profil five star doctor

20
Profil Five Star Doctor (Dokter yang Baik): Pdpersi, Jakarta - Paradigma tentang profil Five Star Doctor atau dokter yang baik, ternyata telah dirumuskan sejak 400 tahun SM oleh Filsuf Yunani Kuno Hippocrates. Hippocrates berfatwa tentang pentingnya pendekatan menyeluruh dari seorang dokter kepada pasiennya, tidak sebatas pada pengamalan ilmu kesehatan, seorang dokter dituntut untuk mengamati pasiennya secara mendetil dan mendalam dari berbagai aspek. "Barang siapa yang ingin melakukan pelayanan dan penelitian kedokteran dengan baik dan seksama, pertama-tama ia harus memperhatikan musim (cuaca) pada tahun itu Selanjutnya tengoklah arah tiupan angin Hal yang sama, apabila ia sebagai orang asing yang sedang mendatangi sebuah kota, perhatikanlah tentang situasi Air yang digunakan oleh penduduknya, cara hidup dan apa yang mereka kerjakan" ujar Hippocrates kepada murid-muridnya untuk menjadi dokter yang baik. Dokter, harus menjadi "agent of change" di zamannya, untuk menjadikan masyarakat berperilaku sehat, dapat menjaga dan memelihara kesehatannya, lingkungannya, agar mereka dapat menjadi individu, keluarga, dan masyarakat yang produktif. Nasihat ini sangat sederhana, tetapi padat akan makna dan luas akan arti. Pemaknaan wejangan Hippocrates akan berubah jika mencoba memaknakan dan mengejawantahkannya dalam arti kekinian. Paradigma Hippocrates ternyata dapat diejawantahkan dalam dalam bentuk kosa kata: "Paradigma Sehat". Paradigma Sehat pada hakekatnya dapat berkembang dalam ilmu Kedokteran, Genetika, dan ilmu-ilmu lain, seperti tersebut : ilmu-ilmu Perilaku, Lingkungan, Kebijakan Publik, dan Kesisteman; Hukum dan Perundangan, Kemasyarakatan, Pendidikan, Ekonomi, Manajemen, dan Pembiayaan; Ketahanan Nasional, dan Pengetahuan

Upload: auliaurrahmah

Post on 28-Dec-2015

43 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

word

TRANSCRIPT

Page 1: Profil Five Star Doctor

Profil Five Star Doctor (Dokter yang Baik):

Pdpersi, Jakarta - Paradigma tentang profil Five Star Doctor atau dokter yang baik, ternyata telah dirumuskan sejak 400 tahun SM oleh Filsuf Yunani Kuno Hippocrates. Hippocrates berfatwa tentang pentingnya pendekatan menyeluruh dari seorang dokter kepada pasiennya, tidak sebatas pada pengamalan ilmu kesehatan, seorang dokter dituntut untuk mengamati pasiennya secara mendetil dan mendalam dari berbagai aspek.

"Barang siapa yang ingin melakukan pelayanan dan penelitian kedokteran dengan baik dan seksama, pertama-tama ia harus memperhatikan musim (cuaca) pada tahun itu Selanjutnya tengoklah arah tiupan angin Hal yang sama, apabila ia sebagai orang asing yang sedang mendatangi sebuah kota, perhatikanlah tentang situasi Air yang digunakan oleh penduduknya, cara hidup dan apa yang mereka kerjakan" ujar Hippocrates kepada murid-muridnya untuk menjadi dokter yang baik.

Dokter, harus menjadi "agent of change" di zamannya, untuk menjadikan masyarakat berperilaku sehat, dapat menjaga dan memelihara kesehatannya, lingkungannya, agar mereka dapat menjadi individu, keluarga, dan masyarakat yang produktif. Nasihat ini sangat sederhana, tetapi padat akan makna dan luas akan arti.

Pemaknaan wejangan Hippocrates akan berubah jika mencoba memaknakan dan mengejawantahkannya dalam arti kekinian. Paradigma Hippocrates ternyata dapat diejawantahkan dalam dalam bentuk kosa kata: "Paradigma Sehat". Paradigma Sehat pada hakekatnya dapat berkembang dalam ilmu Kedokteran, Genetika, dan ilmu-ilmu lain, seperti tersebut : ilmu-ilmu Perilaku, Lingkungan, Kebijakan Publik, dan Kesisteman; Hukum dan Perundangan, Kemasyarakatan, Pendidikan, Ekonomi, Manajemen, dan Pembiayaan; Ketahanan Nasional, dan Pengetahuan Budaya. Dalam ikhwal kesehatan-kedokteran, dalam kondisi makro, dan dalam kondisi mikro. Konotasi menjadi keliru, terjebak, apabila pengejawantahannya hanya dipencilkan, dinafikan dalam "Ilmu Kedokteran" dan Ilmu Kesehatan Masyarakat saja.

Pengejawantahannya dalam ilmu Kesehatan Masyarakat, paradigma ini dapat berkembang dalam model atau kesisteman dalam mengembangkan dan pengembangan kesehatan wilayah atau dalam bentuk lain.

Isu lain berkembang dan melebar bahwasanya Kesehatan dan "Pelayanan Kedokteran" yang adil dan merata adalah merupakan hak "(rights)" dalam hidup dan kehidupan manusia "Hak Asasi Manusia" pengejawantahan ilmu Kedokteran, dokter yang baik diminta untuk menjadi pelindung, pengawal hak hidup, kehidupan manusia. Pengetahuan dan pengertian hak asasi dalam bentuk ini telah pula bergeser bukan terutama dan hanya pada kajian terhadap

Page 2: Profil Five Star Doctor

kekerasan pada tubuh manusia semata. Ia telah merupakan hak "(rights)" untuk hidup dalam kehidupan yang layak, sehat yang produktif, tidak perlu lagi bebas dari kecacatan jasmani saja bagi tiap-tiap individu dan keluarga. Gangguan, intervensi, ketidak adilan, ketidak acuhan, apapun bentuknya yang mengakibatkan ketidak sehatan tubuh manusia, kejiwaan, lingkungan alam dan lingkungan sosial, pengaturan dan hukumnya serta ketidak adilan dalam manajemen sosial yang mereka terima, merupakan pelanggaran hak mereka. Dokter ini diminta pula sebagai "the agent of change" dalam pergeseran dan pengertian ini. Dokter kini diminta untuk mempromosikan kesehatan manusia, bersamaan dengan melindungi dan mempromosikan hak-hak manusia tersebut.

Kesehatan juga mempunyai nilai ekonomi. Investasi dalam pengertian makro dan mikro merupakan kata lain untuk sehat. Seperti halnya Maslow menyampaikannya dalam teori tentang berjenjang dalam kebutuhan manusia. Mulai dari kebutuhan biologi dan material, sampai pada kebutuhan akan aman dalam diri, dan aktualisasi diri yang dikemukakan dalam berbagai bentuk produk, kondisi sosial dan budaya pada waktunya. Investasi pun berlanjut, bukan hanya untuk pribadi atau keluarga, namun lebih banyak berkembang dalam keuntungan hubungan kerja antar buruh, pegawai dan majikan dalam suatu usaha. Cabang ilmu akan kesehatan kerja, ekonomi-kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan antara ilmu kedokteran, ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kebijakan Publik dan Pembiayaan Kesehatan dalam bentuk Health Care System "serta kebijakan dan Kesisteman Ekonomi Kesehatan dalam bentuk Health-Economics Policies and Systems" dari negara atau daerah tertentu. Sebagian dalam bentuk trans-disiplin dalam keilmuan yang relatif baru. Lebih lanjut investasi ini menjadi tolak ukur ekonomi daerah atau negara yang bersangkutan pada daya beli dan kapital serta kemakmuran.

Demikianlah ilmu kedokteran mengadakan interaksi dan inter-relasi, bersinergi dan kadang kala tidak dapat dihindari berparadoks dengan suatu kepentingan tertentu. Demikian pula paradigma di atas akan berkedalaman dan berkelanjutan di masanya, di zamanya dan di dalamnya tetap hidup dalam harapan adanya "dokter yang baik" itu; dengan peran, kewajiban serta tugasnya sebagai "the agent of change"untuk kebaikan dan kesehatan manusia sebagai haknya.

"Paradigma Sehat sebagai Kesisteman"

Paradigma sehat bukan wacana semata, "paradigma sehat" adalah sebuah sistem, kesisteman terbuka yang dinamis. Mengikuti peradaban, budaya manusia. Budaya juga adalah sebuah kesisteman antar manusia dan sistem-sistem lain; agama, sosial, ekonomi, pendidikan, teknologi, bahasa dan seni yang dilingkari oleh kedinamisanya. "The Mandala of Health" memperlihatkan pula kesisteman, interaksi dan inter-relasi tersebut. Dengan pola pikir tersebut maka paradigma sehat menjadi bagian dari budaya dan peradaban manusia. Sedangkan peradaban sendiri sesungguhnya berkorelasi dengan hukum, hukum berkorelasi

Page 3: Profil Five Star Doctor

dengan demokrasi dan ilmu pengetahuan yang ada di masyarakat, demokrasi berkorelaso dengan hak manusia. Hidup sehat adalah hak manusia, hak manusia adalah bagian dari kemanusiaan "(humanisme)". Bagian dari prinsip etika kedokteran yang kita miliki.

Prinsip dokter yang baik di masa kini, tidak lepas dari nilai-nilai dan norma-norma Keagamaan, Kemanusiaan, Etika, Hukum dan Peraturan, dan Idealisme, yang tersusun dalam sistem-sistem Ekonomi, Kebijakan Publik, manajemen (termasuk sistem pemeliharaan dan pelayanan kesehatan dan kedokteran dan pendanaannya) yang berkeadilan merata serta sistem pendidikan bermutu, pada suatu lingkungan sosial dan budaya masyarakat yang dinamis. "Dokter yang baik" sebagai "the agent of change"akan berada dalam kesisteman tersebut dan tidak dapat melepaskan diri dari lingkungan kesistemannya. Kesisteman yang buruk, tidak akan pernah melahirkan "dokter yang baik".

"Human Development Index (HDI)" yang dikembangkan oleh "United nation Development Program (UNDP)" juga suatu kesisteman, dari domain-domain Kesehatan, Pendidikan dan Ekonomi (in-come penduduk), dengan sub-sub sistemnya. Indonesia saat ini berada pada tingkat di antara 100 - 110 dari 180 negara dunia yang diukur oleh UNDP tiap tahunya. Terendah setelah Vietnam, namun saat ini kita berada di atas Vietnam sedangkan Canada pada peringkat pertama. Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia masih termasuk SDM yang sakit dari pada pandangan teori Talcott Person.

Kembali ke paradigma sehat. Paradigma ini dapat melahirkan model dalam bentuk kesisteman. Model-model Sistem Pelayanan Kedokteran Tingkat Pertama dan Tiongkat kedua, sebagai sistem pelayanan Dokter Keluarga; sebagai sebutan generik; dan "Model-model Sistem Pengembangan Kesehatan Wilayah" yang memerlukan legitimasi baru untuk Indonesia dalam bentuk kesisteman baru. Saya sebut sebagai "Sistem Kesehatan Nasional Baru". Sebagai antisipasi dari perubahan dan pergeseran ketatanegaraan kita (desentralisasi dan otonomi). sebagai revisi dan reposisi Sistem Kesehatan Nasional Kita yang sudah berusia lebih dari 15 tahun. Sebagai Pengejawantahan Undang-undang Kesehatan Nasional yang perlu merevisi dirinya pula dalam mangantisipasi kekiniannya, pergeseran pada zamannya.

Kemanusiaan, Pemberdayaan dan Kemandirian; Adil dan Merata, Pengutamaan dan Manfaat, 4 hal tersebut merupakan prinsip-prinsip sebagai dasar-dasar yang perlu digaris bawahi dalam penyempurnaan Model-model dalam kesisteman-kesisteman tersebut. Adalah mimpi kita bersama, bahwasanya nanti pada waktunya setiap individu keluarga-keluarga Indonesia mempunyai "dokter keluarga" yang baik, yang dapat memelihara, menjaga dan memberi pelayanan yang layak pada kesehatan mereka. Dokter Keluarga sebagai "pengawal" kesehatan mereka, keluarga-keluarga Indonesia ! Seperti yang diajarkan oleh Hippocrates kepada murid-muridnya 400 tahun SM, dalam bentuk kekinian. Untuk tetap menjadi dokter yang baik sebagai "the agent of change" di zamannya.

Page 4: Profil Five Star Doctor

Dokter Keluarga sebagai "the five star doctors"

Sistem pelayanan dokter keluarga, sesungguhnya merupakan bagian dari Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang perlu diatur dalam Undang-undang. Disinilah sesungguhnya tumbuh kembangnya "the five stars doctors", sebagai "the agent of change", yang berkemampuan dan berfungsi sebagai "care provider" (sebagai bagian dari kelurga, sebagai pelaksana pealyanan kedokteran komprehensif, terpadu, berkesinambungan, pada pelayanan dokter tingkat pertama; sebagai pelapis menuju ke pelayanan kedokteran tingkat kedua), sebagai "decicion maker" (sebagai penentu pada setiap tindakan kedokteran, dengan memperhatikan semua kondisi yang ikut mempengaruhinya), sebagai "communicator" (sebagai pendidik, penyuluh, teman, mediator dan sebagai penasehat keluarga dalam banyak hal dan masalah: gizi, narkoba, keluarga berencana, seks, HIV, AIDS, sters, kebersihan, pola hidup sehat, olah raga, olah jiwa, kesehatan lingkungan), sebagai "community leader" (membantu mengambil keputusan dalan ikhwal kemasyarakatan, utamanya kesehatan dan kedokteran keluarga, sebagai pemantau, penelaah ikhwal kesehatan dan kedokteran keluarga), dan sebagai "manager" (ia berkemampuan untuk berkolaborasi dalam kemitraan, dalam ikhwal penanganan kesehatan dan kedokteran keluarga). Inilah wujud dari Dokter Keluarga, the Five Star Doctor", sebagai "the Agent of Change!" Dokter yang baik di masanya, di masa kini.

Di University of Califonia at Irvine, Medical Center, Medical Group, Dokter keluarga, "the five star doctors" (dokter keluarga di Amerika Serikat biasanya berbasis hospital) dilukiskan sebagai: para dokter yang bekerja dan terlatih khusus untuk pelayanan kedokteran tingkat pertama (front lines) dalam hal-hal pencegahan, diagnosis dan pengobatan. Mereka adalah para dokter yang pandai-cerdas, senantiasa mendengarkan dengan seksama, mengerti akan ucapan, keinginan dan keluhan pasiennya. Mereka dapat bercakap-cakap dalam bahasa pasiennya dalam suasana kekeluargaan dan senantiasa siap melayani kebutuhan pasiennya. Baik dalam keadaan sehat maupun dalam keadaan sakit. Mereka dapat merujuk pasiennya ke pelayanan dokter tingkat kedua, pada saat yang tepat atau atas kehendak pasiennya. Mereka bekerja dengan sistem pencatatan dokter yang baik, mempunyai staf yang terlatih untuk hal-hal demikian.

Demikian dokter keluarga di dalam sistem ini, diharapkan dapat menjadi "ujung tombak" dalam sistem pelayanan kedokteran yang berhadapan langsung dengan masyarakat yang membutuhkan pelayanan kedokteran tingkat pertama, dan pada saat yang tepat bekerja sama dengan pelayanan kedokteran tingkat kedua. Tugas, fungsi dan wewenang di atas dijabarkan dalam bentuk kompetensi-kompetensi (competency-based), yang dimiliki oleh mereka masing-masing dalam suatu sistem pendidikan yang terancang dan terencana. Sesungguhnya apa yang saya lukiskan ini merupakan sistem dokter keluarga generik, yang tidak dapat dipisahkan dengan sistem atau sub sistem lain yang ikut mempengaruhinya. Seperti sistem pendanaan yang cukup rumit dan unik, sistem pendidikan kedokteran dan sistem lain seperti yang dilukiskan di dalam the Mandala of Health.

Page 5: Profil Five Star Doctor

Peran masyarakat termasuk perwakilannya di DPR dan DPRD, peran profesi, institusi pendidikan kedokteran dan peran pemerintah sangat banyak mempengaruhi terwujudnya/terbentuknya kesisteman ini dengan terencana dan nyata. Di dalam kesisteman inilah "the five star doctor" itu berpamrih/berdedikasi dalam dan dengan kemartabatannya itu.

Kita belum sempurna memiliki daftar tingkat kemampuan, kompetisi yang terbakukan dalam pendidikan kedokteran yang diperuntukkan bagi dokter dalam pelayanan tingkat pertama dan kedua. Konsesus perlu dibuat bersama dalam penyusunan kurikulum pendidikan kedokteran antara profesi kedokteran, institut pendidikan dan pengguna (stakeholders). Pendekatan dalam pendidikan dokter keluarga di beberapa negara berincikan: "student centered, learner centered learning" (kemandirian peserta didik); "integrated" (antara ilmu kedokteran dasar, klinik dan kedokteran keluarga); "problem-based" (pembelajaran berdasarkan masalah); "evidence-based" (pembelajaran berdasarkan kebenaran informasi kedokteran mutakhir) dan "famili/community oriented learning" (individu, keluarga sebagai subyek dan sebagai obyek pelayanan).

kita belum memliki sistem pembiayaan kesehatan dan kedokteran yang mantap. Hampir lebih dari 80% penduduk Indonesia belum memiliki jaminan atau asuransi kesehatan bagi dirinya. Pembiayaan kesehatan keluarga belum merata dan kita perlu membenahinya.

Di Prancis, sistem pembiayaan kesehatan dan kedokteran masuk dalam "Securite Sociale" (termasuk kesehatan kerja, jaminan hari tua dan kematian) yang berasal dari pajak penduduk yang bisa mencapai 50 - 60% dari jumlah pendapatan per tahun. Subsidi pemerintah masih tetap ada, terutama untuk penduduk yang sangat miskin. Dengan demikian pemeliharaan dan pelayanan kedokteran gratis bagi penduduk. SIstem kendali mutu tetap diperhatikan dan dipertahankan. Tiap dokter mendapatkan pembayaran yang layak, hampir standar dengan perhitungan khusus. Tiap individu atau keluarga mendapat sebuah kartu sehat elektronik yang terakses antara bidan, dokter keluarga, rumah sakit, apotik, laboratorium dan tentunya dengan keadministrasian dari Securite Sociale itu sendiri. Asuransi kesehatan swasta tetap ada san tetap diijinkan apabila ia atau mereka ingin mendapat kenyamanan yang lebih dari apa yang telah dibakukan. di Inggris dan belanda sistem pembiayaan juga hampir tidak dengan di Prancis.

Di Amerika Serikat, sistem pembiayaan kesehatan dan kedokteran lebih liberal. Sistem asuransi kesehatan sudah mengakat sejak zaman dahulu. Namun saat ini telah mulai bergeser ke sistem "manage care", yaitu sistem asuransi kesehatan dan kedokteran lazimnya, membuat pembiayaan kesehatan dan kedokteran masa kini semakin tinggi, dan pada suatu saat dianggap tidak dapat dijangkau lagi oleh pendapatan (in-come) penduduk. Sistem Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) yang sedang kita kembangkan, hampir tidak berbeda jauh dengan sistem "manage care".

Page 6: Profil Five Star Doctor

Kebijakan yang mantap tentang ikhwal di atas belum ada di Indonesia. Seperti yang saya katakan sebelumnya hampir lebih dari 80% penduduk belum dilindungi dengan asuransi kesehatan atau apapun bentuknya. Diharapkan di dalam Sistem Kesehatan Nasional Baru, dan yang telah diuraikan diatas, akses kepada pemeliharaan dan pelayanan kesehatan menjadi lebih baik, lebih adil dan lebih merata untuk dapat dijangkau dan diperoleh oleh masyarakat sebagai haknya. Haknya sebagai manusia yang berbudaya dan bermartabat!

"Purnawacana"

Di dalam kuliah ini saya belum sempat mengutarakan lebih lanjut tentang "Kesehatan Wilayah", dalam bentuk, model dan pengembangan kesistemanya yang merupakan bagian dari paradigma yang saya sampaikan. Domain ini lebih banyak merupakan pengejawantahan ilmu kesehatan masyarakat, dan ilmu kemasyarakatan lainnya: ilmu kebijakan publik, ilmu ekonomi, ilmu manajemen, ilmu hukum, ilmu pengetahuan budaya; meskipun tidak lepas dari domain ilmu kedokteran dalam bentuk kesisteman pula.

Sebagai abstraksi dari yang telah di sampaikan dapat dipetik beberapa poin penting, bahwasanya di saat ini, ekspresi dokter yang baik itu sebagian ingin dicerminkan, disebutkan sebagaimana : "the five star doctors" dan sebagai "the agent of change". Saya melihat antusiasme ini dari pancaran sinar mata para dokter muda, para asisten dan para mahasiswa yang senantiasa teguh dengan kesederhanaannya, yakni ingin menjadi dokter-dokter Indonesia, "dokter-dokter yang baik", Dokter yang baik di zamannya. Sebuah pribadi yang mulai, saya meyakini semua ini, selama mereka tahu benar akan "ilmu kedokteran", bukan hanya tahu akan ilmu penyakit.

Di dalam pergeseran norma, perilaku kemanusiaan, pengetahuan dan kesisteman masyarakat di masa kini dan di masa akan datang, bukan hanya pada ilmu kedokteran, genetika dan biologi tetapi juga di dalam ilmu-ilmu sosial, hukum, ekonomi, komunikasi, informasi, sosial dan pengetahuanbudaya; di dalam suasana, bentuk dan lingkungan yang dinamis, kompleks, cepat berubah, dan kadang tidak menentu, seolah sebutan "dokter yang baik" sebagai "the agnet of change" itu tetap dituntut dalam keabadiannya. Entah apa nama atau sebutannya nanti.

Tuntutan sebagai "pengawal" hak kemanusiaan (human rights) merupakan suatu kehormatan, kewajiban dan tanggung jawab tambahan bagi sebutan, nama "dokter yang baik", "the five star doctor" dan sebagai "the agent of change" di masa kini.

Paradigma sehat sebagai bentukdan tuntutan budaya dan peradaban, dapat melahirkan model-model dalam bentuk kesisteman masyarakat. Dalam pengejawantahan ilmu kedokteran,

Page 7: Profil Five Star Doctor

paradigma ini dapat melahirkan "sistem dokter keluarga". Dokter keluarga sebagai bentuk kekinian dalam pelayanan kedokteran, sebagai "the five of star doctor", sebagai "the agent of change". Dokter keluarga diharapkan sebagai ujung tombak dalam pelayanan kedkteran tingkat pertama yang dapat berkolaborasi dengan pelayanan kedokteran tingkat kedua dan yang bersinergi dengan kesisteman lain: sistem pendidikan kedokteran, sistem pembiayaan kesehatan dan kedokteran; dan dituntut pula sebagai pengawal kesehatankeluarga-keluarga Indonesia yang berkeadilan dan merata.

Sistem Kesehatan nasional Baru diharapkan dapat mengantisipasi perubahan-perubahan yang dinamis ini, disamping UU Kesehatan Nasional yang perlu merevisi dirinya dalam kedinamisan ini. Adalah waktunya yang tepat pula dalam penyempurnaan, amandemen Undang-undang Dasar Negara kita. Dapat digaris bawahi dengan jelas, bahwasannya sehat adalah bagian dari hak manusia "(human rights)" yang berbudaya dan bermartabat, yang perlu dihormati, sebagai sebutan: "Sehat adalah Hak Asasi Manusia"

Disinilah sesungguhnya tumbuh kembangnya "dokter yang baik itu", "the five of star doctors", sebagai "the agent of change", yang bercirikan kemanusiaan itu dan yang berkemampuan sebagai "care provider", "decicion maker", "communicator", "community leader", dan "manager" berdedikasi dalam kemartabatannya.

disarikan dari bahan kuliah umum F. A. Moeloek dalam pertemuan akbar Iluni FKUI di Jakarta April 2002

Page 8: Profil Five Star Doctor

Appendisitis

Pendahuluan

Apendisitis adalah peradangan pada apendix vermiformis (Pierce dan Neil, 2007). Apendisitis merupakan kasus laporotomi tersering pada anak dan juga pada orang dewasa (Ahmadsyah dan Kartono, 1995). Hampir 7% orang barat mengalami apendisitis dan sekitar 200.000 apendiktomi dilakukan di Amerika Serikat tiap tahunnya. Insidens semakin menurun pada 25 tahun terakhir, namun di negara berkembang justru semakin meningkat, kemungkinan disebabkan perubahan ekonomi dan gaya hidup (Lawrence, 2006).

Insidens pada laki-laki dan perempuan umumnya sebanding kecuali pada umur 20-30 tahun, insidens laki-laki lebih tinggi, sedangkan pada bayi dan anak sampai berumur 1-2 tahun jarang ditemukan (Syamsuhidajat, 1997).

Diagnosis harus ditegakkan dini dan tindakan harus segera dilakukam, keterlambatan penanganan menyebabkan penyulit perforasi dan berbagai akibatnya (Ahmadsyah dan Kartono, 1995).

Anatomi dan Fisiologi Appendix

Pada neonatus, apendix vermiformis (umbai cacing) adalah sebuah tonjolan dari apex caecum, tetapi seiring pertumbuhan dan distensi caecum, appendix berkembang di sebelah kiri dan belakang kira-kira 2,5 cm di bawah valva ileocaecal (Lawrence, 2006). Istilah usus buntu yang sering dipakai di masyarakat awan adalah kurang tepat karena usus buntu sebenarnya adalah caecum. Appendix merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya sekitar 10 cm (3-15 cm). Lumennya sempit di bagian proximal dan melebar di bagian distal. Namun, pada bayi, appendix berbentuk kerucut, lebar di pangkal, dan sempit di ujung (Syamsuhidajat, 1997). Ontogenitas berasal dari mesogastrium dorsale. Kebanyakan terletak intraperitoneal dan dapat digerakkan. Macam-macam letak appendix : retrocaecalis, retroilealis, pelvicum, postcaecalis, dan descendentis (Budiyanto, 2005).

Pangkal appendix dapat ditentukan dengan cara pengukuran garis Monroe-Pichter. Garis diukur dari SIAS dextra ke umbilicus, lalu garis dibagi 3. Pangkal appendix terletak 1/3 lateral dari garis tersebut dan dinamakan titik Mc Burney. Ujung appendix juga dapat ditentukan dengan pengukuran garis Lanz. Garis diukur dari SIAS dextra ke SIAS sinistra, lalu garis dibagi 6. Ujung appendix terletak pada 1/6 lateral dexter garis tersebut (Budiyanto, 2005).

Appendix menghasilkan lendir 1-2 ml perhari. Lendir tersebut secara normal dicurahkan ke dalam lumen dan selanjutnya mengalir ke caecum. Imunoglobulin sekretoar yang dihasilkan oleh GULT yang terdapat disepanjang saluran cerna termasuk appendix adalah IgA. Imunoglobulin ini sangat efektif sebagai pelindung terhadap infeksi (Syamsuhidajat, 1997).

Etiologi Apendisitis

Penyebabnya hampir selalu akibat obstruksi lumen appendix oleh apendikolit, fekalomas (tinja yang mengeras), parasit (biasanya cacing ascaris), benda asing, karsinoid, jaringan parut, mukus, dan lain-lain (Subanada, dkk, 2007, Price dan Wilson, 2006).

Page 9: Profil Five Star Doctor

Patofisiologi

Setelah terjadi obstruksi lumen appendix maka tekanan di dalam lumen akan meningkat karena sel mukosa mengeluarkan lendir. Peningkatan tekanan ini akan menekan pembuluh darah sehingga perfusinya menurun akhirnya mengakibatkan iskemia dan nekrosis. Invasi bakteri dan infeksi dinding appendix segera terjadi setelah dinding tersebut mengalami ulserasi. Infiltrat-infiltrat peradangan tampak di semua lapisan dan exudat fibrin tertimbun di dalam lapisan serosa. Meskipun perforasi belum terjadi, organisme-organisme biasanya dapt dibiakan dari mukosa appendix. Nekrosis dinding appendix mengakibatkan perforasi dan pencemaran abdomen oleh tinja (Subanada, dkk, 2007; Chandrasoma, 2006).

Gambaran Klinis

Nyeri di sekitar umbilikus dan epigastrium disertai anoreksia (nafsu makan menurun), nausea, dan sebagian dengan muntah. Beberapa jam kemudian nyeri berpindah ke kanan bawah ke titik Mc Burney disertai kenaikan suhu tubuh ringan (Ahmadsyah dan Kartono, 1995). Bila appendix terletak retrokolik, rasa nyeri terasa di daerah pinggang bagian bawah, bila terletak pelvical rasa nyeri dirasakan di hipogastrium atau di dalam pelvis, dan bila terletak retrocaecal bisa mengiritasi m. psoas. Pada pemeriksaan fisik, pasien terlihat pucat, adanya nyeri tekan, nyeri ketok, nyeri lepas, dan tahanan otot (defans muskuler). Iritasi pada psoas dan obturator menimbulkan nyeri panggul. Peristaltik di daerah appendix menurun. Pada rectal toucher, ada nyeri pada arah jam 10-11 merupakan petunjuk adanya perforasi (Subanada, dkk, 2007).

Diagnosis Banding

Beberapa penyakit perlu dipertimbangkan sebagai diagnosis banding (Pierce dan Neil, 2007):

1. limfadenitis mesenterica terutama pada anak-anak.2. penyakit pelvis pada wanita : inflamasi pelvis, ISK, kehamilan ektopik, ruptur kista

korpus luteum, endometriosis externa.3. lebih jarang : penyakit Crohn, kolesistitis, perforasi ulkus duodenum, pneumonia

kanan bawah.4. jarang : perforasi karsinoma caecum, diverkulitis sigmoid

Diagnosis

Diagnosis ditegakkan bila memenuhi (Pierce dan Neil, 2007):

1. gambaran klinis yang mengarah ke appendisitis.2. laboratorium : lekositosis ringan, lekosit > 13.000 /dl biasanya pada perforasi,

terdapat pergeseran ke kiri (netrofil segmen meningkat).3. USG untuk massa appendix dan jika masih ada keraguan untuk menyingkirkan

kelainan pelvis lainnya.4. laporoskopi biasanya digunakan untuk menyingkirkan kelainan ovarium sebelum

dilakukan apendiktomi pada wanita muda.5. CT scan pada usia lanjut atau dimana penyebab lain masih mungkin.

Penatalaksanaan

Page 10: Profil Five Star Doctor

Bila diagnosis klinis sudah jelas maka tindakan paling tepat adalah apendiktomi dan merupakan satu-satunya pilihan yang baik. Penundaan tindak bedah sambil pemberian antibiotik dapat mengakibatkan abses atau perforasi. Apendiktomi bisa dilakukan secara terbuka atau pun dengan cara laporoskopi. Pada apendisitis tanpa komplikasi biasanya tidak perlu diberikan antibiotik, kecuali pada apendisitis gangrenosa atau apendisitis perforata (Syamsuhidajat, 1997).

Komplikasi

Beberpa komplikasi yang dapat terjadi :

1. Perforasi

Keterlambatan penanganan merupakan alasan penting terjadinya perforasi. Perforasi appendix akan mengakibatkan peritonitis purulenta yang ditandai dengan demam tinggi, nyeri makin hebat meliputi seluruh perut dan perut menjadi tegang dan kembung. Nyeri tekan dan defans muskuler di seluruh perut, peristaltik usus menurun sampai menghilang karena ileus paralitik (Syamsuhidajat, 1997).

1. Peritonitis

Peradangan peritoneum merupakan penyulit berbahaya yang dapat terjadi dalam bentuk akut maupun kronis. Keadaan ini biasanya terjadi akibat penyebaran infeksi dari apendisitis. Bila bahan yang menginfeksi tersebar luas pada permukaan peritoneum menyebabkan timbulnya peritonitis generalisata. Dengan begitu, aktivitas peristaltik berkurang sampai timbul ileus paralitik, usus kemudian menjadi atoni dan meregang. Cairan dan elektrolit hilang ke dalam lumen usus menyebabkan dehidrasi, gangguan sirkulasi, oligouria, dan mungkin syok. Gejala : demam, lekositosis, nyeri abdomen, muntah, Abdomen tegang, kaku, nyeri tekan, dan bunyi usus menghilang (Price dan Wilson, 2006).

1. Massa Periapendikuler

Hal ini terjadi bila apendisitis gangrenosa atau mikroperforasi ditutupi pendindingan oleh omentum. Umumnya massa apendix terbentuk pada hari ke-4 sejak peradangan mulai apabila tidak terjadi peritonitis generalisata. Massa apendix dengan proses radang yang masih aktif ditandai dengan keadaan umum masih terlihat sakit, suhu masih tinggi, terdapat tanda-tanda peritonitis, lekositosis, dan pergeseran ke kiri. Massa apendix dengan proses meradang telah mereda ditandai dengan keadaan umum telah membaik, suhu tidak tinggi lagi, tidak ada tanda peritonitis, teraba massa berbatas tegas dengan nyeri tekan ringan, lekosit dan netrofil normal (Ahmadsyah dan Kartono, 1995).

Prognosis

Apendiktomi yang dilakukan sebelum perforasi prognosisnya baik. Kematian dapat terjadi pada beberapa kasus. Setelah operasi masih dapat terjadi infeksi pada 30% kasus apendix perforasi atau apendix gangrenosa.

Pencegahan

Page 11: Profil Five Star Doctor

Sering makan makanan berserat dan menjaga kebersihan.

Ditulis oleh Carko Budiyanto

DAFTAR PUSTAKA

1. Ahmadsyah dan Kartono. 1995. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

2. Budianto, Anang. 2005. Guidance to Anatomy II. Surakarta : Keluarga Besar Asisten Anatomi FKUNS.

3. Chandrasoma dan Taylor. 2006. Ringkasan Patologi Anatomi. Ed: ke-2. Jakarta : EGC.

4. Faradillah, Firman, dan Anita. 2009. Gastro Intestinal Track Anatomical Aspect. Surakarta : Keluarga Besar Asisten Anatomi FKUNS.

5. Guyton, AC dan Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed: ke-9 . Jakarta: EGC.6. Lawrence. 2006. Appendix. Dalam: Current Surgical Diagnosis and Treatment. Ed :

12. USA : The McGraw-Hill Companies, Inc.7. Pierce dan Neil. 2007. At a Glance Ilmu Bedah. Ed : 3. Jakarta : Penerbit Erlangga.8. Price dan Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Ed: Ke-

6. Jakarta: EGC.9. Subanada, Supadmi, Aryasa, dan Sudaryat. 2007. Beberapa Kelainan Gastrointestinal

yang Memerlukan Tindakan Bedah. Dalam: Kapita Selekta Gastroenterologi Anak. Jakarta: CV Sagung Seto.

10. Syamsuhidajat. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC.

Page 12: Profil Five Star Doctor

Helicobacter Pylori (HP)

Sakit lambung atau yang biasa disebut sakit maag-dari bahasa Belanda- awalnya memang disebabkan oleh asam lambung yang melimpah dibandingkan jumlah makanan didalam lambung.

Namun sejak 1983, dua dokter dari Perth-Australia, yang kemudian mendapatkan Hadiah Nobel di bidang Kedokteran : Dr. Warren dan Dr. Marshall, mereka  masing-masing adalah pathologist dan internist yang telah menemukan sejenis bakteri didalam sediaan penderita gastritis yang dibiopsi dan kemudian  diberi nama Helicobacter Pylori (HP). Apa dan bagaimana sifat HP ?

HP berbentuk seperti sosis dengan posisi agak melengkung, tampak dua kutub, salah satunya berflagella untuk pergerakan bakteri. Sifat HP sangat kompleks, dan boleh dikatakan mempunyai berbagai senjata, sehingga bisa ’survive’ didalam lingkungan yang sangat asam dari lambung/ gaster/ maag.

Pertama, HP dapat merubah lingkungan mikro disekitarnya menjadi bersifat agak basa, sehingga dia bisa tinggal dan berkoloni dilapisan lendir mukosa lambung.

Kedua, dia mempunyai alat flagella, untuk membor mukosa lambung, sehingga bisa lebih mudah masuk kedalam dasar kripta/ cekungan mukosa dan menetap ditempat itu.

Ketiga, HP mempengaruhi sistem imunitas tubuh kita untuk tidak mengenali dirinya sebagai benda asing/non-self, melainkan sebagai bagian organ jaringan lambung/self sehingga tidak dapat dikenali sebagai ‘invader’ atau penyusup yang harus diberantas oleh sel limfosit-T. Maka luputlah bakteri HP dari penyisiran sistem imun kita, karena HP tidak terdeteksi sebagai benda asing/non-self.

Ke-empat, HP bisa resisten terhadap terapi yang diberikan, dengan cara bakteri tersebut membuat zat anti terhadap bahan aktif anti-mikroba yang diberikan.

Dan banyak lagi senjata yang dimiliki HP, sehingga dampak yang ditimbulkan oleh peradangan lambung oleh HP menjadi semakin kompleks. Terutama bila HP tidak terdeteksi, maka bakteri akan terus berkembang-biak meluas membentuk tukak lambung, displasia, adenoma dan akhirnya kanker lambung yang sangat ditakuti.

Dan semenjak ditemukan bakteri HP, maka paradigma bahwa ’sakit maag disebabkan oleh asam lambung berlebih’ telah bergeser menjadi ’sakit maag disebabkan oleh infeksi/peradangan lambung oleh kuman HP’.

Sudah tentu akibat perubahan paradigma tersebut akan juga pasti mempengaruhi pengobatan sakit maag. Maka tidak mengherankan saat ini pasien gastritis akan diberikan antibiotika yang sesuai untuk HP, bila ternyata pada pemeriksaan biopsi endoskopi lambung pasien ditemukan HP positif.

Bagaimana seseorang tertular HP? Banyak cara dapat dilalui oleh bakteri HP untuk mencapai lambung dan menyebabkan peradangan/infeksi disana.

Page 13: Profil Five Star Doctor

Pertama, anak-anak akan mewarisi HP dari ibunya/orang dewasa lain yang terinfeksi HP melalui makanan yang dikunyah dulu oleh ibu/orang dewasa lain , sebelum disuapkan ke mulut anak. Makanan yang terkontaminasi HP dari air ludah si ibu/ pemberi makanan yang sebelumnya dikunyah/mastikasi. Kebiasaan seperti ini sangat populer dan biasa dilakukan di Afrika dan berbagai daerah di Indonesia. Jalan penularan seperti ini disebut ‘oro-oral route’.

Seperti penyakit tifus dan cholera, HP dapat juga ditularkan lewat vektor yaitu lalat kotor yang hinggap difeces penderita, dan kemudian  hinggap pada makanan yang tidak tertutup dan  kita lahap sesudah itu.

 Bila tangan yang kotor terkontaminasi feces tidak dibersihkan dengan cermat, maka kotoran yang menempel akan masuk kedalam mulut, bila makan tidak menggunakan sendok alias makan dengan tangan.Cara penularan seperti ini disebut ‘feco-oral route’.

Disinilah pentingnya jamban tertutup dan WC yang  memenuhi syarat kesehatan serta hygiene kesehatan umum yang memadai, dengan menjaga lingkungan selalu bersih dan membiasakan menutup makanan diatas meja yang nanti akan dikonsumsi keluarga.

Tiga gambar pada artikel ini, ditengah kelenjar/kripta lambung dimana tampak beberapa HP dibagian tengah/lumen kelenjar. Gambar kiri dan kanan bila diperhatikan dengan cermat, tampak bakteri HP berbentuk cacing pendek kecil-kecil, diantara massa lendir mukosa lambung, dan berwarna pink-gelap.

Diambil dari : http://www.sukmamerati.com/helicobacter-pylori-hp-bakteri-penyebab-sakit-maag-bila-tidak-dibasmi-tuntas-kanker-lambung-akibatnya?cp=1