produktivitas jamur merang (volvariella volvaceae … fileii pengesahan produktivitas jamur merang...
TRANSCRIPT
PRODUKTIVITAS JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae)
PADA MEDIA CAMPURAN TONGKOL JAGUNG DAN JERAMI PADI
DENGAN CARA PENANAMAN YANG BERBEDA
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan
Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Disusun Oleh:
ALFIANI INDAH PRATIWI
A420130047
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
i
PERSETUJUAN
PRODUKTIVITAS JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae)
PADA MEDIA CAMPURAN TONGKOL JAGUNG DAN JERAMI PADI
DENGAN CARA PENANAMAN YANG BERBEDA
PUBLIKASI ILMIAH
ALFIANI INDAH PRATIWI
A420130047
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:
Dosen Pembimbing
(Dra. Suparti, M. Si)
NIDN. 0001065711
ii
PENGESAHAN
PRODUKTIVITAS JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae)
PADA MEDIA CAMPURAN TONGKOL JAGUNG DAN JERAMI PADI
DENGAN CARA PENANAMAN YANG BERBEDA
Yang dipersiapkan dan disusun oleh :
ALFIANI INDAH PRATIWI
A420130047
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Senin, 17 Juli 2017
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji:
1. Dra. Suparti, M.Si ( )
(Ketua Dewan Penguji)
2.Dra. Aminah Asngad, M.Si ( )
(Anggota I Dewan Penguji)
3. Efri Roziaty, M.Si ( )
(Anggota II Dewan Penguji)
Surakarta,
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dekan,
(Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M. Hum)
NIDN. 0028046501
iii
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jl. A. Yani Tromol Pos I – Pabelan, Kartasura Telp. (0271) 717417, Fax : 7151448 Surakarta 57102
Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah
Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir:
Nama : Dra. Suparti, M.Si.
NIDN : 0001065711
Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan
ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa:
Nama : Alfiani Indah Pratiwi
NIM : A 420 130 047
Program Studi : Pendidikan Biologi
Judul Skripsi : “PRODUKTIVITAS JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae)
PADA MEDIA CAMPURAN TONGKOL JAGUNG DAN
JERAMI PADI DENGAN CARA PENANAMAN YANG
BERBEDA”
Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.
Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.
Surakarta, 19 Juni 2017
m
1
PRODUKTIVITAS JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae)
PADA MEDIA CAMPURAN TONGKOL JAGUNG DAN JERAMI PADI
DENGAN CARA PENANAMAN YANG BERBEDA
ABSTRAK
Tongkol jagung merupakan limbah lignoselulosa yang sangat melimpah
keberadaannya, sehingga tongkol jagung dapat dimanfaatkan sebagai media tanam
jamur merang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui produktivitas jamur merang
pada media campuran tongkol jagung dan jerami padi yang ditanam dalam baglog
dan keranjang. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan
acak lengkap (RAL) dengan 2 faktor dan 3 kali pengulangan. Faktor 1 berat tongkol
jagung: (T1) 125g, (T2) 250g, (T3) 375g, (T4) 500g. Faktor 2 cara penanaman: (K)
keranjang, (B) baglog. Parameter yang diukur adalah jumlah tubuh buah dan berat
tubuh buah jamur merang. Data diuji dengan analisis anava 2 jalur. Berdasarkan
analisis varians menunjukkan bahwa penambahan tongkol jagung yang berbeda
dengan cara penanaman dalam baglog dan keranjang memberikan pengaruh
terhadap jumlah tubuh buah dan berat tubuh buah jamur merang. perlakuan terbaik
jamur merang adalah perlakuan KT2 (campuran tongkol jagung 250g, jerami 250g
penanaman dalam keranjang) yaitu jumlah tubuh buah rata-rata 12,3 buah dan
berat tubuh buah 205,5g , sedangkan jumlah tubuh buah jamur merang paling
rendah pada perlakuan BT4 (tongkol jagung 500g, tanpa jerami, penanaman dalam
baglog) yaitu jumlah tubuh buah rata-rata 2,2 buah dan berat tubuh buah 37,7 g.
Kata Kunci: Tongkol jagung, baglog, keranjang, produktivitas jamur merang.
ABSTRACT
Corncob is a very abundant lignocellulosic waste of its existence, so
corncob can be used as media for planting mushroom. The purpose of this research
is to know the productivity of mushroom on mixture media of corn cob and rice straw
that is planted in baglog and basket. This study used experimental method with
complete randomized design (RAL) with 2 factors and 3 repetitions. Factor 1 by
weight of corn cob: (T1) 125g, (T2) 250g, (T3) 375g, (T4) 500g. Factor 2 ways of
planting: (K) basket, (B) baglog. Parameters measured were the number of fruit
body and body weight of mushroom fruit. Data were tested with 2 lane anava
analysis. Based on the analysis of variance shows that the addition of different corn
cobs by way of planting in baglog and basket gives effect to the number of fruit body
and body weight of mushroom fruit. The best treatment of mushroom is KT2
treatment (250g mixture of corn cob, 250g planting straw in basket) that is the
average number of fruit body 12.3 fruit and fruit body weight 205,5g, while the
number of mushroom fruit bodymerang lowest in treatment BT4 (500g corncobs, no
straw, planting in baglog) the number of fruit body averages 2.2 pieces and fruit
body weight 37.7 g.
Keywords: Corncob, baglog, basket, mushroom productivity.
2
1. PENDAHULUAN
Jamur merang (Volvariella volvaceae) tersusun atas hifa-hifa atau
semacam benang halus putih seperti sarang laba-laba putih atau kapas yang akan
menyatu kemudian membentuk miselium. Tubuh jamur merang berwarna
cokelat kegelapan hingga abu-abu dengan bagian batang berwarna cokelat muda.
Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur yang banyak dikonsumsi di
Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, minat masyarakat dalam
mengkonsumsi jamur semakin meningkat, sehingga prospek pengembangan
jamur di Indonesia cukup baik. Kandungan nutrisi jamur merang terdiri dari
karbohidrat 6,9 gram, protein 3,8 gram, besi 1,7 mg, vitamin B1 0,11 mg, B2
0,17 mg, niasin 8,3 mg, energi 39 kalori, lemak 6 gram, mineral (kalsium 94 mg,
fosfor 3 mg, vitamin C 5 mg) dan Asam amino (asam amino esensial seperti
leusin, isoleusin, valin, lisin) (Alex, 2011). Menurut Yuliawati (2016),
Kebutuhan jamur di Indonesia tahun 2015 yaitu 17.500 ton per tahun.
Jamur merang memerlukan persyaratan lingkungan yang khusus serta
media tanam dan pemupukan. Pada umumnya jamur merang tumbuh pada media
yang mengandung selulosa seperti jerami padi. Jerami padi mengandung 30-
45% selulosa, 20-25% hemiselulosa, 15-20% lignin, dan silika (Agency, 2011).
Pada musim tertentu jerami padi sulit didapat, karena jerami padi hanya tersedia
pada musim panen saja. Oleh karena itu terbatasnya ketersediaan jerami padi,
perlu adanya media alternatif lain sebagai tempat yang baik untuk pertumbuhan
jamur merang.
Tongkol jagung merupakan limbah lignoselulosa yang sangat melimpah
keberadaannya. Selama ini hanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Menurut
Wahyuni (2011), tongkol jagung mengandung 41% selulosa, 36% hemiselulosa,
6% lignin, dan silika. Tingginya kandungan selulosa pada tongkol jagung ini
berpotensi dapat digunakan sebagai media tanam alternatif dalam budidaya
jamur merang. Berdasarkan penelitian Arif (2014), rata-rata pertumbuhan
miselium pada jamur tiram dari tiap kompisisi media tongkol jagung (0, 20, 42,
65%) menghasilkan (1.31, 1.18, 1.99, 1.07 cm).
3
Pembudidayaan jamur merang pada umumnya secara bedengan didalam
kubung. Budidaya secara bedengan tersebut memerlukan lahan yang luas, jika
sebagian media terkontaminasi oleh bakteri sulit dipisahkan dari media yang
lain, dan bahan pada media yang terurai masih terlalu basah sehingga media
mudah busuk, maka untuk menunjang produktivitas jamur merang dalam
penelitian ini akan dilakukan inovasi penanaman jamur merang pada baglog dan
keranjang. .
Menurut penelitian Setyorini (2013), bahwa ada pengaruh produktivitas
jamur merang yang ditanam dalam baglog pada media sabut kelapa perlakuan
75%. Penanaman jamur merang pada baglog dan keranjang memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan yang ditanam secara bedengan. Keunggulan tersebut
yaitu praktis, bersih, mudah dalam perawatan, sterilisasi memerlukan waktu
yang lama, sehingga kemungkinan terkontaminasi sangat kecil, bahan dalam
baglog dalam keadaan kering atau tidak terlalu basah sehingga media tidak
mudah busuk.
2. METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan
acak lengkap (RAL) pada faktorial yang terdiri dari 2 faktor dan 3 kali
pengulangan.
Rancangan penelitian
Keterangan :
KT0 : Tanpa tongkol jagung, jerami 500 g, penanaman dalam keranjang.
KT1 : Campuran tongkol jagung 125 g, jerami 375 g, penanaman dalam keranjang.
KT2 : Campuran tongkol jagung 250 g, jerami 250 g, penanaman dalam keranjang.
KT3 : Campuran tongkol jagung 375 g, jerami 125 g, penanaman dalam keranjang.
KT4 : Campuran tongkol jagung 500 g, penanaman dalam keranjang.
P
T
K B
T0 KT0 BT0
T1 KT1 BT1
T2 KT2 BT2
T3 KT3 BT3
T4 KT4 BT4
4
BT0 : Tanpa tongkol jagung, jerami 500 g, penanaman dalam baglog.
BT1 : Campuran tongkol jagung 125 g, jerami 375 g, penanaman dalam baglog.
BT2 : Campuran tongkol jagung 250 g, jerami 250 g, penanaman dalam baglog.
BT3 : Campuran tongkol jagung 375 g, jerami 125 g, penanaman dalam baglog.
BT4 : Campuran tongkol jagung 500 g, penanaman dalam baglog.
Subjek penelitian ini yaitu Bibit jamur, tongkol jagung, jerami padi,
baglog dan keranjang. Objek penelitian ini yaitu produktivitas jamur merang.
Selain metode eksperimen, dalam penelitian ini juga menggunakan metode
observasi, studi pustaka, dan dokumentasi untuk pengumpulan data. Selanjutnya
data dianalisis dengan Anova dua jalur.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian yang dilakukan dari bulan Februari 2017 s.d bulan Juli 2017
menghasilkan data sebagai berikut:
Tabel. 1 Jumlah Tubuh Buah
NO Perlakuan Jumlah tubuh buah (buah) Rerata SD
Panen ke-1 Panen ke-2 Panen ke-3
1 KT0 11.67 11.33 8.67 10.56 2.06
2 KT1 10.67 9.00 8.33 9.33 1.48
3 KT2 14.33 12.33 10.33 12.33* 1.65
4 KT3 8.33 7.33 6.67 7.44 1.01
5 KT4 6.33 5.33 4.33 5.33 1.71
6 BT0 5.00 4.67 3.67 4.44 1.20
7 BT1 5.33 5.00 3.67 4.67 1.30
8 BT2 4.33 3.33 2.33 3.33 1.11
9 BT3 3.33 2.33 2.00 2.56 0.72
10 BT4 2.33 2.33 2.00 2.22** 0.44
*Hasil terbaik
**Hasil Terendah
Hasil uji Anova (Jumlah Tubuh Buah)
Source Type III Sum
of Squares df Mean Square F hitung
F
tabel Sig.
Corrected Model 1077.378 9 119.709 65.494 1.998 0.000
Intercept 3534.4 1 3534.4 1933.714 3.948 0.000
Penanaman 728.178 1 728.178 398.395 3.948 0.000
Tongkol_Jagung 241.711 4 60.428 33.061 2.478 0.000
5
Penanaman*
Tongkol Jagung 107.489 4 26.872 14.702 2.478 0.000
Error 146.222 80 1.828
Total 4758 90
Corrected Total 1223.6 89
Tabel 2. Berat Tubuh Buah
NO Perlakuan Berat Buah (g) Rerata SD
Panen ke-1 Panen ke-2 Panen ke-3
1 KT0 203,3 196,7 186,7 195,57 13.33
2 KT1 200,0 186,7 173,3 186,7 13.22
3 KT2 213,3 210,0 193,3 205,53* 13.33
4 KT3 156,7 150,0 136,7 147,8 14.81
5 KT4 133,3 120,0 110,0 121,1 14.52
6 BT0 106,7 96,7 90,0 97,8 10.92
7 BT1 113,3 103,3 73,3 96,63 21.21
8 BT2 83,3 66,7 63,3 71,1 10.54
9 BT3 56,7 46,7 43,3 48,9 11.66
10 BT4 33,3 43,3 36,7 37,7** 8.33
*Hasil terbaik
**Hasil Terendah
Hasil Uji Anova (Berat Tubuh Buah)
Source Type III Sum
of Squares df Mean Square F hitung F tabel Sig.
Corrected Model 301351.111 9 33483.457 181.264 1.998 0.000
Intercept 1315271.111 1 1315271.111 7120.265 3.948 0.000
Penanaman 229017.778 1 229017.778 1239.795 3.948 0.000
Tongkol_Jagung 65284.444 4 16321.111 88.355 2.478 0.000
Penanaman*
Tongkol Jagung 7048.889 4 1762.222 9.540 2.478 0.000
Error 14777.778 80 184.722
Total 1631400 90
Corrected Total 316128.889 89
6
1. Jumlah tubuh buah
Gambar 4.1 Perbandingan Total Rerata Jumlah Tubuh Buah Jamur Pada Setiap Perlakuan.
Berdasarkan tabel dan grafik diketahui hasil jumlah tubuh buah jamur
merang yang terbaik adalah perlakuan KT2 (campuran tongkol jagung 250g,
jerami 250g penanaman dalam keranjang) yaitu rata-rata 12,3 buah. Hal ini
dikarenakan jamur merang tumbuh pada media yang bahannya berselulosa tinggi
dengan kandungan lignin yang rendah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
jamur merang. Tongkol jagung mengandung 41% selulosa, 36% hemiselulosa,
6% lignin, dan silika (Wahyuni, 2011). Berdasarkan penelitian Arif (2014), rata-
rata pertumbuhan miselium pada jamur tiram dari tiap komposisi media tongkol
jagung (0, 20, 42, 65%) menghasilkan (1.31, 1.18, 1.99, 1.07 cm). Kandungan
nutrisi pada setiap perlakuan yang berbeda menyebabkan pertumbuhan jumlah
tubuh buah jamur yang berbeda.
Pembudidayaan jamur merang pada umumnya ditanam secara bedengan
didalam kumbung, sehingga memerlukan lahan yang luas dan media yang
banyak. Jika sebagian media terkontaminasi oleh bakteri sulit dipisahkan dari
media yang lain, dan bahan pada media yang terurai masih terlalu basah
sehingga media mudah busuk, maka untuk menunjang produktivitas jamur
merang menggunakan keranjang. Penanaman jamur merang pada keranjang
mempunyai keunggulan yaitu lebih praktis karena dapat dengan mudah dipindah
sewaktu-waktu, bersih, dan mudah dalam perawatan. Menurut penelitian Hakiki
(2013), penambahan tongkol jagung memiliki pengaruh terhadap kualitas fisik
10,6 9,3
12,3
7,4
5,3 4,4 4,7
3,3 2,6 2,2
0
2
4
6
8
10
12
14
KT0 KT1 KT2 KT3 KT4 BT0 BT1 BT2 BT3 BT4
Keranjang
Baglog
7
jamur yang lebih baik daripada kayu sengon sebagai media tanam. Apabila
dicampur dengan kayu sengon menunjukkan kualitas fisik lebih unggul yaitu
berat basah 159,65 gram dan jumlah badan buah 18,67. Jumlah badan buah
jamur yang tumbuh pada media yang menggunakan campuran tongkol jagung
250g, jerami 250g penanaman dalam keranjang hasilnya lebih baik. Karena
kedua media yang digunakan lebih banyak mengandung selulosa. Jerami padi
mengandung 30-45% selulosa, 20-25% hemiselulosa, 15-20% lignin, dan silika
(Agency, 2011). Perbedaan jumlah tubuh buah dipengaruhi oleh ketersediaan
makanan, lingkungan tumbuh, dan persaingan makanan. Penambahan tongkol
jagung terlalu banyak dapat mengurangi jumlah tubuh buah jamur, hal ini dapat
dilihat pada perlakuan T4 pada media campuran tongkol jagung 500 g, tanpa
jerami padi.
Jumlah tubuh buah jamur merang paling rendah pada perlakuan BT4
(tongkol jagung 500g, tanpa jerami, penanaman dalam baglog) yaitu rata-rata 2,2
buah. Penanaman dengan media baglog ini yang menyebabkan jumlah tubuh
buah jamur tidak banyak karena sempitnya media tanam. Berdasarkan penelitian
Thiribhuvanamala (2012), hasil signifikan dari produktivitas jamur merang
dengan penanaman secara melingkar (diameter 45cm dan tinggi 30 cm). Selain
itu terlalu banyak penambahan tongkol jagung yang digunakan memberikan efek
kurang baik bagi jumlah tubuh buah jamur. Media paling baik yaitu jerami padi,
karena jerami padi mengandung selulosa yang baik untuk pertumbuhan dan
budidaya jamur (Suharjo, 2010). Jerami mampu menyerap dan menahan air
karena memiliki struktur rongga dan bersifat spons, sehingga lebih mampu
menjaga kelembaban media. Sedangkan tongkol jagung yang memiliki struktur
keras sehingga sulit menyerap air dan tidak dapat mempertahankan kelembaban,
serta memerlukan waktu yang lama untuk mendekomposisinya.
8
2. Berat tubuh buah
Grafik 4.2 Perbandingan Total Rata-rata Berat Tubuh Buah Jamur Pada Setiap Perlakuan
Berdasarkan tabel dan grafik diperoleh hasil berat tubuh buah terbaik
pada perlakuan KT2 (campuran tongkol jagung 250g, jerami 250g penanaman
dalam keranjang) yaitu 205,5 g, hal ini dikarenakan tongkol jagung dan jerami
padi mengandung lignoselulosa yang baik digunakan sebagai bahan baku untuk
budidaya jamur. Jerami padi yang mengadung 30-45% selulosa, 20-25%
hemiselulosa, 15-20% lignin, dan silika (Agency, 2011). Berdasarkan penelitian
Ichsan (2011), media terbaik terdapat pada jerami padi konsentrasi pupuk
biogreen berpengaruh nyata terhadap berat badan buah dan jumlah badan buah
jamur merang. Akan tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap panjang badan
buah dan diameter badan buah. Selain itu media jerami padi yang berongga
bersifat seperti spon mempunyai kemampuan menahan air lebih tinggi sehingga
mampu menjaga kelembaban media. Sedangkan tongkol jagung mengandung
41% selulosa, 36% hemiselulosa, 6% lignin, dan silika (Wahyuni, 2011).
Menurut penelitian Ardiansyah (2010), penambahan tongkol jagung sebagai
media pertumbuhan jamur tiram putih menghasilkan bobot segar badan buah
paling tinggi yaitu 177,968 gram selama 3 kali panen.
0
50
100
150
200
250
KT0 KT1 KT2 KT3 KT4 BT0 BT1 BT2 BT3 BT4
195,5 186,7
205,5
147,8
121,1
97,8 96,6
71,1
48,9 37,7
Keranjang
Baglog
9
Penambahan tongkol jagung dan jerami padi yang mengandung
lignoselulosa serta memiliki kelembaban yang baik menyebabkan peningkatan
berat tubuh buah jamur. Menurut Saputra (2016), kelembaban merupakan faktor
yang paling berpengaruh dalam pertumbuhan miselium menjadi tubuh buah.
Untuk produksi optimum jamur merang adalah 65%. Sedangkan untuk
perkembangan miselium adalah 87-90%. Jika kelembaban terlalu tinggi (95-
100%) menyebabkan jamur merang mudah busuk, berwarna kecoklatan, dan
layu. Jika kelembaban terlalu rendah (kurang dari 80%) mengakibatkan tubuh
buah mengecil, tangkai bunganya panjang dan kurus, serta payung jamur mudah
terbuka.
-
C pertumbuhan jamur kerdil. Jamur
membutuhkan oksigen untuk pertumbuhan dan produksi tubuh buahnya. Adanya
konsentrasi karbondioksida dalam kumbung akan menghambat produksi jamur
merang. Jika kadar karbondioksida didalam kumbung mencapai 5% tubuh buah
jamur tidak dapat terbentuk secara sempurna. Jamur merang memerlukan cahaya
matahari secara tidak langsung agar pertumbuhannya tetap optimal. Cahaya
tidak langsung dibutuhkan untuk memicu pembentukan tubuh buah dan untuk
menstimulasi pemecahan spora. Sehingga model penanaman dengan campuran
tongkol jagung 250g, jerami padi 250g penanaman dalam keranjang akan lebih
baik dalam memperoleh berat yang paling tinggi.
Berat tubuh buah jamur merang paling rendah pada perlakuan BT4
(tongkol jagung 500 g, tanpa jerami, penanaman dalam baglog) yaitu 37,7 g.
Penanaman dengan media baglog menyebabkan berat tubuh buah jamur tidak
banyak, karena sempitnya media tanam menyebabkan aktifitas oksigen kurang
baik, sehingga berat tubuh buah berkurang. Menurut Trubus (2012), oksigen
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan produksi tubuh buah. Apabila kekurangan
oksigen maka pertumbuhan tubuh buah terhambat, payung mengecil sehingga
mudah terbuka dan pecah. Berdasarkan penelitian Setyorini (2013), bahwa ada
pengaruh produktivitas jamur merang yang ditanam dalam baglog pada media
10
sabut kelapa perlakuan 75%. Selain itu terlalu banyak tongkol jagung yang
digunakan memberikan efek yang kurang baik bagi berat tubuh buah jamur,
sehingga kurang baik untuk pertumbuhan jamur.
4. SIMPULAN
Penambahan tongkol jagung yang berbeda berpengaruh terhadap jumlah
tubuh buah dan berat tubuh buah jamur merang. Produktivitas jamur merang
perlakuan terbaik adalah campuran tongkol jagung 250g, jerami 250g
penanaman dalam keranjang yaitu jumlah tubuh buah rata-rata 12,3 buah dan
berat tubuh buah 205,5 g.
DAFTAR PUSTAKA
Agency, N.L. 2013. Rice Strow and Wheat Straw. Netherlands: NL Agency Ministry
of Economic Affairs.
Agriflo. 2012. Info Lengkap dan Kiat Sukses. Agribisnis. Jakarta: PT Niaga
Swadaya.
Alex, M.S. 2011. Meraih Sukses dengan Budidaya Jamur Tiram, Jamur Merang dan
Jamur Kuping. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Ardiansyah. 2010. Pemanfaatan Tongkol Jagung Sebagai Media Pertumbuhan Jamur
Tiram Putih (Pleurotus ostreatus). Undergraduate Tesis. Yogyakarta: UKDW.
Arif, E.A, dkk. 2014. Pertumbuhan dan Produktivitas Jamur Tiram Putih (Pleurotus
ostreatus) Pada Media Campuran Serbuk Tongkol Jagung dan Ampas Tebu. Jurnal
Lentera Bio. Vol 3(3):255-260.
Asegap, Muad.2011. Jamur Tiram, Jamur Merang dan Jamur Kuping. Jakarta: PT
Agromedia Pustaka.
Ayunin, A.Q, dkk. 2016. Pengaruh Tongkol JAgung Sebagai Media Pertumbuhan
Alternatif Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Terhadap Aktivitas
Antimikroba. Jurnal Sains dan Seni. Vol 5(1):2337-3520.
Ernawati, D, dkk. 2016. Pengaruh Penambahan Leri dan Eceng Gondok, Klaras,
Serta Kardus Terhadap Produktivitas Jamur Merang (Volvariella volvaceae) pada
Media Baglog. Jurnal Bioeksperimen. Vol 2(2): 131-139.
Gunawan, W.A. 2008. Usaha Pembibitan Jamur. Jakarta: Penebar Swadaya.
11
Hakiki, Aqidah, dkk. 2013. Pengaruh Tongkol Jagung Sebagai Media Pertumbuhan
Terhadap Kualitas Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus). Jurnal Sains dan Seni Pomits.
Vol 1(1): 1-4.
Ichsan, C. N, dkk. 2011. Karakteristik Pertumbuhan dan Hasil Jamur Merang
(Volvariella volvaceae) pada Media Tanam dan Konsentrasi Pupuk Biogreen yang
Berbeda. Jurnal Floratex. Vol:6. Hal: 172-130.
Mayun, I.A. 2007.Pertumbuhan Jamur Merang (Volvariella volvaceae) Pada
Berbagai Media Tumbuh. Jurnal Agritop. Vol 26 (3): 124-128.
Parjimo, H dan Andoko.2007. Budidaya Jamur: Jamur Kuping, Jamur Tiram, dan
Jamur Merang. Jakarta: PT Agromedia Pustaka.
Sani, Berlin. 2016. Asyiknya Budidaya Jamur Diperkotaan (Udara Panas) Mudah
dan Praktis. Jakarta: Kata Pena.
Saputra, Wanda. 2016. Budidaya Jamur Merang. Jakarta: PT Agromedia Pustaka.
Setyorini, Anggita Utomo. 2013. Pengaruh Penambahan Limbah Ampas Tebu dan
Serabut Kelapa Terhadap Produktivitas Jamur Merang (Volvariella volvaceae).
(Skripsi S-1 Progdi Biologi). Surakarta: FKIP Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Sinaga, M.S. 2011. Budidaya Jamur Merang. Jakarta: Penebar Swadaya.
Suharjo, Enjo. 2010. Bertanam Jamur Merang diMedia Kardus, Limbah Kapas dan
Limbah Pertanian. Jakarta: PT Agromedia Pustaka .
T v G v 2 12 “I ov T q o E T
Yield of Paddy Straw Mushroom (Volvariella volvaceae) for Commercial
v o ” Academic Journals. Vol 11 (64): 12740-12748.
Tjitrosoepomo, G. 2011. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Wahyuni, Sri. 2011. Menghasilkan Biogas dan Aneka Limbah. Jakarta: PT
Agromedia.
Yuliawati, Tetty. 2016. Pasti Untung dari Budidaya Jamur. Jakarta: PT. Agromedia
Pustaka.