print protein.docx

6
Metode metode uji kadar protein Metode Lowry Ada beberapa metode yang biasa digunakan dalam rangka penentuan konsentrasi preotein, yaitu metode Biuret, Lowry, dan lain sebagainya. Masing-masing metode mempunyai kekurangan dan kelebihan. Pemilihan metode yang terbaik dan tepat untuk suatu pengukuran bergantung pada beberapa faktor seperti misalnya, banyaknya material atau sampel yang tersedia, waktu yang tersedia untuk melakukan pengukuran, alat spektrofotometri yang tersedia (VIS atau UV). Reagen pendeteksi gugus-gugus fenolik seperti reagen folin dan ciocalteu telah digunakan dalam penentuan konsentrasi protein oleh Lowry (1951) yang kemudian dikenal dengan metode Lowry. Dalam bentuk yang paling sederhana reagen folin ciocalteu apat mendeteksi residu tirosin (dalam protein) karena kandungan fenolik dalam residu tersebut mampu mereduksi fosfotungsat dan fosfomolibdat, yang merupakan konstituen utama reagen folin ciocalteu, menjadi tungsten dan molibdenum yang berwarna biru. Hasil reduksi ini menunjukkan puncak absorbsi yang lebar pada daerah merah. Sensitifitas dari metode folin ciocalteu ini mengalami perbaikan yang cukup signifikan apabila digabung dengan ion-ion Cu. Larutan Lowry ada dua macam yaitu larutan A yang terdiri dari fosfotungstat-fosfomolibdad (1:1) dan larutan Lowry B yang terdiri dari Na-carbonat 2% dalam NaOH 0,1 N, kupri sulfat dan Na-K-tartat 2%. Cara penentuannya seperti berikut: 1 ml larutan protein ditambah 5 ml Lowry B, digojong dan dibiarkan selama 10 menit. Kemudian ditambah 0,5 ml Lowry A digojong dan dibiarkan 20 menit. Selanjutnya diamati OD-nya. Dalam metode ini terlibat 2 reaksi. Awalnya, kompleks Cu(II)-protein akan terbentuk sebagaimana metode biuret, yang dalam suasana alkalis Cu(II) akan tereduksi menjadi Cu(I). Ion Cu+ kemudian akan mereduksi reagen Folin-Ciocalteu, kompleks phosphomolibdat phosphotungstat (phosphomolybdotungstate), menghasilkan heteropoly molybdenum blue akibat reaksi oksidasi gugus aromatik (rantai samping asam amino) terkatalis Cu, yang memberikan warna biru intensif yang dapat dideteksi secara kolorimetri. Metode Lowry mengkombinasikan pereaksi biuret dengan pereaksi lain (Folin-Ciocalteauphenol) yang bereaksi dengan residu tyrosine dan

Upload: erica-rodgers

Post on 18-Dec-2015

234 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Metode metode uji kadar protein

Metode LowryAda beberapa metode yang biasa digunakan dalam rangka penentuan konsentrasi preotein, yaitu metode Biuret, Lowry, dan lain sebagainya. Masing-masing metode mempunyai kekurangan dan kelebihan. Pemilihan metode yang terbaik dan tepat untuk suatu pengukuran bergantung pada beberapa faktor seperti misalnya, banyaknya material atau sampel yang tersedia, waktu yang tersedia untuk melakukan pengukuran, alat spektrofotometri yang tersedia (VIS atau UV).Reagen pendeteksi gugus-gugus fenolik seperti reagen folin dan ciocalteu telah digunakan dalam penentuan konsentrasi protein oleh Lowry (1951) yang kemudian dikenal dengan metode Lowry. Dalam bentuk yang paling sederhana reagen folin ciocalteu apat mendeteksi residu tirosin (dalam protein) karena kandungan fenolik dalam residu tersebut mampu mereduksi fosfotungsat dan fosfomolibdat, yang merupakan konstituen utama reagen folin ciocalteu, menjadi tungsten dan molibdenum yang berwarna biru. Hasil reduksi ini menunjukkan puncak absorbsi yang lebar pada daerah merah. Sensitifitas dari metode folin ciocalteu ini mengalami perbaikan yang cukup signifikan apabila digabung dengan ion-ion Cu.Larutan Lowry ada dua macam yaitu larutan A yang terdiri dari fosfotungstat-fosfomolibdad (1:1) dan larutan Lowry B yang terdiri dari Na-carbonat 2% dalam NaOH 0,1 N, kupri sulfat dan Na-K-tartat 2%. Cara penentuannya seperti berikut: 1 ml larutan protein ditambah 5 ml Lowry B, digojong dan dibiarkan selama 10 menit. Kemudian ditambah 0,5 ml Lowry A digojong dan dibiarkan 20 menit. Selanjutnya diamati OD-nya.Dalam metode ini terlibat 2 reaksi. Awalnya, kompleks Cu(II)-protein akan terbentuk sebagaimana metode biuret, yang dalam suasana alkalis Cu(II) akan tereduksi menjadi Cu(I). Ion Cu+ kemudian akan mereduksi reagen Folin-Ciocalteu, kompleks phosphomolibdat phosphotungstat (phosphomolybdotungstate), menghasilkan heteropoly molybdenum blue akibat reaksi oksidasi gugus aromatik (rantai samping asam amino) terkatalis Cu, yang memberikan warna biru intensif yang dapat dideteksi secara kolorimetri.Metode Lowry mengkombinasikan pereaksi biuret dengan pereaksi lain (Folin-Ciocalteauphenol) yang bereaksi dengan residu tyrosine dan tryptophan dalam protein. Reaksi ini menghasilkan warna kebiruan yang bisa dibaca di antara 500 750 nm, tergantung sensitivitas yang dibutuhkan. Akan muncul puncak kecil di sekitar 500 nm yang dapat digunakan untuk menentukan protein dengan konsentrasi tinggi dan sebuah puncak besar disekitar 750 nm yang dapat digunakan untuk menentukan kadar protein dengan konsentrasi rendah.Berawal dari pemanfaatan alat spektrofotometer yaitu untuk mengukur jumlah penyerapan zat suatu senyawa. Penyerapan cahaya pada senyawa larutan tersebut, dalam spektrofotometri dapat digunakan sebagai dasar atau pedoman dalam penentuan konsentrasi larutan atau senyawa secara kuantitatif. Dalam pratikum ini penggunaan KMnO4bertujuan untuk memudahkan dalam pengenalan dan latihan awal spektrofotometri. Kekuatan warna biru terutama bergantung pada kandungan residu tryptophan dan tyrosine-nya. Keuntungan metode Lowry adalah lebih sensitif (100 kali) daripada metode BiuretBeberapa zat yang bisa mengganggu penetapan kadar protein dengan metode Lowry ini, diantaranya buffer, asam nuklet, gula atau karbohidrat, deterjen, gliserol, Tricine, EDTA, Tris, senyawa-senyawa kalium, sulfhidril, disulfida, fenolat, asam urat, guanin, xanthine, magnesium, dan kalsium. Interferensi agen-agen ini dapat diminimalkan dengan menghilangkan interferens tersebut. Sangat dianjurkan untuk menggunakan blanko untuk mengkoreksi absorbansi. Interferensi yang disebabkan oleh deterjen, sukrosa dan EDTA dapat dieliminasi dengan penambahan SDS atau melakukan preparasi sampel dengan pengendapan protein.

2.SpektrofotometriSpektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombamg spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektorfototube(Yoky, 2009).Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Sedangkan pengukuran menggunakan spektrofotometer ini, metoda yang digunakan sering disebut dengan spektrofotometri. Spektrofotometer dapat mengukur serapan di daerah tampak, UV (200-380 nm) maupun IR (> 750 nm) dan menggunakan sumber sinar yang berbeda pada masing-masing daerah (sinar tampak, UV, IR).Monokromatorpada spektrofotometer menggunakan kisi atau prisma yang daya resolusinya lebih baik sedangkandetektornyamenggunakan tabung penggandaan foton atau fototube (Yoky, 2009).Komponen utama dari spektrofotometer, yaitu sumber cahaya, pengatur Intensitas, monokromator, kuvet, detektor, penguat (amplifier), dan indikator.Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombangdan dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda (Yoky, 2009).

3. Uji BiuretReagen biuret berfungsi untuk menguji kandungan protein dalam suatu zat (makanan) > apabila setelah ditetesi biuret, makanan/ sari makanan yang mengandung protein akan berubah menjadi berwarna ungu.

Uji ini didasarkan pada reaksi pembentukan kompleks Cu2+ dengan gugus -CO dan -NH dari rantai peptida dalam suasana basa.Hasil positifnya akan membentuk warna ungu.Uji Biuretadalah uji umum untuk protein(ikatan peptida), tetapi tidak dapat menunjukkan asam amino bebas. Zat yang akan diselidiki mula-mula ditetesi larutan NaOH, kemudian ditetesi larutan tembaga(II)sulfat yang encer. Jika terbentuk warna ungu berarti zat itu mengandung protein.

https://himka1polban.com/laporan/kimia-pangan/metode-penentuan-kadar-protein/

Protein1. Klasifikasi ProteinCiri khusus protein adalah adanya kandungan Nitrogen. Berdasarkan bentuknya, protein dapat diklasifikasikan dalam tiga bagian, yaitu : protein berbentuk bulat, serat dan gabungan keduanya.Berdasarkan kekomplekskan strukturnya, protein dibagi menjadi : protein sederhana, yaitu protein yang apabila mengalami hidrolisis akan menghasilkan hanya asam-asam amino atau derivatnya, contohnya adalah : albumin, globulin, glutelin, albuminoid dan protamin, protein gabungan, yaitu protein sederhana yang bergabung dengan radikal protein, contohnya adalah : nukleoprotein (protein bergabung dengan asam nukleat), glikoprotein (protein bergabung dengan zat yang mengandung gugusan karbohidrat seperti mucin), fosfoprotein (protein bergabung dengan zat yang mengandung fosfor seperti kasein), hemoglobin (protein bergabung dengan zat-zat sejenis hematin seperti hemoglobin) dan lesitoprotein (protein bergabung dengan lesitin, seperti jaringan fibrinogen) dan protein asal, adalah protein yang terdegradasi yang meliputi protein primer (misal : protean) dan protein sekunder (misal : proteosa, pepton dan peptida).Fungsi protein meliputi : struktur penting untuk jaringan urat daging, tenunan pengikat, kolagen, rambut sebagai komponen protein darah, albumin dan globulin yang dapat membantu mempertahankan sifat homeostatis dan mengatur tekanan osmosis, terlibat dalam proses pembekuan darah sebagai komponen fibrinogen, tromboplastin, membawa oksigen ke sel dalam bentuk sebagai hemoglobin, Sebagai komponen lipoprotein yang berfungsi mentransportasi vitamin yang larut dalam lemak dan metabolit lemak yang lain, sebagai komponen enzim yang bertugas mempercepat reaksi kimia dalam sistem metabolisme dan sebagai nukleoprotein, glikoprotein dan vitellin.1. Sumber proteinKualifikasi protein berdasarkan sumbernya, telah kita ketahui protein hewani dan nabati. Sumber protein hewani dapat berbentuk daging, susu dan telur. Ikan, kerang-kerangan dan jenis udang merupakan kelompok sumber protein yang baik, karena mengandung sedikit lemak.1. Penentuan protein dalam bahan makananPenentuan protein di dalam makanan sebaiknya berdasarkan kuantitas dan kualitasnya. Kuantitas protein ditentukan melalui penentuan nitrogen total(N), dengan metodadestrusi menurut KYELDAHL. Karena kadar N rata-rata di dalam protein adalah 16%, maka protein yang dihasilkan adalah 100/16 x berat makanan. Faktor 6,25 ini disebut faktor konversi nitrogen menjadi protein. Dalam analisa bahan makanan yang lebih teliti, dipergunakan faktor konversi lain untuk berbagai jenis bahan makanan.TABEL 2. NILAI KONVERSI BERBAGAI BAHAN MAKANAN UNTUK MENGUBAH TOTAL NITROGEN MENJADI TOTAL PROTEINBeras 5,95 Kacang tanah 5,46Tepung gandum 5,7 Kacang kedele 5,71Gandum, biji utuh 5,83 Kelapa 5,30Kenari 5,18 Biji labu 5,40Mentega 6,38 Susu 6,38TABEL 3. KADAR PROTEIN BEBERAPA BAHAN MAKANANBahan makanan Proteing% Bahan makanan Proteing%Daging 18,8 Kacang kedele 34,9Kandungan Gizi dalam Bandeng,

Nutrisi dan Kalori Kadar air (gram per 100g) 70,85Kandungan kalori Makanan (kkal per 100g/3.5oz) 148Kadar protein (gram per 100g) 20,53Kadar lemak (lipid) (gram per 100g) 6,73Kadar abu (gram per 100g) 1.14Karbohidrat konten (gram per 100g) 0Dietary Fiber konten (gram per 100g) 0Kadar gula (gram per 100g) N / A

Mineral Nutrisi dalam Bandeng

Kalsium (Ca) content (mg per 100g) 51Besi (Fe) (mg per 100g) 0,32Magnesium (Mg) konten (mg per 100g) 30Fosfor (P) content (mg per 100g) 162Kalium (K) konten (mg per 100g) 292Natrium (Na) kadar (mg per 100g) 72Seng (Zn) (mg per 100g) 0,82Tembaga (Cu) kadar (mg per 100g) 0,034Mangan (Mn) (mg per 100g) 0.02Selenium (Se) content ( per 100g) 12,6Vitamin Nutrisi dalam Bandeng

Vitamin C (Ascorbic Acid) kadar (mg per 100g) 0Konten thiamin (vitamin B-1) (mg per 100g) 0,013Riboflavin konten (vitamin B-2) (mg per 100g) 0,054Konten Niacin (vitamin B-3) (mg per 100g) 6,44Asam pantotenat konten (vitamin B-5) (mg per 100g) 0,75Vitamin B-6 konten (mg per 100g) 0,423Folat konten (mg per 100g) 16Asam Folat konten (mg per 100g) 0Makanan konten Folat (mg per 100g) 16Folat konten (DFE per 100g) 16Vitamin B-12