesehatan sebesar 287.379 pasien, tahun 2010

meningkat menjadi 423.730 pasien dan tahun 2011 sebesar

407.936 pasien.

b. Cakupan rawat inap di sarana kesehatan tahun 2009 sebanyak

23.142 pasien, mengalami penurunan pada tahun 2010 menjadi

19.789 pasien dan kembali naik tahun 2011 sebesar 25.023

pasien.

Profil Kesehatan Kota Salatiga 7

Page 130: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

c. Cakupan pelayanan kesehatan jiwa di Kota Salatiga tahun 2009

sebesar 1,03 %, tahun 2010 sebesar 3.621 pasien dan tahun 2011

sebesar 2.896 pasien.

d. Keseluruhan RS yang ada di Kota Salatiga pada tahun 2011 sudah

menyelenggarakan 4 pelayanan kesehatan spesialis dasar.

e. Ketersediaan obat esensial dan generik sesuai kebutuhan tahun

2011 telah tersedia seluruhnya dan mencapai target SPM 2010

sebesar 100 %, demikian halnya dengan ketersediaan obat

narkotika dan psikotropika juga 100 %.

f. Tahun 2011 penulisan resep obat generik di Kota Salatiga

mencapai sebesar 100 %.

d. Pembinaan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar

a. Pada tahun 2009 capaian rumah sehat sebesar 78,36% dengan

memiliki akses terhadap air bersih sebesar 96,18 %, tahun 2010

rumah sehat sebesar 68,73 %, air bersih 89,10 % dan tahun 2011

cakupan rumah sehat sebesar 62,4% dengan memiliki akses

terhadap air bersih sebesar 82,1%.

b. Sarana sanitasi dasar di Kota Salatiga tahun 2009 yang memenuhi

syarat jamban sehat sebesar 83,42 %, tempat sampah sebesar

79,94 % dan pengelolaan air limbah yang memenuhi syarat sebesar

Profil Kesehatan Kota Salatiga 8

Page 131: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

72,58 %. Tahun 2010 jamban sehat sebesar 76,16%, tempat

sampah sebesar 49,77 % dan pengelolaan air limbah yang

memenuhi syarat sebesar 62,85%, tahun 2011 jamban sehat

sebesar 76,6%, tempat sampah sebesar 60,31 % dan pengelolaan

air limbah yang memenuhi syarat sebesar 56,5%.

c. Cakupan tempat-tempat umum yang diperiksa dan yang memenuhi

syarat kesehatan pada tahun 2009 sebesar 85,10 % (691 TUPM),

tahun 2010 sebesar 82,65% (743 TUPM) dan tahun 2011 sebesar

93,06% (416 TUPM)

d. Pada tahun 2010 cakupan pembinaan kesehatan lingkungan di

institusi di Kota Salatiga sarana kesehatan 81,81 %, sarana

pendidikan 100 %, sarana ibadah 78,60 % dan perkantoran 51,95

%, tahun 2011 cakupan pembinaan kesehatan lingkungan di institusi

di Kota Salatiga sarana kesehatan 83,0 %, sarana pendidikan 95,6

%, sarana ibadah 53,4 % dan perkantoran 55,9 %.

e. Cakupan rumah bebas jentik nyamuk aedes aegypti di Kota Salatiga

tahun tahun 2009 mencapai 91,33 %, tahun 2010 sebesar 90%

dan tahun 2011 sebesar 79,42%, masih di bawah target SPM

2010>95 %.

Profil Kesehatan Kota Salatiga 9

Page 132: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

e. Perbaikan Gizi Masyarakat

a. Capaian D/S di Kota Salatiga pada tahun 2009 mencapai 74,32

%, tahun 2010 mencapai 75,6% dan tahun 2011 sebesar 80,1%.

b. Jumlah balita di bawah garis merah di Kota Salatiga pada tahun

2009 sebesar 2,58 % (233 balita), tahun 2010 sebesar 2,5%

(235 balita), tahun 2011 sebesar 2,1% (213 balita).

c. Capaian balita mendapat kapsul vitamin A tahun 2009 di Kota

Salatiga sebesar 99,19 %, dan cakupan ibu nifas mendapat kapsul

vitamin A sebesar 53,18% (2.068 bufas), pada tahun 2010 balita

dapat Vitamin A sebesar 94,91% (7.706 balita) dan ibu nifas 94,91

% (2.950 bufas), dan tahun 2011 balita dapat Vitamin A sebesar

99,48% (10.129 balita) dan ibu nifas 89,66% (2.671 bufas).

d. Cakupan ibu hamil mendapat Fe3 di Kota Salatiga tahun 2009

sebesar 84,49%, naik menjadi 92,35 % pada tahun 2010, dan

tahun 2011 manjadi 96,29%.

e. Cakupan bayi BGM Gakin mendapatkan MP-ASI di Kota Salatiga

pada tahun 2009 sebesar 22,75 %, tahun 2010 menjadi 29,11%

dan tahun 2011 sebesar 100%.

f. Cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan tahun 2006

sampai dengan 2011 sebesar 100 %.

Profil Kesehatan Kota Salatiga 10

Page 133: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

g. Berdasarkan jumlah sampel rumah tangga yang dipantau,

persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat di Kota

Salatiga pada tahun 2009 sebesar 89,39 %, tahun 2010 sebesar

91% dan tahun 2011 sebesar 100%.

h. Posyandu yang mencapai strata purnama pada tahun 2009 sebesar

41,50 % dan mencapai strata mandiri sebesar 9,02 %, tahun 2010

strata purnama sebesar 36,52% dan strata mandiri sebesar 10,99%

tahun 2011 posyandu strata purnama sebesar 40,28% dan strata

mandiri sebesar 15,55%.

i. Capaian ASI Eksklusif di Kota Salatiga pada tahun 2009 sebesar

35,46%, tahun 2010 menjadi 35,90% dan tahun 2011 naik menjadi

48,03%.

j. Cakupan desa dengan garam beryodium baik di Kota Salatiga tahun

2009 sebesar 94%, tahun 2010 dan 2011 naik menjadi 100%.

k. Cakupan keluarga sadar gizi di Kota Salatiga tahun 2009 sebesar

77,9 %, tahun 2010 sebesar 77,9% dan tahun 2011 sebesar

60,64%.

f. Pelayanan Kesehatan Dalam Situasi Bencana

Data frekuensi KLB penyakit menular, keracunan makanan dan bencana

alam tahun 2010 di Kota Salatiga terjadi sebanyak 3 KLB penyakit

Profil Kesehatan Kota Salatiga 11

Page 134: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

yaitu 1 KLB Difteri yaitu di kelurahan Sidorejo Lor, dan 2 KLB DBD

terjadi di Kelurahan Blotongan dan Kelurahan Sidorejo Lor. Tahun

2011 terjadi 2 KLB keracunan susu yaitu di kelurahan Blotongan dan

Kelurahan Kalicacing.

C. SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

a. Sarana Kesehatan

i. Jumlah puskesmas di Kota Salatiga pada tahun 2011 sebanyak 6

puskesmas dan sudah dapat memenuhi kebutuhan penduduk Kota

Salatiga.

ii. Persentase rata-rata pemakaian tempat tidur RSU Pemerintah di

Kota Salatiga pada tahun 2011 sebesar 60,2%.

iii. Rata-rata lama rawat seorang pasien di RSU Pemerintah Kota

Salatiga tahun 2011 sebanyak 4,8 hari.

iv. Capaian Turn Of Internal (TOI) rumah sakit umum pemerintah Kota

Salatiga pada tahun 2011 sebesar 3,9 hari

v. RSU pemerintah di Kota Salatiga pada tahun 2010 mempunyai nilai

NDR dan angka GDR melebihi angka yang ditolerir sebanyak 1 RS

yaitu RS. Ario Wirawan, sedang 4 RS lainnya dibawah nilai NDR

dan GDR yaitu RSUD, RST dr. Asmir, RS. ANANDA dan RS. Puri

Asih.

Profil Kesehatan Kota Salatiga 12

Page 135: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

vi. Sarana pelayanan kesehatan pemerintah di Kota Salatiga tahun

2011 terdiri 2 RSU, 1 RS Khusus, 1 Puskesmas Perawatan, 5

Puskesmas Non Perawatan, 22 Pustu, 12 Puskesling dan sarana

pelayanan kesehatan swasta yang terdiri RSU, RSB, RS Khusus

lainnya, RB, BP, Klinik, Apotek, Toko obat dan Praktek dokter

perorangan.

vii. UKBM di Kota Salatiga pada tahun 2011 sebanyak 305 buah yang

terdiri dari posyandu sebesar 283 posyandu dan kelurahan siaga

sebanyak 22 kelurahan.

b. Tenaga Kesehatan

a. Jumlah tenaga kesehatan di Kota Salatiga pada tahun 2010

sebanyak 1169 pegawai yang tersebar di DKK, Puskesmas, Rumah

Sakit dan Institusi kesehatan lainnya, tahun 2011 sebanyak 967

pegawai.

b. Rasio tenaga dokter spesialis tahun 2010 sebesar 15,88 , dokter

umum sebesar 52,3 dan dokter gigi sebesar 15,2 sedangkan tahun

2011 ratio dokter spesialis sebesar 35,3, dokter umum 60 dan

dokter gigi sebesar 9,5 per 100.000 penduduk.

c. Rasio tenaga bidan tahun 2010 sebesar 59,4 % dan tahun 2011

menurun menjadi 47 per 100.000 penduduk.

Profil Kesehatan Kota Salatiga 13

Page 136: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

c. Pembiayaan Kesehatan

a. Pada tahun 2008 di Kota Salatiga besarnya pembiayaan kesehatan

sebesar 5,04%, meningkat menjadi 6,6 % pada tahun 2010 dan

tahun 2011 menjadi 6,32%

b. Jumlah masyarakat miskin Kota Salatiga Tahun 2011 yang menjadi

peserta Jamkesmas sebanyak 34.617 jiwa, masyarakat miskin yang

menjadi peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin Kota

Salatiga (JKMMS) sebanyak 13.856 jiwa.

Demikian gambaran hasil pembangunan kesehatan di Kota Salatiga

tahun 2011 sebagai wujud nyata kinerja seluruh jajaran sektor kesehatan dan

non kesehatan di Kota Salatiga dalam upaya mewujudkan kesehatan masyarakat

Kota Salatiga.

Profil Kesehatan Kota Salatiga 14

Page 137: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

KOTA SALATIGATAHUN 2012

L P L + P SatuanA. GAMBARAN UMUM1 Luas Wilayah 61.792 Km2 Tabel 12 Jumlah Desa/Kelurahan 22 Desa/Kel Tabel 13 Jumlah Penduduk 92.623 94.509 187.132 Jiwa Tabel 24 Rata-rata jiwa/rumah tangga 3,2 Jiwa Tabel 15 Kepadatan Penduduk /Km2 3,0 Jiwa/Km2 Tabel 16 Rasio Beban Tanggungan 42,4 Tabel 27 Rasio Jenis Kelamin 98,0 Tabel 28 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf 94,8 96,5 98,3 % Tabel 49 Penduduk 10 tahun ke atas dengan pendidikan

tertinggi SMP+ 67,3 61,3 64,3 % Tabel 5

B. DERAJAT KESEHATANB.1 Angka Kematian10 Jumlah Lahir Hidup 1.343 1.380 2.723 Bayi Tabel 611 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 14,0 9,3 11,6 Tabel 612 Jumlah Bayi Mati 13 18 31 Bayi Tabel 713 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 9,7 13,0 11,4 per 1.000 KH Tabel 714 Jumlah Balita Mati 15 19 34 Balita Tabel 715 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 11,2 13,8 12,5 per 1.000 KH Tabel 716 Jumlah Kematian Ibu 2 Ibu Tabel 817 Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 73,4 per 100.000 KH Tabel 8

B.2 Angka Kesakitan18 AFP Rate (non polio) < 15 th #REF! per 100.000 pend <15thn Tabel 919 Angka Insidens TB Paru 132 84 107,41 per 100.000 penduduk Tabel 1020 Angka Prevalensi TB Paru 135 87 110,62 per 100.000 penduduk Tabel 10

RESUME PROFIL KESEHATAN

ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

Page 138: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

L P L + P SatuanANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

21 Angka kematian akibat TB Paru 0 0 - per 100.000 penduduk Tabel 1022 Angka Penemuan Kasus TB Paru (CDR) 122,00 77,45 99,50 % Tabel 1123 Success Rate TB Paru 60,77 79,09 69,17 % Tabel 1224 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani #DIV/0! #DIV/0! 33,28 % Tabel 1325 Jumlah Kasus Baru HIV 6 3 9 Kasus Tabel 1426 Jumlah Kasus Baru AIDS 9 8 17 Kasus Tabel 1427 Jumlah Infeksi Menular Seksual Lainnya 24 929 953 Kasus Tabel 1428 Jumlah Kematian karena AIDS 5 2 7 Jiwa Tabel 1429 Donor darah diskrining positif HIV 0,03 0,00 0,02 % Tabel 1530 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 66,57 83,21 74,97 % Tabel 1631 Jumlah Kasus Baru Kusta (Pausi Basiler) 0 0 0 Kasus Tabel 1732 Jumlah Kasus Baru Kusta (Multi Basiler) 2 0 2 Kasus Tabel 1733 Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 2 0 1 per 100.000 penduduk Tabel 1734 Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 0,00 0,00 0,00 % Tabel 1835 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0,00 0,00 0,00 % Tabel 1836 Angka Prevalensi Kusta 0,22 0,00 0,00 per 10.000 Penduduk Tabel 1937 Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 0,00 0,00 0,00 % Tabel 2038 Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 0,00 100,00 100,00 % Tabel 2039 Jumlah Kasus Difteri 0 0 0 Kasus Tabel 2140 Case Fatality Rate Difteri 0 % Tabel 2141 Jumlah Kasus Pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 2142 Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) 0 0 0 Kasus Tabel 2143 Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) 0 % Tabel 2144 Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 0 0 0 Kasus Tabel 2145 Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum 0 % Tabel 2146 Jumlah Kasus Campak 51 43 94 Kasus Tabel 2247 Case Fatality Rate Campak 0 % Tabel 2248 Jumlah Kasus Polio 0 0 0 Kasus Tabel 2249 Jumlah Kasus Hepatitis B 0 0 0 Kasus Tabel 2250 Incidence Rate DBD 16,19 9,52 12,83 per 100.000 penduduk Tabel 2351 Case Fatality Rate DBD 0,00 0,00 0,00 % Tabel 23

Page 139: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

L P L + P SatuanANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

52 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) 0,00 0,00 0,00 per 1.000 penduduk Tabel 2453 Case Fatality Rate Malaria 0,00 0,00 0,00 % Tabel 2454 Angka Kesakitan Filariasis 0 2 1 per 100.000 penduduk Tabel 25

B.3 Status Gizi55 Bayi baru lahir ditimbang 0 0 100 % Tabel 2656 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) #DIV/0! #DIV/0! 5,51 % Tabel 2657 Balita Gizi Baik #DIV/0! #DIV/0! 95,76 % Tabel 2758 Balita Gizi Kurang #DIV/0! #DIV/0! 2,01 % Tabel 2759 Balita Gizi Buruk #DIV/0! #DIV/0! 0,03 % Tabel 27

C. UPAYA KESEHATANC.1 Pelayanan Kesehatan60 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 97 % Tabel 2861 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 95,44 % Tabel 2862 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 95,85 % Tabel 2863 Pelayanan Ibu Nifas 95,85 % Tabel 2864 Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 55,44 % Tabel 2965 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 95,57 % Tabel 3066 Bumil Risti/Komplikasi ditangani 42,12 % Tabel 3167 Neonatal Risti/Komplikasi ditangani 53,61 31,40 42,36 % Tabel 3168 Bayi Mendapat Vitamin A #DIV/0! #DIV/0! 99,09 % Tabel 3269 Anak Balita Mendapat Vitamin A #DIV/0! #DIV/0! 99,87 % Tabel 3270 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 95,99 % Tabel 3271 Peserta KB Baru 17,22 % Tabel 3572 Peserta KB Aktif 78,27 % Tabel 3573 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 100,00 100,00 100,00 % Tabel 3674 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 0,99 98,99 99,19 % Tabel 3675 Kunjungan Bayi (minimal 4 kali) 101,57 120,95 111,03 % Tabel 3776 Desa/Kelurahan UCI 100,00 % Tabel 3877 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 108,06 % Tabel 39

Page 140: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

L P L + P SatuanANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

78 Drop-Out Imunisasi DPT1-Campak 0,39 % Tabel 3979 Bayi yang diberi ASI Eksklusif #DIV/0! #DIV/0! 45,12 % Tabel 4180 Pemberian MP-ASI pada anak 6-23 bulan dari Gakin #DIV/0! #DIV/0! 79,74 % Tabel 4281 Cakupan Pelayanan Anak Balita (minimal 8 kali) #DIV/0! #DIV/0! 80,78 % Tabel 4382 Balita ditimbang #DIV/0! #DIV/0! 77,00 % Tabel 4483 Balita berat badan naik #DIV/0! #DIV/0! 74 % Tabel 4484 Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) #DIV/0! #DIV/0! 1 % Tabel 4485 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 33,33 - 100,00 % Tabel 4586 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan

Setingkat100,00 100,00 100,00 % Tabel 46

87 Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat

100,00 100,00 100,00 % Tabel 47

88 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) #DIV/0! #DIV/0! 72,29 % Tabel 4889 Sarkes dgn kemampuan yan. gadar level 1 100,00 % Tabel 4990 Desa/Kel. terkena KLB ditangani < 24 jam 100,00 % Tabel 5191 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 0,92 1,11 1,04 Tabel 5292 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal 100,00 sekolah Tabel 4993 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi 100,00 sekolah Tabel 4994 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 100,00 99,21 99,63 % Tabel 5395 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 202,34 235,36 216,05 % Tabel 5396 Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan

mulut 202,34 235,36 216,05 % Tabel 53

C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan97 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kes. Pra Bayar - - 61,90 % Tabel 5598 Penduduk Miskin (dan hampir miskin) dicakup

Askeskin/Jamkesmas #DIV/0! #DIV/0! 97,58 % Tabel 5699 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat

Pelayanan Rawat Jalan di Sarana Kes. Strata 1#DIV/0! #DIV/0! 79,21 %

Tabel 56100 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat

Pelayanan Rawat Jalan di Sarana Kes. Strata 2&3#DIV/0! #DIV/0! 7,26 %

Tabel 56

Page 141: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

L P L + P SatuanANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

101 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat Pelayanan Rawat Inap di Sarana Kes. Strata 1

#DIV/0! #DIV/0! 0,21 %Tabel 57

102 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat Pelayanan Rawat Inap di Sarana Kes. Strata 2&3

#DIV/0! #DIV/0! - %Tabel 57

103 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 164,13 241,33 241,10 % Tabel 58104 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 5,81 7,06 13,89 % Tabel 58105 Gross Death Rate (GDR) di RS 54,20 36,53 40,30 per 100.000 pasien keluar Tabel 59106 Nett Death Rate (NDR) di RS 33,20 22,01 20,39 per 100.000 pasien keluar Tabel 59107 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 55,55 % Tabel 60108 Length of Stay (LOS) di RS 4,29 Hari Tabel 60

Turn of Interval (TOI) di RS 3,43 Hari Tabel 60

C.3 Perilaku Hidup Masyarakat110 Rumah Tangga ber-PHBS #REF! % Tabel 61

C.4 Keadaan Lingkungan111 Rumah Sehat 71,33 % Tabel 62112 Rumah/bangunan bebas jentik nyamuk Aedes 93,35 % Tabel 63113 Keluarga dengan sumber air minum terlindung 73,69 % Tabel 65114 Keluarga memiliki Jamban Sehat 92,03 % Tabel 66115 Keluarga memiliki Tempat Sampah Sehat 96,30 % Tabel 66116 Keluarga memiliki Pengelolaan Air Limbah Sehat 67,08 % Tabel 66117 TUPM Sehat 87,34 % Tabel 67118 Institusi dibina kesehatan lingkungannya 82,71 % Tabel 68

D. SUMBERDAYA KESEHATAND.1 Sarana Kesehatan119 Jumlah Rumah Sakit Umum 5,00 Tabel 70120 Jumlah Rumah Sakit Khusus 5,00 Tabel 70121 Jumlah Puskesmas Perawatan 1,00 Tabel 70122 Jumlah Puskesmas non-Perawatan 5,00 Tabel 70

Page 142: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

L P L + P SatuanANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

123 Jumlah Apotek 26,00 Tabel 70124 Sarkes yang memiliki laboratorium kesehatan 92,86 % Tabel 71125 Sarkes yang memiliki 4 spesialis dasar 100,00 % Tabel 71126 Jumlah Posyandu 283,00 Posyandu Tabel 72127 Posyandu Aktif 54,77 % Tabel 72128 Rasio posyandu per 100 balita 1,92 per 100 balita Tabel 72129 Jumlah Desa Siaga 22,00 Desa Tabel 73130 Desa Siaga Aktif 90,91 % Tabel 73131 Jumlah Poskesdes - Poskesdes Tabel 73

D.2 Tenaga Kesehatan132 Jumlah Dokter Spesialis 34,00 12,00 46,00 Orang Tabel 74133 Rasio Dokter Spesialis 36,71 12,70 24,58 per 100.000 penduduk Tabel 74134 Jumlah Dokter Umum 47,00 75,00 122,00 Orang Tabel 74135 Rasio Dokter Umum 46,42 73,01 59,85 per 100.000 penduduk Tabel 74136 Jumlah Dokter Gigi 9,00 21,00 30,00 Orang Tabel 74137 Jumlah Bidan 8,00 124,00 132,00 Orang Tabel 75138 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 55,04 Tabel 75139 Jumlah Perawat 159,00 315,00 474,00 Orang Tabel 75140 Jumlah Tenaga Kefarmasian 26,00 154,00 180,00 Orang Tabel 76141 Jumlah Tenaga Gizi 4,00 33,00 42,00 Orang Tabel 76142 Jumlah Tenaga Kesmas 19,00 24,00 43,00 Orang Tabel 77143 Jumlah Tenaga Sanitasi 6,00 16,00 22,00 Orang Tabel 77144 Jumlah Tenaga Teknisi Medis 40,00 - 30,00 Orang Tabel 78145 Jumlah Fisioterapis 6,00 7,00 13,00 Orang Tabel 78

D.3 Pembiayaan Kesehatan146 Total Anggaran Kesehatan ######## Rp Tabel 79147 APBD Kesehatan thd APBD Kab/Kota 18,56 % Tabel 79148 Anggaran Kesehatan Perkapita ######## Rp Tabel 79

Page 143: PROFIL KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2012

TABEL 64

PPOK AsmaCa Ca Ca Ca ID ND Angina AMI Dekomp Hipertensi Hipertensi Bronkial Psikosis

Servik Mamae Hepar Paru DM DM Pekt. Kordis Essensial Lain Hemoragik Non Hemoragik1 3 4 5 6 8 9 11 12 13 14 15 16 17 18 19 21 IDDM NDDM servik mamae hepar paru ppok asma0 Kab.Cilacap 0,00 - 0,00 0,00 0,00 - - - - - - 0 Kab.Banyumas 0,00 - 0,00 0,00 0,00 - - - - - - 0 Kab.Purbalingga 0,00 - 0,00 0,00 0,00 - - - - - - 0 Kab.Banjarnegara 0,00 - 0,00 0,00 0,00 - - - - - - 0 Kab.Kebumen 0,00 - 0,00 0,00 0,00 - - - - - - 0 Kab.Purworejo 0,00 - 0,00 0,00 0,00 - - - - - - 0 Kab.Wonosobo 0,00 - 0,00 0,00 0,00 - - - - - - 0 Kab.Magelang 0,00 - 0,00 0,00 0,00 - - - - - - 0 Kab.Boyolali 0,00 - 0,00 0,00 0,00 - - - - - - 0 Kab.Klaten 0,00 - 0,00 0,00 0,00 - - - - - - 0 Kab.Sukoharjo 0,00 - 0,00 0,00 0,00 - - - - - - 0 Kab.Wonogiri 0,00 - 0,00 0,00 0,00 - - - - - - 0 Kab.Karanganyar 0,00 - 0,00 0,00 0,00 - - - - - - 0 Kab.Sragen 0,00 - 0,00 0,00 0,00 - - - - - - 0 Kab.Grobogan 0,00 - 0,00 0,00 0,00 - - - - - - 0 Kab.Blora 0,00 - 0,00 0,00 0,00 - - - - - - 0 Kab.Rembang 0,00 - 0,00 0,00 0,00 - - - - - - 0 Kab.Pati 0,00 - 0,00 0,00 0,00 - - - - - - 0 Kab.Kudus #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!0 Kab.Jepara 0,00 - 0,00 0,00 0,00 - - - - - - 0 Kab.Demak 0,00 - 0,00 0,00 0,00 - - - - - - 0 Kab.Semarang 0,00 - 0,00 0,00 0,00 - - - - - - 0 Kab.Temanggung 0,00 - 0,00 0,00 0,00 - - - - - - 0 Kab.Kendal 0,00 - 0,00 0,00 0,00 - - - - - - 0 Kab.Batang 0,00 - 0,00 0,00 0,00 - - - - - - 0 Kab.Pekalongan 0,00 - 0,00 0,00 0,00 - - - - - - 0 Kab.Pemalang 0,00 - 0,00 0,00 0,00 - - - - - - 0 Kab.Tegal 0,00 - 0,00 0,00 0,00 - - - - - - 0 Kab.Brebes 0,00 - 0,00 0,00 0,00 - - - - - - 0 Kota Magelang 0,00 - 0,00 0,00 0,00 - - - - - - 0 Kota Surakarta 0,00 - 0,00 0,00 0,00 - - - - - - 0 Kota Salatiga 14 10 21 2 141 1.219 61 20 240 6.895 662 83 133 2.446 1.377 0,05 4,05 0,08 0,08 0,72 0,008 0,006 0,012 0,001 1,44 0,81 0 Kota Semarang 0,00 - 0,00 0,00 0,00 - - - - - - 0 Kota Pekalongan 0,00 - 0,00 0,00 0,00 - - - - - - 0 Kota Tegal 0,00 - 0,00 0,00 0,00 - - - - - -

JUMLAH/TOTAL 2010 14 10 21 2 141 1.219 61 20 240 6.895 662 83 133 2.446 1.377 0 0,00 0,02 0,00 0,00 0,00 0,000 0,000 0,000 0,000 0,01 0,00 2009 9.113 12.281 2.026 784 57.764 190.993 16.632 7.399 46.242 698.816 18.772 15.601 29.632 39.474 215.489 53.0442008 8.200 13.871 3.202 1.129 42.161 324.658 20.542 8.820 59.172 865.204 255.109 10.592 34.817 50.308 279.378 22.3962007 8.291 11.708 2.233 1.261 35.365 261.462 20.497 8.602 53.179 563.957 197.934 15.002 29.850 43.133 199.565 44.977

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 201029,79 21,28 44,68 4,26 100,00 0,00 0,01

4724.204

2

KASUS PENYAKIT TIDAK MENULAR DI PUSKESMAS DAN RUMAH SAKITPROVINSI JAWA TENGAH

TAHUN 2010

N e o p l a s m a Diabetes Mellitus Peny. Jantung & Pembuluh DarahStrokeNo. Kab/Kota