profil kesehatan kabupaten solok selatan 2015 · dinas kesehatan 2016. profil kesehatan kabupaten...
TRANSCRIPT
PROFIL KESEHATANKABUPATEN SOLOK SELATAN
2015
PEMERINTAH KABUPATEN SOLOK SELATAN
DINAS KESEHATAN
2016
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN TAHUN 2015
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur senantiasa kita
persembahkan kepada Allah SWT, karena dengan
izin dan hidayah-Nya kami telah dapat
menyelesaikan pembuatan Profil KesehatanKabupaten Solok Selatan Tahun 2015.Kondisi kesehatan yang digambarkan dalam Profil
Kesehatan Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015 ini disusun berdasarkan
data-data yang dihimpun dari Laporan Puskesmas, Rumah Sakit, Badan
Pusat Statistik (BPS) dan BPM. Pr. KB serta Instansi terkait lainnya. Profil
Kesehatan Kabupaten Solok Selatan merupakan salah satu media
publikasi data dan informasi serta pemenuhan hak terhadap akses
informasi dan edukasi yang berisi kondisi dan situasi Kesehatan di Kab.
Solok Selatan. Penyusunan Profil Kesehatan ini mengacu pada Pedoman
Profil yang diterbitkan oleh Pusat Data Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
Kami menyadari bahwa penyusunan Profil Kesehatan ini masih
banyak kekurangan baik kelengkapan maupun akurasi serta ketepatan
waktu maupun penyajiannya. untuk itu guna kesempurnaan penyusunan
Profil ini dimasa datang kami harapkan kritik dan saran dari pembaca.
Demikian atas bantuan berbagai pihak yang terkait dalam
penyusunan Profil ini kami ucapkan terima kasih.
Padang Aro, Maret 2015
Kepala,
Dr. H. NOVIRMAN, SKM, MMNIP. 19671124 198912 1 001
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN TAHUN 2015
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................... iDAFTAR ISI .............................................................................. ii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................1
BAB II. GAMBARAN UMUM ......................................................6A. Geografis ......................................................................6B. Keadaan Penduduk ......................................................9C. Pendidikan ...................................................................13D. Sasaran Program Kesehatan .........................................14
BAB III. SITUASI DERAJAT KESEHATAN ..................................15A. Mortalitas .....................................................................15B. Morbiditas ....................................................................19
BAB IV. SITUASI UPAYA KESEHATAN .......................................34A. Pelayanan Kesehatan ...................................................34B. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan .........................60C. Perilaku Hidup Masyarakat ..........................................63D. Keadaan Lingkungan ....................................................64
BAB V. SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN ..........................70A. Sarana Kesehatan ........................................................70B. Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat ........................72C. Tenaga Kesehatan ........................................................74D. Pembiayaan Kesehatan .................................................83
BAB VI. PENUTUP .....................................................................85
LAMPIRAN
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN TAHUN 2015
Page 1
PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan diselenggarakan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Tingginya
disparitas dan perlunya percepatan peningkatan aksesibilitas pelayanan
kesehatan menuntut adanya dukungan sumber daya yang cukup serta
arah kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan yang tepat.
Dukungan data dan informasi kesehatan yang akurat, tepat dan cepat
dalam pengelolaan pembangunan kesehatan menjadi penting.
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang
dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya
manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu
paradigma sehat : 1) pilar paradigma sehat di lakukan dengan strategi
pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan promotif
preventif dan pemberdayaan masyarakat; 2) penguatan pelayanan
kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan
kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu pelayanan
kesehatan, menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi
berbasis risiko kesehatan; 3) sementara itu Jaminan Kesehatan Nasional
dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan benefit serta kendali
mutu dan kendali biaya.
Pembangunan kesehatan dilaksanakan melalui peningkatan : 1)
Upaya kesehatan, 2) Pembiayaan kesehatan, 3) Sumber daya manusia
kesehatan, 4) Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan, 5)
BAB I
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN TAHUN 2015
Page 2
Manajemen dan informasi kesehatan, dan 6) Pemberdayaan masyarakat.
Upaya tersebut dilakukan dengan memperhatikan dinamika
kependudukan, epidemiologi penyakit, perubahan ekologi dan
lingkungan, kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), serta
globalisasi dan demokratisasi dengan semangat kemitraan dan kerjasama
lintas sektoral. Penekanan diberikan pada peningkatan perilaku dan
kemandirian masyarakat serta upaya promotif dan preventif.
Pembangunan Nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu setiap
kebijakan publik selalu memperhatikan dampaknya terhadap kesehatan.
Untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan sesuai
dengan Visi Kementerian Kesehatan “Masyarakat Sehat yang Mandiridan Berkeadilan” dan dengan Misinya “1) Meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk
swasta dan masyarakat madani; 2) Melindungi kesehatan masyarakat
dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata,
bermutu, dan berkeadilan; 3) Menjamin ketersediaan dan pemerataan
sumber daya kesehatan; 4) Menciptakan tatakelola pemerintahan yang
baik, maka diperlukanlah suatu indikator.
Indikator yang tercantum dalam indikator yang terkait kesehatan
yang meliputi: (1) Indikator Derajat Kesehatan yang terdiri atas indikator-
indikator untuk mortalitas, morbiditas, dan status Gizi; (2) Indikator
Upaya Kesehatan yang terdiri atas pelayanan kesehatan, perilaku hidup
sehat, dan keadaan lingkungan; serta (3) Indikator Sumber Daya
Kesehatan terdiri atas sarana kesehatan, tenaga kesehatan, dan
pembiayaan kesehatan; dan (4) Indikator lain yang terkait dengan
kesehatan.
Sejak terbitnya Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang
Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional, perjalanan
sosialisasi dan advokasi yang mendorong pelaksanaan pengarusutamaan
gender dalam pembangunan yang diterjemahkan dalam kebijakan,
program dan kegiatan pembangunan sangat dinamis. Mulai dari upaya
pengintegrasian pengarusutamaan gender dalam dokumen perencanaan
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN TAHUN 2015
Page 3
sampai gender budget statement (Pernyataan Anggaran Responsif Gender).
Upaya-upaya tersebut utamanya dalam rangka mewujudkan keadilan dan
kesetaraan gender.
Salah satu unsur utama Manajemen Kesehatan adalah Informasi
kesehatan berupa hasil pengumpulan dan pegolahan data yang
merupakan masukan bagi pengambilan keputusan di bidang kesehatan.
Dengan berlakunya Sistem Kesehatan Nasional tersebut, terlaksanakan
pengumpulan dan pengolahan data yang dituangkan dalam sebuah Profil
Kesehatan. Profil Kesehatan menyajikan indikator keberhasilan
pembangunan kesehatan, berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 1202/Menkes/SK/VII/2003, dan Indikator
Kinerja dan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/
Kota berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 741/Menkes/PER/VII/2008.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46
Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan Salah satu sarana yang
dapat digunakan untuk melaporkan hasil pemantauan terhadap
pencapaian Kabupaten Solok Selatan dan Hasil Kinerja dan
penyelenggaraan pelayanan minimal adalah Profil Kesehatan Kabupaten.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Profil Kesehatan Kabupaten
Solok Selatan ini pada intinya berisi berbagai data /informasi yang
menggambarkan tingkat pencapaian Kabupaten Solok Selatan dan
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan sesuai dengan SPM bidang
Kesehatan.
Sedangkan untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan
tersebut diperlukan indikator antara lain Indikator Indonesia Sehat dan
Indikator Kinerja dan SPM Bidang Kesehatan. Untuk Indikator Kinerja
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Bidang Kesehatan
Bidang Kesehatan di Kabupaten Solok Selatan terdiri atas 54 indikator
kinerja dan 26 pelayanan bidang kesehatan yang diselenggarakan oleh
Kabupaten Solok Selatan, serta indikator kinerja lainnya. Sumber data
dalam penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Solok Selatan Tahun
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN TAHUN 2015
Page 4
2015 ini berasal dari berbagai program baik di lingkungan Dinas
Kesehatan maupun berasal dari Lintas Sektoral yang terkait, yaitu, BPS,
Kantor KB, Rumah Sakit Daerah, dan Puskesmas serta instansi terkait
lainnya, ini menggambarkan pencapaian program kesehatan mengacu
kepada SKN tersebut.
Alur penyusunan dan sistematika Profil Kesehatan Kabupaten Solok
Selatan Tahun 2015 ini, terdiri dari 6 (Enam) BAB, Yaitu:
Bab I : PendahuluanBab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan profil
kesehatan dan sistematika dari penyajiannya.
Bab II : Gambaran Umum dan Perilaku PendudukBab ini menyajikan tentang gambaran umum kabupaten/kota.
Selain uraian tentang, letak geografis, administratif dan informasi umum
lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kesehatan dan faktor-faktor lainnya misal kependudukan, ekonomi,
pendidikan, sosial budaya dan lingkungan.
Bab III : Derajat KesehatanBab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian,
angka kesakitan, dan angka status gizi masyarakat.
Bab IV : Upaya KesehatanBab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar,
pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit
menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan
gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan
kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan yang
diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan
kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh kabupaten.
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN TAHUN 2015
Page 5
Bab V : Sumber Daya KesehatanBab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan,
pembiayaan kesehatan dan sumberdaya kesehatan lainnya.
Bab VI : PenutupBab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu
disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kabupaten/Kota di
tahun yang bersangkutan. Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu
dicatat, bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih
kurangdalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
Lampiran
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN TAHUN 2015
Page 6
GAMBARAN UMUM
A. GEOGRAFIS
Kabupaten Solok Selatan terletak di bagian Selatan Propinsi
Sumatera Barat pada posisi 0’43” – 1’43” Lintang Selatan 101’01” -
101’30” Bujur Timur dengan luas wilayah 3.346,20 km², yang merupakan
salah satu kabupaten pemekaran yang disyahkan berdasarkan Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2003 pada tanggal 7
Januari 2004. Kabupaten Solok Selatan berbatasan dengan lima
kabupaten dimana batas selatannya merupakan kabupaten yang berada
dalam administrasi Propinsi Jambi. Secara geografis dengan batas
administrasi wilayah Kabupaten Solok Selatan berbatas dengan :
1. Sebelah Utara berbatas dengan Kabupaten Solok
2. Sebelah Selatan berbatas dengan Propinsi Jambi (Kabupaten
Kerinci dan Kabupaten Muaro Bungo)
3. Sebelah Barat berbatas dengan Kabupaten Pesisir Selatan
4. Sebelah Timur berbatas dengan Kabupaten Dharmasraya
BAB II
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN TAHUN 2015
Page 7
Kabupaten Solok Selatan memiliki luas wilayah 3.346,20 km² yang
terdiri dari tujuh kecamatan. Kecamatan terluas Sangir Balai Janggo
dengan luas area 686.94 km² dan yang terkecil adalah kecamatan Sangir
Jujuan dengan luas wilayah 278.06 km². Adapun untuk mengetahui luas
wilayah pada setiap Kecamatan dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 2.1Luas Wilayah (km²) menurut KecamatanDi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Grafik 2.1Jumlah Nagari dan Jorong menurut Kecamatan
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 2.1 dapat dilihat bahwa Kabupaten Solok Selatan
mempunyai 39 Nagari dan 269 Jorong.
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN TAHUN 2015
Page 8
Kepadatan penduduk di Kabupaten Solok Selatan dapat diketahui
dari perbandingan jumlah penduduk yang menghuni suatu wilayah dibagi
dengan luas wilayah yang terdapat pada daerah tersebut. Jadi untuk
tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
sebesar 47,75, ini berarti bahwa sebanyak 47,75 jiwa penduduk yang
menghuni per kilometer persegi wilayah. Kecamatan Sangir Batang Hari
mempunyai tingkat kepadatan penduduk yang paling tinggi sebesar 68,13
dibanding dengan kecamatan lainnya. Untuk mengetahui tingkat
kepadatan penduduk pada setiap Kecamatan dapat dilihat pada gambar
berikut ini :
Gambar 2.2Kepadatan Penduduk per km2 menurut Kecamatan
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari gambar 2.2 diatas dapat dilihat bahwa kepadatan penduduk
(per km2) di Kabupaten Solok Selatan sebesar 47,75, dengan kepadatan
penduduk terletak pada Kecamatan Sangir Batang Hari sebesar 68,13
jiwa/km2.
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN TAHUN 2015
Page 9
B. KEADAAN PENDUDUKKabupaten Solok Selatan secara mayoritas dihuni oleh Etnis
Minangkabau. Selain etnis Minangkabau, etnis Jawa juga menghuni
Kabupaten Solok Selatan. Kedatangan etnis Jawa bermula ketika
dibukanya perkebunan oleh Kolonial Belanda dimana ketika itu
Kabupaten Solok Selatan merupakan bagian dari Onderafdeling Muara
Labuh. Umumnya kedatangan mereka sebagai transmigran pada daerah-
daerah transmigrasi seperti di Nagari Sungai Kunyit dan Dusun Tangah.
Secara garis besar wilayah etnis Minangkabau di Kabupaten Solok
Selatan terbagi atas wilayah Adat Alam Surambi Sungai Pagu di bagian
barat dan wilayah Adat Rantau VII Koto di sebelah timur.
Salah satu masalah kependudukan di Kabupaten Solok Selatan
adalah penyebaran penduduk yang belum merata. Hal ini berkaitan
dengan daya dukung lingkungan, luas wilayah dan sumberdaya manusia
yang belum seimbang dalam pengelolaan dan penyebaran penduduk yang
menghuni pada suatu wilayah.
Berdasarkan hasil Supas yang dilakukan oleh BPS Solok Selatan
pada tahun 2011, jumlah penduduk di Kabupaten Solok Selatan Tahun
2015 sebesar 159.796 jiwa, yang terdiri dari 80.519 jiwa penduduk laki-
laki dan 79.277 jiwa penduduk perempuan, dengan rasio jenis kelamin
101,57. Angka ini berarti bahwa terdapat 101 laki-laki diantara 100
perempuan.
Gambar 2.3Jumlah Penduduk Berdasarkan Kecamatan
Di KabupatenSolok Selatan Tahun 2015
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN TAHUN 2015
Page 10
Dari gambar 2.3 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk terbanyak
pada kecamatan Sangir (40.698 jiwa), yang merupakan ibu kota dari
Kabupaten Solok Selatan.
Rata-rata jumlah penduduk yang menghuni per rumah tangga
dapat diketahui dari jumlah penduduk yang menghuni suatu wilayah
dibagi dengan jumlah rumah tangga yang terdapat pada wilayah tersebut.
Untuk mengetahui rata-rata jiwa per rumah tangga pada setiap
Kecamatan dapat dilihat pada grafik berikut ini :
Grafik 2.2Jumlah Rata-rata Jiwa per Rumah Tangga menurut Kecamatan
Di KabupatenSolok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 2.2 dapat dilihat bahwa jumlah rata-rata penduduk
yang menghuni pada setiap rumah tangga di Kabupaten Solok Selatan
sebesar 3,55 jiwa per rumah tangga.
Jumlah penduduk yang banyak, ditunjang dengan kualitas yang
memadai merupakan modal dasar bagi kelangsungan pembangunan dan
sebaliknya jumlah penduduk yang besar dengan kualitas kurang
memadai merupakan masalah sekaligus beban bagi pembangunan. Oleh
sebab itu pembangunan kesehatan diarahkan kepada pengendalian
kuantitas, pengembangan kualitas serta pengerahan mobilitas sehingga
dapat menunjang laju pembangunan.
Indikator penting terkait distribusi penduduk menurut umur yang
sering digunakan untuk mengetahui produktifitas penduduk adalah
Angka Beban Tanggungan atau Dependency Ratio. Angka Beban
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN TAHUN 2015
Page 11
Tanggungan adalah angka yang menyatakan perbandingan antara
banyaknya orang yang tidak produktif (umur dibawah 15 tahun dan
umur 65 tahun keatas) dengan banyaknya orang yang termasuk umur
produktif (umur 15-65 tahun). Secara kasar perbandingan angka beban
tanggungan menunjukkan dinamika beban tanggungan produktif
terhadap umur non produktif. Semakin tinggi rasio beban tanggungan,
semakin tinggi pula jumlah penduduk non produktif yang ditanggung
oleh penduduk umur produktif.
Grafik 2.3Jumlah Penduduk berdasarkan Kelompuk Umur
Di KabupatenSolok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 2.3 ditunjukkan bahwa struktur penduduk di Kab.
Solok Selatan termasuk struktur penduduk muda. Hal ini dapat
diketahui dari jumlah penduduk usia produktif pada kelompok umur 25-
29 tahun dan 30-34 tahun.
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN TAHUN 2015
Page 12
Tabel 2.1Jumlah Penduduk dan Angka Beban Tanggungan menurut Jenis
Kelamin Dan Kelompok Usia Produktif dan Non ProduktifDi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
No Kelompok Usia Laki-laki Perempuan Jumlah %
1 0 – 14 tahun 25.995 25.459 51.454 32,22 15 – 65 tahun 21.521 50.060 101.311 63,4
3 65 tahun keatas 3.273 3.758 7.031 4,4
Jumlah 80.519 79.277 159.796 100ANGKA BEBANTANGGUNGAN
(DEPENDENCY RATIO)57,11 58,36 57,73
Komposisi penduduk di Kabupaten Solok Selatan menurut
kelompok umur yang ditunjukkan oleh tabel 2.1, bahwa penduduk yang
berusia muda (0 – 14 tahun) sebesar 32,2% yang berusia produktif (15 -
65 tahun) sebesar 63,4% dan yang berusia tua ( >65 tahun) sebesar 4,4%.
Dengan demikian maka angka beban Tanggungan (Dependency Ratio)
penduduk Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015 sebesar 57,73. Hal ini
berarti bahwa 100 orang yang masih produktif akan menanggung 58
orang yang belum atau sudah tidak produktif lagi. Apabila dibandingkan
antar jenis kelamin, maka angka beban tanggungan perempuan (58,36)
lebih besar dari pada laki-laki (57,11).
Penduduk sebagai sasaran program pembangunan kesehatan
sangatlah beragam, sesuai dengan karakteristik kelompok umur tertentu
atau didasarkan pada kondisi siklus kehidupan yang terjadi. Beberapa
upaya program kesehatan memiliki sasaran ibu hamil, ibu melahirkan,
dan ibu nifas. Beberapa program lainnya dengan penduduk sasaran
terfokus pada kelompok umur tertentu yang meliputi : bayi, batita, balita,
anak balita, anak usia sekolah, wanita usia subur, penduduk produktif,
usia lanjut dan lainnya.
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN TAHUN 2015
Page 13
C. PENDIDIKANPendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan
kecerdasan dan keterampilan manusia. Peningkatan mutu pendidikan
harus terus diupayakan, dimulai dengan membuka kesempatan seluas-
luasnya kepada penduduk untuk mengenyam pendidikan, sehingga pada
peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendidikan.
Ijazah / STTB tertinggi yang memiliki seseorang merupakan indikator
pokok kualitas pendidikan formal. Semakin tinggi Ijazah / STTB yang
dimiliki oleh rata-rata penduduk suatu negara semakin tinggi taraf
intelektual daerah tersebut.
Grafik 2.4Distribusi Frekuensi Persentase Penduduk Usia 15 tahun keatas
menurut STTB tertinggi yang dimiliki di Kabupaten Solok SelatanTahun 2015
Pada Grafik 2.4 berdasarkan perhitungan dari BPS, ijazah/STTB
tertinggi yang dimiliki adalah pada tingkat SD/MI sebesar 24,34%.
Sedangkan penduduk yang belum meiliki Ijazah SD/sederajat masih
cukup tinggi yaitu sebesar 35,61%.
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN TAHUN 2015
Page 14
D. SASARAN PROGRAM KESEHATAN
Tabel 2.2Data Sasaran Program Pembangunan Kesehatan
Di KabupatenSolok Selatan Tahun 2015
No SasaranProgram
KelompokUmur/Formula
JenisKelaminJumlah
Laki-laki Perempuan1 Bayi 0 – 11 bulan 1.805 1.777 3.5832 Baduta 0 - 24 bulan 3.636 3.590 7.2263 Batita 0 – 36 bulan 5.475 5.423 10.8984 Balita 0 - 59 bulan 9.142 9.073 18.2155 Anak Balita 12 -59 bulan 7.376 7.262 14.637
6 Anak SekolahDasar 7 - 12 tahun 10.140 9.876 20.016
7 Usia 18+ 18+ tahun 50.176 49.874 99.960
8 Usia BelumProduktif 0 – 14 Tahun 25.998 25.459 51.456
9 UsiaProduktif 15 – 64 Tahun 51.241 50.086 101.327
10 Wanita UsiaSubur 15 - 49 tahun 41.353
11 Pasangan UsiaSubur - 27.707
12 Ibu Hamil1,1 x23,34/1.000 xjmlh pddk
4.103
13 Ibu Bersalin1,05 x23,34/1.000 xjmlh pddk
3.917
14 Ibu Nifas danBusui
1 x23,34/1.000 xjmlh pddk
3.730
15 Usia Lanjut > 60 tahun 11.596
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 15
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Derajat kesehatan masyarakat dinilai dengan menggunakan
beberapa indikator yang mencerminkan kondisi mortalitas (angka
kematian), Morbiditas (angka kesakitan) dan status gizi. Pada bagian ini,
derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Solok Selatan dapat
digambarkan melalui angka Mortalitas yang terdiri dari angka kematian
bayi, angka kematian balita dan angka kematian ibu, Morbiditas yang
terdiri dari angka kesakitan beberapa penyakit, serta Status gizi pada
balita.
Selain dipengaruhi oleh faktor kesehatan seperti pelayanan
kesehatan dan ketersediaan sumber daya kesehatan, derajat kesehatan
masyarakat juga di pengaruhi oleh faktor lain seperti faktor ekonomi,
pendidikan, lingkungan sosial serta faktor lainnya.
A. MORTALITAS (Angka Kematian)1. Kematian Bayi
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah penduduk yang
meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam
1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Usia bayi merupakan
kondisi yang rentan baik terhadap kesakitan maupun kematian.
Grafik 3.1Distribusi Frekuensi Kelahiran Hidup/Mati berdasarkan Puskesmas
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
494 559 3311 2 3
PakanRabaa
MuaraLabuh
PakanSelasa
BAB III
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 15
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Derajat kesehatan masyarakat dinilai dengan menggunakan
beberapa indikator yang mencerminkan kondisi mortalitas (angka
kematian), Morbiditas (angka kesakitan) dan status gizi. Pada bagian ini,
derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Solok Selatan dapat
digambarkan melalui angka Mortalitas yang terdiri dari angka kematian
bayi, angka kematian balita dan angka kematian ibu, Morbiditas yang
terdiri dari angka kesakitan beberapa penyakit, serta Status gizi pada
balita.
Selain dipengaruhi oleh faktor kesehatan seperti pelayanan
kesehatan dan ketersediaan sumber daya kesehatan, derajat kesehatan
masyarakat juga di pengaruhi oleh faktor lain seperti faktor ekonomi,
pendidikan, lingkungan sosial serta faktor lainnya.
A. MORTALITAS (Angka Kematian)1. Kematian Bayi
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah penduduk yang
meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam
1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Usia bayi merupakan
kondisi yang rentan baik terhadap kesakitan maupun kematian.
Grafik 3.1Distribusi Frekuensi Kelahiran Hidup/Mati berdasarkan Puskesmas
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
331728
315 307 198 1663 5 2 0 0
PakanSelasa
LubukGadang
BidarAlam
Abai Mercu Talunan
HIDUP MATI
BAB III
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 15
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Derajat kesehatan masyarakat dinilai dengan menggunakan
beberapa indikator yang mencerminkan kondisi mortalitas (angka
kematian), Morbiditas (angka kesakitan) dan status gizi. Pada bagian ini,
derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Solok Selatan dapat
digambarkan melalui angka Mortalitas yang terdiri dari angka kematian
bayi, angka kematian balita dan angka kematian ibu, Morbiditas yang
terdiri dari angka kesakitan beberapa penyakit, serta Status gizi pada
balita.
Selain dipengaruhi oleh faktor kesehatan seperti pelayanan
kesehatan dan ketersediaan sumber daya kesehatan, derajat kesehatan
masyarakat juga di pengaruhi oleh faktor lain seperti faktor ekonomi,
pendidikan, lingkungan sosial serta faktor lainnya.
A. MORTALITAS (Angka Kematian)1. Kematian Bayi
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah penduduk yang
meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam
1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Usia bayi merupakan
kondisi yang rentan baik terhadap kesakitan maupun kematian.
Grafik 3.1Distribusi Frekuensi Kelahiran Hidup/Mati berdasarkan Puskesmas
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
166
3.098
0 13
Talunan Kab. SolokSelatan
BAB III
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 16
Dari grafik 3.1 dapat dilihat bahwa jumlah kelahiran di Kabupaten
Solok Selatan Tahun 2015 sebanyak 3.111 kelahiran dengan kematian
sebanyak 13 kelahiran mati dengan angka lahir mati sebesar 4,2 per
1.000 kelahiran.
Grafik 3.2Distribusi Frekuensi Angka Lahir Mati
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 3.2 dapat dilihat bahwa terjadi penurunan angka lahir
mati di Kabupaten Solok Selatan dari 2011 (8,5 per 1.000 kelahiran)
menjadi 2015 (4,2 per 1.000 kelahiran).
Grafik 3.3Distribusi Frekuensi Angka Kematian Neonatal
di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 3.3 dapat dilihat bahwa di Tahun 2015 angka Kematian
Neonatal sebesar 4,2 per 1.000 kelahiran hidup. Secara trend
(kecenderungan) Kabupaten Solok Selatan sudah melakukan penekanan
terhadap angka kematian Neonatal. Dapat dikatakan jumlah kematian
Neonatal sebanyak Tahun 2013 (29 jiwa), 2014 (17 Jiwa) dan 2015 (13
Jiwa). Dapat dikatakan bahwa beberapa penyebab kematian pada
8,5
2011 2012
002011 2012
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 16
Dari grafik 3.1 dapat dilihat bahwa jumlah kelahiran di Kabupaten
Solok Selatan Tahun 2015 sebanyak 3.111 kelahiran dengan kematian
sebanyak 13 kelahiran mati dengan angka lahir mati sebesar 4,2 per
1.000 kelahiran.
Grafik 3.2Distribusi Frekuensi Angka Lahir Mati
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 3.2 dapat dilihat bahwa terjadi penurunan angka lahir
mati di Kabupaten Solok Selatan dari 2011 (8,5 per 1.000 kelahiran)
menjadi 2015 (4,2 per 1.000 kelahiran).
Grafik 3.3Distribusi Frekuensi Angka Kematian Neonatal
di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 3.3 dapat dilihat bahwa di Tahun 2015 angka Kematian
Neonatal sebesar 4,2 per 1.000 kelahiran hidup. Secara trend
(kecenderungan) Kabupaten Solok Selatan sudah melakukan penekanan
terhadap angka kematian Neonatal. Dapat dikatakan jumlah kematian
Neonatal sebanyak Tahun 2013 (29 jiwa), 2014 (17 Jiwa) dan 2015 (13
Jiwa). Dapat dikatakan bahwa beberapa penyebab kematian pada
9,47,5
4,5
2012 2013 2014
0 0 00
10,5
6,4
2012 2013 2014
Target Capaian
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 16
Dari grafik 3.1 dapat dilihat bahwa jumlah kelahiran di Kabupaten
Solok Selatan Tahun 2015 sebanyak 3.111 kelahiran dengan kematian
sebanyak 13 kelahiran mati dengan angka lahir mati sebesar 4,2 per
1.000 kelahiran.
Grafik 3.2Distribusi Frekuensi Angka Lahir Mati
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 3.2 dapat dilihat bahwa terjadi penurunan angka lahir
mati di Kabupaten Solok Selatan dari 2011 (8,5 per 1.000 kelahiran)
menjadi 2015 (4,2 per 1.000 kelahiran).
Grafik 3.3Distribusi Frekuensi Angka Kematian Neonatal
di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 3.3 dapat dilihat bahwa di Tahun 2015 angka Kematian
Neonatal sebesar 4,2 per 1.000 kelahiran hidup. Secara trend
(kecenderungan) Kabupaten Solok Selatan sudah melakukan penekanan
terhadap angka kematian Neonatal. Dapat dikatakan jumlah kematian
Neonatal sebanyak Tahun 2013 (29 jiwa), 2014 (17 Jiwa) dan 2015 (13
Jiwa). Dapat dikatakan bahwa beberapa penyebab kematian pada
4,2
2015
19
4,2
2015
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 17
Neonatal berupa Asfiksia, BBLR, Komplikasi dan Hipotermi serta Aspirasi
Air Susu dan Pneumonia.
Grafik 3.4Distribusi Frekuensi Angka Kematian BayiDi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 3.4 dapat dilihat bahwa angka kematian bayi sebesar
5,2 per 1.000 kelahiran hidup. Dapat dikatakan bahwa kematian bayi
yang dimaksud adalah kematian bayi dan termasuk kematian Neonatal
(0-11 bulan). Di Kabupaten Solok Selatan angka kematian bayi sudah
dapat ditekan dengan setiap tahunnya terjadi penurunan. Adapun jumlah
kematian bayi pada Tahun 2011 (42 jiwa), 2012 (9 jiwa), 2013 (33 jiwa),
2014 (23 jiwa) dan 2015 (16 jiwa).
2. Kematian BalitaAngka kematian Balita adalah jumlah anak yang meninggal
sebelum mencapai usia 5 tahun (0-59 Bulan) yang dinyatakan sebagai
angka per 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian balita
mempresentasikan resiko terjadinya kematian pada fase antara
kelahiran dan sebelum umur 5 tahun.
22
18
2011 2012
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 17
Neonatal berupa Asfiksia, BBLR, Komplikasi dan Hipotermi serta Aspirasi
Air Susu dan Pneumonia.
Grafik 3.4Distribusi Frekuensi Angka Kematian BayiDi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 3.4 dapat dilihat bahwa angka kematian bayi sebesar
5,2 per 1.000 kelahiran hidup. Dapat dikatakan bahwa kematian bayi
yang dimaksud adalah kematian bayi dan termasuk kematian Neonatal
(0-11 bulan). Di Kabupaten Solok Selatan angka kematian bayi sudah
dapat ditekan dengan setiap tahunnya terjadi penurunan. Adapun jumlah
kematian bayi pada Tahun 2011 (42 jiwa), 2012 (9 jiwa), 2013 (33 jiwa),
2014 (23 jiwa) dan 2015 (16 jiwa).
2. Kematian BalitaAngka kematian Balita adalah jumlah anak yang meninggal
sebelum mencapai usia 5 tahun (0-59 Bulan) yang dinyatakan sebagai
angka per 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian balita
mempresentasikan resiko terjadinya kematian pada fase antara
kelahiran dan sebelum umur 5 tahun.
2018
16
3,7
11,98,7
2012 2013 2014
Target Capaian
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 17
Neonatal berupa Asfiksia, BBLR, Komplikasi dan Hipotermi serta Aspirasi
Air Susu dan Pneumonia.
Grafik 3.4Distribusi Frekuensi Angka Kematian BayiDi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 3.4 dapat dilihat bahwa angka kematian bayi sebesar
5,2 per 1.000 kelahiran hidup. Dapat dikatakan bahwa kematian bayi
yang dimaksud adalah kematian bayi dan termasuk kematian Neonatal
(0-11 bulan). Di Kabupaten Solok Selatan angka kematian bayi sudah
dapat ditekan dengan setiap tahunnya terjadi penurunan. Adapun jumlah
kematian bayi pada Tahun 2011 (42 jiwa), 2012 (9 jiwa), 2013 (33 jiwa),
2014 (23 jiwa) dan 2015 (16 jiwa).
2. Kematian BalitaAngka kematian Balita adalah jumlah anak yang meninggal
sebelum mencapai usia 5 tahun (0-59 Bulan) yang dinyatakan sebagai
angka per 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian balita
mempresentasikan resiko terjadinya kematian pada fase antara
kelahiran dan sebelum umur 5 tahun.
14
5,2
2015
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 18
Grafik 3.5Distribusi Frekuensi Angka Kematian Balita
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 3.5 dapat dilihat bahwa angka kematian Balita (0-59
bulan) di Kabupaten Solok Selatan terjadi penurunan dari Tahun 2011-
2015. Adapun jumlah kematian Balita di Kabupaten Solok Selatan Tahun
2011 (42 jiwa), 2012 (9 jiwa), 2013 (41 jiwa), 2014 (26 jiwa) dan 2015 (16
jiwa).
Angka kematian Anak Balita adalah jumlah anak yang meninggal
mulai umur 12-59 bulan yang dinyatakan sebagai angka per 1.000
kelahiran hidup, dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 3.6Distribusi Frekuensi Angka Kematian Anak Balita
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 3.6 dapat dilihat bahwa angka kematian Anak Balita
(12-59 bulan) di Kabupaten adalah 2011 (0 jiwa), 2012 (0 jiwa), 2013 (8
jiwa), 2014 (3 jiwa) dan 2015 (0 jiwa). Dapat dikatakan bahwa kematian
anak balita terjadi di Tahun 2013 dan 2014.
0
18
2011 2012
002011 2012
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 18
Grafik 3.5Distribusi Frekuensi Angka Kematian Balita
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 3.5 dapat dilihat bahwa angka kematian Balita (0-59
bulan) di Kabupaten Solok Selatan terjadi penurunan dari Tahun 2011-
2015. Adapun jumlah kematian Balita di Kabupaten Solok Selatan Tahun
2011 (42 jiwa), 2012 (9 jiwa), 2013 (41 jiwa), 2014 (26 jiwa) dan 2015 (16
jiwa).
Angka kematian Anak Balita adalah jumlah anak yang meninggal
mulai umur 12-59 bulan yang dinyatakan sebagai angka per 1.000
kelahiran hidup, dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 3.6Distribusi Frekuensi Angka Kematian Anak Balita
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 3.6 dapat dilihat bahwa angka kematian Anak Balita
(12-59 bulan) di Kabupaten adalah 2011 (0 jiwa), 2012 (0 jiwa), 2013 (8
jiwa), 2014 (3 jiwa) dan 2015 (0 jiwa). Dapat dikatakan bahwa kematian
anak balita terjadi di Tahun 2013 dan 2014.
0 0 03,714,8
9,8
2012 2013 2014
Target Capaian
0 0 00 2,9 1,1
2012 2013 2014
Target Capaian
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 18
Grafik 3.5Distribusi Frekuensi Angka Kematian Balita
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 3.5 dapat dilihat bahwa angka kematian Balita (0-59
bulan) di Kabupaten Solok Selatan terjadi penurunan dari Tahun 2011-
2015. Adapun jumlah kematian Balita di Kabupaten Solok Selatan Tahun
2011 (42 jiwa), 2012 (9 jiwa), 2013 (41 jiwa), 2014 (26 jiwa) dan 2015 (16
jiwa).
Angka kematian Anak Balita adalah jumlah anak yang meninggal
mulai umur 12-59 bulan yang dinyatakan sebagai angka per 1.000
kelahiran hidup, dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 3.6Distribusi Frekuensi Angka Kematian Anak Balita
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 3.6 dapat dilihat bahwa angka kematian Anak Balita
(12-59 bulan) di Kabupaten adalah 2011 (0 jiwa), 2012 (0 jiwa), 2013 (8
jiwa), 2014 (3 jiwa) dan 2015 (0 jiwa). Dapat dikatakan bahwa kematian
anak balita terjadi di Tahun 2013 dan 2014.
32
5,2
2015
32
02015
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 19
3. Kematian IbuAngka Kematian Ibu (AKI) juga menjadi salah satu indikator
penting dari derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan
jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait
dengan gangguan kehamilan atau penanganannya selama kehamilan,
melahirkan dan dalam masa nifas tanpa memperhitungkan lama
kehamilan per 100.000 kelahiran hidup.
Grafik 3.7Distribusi Frekuensi Angka Kematian IbuDi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 3.7 dapat dilihat bahwa angka kematian ibu di
Kabupaten Solok Selatan sebesar 161,4 per 100.000 kelahiran hidup.
Pencapaian dalam rangka penurunan angka kematian ibu di Kabupaten
Solok Selatan telah dilakukan dengan terbukti bahwa terjadi
trend/kecenderungan penurunan dari Tahun 2011-2015. Adapun jumlah
kematian ibu Tahun 2011 (9 jiwa), 2012 (7 jiwa), 2013 (7 jiwa), 2014 (5
jiwa) dan 2015 (5 jiwa)
Adapun penyebab kematian ibu tersebut berupa Preeklampsia,
partus macet, infeksi dan Oedem paru.
B. MORBIDITAS (Angka Kesakitan)Morbiditas adalah angka kesakitan, dapat berupa angka insiden
maupun angka prevalen dari suatu penyakit.Morbiditas menggambarkan
kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu
tertentu.Morbiditas juga berperan dalam penilaian terhadap derajat
kesehatan masyarakat.
223
386
2011 2012
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 19
3. Kematian IbuAngka Kematian Ibu (AKI) juga menjadi salah satu indikator
penting dari derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan
jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait
dengan gangguan kehamilan atau penanganannya selama kehamilan,
melahirkan dan dalam masa nifas tanpa memperhitungkan lama
kehamilan per 100.000 kelahiran hidup.
Grafik 3.7Distribusi Frekuensi Angka Kematian IbuDi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 3.7 dapat dilihat bahwa angka kematian ibu di
Kabupaten Solok Selatan sebesar 161,4 per 100.000 kelahiran hidup.
Pencapaian dalam rangka penurunan angka kematian ibu di Kabupaten
Solok Selatan telah dilakukan dengan terbukti bahwa terjadi
trend/kecenderungan penurunan dari Tahun 2011-2015. Adapun jumlah
kematian ibu Tahun 2011 (9 jiwa), 2012 (7 jiwa), 2013 (7 jiwa), 2014 (5
jiwa) dan 2015 (5 jiwa)
Adapun penyebab kematian ibu tersebut berupa Preeklampsia,
partus macet, infeksi dan Oedem paru.
B. MORBIDITAS (Angka Kesakitan)Morbiditas adalah angka kesakitan, dapat berupa angka insiden
maupun angka prevalen dari suatu penyakit.Morbiditas menggambarkan
kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu
tertentu.Morbiditas juga berperan dalam penilaian terhadap derajat
kesehatan masyarakat.
192,75 162,5 132,25
290 252,7188,2
2012 2013 2014
Target Capaian
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 19
3. Kematian IbuAngka Kematian Ibu (AKI) juga menjadi salah satu indikator
penting dari derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan
jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait
dengan gangguan kehamilan atau penanganannya selama kehamilan,
melahirkan dan dalam masa nifas tanpa memperhitungkan lama
kehamilan per 100.000 kelahiran hidup.
Grafik 3.7Distribusi Frekuensi Angka Kematian IbuDi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 3.7 dapat dilihat bahwa angka kematian ibu di
Kabupaten Solok Selatan sebesar 161,4 per 100.000 kelahiran hidup.
Pencapaian dalam rangka penurunan angka kematian ibu di Kabupaten
Solok Selatan telah dilakukan dengan terbukti bahwa terjadi
trend/kecenderungan penurunan dari Tahun 2011-2015. Adapun jumlah
kematian ibu Tahun 2011 (9 jiwa), 2012 (7 jiwa), 2013 (7 jiwa), 2014 (5
jiwa) dan 2015 (5 jiwa)
Adapun penyebab kematian ibu tersebut berupa Preeklampsia,
partus macet, infeksi dan Oedem paru.
B. MORBIDITAS (Angka Kesakitan)Morbiditas adalah angka kesakitan, dapat berupa angka insiden
maupun angka prevalen dari suatu penyakit.Morbiditas menggambarkan
kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu
tertentu.Morbiditas juga berperan dalam penilaian terhadap derajat
kesehatan masyarakat.
132,25 102188,2 161,4
2015
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 20
1. Tuberculosis (TB)a. CNR Kasus TB
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang
disebabkan oleh infeksi bakteri Micobacterium tuberculosis.Penyakit
ini dapat menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil
TB. Bersama dengan malaria dan HIV/AIDS, Tuberkulosis menjadi
salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen
global dalam MDG’s.
Jumlah kasus baru BTA+ yang ditemukan pada tahun 2014
sebanyak 98 kasus, 2013 sebanyak 131 kasus dan tahun 2012
yang sebanyak 55 kasus.
Angka Notifikasi kasus TB/Case NotificationRate (CNR) adalah
Angka yang menunjukkan jumlah pasien TB semua tipe yang
ditemukan dan tercatat diantara 100.000 penduduk. Penemuan
kasus baru TB BTA + Pada Tahun 2015 tercatat sebesar 101,4, di
Tahun 2014 tercatat sebesar 64, jika dibandingkan di Tahun 2013
sebesar 88,89, berikut ditampilkan grafik penemuan kasus baru :
Grafik 3.8Distribusi Frekuensi Penemuan Kasus (CNR) Baru TB BTA+
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Dari grafik 3.8 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan penemuan
kasus baru BTA+ di Kabupaten Solok Selatan di Tahun 2011 sebesar 48,5
per 100.000 penduduk dan di Tahun 2015 sebesar 101,4 per 100.000
penduduk.
7048,5
2011 2012
Jumlah Kasus Baru
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 20
1. Tuberculosis (TB)a. CNR Kasus TB
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang
disebabkan oleh infeksi bakteri Micobacterium tuberculosis.Penyakit
ini dapat menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil
TB. Bersama dengan malaria dan HIV/AIDS, Tuberkulosis menjadi
salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen
global dalam MDG’s.
Jumlah kasus baru BTA+ yang ditemukan pada tahun 2014
sebanyak 98 kasus, 2013 sebanyak 131 kasus dan tahun 2012
yang sebanyak 55 kasus.
Angka Notifikasi kasus TB/Case NotificationRate (CNR) adalah
Angka yang menunjukkan jumlah pasien TB semua tipe yang
ditemukan dan tercatat diantara 100.000 penduduk. Penemuan
kasus baru TB BTA + Pada Tahun 2015 tercatat sebesar 101,4, di
Tahun 2014 tercatat sebesar 64, jika dibandingkan di Tahun 2013
sebesar 88,89, berikut ditampilkan grafik penemuan kasus baru :
Grafik 3.8Distribusi Frekuensi Penemuan Kasus (CNR) Baru TB BTA+
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Dari grafik 3.8 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan penemuan
kasus baru BTA+ di Kabupaten Solok Selatan di Tahun 2011 sebesar 48,5
per 100.000 penduduk dan di Tahun 2015 sebesar 101,4 per 100.000
penduduk.
91131
9861,7
88,8964
2012 2013 2014
Jumlah Kasus Baru CNR Kasus Baru
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 20
1. Tuberculosis (TB)a. CNR Kasus TB
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang
disebabkan oleh infeksi bakteri Micobacterium tuberculosis.Penyakit
ini dapat menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil
TB. Bersama dengan malaria dan HIV/AIDS, Tuberkulosis menjadi
salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen
global dalam MDG’s.
Jumlah kasus baru BTA+ yang ditemukan pada tahun 2014
sebanyak 98 kasus, 2013 sebanyak 131 kasus dan tahun 2012
yang sebanyak 55 kasus.
Angka Notifikasi kasus TB/Case NotificationRate (CNR) adalah
Angka yang menunjukkan jumlah pasien TB semua tipe yang
ditemukan dan tercatat diantara 100.000 penduduk. Penemuan
kasus baru TB BTA + Pada Tahun 2015 tercatat sebesar 101,4, di
Tahun 2014 tercatat sebesar 64, jika dibandingkan di Tahun 2013
sebesar 88,89, berikut ditampilkan grafik penemuan kasus baru :
Grafik 3.8Distribusi Frekuensi Penemuan Kasus (CNR) Baru TB BTA+
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Dari grafik 3.8 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan penemuan
kasus baru BTA+ di Kabupaten Solok Selatan di Tahun 2011 sebesar 48,5
per 100.000 penduduk dan di Tahun 2015 sebesar 101,4 per 100.000
penduduk.
162
101,4
2015
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 21
b. Angka Kesembuhan (Cure Rate)Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA+ (cure rate)
adalah Persentase penderita TB Paru BTA baru yang diobati
dibandingkan dengan penderita TB Paru BTA yang sembuh.
Grafik 3.9Distribusi Frekuensi Angka Kesembuhan (Cure Rate) Penderita TB +
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Dari grafik 3.9 dapat dilihat angka kesembuhan pada
penderita TB cenderung meningkat dari semulanya 64,29% menjadi
97,96% di Tahun 2015.
c. Angka keberhasilan pengobatan Penderita TB paru BTA +Angka keberhasilan pengobatan Succes Rate/SR adalah
Persentase Jumlah Pasien Baru TB BTA Positif yang sembuh dan
lengkap pengobatab dibandingkan dengan jumlah pasien kasus
baru TB BTA positf.
Grafik 3.10Distribusi Frekuensi Persentase Angka Keberhasilan Pengobatan TB +
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Dari grafik 3.10 dapat dilihat bahwa angka keberhasilan
pengobatan pasien TB BTA Positif di Kabupaten Solok Selatan
64,29
2011 2012
85,71
2011 2012
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 21
b. Angka Kesembuhan (Cure Rate)Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA+ (cure rate)
adalah Persentase penderita TB Paru BTA baru yang diobati
dibandingkan dengan penderita TB Paru BTA yang sembuh.
Grafik 3.9Distribusi Frekuensi Angka Kesembuhan (Cure Rate) Penderita TB +
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Dari grafik 3.9 dapat dilihat angka kesembuhan pada
penderita TB cenderung meningkat dari semulanya 64,29% menjadi
97,96% di Tahun 2015.
c. Angka keberhasilan pengobatan Penderita TB paru BTA +Angka keberhasilan pengobatan Succes Rate/SR adalah
Persentase Jumlah Pasien Baru TB BTA Positif yang sembuh dan
lengkap pengobatab dibandingkan dengan jumlah pasien kasus
baru TB BTA positf.
Grafik 3.10Distribusi Frekuensi Persentase Angka Keberhasilan Pengobatan TB +
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Dari grafik 3.10 dapat dilihat bahwa angka keberhasilan
pengobatan pasien TB BTA Positif di Kabupaten Solok Selatan
90 81,395,1
2012 2013 2014
11491,2 99
2012 2013 2014
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 21
b. Angka Kesembuhan (Cure Rate)Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA+ (cure rate)
adalah Persentase penderita TB Paru BTA baru yang diobati
dibandingkan dengan penderita TB Paru BTA yang sembuh.
Grafik 3.9Distribusi Frekuensi Angka Kesembuhan (Cure Rate) Penderita TB +
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Dari grafik 3.9 dapat dilihat angka kesembuhan pada
penderita TB cenderung meningkat dari semulanya 64,29% menjadi
97,96% di Tahun 2015.
c. Angka keberhasilan pengobatan Penderita TB paru BTA +Angka keberhasilan pengobatan Succes Rate/SR adalah
Persentase Jumlah Pasien Baru TB BTA Positif yang sembuh dan
lengkap pengobatab dibandingkan dengan jumlah pasien kasus
baru TB BTA positf.
Grafik 3.10Distribusi Frekuensi Persentase Angka Keberhasilan Pengobatan TB +
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Dari grafik 3.10 dapat dilihat bahwa angka keberhasilan
pengobatan pasien TB BTA Positif di Kabupaten Solok Selatan
97,96
2015
98,98
2015
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 22
cenderung meningkat bahwa Tahun 2011 sebesar 85,71% dan
Tahun 2015 sebesar 98,98%.
d. Kematian Kasus TBGrafik 3.11
Distribusi Frekuensi Angka Kematian Kasus TB selama PengobatanDi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Dari grafik 3.11 dapat dilihat bahwa angka kematian selama
pengobatan pada pasien TB + di Tahun 2015 sebesar 0,65 (1 kasus).
2. PneumoniaPneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru
(alveoli).Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur.
Pneumonia juga dapat terjadi akibat kecelakaan karena menghirup
cairan atau bahan kimia. Populasi yang rentan terserang pneumonia
adalah anak-anak usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65
tahun atau orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi,
gangguan imunologi). ISPA, khususnya pneumonia masih merupakan
masalah kesehatan masyarakat di Indonesia terutama pada balita.
Secara normal frekuensi nafas pada bayi umur 2-11 bulan
sebanyak 60 kali permenit atau lebih, sedang pada anak umur 1-5
tahun sebanyak 40 kali permenit atau lebih.Jumlah penemuan kasus pneumonia pada Balita Tahun 2015
sebanyak 80 kasus (4,39%), Tahun 2014 sebanyak 44 kasus (2,8%),
32,1
2011 2012
Jumlah Kematian
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 22
cenderung meningkat bahwa Tahun 2011 sebesar 85,71% dan
Tahun 2015 sebesar 98,98%.
d. Kematian Kasus TBGrafik 3.11
Distribusi Frekuensi Angka Kematian Kasus TB selama PengobatanDi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Dari grafik 3.11 dapat dilihat bahwa angka kematian selama
pengobatan pada pasien TB + di Tahun 2015 sebesar 0,65 (1 kasus).
2. PneumoniaPneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru
(alveoli).Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur.
Pneumonia juga dapat terjadi akibat kecelakaan karena menghirup
cairan atau bahan kimia. Populasi yang rentan terserang pneumonia
adalah anak-anak usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65
tahun atau orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi,
gangguan imunologi). ISPA, khususnya pneumonia masih merupakan
masalah kesehatan masyarakat di Indonesia terutama pada balita.
Secara normal frekuensi nafas pada bayi umur 2-11 bulan
sebanyak 60 kali permenit atau lebih, sedang pada anak umur 1-5
tahun sebanyak 40 kali permenit atau lebih.Jumlah penemuan kasus pneumonia pada Balita Tahun 2015
sebanyak 80 kasus (4,39%), Tahun 2014 sebanyak 44 kasus (2,8%),
1
45
0,7
2,73,3
2012 2013 2014
Jumlah Kematian Angka Kematian
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 22
cenderung meningkat bahwa Tahun 2011 sebesar 85,71% dan
Tahun 2015 sebesar 98,98%.
d. Kematian Kasus TBGrafik 3.11
Distribusi Frekuensi Angka Kematian Kasus TB selama PengobatanDi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Dari grafik 3.11 dapat dilihat bahwa angka kematian selama
pengobatan pada pasien TB + di Tahun 2015 sebesar 0,65 (1 kasus).
2. PneumoniaPneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru
(alveoli).Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur.
Pneumonia juga dapat terjadi akibat kecelakaan karena menghirup
cairan atau bahan kimia. Populasi yang rentan terserang pneumonia
adalah anak-anak usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65
tahun atau orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi,
gangguan imunologi). ISPA, khususnya pneumonia masih merupakan
masalah kesehatan masyarakat di Indonesia terutama pada balita.
Secara normal frekuensi nafas pada bayi umur 2-11 bulan
sebanyak 60 kali permenit atau lebih, sedang pada anak umur 1-5
tahun sebanyak 40 kali permenit atau lebih.Jumlah penemuan kasus pneumonia pada Balita Tahun 2015
sebanyak 80 kasus (4,39%), Tahun 2014 sebanyak 44 kasus (2,8%),
10,62
2015
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 23
Tahun 2013 sebanyak 94 kasus (6,4%), Tahun 2012 sebanyak 24
kasus (1,6%) dan Tahun 2011 sebanyak 5 kasus (0,4%) seluruh kasus
yang ditemukan ditangani, sebagaimana dapat dilihat pada grafik
berikut ini :
Grafik 3.12Distribusi Frekuensi Persentase Penemuan Pneumonia
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
3. HIV, AIDS dan IMSHIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
infeksi Human Immunodefisiensy Virus yang menyerang system
kekebalan tubuh. Infeksi tersebut menyebabkan penderita mengalami
penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi
berbagai macam penyakit lain.
Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dulu
dinyatakan sebagai HIV positif. Jumlah HIV positif yang ada di
masyarakat dapat diketahui melalui 3 metode, yaitu pada layanan
Voluntary,Counseling, and Testing (VCT), sero survey, dan Survei
Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP).
Beberapa gambaran tentang kasus HIV/AIDS di Kabupaten
Solok Selatan sebagai berikut :
0,4
2011 2012
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 23
Tahun 2013 sebanyak 94 kasus (6,4%), Tahun 2012 sebanyak 24
kasus (1,6%) dan Tahun 2011 sebanyak 5 kasus (0,4%) seluruh kasus
yang ditemukan ditangani, sebagaimana dapat dilihat pada grafik
berikut ini :
Grafik 3.12Distribusi Frekuensi Persentase Penemuan Pneumonia
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
3. HIV, AIDS dan IMSHIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
infeksi Human Immunodefisiensy Virus yang menyerang system
kekebalan tubuh. Infeksi tersebut menyebabkan penderita mengalami
penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi
berbagai macam penyakit lain.
Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dulu
dinyatakan sebagai HIV positif. Jumlah HIV positif yang ada di
masyarakat dapat diketahui melalui 3 metode, yaitu pada layanan
Voluntary,Counseling, and Testing (VCT), sero survey, dan Survei
Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP).
Beberapa gambaran tentang kasus HIV/AIDS di Kabupaten
Solok Selatan sebagai berikut :
1,6
6,4
2,8
2012 2013 2014
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 23
Tahun 2013 sebanyak 94 kasus (6,4%), Tahun 2012 sebanyak 24
kasus (1,6%) dan Tahun 2011 sebanyak 5 kasus (0,4%) seluruh kasus
yang ditemukan ditangani, sebagaimana dapat dilihat pada grafik
berikut ini :
Grafik 3.12Distribusi Frekuensi Persentase Penemuan Pneumonia
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
3. HIV, AIDS dan IMSHIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
infeksi Human Immunodefisiensy Virus yang menyerang system
kekebalan tubuh. Infeksi tersebut menyebabkan penderita mengalami
penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi
berbagai macam penyakit lain.
Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dulu
dinyatakan sebagai HIV positif. Jumlah HIV positif yang ada di
masyarakat dapat diketahui melalui 3 metode, yaitu pada layanan
Voluntary,Counseling, and Testing (VCT), sero survey, dan Survei
Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP).
Beberapa gambaran tentang kasus HIV/AIDS di Kabupaten
Solok Selatan sebagai berikut :
4,4
2015
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 24
Grafik 3.13Distribusi Frekuensi Kasus HIV/AIDS
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Dari grafik 3.13 diatas dapat dilihat bahwa jumlah kasus HIV
hingga Tahun 2015 sebanyak 12 orang dan kasus AIDS sebanyak 9
orang. Dari total kasus HIV/AIDS sebanyak 21 orang yang telah
meninggal sebanyak 8 orang. Jumlah yang meninggal merupakan kasus
yang telah memasuki fase AIDS, sedangkan 13 orang yang belum
meninggal 7 orang diantaranya sudah mendapatkan terapi ARV dan
sisanya sebanyak 6 orang masih dinyatakan belum diharuskan untuk
mendapatkan ARV dikarenakan CD4 nya masih dibatas normal.
Grafik 3.14Distribusi Frekuensi Kasus HIV menurut Kelompok Umur
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 3.14 diatas dapa dilihat bahwa kelompok umur kasus
HIV berada pada umur 20 – 49 Tahun, dapat dikatakan infeksi peularan
terjadi dikelompok umur produktif.
2 231
2011 2012
0 0
< 4 TAHUN 5-14 TAHUN
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 24
Grafik 3.13Distribusi Frekuensi Kasus HIV/AIDS
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Dari grafik 3.13 diatas dapat dilihat bahwa jumlah kasus HIV
hingga Tahun 2015 sebanyak 12 orang dan kasus AIDS sebanyak 9
orang. Dari total kasus HIV/AIDS sebanyak 21 orang yang telah
meninggal sebanyak 8 orang. Jumlah yang meninggal merupakan kasus
yang telah memasuki fase AIDS, sedangkan 13 orang yang belum
meninggal 7 orang diantaranya sudah mendapatkan terapi ARV dan
sisanya sebanyak 6 orang masih dinyatakan belum diharuskan untuk
mendapatkan ARV dikarenakan CD4 nya masih dibatas normal.
Grafik 3.14Distribusi Frekuensi Kasus HIV menurut Kelompok Umur
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 3.14 diatas dapa dilihat bahwa kelompok umur kasus
HIV berada pada umur 20 – 49 Tahun, dapat dikatakan infeksi peularan
terjadi dikelompok umur produktif.
02
6
1 1 04
2012 2013 2014 2015
HIV AIDS
0
5
7
5-14 TAHUN 15-19 TAHUN 20-24 TAHUN 25-49 TAHUN
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 24
Grafik 3.13Distribusi Frekuensi Kasus HIV/AIDS
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Dari grafik 3.13 diatas dapat dilihat bahwa jumlah kasus HIV
hingga Tahun 2015 sebanyak 12 orang dan kasus AIDS sebanyak 9
orang. Dari total kasus HIV/AIDS sebanyak 21 orang yang telah
meninggal sebanyak 8 orang. Jumlah yang meninggal merupakan kasus
yang telah memasuki fase AIDS, sedangkan 13 orang yang belum
meninggal 7 orang diantaranya sudah mendapatkan terapi ARV dan
sisanya sebanyak 6 orang masih dinyatakan belum diharuskan untuk
mendapatkan ARV dikarenakan CD4 nya masih dibatas normal.
Grafik 3.14Distribusi Frekuensi Kasus HIV menurut Kelompok Umur
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 3.14 diatas dapa dilihat bahwa kelompok umur kasus
HIV berada pada umur 20 – 49 Tahun, dapat dikatakan infeksi peularan
terjadi dikelompok umur produktif.
129
Jumlah
0
25-49 TAHUN > 50 TAHUN
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 25
Grafik 3.15Distribusi Frekuensi Kasus AIDS menurut Kelompok Umur
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 3.15 diatas dapa dilihat bahwa kelompok umur kasus
AIDS terbanyak berada pada umur 25 – 49 Tahun, dapat dikatakan
infeksi peularan terjadi dikelompok umur produktif (20-24 tahun).
Grafik 3.16Distribusi Frekuensi Kasus HIV/AIDS menurut Pekerjaan
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 3.16 diatas dapa dilihat bahwa pekerjaan dengan
wiraswasta lebih banyak terinfeksi HIV/AIDS dan diikuti dengan Ibu
Rumah Tangga.
4. DiarePenyakit diare merupakan penyakit endemis dan juga
merupakan penyakit potensi KLB yang sering disertai dengan
kematian. Untuk kasus diare di Kabupaten Solok Selatan yang tercatat
melalui data laporan dari Seksi P2P Dinas Kesehatan, jumlah
perkiraan penderita diare pada Balita sebanyak 3.420 dengan jumlah
penemuan kasus sebanyak 3.619 kasus (105,8%) dengan angka
0 0
< 4 TAHUN 5-14 TAHUN
5 5
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 25
Grafik 3.15Distribusi Frekuensi Kasus AIDS menurut Kelompok Umur
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 3.15 diatas dapa dilihat bahwa kelompok umur kasus
AIDS terbanyak berada pada umur 25 – 49 Tahun, dapat dikatakan
infeksi peularan terjadi dikelompok umur produktif (20-24 tahun).
Grafik 3.16Distribusi Frekuensi Kasus HIV/AIDS menurut Pekerjaan
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 3.16 diatas dapa dilihat bahwa pekerjaan dengan
wiraswasta lebih banyak terinfeksi HIV/AIDS dan diikuti dengan Ibu
Rumah Tangga.
4. DiarePenyakit diare merupakan penyakit endemis dan juga
merupakan penyakit potensi KLB yang sering disertai dengan
kematian. Untuk kasus diare di Kabupaten Solok Selatan yang tercatat
melalui data laporan dari Seksi P2P Dinas Kesehatan, jumlah
perkiraan penderita diare pada Balita sebanyak 3.420 dengan jumlah
penemuan kasus sebanyak 3.619 kasus (105,8%) dengan angka
01
8
5-14 TAHUN 15-19 TAHUN 20-24 TAHUN 25-49 TAHUN
1 1 12
5
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 25
Grafik 3.15Distribusi Frekuensi Kasus AIDS menurut Kelompok Umur
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 3.15 diatas dapa dilihat bahwa kelompok umur kasus
AIDS terbanyak berada pada umur 25 – 49 Tahun, dapat dikatakan
infeksi peularan terjadi dikelompok umur produktif (20-24 tahun).
Grafik 3.16Distribusi Frekuensi Kasus HIV/AIDS menurut Pekerjaan
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 3.16 diatas dapa dilihat bahwa pekerjaan dengan
wiraswasta lebih banyak terinfeksi HIV/AIDS dan diikuti dengan Ibu
Rumah Tangga.
4. DiarePenyakit diare merupakan penyakit endemis dan juga
merupakan penyakit potensi KLB yang sering disertai dengan
kematian. Untuk kasus diare di Kabupaten Solok Selatan yang tercatat
melalui data laporan dari Seksi P2P Dinas Kesehatan, jumlah
perkiraan penderita diare pada Balita sebanyak 3.420 dengan jumlah
penemuan kasus sebanyak 3.619 kasus (105,8%) dengan angka
0
25-49 TAHUN > 50 TAHUN
5
1
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 26
kesakitan sebesar 22,65 per 1.000 penduudk di Tahun 2015, di Tahun
2014 terdapat penemuan kasus dan langsung ditangani sebanyak
3.738 kasus (114,1%) dengan angka kesakitan sebesar 24,4 per 1.000
penduduk di Tahun 2014. Hal ini dapat dikatakan terjadi penurunan
terhadap angka kasus diare jika dibandingkan pada Tahun 2013
dengan penemuan kasus dan langsung ditangani sebanyak 3.899
(123,6%) dengan angka kesakitan sebesar 26,4 per 1.000 penduduk
sedangkan angka kesakitan yang ditetapkan sebesar 214 per 1.000
penduduk.
Grafik 3.17Distribusi Frekuensi Angka Kesakitan Penemuan Diare
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
5. KustaKusta adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi
bakteri Mycobacterium Leprae.Penatalaksanaan kasus yang buruk
dapat menyebabkan kusta menjadi progresif, menyebabkan kerusakan
permanen pada kulit, saraf, anggota gerak dan mata.
Pada tahun 2000, dunia (termasuk Indonesia) telah berhasil
mencapai status eliminasi. Eliminasi didefinisikan sebagai pencapaian
jumlah penderita terdaftar kurang dari 1 kasus per 10.000 penduduk.
Dengan demikian, sejak tahun tersebut ditingkat dunia maupun
nasional, kusta bukan lagi menjadi masalah kesehatan bagi
masyarakat. Dapat dilihat jumlah kasus tercatat kasus Kusta di
Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015, pada grafik berikut :
25,2
2011 2012
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 26
kesakitan sebesar 22,65 per 1.000 penduudk di Tahun 2015, di Tahun
2014 terdapat penemuan kasus dan langsung ditangani sebanyak
3.738 kasus (114,1%) dengan angka kesakitan sebesar 24,4 per 1.000
penduduk di Tahun 2014. Hal ini dapat dikatakan terjadi penurunan
terhadap angka kasus diare jika dibandingkan pada Tahun 2013
dengan penemuan kasus dan langsung ditangani sebanyak 3.899
(123,6%) dengan angka kesakitan sebesar 26,4 per 1.000 penduduk
sedangkan angka kesakitan yang ditetapkan sebesar 214 per 1.000
penduduk.
Grafik 3.17Distribusi Frekuensi Angka Kesakitan Penemuan Diare
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
5. KustaKusta adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi
bakteri Mycobacterium Leprae.Penatalaksanaan kasus yang buruk
dapat menyebabkan kusta menjadi progresif, menyebabkan kerusakan
permanen pada kulit, saraf, anggota gerak dan mata.
Pada tahun 2000, dunia (termasuk Indonesia) telah berhasil
mencapai status eliminasi. Eliminasi didefinisikan sebagai pencapaian
jumlah penderita terdaftar kurang dari 1 kasus per 10.000 penduduk.
Dengan demikian, sejak tahun tersebut ditingkat dunia maupun
nasional, kusta bukan lagi menjadi masalah kesehatan bagi
masyarakat. Dapat dilihat jumlah kasus tercatat kasus Kusta di
Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015, pada grafik berikut :
23,2
26,4
24,4
2012 2013 2014
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 26
kesakitan sebesar 22,65 per 1.000 penduudk di Tahun 2015, di Tahun
2014 terdapat penemuan kasus dan langsung ditangani sebanyak
3.738 kasus (114,1%) dengan angka kesakitan sebesar 24,4 per 1.000
penduduk di Tahun 2014. Hal ini dapat dikatakan terjadi penurunan
terhadap angka kasus diare jika dibandingkan pada Tahun 2013
dengan penemuan kasus dan langsung ditangani sebanyak 3.899
(123,6%) dengan angka kesakitan sebesar 26,4 per 1.000 penduduk
sedangkan angka kesakitan yang ditetapkan sebesar 214 per 1.000
penduduk.
Grafik 3.17Distribusi Frekuensi Angka Kesakitan Penemuan Diare
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
5. KustaKusta adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi
bakteri Mycobacterium Leprae.Penatalaksanaan kasus yang buruk
dapat menyebabkan kusta menjadi progresif, menyebabkan kerusakan
permanen pada kulit, saraf, anggota gerak dan mata.
Pada tahun 2000, dunia (termasuk Indonesia) telah berhasil
mencapai status eliminasi. Eliminasi didefinisikan sebagai pencapaian
jumlah penderita terdaftar kurang dari 1 kasus per 10.000 penduduk.
Dengan demikian, sejak tahun tersebut ditingkat dunia maupun
nasional, kusta bukan lagi menjadi masalah kesehatan bagi
masyarakat. Dapat dilihat jumlah kasus tercatat kasus Kusta di
Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015, pada grafik berikut :
22,6
2015
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 27
Grafik 3.18Distribusi Frekuensi Angka Kesakitan Penemuan Kusta
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 3.18 diatas dapa dilihat bahwa jumlah kasus Kusta
yang tercatat hingga Tahun 2015 sebanyak 8 kasus (3 kasus Kusta
Kering dan 5 Kasus Kusta Basah), dengan angka prevalensi sebesar
0,5per 10.000 penduduk.
6. AFPAFP (Acute Flacyd Paralisys) adalah lumpuh layu mendadak
yang terjadi pada manusia dibawah umur 15 tahun. AFP bukan
merupakan golongan dari Polio. Dapat digambarkan bahwa penemuan
kasus AFP (Non Polio) di Kabupaten Solok Selatan sebagai berikut :
Grafik 3.19Distribusi Frekuensi Penemuan Acute Flacyd Paralisys (AFP)
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 3.19 dapat dilihat bahwa jumlah kasus AFP dari Tahun
2011-2015 tercatat sebanyak 2 kasus yang ditemukan pada Tahun 2013
di Kecamatan Sangir Balai Janggo (Puskesmas Mercu/2013) dan Kec.
SBH (Puskesmas Abai/2015).
0
2
0
2
2011 2012
Pausi Basiler (Kusta Kering)
0 0
2011 2012
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 27
Grafik 3.18Distribusi Frekuensi Angka Kesakitan Penemuan Kusta
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 3.18 diatas dapa dilihat bahwa jumlah kasus Kusta
yang tercatat hingga Tahun 2015 sebanyak 8 kasus (3 kasus Kusta
Kering dan 5 Kasus Kusta Basah), dengan angka prevalensi sebesar
0,5per 10.000 penduduk.
6. AFPAFP (Acute Flacyd Paralisys) adalah lumpuh layu mendadak
yang terjadi pada manusia dibawah umur 15 tahun. AFP bukan
merupakan golongan dari Polio. Dapat digambarkan bahwa penemuan
kasus AFP (Non Polio) di Kabupaten Solok Selatan sebagai berikut :
Grafik 3.19Distribusi Frekuensi Penemuan Acute Flacyd Paralisys (AFP)
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 3.19 dapat dilihat bahwa jumlah kasus AFP dari Tahun
2011-2015 tercatat sebanyak 2 kasus yang ditemukan pada Tahun 2013
di Kecamatan Sangir Balai Janggo (Puskesmas Mercu/2013) dan Kec.
SBH (Puskesmas Abai/2015).
01
0
2
0
21
2012 2013 2014 2015
Pausi Basiler (Kusta Kering) Multi Basiler (Kusta Basah)
0
1
0
2012 2013 2014
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 27
Grafik 3.18Distribusi Frekuensi Angka Kesakitan Penemuan Kusta
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 3.18 diatas dapa dilihat bahwa jumlah kasus Kusta
yang tercatat hingga Tahun 2015 sebanyak 8 kasus (3 kasus Kusta
Kering dan 5 Kasus Kusta Basah), dengan angka prevalensi sebesar
0,5per 10.000 penduduk.
6. AFPAFP (Acute Flacyd Paralisys) adalah lumpuh layu mendadak
yang terjadi pada manusia dibawah umur 15 tahun. AFP bukan
merupakan golongan dari Polio. Dapat digambarkan bahwa penemuan
kasus AFP (Non Polio) di Kabupaten Solok Selatan sebagai berikut :
Grafik 3.19Distribusi Frekuensi Penemuan Acute Flacyd Paralisys (AFP)
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 3.19 dapat dilihat bahwa jumlah kasus AFP dari Tahun
2011-2015 tercatat sebanyak 2 kasus yang ditemukan pada Tahun 2013
di Kecamatan Sangir Balai Janggo (Puskesmas Mercu/2013) dan Kec.
SBH (Puskesmas Abai/2015).
3
5
Jumlah
Multi Basiler (Kusta Basah)
1
2015
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 28
7. Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I)a. Difteri
Penyakit Difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium
diphtheriae yang menyerang system pernapasan bagian atas.
Penyakit difteri pada umumnya menyerang anak-anak usia1-10
tahun. Pada Tahun 2011-2015 di Kabupaten Solok Selatan tidak
ditemukan adanya laporan kasus difteri yang terjadi pada setiap
wilayah kerja puskesmas.
b. Tetanus NeonatorumTetanus Neonatorum adalah suatu penyakit yang disebabkan
oleh basil Clostridium Tetani, yang masuk ke tubuh melalui
luka.Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang salah satunya
disebabkan oleh pemotongan tali pusat dengan menggunakan alat
yang tidak steril.Kasus tetanus neonatorum banyak ditemukan
pada Negara berkembang khususnya dengan cakupan persalinan
oleh tenaga kesehatan yang masih rendah. Pada Tahun 2011-2015
di Kabupaten Solok Selatan tidak terdapat kasus Tetanus
Neonatorum.
Namun pada Tahun 2013 ditemukan 1 (satu) kasus
meninggal Tetanus Non Neonatorum di Kecamatan Sangir Jujuan
pada wilayah kerja Puskesmas Bidar Alam, dengan jumlah
meninggal 1 kasus.
c. CampakPenyakit campak disebabkan oleh virus campak yang
termasuk golongan Paramyxovirus.Penularan penyakit ini dapat
terjadi melalui udara yang telah terkontaminasi oleh droplet (air
ludah) orang yang terinfeksi. Sebagian besar kasus campak
menyerang pada anak-anak kelompok usia pra sekolah dan
sekolah. Jika seseorang pernah menderita campak, maka dia akan
mendapatkan kekebalan terhadap penyakit tersebut seumur
hidupnya. Pada tahun 2011-2015 di Kabupaten Solok Selatan tidak
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 29
ditemukan adanya laporan kasus campak yang terjadi pada setiap
wilayah kerja puskesmas.
d. PolioPenyakit polio adalah salah satu penyakit menular yang
termasuk PD3I.Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus yang
menyerang system syaraf hingga penderita mengalami
kelumpuhan.Penyakit ini umumnya menyerang pada anak berusia
0-3 tahun, yang ditandai dengan munculnya demam, lelah, sakit
kepala, mual, kaku di leher, serta sakit di tungkai dan lengan. Pada
Tahun 2011-2015 di Kabupaten Solok Selatan tidak ditemukan
adanya laporan kasus polio pada anak yang terjadi pada setiap
wilayah kerja puskesmas.
8. Demam Berdarah Dengue (DBD)Demam berdarah adalah penyakit demam akut yang disebabkan
oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui
gigitan nyamuk dari genus aedes, sepert aedes aegypty atau aedes
albopictus.Aedes aegypty adalah vector yang paling banyak ditemukan
menyebabkan panyakit ini.Nyamuk dapat membawa virus dengue
setelah menggisap darah orang yang telah terinfeksi virus
tersebut.Sesudah masa inkubasi virus didalam nyamuk selama 8-10
hari, nyamuk yang terinfeksi dapat mentransmisikan virus dengue
tersebut ke manusia sehat yang digigitnya.
Pada Tahun 2015 ditemukan kasus Demam Berdarah Dengue
(DBD) sebanyak 62 kasus tersebar di 4 Kecamatan yaitu KPGD,
Sungai Pagu, Pauh Duo dan Sangir dengan angka kesakitan sebesar
38,8 per 100.000 penduduk.
Pada Tahun 2014 ditemukan kasus Demam Bedarah Dengue
(DBD) sebanyak 19 kasus yang tersebar pada 3 Kecamatan yaitu
KPGD, Sungai Pagu dan Sangir dengan angka kesakitan sebesar 12,4
per 100.000 penduduk.
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 30
Sedangkan di Tahun 2013 ditemukan kasus DBD sebanyak 89
kasus dan kasus terbanyak ditemukan pada wilayah kerja Puskesmas
Muara Labuh (Kec. Sungai Pagu) sebanyak 51 kasus dengan angka
kesakitan sebesar 60,4 per 100.000 penduduk, untuk lebih jelas
angka kesakitan kasus DBD di Kabupaten Solok Selatan, dapat dilihat
pada grafik berikut :
Grafik 3.20Distribusi Frekuensi Angka Kesakitan DBD per. 100.000 penduduk
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
9. MalariaMalaria merupakan salah satu penyakit menular yang upaya
pengendaliannya menjadi komitmen global dalam Milenium
Development Goals (MDGs). Malaria disebabkan oleh parasit
Plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah
merah manusia, ditularkan oleh nyamuk malaria (anopheles)
betina, dapat menyerang semua orang pada semua golongan umur
dari bayi, balita, anaka-anaka, remaja, dewasa sampai orang tua.
Pada tahun 2012 di Kabupaten Solok Selatan ditemukan
kasus malaria sebanyak 649 kasus yang terdiri dari 30 penderita
malaria dilakukan pemeriksaan sediaan darah dan selainnya tanpa
dilakukan pemerikasaan sediaan darah. Dari semua penemuan
kasus malaria, tidak ada yang meninggal. Dengan kesakitan
11,8
2011 2012
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 30
Sedangkan di Tahun 2013 ditemukan kasus DBD sebanyak 89
kasus dan kasus terbanyak ditemukan pada wilayah kerja Puskesmas
Muara Labuh (Kec. Sungai Pagu) sebanyak 51 kasus dengan angka
kesakitan sebesar 60,4 per 100.000 penduduk, untuk lebih jelas
angka kesakitan kasus DBD di Kabupaten Solok Selatan, dapat dilihat
pada grafik berikut :
Grafik 3.20Distribusi Frekuensi Angka Kesakitan DBD per. 100.000 penduduk
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
9. MalariaMalaria merupakan salah satu penyakit menular yang upaya
pengendaliannya menjadi komitmen global dalam Milenium
Development Goals (MDGs). Malaria disebabkan oleh parasit
Plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah
merah manusia, ditularkan oleh nyamuk malaria (anopheles)
betina, dapat menyerang semua orang pada semua golongan umur
dari bayi, balita, anaka-anaka, remaja, dewasa sampai orang tua.
Pada tahun 2012 di Kabupaten Solok Selatan ditemukan
kasus malaria sebanyak 649 kasus yang terdiri dari 30 penderita
malaria dilakukan pemeriksaan sediaan darah dan selainnya tanpa
dilakukan pemerikasaan sediaan darah. Dari semua penemuan
kasus malaria, tidak ada yang meninggal. Dengan kesakitan
26,5
60,4
12,4
2012 2013 2014
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 30
Sedangkan di Tahun 2013 ditemukan kasus DBD sebanyak 89
kasus dan kasus terbanyak ditemukan pada wilayah kerja Puskesmas
Muara Labuh (Kec. Sungai Pagu) sebanyak 51 kasus dengan angka
kesakitan sebesar 60,4 per 100.000 penduduk, untuk lebih jelas
angka kesakitan kasus DBD di Kabupaten Solok Selatan, dapat dilihat
pada grafik berikut :
Grafik 3.20Distribusi Frekuensi Angka Kesakitan DBD per. 100.000 penduduk
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
9. MalariaMalaria merupakan salah satu penyakit menular yang upaya
pengendaliannya menjadi komitmen global dalam Milenium
Development Goals (MDGs). Malaria disebabkan oleh parasit
Plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah
merah manusia, ditularkan oleh nyamuk malaria (anopheles)
betina, dapat menyerang semua orang pada semua golongan umur
dari bayi, balita, anaka-anaka, remaja, dewasa sampai orang tua.
Pada tahun 2012 di Kabupaten Solok Selatan ditemukan
kasus malaria sebanyak 649 kasus yang terdiri dari 30 penderita
malaria dilakukan pemeriksaan sediaan darah dan selainnya tanpa
dilakukan pemerikasaan sediaan darah. Dari semua penemuan
kasus malaria, tidak ada yang meninggal. Dengan kesakitan
38,8
2015
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 31
malaria (Annual Paracite Incidence) sebesar 0,2 per 1.000
penduduk.
Pada Tahun 2013 kasus malaria Positif dengan pemeriksaan
sediaan darah sebanyak 37 kasus dengan kesakitan malaria
(Annual Paracite Incidence)sebesar 0,3 per 1.000 penduduk.
Pada Tahun 2014 kasus malaria positif dengan pemeriksaan
sediaan darah sebanyak 276 kasus dan ditemukan positif malaria
sebanyak 25 kasus (Annual Paracite Incidence)sebesar 0,2 per 1.000
penduduk dengan tidak adanya kematian.
Pada Tahun 2015 kasus malaria positif dengan pemeriksaan
sediaan darah sebanyak 94 kasus dan ditemukan positif malaria
sebanayk 11 kasus (Annual Paracite Incidence) sebesar 0,07 per
1.000 penduduk, dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 3.21Distribusi Frekuensi Annual Paracite Incidence(API) Kasus Malaria
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
10. FilariasisFilariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit berupa
cacing filarial, yang terdiri dari 3 spesies yaitu Wucherreria bancrofti,
Brugia Malayi, dan Brugia Timori. Penyakit ini menginfeksi jaringan
limfe (getah bening).Filariasis menular melalui gigitan nyamuk yang
mengandung cacing filarial dalam tubuhnya.Dalam tubuh manusia,
cacing tersebut tumbuh menjadi cacing dewasa dan menetap menjadi
jaringan limfe sehingga menyebabkan pembengkakan di kaki, tungkai,
payudar, lengan dan organ genityal.
2,9
2011 2012
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 31
malaria (Annual Paracite Incidence) sebesar 0,2 per 1.000
penduduk.
Pada Tahun 2013 kasus malaria Positif dengan pemeriksaan
sediaan darah sebanyak 37 kasus dengan kesakitan malaria
(Annual Paracite Incidence)sebesar 0,3 per 1.000 penduduk.
Pada Tahun 2014 kasus malaria positif dengan pemeriksaan
sediaan darah sebanyak 276 kasus dan ditemukan positif malaria
sebanyak 25 kasus (Annual Paracite Incidence)sebesar 0,2 per 1.000
penduduk dengan tidak adanya kematian.
Pada Tahun 2015 kasus malaria positif dengan pemeriksaan
sediaan darah sebanyak 94 kasus dan ditemukan positif malaria
sebanayk 11 kasus (Annual Paracite Incidence) sebesar 0,07 per
1.000 penduduk, dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 3.21Distribusi Frekuensi Annual Paracite Incidence(API) Kasus Malaria
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
10. FilariasisFilariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit berupa
cacing filarial, yang terdiri dari 3 spesies yaitu Wucherreria bancrofti,
Brugia Malayi, dan Brugia Timori. Penyakit ini menginfeksi jaringan
limfe (getah bening).Filariasis menular melalui gigitan nyamuk yang
mengandung cacing filarial dalam tubuhnya.Dalam tubuh manusia,
cacing tersebut tumbuh menjadi cacing dewasa dan menetap menjadi
jaringan limfe sehingga menyebabkan pembengkakan di kaki, tungkai,
payudar, lengan dan organ genityal.
0,2 0,3 0,2
2012 2013 2014
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 31
malaria (Annual Paracite Incidence) sebesar 0,2 per 1.000
penduduk.
Pada Tahun 2013 kasus malaria Positif dengan pemeriksaan
sediaan darah sebanyak 37 kasus dengan kesakitan malaria
(Annual Paracite Incidence)sebesar 0,3 per 1.000 penduduk.
Pada Tahun 2014 kasus malaria positif dengan pemeriksaan
sediaan darah sebanyak 276 kasus dan ditemukan positif malaria
sebanyak 25 kasus (Annual Paracite Incidence)sebesar 0,2 per 1.000
penduduk dengan tidak adanya kematian.
Pada Tahun 2015 kasus malaria positif dengan pemeriksaan
sediaan darah sebanyak 94 kasus dan ditemukan positif malaria
sebanayk 11 kasus (Annual Paracite Incidence) sebesar 0,07 per
1.000 penduduk, dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 3.21Distribusi Frekuensi Annual Paracite Incidence(API) Kasus Malaria
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
10. FilariasisFilariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit berupa
cacing filarial, yang terdiri dari 3 spesies yaitu Wucherreria bancrofti,
Brugia Malayi, dan Brugia Timori. Penyakit ini menginfeksi jaringan
limfe (getah bening).Filariasis menular melalui gigitan nyamuk yang
mengandung cacing filarial dalam tubuhnya.Dalam tubuh manusia,
cacing tersebut tumbuh menjadi cacing dewasa dan menetap menjadi
jaringan limfe sehingga menyebabkan pembengkakan di kaki, tungkai,
payudar, lengan dan organ genityal.
0,07
2015
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 32
Pada Tahun 2011-2015 berdasarkan hasil laporan data seksi
P2P pada Dinas Kesehatan Kabupaten Solok Selatan tidak ditemukan
adanya kasus filariasis.
11. Kejadian Luar Biasa (KLB)Merupakan keadaan dimana terjadinya atau terdapatnya suatu
kejadian yang mengakibatkan kesakitan dan kematian dengan jumlah
penderita lebih dari batas normal atau yang diharapkan.
a. RabiesDi tahun 2015 terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan
kasus Rabies, dengan jumlah penderita 2 (dua) orang dan ditandai
dengan kematianyang terjadi di Kecamatan Sangir dan Sungai
Pagu. Pada Tahun 2014 juga ditemukan kasus rabies dan ditandai
dengan kematian sebanyak 1 (satu) orang.
b. DBDDi Tahun 2015 terjadi peningkatan kasus Demam Berdarah
Dengue (DBD) dengan jumlah penderita sebanyak 16 (enam belas)
orang yang terjadi di Kecamatan Sangir dan tidak ditemukannya
kasus kematian.
c. Keracunan MakananDi Tahun 2015 tidak ditemukannya KLB Keracunan
makanan lagi, namun di Tahun 2014 terjadi kejadian Luar Biasa
(KLB) Keracunan makanan yang menimpa di 2 (dua) desa dengan
jumlah penderita 29 orang.
12. Penyakit TerbanyakDalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di
Kabupten Solok Selatan, Dinas Kesehatan yang menjadi tanggung
jawab dibidang kesehatan telah melakukan berbagai program dan
kegiatan dalam upaya menurunkan angka kesakitan. Dari grafik
berikut dapat digambarkan 10 (sepuluh) penyakit terbanyak di
Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015.
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 33
Grafik 3.22Distribusi Frekuensi 10 (sepuluh) Penyakit terbanyak
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
13. Jumlah Kunjungan Pasien Baru dan LamaGrafik 3.23
Distribusi Frekuensi 10 (sepuluh) Penyakit terbanyakDi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
C. STATUS GIZITabel 3.1
Distribusi Frekuensi Status Gizi di Kabupaten Solok SelatanTahun 2011-2015
NO INDIKATOR2011 2012 2013 2014 2015 Target
2015Abs % Abs % Abs % Abs % Abs %
1 Balita GiziBuruk 44 0,292 26 0,172 13 0,086 10 0,065 8 0,043 3,15%
2 Balita GiziKurang 255 1,6 176 1,2 92 0,6 70 0,5 52 0,3 18,5%
3BalitaStunting(Pendek)
2110 14 2537 16,8 2250 14,9 1783 11,4 1859 10,2 32%
4 Bumil KEK 0 0 0 0 13 0,4 2 0,05 6 0,14 13%
14433
69844952
36515
3444 2497
49378
71432684
Pakan RabaaMuara LabuhPakan Selasa
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 33
Grafik 3.22Distribusi Frekuensi 10 (sepuluh) Penyakit terbanyak
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
13. Jumlah Kunjungan Pasien Baru dan LamaGrafik 3.23
Distribusi Frekuensi 10 (sepuluh) Penyakit terbanyakDi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
C. STATUS GIZITabel 3.1
Distribusi Frekuensi Status Gizi di Kabupaten Solok SelatanTahun 2011-2015
NO INDIKATOR2011 2012 2013 2014 2015 Target
2015Abs % Abs % Abs % Abs % Abs %
1 Balita GiziBuruk 44 0,292 26 0,172 13 0,086 10 0,065 8 0,043 3,15%
2 Balita GiziKurang 255 1,6 176 1,2 92 0,6 70 0,5 52 0,3 18,5%
3BalitaStunting(Pendek)
2110 14 2537 16,8 2250 14,9 1783 11,4 1859 10,2 32%
4 Bumil KEK 0 0 0 0 13 0,4 2 0,05 6 0,14 13%
49522874 2771 1982 1485 730 639
2497 7522 4437 817 942 21572684 12655815 2582 457
Pakan Selasa LubukGadang
Bidar Alam Abai Mercu Talunan
Baru Lama
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 33
Grafik 3.22Distribusi Frekuensi 10 (sepuluh) Penyakit terbanyak
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
13. Jumlah Kunjungan Pasien Baru dan LamaGrafik 3.23
Distribusi Frekuensi 10 (sepuluh) Penyakit terbanyakDi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
C. STATUS GIZITabel 3.1
Distribusi Frekuensi Status Gizi di Kabupaten Solok SelatanTahun 2011-2015
NO INDIKATOR2011 2012 2013 2014 2015 Target
2015Abs % Abs % Abs % Abs % Abs %
1 Balita GiziBuruk 44 0,292 26 0,172 13 0,086 10 0,065 8 0,043 3,15%
2 Balita GiziKurang 255 1,6 176 1,2 92 0,6 70 0,5 52 0,3 18,5%
3BalitaStunting(Pendek)
2110 14 2537 16,8 2250 14,9 1783 11,4 1859 10,2 32%
4 Bumil KEK 0 0 0 0 13 0,4 2 0,05 6 0,14 13%
639 600
2157
58331
4633
73957
Talunan Kab. SolokSelatan
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 34
SITUASI UPAYA KESEHATAN
Secara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu
upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat. Upaya
kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit
serta memulihkan kesehatan perorangan. Upaya kesehatan perorangan
mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pembatasan dan pemulihan
kecacatan yang ditujukan terhadap perorangan.
Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan
oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi
timbulnya masalah kesehatan dimasyarakat. Upaya kesehatan
masyarakat mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pemeliharaan
kesehatan, pemberantasan penyakit menular, pengendalian penyakit
tidak menular, penyehatan lingkungan dan pengendalian sanitasi dasar,
perbaikan gizi masyarakat, kesehatan jiwa, pengamanan sediaan farmasi
dan alat kesehatan, pengamanan penggunaan zat aditif dalam makanan
dan minuman, pengamanan narkotika, psikotropika, zat aditif dan bahan
berbahaya, serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan.
A. PELAYANAN KESEHATANUpaya pelayanan kesehatan merupakan langkah awal yang sangat
penting dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat
dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat,
diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat sudah dapat
diatasi.UU No 36 tahun 2009 tentang kesehatan mengamanatkan bahwa
upaya kesehatan ibu ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu sehingga
BAB IV
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 35
mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta
mengurangi angka kamatian ibu.
Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak harus ditujukan
untuk mempersiapkan generasi akan dating yang sehat, cerdas,
berkualitas serta untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak.
Upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak Janis masih dalam
kandungan, dilahirkan, setelah dilahirkan dan sampai berusia 18 tahun.
Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh
fasilitas pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Cakupan Pengukuran Tekanan DarahPengukuran tekanan darah merupakan hal yang sangat penting
dalam upaya menilai status kesehatan perorangan, hal ini dapat
digunakan sebagai faktor penunjang dalam memberikan efek dari
suatu pengobatan terhadap diri perorangan dan juga merupakan
indikator terhadap penyakit – penyakit tertentu seperti Penyakit Tidak
Menular (Stroke dan Jantung Koroner). Pada kesempatan ini dapat
digambarkan bahwa jumlah masyarakat yang melakukan pengukuran
tekanan darah dalam upaya pencegahan penyakit, dapat dilihat pada
grafik berikut :
Grafik 4.1Distribusi Frekuensi Penduduk > 18 Tahun melakukan
Pengukuran Tekanan Darah menurut PuskesmasDi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
22,414,3 17,0
22,21
37,78
24,53
PakanRabaa
MuaraLabuh
PakanSelasa
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 35
mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta
mengurangi angka kamatian ibu.
Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak harus ditujukan
untuk mempersiapkan generasi akan dating yang sehat, cerdas,
berkualitas serta untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak.
Upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak Janis masih dalam
kandungan, dilahirkan, setelah dilahirkan dan sampai berusia 18 tahun.
Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh
fasilitas pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Cakupan Pengukuran Tekanan DarahPengukuran tekanan darah merupakan hal yang sangat penting
dalam upaya menilai status kesehatan perorangan, hal ini dapat
digunakan sebagai faktor penunjang dalam memberikan efek dari
suatu pengobatan terhadap diri perorangan dan juga merupakan
indikator terhadap penyakit – penyakit tertentu seperti Penyakit Tidak
Menular (Stroke dan Jantung Koroner). Pada kesempatan ini dapat
digambarkan bahwa jumlah masyarakat yang melakukan pengukuran
tekanan darah dalam upaya pencegahan penyakit, dapat dilihat pada
grafik berikut :
Grafik 4.1Distribusi Frekuensi Penduduk > 18 Tahun melakukan
Pengukuran Tekanan Darah menurut PuskesmasDi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
17,012,3
29,2
13,8
28,7
57,4
24,53 27,8821,71 24,85
28,92
PakanSelasa
LubukGadang
BidarAlam
Abai Mercu Talunan
Melakukan Pengukuran Hipertensi
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 35
mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta
mengurangi angka kamatian ibu.
Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak harus ditujukan
untuk mempersiapkan generasi akan dating yang sehat, cerdas,
berkualitas serta untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak.
Upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak Janis masih dalam
kandungan, dilahirkan, setelah dilahirkan dan sampai berusia 18 tahun.
Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh
fasilitas pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Cakupan Pengukuran Tekanan DarahPengukuran tekanan darah merupakan hal yang sangat penting
dalam upaya menilai status kesehatan perorangan, hal ini dapat
digunakan sebagai faktor penunjang dalam memberikan efek dari
suatu pengobatan terhadap diri perorangan dan juga merupakan
indikator terhadap penyakit – penyakit tertentu seperti Penyakit Tidak
Menular (Stroke dan Jantung Koroner). Pada kesempatan ini dapat
digambarkan bahwa jumlah masyarakat yang melakukan pengukuran
tekanan darah dalam upaya pencegahan penyakit, dapat dilihat pada
grafik berikut :
Grafik 4.1Distribusi Frekuensi Penduduk > 18 Tahun melakukan
Pengukuran Tekanan Darah menurut PuskesmasDi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
57,4
19,020,3126,07
Talunan Kab.Solok
Selatan
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 36
Dari grafik 4.1 diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk
berusia > 18 tahun yang melakukan pemeriksaan tekanan darah
sebanyak 11.094 (19%) jiwa diantara yang melakukan pemeriksaan
tekanan darah terdapat yang hipertensi sebanyak 2.892 (26,07%) jiwa.
2. Pemeriksaan ObesitasObesitas merupakan faktor resiko dalam dalam pencetus suatu
penyakit, terutama pada penyakit tidak menular, sehingga dapat
berpotensi menimbulkan Penyakit Jantung Koroner dan Stroke. Dapat
dilihat bahwa masayarakat yang berumur > 15 Tahun yang melakukan
pemeriksaan Obesitas pada Grafik berikut :
Grafik 4.2Distribusi Frekuensi Penduduk > 15 Tahun melakukan
Pemeriksaan Obesitas menurut PuskesmasDi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 4.2 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk berusia > 15
tahun yang melakukan pemeriksaan obesitas sebanyak 751 dan
didapatkan penduduk yang obesitas sebesar 13,98%.
3. Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker PayudaraKanker Leher Rahim dan Kanker Payudara merupakan penyakit
yang dapat dikatakan sangat berbahaya pada kaum wanita, dapat
dilihat bahwa tidak semua Puskesmas di Kabupaten Solok Selatan
yang melakukan Deteksi Dini dapat dilihat pada grafik berikut :
35 2470
14,29 16,67 15,71
PakanRabaa
MuaraLabuh
PakanSelasa
Melakukan Pemeriksaan
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 36
Dari grafik 4.1 diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk
berusia > 18 tahun yang melakukan pemeriksaan tekanan darah
sebanyak 11.094 (19%) jiwa diantara yang melakukan pemeriksaan
tekanan darah terdapat yang hipertensi sebanyak 2.892 (26,07%) jiwa.
2. Pemeriksaan ObesitasObesitas merupakan faktor resiko dalam dalam pencetus suatu
penyakit, terutama pada penyakit tidak menular, sehingga dapat
berpotensi menimbulkan Penyakit Jantung Koroner dan Stroke. Dapat
dilihat bahwa masayarakat yang berumur > 15 Tahun yang melakukan
pemeriksaan Obesitas pada Grafik berikut :
Grafik 4.2Distribusi Frekuensi Penduduk > 15 Tahun melakukan
Pemeriksaan Obesitas menurut PuskesmasDi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 4.2 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk berusia > 15
tahun yang melakukan pemeriksaan obesitas sebanyak 751 dan
didapatkan penduduk yang obesitas sebesar 13,98%.
3. Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker PayudaraKanker Leher Rahim dan Kanker Payudara merupakan penyakit
yang dapat dikatakan sangat berbahaya pada kaum wanita, dapat
dilihat bahwa tidak semua Puskesmas di Kabupaten Solok Selatan
yang melakukan Deteksi Dini dapat dilihat pada grafik berikut :
70
308
48129
52 8515,71 12,66 16,67 10,85 17,31 17,65
PakanSelasa
LubukGadang
BidarAlam
Abai Mercu Talunan
Melakukan Pemeriksaan % Obesitas
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 36
Dari grafik 4.1 diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk
berusia > 18 tahun yang melakukan pemeriksaan tekanan darah
sebanyak 11.094 (19%) jiwa diantara yang melakukan pemeriksaan
tekanan darah terdapat yang hipertensi sebanyak 2.892 (26,07%) jiwa.
2. Pemeriksaan ObesitasObesitas merupakan faktor resiko dalam dalam pencetus suatu
penyakit, terutama pada penyakit tidak menular, sehingga dapat
berpotensi menimbulkan Penyakit Jantung Koroner dan Stroke. Dapat
dilihat bahwa masayarakat yang berumur > 15 Tahun yang melakukan
pemeriksaan Obesitas pada Grafik berikut :
Grafik 4.2Distribusi Frekuensi Penduduk > 15 Tahun melakukan
Pemeriksaan Obesitas menurut PuskesmasDi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 4.2 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk berusia > 15
tahun yang melakukan pemeriksaan obesitas sebanyak 751 dan
didapatkan penduduk yang obesitas sebesar 13,98%.
3. Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker PayudaraKanker Leher Rahim dan Kanker Payudara merupakan penyakit
yang dapat dikatakan sangat berbahaya pada kaum wanita, dapat
dilihat bahwa tidak semua Puskesmas di Kabupaten Solok Selatan
yang melakukan Deteksi Dini dapat dilihat pada grafik berikut :
85
751
17,65 13,98
Talunan Kab.SolokSelatan
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 37
Grafik 4.3Distribusi Frekuensi Penduduk Perempuan 30-50 Tahun yang
melakukan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudaramenurut Puskesmas di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 4.3 diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk
berusia 30-50 Tahun yang melakukan Deteksi Dini Kanker Lahir (IVA)
sebanyak 45 orang dan didapatkan 1 kasus IVA Positif, sedangkan
tumor/benjolan tidak ada.
4. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 dan K4Upaya kesehatan ibu hamil diwujudkan dalam pemberian
pelayanan antenatal sekurang-kurangnya 4 kali selama kehamilan,
dengan distribusi waktu minimal 1 kali pada trisemester pertama, 1
kali pada trisemester kedua dan 2 kali pada trisemester ketiga.
Hasil pencapaian upaya kesehatan ibu hamil dapat dinilai
dengan menggunakan indikator Cakupan K1 dan K4. Cakupan K1
adalah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal pertama
kali, dibandingkan dengan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah
kerja pada kurun waktu satu tahun. Sedangkan cakupan K4 adalah
jumlah ibu hamil yang telah memperoleh palayanan antenatal sesuai
dengan standar paling sedikit 4 kali sesuai jadwal yang dianjurkan,
dibandingkan dengan sasaran ibu hamil disatu wilayah kerja pada
kurun waktu satu tahun. Indikator tersebut memperlihatkan akses
pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan tingkat kepatuhan ibu
hamil dalam memeriksakan kehamilannya ketenaga kesehatan.Grafik
0 09
0 0 00 0
PakanRabaa
MuaraLabuh
PakanSelasa
Pemeriksaan Leher Rahim dan Payudara
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 37
Grafik 4.3Distribusi Frekuensi Penduduk Perempuan 30-50 Tahun yang
melakukan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudaramenurut Puskesmas di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 4.3 diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk
berusia 30-50 Tahun yang melakukan Deteksi Dini Kanker Lahir (IVA)
sebanyak 45 orang dan didapatkan 1 kasus IVA Positif, sedangkan
tumor/benjolan tidak ada.
4. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 dan K4Upaya kesehatan ibu hamil diwujudkan dalam pemberian
pelayanan antenatal sekurang-kurangnya 4 kali selama kehamilan,
dengan distribusi waktu minimal 1 kali pada trisemester pertama, 1
kali pada trisemester kedua dan 2 kali pada trisemester ketiga.
Hasil pencapaian upaya kesehatan ibu hamil dapat dinilai
dengan menggunakan indikator Cakupan K1 dan K4. Cakupan K1
adalah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal pertama
kali, dibandingkan dengan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah
kerja pada kurun waktu satu tahun. Sedangkan cakupan K4 adalah
jumlah ibu hamil yang telah memperoleh palayanan antenatal sesuai
dengan standar paling sedikit 4 kali sesuai jadwal yang dianjurkan,
dibandingkan dengan sasaran ibu hamil disatu wilayah kerja pada
kurun waktu satu tahun. Indikator tersebut memperlihatkan akses
pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan tingkat kepatuhan ibu
hamil dalam memeriksakan kehamilannya ketenaga kesehatan.Grafik
28
08
0 00 1 0 0 00 0 0 0 0
PakanSelasa
LubukGadang
BidarAlam
Abai Mercu Talunan
Pemeriksaan Leher Rahim dan Payudara IVA Positif Tumor/Benjolan
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 37
Grafik 4.3Distribusi Frekuensi Penduduk Perempuan 30-50 Tahun yang
melakukan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudaramenurut Puskesmas di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 4.3 diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk
berusia 30-50 Tahun yang melakukan Deteksi Dini Kanker Lahir (IVA)
sebanyak 45 orang dan didapatkan 1 kasus IVA Positif, sedangkan
tumor/benjolan tidak ada.
4. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 dan K4Upaya kesehatan ibu hamil diwujudkan dalam pemberian
pelayanan antenatal sekurang-kurangnya 4 kali selama kehamilan,
dengan distribusi waktu minimal 1 kali pada trisemester pertama, 1
kali pada trisemester kedua dan 2 kali pada trisemester ketiga.
Hasil pencapaian upaya kesehatan ibu hamil dapat dinilai
dengan menggunakan indikator Cakupan K1 dan K4. Cakupan K1
adalah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal pertama
kali, dibandingkan dengan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah
kerja pada kurun waktu satu tahun. Sedangkan cakupan K4 adalah
jumlah ibu hamil yang telah memperoleh palayanan antenatal sesuai
dengan standar paling sedikit 4 kali sesuai jadwal yang dianjurkan,
dibandingkan dengan sasaran ibu hamil disatu wilayah kerja pada
kurun waktu satu tahun. Indikator tersebut memperlihatkan akses
pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan tingkat kepatuhan ibu
hamil dalam memeriksakan kehamilannya ketenaga kesehatan.Grafik
0
45
0 10 0
Talunan Kab.Solok
Selatan
Tumor/Benjolan
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 38
berikut memperlihatkan jumlah kunjungan K1 dan K4 ibu hamil pada
tahun 2014 di Kabupaten Solok Selatan.
Grafik 4.4Distribusi Frekuensi Persentase Kunjungan Ibu Hamil K1
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Grafik 4.5Distribusi Frekuensi Persentase Kunjungan Ibu Hamil K4
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Dari grafik 4.4 dan 4.5 dapat dilihat bahwa cakupan Kunjungan K1
dari Tahun 2011-2015 terjadi kenaikan dan penurunan dan untuk
cakupan K4 terjadi peningkatan setiap tahunnya.
5. Pertolongan oleh Tenaga KesehatanUpaya kesehatan ibu bersalin diwujudkan dalam upaya
mendorong agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
terlatih dan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan. Pencapaian
upaya kesehatan ibu bersalin diukur melalui indikator persentase
persalinan ditolong tenaga kesehatan terlatih.
96%
86%
2011 2012
85%65,9%
2011 2012
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 38
berikut memperlihatkan jumlah kunjungan K1 dan K4 ibu hamil pada
tahun 2014 di Kabupaten Solok Selatan.
Grafik 4.4Distribusi Frekuensi Persentase Kunjungan Ibu Hamil K1
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Grafik 4.5Distribusi Frekuensi Persentase Kunjungan Ibu Hamil K4
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Dari grafik 4.4 dan 4.5 dapat dilihat bahwa cakupan Kunjungan K1
dari Tahun 2011-2015 terjadi kenaikan dan penurunan dan untuk
cakupan K4 terjadi peningkatan setiap tahunnya.
5. Pertolongan oleh Tenaga KesehatanUpaya kesehatan ibu bersalin diwujudkan dalam upaya
mendorong agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
terlatih dan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan. Pencapaian
upaya kesehatan ibu bersalin diukur melalui indikator persentase
persalinan ditolong tenaga kesehatan terlatih.
97% 98% 99%94,5%
97,4%101%
2012 2013 2014
Target Capaian
87% 89% 92%
67,9%79,3% 82,2%
2012 2013 2014
Target Capaian
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 38
berikut memperlihatkan jumlah kunjungan K1 dan K4 ibu hamil pada
tahun 2014 di Kabupaten Solok Selatan.
Grafik 4.4Distribusi Frekuensi Persentase Kunjungan Ibu Hamil K1
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Grafik 4.5Distribusi Frekuensi Persentase Kunjungan Ibu Hamil K4
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Dari grafik 4.4 dan 4.5 dapat dilihat bahwa cakupan Kunjungan K1
dari Tahun 2011-2015 terjadi kenaikan dan penurunan dan untuk
cakupan K4 terjadi peningkatan setiap tahunnya.
5. Pertolongan oleh Tenaga KesehatanUpaya kesehatan ibu bersalin diwujudkan dalam upaya
mendorong agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
terlatih dan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan. Pencapaian
upaya kesehatan ibu bersalin diukur melalui indikator persentase
persalinan ditolong tenaga kesehatan terlatih.
100%101%
92,6%
2015
95%82,2% 84,6%
2015
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 39
Grafik 4.6Distribusi Frekuensi Persentase Ibu Bersalin yang Ditolong Nakes
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Dari grafik 4.6 dapat dilihat bahwa Ibu bersalin yang ditangani oleh
tenaga kesehatan dari Tahun 2011-2015 terjadi kecenderungan
meningkat di Tahun 2011 sebesar 62,3% dan Tahun 2015 sebesar 77,3%.
Adapun jumlah Kelahiran yang ditolong oleh oleh Nakes sebanyak 3.028
kelahiran dan ditolong oleh dukun sebanyak 71 kelahiran.
6. Pelayanan NifasNifas adalah periode mulai dari 6 jam sampai dengan 42 hari
pasca persalinan. Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan
kesehatan pada ibu nifas sesuai standar, yang dilakukan sekurang-
kurangnya 3 (tiga) kali sesuai jadwal yang dianjurkan, yaitu pada 6
jam sampai dengan 3 hari pasca persalinan, pada hari ke 4 sampai
dengan hari ke 28 pasca persalinan, dan pada hari ke 29 sampai
dengan hari ke 42 pasca persalinan.
Jenis pelayanan kesehatan ibu nifas yang diberikan meliputi :
- Pemeriksaan tanda fital (tekanan darah, nadi, nafas dan
suhu)
- Pemeriksaan tinggi puncak rahim (fundus uteri)
- Pemeriksaan lokhia dan cairan per vaginam lani
- Pemeriksaan payudara dan pemberian anjuran ASI Eksklusif
86%
62,3%
2011 2012
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 39
Grafik 4.6Distribusi Frekuensi Persentase Ibu Bersalin yang Ditolong Nakes
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Dari grafik 4.6 dapat dilihat bahwa Ibu bersalin yang ditangani oleh
tenaga kesehatan dari Tahun 2011-2015 terjadi kecenderungan
meningkat di Tahun 2011 sebesar 62,3% dan Tahun 2015 sebesar 77,3%.
Adapun jumlah Kelahiran yang ditolong oleh oleh Nakes sebanyak 3.028
kelahiran dan ditolong oleh dukun sebanyak 71 kelahiran.
6. Pelayanan NifasNifas adalah periode mulai dari 6 jam sampai dengan 42 hari
pasca persalinan. Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan
kesehatan pada ibu nifas sesuai standar, yang dilakukan sekurang-
kurangnya 3 (tiga) kali sesuai jadwal yang dianjurkan, yaitu pada 6
jam sampai dengan 3 hari pasca persalinan, pada hari ke 4 sampai
dengan hari ke 28 pasca persalinan, dan pada hari ke 29 sampai
dengan hari ke 42 pasca persalinan.
Jenis pelayanan kesehatan ibu nifas yang diberikan meliputi :
- Pemeriksaan tanda fital (tekanan darah, nadi, nafas dan
suhu)
- Pemeriksaan tinggi puncak rahim (fundus uteri)
- Pemeriksaan lokhia dan cairan per vaginam lani
- Pemeriksaan payudara dan pemberian anjuran ASI Eksklusif
88% 89% 90%
66,5%75,4%
84,1%
2012 2013 2014
Target Capaian
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 39
Grafik 4.6Distribusi Frekuensi Persentase Ibu Bersalin yang Ditolong Nakes
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Dari grafik 4.6 dapat dilihat bahwa Ibu bersalin yang ditangani oleh
tenaga kesehatan dari Tahun 2011-2015 terjadi kecenderungan
meningkat di Tahun 2011 sebesar 62,3% dan Tahun 2015 sebesar 77,3%.
Adapun jumlah Kelahiran yang ditolong oleh oleh Nakes sebanyak 3.028
kelahiran dan ditolong oleh dukun sebanyak 71 kelahiran.
6. Pelayanan NifasNifas adalah periode mulai dari 6 jam sampai dengan 42 hari
pasca persalinan. Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan
kesehatan pada ibu nifas sesuai standar, yang dilakukan sekurang-
kurangnya 3 (tiga) kali sesuai jadwal yang dianjurkan, yaitu pada 6
jam sampai dengan 3 hari pasca persalinan, pada hari ke 4 sampai
dengan hari ke 28 pasca persalinan, dan pada hari ke 29 sampai
dengan hari ke 42 pasca persalinan.
Jenis pelayanan kesehatan ibu nifas yang diberikan meliputi :
- Pemeriksaan tanda fital (tekanan darah, nadi, nafas dan
suhu)
- Pemeriksaan tinggi puncak rahim (fundus uteri)
- Pemeriksaan lokhia dan cairan per vaginam lani
- Pemeriksaan payudara dan pemberian anjuran ASI Eksklusif
90%84,1% 77,3%
2015
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 40
- Pemberian komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
kesehatan ibu nifas dan bayi baru lahir, termasuk keluarga
berencana
- Pelayanan keluarga berencana pasca persalinan
Pencapaian upaya kesehatan ibu nifas diukur memalui
indikator cakupan pelayanan kesehatan ibu nifas. Berdasarkan hasil
laporan dari seksi Kesehatan Ibu dan Anak pada Dinas Kesehatan
Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015 dapat dilihat sebagai berikut :
Grafik 4.7Distribusi Frekuensi Persentase Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 4.7 diatas dapat dilihat bahwa pencapaian pelayanan
Ibu Nifas di Kabupaten Solok Selatan pada dari Tahun 2011-2015 terjadi
peningkatan yang mana di Tahun 2011 sebesar 63,1% dan Tahun 2015
sebesar 78%.
Grafik 4.8Persentase Cakupan Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas
di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
86%
63,1%
2011 2012
86,8
52,464,1
PakanRabaa
MuaraLabuh
PakanSelasa
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 40
- Pemberian komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
kesehatan ibu nifas dan bayi baru lahir, termasuk keluarga
berencana
- Pelayanan keluarga berencana pasca persalinan
Pencapaian upaya kesehatan ibu nifas diukur memalui
indikator cakupan pelayanan kesehatan ibu nifas. Berdasarkan hasil
laporan dari seksi Kesehatan Ibu dan Anak pada Dinas Kesehatan
Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015 dapat dilihat sebagai berikut :
Grafik 4.7Distribusi Frekuensi Persentase Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 4.7 diatas dapat dilihat bahwa pencapaian pelayanan
Ibu Nifas di Kabupaten Solok Selatan pada dari Tahun 2011-2015 terjadi
peningkatan yang mana di Tahun 2011 sebesar 63,1% dan Tahun 2015
sebesar 78%.
Grafik 4.8Persentase Cakupan Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas
di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
88% 89% 90%
52,7%72,8% 79,8%
2012 2013 2014
Target Capaian
64,1 66,280,4
68,7 58,9 52,3
PakanSelasa
LubukGadang
BidarAlam
Abai Mercu Talunan
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 40
- Pemberian komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
kesehatan ibu nifas dan bayi baru lahir, termasuk keluarga
berencana
- Pelayanan keluarga berencana pasca persalinan
Pencapaian upaya kesehatan ibu nifas diukur memalui
indikator cakupan pelayanan kesehatan ibu nifas. Berdasarkan hasil
laporan dari seksi Kesehatan Ibu dan Anak pada Dinas Kesehatan
Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015 dapat dilihat sebagai berikut :
Grafik 4.7Distribusi Frekuensi Persentase Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 4.7 diatas dapat dilihat bahwa pencapaian pelayanan
Ibu Nifas di Kabupaten Solok Selatan pada dari Tahun 2011-2015 terjadi
peningkatan yang mana di Tahun 2011 sebesar 63,1% dan Tahun 2015
sebesar 78%.
Grafik 4.8Persentase Cakupan Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas
di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
91%79,8% 78%
2015
52,366,7
Talunan Kab.SolokSelatan
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 41
Dari grafik 4.8 dapa dilihat bahwa pencapaian pemberian Vitamin A
pada Ibu Nifas sebesar 66,7%.
7. Cakupan Imunisasi TT pada Ibu Hamil dan WUSGrafik 4.9
Distribusi Frekuensi Persentase Imunisasi TT2+ pada BumilDi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 4.9 dapat dilihat bahwa pencapaian pemberian
Imunisasi TT2+ pada Ibu Hamil sebesar 86,13%.
Grafik 4.10Distribusi Frekuensi Persentase Imunisasi TT2+ pada WUS
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 4.10 dapat dilihat bahwa di Tahun 2015 pencapaian
pemberian Imunisasi TT2+ pada Wanita Usia Subur (WUS) 15-39 Tahun
sebesar 0,04%.
8. Ibu Hamil yang mendapatkan Tablet FeAnemia gizi adalah rendahnya kadar haemoglobin (Hb) dalam
darah yang disebabkan karena kekurangan zat gizi yang diperlukan
untuk pembentukan Hb tersebut. Umumnya anemia disebabkan
karena kekurangan zat besi (Fe) hingga disebut anemia kekurangan
zat besi.
96,85 96,79 95,09
PakanRabaa
MuaraLabuh
PakanSelasa
0 0 0,03
PakanRabaa
MuaraLabuh
PakanSelasa
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 41
Dari grafik 4.8 dapa dilihat bahwa pencapaian pemberian Vitamin A
pada Ibu Nifas sebesar 66,7%.
7. Cakupan Imunisasi TT pada Ibu Hamil dan WUSGrafik 4.9
Distribusi Frekuensi Persentase Imunisasi TT2+ pada BumilDi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 4.9 dapat dilihat bahwa pencapaian pemberian
Imunisasi TT2+ pada Ibu Hamil sebesar 86,13%.
Grafik 4.10Distribusi Frekuensi Persentase Imunisasi TT2+ pada WUS
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 4.10 dapat dilihat bahwa di Tahun 2015 pencapaian
pemberian Imunisasi TT2+ pada Wanita Usia Subur (WUS) 15-39 Tahun
sebesar 0,04%.
8. Ibu Hamil yang mendapatkan Tablet FeAnemia gizi adalah rendahnya kadar haemoglobin (Hb) dalam
darah yang disebabkan karena kekurangan zat gizi yang diperlukan
untuk pembentukan Hb tersebut. Umumnya anemia disebabkan
karena kekurangan zat besi (Fe) hingga disebut anemia kekurangan
zat besi.
95,09
66,12
94,8675,31
99,21 93,99
PakanSelasa
LubukGadang
Bidar Alan Abai Mercu Talunan
0,03 0
0,33
00,09
PakanSelasa
LubukGadang
BidarAlam
Abai Mercu Talunan
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 41
Dari grafik 4.8 dapa dilihat bahwa pencapaian pemberian Vitamin A
pada Ibu Nifas sebesar 66,7%.
7. Cakupan Imunisasi TT pada Ibu Hamil dan WUSGrafik 4.9
Distribusi Frekuensi Persentase Imunisasi TT2+ pada BumilDi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 4.9 dapat dilihat bahwa pencapaian pemberian
Imunisasi TT2+ pada Ibu Hamil sebesar 86,13%.
Grafik 4.10Distribusi Frekuensi Persentase Imunisasi TT2+ pada WUS
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 4.10 dapat dilihat bahwa di Tahun 2015 pencapaian
pemberian Imunisasi TT2+ pada Wanita Usia Subur (WUS) 15-39 Tahun
sebesar 0,04%.
8. Ibu Hamil yang mendapatkan Tablet FeAnemia gizi adalah rendahnya kadar haemoglobin (Hb) dalam
darah yang disebabkan karena kekurangan zat gizi yang diperlukan
untuk pembentukan Hb tersebut. Umumnya anemia disebabkan
karena kekurangan zat besi (Fe) hingga disebut anemia kekurangan
zat besi.
93,99 86,13
Talunan Kab. SolokSelatan
00,04
Talunan Kab. SolokSelatan
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 42
Cakupan pemberian tablet Fe terkait erat dengan pelayanan
antenatal care (ANC). Analisis cakupan K4 dengan pemberian tablet
Fe3 menunjukkan bahwa tingginya capaian K4 pada ibu hamil salah
satunya didukung dengan tingginya cakupan pemberian tablet Fe3
pada ibu hamil. Cakupan pemberian tablet Fe di Kabupaten Solok
Selatan pada tahun 2015, sebagaimana dapat dilihat pada gambar
berikut :
Grafik 4.11Distribusi Frekuensi Persentase Bumil yang Mendapatkan Tablet FE 3
di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Dari grafik 4.11 diatas dapat dilihat bahwa cakupan pemberian
Tablet FE 3 pada Ibu hamil kecenderungan meningkat, semulanya di
Tahun 2011 sebesar 81,9% dan di Tahun 2015 sebesar 86,5%.
9. Komplikasi Kebidanan yang ditanganiKomplikasi maternal adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas dan atau janin dalam kandungan, baik langsung
maupun tidak langsung, termasuk penyakit menular dan tidak
menular yang dapat mengancam jiwa ibu dan atau janin, yang tidak
disebabkan oleh trauma/kecelakaan. Pencegahan dan penanganan
komplikasi maternal adalah pleyanan kepada ibu dengan komplikasi
maternal untuk mendapatkan perlindungan/ pencegahan dan
penanganan definitive sesuai standar oleh tenaga kesehatan kompeten
pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan.
Upaya pencegahan dan penanganan komplikasi meternal diukur
melalui indikator cakupan penanganan komplikasi maternal.
74% 78% 81% 85% 89%
81,9% 76,4% 66,1%87,7% 86,5%
2011 2012 2013 2014 2015
Target Capaian
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 43
Grafik 4.12Distribusi Frekuensi Penanganan Komplikasi pada Bumil
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Dari grafik 4.12 dapat dilihat pada Tahun 2015 ditemukan Ibu
Hamil yang komplikasi sebanyak 200 bumil atau 24,4% dari perkiraan
jumlah Bumil Komplikasi. Secara Proporsional Ibu hamil yang komplikasi
di Kabupaten Solok Selatan cenderung menurun ditemukannya di Tahun
2011 sebesar 28,7% dan di Tahun 2015 sebesar 24,4%. Keseluruhan Ibu
Hamil yang beresiko tinggi ditangani sebesar 100%. Mengingat bahwa
setiap ibu hamil/ bersalin/ nifas berisiko mengalami komplikasi, maka
mereka perlu mempunyai akses terhadap pelayanan kegawat daruratan
maternal/ obstetric.
Terdapat tiga jenis area intervensi yang dilakukan untuk
menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu dan neonatal melalui : 1)
peningkatan pelayanan antenatal yang mempu mendeteksi dan
menangani kasus risiko tinggi secara memadai, 2) pertolongan persalinan
yang bersih dan aman oleh tenaga kesehatan terampil, 3) pelayanan
emergensi obstetric dan neonatal dasar (poned) dan komprhensif (ponek)
yang dapat dijangkau.
Selain itu dilakukan pula upaya kegiatan Audit Maternal Perinatal
(AMP) serta pelatihan PONED bagi tenaga kesehatan di setiap Puskesmas,
yang merupakan upaya dalam penilaian pelaksanaan serta peningkatan
mutu pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir melalui pembahasan
kasus kematian ibu atau bayi baru lahir sejak di level masyarakat sampai
di level fasilitas pelayanan kesehatan.
686 694
197 15628,7
2011 2012
Perkiraaan
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 43
Grafik 4.12Distribusi Frekuensi Penanganan Komplikasi pada Bumil
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Dari grafik 4.12 dapat dilihat pada Tahun 2015 ditemukan Ibu
Hamil yang komplikasi sebanyak 200 bumil atau 24,4% dari perkiraan
jumlah Bumil Komplikasi. Secara Proporsional Ibu hamil yang komplikasi
di Kabupaten Solok Selatan cenderung menurun ditemukannya di Tahun
2011 sebesar 28,7% dan di Tahun 2015 sebesar 24,4%. Keseluruhan Ibu
Hamil yang beresiko tinggi ditangani sebesar 100%. Mengingat bahwa
setiap ibu hamil/ bersalin/ nifas berisiko mengalami komplikasi, maka
mereka perlu mempunyai akses terhadap pelayanan kegawat daruratan
maternal/ obstetric.
Terdapat tiga jenis area intervensi yang dilakukan untuk
menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu dan neonatal melalui : 1)
peningkatan pelayanan antenatal yang mempu mendeteksi dan
menangani kasus risiko tinggi secara memadai, 2) pertolongan persalinan
yang bersih dan aman oleh tenaga kesehatan terampil, 3) pelayanan
emergensi obstetric dan neonatal dasar (poned) dan komprhensif (ponek)
yang dapat dijangkau.
Selain itu dilakukan pula upaya kegiatan Audit Maternal Perinatal
(AMP) serta pelatihan PONED bagi tenaga kesehatan di setiap Puskesmas,
yang merupakan upaya dalam penilaian pelaksanaan serta peningkatan
mutu pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir melalui pembahasan
kasus kematian ibu atau bayi baru lahir sejak di level masyarakat sampai
di level fasilitas pelayanan kesehatan.
694 687 675
15641
13822,5 6,0 20,4
2012 2013 2014
yang didapat dan ditangani Persentase didapat
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 43
Grafik 4.12Distribusi Frekuensi Penanganan Komplikasi pada Bumil
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Dari grafik 4.12 dapat dilihat pada Tahun 2015 ditemukan Ibu
Hamil yang komplikasi sebanyak 200 bumil atau 24,4% dari perkiraan
jumlah Bumil Komplikasi. Secara Proporsional Ibu hamil yang komplikasi
di Kabupaten Solok Selatan cenderung menurun ditemukannya di Tahun
2011 sebesar 28,7% dan di Tahun 2015 sebesar 24,4%. Keseluruhan Ibu
Hamil yang beresiko tinggi ditangani sebesar 100%. Mengingat bahwa
setiap ibu hamil/ bersalin/ nifas berisiko mengalami komplikasi, maka
mereka perlu mempunyai akses terhadap pelayanan kegawat daruratan
maternal/ obstetric.
Terdapat tiga jenis area intervensi yang dilakukan untuk
menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu dan neonatal melalui : 1)
peningkatan pelayanan antenatal yang mempu mendeteksi dan
menangani kasus risiko tinggi secara memadai, 2) pertolongan persalinan
yang bersih dan aman oleh tenaga kesehatan terampil, 3) pelayanan
emergensi obstetric dan neonatal dasar (poned) dan komprhensif (ponek)
yang dapat dijangkau.
Selain itu dilakukan pula upaya kegiatan Audit Maternal Perinatal
(AMP) serta pelatihan PONED bagi tenaga kesehatan di setiap Puskesmas,
yang merupakan upaya dalam penilaian pelaksanaan serta peningkatan
mutu pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir melalui pembahasan
kasus kematian ibu atau bayi baru lahir sejak di level masyarakat sampai
di level fasilitas pelayanan kesehatan.
821
20024,4
2015
Persentase didapat
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 44
10. Neonatus dengan Komplikasi yang ditanganiNeonatal komplikasi adalah neonates dengan penyakit dan atau
kelainan yang dapat menyebabkan kecacatan dan atau kematian,
seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum,
infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR, sindroma gangguan pernafasan,
dan kelainan kengenital maupun yang termasuk klasifikasi kuning
pada pemeriksaan dengan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM).
Adapun penanganan neonatus komplikasi adalah neonates sakit
dan atau neonates dengan kelainan yang mendapat pelayanan sesuai
standar oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan atau perawat) baik di
rumah, sarana pelayanan kesehatan dasar maupun sarana pelayanan
kesehatan rujukan. Pelayanan sesuai standar antara lain sesuai
dengan standar MTBM, manajemen asfeksia bayi baru lahir,
manajemen bayi lahir berat rendah, pedoman pelayanan neonatal
esensial di tingkat pelayanan kesehatan dasar, PONED, PONEK atau
standar operasional pelayanan lainnya.
Grafik 4.13Distribusi Frekuensi Penanganan Komplikasi pada Neonatal
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Dari grafik 4.13 dapat dilihat bahwa jumlah Neonatal komplikasi
yang ditemukan dan ditangani di Tahun 2015 sebanyak 60 Neonatal atau
12,9% dari perkiraan jumlah Neonatal Komplikasi.
350 362
44 3112,6
2011 2012
Perkiraaan Neonatal Koplikasi
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 44
10. Neonatus dengan Komplikasi yang ditanganiNeonatal komplikasi adalah neonates dengan penyakit dan atau
kelainan yang dapat menyebabkan kecacatan dan atau kematian,
seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum,
infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR, sindroma gangguan pernafasan,
dan kelainan kengenital maupun yang termasuk klasifikasi kuning
pada pemeriksaan dengan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM).
Adapun penanganan neonatus komplikasi adalah neonates sakit
dan atau neonates dengan kelainan yang mendapat pelayanan sesuai
standar oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan atau perawat) baik di
rumah, sarana pelayanan kesehatan dasar maupun sarana pelayanan
kesehatan rujukan. Pelayanan sesuai standar antara lain sesuai
dengan standar MTBM, manajemen asfeksia bayi baru lahir,
manajemen bayi lahir berat rendah, pedoman pelayanan neonatal
esensial di tingkat pelayanan kesehatan dasar, PONED, PONEK atau
standar operasional pelayanan lainnya.
Grafik 4.13Distribusi Frekuensi Penanganan Komplikasi pada Neonatal
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Dari grafik 4.13 dapat dilihat bahwa jumlah Neonatal komplikasi
yang ditemukan dan ditangani di Tahun 2015 sebanyak 60 Neonatal atau
12,9% dari perkiraan jumlah Neonatal Komplikasi.
362416 399
31 23 528,6 5,5 13,0
2012 2013 2014
Perkiraaan Neonatal Koplikasi yang di dapat dan ditangani % yang didapat
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 44
10. Neonatus dengan Komplikasi yang ditanganiNeonatal komplikasi adalah neonates dengan penyakit dan atau
kelainan yang dapat menyebabkan kecacatan dan atau kematian,
seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum,
infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR, sindroma gangguan pernafasan,
dan kelainan kengenital maupun yang termasuk klasifikasi kuning
pada pemeriksaan dengan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM).
Adapun penanganan neonatus komplikasi adalah neonates sakit
dan atau neonates dengan kelainan yang mendapat pelayanan sesuai
standar oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan atau perawat) baik di
rumah, sarana pelayanan kesehatan dasar maupun sarana pelayanan
kesehatan rujukan. Pelayanan sesuai standar antara lain sesuai
dengan standar MTBM, manajemen asfeksia bayi baru lahir,
manajemen bayi lahir berat rendah, pedoman pelayanan neonatal
esensial di tingkat pelayanan kesehatan dasar, PONED, PONEK atau
standar operasional pelayanan lainnya.
Grafik 4.13Distribusi Frekuensi Penanganan Komplikasi pada Neonatal
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Dari grafik 4.13 dapat dilihat bahwa jumlah Neonatal komplikasi
yang ditemukan dan ditangani di Tahun 2015 sebanyak 60 Neonatal atau
12,9% dari perkiraan jumlah Neonatal Komplikasi.
465
6012,9
2015
% yang didapat
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 45
11. Peserta KBTingkat pencapaian pelayanan Keluarga Berencana dapat dilihat
dari cakupan Pasangan Uisa Subur (PUS) yang sedang menggunakan
alat/metode kontrasepsi (KB Aktif), cakupan pesera KB yang baru
menggunakan alat/metode kontrasepsi, tempat pelayanan KB, dan
jenis kontrasepsi yang digunakan akseptor, dapat dilihat pada grafik
berikut ini :
Grafik 4.14Distribusi Frekuensi Persentase Peserta KB BaruDi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Grafik 4.15Distribusi Frekuensi Peserta KB Aktif menurut Puskesmas
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
26698
812011 2012
3.309 5.692 3.227
PakanRabaa
MuaraLabuh
PakanSelasa
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 45
11. Peserta KBTingkat pencapaian pelayanan Keluarga Berencana dapat dilihat
dari cakupan Pasangan Uisa Subur (PUS) yang sedang menggunakan
alat/metode kontrasepsi (KB Aktif), cakupan pesera KB yang baru
menggunakan alat/metode kontrasepsi, tempat pelayanan KB, dan
jenis kontrasepsi yang digunakan akseptor, dapat dilihat pada grafik
berikut ini :
Grafik 4.14Distribusi Frekuensi Persentase Peserta KB BaruDi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Grafik 4.15Distribusi Frekuensi Peserta KB Aktif menurut Puskesmas
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
20268
3197 440780 11,4 16
2012 2013 2014
Peserta Baru % Peserta Baru
3.2278.168
1.892 3.044 2.585 984
PakanSelasa
LubukGadang
BidarAlam
Abai Mercu Talunan
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 45
11. Peserta KBTingkat pencapaian pelayanan Keluarga Berencana dapat dilihat
dari cakupan Pasangan Uisa Subur (PUS) yang sedang menggunakan
alat/metode kontrasepsi (KB Aktif), cakupan pesera KB yang baru
menggunakan alat/metode kontrasepsi, tempat pelayanan KB, dan
jenis kontrasepsi yang digunakan akseptor, dapat dilihat pada grafik
berikut ini :
Grafik 4.14Distribusi Frekuensi Persentase Peserta KB BaruDi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Grafik 4.15Distribusi Frekuensi Peserta KB Aktif menurut Puskesmas
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
366913,2
2015
984
28.901
Talunan Kab.Solok
Selatan
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 46
Grafik 4.16Distribusi Frekuensi Peserta KB Aktif
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Dapat dilihat pada grafik 4.16 jumlah peserta KB aktif cenderung
meningkat dengan dilihatnya pada Tahun 2011 sebesar 13,2% dan Tahun
2015 sebesar 104,3%.
12. Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR)Bayi yang baru lahir seharusnya ditimbang, hal ini untuk dapat
melihat salah satu status kesehatan pada bayi yang baru lahir.
Diharapkan bayi yang baru lahir dengan berat lebih dari 2500 gram.
Hal ini sangat berpengaruh terhadapat ibu hamil selama
kehamilannya menjaga janin, tentunya dari segi kesehatan.
Grafik 4.17Distribusi Frekuensi Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
menurut Puskesmas se-Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 4.17 dapat dilihat bahwa di Tahun 2015 persentase
Berat Bayi Lahir Rendah sebesar 0,7% dari jumlah bayi lahir hidup.
Penurunan BBLR di Kabupaten Solok Selatan sudah mulai ditekan
13,2
2011 2012
7,7
2011 2012
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 46
Grafik 4.16Distribusi Frekuensi Peserta KB Aktif
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Dapat dilihat pada grafik 4.16 jumlah peserta KB aktif cenderung
meningkat dengan dilihatnya pada Tahun 2011 sebesar 13,2% dan Tahun
2015 sebesar 104,3%.
12. Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR)Bayi yang baru lahir seharusnya ditimbang, hal ini untuk dapat
melihat salah satu status kesehatan pada bayi yang baru lahir.
Diharapkan bayi yang baru lahir dengan berat lebih dari 2500 gram.
Hal ini sangat berpengaruh terhadapat ibu hamil selama
kehamilannya menjaga janin, tentunya dari segi kesehatan.
Grafik 4.17Distribusi Frekuensi Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
menurut Puskesmas se-Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 4.17 dapat dilihat bahwa di Tahun 2015 persentase
Berat Bayi Lahir Rendah sebesar 0,7% dari jumlah bayi lahir hidup.
Penurunan BBLR di Kabupaten Solok Selatan sudah mulai ditekan
18,9
79,4
122,9
2012 2013 2014
1,1 0,7 0,9
2012 2013 2014
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 46
Grafik 4.16Distribusi Frekuensi Peserta KB Aktif
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Dapat dilihat pada grafik 4.16 jumlah peserta KB aktif cenderung
meningkat dengan dilihatnya pada Tahun 2011 sebesar 13,2% dan Tahun
2015 sebesar 104,3%.
12. Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR)Bayi yang baru lahir seharusnya ditimbang, hal ini untuk dapat
melihat salah satu status kesehatan pada bayi yang baru lahir.
Diharapkan bayi yang baru lahir dengan berat lebih dari 2500 gram.
Hal ini sangat berpengaruh terhadapat ibu hamil selama
kehamilannya menjaga janin, tentunya dari segi kesehatan.
Grafik 4.17Distribusi Frekuensi Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
menurut Puskesmas se-Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 4.17 dapat dilihat bahwa di Tahun 2015 persentase
Berat Bayi Lahir Rendah sebesar 0,7% dari jumlah bayi lahir hidup.
Penurunan BBLR di Kabupaten Solok Selatan sudah mulai ditekan
104,3
2015
0,7
2015
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 47
dengan didapatkannya bahwa dari Tahun 2011 sebesar 7,7% dari jumlah
bayi yang lahir hidup.
13. Cakupan Kunjungan NeonatusNeonatus atau bayi baru lahir (0-28 hari) merupakan kelompok
umur yang memiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya
kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut antara
lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
di fasilitas kesehatan dan memberikan pelayanan kesehatan sesuai
standar pada kunjungan bayi baru lahir.
Pelayanan kesehatan neonatal sesuai standar adalah pelayanan
kesehatan neonatal saat lahir dan pelayanan kesehatan saat
kunjungan neonatus sebanyak 3 kali. Pelayanan yang diberikan saat
kunjungan neonatus adalah pemeriksaan sesuai standar Manajemen
Terpadu Bayi Muda (MTBM) dan konseling perawatan bayi baru lahir
termasuk pemberian ASI Eksklusif dan perawatan tali pusat. Untuk
kunjungan neonata pertama (KN 1), juga dilakukan pemberian vitamin
K1 injeksi dam pemberian imunisasi hepatitis B0 bila belum diberikan
pada saat lahir.
Selain KN 1, indikator yang menggambarkan pelayanan
kesehatan bagi neonatal adalah KN lengkap. Pada gambar berikut
terlihat capaian KN lengkap di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
sebagai berikut :
Grafik 4.18Distribusi Frekuensi Persentase Kunjungan Neonatal Lengkap
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
88,4
2011 2012
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 47
dengan didapatkannya bahwa dari Tahun 2011 sebesar 7,7% dari jumlah
bayi yang lahir hidup.
13. Cakupan Kunjungan NeonatusNeonatus atau bayi baru lahir (0-28 hari) merupakan kelompok
umur yang memiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya
kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut antara
lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
di fasilitas kesehatan dan memberikan pelayanan kesehatan sesuai
standar pada kunjungan bayi baru lahir.
Pelayanan kesehatan neonatal sesuai standar adalah pelayanan
kesehatan neonatal saat lahir dan pelayanan kesehatan saat
kunjungan neonatus sebanyak 3 kali. Pelayanan yang diberikan saat
kunjungan neonatus adalah pemeriksaan sesuai standar Manajemen
Terpadu Bayi Muda (MTBM) dan konseling perawatan bayi baru lahir
termasuk pemberian ASI Eksklusif dan perawatan tali pusat. Untuk
kunjungan neonata pertama (KN 1), juga dilakukan pemberian vitamin
K1 injeksi dam pemberian imunisasi hepatitis B0 bila belum diberikan
pada saat lahir.
Selain KN 1, indikator yang menggambarkan pelayanan
kesehatan bagi neonatal adalah KN lengkap. Pada gambar berikut
terlihat capaian KN lengkap di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
sebagai berikut :
Grafik 4.18Distribusi Frekuensi Persentase Kunjungan Neonatal Lengkap
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
84,2
94,2
78,9
2012 2013 2014
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 47
dengan didapatkannya bahwa dari Tahun 2011 sebesar 7,7% dari jumlah
bayi yang lahir hidup.
13. Cakupan Kunjungan NeonatusNeonatus atau bayi baru lahir (0-28 hari) merupakan kelompok
umur yang memiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya
kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut antara
lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
di fasilitas kesehatan dan memberikan pelayanan kesehatan sesuai
standar pada kunjungan bayi baru lahir.
Pelayanan kesehatan neonatal sesuai standar adalah pelayanan
kesehatan neonatal saat lahir dan pelayanan kesehatan saat
kunjungan neonatus sebanyak 3 kali. Pelayanan yang diberikan saat
kunjungan neonatus adalah pemeriksaan sesuai standar Manajemen
Terpadu Bayi Muda (MTBM) dan konseling perawatan bayi baru lahir
termasuk pemberian ASI Eksklusif dan perawatan tali pusat. Untuk
kunjungan neonata pertama (KN 1), juga dilakukan pemberian vitamin
K1 injeksi dam pemberian imunisasi hepatitis B0 bila belum diberikan
pada saat lahir.
Selain KN 1, indikator yang menggambarkan pelayanan
kesehatan bagi neonatal adalah KN lengkap. Pada gambar berikut
terlihat capaian KN lengkap di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
sebagai berikut :
Grafik 4.18Distribusi Frekuensi Persentase Kunjungan Neonatal Lengkap
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
93,4
2015
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 48
Dari grafik 4.18 dapat dilihat bahwa cakupan KN lengkap di
Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015 sebesar 93,4%, hal ini terjadi
peningkatan dari Tahun 2011 sebesar 88,4%.
14. Bayi yang Mendapat ASI EkslusifCakupan pemberian ASI Eksklusif adalah jumlah bayi (0-6
bulan) yang diberi ASI Eksklusif dibandingkan dengan jumlah bayi
(ASI Eksklusif ditambah dengan non ASI Eksklusif). Untuk cakupan
pemberian ASI Eksklusif pada bayi di Kabupaten Solok Selatan pada
Tahun 2015 sebesar 84,4%.
Grafik 4.19Distribusi Frekuensi Persentase Pemberian ASI Ekslusif
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Dari grafik 4.19 dapat dilihat bahwa peningkatan dari tahun ke
tahun terjadi pada pemberian ASI Ekslusif di Kabupaten Solok Selatan.
Masih rendahnya capaian pemberian ASI Eksklusif pada bayi
dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya :
a) Masih gencarnya pemasaran susu formula untuk bayi 0-6 bulan
yang tidak ada masalah medis
b) Masih banyaknya pemasaran susu formula yang ditujukan pada
bayi yang tidak punya masalah kesehatan
c) Masih banyaknya tenaga kesehatan yang belum peduli pada
pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan ASI Eksklusif
d) Masih terbatasnya tenaga konselor ASI
e) Belum maksimalnya kegiatan edukasi, sosialisasi, advokasi dan
kampanye terkait dengan pemberian ASI
8,8
2011 2012
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 48
Dari grafik 4.18 dapat dilihat bahwa cakupan KN lengkap di
Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015 sebesar 93,4%, hal ini terjadi
peningkatan dari Tahun 2011 sebesar 88,4%.
14. Bayi yang Mendapat ASI EkslusifCakupan pemberian ASI Eksklusif adalah jumlah bayi (0-6
bulan) yang diberi ASI Eksklusif dibandingkan dengan jumlah bayi
(ASI Eksklusif ditambah dengan non ASI Eksklusif). Untuk cakupan
pemberian ASI Eksklusif pada bayi di Kabupaten Solok Selatan pada
Tahun 2015 sebesar 84,4%.
Grafik 4.19Distribusi Frekuensi Persentase Pemberian ASI Ekslusif
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Dari grafik 4.19 dapat dilihat bahwa peningkatan dari tahun ke
tahun terjadi pada pemberian ASI Ekslusif di Kabupaten Solok Selatan.
Masih rendahnya capaian pemberian ASI Eksklusif pada bayi
dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya :
a) Masih gencarnya pemasaran susu formula untuk bayi 0-6 bulan
yang tidak ada masalah medis
b) Masih banyaknya pemasaran susu formula yang ditujukan pada
bayi yang tidak punya masalah kesehatan
c) Masih banyaknya tenaga kesehatan yang belum peduli pada
pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan ASI Eksklusif
d) Masih terbatasnya tenaga konselor ASI
e) Belum maksimalnya kegiatan edukasi, sosialisasi, advokasi dan
kampanye terkait dengan pemberian ASI
58,6 66,776,1
2012 2013 2014
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 48
Dari grafik 4.18 dapat dilihat bahwa cakupan KN lengkap di
Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015 sebesar 93,4%, hal ini terjadi
peningkatan dari Tahun 2011 sebesar 88,4%.
14. Bayi yang Mendapat ASI EkslusifCakupan pemberian ASI Eksklusif adalah jumlah bayi (0-6
bulan) yang diberi ASI Eksklusif dibandingkan dengan jumlah bayi
(ASI Eksklusif ditambah dengan non ASI Eksklusif). Untuk cakupan
pemberian ASI Eksklusif pada bayi di Kabupaten Solok Selatan pada
Tahun 2015 sebesar 84,4%.
Grafik 4.19Distribusi Frekuensi Persentase Pemberian ASI Ekslusif
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Dari grafik 4.19 dapat dilihat bahwa peningkatan dari tahun ke
tahun terjadi pada pemberian ASI Ekslusif di Kabupaten Solok Selatan.
Masih rendahnya capaian pemberian ASI Eksklusif pada bayi
dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya :
a) Masih gencarnya pemasaran susu formula untuk bayi 0-6 bulan
yang tidak ada masalah medis
b) Masih banyaknya pemasaran susu formula yang ditujukan pada
bayi yang tidak punya masalah kesehatan
c) Masih banyaknya tenaga kesehatan yang belum peduli pada
pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan ASI Eksklusif
d) Masih terbatasnya tenaga konselor ASI
e) Belum maksimalnya kegiatan edukasi, sosialisasi, advokasi dan
kampanye terkait dengan pemberian ASI
84,4
2015
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 49
15. Pelayanan Kesehatan pada BayiPelayanan kesehatan bayi ditujukan pada bayi usia 29 hari – 11
bulan yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar
oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi klinis kesehatan
(dokter, bidan dan perawat) minimal 4 kali. Pelayanan ini meliputi
pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/HB 1-3, Polio 1-4, dan
Campak), stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi,
pemberian Vitamin A pada bayi, dan penyuluhan perawatan kesehatan
bayi serta penyusluhan ASI Eksklusif, MP-ASI dan lain-lain.
Indikator cakupan pelayanan kesehatan bayi merupakan
penilaian terhadap upaya peningkatan akses bayi memperoleh
pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin adanya
kelainan atau penyakit, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit serta peningkatan kualitas hidup bayi.
Grafik 4.20Distribusi Frekuensi Persentase Pelayanan Kesehatan
Kunjungan Bayi di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Dari grafik 4.20 diatas dapat dilihat bahwa Cakupan Pelayanan
Kesehatan Kunjungan Bayi di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
secara kecenderungan meningkat yaitu 63,64% - 74,6%.
Adapun yang mempengaruhi terhadap kunjungan tersebut dapat
terjadi adanya pencatatan yang tidak lengkap dan kunjungan bayi hanya
pemberian Vaksin Campak saja, sementara Kunjungan Lengkap pada
Bayi meliputi : Pemberian Vaksin campak, Pemantauan pertumbuhan,
stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang dan pemberian MP-
ASI.
63,64
2011 2012
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 49
15. Pelayanan Kesehatan pada BayiPelayanan kesehatan bayi ditujukan pada bayi usia 29 hari – 11
bulan yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar
oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi klinis kesehatan
(dokter, bidan dan perawat) minimal 4 kali. Pelayanan ini meliputi
pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/HB 1-3, Polio 1-4, dan
Campak), stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi,
pemberian Vitamin A pada bayi, dan penyuluhan perawatan kesehatan
bayi serta penyusluhan ASI Eksklusif, MP-ASI dan lain-lain.
Indikator cakupan pelayanan kesehatan bayi merupakan
penilaian terhadap upaya peningkatan akses bayi memperoleh
pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin adanya
kelainan atau penyakit, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit serta peningkatan kualitas hidup bayi.
Grafik 4.20Distribusi Frekuensi Persentase Pelayanan Kesehatan
Kunjungan Bayi di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Dari grafik 4.20 diatas dapat dilihat bahwa Cakupan Pelayanan
Kesehatan Kunjungan Bayi di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
secara kecenderungan meningkat yaitu 63,64% - 74,6%.
Adapun yang mempengaruhi terhadap kunjungan tersebut dapat
terjadi adanya pencatatan yang tidak lengkap dan kunjungan bayi hanya
pemberian Vaksin Campak saja, sementara Kunjungan Lengkap pada
Bayi meliputi : Pemberian Vaksin campak, Pemantauan pertumbuhan,
stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang dan pemberian MP-
ASI.
45,69 53,4
84,2
2012 2013 2014
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 49
15. Pelayanan Kesehatan pada BayiPelayanan kesehatan bayi ditujukan pada bayi usia 29 hari – 11
bulan yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar
oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi klinis kesehatan
(dokter, bidan dan perawat) minimal 4 kali. Pelayanan ini meliputi
pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/HB 1-3, Polio 1-4, dan
Campak), stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi,
pemberian Vitamin A pada bayi, dan penyuluhan perawatan kesehatan
bayi serta penyusluhan ASI Eksklusif, MP-ASI dan lain-lain.
Indikator cakupan pelayanan kesehatan bayi merupakan
penilaian terhadap upaya peningkatan akses bayi memperoleh
pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin adanya
kelainan atau penyakit, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit serta peningkatan kualitas hidup bayi.
Grafik 4.20Distribusi Frekuensi Persentase Pelayanan Kesehatan
Kunjungan Bayi di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Dari grafik 4.20 diatas dapat dilihat bahwa Cakupan Pelayanan
Kesehatan Kunjungan Bayi di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
secara kecenderungan meningkat yaitu 63,64% - 74,6%.
Adapun yang mempengaruhi terhadap kunjungan tersebut dapat
terjadi adanya pencatatan yang tidak lengkap dan kunjungan bayi hanya
pemberian Vaksin Campak saja, sementara Kunjungan Lengkap pada
Bayi meliputi : Pemberian Vaksin campak, Pemantauan pertumbuhan,
stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang dan pemberian MP-
ASI.
74,6
2015
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 50
16. UCIIndikator lain yang digunakan dalam mengukur keberhasilan
program imunisasi adalah cakupan imunisasi dasar lengkap. Universal
Child Imunization (UCI) merupakan gambaran suatu desa/ kelurahan
dimana dimana > 80% dari jumlah bayi (0-11 bulan) yang ada di desa/
kelurahan tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap. Capaian
imunisasi dasar lengkap atau UCI di Kabupaten Solok Selatan Tahun
2015 sebesar 92,2%.
Grafik 4.21Distribusi Frekuensi Uviversal Child Imunization (UCI)
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Dari grafik 4.21 dapat dilihat bahwa desa UCI di Kabupaten Solok
Selatan terjadi peningkatan dari tahun ketahunnya, ditandai dengan
Tahun 2011 sebesar 47,69% dan Tahun 2015 sebesar 92,2%.
17. Cakupan Imunisasi BayiPada saat pertama kali kuman (antigen) masuk kedalam tubuh,
maka sebagai reaksinya tubuh akan membuat zat anti yang disebut
dengan antibody. Pada umumnya reaksi pertama tubuh untuk
membentuk antibody tidak terlalu kuat, karena tubuh belum
mempunyai pengalaman. Tetapi pada reaksi selanjutnya tubuh sudah
mempunyai memori untuk mengenali antigen tersebut sehingga
pembentukan antibody terjadi dalam waktu yang lebih cepat dan
dalam jumlah yang lebih banyak.
Penyakit menular yang kerap dikenal sebagai penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) yaitu: difteri, tetanus, hepatitis
B, radang selaput otak, radang paru-paru, pertusis dan polio.
47,6972,3 79,2 86,9 92,2
2011 2012 2013 2014 2015
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 51
Imunisasi dasar pada bayi terdiri dari 1 dosis BCG, 3 dosis DPT,
4 dosis Polio, 4 dosis Hepatitis B, dan 1 dosis Campak, yang semuanya
merupakan lima program imunisasi dasar lengkap. Imunisasi campak
diberikan pada bayi umur 9-11 bulan dan merupakan imunisasi
terakhir yang diberikan kepada bayi diantara imunisasi wajib lainnya
dan imunisasi ini merupakan faktor penting dalam mengurangi angka
kematian.
Grafik 4.22Distribusi Frekuensi Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Bayi
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Dari grafik 4.22 diatas dapat dilihat bahwa cakupan imunisasi
dasar lengkap di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015 sebesar 94,7%.
18. Cakupan Imunisasi pada Siswa SD/SederajatGrafik 4.23
Distribusi Frekuensi Persentase Capaian Imunisasi pada siswaSD/Sederajat menurut Puskesmas di Kabupaten Solok Selatan
Tahun 2015
Dari grafik 4.23 diatas dapat dilihat bahwa pencapaian
pelaksanaan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) di Kabupaten Solok
87,8
2011 2012
3846 38463547
92,2
Campak Kls 1 SD
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 51
Imunisasi dasar pada bayi terdiri dari 1 dosis BCG, 3 dosis DPT,
4 dosis Polio, 4 dosis Hepatitis B, dan 1 dosis Campak, yang semuanya
merupakan lima program imunisasi dasar lengkap. Imunisasi campak
diberikan pada bayi umur 9-11 bulan dan merupakan imunisasi
terakhir yang diberikan kepada bayi diantara imunisasi wajib lainnya
dan imunisasi ini merupakan faktor penting dalam mengurangi angka
kematian.
Grafik 4.22Distribusi Frekuensi Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Bayi
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Dari grafik 4.22 diatas dapat dilihat bahwa cakupan imunisasi
dasar lengkap di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015 sebesar 94,7%.
18. Cakupan Imunisasi pada Siswa SD/SederajatGrafik 4.23
Distribusi Frekuensi Persentase Capaian Imunisasi pada siswaSD/Sederajat menurut Puskesmas di Kabupaten Solok Selatan
Tahun 2015
Dari grafik 4.23 diatas dapat dilihat bahwa pencapaian
pelaksanaan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) di Kabupaten Solok
93,296,5
94,6
2012 2013 2014
3846 3554 36153740 3488
97,2 98,1
DT Kls 1 SD TT Kls 2 SD TD Kls 3 SD
Sasaran Capaian %
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 51
Imunisasi dasar pada bayi terdiri dari 1 dosis BCG, 3 dosis DPT,
4 dosis Polio, 4 dosis Hepatitis B, dan 1 dosis Campak, yang semuanya
merupakan lima program imunisasi dasar lengkap. Imunisasi campak
diberikan pada bayi umur 9-11 bulan dan merupakan imunisasi
terakhir yang diberikan kepada bayi diantara imunisasi wajib lainnya
dan imunisasi ini merupakan faktor penting dalam mengurangi angka
kematian.
Grafik 4.22Distribusi Frekuensi Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Bayi
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Dari grafik 4.22 diatas dapat dilihat bahwa cakupan imunisasi
dasar lengkap di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015 sebesar 94,7%.
18. Cakupan Imunisasi pada Siswa SD/SederajatGrafik 4.23
Distribusi Frekuensi Persentase Capaian Imunisasi pada siswaSD/Sederajat menurut Puskesmas di Kabupaten Solok Selatan
Tahun 2015
Dari grafik 4.23 diatas dapat dilihat bahwa pencapaian
pelaksanaan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) di Kabupaten Solok
94,67
2015
3615 3591
99,3
TD Kls 3 SD
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 52
Selatan Tahun 2015 adalah untuk capaian imunisasi Camapk pada siswa
kelas 1 SD/Sederajat sebesar 92,2% dan Imunisasi TT Kelas 2
SD/Sederajat 98,1%.
19. Pemberian Vit A pada Bayi dan BalitaTujuan pemberian kapsul Vitamin A adalah untuk menurunkan
prevalesi dan mencegah kekurangan Vitamin A (KVA) pada balita.
Kapsul Vitamin A dosis tinggi terbukti efektif untuk mengatasi
masalah KVA pada masyarakat apabila cakupannya tinggi. Bukti lain
menunjukkan peranan Vitamin A dalam menurunkan angka kematian
yaitu sekitar 30-54 persen, maka selain untuk mencegah kebutaan,
pentingnya vitamin A saat ini lebih dikaitkan dengan kelangsungan
hidup anak, kesehatan dan pertumbuhan anak.
Sasaran pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi adalah bayi (6-
11 bulan) diberikan kapsul vitamin A 100.000 SI, anak balita (12-59
bulan) diberikan kapsul vitamin A 200.000 SI, dan ibu nifas diberikan
kapsul vitamin A 200.000 SI, sehingga diharapkan bayinya akan
memperoleh vitamin A yang cukup melalui ASI. Pada bayi (0-11 bulan)
diberikan pada bulan Februari dan Agustus, dan untuk anak balita
diberikan sekali 6 bulan secara serentak pada bulan Februari dan
Agustus.
Grafik 4.24Distribusi Frekuensi Persentase Cakupan Pemberian Vitamin Apada Bayi (6-11 bulan) di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
94,90 97,48 100
PakanRabaa
MuaraLabuh
PakanSelasa
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 52
Selatan Tahun 2015 adalah untuk capaian imunisasi Camapk pada siswa
kelas 1 SD/Sederajat sebesar 92,2% dan Imunisasi TT Kelas 2
SD/Sederajat 98,1%.
19. Pemberian Vit A pada Bayi dan BalitaTujuan pemberian kapsul Vitamin A adalah untuk menurunkan
prevalesi dan mencegah kekurangan Vitamin A (KVA) pada balita.
Kapsul Vitamin A dosis tinggi terbukti efektif untuk mengatasi
masalah KVA pada masyarakat apabila cakupannya tinggi. Bukti lain
menunjukkan peranan Vitamin A dalam menurunkan angka kematian
yaitu sekitar 30-54 persen, maka selain untuk mencegah kebutaan,
pentingnya vitamin A saat ini lebih dikaitkan dengan kelangsungan
hidup anak, kesehatan dan pertumbuhan anak.
Sasaran pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi adalah bayi (6-
11 bulan) diberikan kapsul vitamin A 100.000 SI, anak balita (12-59
bulan) diberikan kapsul vitamin A 200.000 SI, dan ibu nifas diberikan
kapsul vitamin A 200.000 SI, sehingga diharapkan bayinya akan
memperoleh vitamin A yang cukup melalui ASI. Pada bayi (0-11 bulan)
diberikan pada bulan Februari dan Agustus, dan untuk anak balita
diberikan sekali 6 bulan secara serentak pada bulan Februari dan
Agustus.
Grafik 4.24Distribusi Frekuensi Persentase Cakupan Pemberian Vitamin Apada Bayi (6-11 bulan) di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
100 100
67,3
100 100 100
PakanSelasa
LubukGadang
BidarAlam
Abai Talunan Mercu
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 52
Selatan Tahun 2015 adalah untuk capaian imunisasi Camapk pada siswa
kelas 1 SD/Sederajat sebesar 92,2% dan Imunisasi TT Kelas 2
SD/Sederajat 98,1%.
19. Pemberian Vit A pada Bayi dan BalitaTujuan pemberian kapsul Vitamin A adalah untuk menurunkan
prevalesi dan mencegah kekurangan Vitamin A (KVA) pada balita.
Kapsul Vitamin A dosis tinggi terbukti efektif untuk mengatasi
masalah KVA pada masyarakat apabila cakupannya tinggi. Bukti lain
menunjukkan peranan Vitamin A dalam menurunkan angka kematian
yaitu sekitar 30-54 persen, maka selain untuk mencegah kebutaan,
pentingnya vitamin A saat ini lebih dikaitkan dengan kelangsungan
hidup anak, kesehatan dan pertumbuhan anak.
Sasaran pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi adalah bayi (6-
11 bulan) diberikan kapsul vitamin A 100.000 SI, anak balita (12-59
bulan) diberikan kapsul vitamin A 200.000 SI, dan ibu nifas diberikan
kapsul vitamin A 200.000 SI, sehingga diharapkan bayinya akan
memperoleh vitamin A yang cukup melalui ASI. Pada bayi (0-11 bulan)
diberikan pada bulan Februari dan Agustus, dan untuk anak balita
diberikan sekali 6 bulan secara serentak pada bulan Februari dan
Agustus.
Grafik 4.24Distribusi Frekuensi Persentase Cakupan Pemberian Vitamin Apada Bayi (6-11 bulan) di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
100 96,5
Mercu Kab.Solok
Selatan
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 53
Grafik 4.25Distribusi Frekuensi Persentase Cakupan Pemberian Vitamin Apada Anak Balita (12 – 59 bulan) di Kabupaten Solok Selatan
Tahun 2014
Grafik 4.26Distribusi Frekuensi Persentase Cakupan Pemberian Vitamin A
pada Balita (6 – 59 bulan) di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 4.25 dan 4.26 diatas dapat dilihat bahwa capaian
pemberian Vitamin A pada bayi dan balita di Kabupaten Solok Selatan
Tahun 2015 sebesar 96,5% dan 98,76%, jika dibanding pada Tahun 2014
sebesar 88% pada bayi dan pada Balita sebesar 93,2% dan pada Tahun
2013 sebesar 98,66% pada bayi dan 79,75% pada Balita.
20. Pelayanan Anak BalitaPelayanan kesehatan anak balita adalah pelayanan kesehatan
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan pada anak usia 12-59 bulan
dalam upaya meningkatkan kualitas hidup anak balita diantaranya
adalah melakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan dan
92,88 99,2 99,9
PakanRabaa
MuaraLabuh
PakanSelasa
96,17
99,25 99,91
PakanRabaa
MuaraLabuh
PakanSelasa
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 53
Grafik 4.25Distribusi Frekuensi Persentase Cakupan Pemberian Vitamin Apada Anak Balita (12 – 59 bulan) di Kabupaten Solok Selatan
Tahun 2014
Grafik 4.26Distribusi Frekuensi Persentase Cakupan Pemberian Vitamin A
pada Balita (6 – 59 bulan) di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 4.25 dan 4.26 diatas dapat dilihat bahwa capaian
pemberian Vitamin A pada bayi dan balita di Kabupaten Solok Selatan
Tahun 2015 sebesar 96,5% dan 98,76%, jika dibanding pada Tahun 2014
sebesar 88% pada bayi dan pada Balita sebesar 93,2% dan pada Tahun
2013 sebesar 98,66% pada bayi dan 79,75% pada Balita.
20. Pelayanan Anak BalitaPelayanan kesehatan anak balita adalah pelayanan kesehatan
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan pada anak usia 12-59 bulan
dalam upaya meningkatkan kualitas hidup anak balita diantaranya
adalah melakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan dan
99,9 100 97,92116,54
99,68 100
PakanSelasa
LubukGadang
BidarAlam
Abai Mercu Talunan
99,91 100
93,76
100 99,72 100
PakanSelasa
LubukGadang
BidarAlam
Abai Mercu Talunan
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 53
Grafik 4.25Distribusi Frekuensi Persentase Cakupan Pemberian Vitamin Apada Anak Balita (12 – 59 bulan) di Kabupaten Solok Selatan
Tahun 2014
Grafik 4.26Distribusi Frekuensi Persentase Cakupan Pemberian Vitamin A
pada Balita (6 – 59 bulan) di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 4.25 dan 4.26 diatas dapat dilihat bahwa capaian
pemberian Vitamin A pada bayi dan balita di Kabupaten Solok Selatan
Tahun 2015 sebesar 96,5% dan 98,76%, jika dibanding pada Tahun 2014
sebesar 88% pada bayi dan pada Balita sebesar 93,2% dan pada Tahun
2013 sebesar 98,66% pada bayi dan 79,75% pada Balita.
20. Pelayanan Anak BalitaPelayanan kesehatan anak balita adalah pelayanan kesehatan
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan pada anak usia 12-59 bulan
dalam upaya meningkatkan kualitas hidup anak balita diantaranya
adalah melakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan dan
100 100,57
Talunan Kab.Solok
Selatan
10098,76
Talunan Kab.Solok
Selatan
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 54
stimulasi tumbuh kembang pada anak dengan menggunakan
instrument SDIDTK, pembinaan posyandu, pembinaan anak pra
sekolah, dan konseling keluarga pada kelas ibu balita dengan
memanfaatkan buku KIA, pemberian anak balita dengan pemberian
ASI sampai 2 tahun, makanan gizi seimbang dan vitamin A.
Cakupan pelayanan kesehatan anak balita dengan minimal 8
kali mendapat pelayanan kesehatan di Kabupaten Solok Selatan
terjadi kecenderungan peningkatan dari Tahun 2011 – 2015. Hal
tersebut dapat dilihat pada grafik berikut ini :
Grafik 4.27Distrubsi Frekuensi Pelayanan Kesehatan Minimal 8 Kali
Anak Balita (12-59 Bulan) di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
21. Balita ditimbangCakupan penimbangan Balita di Posyandu (D/S) merupakan
indikator yang berkaitan dengan cakupan pelayanan gizi pada balita,
cakupan pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi serta
penanganan prevalensi gizi kurang pada balita.
Balita yang naik berat badannya adalah balita yang ditimbang di
Posyandu maupun diluar Posyandu yang berat badan balita tersebut
naik pada kurun waktu tertentu. Pada tahun 2012 cakupan D/S di
Kabupaten Solok Selatan baru mencapai 62,13%, sedangkan di Tahun
2013 Cakupan (D/S) sebesar 75,9% dan di Tahun 2014 sebesar
76,18%, dan Tahun 2015 sebesar 84,5%, sebagaimana yang terlihat
pada grafik berikut ini :
28,3
2011 2012
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 54
stimulasi tumbuh kembang pada anak dengan menggunakan
instrument SDIDTK, pembinaan posyandu, pembinaan anak pra
sekolah, dan konseling keluarga pada kelas ibu balita dengan
memanfaatkan buku KIA, pemberian anak balita dengan pemberian
ASI sampai 2 tahun, makanan gizi seimbang dan vitamin A.
Cakupan pelayanan kesehatan anak balita dengan minimal 8
kali mendapat pelayanan kesehatan di Kabupaten Solok Selatan
terjadi kecenderungan peningkatan dari Tahun 2011 – 2015. Hal
tersebut dapat dilihat pada grafik berikut ini :
Grafik 4.27Distrubsi Frekuensi Pelayanan Kesehatan Minimal 8 Kali
Anak Balita (12-59 Bulan) di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
21. Balita ditimbangCakupan penimbangan Balita di Posyandu (D/S) merupakan
indikator yang berkaitan dengan cakupan pelayanan gizi pada balita,
cakupan pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi serta
penanganan prevalensi gizi kurang pada balita.
Balita yang naik berat badannya adalah balita yang ditimbang di
Posyandu maupun diluar Posyandu yang berat badan balita tersebut
naik pada kurun waktu tertentu. Pada tahun 2012 cakupan D/S di
Kabupaten Solok Selatan baru mencapai 62,13%, sedangkan di Tahun
2013 Cakupan (D/S) sebesar 75,9% dan di Tahun 2014 sebesar
76,18%, dan Tahun 2015 sebesar 84,5%, sebagaimana yang terlihat
pada grafik berikut ini :
58,6
99,8 99,2
2012 2013 2014
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 54
stimulasi tumbuh kembang pada anak dengan menggunakan
instrument SDIDTK, pembinaan posyandu, pembinaan anak pra
sekolah, dan konseling keluarga pada kelas ibu balita dengan
memanfaatkan buku KIA, pemberian anak balita dengan pemberian
ASI sampai 2 tahun, makanan gizi seimbang dan vitamin A.
Cakupan pelayanan kesehatan anak balita dengan minimal 8
kali mendapat pelayanan kesehatan di Kabupaten Solok Selatan
terjadi kecenderungan peningkatan dari Tahun 2011 – 2015. Hal
tersebut dapat dilihat pada grafik berikut ini :
Grafik 4.27Distrubsi Frekuensi Pelayanan Kesehatan Minimal 8 Kali
Anak Balita (12-59 Bulan) di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
21. Balita ditimbangCakupan penimbangan Balita di Posyandu (D/S) merupakan
indikator yang berkaitan dengan cakupan pelayanan gizi pada balita,
cakupan pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi serta
penanganan prevalensi gizi kurang pada balita.
Balita yang naik berat badannya adalah balita yang ditimbang di
Posyandu maupun diluar Posyandu yang berat badan balita tersebut
naik pada kurun waktu tertentu. Pada tahun 2012 cakupan D/S di
Kabupaten Solok Selatan baru mencapai 62,13%, sedangkan di Tahun
2013 Cakupan (D/S) sebesar 75,9% dan di Tahun 2014 sebesar
76,18%, dan Tahun 2015 sebesar 84,5%, sebagaimana yang terlihat
pada grafik berikut ini :
98
2015
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 55
Grafik 4.28Distrubsi Frekuensi Balita ditimbang Menurut Puskesmas
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Grafik 4.29Distrubsi Frekuensi Balita BGM
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Dari grafik 4.29 dapat dilihat bahwa dari jumlah balita yang
ditimbang di Kabupaten Solok Selatan pada Tahun 2015 didapatkan
Balita yamg berada di Bawah Garis Merah sebesar 5% (771 Balita).
22. Balita Gizi Buruk mendapat PerawatanSalah satu indikator kesehatan yang dinilai keberhasilan
pencapaiannya dalam MDG’s adalah ststus gizi balita. Status gizi
balita dapat diukur berdasarkan umur, berat badan, dan tinggi badan.
Variabel umur, berat badan, dan tinggi badan ini disajikan dalam tiga
indicator antropometri, yaitu berat badan menurut umur (BB/U),
tinggi badan menurut umur (TB/U), dan berat badan menurut tinggi
badan (BB/TB).
Indikator BB/U memberikan indikasi masalah gizi secara
umum. Indikator ini tidak memberikan indikasi tentang masalah gizi
yang sifatnya kronis ataupun akut karena berat badan berkorelasi
78,6
2011 2012
1,9
2011 2012
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 55
Grafik 4.28Distrubsi Frekuensi Balita ditimbang Menurut Puskesmas
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Grafik 4.29Distrubsi Frekuensi Balita BGM
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Dari grafik 4.29 dapat dilihat bahwa dari jumlah balita yang
ditimbang di Kabupaten Solok Selatan pada Tahun 2015 didapatkan
Balita yamg berada di Bawah Garis Merah sebesar 5% (771 Balita).
22. Balita Gizi Buruk mendapat PerawatanSalah satu indikator kesehatan yang dinilai keberhasilan
pencapaiannya dalam MDG’s adalah ststus gizi balita. Status gizi
balita dapat diukur berdasarkan umur, berat badan, dan tinggi badan.
Variabel umur, berat badan, dan tinggi badan ini disajikan dalam tiga
indicator antropometri, yaitu berat badan menurut umur (BB/U),
tinggi badan menurut umur (TB/U), dan berat badan menurut tinggi
badan (BB/TB).
Indikator BB/U memberikan indikasi masalah gizi secara
umum. Indikator ini tidak memberikan indikasi tentang masalah gizi
yang sifatnya kronis ataupun akut karena berat badan berkorelasi
62,375,9 76,18
2012 2013 2014
17,8
0,8
6,8
2012 2013 2014
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 55
Grafik 4.28Distrubsi Frekuensi Balita ditimbang Menurut Puskesmas
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Grafik 4.29Distrubsi Frekuensi Balita BGM
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Dari grafik 4.29 dapat dilihat bahwa dari jumlah balita yang
ditimbang di Kabupaten Solok Selatan pada Tahun 2015 didapatkan
Balita yamg berada di Bawah Garis Merah sebesar 5% (771 Balita).
22. Balita Gizi Buruk mendapat PerawatanSalah satu indikator kesehatan yang dinilai keberhasilan
pencapaiannya dalam MDG’s adalah ststus gizi balita. Status gizi
balita dapat diukur berdasarkan umur, berat badan, dan tinggi badan.
Variabel umur, berat badan, dan tinggi badan ini disajikan dalam tiga
indicator antropometri, yaitu berat badan menurut umur (BB/U),
tinggi badan menurut umur (TB/U), dan berat badan menurut tinggi
badan (BB/TB).
Indikator BB/U memberikan indikasi masalah gizi secara
umum. Indikator ini tidak memberikan indikasi tentang masalah gizi
yang sifatnya kronis ataupun akut karena berat badan berkorelasi
84,5
2015
5
2015
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 56
positif dengan umur dan tinggi badan. Dengan kata lain berat badan
yang rendah dapat disebabkan karena tubuh yang pendek (kronis)
atau karena diare atau penyakit infeksi lain (akut).
Indikator TB/U memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnya
kronis sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung lama, misalnya
kemiskinan, perilaku hidup tidak sehat dan pola asuh atau pemberian
makanan yang kurang baik sejak anak dilahirkan yang mengakibatkan
anak menjadi pendek.
Indikator BB/TB dan Indeks Massa Tubuh (IMT) memberikan
indikasi masalah gizi yang sifatnya akut sebagai akibat dari peristiwa
yang terjadi dalam waktu yang tidak lama, misalnya mengidap
penyakit tertentu dan kekurangan asupan gizi yang mengakibatkan
anak menjadi kurus.
Grafik 4.30Distribusi Frekuensi Kasus gizi Buruk pada Balita
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Dari grafik 4.30 dapat dilihat bahwa penemuan kasus gizi buruk di
Kabupaten Solok Selatan terjadi penurunan dari Tahun 2011-2015.
Semua kasus yang ditemukan langung ditangani.
Adapun komplikasi penyerta kasus gizi yang ditemukan
diantaranya : TB, kelainan kongenital, Diare, Ispa, Pneumonia dan
Jantung bawaan. Tindakan yang telah dilakukan berupa mengaktifkan
pos gizi dan pelayanan TFC, pemberian PMT, pemberian MP-ASI dan
penanggulangan komplikasi penyerta.
44
26
0,292
2011 2012
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 56
positif dengan umur dan tinggi badan. Dengan kata lain berat badan
yang rendah dapat disebabkan karena tubuh yang pendek (kronis)
atau karena diare atau penyakit infeksi lain (akut).
Indikator TB/U memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnya
kronis sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung lama, misalnya
kemiskinan, perilaku hidup tidak sehat dan pola asuh atau pemberian
makanan yang kurang baik sejak anak dilahirkan yang mengakibatkan
anak menjadi pendek.
Indikator BB/TB dan Indeks Massa Tubuh (IMT) memberikan
indikasi masalah gizi yang sifatnya akut sebagai akibat dari peristiwa
yang terjadi dalam waktu yang tidak lama, misalnya mengidap
penyakit tertentu dan kekurangan asupan gizi yang mengakibatkan
anak menjadi kurus.
Grafik 4.30Distribusi Frekuensi Kasus gizi Buruk pada Balita
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Dari grafik 4.30 dapat dilihat bahwa penemuan kasus gizi buruk di
Kabupaten Solok Selatan terjadi penurunan dari Tahun 2011-2015.
Semua kasus yang ditemukan langung ditangani.
Adapun komplikasi penyerta kasus gizi yang ditemukan
diantaranya : TB, kelainan kongenital, Diare, Ispa, Pneumonia dan
Jantung bawaan. Tindakan yang telah dilakukan berupa mengaktifkan
pos gizi dan pelayanan TFC, pemberian PMT, pemberian MP-ASI dan
penanggulangan komplikasi penyerta.
26
13 100,172 0,086 0,065
2012 2013 2014
Kasus Gizi Buruk % Gizi Buruk
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 56
positif dengan umur dan tinggi badan. Dengan kata lain berat badan
yang rendah dapat disebabkan karena tubuh yang pendek (kronis)
atau karena diare atau penyakit infeksi lain (akut).
Indikator TB/U memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnya
kronis sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung lama, misalnya
kemiskinan, perilaku hidup tidak sehat dan pola asuh atau pemberian
makanan yang kurang baik sejak anak dilahirkan yang mengakibatkan
anak menjadi pendek.
Indikator BB/TB dan Indeks Massa Tubuh (IMT) memberikan
indikasi masalah gizi yang sifatnya akut sebagai akibat dari peristiwa
yang terjadi dalam waktu yang tidak lama, misalnya mengidap
penyakit tertentu dan kekurangan asupan gizi yang mengakibatkan
anak menjadi kurus.
Grafik 4.30Distribusi Frekuensi Kasus gizi Buruk pada Balita
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Dari grafik 4.30 dapat dilihat bahwa penemuan kasus gizi buruk di
Kabupaten Solok Selatan terjadi penurunan dari Tahun 2011-2015.
Semua kasus yang ditemukan langung ditangani.
Adapun komplikasi penyerta kasus gizi yang ditemukan
diantaranya : TB, kelainan kongenital, Diare, Ispa, Pneumonia dan
Jantung bawaan. Tindakan yang telah dilakukan berupa mengaktifkan
pos gizi dan pelayanan TFC, pemberian PMT, pemberian MP-ASI dan
penanggulangan komplikasi penyerta.
80,043
2015
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 57
Grafik 4.31Distribusi Frekuensi Anak Balita Pendek (Stunting TB/U)
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Dari grafik 4.31 dapat dilihat bahwa di Kabupaten Solok Selatan
sudah dapat menekan kasus Anak Balita Pendek (Stunting) yang mana di
Tahun 2011 ditemukan 14% Anak Balita yang pendek dan di Tahun 2015
didapatkan 10,2% (1.859) Anak Balita yang Pendek.
23. Kesehatan Penjaringan Siswa SD dan setingkatPenjaringan kesehatan merupakan serangkaian kegiatan
pemeriksaan kesehatan yang dilakukan terhadap siswa kelas 1 SD
atau setingkat untuk memilih siswa yang mempunyai masalah
kesehatan agar segera mendapatkan penanganan sedini mungkin.
Kegiatan tersebut meliputi pemeriksaan kesehatan dalam penjaringan
kesehatan siswa yang terdiri dari pemeriksaan kebersihan perorangan
(rambut, kulit dan kuku), pemeriksaan status gizi melalui pengukuran
antropometri, pemeriksaan ketajaman indera (penglihatan dan
pendengaran), pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut, pemeriksaan
laboratorium untuk anemia dan cacingan, pengukuran kebugaran
jasmani dan deteksi dini masalah mental emosional.
Cakupan penjaringan kesehatan pada siswa SD atau sederajat di
Kabupaten Solok Selatan tahun 2012 dan 2013 terjadi hal yang sama
dalam pencapaian cakupan penjaringan yaitu sebesar 78,1% dan di
Tahun 2014 sebesar 86,6% . Dapat dilihat pada grafik berikut :
36,8%
14%
2011 2012
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 57
Grafik 4.31Distribusi Frekuensi Anak Balita Pendek (Stunting TB/U)
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Dari grafik 4.31 dapat dilihat bahwa di Kabupaten Solok Selatan
sudah dapat menekan kasus Anak Balita Pendek (Stunting) yang mana di
Tahun 2011 ditemukan 14% Anak Balita yang pendek dan di Tahun 2015
didapatkan 10,2% (1.859) Anak Balita yang Pendek.
23. Kesehatan Penjaringan Siswa SD dan setingkatPenjaringan kesehatan merupakan serangkaian kegiatan
pemeriksaan kesehatan yang dilakukan terhadap siswa kelas 1 SD
atau setingkat untuk memilih siswa yang mempunyai masalah
kesehatan agar segera mendapatkan penanganan sedini mungkin.
Kegiatan tersebut meliputi pemeriksaan kesehatan dalam penjaringan
kesehatan siswa yang terdiri dari pemeriksaan kebersihan perorangan
(rambut, kulit dan kuku), pemeriksaan status gizi melalui pengukuran
antropometri, pemeriksaan ketajaman indera (penglihatan dan
pendengaran), pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut, pemeriksaan
laboratorium untuk anemia dan cacingan, pengukuran kebugaran
jasmani dan deteksi dini masalah mental emosional.
Cakupan penjaringan kesehatan pada siswa SD atau sederajat di
Kabupaten Solok Selatan tahun 2012 dan 2013 terjadi hal yang sama
dalam pencapaian cakupan penjaringan yaitu sebesar 78,1% dan di
Tahun 2014 sebesar 86,6% . Dapat dilihat pada grafik berikut :
36,4% 35% 34%
16,8% 14,9%11,4%
2012 2013 2014
Target Capaian
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 57
Grafik 4.31Distribusi Frekuensi Anak Balita Pendek (Stunting TB/U)
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011-2015
Dari grafik 4.31 dapat dilihat bahwa di Kabupaten Solok Selatan
sudah dapat menekan kasus Anak Balita Pendek (Stunting) yang mana di
Tahun 2011 ditemukan 14% Anak Balita yang pendek dan di Tahun 2015
didapatkan 10,2% (1.859) Anak Balita yang Pendek.
23. Kesehatan Penjaringan Siswa SD dan setingkatPenjaringan kesehatan merupakan serangkaian kegiatan
pemeriksaan kesehatan yang dilakukan terhadap siswa kelas 1 SD
atau setingkat untuk memilih siswa yang mempunyai masalah
kesehatan agar segera mendapatkan penanganan sedini mungkin.
Kegiatan tersebut meliputi pemeriksaan kesehatan dalam penjaringan
kesehatan siswa yang terdiri dari pemeriksaan kebersihan perorangan
(rambut, kulit dan kuku), pemeriksaan status gizi melalui pengukuran
antropometri, pemeriksaan ketajaman indera (penglihatan dan
pendengaran), pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut, pemeriksaan
laboratorium untuk anemia dan cacingan, pengukuran kebugaran
jasmani dan deteksi dini masalah mental emosional.
Cakupan penjaringan kesehatan pada siswa SD atau sederajat di
Kabupaten Solok Selatan tahun 2012 dan 2013 terjadi hal yang sama
dalam pencapaian cakupan penjaringan yaitu sebesar 78,1% dan di
Tahun 2014 sebesar 86,6% . Dapat dilihat pada grafik berikut :
32%
11,4% 10,2%
2015
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 58
Grafik 4.32Distribusi Frekuensi Cakupan Pelayanan Kesehatan Penjaringan pada
Murid Kelas 1 SD/sederajat menurut Puskesmasse-Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Grafik 4.33Distribusi Frekuensi Persentase Pelayanan Kesehatan Penjaringan
pada SD/sederajat menurut Puskesmas se-Kabupaten Solok SelatanTahun 2015
24. Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi TetapGrafik 4.34
Distribusi Frekuensi Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi TetapMenurut Puskesmas di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
100 100 100
PakanRabaa
MuaraLabuh
PakanSelasa
22 31 19
100 100 100
PakanRabaa
MuaraLabuh
PakanSelasa
Jumlah SD
0,02 0,00 0,00
PakanRabaa
MuaraLabuh
PakanSelasa
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 58
Grafik 4.32Distribusi Frekuensi Cakupan Pelayanan Kesehatan Penjaringan pada
Murid Kelas 1 SD/sederajat menurut Puskesmasse-Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Grafik 4.33Distribusi Frekuensi Persentase Pelayanan Kesehatan Penjaringan
pada SD/sederajat menurut Puskesmas se-Kabupaten Solok SelatanTahun 2015
24. Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi TetapGrafik 4.34
Distribusi Frekuensi Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi TetapMenurut Puskesmas di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
100
87,2
100 100 100 100
PakanSelasa
LubukGadang
BidarAlam
Abai Mercu Talunan
19 3114 23
6 7
10074,2
100 100 100
PakanSelasa
LubukGadang
BidarAlam
Abai Mercu Talunan
Jumlah SD % Mendapat Pelayanan Penjaringan
0,00 0,0350,252
0,519 0,537
0,225
PakanSelasa
LubukGadang
BidarAlam
Abai Mercu Talunan
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 58
Grafik 4.32Distribusi Frekuensi Cakupan Pelayanan Kesehatan Penjaringan pada
Murid Kelas 1 SD/sederajat menurut Puskesmasse-Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Grafik 4.33Distribusi Frekuensi Persentase Pelayanan Kesehatan Penjaringan
pada SD/sederajat menurut Puskesmas se-Kabupaten Solok SelatanTahun 2015
24. Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi TetapGrafik 4.34
Distribusi Frekuensi Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi TetapMenurut Puskesmas di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
10096,9
Talunan Kab.Solok
Selatan
7
153
100 94,8
Talunan Kab.Solok
Selatan
% Mendapat Pelayanan Penjaringan
0,225 0,153
Talunan Kab.Solok
Selatan
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 59
Dari grafik 4.34 diatas dapat dilihat bahwa rasio
tumpatan/pencabutan gigi tetap di Kabupaten Solok Selatan pada Tahun
2015 sebesar 0,15 sedangkan di Tahun 2014 sebesar 0,10, dan di Tahun
2013 sebesar 0,11.
25. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dansetingkat
Grafik 4.35Distribusi Frekuensi persentase Pemeriksaan dan Perawatan Gigi
pada SD/setingkat di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 4.35 diatas dapat dilihat bahwa dari jumlah
SD/setingkat di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015 sebanyak 153,
yang mendapatkan pelayanan gigi sebanyak 53 SD/setingkat (36,64%).
26. Pelayanan Kesehatan Usia LanjutGrafik 4.36
Distribusi Frekuensi Persentase Pelayanan Kesehatan pada UsiaLanjut (60 tahun +) menurut Puskesmas se-Kabupaten Solok Selatan
Tahun 2015
22 31 190
77,42
26,32
PakanRabaa
MuaraLabuh
PakanSelasa
Jml SD
135,9
100,874,8
PakanRabaa
MuaraLabuh
PakanSelasa
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 59
Dari grafik 4.34 diatas dapat dilihat bahwa rasio
tumpatan/pencabutan gigi tetap di Kabupaten Solok Selatan pada Tahun
2015 sebesar 0,15 sedangkan di Tahun 2014 sebesar 0,10, dan di Tahun
2013 sebesar 0,11.
25. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dansetingkat
Grafik 4.35Distribusi Frekuensi persentase Pemeriksaan dan Perawatan Gigi
pada SD/setingkat di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 4.35 diatas dapat dilihat bahwa dari jumlah
SD/setingkat di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015 sebanyak 153,
yang mendapatkan pelayanan gigi sebanyak 53 SD/setingkat (36,64%).
26. Pelayanan Kesehatan Usia LanjutGrafik 4.36
Distribusi Frekuensi Persentase Pelayanan Kesehatan pada UsiaLanjut (60 tahun +) menurut Puskesmas se-Kabupaten Solok Selatan
Tahun 2015
19 31 14 23 6 726,32 16,13 026,09
100
PakanSelasa
LubukGadang
BidarAlam
Abai Mercu Talunan
Jml SD % SD Mendapat Pelayanan Kes. Gigi
74,8 78,0
28,258,8
110,3
48,7
PakanSelasa
LubukGadang
BidarAlam
Abai Mercu Talunan
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 59
Dari grafik 4.34 diatas dapat dilihat bahwa rasio
tumpatan/pencabutan gigi tetap di Kabupaten Solok Selatan pada Tahun
2015 sebesar 0,15 sedangkan di Tahun 2014 sebesar 0,10, dan di Tahun
2013 sebesar 0,11.
25. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dansetingkat
Grafik 4.35Distribusi Frekuensi persentase Pemeriksaan dan Perawatan Gigi
pada SD/setingkat di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 4.35 diatas dapat dilihat bahwa dari jumlah
SD/setingkat di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015 sebanyak 153,
yang mendapatkan pelayanan gigi sebanyak 53 SD/setingkat (36,64%).
26. Pelayanan Kesehatan Usia LanjutGrafik 4.36
Distribusi Frekuensi Persentase Pelayanan Kesehatan pada UsiaLanjut (60 tahun +) menurut Puskesmas se-Kabupaten Solok Selatan
Tahun 2015
7
153
100
36,64
Talunan Kab.Solok
Selatan
48,7
85,1
Talunan Kab.Solok
Selatan
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 60
Dari grafik 4.36 dapat dilihat bahwa persentase pelayanan
kesehatan pada Usia Lanjut di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
sebesar 85,1%, sedangkan di Tahun 2014 sebesar 57,3% dan di Tahun
2013 sebesar 60,86%. Hal ini menunjukkan terjadinya peningkatan
dalam upaya pelayanan kesehatan pada Usia Lanjut.
B. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN1. Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (Total Covarege)
Grafik 4.37Distribusi Frekuensi Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
berdasarkan Jenis Jaminan Pemeliharaan Kesehatan di Solok SelatanTahun 2015
Dari grafik 4.37 dapat dilihat bahwa proporsi jaminan pemeliharaan
kesehatan di kabupaten Solok Selatan Tahun 2015 sebesar 75,8%
(121.132 jiwa), terbanyak pada jenis pelayanan PBI APBN (Jamkesmas)
dan PBI APBD (Jamkesda).
2. Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (Masyarakat Miskin)Grafik 4.38
Distribusi Frekuensi Cakupan Jaminan Pemeliharaan KesehatanMasyarakat Miskin di Kab. Solok Selatan Tahun 2015
47.947 54.670
30,01
PenerimaBantuan Iuran
(PBI) APBN
PBI APBD
50%
14,8%
2011 2012
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 60
Dari grafik 4.36 dapat dilihat bahwa persentase pelayanan
kesehatan pada Usia Lanjut di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
sebesar 85,1%, sedangkan di Tahun 2014 sebesar 57,3% dan di Tahun
2013 sebesar 60,86%. Hal ini menunjukkan terjadinya peningkatan
dalam upaya pelayanan kesehatan pada Usia Lanjut.
B. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN1. Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (Total Covarege)
Grafik 4.37Distribusi Frekuensi Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
berdasarkan Jenis Jaminan Pemeliharaan Kesehatan di Solok SelatanTahun 2015
Dari grafik 4.37 dapat dilihat bahwa proporsi jaminan pemeliharaan
kesehatan di kabupaten Solok Selatan Tahun 2015 sebesar 75,8%
(121.132 jiwa), terbanyak pada jenis pelayanan PBI APBN (Jamkesmas)
dan PBI APBD (Jamkesda).
2. Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (Masyarakat Miskin)Grafik 4.38
Distribusi Frekuensi Cakupan Jaminan Pemeliharaan KesehatanMasyarakat Miskin di Kab. Solok Selatan Tahun 2015
54.6709.628 8.88734,21 6,03 5,56
PBI APBD Pekerja penerimaupah (PPU)
Pekerja bukanpenerima upah(PBPU)/mandiri
Jumlah Peserta % Peserta
60% 70%85%
47,1%34%
67,4%
2012 2013 2014
Target Capaian
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 60
Dari grafik 4.36 dapat dilihat bahwa persentase pelayanan
kesehatan pada Usia Lanjut di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
sebesar 85,1%, sedangkan di Tahun 2014 sebesar 57,3% dan di Tahun
2013 sebesar 60,86%. Hal ini menunjukkan terjadinya peningkatan
dalam upaya pelayanan kesehatan pada Usia Lanjut.
B. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN1. Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (Total Covarege)
Grafik 4.37Distribusi Frekuensi Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
berdasarkan Jenis Jaminan Pemeliharaan Kesehatan di Solok SelatanTahun 2015
Dari grafik 4.37 dapat dilihat bahwa proporsi jaminan pemeliharaan
kesehatan di kabupaten Solok Selatan Tahun 2015 sebesar 75,8%
(121.132 jiwa), terbanyak pada jenis pelayanan PBI APBN (Jamkesmas)
dan PBI APBD (Jamkesda).
2. Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (Masyarakat Miskin)Grafik 4.38
Distribusi Frekuensi Cakupan Jaminan Pemeliharaan KesehatanMasyarakat Miskin di Kab. Solok Selatan Tahun 2015
121132
75,8
Pekerja bukanpenerima upah(PBPU)/mandiri
Kab. SolokSelatan
100%
67,4% 64,2%
2015
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 61
3. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap dan Gangguan Jiwadi Sarana Pelayanan Kesehatan
Grafik 4.39Distribusi Frekuensi Kunjungan Rawat Jalan, Inap dan Gangguan
Jiwa di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 4.39 dapat dilihat bahwa jumlah kunjungan Rawat
Jalan pada Puskesmas lebih besar dibandingkan dari Rumah Sakit
Umum Kab. Solok Selatan dan Kunjungan Rawat Inap pada Rumah Sakit
lebih besar dibandingkan dari Puskesmas.
Jika dibandingkan antara seluruh kunjungan di Tahun 2015 maka
persentase kunjungan Rawat Jalan 51,70% dan Rawat Inap 5,06% jika
dibandingkan di Tahun 2014 Kunjungan Rawat Jalan 39% dan Rawat
Inap 2,7%.
Dapat kita ketahui bahwa jumlah pasien Gangguan Jiwa hingga
Tahun 2015 sebanyak 196 Orang, dengan rincian sebagai berikut :
Grafik 4.40Distribusi Frekuensi Jumlah Pasien Gangguan Jiwa Menurut
Puskesmas di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
57775
999 820
Puskesmas
Rawat Jalan
23 34 36
PakanRabaa
MuaraLabuh
PakanSelasa
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 61
3. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap dan Gangguan Jiwadi Sarana Pelayanan Kesehatan
Grafik 4.39Distribusi Frekuensi Kunjungan Rawat Jalan, Inap dan Gangguan
Jiwa di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 4.39 dapat dilihat bahwa jumlah kunjungan Rawat
Jalan pada Puskesmas lebih besar dibandingkan dari Rumah Sakit
Umum Kab. Solok Selatan dan Kunjungan Rawat Inap pada Rumah Sakit
lebih besar dibandingkan dari Puskesmas.
Jika dibandingkan antara seluruh kunjungan di Tahun 2015 maka
persentase kunjungan Rawat Jalan 51,70% dan Rawat Inap 5,06% jika
dibandingkan di Tahun 2014 Kunjungan Rawat Jalan 39% dan Rawat
Inap 2,7%.
Dapat kita ketahui bahwa jumlah pasien Gangguan Jiwa hingga
Tahun 2015 sebanyak 196 Orang, dengan rincian sebagai berikut :
Grafik 4.40Distribusi Frekuensi Jumlah Pasien Gangguan Jiwa Menurut
Puskesmas di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
24838
82613
7084 8083820 0
RSUD Kab. Solok Selatan
Rawat Jalan Rawat Inap Gangguan Jiwa
36 38 3213 2
18
PakanSelasa
LubukGadang
BidarAlam
Abai Mercu Talunan
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 61
3. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap dan Gangguan Jiwadi Sarana Pelayanan Kesehatan
Grafik 4.39Distribusi Frekuensi Kunjungan Rawat Jalan, Inap dan Gangguan
Jiwa di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 4.39 dapat dilihat bahwa jumlah kunjungan Rawat
Jalan pada Puskesmas lebih besar dibandingkan dari Rumah Sakit
Umum Kab. Solok Selatan dan Kunjungan Rawat Inap pada Rumah Sakit
lebih besar dibandingkan dari Puskesmas.
Jika dibandingkan antara seluruh kunjungan di Tahun 2015 maka
persentase kunjungan Rawat Jalan 51,70% dan Rawat Inap 5,06% jika
dibandingkan di Tahun 2014 Kunjungan Rawat Jalan 39% dan Rawat
Inap 2,7%.
Dapat kita ketahui bahwa jumlah pasien Gangguan Jiwa hingga
Tahun 2015 sebanyak 196 Orang, dengan rincian sebagai berikut :
Grafik 4.40Distribusi Frekuensi Jumlah Pasien Gangguan Jiwa Menurut
Puskesmas di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
8083 820
Kab. Solok Selatan
Gangguan Jiwa
18
196
Talunan Kab. SolokSelatan
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 62
4. Angka Kematian Pasien di Rumah SakitGrafik 4.41
Jumlah kematian Pasien di Rumah Sakit UmumSolok Selatan Tahun 2015
Gross Death Rate yang disingkat GDR adalah angka kematian
umum untuk tiap-tiap 1.000 pasien keluar, sedang, Net Death Rate yang
disingkat NDR adalah angka kematian ≥ 48 jam setelah dirawat untuk
tiap-tiap 1.000 pasien keluar. Dari Grafik 4.41 dapat dilihat bahwa di
Tahun 2015 GDR sebesar 29,08 dan NDR sebesar 13,8 sedangkan di
Tahun 2014 GDR sebesar 19,1 dan NDR sebesar 19,4, sedangkan di
Tahun 2013 GDR sebesar 22 dan NDR 9,2. Dimana terjadinya perubahan
Trand peningkatan pada GDR di Tahun 2015.
5. Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah SakitBed Occupancy RateBOR adalah Persentase pemakaian tempat
tidur pada satu-satuan waktu tertentu, Bed Turn Over/BTO adalah
Frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat
tidur dipakai dalam satu satuan waktu (biasanya dalam periode 1 tahun)
yang mana indikator ini memberikan tingkat efisiensi pada pemakaian
tempat tidur.
Turn Over Interval/TOI adalah Rata-rata hari tempat tidur tidak
ditempati dari saat terisi ke saat terisi berikutnya sedangkan Average
Length of Stay/ALOS adalah Rata-rata lama rawat (dalam satuan hari)
seorang pasien. Hal tersebut dapat dilihat pada grafik berikut :
34,50
25,18
GDR
Laki-Laki
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 62
4. Angka Kematian Pasien di Rumah SakitGrafik 4.41
Jumlah kematian Pasien di Rumah Sakit UmumSolok Selatan Tahun 2015
Gross Death Rate yang disingkat GDR adalah angka kematian
umum untuk tiap-tiap 1.000 pasien keluar, sedang, Net Death Rate yang
disingkat NDR adalah angka kematian ≥ 48 jam setelah dirawat untuk
tiap-tiap 1.000 pasien keluar. Dari Grafik 4.41 dapat dilihat bahwa di
Tahun 2015 GDR sebesar 29,08 dan NDR sebesar 13,8 sedangkan di
Tahun 2014 GDR sebesar 19,1 dan NDR sebesar 19,4, sedangkan di
Tahun 2013 GDR sebesar 22 dan NDR 9,2. Dimana terjadinya perubahan
Trand peningkatan pada GDR di Tahun 2015.
5. Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah SakitBed Occupancy RateBOR adalah Persentase pemakaian tempat
tidur pada satu-satuan waktu tertentu, Bed Turn Over/BTO adalah
Frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat
tidur dipakai dalam satu satuan waktu (biasanya dalam periode 1 tahun)
yang mana indikator ini memberikan tingkat efisiensi pada pemakaian
tempat tidur.
Turn Over Interval/TOI adalah Rata-rata hari tempat tidur tidak
ditempati dari saat terisi ke saat terisi berikutnya sedangkan Average
Length of Stay/ALOS adalah Rata-rata lama rawat (dalam satuan hari)
seorang pasien. Hal tersebut dapat dilihat pada grafik berikut :
19,2825,18
9,85
29,08
GDR NDR
Laki-Laki Perempuan Jumlah
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 62
4. Angka Kematian Pasien di Rumah SakitGrafik 4.41
Jumlah kematian Pasien di Rumah Sakit UmumSolok Selatan Tahun 2015
Gross Death Rate yang disingkat GDR adalah angka kematian
umum untuk tiap-tiap 1.000 pasien keluar, sedang, Net Death Rate yang
disingkat NDR adalah angka kematian ≥ 48 jam setelah dirawat untuk
tiap-tiap 1.000 pasien keluar. Dari Grafik 4.41 dapat dilihat bahwa di
Tahun 2015 GDR sebesar 29,08 dan NDR sebesar 13,8 sedangkan di
Tahun 2014 GDR sebesar 19,1 dan NDR sebesar 19,4, sedangkan di
Tahun 2013 GDR sebesar 22 dan NDR 9,2. Dimana terjadinya perubahan
Trand peningkatan pada GDR di Tahun 2015.
5. Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah SakitBed Occupancy RateBOR adalah Persentase pemakaian tempat
tidur pada satu-satuan waktu tertentu, Bed Turn Over/BTO adalah
Frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat
tidur dipakai dalam satu satuan waktu (biasanya dalam periode 1 tahun)
yang mana indikator ini memberikan tingkat efisiensi pada pemakaian
tempat tidur.
Turn Over Interval/TOI adalah Rata-rata hari tempat tidur tidak
ditempati dari saat terisi ke saat terisi berikutnya sedangkan Average
Length of Stay/ALOS adalah Rata-rata lama rawat (dalam satuan hari)
seorang pasien. Hal tersebut dapat dilihat pada grafik berikut :
13,80
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 63
Grafik 4.42Indikator Kinerja Pelayanan di rumah Sakit Umum
Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 4.42 diatas dapat dilihat bahwa di Tahun 2015 BOR
sebesar 35,95% dan BTO sebesar 42,06 kali, sedangkan di Tahun 2014
BOR sebesar 23,5%, BTO 28,6 kali dan 2013 yang mana BOR sebesar
61% dan BTO sebesar 34 kali.
C. PERILAKU HIDUP MASYARAKATPada kenyataannya kesehatan merupakan aset masa depan dan
merupakan modal terciptanya hidup yang sejahtera. Agar status
kesehatan dapat diraih, perlu dilakukan upaya pencegahan penyakit
dengan mengurangi atau menghilangkan faktor resiko penyakit, di
antaranya pada tingkat pertama adalah melakukan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS). Pola PHBS ini hendaknya dilaksanakan oleh seluruh
masyarakat yang ada di berbagai tempat/tatanan yaitu di tempat umum,
di tempat kerja, di sekolah, di institusi kesehatan, dan di rumah tangga.
PHBS di rumah tangga adalah upaya memberdayakan anggota
rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan PHBS serta
berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Berdasarkan
evaluasi, maka pada perkembangannya indikator PHBS tatanan rumah
tangga mulai ditingkatkan kualitasnya. Dari 10 indikator yang semula
masih menggunakan stratifikasi sehat I – IV, maka secara Nasional sudah
ditingkatkan kualitas indikatornya menjadi 10 indikator yang sifatnya
komposit/gabungan, sehingga 10 indikator PHBS tatanan rumah tangga
semua harus terpenuhi. Sepuluh indikator PHBS rumah tangga tersebut
adalah persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, pemberian ASI
35,95
BOR (%)
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 63
Grafik 4.42Indikator Kinerja Pelayanan di rumah Sakit Umum
Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 4.42 diatas dapat dilihat bahwa di Tahun 2015 BOR
sebesar 35,95% dan BTO sebesar 42,06 kali, sedangkan di Tahun 2014
BOR sebesar 23,5%, BTO 28,6 kali dan 2013 yang mana BOR sebesar
61% dan BTO sebesar 34 kali.
C. PERILAKU HIDUP MASYARAKATPada kenyataannya kesehatan merupakan aset masa depan dan
merupakan modal terciptanya hidup yang sejahtera. Agar status
kesehatan dapat diraih, perlu dilakukan upaya pencegahan penyakit
dengan mengurangi atau menghilangkan faktor resiko penyakit, di
antaranya pada tingkat pertama adalah melakukan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS). Pola PHBS ini hendaknya dilaksanakan oleh seluruh
masyarakat yang ada di berbagai tempat/tatanan yaitu di tempat umum,
di tempat kerja, di sekolah, di institusi kesehatan, dan di rumah tangga.
PHBS di rumah tangga adalah upaya memberdayakan anggota
rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan PHBS serta
berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Berdasarkan
evaluasi, maka pada perkembangannya indikator PHBS tatanan rumah
tangga mulai ditingkatkan kualitasnya. Dari 10 indikator yang semula
masih menggunakan stratifikasi sehat I – IV, maka secara Nasional sudah
ditingkatkan kualitas indikatornya menjadi 10 indikator yang sifatnya
komposit/gabungan, sehingga 10 indikator PHBS tatanan rumah tangga
semua harus terpenuhi. Sepuluh indikator PHBS rumah tangga tersebut
adalah persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, pemberian ASI
42,06
5,56
BTO (KALI) TOI (HARI) ALOS (HARI)
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 63
Grafik 4.42Indikator Kinerja Pelayanan di rumah Sakit Umum
Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 4.42 diatas dapat dilihat bahwa di Tahun 2015 BOR
sebesar 35,95% dan BTO sebesar 42,06 kali, sedangkan di Tahun 2014
BOR sebesar 23,5%, BTO 28,6 kali dan 2013 yang mana BOR sebesar
61% dan BTO sebesar 34 kali.
C. PERILAKU HIDUP MASYARAKATPada kenyataannya kesehatan merupakan aset masa depan dan
merupakan modal terciptanya hidup yang sejahtera. Agar status
kesehatan dapat diraih, perlu dilakukan upaya pencegahan penyakit
dengan mengurangi atau menghilangkan faktor resiko penyakit, di
antaranya pada tingkat pertama adalah melakukan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS). Pola PHBS ini hendaknya dilaksanakan oleh seluruh
masyarakat yang ada di berbagai tempat/tatanan yaitu di tempat umum,
di tempat kerja, di sekolah, di institusi kesehatan, dan di rumah tangga.
PHBS di rumah tangga adalah upaya memberdayakan anggota
rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan PHBS serta
berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Berdasarkan
evaluasi, maka pada perkembangannya indikator PHBS tatanan rumah
tangga mulai ditingkatkan kualitasnya. Dari 10 indikator yang semula
masih menggunakan stratifikasi sehat I – IV, maka secara Nasional sudah
ditingkatkan kualitas indikatornya menjadi 10 indikator yang sifatnya
komposit/gabungan, sehingga 10 indikator PHBS tatanan rumah tangga
semua harus terpenuhi. Sepuluh indikator PHBS rumah tangga tersebut
adalah persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, pemberian ASI
4,09
ALOS (HARI)
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 64
eksklusif, balita ditimbang, penggunaan air bersih, cuci tangan,
penggunaan jamban, pemberantasan jentik, konsumsi buah dan sayur,
aktivitas fisik dan tidak merokok di dalam rumah.
Peningkatan capaian 10 indikator PHBS, dilakukan berbagai upaya,
diantaranya meningkatkan pembinaan UKBM secara terintegrasi
(posyandu, desa siaga, kadarsi), penyebarluasan informasi baik secara
langsung maupun tidak langsung melalui media, serta meningkatkan
peran serta swasta, ormas, dan LSM.
Grafik. 4.43Distribusi Frekuensi Rumah Tangga yang berPHBS
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013-215
Dari grafik 4.43 dapat dilihat bahwa rumah Tangga yang Ber-PHBS
di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015 sebesar 66,04% (26.800 RT) dari
40.584 RT yang dipantau (99,09% RT yang ada di Kabupaten Solok
Selatan). Penurunan di Tahun 2015 kemungkinan diakibatkan adanya
penambahan Rumah Tangga.
D. KEADAAN LINGKUNGAN1. Persentase Rumah Sehat
Grafik 4.44Distribusi Frekuensi Persentase Rumah Sehat
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
43,4
2013
75%58,9%
2011 2012
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 64
eksklusif, balita ditimbang, penggunaan air bersih, cuci tangan,
penggunaan jamban, pemberantasan jentik, konsumsi buah dan sayur,
aktivitas fisik dan tidak merokok di dalam rumah.
Peningkatan capaian 10 indikator PHBS, dilakukan berbagai upaya,
diantaranya meningkatkan pembinaan UKBM secara terintegrasi
(posyandu, desa siaga, kadarsi), penyebarluasan informasi baik secara
langsung maupun tidak langsung melalui media, serta meningkatkan
peran serta swasta, ormas, dan LSM.
Grafik. 4.43Distribusi Frekuensi Rumah Tangga yang berPHBS
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013-215
Dari grafik 4.43 dapat dilihat bahwa rumah Tangga yang Ber-PHBS
di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015 sebesar 66,04% (26.800 RT) dari
40.584 RT yang dipantau (99,09% RT yang ada di Kabupaten Solok
Selatan). Penurunan di Tahun 2015 kemungkinan diakibatkan adanya
penambahan Rumah Tangga.
D. KEADAAN LINGKUNGAN1. Persentase Rumah Sehat
Grafik 4.44Distribusi Frekuensi Persentase Rumah Sehat
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
76,3
2014 2015
79% 81% 83%
23,7%36,3%
60,2%
2012 2013 2014
Target Capaian
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 64
eksklusif, balita ditimbang, penggunaan air bersih, cuci tangan,
penggunaan jamban, pemberantasan jentik, konsumsi buah dan sayur,
aktivitas fisik dan tidak merokok di dalam rumah.
Peningkatan capaian 10 indikator PHBS, dilakukan berbagai upaya,
diantaranya meningkatkan pembinaan UKBM secara terintegrasi
(posyandu, desa siaga, kadarsi), penyebarluasan informasi baik secara
langsung maupun tidak langsung melalui media, serta meningkatkan
peran serta swasta, ormas, dan LSM.
Grafik. 4.43Distribusi Frekuensi Rumah Tangga yang berPHBS
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013-215
Dari grafik 4.43 dapat dilihat bahwa rumah Tangga yang Ber-PHBS
di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015 sebesar 66,04% (26.800 RT) dari
40.584 RT yang dipantau (99,09% RT yang ada di Kabupaten Solok
Selatan). Penurunan di Tahun 2015 kemungkinan diakibatkan adanya
penambahan Rumah Tangga.
D. KEADAAN LINGKUNGAN1. Persentase Rumah Sehat
Grafik 4.44Distribusi Frekuensi Persentase Rumah Sehat
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
66,04
2015
85%60,2% 65,79%
2015
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 65
Dari grafik 4.44 dapat dilihat bahwa rumah sehat di Kabupaten
Solok Selatan Tahun 2015 sebesar 65,79% (25.124) dari jumlah rumah
tinggal sebanyak 38.190. Hal ini menunjukkan adanya kecenderungan
peningkatan dari Tahun 2011 (58,9%) dan Tahun 2015 (65,79%).
2. Persentase Penduduk yang Memiliki Akses Air Minum yangLayak
Grafik 4.45Distribusi Frekuensi Penduduk yang Memiliki Akses air Minum yang
Layak menurut Puskesmas di Kabupaten Solok SelatanTahun 2011-2015
Dari Grafik 4.45 dapat dilihat penduduk yang memiliki akses air
minum layak di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015 sebesar 81,53%
(130.274 jiwa). Jumlah sarana rumah tinggal yang memiliki sarana air
bersih sebesar 88,74% (33.890).
Diagram 4.2Distribusi Frekuensi Sumber Air Minum menurut Jenis
di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
60%
0%2011 2012
PenampunganAir Hujan
1%
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 65
Dari grafik 4.44 dapat dilihat bahwa rumah sehat di Kabupaten
Solok Selatan Tahun 2015 sebesar 65,79% (25.124) dari jumlah rumah
tinggal sebanyak 38.190. Hal ini menunjukkan adanya kecenderungan
peningkatan dari Tahun 2011 (58,9%) dan Tahun 2015 (65,79%).
2. Persentase Penduduk yang Memiliki Akses Air Minum yangLayak
Grafik 4.45Distribusi Frekuensi Penduduk yang Memiliki Akses air Minum yang
Layak menurut Puskesmas di Kabupaten Solok SelatanTahun 2011-2015
Dari Grafik 4.45 dapat dilihat penduduk yang memiliki akses air
minum layak di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015 sebesar 81,53%
(130.274 jiwa). Jumlah sarana rumah tinggal yang memiliki sarana air
bersih sebesar 88,74% (33.890).
Diagram 4.2Distribusi Frekuensi Sumber Air Minum menurut Jenis
di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
62% 64% 66%54% 57,7%
74,2%
2012 2013 2014
Target Capaian
Sumur GaliTerlindung
33%
Mata AirTerlindung
13%
Perpipaan53%
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 65
Dari grafik 4.44 dapat dilihat bahwa rumah sehat di Kabupaten
Solok Selatan Tahun 2015 sebesar 65,79% (25.124) dari jumlah rumah
tinggal sebanyak 38.190. Hal ini menunjukkan adanya kecenderungan
peningkatan dari Tahun 2011 (58,9%) dan Tahun 2015 (65,79%).
2. Persentase Penduduk yang Memiliki Akses Air Minum yangLayak
Grafik 4.45Distribusi Frekuensi Penduduk yang Memiliki Akses air Minum yang
Layak menurut Puskesmas di Kabupaten Solok SelatanTahun 2011-2015
Dari Grafik 4.45 dapat dilihat penduduk yang memiliki akses air
minum layak di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015 sebesar 81,53%
(130.274 jiwa). Jumlah sarana rumah tinggal yang memiliki sarana air
bersih sebesar 88,74% (33.890).
Diagram 4.2Distribusi Frekuensi Sumber Air Minum menurut Jenis
di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
68%74,2% 81,5%
2015
Sumur GaliTerlindung
33%
Mata AirTerlindung
13%
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 66
3. Persentase Penyelenggara Air Minum Memenuhi SyaratKesehatan
Grafik 4.46Distribusi Frekuensi Depot air Minum menurut Puskesmas
di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 4.46 dapat dilihat di Tahun 2015 dari 93 Depot Air
Minim, yang diperiksa sebanyak 20 Depot Air minum dengan memenuhi
syarat sebanyak 10 Depot Air Minum (50%) di 2014 dari 89 Depot Air
Minum, yang telah diperiksa sebanyak 44 depot dan memenuhi syarat
sebesar 95,5%. Di Tahun 2013 terdapat 70 jumlah Depot Air Minum,
yang telah dilakukan pemeriksaan sebanyak 57 depot (81,4%) dengan
memenuhi syarat sebanyak 29 depot (50,9%).
4. Persentase Penduduk yang Memiliki Akses Sanitasi yang LayakGrafik 4.47
Distribusi Frekuensi Penduduk yang memiliki akses Jamban yangLayak menurut Puskesmas di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2014
1219
71 4 51 0
PakanRabaa
MuaraLabuh
PakanSelasa
Jumlah Penyelenggara Air Minum
35%
14,8%
2011 2012
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 66
3. Persentase Penyelenggara Air Minum Memenuhi SyaratKesehatan
Grafik 4.46Distribusi Frekuensi Depot air Minum menurut Puskesmas
di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 4.46 dapat dilihat di Tahun 2015 dari 93 Depot Air
Minim, yang diperiksa sebanyak 20 Depot Air minum dengan memenuhi
syarat sebanyak 10 Depot Air Minum (50%) di 2014 dari 89 Depot Air
Minum, yang telah diperiksa sebanyak 44 depot dan memenuhi syarat
sebesar 95,5%. Di Tahun 2013 terdapat 70 jumlah Depot Air Minum,
yang telah dilakukan pemeriksaan sebanyak 57 depot (81,4%) dengan
memenuhi syarat sebanyak 29 depot (50,9%).
4. Persentase Penduduk yang Memiliki Akses Sanitasi yang LayakGrafik 4.47
Distribusi Frekuensi Penduduk yang memiliki akses Jamban yangLayak menurut Puskesmas di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2014
29
8 8 4 65 100 0 03 6
0 0 0
PakanSelasa
LubukGadang
BidarAlam
Abai Mercu Talunan
Jumlah Penyelenggara Air Minum Jumlah Diperiksa Jumlah memehu Syarat
45%55%
65%
47,1%34,9%
62,1%
2012 2013 2014
Target Capaian
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 66
3. Persentase Penyelenggara Air Minum Memenuhi SyaratKesehatan
Grafik 4.46Distribusi Frekuensi Depot air Minum menurut Puskesmas
di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 4.46 dapat dilihat di Tahun 2015 dari 93 Depot Air
Minim, yang diperiksa sebanyak 20 Depot Air minum dengan memenuhi
syarat sebanyak 10 Depot Air Minum (50%) di 2014 dari 89 Depot Air
Minum, yang telah diperiksa sebanyak 44 depot dan memenuhi syarat
sebesar 95,5%. Di Tahun 2013 terdapat 70 jumlah Depot Air Minum,
yang telah dilakukan pemeriksaan sebanyak 57 depot (81,4%) dengan
memenuhi syarat sebanyak 29 depot (50,9%).
4. Persentase Penduduk yang Memiliki Akses Sanitasi yang LayakGrafik 4.47
Distribusi Frekuensi Penduduk yang memiliki akses Jamban yangLayak menurut Puskesmas di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2014
6
93
0
20
010
Talunan Kab. SolokSelatan
Jumlah memehu Syarat
75%
62,1% 62,7%
2015
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 67
Dari grafik 4.47 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk dengan
akses jamban yang layak sebesar 62,7% (100.139 jiwa). Jumlah rumah
tinggal yang mimiliki jamban sebesar 75,06% (28.667).
Diagram 4.3Distribusi Frekuensi Jamban menurut jenis
di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari diagram 4.3 dapat dilihat bahwa penduduk dengan jenis
jamban layak di akses di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015 terbesar
pada penggunaan leher angsa sebesar 98%.
5. Persentase Desa STBMGrafik 4.48
Distribusi Frekuensi Desa yang STOP BABS menurut Puskesmas diKabupaten Solok Selatan Tahun 2014
Dari grafik 4.48 dapat dilihat bahwa desa yang telah STOP BABS di
Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015 sebesar 9,67% (26 desa).
Leher Angsa
15,91
3,23
34,62
0 0
26,92
PakanRabaa
MuaraLabuh
PakanSelasa
% Desa Melakukan STBM
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 67
Dari grafik 4.47 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk dengan
akses jamban yang layak sebesar 62,7% (100.139 jiwa). Jumlah rumah
tinggal yang mimiliki jamban sebesar 75,06% (28.667).
Diagram 4.3Distribusi Frekuensi Jamban menurut jenis
di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari diagram 4.3 dapat dilihat bahwa penduduk dengan jenis
jamban layak di akses di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015 terbesar
pada penggunaan leher angsa sebesar 98%.
5. Persentase Desa STBMGrafik 4.48
Distribusi Frekuensi Desa yang STOP BABS menurut Puskesmas diKabupaten Solok Selatan Tahun 2014
Dari grafik 4.48 dapat dilihat bahwa desa yang telah STOP BABS di
Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015 sebesar 9,67% (26 desa).
88%
5% 7%
Leher Angsa Plengsengan Cemplung
34,62 34,62
18,52
5,41
18,1826,9223,08
11,115,41
18,18
PakanSelasa
LubukGadang
BidarAlam
Abai Mercu Talunan
% Desa Melakukan STBM % Desa Stop BABS
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 67
Dari grafik 4.47 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk dengan
akses jamban yang layak sebesar 62,7% (100.139 jiwa). Jumlah rumah
tinggal yang mimiliki jamban sebesar 75,06% (28.667).
Diagram 4.3Distribusi Frekuensi Jamban menurut jenis
di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari diagram 4.3 dapat dilihat bahwa penduduk dengan jenis
jamban layak di akses di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015 terbesar
pada penggunaan leher angsa sebesar 98%.
5. Persentase Desa STBMGrafik 4.48
Distribusi Frekuensi Desa yang STOP BABS menurut Puskesmas diKabupaten Solok Selatan Tahun 2014
Dari grafik 4.48 dapat dilihat bahwa desa yang telah STOP BABS di
Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015 sebesar 9,67% (26 desa).
Cemplung
0
16,73
18,18
0 9,67
Talunan Kab. SolokSelatan
% Desa Stop BABS
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 68
6. Persentase Tempat-tempat Umum Memenuhi Syarat KesehatanGrafik 4.49
Distribusi Frekuensi TTU yang memenuhi Syarat KesehatanDi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 4.49 dapat dilihat bahwa dari 251 jumlah Tempat-
Tempat Umum di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015 terdapat 77,29%
yang telah memenuhi syarat kesehatan.
7. Persentase Tempat Pengelolaan Makanan Memenuhi SyaratKesehatan
Grafik 4.50Distribusi Frekuensi Tempat Pengolahan Makanan
yang memenuhi Syarat di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
34 5131
85,29 78,43 90,32
PakanRabaa
MuaraLabuh
PakanSelasa
Jumlah TTU
32
113157
3182 9496,88 72,57 59,87
PakanRabaa
MuaraLabuh
PakanSelasa
Jumlah TPM TPM yang Memenuhi syarat Kesehatan
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 68
6. Persentase Tempat-tempat Umum Memenuhi Syarat KesehatanGrafik 4.49
Distribusi Frekuensi TTU yang memenuhi Syarat KesehatanDi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 4.49 dapat dilihat bahwa dari 251 jumlah Tempat-
Tempat Umum di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015 terdapat 77,29%
yang telah memenuhi syarat kesehatan.
7. Persentase Tempat Pengelolaan Makanan Memenuhi SyaratKesehatan
Grafik 4.50Distribusi Frekuensi Tempat Pengolahan Makanan
yang memenuhi Syarat di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
3159
22 3310 11
90,3269,49
100
45,4590 90,91
PakanSelasa
LubukGadang
BidarAlam
Abai Mercu Talunan
Jumlah TTU % TTU yang memenuhi syarat Kesehatan
157
66 6612 22 28
9437 23 9 14 18
59,87 56,06 34,8575,00 63,64
PakanSelasa
LubukGadang
Bidar Alan Abai Mercu Talunan
TPM yang Memenuhi syarat Kesehatan % memenuhi kesehatan
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 68
6. Persentase Tempat-tempat Umum Memenuhi Syarat KesehatanGrafik 4.49
Distribusi Frekuensi TTU yang memenuhi Syarat KesehatanDi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 4.49 dapat dilihat bahwa dari 251 jumlah Tempat-
Tempat Umum di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015 terdapat 77,29%
yang telah memenuhi syarat kesehatan.
7. Persentase Tempat Pengelolaan Makanan Memenuhi SyaratKesehatan
Grafik 4.50Distribusi Frekuensi Tempat Pengolahan Makanan
yang memenuhi Syarat di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
11
251
90,91 77,29
Talunan Kab.Solok
Selatan
% TTU yang memenuhi syarat Kesehatan
28
496
18
308
64,29 62,1
Talunan Kab. SolokSelatan
% memenuhi kesehatan
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 69
Dari grafik 4.50 dapat dilihat bahwa dari 496 jumlah tempat
pengolahan Makanan terdapat 62,1% (308 TPM) yang memenuhi syarat
kesehatan di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015.
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 70
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
Sumber daya kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung
dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas, yang
diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pada bab
ini, sumber daya kesehatan diulas dengan menyajikan gambaran keadaan
sarana kesehatan, tenaga kesehatan, dan pembiayaan kesehatan.
A. SARANA KESEHATAN1. Puskesmas dan Jaringannya
Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas), berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128 Tahun 2004 tentang
kebijakan dasar puskesmas yang merupakan Unit Pelaksana Teknis
(UPT) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
Puskesmas memiliki fungsi sebagai: a) pusat pembangunan
berwawasan kesehatan, b) pusat pemberdayaan masyarakat, c) pusat
pelayanan kesehatan masyarakat dan perorangan secara primer.
Upaya kesehatan wajib terdiri dari
a. Upaya promosi kesehatan
b. Upaya kesehatan lingkungan
c. Upaya kesehatan ibu dan anak serta Keluarga Berencana
d. Upaya perbaikan gizi
e. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
f. Upaya pengobatan
Jumlah Puskesmas di Kabupaten Solok Selatan sampai
dengan akhir Tahun 2015 sebanyak 8 unit, semuanya merupakan
Puskesmas Rawatan, dengan pelaksana terkecilnya dibantu dengan
puskesmas Pembantu dan Poskesdes/Polindes yang tersebar di 7
Kecamatan atau di 8 wilayah kerja Puskesmas se-Kabupaten Solok
BAB V
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 71
Selatan. Selain itu Puskesmas juga di bantu dengan kegiatan
Puskesmas Keliling (roda 4). Hal ini dapat dilihat dari grafik berikut
:
Grafik 5.1Distribusi Frekuensi Puskesmas dan Jaringannya
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
2. Rumah Sakit UmumDi Kabupaten Solok Selatan terdapat 1 (satu) unit Rumah Sakit
Umum Daerah dengan Tipe C dengan jumlah 112 tempat tidur.
3. Sarana Pelayanan LainSelain Puskesmas dan Rumah Sakit terdapat juga unit-unit
pelayanan kesehatan di Kabupaten Solok Selatan yang dapat dilihat
dari grafik berikut :
7 7 7
2128
122 2
82
PakanRabaa
MuaraLabuh
PakanSelasa
Pustu
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 71
Selatan. Selain itu Puskesmas juga di bantu dengan kegiatan
Puskesmas Keliling (roda 4). Hal ini dapat dilihat dari grafik berikut
:
Grafik 5.1Distribusi Frekuensi Puskesmas dan Jaringannya
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
2. Rumah Sakit UmumDi Kabupaten Solok Selatan terdapat 1 (satu) unit Rumah Sakit
Umum Daerah dengan Tipe C dengan jumlah 112 tempat tidur.
3. Sarana Pelayanan LainSelain Puskesmas dan Rumah Sakit terdapat juga unit-unit
pelayanan kesehatan di Kabupaten Solok Selatan yang dapat dilihat
dari grafik berikut :
6 3 8 312
2618
27
72 3 2 2 228 10 5 2
PakanSelasa
LubukGadang
Bidar Alam Abai Mercu
Pustu Poskesdes Pusling Tempat Tidur
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 71
Selatan. Selain itu Puskesmas juga di bantu dengan kegiatan
Puskesmas Keliling (roda 4). Hal ini dapat dilihat dari grafik berikut
:
Grafik 5.1Distribusi Frekuensi Puskesmas dan Jaringannya
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
2. Rumah Sakit UmumDi Kabupaten Solok Selatan terdapat 1 (satu) unit Rumah Sakit
Umum Daerah dengan Tipe C dengan jumlah 112 tempat tidur.
3. Sarana Pelayanan LainSelain Puskesmas dan Rumah Sakit terdapat juga unit-unit
pelayanan kesehatan di Kabupaten Solok Selatan yang dapat dilihat
dari grafik berikut :
3
44
6
145
2 3
18
2 2
39
Mercu Talunan Jumlah
Tempat Tidur
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 72
Grafik 5.2Distribusi Frekuensi Sarana Pelayanan Kesehatan Lainnya
di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
B. USAHA KESEHATAN BERBASIS MASYARAKAT (UKBM)1. Posyandu
Posyandu merupakan salah satu UKBM yang dilaksanakan oleh,
dari dan masyarakat, untuk memberdayakan dan memberikan
kemudahan kepada mesyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan bagi masyarakat terutama ibu, bayi dan anak. Dalam
menjalankan fungsinya, posyandu diharapkan dapat melaksanakan 5
program prioritas yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana,
imunisasi, gizi dan penanggulangan diare. Adapun strata Posyandu di
Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015 Dapat dilihat pada grafik
berikut :
1417
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 72
Grafik 5.2Distribusi Frekuensi Sarana Pelayanan Kesehatan Lainnya
di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
B. USAHA KESEHATAN BERBASIS MASYARAKAT (UKBM)1. Posyandu
Posyandu merupakan salah satu UKBM yang dilaksanakan oleh,
dari dan masyarakat, untuk memberdayakan dan memberikan
kemudahan kepada mesyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan bagi masyarakat terutama ibu, bayi dan anak. Dalam
menjalankan fungsinya, posyandu diharapkan dapat melaksanakan 5
program prioritas yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana,
imunisasi, gizi dan penanggulangan diare. Adapun strata Posyandu di
Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015 Dapat dilihat pada grafik
berikut :
2 3
46
15 16
4
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 72
Grafik 5.2Distribusi Frekuensi Sarana Pelayanan Kesehatan Lainnya
di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
B. USAHA KESEHATAN BERBASIS MASYARAKAT (UKBM)1. Posyandu
Posyandu merupakan salah satu UKBM yang dilaksanakan oleh,
dari dan masyarakat, untuk memberdayakan dan memberikan
kemudahan kepada mesyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan bagi masyarakat terutama ibu, bayi dan anak. Dalam
menjalankan fungsinya, posyandu diharapkan dapat melaksanakan 5
program prioritas yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana,
imunisasi, gizi dan penanggulangan diare. Adapun strata Posyandu di
Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015 Dapat dilihat pada grafik
berikut :
4
11
1
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 73
Grafik 5.3Distribusi Frekuensi persentase Posyandu menurut Puskesmas
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 5.3 dapat dilihat bahwa persentase jumlah posyandu
Purnama sebesar 38,46% (105 posyandu) dan mandiri sebesar 60,07%
(164 Posyandu). Jumlah Posyandu sebanyak 273 yang mana setiap jorong
di Kabupaten Solok Selatan sudah mempunyai Posyandu, sedangkan
rasio posyandu per 100 Balita sebesar 1,5.
Berdasarkan terget yang diharapkan bahwa terdapatnya 60%
Posyandu mandiri di Tahun 2015.
2. Desa SiagaGrafik 5.4
Distribusi Frekuensi Desa Siaga Aktif menurut PuskesmasDi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
44,1939,13 34,48
53,4960,87 65,52
PakanRabaa
MuaraLabuh
PakanSelasa
21 2617
0 2 0
47,73 45,16
65,38
PakanRabaa
MuaraLabuh
PakanSelasa
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 73
Grafik 5.3Distribusi Frekuensi persentase Posyandu menurut Puskesmas
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 5.3 dapat dilihat bahwa persentase jumlah posyandu
Purnama sebesar 38,46% (105 posyandu) dan mandiri sebesar 60,07%
(164 Posyandu). Jumlah Posyandu sebanyak 273 yang mana setiap jorong
di Kabupaten Solok Selatan sudah mempunyai Posyandu, sedangkan
rasio posyandu per 100 Balita sebesar 1,5.
Berdasarkan terget yang diharapkan bahwa terdapatnya 60%
Posyandu mandiri di Tahun 2015.
2. Desa SiagaGrafik 5.4
Distribusi Frekuensi Desa Siaga Aktif menurut PuskesmasDi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
34,4844,26 42,31
32,43 35
9,09
65,5254,10 57,69
67,57 65
PakanSelasa
LubukGadang
Bidar Alam Abai Mercu Talunan
% Purnama % Mandiri
20 179 7 70 0 0 0 0
65,38
38,46
62,96
24,32
63,64
PakanSelasa
LubukGadang
BidarAlam
Abai Mercu Talunan
Pratama Madya % Desa Siaga
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 73
Grafik 5.3Distribusi Frekuensi persentase Posyandu menurut Puskesmas
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 5.3 dapat dilihat bahwa persentase jumlah posyandu
Purnama sebesar 38,46% (105 posyandu) dan mandiri sebesar 60,07%
(164 Posyandu). Jumlah Posyandu sebanyak 273 yang mana setiap jorong
di Kabupaten Solok Selatan sudah mempunyai Posyandu, sedangkan
rasio posyandu per 100 Balita sebesar 1,5.
Berdasarkan terget yang diharapkan bahwa terdapatnya 60%
Posyandu mandiri di Tahun 2015.
2. Desa SiagaGrafik 5.4
Distribusi Frekuensi Desa Siaga Aktif menurut PuskesmasDi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
9,09
38,46
72,73
60,07
Talunan Jumlah
7
124
0 2
63,64 70
46,84
Talunan Jumlah
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 74
Dari grafik 5.4 dapat dilihat bahwa persentase jumlah desa siaga
sebanyak 126 (46,84%) dengan rincian 124 desa siaga pratama dan 2
desa siaga madya. Namun yang dikatakan desa siaga aktif adalah desa
siaga yang sudah mencapai strata Purnama dan Mandiri.di Kabupaten
Solok Selatan Tahun 2015 Desa Siaga aktif belum mencapai target yang
diharapkan.
C. TENAGA KESEHATANUndang–undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
mendefinisikan bahwa yang dimaksud dengan tenaga kesehatan adalah
setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di
bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan
untuk melakukan upaya kesehatan. Dalam Peraturan Presiden Nomor 72
Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional dijelaskan bahwa untuk
melaksanakan upaya kesehatan dalam rangka pembangunan kesehatan
diperlukan sumber daya manusia kesehatan yang mencukupi dalam
jumlah, jenis dan kualitasnya serta distribusi secara adil dan merata.
Berdasarkan Permenkes No 75 Tahun 2014 jenis tenaga kesehatan
di Puskesmas paling sedikit terdiri atas : Dokter layanan primer, dokter
gigi, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan
lingkungan, ahli teknologi laboratorium medik, tenaga gizi dan tenaga
kefarmasian.
1. Dokter Spesialis dan Dokter Umum di Sarana KesehatanSesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan, yang dimaksud dengan
tenaga medis meliputi Dokter dan Dokter gigi, termasuk didalamnya
tenaga dokter spesialis. Tenaga medis merupakan salah satu unsur
pelaksana pelayanan kesehatan yang utama di fasilitas pelayanan
kesehatan, baik di puskesmas, rumah sakit, Klinik, maupun fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya. Dapat dilihat pada grafik berikut :
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 75
Grafik 5.5Distribusi Frekuensi dr. Spesialis dan dr. Umum
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa jumlah Dokter Spesialis
hanya ada di Rumah Sakit dengan jumlah 11 orang dan Rasio terhadap
100.000 penduduk sebesar 7. Dokter umum terdapat diseluruh unit
layanan berjumlah 35 orang dengan rasio sebesar 21,9 per 100.000
penduduk. Standar ketenagaan Puskesmas dengan Permnekse No. 75
Tahun 2014 bahwa jumlah Dokter minimal untuk Puskesmas Rawatan
berjumlah 2 orang dan puskesmas Non Rawatan minimal 1 Orang.
Jika dibanding Rasio Dokter Umum terhadap di Puskesmas di
Kabupaten Solok Selatan sebesar 2, hal ini berarti kebutuhan Dokter
Umum di Kabupaten Solok Selatan terhadap Puskesmas sudah cukup.
Berdasarkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan
Rakyat Nomor 54 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Tenaga
Kesehatan Tahun 2011-2025 bahwa rasio Dokter Spesialis 10 per
100.000 penduduk, dapat dikatakan bahwa di Kabupaten Solok Selatan
rasio dr. Spesialis belum memenuhi untuk per 100.000 penduduk.
Sedangkan rasio untuk dokter umum sebesar 40 per 100.000 penduduk,
0 0 03 3 3
pakanRabaa
MuaraLabuh
PakanSelasa
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 75
Grafik 5.5Distribusi Frekuensi dr. Spesialis dan dr. Umum
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa jumlah Dokter Spesialis
hanya ada di Rumah Sakit dengan jumlah 11 orang dan Rasio terhadap
100.000 penduduk sebesar 7. Dokter umum terdapat diseluruh unit
layanan berjumlah 35 orang dengan rasio sebesar 21,9 per 100.000
penduduk. Standar ketenagaan Puskesmas dengan Permnekse No. 75
Tahun 2014 bahwa jumlah Dokter minimal untuk Puskesmas Rawatan
berjumlah 2 orang dan puskesmas Non Rawatan minimal 1 Orang.
Jika dibanding Rasio Dokter Umum terhadap di Puskesmas di
Kabupaten Solok Selatan sebesar 2, hal ini berarti kebutuhan Dokter
Umum di Kabupaten Solok Selatan terhadap Puskesmas sudah cukup.
Berdasarkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan
Rakyat Nomor 54 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Tenaga
Kesehatan Tahun 2011-2025 bahwa rasio Dokter Spesialis 10 per
100.000 penduduk, dapat dikatakan bahwa di Kabupaten Solok Selatan
rasio dr. Spesialis belum memenuhi untuk per 100.000 penduduk.
Sedangkan rasio untuk dokter umum sebesar 40 per 100.000 penduduk,
0 0 0 0 0
11
2 2 1 1 1
PakanSelasa
LubukGadang
BidarAlam
Abai Mercu Talunan RSUD
dr. Spesialis dr.Umum
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 75
Grafik 5.5Distribusi Frekuensi dr. Spesialis dan dr. Umum
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa jumlah Dokter Spesialis
hanya ada di Rumah Sakit dengan jumlah 11 orang dan Rasio terhadap
100.000 penduduk sebesar 7. Dokter umum terdapat diseluruh unit
layanan berjumlah 35 orang dengan rasio sebesar 21,9 per 100.000
penduduk. Standar ketenagaan Puskesmas dengan Permnekse No. 75
Tahun 2014 bahwa jumlah Dokter minimal untuk Puskesmas Rawatan
berjumlah 2 orang dan puskesmas Non Rawatan minimal 1 Orang.
Jika dibanding Rasio Dokter Umum terhadap di Puskesmas di
Kabupaten Solok Selatan sebesar 2, hal ini berarti kebutuhan Dokter
Umum di Kabupaten Solok Selatan terhadap Puskesmas sudah cukup.
Berdasarkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan
Rakyat Nomor 54 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Tenaga
Kesehatan Tahun 2011-2025 bahwa rasio Dokter Spesialis 10 per
100.000 penduduk, dapat dikatakan bahwa di Kabupaten Solok Selatan
rasio dr. Spesialis belum memenuhi untuk per 100.000 penduduk.
Sedangkan rasio untuk dokter umum sebesar 40 per 100.000 penduduk,
11 11
6,9
19
35
21,9
RSUD Jumlah Rasio
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 76
hal ini dapat disimpulkan bahwa ketersediaan dokter umum di
Kabupaten Solok Selatan masih dibawah rasio yang diharapkan.
Grafik 5.6Distribusi Frekuensi dr. Spesialis Gigi dan dr. Gigi
di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 5.6 dapat dilihat juga bahwa dokter spesialis gigi belum
ada di Kabupaten Solok Selatan, untuk dokter gigi di Tahun 2015
berjumlah 7 orang (5 di Puskesmas dan 2 di RSUD) dengan rasio
terhadap per 100.000 penduduk adalah 4,4. Hal ini menurut dari Tahun
2014 berjumlah 7 orang dengan rasio 4,6 per 100.000 penduduk dan di
Tahun 2013 dengan Rasio sebesar 5 per 100.000 penduduk, ini
disebabkan dengan bertambahnya penduduk namum penambahan
dokter gigi tidak ada.
2. Bidan dan Perawat di Sarana KesehatanTenaga Keperawatan sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan terdiri atas tenaga
perawat dan bidan. Tenaga Perawat terdiri atas tenaga perawat dan
tenaga perawat gigi.
Perawat sesuai dengan Permenkes Nomor 148 Tahun 2010
adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam
0 0 0
1 1 1
PakanRabaa
MuaraLabuh
PakanSelasa
LubukGadang
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 76
hal ini dapat disimpulkan bahwa ketersediaan dokter umum di
Kabupaten Solok Selatan masih dibawah rasio yang diharapkan.
Grafik 5.6Distribusi Frekuensi dr. Spesialis Gigi dan dr. Gigi
di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 5.6 dapat dilihat juga bahwa dokter spesialis gigi belum
ada di Kabupaten Solok Selatan, untuk dokter gigi di Tahun 2015
berjumlah 7 orang (5 di Puskesmas dan 2 di RSUD) dengan rasio
terhadap per 100.000 penduduk adalah 4,4. Hal ini menurut dari Tahun
2014 berjumlah 7 orang dengan rasio 4,6 per 100.000 penduduk dan di
Tahun 2013 dengan Rasio sebesar 5 per 100.000 penduduk, ini
disebabkan dengan bertambahnya penduduk namum penambahan
dokter gigi tidak ada.
2. Bidan dan Perawat di Sarana KesehatanTenaga Keperawatan sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan terdiri atas tenaga
perawat dan bidan. Tenaga Perawat terdiri atas tenaga perawat dan
tenaga perawat gigi.
Perawat sesuai dengan Permenkes Nomor 148 Tahun 2010
adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam
0 0 0 0 0 0
1 1
0 0 0
2
LubukGadang
BidarAlam
Abai Mercu Talunan RSUD
dr. Spesialis Gigi dr. Gigi
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 76
hal ini dapat disimpulkan bahwa ketersediaan dokter umum di
Kabupaten Solok Selatan masih dibawah rasio yang diharapkan.
Grafik 5.6Distribusi Frekuensi dr. Spesialis Gigi dan dr. Gigi
di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 5.6 dapat dilihat juga bahwa dokter spesialis gigi belum
ada di Kabupaten Solok Selatan, untuk dokter gigi di Tahun 2015
berjumlah 7 orang (5 di Puskesmas dan 2 di RSUD) dengan rasio
terhadap per 100.000 penduduk adalah 4,4. Hal ini menurut dari Tahun
2014 berjumlah 7 orang dengan rasio 4,6 per 100.000 penduduk dan di
Tahun 2013 dengan Rasio sebesar 5 per 100.000 penduduk, ini
disebabkan dengan bertambahnya penduduk namum penambahan
dokter gigi tidak ada.
2. Bidan dan Perawat di Sarana KesehatanTenaga Keperawatan sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan terdiri atas tenaga
perawat dan bidan. Tenaga Perawat terdiri atas tenaga perawat dan
tenaga perawat gigi.
Perawat sesuai dengan Permenkes Nomor 148 Tahun 2010
adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam
0 0
2
7
4,4
RSUD Jumlah Rasio
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 77
maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Adapun definisi bidan sesuai dengan
Permenkes Nomor 1464 Tahun 2010 adalah seorang perempuan yang
lulus dari pendidikan bidan yang telah teregistrasi sesuai ketentuan
perundang – undangan.
Grafik 5.7Distribusi Frekuensi Bidan dan Perawat per 100.000 penduduk
Di Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 5.7 dilihat bahwa bahwa di Kabupaten Solok Selatan di
Tahun 2015 terdapat jumlah bidan sebanyak 126 orang (70 di Puskemas
dan 56 di RSUD) dan 234 orang tenaga perawat (76 di Puskesmas dan
158 di RSUD). Berdasarkan permenkes No. 75 Tahun 2014 jumlah
minimal bidan Puskesmas Non Rawatan sebanyak 5 orang, 7 orang untuk
Puskesmas Rawatan sedangkan jumlah perawat minimal berjumlah 5
orang untuk Puskesmas Non Rawatan dan 8 orang untuk Puskesmas
Rawatan.
Berdasarkan hal tersebut diatas bahwa rasio keberadaan bidan di
Puskesmas se-Kabupaten Solok Selatan sebesar 8,75, ini menyatakan
bahwa kebutuhan bidan terhadap jumlah Puskesmas sudah memadai
dan Rasio perawat berdasarkan Puskesmas sebesar 9,5, ini menyatakan
bahwa kebutuhan perawat terhadap Puskesmas sudah memadai.
12 13 920
6 10 83 1 1
PakanRabaa
MuaraLabuh
PakanSelasa
LubukGadang
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 77
maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Adapun definisi bidan sesuai dengan
Permenkes Nomor 1464 Tahun 2010 adalah seorang perempuan yang
lulus dari pendidikan bidan yang telah teregistrasi sesuai ketentuan
perundang – undangan.
Grafik 5.7Distribusi Frekuensi Bidan dan Perawat per 100.000 penduduk
Di Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 5.7 dilihat bahwa bahwa di Kabupaten Solok Selatan di
Tahun 2015 terdapat jumlah bidan sebanyak 126 orang (70 di Puskemas
dan 56 di RSUD) dan 234 orang tenaga perawat (76 di Puskesmas dan
158 di RSUD). Berdasarkan permenkes No. 75 Tahun 2014 jumlah
minimal bidan Puskesmas Non Rawatan sebanyak 5 orang, 7 orang untuk
Puskesmas Rawatan sedangkan jumlah perawat minimal berjumlah 5
orang untuk Puskesmas Non Rawatan dan 8 orang untuk Puskesmas
Rawatan.
Berdasarkan hal tersebut diatas bahwa rasio keberadaan bidan di
Puskesmas se-Kabupaten Solok Selatan sebesar 8,75, ini menyatakan
bahwa kebutuhan bidan terhadap jumlah Puskesmas sudah memadai
dan Rasio perawat berdasarkan Puskesmas sebesar 9,5, ini menyatakan
bahwa kebutuhan perawat terhadap Puskesmas sudah memadai.
206 7 2 1
56
2212 6 6 6
158
2 1 1 2 1 4
LubukGadang
BidarAlam
Abai Mercu Talunan RSUD
Bidan Perawat Perawat Gigi
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 77
maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Adapun definisi bidan sesuai dengan
Permenkes Nomor 1464 Tahun 2010 adalah seorang perempuan yang
lulus dari pendidikan bidan yang telah teregistrasi sesuai ketentuan
perundang – undangan.
Grafik 5.7Distribusi Frekuensi Bidan dan Perawat per 100.000 penduduk
Di Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 5.7 dilihat bahwa bahwa di Kabupaten Solok Selatan di
Tahun 2015 terdapat jumlah bidan sebanyak 126 orang (70 di Puskemas
dan 56 di RSUD) dan 234 orang tenaga perawat (76 di Puskesmas dan
158 di RSUD). Berdasarkan permenkes No. 75 Tahun 2014 jumlah
minimal bidan Puskesmas Non Rawatan sebanyak 5 orang, 7 orang untuk
Puskesmas Rawatan sedangkan jumlah perawat minimal berjumlah 5
orang untuk Puskesmas Non Rawatan dan 8 orang untuk Puskesmas
Rawatan.
Berdasarkan hal tersebut diatas bahwa rasio keberadaan bidan di
Puskesmas se-Kabupaten Solok Selatan sebesar 8,75, ini menyatakan
bahwa kebutuhan bidan terhadap jumlah Puskesmas sudah memadai
dan Rasio perawat berdasarkan Puskesmas sebesar 9,5, ini menyatakan
bahwa kebutuhan perawat terhadap Puskesmas sudah memadai.
126
78,85
158
234
146,44
416 10,01
RSUD Jumlah Rasio
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 78
Berdasarkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan
Rakyat Nomor 54 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Tenaga
Kesehatan Tahun 2011-2025 bahwa rasio bidan 100 per 100.000
penduduk dan perawat 158 per 100.000 penduduk. Jika dibandingkan
dengan per 100.000 penduduk didapatkan bahwa kebutuhan tenaga
bidan dan perawat di Kabupaten Solok Selatan masih dibawah yang
diharapkan.
3. Tenaga Kefarmasian di Sarana KesehatanSesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009
tentang Pekerjaan Kefarmasian, tenaga Kefarmasian adalah tenaga
yang melakukan pekerjaan kefarmasin. Tenaga kefarmasian terdiri
atas apoteker dan tenaga teknis kefarmasian. Tenaga teknis
kefarmasian terdiri atas Sarjana Farmasi,Ahli Madya Farmasi, Analis
Farmasi, dan Tenaga Menengah Farmasi/AsistenApoteker.Dapat
dilihat pada grafik berikut :
Grafik 5.8Distribusi Frekuensi Tenaga kefarmasian pada Sarana Kesehatan
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 5.8 dilihat bahwa bahwa di Kabupaten Solok Selatan
Tahun 2015 tersedia tenaga kefarmasian sebanyak 32 orang dengan rasio
20,03 per 100.000 penduduk, namun ada 2 puskesmas yang belum
mempunyai tenaga kefarmasian yaitu pada Puskesmas Abai dan Mercu.
Tenaga kefarmasian yang dimaksud berupa tenaga teknis
kefarmasian dan Apoteker, berdasarkan Permenkes No. 75 Tahun 2014
bahwa jenis tenaga kesehatan di Puskesmas minimal terdiri dari tenaga
14
Puskesmas
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 78
Berdasarkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan
Rakyat Nomor 54 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Tenaga
Kesehatan Tahun 2011-2025 bahwa rasio bidan 100 per 100.000
penduduk dan perawat 158 per 100.000 penduduk. Jika dibandingkan
dengan per 100.000 penduduk didapatkan bahwa kebutuhan tenaga
bidan dan perawat di Kabupaten Solok Selatan masih dibawah yang
diharapkan.
3. Tenaga Kefarmasian di Sarana KesehatanSesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009
tentang Pekerjaan Kefarmasian, tenaga Kefarmasian adalah tenaga
yang melakukan pekerjaan kefarmasin. Tenaga kefarmasian terdiri
atas apoteker dan tenaga teknis kefarmasian. Tenaga teknis
kefarmasian terdiri atas Sarjana Farmasi,Ahli Madya Farmasi, Analis
Farmasi, dan Tenaga Menengah Farmasi/AsistenApoteker.Dapat
dilihat pada grafik berikut :
Grafik 5.8Distribusi Frekuensi Tenaga kefarmasian pada Sarana Kesehatan
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 5.8 dilihat bahwa bahwa di Kabupaten Solok Selatan
Tahun 2015 tersedia tenaga kefarmasian sebanyak 32 orang dengan rasio
20,03 per 100.000 penduduk, namun ada 2 puskesmas yang belum
mempunyai tenaga kefarmasian yaitu pada Puskesmas Abai dan Mercu.
Tenaga kefarmasian yang dimaksud berupa tenaga teknis
kefarmasian dan Apoteker, berdasarkan Permenkes No. 75 Tahun 2014
bahwa jenis tenaga kesehatan di Puskesmas minimal terdiri dari tenaga
18
32
RSUD Jumlah
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 78
Berdasarkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan
Rakyat Nomor 54 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Tenaga
Kesehatan Tahun 2011-2025 bahwa rasio bidan 100 per 100.000
penduduk dan perawat 158 per 100.000 penduduk. Jika dibandingkan
dengan per 100.000 penduduk didapatkan bahwa kebutuhan tenaga
bidan dan perawat di Kabupaten Solok Selatan masih dibawah yang
diharapkan.
3. Tenaga Kefarmasian di Sarana KesehatanSesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009
tentang Pekerjaan Kefarmasian, tenaga Kefarmasian adalah tenaga
yang melakukan pekerjaan kefarmasin. Tenaga kefarmasian terdiri
atas apoteker dan tenaga teknis kefarmasian. Tenaga teknis
kefarmasian terdiri atas Sarjana Farmasi,Ahli Madya Farmasi, Analis
Farmasi, dan Tenaga Menengah Farmasi/AsistenApoteker.Dapat
dilihat pada grafik berikut :
Grafik 5.8Distribusi Frekuensi Tenaga kefarmasian pada Sarana Kesehatan
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 5.8 dilihat bahwa bahwa di Kabupaten Solok Selatan
Tahun 2015 tersedia tenaga kefarmasian sebanyak 32 orang dengan rasio
20,03 per 100.000 penduduk, namun ada 2 puskesmas yang belum
mempunyai tenaga kefarmasian yaitu pada Puskesmas Abai dan Mercu.
Tenaga kefarmasian yang dimaksud berupa tenaga teknis
kefarmasian dan Apoteker, berdasarkan Permenkes No. 75 Tahun 2014
bahwa jenis tenaga kesehatan di Puskesmas minimal terdiri dari tenaga
20,03
Rasio
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 79
kefarmasian. Hal ini dapat dikatakan bahwa masih terdapat Puskesmas
di Kabupaten Solok Selatan yang sesuai standar kebutuhan tenaga
kesehatan.
4. Tenaga Gizi di Sarana KesehatanSesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996
menyebutkan bahwa tenaga gizi terdiri atas nutrisionis dan dietisien.
Dapat dilihat bahwa keberadaan tenaga gizi dikabupaten Solok Selatan
Tahun 2015 sebagai berikut :
Grafik 5.9Distribusi Frekuensi Tenaga Gizi pada Sarana Kesehatan
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 5.9 dilihat bahwa bahwa di Kabupaten Solok Selatan
Tahun 2015 terdapat jumlah tenaga Gizi sebanyak 13 orang dengan rasio
8,14, dibandingkan di Tahun 2014 jumlah tenaga gizi sebanayk 13 orang
dengan rasio 8,5 per 100.000 penduduk hal ini terjadi penurunan jika
dibandingkan dari Tahun 2013 terdapat jumlah Tenaga Gizi sebanyak 15
orang dengan rasio 10 per 100.000, hal ini diakibatkan karena
penambahan jumlah penduduk yang tidak diimbangi dengan
bertambahnya tenaga kesehatan tersebut.
berdasarkan Permenkes No. 75 Tahun 2014 bahwa jenis tenaga
kesehatan di Puskesmas minimal terdiri dari tenaga gizi, namun di
Kabupaten Solok Selatan masih terdapat Puskesmas yang belum
mempunyai tenaga gizi yaitu pada Puskesmas Abai, hal ini dapat
dikatakan masih terdapatnya Puskesmas di Kabupaten Solok Selatan
7
Puskesmas
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 79
kefarmasian. Hal ini dapat dikatakan bahwa masih terdapat Puskesmas
di Kabupaten Solok Selatan yang sesuai standar kebutuhan tenaga
kesehatan.
4. Tenaga Gizi di Sarana KesehatanSesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996
menyebutkan bahwa tenaga gizi terdiri atas nutrisionis dan dietisien.
Dapat dilihat bahwa keberadaan tenaga gizi dikabupaten Solok Selatan
Tahun 2015 sebagai berikut :
Grafik 5.9Distribusi Frekuensi Tenaga Gizi pada Sarana Kesehatan
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 5.9 dilihat bahwa bahwa di Kabupaten Solok Selatan
Tahun 2015 terdapat jumlah tenaga Gizi sebanyak 13 orang dengan rasio
8,14, dibandingkan di Tahun 2014 jumlah tenaga gizi sebanayk 13 orang
dengan rasio 8,5 per 100.000 penduduk hal ini terjadi penurunan jika
dibandingkan dari Tahun 2013 terdapat jumlah Tenaga Gizi sebanyak 15
orang dengan rasio 10 per 100.000, hal ini diakibatkan karena
penambahan jumlah penduduk yang tidak diimbangi dengan
bertambahnya tenaga kesehatan tersebut.
berdasarkan Permenkes No. 75 Tahun 2014 bahwa jenis tenaga
kesehatan di Puskesmas minimal terdiri dari tenaga gizi, namun di
Kabupaten Solok Selatan masih terdapat Puskesmas yang belum
mempunyai tenaga gizi yaitu pada Puskesmas Abai, hal ini dapat
dikatakan masih terdapatnya Puskesmas di Kabupaten Solok Selatan
6
13
RSUD Jumlah
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 79
kefarmasian. Hal ini dapat dikatakan bahwa masih terdapat Puskesmas
di Kabupaten Solok Selatan yang sesuai standar kebutuhan tenaga
kesehatan.
4. Tenaga Gizi di Sarana KesehatanSesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996
menyebutkan bahwa tenaga gizi terdiri atas nutrisionis dan dietisien.
Dapat dilihat bahwa keberadaan tenaga gizi dikabupaten Solok Selatan
Tahun 2015 sebagai berikut :
Grafik 5.9Distribusi Frekuensi Tenaga Gizi pada Sarana Kesehatan
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 5.9 dilihat bahwa bahwa di Kabupaten Solok Selatan
Tahun 2015 terdapat jumlah tenaga Gizi sebanyak 13 orang dengan rasio
8,14, dibandingkan di Tahun 2014 jumlah tenaga gizi sebanayk 13 orang
dengan rasio 8,5 per 100.000 penduduk hal ini terjadi penurunan jika
dibandingkan dari Tahun 2013 terdapat jumlah Tenaga Gizi sebanyak 15
orang dengan rasio 10 per 100.000, hal ini diakibatkan karena
penambahan jumlah penduduk yang tidak diimbangi dengan
bertambahnya tenaga kesehatan tersebut.
berdasarkan Permenkes No. 75 Tahun 2014 bahwa jenis tenaga
kesehatan di Puskesmas minimal terdiri dari tenaga gizi, namun di
Kabupaten Solok Selatan masih terdapat Puskesmas yang belum
mempunyai tenaga gizi yaitu pada Puskesmas Abai, hal ini dapat
dikatakan masih terdapatnya Puskesmas di Kabupaten Solok Selatan
8,14
Rasio
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 80
yang belum memenuhi kebutuhan standar terhadap tenaga kesehatan di
Puskesmas.
5. Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan diSarana Kesehatan
Tenaga kesehatan masyarakat terdiri atas epidemiolog
kesehatan, entomolog kesehatan, mikrobiologi kesehatan, penyuluh
kesehatan, administrator kesehatan dan sanitarian.
Grafik 5.10Distribusi Frekuensi Tenaga Kesehatan Masyarakatdan
Kesehatan Lingkungan di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 5.10 dilihat bahwa di Kabupaten Solok Selatan Tahun
2015 tenaga kesehatan masyarakat sebanyak 18 orang dengan rasio 11,6
per 100.000 penduduk dan tenaga kesehatan lingkungan sebanyak 9
orang dengan rasio 5,63 per 100.000 penduduk, sedangkan di Tahun
2014 terdapat tenaga kesehatan masyarakat sebanyak 18 orang dengan
rasio 11,8 per 100.000 penduduk dan tenaga kesehatan lingkungan
sebanyak 7 orang dengan rasio 4,6 per 100.000 penduduk. Di Tahun
2013 terdapat jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat sebanyak 18 orang
dengan rasio 12 per 100.000 penduduk dan Jumlah Tenaga Kesehatan
Lingkungan sebanyak 13 orang dengan rasio 5 per 100.000 penduduk,
hal ini terjadi penurunan diakibatkan karena dengan bertambahnya
jumlah penduduk yang tidak disertai dengan penambahan jumlah tenaga
tersebut.
75
Puskesmas
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 80
yang belum memenuhi kebutuhan standar terhadap tenaga kesehatan di
Puskesmas.
5. Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan diSarana Kesehatan
Tenaga kesehatan masyarakat terdiri atas epidemiolog
kesehatan, entomolog kesehatan, mikrobiologi kesehatan, penyuluh
kesehatan, administrator kesehatan dan sanitarian.
Grafik 5.10Distribusi Frekuensi Tenaga Kesehatan Masyarakatdan
Kesehatan Lingkungan di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 5.10 dilihat bahwa di Kabupaten Solok Selatan Tahun
2015 tenaga kesehatan masyarakat sebanyak 18 orang dengan rasio 11,6
per 100.000 penduduk dan tenaga kesehatan lingkungan sebanyak 9
orang dengan rasio 5,63 per 100.000 penduduk, sedangkan di Tahun
2014 terdapat tenaga kesehatan masyarakat sebanyak 18 orang dengan
rasio 11,8 per 100.000 penduduk dan tenaga kesehatan lingkungan
sebanyak 7 orang dengan rasio 4,6 per 100.000 penduduk. Di Tahun
2013 terdapat jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat sebanyak 18 orang
dengan rasio 12 per 100.000 penduduk dan Jumlah Tenaga Kesehatan
Lingkungan sebanyak 13 orang dengan rasio 5 per 100.000 penduduk,
hal ini terjadi penurunan diakibatkan karena dengan bertambahnya
jumlah penduduk yang tidak disertai dengan penambahan jumlah tenaga
tersebut.
11
18
11,6
4
9
RSUD Jumlah
Kesmas Kesling
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 80
yang belum memenuhi kebutuhan standar terhadap tenaga kesehatan di
Puskesmas.
5. Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan diSarana Kesehatan
Tenaga kesehatan masyarakat terdiri atas epidemiolog
kesehatan, entomolog kesehatan, mikrobiologi kesehatan, penyuluh
kesehatan, administrator kesehatan dan sanitarian.
Grafik 5.10Distribusi Frekuensi Tenaga Kesehatan Masyarakatdan
Kesehatan Lingkungan di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Dari grafik 5.10 dilihat bahwa di Kabupaten Solok Selatan Tahun
2015 tenaga kesehatan masyarakat sebanyak 18 orang dengan rasio 11,6
per 100.000 penduduk dan tenaga kesehatan lingkungan sebanyak 9
orang dengan rasio 5,63 per 100.000 penduduk, sedangkan di Tahun
2014 terdapat tenaga kesehatan masyarakat sebanyak 18 orang dengan
rasio 11,8 per 100.000 penduduk dan tenaga kesehatan lingkungan
sebanyak 7 orang dengan rasio 4,6 per 100.000 penduduk. Di Tahun
2013 terdapat jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat sebanyak 18 orang
dengan rasio 12 per 100.000 penduduk dan Jumlah Tenaga Kesehatan
Lingkungan sebanyak 13 orang dengan rasio 5 per 100.000 penduduk,
hal ini terjadi penurunan diakibatkan karena dengan bertambahnya
jumlah penduduk yang tidak disertai dengan penambahan jumlah tenaga
tersebut.
11,6
5,63
Rasio
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 81
berdasarkan Permenkes No. 75 Tahun 2014 bahwa jenis tenaga
kesehatan di Puskesmas minimal terdiri dari tenaga Kesehatan
Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan. Di Tahun 2015 masih terdapat 4
Puskesmas yang tidak mempunyai tenaga Kesehatan Masyarakat yaitu :
Puskesmas Pakan Rabaa, Pakan Selasa, Bidar Alam dan Mercu.
Sedangkan ketersedian Tenaga Kesehatan Lingkungan masih belum juga
memenuhi pada setiap Puskesmas yang mana terdapat 3 Puskesmas yang
belum mempunyai Tenaga Kesehatan Lingkungan yaitu : Puskesmas
Abai, Mercu dan Talunan.
hal ini dapat dikatakan masih terdapatnya Puskesmas di
Kabupaten Solok Selatan yang belum memenuhi kebutuhan standar
terhadap tenaga kesehatan di Puskesmas.
6. Jumlah Tenaga Keterapian Fisik dan Keteknisian Medis diSarana Kesehatan.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996
menyebutkan bahwa tenaga keterapian fisik terdiri atas fisioterapis,
okupasi terapis dan terapi wicara. Adapun untuk tenaga
keteknisian medis terdiri atas radiografer, radioterapis, teknisi gigi,
teknisi elektromedis, analis kesehatan, refraksionis optisien, otorik
prostetik, teknisi transfusi dan perekam medis.
Grafik 5.11Distribusi Frekuensi Teknisi Medis dan Fisioterapis
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
0
20
Puskesmas
Keterapian Fisik
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 81
berdasarkan Permenkes No. 75 Tahun 2014 bahwa jenis tenaga
kesehatan di Puskesmas minimal terdiri dari tenaga Kesehatan
Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan. Di Tahun 2015 masih terdapat 4
Puskesmas yang tidak mempunyai tenaga Kesehatan Masyarakat yaitu :
Puskesmas Pakan Rabaa, Pakan Selasa, Bidar Alam dan Mercu.
Sedangkan ketersedian Tenaga Kesehatan Lingkungan masih belum juga
memenuhi pada setiap Puskesmas yang mana terdapat 3 Puskesmas yang
belum mempunyai Tenaga Kesehatan Lingkungan yaitu : Puskesmas
Abai, Mercu dan Talunan.
hal ini dapat dikatakan masih terdapatnya Puskesmas di
Kabupaten Solok Selatan yang belum memenuhi kebutuhan standar
terhadap tenaga kesehatan di Puskesmas.
6. Jumlah Tenaga Keterapian Fisik dan Keteknisian Medis diSarana Kesehatan.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996
menyebutkan bahwa tenaga keterapian fisik terdiri atas fisioterapis,
okupasi terapis dan terapi wicara. Adapun untuk tenaga
keteknisian medis terdiri atas radiografer, radioterapis, teknisi gigi,
teknisi elektromedis, analis kesehatan, refraksionis optisien, otorik
prostetik, teknisi transfusi dan perekam medis.
Grafik 5.11Distribusi Frekuensi Teknisi Medis dan Fisioterapis
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
3 3 1,88
46
66
RSUD Jumlah
Keterapian Fisik Keteknisian Medis
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 81
berdasarkan Permenkes No. 75 Tahun 2014 bahwa jenis tenaga
kesehatan di Puskesmas minimal terdiri dari tenaga Kesehatan
Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan. Di Tahun 2015 masih terdapat 4
Puskesmas yang tidak mempunyai tenaga Kesehatan Masyarakat yaitu :
Puskesmas Pakan Rabaa, Pakan Selasa, Bidar Alam dan Mercu.
Sedangkan ketersedian Tenaga Kesehatan Lingkungan masih belum juga
memenuhi pada setiap Puskesmas yang mana terdapat 3 Puskesmas yang
belum mempunyai Tenaga Kesehatan Lingkungan yaitu : Puskesmas
Abai, Mercu dan Talunan.
hal ini dapat dikatakan masih terdapatnya Puskesmas di
Kabupaten Solok Selatan yang belum memenuhi kebutuhan standar
terhadap tenaga kesehatan di Puskesmas.
6. Jumlah Tenaga Keterapian Fisik dan Keteknisian Medis diSarana Kesehatan.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996
menyebutkan bahwa tenaga keterapian fisik terdiri atas fisioterapis,
okupasi terapis dan terapi wicara. Adapun untuk tenaga
keteknisian medis terdiri atas radiografer, radioterapis, teknisi gigi,
teknisi elektromedis, analis kesehatan, refraksionis optisien, otorik
prostetik, teknisi transfusi dan perekam medis.
Grafik 5.11Distribusi Frekuensi Teknisi Medis dan Fisioterapis
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
1,88
41,3
Rasio
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 82
Dari grafik 5.11 dilihat bahwa bahwa di Kabupaten Solok Selatan
Tahun 2015 hanya terdapat tenaga kesehatan keterapian fisik pada
RSUD dengan jumlah 3 orang (rasio 1,88 per 100.000 penduduk). Tenaga
keteknisian medis sebanyak 66 (rasio 41,3 per 100.000 penduduk).
7. Tenaga Kesehatan Pegawai Negeri Sipil dan PTT di LingkunganDinas Kesehatan Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015.Tenaga kesehatan di Kabupaten Solok Selatan tersebar di seluruh
Kabupten Solok Selatan dengan status Pegawai Negeri Sipil ({PNS) dan
Pegawai Tidak Tetap (PTT), adapun penyebaran jumlah tenaga kesehatan
yang dimaksud dapat dilihat sebagai berikut :
Grafik 5.12Distribusi Frekuensi Tenaga Kesehatan Pegawai Negeri Sipilmenurut Puskesmas di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Grafik 5.13Distribusi Frekuensi Tenaga Kesehatan Pegawai Tidak Tetapmenurut Puskesmas di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
52 45 51
018 23
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 82
Dari grafik 5.11 dilihat bahwa bahwa di Kabupaten Solok Selatan
Tahun 2015 hanya terdapat tenaga kesehatan keterapian fisik pada
RSUD dengan jumlah 3 orang (rasio 1,88 per 100.000 penduduk). Tenaga
keteknisian medis sebanyak 66 (rasio 41,3 per 100.000 penduduk).
7. Tenaga Kesehatan Pegawai Negeri Sipil dan PTT di LingkunganDinas Kesehatan Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015.Tenaga kesehatan di Kabupaten Solok Selatan tersebar di seluruh
Kabupten Solok Selatan dengan status Pegawai Negeri Sipil ({PNS) dan
Pegawai Tidak Tetap (PTT), adapun penyebaran jumlah tenaga kesehatan
yang dimaksud dapat dilihat sebagai berikut :
Grafik 5.12Distribusi Frekuensi Tenaga Kesehatan Pegawai Negeri Sipilmenurut Puskesmas di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Grafik 5.13Distribusi Frekuensi Tenaga Kesehatan Pegawai Tidak Tetapmenurut Puskesmas di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
51 35 68 31 23 15
23 1029 18 20 9
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 82
Dari grafik 5.11 dilihat bahwa bahwa di Kabupaten Solok Selatan
Tahun 2015 hanya terdapat tenaga kesehatan keterapian fisik pada
RSUD dengan jumlah 3 orang (rasio 1,88 per 100.000 penduduk). Tenaga
keteknisian medis sebanyak 66 (rasio 41,3 per 100.000 penduduk).
7. Tenaga Kesehatan Pegawai Negeri Sipil dan PTT di LingkunganDinas Kesehatan Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015.Tenaga kesehatan di Kabupaten Solok Selatan tersebar di seluruh
Kabupten Solok Selatan dengan status Pegawai Negeri Sipil ({PNS) dan
Pegawai Tidak Tetap (PTT), adapun penyebaran jumlah tenaga kesehatan
yang dimaksud dapat dilihat sebagai berikut :
Grafik 5.12Distribusi Frekuensi Tenaga Kesehatan Pegawai Negeri Sipilmenurut Puskesmas di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
Grafik 5.13Distribusi Frekuensi Tenaga Kesehatan Pegawai Tidak Tetapmenurut Puskesmas di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
16
336
8
135
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 83
Grafik 5.14Distribusi Frekuensi Tenaga Kesehatan Pegawai Tidak Tetap
menurut Profesi di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
3. PEMBIAYAAN KESEHATANPembiayaan kesehatan merupakan salah satu komponen
sumberdaya yang diperlukan dalam menyelenggarakan pembangunan
kesehatan. Berbagai sumber dana telah dipersiapkan dalam upaya
meningktkan derajat kesehatan masyarakat seperti dari APBD
Kabupaten, APBD Propinsi dan APBN, sebagai berikut :
Grafik 5.15Distribusi Frekuensi Anggaran Bidang Kesehatan Bersumber APBD
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
0 1 00 0 00 17
23.800.594.64518.391.042.557
42.191.637.202
Dinas Kesehatan
Belanja Langsung
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 83
Grafik 5.14Distribusi Frekuensi Tenaga Kesehatan Pegawai Tidak Tetap
menurut Profesi di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
3. PEMBIAYAAN KESEHATANPembiayaan kesehatan merupakan salah satu komponen
sumberdaya yang diperlukan dalam menyelenggarakan pembangunan
kesehatan. Berbagai sumber dana telah dipersiapkan dalam upaya
meningktkan derajat kesehatan masyarakat seperti dari APBD
Kabupaten, APBD Propinsi dan APBN, sebagai berikut :
Grafik 5.15Distribusi Frekuensi Anggaran Bidang Kesehatan Bersumber APBD
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
0 0 0 1 2 1 00 0 0 0 0 123 10
29 17 18 7
dr. Umum dr. Gigi Bidan
26.471.750.000
50.272.344.645
13.869.041.123
32.260.083.680
42.191.637.202 40.340.791.123
RSUD Urusan Kesehatan
Belanja Langsung Belanja Tidak Langsung Total
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 83
Grafik 5.14Distribusi Frekuensi Tenaga Kesehatan Pegawai Tidak Tetap
menurut Profesi di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
3. PEMBIAYAAN KESEHATANPembiayaan kesehatan merupakan salah satu komponen
sumberdaya yang diperlukan dalam menyelenggarakan pembangunan
kesehatan. Berbagai sumber dana telah dipersiapkan dalam upaya
meningktkan derajat kesehatan masyarakat seperti dari APBD
Kabupaten, APBD Propinsi dan APBN, sebagai berikut :
Grafik 5.15Distribusi Frekuensi Anggaran Bidang Kesehatan Bersumber APBD
Di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2015
0 51 27 7
128
50.272.344.645
32.260.083.680
82.532.428.325
Urusan Kesehatan
Total
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 84
Dari grafik 5.12 dapat dilihat bahwa total anggaran dibidang
kesehatan (Dinas Kesehatan dan RSUD) berjumlah Rp. 82.532.428.325.-,
adapun jumlah APBD Kabupaten Solok Selatan sebesar Rp.
790.299.792.360,- dengan demikian persentase anggaran urusan
kesehatan terhadap APBD Kabupaten Solok Selatan sebesar 10,44%.
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 85
PENUTUP
Dalam rangka mendukung penyelenggaraan pembangunan
kesehatan diperlukan Data, Informasi, dan Indikator Kesehatan yang
dikelola dalam Sistem Informasi Kesehatan. Pengelolaan Sistem Informasi
Kesehatan ini bertujuan menjamin ketersediaan, kualitas, dan akses
terhadap Informasi Kesehatan yang bernilai pengetahuan serta dapat
dipertanggungjawabkan selain itu dapat memberdayakan peran serta
masyarakat, termasuk organisasi profesi dalam penyelenggaraan Sistem
Informasi Kesehatan, dan mewujudkan penyelenggaraan Sistem Informasi
Kesehatan dalam ruang lingkup Sistem Kesehatan Nasional yang berdaya
guna dan berhasil guna terutama melalui penguatan kerja sama,
koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi dalam mendukung
penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang berkesinambungan.
Profil Kesehatan Kabupaten Solok Selatan ini diharapkan dapat
memberikan gambaran tentang seberapa jauh keadaan kesehatan
masyarakat yang telah dicapai dan merupakan salah satu publikasi data
dan informasi yang meliputi data capaian indikator kinerja kesehatan,
Standar Pelayanan Minimal dan Indikator MDG’s. Adapun hal tersebut
diatas dapat digambarkan sebagai berikut :
Tabel 6.1TARGET CAPAIAN INDIKATOR KESEHATAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN TAHUN 2015NO INDIKATOR KINERJA TARGET 2015 CAPAIAN 2015
I. SITUASI DERAJAT KESEHATAN
A. Angka Kematian (Mortalitas)
1.Angka Kematian Neonatal per
1.000 kelahiran hidup23 per 1.000/KH 4,2 per 1.000/KH
2.Angka Kematian Bayi per 1.000
kelahiran hidup23 per 1.000/KH 5,2 per 1.000/KH
3.Angka Kematian Anak Balita per
1.000 kelahiran hidup32 per 1.000/KH 0 per 1.000/KH
BAB VI
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 86
4.Angka Kematian Balita per 1.000
kelahiran hidup32 per 1.000/KH 5,2 per 1.000/KH
5.Angka Kematian Ibu per 100.000
kelahiran hidup
102 per
100.000/KH
161,4 per
100.000/KH
B. Angka Kesakitan (Morbiditas)
1.Angka Penemuan Kasus Baru
BTA + /100.000 penduduk
228/100.000
penduduk
101,4/100.000
penduduk
2.Persentase Penemuan Kasus
Baru BTA+80% 63%
3.Angka Kesembuhan (Cure Rate)
Penderita BTA +86% 97,9%
4.Angka Keberhasilan pengobatan
BTA +92% 98,9%
5.Pneumonia ditemukan dan
ditangani95% 4,3%
6.Prevalensi HIV/AIDS per 100.000
penduduk
<0,5 per 100.000
penduduk
13,1 per 100.000
penduduk
7.Diare Ditemukan dan ditangani
per 1.000 penduduk
214 per 1.000
penduduk
226 per 1.000
penduduk
8. Prevalensi Kasus Kusta5 / 10.000
penduduk
0,5 /10.000
penduduk
9. Penemuan AFP
2 / 100.000
Penduduk (usia <
15 tahun)
1,9 / 100.000
Penduduk (usia < 15
tahun)
10.
Penyakit yang dapat dicegah
dengan Imunisasi (PD3I) / Difteri,
TN, Campak dan Polio
- -
11. Demam Berdarah Dengue (DBD)51 / 100.000
penduduk
38,8 / 100.000
penduduk
12. Malaria (API)< 1 / 1.000
penduduk
0,07 / 1.000
penduduk
13. Penanggulangan KLB 100% < 24 jam 100%
C. STATUS GIZI
1. Prevalensi Balita Gizi Buruk 3,15% 0,043%
2. Balita Gizi Kurang 18,5% 0,3%
3. Anak Balita Stunting (Pendek) 32% 10,2%
4. Bumil KEK 13% 0,14%
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 87
II. SITUASI UPAYA KESEHATAN
A. Pelayanan Kesehatan
1.Cakupan Pengukuran Tekanan
Darah
Penduduk > 18
tahun19%
2. Pemeriksaan ObesitasPenduduk > 15
tahun0,69% (751 orang)
3.Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
dan Kanker Payudara
Perempuan 30 –
50 Tahun0,21% (45 orang)
4.Cakupan Kunjungan Ibu Hamil
K1100% 92,6%
5.Cakupan Kunjungan Ibu Hamil
K490% 84,6%
6.Pertolongan Persalinan oleh
Tenaga Kesehatan90% 77,3%
7. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas 90% 78%
8. Imunisasi TT2+ pada Bumil 90% 86,13%
9.Ibu hamil mendapatkan Tablet
FE 389% 86,52%
10.Penanganan Komplikasi pada
Bumil80% 100%
11.Penanganan Komplikasi pada
Neonatal80% 100%
12.Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) pada bayi- 0,68%
13.Cakupan Kunjungan Neonatus
(KN Lengkap)88% 93,4%
14. Pemberian Asi Ekslusif 83% 86,4%
15. Pelayanan Kesehatan Bayi 90% 74,6%
16. Universal Child Imunization (UCI) 90% 92,2%
17. Pemberian Vitamin A pada Bayi 85% 96,15%
18. Pemberian Vitamin A pada Balita 87% 85,67%
19. Pelayanan Kesehatan Balita 90% 67,7%
20. Cakupan Balita ditimbang (D/S) 95% 84,5%
21. Perawatan Gizi Buruk 100% 100%
22. Penjaringan Siswa SD 100% 96,9%
23. Pelayanan Kesehatan Pada Usila - 85,1%
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SOLOK SELATAN 2015
Page 88
B. Perilaku Hidup Masyarakat
1. Rumah Tangga ber-PHBS 70% 66,04%
C. Keadaan Lingkungan
1. Rumah Sehat 85% 65,79%
2.Penduduk dengan Akses Air
Minum Layak68% 81,53%
3.Penduduk dengan Akses Jamban
layak55% 62,67%
4.Tempat Pengolah Makanan yang
memenuhi syarat kesehatan75% 62,1%
5.Tempat-tempat Umum yang
memenuhi syarat kesehatan85% 77,29%
D. Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat
1. Posyandu Mandiri 60% 60,07%
2. Desa Siaga Aktif 80% 46,84%
E. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
1.Cakupan Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan (Total Covereg)100% 75,8%
2.Cakupan Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan Masyarakat Miskin- 64,2%
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
L P L + P SatuanA. GAMBARAN UMUM1 Luas Wilayah 3.346 Km2 Tabel 12 Jumlah Desa/Kelurahan 308 Desa/Kel Tabel 13 Jumlah Penduduk 80.519 79.277 159.796 Jiwa Tabel 24 Rata-rata jiwa/rumah tangga 3,5 Jiwa Tabel 15 Kepadatan Penduduk /Km2 47,8 Jiwa/Km2 Tabel 16 Rasio Beban Tanggungan 57,7 per 100 penduduk produktif Tabel 27 Rasio Jenis Kelamin 101,6 Tabel 28 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf 98,04 95,76 96,91 % Tabel 39 Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi
a. SMP/ MTs 11.965,96 10.634,32 22.600,28 % Tabel 3b. SMA/ SMK/ MA 7.010,42 7.587,13 14.597,56 % Tabel 3c. Sekolah menengah kejuruan 2.079,95 2.220,62 4.300,57 % Tabel 3d. Diploma I/Diploma II 238,07 555,16 793,22 % Tabel 3
RESUME PROFIL KESEHATAN
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
d. Diploma I/Diploma II 238,07 555,16 793,22 % Tabel 3e. Akademi/Diploma III 231,80 968,44 1.200,24 % Tabel 3f. Universitas/Diploma IV 2.324,28 3.651,69 5.975,97 % Tabel 3g. S2/S3 (Master/Doktor) 162,89 166,55 329,43 % Tabel 3
B. DERAJAT KESEHATANB.1 Angka Kematian10 Jumlah Lahir Hidup 1.584 1.514 3.098 Tabel 411 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 6 2 4 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 412 Jumlah Kematian Neonatal 11 2 13 neonatal Tabel 513 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 7 1 4 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 514 Jumlah Bayi Mati 12 4 16 bayi Tabel 515 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 8 3 5 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 516 Jumlah Balita Mati 12 4 16 Balita Tabel 517 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 8 3 5 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 518 Kematian Ibu
Jumlah Kematian Ibu 5 Ibu Tabel 6Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 161 per 100.000 Kelahiran Hidup Tabel 6
B.2 Angka Kesakitan19 Tuberkulosis
Jumlah kasus baru TB BTA+ 91 71 162 Kasus Tabel 7 Proporsi kasus baru TB BTA+ 56,28 43,72 % Tabel 7 CNR kasus baru BTA+ 113,22 89,35 101,38 per 100.000 penduduk Tabel 7
L P L + P SatuanANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
Jumlah seluruh kasus TB 165 109 274 Kasus Tabel 7 CNR seluruh kasus TB 204,92 137,49 171,47 per 100.000 penduduk Tabel 7 Kasus TB anak 0-14 tahun 35,40 % Tabel 7 Persentase BTA+ terhadap suspek 6,87 5,74 6,33 % Tabel 8 Angka kesembuhan BTA+ 100,00 95,00 97,96 % Tabel 9 Angka pengobatan lengkap BTA+ 0,00 2,50 1,02 % Tabel 9 Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) BTA+ 100,00 97,50 98,98 % Tabel 9 Angka kematian selama pengobatan 0,00 1,26 0,63 per 100.000 penduduk Tabel 9
20 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 4,59 4,19 4,39 % Tabel 1021 Jumlah Kasus HIV 4 2 6 Kasus Tabel 1122 Jumlah Kasus AIDS 3 1 4 Kasus Tabel 1123 Jumlah Kematian karena AIDS 2 0 2 Jiwa Tabel 1124 Jumlah Kasus Syphilis 0 0 0 Kasus Tabel 1125 Donor darah diskrining positif HIV 0,00 0,00 0,00 % Tabel 1226 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 0,00 0,00 0,00 % Tabel 1327 Kusta
Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 1 0 1 Kasus Tabel 14 Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 1,24 0,00 0,63 per 100.000 penduduk Tabel 14 Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 1,24 0,00 0,63 per 100.000 penduduk Tabel 14 Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 0,00 % Tabel 15 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0,00 % Tabel 15 Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0,00 per 100.000 penduduk Tabel 15 Angka Prevalensi Kusta 0,62 0,38 0,50 per 10.000 Penduduk Tabel 16 Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 0,00 0,00 0,00 % Tabel 17 Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 0,00 0,00 0,00 % Tabel 17
28 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi AFP Rate (non polio) < 15 th 1,94 per 100.000 penduduk <15 tahun Tabel 18 Jumlah Kasus Difteri 0 0 0 Kasus Tabel 19 Case Fatality Rate Difteri 0 % Tabel 19 Jumlah Kasus Pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 19 Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) 0 0 0 Kasus Tabel 19 Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) 0 % Tabel 19 Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 0 0 0 Kasus Tabel 19 Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum 0 % Tabel 19 Jumlah Kasus Campak 0 0 0 Kasus Tabel 20 Case Fatality Rate Campak 0 % Tabel 20 Jumlah Kasus Polio 0 0 0 Kasus Tabel 20 Jumlah Kasus Hepatitis B 0 0 0 Kasus Tabel 20
29 Incidence Rate DBD 34,77 42,89 38,80 per 100.000 penduduk Tabel 2130 Case Fatality Rate DBD 0,00 2,94 1,61 % Tabel 2131 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) 0,10 0,04 0,07 per 1.000 penduduk berisiko Tabel 2232 Case Fatality Rate Malaria 0,00 0,00 0,00 % Tabel 2233 Angka Kesakitan Filariasis 0 0 0 per 100.000 penduduk Tabel 23
L P L + P SatuanANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
35 Persentase obesitas 12,73 15,30 13,98 % Tabel 2536 Persentase IVA positif pada perempuan usia 30-50 tahun 2,22 % Tabel 2637 % tumor/benjolan payudara pada perempuan 30-50 tahun 0,00 % Tabel 2638 Desa/Kelurahan terkena KLB ditangani < 24 jam 100,00 % Tabel 28
C. UPAYA KESEHATANC.1 Pelayanan Kesehatan39 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 93 % Tabel 2940 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 84,57 % Tabel 2941 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 77,32 % Tabel 2942 Pelayanan Ibu Nifas 78,01 % Tabel 2943 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 66,68 % Tabel 2944 Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 86,13 % Tabel 3045 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 86,52 % Tabel 3246 Penanganan komplikasi kebidanan 24,37 % Tabel 3347 Penanganan komplikasi Neonatal 15,15 10,57 12,91 % Tabel 3348 Peserta KB Baru 13,24 % Tabel 3649 Peserta KB Aktif 104,31 % Tabel 3649 Peserta KB Aktif 104,31 % Tabel 3650 Bayi baru lahir ditimbang 101 100 100 % Tabel 3751 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 0,94 0,40 0,68 % Tabel 3752 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 98,93 98,75 98,84 % Tabel 3853 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 93,12 93,59 93,35 % Tabel 3854 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 68,38 106,10 86,40 % Tabel 3955 Pelayanan kesehatan bayi 76,47 72,76 74,63 % Tabel 4056 Desa/Kelurahan UCI 92,19 % Tabel 4157 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 95,74 95,22 95,48 % Tabel 4358 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 94,41 94,94 94,67 % Tabel 4359 Bayi Mendapat Vitamin A 95,82 96,41 96,15 % Tabel 4460 Anak Balita Mendapat Vitamin A 70,98 68,21 69,60 % Tabel 4461 Baduta ditimbang 70,58 102,65 86,51 % Tabel 4562 Baduta berat badan di bawah garis merah (BGM) 4,32 4,04 4,16 % Tabel 4563 Pelayanan kesehatan anak balita 67,86 67,74 67,80 % Tabel 4664 Balita ditimbang (D/S) 84,51 84,54 84,52 % Tabel 4765 Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) 4,12 5,91 5,01 % Tabel 4766 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100,00 100,00 100,00 % Tabel 4867 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 96,67 97,11 96,88 % Tabel 4968 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 0,15 Tabel 5069 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal 35,29 sekolah Tabel 5170 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi 34,64 sekolah Tabel 5171 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 2,88 60,11 5,47 % Tabel 5172 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) - - - % Tabel 5173 Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan mulut - - - % Tabel 51
L P L + P SatuanANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
C.2 Akses dan Mutu Pelayanan KesehatanPersentase
75 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 75,38 76,23 75,80 % Tabel 5376 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 52,33 51,06 51,70 % Tabel 5477 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 5,12 5,00 5,06 % Tabel 5478 Angka kematian kasar/Gross Death Rate (GDR) di RS 34,50 25,18 29,08 per 100.000 pasien keluar Tabel 5579 Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR) di RS 19,28 9,85 13,80 per 100.000 pasien keluar Tabel 5580 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 35,95 % Tabel 5681 Bed Turn Over (BTO) di RS 42,06 Kali Tabel 5682 Turn of Interval (TOI) di RS 5,56 Hari Tabel 5683 Average Length of Stay (ALOS) di RS 4,09 Hari Tabel 56
C.3 Perilaku Hidup Masyarakat
87 Rumah Tangga ber-PHBS 66,04 % Tabel 5787 Rumah Tangga ber-PHBS 66,04 % Tabel 57
C.4 Keadaan Lingkungan88 Persentase rumah sehat 65,79 % Tabel 5889 Penduduk yang memiliki akses air minum yang layak 81,53 % Tabel 5990 Penyelenggara air minum memenuhi syarat kesehatan 50,00 % Tabel 6091 Penduduk yg memiliki akses sanitasi layak (jamban sehat) 62,67 % Tabel 6192 Desa STBM 16,73 % Tabel 6293 Tempat-tempat umum memenuhi syarat 77,29 % Tabel 63
TPM memenuhi syarat higiene sanitasi 62,10 % Tabel 64TPM tidak memenuhi syarat dibina 93,62 % Tabel 65TPM memenuhi syarat diuji petik 1,30 % Tabel 65
D. SUMBERDAYA KESEHATAND.1 Sarana Kesehatan94 Jumlah Rumah Sakit Umum 1,00 RS Tabel 6795 Jumlah Rumah Sakit Khusus - RS Tabel 6796 Jumlah Puskesmas Rawat Inap 8,00 Tabel 6797 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap - Tabel 67
Jumlah Puskesmas Keliling 18,00 Tabel 67Jumlah Puskesmas pembantu 44,00 Tabel 67
98 Jumlah Apotek 16,00 Tabel 67
L P L + P SatuanANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
99 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 100,00 % Tabel 68100 Jumlah Posyandu 273,00 Posyandu Tabel 69101 Posyandu Aktif 98,53 % Tabel 69102 Rasio posyandu per 100 balita 1,50 per 100 balita Tabel 69103 UKBM
Poskesdes 145,00 Poskesdes Tabel 70Polindes - Polindes Tabel 70Posbindu - Posbindu Tabel 70
104 Jumlah Desa Siaga 126,00 Desa Tabel 71105 Persentase Desa Siaga 46,84 % Tabel 71
D.2 Tenaga Kesehatan106 Jumlah Dokter Spesialis 9,00 2,00 11,00 Orang Tabel 72107 Jumlah Dokter Umum 12,00 23,00 35,00 Orang Tabel 72108 Rasio Dokter (spesialis+umum) 28,79 per 100.000 penduduk Tabel 72109 Jumlah Dokter Gigi + Dokter Gigi Spesialis - 7,00 7,00 Orang Tabel 72110 Rasio Dokter Gigi (termasuk Dokter Gigi Spesialis) 4,38 per 100.000 penduduk111 Jumlah Bidan 126,00 Orang Tabel 73111 Jumlah Bidan 126,00 Orang Tabel 73112 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 78,85 per 100.000 penduduk Tabel 73113 Jumlah Perawat 36,00 198,00 234,00 Orang Tabel 73114 Rasio Perawat per 100.000 penduduk 146,44 per 100.000 penduduk Tabel 73115 Jumlah Perawat Gigi 3,00 13,00 16,00 Orang Tabel 73116 Jumlah Tenaga Kefarmasian 1,00 31,00 32,00 Orang Tabel 74117 Jumlah Tenaga Kesehatan kesehatan 5,00 13,00 18,00 Orang Tabel 75118 Jumlah Tenaga Sanitasi 2,00 7,00 9,00 Orang Tabel 76119 Jumlah Tenaga Gizi 2,00 11,00 13,00 Orang Tabel 77
D.3 Pembiayaan Kesehatan120 Total Anggaran Kesehatan 116.092.758.325,00 Rp Tabel 81121 APBD Kesehatan terhadap APBD Kab/Kota 10,44 % Tabel 81122 Anggaran Kesehatan Perkapita 726.506,03 Rp Tabel 81
TABEL 1
LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
LUAS JUMLAH RATA-RATA KEPADATANWILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
(km 2) TANGGA TANGGA per km 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Koto Parik Gadang Diateh 524,10 4 44 48 23499 7185 3,27 44,84
2 Sungai Pagu 596,00 11 62 73 31586 8689 3,64 53,00
3 Pauh Duo 348,10 4 26 30 15064 4460 3,38 43,27
JUMLAHPENDUDUK
JUMLAHNO KECAMATAN NAGARI JORONG NAGARI +
JORONG
3 Pauh Duo 348,10 4 26 30 15064 4460 3,38 43,27
4 Sangir 632,99 4 52 56 40698 10953 3,72 64,29
5 Sangir Jujuan 278,06 5 27 32 12906 3564 3,62 46,41
6 Sangir Batang Hari 280,01 7 37 44 19076 4423 4,31 68,13
7 Sangir Balai Janggo 686,94 4 21 25 16967 5773 2,94 24,70
8
3346,2 39 269 308 159796 45047 3,55 47,75
Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten Solok Selatan
JUMLAH
TABEL 2
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMURKABUPATEN SOLOK SELATAN
TAHUN 2015
JUMLAH PENDUDUKLAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN
1 2 3 4 5 6
1 0 - 4 9139 9079 18218 100,662 5 - 9 8731 8514 17245 102,553 10 - 14 8125 7866 15991 103,294 15 - 19 7062 6557 13619 107,705 20 - 24 6415 6213 12628 103,25
NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)
5 20 - 24 6415 6213 12628 103,256 25 - 29 7081 7137 14218 99,227 30 - 34 6365 6378 12743 99,808 35 - 39 5955 5836 11791 102,049 40 - 44 5204 4915 10119 105,88
10 45 - 49 4208 4301 8509 97,8411 50 - 54 3535 3568 7103 99,0812 55 - 59 3011 2976 5987 101,1813 60 - 64 2415 2179 4594 110,8314 65 - 69 1357 1329 2686 102,1115 70 - 74 970 1043 2013 93,0016 75+ 946 1386 2332 68,25
80519 79277 159796 101,5757,73
Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten Solok Selatan
JUMLAHANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO)
DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMINKABUPATEN SOLOK SELATAN
TAHUN 2015
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+
PEREMPUAN1 2 3 4 5 6 7 8
1 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS 62.649 61.684 124.333
2 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANGMELEK HURUF 61.421 59.069 120.490 98,04 95,76 96,91
TABEL 3
JUMLAH PERSENTASE
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF
NO VARIABEL
2 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANGMELEK HURUF 61.421 59.069 120.490 98,04 95,76 96,91
3 PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANGDITAMATKAN:a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 22.604 21.670 44.273 36,08 35,13 35,61b. SD/MI 16.038 14.224 30.262 25,60 23,06 24,34c. SMP/ MTs 11.966 10.634 22.600 19,10 17,24 18,18d. SMA/ MA 7.010 7.587 14.598 11,19 12,30 11,74e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 2.080 2.221 4.301 3,32 3,60 3,46f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 238 555 793 0,38 0,90 0,64g. AKADEMI/DIPLOMA III 232 968 1.200 0,37 1,57 0,97h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 2.324 3.652 5.976 3,71 5,92 4,81i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 163 167 329 0,26 0,27 0,26
Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten Solok Selatan
TABEL 4
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Koto Parik Gadang Diateh Pakan Rabaa 235 1 236 259 0 259 494 1 495
2 Sungai Pagu Muara Labuh 285 1 286 274 1 275 559 2 561
3 Pauh Duo Pakan Selasa 160 3 163 171 0 171 331 3 334
4 Sangir Lubuk Gadang 396 4 400 332 1 333 728 5 733
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 161 1 162 154 1 155 315 2 317
6 Sangir Batang Hari Abai 158 0 158 149 0 149 307 0 307
7 Sangir Balai Janggo Mercu 98 0 98 100 0 100 198 0 198
8 Talunan 91 0 91 75 0 75 166 0 166
JUMLAH KELAHIRAN
NO KECAMATAN NAMAPUSKESMAS
HIDUP
PEREMPUAN
HIDUP MATI HIDUP + MATI
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS
MATI HIDUP + MATI
LAKI-LAKI LAKI-LAKI + PEREMPUAN
HIDUP MATI HIDUP + MATI
8 Talunan 91 0 91 75 0 75 166 0 166
1.584 10 1.594 1.514 3 1.517 3.098 13 3.111
6,3 2,0 4,2
Sumber : Seksi Kesehatan Ibu dan Anak Dinas Kesehatan Kab. Solok Selatan
Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN)
TABEL 5
JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN SOLOK SELATAN
TAHUN 2015
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Koto Parik Gadang DiatehPakan Rabaa 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1
2 Sungai Pagu Muara Labuh 3 3 0 3 0 0 0 0 3 3 0 3
3 Pauh Duo Pakan Selasa 1 1 0 1 1 1 0 1 2 2 0 2
4 Sangir Lubuk Gadang 3 3 0 3 0 1 0 1 3 4 0 4
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 3 3 0 3 1 1 0 1 4 4 0 4
6 Sangir Batang Hari Abai 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
NEONATALKECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH KEMATIANPEREMPUAN
ANAKBALITABAYIa BALITA
NO LAKI - LAKI + PEREMPUAN
BALITA
LAKI - LAKI
BAYIaANAK
BALITANEONATAL ANAKBALITANEONATAL BALITABAYIa
6 Sangir Batang Hari Abai 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Sangir Balai Janggo Mercu 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1
8 0 Talunan 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1
11 12 0 12 2 4 0 4 13 16 0 16
6,9 7,6 0,0 7,6 1,3 2,6 0,0 2,6 4,2 5,2 0,0 5,2
Sumber : Seksi Kesehatan Ibu dan Anak Dinas Kesehatan Kab. Solok Selatan
Keterangan : - Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 6JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
< 20tahun
20-34tahun
≥35tahun JUMLAH < 20
tahun20-34tahun
≥35tahun JUMLAH < 20
tahun20-34tahun
≥35tahun JUMLAH < 20
tahun20-34tahun
≥35tahun JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Koto Parik Gadang DiatehPakan Rabaa 494 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Sungai Pagu Muara Labuh 559 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1
3 Pauh Duo Pakan Selasa 331 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
4 Sangir Lubuk Gadang 728 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 315 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1
6 Sangir Batang Hari Abai 307 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1
7 Sangir Balai Janggo Mercu 198 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 0 Talunan 166 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAHLAHIR HIDUP
JUMLAH KEMATIAN IBU HAMILKEMATIAN IBU
JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU
3.098 1 0 0 1 3 0 0 3 1 0 0 1 5 0 0 5
161,4
Sumber : Seksi Kesehatan Ibu dan Anak Dinas Kesehatan Kab. Solok SelatanKeterangan:
- Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas- Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN)
TABEL 7
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Koto Parik Gadang Diateh Pakan Rabaa 11803 11695 23498 10 47,619 11 52,381 21 13 52,00 12 48,00 25 3 12
2 Sungai Pagu Muara Labuh 15336 16250 31586 11 57,89 8 42,11 19 14 58,33 10 41,67 24 1 4,16667
3 Pauh Duo Pakan Selasa 7493 7571 15064 7 51,80 6 48,20 13 12 52,17 11 47,83 23 8 34,7826
4 Sangir Lubuk Gadang 20655 20044 40699 13 61,90 8 38,10 21 17 65,38 9 34,62 26 0 0
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 6499 6407 12906 12 60,00 8 40,00 20 32 66,67 16 33,33 48 26 54,17
JUMLAH SELURUHKASUS TB
L PL+P
KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUKMENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KASUS TB ANAK0-14 TAHUNNO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH PENDUDUKJUMLAH KASUS BARU TB BTA+
L PL+P
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 6499 6407 12906 12 60,00 8 40,00 20 32 66,67 16 33,33 48 26 54,17
6 Sangir Batang Hari Abai 9642 9434 19076 10 51,80 9 48,20 19 10 52,63 9 47,37 19 3 15,79
7 Sangir Balai Janggo Mercu 5273 4568 9841 3 51,80 2 48,20 5 3 60 2 40 5 0 0
8 0 Talunan 3818 3308 7126 3 42,86 4 57,14 7 3 42,8571 4 57,1429 7 0 0
RSUD 23 62,16 14 37,84 37 61 62,89 36 37,11 97 56 57,73
80519 79277 159796 91 56,28 71 43,72 162 165 60,22 109 39,78 274 97 35,40
CNR KASUS BARU TB BTA+ PER 100.000 PENDUDUK 113,223 89,4 101,4
CNR SELURUH KASUS TB PER 100.000 PENDUDUK 204,9 137,5 171,5
Sumber : Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kab. Solok SelatanKeterangan:
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
Catatan : Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1, yaitu sebesar: 159796
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 8
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN SOLOK SELATAN
TAHUN 2015
TB PARU
L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Koto Parik Gadang Diateh Pakan Rabaa 197 183 380 10 11 21 5,08 6,01 5,53
2 Sungai Pagu Muara Labuh 264 246 510 11 8 19 4,16 3,25 3,73
3 Pauh Duo Pakan Selasa 114 106 220 7 6 13 5,91 5,91 5,91
4 Sangir Lubuk Gadang 342 318 660 13 8 21 3,80 2,51 3,18
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 109 101 210 12 8 20 11,03 7,90 9,52
% BTA (+)TERHADAP SUSPEKBTA (+)NO KECAMATAN PUSKESMAS SUSPEK
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 109 101 210 12 8 20 11,03 7,90 9,52
6 Sangir Batang Hari Abai 161 149 310 10 9 19 6,13 6,13 6,13
7 Sangir Balai Janggo Mercu 83 77 160 3 2 5 3,13 3,13 3,13
8 0 Talunan 57 53 110 3 4 7 5,27 7,54 6,36
RSUD 23 14 37
1326 1234 2560 91 71 162 6,87 5,74 6,33
Sumber : Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kab. Solok SelatanKeterangan:
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 9
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 Koto Parik Gadang DiatehPakan Rabaa 8 6 14 8 100 6 100 14 100 0 0 0 0 0 0 100 100 100 0 0 0
2 Sungai Pagu Muara Labuh 7 6 13 7 0 5 83,333 12 92,308 0 0 1 16,667 1 7,6923 0 100 100 0 0 0
3 Pauh Duo Pakan Selasa 0 4 4 0 0 4 100 4 100 0 0 0 0 0 0 0 100 100 0 0 0
4 Sangir Lubuk Gadang 5 5 10 5 100 5 100 10 100 0 0 0 0 0 0 100 100 100 0 0 0
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 4 6 10 4 0 6 100 10 100 0 0 0 0 0 0 0 100 100 0 0 0
6 Sangir Batang Hari Abai 10 4 14 10 100 4 0 14 100 0 0 0 0 0 0 100 0 100 0 0 0
JUMLAH KEMATIANSELAMA PENGOBATAN
ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
L L + P
ANGKA PENGOBATAN LENGKAP(COMPLETE RATE)
L PBTA (+) DIOBATI*
ANGKA KEBERHASILANPENGOBATAN
(SUCCESS RATE/SR)P L + P
ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE)
NO KECAMATAN PUSKESMAS
6 Sangir Batang Hari Abai 10 4 14 10 100 4 0 14 100 0 0 0 0 0 0 100 0 100 0 0 0
7 Sangir Balai Janggo Mercu 2 3 5 2 0 3 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 0 Talunan 1 3 4 1 0 2 66,667 3 75 0 0 0 0 0 0 0 66,667 75 0 1 1
RSUD 21 3 24 21 100 3 100 24 100 0 0 0 0 0 0 100 100 100 0 0 0
58 40 98 58 100 38 95 96 97,959 0 0 1 2,50 1 1,02 100 97,5 98,98 0 1 1
ANGKA KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN PER 100.000 PENDUDUK 0 1,2614 0,6258
Sumber : Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kab. Solok SelatanKeterangan:
* kohort yang sama dari kasus yang dinilai kesembuhan dan pengobatan lengkapJumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 10
PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN SOLOK SELATAN
TAHUN 2015
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Koto Parik Gadang DiatehPakan Rabaa 1344 1334 2678 134 133 268 1 0,74 1 0,75 2 0,75
2 Sungai Pagu Muara Labuh 1807 1794 3601 181 179 360 4 2,21 4 2,23 8 2,22
3 Pauh Duo Pakan Selasa 862 855 1717 86 86 172 0 0 0 0 0 0
4 Sangir Lubuk Gadang 2328 2311 4639 233 231 464 8 3,44 7 3,03 15 3,23
L P L + PJUMLAH BALITA JUMLAH PERKIRAAN
PENDERITANO KECAMATAN PUSKESMAS
PNEUMONIA PADA BALITAPENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI
4 Sangir Lubuk Gadang 2328 2311 4639 233 231 464 8 3,44 7 3,03 15 3,23
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 738 733 1471 74 73 147 13 17,62 9 12,28 22 14,96
6 Sangir Batang Hari Abai 1091 1083 2174 109 108 217 3 2,75 3 2,77 6 2,76
7 Sangir Balai Janggo Mercu 563 559 1122 56 56 112 1 1,78 0 0 1 0,89
8 0 Talunan 408 405 813 41 41 81 12 29,41 14 34,57 26 31,98
9141 9074 18215 914 907 1822 42 4,59 38 4,19 80 4,39
Sumber : Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kab. Solok SelatanKeterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 11
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
L P L+PPROPORSIKELOMPOK
UMURL P L+P
PROPORSIKELOMPOK
UMURL P L+P L P L+P
PROPORSIKELOMPOK
UMUR1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 ≤ 4 TAHUN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 5 - 14 TAHUN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 15 - 19 TAHUN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 20 - 24 TAHUN 2 2 4 66,67 1 0 1 25 1 0 1 0 0 0 0
5 25 - 49 TAHUN 2 0 2 33,33 2 1 3 75 1 1 0 0 0 0
6 ≥ 50 TAHUN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH KASUS HIV, AIDS, DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMIN
NO KELOMPOK UMUR
H I V AIDS SYPHILISJUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS
6 ≥ 50 TAHUN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 2 6 3 1 4 2 0 2 0 0 0
66,67 33,33 75 25 100 0 0 0
Sumber : Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kab. Solok SelatanKet: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
PROPORSI JENIS KELAMIN
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 12
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 UTD-RSUD Solok Selatan 300 199 499 300 100 199 100 499 100 0 0 0 0 0 0
300 199 499 300 100 199 100 499 100 0 0 0 0 0 0
Sumber : UTD-RSUD Solok Selatan
PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN
NO UNIT TRANSFUSI DARAH
DONOR DARAHSAMPEL DARAH DIPERIKSA/DISKRINING
TERHADAP HIVL P
POSITIF HIV
L + P L
JUMLAH
P L + PJUMLAH PENDONOR
Sumber : UTD-RSUD Solok Selatan
TABEL 13
KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN SOLOK SELATAN
TAHUN 2015
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Koto Parik Gadang DiatehPakan Rabaa 11.803 11.695 23.498 253 250 503 224 89 199 80 423 84
2 Sungai Pagu Muara Labuh 15.336 16.250 31.586 328 348 676 217 66 183 53 400 59
3 Pauh Duo Pakan Selasa 7.493 7.571 15.064 160 162 322 68 42 59 36 127 39
4 Sangir Lubuk Gadang 20.655 20.044 40.699 442 429 871 586 133 738 172 1.324 152
KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH PENDUDUK
DIAREJUMLAH TARGET
PENEMUANDIARE DITANGANI
P L + PLNO
4 Sangir Lubuk Gadang 20.655 20.044 40.699 442 429 871 586 133 738 172 1.324 152
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 6.499 6.407 12.906 139 137 276 274 197 207 151 481 174
6 Sangir Batang Hari Abai 9.642 9.434 19.076 206 202 408 231 112 237 117 468 115
7 Sangir Balai Janggo Mercu 5.273 4.568 9.841 113 98 211 87 77 106 108 193 92
8 0 Talunan 3.818 3.308 7.126 82 71 152 118 144 85 120 203 133
80519 79277 159796 1723,1 1696,5 3419,6 1805 104,75 1814 106,92 3619 105,83
214
Sumber : Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kab. Solok Selatan
ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 14
KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN SOLOK SELATAN
TAHUN 2015
L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Koto Parik Gadang Diateh Pakan Rabaa 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Sungai Pagu Muara Labuh 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Pauh Duo Pakan Selasa 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Sangir Lubuk Gadang 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Sangir Batang Hari Abai 0 0 0 1 0 1 1 0 1
PB + MBPausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta BasahNO KECAMATAN PUSKESMASKASUS BARU
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Sangir Batang Hari Abai 0 0 0 1 0 1 1 0 1
7 Sangir Balai Janggo Mercu 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 0 Talunan 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 1 1 0 1
0 0 100 0 100 0
1,24 0,00 0,63
Sumber : Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kab. Solok Selatan
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK
PROPORSI JENIS KELAMIN
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 15
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8
1 Koto Parik Gadang Diateh Pakan Rabaa 0 0 0,0 0 0,0
2 Sungai Pagu Muara Labuh 0 0 0,0 0 0,0
KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PENDERITA KUSTA0-14 TAHUN
KASUS BARU
CACAT TINGKAT 2NO KECAMATAN PUSKESMAS PENDERITAKUSTA
2 Sungai Pagu Muara Labuh 0 0 0,0 0 0,0
3 Pauh Duo Pakan Selasa 0 0 0,0 0 0,0
4 Sangir Lubuk Gadang 0 0 0,0 0 0,0
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 0 0 0,0 0 0,0
6 Sangir Batang Hari Abai 1 0 0,0 0 0,0
7 Sangir Balai Janggo Mercu 0 0 0,0 0 0,0
8 0 Talunan 0 0 0,0 0 0,0
1 0 0,0 0 0,0
0
Sumber : Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kab. Solok Selatan
ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 100.000 PENDUDUK
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 16
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN SOLOK SELATAN
TAHUN 2015
L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Koto Parik Gadang Diateh Pakan Rabaa 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Sungai Pagu Muara Labuh 0 0 0 1 0 1 1 0 1
3 Pauh Duo Pakan Selasa 0 1 1 2 1 3 2 2 4
NO KECAMATAN PUSKESMAS
KASUS TERCATAT
Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH
3 Pauh Duo Pakan Selasa 0 1 1 2 1 3 2 2 4
4 Sangir Lubuk Gadang 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 0 0 0 0 1 1 0 1 1
6 Sangir Batang Hari Abai 0 0 0 2 0 2 2 0 2
7 Sangir Balai Janggo Mercu 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 0 Talunan 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 1 5 2 7 5 3 8
0,62 0,38 0,50
Sumber : Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kab. Solok Selatan
ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 17
PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN SOLOK SELATAN
TAHUN 2015
KUSTA (PB) KUSTA (MB)
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Koto Parik Gadang DiatehPakan Rabaa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Sungai Pagu Muara Labuh 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
3 Pauh Duo Pakan Selasa 0 1 1 0 0 0 0 0 0 2 1 3 0 0 0 0 0 0
4 Sangir Lubuk Gadang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0
PUSKESMAS RFT PBL + PPENDERITA PBa PENDERITA MBaNO KECAMATAN L + P
RFT MBL PL P
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0
6 Sangir Batang Hari Abai 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2 0 0 0 0 0 0
7 Sangir Balai Janggo Mercu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 0 Talunan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 1 0 0 0 0 0 0 5 2 7 0 0 0 0 0 0
Sumber : Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kab. Solok Selatan
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 18
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH PENDUDUK<15 TAHUN
JUMLAH KASUS AFP(NON POLIO)
1 2 3 4 5
1 Koto Parik Gadang Diateh Pakan Rabaa 7702 0
2 Sungai Pagu Muara Labuh 9359 0
3 Pauh Duo Pakan Selasa 5023 0
JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
3 Pauh Duo Pakan Selasa 5023 0
4 Sangir Lubuk Gadang 13663 0
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 4026 0
6 Sangir Batang Hari Abai 6346 1
7 Sangir Balai Janggo Mercu 3095 0
8 0 Talunan 2241 0
51455 1
AFP RATE (NON POLIO) PER 100.000 PENDUDUK USIA < 15 TAHUN 1,9
Sumber : Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kab. Solok SelatanKeterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
Catatan : Jumlah penduduk < 15 tahun kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada tabel 2, yaitu sebesar:51.454
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 19
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN SOLOK SELATAN
TAHUN 2015
JUMLAH KASUS PD3I
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Koto Parik Gadang DiatehPakan Rabaa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Sungai Pagu Muara Labuh 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Pauh Duo Pakan Selasa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Sangir Lubuk Gadang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
MENINGGAL JUMLAH KASUSNO KECAMATAN PUSKESMAS
DIFTERIJUMLAH KASUS MENINGGAL
TETANUS (NON NEONATORUM) TETANUS NEONATORUMJUMLAH KASUS MENINGGAL
PERTUSIS
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Sangir Batang Hari Abai 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Sangir Balai Janggo Mercu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 0 Talunan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0
Sumber : Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kab. Solok Selatan
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
CASE FATALITY RATE (%)
TABEL 20
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Koto Parik Gadang DiatehPakan Rabaa 0 0 0
2 Sungai Pagu Muara Labuh 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Pauh Duo Pakan Selasa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Sangir Lubuk Gadang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH KASUS PD3I
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
CAMPAKJUMLAH KASUS MENINGGAL
POLIO HEPATITIS BNO
4 Sangir Lubuk Gadang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Sangir Batang Hari Abai 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Sangir Balai Janggo Mercu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 0 Talunan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
Sumber : Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kab. Solok Selatan
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
CASE FATALITY RATE (%)
TABEL 21
JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN SOLOK SELATAN
TAHUN 2015
L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Koto Parik Gadang DiatehPakan Rabaa 7 8 15 0 0 0 0,0 0,0 0,0
2 Sungai Pagu Muara Labuh 21 23 44 0 1 1 0,0 4,3 2,3
NO KECAMATAN MENINGGAL CFR (%)JUMLAH KASUSPUSKESMASDEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
2 Sungai Pagu Muara Labuh 21 23 44 0 1 1 0,0 4,3 2,3
3 Pauh Duo Pakan Selasa 0 1 1 0 0 0 0,0 0,0 0,0
4 Sangir Lubuk Gadang 0 2 2 0 0 0 0,0 0,0 0,0
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 0 0 0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
6 Sangir Batang Hari Abai 0 0 0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
7 Sangir Balai Janggo Mercu 0 0 0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
8 0 Talunan 0 0 0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
28 34 62 0 1 1 0,0 2,9 1,6
34,8 42,9 38,8
Sumber : Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kab. Solok SelatanKet: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 22
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
L P L+P L % P % L+P % L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Koto Parik Gadang DiatehPakan Rabaa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Sungai Pagu Muara Labuh 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Pauh Duo Pakan Selasa 12 9 21 12 9 21 3 25 0 0 3 14,3 0 0 0 0 0 0
4 Sangir Lubuk Gadang 5 5 10 5 5 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 15 10 25 15 10 25 4 26,7 2 20 6 24 0 0 0 0 0 0
6 Sangir Batang Hari Abai 11 11 22 11 11 22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Sangir Balai Janggo Mercu 1 0 1 1 0 1 1 100 0 0 1 100 0 0 0 0 0 0
8 0 Talunan 7 8 15 7 8 15 0 0 1 12,5 1 6,7 0 0 0 0 0 0
POSITIFL P L+P
SEDIAAN DARAH DIPERIKSA
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
CFRMENINGGALSUSPEK
MALARIA
NO KECAMATAN PUSKESMAS
8 0 Talunan 7 8 15 7 8 15 0 0 1 12,5 1 6,7 0 0 0 0 0 0
51 43 94 51 43 94 8 15,7 3 7,0 11 11,7 0 0 0 0 0 0
80519 79277 159796
ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK BERISIKO 0,10 0,04 0,07
Sumber : Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kab. Solok Selatan
JUMLAH PENDUDUK BERISIKO
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 23
PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN SOLOK SELATAN
TAHUN 2015
L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Koto Parik Gadang Diateh Pakan Rabaa 0 0 0 0 0 0
2 Sungai Pagu Muara Labuh 0 0 0 0 0 0
3 Pauh Duo Pakan Selasa 0 0 0 0 0 0
4 Sangir Lubuk Gadang 0 0 0 0 0 0
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 0 0 0 0 0 0
6 Sangir Batang Hari Abai 0 0 0 0 0 0
7 Sangir Balai Janggo Mercu 0 0 0 0 0 0
8 0 Talunan 0 0 0 0 0 0
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
JUMLAH SELURUH KASUSKASUS BARU DITEMUKANNO KECAMATAN PUSKESMAS
PENDERITA FILARIASIS
0 0 0 0 0 0
0 0 0
Sumber : Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kab. Solok SelatanKet: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK KAB. SOLOK SELATAN
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 24
PENGUKURAN TEKANAN DARAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN SOLOK SELATAN
TAHUN 2015
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI +PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Koto Parik Gadang DiatehPakan Rabaa 4565 4182 8747 925 20,3 1034 24,7 1959 22,4 185 20 250 24,18 435 22,21
2 Sungai Pagu Muara Labuh 5384 5371 10755 621 11,5 922 17,2 1543 14,3 342 55,07 241 26,14 583 37,78
3 Pauh Duo Pakan Selasa 2806 2857 5663 410 14,6 552 19,3 962 17,0 120 29,27 116 21,01 236 24,53
4 Sangir Lubuk Gadang 7805 7628 15433 962 12,3 932 12,2 1894 12,3 321 33,37 207 22,21 528 27,88
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 2360 2250 4610 534 22,6 811 36,0 1345 29,2 120 22,47 172 21,21 292 21,71
6 Sangir Batang Hari Abai 3588 3569 7157 411 11,5 575 16,1 986 13,8 120 29,20 125 21,74 245 24,85
7 Sangir Balai Janggo Mercu 1814 1609 3423 386 21,3 596 37,0 982 28,7 132 34,20 152 25,50 284 28,92
8 0 Talunan 1314 1165 2479 527 40,1 896 76,9 1423 57,4 165 31,31 124 13,84 289 20,31
29636 28631 58267 4776 16,1 6318 22,1 11094 19,0 1505 31,51 1387 21,95 2892 26,07
JUMLAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUNLAKI-LAKI PEREMPUAN
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
LAKI-LAKI +PEREMPUAN
HIPERTENSI/TEKANAN DARAH TINGGIDILAKUKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI +PEREMPUANNO KECAMATAN PUSKESMAS
29636 28631 58267 4776 16,1 6318 22,1 11094 19,0 1505 31,51 1387 21,95 2892 26,07
Sumber : Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kab. Solok Selatan
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 25
PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN SOLOK SELATAN
TAHUN 2015
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI +PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Koto Parik Gadang DiatehPakan Rabaa 8372 7424 15796 16 0,19 19 0,26 35 0,22 2 12,5 3 15,79 5 14,29
2 Sungai Pagu Muara Labuh 11780 10447 22227 13 0,11 11 0,11 24 0,11 1 7,69 3 27,27 4 16,67
3 Pauh Duo Pakan Selasa 5322 4719 10041 32 0,60 38 0,81 70 0,70 5 15,63 6 15,79 11 15,71
4 Sangir Lubuk Gadang 14329 12706 27035 186 1,30 122 0,96 308 1,14 23 12,37 16 13,11 39 12,66
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 4706 4174 8880 23 0,49 25 0,60 48 0,54 3 13,04 5 20 8 16,67
6 Sangir Batang Hari Abai 6747 5983 12730 54 0,80 75 1,25 129 1,01 5 9,26 9 12 14 10,85
7 Sangir Balai Janggo Mercu 3508 3238 6746 24 0,68 28 0,86 52 0,77 4 16,67 5 17,86 9 17,31
8 0 Talunan 2540 2345 4885 37 1,46 48 2,05 85 1,74 6 16,22 9 18,75 15 17,65
OBESITAS
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUANNO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH PENGUNJUNG PUSKESMAS DANJARINGANNYA BERUSIA ≥ 15 TAHUN
DILAKUKAN PEMERIKSAAN OBESITAS
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
8 0 Talunan 2540 2345 4885 37 1,46 48 2,05 85 1,74 6 16,22 9 18,75 15 17,65
57304 51036 108340 385 0,67 366 0,72 751 0,69 49 12,73 56 15,30 105 13,98
Sumber : Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kab. Solok Selatan
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 26
CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE)MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Koto Parik Gadang Diateh Pakan Rabaa 3099 0 0 0 0 0 0
2 Sungai Pagu Muara Labuh 4282 0 0 0 0 0 0
3 Pauh Duo Pakan Selasa 2009 9 0,45 0 0 0 0
4 Sangir Lubuk Gadang 5457 28 0,51 1 3,57 0 0
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 1733 0 0 0 0 0 0
6 Sangir Batang Hari Abai 2539 8 0,32 0 0 0 0
7 Sangir Balai Janggo Mercu 1339 0 0 0 0 0 0
8 0 Talunan 969 0 0 0 0 0 0
21427 45 0,21 1 2,22 0 0JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
PEMERIKSAAN LEHER RAHIMDAN PAYUDARA TUMOR/BENJOLAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS PEREMPUANUSIA 30-50 TAHUN
IVA POSITIF
21427 45 0,21 1 2,22 0 0
Sumber : Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kab. Solok SelatanKet: IVA: Inspeksi Visual dengan Asam asetat
CBE: Clinical Breast Examination
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 27
JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)KABUPATEN SOLOK SELATAN
TAHUN 2015
DIKETAHUI DITANGGU-LANGI AKHIR L P L+P 0-7
HARI8-28HARI
1-11BLN
1-4THN
5-9THN
10-14THN
15-19THN
20-44THN
45-54THN
55-59THN
60-69THN
70+THN L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1 Rabies 1 1 27/08/2015 27/08/2015 17/09/2015 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 18 13 31 0 7,7 3,2 0 100 100
2 Rabies 1 1 13/12/2015 13/12/2015 05/01/2015 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 9 8 17 11,1 0 5,9 100 0 100
3 DBD 1 1 29/12/2015 29/12/2015 05/01/2015 11 5 16 0 0 0 1 4 0 0 11 0 0 0 0 0 0 0 875 886 1761 1,3 0,6 0,9 0 0 0
Sumber : Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kab. Solok Selatan
NO JENIS KEJADIAN LUARBIASA
ATTACK RATE (%)JUMLAH PENDERITA JUMLAH KEMATIAN JUMLAH PENDUDUKTERANCAM
JUMLAHKEC
YANG TERSERANGWAKTU KEJADIAN (TANGGAL) KELOMPOK UMUR PENDERITA
JUMLAHDESA/KEL
CFR (%)
TABEL 28
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
JUMLAH DITANGANI <24 JAM %1 2 3 4 5 6
1 Koto Parik Gadang Diateh Pakan Rabaa 0 0 0
2 Sungai Pagu Muara Labuh 1 1 100
3 Pauh Duo Pakan Selasa 0 0 0
KLB DI DESA/KELURAHANNO PUSKESMASKECAMATAN
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM
3 Pauh Duo Pakan Selasa 0 0 0
4 Sangir Lubuk Gadang 2 2 100
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 0 0 0
6 Sangir Batang Hari Abai 0 0 0
7 Sangir Balai Janggo Mercu 0 0 0
8 0 Talunan 0 0 0
3 3 100
Sumber : Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kab. Solok Selatan
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 29
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMASKABUPATEN SOLOK SELATAN
TAHUN 2015
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Koto Parik Gadang DiatehPakan Rabaa 603 611 101,3 579 96,0 576 494 85,8 487 84,5 500 86,8
2 Sungai Pagu Muara Labuh 811 687 84,7 668 82,4 775 587 75,7 562 72,5 406 52,4
3 Pauh Duo Pakan Selasa 387 398 102,8 368 95,1 370 318 85,9 320 86,5 237 64,1
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS
IBU BERSALIN/NIFASIBU HAMILPERSALINAN
DITOLONG NAKESMENDAPAT
YANKES NIFASIBU NIFAS
MENDAPAT VIT AJUMLAH K1 K4
3 Pauh Duo Pakan Selasa 387 398 102,8 368 95,1 370 318 85,9 320 86,5 237 64,1
4 Sangir Lubuk Gadang 1045 907 86,8 764 73,1 997 716 71,8 688 69,0 660 66,2
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 331 366 110,6 318 96,1 316 264 83,5 352 111,4 254 80,4
6 Sangir Batang Hari Abai 490 369 75,3 350 71,4 467 290 62,1 290 62,1 321 68,7
7 Sangir Balai Janggo Mercu 253 265 104,7 236 93,3 241 205 85,1 206 85,5 142 58,9
8 0 Talunan 183 196 107,1 187 102,2 174 154 88,5 150 86,2 91 52,3
4.103 3.799 92,6 3.470 84,6 3.916 3.028 77,3 3.055 78,0 2.611 66,7
Sumber : Seksi Kesehatan Ibu dan Anak Dinas Kesehatan Kab. Solok Selatan
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 30
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMASKABUPATEN SOLOK SELATAN
TAHUN 2015
TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5 TT2+JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Koto Parik Gadang DiatehPakan Rabaa 603 475 78,77 283 46,93 112 18,57 95 15,75 94 15,59 584 96,85
2 Sungai Pagu Muara Labuh 811 354 43,65 256 31,57 169 20,84 147 18,13 213 26,26 785 96,79
3 Pauh Duo Pakan Selasa 387 91 23,51 150 38,76 68 17,57 74 19,12 76 19,64 368 95,09
4 Sangir Lubuk Gadang 1045 280 26,79 296 28,33 224 21,44 96 9,19 75 7,18 691 66,12
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 331 66 19,94 249 75,23 23 6,95 38 11,48 4 1,21 314 94,86
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMILJUMLAH IBU
HAMILNO KECAMATAN PUSKESMAS
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 331 66 19,94 249 75,23 23 6,95 38 11,48 4 1,21 314 94,86
6 Sangir Batang Hari Abai 490 272 55,51 300 61,22 31 6,33 1 0,20 37 7,55 369 75,31
7 Sangir Balai Janggo Mercu 253 170 67,19 155 61,26 37 14,62 25 9,88 34 13,44 251 99,21
8 0 Talunan 183 194 106,01 149 81,42 10 5,46 10 5,46 3 1,64 172 93,99
4103 1902 46,36 1838 44,80 674 16,43 486 11,84 536 13,06 3534 86,13
Sumber : Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kab. Solok Selatan
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 31
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMASKABUPATEN SOLOK SELATAN
TAHUN 2015
TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Koto Parik Gadang DiatehPakan Rabaa 4429 32 0,72 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Sungai Pagu Muara Labuh 5889 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Pauh Duo Pakan Selasa 2860 10 0,35 1 0,03 0 0 0 0 0 0
4 Sangir Lubuk Gadang 8281 67 0,81 0 0 0 0 0 0 0 0
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH WUS(15-39 TAHUN)
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA WUS
4 Sangir Lubuk Gadang 8281 67 0,81 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 2740 27 0,99 5 0,18 4 0,15 0 0 0 0
6 Sangir Batang Hari Abai 4069 10 0,25 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Sangir Balai Janggo Mercu 2230 32 1,43 2 0,09 0 0 0 0 0 0
8 0 Talunan 1615 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
32113 178 0,55 8 0,02 4 0,01 0 0 0 0
Sumber : Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kab. Solok Selatan
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 32
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
FE1 (30 TABLET) FE3 (90 TABLET)JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Koto Parik Gadang DiatehPakan Rabaa 603 562 93,20 558 92,54
2 Sungai Pagu Muara Labuh 811 590 72,75 780 96,18
3 Pauh Duo Pakan Selasa 387 288 74,42 367 94,83
KECAMATAN JUMLAHIBU HAMILNO PUSKESMAS
JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
3 Pauh Duo Pakan Selasa 387 288 74,42 367 94,83
4 Sangir Lubuk Gadang 1045 599 57,32 764 73,11
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 331 287 86,71 331 100
6 Sangir Batang Hari Abai 490 335 68,37 394 80,41
7 Sangir Balai Janggo Mercu 253 194 76,68 223 88,14
8 0 Talunan 183 183 100 133 72,68
4103 3038 74,04 3550 86,52
Sumber : Seksi Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab.Solok Selatan
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 33
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
S % L P L + P L P L + P S % S % S %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Koto Parik Gadang DiatehPakan Rabaa 603 121 41 34,00 235 259 494 35 39 74 1 2,84 2 5,15 3 4,05
2 Sungai Pagu Muara Labuh 811 162 14 8,63 285 274 559 43 41 84 1 2,34 0 0 1 1,19
3 Pauh Duo Pakan Selasa 387 77 31 40,05 160 171 331 24 26 50 2 8,33 3 11,70 5 10,07
4 Sangir Lubuk Gadang 1045 209 49 23,44 396 332 728 59 50 109 10 16,84 12 24,10 22 20,15
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 331 66 23 34,74 161 154 315 24 23 47 6 24,84 2 8,66 8 16,93
L + PL P
PENANGANANKOMPLIKASIKEBIDANAN
JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATALMENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO PUSKESMASKECAMATAN JUMLAHIBU HAMIL
JUMLAH LAHIR HIDUPPERKIRAAN
BUMILDENGAN
KOMPLIKASIKEBIDANAN
PERKIRAAN NEONATALKOMPLIKASI
PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 331 66 23 34,74 161 154 315 24 23 47 6 24,84 2 8,66 8 16,93
6 Sangir Batang Hari Abai 490 98 6 6,12 158 149 307 24 22 46 4 16,88 2 8,95 6 13,03
7 Sangir Balai JanggoMercu 253 51 10 19,76 98 100 198 15 15 30 1 6,80 3 20 4 13,47
8 0 Talunan 183 37 26 71,04 91 75 166 14 11 25 11 80,59 0 0 11 44,18
4103 821 200 24,37 1584 1514 3098 238 227 465 36 15,15 24 10,57 60 12,91
Sumber : Seksi Kesehatan Ibu dan Anak Dinas Kesehatan Kab. Solok Selatan
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 34
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
PESERTA KB AKTIFMKJP
IUD % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH % KON
DOM % SUNTIK % PIL % OBATVAGINA % LAIN
NYA % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Koto Parik Gadang DiatehPakan Rabaa 338 10,21 26 0,79 74 2,24 861 26,02 1299 39,26 249 7,52 896 27,08 865 26,14 0 0,0 0 0,0 2010 60,74 3309 100
2 Sungai Pagu Muara Labuh 168 2,95 13 0,23 68 1,19 481 8,45 730 12,83 289 5,08 3305 58,06 1368 24,03 0 0,0 0 0,0 4962 87,17 5692 100
3 Pauh Duo Pakan Selasa 73 2,26 48 1,49 39 1,21 407 12,61 567 17,57 169 5,24 1312 40,66 1179 36,54 0 0,0 0 0,0 2660 82,43 3227 100
4 Sangir Lubuk Gadang 341 4,17 32 0,39 76 0,93 205 2,51 654 8,01 415 5,08 5685 69,60 1414 17,31 0 0,0 0 0,0 7514 91,99 8168 100
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 28 1,48 15 0,79 34 1,80 101 5,34 178 9,41 69 3,65 1521 80,39 124 6,55 0 0,0 0 0,0 1714 90,59 1892 100
6 Sangir Batang Hari Abai 36 1,18 15 0,49 19 0,62 573 18,82 643 21,12 65 2,14 2078 68,27 258 8,48 0 0,0 0 0,0 2401 78,88 3044 100
7 Sangir Balai Janggo Mercu 117 4,53 9 0,35 37 1,43 0 0,00 163 6,31 83 3,21 1974 76,36 365 14,12 0 0,0 0 0,0 2422 93,69 2585 100
8 0 Talunan 0 0,0 0 0,0 0 0,0 984 100 984 100 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 984 100
1101 3,81 158 0,55 347 1,20 3612 12,50 5218 18,05 1339 4,63 16771 58,03 5573 19,28 0 0,0 0 0,0 23683 81,95 28901 100
Sumber : BPM, PPr dan KBKab. Solok Selatan
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
MKJP +NONMKJP
% MKJP +NON MKJP
NO KECAMATAN PUSKESMASNON MKJP
Sumber : BPM, PPr dan KBKab. Solok SelatanKeterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
TABEL 35
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
PESERTA KB BARUMKJP
IUD % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH % KONDOM % SUNTIK % PIL % OBATVAGINA % LAIN
NYA % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Koto Parik Gadang DiatehPakan Rabaa 18 5,6 1 0,3 0 0,0 124 38,5 143 44,4 13 4,0 129 40,1 37 11,5 0 0,0 0 0,0 179 55,6 322 100
2 Sungai Pagu Muara Labuh 44 4,7 21 2,2 0 0,0 96 10,1 161 17,0 168 17,8 130 13,7 487 51,5 0 0,0 0 0,0 785 83,0 946 100
3 Pauh Duo Pakan Selasa 22 4,2 1 0,2 0 0,0 114 22,0 137 26,4 35 6,7 131 25,2 216 41,6 0 0,0 0 0,0 382 73,6 519 100
4 Sangir Lubuk Gadang 27 2,0 4 0,3 0 0,0 126 9,4 157 11,7 31 2,3 842 62,5 317 23,5 0 0,0 0 0,0 1.190 88,3 1.347 100
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 6 4,7 1 0,8 1 0,8 78 60,5 86 66,7 2 1,6 36 27,9 5 3,9 0 0,0 0 0,0 43 33,3 129 100
6 Sangir Batang Hari Abai 5 1,9 0 0,0 0 0,0 107 40,5 112 42,4 21 8,0 96 36,4 35 13,3 0 0,0 0 0,0 152 57,6 264 100
7 Sangir Balai Janggo Mercu 1 1,2 0 0,0 0 0,0 3 3,5 4 4,7 5 5,9 57 67,1 19 22,4 0 0,0 0 0,0 81 95,3 85 100
8 0 Talunan 3 5,3 0 0,0 0 0,0 4 7,0 7 12,3 2 3,5 40 70,2 8 14,0 0 0,0 0 0,0 50 87,7 57 100
126 3,4 28 0,8 1 0,0 652 17,8 807 22,0 277 7,5 1.461 39,8 1.124 30,6 0 0,0 0 0,0 2.862 78,0 3.669 100
Sumber : BPM, PPr dan KBKab. Solok SelatanKeterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NON MKJP MKJP +NONMKJP
% MKJP+ NONMKJP
NO KECAMATAN PUSKESMAS
Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
TABEL 36
JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMASKABUPATEN SOLOK SELATAN
TAHUN 2015
PESERTA KB BARUJUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Koto Parik Gadang Diateh Pakan Rabaa 4.074 322 7,9 3.309 81,2
2 Sungai Pagu Muara Labuh 5.477 946 17,3 5.692 103,9
3 Pauh Duo Pakan Selasa 2.612 519 19,9 3.227 123,5
4 Sangir Lubuk Gadang 7.056 1.347 19,1 8.168 115,8
PESERTA KB AKTIFJUMLAH PUSNO KECAMATAN PUSKESMAS
4 Sangir Lubuk Gadang 7.056 1.347 19,1 8.168 115,8
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 2.238 129 5,8 1.892 84,5
6 Sangir Batang Hari Abai 3.308 264 8,0 3.044 92,0
7 Sangir Balai Janggo Mercu 1.706 85 5,0 2.585 151,5
8 0 Talunan 1.236 57 4,6 984 79,6
27.707 3.669 13,2 28.901 104,3
Sumber : BPM, PPr dan KBKab. Solok Selatan
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 37
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Koto Parik Gadang DiatehPakan Rabaa 235 259 494 236 100,426 259 100 495 100,202 0 0 0 0 0 0
2 Sungai Pagu Muara Labuh 285 274 559 286 100,351 275 100,365 561 100,358 0 0 0 0 0 0
3 Pauh Duo Pakan Selasa 160 171 331 163 101,875 171 100 334 100,906 1 0,61 1 0,58 2 0,60
4 Sangir Lubuk Gadang 396 332 728 400 101,01 333 100,301 733 100,687 4 1 4 1,20 8 1,09
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 161 154 315 162 100,621 155 100,649 317 100,635 3 1,85 1 0,65 4 1,26
6 Sangir Batang Hari Abai 158 149 307 158 100 149 100 307 100 3 1,90 0 0 3 0,98
BBLRJUMLAH LAHIR HIDUP L
BAYI BARU LAHIR DITIMBANGPNO KECAMATAN PUSKESMAS
BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
P LL + P L + P
6 Sangir Batang Hari Abai 158 149 307 158 100 149 100 307 100 3 1,90 0 0 3 0,98
7 Sangir Balai Janggo Mercu 98 100 198 98 100 100 100 198 100 0 0 0 0 0 0
8 0 Talunan 91 75 166 91 100 75 100 166 100 4 4,40 0 0 4 2,41
1584 1514 3098 1594 100,631 1517 100,198 3111 100,42 15 0,94 6 0,40 21 0,68
Sumber : Seksi Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab.Solok Selatan
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 38
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN SOLOK SELATAN
TAHUN 2015
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Koto Parik Gadang DiatehPakan Rabaa 235 259 494 235 100,0 259 100,0 494 100,0 223 94,9 235 90,7 458 92,7
2 Sungai Pagu Muara Labuh 285 274 559 283 99,3 262 95,6 545 97,5 273 95,8 258 94,2 531 95,0
3 Pauh Duo Pakan Selasa 160 171 331 160 100,0 171 100,0 331 100,0 163 101,9 168 98,2 331 100,0
4 Sangir Lubuk Gadang 396 332 728 389 98,2 335 100,9 724 99,5 367 92,7 341 102,7 708 97,3
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 161 154 315 159 98,8 154 100,0 313 99,4 136 84,5 139 90,3 275 87,3
L + PKUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI (KN LENGKAP)
P L + PLKUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI (KN1)L
JUMLAH LAHIR HIDUPNO KECAMATAN PUSKESMAS P
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 161 154 315 159 98,8 154 100,0 313 99,4 136 84,5 139 90,3 275 87,3
6 Sangir Batang Hari Abai 158 149 307 154 97,5 144 96,6 298 97,1 144 91,1 134 89,9 278 90,6
7 Sangir Balai Janggo Mercu 98 100 198 97 99,0 96 96,0 193 97,5 90 91,8 81 81,0 171 86,4
8 0 Talunan 91 75 166 90 98,9 74 98,7 164 98,8 79 86,8 61 81,3 140 84,3
1.584 1.514 3.098 1.567 98,9 1.495 98,7 3.062 98,8 1.475 93,1 1.417 93,6 2.892 93,4
Sumber : Seksi Kesehatan Ibu dan Anak Dinas Kesehatan Kab. Solok Selatan
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 39
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Koto Parik Gadang DiatehPakan Rabaa 103 94 197 72 69,90 102 108,5 174 88,32
2 Sungai Pagu Muara Labuh 144 156 300 105 72,92 150 96,2 255 85,00
3 Pauh Duo Pakan Selasa 59 57 116 41 69,49 57 100,0 98 84,48
P
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIFUSIA 0-6 BULAN
L + P
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO KECAMATANJUMLAH BAYI
0-6 BULANPUSKESMAS L
2 Sungai Pagu Muara Labuh 144 156 300 105 72,92 150 96,2 255 85,00
3 Pauh Duo Pakan Selasa 59 57 116 41 69,49 57 100,0 98 84,48
4 Sangir Lubuk Gadang 194 169 363 127 65,46 182 107,7 309 85,12
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 60 54 114 40 66,67 57 105,6 97 85,09
6 Sangir Batang Hari Abai 65 68 133 53 81,54 74 108,8 127 95,49
7 Sangir Balai Janggo Mercu 44 25 69 24 54,55 33 132,0 57 82,61
8 0 Talunan 30 16 46 16 53,33 23 143,8 39 84,78
699 639 1338 478 68,38 678 106,1 1156 86,40
Sumber : Seksi Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab.Solok Selatan
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 40
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN SOLOK SELATAN
TAHUN 2015
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Koto Parik Gadang DiatehPakan Rabaa 265 262 527 304 114,7 296 113,0 600 113,9
2 Sungai Pagu Muara Labuh 344 364 708 162 47,1 104 28,6 266 37,6
3 Pauh Duo Pakan Selasa 168 170 338 97 57,7 106 62,4 203 60,1
4 Sangir Lubuk Gadang 463 449 912 236 51,0 245 54,6 481 52,7
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 146 144 290 126 86,3 148 102,8 274 94,5
P L + PLNO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH BAYI PELAYANAN KESEHATAN BAYI
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 146 144 290 126 86,3 148 102,8 274 94,5
6 Sangir Batang Hari Abai 216 212 428 130 60,2 129 60,8 259 60,5
7 Sangir Balai Janggo Mercu 118 102 220 131 111,0 105 102,9 236 107,3
8 0 Talunan 86 74 160 195 226,7 160 216,2 355 221,9
1.806 1.777 3.583 1.381 76,5 1.293 73 2.674 74,6
Sumber : Seksi Kesehatan Ibu dan Anak Dinas Kesehatan Kab. Solok Selatan
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 41
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
1 2 3 4 5 6
1 Koto Parik Gadang DiatehPakan Rabaa 44 40 90,91
2 Sungai Pagu Muara Labuh 62 58 93,55
3 Pauh Duo Pakan Selasa 26 47 180,77
4 Sangir Lubuk Gadang 52 26 50
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 27 35 129,63
6 Sangir Batang Hari Abai 37 23 62,16
7 Sangir Balai Janggo Mercu 11 10 90,91
CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
% DESA/KELURAHANUCINO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH
DESA/KELURAHANDESA/KELURAHAN
UCI
6 Sangir Batang Hari Abai 37 23 62,16
7 Sangir Balai Janggo Mercu 11 10 90,91
8 0 Talunan 10 9 90
269 248 92,2
Sumber : Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kab. Solok Selatan
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 42
CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B < 7 HARI DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN SOLOK SELATAN
TAHUN 2015
BAYI DIIMUNISASIHb < 7 hari BCG
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Koto Parik Gadang DiatehPakan Rabaa 265 262 527 288 108,68 236 90,08 524 99,43 277 104,53 248 94,66 525 99,62
2 Sungai Pagu Muara Labuh 344 364 708 333 96,80 334 91,76 667 94,21 344 100,00 323 88,74 667 94,21
3 Pauh Duo Pakan Selasa 168 170 338 159 94,64 178 104,71 337 99,70 150 89,29 188 110,59 338 100,00
4 Sangir Lubuk Gadang 463 449 912 434 93,74 425 94,65 859 94,19 452 97,62 430 95,77 882 96,71
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 146 144 290 138 94,52 143 99,31 281 96,90 145 99,32 143 99,31 288 99,31
P L + P L P L + PNO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH LAHIR HIDUPL
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 146 144 290 138 94,52 143 99,31 281 96,90 145 99,32 143 99,31 288 99,31
6 Sangir Batang Hari Abai 216 212 428 192 88,89 194 91,51 386 90,19 187 86,57 199 93,87 386 90,19
7 Sangir Balai Janggo Mercu 118 102 220 113 95,76 104 101,96 217 98,64 109 92,37 107 104,90 216 98,18
8 0 Talunan 86 74 160 81 94,19 73 98,65 154 96,25 70 81,40 87 117,57 157 98,13
1806 1777 3583 1738 96,23 1687 94,94 3425 95,59 1734 96,01 1725 97,07 3459 96,54
Sumber : Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kab. Solok Selatan
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 43
CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB/DPT-HB-Hib, POLIO, CAMPAK, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN SOLOK SELATAN
TAHUN 2015
BAYI DIIMUNISASIDPT-HB3/DPT-HB-Hib3 POLIO 4a CAMPAK IMUNISASI DASAR LENGKAP
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 Koto Parik Gadang Diateh Pakan Rabaa 265 262 527 269 101,51 265 101,15 534 101,33 268 101,13 255 97,33 523 99,24 277 104,53 257 98,09 534 101,33 273 103,02 251 95,80 524 99,43
2 Sungai Pagu Muara Labuh 344 364 708 325 94,48 358 98,35 683 96,47 303 88,08 340 93,41 643 90,82 323 93,90 322 88,46 645 91,10 321 93,31 323 88,74 644 90,96
3 Pauh Duo Pakan Selasa 168 170 338 157 93,45 181 106,47 338 100,00 159 94,64 183 107,65 342 101,18 157 93,45 183 107,65 340 100,59 164 97,62 172 101,18 336 99,41
4 Sangir Lubuk Gadang 463 449 912 426 92,01 436 97,10 862 94,52 424 91,58 443 98,66 867 95,07 434 93,74 428 95,32 862 94,52 418 90,28 441 98,22 859 94,19
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 146 144 290 149 102,05 137 95,14 286 98,62 150 102,74 137 95,14 287 98,97 158 108,22 124 86,11 282 97,24 156 106,85 125 86,81 281 96,90
6 Sangir Batang Hari Abai 216 212 428 192 88,89 189 89,15 381 89,02 178 82,41 202 95,28 380 88,79 184 85,19 196 92,45 380 88,79 180 83,33 197 92,92 377 88,08
7 Sangir Balai Janggo Mercu 118 102 220 111 94,07 109 106,86 220 100,00 105 88,98 115 112,75 220 100,00 121 102,54 99 97,06 220 100,00 118 100,00 98 96,08 216 98,18
8 0 Talunan 86 74 160 100 116,28 90 121,62 190 118,75 84 97,67 75 101,35 159 99,38 75 87,21 83 112,16 158 98,75 75 87,21 80 108,11 155 96,88
1806 1777 3583 1729 95,74 1765 99,32 3494 97,52 1671 92,52 1750 98,48 3421 95,48 1729 95,74 1692 95,22 3421 95,48 1705 94,41 1687 94,94 3392 94,67
PP L + PL P L + PL + P L P L + P L
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH BAYI
(SURVIVING INFANT)L
1806 1777 3583 1729 95,74 1765 99,32 3494 97,52 1671 92,52 1750 98,48 3421 95,48 1729 95,74 1692 95,22 3421 95,48 1705 94,41 1687 94,94 3392 94,67
Sumber : Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kab. Solok SelatanKeterangan: a = khusus provinsi yang menerapkan 3 dosis polio maka diisi dengan polio 3
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 44
CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN SOLOK SELATAN
TAHUN 2015
BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN)
L P L+P S % S % S % L P L+P S % S % S % L P L+P S % S % S %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 Koto Parik Gadang DiatehPakan Rabaa 138 176 314 130 94,20 168 95,45 298 94,90 1.081 1.071 2.152 695 64,28 688 64,22 1383 64,25 1219 1247 2466 1211 99,34 856 68,63 2067 83,81
2 Sungai Pagu Muara Labuh 183 214 397 179 97,81 208 97,20 387 97,48 1.405 1.489 2.893 964 68,62 1022 68,66 1986 68,6 1588 1703 3290 1584 99,75 1230 72,25 2814 85,52
3 Pauh Duo Pakan Selasa 95 113 208 95 100 113 100 208 100 686 694 1.380 475 69 479 69,07 954 69,1 781 807 1588 781 100,00 592 73,40 1373 86,49
4 Sangir Lubuk Gadang 253 280 533 253 100 280 100 533 100 1.892 1.836 3.728 1310 69 1271 69 2581 69 2145 2116 4261 2145 100,00 1551 73,30 3696 87
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 70 89 159 44 62,86 63 70,79 107 67,3 595 587 1.182 404 67,86 397 67,65 801 67,76 665 676 1341 639 96,09 460 68,06 1099 81,97
6 Sangir Batang Hari Abai 54 77 131 54 100 77 100 131 100 883 864 1.747 811 91,82 598 69 1409 80,64 937 941 1878 937 100,00 675 71,71 1612 86
7 Sangir Balai JanggoMercu 41 58 99 41 100 58 100 99 100 483 418 901 334 69 288 68,83 622 69,00 524 476 1000 524 100,00 346 72,62 870 86,96
8 0 Talunan 76 107 183 76 100 107 100 183 100 350 303 653 242 69 210 69 452 69 426 410 836 426 100,00 317 77,31 743 89
LJUMLAH JUMLAHMENDAPAT VIT ANO KECAMATAN PUSKESMAS
L + PJUMLAH BAYI MENDAPAT VIT A
L + PPMENDAPAT VIT A
LL PL + P P
8 0 Talunan 76 107 183 76 100 107 100 183 100 350 303 653 242 69 210 69 452 69 426 410 836 426 100,00 317 77,31 743 89
910 1114 2024 872 95,82 1074 96,41 1946 96,15 7375,6 7262 14637 5235 70,98 4953 68,21 10188 69,60 8286 8376 16661 8248 99,54 6027 71,96 14275 85,67
Sumber : Seksi Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab.Solok SelatanKeterangan: Pelaporan pemberian vitamin A dilakukan pada Februari dan Agustus, maka perhitungan bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A dalam setahun
dihitung dengan mengakumulasi bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A di bulan Februari dan yang mendapat vitamin A di bulan Agustus
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 45
JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN SOLOK SELATAN
TAHUN 2015
L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Koto Parik Gadang DiatehPakan Rabaa 535 528 1063 370 532 902 69,159 100,76 84,854 15 4,05 21 3,95 36 3,99
2 Sungai Pagu Muara Labuh 718 709 1427 461 662 1123 64,206 93,371 78,697 15 3,25 21 3,17 36 3,21
3 Pauh Duo Pakan Selasa 343 338 681 264 379 643 76,968 112,13 94,42 7 2,65 8 2,11 15 2,33
4 Sangir Lubuk Gadang 926 914 1840 630 905 1535 68,035 99,015 83,424 11 1,75 14 1,55 25 1,63
DITIMBANG BGMJUMLAH (D) % (D/S) L P L+P
NO KECAMATAN PUSKESMAS
ANAK 0-23 BULAN (BADUTA)JUMLAH BADUTADILAPORKAN (S)
4 Sangir Lubuk Gadang 926 914 1840 630 905 1535 68,035 99,015 83,424 11 1,75 14 1,55 25 1,63
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 294 290 584 213 306 519 72,449 105,52 88,87 15 7,04 20 6,54 35 6,74
6 Sangir Batang Hari Abai 434 429 863 325 466 791 74,885 108,62 91,657 17 5,23 23 4,94 40 5,06
7 Sangir Balai Janggo Mercu 224 221 445 171 244 415 76,339 110,41 93,258 22 12,87 30 12,30 52 12,53
8 0 Talunan 163 160 323 133 190 323 81,595 118,75 100 9 6,77 12 6,32 21 6,50
3637 3589 7226 2567 3684 6251 70,58 102,65 86,507 111 4,32 149 4,04 260 4,16
Sumber : Seksi Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab.Solok Selatan
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 46
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
ANAK BALITA (12-59 BULAN)
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Koto Parik Gadang DiatehPakan Rabaa 1.081 1.071 2.152 327 30,2 333 31,1 660 30,7
2 Sungai Pagu Muara Labuh 1.405 1.489 2.893 494 35,2 360 24,2 854 29,5
3 Pauh Duo Pakan Selasa 686 694 1.380 1.357 197,7 1.304 188,0 2.661 192,8
4 Sangir Lubuk Gadang 1.892 1.836 3.728 772 40,8 746 40,6 1.518 40,7
CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
P L + PMENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI)
LNO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH
4 Sangir Lubuk Gadang 1.892 1.836 3.728 772 40,8 746 40,6 1.518 40,7
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 595 587 1.182 199 33,4 221 37,7 420 35,5
6 Sangir Batang Hari Abai 883 864 1.747 424 48,0 486 56,2 910 52,1
7 Sangir Balai Janggo Mercu 483 418 901 603 124,8 629 150,3 1.232 136,7
8 0 Talunan 350 303 653 829 237,0 840 277,2 1.669 255,7
7.376 7.262 14.637 5.005 67,9 4.919 67,7 9.924 67,8
Sumber : Seksi Kesehatan Ibu dan Anak Dinas Kesehatan Kab. Solok Selatan
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 47
JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN SOLOK SELATAN
TAHUN 2015
L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Koto Parik Gadang DiatehPakan Rabaa 1.344 1.334 2.678 1.041 1.034 2.075 77,5 77,5 77,5 33 3,2 47 4,5 80 3,9
2 Sungai Pagu Muara Labuh 1.807 1.794 3.601 1.452 1.443 2.895 80,4 80 80,4 56 3,9 80 5,5 136 4,7
3 Pauh Duo Pakan Selasa 862 855 1.717 737 731 1.468 85,5 85 85,5 14 1,9 19 2,6 33 2,2
4 Sangir Lubuk Gadang 2.328 2.311 4.639 2.025 2.010 4.035 87,0 87 87,0 44 2,2 63 3,1 107 2,7
L+PBGM
L PDITIMBANG
JUMLAH (D) % (D/S)NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH BALITA
DILAPORKAN (S)
BALITA
4 Sangir Lubuk Gadang 2.328 2.311 4.639 2.025 2.010 4.035 87,0 87 87,0 44 2,2 63 3,1 107 2,7
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 738 733 1.471 591 588 1.179 80,1 80 80,1 70 11,8 103 17,5 173 14,7
6 Sangir Batang Hari Abai 1.091 1.083 2.174 974 967 1.941 89,3 89 89,3 39 4,0 55 5,7 94 4,8
7 Sangir Balai Janggo Mercu 563 559 1.122 524 520 1.044 93,1 93 93,0 35 6,7 49 9,4 84 8,0
8 0 Talunan 408 405 813 381 378 759 93,4 93 93,4 27 7,1 37 9,8 64 8,4
9.141 9.074 18.215 7.725 7.671 15.396 84,5 85 84,5 318 4,1 453 5,9 771 5
Sumber : Seksi Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab.Solok Selatan
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 48
CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN SOLOK SELATAN
TAHUN 2015
KASUS BALITA GIZI BURUK
L P L+P S % S % S %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Koto Parik Gadang DiatehPakan Rabaa 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Sungai Pagu Muara Labuh 1 1 2 1 100 1 100 2 100
3 Pauh Duo Pakan Selasa 1 2 3 1 100 2 100 3 100
4 Sangir Lubuk Gadang 2 0 2 2 100 0 0 2 100
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 0 1 1 0 0 1 100 1 100
6 Sangir Batang Hari Abai 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Sangir Balai Janggo Mercu 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 0 Talunan 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 4 8 4 100 4 100 8 100JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
P L + PMENDAPAT PERAWATAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS LJUMLAH DITEMUKAN
Sumber : Seksi Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab.Solok Selatan
TABEL 49
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Koto Parik Gadang DiatehPakan Rabaa 291 259 550 291 100 259 100 550 100 22 22 100
2 Sungai Pagu Muara Labuh 326 283 609 326 100 283 100 609 100 31 31 100
3 Pauh Duo Pakan Selasa 180 199 379 180 100 199 100 379 100 19 19 100
4 Sangir Lubuk Gadang 441 429 870 380 86 379 88 759 87,2 31 23 74,2
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN)L P L + P
SD DAN SETINGKAT
JUMLAH
MENDAPATPELAYANANKESEHATAN
(PENJARINGAN)
%
4 Sangir Lubuk Gadang 441 429 870 380 86 379 88 759 87,2 31 23 74,2
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 155 132 287 155 100 132 100 287 100 14 14 100
6 Sangir Batang Hari Abai 210 182 392 210 100 182 100 392 100 23 23 100
7 Sangir Balai Janggo Mercu 144 146 290 144 100 146 100 290 100 6 6 100
8 0 Talunan 83 101 184 83 100 101 100 184 100 7 7 100
1.830 1.731 3.561 1.769 96,7 1.681 97,1 3.450 96,9 153 145 94,8
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT 96,7 97,1 96,9
Sumber : Seksi Kesehatan Institusi, Remaja dan Lansia Dinas Kesehatan Kab. Solok Selatan
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 50
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
TUMPATAN GIGI TETAP PENCABUTAN GIGITETAP
RASIO TUMPATAN/PENCABUTAN
1 2 3 4 5 6
1 Koto Parik Gadang DiatehPakan Rabaa 3 135 0,02
2 Sungai Pagu Muara Labuh 0 146 0,00
3 Pauh Duo Pakan Selasa 0 33 0,00
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
NO PUSKESMASKECAMATAN
2 Sungai Pagu Muara Labuh 0 146 0,00
3 Pauh Duo Pakan Selasa 0 33 0,00
4 Sangir Lubuk Gadang 4 114 0,035
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 28 111 0,252
6 Sangir Batang Hari Abai 41 79 0,519
7 Sangir Balai Janggo Mercu 22 41 0,537
8 0 Talunan 9 40 0,225
107 699 0,153
Sumber : Seksi Kesehatan Institusi, Remaja dan Lansia Dinas Kesehatan Kab. Solok Selatan
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 51
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN SOLOK SELATAN
TAHUN 2015
L P L + P L % P % L + P % L P L + P L % P % L + P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 Koto Parik Gadang DiatehPakan Rabaa 22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Sungai Pagu Muara Labuh 31 24 77,419 24 77,419 100 114 214 78 78 86 75,44 164 76,64 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Pauh Duo Pakan Selasa 19 5 26,316 5 26,316 73 90 163 73 100 93 103,3 166 101,8 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Sangir Lubuk Gadang 31 6 19,355 5 16,129 228 267 495 228 100 267 100 495 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Sangir Batang Hari Abai 23 6 26,087 6 26,087 248 233 481 126 50,81 136 58,37 262 54,47 0 0 0 0 0 0 0 0 0
% %MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATANNO PUSKESMASKECAMATAN JUMLAH MURID SD/MI
UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH
JUMLAHSD/MI
JUMLAHSD/MI DGNSIKAT GIGI
MASSAL
JUMLAHSD/MI
MENDAPATYAN. GIGI
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Sangir Batang Hari Abai 23 6 26,087 6 26,087 248 233 481 126 50,81 136 58,37 262 54,47 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Sangir Balai JanggoMercu 6 6 100 6 100 755 750 1505 384 50,86 332 44,27 716 47,57 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 0 Talunan 7 7 100 7 100 38780 446 39226 270 0,696 228 51,12 498 1,27 0 0 0 0 0 0 0 0 0
153 54 35,294 53 34,641 40184 1900 42084 1159 2,884 1142 60,11 2301 5,468 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sumber : Seksi Kesehatan Institusi, Remaja dan Lansia Dinas Kesehatan Kab. Solok Selatan
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 52
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
L P L+P L % P % L+P %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Koto Parik Gadang DiatehPakan Rabaa 883 904 1.787 1.266 143,4 1.163 128,7 2.429 135,9
2 Sungai Pagu Muara Labuh 1.186 1.216 2.402 1.110 93,6 1.312 107,9 2.422 100,8
3 Pauh Duo Pakan Selasa 566 579 1.145 240 42,4 616 106,4 856 74,8
4 Sangir Lubuk Gadang 1.528 1.567 3.095 1.304 85,3 1.111 70,9 2.415 78,0
JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
USILA (60TAHUN+)
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO KECAMATAN PUSKESMAS
4 Sangir Lubuk Gadang 1.528 1.567 3.095 1.304 85,3 1.111 70,9 2.415 78,0
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 485 496 981 132 27,2 145 29,2 277 28,2
6 Sangir Batang Hari Abai 717 733 1.450 346 48,3 507 69,2 853 58,8
7 Sangir Balai Janggo Mercu 370 378 748 500 135,1 325 86,0 825 110,3
8 0 Talunan 268 274 542 118 44,0 146 53,3 264 48,7
6.003 6.147 12.150 5.016 83,6 5.325 86,6 10.341 85,1
Sumber : Seksi Kesehatan Institusi, Remaja dan Lansia Dinas Kesehatan Kab. Solok Selatan
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 53
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
%L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Jaminan Kesehatan Nasional 60696 60436 121132 75,38 76,23 75,80
1.1 Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN 24.058 23.889 47.947 29,88 30,13 30,01
1.2 PBI APBD 27.565 27.105 54.670 34,23 34,19 34,21
CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN PENDUDUK MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN
NO JENIS JAMINAN KESEHATANPESERTA JAMINAN KESEHATAN
JUMLAH
1.2 PBI APBD 27.565 27.105 54.670 34,23 34,19 34,21
1.3 Pekerja penerima upah (PPU) 4.718 4.910 9.628 5,86 6,19 6,03
1.4 Pekerja bukan penerima upah (PBPU)/mandiri 4.355 4.532 8.887 5,41 5,72 5,56
1.5 Bukan pekerja (BP) 0 0 0 0,00 0,00 0,00
2 Jamkesda 0 0 0 0,00 0,00 0,00
3 Asuransi Swasta 0 0 0 0,00 0,00 0,00
4 Asuransi Perusahaan 0 0 0 0,00 0,00 0,00
60.696 60.436 121.132 75,38 76,23 75,80
Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan dan Penanggulangan Bencana Dinas Kesehatan Kab. Solok Selatan
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 54
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Puskesmas Pakan Rabaa 4527 4349 8876 26 25 51 63 28 912 Puskesmas Muara Labuh 9545 9171 18716 0 0 0 73 32 1053 Puskesmas Pakan Selasa 1831 1759 3590 24 24 48 88 38 1264 Puskesmas Lubuk Gadang 5398 5186 10584 204 196 400 149 64 2135 Puskesmas Bidar Alam 4367 4195 8562 140 134 274 41 18 59
JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAHNO SARANA PELAYANAN KESEHATAN
5 Puskesmas Bidar Alam 4367 4195 8562 140 134 274 41 18 596 Puskesmas Abai 1441 1384 2825 77 73 150 85 36 1217 Puskesmas Mercu 797 765 1562 30 28 58 34 0 348 Puskesmas Talunan 1561 1499 3060 9 9 18 49 22 71
SUB JUMLAH I 29467 28308 57775 510 489 999 582 238 8201 RSUD Solok Selatan 12667 12171 24838 3613 3471 7084 0 0 0
SUB JUMLAH II 12667 12171 24838 3613 3471 7084 0 0 042134 40479 82613 4123 3960 8083 582 238 82080519 79277 159796 80519 79277 15979652,33 51,06 51,70 5,12 5,00 5,06
Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan dan Penanggulangan Bencana Dinas Kesehatan Kab. Solok Selatan RSUD Solok Selatan
Catatan: Puskesmas non rawat inap hanya melayani kunjungan rawat jalan
JUMLAH KAB. SOLOK SELATANJUMLAH PENDUDUK KAB. SOLOK SELATAN
CAKUPAN KUNJUNGAN (%)
TABEL 55
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 181 RSUD Solok Selatan 112 1971 2740 4711 68 69 137 38 27 65 34,50 25,18 29,08 19,28 9,85 13,80
112 1971 2740 4711 68 69 137 38 27 65 34,50 25,18 29,08 19,28 9,85 13,80
Sumber : RSUD Solok SelatanKeterangan: a termasuk rumah sakit swasta
JUMLAHTEMPAT TIDUR
ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
KAB. SOLOK SELATAN
GDR NDRPASIEN KELUAR MATIPASIEN KELUAR(HIDUP + MATI)
PASIEN KELUAR MATI≥ 48 JAM DIRAWATNO
NAMA RUMAHSAKITa
TABEL 56
INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKITKABUPATEN SOLOK SELATAN
TAHUN 2015
NO NAMA RUMAH SAKITa JUMLAHTEMPAT TIDUR
PASIEN KELUAR(HIDUP + MATI)
JUMLAH HARIPERAWATAN
JUMLAH LAMADIRAWAT BOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI) ALOS (HARI)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101 RSUD Solok Selatan 112 4711 14696 19252 35,95 42,06 5,56 4,09
112 4711 14696 19252 35,95 42,06 5,56 4,09
Sumber : RSUD Solok SelatanKeterangan: a termasuk rumah sakit swasta
KAB. SOLOK SELATAN
Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
JUMLAH JUMLAHDIPANTAU % DIPANTAU JUMLAH
BER- PHBS % BER- PHBS
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Koto Parik GadangDiateh Pakan Rabaa 7185 6690 93,11 4471 66,83
2 Sungai Pagu Muara Labuh 8689 7689 88,49 5384 70,02
RUMAH TANGGA
TABEL 57
NO KECAMATAN PUSKESMAS
PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (BER-PHBS) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
2 Sungai Pagu Muara Labuh 8689 7689 88,49 5384 70,02
3 Pauh Duo Pakan Selasa 4460 4300 96,41 2367 55,05
4 Sangir Lubuk Gadang 10953 9980 91,12 7425 74,40
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 3564 2560 71,83 1317 51,45
6 Sangir Batang Hari Abai 4423 4140 93,60 2734 66,04
7 Sangir Balai Janggo Mercu 3348 3100 92,59 1963 63,32
8 0 Talunan 2425 2125 87,63 1139 53,60
45047 40584 90,09 26800 66,04
Sumber : Seksi Penyuluh Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Solok Selatan
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Koto Parik GadangDiateh
Pakan Rabaa 6152 3760 61,12 2392 1264 52,84 104 8,23 3864 62,81
2 Sungai Pagu Muara Labuh 6622 4195 63,35 2427 1184 48,78 362 30,57 4557 68,82
3 Pauh Duo Pakan Selasa 3739 2253 60,26 1486 1378 92,73 145 10,52 2398 64,13
4 Sangir Lubuk Gadang 10997 5997 54,53 5000 2892 57,84 465 16,08 6462 58,76
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 2807 1657 59,03 1150 985 85,65 78 7,92 1735 61,81
6 Sangir Batang Hari Abai 3587 2631 73,35 956 962 100,63 158 16,42 2789 77,75
7 Sangir Balai Janggo Mercu 2898 1663 57,38 1235 1134 91,82 377 33,25 2040 70,39
8 0 Talunan 1388 833 60,01 555 429 77,30 446 103,96 1279 92,15
KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH
SELURUHRUMAH
TABEL 58
RUMAH MEMENUHI SYARAT(RUMAH SEHAT)
PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
RUMAH MEMENUHI SYARAT(RUMAH SEHAT)
2014JUMLAH
RUMAH YANGBELUM
MEMENUHISYARAT
RUMAH DIBINA RUMAH DIBINA MEMENUHISYARAT
2015
NO
8 0 Talunan 1388 833 60,01 555 429 77,30 446 103,96 1279 92,15
38190 22989 60,20 489,04 10228 2091,46 2135 20,87 25124 65,79
Sumber : Seksi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kab. Solok Selatan
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 59
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
JUM
LAH
SAR
AN
A
JUM
LAH
PEN
DU
DU
KPE
NG
GU
NA
JUM
LAH
SAR
AN
A
JUM
LAH
PEN
DU
DU
KPE
NG
GU
NA
JUM
LAH
SAR
AN
A
JUM
LAH
PEN
DU
DU
KPE
NG
GU
NA
JUM
LAH
SAR
AN
A
JUM
LAH
PEN
DU
DU
KPE
NG
GU
NA
JUM
LAH
SAR
AN
A
JUM
LAH
PEN
DU
DU
KPE
NG
GU
NA
JUM
LAH
SAR
AN
A
JUM
LAH
PEN
DU
DU
KPE
NG
GU
NA
JUM
LAH
SAR
AN
A
JUM
LAH
PEN
DU
DU
KPE
NG
GU
NA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1 Koto Parik Gadang DiatehPakan Rabaa 23498 1598 4850 1598 4850 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 545 1675 545 1675 43 215 43 215 4252 18715 4252 18715 25455 108,33
2 Sungai Pagu Muara Labuh 31586 627 1412 627 1412 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 327 1108 327 1108 53 265 53 265 4050 21755 4050 21755 24540 77,693
3 Pauh Duo Pakan Selasa 15064 1511 5843 1511 5843 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 249 497 249 497 28 140 28 140 1973 7135 1973 7135 13615 90,381
4 Sangir Lubuk Gadang 40699 1984 7875 1984 7875 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1214 3874 1214 3874 0 0 0 0 5280 19651 5280 19651 31400 77,152
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 12906 2076 7162 2076 7162 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 85 155 85 155 41 205 41 205 598 1389 598 1389 8911 69,045
6 Sangir Batang Hari Abai 19076 1643 5810 1643 5810 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 575 1901 575 1901 0 0 0 0 1342 4791 1342 4791 12502 65,538
7 Sangir Balai Janggo Mercu 9841 721 2915 721 2915 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 916 2788 916 2788 23 115 23 115 467 1075 467 1075 6893 70,044
8 0 Talunan 7126 1105 5491 1105 5491 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 430 150 430 150 75 375 75 375 59 942 59 942 6958 97,642
PENDUDUK DENGANAKSES
BERKELANJUTANTERHADAP AIRMINUM LAYAK
JUM
LAH
%
BUKAN JARINGAN PERPIPAAN
JUM
LAH
PEN
DU
DU
KPE
NG
GU
NA
JUM
LAH
SA
RA
NA MEMENUHI SYARAT
JUM
LAH
PEN
DU
DU
KPE
NG
GU
NA
JUM
LAH
SA
RA
NA MEMENUHI SYARAT
NOMEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT
KECAMATAN PUSKESMAS PENDUDUK
JUM
LAH
SA
RA
NA
JUM
LAH
PEN
DU
DU
KPE
NG
GU
NA
JUM
LAH
SA
RA
NA
JUM
LAH
SA
RA
NA MEMENUHI SYARAT
MATA AIR TERLINDUNG
JUM
LAH
PEN
DU
DU
KPE
NG
GU
NA
SUMUR GALI TERLINDUNG SUMUR GALI DENGAN POMPA SUMUR BOR DENGAN POMPA TERMINAL AIR
JUM
LAH
PEN
DU
DU
KPE
NG
GU
NA
PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
MEMENUHI SYARAT
PERPIPAAN (PDAM,BPSPAM)
JUM
LAH
SA
RA
NA MEMENUHI SYARAT
PENAMPUNGAN AIR HUJAN
JUM
LAH
PEN
DU
DU
KPE
NG
GU
NA
JUM
LAH
PEN
DU
DU
KPE
NG
GU
NA
JUM
LAH
SA
RA
NA
8 0 Talunan 7126 1105 5491 1105 5491 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 430 150 430 150 75 375 75 375 59 942 59 942 6958 97,642
159796 11265 41358 11265 41358 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4341 12148 4341 12148 263 1315 263 1315 18021 75453 18021 75453 130274 81,525
Sumber : Seksi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kab. Solok Selatan
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 60
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7
1 Koto Parik Gadang DiatehPakan Rabaa 12 1 1 100
2 Sungai Pagu Muara Labuh 19 4 0 0
3 Pauh Duo Pakan Selasa 7 5 3 60
PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
JUMLAH SAMPELDIPERIKSA
MEMENUHI SYARAT(FISIK, BAKTERIOLOGI, DAN KIMIA)NO KECAMATAN
JUMLAHPENYELENGGARA
AIR MINUMPUSKESMAS
3 Pauh Duo Pakan Selasa 7 5 3 60
4 Sangir Lubuk Gadang 29 10 6 60
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 8 0 0 0
6 Sangir Batang Hari Abai 8 0 0 0
7 Sangir Balai Janggo Mercu 4 0 0 0
8 0 Talunan 6 0 0 0
93 20 10 50
Sumber : Seksi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kab. Solok Selatan
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 61
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
JUM
LAH
SAR
AN
A
JUM
LAH
PEN
DU
DU
KPE
NG
GU
NA
% P
END
UD
UK
PEN
GG
UN
A
JUM
LAH
SAR
AN
AJU
MLA
HPE
ND
UD
UK
PEN
GG
UN
A
% P
END
UD
UK
PEN
GG
UN
A
JUM
LAH
SAR
AN
AJU
MLA
HPE
ND
UD
UK
PEN
GG
UN
A
% P
END
UD
UK
PEN
GG
UN
A
JUM
LAH
SAR
AN
AJU
MLA
HPE
ND
UD
UK
PEN
GG
UN
A
% P
END
UD
UK
PEN
GG
UN
A
JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 Koto Parik Gadang DiatehPakan Rabaa 23498 0 0 0 0 0 3932 14971 3932 14971 100 195 714 33 144 20,17 174 645 15 55 8,527 15170 64,56
2 Sungai Pagu Muara Labuh 31586 0 0 0 0 0 4445 19632 4445 19632 100 240 1155 112 538 46,58 282 1328 34 159 11,97 20329 64,36
3 Pauh Duo Pakan Selasa 15064 0 0 0 0 0 2384 9985 2384 9985 100 0 0 0 0 0 79 0 0 0 0 9985 66,28
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JENIS SARANA JAMBAN
MEMENUHI SYARAT
JUM
LAH
SA
RA
NA
KOMUNAL
JUM
LAH
PEN
DU
DU
KPE
NG
GU
NA
PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
JUM
LAH
PEN
DU
DU
KPE
NG
GU
NA
JUM
LAH
PEN
DU
DU
KPE
NG
GU
NA
JUM
LAH
SA
RA
NA MEMENUHI SYARAT
PENDUDUKDENGAN AKSESSANITASI LAYAK(JAMBAN SEHAT)
LEHER ANGSA PLENGSENGAN CEMPLUNG
MEMENUHI SYARAT
JUM
LAH
SA
RA
NA
JUM
LAH
PEN
DU
DU
KPE
NG
GU
NA
JUM
LAH
SA
RA
NA
JUM
LAH
PEN
DU
DU
K MEMENUHI SYARAT
3 Pauh Duo Pakan Selasa 15064 0 0 0 0 0 2384 9985 2384 9985 100 0 0 0 0 0 79 0 0 0 0 9985 66,28
4 Sangir Lubuk Gadang 40699 0 0 0 0 0 6476 23834 6476 23834 100 711 4176 76 442 10,58 545 1951 44 156 7,996 24432 60,03
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 12906 0 0 0 0 0 2083 9046 2083 9046 100 0 0 0 0 0 8 0 0 0 0 9046 70,09
6 Sangir Batang Hari Abai 19076 0 0 0 0 0 3056 9814 3056 9814 100 375 1279 43 145 11,34 205 706 16 55 7,79 10014 52,50
7 Sangir Balai Janggo Mercu 9841 0 0 0 0 0 1963 5983 1963 5983 100 0 0 0 0 0 95 297 0 0 0 5983 60,80
8 0 Talunan 7126 0 0 0 0 0 978 4429 978 4429 100 0 0 0 0 0 441 1961 169 751 38,3 5180 72,69
159796 0 0 0 0 0 25317 97694 25317 97694 100 1521 7324 264 1269 17,33 1829 6888 278 1176 17,07 100139 62,67
Sumber : Seksi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kab. Solok Selatan
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 62
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Koto Parik Gadang DiatehPakan Rabaa 44 7 15,91 0 0 7 15,91
2 Sungai Pagu Muara Labuh 62 2 3,23 0 0 2 3,23
PUSKESMAS JUMLAH DESA/KELURAHAN
DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT
KECAMATAN DESA STBMNO DESA MELAKSANAKANSTBM
SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)
DESA STOP BABS(SBS)
2 Sungai Pagu Muara Labuh 62 2 3,23 0 0 2 3,23
3 Pauh Duo Pakan Selasa 26 9 34,62 7 26,92 9 34,62
4 Sangir Lubuk Gadang 52 18 34,62 12 23,08 18 34,62
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 27 5 18,52 3 11,11 5 18,52
6 Sangir Batang Hari Abai 37 2 5,41 2 5,41 2 5,41
7 Sangir Balai Janggo Mercu 11 2 18,18 2 18,18 2 18,18
8 0 Talunan 10 0 0 0 0 0 0
269 45 16,73 26 9,67 45 16,73
Sumber : Seksi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kab. Solok Selatan
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 63
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
SD SLTP
SLTA
PUSK
ESM
AS
RU
MA
HSA
KIT
UM
UM
BIN
TAN
G
NO
NB
INTA
NG
JUM
LAH
%
JUM
LAH
%
JUM
LAH
%
JUM
LAH
%
JUM
LAH
%
JUM
LAH
%
JUM
LAH
%
JUM
LAH
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Koto Parik Gadang DiatehPakan Rabaa 25 5 3 1 0 0 0 34 22 88 5 100 1 33,333 1 100 0 0 0 0 0 0 29 85,29
2 Sungai Pagu Muara Labuh 33 8 5 1 1 0 3 51 31 93,939 5 62,5 1 20 1 100 1 100 0 0 1 33,333 40 78,43
3 Pauh Duo Pakan Selasa 19 9 2 1 0 0 0 31 18 94,737 7 77,778 2 100 1 100 0 0 0 0 0 0 28 90,32
4 Sangir Lubuk Gadang 39 13 5 1 0 0 1 59 31 79,487 5 38,462 3 60 1 100 0 0 0 0 1 100 41 69,49
RUMAH SAKITUMUM
HOTELSARANA PENDIDIKAN
SD BINTANG NON BINTANGSLTA
PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
TEMPAT-TEMPAT UMUM
NO KECAMATAN PUSKESMAS
SARANA PENDIDIKAN TEMPAT-TEMPATUMUM
MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
SARANA KESEHATAN
PUSKESMAS
YANG ADA
JUM
LAH
TTU
SARANAKESEHATAN HOTEL
SLTP
4 Sangir Lubuk Gadang 39 13 5 1 0 0 1 59 31 79,487 5 38,462 3 60 1 100 0 0 0 0 1 100 41 69,49
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 14 5 2 1 0 0 0 22 14 100 5 100 2 100 1 100 0 0 0 0 0 0 22 100
6 Sangir Batang Hari Abai 23 7 2 1 0 0 0 33 12 52,174 1 14,286 1 50 1 100 0 0 0 0 0 0 15 45,45
7 Sangir Balai Janggo Mercu 6 2 1 1 0 0 0 10 6 100 2 100 0 0 1 100 0 0 0 0 0 0 9 90
8 0 Talunan 5 3 2 1 0 0 0 11 5 100 3 100 1 50 1 100 0 0 0 0 0 0 10 90,91
164 52 22 8 1 0 4 251 139 84,756 33 63,462 11 50 8 100 1 100 0 0 2 50 194 77,29
Sumber : Seksi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kab. Solok Selatan
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 64
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
JASA BOGARUMAHMAKAN/
RESTORAN
DEPOT AIRMINUM(DAM)
MAKANANJAJANAN TOTAL % JASA BOGA
RUMAHMAKAN/
RESTORAN
DEPOT AIRMINUM(DAM)
MAKANANJAJANAN TOTAL %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Koto Parik Gadang DiatehPakan Rabaa 32 6 13 12 0 31 96,88 0 1 0 0 1 3,13
2 Sungai Pagu Muara Labuh 113 11 5 18 48 82 72,57 11 9 1 10 31 27,43
3 Pauh Duo Pakan Selasa 157 13 4 7 70 94 59,87 0 1 0 62 63 40,13
4 Sangir Lubuk Gadang 66 6 4 22 5 37 56,06 0 8 2 19 29 43,94
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 66 1 1 7 14 23 34,85 3 4 1 35 43 65,15
6 Sangir Batang Hari Abai 12 0 2 7 0 9 75,00 0 2 1 0 3 25,00
KECAMATAN
TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI
TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE SANITASI
NO PUSKESMAS JUMLAHTPM
6 Sangir Batang Hari Abai 12 0 2 7 0 9 75,00 0 2 1 0 3 25,00
7 Sangir Balai Janggo Mercu 22 0 8 4 2 14 63,64 0 4 0 4 8 36,36
8 0 Talunan 28 1 1 7 9 18 64,29 1 0 0 9 10 35,71
496 38 38 84 148 308 62,10 15 29 5 139 188 37,90
Sumber : Seksi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kab. Solok Selatan
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 65
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
JASA
BO
GA
RU
MA
H M
AK
AN
/R
ESTO
RA
N
DEP
OT
AIR
MIN
UM
(DA
M)
MA
KA
NA
NJA
JAN
AN
TOTA
L
JASA
BO
GA
RU
MA
H M
AK
AN
/R
ESTO
RA
N
DEP
OT
AIR
MIN
UM
(DA
M)
MA
KA
NA
NJA
JAN
AN
TOTA
L
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Koto Parik Gadang DiatehPakan Rabaa 1 0 1 0 0 1 100 31 0 2 0 0 2 6,45
2 Sungai Pagu Muara Labuh 31 11 9 2 9 31 100 82 0 0 0 0 0 0
3 Pauh Duo Pakan Selasa 63 0 1 0 62 63 100 94 0 0 2 0 2 2,13
PER
SEN
TASE
TPM
DIU
JI P
ETIK
PER
SEN
TASE
TPM
DIB
INA
TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK
JUM
LAH
TPM
MEM
ENU
HI S
YAR
AT
HIG
IEN
E SA
NIT
ASI
NO KECAMATAN
JUMLAH TPM DIBINA JUMLAH TPM DIUJI PETIK
JUM
LAH
TPM
TID
AK
MEM
ENU
HI S
YAR
AT
PUSKESMAS
3 Pauh Duo Pakan Selasa 63 0 1 0 62 63 100 94 0 0 2 0 2 2,13
4 Sangir Lubuk Gadang 29 0 8 0 18 26 89,66 37 0 0 0 0 0 0
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 43 3 4 2 34 43 100 23 0 0 0 0 0 0
6 Sangir Batang HariAbai 3 0 2 1 0 3 100 9 0 0 0 0 0 0
7 Sangir Balai JanggoMercu 8 0 4 0 4 8 100 14 0 0 0 0 0 0
8 0 Talunan 10 0 1 0 0 1 10 18 0 0 0 0 0 0
188 14 30 5 127 176 93,62 308 0 2 2 0 4 1,30
Sumber : Seksi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kab. Solok Selatan
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 66
No Nama ObatBentukSediaan
KetersediaanAda/ Tidak
Keterangan
1 2 3 4 5
1 Albendazol Tablet 02 Amoxicillin 500 mg Tablet 13 Amoxicillin Syrup 14 Deksametason Tablet 15 Diazepam 5 mg/mL Injeksi 16 Epinefrin (Adrenalin) 0,1% (sebagai HCL) Injeksi 17 Fitomenadion (Vitamin K) Injeksi 18 Furosemid 40 mg Tablet 19 Garam oralit Serbuk 1
10 Glibenklamid Tablet 111 Kaptopril Tablet 112 Magnesium Sulfat 20 % Injeksi 113 Metilergometrin Maleat 0,200 mg-1 ml Injeksi 114 Obat Anti Tuberculosis dewasa Tablet 115 Oksitosin Injeksi 116 Parasetamol 500 mg Tablet 1
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSINKABUPATEN SOLOK SELATAN
TAHUN 2015
16 Parasetamol 500 mg Tablet 117 Tablet Tambah Darah Tablet 118 Vaksin BCG Injeksi 119 Vaksin TT Injeksi 120 Vaksin DPT/ DPT-HB/ DPT-HB-Hib Injeksi 1
19
• KolomKetersediaan (Ada/Tidak) (4) :- diisi dengan angka 1 jika obat tersebut tersedia untuk pelayanan.- diisi dengan angka 0 jika obat tersebut tidak tersedia untuk pelayanan.
Jumlah
TABEL 67
JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKANKABUPATEN SOLOK SELATAN
TAHUN 2015
PEMILIKAN/PENGELOLA
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 RUMAH SAKIT UMUM 0 0 1 0 0 0 12 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 0 0 0 0 0
1 PUSKESMAS RAWAT INAP 0 0 8 0 0 0 8 - JUMLAH TEMPAT TIDUR 0 0 39 0 0 0 39
2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 0 0 0 0 0 0 03 PUSKESMAS KELILING 0 0 18 0 0 0 18
NO FASILITAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
3 PUSKESMAS KELILING 0 0 18 0 0 0 184 PUSKESMAS PEMBANTU 0 0 44 0 0 0 44
1 RUMAH BERSALIN 0 0 0 0 0 0 02 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 0 0 9 0 0 5 143 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 0 0 0 0 0 0 04 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 0 0 22 0 0 0 225 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 06 BANK DARAH RUMAH SAKIT 0 0 0 0 0 0 07 UNIT TRANSFUSI DARAH 0 0 1 0 0 0 1
1 INDUSTRI FARMASI 0 0 0 0 0 0 02 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 03 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 04 PRODUKSI ALAT KESEHATAN 0 0 0 0 0 0 05 PEDAGANG BESAR FARMASI 0 0 0 0 0 0 06 APOTEK 0 0 9 0 0 7 167 TOKO OBAT 0 0 0 0 0 11 118 PENYALUR ALAT KESEHATAN 0 0 0 0 0 0 0
Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan dan Penanggulangan Bencana Dinas Kesehatan Kab. Solok Selatan
SARANA PELAYANAN LAIN
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
TABEL 68
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I
JUMLAH %1 2 3 4 5
1 RUMAH SAKIT UMUM 1 1 100
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 0
PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I
NO SARANA KESEHATAN JUMLAH SARANA
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 0
1 1 100
Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan dan Penanggulangan Bencana Dinas Kesehatan Kab. Solok Selatan
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 69
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Koto Parik Gadang DiatehPakan Rabaa 0 0 1 2,33 19 44,19 23 53,49 43 42 97,67
2 Sungai Pagu Muara Labuh 0 0 0 0 18 39,13 28 60,87 46 46 100
3 Pauh Duo Pakan Selasa 0 0 0 0 10 34,48 19 65,52 29 29 100
4 Sangir Lubuk Gadang 0 0 1 1,64 27 44,26 33 54,10 61 60 98,36
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 0 0 0 0 11 42,31 15 57,69 26 26 100
NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH
STRATA POSYANDUPRATAMA
JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
MADYA PURNAMA MANDIRIPOSYANDU AKTIF
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 0 0 0 0 11 42,31 15 57,69 26 26 100
6 Sangir Batang Hari Abai 0 0 0 0 12 32,43 25 67,57 37 37 100
7 Sangir Balai Janggo Mercu 0 0 0 0 7 35 13 65 20 20 100
8 0 Talunan 0 0 2 18,18182 1 9,09 8 72,73 11 9 81,82
0 0 4 1,47 105 38,46 164 60,07 273 269 98,53
1,5
Sumber : Seksi Promosi Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Solok Selatan
RASIO POSYANDU PER 100 BALITA
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 70
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
POSKESDES POLINDES POSBINDU1 2 3 4 5 6 7
1 Koto Parik Gadang Diateh Pakan Rabaa 44 21 0 0
2 Sungai Pagu Muara Labuh 62 28 0 0
JUMLAH UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS DESA/KELURAHAN
UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)
2 Sungai Pagu Muara Labuh 62 28 0 0
3 Pauh Duo Pakan Selasa 26 12 0 0
4 Sangir Lubuk Gadang 52 26 0 0
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 27 18 0 0
6 Sangir Batang Hari Abai 37 27 0 0
7 Sangir Balai Janggo Mercu 11 7 0 0
8 0 Talunan 10 6 0 0
269 145 0 0
Sumber : Seksi Promosi Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Solok Selatan
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 71
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Koto Parik Gadang DiatehPakan Rabaa 44 21 0 0 0 21 47,73
2 Sungai Pagu Muara Labuh 62 26 2 0 0 28 45,16
3 Pauh Duo Pakan Selasa 26 17 0 0 0 17 65,38
DESA/KELURAHAN SIAGA
JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KECAMATAN
NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH
DESA/KELURAHAN
3 Pauh Duo Pakan Selasa 26 17 0 0 0 17 65,38
4 Sangir Lubuk Gadang 52 20 0 0 0 20 38,46
5 Sangir Jujuan Bidar Alam 27 17 0 0 0 17 62,96
6 Sangir Batang Hari Abai 37 9 0 0 0 9 24,32
7 Sangir Balai Janggo Mercu 11 7 0 0 0 7 63,64
8 0 Talunan 10 7 0 0 0 7 70
269 124 2 0 0 126 46,84
Sumber : Seksi Promosi Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Solok Selatan
JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 72
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
DR SPESIALIS a DOKTER UMUM
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Puskesmas Pakan Rabaa 0 0 0 0 3 3 0 3 3 0 1 1 0 0 0 0 1 1
2 Puskesmas Muara Labuh 0 0 0 0 3 3 0 3 3 0 1 1 0 0 0 0 1 1
3 Puskesmas Pakan Selasa 0 0 0 0 3 3 0 3 3 0 1 1 0 0 0 0 1 1
4 Puskesmas Lubuk Gadang 0 0 0 0 2 2 0 2 2 0 1 1 0 0 0 0 1 1
5 Puskesmas Bidar Alam 0 0 0 1 1 2 1 1 2 0 1 1 0 0 0 0 1 1
6 Puskesmas Abai 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Puskesmas Mercu 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 Puskesmas Talunan 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DOKTER GIGINO UNIT KERJA
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
DOKTERGIGI SPESIALIS
TOTAL
JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN
TOTAL
0 0 0 3 13 16 3 13 16 0 5 5 0 0 0 0 5 51 RSUD Solok Selatan 9 2 11 9 10 19 18 12 30 0 2 2 0 0 0 0 2 2
9 2 11 9 10 19 18 12 30 0 2 2 0 0 0 0 2 29 2 11 12 23 35 21 25 46 0 7 7 0 0 0 0 7 7
6,9 21,9 28,8 4,4 0,0 4,4
Keterangan : a termasuk S3Sumber : Sub. Bagian Kepegawaian Dinas Kesehatan Kab. Solok Selatan
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK
TABEL 73
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Puskesmas Pakan Rabaa 12 2 4 6 0 3 3
2 Puskesmas Muara Labuh 13 2 8 10 0 1 1
3 Puskesmas Pakan Selasa 9 0 8 8 0 1 1
4 Puskesmas Lubuk Gadang 20 2 20 22 0 2 2
5 Puskesmas Bidar Alam 6 1 11 12 1 0 1
6 Puskesmas Abai 7 2 4 6 1 0 1
JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJAPERAWAT GIGI
BIDAN PERAWATa
6 Puskesmas Abai 7 2 4 6 1 0 1
7 Puskesmas Mercu 2 0 6 6 0 2 2
8 Puskesmas Talunan 1 1 5 6 0 1 1
70 10 66 76 2 10 121 RSUD Solok Selatan 56 26 132 158 1 3 4
56 26 132 158 1 3 4126 36 198 234 3 13 16
78,85 146,44 10,01
Sumber : Sub. Bagian Kepegawaian Dinas Kesehatan Kab. Solok SelatanKeterangan : a termasuk perawat anastesi dan perawat spesialis
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 74
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
TENAGA TEKNISKEFARMASIANa APOTEKER
L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Puskesmas Pakan Rabaa 0 1 1 0 1 1 0 2 22 Puskesmas Muara Labuh 0 3 3 0 1 1 0 4 43 Puskesmas Pakan Selasa 0 1 1 0 0 0 0 1 14 Puskesmas Lubuk Gadang 0 3 3 0 1 1 0 4 45 Puskesmas Bidar Alam 0 1 1 0 1 1 0 2 2
JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJA TOTAL
TENAGA KEFARMASIAN
5 Puskesmas Bidar Alam 0 1 1 0 1 1 0 2 26 Puskesmas Abai 0 0 0 0 0 0 0 0 07 Puskesmas Mercu 0 0 0 0 0 0 0 0 08 Puskesmas Talunan 0 1 1 0 0 0 0 1 1
0 10 10 0 4 4 0 14 141 RSUD Solok Selatan 0 14 14 1 3 4 1 17 18
0 14 14 1 3 4 1 17 180 24 24 1 7 8 1 31 32
15,02 5,01 20,03
Sumber : Sub. Bagian Kepegawaian Dinas Kesehatan Kab. Solok SelatanKeterangan : a termasuk analis farmasi, asisten apoteker, sarjana farmasi
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)JUMLAH KAB. SOLOK SELATAN
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
TABEL 75
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
KESEHATAN MASYARAKATa KESEHATAN LINGKUNGANb
L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8
1 Puskesmas Pakan Rabaa 0 0 0 1 0 12 Puskesmas Muara Labuh 0 2 2 0 1 13 Puskesmas Pakan Selasa 0 0 0 0 1 14 Puskesmas Lubuk Gadang 0 1 1 0 1 15 Puskesmas Bidar Alam 0 0 0 0 1 1
JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJA
5 Puskesmas Bidar Alam 0 0 0 0 1 16 Puskesmas Abai 1 2 3 0 0 07 Puskesmas Mercu 0 0 0 0 0 08 Puskesmas Talunan 0 1 1 0 0 0
1 6 7 1 4 51 RSUD Solok Selatan 4 7 11 1 3 4
4 7 11 1 3 45 13 18 2 7 9
11,26 5,63
Sumber : Sub. Bagian Kepegawaian Dinas Kesehatan Kab. Solok SelatanKeterangan :a termasuk tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga biostatistik dan kependudukan, tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga, tenaga administrasi dan kebijakan kesehatan, epidemiolog kesehatanb termasuk tenaga sanitasi lingkungan, entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUKJUMLAH KAB. SOLOK SELATANSUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
TABEL 76
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
NUTRISIONIS DIETISIEN
L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Puskesmas Pakan Rabaa 0 1 1 0 0 0 0 1 12 Puskesmas Muara Labuh 0 1 1 0 0 0 0 1 13 Puskesmas Pakan Selasa 0 1 1 0 0 0 0 1 14 Puskesmas Lubuk Gadang 0 1 1 0 0 0 0 1 15 Puskesmas Bidar Alam 0 1 1 0 0 0 0 1 16 Puskesmas Abai 0 0 0 0 0 0 0 0 07 Puskesmas Mercu 1 0 1 0 0 0 1 0 1
TOTAL
JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJA
7 Puskesmas Mercu 1 0 1 0 0 0 1 0 18 Puskesmas Talunan 0 1 1 0 0 0 0 1 1
1 6 7 0 0 0 1 6 71 RSUD Solok Selatan 1 5 6 0 0 0 1 5 6
1 5 6 0 0 0 1 5 62 11 13 0 0 0 2 11 13
8,14
Sumber : Sub. Bagian Kepegawaian Dinas Kesehatan Kab. Solok Selatan
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUKJUMLAH KAB. SOLOK SELATANSUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
TABEL 77
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
FISIOTERAPIS OKUPASI TERAPIS TERAPIS WICARA AKUPUNKTURL P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Puskesmas Pakan Rabaa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Puskesmas Muara Labuh 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Puskesmas Pakan Selasa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Puskesmas Lubuk Gadang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Puskesmas Bidar Alam 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Puskesmas Abai 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Puskesmas Mercu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH TENAGA KETERAPIAN FISIK DI FASILITAS KESEHATAN
TENAGA KETERAPIAN FISIK TOTALNO UNIT KERJA
7 Puskesmas Mercu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 Puskesmas Talunan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 01 RSUD Solok Selatan 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 3
0 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 30 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 3
1,88
Sumber : Sub. Bagian Kepegawaian Dinas Kesehatan Kab. Solok Selatan
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUKJUMLAH KAB. SOLOK SELATANSUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
TABEL 78
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
1 Puskesmas Pakan Rabaa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 2 0 0 0 0 0 0 1 2 3
2 Puskesmas Muara Labuh 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 2 2 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 5 5
3 Puskesmas Pakan Selasa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 2 2
4 Puskesmas Lubuk Gadang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 1 1 0 0 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 5 5
5 Puskesmas Bidar Alam 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
6 Puskesmas Abai 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 2 2
7 Puskesmas Mercu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1
8 Puskesmas Talunan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 8 1 3 4 0 0 0 2 6 8 0 0 0 0 0 0 3 17 201 RSUD Solok Selatan 3 5 8 0 0 0 1 5 6 0 0 0 2 15 17 1 3 4 0 0 0 4 7 11 0 0 0 0 0 0 11 35 46
3 5 8 0 0 0 1 5 6 0 0 0 2 15 17 1 3 4 0 0 0 4 7 11 0 0 0 0 0 0 11 35 463 5 8 0 0 0 1 5 6 0 0 0 2 23 25 2 6 8 0 0 0 6 13 19 0 0 0 0 0 0 14 52 66
41,30
JUMLAH TENAGA KETEKNISIAN MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN
TENAGA KETEKNISIAN MEDIS
RADIOGRAFER RADIOTERAPIS TEKNISIELEKTROMEDIS TEKNISI GIGI ANALISIS
KESEHATANTEKNISI
KARDIOVASKULERREFRAKSIONIS
OPTISIENORTETIK
PROSTETIKNO UNIT KERJA JUMLAH
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUKJUMLAH KAB. SOLOK SELATANSUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
REKAM MEDIS DANINFORMASI
KESEHATAN
TEKNISI TRANSFUSIDARAH
41,30
Sumber : Sub. Bagian Kepegawaian Dinas Kesehatan Kab. Solok Selatan
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK
TABEL 79
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Puskesmas Pakan Rabaa 0 0 0 2 4 6 2 4 62 Puskesmas Muara Labuh 0 0 0 1 8 9 1 8 93 Puskesmas Pakan Selasa 0 0 0 1 1 2 1 1 24 Puskesmas Lubuk Gadang 0 0 0 0 3 3 0 3 35 Puskesmas Bidar Alam 0 0 0 1 1 2 1 1 2
PENGELOLA PROGRAMKESEHATAN TENAGA KESEHATAN LAINNYA
JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJA
TENAGA KESEHATAN LAINTOTAL
5 Puskesmas Bidar Alam 0 0 0 1 1 2 1 1 26 Puskesmas Abai 0 0 0 1 0 1 1 0 17 Puskesmas Mercu 0 0 0 1 0 1 1 0 18 Puskesmas Talunan 0 0 0 1 1 2 1 1 2
0 0 0 8 18 26 8 18 261 RSUD Solok Selatan 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 05 16 21 0 0 0 5 16 215 16 21 8 18 26 13 34 47
Sumber : Sub. Bagian Kepegawaian Dinas Kesehatan Kab. Solok Selatan
JUMLAH KAB. SOLOK SELATANDINAS KESEHATAN KAB. SOLOK SELATAN
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
TABEL 80
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
1 Puskesmas Pakan Rabaa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 0 0 0 1 1 2
2 Puskesmas Muara Labuh 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 0 0 0 1 1 2
3 Puskesmas Pakan Selasa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Puskesmas Lubuk Gadang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Puskesmas Bidar Alam 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Puskesmas Abai 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Puskesmas Mercu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1
8 Puskesmas Talunan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 2 5 0 0 0 3 2 51 RSUD Solok Selatan 1 1 2 0 3 3 4 0 4 1 3 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 4 6 11 17
TENAGAPENUNJANGKESEHATAN
JUMLAH TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJA
TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN
TOTALPEJABATSTRUKTURAL
STAF PENUNJANGADMINISTRASI
STAF PENUNJANGTEKNOLOGI
STAF PENUNJANGPERENCANAAN TENAGA PENDIDIK JURUTENAGA
KEPENDIDIKAN
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 1 1 2 0 3 3 4 0 4 1 3 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 4 6 11 178 10 18 3 5 8 0 0 0 1 4 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 12 19 319 11 20 3 8 11 4 0 4 2 7 9 0 0 0 0 0 0 3 2 5 0 4 4 21 32 53
Sumber : Sub. Bagian Kepegawaian Dinas Kesehatan Kab. Solok Selatan
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
JUMLAH KAB. SOLOK SELATANDINKES KAB. SOLOK SELATAN
TABEL 81
KABUPATEN SOLOK SELATANTAHUN 2015
ALOKASI ANGGARAN KESEHATANRupiah %
1 2 3 4
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:
1 APBD KAB/KOTA 82.532.428.325 71,09179721
a. Belanja Langsung 50.272.344.645
b. Belanja Tidak Langsung 32.260.083.680
2 APBD PROVINSI 0 0
- Dana Tugas Pembantuan (TP) Provinsi 0
3 APBN : 33.560.330.000 28,90820279
- Dana Alokasi Umum (DAU) 0 0
- Dana Alokasi Khusus (DAK) 29.011.591.000 24,99000921
- Dana Dekonsentrasi 0 0
- Dana Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota 3.345.870.000 2,882066072
- BOK 1.202.869.000 1,036127505
ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
NO SUMBER BIAYA
- BOK 1.202.869.000 1,036127505
4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) 0 0
(sebutkan project dan sumber dananya)
5 SUMBER PEMERINTAH LAIN 0
116.092.758.325
790.299.792.360
10,44
726.506
Sumber : Subag Perencaan dan keuangan Dinkes/RSUD Kab. Solok Selatan
TOTAL APBD KAB/KOTA
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA
ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN